Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Scanned by CamScanner
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
Scanned by CamScanner
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
Scanned by CamScanner
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
Scanned by CamScanner
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
i
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
i
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
Scanned by CamScanner
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
Scanned by CamScanner
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ……………………………………………………………….. i
ABSTRACT …………………………………………………………….... ii
KATA PENGANTAR ………………………………………………….... ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………….. iv
DAFTAR TABEL ……......………………………………………………. vi
DAFTAR GAMBAR .....………………………………………………….. vii
DAFTAR LAMPIRAN .………………………………………………….. viii
DAFTAR NOTASI ………………………………………………………. Ix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ……………………………….......……… 1
1.2 Maksud dan Tujuan ……………………........…………… 2
1.3 Permasalahan ……………………………………..……… 3
1.4 Batasan Masalah ….………………………………....…… 3
1.5 Kerangaka Berpikir…. ………………………………....… 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………….... 5
2.1 Perhitungan Curah Hujan Rata Rata …..………………… 5
2.1.1 Metode Arimatik………..………….......................... 5
2.1.2 Curah Hujan Efektif .....……….…………………… 6
2.2 Analisa Evapotranspirasi …………..………………….... 7
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
v
2.3 Kebutuhan Penyiapan Lahan ……......………………..… 10
2.3.1 Kebutuhan Air untuk Konsumtif Tanaman….…….. 11
2.3.2 Perkolasi …………………….…………………...... 13
2.3.3 Penggantian Lapisan Air.............……………..…… 14
2.4 Analisa Kebutuhan Air Irigasi………...............………… 14
2.4.1 Efesiensi Irigasi ………………………….....……... 14
2.4.2 Kebutuhan Air di Sawah …………………………. 15
2.5 Debit Andalan …………………………………….......… 16
2.6 Pola Tanam ……………………………………………... 17
BAB III METODE PENELITIAN………………………………….... 18
3.1 Lokasi Penelitian ................................................................. 18
3.2 Metodologi Penelitian......………………………………… 19
3.3 Uraian Tahapan Penelitian...…………………....………… 21
3.4 Analisa Hidrologi ...... ……………………………………. 21
3.4.1 Analisa Curah Hujan ...…………………………….... 21
3.4.2 Curah Hujan Efektif ...…………………………….... 21
3.4.3. Evapotranspirasi ...………………………………….. 22
3.4.4 Penyiapan Lahan dan Koefisien Tanaman…………... 23
3.4.5 Analisa Kebutuhan Air Irgasi……......……………… 24
3.3.5.1 Efesiensi Irgasi……………….…....………….. 25
3.3.6 Debit Andalan………………......…………………… 25
3.3.7 Perencanaan Pola Tanam….....……………………… 26
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
vi
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ……………………....….. 29
4.1 Analisa Curah Hujan ……………………………............... 29
4.2 Curah Hujan Efektif …………………………………….... 30
4.3 Evapotranspirasi…………………………………………... 31
4.4 Penyiapan Lahan dan Koefisien Tanaman........................... 36
4.5 Analisa Kebutuhan Air Irigasi ………………………….... 39
4.6 Perhitungan Debit Andalan……....……………………...... 81
4.6.1 Perhitungan Metode Empiris Debit Andalan Sungai .. 81
4.7 Pola Tanam……………………………………………….. 84
BAB V PENUTUP ………………………………………………........ 86
5.1 Kesimpulan ……………………………………………….. 86
5.2 Saran ……………………………………………………… 87
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………..................... 88
LAMPIRAN ............................................................................................ 89
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
1.1 Tabel Pola Tanam D.I. Sibarau .................................................................. 2
2.1 Harga Koefisien Tanaman ........................................................................ 12
4.1 Curah Hujan Regional DAS Sibarau ........................................................ 29
4.2 Curah Hujan Efektif D.I Sibarau ...............................................................30
4.3 Rekapitulasi Curah Hujan Efektif ............................................................ 31
4.4 Perhitungan Evapotranspirasi ................................................................... 32
4.5 Rekapitulasi Evapotranspirasi .................................................................. 35
4.6 Tabel Land Preparation .............................................................................38
4.7 Analisa Kebutuhan Air Irigasi Untuk Alternatif – 1 .................................40
4.8 Analisa Kebutuhan Air Irigasi Untuk Alternatif – 2 .................................41
4.9 Analisa Kebutuhan Air Irigasi Untuk Alternatif – 3 .................................42
4.10 Analisa Kebutuhan Air Irigasi Untuk Alternatif – 4 .................................43
4.11 Analisa Kebutuhan Air Irigasi Untuk Alternatif – 5 .................................44
4.12 Analisa Kebutuhan Air Irigasi Untuk Alternatif – 6 .................................45
4.13 Analisa Kebutuhan Air Irigasi Untuk Alternatif – 7 .................................46
4.14 Analisa Kebutuhan Air Irigasi Untuk Alternatif – 8 .................................47
4.15 Analisa Kebutuhan Air Irigasi Untuk Alternatif – 9 .................................48
4.16 Analisa Kebutuhan Air Irigasi Untuk Alternatif – 10 ...............................49
4.17 Analisa Kebutuhan Air Irigasi Untuk Alternatif – 11 ...............................50
4.18 Analisa Kebutuhan Air Irigasi Untuk Alternatif – 12 ...............................51
4.19 Analisa Kebutuhan Air Irigasi Untuk Alternatif – 13 ...............................52
4.20 Analisa Kebutuhan Air Irigasi Untuk Alternatif – 14 ...............................53
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
viii
4.21 Analisa Kebutuhan Air Irigasi Untuk Alternatif – 15 ...............................54
4.22 Analisa Kebutuhan Air Irigasi Untuk Alternatif – 16 ...............................55
4.23 Analisa Kebutuhan Air Irigasi Untuk Alternatif – 17 ...............................56
4.24 Analisa Kebutuhan Air Irigasi Untuk Alternatif – 18 ...............................57
4.25 Analisa Kebutuhan Air Irigasi Untuk Alternatif – 19 ...............................58
4.26 Analisa Kebutuhan Air Irigasi Untuk Alternatif – 20 ...............................59
4.27 Analisa Kebutuhan Air Irigasi Untuk Alternatif – 21 ...............................60
4.28 Analisa Kebutuhan Air Irigasi Untuk Alternatif – 22 ...............................61
4.29 Analisa Kebutuhan Air Irigasi Untuk Alternatif – 23 ...............................62
4.30 Analisa Kebutuhan Air Irigasi Untuk Alternatif – 24 ...............................63
4.31 Rekapitulasi Analisa Kebutuhan Air – 1 ...................................................80
4.32 Perhitungan Debit Andalan Metode FJ. Mock ..........................................82
4.33 Rekapitulasi Debit Andalan Metode FJ. Mock ........................................ 84
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1.1 Bagan Alur Pengerjaan Tugas Akhir (Kerangka Berpikir)......................... 4
2.1 Metode Aritmatik ....................................................................................... 6
3.1 Peta Lokasi D.I Sibarau ............................................................................ 19
3.2 Bagan Alur Pengerjaan Tugas Akhir (Kerangka Berpikir) ...................... 20
3.3 Lokasi Stasiun di Sekitar D.I Sibarau ...................................................... 22
4.1 Tabel Pola Tanam .................................................................................... 85
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
x
DAFTAR LAMPIRAN
1. Data Klimatologi ..................................................................................... 90
2. Data Curah Hujan Stasiun Gunung Pamela ............................................. 91
3. Data Curah Hujan Stasiun Sinder Raya ................................................... 92
4. Data Curah Hujan Sinar Kasih ................................................................. 93
5. Gambar – Gambar Dokumentasi ............................................................. 94
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Daerah Irigasi (D.I) yang memanfaatkan air sungai sibarau saat ini
mengalami kekurangan Debit. Dalam menanggulangi kekurangan Debit Air ini
telah dilakukan Pembangunan Intake di beberapa lokasi di sungai martebing, akan
tetapi masih belum dapat memenuhi kebutuhan air D.I Sibarau dikarenakan
kurangnya Debit Air sungai Martebing. Upaya lainnya juga dilakukan untuk
menambah Debit Air Sungai Martebing yaitu dengan membangun salurana suplesi
dari sungai Belutu. Saat ini saluran suplesi dari sungai Belutu tersebut sudah tidak
memungkinkan lagi mengingat sungai Belutu juga memerlukan debit yang cukup
banyak untuk mengairi D.I Belutu.
