Se Mendagri No:054/200/II/Bangda/2008

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pedoman Penyusunan RKPD

Citation preview

  • DEPARTEMEN DALAM NEGERIREPUBLIK INDONESIA

    SURAT EDARAN MENTERI DALAM NEGERINOMOR : 050/200/II/BANGDA/2008

    TENTANG

    DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAHDEPARTEMEN DALAM NEGERI

    2008

    PEDOMAN PENYUSUNANRENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH

    (RKPD)

  • iPEDOMAN PENYUSUNANRENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH

    (RKPD)

    DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAHDEPARTEMEN DALAM NEGERI

    2008

  • ii

  • iii

    SURAT EDARAN

    Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan PeraturanPemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendaliandan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah pada Pasal 4 Ayat 1, menyatakanbahwa Rencana Pembangunan Daerah meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang(RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) maupun RencanaKerja Pembangunan Daerah (RKPD). Rencana Pembangunan Daerah tersebut merupakandokumen perencanaan pembangunan yang wajib disusun. Selanjutnya, bahwa salah satudokumen perencanaan yaitu Dokumen RKPD mempunyai peranan sangat strategis, karenamenjembatani antara kepentingan perencanaan strategis jangka menengah denganperencanaan dan penganggaran tahunan.

    Berdasarkan hal tersebut dan sebagai upaya untuk membantu Pemerintah Daerahdalam memenuhi kewajibannya sebagaimana diamanatkan dalam peraturan perundangan,khususnya dalam rangka penyusunan dokumen perencanaan dan penganggaran tahunandaerah provinsi/kabupaten/kota, maka dipandang perlu menerbitkan Surat Edaran MenteriDalam Negeri tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD).

    Maksud dan tujuan dari pedoman ini adalah untuk memperjelas tahapan, langkahdan substansi penyusunan RKPD dan Renja SKPD, termasuk pelaksanaan musyawarahperencanaan pembangunan mulai dari tingkat desa/kelurahan sampai kabupaten/kota danprovinsi.

    Pedoman terdiri dari 4 (empat) bagian, yaitu:1. Bagian A: Umum, berisi latar belakang, landasan hukum, fungsi kedudukan dan

    pendekatan RKPD, tujuan, sasaran dan ruang lingkup pedoman, serta sistematikapedoman.

    DEPARTEMEN DALAM NEGERIREPUBLIK INDONESIA

    Nomor : 050/200/II/BangdaSifat : SEGERALampiran : 1 (Satu) berkasHal : Pedoman Penyusunan Rencana

    Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)

    Jakarta, 28 Februari 2008

    Kepada Yth.Sdr. Gubernur

    di - Seluruh Indonesia

  • iv

  • v2. Bagian B: Proses Penyusunan RKPD, antara lain berisi tentang persiapan danpengorganisasian pemangku kepentingan, penyusunan rancangan awal RKPD, RenjaSKPD, proses musrenbang, dan pengintegrasian RKPD ke dalam proses penganggarandaerah.

    3. Bagian C: Teknis Penyusunan Dokumen RKPD (prototype), berisi langkah-langkah dalammenyusun dokumen mulai tahap persiapan dan pengorganisasian hingga prosespenganggaran.

    4. Bagian D: Penutup, berisi kaidah dalam menggunakan pedoman.

    Surat edaran ini disampaikan untuk dijadikan pedoman dalam penyusunan RencanaKerja Pembangunan Daerah (RKPD) dan dengan terbitnya pedoman ini diharapkan daerahdapat menyusun RKPD disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan kemampuanperencanaan di masing-masing daerah dengan tetap mengindahkan prinsip-prinsip yangterkandung dalam peraturan perundangan dan tata kepemerintahan yang baik.

    Kepada para Gubernur diminta untuk menindaklanjuti Surat Edaran dimaksud danselanjutnya memberitahukan dan mensosialisasikan kepada para Bupati dan Walikota diwilayah masing-masing.

    Demikian untuk menjadi perhatian.

    Tembusan disampaikan kepada Yth:

    1. Bapak Menteri Dalam Negeri (Sebagai Laporan)2. Bapak Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas3. Sdr. Bupati/Walikota Seluruh Indonesia

    a.n. MENTERI DALAM NEGERIDIREKTUR JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH

    H. SYAMSUL ARIEF RIVAI

  • vi

  • vii

    Jakarta, 28 Februari 2008

    Afriadi S. HasibuanDirektur Perencanaan Pembangunan Daerah

    Direktorat Jenderal Bina Pembangunan DaerahDepartemen Dalam Negeri

    KATA PENGANTAR

    Rencana Kerja Pembangunan Daerah merupakan suatu dokumen perencanaanpembangunan daerah yang disyaratkan UU No 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah.Rencana Kerja Pembangunan Daerah, yang selanjutnya disebut RKPD, merupakanpenjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk jangkawaktu 1 (satu) tahun, yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritaspembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsungoleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat,dengan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). RKPD selanjutnya menjadipedoman penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD).

    Mengingat pentingnya peranan RKPD dalam kerangka perencanaan danpenganggaran tahunan daerah, yaitu sebagai acuan pelaksanaan program dan kegiatanpembangunan tahunan dan sebagai pedoman penyusunan RAPBD, maka diperlukanpedoman penyusunan RKPD untuk menjamin kualitas proses penyusunan dan kualitassubstansi dokumen ini benar-benar memenuhi pendekatan perencanaan serta efektif danresponsif terhadap aspirasi dan kebutuhan masyarakat.

    Untuk itu, terbitnya SE Mendagri tentang Pedoman Penyusunan Rencana KerjaPembangunan Daerah ini menjadi satu hal yang penting dan strategis sebagai pedomanteknis/operasional penyusunan RKPD. Dengan adanya SE Mendagri ini diharapkan prosespenyusunan dan substansi dokumen RKPD di seluruh provinsi dan kabupaten/kota di Indo-nesia dapat memenuhi ketentuan tentang sistem, prosedur, dan proses penyusunan RKPDdan berkontribusi signifikan dalam perbaikan kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerahsecara berkelanjutan.

    DEPARTEMEN DALAM NEGERIDIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH

    Jalan Taman Makam Pahlawan No. 20 Kalibata - Jakarta Selatan

  • viii

  • ix

    SAMBUTAN

    Puji dan Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terbitnya SE Mendagri tentangPedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah ini. Dengan adanya pedomanini, Pemerintah Daerah telah dilengkapi dengan suatu pedoman teknis/operasionalpenyusunan RKPD, guna mendukung perencanaan tahunan daerah yang memenuhiperaturan perundangan tentang sistem perencanaan pembangunan nasional serta prinsip-prinsip tata kelola kepemerintahan yang baik (good governance).

