19
free // desember 2014 // #19 all about new issue dive destination: alor profil unyilers: i putu wardana

Scubaholic new #19

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Edis ke 19 Scubaholic "New Issue"

Citation preview

Page 1: Scubaholic new #19

free // desember 2014 // #19

all about new issue

dive destination:

alorprofil unyilers:

i putu wardana

Page 2: Scubaholic new #19
Page 3: Scubaholic new #19

Speak Out

Banyak hal baru yang ditemui seseorang dalam hidup, hari yang baru, suasana yang baru, baju baru, teman baru, dan bahkan usia yang baru. Suatu hal yang baru selalu mengesankan dan menarik perhatian bagi siapa pun yang mengalami kebaruan tersebut. Hal ini karena sesuatu yang baru tentu berbeda dengan pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya. Memberikan kesan berbeda dari yang pernah dirasakan sebelumnya.

Sama seperti Negeri ini di usianya yang baru pada bulan Agustus lalu, dan hampir bersamaan dengan itu pun Unit Selam UGM mengalami peristiwa kebaruan yang sama. Di bulan Agustus lalu Unit Selam UGM mendapatkan usia barunya yaitu 27 tahun, tepatnya pada 08 Agustus 2014. Sebuah usia baru yang mengisyaratkan kedewasaan dan kematangan. Begitu pula dengan Scuba Holic kali ini, angka terbitan Scuba Holic pun mengalami kebaruan. Karena di edisi Scuba Holic kali ini, telah mencapai angka 19. Mengisyaratkan bahwa majalah ini telah cukup lama hadir sebagai media komunikasi dan pembelajaran anggota Unit Selam UGM. Harapannya bahwa dengan semakin bertambahnya terbitan majalah ini, kualitasnya semakin baik dan semakin bermanfaat di kancah selam mahasiswa Indonesia.

Salam bahari!

Editorial NotesScuba Holic diterbitkan oleh

Unit Selam UGM, sebagai media informasi dan komunikasi mengenai dunia penyelaman. Majalah ini memiliki versi online yang dapat diunduh di website resmi Unit Selam UGM.

PenanggungjawabRully Syahrul Zuhri

Pimpinan UmumKamalia Rizqi AwalinaPimpinan Perusahaan

Deno NovandriPemasaran dan Iklan

Ivonne MarhendrawanDistribusi

Firmansyah Karim, Aji NugrohoProduksi

Andrinalia Buya Layout

Muh Fatkhan ArifudinCover

Annisa FilaniaPimpinan RedaksiIkarahma Dewi Redaktur Tulisan

Cahyo PurwantoRedaktur Foto

Muhammad Zul QisthiReporter

Aidilfi Tio Aldiansyah

Alamat Redaksi:Sekretariat Unit Selam UGM, Gelang-gang Mahasiswa UGMJalan Pancasila nomor 1 Bulaksumur, Yogyakarta 55281Website : www.selamugm.orgTwitter & Instagram : @selamugmFacebook : Unitselam UGM

CONTENT

environment // 8selamatkan keindahan bangka di minahasa

MARINE BITES // 14Pacific barreleye

6 // SPEAK OUT ULTAH UNYIL KE-27

10 // Dive destinationlestari alamnya, ramah orangnya

20 // dive jpeg

16 // aqua soundsbersia[ untuk hidup yang baru diver's health // 19

makanan sehat teman penyelam

who's bubbling // 22fazrul muhammad

dive notes // 26surga itu bernama menjangan

25//unyil review"berjalan lebih jauh"

28 // profil unyilersi putu wardana gear up // 31

basic dive gear bag

32 // dive eventlomba atlet finswimming bangka open 2014 vakansi // 34

gangguan jiwa identitas disosiatif

Page 4: Scubaholic new #19

Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014 | 76 | Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014

Bluestriped pipefish (firly): Semoga Unit Selam UGM kedepannya terus

berkontribusi untuk kemajuan potensi laut Indonesia dalam segala

bidang

Dugong dugon (anti) : Hore selamay ulang tahun buat unyil yang ke-27 :D.

Semoga makin maju dan berjaya di lautan maupun di daratan. Jaga laut

dan semua isinya apalagi mamalialaut :3 hihihi

Bonded Toadfish (misbah): Semoga tetap selalu kompak. Goyangkan

dunia dengan Penyelam Indonesia

Bonefish (ida): Semoga di tahun-tahun yang

akan datang masih bisa

melihat

marine biodiversity di Indonesia bahkan dunia. Makin banyak peneliti laut Indonesia dan makinberkurangnya Biopiracy di Indonesia

Lined Dottyback (aidil): Semakin berumur aja ini unyil, di usia yang semakin mantap ini jadikan lautan sebagai rumah yang nyaman dan tenang. Lindungi ekosistem yang ada dan jangasin kontak langsung dengan semua biota. Hidupkonservasi :D

Amoria undulate (alfin): Dirgahayu Unyil :D Semoga semakin jaya, semakin kompak kedepannya, danselamatkan Indonesia

Spotbase Burnfish(ika) : stay young and keep shine unyil

Clown Trigger Fish (agus): Selamat ulang tahun Unyil, semoga Unyil semakin berkontribusi untukIndonesia

Caretta caretta (nisa): Lestarikanpenyu Indonesia!

Alabaster Nudibranch: Tolong temukan Alabaster Nudibranch, dia hilang entah kemana. Jaga laut kitanyil!

Dragon Moray Eel (aji): Jangan lupa buddy breating ,hahaha. Selamat ulangtahun

Cigar Wrasse (bagas): Jalesveva !jayamahe

Ulang Tahun Unit Selam UGM

ke - 27,

ini dia harapan mereka:

sPEAK OUT

Page 5: Scubaholic new #19

8 | Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014

Selamatkan KeindahanBangka di Minahasa

Teks: Ikarahma DewiFoto: Spesial

environment

Pulau Bangka merupakan pulau kecil diujung utara Sulawesi dan masuk dalam

wilayah Kabupaten Minahasa Utara. Kini pulau ini sedang mengalami ma-salah lingkungan akibat pertamban-gan yang mengancam pulau cantik seluas kurang dari 5000 hektar ini.

Pulau Bangka didiami oleh sekitar tujuh ratus kepala keluarga atau dua ribu lebih jiwa yang tersebar di empat desa: Kahuku, Lihunu, Libas dan Ehe. Desa terakhir, Ehe adalah desa peme-karan dari Kahuku. Pemekaran ini juga terjadi karena campu r tangan politik perusahaan yang ingin memecah war-ga Kahuku yang mayoritas menolak tambang. Dan Ehe adalah salah satu keberhasilannya mempengaruhi se-bagian kecil warga Desa Kahuku untuk menerima tambang yang kini menjadi

basis perusahaan.Menurut Opa Wiiliam (tokoh ma-

syarakat desa Kahuku) kedamaian yang terusik dua tahun terakhir se-benarnya berawal pada tahun 2008 ketika Bupati Minahasa Utara menge-luarkan izin kuasa pertambangan seluas 1.300 hektar kepada PT MMP. Lalu diikuti izin eksplorasi pada tahun-tahun berikutnya yang menambah luas izin pertambangan menjadi 2.000 hektar. Ini berarti hampir setengah dari luas Pulau Bangka. Dari 4,700 hektar luas pulau, sekitar 2.000 hek-tar telah dialokasikan untuk kawasan pertambangan, dan dampaknya 750 kepala keluarga terancam dipindah ke kawasan hutan bakau.Baik perusa-haan maupun pemerintah tidak per-nah mengadakan sosialisasi sebelum izin-izin itu diterbitkan. Sehingga yang

muncul adalah ketidakpercayaan ma-syarakat atas janji-janji investasi tam-bang. “Yang ada hanya dusta. Coba tunjukkan dimana ada tambang yang tidak merusak,” kata Opa menantang.