Kegiatan lainnya juga sudah dilakukan oleh masyarakat petani adalah
membuat saluran suplesi dari sungai martebing sepanjang ± 4 Km. Kondisi saat ini,
saluran suplesi tersebut juga belum maksimal dikarenakan kurangnya debit air
akibat terhalang oleh tingginya sedimen dan pengaturan elevasi permukaan tanah
yang tidak tepat.
Agar kebutuhan air dapat tetap terpenuhi, saat ini sedang direncanakan
Pembangunan Bendung di Sungai Sibarau. Akan tetapi Pemabngunan Bendung
ASibarau masih membutuhkan proses yang panjang dan pengkajian lebih lanjut
oleh Pemerintah. Oleh karena itu diperlukan sebuah solusi alternatif yang dapat
diterapkan dalam jangka waktu terdekat. Analisis kebutuhan air irigasi untuk
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
2
optimalisasi pola tanam adalah solusi yang dapat di tawarkan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Tabel di Bawah ini merupakan contoh pola tanam yang dipakai.
Untuk memperoleh tanaman dengan pertumbuhan yang optimal guna
mendapatkan produktifitas yang tinggi, maka penanaman harus memperhatikan
pembagian air secara merata ke semua petak tersier dalam jaringan irigasi.
Sumber air yang tidak selalu dapat menyediakan air irigasi yang dibutuhkan.
Sehingga harus dibuat rencana pembagian air yang baik agar air yang tersedia dapat
digunakan secara merata dan seadil-adilnya. Kebutuhan air yang tertinggi untuk
suatu petak tersier adalah max yang didapat sewaktu merencanakan seluruh sistem
irigasi. Besarnya debit Q yang tersedia tidak tetap, bergantung pada sumber dan
luas tanaman yang harus diairi. Pada saat-saat dimana air tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan air tanaman dengan pengaliran terus menerus, maka
pemberian air tanaman dilakukan secara bergilir.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari penelitian ini adalah untuk menganalisa kebutuhan air irigasi
untuk mendapatkan pola tanam yang tepat untuk digunakan pada D.I. Sibarau,
Sehingga dapat terjadi pemerataan pola tanam dan terpenuhinya kebutuhan air
secara optimal.
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya
kebutuhan air paling efektif untuk masing – masing pola tanam.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
3
1.3 Permasalahan
Pada penulisan laporan skripsi ini akan dibahas analisa kebutuhan air irigasi
untuk optimalisasi pola tanam yang tepat pada D.I Sibarau menginta saat ini
pasokan air irigasi semakin langka, oleh karena itu diperlukan suatu cara untuk
mengatur pemberian air dan sistem pola tanam yang lebih optimal yaitu dengana
analisis kebutuhan air.
1.4 Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, perlu dilakukan pembatasan masalah yang wajar dan
dapat dipertanggungjawabkan sehingga penelitian ini akan lebih jelas dan terarah
secara benar pada tujuan utamanya. Pembatasan masalah tersebut berupa:
1. Analisa Data Curah Hujan
2. Analisis Kebutuhan Air Irigasi
3. Analisa Perhitungan Debit Andalan Metode FJ. Mock
1.5 Kerangka Berpikir
Metode yang dilakukan pada penelitian ini terlebih dahulu mencari
informasi tentang pola tanam D.I Sibarau, kemudian mengumpulkan data yang
berhubungan dengan pola tanam D.I Sibarau dan menganalisa data sedemikian rupa
untuk mendapatkan kesimpulan akhir. Data – data yang terkait dengan kondisi
lokasi penelitian sangat mendukung penyelesaian penelitian ini. Oleh karena itu,
langkah awal yang dilakukan penulis adalah mencari informasi untuk mengetahui
sumber-sumber data yang diperlukan, serta megumpulkan data yang dibutuhkan.
Adapun sistematika yang dilakukan dalam pengumpulan data sebagai berikut:
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
4
1. Mengumpulkan beberapa literatur dari buku dan makalah yang berkenaan
dengan studi, khususnya pola tanam.
2. Mengumpulkan data – data yang diperlukan yaitu data sekunder. Data sekunder
merupakan data yang didapat dari instansi terkait, lembaga masyarakat, dan
pihak terkait yang berhubungan dengan pembahasan.
Tahapan penelitiannya lebih jelas tergambar pada Gambar 3.1. Bagan Alir
Metodologi Pengerjaan Tugas Akhir.
Gambar 1.1 Bagan Alur Pengerjaan Tugas Akhir (Kerangka Berpikir)
Literatur
Pengumpulan Data
Analisa Data 1. Curah hujan efektif 2. Evapotranspirasi 3. Kebutuhan air irigasi 4. Debit Andalan
Pola Tanam
Mulai
Selesai
Kesimpulan dan Saran
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Analisis Metode Perhitungan Curah Hujan
Hujan dalah titik-titik air yang jatuh dari awan melalui lapisan atmosfer ke
permukaan bumi secara proses alam. Hujan turun kepermukaan bumi selalu
didahului dengan adanya pembentukan awan, karena adanya penggabungan uap
air yang ada di atmosfer melalui proses kondensasi, maka terbentukalah buti-butir
air yang bila lebih berat dari gravitasi akan jatuh berupa hujan.
Untuk perhitungan hidrologi daerah aliran sungai diperlukan perhitungan
hujan rata-rata. Karena pada perhitungan hujan rata-rata, hujan yang terjadi
distribusinya dianggap merata pada suatu daerah aliran irigasi.
