Sandipurwo Paper Pembangkit Listrik Non Fosil

Embed Size (px)

DESCRIPTION

teknik tenaga listrik

Citation preview

  • AKADEMIK PAPER

    Pembangkit Listrik Non Fosil

    Dosen Pengampu: Wisnu Broto, ST. MT

    Disusun Oleh : Sandi Purwo Krisnandri Widigdo

    4313216209

    TEKNIK MESIN

    FAKULTAS TEKNIK MESIN

    UNIVERSITAS PANCASILA JAKARTA

    2015

  • AKADEMIK PAPER

    Pembangkit Listrik Non Fosil

    Sandi Purwo Krisnandri Widigdo

    Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Pancasila

    Abstraks

    Pembangkit tenaga listrik non fosil adalah pembangkit tenaga listrik yang menggunakan

    energi terbarukan. Sumber daya non fosil dapat diperbaharui dan apabila dikelola dengan baik

    maka sumber dayanya tidak akan habis.

    Jenis energi terbarukan meliputi Panas bumi, Mikrohidro, Tenaga Surya, Tenaga

    Gelombang, Tenaga Angin, dan Biomasa. Energi ini memberi masa depan bagi pembangkit

    tenaga listrik.

    Penggunaan energi terbarukan dapat mengatasi masalah ketersediaan bahan bakar fosil

    yang semakin lama semakin berkurang dan pasti akan habis. Dari hasil penelitian yang dilakukan

    pada tenaga angin, tenaga surya, dan tenaga mikrohidro menunjukkan bahwa sumber energi ini

    sangat layak diandalkan untuk menjadi pengganti energi dari bahan bakar fosil yang tidak

    terbarukan. Sumber energi terbarukan tersebut tersedia lebih melimpah dan lebih ramah

    lingkungan dibandingkan energi dari bahan bakar fosil.

  • I. Pendahuluan

    Beberapa tahun terakhir ini energi merupakan persoalan yang krusial didunia.

    Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi penduduk dan

    menipisnya sumber cadangan minyak dunia serta permasalahan emisi dari bahan bakar fosil

    memberikan tekanan kepada setiap negara untuk segera memproduksi dan menggunakan energi

    terbaharukan.

    Sebagian besar pembangkit tenaga listrik saat ini masih mengandalkan energi dari bahan

    bakar fosil untuk membangkitkan tenaga listrik. Cadangan bahan bakar fosil di dunia yang

    semakin lama semakin menipis menimbulkan kekhawatiran terhadap keberlangsungan proses

    pembangkitan tenaga listrik. Bahan bakar fosil tidak dapat terus-menerus diandalkan untuk

    membangkitkan tenaga listrik.

    Energi dari bahan bakar fosil tidak dapat diperbaharui dan pasti akan habis jika terus-

    menerus digunakan. Sebelum bahan bakar fosil habis, sektor energi terbarukan harus

    dikembangkan untuk cukup menggantikan batubara dan minyak bumi. Ini hanya dapat dilakukan

    jika kemajuan teknologi energi terbarukan berlanjut di tahun-tahun mendatang. Kegagalan

    pengembangkan teknologi energi terbarukan akan membahayakan keamanan energi masa

    depan kita, dan ini harus dihindari oleh dunia.

    Negara kita berada dijalur garis khatulistiwa yang diberkahi sinar matahari sepanjang

    tahun. Negeri ini juga memiliki potensi angin melimpah karena memiliki garis pantai yang sangat

    panjang. Belum lagi jajaran gunung berapi yang menyediakan potensi panas bumi yang besar.

    Selain itu ada juga potensi arus yang deras hampir sepanjang tahun.Banyak sekali energi

    terbarukan yang ada di Negara kita. Oleh karena itu sangat perlu bagi kita untuk segera meneliti

    dan mengembangkan potensi energi terbarukan yang ada.

  • II. Landasan Teori

    2.1. Pembangkit Listrik

    Pembangkit listrik adalah bagian dari alat industri yang dipakai untuk memproduksi

    dan membangkitkan tenaga listrik dari berbagai sumber energi.

