Sap Gastritis (MAAG)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

SAP gastritis

Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Pokok Bahasan: GastritisSub Pokok Bahasan: 0. Pengertian Gastritis 0. Tanda dan Gejala Gastritis 0. Pencegahan dan penanganan Gastritis

Sasaran : Keluarga Tn. N di jalan sebuku 1. Waktu: 30 menit1. Hari/Tanggal: Jumat, 13 Februari 2015

Tujuan Instruksional Umum :Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x pertemuan, diharapkan keluarga Tn.N mengetahui tentang gastritisTujuan Instruksional Khusus : 1. Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x pertemuan, diharapkan keluarga Tn. N mampu menjelaskan pengertian Gastritis1. Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x pertemuan, diharapkan keluarga Tn. N mampu menyebutkan tanda dan gejala Gastritis1. Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x pertemuan, diharapkan keluarga Tn. N mampu menyebutkan Pencegahan dan Penanganan Gastritis.

Materi Pokok Penyuluhan:1. Pengertian Gastritis1. Tanda dan gejala Gastritis1. Penanganan dan pencegahan Gastritis

Metode Penyuluhan :1. Diskusi1. Ceramah1. Tanya jawab

Kegiatan Penyuluhan:NOTAHAPWAKTUKEGIATAN FASILITATORKEGIATAN PESERTA

1.

Pendahuluan1. Pembukaan

1. Pengenalan

10 menitMembuka acara dengan memberikan salam dan memperkenalkan diri.

Memperkenalkan penyuluhMenjawab salam dan mendengarkan dengan seksama.

Para audience mengenal penyuluh

2.

Pengajaran / Materi Inti1. Menjelaskan pengertian Gastritis

1. Menjelaskan tentang tanda dan gejala gastritis1. Menjelaskan tentang cara pencegahan dan penanga nan gastritis1. Memberi sesi tanya jawab

20menit

a.gastritis

b. Menjelaskan tentang tanda dan gejala gastritis

c. Menjelaskan tentang cara pencegahan dan penanga nan gastritis

d. Menanyakan pengetahuan yang diperoleh audience seputar gastritis

0. Antusias Mendengarkan dengan seksama

0. Antusias mendengarkan, melihat dan memahami apa yang disampaikan penyuluh

0. Antusias Mendengarkan, melihat dan memahami apa yang disampaikan penyuluh.

0. Peserta promosi kesehatan dapat merespon dan menjawab dengan baik dan benar

3

Penutup:1. Menjelaskan kesimpulan dari materi yang disajikan

1. Ucapan terimakasih

1. Pesan-Kesan-Penutup

1. Salam penutup10 menit1. Pemateri memberi kesimpulan kepada para peserta tentang seluruh materi yang sudah disampaikan.

1. Mengucapkan terima kasih atas kehadiran para peserta pendidikan kesehatan

1. Pemateri memberi pesan dan kesan atas partisipasi dan antusias peserta pendidikan kesehatan

1. Pemateri memberi salam sebagai penutup dan berakhirnya pendidikan kesehatan1. Para peserta dapat me-review materi yang sudah didengarkan

1. Peserta pendidikan kesehatan memberi tanda kepuasan dengan materi yang diberikan

1. Keluarga juga memberi kesan dan pesan atas penkes yang diberikan

1. Memberi salam kembali

Media/Alat penyuluhan Leaflet

Evaluasi Penyuluhan: Tingkat Kehadiran yang diharapkan: 100% Tingkat Pengetahuan yang diharapkan:Keluarga Tn. N dapat memahami materi yang disampaikan.

EVALUASI PENYULUHAN/PROMOSI KESEHATAN

Waktu penyuluhan: 09.00 10.00 WIB Hari/tanggal pelaksanaan: Jumat 13 Februari 2015 Jumlah peserta yang hadir: 100 % Strategi penyuluhan: Dengan menggunakan ceramah yang menarik, serta menggunakan gambar-gambar yang mendukung penyuluhan. Tempat pelaksanaan: RumAH Tn.N Jumlah informasi yg diberikan: Mencakup materi Gastritis Denah rumah Tn. N:

MATERI PEMBAHASAN

peserta

pembawa acarapenyuluh

KRITERIA EVALUASI1. Evaluasi Inputa. Tim penyuluh kesehatan lengkap dengan jumlah 4 orang, terdiri atas :2.PenyuluhUraian tugas :a. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperlihatkan proses penyampaian materi penyuluhan.b. Menyampaikan / menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami oleh peserta.c. Memotivasi peserta untuk bertanya.2. Pembawa AcaraUraian tugas : a. Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada peserta.b. Mengatur proses dan lama penyuluhan.c. Menutup aacara penyuluhan3. FasilitatorUraian tugas :a. Ikut bergabung dan duduk diantara pesertab. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.c. Menginterupsi penyuluh tentang istilah / hal hal yang kurang jelas atau kurang mengena bagi peserta.4. ObserverUraian tugas :a. Mencatat nama, alamat, dan jumlah peserta yang datang serta menempatkan diri ke tempat yang memungkinkan dapat mengawasi jalannya proses penyuluhan.b. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.c. Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses penyuluhan.d. Menyampaikan evaluasi langsung secra tertulis pada penyuluh tentang hal yang dirasa tidak sesuai dengan rencana penyuluhan.Tim Penyuluh kesehatan menguasai materi penyuluhan dengan konsep yang samab. Lingkungan atau ruang penyuluhan cukup luas untuk peserta penyuluhan, suasana cukup tenang, ventilasi cukup baik dan pencahayaan cukup terang.c. Peralatan : LCD proyektor Laptop Banner Microfone/pengeras suaraSemuanya berfungsi dengan baikd. Undangan Peserta diundang secara lisan 2 hari sebelum hari penyuluhan dan diingatkan kembali secara lisan pada 1hari sebelum penyuluhan. 100 % peserta yang diundang datang pada acara penyuluhan

1. Evaluasi Prosesa. Pembawa acara, fasilitator, observer, penyuluh menjalankan fungsinya sesuai dengan uraian tugas.b. Penyuluh menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan suasana yang rileks.c. 100 % peserta mengikuti secara aktif acara penyuluhan dari awal hingga akhir.d. 3 peserta bertanya tentang materi penyuluhan.

Daftar Pertanyaan :NONAMAPERTANYAANJAWABAN

1.

2

3

1.

Materi / bahan Penyuluhan :I.PENGERTIANGastritis adalah suatu peradangan yang terjadi pada mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosi. (Brunner dan Sudath, 2000 : 1405).Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung yang diakibatkan oleh diet yang tidak benar, atau makanan yang berbumbu atau mengandung mikroorganisme penyebab penyakit.Gastritis adalah suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung dan secara hispatologi dapat di buktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut (Baughman dan Haskley. 2000). Secara klinis gastritis terbagi atas :a. Gastritis akutInflamasi akut dari dinding lambung yang biasannya terbatas pada bagian mukosa saja. Terjaddi atas gastritis atas, gastritis ekssogen da n endogen akut.Gastritis akut adalah proses peradangan jangka pendek yang terkait dengan konsumsi agen kimia atau makanan yang mengganggu dan merusak mukosa gastrik. Agen semacam ini mencakup bumbu, rempah-rempah, alkohol, obat-obatan, radiasi, kemoterapi dan mikroorganisme inefektif. Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosif. Erosif karena perlukaan hanya pada bagian mukosa.b. Gastritis kronisInflamasi kronis pada dinding lambung yang bisa bagia n mukosa saja atas ssudah penetrasi kelapisan sub mukosa lambung yang kaya akan pembuluh darah. Gastritis kronis terjadi kare na gastritis akut yang tidak tertangani. Gastritis kronik adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang menahun. Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna dan maligna dari lambung atau oleh bakteri Helicobacter pylory (H. pylory). Gastritis kronis dapat diklasifikasikan sebagai tipe A dan tipe B. Tipe A (sering disebut sebagai gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan sel pariental yang menimbulkan atrofi dan infiltrasi seluler. Anemia pernisiosa berkembang dengan proses ini dan terjadi pada fundus atau korpus dari lambung. Tipe B (kadang disebut sebagai gastritis H. pylory) mempengaruhi antrum dan pilorus (ujung bawah lambung dekat duodenum). Ini dihubungkan dengan bakteri H. pylory yang menimbulkan ulkus dinding lambung. Juga dikenal tiga bentuk gastritis kronik gastritis kronik superfisialis, gastritis kronik hipotrofik atau atrofi gaster dan gastritis kronik hipertrofikans.

