17
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN ABORSI DISUSUN OLEH: ROSITA AGUS SETIARINI P 27220011 199 JURUSAN KEPERAWATAN

Sap Aborsi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

keperawatan

Citation preview

LAMPIRAN

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

ABORSI

DISUSUN OLEH:

ROSITA AGUS SETIARINIP 27220011 199

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA2010

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

ABORSI ILEGALPokok Bahasan: AborsiSub Pokok Bahasan: Aborsi oleh RemajaSasaran

: Remaja di MojosongoTarget

: Siswa SMA di SMA 6 SurakartaHari/Tanggal

: Waktu

: 25 menitTempat

:Penyuluh

: Sdri Rosita Agus SetiariniI. Tujuan Instruksional Umum

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, para remaja dapat menyadari bahaya aborsi yang disebabkan oleh pergaulan bebas.II.Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1 X 20 menit diharapkan para siswa SMA 6 Surakarta mampu:

Menjelaskan pengertian tentang pengertian AborsiMenyebutkan alasan-alasan penyebab aborsiMenjelaskan bagaimana proses aborsi pada trimester I,II,IIIMenyebutkan resiko yang akan terjadi bila melakukan aborsiIII.Strategi Pelaksanaan

1. Metode : Ceramah,diskusi2. Media : Leaflet

3. Garis Besar Materi (penjelasan terlampir)

a) Menjelaskan pengertian tentang pengertian Aborsi

b) Menyebutkan alasan-alasan penyebab aborsic) Menjelaskan bagaimana proses aborsi pada trimester I,II,IIId) Menyebutkan resiko yang akan terjadi bila melakukan aborsi

IV.Proses Pelaksanaan

No.KegiatanPenyuluhanPesertaWaktu

1.Pendahuluan1.Salam Pembuka

2.Menyampa-ikan tujuan

3..Apresiasi1.Menjawab salam

2.Menyimak

3.Mendengarkan dan menjawab pertanyaan

5 menit

2.Kerja1. Penyampaian materi penkes

2. Memberi kesempatan peserta untuk bertanya3. Menjawab pertanyaan4. Evaluasi (Menanyakan materi yang sudah disampaikan)1.Mendengarkan dengan penuh perhatian

2.melihat dan memperhatikan

3.Menanyakan hal-hal yang kurang jelas

4.memperhatikan jawaban dari penceramah

5.menjawab pertanyaan15 menit

3.Penutup1.Menyimpulkan

2.Salam penutup1.Mendangarkan

2.Menjawab salam 5 menit

V. Evaluasi

Soal Evaluasi

1. Jelaskan pengertian aborsi! Jawab: Aborsi adalah tindakan penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar kandungan (sebelum usia 20 minggu kehamilan), bukan semata untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dalam keadaan darurat tapi juga bisa karena sang ibu tidak menghendaki kehamilan itu.

2. Sebutkan alasan dilakukannya aborsi !

Jawab: Di Amerika, alasan-alasan dilakukannya aborsi adalah: 1. Tidak ingin memiliki anak karena khawatir mengganggu karir, sekolah atau tanggung jawab lain (75%) 2. Tidak memiliki cukup uang untuk merawat anak (66%) 3. Tidak ingin memiliki anak tanpa ayah (50%) 3. Bagaimanakah proses aborsi pada tiap semester?Jawab:

4. Sebutkan resiko yang akan terjadi pada pelaku aborsi ilegal!

Resiko kesehatan dan keselamatan fisik Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko yang akan dihadapi seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku Facts of Life yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd yaitu:1. Kematian mendadak karena pendarahan hebat 2. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal 3. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan 4. Rahim yang sobek (Uterine Perforation) 5. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat padaanak berikutnya6. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita) 7. Kanker indung telur (Ovarian Cancer) 8. Kanker leher rahim (Cervical Cancer) 9. Kanker hati (Liver Cancer) 10. Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacatpada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya 11. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy) 12. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease) 13. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)

Resiko kesehatan mental Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita. Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai Post-Abortion Syndrome (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam Psychological Reactions Reported After Abortion di dalam penerbitan The Post-Abortion Review (1994). Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal seperti berikut ini: 1. Kehilangan harga diri (82%) 2. Berteriak-teriak histeris (51%) 3. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%) 4. Ingin melakukan bunuh diri (28%) 5. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%) 6. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%) LAMPIRANA. Definisi AborsiPengertian aborsi adalah tindakan penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar kandungan (sebelum usia 20 minggu kehamilan), bukan semata untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dalam keadaan darurat tapi juga bisa karena sang ibu tidak menghendaki kehamilan itu.

