2
Sawit, Penghancur Hutan Kalimantan Oleh : Lutfi Pratomo “Mesin bulldozer meraung menghancurkan paru-paru dunia dalam hitungan detik, sedangkan pemerintah sibuk membuat peraturan baru bahwa Taman Nasional akan di swastanisasi, karena sudah tidak lagi ada hutan, selain itu, NGO semakin marak terus berbicara proyek-proyek penyelamatan hutan, orangutan”. Kejadian inilah terjadi di hutan Kalimantan paru-paru dunia, penulis menyaksikan sendiri dengan mata dan kamera. Selain itu, Kalimantan merupakan tempat habitat satwa yang dilindungi baik nasional maupun internasional yakni orangutan bakal punah dengan secara cepat. Dan semua ini adalah dampak dari perkebunan kelapa sawit, namun pemerintah menutup mulut. Bisnis menggiurkan perkebunan kelapa sawit sebagai solusi ekonomi Indonesia, bahkan memberikan lapangan perkerjaan adalah bohong besar. Fakta di lapangan masyarakat daerah tidak bekerja karena dengan upah yang diberikan sangat murah, sedangkan pembebasan lahan menghasilkan sengketa. Mari kita melihat di daerah-daerah Kalimantan Tengah seperti di Mentaya Hulu, Cempaga, Katingan dan masih banyak lagi, masyarakat mengeluh tentang adanya perkebunan kelapa sawit yang membabat hutan mereka. tempat sandang pangan mereka, Kalimantan Timur seperti di Muara Wahau, Bulungan dan Berau, Kalimantan Barat seperti Nanga Tayap, Kendawangan, Sintang. Masyarakat di iming-imingi oleh pekerjaan, jalan, PLN bahkan duit yang tak senilai dengan harga tanahnya adalah obrolan biasa masyarakat dayak Kalimantan kepada penulis. Selain itu, korban dari perkebunan sawit adalah orangutan satwa Aboreal yang cuma dimiliki Indonesia. Hampir semua NGO yang bukan mengurus orangutan pun harus sibuk dengan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan orangutan untuk menarik simpati pendonor asing. Lagi-lagi ujungnya adalah duit. Dari cerita diatas bisa terbayangkan kesengsaraan masyarakat dan orangutan adalah korban pembabatan hutan untuk sawit belum lagi satwa seperti Beruang Madu, Bekantan yang tidak menghasilkan duit bagi NGO-NGO penyelamat. Hutan hilang, orangutan hilang, masyarakat kelaparan itulah yang bakal terjadi di Kalimantan dengan melihat kejadian diatas. Beberapa terlihat seperti di Hulu Katingan Kalimantan Tengah masyarakat sudah tidak bisa mengambil kayu untuk masak sehari-hari. Sedangkan di daerah Mentangai Kalimantan Tengah terlihat sekali tempat pelepas liaran orangutan namun

Sawit, penghancur hutan kalimantan.docx

  • Upload
    shofia

  • View
    11

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Sawit, penghancur hutan kalimantan.docx

Sawit, Penghancur Hutan KalimantanOleh : Lutfi Pratomo

“Mesin bulldozer meraung menghancurkan paru-paru dunia dalam hitungan detik, sedangkan pemerintah sibuk membuat peraturan baru bahwa Taman Nasional akan di swastanisasi, karena sudah tidak lagi ada hutan, selain itu, NGO semakin marak terus berbicara proyek-proyek penyelamatan hutan, orangutan”. Kejadian inilah terjadi di hutan Kalimantan paru-paru dunia, penulis menyaksikan sendiri dengan mata dan kamera. Selain itu, Kalimantan merupakan tempat habitat satwa yang dilindungi baik nasional maupun internasional yakni orangutan bakal punah dengan secara cepat. Dan semua ini adalah dampak dari perkebunan kelapa sawit, namun pemerintah menutup mulut. Bisnis menggiurkan perkebunan kelapa sawit sebagai solusi ekonomi Indonesia, bahkan memberikan lapangan perkerjaan adalah bohong besar. Fakta di lapangan masyarakat daerah tidak bekerja karena dengan upah yang diberikan sangat murah, sedangkan pembebasan lahan menghasilkan sengketa.

Mari kita melihat di daerah-daerah Kalimantan Tengah seperti di Mentaya Hulu, Cempaga, Katingan dan masih banyak lagi, masyarakat mengeluh tentang adanya perkebunan kelapa sawit yang membabat hutan mereka. tempat sandang pangan mereka, Kalimantan Timur seperti di Muara Wahau, Bulungan dan Berau, Kalimantan Barat seperti Nanga Tayap, Kendawangan, Sintang. Masyarakat di iming-imingi oleh pekerjaan, jalan, PLN bahkan duit yang tak senilai dengan harga tanahnya adalah obrolan biasa masyarakat dayak Kalimantan kepada penulis.

Selain itu, korban dari perkebunan sawit adalah orangutan satwa Aboreal yang cuma dimiliki Indonesia. Hampir semua NGO yang bukan mengurus orangutan pun harus sibuk dengan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan orangutan untuk menarik simpati pendonor asing. Lagi-lagi ujungnya adalah duit. Dari cerita diatas bisa terbayangkan kesengsaraan masyarakat dan orangutan adalah korban pembabatan hutan untuk sawit belum lagi satwa seperti Beruang Madu, Bekantan yang tidak menghasilkan duit bagi NGO-NGO penyelamat. Hutan hilang, orangutan hilang, masyarakat kelaparan itulah yang bakal terjadi di Kalimantan dengan melihat kejadian diatas. Beberapa terlihat seperti di Hulu Katingan Kalimantan Tengah masyarakat sudah tidak bisa mengambil kayu untuk masak sehari-hari. Sedangkan di daerah Mentangai Kalimantan Tengah terlihat sekali tempat pelepas liaran orangutan namun masyarakat tidak bisa bekerja mengais rejeki di hutannya sendiri. Harga hidup sangat mahal sekali begitu juga harga hidup orangutan bahkan harga diri bangsa Indonesia di pertaruhkan karena banyak perusahaan sawit di miliki Negara tetangga. Penulis teringat judul lagu band Underground Infact asal Balikpapan “ harga diri, harga mati”. Apakah kita punya itu. Bahkan penulis mendengar dari teman di Kalimantan Barat daerah Melawi, Batu Buil dua masyarakat meninggal di tembak oknum aparat keamanan karena perkebunan kelapa sawit. Sedangkan orangutan pun harus mati terbunuh dengan dihargai Satu Juta sama seperti Trenggiling di daerah Sebulu Kalimantan Timur, karena demi perkebunan kelapa sawit. Namun, perusahaan perkebunan kelapa sawit diam seribu bahasa. Bisa terbayangkan, hutan yang di babat adalah habitat orangutan. Tak ada satupun laporan dari pihak perkebunan kelapa sawit. Tulisan ini adalah refleksi bagi kita semua bangsa Indonesia apa yang sedang terjadi dengan hutan kita, masyarakat kita, dan kita penghuni bumi.

Sumber:http://www.kompasiana.com/www.kompasiana.lutfipratomo.com/sawit-penghancur-hutan-kalimantan_55007fdfa33311e5725110cc

Page 2: Sawit, penghancur hutan kalimantan.docx

21 PEBRUARI: HARI PEDULI SAMPAH

22 MARET: HARI AIR

Burung kutilang hinggap di dahanSeseorang menatapnya dari kejauhanSiapa yang suka menjaga kebersihanPasti dia sholeh dan tampan