Dalam perhitungan hujan rata-rata daerah aliran sungaibeberapa metode
yang sering digunakan yaitu:
1. Metode Aritmatik baik digunakan untuk daerah datar dan penyebaran stasiun
hujannya merata (Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini);
2. Metode Polygon Thiessen baik digunakan untuk daerah yang stasiun hujannya
tidak merata;
3. Metode Isohiet digunakan untuk daerah pegunungan.
2.1.1. Metode Aritmatik
Perhitungan hujan rata-rata metode aritmatik caranya adalah dengan membagi rata
jumlah hujan dari hasil pencatatan stasiun yang ada pada daerah aliran sungai,
sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
6
P = (𝑃1+𝑃2+𝑃3+⋯………………𝑃𝑛
𝑛)
Dimana :
P = Hujan Rata – rata (mm)
P1, P…Pn = Jumlah Hujan masing – masing yang diamati (mm)
Gambar 2.1 Metode Aritmatik Sumber: Aplikasi Hidrologi, 2016
2.1.2. Curah Hujan Efektif
Turunnya curah hujan pada suatu areal lahan mempengaruhi pertumbuhan
tanaman di areal tersebut. Curah hujan tersebut dapat dimanfaatkan oleh tanaman
untuk mengganti kehilangan air yang terjadi akibat evapotranspirasi, perkolasi,
kebutuhan pengolahan tanah dan penyiapan lahan. Curah hujan efektif merupakan
curah hujan yang jatuh pada suatu daerah dan dapat digunakan tanaman untuk
pertumbuhannya. Jumlah hujan yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman tergantung
pada jenis tanaman. Namun, tidak semua jumlah curah hujan yang turun pada
daerah tersebut dapat dipergunakan untuk tanaman dalam pertumbuhannya, maka
disini perlu diperhitungkan dan dicari curah hujan efektifnya.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
7
Untuk irigasi padi, besaran curah hujan efektif dipredisikan sebesar 70%
dari curah hujan tengah bulanan dengan probabilitas 80% dengan bentuk
persamaan:
R-eff = (0,73 x R80) / 15
Dimana :
Re = Curah Hujan Efektif (mm/hari)
Rs = Curah Hujan Minimum
2.2. Analisa Evapotranspirasi
Gabungan dari dua peristiwa yakni evaporasi dan transpirasi yang terjadi
secara bersamaan disebut juga peristiwa evapotranspirasi. Kedua proses ini sulit
untuk dibedakan karena keduanya terjadi secar simultan. Faktor iklim yang sangat
mempengaruhi peristiwa ini, diantaranya adalah suhu udara, kelembaban,
kecepatan angin, tekanan udara, dan sinar matahari. Banyak rumus tersedia untuk
menghitung besarnya evapotranspirasi yang terjadi, salah satunya adalah Metode
Penman.
Evapotranspirasi adalah kebutuhan dasar bagi tanaman yang harus
dipenuhi oleh sistem irigasi yang bersangkutan untuk menjamin suatu tingkat
produksi yang diharapkan. Evapotranspirasi sebagai salah satu proses yang rumit
sangat dipengauhi oleh keadaan iklim.
Faktor – faktor yang mempengaruhi evapotranpirasi (ET) adalah :
a. Radiasi.
Evapotranspirasi adalah konversi dari air menjadi uap air, proses tersebut
terjadi sepanjang siang hari dan juga dapat terjadi pada malam hari.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
8
Perubahan dari molekul air menjadi gas memerlukan energi. Proses ini sangat
efektif jika terjadi di bawah penyinaran matahari langsung. Dengan adanya
awan yang melindungi penyinaran langsung matahari yang sampai ke
permukaan bumi akan berkurang sehingga mengurangi masukan energi,
untuk proses evapotranspirasi. Persamaan untuk perhitungan Radiasi adalah
sebagai berikut:
Rs = (a. 0,5 n/N) Ra
Dimana :
a = Nilai konstanta (0,25 daerah Tropis dan 0,20 daerah Sub-Tropis)
n = Lama penyinaran matahari diukur dengan alat Sun Shine Recorder
N = Lama maksimum penyinaran matahari
Ra = Rata – Rata Radiasi matahari harian yang dating (Nilainya tergantung
Posisi lintang) disebut juga radiasi gelombang Pendek.
b. Temperatur
Apabila temperatur dari udara, tanah, dan tanaman cukup tinggi, proses
evapotranspirasi akan lebih besar dibandingkan jika keadaan dingin, karena
energi yang tersedia akan lebih besar, selanjutnya semakin tinggi temperatur
udara semakin tinggi pula kemampuan untuk mengabsorpsi uap air. Jadi
temperatur udara mempunyai pengaruh ganda di dalam proses terjadinya
evapotranspirasi, sedangkan permukaan tanah, daun tumbuhan, dan
tenperatur air hanya mempunyai pengaruh tunggal.
c. Kelembaban relatif (Relative Humidity)
Apabila kelembaban udara naik, kemampuan untuk mengabsorsi uap air
berkurang dan evaporasi menjadi lautan. Manakala stomata daun tanaman
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
9
terbuka, difusi uap udara yang keluar dari daun tergantung pada perbedaan
antara tekanan uap air di dalam rongga sel dan tekanan air pada atmosfir.
d. Angin
Dengan mengisapnya air ke atmosfir lapisan batas antara permukaan tanah
(daun tanaman) dan udara menjadi menjadi lembab dan harus digantikan oleh
udara kering ketika proses evapotranspirasi terjadi. Pergeseran udara pada
lapisan batas tergantung pada kepada angin sehingga kecepatan angin sangat
penting dalam hal ini.
e. Variasi elevasi/ketinggian
Pada suatu zona iklim tertentu ET akan berbeda sesuai dengan ketinggian
dihitung dari elevasi permukaan air laut, ini sebenarnya bukan berbeda karena
ketinggian itu sendiri tetapi diakibatkan oleh temperature, karena lengas dan
kecepatan angin berhembus yang berkaitan dengan ketinggian wilayah yang
dimaksud juga radiasi matahari untuk wilayah tinggi berbeda dengan wilayah
yang rendah.
ETO = c [ w Rn + (1 – w) f(u) (ea – ed) ]
dimana :
ETO = Evapotranspirasi acuan (mm/hari)
w = Faktor koreksi terhadap temperatur
Rn = Radiasi netto (mm/hari)
f(u) = Fungsi angin
(ea – ed) = Perbedaan tekanan uap air jenuh dengan tekanan uap air nyata
(mbar)
c = Faktor pergantian cuaca akibat siang dan malam
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
10
(ea – ed) = Perbedaan antara tekanan uap jenuh pada temperatur rata-
rata udara dengan tekanan rata-rata air di udara yang
sebenarnya
ed = RH x ea
= Tekanan uap nyata (mbar), dimana RH = Kelembaban
relatif (%)
f(u) = 0,27(1 +u/100)
= Fungsi kecepatan angin, dimana u = Kecepatan angin
(km/jam)
(Nilai fungsi angin f(u) = 0,27( 1+u/100) untuk kecepatan
angin pada tinggi 2m)
1 -w = Faktor pembobot, dimana w Faktor pemberat
Rs = (0,25 + 0,5 . n/N). Ra
= Radiasi gelombang pendek, dimana Ra = Radiasi Extra
Teresterial(mm/hari)
n/N = Rasio Lama penyinaran
N = Lama penyinaran rnaksimum
Rns = Rs . (1-α)
= Radiasi netto gelombang pendek, dimana α = 0,25
f(T’) = σ . T4
= Fungsi Temperatur
f(ed) = 0,33- 0,044 . (ed)0,5
= Fungsi tekanan uap nyata
f(n/N) = 0,1 + 0,9 . n/N
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
11
= Fungsi rasio lama penyinaran
Rnl = f(T’) . f(ed) . f(n/N)
= Radiasi netto gelombang panjang
Rn = Rns - Rnl
= Radiasi netto
Rumus Penmann didasarkan atas anggapan bahwa suhu udara dan
permukaan air rata-rata adalah sama.
2.3. Kebutuhan Penyiapan Lahan
Pada Standar Perencanaan irigasi disebutkan bahwa kebutuhan air untuk
penyiapan lahan umumnya menentukan kebutuhan maksimum air irigasi pada
suatu proyek irigasi. Ada 2 faktor penting yang menentukan besarnya kebutuhan
air untuk penyiapan lahan ialah:
a. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk penyiapan lahan.
b. Jumlah air yang diperlukan untuk penyiapan lahan.