Pulau Bangka akhir-akhir ini menjadi satu tujuan para penyelam. Kekayaan hayati laut menjadi daya tarik tersendiri bagi dunia pariwisata. Menurut seorang peneliti dari labo-ratorium Mata Karang, dari 500 ge-nus terumbu karang yang tercatat di dunia, 80 persen di antaranya terdapat di pulau ini. Sejumlah mamalia seperti Dugong (Dugong dugong) yang sta-tus konservasinya kini rentan sering menampakkan diri di sejumlah titik penyelaman. Begitu juga dengan be-berapa jenis hiu dan penyu.

Keindahan Pulau Bangka bukan saja terdapat di lautan, tetapi juga di daratan. Hutannya dihuni sejumlah hewan seperti rusa, kuskus, dan tarsius satwa endemis Sulawesi yang status konservasinya rentan punah. Pulau ini juga menjadi tempat penting migrasi sejumlah burung liar. Tentu saja kein-dahan serta kekayaan laut dan darat inilah yang menjadi alasan bagi warga Pulau Bangka terutama Desa Kahuku untuk mempertahankannya dari op-erasi buruk pertambangan.

Jangankan memikirkan tailing atau limbah pertambangan ketika nanti telah beroperasi, bahkan dam-

paknya kini sudah nyata karena ke-tentraman masyarakat terenggut oleh perpecahan kubu pro dan kontra aki-bat rayuan perusahaan.

Kekhawatiran Om William sama seperti yang dirasakan Kaka “Slank” yang juga turut aktif berkampanye me-nolak pertambangan PT MMP di Pulau Bangka ini. Ia menulisnya dalam petisi yang digagasnya bersama sejumlah LSM seperti Greenpeace, Change.org, WALHI (Friends of the Earth Indonesia), AMMALTA (Aliansi Masyarakat Meno-lak Limbah Tambang), LMND (Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi Sulut) & Tunas Hijau. “Peraturannya aja uda jelas ga memperbolehkan! Pulau yang di bawah 5000 hektar ga boleh ditambang. Pengadilan tinggi Makas-sar udah perintahkan supaya ijinnya dicabut! Tapi masih aja berjalan,” tulis Kaka.

Jangan biarkan pulau yang terma-suk bagian dari segitiga terumbu ka-rang dunia ini rusak dan sejarah kelam pertambangan di Pulau Bangka Suma-tra berulang di Pulau Bangka Sulawe-si. Mari kita dukung petisi save Pulau Bangka! Karena menyelamatkannya kini belumlah terlambat.

Sumber: (http://indonesiana.tem-po.co/read/6322/2013/12/31/ozpaleo/selamatkan-keindahan-bangka-di-mi-nahasa)

environment

Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014 | 9

Page 6: Scubaholic new #19

10 | Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014

Secara geografis kabupaten Alor terletak di provinsi Nusa Tenggara Timur sekaligus

sebagai salah satu daerah yang berba-tasan dengan negara tetangga Timor Leste, oleh karena itu Alor dikategori-kan sebagai daerah 3T (Terdepan, Te-pencil, Tertinggal).

Saya pergi ke Alor setahun lalu, yaitu pada tahun 2013 saat se-dang melaksanakan program KKN PPM UGM. Bila dilihat sekilas, begitu menginjakkan kaki di Alor, khusus-nya di Ibukota kabupaten Alor yaitu Kalabahi, stigma mengenai daerah terpencil ataupun tertinggal seakan sudah tidak berlaku lagi. Namun ses-

Lestari Alamnya,Ramah OrangnyaTeks: Indriani Sugiharto Foto: Doc. Pribadi dan Deno Novandri

DivE destination

aat setelah saya berpindah ke salah satu desa di kecamatan yang bahkan tergolong maju di Alor, yaitu desa Alor Besar, kecamatan Alor Barat Laut, saya langsung merasakan banyak perbe-daan dengan kondisi di Kota Kalabahi. Mulai dari bangunan kepemerintahan, jalur transportasi dan penerangan desa. Yang paling menarik dari KKN selama limapuluh hari yang saya jalani itu, kami para mahasiswa mendapat-kan rumah pondokan dan orangtua angkat masing-masing. Berbagai ritu-al adat dilakukan untuk menyambut dan mengangkat kami sebagai anak dari masing-masing keluarga yang telah ditentukan. Perasaan haru dan lega bercampur ketika mereka orang-

Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014 | 11

DivE destination

orang menyambut kami begitu hangat.

Perjalanan ke Alor saya tempuh dari Sura-baya menuju Kupang terlebih dahulu menggu-nakan pesawat, kemudian dilanjutkan dengan perjalanan laut selama 18 jam menggunakan ka-pal ferry menuju Alor. Bila beruntung, segerom-bolan luma-lumba yang mengikuti buih kapal akan menemani perjalanan panjang selama di kapal. Menginjakan kaki untuk pertama kalin-ya di Pulau Alor, saya langsung dibuat kagum oleh pemandangan lautnya. Alor dikenal seb-agai salah satu tempat yang paling dituju oleh para penyelam dari seluruh dunia. Pada waktu itu, hanya ada dua dive centre di Alor. Sebagai seorang penyelam, saya berencana menyelam disela waktu KKN saya.

Untuk melakukan itu, saya dan Annisa, seorang teman yang juga pe-nyelam diberi informasi oleh pihak dari pemerinntah Alor untuk berkun-jung ke dinas perikanan dan dinas ke-budayaan kabupaten Alor untuk men-getahui apakah terdapat program kerja atau kegiatan penyelaman se-hingga kami bisa bergabung. Namun setelah mengunjungi dinas tersebut, kondisi peralatan selam yang dimiliki pemerintah Alor cukup memprihat-inkan tergeletak dan tidak dilakukan perawatan cukup lama. Kami akhirnya menuju La Petite Kepa, salah satu dive centre yang dekat dengan desa tempat kami tinggal.

Pulau Alor dikelilingi oleh pulau-pulau kecil yang beberapa diantaranya bisa dijangkau dengan perahu kayu. La Petite Kepa terdapat di salah satu pulau kecil yang terdekat dengan pulau Alor, yaitu pulau Kepa. Saya cukup membayar lima ribu rupiah dari pelabuhan Alor Kecil menuju Kepa menggunakan sampan. Walau jarak antara pelabuhan desa Alor Kecil ke Kepa cukup dekat, namun perjalanan ke Kepa harus menggunakan sampan karena arus yang begitu deras. Perjalanan singkat selama lima menit di sampan seringkali disuguhi pemandangan menarik oleh gerombolan lumba-lumba yang melompat ke permukaan.