    Sumber energi yang digunakan pada pembangkit listrik meliputi :

    1. Energi yang berasal dari fosil

    Energi yang berasal dari fosil adalah energi yang kesediaan sumbernya di alam

    terbatas, sumber energi yang berasal dari fosil adalah batu bara, minyak bumi, dan

    gas alam.

    2. Energi terbarukan

    Konsep energi terbarukan mulai dikenal pada tahun 1970-an, sebagai upaya untuk

    mengimbangi pengembangan energi berbahan bakar nuklir dan fosil. Definisi paling

    umum adalah sumber energi yang dapat dengan cepat dipulihkan kembali secara

    alami, dan prosesnya berkelanjutan. Dengan definisi ini, maka bahan bakar nuklir

    dan fosil tidak termasuk di dalamnya. (wikipedia)

    2.2. Sumber Energi Terbarukan

    Energi adalah kemampuan melakukan kerja. Disebut demikian karena

    setiapkerja yang dilakukan sekecil apapun dan seringan apapun tetap

    membutuhkan energi. Menurut KBBI energi didefiniskan sebagai daya atau kekuatan

    yang diperlukan untuk melakukan berbagai proses kegiatan. Energi merupakan bagian

    dari suatu benda tetapitidak terikat pada benda tersebut. Energi bersifat fleksibel artinya

    dapat berpindah dan berubah.

    Energi terbarukan adalah adalah energi yang berasal dari proses alam

    yang berkelanjutan, beberapa energi terbarukan yang akan dibahas disini meliputi :

    1. Energi Surya

    Energi surya adalah energi yang dikumpulkan secara langsung dari

    cahaya matahari. Tentu saja matahari tidak memberikan energi yang konstan untuk

    setiap titik di bumi, sehingga penggunaannya terbatas. Sel surya sering digunakan

    untuk mengisi daya baterai, di siang hari dan daya dari baterai tersebut digunakan di

    malam hari ketika cahaya matahari tidak tersedia. Tenaga surya dapat digunakan

    untuk:

    http://id.wikipedia.org/wiki/Nuklirhttp://id.wikipedia.org/wiki/Fosilhttp://id.wikipedia.org/wiki/Mataharihttp://id.wikipedia.org/wiki/Baterai
  • Menghasilkan listrik menggunakan sel surya

    Menghasilkan listrik Menggunakan menara surya

    Memanaskan gedung secara langsung

    Memanaskan gedung melalui pompa panas

    Memanaskan makanan Menggunakan oven surya

    2. Tenaga Angin

    Perbedaan temperatur di dua tempat yang berbeda menghasilkan tekanan

    udara yang berbeda, sehingga menghasilkan angin. Angin adalah gerakan materi

    (udara) dan telah diketahui sejak lama mampu menggerakkan turbin. Turbin angin

    dimanfaatkan untuk menghasilkan energi kinetik maupun energi listrik. Energi yang

    tersedia dari angin adalah fungsi dari kecepatan angin; ketika kecepatan angin

    meningkat, maka energi keluarannya juga meningkat hingga ke batas maksimum

    energi yang mampu dihasilkan turbin tersebut[5]. Wilayah dengan angin yang lebih

    kuat dan konstan seperti lepas pantai dan dataran tinggi, biasanya diutamakan untuk

    dibangun "ladang angin".

    3. Tenaga Air

    Energi air digunakan karena memiliki massa dan mampu mengalir. Air

    memiliki massa jenis 800 kali dibandingkan udara. Bahkan gerakan air yang lambat

    mampu diubah ke dalam bentuk energi lain. Turbin air didesain untuk mendapatkan

    energi dari berbagai jenis reservoir, yang diperhitungkan dari jumlah massa air,

    ketinggian, hingga kecepatan air. Energi air dimanfaatkan dalam bentuk:

    Bendungan pembangkit listrik. Yang terbesar adalah Three Gorges dam di China.

    Mikrohidro yang dibangun untuk membangkitkan listrik hingga skala 100 kilowatt.

    Umumnya dipakai di daerah terpencil yang memiliki banyak sumber air.

