Upload
jessica-astri-chrisanti
View
217
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
sh
Citation preview
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Tabel 1. Hasil percobaan jenis air
Konsentrasi (ppm) Waktu Keterangan100 5 menit Tidak menunggu
sampai jernih tapi hanyasampai berbeda
dengan kontrol150 5 menit 12 detik200 5 menit 34 detik250 8 menit 49 detik300 8 menit 20 detik350 3 menit 45 detik Tidak terlalu jernih400 2 menit 15 detik Sampai jernih sekali450 1 menit 51 detik Tidak sampai jernih
sekali500 5 menit 59 detik600 4 menit 57 detik700 4 menit 40 detik800 3 menit 40 detik900 3 menit 13 detik1000 2 menit 20 detik1100 1 menit 53detik1200 51 detik
3.2 Pambahasan
Praktikum ini adalah tentang sanitasi air. Selain higiene pekerja dan
peralatan, hal yang perlu diperhatikan yaitu sanitasi air karena air adalah hal yang
sangat berperan bagi kehidupan termasuk pengolahan pangan. Setiap pengolahan
pangan umumnya menggunakan air. Oleh karena itu, sebelum melakukan
pengolahan pangan harus diperhatikan terlebih dahulu kebersihan airnya. Jenis air
ada bermacam-macam diantaranya PDAM, air sumur, air limbah rumah tangga
(bekas cucian piring), air kolam.
Semua jenis air ini memiliki kandungan yang berbeda-beda baik itu
senyawa, pH, kesadahan dan lain-lainnya. Perbedaan kandungan ini dipengaruhi
oleh sumber air yang ada. Air sungai umumnya berasal dari air hujan dan mata
air. Air sumur dari segi warnanya bagus yaitu bening. Air PDAM warna sangat
bening. Air kolam warnanya agak keruh. Tingkat kebeningan air yang berbeda-
beda diatas disebabkan karena adanya kandungan senyawa lain yang terdapat
didalam air tersebut. Semakin banyak kandungan senyawa lain warna air semakin
keruh.
Air Sumur
Air sumur biasanya kadar terlarut karbondioksida tinggi, oksigen rendah,
mineral/logam yang cukup tinggi. Pada air tanah biasanya ditemukan kadar Fe
dan Mangan/ Seng. Tapi dengan oksidasi (penggunaan aerator/spray bar).
kadarnya akan berkurang. Air tanah untuk konsumsi sebaiknya berjarak minimal
10 meter dr lokasi septik tank rumah. Jarak ini adalah jarak yang aman terhadap
infiltrasi bakteri-bakteri yang berbaha ya bagi kesehatan.
Air sumur terdiri dari 2 jenis yaitu:
1. Air sumur dangkal
Air yang keluar dari dalam tanah yang berasal dari lapisan air didalam tanah
yang dangkal. Kedalamannya 5 – 15 meter dari permukaan tanah
2. Air sumur dalam
Berasal dari lapisan air kedua di dalam tanah lebih dari 15 meter diatas
permukaan tanah.
Air Kolam
Kolam adalah perairan di daratan yang lebih kecil ukurannya
daripada danau. Kolam terbentuk secara alami atau dapat dibuat manusia.
Air PDAM
Air PAM termasuk air dgn karakteristik yg paling layak dikonsumsi karena
diproduksi dengan standar tertentu. Air PAM biasanya membawa Klorin atau
Kloramin (substitusi untuk pengganti klorin) untuk desinfektan dalam kadar yang
aman untuk dikonsumsi. Klorin/kloramin relatif tidak stabil, hilang karena
aging/curing, pemanasan dan oksidasi. Klorin/kloramin merubah rasa air dan yang
paling membahayakan adalah bersifat karsinogen jika bereaksi dgn mineral-
mineral tertentu. Karena Kloramin relatif lebih stabil dibanding klorin dalam
reaksi pembetukan zat karsinogenini, di beberapa negara maju, Kloramin bisanya
dipakai sebagai pengganti klorin. Dibandingkan kekurangannya, keuntungan
klorin/kloramin lebih banyak. Tanpa klorin/kloramin wabah mudah menyebar
lewat sumber air dan bisa menyebabkan kematian (kolera, disentri dan lain-lain).
