23
SATUAN ACARA PENYULUHAN PERILAKU KEKERASAN Pokok Bahasan : Gangguan Sistem Neurobehaviour Sub Pokok Bahasan : Perilaku Kekerasan Sasaran : Pasien dan keluarga yang mengalami perilaku kekerasan Hari/Tanggal : Selasa, 7 Mei 2013 Waktu : 30menit Tempat : RSJP Bangli I. LATAR BELAKANG Keperawatan jiwa merupakan bentuk pelayanan profesional yang didasarkan pada ilmu keperawatan jiwa bentuk pelayanan Bio-Psiko-Sosio-Spritual yang komperhensif. Klien dapat berupa individu, keluarga dan komunitas baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Bentuk Asuhan keperawatan jiwa meluputi pencegahan primer adalah pendidikan kesehatan, pengubahan lingkungan dan dukungan sistem sosial. Keluarga sebagai orang terdekat dengan klien merupakan sistem pendukung utama dalam memberikan pelayanan langsung pada saat klien berada dirumah. Oleh karena itu keluarga memiliki peran penting didalam upaya pencegahan kekambuhan penyakit pada klien jiwa. Melihat fenomena diatas, maka keluarga perlu mempunyai pemahaman mengenai Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI Bali Program Studi Ilmu Keperawatan

SAP PK

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SAP PK

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERILAKU KEKERASAN

Pokok Bahasan : Gangguan Sistem Neurobehaviour

Sub Pokok Bahasan : Perilaku Kekerasan

Sasaran : Pasien dan keluarga yang mengalami perilaku

kekerasan

Hari/Tanggal : Selasa, 7 Mei 2013

Waktu : 30menit

Tempat : RSJP Bangli

I. LATAR BELAKANG

Keperawatan jiwa merupakan bentuk pelayanan profesional yang

didasarkan pada ilmu keperawatan jiwa bentuk pelayanan Bio-Psiko-Sosio-

Spritual yang komperhensif. Klien dapat berupa individu, keluarga dan komunitas

baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Bentuk Asuhan keperawatan jiwa

meluputi pencegahan primer adalah pendidikan kesehatan, pengubahan

lingkungan dan dukungan sistem sosial.

Keluarga sebagai orang terdekat dengan klien merupakan sistem

pendukung utama dalam memberikan pelayanan langsung pada saat klien

berada dirumah. Oleh karena itu keluarga memiliki peran penting didalam upaya

pencegahan kekambuhan penyakit pada klien jiwa. Melihat fenomena diatas,

maka keluarga perlu mempunyai pemahaman mengenai cara perawatan

anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Salah satu upaya yang

dilakukan adalah perawat dapat melaksanakan penyuluhan guna memberikan

pendidikan kesehatan kepada keluarga.

II. TUJUAN UMUM

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan klien dan keluarga

dapat memahami informasi yang diberikan dalam penyuluhan dan dapat berguna

dalam kehidupan sehari hari.

Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI BaliProgram Studi Ilmu Keperawatan

Page 2: SAP PK

III. TUJUAN KHUSUS

Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit klien & keluarga mampu:

1. Menyebutkan definisi (pengertian) dari Perilaku Kekerasan

2. Menyebutkan penyebab dari Perilaku Kekerasan

3. Menyebutkan rentang respon marah dari Perilaku Kekerasan

4. Menyebutkan tanda dan gejala dari Perilaku Kekerasan

5. Menyebutkan akibat dari Perilaku Kekerasan

6. Menyebutkan hal-hal yang dapat di lakukan keluarga yang mempunyai

keluarga Perilaku Kekerasan

7. Menyebutkan peran keluarga dalam penanganan Perilaku Kekerasan

IV. METODE

Ceramah, diskusi/tanya jawab

V. MEDIA

Leaflet, Laptop, LCD

VI. PENGORGANISASIAN

1. Fasilitator : - Karma Ardyasa

- Ery Suarbawa

- Desy Pariani

- Mayun Sutrawan

2. Penyaji : Yogi Aristana

3. Moderator : Vinny Wandani

4. Notulen : Trilita Aminita

5. Observer : Santi Desianti

Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI BaliProgram Studi Ilmu Keperawatan