    Run-of-the-river yang dibangun dengan memanfaatkan energi kinetik dari aliran air

    tanpa membutuhkan reservoir air yang besar.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_suryahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Menara_surya&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pompa_panas&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Oven_surya&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan_udarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan_udarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Anginhttp://id.wikipedia.org/wiki/Turbin_anginhttp://id.wikipedia.org/wiki/Energi_terbarukan#cite_note-5http://id.wikipedia.org/wiki/Ladang_anginhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Three_Gorges_dam&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Chinahttp://id.wikipedia.org/wiki/Mikrohidro
  • III. Pembahasan

    3.1. Penelitian Sumber Energi Terbarukan

    Mengingat pentingnya energi pada pembangkitan tenaga listrik. Penggunaan

    energi terbarukan mulai diteliti dan dikembangkan. Berikut ini akan diibahas beberapa

    aplikasi energi terbarukan untuk pembangkitan listrik yang diteliti dan dikembangkan oleh

    Bono (2012), Musviratu Alvita, dkk (2013), Asri (2014), Arif Gunawan, dkk (2014), Asnal

    Effendi (2012), dan Hendry Eko Hardianto, Reza Satria Rinaldi (2012).

    1. Jurnal Kaji Eksperimen Turbin Angin Poros Horizonyal Tipe Kerucut

    Terpancung Dengan Variasi Sudut Sudu Untuk Pembangkit Listrik Tenaga

    Angin

    Penelitian ini dilakukan oleh Bono (2012). Tujuan penelitian ini adalah

    untuk mengkaji Turbin Angin poros horisontal tipe Kerucut Terpancung dengan

    variasi sudut sudu untuk pembangkit listrik tenaga angin. Turbin yang diuji memiliki

    diameter runner terbesar D1=60 cm,dan diameter runner terkecil D2=20 cm, tinggi

    kerucut terpancung H=35 cm, jumlah sudu Z=10 buah, dan variasi sudut sudu.

    Penelitian ini diawali dengan membuat Turbin Angin poros horisontal tipe

    Kerucut Terpancung dengan variasi sudut sudu yang terdiri dari runner, dan poros

    turbin. Runner turbin terdiri dari piringan bentuk kerucut terpancung dan sudu yang

    dapat diatur sudutnya. Instalasi pengujian terdiri dari komponen utama blower, turbin

    angin, Generator listrik atau dinamometer turbin, yang dilengkapi alat ukur pengujian

    meliputi anemometer, tachometer, termometer, Volt meter, Ampere meter dan neraca

    pegas. Pengujian yang dilakukan meliputi uji karakteristik turbin, dimana sudut sudu

    divariasikan mulai dari sudut 150. Sampai dengan 600. Parameter yang diukur dalam

    pengujian adalah kecepatan aliran angin, putaran dan torsi poros turbin. Parameter

    yang ditentukan dan merupakan variabel dalam penelitian ini adalah sudut sudu,

    yaitu 150, 300, 450, 600. Beban turbin divariasikan dan setiap variasi dilakukan

    pencatatan terhadap parameter-parameter diatas.

    Hasil penelitian terhadap masing-masing sudut sudu turbin pada berbagai

    kecepatan angin menunjukkan bahwa pada sudut sudu sebesar 300 menghasilkan

    daya mekanik terbesar dibandingkan dengan sudut sudu 150, 450,dan 600.

    Sedangkan efisiensi total maksimum sebesar 20,75% dicapai pada sudut sudu 300

    dan kecepatan angin 5 m/s.serta pada putaran 136,7 rpm.

  • 2. Jurnal Perancangan dan Simulasi Chopper Buck Boost pada Aplikasi

    Pembangkit Listrik Tenaga Angin

    Penelitian ini dilakukan oleh Musviratu Alvita, Syahrial, dan Siti Saodah

    (2013) Pada penelitian ini dilakukan perancangan dan simulasi sebuah sistem

    pembangkit listrik tenaga angin dengan spesifikasi ketinggian tower 30 m, radius

    blade 6 m, dan densitas udara 1,23 kg/m3, menggunakan generator sinkron 3 fasa

    8,5 kW. Tegangan line to line keluaran generator disearahkan dengan rectifier bridge

    6 pulsa, kemudian tegangan dc diregulasi dengan chopper buck-boost sehingga

    menghasilkan tegangan konstan yang diinginkan. Rentang input konverter adalah 50

    V-100V. Kecepatan angin nominal yang digunakan adalah 5,113 m/s. Pada

    kecepatan angin tersebut, tegangan line to line keluaran generator adalah 80 V,

    tegangan dc 132,4 V, duty cycle buck 78%, duty cycle boost 0%. Pada kondisi ini,

    konverter berfungsi sebagai chopper buck. Sedangkan keluaran chopper buck boost

    adalah 102,3 V dari tegangan konstan yang diinginkan 100 V.