    Pedoman yang ditujukan untuk memperjelas tahapan, langkah-langkah, dansubstansi untuk penyusunan RKPD ini dirancang dengan pendekatan sefleksibel mungkinsehingga daerah dapat melakukan penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan kondisi danperkembangan kemampuan perencanaan di masing-masing daerah, namun tetapmengindahkan ketentuan-ketentuan yang bersifat prinsip sebagaimana terkandung dalamPeraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan,pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah dan prinsip-prinsiptata kelola kepemerintahan yang baik.

    Direktorat Perencanaan Ditjen Bangda menyampaikan penghargaan dan terima kasihyang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah bekerjasama dalam pengembangandan penyusunan pedoman ini, khususnya pihak peserta Konsultasi Regional pada akhirNovember 2007, yang telah menyampaikan kritik dan masukannya untuk penyempurnaanrancangan pedoman ini.

    Semoga pedoman ini dapat memenuhi harapan kita semua untuk perbaikan kualitasperencanaan daerah dalam rangka perbaikan kinerja penyelenggaraan pemerintahan secaraberkelanjutan.

    Jakarta, 28 Februari 2008

    H. Syamsul Arief RivaiDirektur Jenderal Bina Pembangunan Daerah

    Departemen Dalam Negeri

    DEPARTEMEN DALAM NEGERIREPUBLIK INDONESIA

  • x

  • xi

    Daftar Isi

    SURAT EDARAN ................................................................................................................ iii

    KATA PENGANTAR ........................................................................................................... vii

    SAMBUTAN ........................................................................................................................ ix

    DAFTAR ISI ......................................................................................................................... xi

    DAFTAR PERISTILAHAN DAN SINGKATAN .................................................................... xv

    BAGIAN A: UMUM .............................................................................................................. 11. Latar Belakang ............................................................................................................ 32. Landasan Hukum........................................................................................................ 33. Fungsi, Kedudukan, dan Pendekatan RKPD .............................................................. 3

    3.1. Fungsi RKPD ....................................................................................................... 33.2. Kedudukan RKPD dalam Sistem dan Mekanisme Perencanaan dan

    Penganggaran Pembangunan Daerah ................................................................ 43.3. Pendekatan Perencanaan dalam Penyusunan RKPD......................................... 53.4. Tahapan dalam Proses Penyusunan RKPD ........................................................ 7

    4. Tujuan, Sasaran, dan Ruang Lingkup Pedoman ......................................................114.1. Tujuan dan Sasaran Pedoman ...........................................................................114.2. Ruang Lingkup dan Substansi Pedoman ...........................................................11

    5. Sistimatika Pedoman .................................................................................................11A. Umum .................................................................................................................11B. Proses Penyusunan RKPD ................................................................................11C. Teknis Penyusunan RKPD ................................................................................ 12D. Penutup ............................................................................................................. 12

    BAGIAN B: PROSES PENYUSUNAN RKPD ................................................................... 131. PERSIAPAN DAN PENGORGANISASIAN PEMANGKU KEPENTINGAN .............. 15

    1.1. Orientasi RKPD ................................................................................................. 151.2. Identifikasi Pemangku Kepentingan .................................................................. 151.3. Pembentukan Tim dan Rekrutmen Fasilitator .................................................... 161.4. Penyusunan Agenda Kerja Penyiapan Dokumen ............................................. 171.5. Pengumpulan Data dan Informasi ..................................................................... 171.6. Penyiapan Daftar Isi ........................................................................................... 17

    2. PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD ........................................................... 182.1. Prinsip-prinsip Penyusunan Rancangan Awal RKPD ........................................ 182.2. Tata Cara Penyusunan ...................................................................................... 19

  • xii

    3. PENYUSUNAN RANCANGAN RENJA SKPD.......................................................... 203.1. Prinsip-prinsip Penyusunan Rancangan Renja SKPD ...................................... 213.2. Tata Cara Penyusunan ...................................................................................... 22

    3.2.1. Kegiatan Persiapan: ................................................................................ 223.2.2. Kegiatan Analisis dan Pengkajian Dokumen: .......................................... 233.2.3. Kegiatan Penyusunan Rancangan Renja SKPD: .................................... 23

    4. PENYUSUNAN RANCANGAN RKPD ...................................................................... 254.1. Prinsip-prinsip Penyusunan Rancangan RKPD ................................................. 254.2. Tata Cara Penyusunan ...................................................................................... 26

    5. MUSRENBANG ........................................................................................................ 265.1. Musrenbang Desa/Kelurahan ............................................................................ 285.2. Musrenbang Kecamatan .................................................................................... 295.3. Forum SKPD/Gabungan SKPD Kabupaten/Kota .............................................. 305.4. Musrenbang Kabupaten/Kota ............................................................................ 315.5. Forum SKPD/Gabungan SKPD Provinsi ........................................................... 325.6. Musrenbang Provinsi ......................................................................................... 336.7. Diskusi Kelompok Terfokus (Focus Group Discussion/FGD) ............................ 34

    6. PENYUSUNAN RANCANGAN AKHIR RKPD.............................................................. 346.1. Prinsip-prinsip Penyusunan Rancangan Akhir RKPD ....................................... 346.2. Tata Cara Penyusunan Rancangan Akhir RKPD ............................................... 35

    7. PENYUSUNAN RENJA SKPD.................................................................................. 357.1. Prinsip-prinsip Penyusunan Renja SKPD .......................................................... 357.2. Tata Cara Penyusunan Renja SKPD ................................................................. 36

    8. PENYIAPAN DAN PENETAPAN PERATURAN KEPALA DAERAH TENTANGRKPD DAN PERATURAN KEPALA SKPD TENTANG RENJA SKPD ...................... 368.1. Penyiapan dan penetapan PERKADA ............................................................... 368.2. Penyiapan dan penetapan PERKA SKPD ......................................................... 37

    9. PENGINTEGRASIAN RKPD KE DALAM PROSES PENGANGGARAN DAERAH.. 379.1. Penyusunan KUA dan PPAS ............................................................................. 389.2. Penyusunan RKA SKPD ................................................................................... 399.3. Penyusunan RAPBD ......................................................................................... 39

    BAGIAN C: TEKNIS PENYUSUNAN DOKUMEN RKPD (PROTOTYPE) ........................ 41

    BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................... 431.1. Latar Belakang ............................................................................................ 431.2. Landasan Hukum ........................................................................................ 431.3. Maksud dan Tujuan .................................................................................... 431.4. Sistimatika Dokumen RKPD ....................................................................... 43

    BAB II. EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH .................................. 432.1. Visi dan Misi Pembangunan Jangka Menengah Daerah ............................ 432.2. Evaluasi Status dan Kedudukan Pencapaian Kinerja Pembangunan

    Daerah ........................................................................................................ 442.4. Isu Strategis dan Masalah Mendesak ........................................................ 44

  • xiii

    BAB III. RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH ............................................. 453.1. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun ... (tahun lalu) dan Perkiraan Tahun .... .......