Page 3: SAP PK

VII. ISI MATERI (materi lengkap terlampir)

a. Definisi (pengertian) Perilaku Kekerasan

b. Penyebab Perilaku Kekerasan

c. Rentang respon marah Perilaku Kekerasan

d. Tanda dan Gejala Perilaku Kekerasan

e. Akibat Perilaku Kekerasan

f. Hal- hal yang dapat dilakukan keluarga yang mempunyai Perilaku Kekerasan

g. Peran keluargadalam penanganan Perilaku Kekerasan

VIII. PROSES PELAKSANAAN

No Kegiatan Respon

Pasien/Keluarga

Waktu

1 Pendahuluan

a. Memberi salam

b. Menyampaikan pokok bahasan

c. Menyampaikan tujuan

d. Melakukan apersepsi

Menjawab salam

Menyimak

Menyimak

Memberikan feedback

5 menit

2 Isi

Penyampaian materi tentang:

a) Definisi Perilaku Kekerasan

b) Penyebab Perilaku Kekerasan

c) Rentang respon marah Perilaku

Kekerasan

d) Tanda dan Gejala Perilaku

Kekerasan

e) Akibat Perilaku Kekerasan

f) Hal- hal yang dapat dilakukan

keluarga yang mempunyai Perilaku

Kekerasan

g) Peran keluargadalam

penanganan Perilaku Kekerasan

Memperhatikan &

meniyimak

Memperhatikan &

meniyimak

Memperhatikan &

meniyimak

Memperhatikan &

meniyimak

Memperhatikan &

meniyimak

Memperhatikan &

meniyimak

15 menit

Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI BaliProgram Studi Ilmu Keperawatan

Page 4: SAP PK

Memperhatikan &

meniyimak

3 Penutup

a. Diskusi:

1) Memberikan kesempatan pada

peserta penyuluhan untuk

bertanya

2) Menjawab pertanyaan peserta

penyuluhan yang

berkaitan dengan materi yang

belum jelas

3) Memberikan pertanyaan kepada

audience, mengenai:

a) Definisi Perilaku Kekerasan

b) Penyebab Perilaku

Kekerasan

c) Rentang respon marah

Perilaku Kekerasan

d) Tanda dan Gejala Perilaku

Kekerasan

e) Akibat Perilaku Kekerasan

f) Hal- hal yang dapat dilakukan

keluarga yang mempunyai

Perilaku Kekerasan

g) Peran keluargadalam

penanganan Perilaku

Kekerasan

b. Kesimpulan hasil diskusi

c. Evaluasi diskusi

Memberikan informed concert pada

1) Menanyakan hal

yang belum jelas

2) Memperhatikan

jawaban penyuluh

3) Menjawab

pertanyaan yang

ditujukan.

Memperhatikan &

10 menit

Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI BaliProgram Studi Ilmu Keperawatan

Page 5: SAP PK

audience.

d. Memberikan salam penutup

Menyimak

Menjawab salam

IX. SETTING TEMPAT

Duduk menghadap penyaji

Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI BaliProgram Studi Ilmu Keperawatan

N= Trilita Aminita

P= Yogi Aristana

M= Vinny Wandani

LCD

LAPTOP

PESERTA PESERTA

PESERTAPESERTA

PESERTA

PESERTA

PESERTA

PESERTAF= Desy Pariani

F= Ery Suarbawa

F=Karma Ardyasa

O=Santi Desianti

F=Mayun Sutrawan

Page 6: SAP PK

X. EVALUASI

1. Struktur

Kegiatan berlangsung dengan baik sesuai jadwal yang telah

ditentukan, tempat pelaksana tersusun rapi dan bersih, proses

penyuluhan berjalan dengan lancar tanpa hambatan. Pelaksana terdiri

dari moderator, penyaji, fasilitator, observer dan notulen.

2. Proses

Diharapkan kehadiran peserta penyuluhan 100%. Diharapkan

keantusiasan peserta mendengarkan dan memahami KIE Perilaku

Kekerasan mencapai 75% terlihat dari keaktifan bertanya dan dapat

menyimpulkan penyakit hipertensi tersebut. Kegitan dilaksanakan tepat

waktu dan sesuai jadwal

3. Hasil

Kehadiran peserta penyuluhan yakni 70%, terdiri dari keluarga

pasien dan pasien itu sendiri. Pasien dan keluarga pasien telah

memahami tentangPerilaku Kekerasan, terlihat dari mereka aktif dalam

menyimpulkan hasil dari penyuluhan yang telah dilakukan. Kegitan

dilakukan pada pukul 14.30 dan berlangsung ± 30 menit.

Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI BaliProgram Studi Ilmu Keperawatan

Page 7: SAP PK

XI. REFERENSI:

- Anonim. 2011. Cegah dan hindari kekerasan, diakses tanggal 2 Mei 2013.

Jam 14.30 dari http://www.orangtua.org/cegahdanhidarikekerasan=804

- Dadang Hawari. 2001. Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa

Schizofrenia. FKUI: Jakarta.

- Keliat Budi Ana.1999. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi I.

Jakarta : EGC

- Keliat Budi Ana.1999. Gangguan Konsep Diri. Edisi I. Jakarta : EGC

- Stuart GW, Sundeen.1995. Principles and Practice of Psykiatric

Nursing (5 th ed.).St.Louis Mosby Year Book

- WF Maramis. 1998. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Jakarta :EGC

- Keliat, Budi Anna, Akemat, dkk. 2010. Model Praktik Keperawatan

Profesional Jiwa. Jakarta: EGC

Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI BaliProgram Studi Ilmu Keperawatan

Page 8: SAP PK

LAMPIRAN MATERI

PERILAKU KEKERASAN

1. DEFINISI PERILAKU KEKERASAN

Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk

melukai seseorang, baik secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan definisi

ini perilaku kekerasaan dapat dilakukan secara verbal, diarahkan pada diri

sendiri, orang lain, dan lingkungan. Perilaku kekerasaan dapat terjadi dalam

dua bentuk, yaitu perilaku kekerasaan saat sedang berlangsung atau perilaku

kekerasaan terdahulu (riwayat perilaku kekerasaan). (Keliat, Budi Anna,

Akemat, dkk. 2010, 126)

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,

orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan

perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif (Stuart dan Sundeen,

1995).

Perilaku kekerasan adalah perilaku individu yang dapat membahayakan

orang, diri sendiri baik secar fisik, emosional, dan atau seksualitas (Nanda,

2005).

Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang

bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis

(Berkowitz, 1993 dalam Depkes, 2000).

2. PENYEBAB PERILAKU KEKERASAN

Menurut Stearen, kemarahan adalah kombinasi dari segala sesuatu yang

tidak enak, cemas, tegang, dendam, sakit hati, dan frustasi. Beberapa faktor

yang mempengaruhi terjadinya kemarahan terbagi atas faktor predisposisi

dan faktor presipitasi.

Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI BaliProgram Studi Ilmu Keperawatan

Page 9: SAP PK

a. Faktor Predisposisi

Berbagai pengalaman yang dialami tiap orang yang merupakan faktor

predisposisi, artinya mungkin terjadi/mungkin tidak terjadi perilaku

kekerasan jika faktor berikut dialami oleh individu :

1) Psikologis

Kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang kemudian

dapat timbul agresif atau amuk. Masa kanak-kanak yang tidak

menyenangkan yaitu perasaan ditolak, dihina, dianiayaan atau saksi

penganiayaan juga berpengaruh. Sesorang yang mengalami

hambatan dalam mencapai tujuan/keinginan yang diharapkannya

menyebabkan ia menjadi frustasi. Ia merasa terancam dan cemas.

Jika ia tidak mampu menghadapi rasa frustasi itu dengan cara lain

tanpa mengendalikan orang lain dan keadaan sekitarnya maka dia

menghadapinya dengan kekerasan.

2) Perilaku

Reinforcement yang diterima pada saat melakukan kekerasan, sering

mengobservasi kekerasan dirumah atau di luar rumah, semua aspek

ini menstimulasi individu mengadopsi perilaku kekerasan. Manusia

pada umumnya mempunyai keinginan untuk mengaktualisasikan

dirinya, ingin dihargai dan diakui statusnya. Sehingga Kebutuhan akan

status dan prestise juga mempengaruhi perilaku seseorang untuk

melakukan kekerasan

3) Sosial budaya

Budaya tertutup dan membalas secara diam (pasif agresif) dan kontrol

sosial yang tidak pasti terhadap perilaku kekerasan akan menciptakan

seolah-olah perilaku kekerasan diterima (permisive).

