Sang Jenderal Yang Berhati Mulia

Embed Size (px)

Citation preview

SANG JENDERAL YANG BERHATI MULIA.Suatu ketika disebuah belahan dunia terjadi pertempuran yang hebat. Seorang laki laki yang tegap dan berwibawa telah menjadi jenderal dalam pertempuran itu. Prajurit yang membawa bendera kerajaan duduk tegap diatas kuda sembari menggenggam pedang ditangan kanannya. Dan ribuan prajurit yang telah mempersiapkan busur panah, sementara yang lain menyusun formasi pertempuran dan strategi perang. Lalu jederal tersebut maju ke depan barisan untuk memberi kobaran semangat dengan berkata aku tidak lagi yakin bahwa diriku akan mampu melewati pertempuran ini. Tetapi aku masih mempunyai kalian yang membuatku tak gentar. Kali ini aku sungguh tidak yakin jika aku bisa menghindar dari pedang maut dari musuh kita, tapi aku tidak gemetar menghadapinya karena aku masih memiliki kalian yang bertekat seperti baja dan berhati mulia. Jika aku harus pergi, setidaknya aku masih memiliki kalian yang siap meneruskan perjuanganku. Diarena pertempuran nanti, aku bukanlah jenderal kalian, jenderal kalian adalah diri kalian sendiri. Anggaplah bahwa aku juga seperti kalian yang tidak harus berada dibelakang ketika musuh telah berada dalam jarak satu inchi. Angkatlah bahumu dan jangan menunduk dihadapanku, kali ini aku bukanlah siapa siapa. Tapi ingat jika kita berhenti disini, siapa yang akan menjaga keluarga kita dari kekerasan, kekejaman dan ketidak adilan?. Jika kita mati hari ini, setidaknya masih ada yang membawa kabar kepada anak cucu kita nanti bahwa kita adalah sebuah cerita perjuangan bagi mereka. Musuh tidak peduli apakah kalian menderita atau tidak, sama halnya ketika kita tidak mengangkat pedang untuk perang. Kemudian diakhir katanya sang jenderal tersebut dengan suara keras berkata kalian adalah pedangku yang melindungi seluruh tubuh ini. Tanpa dirimu aku tidak mampu menghadapi hari ini. Kalian adalah jalanku dan pengorbananmu adalah harga mati dari perjuangan ini . Teriakan keras mengiringi bala tentara tersebut maju kemedan laga. Satu demi satu prajurit terhunus oleh panah, tombak dan pedang. Tetapi hal itu tidak mengendurkan semangat yang lainnya. Tidak lupa sang jenderal berada dibarisan paling depan, pedangnyanya telah merenggut setiap jiwa musuh yang menghampirinya. Sementara dibarisan pemanah berada dibagian paling akhir dari pertempuran tersebut. Mereka melontarkan ribuan anak panah kemusuh. Tanpa disadari taktik tersebut telah membuat pasukan musuh menjadi kocar kacir. Ya peperangan yang tidak seimbang, sembari mengayunkan pedang dan berlari merangsek barisan musuh, sang jenderal telah memberi nyawa sebuah pertempuran bagi prajuritnya. Kobaran semangat semakin menjadi ketika tahu bahwa mereka akan mendapat kemenangan. Lapangan terlihat bagaikan lautan darah yang mengalir dari tubuh yang mati dan telah menjadi kuburan masal bagi sekian ribu manusia. Ketika jenderal tersebut maju dan mendekati komandan perang musuh, pedangnya telah mematahkan tangan komandan tersebut, dan ketika hendak menghunuskan pedang, sang jenderal tidak menyadari bahwa sebuah tombak meluncur menuju kepadanya. Seketika itu pula ia jatuh tersungkur dari kuda dan beberapa saat kemudian beberapa pedang musuh menyusul menghunus. Tak lama kemudian ia pun kembali kepadaNYA. Para prajurit yang lain masih meneruskan pertempuran tersebut hingga pada akhirnya mereka berhasil memukul mundur musuh sehingga mereka mendapat kemenangan. Kemeriahan pun tak terhindarkan, mereke belum menyadari bahwa mereka telah kehilangan jenderal mereka. Hingga pada