Metode yang dapat digunakan untuk perhitungan kebutuhan air irigasi
selama penyiapan lahan salah satunya adalah metode yang dikembangkan oleh
van de Goor dan Zijlstra (1968). Metode ini didasarkan pada laju air konstan
dalam l/dt selama penyiapan lahan dan menghasilkan rumus berikut :
LP = M. ek / ( ek – 1 )
dimana : LP = Kebutuhan air irigasi untuk pengolahan tanah (mm/hari) M = Kebutuhan air untuk mengganti kehilangan air akibat evaporasi dan
perkolasi di sawah yang telah di jenuhkan (= Eo + P) Eo = Evaporasi air terbuka (mm/hari) (= Eto x 1,10) P = Perkolasi (mm/hari) T = Jangka waktu penyiapan lahan (hari)
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
12
S = Kebutuhan air, untuk penjenuhan ditambah dengan lapisan air 50 mm, yakni 250 + 50 = 300 mm
k = MT / S
2.3.1. Kebutuhan Air untuk Konsumtif Tanaman
Kebutuhan air untuk konsumtif tanaman merupakan kedalaman air yang
diperlukan untuk memenuhi evapotranspirasi tanaman yang bebas penyakit,
tumbuh di areal pertanian pada kondisi cukup air dari kesuburan tanah dengan
potensi pertumbuhan yang baik dan tingkat lingkungan pertumbuhan yang baik.
Untuk menghitung kebutuhan air untuk konsumtif tanaman digunakan persamaan
empiris sebagai berikut :
Etc = Kc x Eto
dimana :
Kc : Koefisien tanaman
Eto : Evapotranspirasi potensial (mm/hari)
Etc : Evapotranspirasi tanaman (mm/hari)
Tabel 2.1 Harga Koefisien Tanaman
Bulan Padi Palawija
Varietas Biasa Varietas Unggul Keledai K. Tanah Jagung
0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5
1,10 1,10 1,10 1,10 1,10 1,05 0,95 0,00
1,10 1,10 1,05 1,05 0,95 0,00
0,50 0,75 1,00 1,00 0,82 0,45*
0,50 0,51 0,66 0,85 0,95 0,95 0,95 0,55 0,55*
0,50 0,95 0,96 1,05 1,02 0,95*
Sumber : Standar Perencanaan Irigasi KP-01 Th. 2013
Catatan
- Untuk sisanya kurang dan 1/2 bulan
- Umur kedelai = 85 hari
- Umur kacang tanah = 130 hari
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
13
- Umur jagung = 80 hari
Kebutuhan air irigasi selama jangka waktu penyiapan lahan
IR = M.ek/(ek – 1) ................................................................................. (15)
dimana :
IR = kebutuhan air irigasi di tingkat persawahan (mm/hari)
M = kebutuhan ait untuk mengganti menkonspensasi air yang hilang
akibat evaporasi, M=Eo+P
E0 = Evaporasi air terbuka yang diambil dari 1,1 x ET0 selama penyiapan
lahan
K = MT/S
T = jangka waktu penyiapan lahan (hari)
S = air yang dibutuhkan untuk penjenuhan ditambah dengan 50 mm
Kebutuhan bersih air di sawah untuk padi (NFR)
NFR = ETc + P – Re + WLR ................................................................ (16)
Kebutuhan irigasi untuk padi
IR = NFR/e .......................................................................................... (17)
dimana : ETc = penggunaan konsumtif (mm)
P = kehilangan air akibat per kolasi (mm/hari)
Re = curah hujan per hari (mm/hari)
e = efisiensi irigasi secara keseluruhan
WLR = penggantian lapisan air mm/hari
2.3.2. Perkolasi
Proses masuknya air kedalam tanah dinamakan infiltrasi atau perkolasi.
Kapasitas infiltrasi air atau curah hujan berbeda-beda antara satu tempat dan tempat
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
14
lain, tergantung pada kondisi tanahnya. Apabila tanahnya cukup permeabel, cukup
mudah ditembus air, maka laju infiltrasinya akan tinggi. Semakin tinggi tingkat
permeabilitas tanah semakin tinggi pula laju infiltrasinya.
Perkolasi adalah gerakan air ke bawah dari zona tidak jenuh yang terletak
diantara permukaan tanah ke permukaan air tanah (zona jenuh). Daya perkolasi
adalah laju maksimum yang dimungkinkan, yang besarnya dipengaruhi oleh kondisi
tanah dalam zona tidak jenuh yang terletak diantara permukaan tanah dengan
permukaan air tanah,
Laju perkolasi sangat bergantung pada sifat-sifat tanah. Dari hasil
penyelidikan tanah pertanian dan penyelidikan kelulusan, besarnya laju perkolasi
serta tingkat kecocokan tanah untuk pengolahan tanah dapat ditetapkan dan
dianjurkan pemakaiannya. Guna menentukan laju perkolasi, tinggi muka air tanah
juga harus diperhitungkan. Perembesan terjadi akibat meresapnya air melalui
tanggul sawah. Laju perkolasi normal pada tanah lempung sesudah dilakukan
genangan berkisar antara 1 sampai 3 mm/hari. Di daerah dengan kemiringan
diatas 5 %, paling tidak akan ter terjadi kehilangan 5 mm/hari akibat perkolasi dan
rembesan.
2.3.3. Pergantian Lapisan Air
a. Setelah pemupukan, usahakan untuk menjadwalkan dan mengganti lapisan air
menurut kebutuhan.
b. Jika tidak ada penjadwalan semacam itu, lakukan penggantian sebanyak 2
kali, masing-masing 50 mm ( atau 3,3 mm/hari selama ½ bulan ) selama
sebulan dan dua bulan setelah transplantasi.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
15
2.4. Analisa Kebutuhan Air Irigasi
2.4.1. Efisiensi Irigasi
Hampir seluruh air irigasi berasal dari pembagian dari saluran-saluran dari
reservoir. Kehilangan air terjadi ketika air berlebih. Efisiensi irigasi dapat dicari
dengan menggunakan rumus:
CE = Wr
Wf x 100 %
dimana : Ec : efisiensi irigasi
Wf : jumlah air yang terdapat di areal persawahan Wr : jumlah air yang tersedia yang berasal dari reservoir
Efisiensi pengairan merupakan suatu rasio atau perbandingan antar jumlah
air yang nyata bermanfaat bagi tanaman yang diusahakan terhadap jumlah air
yang tersedia atau yang diberikan dinyatakan dalam satuan persentase. Dalam hal
ini dikenal 3 macam efisiensi yaitu efisiensi penyaluran air, efisiensi pemberian
air dan efisiensi penyimpanan air.
Jumlah air yang tersedia bagi tanaman di areal persawahan dapat
berkurang karena adanya evaporasi permukaan, limpasan air dan perkolasi.
Efisiensi irigasi adalah perbandingan antara air yang digunakan oleh tanaman atau
yang bermanfaat bagi tanaman dengan jumlah air yang tersedia yang dinyatakan
dalam satuan persentase.
Efisiensi irigasi adalah angka perbandingan dari jumlah air irigasi nyata
yang terpakai untuk kebutuhan pertumbuhan tanaman dengan jumlah air yang
keluar dari pintu pengambilan (intake). Efisiensi irigasi terdiri atas efisiensi
pengaliran yang pada umumnya terjadi di jaringan utama dan efisiensi di jaringan
sekunder yaitu dari bangunan pembagi sampai petak sawah. Efisiensi irigasi
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
16
didasarkan asumsi sebagian dari jumlah air yang diambil akan hilang baik di
saluran maupun di petak sawah. Kehilangan air yang diperhitungkan untuk
operasi irigasi meliputi kehilangan air di tingkat tersier, sekunder dan primer.
