27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Skabies pada manusia adalah penyakit yang sangat menular yang disebabkan olehtungu Sarcoptes Scabiei var. Hominis. Tungau ini adalah parasit obligat untuk manusia. Skabies tidak hanya menular dengan penyakit seksual semata-mata, tetapi mempunyai banyak faktor- faktor lain yang mempengaruhinya seperti “personal hygiene” yang jelek dan sebagainya. 1

Scabies

Embed Size (px)

DESCRIPTION

qw

Citation preview

Page 1: Scabies

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Skabies pada manusia adalah penyakit yang sangat menular yang

disebabkan olehtungu Sarcoptes Scabiei var. Hominis. Tungau ini adalah parasit

obligat untuk manusia. Skabies tidak hanya menular dengan penyakit seksual

semata-mata, tetapi mempunyai banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhinya

seperti “personal hygiene” yang jelek dan sebagainya.

Secara epidemiologik, distribusi skabies adalah pada seluruh negara dan

beberapa daerah seperti Kepulauan Carribean merupakan endemik dengan hampir

kesemuanya mengalami penyakit ini. Pada masa lalu, skabies muncul dalam suatu

siklus yang dikenal sebagai gatal tujuh tahun, tapi ini tidak lagi terjadi. Dalam

1

Page 2: Scabies

beberapa tahun terakhir, epidemik lebih pada panti jompo, panti asuhan dan

beberapa tempat yang mungkin mengalami kesesakan.

Menurut Departemen Kesehatan RI pravalensi skabies di puskesmas

seluruh Indonesia pada tahun 1986 adalah 4,6% - 12,95% dan skabies menduduki

ururtan ketiga dari 12 penyakit kulit tersering. Di bagian kulit dan kelamin

FKUI/RSCM pada tahun1988, dijumpai 704 kasus skabies yang merupakan

5,77% dari seluruh kasus baru. Pada tahun 1989 dan 1990 pravalensi adalah 6%

dan 3,9% (Sungkar, 1995).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengambil rumusan

masalah sebagai berikut :

1. Apa definisi dari Skabies?

2. Bagaimana etiologi Skabies?

3. Bagaimana patofisiologi dari Skabies?

4. Apa manifestasi klinis dari Skabies?

5. Apa komplikasi dari Skabies?

6. Bagaimana penatalaksanaan dari Skabies?

7. Apa saja pemeriksaan diagnostik dari Skabies?

8. Bagaimana cara memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan

Skabies?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk

melengkapi tugas Sistem Integumen berkenaan dengan penyakit

Kulit karena Parasit (Skabies)

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Menjelaskan gambaran tentang konsep penyakit scabies

2. Menjelaskan tentang pengkajian keperawatan pada klien

dengan scabies

3. Menjelaskan tentang pembuatan diagnosa berdasarkan

pengkajian

2

Page 3: Scabies

4. Menjelaskan tentang pembuatan rencana keperawatan

berdasarkan teorii keperawatan

1.4 Manfaat

1. Mengetahui penyebab dan proses perjalanan penyakit Skabies.

2. Memahami parameter pengkajian yang tepat untuk menentukan status

kesehatan.

3. Mampu membuat asuhan keperawatan pada pasien dengan Skabies

3

Page 4: Scabies

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi

Scabies adalah penyakit kulit yaang disebabkan oleh infestisasi (bersifat

menular) dan sensitisasi terhadap Sarcoptes Scabiei varian hominis dan

produknya. Sinonim dari penyakit ini adalah kudis, the icth, gudig, budukan, dan

gatal agogo (Handoko, 2007).

Scabies adalah penyakit yang disebabkan zoonosis (suatu infeksi atau

infestasi yang dapat diidap oleh manusia dan hewan lain yang merupakan host

normal atau biasanya; sebuah penyakit manusia yang diperoleh dari sumber

hewan) yang menyerang kulit. Merupakan penyakit menular yang disebabkan

4

Page 5: Scabies

oleh seekor kutu (kutu/mite) yang bernama Sarcoptes Scabiei, filum Artrhopoda,

kelas Arachnida, ordo Ackraina, superfamily Sarcoptes. Pada manusia oleh

Sarcoptes Scabiei Var. Hominis, pada babi oleh Sarcoptes Scabiei Var. Suis, pada

kambing oleh Sarcoptes Scabiei Var. Caprae, sedangkan pada biri-biri oleh

Sarcoptes Scabiei Var. Ovis (Sacharin, 2001).

Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh investasi dan

sensitisasi (kepekatan) terhadap Sarcoptes Scabiei Var. Hominis dan produknya

(Adhi, 2007).

Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (mite) yang

mudah menular dari manusia ke manusia, dari hewan ke manusia atau sebaliknya.

Penyebab Scabies adalah Sarcoptes Scabiei (Isa, Soedjajadi, Hari, 2005).

Dari beberapa pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa scabies

adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh infestasai dan sensitisasi

terhadap tungau (mite) Sarcoptes Scabiei Var. Hominis. Penyakit ini dikenal juga

dengan nama the icth, gudik, atau gatalagogo. Penyakit scabies ini merupakan

penyakit menular oleh kutu tuma gatal Sarcoptes Scabiei tersebut, kutu tersebut

memasuki kulit stratum korneum membentuk kanal atau terowongan lurus atau

berbelok sepanjang 0,6 sampai 1,2 cm.

2.2 Etiologi

Scabies dapat disebabkan oleh kutu atau kuman Sarcoptes Scabiei Var.

Hominis. Secara morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval,

punggungnya cembung dan bagian perutnya rata. Tungau ini transulen, berwarna

putih kotor, dan tidak bermata. Skabies ditularkan oleh kutu betina yang telah

dibuahi, melalui kontak fisik yang erat. Kutu dapat hidup di luar kulit hanya 2-3

hari dan pada suhu kamar 21oC dengan kelembaban relatif 40-80%.

5

Page 6: Scabies

Cara penularan (transmisi):

1. Kontak langsung (kontak kulit dengan kulit), misalnya berjabat tangan, tidur

bersama, dan hubungan seksual.

2. Kontak tak langsung (melalui benda), misalnya pakaian, handuk, sprei,

bantal, dan lain-lain.

Masa inkubasiskabies berariaasi, ada yang beberapa minggu bahkan

berbulan-bulan tanpa menunjukkan gejala. Skabies menunjukkan snsitisasi

dimulai 2-4 minggu setelah penyakit dimulai. Selama waktu itu kutu berada diatas

kulit atau sedang menggali terowongan tanpa menimbulkan gatal. Gejala gatal

timbul setelah penderita tersensitasi oleh ekskreta kutu.

2.3 Patofisiolgi

Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau scabies, tetapi

juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Dan karena bersalaman atau

bergandengan sehingga terjadi kontak kulit yang kuat, menyebabkan kelainan ni

timbul pada pergelangan tangan. Gata yang terjadi disebabkan oleh sensitisasi

terhadap sekret dan ekskret tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan

setelah infestasi. Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan

ditemukannya papul, vesikel, urtika, dan lain-lain. Dengan garukan dapat timbul

erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder. Kelainan kulit dan gatal yang

terjadi dapat lebih luas dari lokasi tungau (Handoko, 2001).

Sarcoptes scabiei var hominis adalah suatu tungau dengan pangjang kira-

kira 0,5mm, yang menyebabkan skabies pada manusia. Tungau betina menggali di

6

Page 7: Scabies

bawah kulit dan menghasilkan telur dan skibala. Reaksi hipersensitivitas lambat

tipe IV terjadi setelahsekitar 1 bulan pada pasien yang tidak tersensitisasi atau

dalam beberapa jam pada pasien yang tersensitisasi. Hal ini menyebabkan pruritus

berat yang khas untuk infeksi skabies (Greenberg, 2007).

2.4 Klasifikasi

Terdapat beberapa bentuk scabies atipik yang jarang ditemukan dan sulit

dikenal, sehingga dapat menimbulkan kesalahan diagnosis. Beberapa bentuk

tersebut antara lain:

1. Skabies pada orang bersih (scabies of cultivated)

Bentuk ini ditandai dengan lesi berupa papul dan terowongan

yang sedikit jumlahnya sehingga sangat sukar ditemukan.