Page 7: Scubaholic new #19

12 | Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014

DivE destination

Selain terdapat dive centre, pu-lau Kepa dihuni sekitar sepuluh ke-pala keluarga. Suasana yang cukup tenang serta dikelilingi hutan dan pantai yang cantik membuat para wisatawan gemar un-tuk datang berkali-kali ke Kepa. Salah satu pe-nyelam perempuan asal Perancis yang keb-etulan satu grup peny-elaman dengan saya, mengatakan bahwa se-tiap tahun dia menyisi-hkan uang untuk bisa kembali ke Kepa dan tinggal selama beberapa minggu untuk menyelam. Penyelaman saya kali ini dilakukan sebanyak dua kali di dua site yang berbeda.

Hanya saya dan Annisa yang merupakan wisatawan lokal saat pe-nyelaman itu. Kami berdua yang pada saat itu masih A1 akhirnya dipisah dari grup yang rata-rata jenjang penyela-mannya lebih tinggi. Sewaktu briefing kami diberitahu bahwa hampir semua dive site di Alor berarus kencang. Oleh karena itu, sebenarnya Alor tidak disa-

rankan untuk penyelam pemula. Ter-lihat bagaimana Cedric (dive master kami) berkali-kali mengamati dari atas kapal site tempat kami akan meny-elam, lalu berpindah menuju site yang lebih tenang karena arus yang cukup kencang. Pada akhirnya Cedric mene-mukan site yang sekiranya arusnya ti-dak cukup kencang, lalu kami memulai penyelaman pertama. Baru beberapa menit setelah descending, saya mera-sakan arus yang begitu kencang. Saya yang seharusnya ber-buddy dengan Annisa tidak lagi bisa berkomunikasi dengan jelas karena saling terbawa arus. Akhirnya dive master kami men-gisyaratkan untuk naik ke permukaan.

Akhirnya kami membatalkan pe-nyelaman di site tersebut.

Cedric kem-bali mencari site untuk melaku-kan penyelaman kedua. Kali ini dia mengamati dengan cukup

hati-hati dan teliti memilih site yang arusnya tidak terlalu kencang. Be-berapa lama setelah berkeliling den-gan kapal, kami akhirnya melakukan penyelaman kedua di dekat pulau Pura. Pada site ini arusnya cukup ber-sahabat sehingga saya bisa menik-mati keindahan bawah air Alor yang sangat mengagumkan. Walau site tersebut bukan salah satu yang di-anggap terbaik diantara puluhan site lain di Alor. Namun, terumbu karang dan makhluk-makhluk bawah airnya cukup memukau. Dalam penyelaman yang berlangsung sekitar 60 menit,

Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014 | 13

saya cukup beruntung bisa bertemu beberapa Stone fish, Giant Moray Eel, Octopus serta hard coral dan soft coral yang sehat.

Satu kali penyelaman menggu-nakan jasa La Petite Kepa dihargai sekitar empat ratus ribu rupiah, sudah mencakup peralatan, kapal, dive mas-ter dan makan sebelum dan sesudah penyelaman. Waktu itu saya dan An-nisa beruntung karena kami hanya membayar dua ratus limapuluh ribu rupiah untuk sekali penyelaman. Kami mendapat potongan harga yang cu-kup besar karena, salah satu orang tua angkat kami di Alor kenal baik dengan Cedric.

Saya mempunyai beberapa stigma sebelum berangkat ke Alor. Namun limapuluh hari tinggal di Alor membuat stigma yang ada sebelum saya datang ke Pulau ini berubah. Mu-lai dari kesan menyeramkan orang-orang timur dari penampilannya mau-pun kesan sebagai masyarakat daerah tertinggal, tidak selamanya benar. Masyarakat selalu menyapa dan mem-perlakukan kami dengan hangat. Bila berbicara mengenai keindahan alam dan bawah air Alor yang banyak di-

gemborkan oleh para wisatawan lo-kal maupun asing telah saya buktikan sendiri. Sungguh mengagumkan dan membuat saya ingin terus kembali ke sana.

Where to stay and contact dive:La Petite KepaLila, Anouk, Cédric & Anne LECHAT.Pulau Kepa, Ds.Alor Kecil, Kec. ABAL, 85851 Kab.Alor, Nusa Tenggara Timur, Indonesia.Mobile phone (sms only) : +62 81 339 102 403e-mail : [email protected] : http://www.la-petite-kepa.com/

How to get there :Terbang dengan maskapai apapun menuju KupangBandara Eltari, Kupang - Bandara Alor ->30 menit dengan pesawat, atauBandara Eltari, Kupang - Pelabuhan Kala-bahi, Alor -> 18 jam menggunakan FerryPelabuhan Kalabahi - Desa Alor Kecil -> 15 menit menggunakan oto (sejenis angkutan umum)Pelabuhan Desa Alor Kecil – Pulau Kepa -> 5 menit menggunakan sampan

DivE destination

Page 8: Scubaholic new #19

Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014 | 1514 | Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014

Pernahkah kalian melihat ikan dengan kepala yang lapisannya tembus pan-

dang? Ikan semacam itu benar-benar ada. Ikan tersebut dik-etahui memiliki nama Pacific Barreleye atau dengan nama latin Macropinna mi-crostoma. Ikan inilah memi-liki lapisan k e p a l a t e m b u s p a n -d a n g . Ikan ini p e r t a -ma kali d i t e -m u k a n o l e h scientist C h a p -m a n p a d a t h a u n 1939, tetapi

PacificBarreleyeTeks: Ivonne AG MarhendrawanFoto: Spesial

spesimennya belum diketahui hingga tahun 2004.

I k a n ini sering-

kali bisa d i t e m u k a n

di lepas pan-tai California

dan Pasifik Utara. Ikan ini terma-

suk jenis ikan laut dalam yang hidup di kedalaman seki-tar 400 – 2.500 meter. Ikan ini di-beri nama Pacific Barreley dikare-nakan matanya yang berbentuk barrel dan ker-ap ditemui di lautan Pasifik. S e r i n g k a l i ,

orang men-gira dua organ

penciuman yang ter-letak di atas mulut mer-eka adalah mata mer-eka, padahal mata ikan ini sebenarnya berada di dalam kepala mereka yang transparan dimana mata mereka yang ultra sensitive ini dilapisi oleh cairan hijau untuk melihat mangsa mereka meskipun hanya dengan siluet samar dari mangsa mereka.

marine bites marine bites

Page 9: Scubaholic new #19

16 | Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014

Banyak hal baru terjadi dalam hidup setiap harinya. Namun saat diri tidak siap

menghadapi kehidupan baru tersebut, banyak kecemasan yang akan muncul. Kecemasan yang begitu besar dapat mengancam kesehatan jiwa dan raga. Sebelum kecemasan membunuh hidup kita secara perlahan, sebagai pemeran utama dalam hidup tentu kita perlu bersiap untuk memulai hidup baru yang lebih baik. Untuk memperoleh hidup baru yang lebih baik tentu harus mampu menjalankan

Bersiap untukHidup yang Baru

Aqua Sound

hidup pada hari ini secara maksimal. Salah satunya dengan melakukan hal-hal baik yang ada di depan mata dan menyeimbangkannya dengan beragam kesibukan agar kecemasan dapat menyingkir dari kehidupan.