Zat Klorin/kloramin mudah hilang selama perjalanan/distribusi dari sumber air
(PAM) ke rumah. Semakin jauh dari sumber, biasanya kadar zat klroin semakin
sedikit. Satu hal yang tidak disadari oleh pengguna air PAM, penguapan zat klorin
seperti pada saat kita mandi air panas menggunakan shower akan mempengaruhi
kesehatan kita dalam jangka panjang. Klorin yg menguap ini akan terhisap oleh
paru-paru, menyebar lewat darah dan disinyalir menyebabkan kanker. Karena itu
filtrasi klorin/kloramin biasanya diperlukan di rumah-rumah yg menggunakan
sumber air PAM (Rakaryan, 2007).
Air cucian piring
Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari
rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya
mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan
manusia serta menggangu lingkungan hidup. Batasan lain mengatakan bahwa air
limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah
pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri, bersama-sama dengan air
tanah, air permukaan dan air hujan yang mungkin ada. Dari batasan tersebut dapat
disimpulkan bahwa air buangan adalah air yang tersisa dari kegiatan manusia,
baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain seperti indusri, perhotelan dan
sebagainya. Meskipun merupakan air sisa namun volumenya besar karena lebih
kurang 80% dari air yang digunakan bagi kegiatan-kegiatan manusia sehari-hari
tersebut dibuang lagi dalam bentuk yang sudah kotor (tercemar). Selanjutnya air
limbah ini akhirnya akan mengalir ke sungai dan laut dan akan digunakan oleh
manusia lagi. Oleh sebab itu, air buangan ini harus dikelola dan atau diolah secara
baik. Air limbah ini berasal dari berbagai sumber, salah satunya yaitu air buangan
yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water), yaitu air limbah yang
berasal dari pemukiman penduduk. Pada umumnya air limbah ini terdiri dari
eksreta (tinja dan air seni), air bekas cucian dapur dan kamar mandi, dan
umumnya terdiri dari bahan-bahan organik.
a. Karakteristik Fisik
Sebagian besar terdiri dari air dan sebagian kecil terdiri dari bahan-bahan
padat dan suspensi. Terutama air limbah rumah tangga, biasanya berwarna suram
seperti larutan sabun, sedikit berbau. Kadang-kadang mengandung sisa-sisa
kertas, berwarna bekas cucian beras dan sayur, bagian-bagian tinja, dan
sebagainya.
b. Karakteristik Kimiawi
Biasanya air buangan ini mengandung campuran zat-zat kimia anorganik
yang berasal dari air bersih serta bermacam-macam zat organik berasal dari
penguraian tinja, urine dan sampah-sampah lainnya. Oleh sebab itu pada
umumnya bersifat basa pada waktu masih baru dan cenderung ke asam apabila
sudah mulai membusuk.
Substansi organik dalam air buangan terdiri dari 2 gabungan, yakni :
- Gabungan yang mengandung nitrogen, missalnya urea, protein, amine dan
asam amino.
- Gabungan yang tak mengandung nitrogen,, misalnya lemak, sabun dan
karbohidrat, termasuk selulosa.
c. Karakteristik Bakteriologis
Kandungan bakteri patogen serta organisme golongan coli terdapat juga
dalam air limbah tergantung darimana sumbernya namun keduanya tidak berperan
dalam proses pengolahan air buangan.
Sesuai dengan zat-zat yang terkandung didalam air limbah ini maka air
limbah yang tidak diolah terlebih dahulu akan menyebabkan berbagai gangguan
kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup antara lain :
1. Menjadi transmisi atau media penyebaran berbagai penyakit, terutama
kolera typhus abdominalis, disentri baciler.