akhirnya seorang prajurit berteriak, jenderal .. jenderal. Jenderal!!! lalu mereka pun berlari untuk mendekat. Mereka tidak menyangka bahwa mereka telah kehilangan pemimpin yang telah memberi mereka sebuah mimpi nyata. Mereka pun menangis dan berlutut untuk memberikan penghormatan yang terakhir, sampai pada akhirnya mereka menemukan sebuah surat yang berlumur darah di dalam genggaman tangan sang jenderal. Demikian isi surat tersebut aku menulis surat ini jikalau aku tidak mampu lagi menemani perjuanganmu, wahai prajurit yang gagah berani, disinilah aku harus berhenti. Jika kalian harus kehilangan satu jiwa sepertiku, relakanlah, karena sesungguhnya kalian telah mencapai kemenangan dengan membebaskan banyak jiwa yang terbelenggu oleh musuh. Kalian telah membuka sebuah kebebasan bagi kalian sendiri begitu juga rasa kebahagiaanku ketika aku bisa berperang dan berjuang bersama kalian. Aku meyakini bahwa perang ini akan menjadi jalan kemenangan bagi kita, dan telah mengangkat banyak jenderal yang lebih kuat dan berhati mulia. Katakanlah bahwa kemenangan itu bukan karena diriku, tetapi karena pengorbanan jiwa raga kalian yang memberikan kemenangan itu sendiri. Tuhan telah memberi jalan kepada kita, demikian juga hari ini bagiku. Aku harus pergi, tetapi aku telah menanam sejuta benih keberanian kepada kalian. Janganlah kalian pedulikan kepergianku, aku selayaknya prajurit lain yang telah gugur pada pertempuran hari ini. Jangan berlakukan aku istimewa, perlakukan aku sebagaimana engkau memberi penghormatan kepada prajuritku lainnya, karena sesungguhnya keistimewaan itu hanyalah untukNYA. Demikian akhir cerita berikut. Ada sebuah pesan yang tersirat yang penulis ingin sampaikan. Keteladanan adalah sesuatu yang hilang dari para pemimpin kita. Seorang pemimpin seharusnya mampu memberi sebuah contoh yang nyata. Seorang pemimpin harus berani maju dibarisan paling depan untuk memerangi kedzaliman. Seorang pemimpin seharusnya mampu menjadi panutan yang mengilhami setiap tindakan semata mata untuk kepentingan semua orang. Seorang pemimpin harusnya mampu memberi semangat bagi semua orang dan tidak justru memberikan mereka keputusasaan. Seorang pemimpin seharusnya menjadi kebanggaan karena keberaniannya dan perjuangannya serta tekat yang mulia yang tidak pernah berhenti.

SEJARAH GMT (Greenwich Mean Time)Dimanakah sesungguhnya pusat nol derajat atau lokasi perputaran bumi? Banyak orang meyakini bahwa Kota Greenwich, salah satu kota di Inggris, merupakan pusat nol derajat. Benarkah demikian? Untuk sementara, tampaknya jawaban itu benar. Sebab, belum ada pihak-pihak yang menggantinya dengan nama baru. Greenwich dipercaya dan disepakati oleh banyak ilmuwan perbintangan (ahli astronomi) sebagai pusat nol derajat sebagai awal perhitungan waktu atau disebut Greenwich Mean Time (GMT) pada 1884. Greenwich Mean Time (GMT, Waktu Rata-rata Greenwich) adalah rujukan waktu internasional yang pada mulanya didasarkan pada waktu matahari di Greenwich yang kemudian didasarkan pada jam atom. Sistem waktu yang mapan tersebut mempunyai sejarah panjang yang didukung konvensi internasional dan kajian ilmiah untuk penyempurnaannya. Penetapan Kota Greenwich sebagai mula perhitungan waktu, menurut geolog Mesir Dr