“Kepentingan utama kita bukanlah untuk melihat apa yang terletak samar-samar di kejauhan, tetapi untuk mengerjakan apa yang jelas berada di tangan,” kata Thomas Carlyle yang telah dibaca oleh seorang dokter dari Inggris bernama Sir William Osler sebelum menemukan

Teks: Kamalia Rizqi AwalinaFoto: Spesial

Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014 | 17

kesuksesannya. Dokter ini mampu mengorganisir John Hopkins School of Medicine yang terkenal di dunia dengan menghilangkan kecemasan atas pikirannya tentang masa depan. Hal ini karena kecemasan tentang masa depan justru akan menghambat kinerja maksimal kita pada hari ini. Padahal kinerja pada hari ini lah yang justru menentukan hari baru kedepannya. Sehingga untuk menghadapi hidup baru yang baik kita perlu menghilangkan kecemasan akibat masa lalu maupun kecemasan masa depan, dan melakukan yang terbaik dengan apa pun yang sudah berada di depan mata kita.

Meski saat ini kita tahu bahwa untuk mendapatkan hari baru yang baik di masa depan perlu menghilangkan kecemasan dan hidup maksimal pada hari ini, namun tahukah Anda apa formula istimewa untuk mengatasi kecemasan? Hal pertama yang perlu dilakukan adalah menganalisis penyebab kecemasan yang terjadi serta membayangkan

akibat terburuk apabila hal yang dicemaskan benar-benar terjadi. Setelah tergambar akibat terburuknya, kita dapat menyiapkan diri sehingga mampu menerima apabila hal tersebut memang harus terjadi. Rasa ikhlas akan membuat kita merasa tenang dan dapat memaksimalkan waktu serta tenaga untuk memperbaiki atau mencegah hal paling buruk seperti yang dicemaskan.

Yap, menepis rasa cemas dari diri sangat perlu dilakukan untuk menyambut hari baru yang lebih indah. Apalagi bahaya kecemasan menghantui sebagian besar manusia yang hidup di muka bumi ini. Bahkan grafik kematian akibat bunuh diri yang disebabkan kecemasan kian hari semakin tinggi dan melebihi angka kematian akibat kanker. Selain bunuh diri, jika hidup selalu diliputi dengan kecemasan, hati akan merasa resah dan gelisah, nafsu makan berkurang, pikiran kacau, dan itu membuat tubuh tidak sehat. Oleh karena itu bebaskanlah diri kita dari rasa cemas

Aqua Sound

Page 10: Scubaholic new #19

19

yang diam-diam dapat membunuh secara perlahan.

Namun bagaimana menganalisa dan memecahkan persoalan-persoalan yang mencemaskan? Terdapat beberapa tips, diantaranya dengan menjawab jujur pertanyaan kepada diri sendiri tentang apa yang dicemaskan? Apa yang harus dilakukan? Dan apa yang harus dikerjakan? Serta mulai kapan akan mulai dilakukan? Selain itu ada cara lain yang paling mudah untuk mengusir kecemasan, yaitu dengan kesibukan. Hal ini bisa terjadi karena otak manusia tidak bisa memikirkan lebih dari satu hal dengan bersamaan.

Kesibukan sendiri juga bermacam-macam. Seseorang perlu mengelola waktunya dengan baik agar hidupnya hari ini penuh dengan

18

Aqua Sound

| Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014

kesibukan yang positif namun tetap seimbang, serta mampu menghindari kecemasan. Selain pekerjaan, kesibukan menjalankan hobi yang disenangi seperti berenang atau menyelam di laut yang indah juga mampu menyeimbangkan hidup dari penatnya kesibukan pekerjaan. Sehingga penting untuk menghindarkan diri dari kecemasan agar lebih siap menghadapi hari baru yang lebih baik, salah satunya dengan menyeimbangkan kesibukan melalui hobi seperti menyelam dan lain sebagainya.

Sumber: Carneige, Dale. 2009. 7 Jurus Menghilangkan Cemas & Memulai Hidup Baru. Surabaya: Usaha Nasional, Surabaya.

Selain fin, snorkel, dan alat selam ternyata ada lagi hal penting yang dibu-

tuhkan dalam suatu penyelaman, yaitu makanan dan minuman yang tidak boleh terlewatkan. Makanan dan minuman memegang peranan penting dalam menyuplai energi, mempertahankan suhu tubuh, dan mencegah dehidrasi. Lalu apa saja makan dan minuman sehat yang co-cok untuk teman kita menyelam?

Makanan yang baik sebelum menyelam adalah makanan yang mengandung karbohidrat dan dicer-na secara lambat sehingga mampu menyuplai energi ke tubuh lebih lama. Misalnya nasi, sereal, roti gan-dum, ubi manis, atau bahkan telur yang mampu mempertahankan panas tubuh selama penyelaman. Dianjurkan juga untuk meminum banyak cairan seperti air putih, teh dan jus untuk mencegah dehidrasi. Hindari makanan yang berlemak, bergula tinggi dan berminyak serta

Makanan Sehat Teman Penyelam

Teks: Ida Asyari UtomoFoto: Spesial

minuman asam. Hindari juga makan berlebih, makan secukupnya saja.

Jahe, keju, roti kering dan kraker dapat membantu menyerap asam lambung dan mengurangi rasa mabuk laut. Makanan ringan yang mampu memulihkan energi setelah menyelam diantaranya adalah buah- buahan, biskuit, dan yogurt. Salah satu buah yang baik sebagai cami-lan saat istirahat adalah pisang yang dapat mencegah kram saat menyelam karena mengandung kalium positif.

Selain itu, hindari minum berkafein seperti kopi sebelum me-nyelam karena kafein dapat me-nyebabkan dehidrasi. Hindari juga minuman beralkohol agar pikiran tetap jernih selama menyelam. Me-nikmati menyelam dapat dimulai dengan makan makanan yang baik.

Diver's helath

Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014 |

Page 11: Scubaholic new #19

Unnamed by Dhirga HarisaOlympus E-PL1F 10 | 1/16014 mm | ISO-400

20

Dive JPEG

| Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014 21

Blue Star by Aldian GiovannoCanon G12F 2,8 | 1/500ISO 80

Poisonous Beautifulby Annisa FilaniaSony Nex-5NF 6,3 | 1/16035mm | ISO 200

Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014 |

Dive JPEG

Page 12: Scubaholic new #19

Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014 | 2322 | Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014

who's bubbling who's bubbling

Halo Mas Acu, boleh dong Mas diceritakan tentang awal karir menjadi seorang cam-

eramen Dunia Binatang Trans 7?Awal saya melamar kerja di Trans

7 yang saat itu bernama TV 7 memang ingin menjadi seorang cameramen. Namun saat diterima, saya justru ditu-gaskan menjadi seorang assistant pro-duction. Pekerjaan saya lebih banyak berada di kantor selayaknya seorang sekretaris program, membantu proses editing, dan bukan di lapangan. Sem-pat berpindah-pindah program hing-ga tahun 2009 saya mulai masuk pro-gram Dunia Binatang Trans 7. Tahun 2009 akhir barulah saya mulai menjadi seorang cameramen di program Du-

Fazlur Muhammad (Acu)Cameramen Dunia Binatang Trans 7Teks: Kamalia Rizqi AwalinaFoto: doc. pribadi nia Binatang hingga sekarang seperti

keinginan saya dulu.Apasih yang membuat Mas Acu

tertarik dan ingin menjadi seorang cameramen?