Ada dua macam aborsi, yaitu aborsi spontan dimana aborsi terjadi secara alami, tanpa intervensi tindakan medis, dan aborsi yang direncanakan dimana melalui tindakan medis dengan obat-obatan saja (jamu, dsb) atau tindakan bedah, atau tindakan lain yang menyebabkan pendarahan lewat vagina. Penghentian kehamilan pada usia dimana janin sudah mampu hidup mandiri di luar rahim ibu (lebih dari 21 minggu usia kehamilan), bukan lagi tindakan aborsi tetapi pembunuhan janin atau infantisida.

Saat ini aborsi masih merupakan masalah kontroversial di masyarakat.Indonesia, namun terlepas dari kontorversi tersebut, aborsi diindikasikan merupakan masalah kesehatan masyarakat karena memberikan dampak pada kesakitan dan kematian ibu. Sebagaimana diketahui penyebab utama kematian ibu hamil dan melahirkan adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia. Namun sebenarnya aborsi juga merupakan penyebab kematian ibu, hanya saja muncul dalam bentuk komplikasi perdarahan dan sepsis (Gunawan, 2000). Akan tetapi, kematian ibu yang disebabkan komplikasi aborsi sering tidak muncul dalam laporan kematian, tetapi dilaporkan sebagai perdarahan atau sepsis. Hal itu terjadi karena hingga saat ini aborsi masih merupakan masalah kontroversial di masyarakat.

Di negara-negara yang tidak mengizinkan aborsi seperti Indonesia, banyak perempuan terpaksa mencari pelayanan aborsi tidak aman karena tidak tersedianya pelayanan aborsi aman atau biaya yang ditawarkan terlalu mahal. Pada remaja perempuan kendala terbesar adalah rasa takut dan tidak tahu harus mencari konseling. Hal ini menyebabkan penundaan remaja mencari pertolongan pelayanan aman, dan sering kali terperangkap di praktek aborsi tidak aman.

Aborsi yang tidak aman adalah penghentian kehamilan yang tidak diinginkan yang dilakukan oleh tenaga yang tidak terlatih, atau tidak mengikuti prosedur kesehatan atau kedua-duanya (Definisi WHO). Dari 46 juta aborsi/tahun, 20 juta dilakukan dengan tidak aman, 800 wanita diantaranya meninggal karena komplikasi aborsi tidak aman dan sekurangnya 13 persen kontribusi Angka Kematian Ibu Global (AGI, 1997; WHO 1998a; AGI, 1999)

WHO memperkirakan ada 4,2 juta aborsi dilakukan per tahun, 750.000 1,5 juta dilakukan di Indonesia, 2.500 orang diantaranya berakhir dengan kematian (Wijono, 2000). Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 : Aborsi berkontribusi 11,1 % terhadap Angka kematian Ibu (AKI) , sedangkan menurut Rosenfield dan Fathalla (1990) sebesar 10 % (Wijono, 2000)

Sebaiknya jika aborsi bisa dilakukan, ada persayaratan yang mungkin dapat dibuat peraturannya oleh pemerintah, seperti

Aborsi sebaiknya dilakukan di RS atau klinik yang memenuhi persyaratan dan mendapatkan izin

Batas umur kehamilan trismester pertama sampai kehamilan 23 minggu

Perempuan yang berniat melakukan aborsi perlu mendapatkan konseling agar dapat memutuskan sendiri untuk diaborsi atau tidak dan konseling pasca aborsi guna menghindari aborsi berulang

Perempuan di bawah usia kawin harus didampingi orangtuanya dalam membuat keputusan aborsi

Undang-undang sebaiknya mengizinkan aborsi atas indikasi kesehatan, yang diputuskan oleh Menteri Kesehatan, dengan batas waktu dua tahun sekali

Pelayanan aborsi oleh klinik yang ditunjuk pemerintah, dan dikenakan biaya relatif murahB. ALASAN ABORSIDi Amerika, alasan-alasan dilakukannya aborsi adalah: 1. Tidak ingin memiliki anak karena khawatir mengganggu karir, sekolah atau tanggung jawab lain (75%) 2. Tidak memiliki cukup uang untuk merawat anak (66%) 3. Tidak ingin memiliki anak tanpa ayah (50%) C. PROSES ABORSIPada kehamilan muda (dibawah 1 bulan)untuk Masa 1 Bulan:

Pada kehamilan muda, dimana usia janin masih sangat kecil, aborsi dilakukandengan cara menggunakan alat penghisap (suction). Sang anak yang masih sangat lembut langsung terhisap dan hancur berantakan. Saat dikeluarkan, dapat dilihat cairan merah berupa gumpalan-gumpalan darah dari janin yang baru dibunuh tersebut.Pada kehamilan lebih lanjut (1-3 bulan)untuk Masa 1-3 Bulan: Pada tahap ini, dimana janin baru berusia sekitar beberapa minggu, bagian-bagian tubuhnya mulai terbentuk. Aborsi dilakukan dengan cara menusukanak tersebut kemudian bagian-bagian tubuhnya dipotong-potong denganmenggunakan semacam tang khusus untuk aborsi (cunam abortus). Anak dalam kandungan itu diraih dengan menggunakan tang tersebut, dengan cara menusuk bagian manapun yang bisa tercapai. Bisa lambung, pinggang, bahu atau leher. Kemudian setelah ditusuk, dihancurkan bagian-bagian tubuhnya. Tulang-tulangnya diremukkan dan seluruh bagian tubuhnya disobek-sobek menjadi bagian kecil-kecil agar mudah dikeluarkan dari kandungan. Dalam klinik aborsi, bisa dilihat potongan-potongan bayi yang dihancurkan ini. Adapotongan tangan, potongan kaki, potongan kepala dan bagian-bagiantubuh lain yang mungil.Aborsi pada kehamilan lanjutan (3 sampai 6 bulan) untuk Masa 3-6 Bulan: Pada tahap ini, bayi sudah semakin besar dan bagian-bagian tubuhnya sudah terlihat jelas. Jantungnya sudah berdetak, tangannya sudah bisa menggenggam. Tubuhnya sudah bisa merasakan sakit, karenajaringan syarafnya sudah terbentuk dengan baik. Aborsi dilakukan denganterlebih dahulu membunuh bayi ini sebelum dikeluarkan. Pertama, diberikansuntikan maut (saline) yang langsung dimasukkan kedalam ketuban bayi. Cairan ini akan membakar kulit bayi tersebut secara perlahan-lahan, menyesakkan pernafasannya dan akhirnya setelah menderita selama berjam-jam sampai satu hari bayi itu akhirnya meninggal.. Selama proses ini dilakukan, bayi akan berontak, mencoba berteriak dan jantungnya berdetak keras.

Aborsi pada kehamilanbesar (6 sampai 9 bulan)untuk Masa 6-9 Bulan: Pada tahap ini, bayi sudah sangat jelas terbentuk. Wajahnya sudah kelihatan,termasuk mata, hidung, bibir dan telinganya yang mungil. Jari-jarinya jugasudah menjadi lebih jelas dan otaknya sudah berfungsi baik. Untuk kasus seperti ini, proses aborsi dilakukan dengan cara mengeluarkan bayi tersebuthidup-hidup, kemudian dibunuh. Cara membunuhnya mudah saja, biasanya langsung dilemparkan ke tempat sampah, ditenggelamkan kedalam air atau dipukul kepalanya hingga pecah. Sehingga tangisannya berhenti dan pekerjaan aborsi itu selesai. Selesai dengan tuntas hanya saja darah bayi itu yang akan mengingatkan orang-orang yang terlibat didalam aborsi ini bahwa pembunuhan keji telah terjadi. Semua proses ini seringkali tidak disadari oleh para wanita calon ibu yang melakukan aborsi. Mereka merasa bahwa aborsi itu cepat dan tidak sakit, mereka tidak sadar karena dibawah pengaruh obat bius.. Mereka bisa segera pulang tidak lama setelah aborsi dilakukan. Benar, bagi sang wanita , proses aborsi cepat dan tidak sakit. Tapi bagi bayi, itu adalah proses yang sangat mengerikan, menyakitkan, dan benar-benar tidak manusiawi. Kematian bayi yang tidak berdosa itu tidak disaksikan oleh sang calon ibu.D. RESIKO ABORSIAborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi ia tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang. Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap wanita, terutama mereka yang sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan yang sudah terjadi. Ada 2 macam resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi: 1. Resiko kesehatan dan keselamatan secara fisik 2. Resiko gangguan psikologis

Resiko kesehatan dan keselamatan fisik Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko yang akan dihadapi seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku Facts of Life yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd yaitu:14. Kematian mendadak karena pendarahan hebat 15. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal 16. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan 17. Rahim yang sobek (Uterine Perforation) 18. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat padaanak berikutnya19. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita) 20. Kanker indung telur (Ovarian Cancer) 21. Kanker leher rahim (Cervical Cancer) 22. Kanker hati (Liver Cancer) 23. Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacatpada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya 24. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy) 25. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease) 26. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)

Resiko kesehatan mental Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita. Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai Post-Abortion Syndrome (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam Psychological Reactions Reported After Abortion di dalam penerbitan The Post-Abortion Review (1994). Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal seperti berikut ini: 1. Kehilangan harga diri (82%) 2. Berteriak-teriak histeris (51%) 3. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%) 4. Ingin melakukan bunuh diri (28%) 5. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%) 6. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%) REFERENSI :