2. Skabies incognito

Bentuk ini timbul pada scabies yang diobati dengan

kortikosteroid sehingga gejala dan tanda klinis membaik, tetapi tungau

tetap ada dan penularan masih bisa terjadi. Skabies incognito sering juga

menunjukkan gejala klinis yang tidak biasa, distribusi atipik, lesi luas dan

mirip penyakit lain.

3. Skabies nodular

Pada bentuk ini lesi berupa nodus coklat kemerahan yang

gatal.Nodus biasanya terdapat didaerah tertutup, terutama pada genitalia

laki-laki, inguinal dan aksila.Nodus ini timbul sebagai reaksi

hipersensetivitas terhadap tungau scabies.Pada nodus yang berumur lebih

dari satu bulan tungau jarang ditemukan.Nodus mungkin dapat menetap

selama beberapa bulan sampai satu tahun meskipun telah diberi

pengobatan anti scabies dan kortikosteroid.

4. Skabies yang ditularkan melalui hewan

Di Amerika, sumber utama skabies adalah anjing. Kelainan ini

berbeda dengan skabies manusia yaitu tidak terdapat terowongan, tidak

menyerang sela jari dan genitalia eksterna.Lesi biasanya terdapat pada

daerah dimana orang sering kontak/memeluk binatang kesayangannya

yaitu paha, perut, dada dan lengan.Masa inkubasi lebih pendek dan

7

Page 8: Scabies

transmisi lebih mudah.Kelainan ini bersifat sementara (4 – 8 minggu) dan

dapat sembuh sendiri karena S. scabiei var. binatang tidak dapat

melanjutkan siklus hidupnya pada manusia.

5. Skabies Norwegia

Skabies Norwegia atau skabies krustosa ditandai oleh lesi yang

luas dengan  krusta, skuama generalisata dan hyperkeratosis yang tebal.

Tempat predileksi biasanya kulit kepala yang berambut, telinga bokong,

siku, lutut, telapak tangan dan kaki yang dapat disertai distrofi

kuku.Berbeda dengan skabies biasa, rasa gatal pada penderita skabies

Norwegia tidak menonjol tetapi bentuk ini sangat menular karena jumlah

tungau yang menginfestasi sangat banyak (ribuan).Skabies Norwegia

terjadi akibat defisiensi imunologik sehingga sistem imun tubuh gagal

membatasi proliferasi tungau dapat berkembangbiak dengan mudah.

6. Skabies pada bayi dan anak

Lesi scabies pada anak dapat mengenai seluruh tubuh, termasuk

seluruh kepala, leher, telapak tangan, telapak kaki, dan sering terjadi

infeksi sekunder berupa impetigo, ektima sehingga terowongan jarang

ditemukan.Pada bayi, lesi di muka (Harahap, 2000).

7. Skaabies terbaring di tempat tidur (bed ridden)

Penderita penyakit kronis dan orang tua yang terpaksa harus

tinggal ditempat tidur dapat menderita skabies yang lesinya terbatas.

(Harahap.M, 2000).

2.5 Manifestsi klinis

1. Ruam yang sangat gatal

2. Pruritus dapat lebih berat pada malam hari dan dapat mengenai

bagian tubuh manapun, tapi paling sering area interdigital, aksila,

area genital, bokong, dan payudara (Greenberg, 2007).

3. Biasanya terdapat lesi papular dengan tanda garukan ang terdistribusi

simetris , sering kali pada jari-jari, pergelangan tangan, dan bokong,

sekitar pinggang, dan genetalia. Dapat terbentuk vesikel atau pustul

atau dapat menjadi eksematosa.

8

Page 9: Scabies

4. Lesi yang khas adalah terowongan suat garis tipis gelap yang

berakhir dengan lepuhan berbentuk kepala jarum pentul (yang

mengandung tungau).

5. Gatal biasanya pada malam hari (Mandal, 2008).

6. Menemukan tungau dengan membuat kerokan kulit pada daerah yang

berwarna kemerahan terasa gatal. Kerokan yanng dilakukan agak

dalam hingga kulit mengeluarkan darah karena sarcoptes betina

bermukim agak dalam dikulit. Dapat ditemukan satu atau lebih

stadium hidup tungau ini.