Zaglur Najjar yang juga dosen ilmu bumi di Wales University, Inggris, tidak terlepas dari pengaruh Inggris pada kala itu yang merupakan kekuatan kolonial super power dunia. Pada masa itu, hampir semua wilayah di dunia ini berada di bawah kekuasaan Inggris. Pengaruh Inggris terhadap negara-negara bekas jajahannya hingga kini bisa dilihat dengan adanya perkumpulan negara-negara persemakmuran Inggris (Commonwealth). Dari Greenwich-lah, bumi dibagi menjadi garis-garis bujur imajiner. Setiap 15 derajat sama dengan satu jam. Dan, setiap 15 derajat dari sana dihitung berbeda satu jam dalam hitungan 24 jam. Perhitungan hari dan penanggalan internasional pun bermula dari bujur yang berjarak 180 derajat dari Greenwich. Perbedaan waktu setiap belahan bumi juga bisa dihitung berdasarkan posisi kita di garis bujur. Karena satu putaran bumi itu memakan waktu 24 jam, perbedaan waktu satu jam adalah pada 360 derajat/24 = 15 derajat garis bujur. Artinya, setiap tempat yang memiliki perbedaan posisi bujur sebesar 15 derajat akan memiliki perbedaan waktu satu jam. Inilah pembagian zona yang dirintis oleh orang Kanada, Sir Stanford Fleming (1827-1915). Sebagai contoh, Indonesia dari Greenwich terletak di 95 derajat bujur timur (BT) sampai 141 derajat BT. Jika dihitung dari garis nol derajat (Greenwich), posisi di 95 derajat BT ini memiliki perbedaan waktu sebanyak 95 derajat/15 derajat = tujuh jam lebih awal dari waktu di Greenwich. Jika di London tepat tengah malam, di Jakarta adalah sudah pukul 7 pagi atau bisa juga disebut saat itu waktu di Jakarta adalah pukul 0 GMT. Akibat posisi Indonesia yang terbentang dari 95 derajat BT hingga 141 derajat BT, Indonesia pun terbagi menjadi tiga zona waktu yang masing-masing berbeda satu jam. Yaitu, Waktu Indonesia bagian Barat (WIB), Waktu Indonesai bagian Tengah (WITA), dan Waktu Indonesia bagian Timur (WIT). Namun, kadang ada negara yang tetap menggunakan patokan waktu berdasarkan kepentingannya. Misalnya, Singapura. Negara ini secara geografis masuk dalam wilayah Indonesia bagian barat, namun perhitungan waktunya adalah mengikuti aturan Indonesia bagian tengah. Hal ini disebabkan Singapura menyesuaikan zona waktu dengan Hongkong demi keseragaman waktu perekonomiannya. Negara Cina yang terbentang begitu luas sehingga seharusnya memiliki lebih dari empat zona waktu malah lebih memilih satu zona waktu saja. Hingga pertengahan abad 19, masing-masing negara menggunakan sistem jam matahari sendiri dengan menggunakan meridian masing-masing. Meridian adalah garis hubung utaraselatan yang melalui zenit yang dilintasi matahari saat tengah hari. Penetapan Greenwich sebagai standar waktu dunia tidak bisa dipisahkan dari munculnya persoalan pengaturan standar waktu dunia ketika teknologi Kereta Api makin berkembang. Jaringan kereta Api di AS dan Canada di akhir abad 19 merasakan persoalan tersebut, ketika kereta melalui berbagai waktu lokal dalam jarak tempuh -melintasi garis bujur- yang cukup lebar. Untuk jaringan transportasi kereta api jarak jauh yang mulai berkembang saat itu, pembuatan sistem waktu baku antarwilayah diperlukan. Tanpa sistem waktu yang baku, jadwal kereta api bisa kacau ketika memasuki wilayah yang menggunakan sistem waktu berbeda. Ticket yang dipesan di kota A mesti mencantumkan kapan waktu berangkat dan waktu tiba di kota B, menurut standar waktu apa, jika setiap kota memiliki waktu lokal masing-masing ? Sir Sandford Fleming, seorang insinyur kereta api dari Canada, menggagas perlunya standar waktu dunia di akhir tahun 1870. Seturut dengan inisiatif tersebut, pada th 1884 terselenggara Konferensi Meredian yang bertempat di Washington DC dan di hadiri 25 utusan dari berbagai negara (Austria-Hungaria, Brazil, Chile, Kolombia, Costa Rica,