2. Menjadi media berkembangbiaknya mikroorganisme patogen.
3. Menjadi tempat-tempat berkembangbiaknya nyamuk atau tempat hidup
larva nyamuk.
4. Menimbulkan bau yang tidak enak serta pandangan yang tidak sedap.
5. Merupakan sumber pencemaran air permukaan, tanah dan lingkungan
hidup lainnya.
6. Mengurangi produktivitas manusia karena orang bekerja dengan tindak
nyaman dan sebagainya.
Untuk mencegah atau mengurangi akibat-akibat buruk tersebut di atas
diperlukan kondisi, persyaratan dan upaya-upaya sedemikian rupa sehingga air
limbah tersebut tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber air minum,
tidak mengakibatkan pencemaran terhadap permukaan tanah, tidak menyebabkan
pencemaran air untuk mandi, perikanan, air sungai, atau tempat-tempat rekreasi,
tidak dapat dihinggapi serangga dan tikus dan tidak menjadi tempat
berkembangbiaknya berbagai bibit penyakit dan vector, tidak terbuka kena udara
luar (jika tidak diolah) serta tidak dapat dicapai oleh anak-anak, baunya tidak
mengganggu (Notoadmojo, 2003).
Dalam praktikum kali ini dilakukan pengujian terhadap sample air yang di
uji dengan tawas. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kefektifan tawas
dalam menjernihkan air. Pengujian dilakukan dengan sample air sebanyak 500
mL yang kemudian dimasukan ke dalam air tawas dengan konsentrasi yang
berbeda-beda, yaitu 10 , 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 100, 150, 200, 250, 300, 350,
400 dan 450 ppm. Kemudian catat waktu yang dibutuhkan tawas tiap konsentrasi
untuk menjernihkan air . Pada konsentrasi 100 ppm waktu yang diperlukan yaitu
5 menit (Tidak menunggu sampai jernih tapi hanya sampai berbeda dengan
kontrol). Pada konsentrasi 150 ppm waktu yang diperlukan yaitu 5 menit 12 detik,
Pada konsentrasi 200 ppm waktu yang diperlukan yaitu 5 menit 34 detik . Pada
konsentrasi 250 ppm waktu yang diperlukan yaitu 8 menit 49 detik. Pada
konsentrasi 300 ppm waktu yang diperlukan yaitu 8 menit 20 detik. Pada
konsentrasi 350 ppm waktu yang diperlukan yaitu 3 menit 45 detik (Tidak terlalu
jernih). Pada konsentrasi 400 ppm waktu yang diperlukan yaitu 2 menit 15 detik.
Pada konsentrasi 450 ppm waktu yang diperlukan yaitu 1 menit 51 detik (Tidak
sampai jernih sekali). Pada konsentrasi 500 ppm waktu yang diperlukan yaitu 5
menit 59 detik. Pada konsentrasi 600 ppm waktu yang diperlukan yaitu 4 menit 57
detik. Pada konsentrasi 700 ppm waktu yang diperlukan yaitu 4 menit 40 detik.
Pada konsentrasi 800 ppm waktu yang diperlukan yaitu 3 menit 12 detik. Pada
konsentrasi 900 ppm waktu yang diperlukan yaitu 3 menit 13 detik. Pada
konsentrasi 1000 ppm waktu yang diperlukan yaitu 2 menit 20 detik. Pada
konsentrasi 1100 ppm waktu yang diperlukan yaitu 1 menit 53detik. Dan pada
konsentrasi 1200 ppm waktu yang diperlukan yaitu 51 detik.
Pada hasil percobaan dapat dilihat semakin besar konsentrasi maka waktu
yang dibutuhkan untuk melarutkan tawas semakin cepat, sedangkan semakin kecil
konsentrasi maka waktu yang dibutuhkan untuk melarutkan tawas semakin lama.