    (tahun berjalan) ........................................................................................... 453.2. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun ..... dan Tahun ..... 453.3. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah. ............................................................... 453.4. Analisis dan Perkiraan Sumber-sumber Pendanaan Daerah ..................... 46

    3.4.1. Dana Desentralisasi / APBD ............................................................. 463.4.2. Dana Dekonsentrasi / APBN ............................................................. 473.4.3. Dana Tugas Pembantuan / APBN.................................................... 473.4.4. Dana Otonomi Khusus / APBN ......................................................... 47

    3.5. Arah Kebijakan Keuangan Daerah ............................................................. 473.5.1. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah................................................. 483.5.2. Arah Kebijakan Belanja Daerah ........................................................ 483.5.3. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah ................................................ 49

    BAB IV. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN (Tahun Rencana) ................. 494.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah .................................. 494.2. Prioritas Program dan Kegiatan Pembangunan Daerah............................. 49

    BAB V. RENCANA KERJA DAN PENDANAAN ................................................................ 50

    BAB VI. KAIDAH PELAKSANAAN .................................................................................... 50

    BAGIAN D. PENUTUP ...................................................................................................... 51

    Daftar BaganBagan 1. Alur Perencanaan Pembangunan Daerah Menurut UU 25/2004 .................... 5Bagan 2a. Alur Perencanaan RKPD, Renja SKPD, KUA, PPAS, dan APBD ................... 9Bagan 2b. Alur Penyusunan Dokumen RKPD dan Dokumen Renja SKPD ................... 10Bagan 3. Proses Penyusunan Dokumen Rancangan Awal RKPD ............................... 20Bagan 4. Proses Penyusunan Dokumen Rancangan Renja SKPD.............................. 25

  • xiv

    Daftar TabelTabel 1. Contoh Susunan Tim Penyusun RKPD ........................................................... 57Tabel 2. Contoh Kalender Penyusunan RKPD dan Renja SKPD ................................. 58Tabel 3. Inventarisasi Sumber dan Jenis Data/Informasi untuk Penyusunan RKPD .... 59Tabel 4. Evaluasi Kinerja Program dan Kegiatan RKPD Tahun Lalu dan Review

    Pencapaian RPJMD ........................................................................................ 60Tabel 5. Format Daftar Rancangan Program dan Kegiatan RKPD/Renja SKPD .......... 61Tabel 6. Contoh Prototype Daftar Isi Renja SKPD ........................................................ 62Tabel 7. Pengisian RKA-SKPD 2.2.1 dan Penyusunan Prakiraan Maju Berdasarkan

    Biaya Satuan Per Keluaran Kegiatan ............................................................. 63Tabel 8. Evaluasi Status dan Kedudukan Pencapaian Kinerja Pembangunan Provinsi/

    Kabupaten/Kota* Tahun....dan Tahun... ........................................................... 64Tabel 9. Identifikasi Isu dan Masalah Mendesak di Tingkat Nasional, Provinsi.....dan

    Kab/Kota.......Tahun. ........................................................................................ 65Tabel 10. Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Prov./Kab./Kota......Tahun........dan

    Tahun..........serta Perubahannya .................................................................... 66Tabel 11. Analisis Kondisi Lingkungan Internal dan Eksternal Prov./Kab./Kota .............. 67Tabel 12. Realisasi dan Proyeksi Pendapatan, Belanja, Pembiayaan Daerah, dan Pagu

    Anggaran RKPD .............................................................................................. 68Tabel 13. Contoh Matrik Prioritas Pembangunan ............................................................ 70Tabel 14. Rencana Kerja dan Pendapatan Menurut Bidang Urusan Pemerintahan

    Daerah di Provinsi/Kab./Kota........Tahun.......(tahun rencana) ........................ 70

    Daftar Referensi

    Referensi R-1. Sasaran dan Indikator Kinerja Pencapaian Pembangunan 2004-2009 .... 73Referensi R-2. Indikator Kemajuan Otonomi Daerah ........................................................ 75Referensi R-3. Pengukuran Kinerja Penyelenggaraan Otonomi Daerah .......................... 76Referensi R-4. Indikator Kinerja Kunci yang digunakan untuk Evaluasi Kinerja

    Penyelenggaraan Otonomi Daerah .......................................................... 77Referensi R-5. Contoh Tolok Ukur Kinerja Urusan Wajib dan Pilihan Pemerintah

    Daerah Menurut SKPD ............................................................................. 81

  • xv

    Daftar Peristilahan dan Singkatan

    1) Rencana Pembangunan Jangka Panjang, yang selanjutnya disingkat dengan RPJPadalah dokumen perencanaan untuk periode dua puluh (20) tahun.

    2) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, yang selanjutnya disingkat denganRPJPD adalah dokumen perencanaan Pemerintah Daerah untuk periode dua puluh(20) tahun yang memuat visi, misi, dan arah pembangunan Daerah yang mengacupada RPJP Nasional.

    3) Rencana Pembangunan Jangka Menengah, yang selanjutnya disingkat dengan RPJMadalah dokumen perencanaan untuk periode lima (5) tahun.

    4) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang selanjutnya disingkat denganRPJMD adalah dokumen perencanaan Pemerintah Daerah untuk periode lima (5) tahunyang memuat penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yangpenyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional,memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakanumum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja PerangkatDaerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalamkerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

    5) Rencana Pembangunan Tahunan Nasional, yang selanjutnya disebut Rencana KerjaPemerintah (RKP) adalah dokumen perencanaan Nasional untuk periode satu (1) tahun.

    6) Rencana Kerja Pembangunan Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan RKPD adalahdokumen perencanaan Pemerintah Daerah untuk periode satu (1) tahun yang merupakanpenjabaran dari RPJM Daerah dan mengacu pada RKP Nasional, memuat rancangankerangka ekonomi Daerah, prioritas pembangunan Daerah, rencana kerja, danpendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yangditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.

    7) Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan SKPD adalahperangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran.

    8) Organisasi adalah unsur pemerintahan daerah yang terdiri dari DPRD, kepala daerah/wakil kepala daerah, dan SKPD.

    9) Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat denganRENSTRA SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode lima (5) tahun,yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunanyang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah sertaberpedoman kepada RPJM Daerah dan bersifat indikatif.

    10) Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat denganRenja SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode satu (1) tahun, yangmemuat kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakanlangsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasimasyarakat.

    11) Rencana Kerja dan Anggaran SKPD, yang selanjutnya disingkat dengan RKA SKPDadalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan kegiatanSKPD yang merupakan penjabaran dari RKPD dan Renstra SKPD yang bersangkutandalam satu tahun anggaran, serta anggaran yang diperlukan untuk melaksanakannya.

  • xvi

    12) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah selanjutnyadisingkat LPPD adalah laporan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah selama1 (satu) tahun anggaran berdasarkan Rencana Kerja Pembangunan Daerah yangdisampaikan oleh kepala daerah kepada Pemerintah.