II.ETIOLOGI1.Infeksi bakteri. Sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri H. Pylori yang hidup di bagian dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung. Diperkirakan penularan terjadi melalui jalur oral atau akibat memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi H. pylori ini sekarang diketahui sebagai penyebab utama terjadinya peptic ulcer dan penyebab tersering terjadinya gastritis. Infeksi dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan peradangan menyebar yang kemudian mengakibatkan perubahan pada lapisan perlindungan dinding lambung. Salah satu perubahan itu adalah atrophic gastritis, sebuah keadaan dimana kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung secara perlahan rusak.2.Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerusObat analgesic anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung.3.Penggunaan alkohol secara berlebihan.Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan terhadap asam lambung walaupun pada kondisi normal.4.Penggunaan kokain.Kokain dapat merusak lambung dan menyebabkan perdarahan dan gastritis.5.Stres fisikStres fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau infeksi berat dapat menyebabkan gastritis dan juga borok serta perdarahan pada lambung.6.Kelainan autoimmuneAutoimmune atrophic gastritis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat yang berada dalam dinding lambung. Hal ini mengakibatkan peradangan dan secara bertahap menipiskan dinding lambung, menghancurkan kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung dan mengganggu produksi faktor intrinsic (yaitu sebuah zat yang membantu tubuh mengabsorpsi vitamin B12). Kekurangan B12 akhirnya dapat mengakibatkan pernicious anemia, sebuah konsisi serius yang tidak dirawat dapat mempengaruhi seluruh sistem dalam tubuh.7.Crohns disease.Ketika lambung terkena penyakit ini, gejala-gejala dari Crohns disease (yaitu sakit perut dan diare dalam bentuk cairan) tampak lebih menyolok daripada gejala gastritis.8.Radiasi dan kemoterapi. Ketika tubuh terkena sejumlah kecil radiasi, kerusakan tersebut menjadi permanen dan dapat mengikis dinding lambung serta merusak kelenjar penghasil asam lambung.9.Penyakit bile refluk.Bile (empedu) adalah cairan yang membantu mencerna lemak-lemak dalam tubuh. Cairan ini diproduksi oleh hati. Ketika dilepaskan, empedu akan melewati serangkaian saluran kecil dan menuju ke usus kecil. Dalam kondisi normal, sebuah otot sphincter yang berbentuk seperti cincin (pyloric valve) akan mencegah empedu mengalir balik ke dalam lambung. Tapi jika katup ini tidak bekerja dengan benar, maka empedu akan masuk ke dalam lambung dan mengakibatkan peradangan dan gastritis.

III.ANATOMI FISIOLOGILambung merupakan organ muskular yang berbentuk menyerupai huruf J yang berfungsi menerima dan mencampur makanan dari esofagus dengan cairan lambung dan mendorong makanan ke usus kecil. Makanan memasuki lambung dari esofagus dengan melewati otot berbentuk cincin yang disebut sfingter yang dapat membuka dan menutup sehingga berfungsi mencegah makanan kembali ke esofagus (Lestari, 2008).Lambung memiliki panjang sekitar 25 cm dan 10 cmpada saat kosong, volume 1-1,5 liter pada dewasa normal.Lambung Terletak persis dibawah diafragma, terdiri dari kardia, fundus, korpus, antrum dan pylorus.Sel-sel yang melapisi lambung mensekresikan tiga komponen penting, yaitu mukus, HCl, dan prekursor pepsin. Mukus yang dihasilkan oleh sel mukus menyelaputi sel-sel yang melapisi lambung sebagai perlindungan terhadap kerusakan oleh enzim dan asam. Rusaknya lapisan mukus misalnya oleh infeksi Helicobacter pylori atau karena aspirin, dapat menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada ulser lambung. Asam klorida yang dihasilkan oleh sel parietal menyediakn lingkungan asam yang dibutuhkan pepsin untuk menguraikanprotein, serta sebagai penghalang masuknya infeksi bakteri. Sekresi asam lambung distimulasi oleh impuls syaraf, gastrin (hormon yang dilepaskan lambung), dan histamin. Sedangkan chief cell yang ditemukan di bagian paling dalam dari kelenjar lambung menghasilkan enzim pencernan pepsinogen yang kemudian diubah menjadi pepsin (Sineltzer dan Bare G. 2001).

IV.PATOFISIOLOGIBahan-bahan makanan, minuman, obat maupun zat kimia yang masuk kedalam lambung menyebabkan iritasi atau erosi pada mukosanya sehingga lambung kehilangan barrier (pelindung). Selanjutnya terjadi peningkatan difusi balik ion hidrogen. Gangguan difusi pada mukosa dan penngkatan sekresi asam lambung yang meningkat / banyak. Asam lambung dan enzim-enzim pencernaan. Kemudian menginvasi mukosa lambung dan terjadilah reaksi peradangan.Demikian juga terjadi peradangan dilambung karena invasi langsung pada sel-sel dinding lambung oleh bakteri dan terinfeksi. Peradangan ini termanifestasi seperti perasaan perih di epigastrium, rasa panas / terbakar dan nyeri tekan.Spasme lambung juga mengalami peningkatan diiringi gangguan pada spinkter esophagus sehingga terjadi mual-mual sampai muntah. Bila iritasi / erosi pada mukosa lambung sampai pada jaringan lambung dan mengenai pembuluh darah. Sehingga kontinuitasnya terputus dapat mennimbulkan hematemesis maupun melena.

