28
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENCEGAHAN STROKE BERULANG Pokok Bahasan : Sistem Kardiovaskular Sub Pokok Bahasan : Pencegahan Stroke Berulang Sasaran : Pasien Tn.”NC” dan keluarga Hari/ Tanggal : Kamis, 05 Januari 2012 Waktu : 11.00-11.30 Wita Tempat : Jalan Singosari Gang Gadung No 3, Banjar Tagtag Kaja, Desa Peguyangan, Denpasar Utara I. Latar Belakang The World Alliance for Breastfeeding Action (WABA) tahun 2007, memperkirakan 1 juta bayi dapat diselamatkan setiap tahunnya bila diberikan ASI pada 1 jam pertama kelahiran, kemudian dilanjutkan ASI eksklusif sampai dengan enam bulan. Berdasarkan SDKI tahun 2007, hanya 32 % bayi dibawah 6 bulan mendapatkan ASI eksklusif. Jika dibandingkan dengan SDKI tahun 2003, proporsi bayi dibawah enam bulan yang mendapatkan ASI esklusif menurun sebanyak 6 poin. Rata-rata, bayi Indonesia hanya disusui selama 2 bulan pertama, ini terlihat dari penurunan prosentase SDKI 2003 yang sebanyak 64% menjadi 48% pada SDKI 2007. Sebaliknya, sebanyak 65 % bayi baru lahir mendapatkan makanan selain ASI selama tiga hari pertama. Memang sebagai ibu pasti memiliki kodrat dan naluri untuk menyusui anaknya. Namun, jangan pernah melupakan kendala selama menyusui yang bisa saja dihadapi oleh para ibu sehingga mutlak membutuhkan dukungan dari berbagai pihak terutama dari orang- orang terdekat ibu. Minimnya dukungan keluarga dan suami membuat ibu sering kali tidak semangat memberikan ASI kepada bayinya. Selain kesadaran untuk menyusui dan menjaga kualitas ASI, satu hal penting yang harus diperhatikan dalam memberikan ASI adalah cara menyusui yang benar. Masih banyak ditemukan ibu ibu yang tidak paham tentang cara menyusui yang baik dan benar 1

Sap Teknik Menyusui

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sap

Citation preview

Pokok Bahasan

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENCEGAHAN STROKE BERULANGPokok Bahasan: Sistem Kardiovaskular Sub Pokok Bahasan: Pencegahan Stroke BerulangSasaran: Pasien Tn.NC dan keluargaHari/ Tanggal: Kamis, 05 Januari 2012Waktu

: 11.00-11.30 WitaTempat : Jalan Singosari Gang Gadung No 3, Banjar Tagtag Kaja, Desa Peguyangan, Denpasar UtaraI. Latar BelakangThe World Alliance for Breastfeeding Action (WABA) tahun 2007, memperkirakan 1 juta bayi dapat diselamatkan setiap tahunnya bila diberikan ASI pada 1 jam pertama kelahiran, kemudian dilanjutkan ASI eksklusif sampai dengan enam bulan.

Berdasarkan SDKI tahun 2007, hanya 32 % bayi dibawah 6 bulan mendapatkan ASI eksklusif. Jika dibandingkan dengan SDKI tahun 2003, proporsi bayi dibawah enam bulan yang mendapatkan ASI esklusif menurun sebanyak 6 poin. Rata-rata, bayi Indonesia hanya disusui selama 2 bulan pertama, ini terlihat dari penurunan prosentase SDKI 2003 yang sebanyak 64% menjadi 48% pada SDKI 2007. Sebaliknya, sebanyak 65 % bayi baru lahir mendapatkan makanan selain ASI selama tiga hari pertama.