Besarnya masing-masing kehilangan air tersebut dipengaruhi oleh panjang
saluran, luas permukaan saluran, keliling basah saluran dan kedudukan air tanah.
Pada dasarnya, semua kehilangan air yang mempengaruhi efisiensi irigasi
berlangsung selama proses pemindahan air dari sumbernya kelahan pertanian dan
selama pengolahan lahan pertanian.
2.4.2. Kebutuhan Air di Sawah
Kebutuhan air untuk tanaman pada suatu jaringan irigasi merupakan air
yang dibutuhkan untuk tanaman untuk pertumbuhan yang optimal tanpa
kekurangan air yang dinyatakan dalam Netto Kebutuhan Air Lapang ( Net Field
Requirement, NFR ).
Kebutuhan air bersih disawah (NFR) dipengaruhi oleh faktor-faktor NFR
seperti penyiapan lahan, pemakaian konsumtif, penggenangan, efisiensi irigasi,
perkolasi dan infiltrasi, dengan memperhitungkan curah hujan efektif (Re).
Bedanya kebutuhan pengambilan air irigasi (DR) juga ditentukan dengan
memperhitungkan faktor efisiensi irigasi secara keseluruhan (e). Perhitungan
kebutuhan air irigasi dengan rumus sebagai berikut:
NFR = Etc + P + WLR – Re
DR = (NFR x A)/e
dimana: NFR = kenutuhan air irigasi disawah (lt/det/Ha)
DR = kebutuhan air di pintu pengambilan (lt/det/Ha)
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
17
Etc = penggunaan konsumtif (mm/hari)
P = perkolasi (mm/hari)
WLR = penggantian lapisan air (mm/hari)
Re = curah hujan efektif
A = luas areal irigasi rencana (Ha)
e = efisiensi irigasi
2.5. Debit Andalan
Debit andalan (dependable flow) adalah debit yang selalu tersedia
sepanjang tahun yang dapat dipakai untuk irigasi. Dalam penelitian ini debit
andalan merupakan debit yang memiliki probabilitas 80%. Debit dengan
probabilitas 80% adalah debit yang memiliki kemungkinan terjadi di bendung
sebesar 80% dari 100% kejadian. Jumlah kejadian yang dimaksud adalah jumlah
data yang digunakan untuk menganalisis probabilitas tersebut. Jumlah data
minimum yang diperlukan untuk analisis adalah lima tahun dan pada umumnya
untuk memperoleh nilai yang baik data yang digunakan hendaknya berjumlah 10
tahun data.
Debit minimum sungai dianalisis atas dasar debit hujan sungai.
Dikarenakan minimalnya data maka metode perhitungan debit andalan
menggunakan metode simulasi perimbangan air dari Dr. F.J.Mock (KP.01,1936).
Dengan data masukan dari curah hujan di Daerah Aliran Sungai, evapotranspirasi,
vegetasi dan karakteristik geologi daerah aliran.
Metode ini menganggap bahwa air hujan yang jatuh pada daerah aliran
(DAS) sebagian akan menjadi limpasan langsung dan sebagian akan masuk tanah
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
18
sebagai air infiltrasi, kemudian jika kapasitas menampung lengas tanah sudah
terlampaui, maka air akan mengalir ke bawah akibat gaya gravitasi.
2.6. Pola Tanam
Pada umumnya, pola tanam di suatu daerah irigasi harus di atur
sedemikian rupa agar waktu panen dan menanam menjadi teratur. Pola tanam
ialah susunan rencana penanaman berbagai jenis tanaman selama satu tahun.
Terbatasnya persediaan air adalah alasan yang mempengaruhi penyusunan pola
tanam dalam satu tahun.
Agar kebutuhan pengambilan puncak dapat dikurangi, maka areal irigasi
harus dibagi-bagi menjadi sedikitnya tiga atau empat golongan. Hal ini dilakukan
agar bisa mendapatkan luas lahan tanam maksimal dari debit yang tersedia.
Perencanaan golongan dilakukan dengan cara membagi lahan tanam dengan masa
awal tanam yang berbeda. Langkah ini ditempuh dengan alasan tidak
mencukupinya jumlah kebutuhan air apabila dilakukan penanaman secara
serentak atau bisa juga dengan asumsi apabila tidak turunnya hujan untuk
beberapa saat ke depan. Termasuk juga dikarenakan keterbatasan dari sumber
daya manusianya maupun bangunan pelengkap yang ada.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian
Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada posisi 20 57’’ - 30 16’’ Lintang
Utara, 980 33’’ - 990 27’’ Bujur Timur, dengan luas Wilayah 1.900.22 km2
(190.022 Ha) dan memiliki 17 Kecamatan, 237 Desa, dan 6 kelurahan. Secara
administratif Kabupaten Serdang Bedagai berbatasan dengan beberapa daerah
yaitu Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka, Sebelah Timur berbatasan
dengan Kabupaten Asahan dan Simalungun, Sebelah Selatan berbatasan dengan
Kabupaten Simalungun, dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli
Serdang (Sungai Buaya dan Sungai Ular).
D.I Sibarau terletak di Kabupaten Serdang Bedagai. Lokasi bangunan
pengambilan air sungai Sibarau terletak pada kordinat 3°19' 39.74" LU, 99° 6'
36.42" BT. Lokasi D.I Sibarau berada di 3° 22' 49" LU, 99° 08' 40" BT dan
berjarak 68 Km arah Tenggara Kota Medan.
Daerah Irigasi (D.I) adalah kesatuan wilayah atau daerah yang mendapat
air dari satu jaringan irigasi. D.I Sibarau adalah Daerah irigasi yang
memanfaatkan air dari sungai Sibarau. Total luas D.I Sibarau (3682 Ha), Daerah
Irigasi ini meliputi sepuluh daerah irigasi kecil, yaitu : DI Sei Martebing (250ha) ,
D.I Suka Dame (300ha), D.I Baron (70ha), D.I Payamabar (300ha), D.I Apros
(100ha), D.I Siria – Ria (700ha), D.I Kampung Baru (200ha), D.I Pematang
Cermai (600ha), D.I Pematang Terang (600ha) dan D.I Tebing Tinggi (562ha).
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
19
Gambar 3.1. Peta Lokasi Sumber: Laporan SID Bendung Sibarau 2017
3.2. Metode Pengumpulan Data
Metode yang dilakukan pada studi ini terlebih dahulu mencari informasi
tentang pola tanam D.I Sibarau, kemudian mengumpulkan data yang berhubungan
dengan pola tanam D.I Sibarau dan menganalisa data sedemikian rupa untuk
mendapatkan kesimpulan akhir.
Data – data yang terkait dengan kondisi lokasi studi sangat mendukung
penyelesaian studi ini. Oleh karena itu, langkah awal yang dilakukan penulis
adalah mencari informasi untuk mengetahui sumber-sumber data yang diperlukan,
serta megumpulkan data yang dibutuhkan.
Adapun sistematika yang dilakukan dalam pengumpulan data sebagai
berikut:
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
20
Literatur
Pengumpulan Data
Analisa Data 1. Curah hujan efektif 2. Evapotranspirasi 3. Kebutuhan air irigasi 4. Debit Andalan
Pola Tanam
Mulai
Selesai
Kesimpulan dan Saran
1. Mengumpulkan beberapa literatur dari buku dan makalah yang berkenaan
dengan studi, khususnya pola tanam.