Gejala singkat : perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan

tamabahan: penderita selalu mengeluh gatal, terutama pada malah hari. Kelainan

kulit mula-mula berupa papula, vesikel. Akibat garukan timbul infeksi sekunder

sehingga terjadi pustula.

- Lokasi : sela jari tangan, pergelangan tangan, ketiak sekitar pusat,

paha bagian dalam, genetalia pria, dan bokong. Pada bayi: kepala,

telapak tangan dan kaki.

- Efloresensi/sifat-sifat: papula dan vesikel sampai letikular disertai

ekskoriasi (scratch mark). Jika terjadi infeksi sekunder tempat

pustula lentikular. Lesi yang khas adalah terowongan (kanalikulus)

miliar, tampak berasal dari salah satu papula atau vesikel, panjang

kira2 1 cm, berwarna putih abu-abu . akhir/ujung kanulikuli adalah

tempat persembunyian dan bertelur sarcoptes scabie betina. Tungau

betina bertelur 3-5 telur/hari. Sesah 3-4 hari, telur menetas menjadi

larva, dalam 3-5 hari menjadi nimfa, selanjutnya menjadi tungau

dewasa. Tungau jantan dewasa mati diatas permukaan kulit sesudah

mengadakankopulasi, sedang yang betina membuat terowongan

baru, bertelur dan mati sesudah 2-3 minggu. (prof.Dr.R.S. Siregar,

2004).

9

Page 10: Scabies

2.6 Pathway

10

Sarcoptes Scabiei Var. Hominis

Reservoir sarcoptes ↑

Sanitasi Buruk

Kontak langsung dan tidak langsung

Lingkungan yang padat Kebersihan diri kurang

Keadaan lembab dan panas

Vesikel dan Ekskoriasi

SCABIES

Tempat yang baik untuk sarcoptes bertelur pada stratum corneum

Penyebaran telur sarcoptes pada orang sehat

Pengeluaran Reseptor

Reaksi Peradangan

Terbentuknya Terowongan

Akumulasi Sekret

Melakukan Garukan pada

kulit

Penderita Mengalami

Peningkatan pembentukan

Ekskret S.skabies di

kulit

Resiko masuknya

Rusaknya pertahanan

Kerusakan lapisan kulit

Papul Pecah

Page 11: Scabies

2.7 Pemeriksaan penunjang

Dicurigai skabies dapat dilakukan pemeriksaan diagnostik seperti

dibawah ini:

- Membuka lubang galian atau lesi kulit lainnya dengan pisau skalpel

nomor 15, isinya ditempelkan diatas kaca objek dan berikan setetes

minyak. Diagnosis dikonfirmasi dengan identifikasi tungau, telur,

atau feses pada pemeriksaan mikroskopik. (Greenberg, 2007)

(prof.Dr.R.S. Siregar, 2004) Mancari sarcoptes scabiei dewasa, larva,

telur atau skibala dari dalam terowongan dewasa.Prurigo : biasanya berupa

papula-papula yang gatal; predileksi pada bagian ekstensor ekstremitas.

1. Gigitan seranggan : biasanya jenis timbul sesudah gigitan,

eflorensinya urtikaria papular.

2. Folikulitis : nyeri, efloresensi berupa pustula miliaran dikelilingi

daerah eitema.

2.8 Komplikasi

Bila skabies tidak diobati selama beberapa minggu atau bulan, dapat

timbul dermatitis akibat garukan. Erupsi dapat berbentuk impetigo, ektima,

selulitis, dan furunkel. Infeksi bakteri pada bayi dan anak kecil yang diserang

skabies dapat menmbulkan komplikasi pada ginjal yaitu glomerulonefritis.

Dermatitis iritan dapat timbul karena penggunaan preparat antiskabies yang

berlebihan, baik pada terapi awal atau dari pemakaian yang terlalu sering. Salep

sulfur, dengan konsentrasi 15% dapat menyebabkan dermatitis bila digunakan

terus menerus selama beberapa hari pada kulit yang tipis. Benzilbenboat juga

dapat menyebabkan iritasi bila digunakan 2 kali sehari selama beberapa hari,

terutama disekitar genetalia pria. Gemma benzena heksakloridasudah diketahui

menyebabkan dermatitis irirtan bila digunakan secara berlebihan.