Memang sebagai ibu pasti memiliki kodrat dan naluri untuk menyusui anaknya. Namun, jangan pernah melupakan kendala selama menyusui yang bisa saja dihadapi oleh para ibu sehingga mutlak membutuhkan dukungan dari berbagai pihak terutama dari orang-orang terdekat ibu. Minimnya dukungan keluarga dan suami membuat ibu sering kali tidak semangat memberikan ASI kepada bayinya.Selain kesadaran untuk menyusui dan menjaga kualitas ASI, satu hal penting yang harus diperhatikan dalam memberikan ASI adalah cara menyusui yang benar. Masih banyak ditemukan ibu ibu yang tidak paham tentang cara menyusui yang baik dan benar sehingga manfaat dari ASI tidak sepenuhnya dirasakan oleh sang bayi. Bila cara menyusui tidak benar maka akan mengakibatkan puting lecet, ibu jadi tidak nyaman dan kesakitan dalam menyusui, dan bisa menyebabkan rasa enggan dan takut menyusui. Cara menyusui yang benar berhubungan dengan pelekatan / lacth on yang benar juga. Pelekatan yang dimaksud adalah cara menempelnya mulut bayi ke daerah aerola (bagian yang berwana gelap disekitar puting) pada payudara ibu. Bila mulut bayi hanya melekat pada puting saja, bisa dipastikan puting akan lecet dan luka. Persepsi bahwa menyusui hanya melalui puting saja sehingga bagi ibu dengan puting datar (nipple flat) tidak bisa menyusui harus diluruskan. Kata lain dari menyusui adalah breast feeding, bukan nipple feeding. Jadi ibu dengan puting datar akan tetap bisa menyusui walaupun memerlukan usaha ekstra baik bagi ibu maupun bayi.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka kami tertarik untuk memberikan penyuluhan mengenai cara menyusui yang benar kepada pasien atau penunggu pasien di Ruang bakung timur RSUP Sanglah..

II. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 1 x 30 menit, diharapkan peserta penyuluhan diharapkan mampu memahami tentang pengertian cara menyusui yang benar, posisi cara menyusui yang benar, hal-hal yang harus diperhatikan saat menyusui.III. Tujuan KhususSetelah dilakukan penyuluhan kesehatan, peserta penyuluhan diharapkan mampu:

1. Menjelaskan pengertian cara meyusui yang benar.2. Menyebutkan berbagai macam posisi menyusui yang benar3. Menyebutkan hal-hal yang harus diperhatikan saat menyusuiIV. Metode

1. Ceramah

2. Diskusi dan tanya jawab

3. Study caseV. Media

1. Laptop

2. LCD

3. Leaflet4. Lembar pertanyaanVI. Isi Materi

(Terlampir)VII. Proses Pelaksanaan

NoWaktuKegiatanSasaran

PenyajiPeserta Penyuluhan

1.5 menitPembukaana. Salam pembukab. Perkenalan

c. Menyampaikan tujuan

d. Kontrak waktu

e. Melakukan apersepsi

Menyampaikan salam pembuka, maksud dan tujuan serta kontrak waktu pelaksanaan kegiatan kepada peserta penyuluhan dengan bahasa yang sopan dan jelas serta penggunaan kata yang efisien. Menanyakan beberapa pertanyaan seputar opini peserta mengenai topik penyuluhan. Menjawab salam Memperhatikan dan mengikuti penyuluhan

2.20 menitKegiatan Intia. Penyampaian materi

Pengertian cara menyusui yang benar Berbagai macam posisi menyusui yang benar Hal-hal yang harus diperhatikan saat menyusui Menyampaikan materi dengan jelas dan tepat sesuai dengan metode yang dipilih

Menyampaikan materi dengan efisien mencegah kekurangan waktu Memanfaatkan semua media yang tersedia untuk menyampaikan materi dengan baik. Menyimak dan memperhatikan penyuluhan dengan baik dan antusias.

3.15 menitPenutupa. Sesi tanya jawab

b. Melakukan evaluasi

c. Menyimpulkan materi yang didiskusikan

d. Mengakhiri kegiatan dengan salam Melalukan dialog interaktif dengan peserta penyuluhan. Menanyakan beberapa pertanyaan singkat kepada pasien tentang materi penyuluhan untuk mengetahui feed back. Misalnya dengan memberikan studi kasus dan hadiah kepada peserta yang bisa menjawab dengan benar.

Menyampaikan kesimpulan dengan singkat dan jelas.

Menyampaikan salam penutup dan ucapan terimakasih dengan sopan dan jelas. Peserta penyuluhan bertanya dan berdialog tentang materi penyuluhan. Menyimpulkan materi.

Mengerti dan mempunyai pengetahuan baru tentang materi penyuluhan ditandai dengan hampir keseluruhan peserta dapat menjawab studi kasus.