2. Mengumpulkan data – data yang diperlukan yaitu data sekunder. Data
sekunder merupakan data yang didapat dari instansi terkait, lembaga
masyarakat, dan pihak terkait yang berhubungan dengan pembahasan.
Setelah dilakukan pengumpulan data, maka data-data yang di peroleh
dianalisa dengan menganalisis hidrologi, yang meliputi: Curah hujan efektif,
Evapotranspirasi, Kebutuhan air irigasi, Debit Andalan
Alur pengerjaannya lebih jelas tergambar pada Gambar 3.1.
Gambar 3.2 Bagan Alur Skripsi
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
21
3.3. Uraian Tahapan Penelitian
Studi pendahuluan dilakukan dengan mengumpulkan referensi-referensi
yang akan digunakan sebagai dasar dalam penelitian. Setiap pekerjaan yang
berhubungan dengan sumber daya air, analisis hidrologi mutlak diperlukan untuk
memperoleh gambaran kondisi hidrologi suatu daerah serta mendukung
pembuatan keputusan. Salah satu parameter hidrologi yang penting dalam suatu
pekerjaan terkait sumber daya air adalah debit air.
3.4. Analisa Hidrologi
3.4.1. Analisa Curah Hujan
Data curah hujan yang digunakan untuk perhitungan ketersediaan air dan
debit banjir sungai Sibarau dan Martebing yaitu data curah hujan dari Stasiun
Sinar Kasih, Stasiun Kebun Rambutan, dan Stasiun Gunung Pamela dan Sinder
Raya. Data curah hujan ini didapat dari Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG) Sampali dan Balai Wilayah Sungai Sumatera II yang
membidangi hidrologi.
Perhitungan hujan rata-rata metode aritmatik caranya adalah dengan
membagi rata jumlah hujan dari hasil pencatatan stasiun yang ada pada daerah
aliran sungai, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
………………………………………………….. (1)
3.4.2. Curah Hujan Efektif
Besaran curah hujan efektif diprediksikan sebesar 70% dari curah hujan
tengah bulanan dengan probabilitas 80% dengan bentuk persamaan :
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
22
R-eff = (0,73 x R80) / 15
dimana : Reff = Curah hujan efektif (mm) R80 = Data curah hujan tengah bulanan dengan probabilitas terlampaui
80% (mm)
Gambar 3.3 Lokasi Stasiun di sekitar DI Sibarau Sumber: Laporan SID Bendung Sibarau, 2017
3.4.3. Evapotranspirasi
Untuk memperoleh besarnya jumlah air yang ditranspirasikan dalam satu satuan
waktu untuk penanaman tanaman hijau, yang tumbuh merata serta tidak pernah
mengalami kekurangan air. Dalam menentukan Evapotranspirasi memakai metode
penman modifikasi, tahapan – tahapan yang diperlukan data –data klimatologi
sebagai berikut:
a. Temperatur udara (t)
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
23
b. Kecepatan Angin (U)
c. Penyinaran matahari n/N
d. Kelembaban Udara (RH)
Untuk mendapatkan angka Evapotranspirasi dilakukan tahapan – tahapan
perhitungan sebagai berikut:
a. Menghitung Radiasi yang datang (Rs)
i. Menganalisa posisi lintang lokasi penelitian
ii. Teknik interpolasi
iii. Menghitung Radiasi
b. Menghitung Tekanan Uap Nyata (ed)
c. Menghitung Radiasi Netto Gelombang Pendek (Rns)
d. Menghitung Fungsi Tekanan Uap Nyata (f.ed)
e. Menghitung Fungsi Rasio Lama Penyinaran (f.n/N)
f. Menghitung Radiasi Netto Gelombang Panjang (Rnl)
g. Menghitung Radiasi Netto (Rn)
3.4.4. Penyiapan Lahan dan Koefisien Tanaman
Setiap jenis tanaman membutuhkan pengolahan tanah yang berbeda-beda.
Pengolahan tanah untuk padi membutuhkan air irigasi yang lebih banyak, karena
padi akan memerlukan tanah dengan tingkat kejenuhan yang baik dan dalam
keadaan tanah yang lunak dan gembur. Pengolahan tanah ini dilakukan antara 20
sampai dengan 30 hari sebelum masa tanam. Minggu pertamasebelum kegiatan
penanaman dimulai, petak sawah diberi air secukupnya untuk melunakkan
tanahnya. Biasanya dilakukan dengan membajak atau mencangkul sawah.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
24
Kebutuhan air untuk pengolahan tanah dipengaruhi oleh proses evapotranspirasi
potensial yang terjadi, sebagaimana dirumuskan sebagai contoh berikut :
Eo= ETo x 1,10 = 4,65 x 1,10 = 5,12 mm/hari
P = 2,5 mm/hari
M = Eo + P = 7,62 mm/hari
T = 31 hari
S = Kebutuhan air untuk penjenuhan ditambah dengan 50 mm,
Jadi 200 + 50 = 250 mm
K = 7,62 mm/hari x 31 hari / 250 mm = 0,9
LP = M. ek / ( ek 1 ) = 7,62 . e 0,94 / ( e 0,94 1 ) = 12,46 mm/hari
Besarnya nilai suatu Koefisien tanaman tergantung dari umur dan jenis
tanaman yang ada. Koefisien tanaman ini merupakan faktor yang dapat digunakan
untuk mencari besarnya air yang habis terpakai untuk tanaman untuk masa
pertumbuhannya. Besarnya koefisien tanaman ini akan mempengaruhi besarnya
kebutuhan air untuk tanaman.
3.4.5. Analisa Kebutuhan Air Irigasi
Besarnya kebutuhan air di petak persawahan dipengaruhi oleh banyaknya
air yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh, banyaknya air yang diperlukan untuk
pengolahan tanah, rembesan, penguapan dan juga dipengaruhi oleh besarnya
curah hujan yang jatuh tidak sama setiap waktu. Kebutuhan air irigasi untuk padi
dihitung berdasarkan Standar Perencanaan Irigasi KP-01 (1986) dengan faktor-
faktor berikut :
a. Penyiapan lahan
b. Penggunaan konsumtif
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
25
c. Perkolasi dan rembesan
d. Pergantian lapisan air
e. Curah hujan efektif
f. Evapotranspirasi
3.4.5.1. Efisiensi Irigasi
Efisiensi irigasi adalah angka perbandingan dari jumlah air irigasi
nyata yang terpakai untuk kebutuhan pertumbuhan tanaman dengan jumlah air
yang keluar dari pintu pengambilan (intake). Efisiensi irigasi terdiri atas
efisiensi pengaliran yang pada umumnya terjadi di jaringan utama dan
efisiensi di jaringan sekunder yaitu dari bangunan pembagi sampai petak
sawah. Efisiensi irigasi didasarkan asumsi sebagian dari jumlah air yang
diambil akan hilang baik di saluran maupun di petak sawah. Kehilangan air
yang diperhitungkan untuk operasi irigasi meliputi kehilangan air di tingkat
tersier, sekunder dan primer. Besarnya masing-masing kehilangan air tersebut
dipengaruhi oleh panjang saluran, luas permukaan saluran, keliling basah
saluran dan kedudukan air tanah.