Hal ini dikarenakan kandungan dalam tawas itu sendiri, Tawas (Alum) kelompok
merupakan garam rangkap berhidrat berupa kristal dan bersifat isomorf. Kristal
tawas ini cukup mudah larut dalam air, dan kelarutannya berbeda-beda tergantung
pada jenis logam dan suhu. Alum merupakan salah satu senyawa kimia yang
dibuat dari dari molekul air dan dua jenis garam, salah satunya biasanya
Al2(SO4)3. Alum kalium, juga sering dikenal dengan alum, mempunyai rumus
formula yaitu K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O. [1] Alum kalium merupakan jenis alum
yang paling penting. Alum kalium merupakan senyawa yang tidak berwarna dan
mempunyai bentuk kristal oktahedral atau kubus ketika kalium sulfat dan
aluminium sulfat keduanya dilarutkan dan didinginkan. Larutan alum kalium
tersebut bersifat asam. Alum kalium sangat larut dalam air panas. Ketika kristalin
alum kalium dipanaskan terjadi pemisahan secara kimia, dan sebagian garam yang
terdehidrasi terlarut dalam air. Penggunaan Penjernihan Air Tawas telah dikenal
sebagai flocculator yang berfungsi untuk menggumpalkan kotoran-kotoran pada
proses penjernihan air. [2] Tawas sering sebagai penjernih air ,kekeruhan dalam
air dapat dihilangkan melalui penambahan sejenis bahan kimia yang disebut
koagulan. Pada umumnya bahan seperti Aluminium sulfat [Al2(SO4)3.18H2O] atau
sering disebut alum atau tawas, fero sulfat, Poly Aluminium Chlorida (PAC) dan
poli elektrolit organik dapat digunakan sebagai koagulan. Untuk menentukan
dosis yang optimal, koagulan yang sesuai dan pH yang akan digunakan dalam
proses penjernihan air, secara sederhana dapat dilakukan dalam laboratorium
dengan menggunakan tes yang sederhana (Alearts & Santika, 1984). Prinsip
penjernihan air adalah dengan menggunakan stabilitas partikel- partikel bahan
pencemar dalam bentuk koloid. Tawas sebagai koagulan di dalam pengolahan air
maupun limbah. Sebagai koagulan alum sulfat sangat efektif untuk mengendapkan
partikel yang melayang baik dalam bentuk koloid maupun suspensi. Bahan
Kosmetik Tawas sebagai deodorant yang dijual di India Karena pembentuk
koloid, maka sifat yang sangat penting pada tawas adalah adsorpsi. Tawas dapat
mengadsorpsi kotoran, racun dan lainnya. Tawas bisa digunakan untuk
menghilangkan bau badan atau anti- deodorant.[3] Cara untuk menghilangkan bau
badan sangat mudah, yaitu ambil satu buah tawas lalu celupkan ke air dan oleskan
ke ketiak anda secukupnya. Kalau untuk menghilangkan warna hitam di ketiak,
yaitu gunakan tawas secukupnya yang dicampur air hangat lalu oleskan pada
ketiak anda yang gelap warnanya secara rutin Bahan Anti Api Karena Alum
kalium memiliki titik leleh 900ºC. Tipe lain dari alum adalah aluminium sulfat
yang mencakupi alum natrium, alum amonium, dan alum perak. Alum digunakan
untuk pembuatan bahan tekstil yang tahan api. Tawas merupakan komponen dari
foamite yang digunakan dalam alat pemadam kebakaran. Larutan yang
mengandung tawas digunakan pada berbagai benda seperti kayu, kain, dan kertas
untuk meningkatkan ketahanannya terhadap api.