VIII. Setting Tempat

Penyuluhan dilaksanakan di Ruang Bakung timur RSUP Sanglah.

IX. Pengorganisasian

1. Ketua

: Ni Made Juliana Dewi

2. Moderator: Kadek Ayu Windasari3. Penyaji

: Ni Luh Putu Sriniti Adnyani

4. Sekretaris: Lidya Paskalina D.5. Observer

: Ni Made Dewi Antari

6. Fasilitator: Ni Putu Yuristia S.

Ni Luh Putu Novita D.

X. Evaluasi1. Evaluasi Struktur

a. SAP sudah siap 1 minggu sebelum penyuluhan.

b. Media (Laptop, LCD, Leaflet dan Lembar pertanyaan) dan tempat sudah siap

c. Pengorganisasian sudah tersusun.

d. Penyaji sudah menyiapkan mater dan study case.

e. Moderator dan sekretaris sudah siap.

f. Peserta siap mengikuti penyuluhan.

2. Evaluasi Proses

a. Penyuluhan kesehatan mengenai pencegahan sindroma karies botol (SKB)cara menyusui yang benar berlangsung lancar dan peserta mengerti tentang materi penyuluhan yang diberikan.

b. Selama penyuluhan dilaksanakan diharapkan terjadi interaksi yang positif antara penyuluh dengan masyarakat, ditandai dengan keaktifan peserta dalam bertanya dan adanya kemauan masyarakat untuk mendengarkan dengan baik.c. Kehadiran peserta diharapkan tidak kurang dari 80%, masyarakat hadir tepat waktu dan tidak meninggalkan ruangan saat penyuluhan berlangsung.

3. Evaluasi Hasil

A. Jangka Pendek

Peserta penyuluhan mengerti setidaknya 80% dari semua materi yang telah disampaikan dengan kriteria:

a. Menjelaskan kembali pengertian cara menyusui yang benar.

b. Menyebutkan berbagai macam posisi menyusui yang benar

c. Menyebutkan hal-hal yang harus diperhatikan saat menyusuiB. Jangka Panjang

a. Meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran masyarakat tentang pentinnya pemberian ASI dan cara meyusui yang benar, berbagai macam posisi menyusui yang benar, hal-hal yang harus diperhatikan saat menyusui sehingga diharapkan dapat menurunkan Angka Kematian Bayi dan Angka Kesakitan Bayi.XI. Referensi

Bobak, dkk. 2004. Keperawatan Maternitas. Hal 460. Jakarta : EGC

Depkes RI. 2001. Manajemen Laktasi Buku Panduan Bagi Bidan Dan Petugas Kesehatan Di Puskesmas. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Gizi Masyarakat. Jakarta

Mellyna, H. 2003. Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Hal 29. Jakarta : Puspa Swara

Hubertin, SP. 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Hal 65. Jakarta : EGC

Siregar. 2004. Penelitian Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Varney, Helen et all. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC

Verrals, S. 2003. Anatomi dan Fisiologi Terapan Dalam Kebidanan. Hal 8. Jakarta : EGC

. 2001 Buku Panduan Manajemen Laktasi. Dit. Gizi masyarakat depkes RI.

http://www.iklanfun.com/tags/asi_eksklusif.htm http://library.usu.ac.id/download/fk/obstetri-daulat.pdf http://www.detikhealth.com/read/2010/11/11/144815/1492291/764/sri-lanka-terbaik-dalam-menyusui-indonesia-urutan-30 http://lenteraimpian.wordpress.com/2010/04/04/asi-eksklusif-dan-cara-menyusui-yang-benar/LAMPIRAN I (MATERI PENYULUHAN)

1. PENGERTIANASI atau Air Susu Ibu adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar payudara ibu yang berguna sebagai makanan bayinya. Sedangkan ASI eksklusif adalah perilaku dimana hanya memberikan ASI saja sampai umur 6 bulan tanpa makanan minuman lain selain obat (jika sakit).

ASI eksklusif juga berperan dalam mengoptimalkan hasil akhir kesehatan. Bayi harus diberi ASI eksklusif (tanpa susu formula atau makanan lain selama 6 bulan pertama), penambahan makanan pendamping yang sesuai diberikan pada paruh kedua tahun pertama (usia 6 bulan ke atas).

Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan susu.Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 1994).Bukti eksperimental menyimpulkan bahwa air susu ibu adalah gizi terbaik untuk bayi.. Para pakar masih memperdebatkan seberapa lama periode menyusui yg paling baik dan seberapa jauh risiko penggunaan susu formula.Seorang bayi dapat disusui oleh ibunya sendiri atau oleh wanita lain. ASI juga dapat diperah dan diberikan melalui alat menyusui lain seperti botol susu, cangkir, sendok, atau pipet. Susu formula juga tersedia untuk para ibu yang tidak bisa atau memilih untuk tidak menyusui, namun para ahli sepakat bahwa kualitas susu formula tidaklah sebaik ASI [5]. Di banyak negara, pemberian susu formula terkait dengan tingkat kematian bayi akibat diare [6], tetapi apabila pembuatannya dilakukan dengan hati-hati menggunakan air bersih, pemberian susu formula cukup aman. 2. MANFAAT MENYUSUI ASI EKLUSIF PADA 6 BULAN PERTAMAPedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan tubuh bayi, pertumbuhan dan perkembangannya. ASI emmberi semua energi dan zat gizi (nutrisi) yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama hidupnya.

Pemberian ASI eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit ynag umum menimpa anak-anak seperti diare dan radang paru, serta mempercepat pemulihan bila sakit dan membantu menjarangkan kelahiran.

Keunggulan dan manfaat menyusui lainnya dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu : aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, ekonomis, dan aspek penundaan kehamilan.

a. Aspek Gizi

Manfaat kolostrum

Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare

Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit tapi cukup untuk memenuhi gizi bayi. Oleh karena itu, kolostrum harus diberikan pada bayi.

Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.

Membantu mengeluarkan mekonium (kotoran bayi yang pertama keluar yang berwarna hitam kehijauan)

Komposisi ASI

ASI mudah dicerna, karena mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.

ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak

Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara Whey dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio whey dan casein merupakan salah satu keunggulan ASI dibanding dengan susu sapi. ASI mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi mempunyai perbandingan Whey ; casein adalah 20 : 80 sehingga tidak mudah diserap.

Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI

Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat terjadinya gangguan pada retina mata.

Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentuka sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk emnjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu, DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari substansi pembentuknya (precursor) yaitu masing-amsing dari omega 3 (asam linolenat) dan omega 6 (asam linoleat).

b. Aspek Imunologik

ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi

Imunoglobulin A (IgA) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori IgA tidak diserap tapi dapat melumpuhkan bakteri petogen E. Coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan

Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat ekkebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan

Lisosim, yaitu enzim yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. Coli dan Salmonella) dan virus. Jumlah lisosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi

Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari 3 macam yaitu : Bronchus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan, dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.

Faktor bifidus, sejenia karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan baktei lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan

c. Aspek Psikologik

Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi ASI yang mampu mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih sayang terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI

Interaksi ibu dan bayi : pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut

Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudha dikenal sejak bayi masih dalam rahim

d. Aspek Kecerdasan

Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan sistem syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi

Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4.3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun dna 8.3 point lebih tinggi pada usia 8,5 tahun, dibanding dengan bayi yang tidak diberi ASIe. Aspek Neurologis

Dengan menghisap ASI, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna

f. Aspek Ekonomis

Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi smapai bayi berusia 6 bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya.

g. Aspek Penundaan Kehamilan

Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai Metode Amenore Laktasi (MAL)

3. CARA MENYUSUI YANG BENARTujuan menyusui yang benar adalah untuk merangsang produksi susu memperkuat refleks menghisap bayi. Untuk dapat menyusui dengan benar ada beberapa hal yang perlu diketahui, diantaranya:a. Persiapan memperlancar pengeluaran ASI

1) Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang lepas tidak menumpuk.

2) Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan bayi.

3) Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan jalan operasi.

b. Persiapan sebelum menyusui1) Cuci tangan anda untuk menghilangkan kuman. Jika mau anda juga boleh mencuci puting anda dengan air.