    13) Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD yangselanjutnya disebut LKPJ adalah laporan yang berupa informasi penyelenggaraanpemerintahan daerah selama 1 (satu) tahun anggaran atau akhir masa jabatan yangdisampaikan oleh kepala daerah kepada DPRD.

    14) Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang selanjutnya disingkatILPPD adalah informasi penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakatmelalui media yang tersedia di Daerah.

    15) Rencana Tata Ruang, yang selanjutnya disingkat dengan RTR adalah dokumen yangmemuat hasil perencanaan tata ruang.

    16) Rencana Tata Ruang Wilayah, yang selanjutnya disingkat dengan RTRW adalahdokumen yang memuat hasil perencanaan tata ruang wilayah.

    17) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan APBDadalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujuibersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

    18) Tim Anggaran Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat TAPD adalah tim yangdibentuk dengan Keputusan Kepala Daerah dan dipimpin oleh Sekretaris Daerah yangmempunyai tugas menyiapkan serta melaksanakan kebijakan Kepala Daerah dalamrangka penyusunan APBD yang anggotanya terdiri dari pejabat perencana daerah,PPKD, dan pejabat lainnya sesuai dengan kebutuhan.

    19) Kebijakan Umum APBD, yang selanjutnya disingkat dengan KUA adalah dokumen yangmemuat kebijakan bidang pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta asumsi yangmendasarinya untuk periode satu (1) tahun.

    20) Pagu indikatif merupakan ancar-ancar pagu anggaran yang diberikan kepada SKPDuntuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan rencana kerja SKPD.

    21) Pagu sementara merupakan pagu anggaran yang didasarkan atas kebijakan umumdan prioritas anggaran hasil pembahasan Pemerintah Daerah dengan Dewan PerwakilanRakyat Daerah (DPRD) sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD.

    22) Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara, yang selanjutnya disingkat dengan PPASadalah rancangan program prioritas dan patokan batas maksimal anggaran yangdiberikan kepada SKPD untuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD setelah disepakati dengan DPRD.

    23) Rencana Kerja dan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat RKA-SKPD adalahdokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi rencana pendapatan, rencanabelanja program dan kegiatan SKPD serta rencana pembiayaan sebagai dasarpenyusunan APBD.

    24) Prakiraan maju (forward estimate) adalah perhitungan kebutuhan dana untuk tahunanggaran berikutnya dari tahun yang direncanakan guna memastikan kesinambunganprogram dan kegiatan yang telah disetujui dan menjadi dasar penyusunan anggarantahun berikutnya.

    25) Penganggaran Terpadu (unified budgeting) adalah penyusunan rencana keuangantahunan yang dilakukan secara terintegrasi untuk seluruh jenis belanja gunamelaksanakan kegiatan pemerintahan yang didasarkan pada prinsip pencapaian efisiensialokasi dana.

  • xvii

    26) Kinerja adalah adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang akan atau telah dicapaisehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas yang terukur.

    27) Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau kualitatif untukmasukan, proses, keluaran, hasil, manfaat, dan/atau dampak yang menggambarkantingkat capaian kinerja suatu program atau kegiatan.

    28) Fungsi adalah perwujudan tugas kepemerintahan di bidang tertentu yang dilaksanakandalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional.

    29) Urusan pemerintahan adalah fungsi-fungsi pemerintahan yang menjadi hak dankewajiban setiap tingkatan dan/atau susunan pemerintahan untuk mengatur danmengurus fungsi-fungsi tersebut yang menjadi kewenangannya dalam rangkamelindungi, melayani, memberdayakan, dan mensejahterakan masyarakat.

    30) Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periodeperencanaan.

    31) Misi adalah Rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untukmewujudkan visi.

    32) Agenda pembangunan adalah penerjemahan visi ke dalam tujuan-tujuan besar (strate-gic goals) yang dapat mempedomani dan memberikan fokus pada penilaian danperumusan strategi, kebijakan dan program.

    33) Strategi pembangunan adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatifuntuk mewujudkan visi dan misi.

    34) Kebijakan pembangunan adalah arah/tindakan yang diambil oleh Pemerintah Pusat/Daerah untuk mencapai tujuan.

    35) Program adalah penjabaran kebijakan SKPD dalam bentuk upaya yang berisi satu ataulebih kegiatan dengan menggunakan sumber daya yang disediakan untuk mencapaihasil yang terukur sesuai dengan misi SKPD.

    36) Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau lebih unit kerjapada SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program danterdiri sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik yang berupa personil (sumberdaya manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasidari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untukmenghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.

    37) Kerangka regulasi adalah rencana kegiatan melalui pengaturan yang mendorongpartisipasi masyarakat maupun lembaga terkait lainnya untuk mencapai tujuanpembangunan kabupaten/kota.

    38) Kerangka Anggaran adalah rencana kegiatan pengadaan barang maupun jasa yangperlu dibiayai oleh APBD untuk mencapai tujuan pembangunan kabupaten/kota.

    39) Sasaran (target) adalah hasil yang diharapkan dari suatu program atau keluaran yangdiharapkan dari suatu kegiatan.

    40) Keluaran (output) adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan yangdilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program dan kebijakan.

    41) Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran darikegiatan-kegiatan dalam satu program.

    42) Sisa Lebih Perhitungan Anggaran yang selanjutnya disingkat SiLPA adalah selisih lebihrealisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode anggaran.

    43) Alokasi Dana Desa, yang selanjutnya disingkat dengan ADD adalah dana yangdialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota untuk desa, yang bersumber dari bagiandana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten/kota.

  • xviii

    44) Stakeholder atau pemangku kepentingan adalah pihak-pihak yang langsung atau tidaklangsung mendapatkan manfaat atau dampak dari pelaksanaan pembangunan. Stake-holder dapat berupa kelompok, organisasi, dan individu yang memiliki kepentingan/pengaruh dalam proses pengambilan keputusan/ pelaksanaan pembangunan.

    45) Konsultasi Publik adalah kegiatan partisipatif yang bertujuan untuk menghadirkan stake-holder dalam rangka mendiskusikan dan memahami isu dan permasalahan strategispembangunan daerah; merumuskan kesepakatan tentang prioritas pembangunan danmencapai konsensus tentang pemecahan masalah-masalah strategis daerah. Konsultasipublik dilakukan pada berbagai skala, tahapan dan tingkatan pengambilan keputusanperencanaan daerah. Konsultasi publik dapat berupa musrenbangda di peringkatkabupaten/kota, konsultasi forum stakeholder atau focus group discussions di peringkatSKPD maupun di peringkat lintas SKPD.

    46) Musrenbang atau Musyawarah Perencanaan Pembangunan adalah forum antarpelaku dalamrangka menyusun rencana pembangunan nasional dan rencana pembangunan daerah.