V.MANIFESTASI KLINIS1.Gastritis akut :a. Ulserasi superficial yang menimbulkan hemorragieb. Ketidaknyamanan abdomen (mual, anoreksia)c. Muntah serta cegukand. Dapat terjadi kolik dan diaree. Peningkatan Suhu Tubuhf. Takikardi2.Gastritis kronis :a.Tipe A : Asimtomatisb.Tipe B :1) Mengeluh anoreksia2) Sakit ulu hati setelah makan3) Bersendawa4) Rasa pahit dalam mulut5) Mual dan muntahVI.KOMPLIKASIPerdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan menelan, dapat berakhir sebagai syak hemoragik. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptik. Gambaran klinis yang diperhatikan hamper sama. Namun pada tukak peptik penyebab utamanya adalah infeksi Helicobakter pytori, sebesar 100% pada hikak duodenum dan 60-90% pada tikak lambung. Diagnosis pasti dapat di tegakkan dengan endoskopi.a.Gastritis Akute- Perdarahan saluran cerna atas, hingga anemia dan kematian.- Ulkus pada lambung.- Perforasi lambung.b.Kronis- Gangguan penyerapan Vitamin B12 karena atropi lambung dan akan terjadi anemia pernisiosa.- Gangguan penyerapan zat besi.- Penyempitan daearah fillorus.- Kanker lambung.

VII. PEMERIKSAAN PENUNJANGGastritis Akuta. Anamnesisb. Endoscopy dilanjutkan pemeriksaan biopsyGastritis KronikPemeriksaan kadar asam lambung perlu dilakukan karena berhubungan dengan pengobatan. Pada gastritis kronik hipotropik dan atrofi gaster, kadar asam lambung menurun, sedang pada gastritis kronik superfisialis oleh hipertrofikan, kadar asam lambung normal atau meninggi. Foto rontgen dapat membantu yaitu dengan melihat gejala benda-benda sekunder yaitu hipersekresi, mukosa yang tebal dengan lipatan-lipatan tebal dan kasar, dll. Tetapi hal ini tidak memastikan diagnosis. Gastritis tipe A dihubungkan dengan aklorhidria atau hipoklorhidria (kadar asam lambung klorida tidak ada atau rendah), sedangkan gastritis tipe B dihubungkan dengan hiperklorhidria (kadar tinggi dari asam hidroklorida). Diagnosis dapat ditegakkan dengan endoskopi, serangkaian pemeriksaan sinar-x gastrointestinal (GI) atas dan pemeriksaan histologis. Tindakan diagnostik untuk mendeteksi H. pylory mencakup tes serologis untuk antibody terhadap antigen H. pylory dan tes pernapasan.

VIII.PENATALAKSANAANGastritis AkutGastritis akut diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari alkohol dan makanan yang mengganggu dan merusak mukosa gastrik sampai gejala berkurang. Bila pasien mampu makan melalui mulut, diet mengandung gizi dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka penatalaksanaannya serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisasian agen penyebab.a.Untuk menetralisir asam digunakan antasida (mis, aluminium hidroksida) ; untuk menetral alkali digunakan jus lemon encer atau cuka encer.b.Bila korosi luas atau berat, emetic dan lavase dihindari karena bahaya perforasi.Terapi pendukung mencakup intubasi, analgesic dan sedative, antasida serta cairan intravena. Endoskopi fiber-optik mungkin diperlukan. Pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat gangren atau jaringan perforasi. Gastrojejenostomi atau reseksi lambung mungkin diperlukan untuk mengatasi obstruksi pylorus.Gastritis KronikGastritis kronik diatasi dengan memodifikasi diet pasien, meningkatkan istirahat, mengurasi stress dan memulai farmakoterapi. H. pylory dapat diatasi dengan antibiotic (seperti tetrasiklin atau amoksisilin) dan garam bismut (pepto-bismol). Pasien dengan gastritis tipe A biasanya mengalami malabsorbsi vitamin B12 yang disebabkan oleh adanya antibody terhadap faktor intrinsik.

SAP (Satuan Acara Penyuluhan)GASTRITIS Pada Keluarga Tn. N

OLEH :NI PUTU NIA NURMLASARI

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATANRUMAH SAKIT TK II dr. SOEPRAOEN MALANGTAHUN 2014/2015