2) Carilah posisi yang enak untuk duduk atau berbaring. Jika posisi duduk anda enak, anda akan menjadi rileks dan turunnya ASI (letdown reflex) lebih mudah terjadi. Berikut adalah posisi yang barangkali anda bisa coba:

Duduk dengan sandaran yang enak untuk punggung, misalnya dengan banyak bantal, agar tidak sakit punggung. Dengan posisi ini, sebaiknya kaki anda berada dalam posisi yang agak tinggi, misalnya dengan menaruh dingklik sebagai alas kaki di kursi. Dengan ini, paha anda bertindak sebagai penyangga bayi dalam posisi yang tepat sehingga bayi tidak perlu menarik-narik puting anda.

Duduk dengan banyak bantal di tempat tidur.

Duduk di kursi goyang.

Berbaring di sisi badan anda di tempat tidur (bukan posisi rebah), dengan tangan menyangga kepala anda, sementara bayi dalam posisi tidur menghadap anda. Posisi ini nyaman untuk menyusui di malam hari, atau untuk ibu-ibu yang menjalani operasi sesar.

3) Rilekslah. Kalau perlu lakukan pernafasan relaksasi, mendengarkan musik, membaca, dsb. Apabila anda terlalu tegang, refleks turunnya susu bisa terhalangi.

c. Berbagai macam posisi menyusui

Posisi menyusui yang benar merupakan faktor penentu sukses menyusui. Posisi menyusui yang tepat akan membantu perlekatan (latch on) bayi di mana perlekatan yang benar akan membantu bayi mengisap ASI secara efektif dan mencegar terjadinya puting lecet atau luka.

Penyebab utama puting luka adalah posisi bayi yang salah pada saat menyusui. Menyusui bayi dapat dilakukan dalam beberapa posisi yang berbeda. Posisi yang paling umum digunakan adalah posisi tidur atau posisi duduk. Posisi tidur merupakan posisi yang sangat membantu khususnya pada masa-masa awal menyusui yang umumnya sangat melelahkan. Selain itu tujuan menyusui yang benar adalah untuk merangsang produksi susu memperkuat refleks menghisap bayi. Berikut adalah beberapa macam posisi menyusui:

Gambar 1. Posisi menyusui sambil berdiri yang benar (Perinasia, 1994)

Posisi menyusui sambil duduk yang benar (Perinasia, 1994)

Gambar 3. Posisi menyusui sambil rebahan yang benar (Perinasia, 1994)

Gambar 4. Posisi menyusui balita pada kondisi normal (Perinasia, 1994)

Gambar 5. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di ruang perawatan (Perinasia, 2004)

Gambar 6. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di rumah dan pasca pembedahan (Perinasia, 2004)

Gambar 7. Posisi menyusui bayi bila ASI penuh (Perinasia, 2004)

Gambar 8. Posisi menyusui bayi kembar secara bersamaan (Perinasia, 2004)

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam posisi menyusui adalah:

1) Ibu harus duduk atau berbaring dengan santai

2) Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala

3) Putar seluruh badan bayi sehingga menghadap ke ibu

4) Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara ibu

5) Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu

6) Dengan posisi ini maka telinga bayi akan berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi

7) Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu bagian dalam

Posisi apa pun yang akan digunakan, pilihlah posisi yang paling nyaman bagi ibu dan bayi. Punggung, lengan dan kaki juga perlu disangga dengan baik. Dan jangan lupa: gendong bayi ke arah payudara dan bukan membawa payudara ke arah bayi!

Gambar 9: Posisi Menyusui Yang Benar

Pada akhirnya kita akan mampu mengetahui apakan bayi telah berada pada posisi yang tepat ketika lehernya lurus atau agak tengadah, tubuhnya menghadap tubuh Ibu (perut bayi bertemu perut Ibu), tubuhnya menempel ke tubuh Ibu dan tersangga dengan baik. Kepala bayi, bahu, dan badannya harus berada pada garis lurus. Bayi harus dapat melekat ke payudara Ibu tanpa ia harus menengadah, mengulet, atau melintir.

d. Posisi mulut bayi dan puting susu ibu1. Keluarkan ASI sedikit oleskan pada puting susu dan areola

2. Pegang payudara dengan pegangan seperti membentuk huruf C yaitu payudara dipegang dengan ibu jari dibagian atas dan jari yang lain menopang dibawah atau dengan pegangan seperti gunting (puting susu dan areola dijepit oleh jari telunjuk dan jari tengah seperti gunting) dibelakang areola

3. Sentuh pipi/bibir bayi untuk merangsang rooting refleks (refleks menghisap)

4. Tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar, dan lidah menjulur kebawah

5. Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan menekan bahu belakang bayi bukan belakang kepala

6. Posisikan puting susu diatas bibir atas bayi dan berhadap-hadapan dengan hidung bayi.

7. Kemudian arahkan puting susu keatas menyusuri langit-langit mulut bayi

8. Usahakan sebagian besar areola masuk ke mulut bayi, sehingga puting susu berada diantara pertemuan langit-langit yang keras (palatum durum) dan langit-langit yang lunak (palatum molle)

9. Lidah bayi akan menekan dinding bawah payudara dengan gerakan memerah sehingga ASI akan keluar

10. Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara dengan baik, payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi

11. Beberapa ibu sering meletakan jarinya pada payudara dengan hidung bayi dengan maksud untuk memudahkan bayi bernafas. Hal ini tidak perlu karena hidung bayi telah dijauhkan dari payudara dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu

12. Dianjurkan tangan ibu yang bebas untuk mengelus-elus bayi

Gambar 10: Posisi perlekatan yang benar

Gambar 11: Posisi Perlekatan Yang Benar

e. Tanda-tanda posisi menyusu bayi yang baik

1. Tubuh bagian depan bayi menempel pada tubuh ibu

2. Dagu bayi menempel pada payudara ibu

3. Dada bayi menempel pada dada ibu yang berada didasar payudara (payudara bagian bawah)

4. Telinga bayi berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi

5. Mulut bayi terbuka lebar dengan bibir bawah yang terbuka

6. Hidung bayi mendekati kadang-kadang menyentuh payudara ibu.

7. Mulut bayi mencakup sebanyak mungkin areola (tidak hanya puting saja), sehingga sebagian besar areola tidak tampak

8. Lidah bayi menopang puting susu dan areola bagian bawah

9. Bibir bawah bayi melengkung keluar

10. Bayi menghisap kuat dan dalam secara perlahan dan kadang-kadang disertai berhenti sesaat

11. Terkadang terdengar suara bayi menelan

12. Bayi puas dan tenang pada akhir menyusu

13. Puting susu tidak terasa sakit atau lecet

f. Tanda-tanda posisi menyusu bayi yang salah

1. Mulut tidak terbuka lebar, dagu tidak menempel pada payudara

2. Dada bayi tidak menempel pada dada ibu, sehingga leher bayi berputar

3. Sebagian besar daerah areola masih terlihat

4. Bayi menghisap sebentar-sebentar

5. Bayi tetap gelisah pada akhir menyusu

6. Kadang-kadang bayi minum berjam-jam

7. Puting susu ibu lecet dan sakit

4. TANDA ASI CUKUP / PENATALAKSANAAN MENYUSUI YANG OPTIMAL1. Bayi BAK setidaknya 6x dalam 24 jam dan warnanya jernih sampai kuning muda

2. BAB bayi berwarna kekuningan berbiji 2x atau lebih dalam sehari

3. Bayi relaks dan puas setelah minum, terbaik bila bayi melepaskan puting susu sendiri. Bayi yang selalu tidur bukanlah pertanda baik

4. Bayi setidaknya menyusu 10-12 kali dalam 24 jam

5. Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai menyusui

6. Berat badan bayi bertambah

5. LAMA DAN FREKUENSI MENYUSUISebaiknya dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan menyusui bayi dilakukan di setiap saat bayi membutuhkan, karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain (kencing, kepanasan/kedinginan atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1 2 minggu kemudian. Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya.

Dengan menyusui tanpa jadwal, sesuai kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memicu produksi ASI.

Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka sebaiknya setiap kali menyusui harus dengan kedua payudara. Pesankan kepada ibu agar berusaha menyusui sampai payudara terasa kosong, agar payudara yang terakhir disusukan. Selama masa menyusui sebaiknya ibu menggunakan kutang (BH) yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlalu ketat.

Bila bayi puas menyusu,bayi akan tertidur pulas. Ketika bayi tertidur dalam keadaan masih menyusu,untuk melepaskan putting dari mulut bayi ibu dapat memasukkan jari tangan secara perlahan kedalam mulut bayi menyusuri putting susu.Dengan demikian, bayi masih dapat merasa ada sesuatu yang di isap.Kemudian dengan perlahan lepaskan putting susu dari mulut bayi, hal ini untuk menghindari lecet akibat gesekan yang kuat dan bayi tidak terkejut.

Menyusui harus bergantian diantara dua payudara bila payudara pertama yang disusui masih ada , hendaknya dikeluarkan dengan memasase payudara kearah putting susu sampai payudara tidak lagi mengeluarkan ASI lagi. Hal ini akan memperlancar pengeluaran ASI berikutnya dan pengeluaran berikutnya akan lebih banyak. Bila terdapat sisa sedikit harus segera dikeluarkan lebih dulu, tetapi bila masih biarkan saja dan untuk menyusui berikutnya di mulai pada payudara yang mengandung ASI sebelumnya.

ASI dapat disimpan dalam suhu ruang sampai 8 jam dan 2 kali 24 jam, bahkan dalam frezer dapat bertahan sampai 6 bulan.Wadah yang direndam kedalam air hangat (suhu lebih kurang lebih 50 derajat celcius).Hindari menggunakan air panas atau merebus agar berbagai jenis nutrisi, sel-sel hidup, maupun factor-faktor yang ada di ASI tidak rusak.

LAMPIRAN II ( LEMBAR PERTANYAAN)

1. Apa sajakah efek fisiologis yang menguntungkan dari menyusui? Sebutkan minimal 2! Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi ASI yang mampu mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih sayang terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI

Interaksi ibu dan bayi : pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut

Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudha dikenal sejak bayi masih dalam rahim2. Apa sajakah persiapan sebelum mulai menyusui? Sebutkan minimal 2!1) Cuci tangan anda untuk menghilangkan kuman. Jika mau anda juga boleh mencuci puting anda dengan air.

2) Carilah posisi yang enak untuk duduk atau berbaring. Jika posisi duduk anda enak, anda akan menjadi rileks dan turunnya ASI (letdown reflex) lebih mudah terjadi. Berikut adalah posisi yang barangkali anda bisa coba:

Duduk dengan sandaran yang enak untuk punggung, misalnya dengan banyak bantal, agar tidak sakit punggung. Dengan posisi ini, sebaiknya kaki anda berada dalam posisi yang agak tinggi, misalnya dengan menaruh dingklik sebagai alas kaki di kursi. Dengan ini, paha anda bertindak sebagai penyangga bayi dalam posisi yang tepat sehingga bayi tidak perlu menarik-narik puting anda.

Duduk dengan banyak bantal di tempat tidur.

Duduk di kursi goyang.

Berbaring di sisi badan anda di tempat tidur (bukan posisi rebah), dengan tangan menyangga kepala anda, sementara bayi dalam posisi tidur menghadap anda. Posisi ini nyaman untuk menyusui di malam hari, atau untuk ibu-ibu yang menjalani operasi sesar.

3) Rilekslah. Kalau perlu lakukan pernafasan relaksasi, mendengarkan musik, membaca, dsb. Apabila anda terlalu tegang, refleks turunnya susu bisa terhalangi.

3. Apa sajakah hal-hal yang harus diperhatikan saat menyusui? Sebutkan minimal 2! Ibu harus duduk atau berbaring dengan santai

Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala

Putar seluruh badan bayi sehingga menghadap ke ibu

Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara ibu

Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu

Dengan posisi ini maka telinga bayi akan berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi

Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu bagian dalam4. Bagaimana posisi perlekatan yang benar? Usahakan sebagian besar areola masuk ke mulut bayi, sehingga puting susu berada diantara pertemuan langit-langit yang keras (palatum durum) dan langit-langit yang lunak (palatum molle)

5. Bagaimana tanda menyusui yang salah? Sebutkan minimal 2! Mulut tidak terbuka lebar, dagu tidak menempel pada payudara

Dada bayi tidak menempel pada dada ibu, sehingga leher bayi berputar

Sebagian besar daerah areola masih terlihat

Bayi menghisap sebentar-sebentar

Bayi tetap gelisah pada akhir menyusu

Kadang-kadang bayi minum berjam-jam

Puting susu ibu lecet dan sakit

Peserta

Fasilitator

Fasilitator

Observer

Penyaji

Layar LCD

Peserta

Observer

LCD + Laptop

PAGE 1