Dulu saya suka dengan penampi-lan seorang presenter acara TKP dan Redaksi Siang di TV 7, Syari Wulandari. Selain itu, pada dasarnya saya me-mang menyukai dunia kamera dan ju-rnalistik. Sehingga saya mendaftarkan diri menjadi cameramen di TV 7 dan kebetulan ditugaskan pada program Dunia Binatang Trans 7.

Belajar kamera dari mana, Mas? Dan sejak kapan mulai tertarik untuk mempelajari kamera (fotogra� dan vid-eogra�)?

Saya mulai belajar foto sejak Seko-

lah Dasar. Kebetulan Om saya seorang fotografer, dan Om saya itulah yang menghadiahi saya sebuah kamera analog Fujika dengan 36 rol film untuk pertama kalinya. Awal diberi kamera tersebut saya masih merasa biasa saja dengan kamera dan belum menyukai dunia fotografi. Hal ini karena saya banyak mengalami kegagalan diawal-nya, foto yang saya ambil tidak terlalu bagus. Barulah setelah saya berhasil mengambil foto dengan bagus, saya mulai suka dengan fotografi dan vid-eografi.

Sebagai seorang cameramen Du-nia Binatang tentunya harus bisa men-gambil gambar baik di darat maupun di laut. Nah, sejak kapan sih Mas Acu men-jadi seorang penyelam? Sebelum atau sesudah menjadi cameramen?

Nenek moyang kita itu kan seorang pelaut, jadi sebenarnya saya juga punya darah lautnya juga. Selain itu pada dasaranya saya menyukai kegiatan outdoor, sehingga setelah bekerja dan punya penghasilan sendiri saya mulai belajar menyelam. Saya belajar menyelam setelah bekerja di Trans 7, namun saat itu belum men-jadi cameramen Dunia Bina-tang.

Menjadi cameramen ses-uai dengan pekerjaan yang diinginkan tentu sudah meny-enangkan. Nah tapi, apakah

Mas Acu masih punya target atau hal baru yang diingin dicapai kedepannya?

Menurut saya, menjadi seorang cameramen itu tidak boleh merasa puas. Karena jika kita sudah merasa puas hasil karyanya hanya sampai situ-situ saja. Kalau untuk target kedepan, saya ingin bisa punya program sendiri dan masuk ke dunia jurnalistik inter-nasional yang skalanya global.

Kalau cita-cita, apakah Mas Acu punya cita-cita lain yang belum terca-pai?

Ya, punya. Waktu kecil dulu saya ingin bekerja di lembaga sosial seperti WWF karena menyukai usaha-usaha konservasi. Namun hingga kini belum tercapai karena jurusan sekolah tidak sesuai. Jadi sekarang konstribusi yang bisa saya berikan untuk usaha konser-vasi adalah dengan memberikan lipu-tan tentang Dunia Binatang dan mem-berikan informasi untuk pelestarian alam kepada anak-anak di Indonesia.

Kalau boleh tahu nih mas, hobi Mas Acu sendiri sebenarnya apa sih?

Tentu saya hobi foto dan meny-elam, tapi saya punya hobi lain diluar itu. Hobi saya yang lain adalah men-goleksi sepatu Nike. Kalau ditanya

Page 13: Scubaholic new #19

Review Musik : “Berjalan Lebih Jauh”Musiknya Para Penyelam

Berjalan lebih jauh,Menyelam lebih dalam,Jelajah semua warna,Bersama, bersama.

Pernahkah mendengar lagu den-gan lirik tersebut? Yap, lagu dengan judul “Berjalan Lebih Jauh” ini meru-pakan karya band pop folk, Banda Neira. Sebait liriknya seolah meng-g a m b a r k a n jiwa petualang seorang peny-elam yang selalu ingin berjalan lebih jauh dan menyelam lebih dalam.

Mendengar kata Banda Nei-ra, hal yang per-tama kali diingat tentu sebuah pulau di Kepu-lauan Banda, Kabupaten Ma-luku Tengah. Pulau ini begitu indah, bahkan Syahrir menyebutnya sebagai surga firdaus dalam catatannya saat diasingkan di Banda Neira. Keindahan bawah lautnya apalagi, merupakan salah satu surga penyelaman di Indo-nesia.

Sebagai lagu pembuka pada alb-umnya, lagu ini memang tepat diden-garkan kala mengawali hari. Dengan harmonisasi gitar dan vokalnya, Anan-da Badudu dan Rara Sekar mengajak kita untuk terus bersemangat setiap hari, tentunya untuk terus berjalan lebih jauh dan menyelam lebih dalam. Karena hidup memang teramat ber-harga, dan kita menjalaninya, pasti.

U n s u r yang kuat dari lagu ini adalah s u a s a n a n y a . Semua yang ada pada lagu ini sesuai sekali dengan peny-elam. Nama bandnya yang m e r u p a k a n salah satu surga penyelaman di Indonesia. Lirik dan nadanya yang terus m e m b e r i k a n semangat pada

penyelam. Maka tepat sekali jika lagu ini dikatakan sebagai musiknya para penyelam.

Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014 | 2524 | Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014

suka larinya atau suka mer-eknya, jujur saya menyukai mereknya. Nah karena suka m e r e k n y a , saya jadi suka lari dan sering ikut event-event mara-thon.

S e b a g a i seorang cam-eramen Dunia Binatang yang menyukai usaha-usaha konservasi, apa pesan Mas Acu untuk penyelam-penyelam mahasiswa di Indonesia?

Pesan saya singkat tapi penting, don’t take anything but pictures and don’t leave anything behind but bub-bles.

Selama liputan di lapangan, apak-ah ada momen liputan yang paling ber-kesan? Kapan dan dimana tuh Mas?

Liputan paling berkesan adalah saat saya bisa bertemu 9 mola-mola sekaligus. Kenapa berkesan? Karena untuk bertemu dengan mola-mola tersebut, saya harus menunggu se-lama tiga tahun pada bulan Septem-ber di tempat yang sama, yaitu Nusa Penida.

Selalu berhubungan dengan dunia binatang saat liputan, Nah biasanya kalau menemukan spesies yang belum pernah dikenali sebelumnya, apa yang dilakukan Mas Acu?

Meski basic pendidikan saya ti-dak berhubungan dengan dunia bina-tang, namun saya punya buku-buku kamus tentang hewan. Contohnya

jika saat menyelam saya mengambil gambar ikan yang tidak dikenali, saya biasanya membuka buku kamus ikan.

Sudah 5 tahun menjadi camera-men Dunia Binatang, hewan apa sih Mas yang paling disukai Mas Acu untuk diliput?

Paling suka meliput Nudi Branch karena memiliki warna yang cerah dan juga mudah diliput karena perger-akannya lambat.

Kalo spot diving favorit Mas Acu yang seperti apa dan dimana?