    3. Jurnal Kapasitas Daya Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro di Alue Dua

    Aceh Utara

    Penelitian ini dilakukan oleh Asri (2014). Tujuan yang ingin dicapai yaitu

    mendapatkan pembangkitan daya listrik yang sesuai terhadap kondisi musim hujan

    dan kemarau. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

    pengukuran dan pengujian putaran generator terhadap bukaan valve secara manual.

    Langkah pengujian yang dilakukan dengan memutar bukaan valve step by

    step dari 0% sampai 100%. Kemudian diukur putaran turbin dengan menggunakan

    thaco meter.

    Hasil yang didapat yaitu kapasitas daya generator sebesar 40 kVA pada

    musim hujan dengan bukaan valve 100% karena sumber energi air mencukupi.

    Kapasitas daya generator sebesar 12 kVA pada musim kemarau dengan bukaan

    valve 30% karena sumber energy air tidak mencukupi, jika vent valve dibuka 100%

    maka dalam 12 menit sumber air dibak penenang sudah habis.

    4. Jurnal Pemantauan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH)

    Penelitian ini dilakukan oleh Arif Gunawan, Arisco Oktafeni, dan Wahyuni

  • Khabzli (2013). Pada penelitian ini diibuan rancangan sistem pemantauan PLTMH.

    PLTMH yang dipantau menggunakan kincir air yang terbuat dari plat sepeda yang

    dipasangi pipa paralon untuk penampung air jatuh sebagai penggerak kincir. Putaran

    dari kincir akan membangkitkan listrik dari generator yang satu sama lain terhubung

    dengan pulley. Keluaran listrik yang dibangkitkan oleh generator tergantung pada

    putaran yang dihasilkan oleh kincir. Keluaran tegangan tersebut digunakan untuk

    menghidupkan lampu. Beberapa sensor digunakan untuk memantau kinerja

    generator. Sensor membaca arus dan tegangan yang dihasilkan generator, dan

    jumlah putaran kincir. Aki/baterai digunakan sebagai penyimpan tegangan keluaran

    dari generator. Data hasil pemantauan dibaca melalui mikro Arduino dan ethernet

    shield dan dihubungkan ke komputer melalui koneksi Wi-Fi.

    Hasil pengukuran menunjukkan bahwa tegangan yang keluar dari

    generator pada saat debit air besar adalah rata-rata 10 Volt. Selanjutnya ditemukan

    pula bahwa pembangkit mikrohidro dapat menyuplai beban sebesar 5 Watt.

    5. Jurnal Pembangkit Listrik Sel Surya Pada Daerah Pedesaan

    Penelitian ini dilakukan oleh Asnal Effendi (2012). Latar belakang

    penelitian ini adalah kebutuhan energi listrik di daerah ped esaan yang belum ada

    listrik jala-jala PLN, maka dibuat sebuah pembangkit listrik sel surya untuk daerah

    pedesaan.. Pembangkit Listrik Sel Surya pada daerah pedesaan dibuat berdasarkan

    kapasitas daya yang diinginkan yakni 1000 Watt, tegangan 24 Volt, maka dari hasil

    perhitungan untuk modul yang dipasang secara secara seri disusunan sebanyak 43

    buah, sedangkan secara paralel sebanyak 48 buah

    6. Jurnal Perancangan Prototype Penjejak Cahaya Matahari Pada Aplikasi

    Pembangkit Listrik Tenaga Surya

    Penelitian ini dilakukan oleh Hendry Eko Hardianto, Reza Satria Rinaldi

    (2012). Latar Belakang penelitian ini adalah pergerakan semu matahari dari timur

    ke barat karene rotasi bumi. Fenomena ini menyebabkan intensitas cahaya yang

    berbeda di setiap permukaan bumi. Untuk mengoptimalkan cahaya matahari,

    desain dan realisasi solar tracker sangat penting. Tracker surya harus mampu

    untuk melacak posisi matahari dan memindahkan sel surya untuk menghadapi

    cahaya matahari.