4) Bioneurologis

Banyak pendapat bahwa kerusakan sistem limbik, lobus frontal, lobus

temporal dan ketidakseimbangan neurotransmiter turut berperan

dalam terjadinya perilaku kekerasan

.

Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI BaliProgram Studi Ilmu Keperawatan

Page 10: SAP PK

b. Faktor presipitasi

Faktor presipitasi dapat bersumber dari klien, lingkungan atau interaksi

dengan orang lain. Kondisi klien seperti kelemahan fisik (penyakit fisik),

keputusasaan, ketidakberdayaan, percaya diri yang kurang dapat menjadi

penyebab perilaku kekerasan. Demikian pula dengan situasi lingkungan

yang ribut, padat, kritikan yang mengarah pada penghinaan, kehilangan

orang yang dicintai/pekerjaan dan kekerasan merupakan faktor penyebab

yang lain. Interaksi sosial yang provokatif dan konflik dapat pula memicu

perilaku kekerasan.

Hilangnya harga diri juga berpengaruh pada dasarnya manusia itu

mempunyai kebutuhan yang sama untuk dihargai. Jika kebutuhan ini tidak

terpenuhi akibatnya individu tersebut mungkin akan merasa rendah diri,

tidak berani bertindak, lekas tersinggung, lekas marah, dan sebagainya.

Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan

menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana

gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif

terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai

keinginan.

3. RENTANG RESPON MARAH

Stress, cemas, marah merupakan bagian kehidupan sehari-hari yang harus

dihadapi oleh setiap individu. Stress dapat menyebabkan kecemasan yang

menimbulkan perasaan tidak menyenangkan dan terancam. Kecemasan

dapat menimbulkan kemarahan. Respon terhadap marah dapat diungkapkan

melalui 3 cara yaitu : Mengungkapkan secara verbal, menekan, dan

menantang. Dari ketiga cara ini cara yang pertama adalah konstruktif sedang

dua cara yang lain adalah destruktif. Dengan melarikan diri atau menantang

akan menimbulkan rasa bermusuhan, dan bila cara ini dipakai terus menerus,

maka kemarahan dapat diekspresikan pada diri sendiri dan lingkungan dan

akan tampak sebagai depresi dan psikomatik atau agresif dan ngamuk.

Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI BaliProgram Studi Ilmu Keperawatan

Page 11: SAP PK

Respons kemarahan dapat berfluktuasi dalam rentang adaptif – mal adaptif.

Rentang respon kemarahan dapat digambarkan sebagai berikut : (Keliat,

1997, hal 6).

a. Assertif

Mengungkapkan marah tanpa menyakiti, melukai perasaan orang lain,

atau tanpa merendahkan harga diri orang lain.

b. Frustasi

Respon yang timbul akibat gagal mencapai tujuan atau keinginan yang

tidak realistis. Frustasi dapat dialami sebagai suatu ancaman dan

kecemasan. Akibat dari ancaman tersebut dapat menimbulkan

kemarahan.

c. Pasif

Respon dimana individu tidak mampu mengungkapkan perasaan yang

dialami.

d. Agresif

Perilaku yang menyertai marah namun masih dapat dikontrol oleh

individu. Orang agresif biasanya tidak mau mengetahui hak orang lain.

Dia berpendapat bahwa setiap orang harus bertarung untuk mendapatkan

kepentingan sendiri dan mengharapkan perlakuan yang sama dari orang

lain. Tindakan destruktif terhadap lingkungan yang masih terkontrol.

e. Mengamuk

Rasa marah dan bermusuhan yang kuat disertai kehilangan kontrol diri.

Pada keadaan ini individu dapat merusak dirinya sendiri maupun terhadap

orang lain. Tindakan destruktif dan bermusuhan yang kuat dan tidak

terkontrol.