Dimana saja saya suka. Tapi spot diving paling menarik bagi saya adalah tempat yang dangkal tapi ban-yak objek makro, jadi tidak deco dan irit tabung. menurut saya itu menant-ang.

who's bubbling unyil review

Page 14: Scubaholic new #19

26

Teks: Moses OmpusungguFoto: SpesialSobatku, se-

tiap kamu mendengar kata “Bali” disebut, bisa jadi yang terlintas di benakmu adalah ge-merlapan diskotik di Legian, pantai Kuta yang sesak dengan bule-bule tak cukup kaya, jaja-ran restoran eksotik di Jimba-ran, atau Ubud yang kosmo-polit. Rasanya kamu tak akan percaya bahwa ternyata Bali tak hanya Kuta, Ubud, Seminyak, dan tempat-tempat lain yang sudah tentu kamu tahu naman-ya. Ada surga lain yang mesti kamu datangi dan rasakan ke-nikmatannya. Bahkan Walter Spies sendiri mungkin luput menceritakan surga ini dalam-foto-fotonya di masa lampau.

Surga itu, namanya Pu-lau Menjangan. Sudah pernah mendengar nama itu sebelum-nya? Bukan, bukan menjangan yang dulu kita pelajari bersama ketika SD saat pelajaran men-genal fauna nusantara. Menjan-gan yang ini tak bertanduk, tak juga berkulit coklat. Menjangan yang ini juga tak berkaki jen-jang dan tak bisa berlari dengan cepat. Namun, tanpa tanduk, kulit coklat, dan kaki-kaki yang jenjang, Menjangan yang satu Surg

a it

u Be

rnam

a M

enja

ngan

ini tetap istime-wa, dan hanya ada di bagian barat dari Pulau Bali.

Sobatku, sulit memang menyandingkan suasana Pulau Menjangan dengan, katakan-lah, gang sempit Poppies Lane di daerah Legian yang tempo hari pernah kita datangi. Kalau di Poppies, yang kamu temu-kan adalah bule-bule tak cu-kup kaya sambil memegang sebotol Heineken di setiap jen-gkal kakimu melangkah. Juga orang-orang iseng di malam hari yang suka berkata “mush-room, sir!”, atau “mushroomnya, bli!”. Di Menjangan, tak akan kamu temui Heineken yang menyegarkan itu (kecuali kamu sendiri yang membawanya di dalam ransel), apalagi orang-orang iseng dan “mushroom, sir!”-nya yang belakangan kamu terima tawarannya itu (“aku dan pisau adalah saudara kembar!!”, “tangkap aku, Sophia Loren! Tu-suki aku, wahai Brigitte Bardot!”; tentu tak akan kamu ingat, bu-kan?).

Hanya ada pesisir yang

DivE Notes

| Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014 27

DivE Notes

sendu dan laut yang jumawa di Men-jangan. Namun, orang-orang pencari kesepian seperti kamu (yang begitu kagum dengan Fortress of Solitude-nya Superman), rasanya akan lebih memilih Menjangan ketimbang Pop-pies yang sesak. Di Menjangan, akan kamu rasakan bagaimana sekelom-pok parrotfish menyapamu, ketika kamu mencidukkan tubuh ke bawah laut di bibir pantai. Itu baru di dekat pantai. Ketika kamu selami lautnya lebih dalam, disitulah letak surga Men-jangan yang sebenarnya. Mungkin berkah dewa-dewi yang menyeruak dari Pura Segara Giri Dharma Kencana, pura yang terletak di Menjangan, be-gitu banyak terhempas ke dalam laut-nya.

Sobatku, ketika second stage terlepas dari bibirmu untuk kali per-tama, saat tubuhmu menyembul ke permukaan laut, barulah saat itu kamu akan tahu jika aku sama sekali tidak berbohong tentang surga Menjangan. Sedetik setelah masker kamu ciduk-kan dari kepalamu, mungkin saat itu-lah kamu sadar bahwa kamu baru saja terbangun dari mimpi. Kali ini bukan mimpi tentang Hitler berbadan vacu-um cleaner menyedotmu ketika sara-pan (yang dulu pernah kamu cerita-kan dengan air muka memelas), atau mimpi indahmu tentang petualangan malammu bersama Tamara Bleszynski dan Jihan Fahira (yang kamu tuturkan dulu saat kita pertama kali bertemu di kampus).

Mimpi yang ini adalah tentang surga bawah laut Pulau Menjangan, surga terdekat yang bisa kamu ham-piri tanpa perlu menjadi ruh setelah lelayumu.

Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014 |

Page 15: Scubaholic new #19

28 | Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014

I Putu Ardana atau yang biasa kita panggil mas Kaweng atau Bli Kaweng adalah salah satu dari

empat orang yang mendirikan Unit Se-lam UGM. Saat itu olahraga selam masih tergolong olahraga yang mewah. Tak terbayang dalam benak Bli Kaweng kala itu bahwa UKM bidang olahraga selam dapat didirikan di UGM melalui dirinya dan teman-temannya.

Sampai pada suatu kesempatan, Rektor UGM yang saat itu, Pak Koesnadi Hardjasumantri, menawari beliau un-tuk mengikuti pendidikan selam POSSI pusat di Jakarta. “Tanpa berpikir sejenak pun, jawaban saya adalah ‘ya’’’. Bahkan beliaupun tidak memberitahu orang-tuanya. Dikirimlah beliau bersama tiga orang lainnya yaitu Hasto Atmoko, Ha-mid Haryono, dan M Hafid.

Setelah pulang dari pendidikan, prioritas beliau adalah mendirikan Unit Selam UGM dan pada waktu yang ber-samaan direkrutlah teman-teman beliau untuk dilatih, yang selanjutnya disebut diklat angkatan 0 (nol). Maka pada 8 Agustus 1987 Unit Selam UGM resmi didirikan. Pak Hasto diangkat menjadi

I Putu Wardana, Salah Seorang Pendiri Unit Selam UGMTeks: Irwan HermawanFoto: Doc. Pribadi

profil unyilers

Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014 | 29

ketua yg pertama dan Bli Kaweng lebih mengurusi pengembangan dan diklat.

Hal yang paling berkesan dalam benak Bli Kaweng pada awal berdirin-ya Unit Selam UGM salah satunya adalah tingginya minat para calon anggota yang ingin bargabung. Bah-kan beliau sampai kesulitan dalam melakukan seleksi akibat tingginya animo mahasiswa saat itu. Hal lain yang tak kalah menarik adalah betapa ‘miskinnya’ Unit Selam UGM. “Berkeg-iatan kemanapun untuk LPT, semua peralatannya adalah hasil pinjaman (termasuk fin dan masker) dan penda-naannya hasil ngemis di sana sini. Po-koknya sangat heroik dan tidak tahu malu....haha”, tegas beliau.

Selama berkegiatan di Unit Selam UGM, Bli Kaweng pernah mendampingi teman-teman anggota Unit Selam UGM menyelam di Kari-munjawa, Bawean, Baluran, Menjan-gan, Tulamben, Padangbai, Kepulauan Seribu, dan Lombok. Seingat beliau, ”semua punya kesan sendiri-sendiri, dan kalau menyelamnya mungkin yg paling berkesan adalah Menjangan karena keistimewaan site-nya. Tapi sekali lagi semuanya amat berkesan baik dari sisi penyelamannya maupun sisi lainnya termasuk interaksi dengan komunitas setempat.”