Selain itu hal ini dikarenakan tawas berfungsi untuk menggumpalkan
kotoran-kotoran pada proses penjernihan air. Prinsip penjernihan air adalah
dengan menggunakan stabilitas partikel-partikel bahan pencemar dalam
bentuk koloid. Sebagai koagulan tawas sangat efektif untuk mengendapkan
partikel yang melayang baik dalam bentuk koloid maupun suspensi. Tawas
memiliki sifat sebagai koagulan adalah adsorpsi. Pada prinsipnya, tawas dalam
menjerihkan air mengadsorpsi kotoran, racun dan lainnya.
Ada pun dari itu, kecepatan penjernihan air pun dipengaruhi oleh beberapa factor
seperti :
1. pH
pH merupakan suatu ekpresi dari konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam
air. Besarannya dinyatakan dalam minus logaritma dari konsentrasi ion H.
Sebagai contoh, kalau ada pernyataan pH 6, itu artinya konsentrasi H dalam air
tersebut adalah 0.000001 bagian dari total larutan. Tidak semua mahluk bisa
bertahan terhadap perubahan nilai pH, untuk itu alam telah menyediakan
mekanisma yang unik agar perubahan tidak tidak terjadi atau terjadi tetapi dengan
cara perlahan. sistem pertahanan ini dikenal sebagai kapasitas pembufferan.
Penanganan pH Seperti disebutkan sebelumnya, pengananan atau pengubahan
nilai pH akan lebih efektif apabila alkalinitas ditanganai terlebih dahulu. Berikut
adalah beberapa cara pangananan pH, yang kalau diperhatikan lebih jauh,
cenderung mengarah pada penanganan kesadahan atau alkalinitas (Anonim,
2003). Suatu proses koagulasi dapat berlangsung secara sempurna jika pH yang
digunakan berada pada jarak tertentu sesuai dengan pH optimum koagulan dan
floktulan yang digunakan.
2. Suhu
Proses koagulasi dapat berkurang pada suhu rendah karena peningkatan
viskositas dan perubahan struktur agregat menjadi lebih kecil sehingga dapat lolos
dari penyaringan, sedangkan pada suhu tinggi mempunyai kerapatan lebih kecil.
3. Konsenterasi koagulan
Konsenterasi koagulan sangat berpengaruh terhadap tumbukan partikel,
sehingga penambahan koagulan harus sesuai dengan kebutuhan koagulan untuk
membentuk flok-flok. Jika konsenterasi koagulan kurang mengakibatkan
tumbukan antar partikel berkurang sehingga mempersulit pembentukan flok.
Begitu juga sebaliknya jika konsenterasi koagulan terlalu banyak maka flok tidak
akan terbentuk dengan baik dan dapat menimbulkan kekeruhan kembali.
4. Pengadukan
Pengadukan yang baik diperlukan untuk memperoleh koagulasi dan
flokulasi yang optimum. Pengadukan terlalu lamban mengakibatkan waktu
pembentukan flok menjadi lama, sedangkan jika terlalu cepat mengakibatkan
flok-flok yang telah terbentuk menjadi pecah kembali.
.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
semakin besar konsentrasi tawas maka waktu yang dibutuhkan untuk
menjernihkan air semakin cepat. Dan semakin kecil konsentrasi tawas maka
waktu yang dibutuhkan untuk menjernihkan ari semakin lama. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kecepatan dari penjernihan air adalah pH, suhu, konsenterasi
koagulan, dan pengadukan.
4.2 Saran
Dalam praktikum penjernihan air menggunakan koagulan ini, pH, suhu,
konsenterasi koagulan, dan pengadukan harus sangat diperhatikan. Karena jika
tidak terlalu diperhatikan, makan proses penjernihan air ini tidak akann optimum.
DAFTAR PUSTAKA
Gupte, S. 1990, Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Binarupa Aksara.
Pelczar, M. J. dan E. C. S. Chan1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI
Press
Austin, George T. (1984). Shreve's Chemical process industries. (ed. 5th ed.).
New York: McGraw-Hill. hlm. 357.
S, Ricky. 2008.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13050/1/RICKY
%20SUSANTO-FST.pdf [1 Desember 2013]