    47) Musrenbang Desa/Kelurahan adalah forum musyawarah tahunan stakeholder desa/kelurahan (pihak yang berkepentingan untuk mengatasi permasalahan desa/kelurahannya dan pihak yang akan terkena dampak hasil musyawarah) untukmenyepakati rencana kegiatan tahun anggaran berikutnya.

    48) Musrenbang Kecamatan adalah forum musyawarah stakeholder kecamatan untukmendapatkan masukan prioritas kegiatan dari desa/kelurahan serta menyepakatikegiatan lintas desa/kelurahan di kecamatan tersebut sebagai dasar penyusunanRencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah kabupaten/kota pada tahun berikutnya.

    49) Forum SKPD (forum yang berhubungan dengan fungsi/sub fungsi, kegiatan/sektor danlintas sektor) adalah wadah bersama antar pelaku pembangunan untuk membahasprioritas kegiatan pembangunan hasil Musrenbang Kecamatan dengan SKPD ataugabungan SKPD sebagai upaya mengisi Rencana Kerja SKPD yang tata carapenyelenggaraannya difasilitasi oleh SKPD terkait.

    50) Musrenbang Kabupaten/Kota adalah musyawarah stakeholder Kabupaten/kota untukmematangkan rancangan RKPD Kabupaten/Kota berdasarkan Renja-SKPD hasil Fo-rum SKPD dengan cara meninjau keserasian antara rancangan Renja-SKPD yanghasilnya digunakan untuk pemutakhiran Rancangan RKPD.

    51) Tim Penyelenggara Musrenbang adalah Tim yang dibentuk untuk melakukan persiapan,memfasilitasi pelaksanaan, dan menindaklajuti hasil Musrenbang.

    52) Peserta adalah pihak yang memiliki hak pengambilan keputusan dalam Musrenbangmelalui pembahasan yang disepakati bersama.

    53) Fasilitator adalah tenaga terlatih atau berpengalaman dalam memfasilitasi dan memandudiskusi kelompok ataupun konsultasi publik. Seorang fasilitator harus memenuhikualifikasi kompetensi teknis/substansi dan memiliki keterampilan dalam penerapanberbagai teknik dan instrumen untuk menunjang efektivitas dan partisipatifnya kegiatan.

    54) Narasumber adalah pihak pemberi informasi yang perlu diketahui peserta Musrenbanguntuk proses pengambilan keputusan hasil Musrenbang.

    55) Delegasi adalah perwakilan yang disepakati peserta Musrenbang untuk menghadiriMusrenbang pada tingkat yang lebih tinggi.

    56) NGO adalah singkatan dari Non-Governmental Organization atau Lembaga SwadayaMasyarakat/LSM.

    57) CBO adalah singkatan dari Community Based Organization (Kelompok Masyarakat Sipil).58) CSO adalah singkatan dari Civil Society Organization (Organisasi Masyarakat Sipil).

  • 1UMUM

  • 2

  • 3 1. Latar Belakang

    Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan PembangunanNasional dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerahtelah mengamanatkan bahwa setiap daerah diwajibkan untuk menyusun perencanaanpembangunan daerah untuk jangka panjang 20 tahun (RPJPD), rencana pembangunandaerah jangka menengah 5 tahun (RPJMD), dan rencana pembangunan jangka pendek/1tahun (RKPD).

    Sebagai suatu dokumen resmi rencana daerah, RKPD mempunyai kedudukan yang strategis,yaitu menjembatani antara perencanaan strategis jangka menengah dengan perencanaandan penganggaran tahunan, untuk itu maka sesuai amanat dalam kedua undang-undangdiatas, Bappeda merupakan institusi yang ditunjuk dan berfungsi sebagai koordinator dalampenyelenggaraan perencanaan daerah yang juga mengkoordinasikan perencanaan-perencanaan yang bersifat sektoral di daerah.

    2. Landasan Hukum

    Kewajiban daerah untuk menyusun RKPD sebagai dasar dan acuan penyusunan RAPBDdiamanatkan melalui beberapa peraturan perundangan, antara lain:1. Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara;2. Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

    Nasional;3. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;4. Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 tentang Desa;6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

    Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaen/Kota;

    7. Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan Negara/Daerah;

    8. Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan

    Pemerintahan Daerah10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

    Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;11. Permendagri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;12. Permendagri Nomor 59 tahun 2007 tentang Perubahan Permendagri Nomor 13 tahun

    2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

    BAGIAN A: UMUM

  • 4 3. Fungsi, Kedudukan dan Pendekatan RKPD

    3.1. Fungsi RKPD

    Fungsi RKPD mencakup sebagai berikut: Menjabarkan rencana strategis ke dalam rencana operasional; Memelihara konsistensi antara capaian tujuan perencanaan strategis jangka menengah

    dengan tujuan perencanaan dan penganggaran tahunan pembangunan daerah; Mengarahkan proses penyusunan RENJA dan RKA SKPD; Menjadi dasar pedoman dalam penyusunan KUA, PPAS, RAPBD dan APBD; Instrumen bagi pemerintah daerah untuk mengukur kinerja penyelenggaraan fungsi

    dan urusan wajib dan pilihan pemerintahan daerah; Instrumen bagi pemerintah daerah untuk mengukur capaian target kinerja program

    pembangunan jangka menengah; Instrumen bagi pemerintah daerah untuk mengukur capaian target standar pelayanan

    minimal dan mengukur kinerja pelayanan SKPD; Instrumen bagi pemerintah daerah sebagai acuan LPPD kepada pemerintah, LKPJ

    kepada DPRD dan ILPPD kepada masyarakat. Menyediakan informasi bagi pemenuhan Laporan Evaluasi Penyelenggaraan

    Pemerintahan Daerah yang perlu disampaikan kepada Pemerintah Pusat.

    3.2. Kedudukan RKPD dalam Sistem dan Mekanisme Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah

    RKPD merupakan penjabaran RPJMD untuk jangka waktu 1 (satu) tahun, memuat rancangankerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannyadengan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah (RKP).

    RKPD merupakan acuan bagi daerah dalam menyusun Rencana Anggaran Pendapatandan Belanja Daerah (RAPBD), dengan demikian Kepala daerah dan DPRD dalammenentukan Kebijakan Umum APBD (KUA), serta penentuan Prioritas dan Pagu AnggaranSementara (PPAS) didasarkan atas dokumen RKPD. KUA dan PPAS yang telah disepakatiselanjutnya digunakan sebagai acuan dalam proses penyusunan APBD.

    Dari segi kerangka waktu, penyusunan dokumen RKPD harus diselesaikan pada setiapbulan Mei, sedangkan dokumen APBD harus sudah disahkan paling lambat tanggal 1Desember.