Menurut (Greenberg, 2007) Komplikasi terbatas pada infeksi sekunder

dan pada pasien dengan gangguan imun:

1. Bentuk generalisata skabies berkrusta

11

Page 12: Scabies

2. Hiperkeratosis dan ruam eritematosa pada wajah, tubuh, dan

ekstremitas.

3. Pruritus berlangsung selama beberapa bulan setelah pengobatan

infeksi berhasil.

Skabies norwegia atau berkrusta: pada superinfestasi, lesi psoriasiform

berkrusta timbul secara luas ditubuh; rasa gatal dan teroeongan biasanya tidak

ada. Impetigo akibat infeksi sekunder dengan S.pyogenes biasa terjadi di daerah

tropis (Mandal, 2008).

2.9 Penatalaksanaan

Penanganan skabies yang terutama adalah menjaga kebersihanuntuk

membasmi skanbies seperti mandi dengan sabun, sering ganti pakaian, cuci

pakaian secara terpisah, menjemur alat-alat tisur, handuk tidak boleh dipakai

bersama.

Syarat obat yanga ideal adalah efektif terhadap semua stadium tungau,

tidak menimbulkan iritasi dan toksik, tidak berbau atau kotor, tidak merusak atau

mewarnai pakaian, mudah diperoleh, dan harganya murah.

Jenis obat topical:

1. Belerang endap (sulfur presipitatum) 4-20% dalam benntuk salep

atau krim. Pada bayi dan orang dewasa sulfur presipitatum 5% dalam

minyak sangat aman dan efektif. Kekurangannya adalah

pemakaiantidak boleh kurang dari 3 hari karena tidak efektif terhada

stadium telur, berbau, mengotori pakaian dan dapat menimbulkan

iritasi.

2. Emulsi benzyl-benzoat 20-25% efektif terhadap semua stadium,

diberikansetiap malam selama 3 kali. Obat ini sulit diperoleh, sering

memberi iritasi, dan kadang-kadang makin gatal setelah dipakai.

3. Gama benzena heksa klorida (gameksan) 1% dalam bentuk krim

atau lotion, termasuk obat pilihan arena efektif terhadap semua

stadium, mudah digunakan, dan jarang memberi iritasi. Obat ini

tidak dianjurkan pada anak dibawah umur 6 tahun dan wanita hamil

12

Page 13: Scabies

karena toksi terhadap susunan saraf pusat. Pemberian cukup sekali

dalam 8 jam. Jika masih ada gejala, diulangi semnggu kemudian.

4. Krokamiton 10% dalam krim atau lotion mempnyai dua efeksebagai

antiskabies dan antigatal. Harus dijauhkan dari mata, mulut,

danuretra. Krim (eurax) hanya efektif pada 50-60% pasien.

Digunakan selama 2 malam berturut-turut dan dibersihkan setelah

24jam pemkaian terakhir.

5. Krim permetrin 5% merupakan obat yang paling efekttif dan aman

karena sangat mematikan untuk parasit S. Scabei dan memiliki

toksisitas rendah pada manusia.

6. Pemberian antibiotika dapat digunakan jika ada infeksi sekunder,

misalnya bernanah di area yang terkena (sela-sela jari, alat kelamin)

akibat garukan.

Manajemen keperawatan pada pasien skabies, yaitu:

1. Sarankan pada pasienuntuk menjaga personal hygienenya,

meningkatkan kebersihan lingkungan, menyarankan untuk tidak

sering menggaruk area yang gatal.

2. Diskusikan pada pasien untuk menghindari orang-orang yang

terinfeksi skabies, dan sebaiknya menghindari tempat yang

padat/berdesakan.

3. Beritahu pasien untuk perlu mencuci dan mengeringkan semua

pakaian dan sprei dan semua alat-alat tidur untuk mencegah

reinfeksi.

4. Orang yang serumah dan orang yang kontak secara seksual dengan

skabies sebaiknya diobati untuk mencegah reinfeksi. (Greenberg,

2007)

5. Instruksikan pada pasien untuk tidak memakai pakaian atau handuk

bersama-sama orang lain.

6. Beritahu pasien bahwa skabies tidak tertutup kemungkinan untuk

muncul lagi apabila pasien tidak menjaga kebersihan diri dan

lingkungannya.

13

Page 14: Scabies

7. Ajarkan pada pasien cara-cara untuk mengghindari skabies.

BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

A. Identitas

Nama, umur (baanyak menyerang anak-anak, walaupun orang

dewasa dapat pula terkena, selain itu dikaji juga usia anak karena

semakin muda, system imunnya rendah sehingga mudah sekai untuk

masuknya Sarcoptes Scabiei, S. Scabiei senang dengan kulit yang tiis

seerti pada kulit anak), jenis kelamin (frekuensi yang sama pria dan

wanita untuk dewasa, sedangkan pada anak-anak, biasanya banyak

terjadi pada anak laki-laki karena aktivitas anak laki-laki lebih

banyak dibanading anak perempuan dan hygiene anak laki-laki

kurang sehingga mudah terkena skabies), agam, suku/bangsa,

penddikan, pekerjaan, alamat (alamat untuk menentukan penyebab

mengapa asien terkena skabies, karena apabila anak yang terkena

skabies tiggal di tempat yang endemik scabies dan daerah tersebut

padat penduduknya akan terjadi peningkatan resiko penularan

skabies).

B. Riwayat kesehatan

- Keluhan utama: biasanya pasien mengeluh gatal terutama pada

malam hari, pada penderia terdapat lesi dikulit terutama pada

kulit yang tipis seperti kulit keala, wajah leher, telaak tangan, dan

kaki, dan biasanya pasien juga mengeluh nyeri.

- Riwayat penyakit sekarang: pasien mulai merasakan gatal yang

memanas dan kemudian menjadi edema karena garukan akibat

rasa gatal yang sangat hebat.

14

Page 15: Scabies

- Riwayat penyakit dahulu: tanyakan pada pasien apakah

sebelumnya pernah mengalami penyakit yang sama, apakah

pernah menderita dermatitis.

- Riwayat kesehatan keluarga: scabies merupakan penyakit

menular, sehingga yang terkena scaaabies akan menularkan ke

anggota keuarga yang lain.

C. Pemeriksaan fisik

- Keadaan umum: Compsmentis

- TTV

TD: 100/60-120/80 mmHg

N: 60-100 x/menit

S: 36,5-37,5oC

RR: 16-20 x/menit

- Reviw of System

a. System integumen:

Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat

predileksi yang berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk

garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm, pada ujung

terowongan itu ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul

infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi polimorf (pustul,

ekskoriosi, dan lain-lain). Tempat predileksi biasanya

merupakan daerah dengan stratum korneum yang tipis, yaitu

sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku

bagian luar, lipat ketiak bagian depan, aerola mammae

(wanita) dan lipat glutea, umbilicus, bokong, genetalia

eksterna (pria), dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat

menyerang bagian telapak tangan dan telapak kaki bahkan

seluruh permukaan kulit. Pada remaja dan orang dewasa dapat

timbul pada kulit kepala dan wajah.

Menemkan tungau, dengan membuat kerokan kulit

pada daerah yang berwarna kemerahan dan terasa gatal.

15

Page 16: Scabies

Kerokan yang dilakukan agak dalam hingga kulit

mengeluarkan darah karena sarcoptes betina bermukim agak

dalam di kulit. Dapat ditemukan satu atau lebih stadium hidup

tungau ini.

- Kepala : kadang ditemukan bula

- Dada : kadang ditemukan bula

- Punggung : kadang ditemukan bula dan luka dekubitus

- Ekstremitas : kadang ditemukan bula dan luka dekubitus

b. Sistem kardiovaskular

c. Sistem respirasi

d. Sistem pengindraan

e. Sistem pencernaan

f. Sistem perkemihan

g. Sistem muskoloskeletal

h. Sistem reproduksi

i. Sistem neurobehaviour

D. Pola fungsional gordon

1. Pola persepsidan manajemen kesehatan

Apabila sakit, individu biasa membeli obat di toko obat

terdekat atau apabila tidak terjadi perubahan pasien

memaksakan diri ke puskesmas atau RS terdekat.