4. TANDA DAN GEJALA PERILAKU KEKERASAN

Yosep (2009) mengemukakan bahwa tanda dan gejala perilaku kekerasan

adalah sebagai berikut:

a. Fisik

1) Muka merah dan tegang

Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI BaliProgram Studi Ilmu Keperawatan

Page 12: SAP PK

2) Mata melotot/ pandangan tajam

3) Tangan mengepal

4) Rahang mengatup

5) Postur tubuh kaku

6) Jalan mondar-mandir

b. Verbal

1) Bicara kasar

2) Suara tinggi, membentak atau berteriak

3) Mengancam secara verbal atau fisik

4) Mengumpat dengan kata-kata kotor

5) Suara keras

6) Ketus

c. Perilaku

1) Melempar atau memukul benda/orang lain

2) Menyerang orang lain

3) Melukai diri sendiri/orang lain

4) Merusak lingkungan

5) Amuk/agresif

d. Emosi

Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, rasa terganggu, dendam dan

jengkel, tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk, ingin berkelahi,

menyalahkan dan menuntut.

e. Intelektual

Mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan, sarkasme.

f. Spiritual

Merasa diri berkuasa, merasa diri benar, mengkritik pendapat orang lain,

menyinggung perasaan orang lain, tidak perduli dan kasar.

g. Sosial

Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan, sindiran.

h. Perhatian

Bolos, mencuri, melarikan diri, penyimpangan seksual.

Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI BaliProgram Studi Ilmu Keperawatan

Page 13: SAP PK

5. AKIBAT PERILAKU KEKERASAN

Klien dengan perilaku kekerasan dapat melakukan tindakan-tindakan

berbahaya bagi dirinya, orang lain maupun lingkungannya, seperti

menyerang orang lain, memecahkan perabot, membakar rumah dll.

6. HAL-HAL YANG DAPAT DILAKUKAN KELUARGA YANG MEMPUNYAI

PERILAKU KEKERASAN

a. Mengadakan kegiatan bermanfaat yang dapat menampung potensi dan

minat bakat anggota keluarga yang mengalami risiko perilaku kekerasan

sehingga diharapkan dapat meminimalisir kejadian perilaku kekerasan.

b. Bekerja sama dengan pihak yang berhubungan dekat dengan pihak-pihak

terkait contohnya badan konseling, RT, atau RW dalam membantu

menyelesaiakan konflik sebelum terjadi tindakan kekerasan.

c. Mengadakan kontrol khusus dengan perawat / dokter yang dapat

membahas dan melaporkan perkembangan anggota keluarga yang

mengalami risiko pelaku kekerasan terutama dari segi kejiwaan antara

pengajar dengan pihak keluarga terutama orangtua.

7. PERAN KELUARGA DALAM PENANGANAN PERILAKU KEKERASAN

a. Mencegah terjadinya perilaku amuk :

1) Menjalin komunikasi yang harmonis dan efektif antar anggota keluarga

2) Saling memberi dukungan secara moril apabila ada anggota keluarga

yang berada dalam kesulitan

3) Saling menghargai pendapat dan pola pikir

4) Menjalin keterbukaan

5) Saling memaafkan apabila melakukan kesalahan

6) Menyadari setiap kekurangan diri dan orang lain dan berusaha

memperbaiki kekurangan tersebut

7) Apabila terjadi konflik sebaiknya keluarga memberi kesempatan pada

anggota keluarga untuk mengugkapkan perasaannya untuk membantu

kien dalam menyelesaikan masalah yang konstruktif.

Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI BaliProgram Studi Ilmu Keperawatan

Page 14: SAP PK

8) Keluarga dapat mengevaluasi sejauh mana keteraturan minum obat

anggota dengan risiko pelaku kekerasan dan mendiskusikan tentang

pentingnya minum obat dalam mempercepat penyembuhan.

9) Keluarga dapat mengevaluasi jadwal kegiatan harian atas kegiatan

yang telah dilatih di rumah sakit.

10)Keluarga memberi pujian atas keberhasilan klien untu mengendalikan

marah.

11)Keluarga memberikan dukungan selama masa pengobatan anggota

keluarga risiko pelaku kekerasan.