  • Penelitian ini membuat prototype pelacak surya yang dapat bergerak

    dalam dua sumbu dengan jenis gerakan memutar dan gerakan miring sehingga

    dapat bekerja secara optimal menangkap cahaya matahari. Tracker surya ini

    dirancang dengan menggunakan foto dioda sebagai sensor cahaya dan motor servo

    sebagai aktuator. Sistem ini menggunakan ATMega8535 sebagai unit kontrol yang

    mampu memproses sinyal dari sensor dan menghasilkan Pulse Width Modulation

    untuk mengendalikan motor servo.

    Pengujian menunjukkan solar tracker ini mampu meningkatkan daya rata-

    rata untuk 0.676 watt dan efisiensi untuk 36.216%. Kesalahan dari pelacakan 90 di

    awan berat.

  • IV. Kesimpulan

    4.1. Kesimpulan Jurnal Kaji Eksperimen Turbin Angin Poros Horizonyal Tipe Kerucut

    Terpancung Dengan Variasi Sudut Sudu Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Angin

    Dari hasil pengujian dan analisis Turbin Angin Kurucut Terpancung, maka dapat

    diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

    1. Daya mekanik yang dihasilkan dipengaruhi oleh kecepatan angin, dan posisi sudut

    sudu, semakin besar kecepatan angin semakin besar pula daya mekanik yang

    dihaslkan. Daya mekanik tertinggi yang mampu dibangkitkan adalah sebesar 22,58

    watt, pada kecepatan angin sebesar 9 m/s dan posisi sudut sudu sebesar 300.

    2. Efisiensi total tertinggi yang mampu dihasilkan turbin pada berbagai posisi sudut

    sudu terjadi pada kecepatan angin 5 m/s. yaitu sebesar 20,75 % pada posisi sudut

    sudu 300.

    3. Nilai efisiensi tertinggi untuk setiap bukaan sudut sudu, pada kecepatan angin 5 m/s

    adalah sebagai berikut : Sudut sudu 600, efisiensi sebesar 15,35%, Sudut sudu 450,

    efisiensi sebesar 19,64%, Sudut sudu 300, efisiensi sebesar 21,27%, Sudut sudu

    150, efisiensi sebesar 16,22%

    4.2. Kesimpulan Jurnal Perancangan dan Simulasi Chopper Buck Boost pada Aplikasi

    Pembangkit Listrik Tenaga Angin

    Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Berdasarkan data statistik angin dan spesifikasi generator, maka pengujian

    dilakukan pada rentang kecepatan angin 2-9 m/s, dengan kecepatan nominal 5 m/s.

    2. Berdasarkan daya angin pada kecepatan 5 m/s adalah 8,69 kW, maka pemilihan

    generator adalah Permanent Magnet Synchronous Generator dengan daya 8,5 kW,

    3 fasa, 60 Hz. Sedangkan tegangan line to line generator pada kecepatan angin 5

    m/s adalah 80 3. Dengan tegangan VL-L 80 V, Vdc yang dihasilkan Rectifier Bridge

    3 fasa adalah 132,38 V, tegangan keluaran konverter pada simulasi adalah 102,3 V.

    3. Pada kecepatan angin nominal, konverter berfungsi sebagai mode buck-boost. Duty

    cycle saklar 1 adalah 78%, dan saklar 2 tidak diberi sinyal.

    4. Pada saat kecepatan angin 2-4 m/s, tegangan input chopper 68-108 V, konverter

    bekerja sebagai chopper buck-boost. Hal ini dilihat dari kedua saklarnya yang

    melakukan switching.

  • 5. Pada saat kecepatan angin 5-9 m/s, tegangan input chopper 132-202 V, konverter

    bekerja sebagai chopper buck. Hal ini dilihat dari hanya saklar 1 yang melakukan

    switching.