    Substansi RKPD memuat program dan kegiatan SKPD dan dokumen RKPD merupakanacuan bagi SKPD dalam menyempurnakan Renja SKPD untuk tahun yang sama. Prosespenyusunan RKPD dilakukan secara paralel dan sifatnya saling memberi masukan denganproses penyusunan Rencana Kerja SKPD (Renja SKPD).

  • 5Bagan 1. Alur Perencanaan Pembangunan Daerah Menurut UU 25/2004

    RENSTRASKPD

    RENJASKPD

    RKPDDAERAH

    RPJMDAERAH

    RPJPDAERAH

    RPJMNASIONAL

    RPJPNASIONAL RKP

    Pedoman

    Pedoman

    Pedoman

    Pedoman

    PedomanPenyusunanRAPBD

    Dijabarkan

    Diacu20 Tahun

    5 Tahun 1 Tahun

    Diperhatikan

    Dijabarkan

    3.3. Pendekatan Perencanaan dalam Penyusunan RKPD

    Ada lima pendekatan dalam penyusunan RKPD, yaitu pendekatan teknokratis, politis,partisipatif, top-down, dan bottom-up.

    a. Pendekatan Teknokratis (Strategis dan Berbasis Kinerja)Dokumen RKPD pada dasarnya merupakan suatu proses pemikiran strategis. Kualitasdokumen RKPD sangat ditentukan oleh kualitas program dan kegiatan yang diusulkan RKPDdalam mencapai tujuan dan sasaran pembangunan daerah yang disepakati dalamMusrenbang RKPD. Penyusunan RKPD sangat erat kaitannya dengan kompetensi dalammenyusun, mengorganisasikan, mengimplementasikan, mengendalikan, dan mengevaluasicapaian program dan kegiatan.

    Pendekatan teknokratis bermakna bahwa RKPD memuat hal-hal sebagai berikut:1. Review menyeluruh tentang kinerja pembangunan tahun lalu2. Rumusan status, kedudukan kinerja penyelenggaraan urusan wajib/pilihan pemerintahan

    daerah masa kini3. Rumusan peluang dan tantangan ke depan yang mempengaruhi penyusunan RKPD4. Rumusan tujuan, strategi, dan kebijakan pembangunan5. Pertimbangan atas kendala ketersediaan sumberdaya dan dana (kendala fiskal daerah)6. Rumusan dan prioritas program dan kegiatan SKPD berbasis kinerja7. Tolok ukur dan target kinerja capaian program dan kegiatan dengan mempertimbangkan

    Standar Pelayanan Minimal8. Tolok ukur dan target kinerja keluaran9. Tolok ukur dan target kinerja hasil10. Pagu indikatif program dan kegiatan.11. Prakiraan maju pendanaan program dan kegiatan untuk satu tahun berikutnya12. Kejelasan siapa bertanggungjawab untuk mencapai tujuan, sasaran dan hasil, serta

    waktu penyelesaian, termasuk review kemajuan pencapaian sasaran

  • 6b. Pendekatan Demokratis dan PartisipatifPendekatan demokratis dan partisipatif bermakna bahwa RKPD memuat hal-hal sebagai berikut:1. Identifikasi pemangku kepentingan yang relevan untuk dilibatkan dalam proses

    pengambilan keputusan di setiap tahapan penyusunan RKPD2. Kesetaraan antara para pemangku kepentingan dari unsur pemerintah dan non

    pemerintah dalam pengambilan keputusan3. Transparasi dan akuntabilitas dalam proses perencanaan4. Keterwakilan yang memadai dari seluruh segmen masyarakat, terutama kaum

    perempuan dan kelompok marjinal5. Rasa memiliki masyarakat terhadap RKPD6. Pelibatan media7. Pelaksanaan Musrenbang RKPD yang berkualitas dari segi penerapan perencanaan

    partisipatif8. Konsensus atau kesepakatan pada semua tahapan penting pengambilan keputusan,

    seperti: perumusan prioritas isu dan permasalahan, perumusan tujuan, strategi, dankebijakan dan prioritas program

    c. Pendekatan PolitisPendekatan politis bermakna bahwa RKPD memuat hal-hal sebagai berikut:1. Konsultasi dengan Kepala Daerah untuk penerjemahan yang tepat, sistematis atas visi,

    misi, dan program Kepala Daerah ke dalam tujuan, strategi, kebijakan, dan programpembangunan daerah

    2. Keterlibatan aktif DPRD dalam proses penyusunan RKPD3. Jaring aspirasi masyarakat (reses) oleh DPRD merupakan bagian integral dari proses

    penyusunan RKPD4. Pokok-pokok pikiran DPRD dalam proses penyusunan RKPD5. Pembahasan terhadap Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang RKPD yang setelah

    ditetapkan akan mengikat semua pihak sebagai acuan dalam penyusunan RAPBD

    d. Pendekatan Bottom-upPendekatan bottom-up bermakna bahwa RKPD memuat hal-hal sebagai berikut:1. Penjaringan aspirasi dan kebutuhan masyarakat untuk melihat konsistensi dengan visi,

    misi, dan program Kepala Daerah Terpilih2. Memperhatikan hasil proses musrenbang dan kesepakatan dengan masyarakat tentang

    prioritas pembangunan daerah3. Mempertimbangkan hasil Forum SKPD

    e. Pendekatan Top-downPendekatan top-down bermakna bahwa RKPD memuat hal-hal sebagai berikut:1 Sinergi dengan RKP dan RENJA K/L2 Sinergi dan konsistensi dengan RPJMD maupun RPJPD3 Sinergi dan konsistensi dengan RTRWD4 Penanganan masalah dengan pendekatan holistik dan pendekatan sistem.5 Sinergi dan komitmen pemerintah terhadap tujuan-tujuan pembangunan global seperti

    Millenium Development Goals (MDGs), Sustainable Development, pemenuhan Hak AsasiManusia, pemenuhan standar pelayanan minimal (SPM), dan sebagainya.

  • 7Tahap 1

    Tahap 2

    Tahap 3

    Tahap 4

    Tahap 5

    Tahap 6

    Tahap 7

    Tahap 8

    Persiapan danPengorganisasian ParaPemangku Kepentingan

    Penyusunan RancanganAwal RKPD

    Penyusunan RancanganRenja SKPD

    Penyusunan RancanganRKPD

    Musrenbang

    Penyusunan RancanganAkhir RKPD/Renja SKPD

    Penyiapan dan PenetapanPeraturan RKPD/RenjaSKPD

    Pengintegrasian RKPD kedalam ProsesPenganggaran Daerah

    3.4. Tahapan dalam Proses Penyusunan RKPD

    Secara garis besar, tahapan proses penyusunan RKPD dapat dibagi dalam delapan tahapanutama, yaitu:

    Pada tahap ini dilakukan orientasi mengenai RKPD,identifikasi para pemangku kepentingan untuk dilibatkandalam proses penyusunan RKPD, pembentukan TimPenyusun RKPD, Penyusunan Rencana Kerja PenyiapanDokumen, pengumpulan data dan informasi, sertapenyusunan daftar isi RKPD.