12)keluarga menyiapkan lingkungan di rumah agar meminimalisir

kesempatan melakukan perilaku kekerasan

b. Mengontrol Perilaku Kekerasaan dengan mengajarkan

klien :

1) Menarik nafas dalam

2) Memukul-mukul bantal

3) Bila ada sesuatu yang tidak disukai anjurkan klien

mengucapkan apa yang tidak disukai klien

4) Melakukan kegiatan keagamaan seperti berwudhu’

dan shalat

5) Mendampingi klien dalam minum obat secara teratur.

c. Bila Klien dalam PK

Meminta bantuan petugas terkait dan terdekat untuk membantu

membawa klien ke rumah sakit jiwa terdekat. Sebelum dibawa usahakan

dan utamakan keselamatan diri klien dan penolong.

Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI BaliProgram Studi Ilmu Keperawatan

Page 15: SAP PK

DIALOG SATUAN ACARA PENYULUHAN : PERILAKU KEKERASAN

Moderator : selamat pagi, bapak ibu.

Peserta : selamat pagi

Moderator : perkenalkan kami dari STIKES WIRA MEDIKA. Saya Vinny

sebagai moderator dan teman saya Yogi Arisana sebagai penyaji

dan Ery, Karma, Ita, Mayun sebagi fasilitator. Sesuai

pemberithuan kami kemarin, kami akan melakukan penyuluhan

degan topic Prilaku kekerasan dimana tujuannya agar bapak-ibuk

mengetahui apa itu prilakukekerasan dan bagaimana

pencegahannya. Penyuluhan ini akan dilakukan selama 30meit

dengan pembagian acara penyampaian materi selama 15 menit

dan sesi tana jawaba selama 10 menit. Nanti kalau dipertengahan

penyajian materi saya bilang ibu-ibu maka ibu-ibu jawab Yes Yes

Yes dan ketika saya bilang bapak-bapak maka para bapak jawab

Jos Jos, Jos. Megerti bapak-ibu semua?? Ok, sebelumnya disisni

ada yang tahu tentang prilaku kekerasan?

Peserta 1 : tidak tahu

Peserta 2 : prilaku kekerasan adalah prilaku kasar yang mengakibatkan

adanya luka seperti tampara, memukul dan tendangan kepada

orang lain

Moderator : ya tanggapan bapak benar tepuk tangan…

Untuk lebih jelasnya kita berika waktu ke penyaji untuk

menjelaskan lebh lanjut mengenai prilaku kekerasan. Waktu dan

tempat saya persilakan kepada penyaji.

Penyaji : terimakasih kepada moderator.

(penyajian materi oleh penyaji 15 menit )

Penyaji : baik materi telah selesai di sampaikan sekarang waktu dan

tempat saya kembalikan

kepada moderator

Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI BaliProgram Studi Ilmu Keperawatan

Page 16: SAP PK

moderator : baik beri tepuk tangan dulu kepada penyaji atas penyajiannya.

Selanjutnya akan di berikan kesempatan pada bapak atau ibu

yang ingin bertanya. Silakan bertanya, saya cari tiga orang

penanya

moderator : baik , setelah bapak dan ibu bertanya,sekarang giliran kami

bertanya pada bapak dan ibu mengenai materi yang telah kami

sampaikan, ini bertujuan untuk mengetahui apa bapak dan ibu

sudah mengerti tentang materi yang kami sajikan.bapak dan ibu

ada yang bisa memberikan penjelasan dari pengertian perilaku

kekerasan.

Peserta 1 : ……………………..

Peserta 2 :………………………

Moderator : ya jawabannya sangat bagus. Terima kasih. Sekarang siapa

yang bisa menyebutkan apa saja akibat dari perilaku kekerasan.

Peserta 3 : ………………………….

Moderator : ya jawabannya sangat bagus, terima kasih. Saya mau bertanya

lagi, apa saja pencegahan dari perilaku kekerasan?

Peserta 4 :……………………………………..

Moderator : baik terima kasih atas jawabannya, dan jawaban anda sangat

memuaskan. Baik penyuluhan kami sudah selesai. Sekarang

bapak dan ibu sudah lebih mengerti kan tentang perilaku

kekerasan khususnya cara pencegahannya karena itu sangat

penting. Baik saya ucapkan terima kasih dan saya tutup

penyuluhan ini dengan paramashanti “om santih santih santih om”

Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI BaliProgram Studi Ilmu Keperawatan