Besarnya nilai efisiensi irigasi ini dipengaruhi oleh jumlah air yang
hilang selama di perjalanan. Efisiensi kehilangan air pada saluran primer,
sekunder dan tersier berbeda-beda pada daerah irigasi. Besarnya kehilangan
air di tingkat saluran primer 80%, sekunder 90% dan tersier 90%. Sehingga
efisiensi irigasi total = 90% x 90% x 80% = 65 %.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
26
3.4.6. Debit Andalan
Setiap pekerjaan yang berhubungan dengan sumber daya air, analisis
hidrologi mutlak diperlukan untuk memperoleh gambaran kondisi hidrologi suatu
daerah serta mendukung pembuatan keputusan. Salah satu parameter hidrologi
yang penting dalam suatu pekerjaan terkait sumber daya air adalah debit air.
Dalam perhitungan debit, keterbatasan ketersediaan data seringkali
membuat kita mencari alternatif untuk mengetahui besar debit air di sungai. Salah
satunya adalah dengan analisis data hujan. Analisis dengan data hujan pun sering
harus didukung oleh pengamatan debit langsung di lapangan. Untuk itu, perlu
dilakukan survei hidrometri.
Dalam pengerjaan studi ini, perhitungan debit andalan berdasarkan pada
data debit yang tersedia dari hasil pengukuran di lapangan mulai tahun 2000 -
2010. Dimana untuk keperluan irigasi akan dicari debit andalan dengan tingkat
keandalan sebesar 80 %. Hal ini berarti resiko adanya debit debit yang lebih kecil
dari debit andalan sebesar 20 %. Langkah awal utnuk menentukan debit andalan
yaitu dengan mengurutkan debit yang ada dari nilai terbesar hingga terkecil.
Dengan n merupakan banyaknya tahun pengamatan dan m merupakan debit
dengan kemungkinan tak terpenuhi sebesar 20 %, maka debit andalan dapat
dihitung dengan menggunakan rumus pendekatan empiris sebagai berikut :
m = 0.20 n
dimana : m = tingkatan tak terpenuhi
n = jumlah tahun pengamatan
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
27
3.3.7 Perencanaan Pola Tanam
Dengan adanya keterbatasan persediaan air, maka pengaturan pola tanam
dan jadwal tanam perlu dilaksanakan untuk dapat mengurangi banyaknya air yang
diperlukan, dengan kata lain efisiensi dalam pemakaian air untuk irigasi dapat
ditingkatkan.
Dalam mencari besarnya kebutuhan air untuk irigasi tanaman, dilakukan
analisa kebutuhan air yang dipengaruhi oleh faktor pengolahan tanah,perkolasi,
curah hujan efektif, evapotranspirasi, efisiensi irigasi, koefisien tanaman serta
faktor lainnya yang telah dibahas sebelumnya.
Pola tanam pada D.I Sibarau adalah selama 4 bulan. Pada saat pemilihan
bibit padi hanya sebagian areal saja yang melakukan penyemihan sementara areal
persawahan lainnya diganti menjadi pola tanam palawija. Hal tersebut dilakukan
karena tata cara pola tanam yang telah disepakati oleh para petani setempat adalah
dengan cara pembagian jatah air irigasi. Jaringan irigasi pada daerah Sibarau ada 2
yaitu jaringan irigasi bagian barat dan jaringan irigasi bagian timur.
Proses penanaman padi mulai dari saat penanaman benih sampai panen
memakan waktu empat bulan. Setelah panen dilaksanakan maka proses
penanaman dan pola tanam diganti dengan pola tanam palawija pada aereal yang
telah mengalami panen, sementara pada areal lainnya dilakukan pola tanam padi
dengan memulai melakukan penyemihan benih padi. Sebelum penyemihan
tersebut dilaksanakan, dilakukan pemulihan lahan pertanian terlebih dahulu
dengan rentang waktu ± 2 bulan. Pada umumnya perioda yang diperlukan setiap
petakan sawah untuk pengolahan tanah (dari mulai air diberikan sam siap tanam)
adalah sekitar 30 hari. Sebagai suatu pegangan biasanya sekitar 1,5 bulan
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
28
diperlukan untuk menyelesaikan pengolahan tanah disuatu petak tersier. Pada
beberapa kasus dimana alat dan mesin mekanisasi tersedia dalam jumlah yang
cukup, perioda tersebut dapat diperpendek sampai sekitar 1 bulan. Kemudian hal
tersebut berulang sesuai dengan pembagian jatah air irigasi yang telah disepakati
bersama oleh para petani setempat. Dengan pola tanam seperti itu maka dalam
setahun D.I Sibarau hanya bisa melakukan 2 kali panen saja.
Ketersedian dan kecukupan air pada D.I Sibarau sangat penting dijaga
untuk mendukung pertumbuhan tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh dengan
normal sampai pada saat panen terjadi. Dan untuk mencegah terjadinya peluapan
air pada areal persawahan ketika terjadinya banjir, maka saluran tersier yang
membawa air menuju petak sawah akan ditutup dan limpahan banjir akan dibawa
melalui saluran utama dan dibuang pada setiap bangunan pelimpas yang berda
pada setiap jarak ± 1 km di saluran irigasi.
Pembagian kelompok/golongan dimana saat awal dimulainya pengolahan
tanah untuk tanaman padi musim hujan berbeda, dimaksudkan agar puncak
kebutuhan air lebih kecil dari pada tanpa golongan / serentak.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
86
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil tinjauan dan pembahasan yang telah diuraikan, maka penulis dapat
menyimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan 24 alternatif pola tanam
didapat nilai NFR ( Net Farm Ratio) yang terkecil yaitu sebesar 0,70
mm/hari, dimana alternatif yang digunakan adalah alternatif ke-14;
2. Nilai Debit Andalan Sungai Sibarau dengan Metode Dr. F.J.Mock didapat
nilai debit maximum andalan 4,43 m3/det pada bulan Januari dan Debit
minimum andalan 1,32 m3/det pada bulan April.
3. Berdasarkan perbandingan antara analisa kebutuhan air irigasi dan Debit
andalan diperoleh kesimpulan jika Penanaman Padi dilakukan Pada Bulan
Juli 2 maka kebutuhan air untuk seluruh Daerah Irigasi Sibarau dapat
terpenuhi.
5.2 Saran
1. Untuk dapat meningkatkan luas areal irigasi Sibarau diperlukan pemanfaatan
air dengan optimal sehingga debit air yang tersedia mampu memenuhi
kebutuhan debit untuk peningkatan lahan.
2. Diharapkan pengembangan lahan dapat diiringi dengan kegiatan operasi dan
pemeliharaan jaringan irigasi baik oleh pemerintah maupun oleh P3A
(Perkumpulan Petani Pemakai Air).
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
87
3. Berdasarkan hasil perhitungan curah hujan 10 tahun terakhir petani
seharusnya memulai awal masa tanam pada bulan Juli 2 untuk efesiensi air
irigasi sehingga didapatkan hasil yang optimal.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
DAFTAR PUSTAKA
- Direktorat Jenderal Pengairan Departemen Pekerjaan Umum. 2013. Standar
Perencanaan Irigasi Kriteria Perencanaan Bagian Jaringan Irigasi (KP-
01). CV. Galang Persada. Bandung.
- Departemen Pekerjaan Umum, Diktorat Jenendral Sumber Daya Air, Balai Wilayah Sungai Sumatera II. 2013. Laporan Akhir, SID D.I Sibarau
Kabupaten Serdang Bedagai. Medan.
- I Made Kamiana, 2010. Teknik Perhitungan Debit Rencana Bangunan Air, Graha Ilmu, Yogyakarta.
- Lily Montracih Limantara,Dr.Ir.M.Sc. 2010. Hidrologi Praktis, Lubuk Agung, Bandung.