    Tahapan ini mencakup kegiatan-kegiatan review RPJMD,review usulan program dan kegiatan SKPD tahun lalu danprioritas untuk tahun rencana, analisis isu strategis danprioritas pembangunan daerah untuk tahun yangdirencanakan bersama para pemangku kepentingan terkait,menyusun dokumen rancangan awal RKPD, danpembahasan rancangan awal RKPD dengan SKPD.

    Tahapan ini meliputi kegiatan persiapan penyusunan,kegiatan analisis dan pengkajian dokumen terkait, dankegiatan penyusunan Rancangan Renja SKPD.

    Pada tahap ini dilakukan penilaian dan pembahasan atasrancangan Renja SKPD yang disampaikan Kepala SKPDkepada Bappeda, pengintegrasian rancangan Renja SKPDke dalam Rancangan Awal RKPD untuk menjadi RancanganRKPD, pembahasan dengan para pemangku kepentinganterkait untuk memperoleh masukan dan pertimbangan bagirancangan RKPD, penyiapan ringkasan Rancangan RKPDuntuk sebagai bahan pembahasan dalam Musrenbangtahunan daerah, dan penyampaian tembusan RancanganRKPD kepada Bappenas dan Bappeda Provinsi sebagaimasukan dalam penyusunan RKP Nasional dan RKPDProvinsi.

    Tahap ini merupakan pelibatan para pemangku kepentingandalam pengambilan keputusan perencanaan, melaluipelaksanaan Musrenbang sejak tingkat desa/kelurahan,tingkat kecamatan, Forum SKPD/gabungan SKPDKabupaten/Kota, Musrenbang Kabupaten/Kota, ForumSKPD/Gabungan SKPD Provinsi, dan Musrenbang Provinsi,sesuai jadwal yang ditetapkan.

    Pada tahap ini dilakukan penyempurnaan atas RancanganRKPD berdasarkan hasil kesepakatan dalam Musrenbangtahunan daerah dengan tetap memperhatikan rancanganRKP untuk RKPD Provinsi, dan rancangan RKPD Provinsiuntuk RKPD Kabupaten/Kota.

    Pada tahap ini dilakukan penyiapan dan penetapanperaturan Kepala Daerah tentang RKPD dan penyiapan danpenetapan peraturan Kepala SKPD untuk Renja SKPD.

    Pada tahap ini RKPD perlu diterjemahkan ke dalam prosespenganggaran melalui penyusunan KUA, PPAS, dan RKASKPD.

  • 8Bagan 2A memperlihatkan alur proses penyusunan RKPD, Renja SKPD, KUA, PPAS, danAPBD. Bagan tersebut menunjukkan kedudukan RKPD dalam proses perencanaan danpenganggaran tahunan daerah, dimana RKPD merupakan acuan penyusunan KUA, PPAS,dan APBD.

    Bagan 2B memperlihatkan rincian tahapan dan kegiatan dalam proses penyusunan RKPDdan Renja SKPD

  • 9Bag

    an 2

    A. A

    lur P

    enyu

    suna

    n RK

    PD, R

    enja

    SKPD

    , KUA

    , PPA

    S da

    n A

    PBD

    Ket

    eran

    gan:

    mBa

    tas

    wakt

    u pe

    nyel

    engg

    araa

    n pa

    da m

    ingg

    u ke

    .....

    ----->

    Kons

    ulta

    tif/S

    osia

    lisas

    i

    Dok

    umen

    RPJ

    M-D

    (PER

    DA)

    Ran

    cang

    anAw

    al R

    KPD

    Ran

    cang

    anR

    KPD

    RK

    P

    Ren

    stra

    SKPD

    (Pera

    turan

    Kepa

    laSK

    PD)

    Ran

    cang

    anR

    enja

    SKPD

    Ran

    cang

    anAk

    hir R

    KPD

    Dok

    umen

    RKP

    D(P

    erkad

    a)

    Ren

    jaSK

    PD

    Dok

    umen

    Ren

    ja SK

    PD(P

    erka S

    KPD)

    Pene

    tapa

    nPe

    ratu

    ran

    Kep.

    Dae

    rah

    ttg R

    KPD

    Pene

    tapa

    nPe

    ratu

    ran

    Kep.

    SKPD

    ttg

    Renja

    SKPD

    Pem

    baha

    san

    KUA

    & PP

    AS(TA

    PD &

    Pang

    gar

    DPR

    D

    Nota

    Kes

    epak

    atan

    Kebi

    jakan

    Umu

    mAP

    BD

    Nota

    Kes

    epak

    atan

    PPAS

    Pene

    tapa

    n SE

    KaDa

    ttg

    Pedo

    man

    Peny

    usun

    anRK

    A-SK

    PD

    Pem

    baha

    san

    Foru

    m S

    KPD

    Mus

    renb

    ang

    Keca

    mat

    an

    Mus

    renb

    ang

    Des

    a/Ke

    l.

    Mus

    renb

    ang

    Dae

    rah/

    RKPD

    Kons

    ulta

    si d

    gn D

    eleg

    asi

    Pese

    rta M

    usre

    nban

    g

    Pedo

    man

    Peny

    usun

    an A

    PBD

    Peny

    usun

    anR

    anca

    ngan

    KUA

    Peny

    usun

    anR

    anca

    ngan

    PPA

    S

    Dok

    umen

    Kebi

    jakan

    Umu

    mAP

    BD (K

    UA)

    Doku

    men

    Prio

    ritas

    & Pl

    afon

    Ang

    gara

    nSe

    men

    tara

    (PPA

    S)