2. Pola nutrisi dan metabolik

Pada pasien scabies tidak ada gangguan dalam nutrisi

metaboliknya

3. Pola eliminasi

Pada pasien scabies tidak terjadi gangguan terhadap pola

eliminasinya

4. Pola latihan atau aktivitas

Biasanya individu yang terkena scabies akan menjadi malas

melakukan kegiatan sehari-hari seperti mandi, bermain, dll

karena individu fokus terhadap rasa gatal yang dirasakan.

16

Page 17: Scabies

5. Pola istirahat tidur

Pada pasien scabies terjadi gangguan pola tidur akibat gatal

yang terasa hebat pada malam hari.

6. Pola persepsi kognitif

Pada pasien scabies tidak terjadi gangguan terhada pola

kognitif perceptualnya.

7. Pola persepsi diri

Pada individu yang menderita penyakit scabies ini akan

menjadi kurang percaya diri akibat gatal-gatal, kulit bintik-

bintik dan mengelupas.

8. Pola koping dan toleransi stress

Kehilangan atau perubahan yang terjadi padapenderita

scabies terutama penderita scabies yang masih anak-anakakan

malas untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Sehingga masalh

utama yang terjadi selama anak sakit, anak selalu merasa gatal,

dan akhirnya menjadi malas untuk bermain dan bersosialisasi.

9. Pola hubungan peran

Pada pasien dengan penyakit scabies membutuhkan

dukungan dari orang tua atau orang terdekat kaarena

kebanyakan penderita scabies kepercayaam dirinya kurangakibt

dari adanya gatal-gatal, kulit bintik-bintik dan mengelupas.

Dukungan dariorang terdekatakaan meningkatkan kepercayaan

diri sehingga individu dapat cepat sembuh.

10. Pola reproduksi seksual

Tidak terjadi gagguan

11. Pola keyakinan

Intensitas beribadah masih dapat dilakukan secara

maksimal.

3.2 Diagnosa

17

Page 18: Scabies

1. Kerusakan inteegritas kulit berhubungan dengan adanya pustul akibat

dari adanya kutu di dalam kulit, garukan yang dilakukan pasien

akibat rasa gatal yang ditimbulkan.

2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa gatal yang hebat

khususnya pada malam hari.

3. Resiko infeksi behubungan dengan jaringan kulit rusak dan erosi

pada kulit

3.3 Intervensi

No.Dx Tujuan dan KH Intervensi Rasional

1 Tujuan: setelah

dilakukan tindakan

keperawatan

selama 1x24 jam

diharapkan

gangguan

integritas kulit

dapat

diminimalisir.

KH:

- Pasien dapat

mengetahui

penyebab

terjadinya

gangguan

integritas

kulitnya

- Pasien

mengetahui cara

mencegah

terjadinya

- Observasi TTV

dan

karakteristik lesi

atau erosi yag

terjadi

- Hindari

penggunaan

bentuk dari

tempat tidur

yang kasar

- Menganjurkan

klien untuk

berhenti

menggaruk

- Menjaga agar

kuku selalu

terpangkas

bersih

- Agar lebih

mengetahui

keadaan yang

sebenarnya

pasien

- Tempat tidur

yang kasar dapat

menambah

gangguan

integritas pada

kulit

- Menggaruk dapat

menyebabkan

erosi yang

berlebih pada

kulit

- Pemotongan

kuku akan

menjaga kulit

agar tidak terjadi

infeksi karena

18

Page 19: Scabies

gangguan

integritas kulit

- Integrtas kulit

yang baik dan

dapat

dipertahankan

(sensasi,

elastisitas,

temperatur)

- Tidak ada luka

atau lesi pada

kuit

- Tidak terjadi

erosi ada kulit

- Gunakan bedak

kering untuk

menjaga

kesehatan kulit

kuku terjaga

kebersihannya

-

1. Gunakan bedak kering untuk menjaga kesehatan kulit

19