- Nugroho Hadisusanto,Dipl.H,DR,Ir,Drs. 2011. Aplikasi Hidrologi, Jogja Mediautama, Yogyakarta.
- Sidharta, SK. 1997. Irigasi dan Bangunan Air. Gunadarma. Jakarta.
- Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2006 tentang Irigasi
- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 2010 Standar Perencanaan
Irigasi Kriteria Perencanaan Bangunan Utama (KP-02). CV. Galang Persada. Bandung
- Laporan Akhir SID DI Sibarau 2017 PT. Multimera Harapan
- Sidharta, dkk, : Irigasi dan Bangunan Air, Gunadarma, Jakarta.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
89
LAMPIRAN
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
90
Data Klimatologi
Data parameter iklim yang digunakan diambil dari satu stasiun klimatologi yang
tersedia. Untuk keperluan analisis kebutuhan air irigasi maka beberapa parameter
iklim perlu direduksi sesuai dengan letak/posisi daerah pengaliran sungai terhadap
posisi stasiun klimatologi.
Data klimatologi yang digunakan yaitu data iklim yang didapat dari stasiun SMPK
Sampali dari tahun 1999 – 2012, pemilihan ini didasarkan pada terbatasnya stasiun
pencatan iklim di sekitar DI. Martebing dan ketersediaan data yang pendek pada
beberapa stasiun terdekat lainnya. Selain itu, stasiun SMPK Sampali juga memiliki
letak latitude dan altitude yang berdekatan dengan DI. Martebing sehingga data
masih dapat digunakan.
Umumnya data klimatologi yang digunakan adalah data klimatologi yang
digunakan dalam perhitungan evapotranspirasi. Data klimatologi ini meliputi data
temperatur, kecepatan angin, kelembaban relatif dan penguapan air yang disajikan
pada tabel dibawah ini.
Tabel Rata-Rata Iklim Stasiun Sampali
Keterangan Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des
Suhu C 26,9 24,9 27,6 27,0 28,1 27,0 27,7 27,6 26,3 26,9 26,0 26,8
Kelembaman Relatif
(%) 84,1 77,4 81,9 79,4 82,0 79,1 81,4 79,6 81,1 84,9 81,7 84,9
Kecepatan Angin
(mil/hr) 3,98 3,65 4,31 3,99 4,19 4,10 4,32 4,20 4,03 3,88 3,67 3,81
Penyinaran Matahari
(%) 53,3 56,7 60,8 59,7 62,8 58,7 61,4 58,3 45,2 40,0 44,5 42,1
Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika, 2017
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
91
Data Curah Hujan Stasiun Gunung Pamela
Tinggi curah hujan maksimum tahunan rerata di stasiun Gunung Pamela sebesar 93
mm, curah hujan maksimum terbesar terjadi pada tahun 2008 sebesar 168 mm.
Tabel Data Curah Hujan Harian Maksimum Bulanan Stasiun Gunung Pamela
Tahun Curah Hujan (dalam mm)
Max Rata-rata jan feb mar apr mei jun jul ag sep okt nov des
1999 42 118 60 40 76 34 88 82 68 60 48 78 118 66,2 2000 0 49 67 40 35 42 21 31 59 41 34 28 67 37,3 2001 7 20 56 41 45 69 41 16 20 10 36 98 98 38,3 2002 51 35 34 58 64 46 58 44 88 49 56 56 88 53,3 2003 51 35 34 58 64 46 58 44 112 59 67 39 112 55,6 2004 19 100 37 47 33 46 64 45 30 24 57 39 100 45,1 2005 31 14 25 24 41 24 40 68 50 0 97 30 97 37,0 2006 60 26 21 35 0 0 0 0 1 1 1 1 60 12,2 2008 0 0 0 11 0 168 35 81 68 24 64 41 168 41,0 2009 27 8 40 41 42 35 35 48 80 25 0 160 160 45,1 2010 47 0 5 0 0 0 35 47 0 61 107 64 107 30,5 2011 41 10 46 15 40 21 0 34 32 31 58 14 58 28,5 2012 4 64 9 42 32 4 47 38 8 0 0 0 64 20,7
Max 60 118 67 58 76 168 88 82 112 61 107 160 168 56 Rata-Rata 27 34 31 32 34 38 37 41 44 28 45 46 93 36
Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika, 2017
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
92
Data Curah Hujan Stasiun Sinder Raya
Tinggi curah hujan maksimum tahunan rerata di stasiun Sinder Raya sebesar 130
mm, curah hujan maksimum terbesar terjadi pada tahun 2008 sebesar 202 mm.
Tabel Data Curah Hujan Harian Maksimum Bulanan Stasiun Gunung Pamela
Tahun Curah Hujan (dalam mm)
Max Rata-Rata jan feb mar apr mei jun jul ag sep okt nov des
2006 0 15 41 29 22 51 38 4 51 0 0 61 61 26 2007 113 4 62 52 14 14 26 131 49 44 60 34 131 50 2008 55 70 155 0 44 202 40 0 107 51 40 20 202 65 2009 63 3 58 79 12 51 31 39 51 39 44 60 79 44 2010 80 41 56 40 86 93 163 81 36 70 0 0 163 62 2011 48 72 89 113 34 19 80 83 80 98 99 39 113 71 2012 87 74 78 73 59 52 63 63 137 69 163 59 163 81
Max 113 74 155 113 86 202 163 131 137 98 163 61 202 125 Rata-Rata 64 40 77 55 39 69 63 57 73 53 58 39 130 57
Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika, 2017
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
93
Data Curah Hujan Sinar Kasih
Tinggi curah hujan harian maksimum selama 12 tahun di stasiun Sinar Kasih yaitu
sebesar 123 mm, dengan curah hujan maksimum rerata sebesar 75 mm. Curah hujan
harian maksimum bulanan dari stasiun hujan Sinar Kasih disajikan pada tabel di
bawah ini.
Tabel Data Curah Hujan Harian Maksimum Bulanan Stasiun Sinar Kasih
Tahun Curah Hujan (dalam mm)
Max Rata-Rata jan feb mar apr mei jun jul ag sep okt nov Des
1999 0 0 0 32 45 33 38 34 47 33 36 47 47 29 2000 35 47 59 54 31 36 40 59 72 59 37 47 72 48 2001 63 16 23 40 19 72 17 34 44 123 54 78 123 48 2002 52 24 62 38 35 89 16 23 76 46 40 22 89 44 2003 30 27 32 59 57 27 43 0 0 0 0 55 61 28 2004 19 58 12 55 18 23 0 0 0 0 0 0 58 15 2005 75 76 34 48 53 38 36 20 57 61 60 38 76 50 2006 37 24 49 45 53 48 56 32 52 61 41 40 61 45 2007 40 7 2 63 28 38 60 56 40 67 43 76 76 43 2008 3 2 51 35 35 57 20 0 0 0 0 0 57 17 2009 24 3 47 36 43 12 46 33 96 44 50 0 96 36 2010 11 54 26 33 25 46 53 63 55 18 56 49 63 41 2011 28 21 37 46 50 46 53 63 66 19 54 26 66 42 2012 16 54 28 34 56 46 49 51 36 79 55 55 79 46
Max 75 76 62 63 57 89 60 63 96 123 60 78 123 50 Rata2 33 32 35 45 39 45 38 33 45 44 38 37 75 39
Sumber : Balai Wilayah Sungai Sumatera II, 2017
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
94
Foto Dokumentasi
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
95
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/20/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA