29
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) TERAPI AKTIVITAS BERMAIN PADA ANAK DI RUMAH SAKIT 1. PENDAHULUAN Masuk rumah sakit merupakan peristiwa yang sering menimbulkan pengalaman traumatik, khususnya pada pasien anak yaitu ketakutan dan ketegangan atau stress hospitalisasi. Stress ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya perpisahan dengan orang tua, kehilangan control, dan akibat dari tindakan invasif yang menimbulkan rasa nyeri. Akibatnya akan menimbulkan berbagai aksi seperti menolak makan, menangis, teriak, memukul, menyepak, tidak kooperatif atau menolak tindakan keperawatan yang diberikan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh hospitalisasi pada anak yaitu dengan melakukan kegiatan bermain. Bermain merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan. Bermain merupakan aktivitas yang dapat menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak dan merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial sehingga bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain anak-anak akan belajar berkomunikasi, menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru,

Satuan Acara Penyuluhan Tab

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Satuan Acara Penyuluhan Tab

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TERAPI AKTIVITAS BERMAIN PADA ANAK

DI RUMAH SAKIT

1. PENDAHULUAN

Masuk rumah sakit merupakan peristiwa yang sering menimbulkan pengalaman

traumatik, khususnya pada pasien anak yaitu ketakutan dan ketegangan atau stress

hospitalisasi. Stress ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya perpisahan

dengan orang tua, kehilangan control, dan akibat dari tindakan invasif yang

menimbulkan rasa nyeri. Akibatnya akan menimbulkan berbagai aksi seperti

menolak makan, menangis, teriak, memukul, menyepak, tidak kooperatif atau

menolak tindakan keperawatan yang diberikan.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh

hospitalisasi pada anak yaitu dengan melakukan kegiatan bermain. Bermain

merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh

kesenangan dan kepuasan. Bermain merupakan aktivitas yang dapat menstimulasi

pertumbuhan dan perkembangan anak dan merupakan cerminan kemampuan fisik,

intelektual, emosional dan sosial sehingga bermain merupakan media yang baik

untuk belajar karena dengan bermain anak-anak akan belajar berkomunikasi,

menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, melakukan apa yang dapat

dilakukannya, dan dapat mengenal waktu, jarak serta suara.

Untuk itu dengan melakukan permainan maka ketegangan dan stress yang dialami

akan terlepas karena dengan melakukan permainan rasa sakit akan dapat dialihkan

(distraksi) pada permainannya dan terjadi proses relaksasi melalui kesenangannya

melakukan permainan

Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan

merupakan suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain

tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya

makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain. Anak-anak memerlukan berbagai

variasi permainan untuk kesehatan fisik, mental dan perkembangan emosinya.

Page 2: Satuan Acara Penyuluhan Tab

Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya, kognitifnya

dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh emosinya, perasaannya

dan pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah kesenangan dimana dengan

kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu yang ada disekitarnya sehingga

anak yang mendapat kesempatan cukup untuk bermain juga akan mendapatkan

kesempatan yang cukup untuk mengenal sekitarnya sehingga ia akan menjadi

orang dewasa yang lebih mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan

dengan mereka yang masa kecilnya   kurang mendapat kesempatan bermain

2. TUJUAN

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah dilakukan terapi bermain pada anak ≤ 7 tahun selama 60 menit, anak

diharapkan bisa mengekspresikan perasaaannya dan menurunkan

kecemasannya, merasa tenang selama perawatan dirumah sakit dan tidak takut

lagi terhadap perawat sehingga anak bisa merasa nyaman selama dirawat

dirumah sakit, serta dapat melanjutkan tumbuh kembang anak yang normal

atau sehat.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah mendapatkan terapi bermain satu (1) kali diharapkan anak mampu :

1. Bisa merasa tenang selama dirawat.

2. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan perawat

3. Mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat

4. Gerakan motorik halus pada anak lebih terarah

5. Dapat bersosialisasi dan berkomunikasi dengan teman sebaya yang dirawat

diruang yang sama

6. Ketakutan dan kejenuhan selama dirawat di rumah sakit menjadi

berkurang.