    4.3. Kesimpulan Jurnal Kapasitas Daya Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro di Alue

    Dua Aceh Utara

    Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kondisi PLTMH Alur Dua dapat

    menghasilkan daya 40 kVA pada musim hujan dengan bukaan guidevane 100% dan pada

    musim kemarau hanya menghasilkan 12 kVA dengan bukaan guidevane 30% hal ini

    dipengaruhi oleh kondisi debit air 117 liter per detik pada musim hujan dan 36 liter per

    detik pada musim kemarau. Untuk menjaga kestabilan generator menggunakan beban

    penyeimbang yaitu ballast load yang dikendalikan oleh elektronik load control (ELC),

    kapasitas ballast load sebesar 40 kW dengan besar tahanan 3,7 Ohm. Jika ballast load

    tidak sesuai, maka mengakibatkan putaran turbin akan naik, dengan demikian tegangan

    dan frekuensi sistem akan naik juga sehingga tidak sesuai standar yang diizinkan.

    4.4. Kesimpulan Jurnal Pemantauan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH)

    Pada sistem yang dirancang, pengukuran sensor arus, tegangan dan kecepatan

    putaran kincir dapat dilakukan dengan baik. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa

    tegangan yang keluar dari generator pada saat debit air besar adalah rata-rata 10 Volt.

    Selanjutnya ditemukan pula bahwa pembangkit mikrohidro ini sesuai untuk menyuplai

    beban sebesar 5 Watt.

    4.5. Kesimpulan Jurnal Pembangkit Listrik Sel Surya Pada Daerah Pedesaan

    kesimpulan dari perencaaan pembangkit listrik sistem sel surya untuk dapat dijadikan

    alternatif pembangkit tenaga listrik, yaitu :

    1. Hasil perh itungan dari sel surya yang direncanakan untuk 1000 Watt untuk sel

    surya dan 1000 Watt untuk energi angin dihubungkan dengan jaringan pengguna

    untuk beban 1000 Watt. Apabila sel surya tidak sanggup melayani permintaan

    beban maka energi angin yang mensuplai energi untuk beban.

    2. Tulisan ini dapat dilanjutkan untuk pengembangan sesuai dengan kebutuhan

    daerahnya.

  • 4.6. Kesimpulan Jurnal Perancangan Prototype Penjejak Cahaya Matahari Pada

    Aplikasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya

    1. Penggunaan sistem penjejak cahaya matahari dapat meningkatkan perolehan

    daya yang dihasilkan sel surya sebesar 0,676 watt.

    2. Sistem penjejak orientasi matahari dengan sensor foto dioda dan aktuator motor

    servo telah mampu mengarahkan sel surya menghadap ke arah matahari dengan

    kesalahan maksimum sebesar 9o pada saat awan tebal.

    3. Efisiensi penggunaan penjejak matahari pada sel surya dengan daya maksimum

    6 watt sebesar 36,216%.

    4. Perolehan daya sel surya dengan menggunakan penjejak matahari akan lebih

    efektif pada sore hari.

  • Daftar Pustaka

    Bono. Kaji Eksperimen Turbin Angin Poros Horizonyal Tipe Kerucut Terpancung Dengan

    Variasi Sudut Sudu Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Angin . Prosiding Seminar Nasional

    Sains Dan Teknologi Fakultas Teknik Vol 1, No 1, 2012

    Musviratu Alvita, Syahrial, dan Siti Saodah. Perancangan dan Simulasi Chopper Buck Boost

    pada Aplikasi Pembangkit Listrik Tenaga Angin. Jurnal Reka Elkomika 2337-439X, Februari 2013

    Asri. Kapasitas Daya Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro di Alue Dua Aceh Utara. Jurnal

    Rekayasa Elektrika Vol. 11, No. 2, Oktober 2014

    Arif Gunawan, Arisco Oktafeni, dan Wahyuni Khabzli. Pemantauan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH). Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 10, No. 4, Oktober 2013

    Asnal Effendi. Pembangkit Listrik Sel Surya Pada Daerah Pedesaan. Jurnal Teknik Elektro

    ITP, Volume 1, No. 1; Januari 2012

    Hendry Eko Hardianto, Reza Satria Rinaldi. Perancangan Prototype Penjejak Cahaya

    Matahari Pada Aplikasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Jurnal Ilmiah Foristek Vol. 2, No.

    2, September 2012