Sampai tahun 1994, Bli Kaweng masih tinggal di Jogja. Selama itu pun beliau tetap aktif di Unit Selam UGM sebagai pemberi materi. “Saya masih ingat, beberapa saat sebelum menin-ggalkan Jogja, saya masih diminta un-tuk membuatkan soal untuk tes kelu-lusan diklat.”

Setelah itu Bli Kaweng mening-galkan Jogja untuk kembali ke tanah kelahirannya di desa Munduk, Bali. Kesibukan beliau di sana adalah ber-tani dan membantu orangtua men-gurus kebutuhan sehari-hari. Hal itu membuat beliau sama sekali tidak ak-tif dalam dunia selam. Namun komu-nikasi dengan Unit Selam UGM masih tetap terjaga, terutama orang-orang yang pernah beliau latih.

Sekarang ini Bli Kaweng meng-abdi sebagai kepala adat atau yang bi-asa disebut bendesa di desa Munduk. Beliau juga sibuk mengurusi sebuah resto di desa tersebut yaitu “Don Biyu” atau yang dalam bahasa bali berarti daun pisang.

1. Saya ikut selam adalah suatu "ke-celakaan keberuntungan" karena sama sekali tidak saya rencanakan walaupun mungkin saya sangat menginginkannya. Waktu itu (1987), selam masih sesuatu yg sangat wah dan mewah. Memimpikan-nya pun saya masih belum berani.

profil unyilers

Page 16: Scubaholic new #19

fin dan masker) dan pendanaannya hasil ngemis di sana sini. Pokoknya sangat heeoik dan tidak tahu malu....haha.

4. Saya saat di unit membawa anak2 menyelam di : Karimun, Bawean, Bal-uran, Menjangan, Tulamben, Padan-gbai, kep Seribu dan Lombok (itu yg saya ingat). Semua punya kesan send-iri2. Kalau menyelamnya mungkin yg paling berkesan adalah Menjangan karena keistimewaan sitenya. Tapi sekali lagi semuanya amat berkesan baik dari sisi penyelamannya maupun sisi lainnya termasuk interaksi dengan komunitas setempat.

5. Selama masih tinggal di Jogja (sam-pai 1994), saya tetap aktif di unit seb-agai pemberi materi. Saya masih ingat, beberapa saat sebelum meninggalkan Jogja saya masih diminta utk mem-buatkan soal utk tes kelulusan diklat. Setelah meninggalkan Jogja, saya bo-leh dikatakan tidak aktif sama sekali di dunia selam. Tetapi kontak dengan anak2 unit tetap terjaga, utamanya anak yg pernah saya latih.

6. Setelah meninggalkan Jogja, saya pulang kampung ngurusin orang tua dan bertani. Sekarang kebetulan juga saya mengabdi sebagai kepala adat (bendesa) di desa saya, Munduk.

Ketika pak Koesnadi (rektor UGM saat itu) menawari kami untuk dikirim belajar menyelam, tanpa berpikir se-jenak pun, jawaban saya adalah "ya".Kami yg dikirim utk belajar selam di Jakarta adalah saya sendiri (dari un-sur sekber olah raga. Saya pemain basker waktu itu), Hasto Atmoko (dari unsur sekber olah raga juga. Hasto pengurus sekber waktu itu), Hamid Haryono (dari unsur mapa) dan M Hafid (dari unsur Menwa).Reaksi orang tua saya saat itu ya tidak ada, karena saya tidak memberitahu mereka....hehe.

2. Setelah pulang dari pendidi-kan yg langsung di handle oleh POSSI pusat, maka prioritas kami adalah mendirikan Unit Selam UGM.Sambil mempersiapkan berdirinya unit, kamipun sudah mulai mer-ekrut teman2 untuk dilatih, dan para peserta pelatihan ini kita se-but diklat angkatan ke 0 (nol).Dan 8 Agustus 1987 Unit Selam UGM resmi didirikan. Hasto jadi ketuanya yg pertama. Saya lebih ke ngurusin pengembangan dan diklat.

3. Awal berdirinya unit tentu saja kita menitik beratkan pada diklat dan penguatan fondasi filosofis-nya. Dan kita sepakati bahwa pe-nyelam yg dihasilkan oleh unit adalah penyelam yg sekaligus juga adalah pecinta alam (lingkungan).Yg cukup berkesan pada masa2 awal itu adalah tingginya minat teman2 utk ikut unit baru ini sehingga kita sam-pai kesulitan utk proses seleksinya.Hal lain yg berkesan adalah bahwa kita sangat miskin waktu itu. Berkegiatan kemanapun utk LPT, semua peralatan-nya adalah hasil pinjaman (termasuk

30 | Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014

profil unyilers

Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014 | 31

Fins, masker, dan snork el merupakan senjata utama saat melakukan perjalanan

wisata ke pantai. Fins, masker dan snorkel adalah alat yang sebenarnya rapuh dan sulit dikemas untuk beper-gian. Bahkan beberapa orang memak-sakan membawa alat didalam tas ran-sel biasa yang sebenarnya tidak baik. Pengemasan secara paksa ini menye-babkan alat mudah rusak. Karena itu dijaman yang berkembang ini mulai banyak digunakan tas khusus yang digunakan untuk mengemas alat-alat tersebut secara baik dan mudah diba-wa. Berbeda dengan tas bisa bentuk tas ini disesuaikan dengan bentuk fins jadi fins tidak tertekuk ataupun ter-tekan. Menggunakan tas semacam ini lebih baik daripada ditenteng. Meng-gunakan tas dapat menghindarkan alat dari sinar matahari langsung dan benturan atau goresan yang mungkin terjadi saat perjalanan. Penggunaan tas juga membuat barang bawaan lebih rapi dan simpel.

Tas alat snorkeling biasanya me-miliki tinggi ± 1 meter sesuai pan-jang fins peselam SCUBA, dan be-sarnya muat untuk sepasang fins. Tas memiliki fentilasi udara dari jaring agar saat alat berada dalam tas alat tidak lembab. Beberapa produsen menambahkan kantong tambahan yang biasanya digunakan untuk

meletakan barang bawaan. Tas terbuat kain yang dikombinasikan dengan jaring sebagai fentilasi atau seluruhnya dari jaring. Penggunaan tas berbahan kain lebih dianjurkan daripada tas berbahan jaring karena kekuatanya dan keawetanya yang lebih baik. Tas seperti ini sangat cocok digunakan untuk traveler yang melakukan perjalanan wisata sendiri atau tidak berkelompok.

Tas tersebut diproduksi oleh merek-merek pembuat peralatan SCUBA yang kebanyakan dari luar Indonesia. Karena berasal dari luar negeri harga tas alat snorkeling bisa dibilang cukup mahal. Meskipun ada beberapa tas yang buatan Indonesia akan tetapi harganya tidak jauh berbeda. Harga tas bautan luar berkisar di Rp. 400.000 sedangkan untuk tas buatan dalam negeri berkisar pada Rp. 300.000. Padahal meski lebih murah kualitas produk dalam negeri tidak kalah saing.

Unyil Dive Wear contohnya, belakangan ini Unyil Dive Wear memasarkan tas alat snorkeling dengan harga yang cukup terjangkau dengan kualitas yang bisa dibilang baik. Unyil Dive Wear membuat tas yang memang ditujukan untuk tempat fins, masker dan snorkel dengan kantong tambahan dibagian depan tas tersebut. Unyil Dive Wear menawarkan tas dengan variasi warna yang berbeda-beda untuk menarik minat pembelinya. Tas Unyil Dive Wear dipasarkan dengan harga yang sekitar Rp. 180.000. untuk pembaca yang ingin mencari info mengenai tas Unyil Dive Wear ini dapat menghubungi Hadi di nomor +6285691357231.

gear Up

Basic Dive Gear BagTeks : Dwi Agus NurswantaraFoto : Annisa Filania

Page 17: Scubaholic new #19

32

Unit Selam UGM merupakan salah satu UKM (Unit Ke-giata n Mahasiswa) yang

didirikan guna menampung minat dan bakat mahasiswa di bidang pe-nyelaman. Unit Selam UGM memiliki 4 jenis divisi kegiatan yakni divisi foto-grafi bawah air, konservasi, SAR, dan atlet. Pada tanggal 18 - 20 April kema-rin, Unit Selam UGM berkesempatan untuk mengikuti lomba atlet finswim-ming Bangka Open 2014 yang berlo-kasi di Pantai Parai, Sungailiat, Bangka.

Lomba ini diadakan dalam rangka Kejuaraan Finswimming Tingkat Nasi-onal. Event tersebut merupakan kom-petisi tahunan yang melibatkan para penyelam se-Indonesia, pengurus POSSI dari berbagai provinsi, dan juga perenang handal tingkat provinsi.

| Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014

Teknis dari lomba ini yaitu meng-gunakan peralatan berupa bifins, snorkel, dan goggle atau masker. Ter-dapat empat kategori yang dilom-bakan, yaitu finswiming laut 3000 M junior putra, finswiming laut 3000 M junior putri, finswiming laut 5000 M junior putra, dan finswiming laut 5000 M junior putri.

Pada lomba finswimming Bangka Open 2014 diikuti oleh 8 pengprov POSSI diantaranya POSSI D.I. Yogya-karta, POSSI DKI Jakarta, POSSI Jawa Barat, POSSI Jawa Timur, POSSI Su-matera Selatan, POSSI Sulawesi Utara, POSSI Papua Barat dan terutama POS-SI Bangka Belitung. Unit Selam UGM mengirimkan 2 atlet berbakatnya yakni Triswanto dan Deno Noviandri dengan seorang manajer. Keduanya

LOMBA ATLET FINSWIMMING BANGKA OPEN 2014

Teks : Vega FeliciaFoto : Vega Felicia

DivE event

Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014 | 33

berlomba di kategori finswmming laut 5000 M junior putra.

Kegiatan ini selain meningkatkan kemampuan fisik dan pengalaman atlet dalam hal finswimming juga ber-tujuan untuk menambah relasi antara Unit Selam UGM dengan POSSI selu-ruh Indonesia dan juga perenang-per-enang terbaik se-Indonesia. Meskipun tidak meraih juara dalam perlombaan tersebut, kedua atlet merasa sangat bangga bisa memiliki kesempatan untuk mengikuti lomba finswimming tingkat nasional tersebut. Selain itu, dapat berkunjung ke Pulau Bangka dan menikmati keindahan alam-nya juga merupakan kebahagiaan tersendiri yang didapat dari mengikuti lomba ini.

Diharapkan kedepannya semakin banyak kegiatan seperti ini diadakan di Indonesia, dan Unit Selam UGM juga dapat terus berpartisipasi secara aktif dalam ruang lingkup POSSI (Per-

satuan Olahraga Selam Seluruh In-donesia). Tak lupa, Unit Selam UGM berusaha untuk terus meningkatkan kemampuan dan kualitas sumber daya atletnya supaya dapat terus berprestasi dalam dunia kompetisi olahraga selam lainnya.

berlomba di kategori finswmming laut

Kegiatan ini selain meningkatkan

DivE event

Page 18: Scubaholic new #19

34 | Scubaholic | Edisi 19 | Desember 2014

Pernahkah Anda bertemu dengan seseorang yang memiliki kepribadian gan-

da? Jika pernah, bisa jadi orang yang Anda temui tersebut merupakan pen-derita gangguan jiwa identitas diso-siatif. Gangguan jiwa identitas diso-siatif atau kepribadian ganda adalah sebuah gangguan jiwa yang meru-pakan akibat samping dari trauma ekstrim pada masa kanak kanak dan remaja. Pada masa tersebut, individu mengalami trauma yang ekstrim dan berulang yang membentuk dua atau lebih kepribadian berbeda. Masing-masing kepribadian yang berbeda tersebut memiliki perbedaan pada pola berpikir, emosi, cara melihat ling-kungan, dan melihat dirinya sendiri. Yang lebih mengerikan, dua atau lebih kepribadian tersebut dapat mengam-bil alih perilaku individu tersebut se-cara penuh.

Terdapat beberapa gejala penya-kit ini, diantaranya muncul dua keprib-adian atau lebih. Kepribadian tersebut dapat mengendalikan perilaku indi-vidu secara penuh. Ketidakmampuan untuk mengingat informasi penting melebihi kelupaan normal. Dan gang-guan bukan karena gangguan medis

atau akibat zat tertentu. Selama gang-guan muncul, penderita biasanya merasa tidak berada dalam tubuh mereka. Ia merasa seolah sedang mengamati tubuhnya dalam sebuah film. Penderita juga mengalami distor-si waktu dan amnesia. Penderita kerap merasa sakit kepala dan ingin bunuh diri karena mendengar banyak suara di kepalanya. Ini mirip dengan gejala pada gangguan Skizofrenia.

Perlu dilakukan terapi hipnotis untuk membawa penderita ke kondisi ambang. Terapis akan membangun hubungan baik dengan semua keprib-adian yang ada. Setelah itu, terapis akan meminta kepribadian asli untuk terbuka dengan kepribadian lainnya. Biasanya, kepribadian asli tidak me-nyadari adanya kepribadian lainnya, namun kepribadian lainnya me-nyadari adanya kepribadian asli. Tera-pis akan berupaya untuk mengem-balikan penderita ke situasi traumatis yang direpres oleh penderita. Setelah itu terapis akan berusaha untuk men-sugesti pada penderita bahwa bahaya yang dialaminya di masa lalu kini su-dah tidak ada.

Pada dasarnya, gangguan ini tidak akan terjadi bila kita mampu mengikhlaskan pengalaman pengala-man buruk yang pernah dialamai. Ketidakmampuan untuk menerima dan justru merepres peristiwa trauma-tis justru akan memicu lahirnya depre-si yang merambah ke gangguan lain yang lebih mengerikan seperti skizo-frenia, kepribadian ganda, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Gangguan Jiwa Identitas Disosiatif

Teks: Arma Setyawan

vakansi

Page 19: Scubaholic new #19

Unit Selam UGMSayap Utara Gelanggang Mahasiswa UGM

Jalan Pancasila no. 1 Bulaksumur, Yogyakarta 55281www.selamugm.org