7. Mengembangkan nilai dan moral anak dengan berdoa sebelum dan

sesudah kegiatan

8. Mengembangkan bahasa, anak mengenal kata-kata baru.

9.  Melatih sosial emosi anak.

Page 3: Satuan Acara Penyuluhan Tab

3. MANFAAT TERAPI BERMAIN

1. Memfasilitasi situasi yang tidak familiar

2. Memberi kesempatan untuk membuat keputusan dan kontrol

3. Membantu untuk mengurangi stres terhadap perpisahan

4. Memberi kesempatan untuk mempelajari tentang fungsi dan bagian tubuh

5. Memperbaiki konsep-konsep yang salah tentang penggunaan dan tujuan

peralatan dan prosedur medis.

6. Memberi peralihan dan relaksasi.

7. Membantu anak untuk merasa aman dalam lingkungan yang asing.

8. Memberikan cara untuk mengurangi tekanan dan untuk mengekspresikan

perasaan.

9. Menganjurkan untuk berinteraksi dan mengembangkan sikap-sikap yang

positif terhadap orang lain.

10.Memberikan cara untuk mengekspresikan ide kreatif dan minat

11.Memberi cara mencapai tujuan-tujuan terapeutik (Wong ,1996).

4. RENCANA KEGIATAN TERAPI

1. Jenis Program Bermain

a. Mengenal dan mewarnai macam2 buah - buahan

2. Karakteristik Bermain

a. Melatih motorik halus

b. Melatih kreatifitas anak

3. Karaketristik Peserta

a. Usia ≤ 7 tahun

b. Jumlah peserta + 7 anak dan didampingi oleh orang tua

c. Keadaan umum mulai membaik

d. Klien dapat duduk

e. Peserta kooperatif

4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Hari/Tanggal : Kamis, 7 Febuari 2013

Page 4: Satuan Acara Penyuluhan Tab

Waktu : 09.00 WIB s/d selesai

Tempat : Ruang Kemuning Lt. 2 (Bedah Anak)/ RSHS

5. Metode

Demonstrasi, praktik

6. Alat-alat yang digunakan (Media)

a. Demonstrasi kreasi

- Kertas bergambar untuk diwarnai

- crayon

7. Orientasi dan Uraian Tugas

1) Struktur organisasi

a. Leader : M.Ramadan

b. Co. Leader : yeyen suryani

c. Fasilitator :

1. Een suhaenah

2. Deniey irwan

3. Jumiatul laelah

4. Hani nuroktavia

5. Shalihatin nisa

6. Yunita

d. Observer : Nur fitriaini

2) Uraian Tugas

(a) Leader

Menjelaskan tujuan bermain

Mengarahkan proses kegiatan pada anggota kelompok

Menjelaskan aturan bermain pada anak

Mengevaluasi perasaan setelah pelaksanaan

(b) Co.Leader

Membantu leader dalam mengorganisasi anggota.

(c) Fasilitator

Menyiapkan alat-alat permainan

Page 5: Satuan Acara Penyuluhan Tab

Memberi motivasi kepada anak untuk mendengarkan apa yang sedang

dijelaskan.

Mempertahankan kehadiran anak

Mencegah gangguan/hambatan terhadap anak baik luar maupun

dalam.

(d) Observer

Mencatat dan mengamati respon klien secara verbal dan non verbal.

Mencatat seluruh proses yang dikaji dan semua perubahan prilaku,

Mencatat dan mengamati peserta aktif dari program bermain

Setting Tempat

Keterangan:

Leader :

Co leader :

Observer :

Vasilitator :

5. MATERI TERAPI BERMAIN

(Terlampir)

6. STRATEGI PELAKSANAAN

No Terapis Waktu Subjek Terapi

1 Persiapan (Pra interaksi)

a. Menyiapkan ruangan

b. Menyiapkan alat-alat

c. Menyiapkan anak dan keluarga

5 menit Ruangan, alat-alat,

anak dan keluarga

sudah siap

2 Pembukaan (Orientasi)

a. Mengucapkan salam

b. Memperkenalkan diri

5 menit Anak dan keluarga

menjawab salam,

anak saling

Page 6: Satuan Acara Penyuluhan Tab

c. Anak yang akan bermain

saling berkenalan

d. Menjelaskan kepada anak dan

keluarga maksud dan tujuan

terapi bermain

berkenalan, anak

dan keluarga

memperhatikan

terapis

3 Kegiatan (Kerja)

a. Menjelaskan kepada anak dan

keluarga tujuan, manfaat bermain

selama perawatan, dan cara

permainan yang akan dilakukan

b. Mengajak anak untuk mengikuti

kegiatan bermain

DEMONSTRASI permainan

a. Didemonstrasikan mengenal dan

mewarnai bentuk-bentuk buah-

buahan oleh fasilitator

b. Mengajak anak untuky sesuai

dengan kratifitas masing-masing.

45 menit Anak dan keluarga

memperhatikan

penjelasan terapis,

anak melakukan

kegiatan yang

diberikan oleh

terapis, anak dan

keluarga

memberikan

respon yang baik

4 Penutup (Terminasi)

a. Memberikan reward pada anak

atas kemamuan mengikuti

kegiatan bermain sampai

selesai, serta memberikan

reward pada anak turut aktif

dalam lomba gosok gigi.

b. Mengucapkan terimakasih

c. Mengucapkan salam

5 menit Anak dan keluarga

tampak senang,

menjawab salam

7. EVALUASI YANG DIHARAPKAN

Page 7: Satuan Acara Penyuluhan Tab

1) Evaluasi Struktur

a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan

memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan

b. Posisi tempat di lantai menggunakan tikar

c. Adik-adik sepakat untuk mengikuti kegiatan

d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik

e. Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya

2) Evaluasi Proses

a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.

b. Leader mampu memimpin acara.

c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.

d. Fasilitator mampu memotivasi adik-adik dalam kegiatan.

e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab

dalam antisipasi masalah.

f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada

kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok

g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir

3) Evaluasi Hasil

a. Diharapkan anak dan mampu  menjelaskan , mempraktikkan apa yang

sudah diajarkan.

b. Menyampaikan perasaan setelah melakukan kegiatan

c. Anak menyatakan rasa senangnya

Mengetahui, Kelompok Mahasiswa

Pembimbing Praktek,

(………………………….) (…….…………………..)

Page 8: Satuan Acara Penyuluhan Tab

LAMPIRAN MATERI

A. DEFINISI

Bermain adalah dunia anak-anak sebagai bahasa yang paling universal, meskipun

tidak pernah dimasukkan sebagai salah satu dari ribuan bahasa yang ada di dunia.

Melalui bermain, anak-anak dapat mengekspresikan apapun yang mereka inginkan.

Menurut Groos (Schaefer et al, 1991) bermain dipandang sebagai

ekspresi insting untuk berlatih peran di masa mendatang yang penting untuk

bertahan hidup (Nuryanti, 2007).

Bermain juga menjadi media terapi yang baik bagi anak-anak bermasalah selain

berguna untuk mengembangkan potensi anak. Menurut Nasution (cit Martin, 2008),

bermain adalah pekerjaan atau aktivitas anak yang sangat penting. Melalui bermain

akan semakin mengembangkan kemampuan dan keterampilan motorik anak,

kemampuan kognitifnya, melalui kontak dengan dunia nyata, menjadi eksis di

lingkungannya, menjadi percaya diri, dan masih banyak lagi manfaat lainnya

(Martin, 2008). Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional

dan sosial dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan

bermain, anak akan berkata-kata, belajar memnyesuaikan diri dengan lingkungan,

melakukan apa yang dapat dilakukan, dan mengenal waktu, jarak, serta suara

(Wong, 2000). Bermain adalah kegiatan yang dilakukan sesaui dgn keinginanya

sendiri dan memperoleh kesenangan.  (Foster, 1989).

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah: “Kegiatan yang tidak

dapat dipisahkan dari kehidupan anak sehari-hari karena bermain sama dengan

kerja pada orang dewasa, yang dapat menurunkan stres anak, belajar

berkomunikasi dengan lingkungan, menyesuaikan diri dengan lingkungan, belajar

mengenal dunia dan meningkatkan kesejahteraan mental serta sosial anak.”

Page 9: Satuan Acara Penyuluhan Tab

B. FUNGSI BERMAIN

1. Membantu Perkembangan Sensorik dan Motorik

Fungsi bermain pada anak ini adalah dapat dilakukan dengan melakukan

rangsangan pada sensorik dan motorik melalui rangsangan ini aktifitas anak

dapat mengeksplorasikan alam sekitarnya sebagai contoh bayi dapat dilakukan

rangsangan  taktil,audio dan visual melalui rangsangan ini perkembangan

sensorik dan motorik akan meningkat. Hal tersebut dapat dicontohkan sejak lahir

anak yang telah dikenalkan atau dirangsang visualnya maka anak di kemudian

hari kemampuan visualnya akan lebih menonjol seperti lebih cepat mengenal

sesuatu yang baru dilihatnya. Demikian juga pendengaran, apabila sejak bayi

dikenalkan atau dirangsang melalui suara-suara maka daya pendengaran di

kemudian hari anak lebih cepat berkembang di bandingkan tidak ada stimulasi

sejak dini.

2. Membantu Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif dapat dirangsang melalui permainan. Hal ini dapat

terlihat pada saat anak bermain, maka anak akan mencoba melakukan

komunikasi dengan bahasa anak, mampu memahami obyek permainan seperti

dunia tempat tinggal, mampu membedakan khayalan dan kenyataan, mampu

belajar warna, memahami bentuk ukuran dan berbagai manfaat benda yang

digunakan dalam permainan,sehingga fungsi bermain pada model demikian akan

meningkatkan perkembangan kognitif selanjutnya.

3. Meningkatkan Sosialisasi Anak

Proses sosialisasi dapat terjadi melalui permainan, sebagai contoh dimana pada

usia bayi anak akan merasakan kesenangan terhadap kehadiran orang lain dan

merasakan ada teman yang dunianya sama, pada usia toddler anak sudah

mencoba bermain dengan sesamanya dan ini sudah mulai proses sosialisasi satu

dengan yang lain, kemudian bermain peran seperti bermain-main berpura-pura

menjadi seorang guru, jadi seorang anak, menjadi seorang bapak, menjadi

seorang ibu dan lain-lain, kemudian pada usia prasekolah sudah mulai

Page 10: Satuan Acara Penyuluhan Tab

menyadari akan keberadaan teman sebaya sehingga harapan anak mampu

melakukan sosialisasi dengan teman dan orang

4. Meningkatkan Kreatifitas

Bermain juga dapat berfungsi dalam peningkatan kreatifitas, dimana anak mulai

belajar menciptakan sesuatu dari permainan yang ada dan mampu memodifikasi

objek yang akan digunakan dalam permainan sehingga anak akan lebih kreatif

melalui model permainan ini, seperti bermain bongkar pasang mobil-mobilan.

5. Meningkatkan Kesadaran Diri

Bermain pada anak akan memberikan kemampuan pada anak untuk ekplorasi

tubuh dan merasakan dirinya sadar dengan orang lain yang merupakan bagian

dari individu yang saling berhubungan, anak mau belajar mengatur perilaku,

membandingkan dengan perilaku orang lain.

6. Mempunyai Nilai Terapeutik

Bermain dapat menjadikan diri anak lebih senang dan nyaman sehingga adanya

stres dan ketegangan dapat dihindarkan, mengingat bermain dapat menghibur

diri anak terhadap dunianya.

7. Mempunyai Nilai Moral Pada Anak

Bermain juga dapat memberikan nilai moral tersendiri kepada anak, hal ini dapat

dijumpai anak sudah mampu belajar benar atau salah dari budaya di rumah, di

sekolah dan ketika berinteraksi dengan temannya, dan juga ada beberapa

permainan yang memiliki aturan-aturan yang harus dilakukan tidak boleh

dilanggar.

C. MANFAAT BERMAIN

Manfaat yang didapat dari bermain, antara lain:

1. Membuang ekstra energi.

2. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot dan

organ-organ.

3. Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.

4. Anak belajar mengontrol diri.

Page 11: Satuan Acara Penyuluhan Tab

5. Berkembanghnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang hidupnya.

6. Meningkatnya daya kreativitas.

7. Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada disekitar

anak.

8. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan kedukaan.

9. Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.

10. Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.

11. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.

D. MACAM - MACAM BERMAIN

1. Bermain aktif

Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa

yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :

a. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)

Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan

tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium,

meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.

b. Bermain konstruksi (Construction Play)

Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-

rumahan.

c. Bermain drama (Dramatic Play)

Misalnya adalah bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan

teman-temannya.

d. Bermain fisik

Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.

2. Bermain pasif

Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan 

mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan

membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya. Contoh ;

Page 12: Satuan Acara Penyuluhan Tab

Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau musik,menonton

televisi dsb.

Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam

bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :

a. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk

aktif bermain.

b. Tidak ada variasi dari alat permainan.

c. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.

d. Tidak mempunyai teman bermain.

E. ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE)

Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan

perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya,

serta berguna untuk :

1. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang atau

merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan halus.

Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang ditarik dan

didorong, tali, dll. Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.

2. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang

benar.Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, majalah, radio,

tape, TV, dll.

3. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk.

Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, puzzle,

boneka, pensil warna, radio, dll.

4. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan interaksi

ibu dan anak, keluarga dan masyarakat. Contoh alat permainan : alat permainan

yang dapat dipakai bersama, misal kotak pasir, bola, tali, dan lain-lain.

F. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM BERMAIN

1. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.

Page 13: Satuan Acara Penyuluhan Tab

2. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.

3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada

keterampilan yang lebih majemuk.

4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin  bermain.

5. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.

G. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIFITAS BERMAIN

1. Tahap perkembangan

2. Jenis kelamin anak

3. Status kesehatan anak

4. Lingkungan yang tidak mendukung

5. Alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai dengan anak

H. PETUNJUK PERKEMBANGAN ANAK USIA 3-5 TAHUN (PRA-SEKOLAH)

1.  Dari aspek fisik

Di rentang usia 3-5 tahun dengan titik puncak di usia 5 tahun, kemampuan

motorik anak, baik kasar maupun halus, sudah mencapai tingkat kematangan.

Untuk motorik kasar, anak sudah bisa berjalan, berlari, melompat, berdiri dengan

satu kaki, bahkan memanjat. Sedangkan untuk motorik halus, anak sudah bisa

menjimpit benda-benda kecil, semisal koin. Mulai usia 5 tahun ke atas seharusnya

anak sudah mampu memegang pensil dengan benar seperti yang dilakukan orang

dewasa pada umumnya. Namun ingat, kemampuan memegang pensil dengan

benar ini bukan berarti anak juga wajib bisa menulis

2. Dari aspek sosial

Di usia ini anak seharusnya sudah terampil berinteraksi dengan teman sebayanya.

Peran peer group mulai terlihat penting. Jadi, jika anak di rentang usia ini masih

soliter alias asyik dengan dunianya sendiri, khususnya bagi anak usia 4 tahun ke

atas, berarti dia mengalami keterhambatan dalam perkembangan social

3.  Dari aspek kognisi

Page 14: Satuan Acara Penyuluhan Tab

Wajarnya anak di rentang usia ini sudah masuk fase praope-rasional. Dalam

bahasa awamnya, anak sudah dapat membayangkan objek tertentu atau seseorang

hanya dari deskripsi, nama atau suaranya.

4. Dari aspek bahasa

3-4 tahun

Menguasai lebih dari 1.000 kosakata. Penguasaan tata

bahasanya pun meningkat pesat. Contohnya, sudah bisa

mengatakan, "Aku mau makan pisang manis."

4-6 tahun

Anak mulai kenal sopan santun saat bicara. Misalnya, ketika

menjawab pertanyaan guru atau orang dewasa, ia sudah

bisa memilih kata yang lebih santun.

5. Dari aspek kepribadian

Di rentang usia ini anak diharapkan memiliki inisiatif untuk bereksplorasi

sebanyak dan sejauh mungkin. Sayangnya, anak kerap dihadang oleh aturan-

aturan tertentu yang membatasi eksplorasinya.

I. KARAKTERISTIK BERMAIN USIA 3-5 TAHUN (PRASEKOLAH)

1) Cross motor and fine motors

2) Dapat melompat,bermain dan bersepeda.

3) Sangat energik dan imaginative

4) Mulai terbentuk perkembangan moral

5) Mulai bermain dengan jenis kelamin dan bermain dgn kelompok

6) Assosiative play

7) Dramatic play

8) Skill play

9) Laki-laki aktif bermain di luar

10) Perempuan didalam rumah

Alat permainan yang cocok untuk anak usia 3-5 tahun:

Page 15: Satuan Acara Penyuluhan Tab

1.      Peralatan rumah tangga

2.      Sepeda roda Tiga

3.      Papan tulis/kapur

4.      Lilin,boneka,kertas

5.      Drum,buku dengan kata simple,kapal terbang,mobil,truk

J. TUJUAN TERAPI BERMAIN KETIKA ANAK HOSPITALISASI

Tujuan kegiatan :

a. Memberi informasi.

b. Memicu normalisasi.

c. Menggunakan sistem pendukung yang dikenal.

d. Mengidentifikasi teknik koping.

Contoh kegiatan :

a. Mendesain tanda selamat dating.

b. Memicu orang tua mengisi angket mengenai ritual anak

c. Memicu orang tua membawa foto dan mainan

d. Memberi daftar kegiatan rumah sakit.

e. Proaktif melakukan permainan.

K. PRINSIP BERMAIN DI RUMAH SAKIT

Menurut Thompson ED. (1992) prinsip bermain di rumah sakit adalah :

1)  Kelompok umur yang sama

2) Permainan akan lebih efektif apabila dilaksanakan dalam kelompok umur yang

sama agar jenis permainan yang diberikan dapat disesuaikan dengan usia dan

tingkat perkembangan anak.

3) Pertimbangan keamanan dan infeksi silang

4) Permainan yang digunakan hendaknya yang mudah dicuci agar infeksi silang

dapat dihindari

Page 16: Satuan Acara Penyuluhan Tab

5) Tidak banyak energi serta permainan singkat

6) Anak yang sakit biasanya tidak memiliki energi yang cukup untuk bermain

sehingga permainan yang diberikan harus merupakan permainan yang tidak

menguras tenaga energi yang besar

7) Waktu bermain perlu melibatkan orang tua

8) Bila kegiatan bermain dilakukan bersama orang tua, maka hubungan orang tua

dengan anak akan lebih akrab dan kelainan atau perkembangan penyakit dapat

segera diketahui secara dini.

L. DAFTAR REFERENSI

Dewi, K., et al.2010. Contoh Proposal Terapi Bermain Pada Anak Prasekolah.

Diakses Pada Tanggal 11 Desember 2012. www.nursingbegin.com

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC

Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC

Page 17: Satuan Acara Penyuluhan Tab

PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETERAMPILAN

TERAPI BERMAIN PADA ANAK

Hari / Tanggal Kegiatan : ………………………………………

Jenis Terapi Bermain : ………………………………………

Ruangan : ………………………………………

Pembimbing Akademik : ………………………………………

Pembimbing Klinik : ………………………………………

Nama Anggota Kelompok :

Deniey irwan

Een suhaenah

Hani Nuroktavia

Jumiatul laelah

M.Ramadhan

Nurfitriaini

Shalihatin nisa

Yeyen Suryani

Yunita

Page 18: Satuan Acara Penyuluhan Tab

N

oASPEK YANG DINILAI BOBOT NILAI

0 1 2

A. ALAT

1 Rancangan program bermain lengkap dan

sistematis

3

2 Alat bermain sesuai dengan umur/jenis

kelamin dan tujuan

2

B Tahap Pra Interaksi

1 Melakukan kontrak waktu 2

2 Mengecek kesiapan anak (tidak ngantuk,

tidak rewel, keadaan umum membaik /

kondisi yang memungkinkan)

3

3 Menyiapkan ruangan dan alat-alat 2

4 Mencuci tangan 1

C Tahap Orientasi

1 Memberikan salam kepada anak dan

keluarga serta menyapa nama anak

1

2 Menjelaskan tujuan dan prosedur

pelaksanaan

3

3 Menanyakan persetujuan dan kesiapan

klien sebelum kegiatan dilakukan

1

D Tahap Kerja

1 Memberikan petunjuk pada anak cara

permainan

3

2 Mempersilahkan anak untuk melakukan

permainan sendiri atau dibantu

2

3 Memotivasi keterlibatan anak dan

keluarga

3

4 Memberikan pujian pada anak bila dapat

melakukan kegiatan

3

5 Mengobservasi emosi, hubungan 3

Page 19: Satuan Acara Penyuluhan Tab

interpersonal, psikomotor anak pada saat

bermain

6 Meminta anak menceritakan apa yang

dilakukan/dibuatnya

3

7 Menanyakan perasaan anak setelah

bermain

3

8 Menanyakan perasaan dan pendapat

keluarga tentang permainan

2

E Tahap terminasi

1 Melakukan evaluasi sesuai dengan tujuan 3

2 Berpamitan dengan anak dan keluarga 1

3 Membereskan dan mengembalikan alat

ke tempat semula

2

4 Mencuci tangan 1

5 Mencatat jenis permainan dan respon

pasien serta keluarga kegiatan dalam

lembar catatan keperawatan dan

kesimpulan hasil bermain meliputi

emosional, hubungan interpersonal,

psikomotor dan anjuran untuk anak dan

keluara

3

TOTAL NILAI 50

…………., ……………………2012

Penilai,

(………………………………………)

PROPOSAL

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Page 20: Satuan Acara Penyuluhan Tab

TERAPI AKTIVITAS BERMAIN PADA ANAK DI RUMAH SAKIT

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 1

Deniey Irwan

Een Suhaenah

Hani Nuroktavia

Jumiatul laelah

M.Ramadhan

Nurfitri Aini

Shalihatin Nisa

Yeyen Suryani

Yunita

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKes FALETEHAN SERANG BANTEN

2013