Perancis, Jerman, Inggris, Guatemala, Hawii, Italia, Jepang, Liberia, Meksiko, Belanda, Paraguay, Rusia, San Domingo, Spanyol, Swedia, Swiss, Turki, Amerika Serikat, Venezuela, dan Salvador). Dalam pertemuan tersebut diputuskan, negara dibagi dalam 24 zona waktu, setiap zona selebar 15 bujur bumi dimulai dari Greenwich di England. Penetapan Greenwich Mean Time (GMT) tidak lepas dari sejarah ditetapkan kota tersebut oleh Royal Observatory pada tahun 1675 untuk keperluan navigasi pelayaran kerajaan Inggris. Belum ada keterangan, apakah negara-negara lain diluar Inggris saat itu juga menggunakan waktu standar ala Britania raya. Seiring dengan penguasaan laut oleh kerajaan Inggris, standar waktu dunia mulai menyebar dan dipakai di beberapa negara. Namun demikian, kebutuhan mendesak perlunya standar waktu dunia, termasuk di Inggris juga berangkat dari berkembangnya jaringan Kereta Api. Kesepakatan pokok (konvensi) pada konferensi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Bersepakat menggunakan meridian dunia yang tunggal untuk menggantikan banyak meridian yang telah ada. 2. Meridian yang melalui teropong transit di Observatorium Greenwich ditetapkan sebagai meridian nol. 3. Semua garis bujur dihitung ke Timur dan ke Barat dari meridian tersebut sampai 180 derajat. 4. Semua negara menerapkan hari universal. 5. Hari universal adalah hari matahari rata-rata, mulai dari tengah malam di Greenwich dan dihitung 24 jam. 6. Hari nautika dan astronomi di mana pun mulai dari tengah malam. 7. Semua kajian teknis untuk mengatur dan menerapkan sistem desimal pembagian waktu dan ruang akan dilakukan. Butir ke-2 tidak mendapat kesepakatan bulat. San Dominggo menentang. Perancis dan Brazil abstain. Saat ini sistem waktu telah ditetapkan dengan 24 waktu baku, secara umum setiap perbedaan 15 derajat garis bujur, waktunya berbeda 1 jam. Dalam pelaksanaannya, waktu baku tersebut disesuaikan dengan batas wilayah agar tidak memecah waktu di suatu wilayah. Pada 1928, dalam konferensi astronomi internasional, berdasarkan kajian soal waktu, maka penamaan GMT diubah menjadi Universal Time (UT). Rujukan waktunya tetap jam matahari, sehingga tergantung rotasi bumi yang sebenarnya tidak konstan. Pada 1955 ditemukan jam atom Caesium yang lebih stabil, sehingga selalu ada perbedaan dengan UT, walau dalam skala yang sangat kecil dalam orde milisecond (seperseribu detik). Pada akhir 1960-an sampai awal 1970-an banyak dilakukan kajian soal waktu yang sinkron antara UT dan jam atom. Saat ini UT bukan lagi murni didasarkan pada jam matahari, tetapi berdasarkan jam atom yang disinkronkan dengan konsep jam matahari. Namanya menjadi UTC (Universal Time, Coordinated), nama kompromi dari usulan dua bahasa: bahasa Inggris CUT untuk coordinated universal time dan bahasa Perancis TUC untuk temps universel coordonn. (Dari berbagai sumber)

Keajaiban Matematika ( miracle but not imposible )Keajaiban Matematika ( miracle but not imposible )

Quote: 1x8+1=9 12 x 8 + 2 = 98 123 x 8 + 3 = 987 1234 x 8 + 4 = 9876 12345 x 8 + 5 = 98765 123456 x 8 + 6 = 987654 1234567 x 8 + 7 = 9876543 12345678 x 8 + 8 = 98765432 123456789 x 8 + 9 = 987654321 Quote: 1 x 9 + 2 = 11 12 x 9 + 3 = 111 123 x 9 + 4 = 1111 1234 x 9 + 5 = 11111 12345 x 9 + 6 = 111111 123456 x 9 + 7 = 1111111 1234567 x 9 + 8 = 11111111

12345678 x 9 + 9 = 111111111 123456789 x 9 + 10 = 1111111111 Quote: 9 x 9 + 7 = 88 98 x 9 + 6 = 888 987 x 9 + 5 = 8888 9876 x 9 + 4 = 88888 98765 x 9 + 3 = 888888 987654x 9 + 2 = 8888888 9876543 x 9 + 1 = 88888888 98765432 x 9 + 0 = 888888888

Hebatkan?

Coba lihat simetri ini : Quote: 1x1=1 11 x 11 = 121 111 x 111 = 12321 1111 x 1111 = 1234321 11111 x 11111 = 123454321 111111 x 111111 = 12345654321 1111111 x 1111111 = 1234567654321 11111111 x 11111111 = 123456787654321 111111111 x 111111111 = 12345678987654321 kurang hebat,,,,

Sekarang lihat ini Quote: Jika 101% dilihat dari sudut pandangan Matematika, apakah ia sama dengan 100%, atau ia LEBIH dari 100%? Kita selalu mendengar orang berkata dia bisa memberi lebih dari 100%, atau kita selalu dalam situasi dimana seseorang ingin kita memberi 100% sepenuhnya. Bagaimana bila ingin mencapai 101%? Apakah nilai 100% dalam hidup? Mungkin sedikit formula matematika dibawah ini dapat membantu memberi

jawabannya. Jika ABCDEFGHIJKLMNO PQRSTUVWXYZ Disamakan sebagai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 Maka, kata KERJA KERAS bernilai : 11 + 5 + 18 + 10 + 1 + 11 + 5 + 18 + 19 + 1 = 99% H-A-R-D-W-O-R-K 8 + 1 + 18 + 4 + 23 + !5 + 18 + 11 = 99% K-N-O-W-L-E-D-G -E 11 + 14 + 15 + 23 + 12 + 5 + 4 + 7 + 5 = 96% A-T-T-I-T-U-D-E 1 + 20 + 20 + 9 + 20 + 21 + 4 + 5 = 100% Sikap diri atau ATTITUDE adalah perkara utama untuk mencapai 100% dalam hidup kita. Jika kita kerja keras sekalipun tapi tidak ada ATTITUDE yang positif didalam diri, kita masih belum mencapai 100%. Jika ABCDEFGHIJKLMNO PQRSTUVWXYZ Disamakan sebagai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 Maka, kata KERJA KERAS bernilai : 11 + 5 + 18 + 10 + 1 + 11 + 5 + 18 + 19 + 1 = 99% H-A-R-D-W-O-R-K 8 + 1 + 18 + 4 + 23 + !5 + 18 + 11 = 99% K-N-O-W-L-E-D-G -E 11 + 14 + 15 + 23 + 12 + 5 + 4 + 7 + 5 = 96% A-T-T-I-T-U-D-E 1 + 20 + 20 + 9 + 20 + 21 + 4 + 5 = 100% Sikap diri atau ATTITUDE adalah perkara utama untuk mencapai 100% dalam hidup kita. Jika kita kerja keras sekalipun tapi tidak ada ATTITUDE yang positif didalam diri, kita masih belum mencapai 100%.