    RK

    A-

    SKPD

    Ranc

    anga

    nPE

    RKAD

    A te

    ntan

    gPe

    njaba

    ran AP

    BD

    Ranc

    anga

    nPE

    RDA

    tent

    ang

    APBD Pe

    mba

    hasa

    nRa

    nper

    da A

    PBD

    oleh

    Pem

    da d

    anDP

    RD Kepu

    tusa

    nBe

    rsam

    a Ke

    pala

    Dae

    rah

    dan

    DPRD

    thdp

    Ranp

    erda

    APB

    D

    Kons

    ulta

    si Pu

    blik

    Ranp

    erda

    APB

    D(R

    APBD

    )So

    sialis

    asi

    Ranp

    erda

    kepa

    daM

    asya

    raka

    t

    m-

    1 Fe

    b

    m-

    1 M

    ar

    m-

    4 Fe

    b

    m-

    2 M

    ei

    m-

    4 M

    ei

    m-

    1 Ju

    n

    m-

    4 M

    ei

    m-

    4 M

    ei

    m-

    4 M

    ei

    m-

    3 M

    arm

    - 1

    Mar

    m-

    3 Fe

    b

    m-

    4 Ja

    n

    m-

    4 Ju

    lm

    - 1

    Agt

    m-

    2/3

    Jul

    m-

    1 D

    es

    m-

    2 O

    kt

    m-

    2 Se

    ptPr

    oses

    Tekn

    o-K

    ratis

    Pros

    esLe

    gis-

    lasi

    /Po

    litis

    Pros

    esPa

    rtis

    i-pa

    tif

    PEN

    YUSU

    NAN

    RKPD

    DAN

    REN

    JA S

    KPD

    PEN

    YUSU

    NAN

    KUA

    D

    AN

    APB

    D

    PERK

    ADA

    tent

    ang

    Penja

    baran

    APBD

    PERD

    Ate

    ntan

    gAP

    BD

    Pene

    tapa

    n Ke

    pala

    Dae

    rah

    tent

    ang

    Perd

    aAP

    BD d

    an P

    erka

    daPe

    njaba

    ran AP

    BD

    Eval

    uasi

    Ranp

    erda

    APBD

    dan

    Ran

    peka

    daPe

    njaba

    ran AP

    BD ol

    ehG

    uber

    nur m

    - 2

    Des

    m-

    3 D

    es

    m-

    4 D

    es

    m-

    4 D

    es

  • 10

    Bag

    an 2

    B. P

    rose

    s Pe

    nyus

    unan

    Dok

    umen

    Ren

    cana

    Ker

    ja Pe

    mban

    guna

    n Dae

    rah (

    RKPD

    ) dan

    Dok

    umen

    Ren

    cana

    Ker

    ja SK

    PD ( R

    enja

    SKPD

    )

  • 11

    4. Tujuan, Sasaran dan Ruang Lingkup Pedoman

    4.1. Tujuan dan Sasaran Pedoman

    Pedoman ini dirancang untuk membantu Pemerintah Daerah dalam memenuhi kewajibannyayang ditentukan oleh peraturan perundangan tentang sistem perencanaan pembangunannasional, khususnya dalam rangka penyusunan dokumen perencanaan dan penganggarantahunan daerah provinsi/kabupaten/kota. Pedoman ini ditujukan untuk memperjelas tahapan,langkah-langkah, dan substansi untuk penyusunan RKPD dan Renja SKPD, termasukpelaksanaan musyawarah perencanaan pembangunan mulai dari tingkat desa/kelurahansampai dengan tingkat kabupaten/kota dan provinsi.

    Pedoman ini dirancang dengan pendekatan seluwes mungkin sehingga daerah dapatmelakukan penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan kondisi dan perkembangankemampuan perencanaan di masing-masing daerah, namun tetap mengindahkan ketentuan-ketentuan yang bersifat prinsip sebagaimana terkandung dalam Undang-undang 25/2004,PP-8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan EvaluasiPelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, serta prinsip-prinsip tata kelolakepemerintahan yang baik (good governance).

    4.2. Ruang Lingkup dan Substansi Pedoman

    Pedoman penyusunan RKPD secara umum merupakan pedoman bagi daerah kabupaten/kota maupun provinsi yang berisikan mengenai tata cara penyusunan dokumen RKPD mulaidari tahap persiapan, penyiapan dan penetapan RKPD dalam bentuk Peraturan KepalaDaerah, hingga proses pengintegrasian RKPD ke dalam proses penganggaran tahunandaerah.

    Penyelenggaraan musyawarah perencanaan pembangunan tahunan daerah(Musrenbangda) merupakan bagian dari proses penyusunan RKPD. Oleh karena itupedoman ini mencakup juga hal-hal pokok/prinsip-prinsip dalam pelaksanaan musrenbangtahunan daerah mulai dari musrenbang desa/kelurahan sampai dengan musrenbang Provinsi.Pengaturan penyelenggaraan Musrenbang secara lebih lebih terinci akan diatur dalamPermendagri tersendiri tentang Musrenbang.

    5. Sistimatika Pedoman

    Pedoman penyusunan RKPD ini secara garis besar terbagi menjadi 4 (empat) bagian, yaitu:

    A. UMUM

    Merupakan pengantar bagi pengguna pedoman untuk memahami filosofi dan latar belakangpenyusunan RKPD, substansi utama RKPD, pendekatan perencanaan, serta keterkaitandokumen RKPD dengan dokumen lainnya.

  • 12

    B. PROSES PENYUSUNAN RKPD

    Berisikan penjelasan singkat tentang tahapan-tahapan dalam penyusunan RKPD dilengkapidengan bagan alir penyusunan RKPD.

    C. TEKNIS PENYUSUNAN RKPD

    Berisikan pedoman langkah-langkah dalam rangka menyusun dokumen, mulai dari tahappersiapan dan pengorganisasian para pemangku kepentingan, penyusunan rancanganRKPD/Renja SKPD, hal-hal pokok dan prinsip-prinsip penyelenggaraan Musrenbang,penyusunan Rancangan Akhir RKPD/Renja SKPD, penyiapan dan penetapan RKPD/RenjaSKPD, dan pengintegrasian RKPD ke dalam proses penganggaran daerah.

    D. PENUTUP

    Berisikan kaidah-kaidah dalam menggunakan pedoman penyusunan dokumen RKPD.Pedoman teknis penyusunan RKPD diupayakan agar lebih bersifat operasional, sehinggamudah diikuti para pengguna, untuk keperluan itu juga dilengkapi dengan lampiran-lampiranteknis dan matriks/tabel-tabel untuk mempermudah kajian.

  • 13

    PROSES PENYUSUNAN RKPD

  • 14

  • 15

    1. PERSIAPAN DAN PENGORGANISASIAN PEMANGKU KEPENTINGAN

    Kualitas suatu perencanaan akan dipengaruhi oleh sejauhmana kematangan dalam tahappersiapan, sedangkan legitimasinya dari sisi partisipasi ditentukan oleh seberapa jauhketerlibatan para pemangku kepentingan. Tahapan persiapan dan pengorganisasianpemangku kepentingan meliputi : orientasi mengenai RKPD, identifikasi para pemangkukepentingan untuk dilibatkan dalam proses penyusunan RKPD, pembentukan Tim PenyusunRKPD, Penyusunan Rencana Kerja Penyiapan Dokumen RKPD, pengumpulan data daninformasi, serta penyusunan daftar isi RKPD.

    1.1. Orientasi RKPD

    Kesamaan pemahaman merupakan salah satu syarat pencapaian kesepakatan untuk tujuanbersama. Oleh karena itu, maka dalam penyusunan RKPD perlu dilakukan orientasi bagipihak-pihak yang terkait, baik yang menyangkut proses dan pendekatan perencanaanmaupun berkaitan dengan substansi perencanaan itu sendiri.

    Adapun proses orientasi mengenai RKPD, adalah sebagai berikut:Langkah-1 : Membentuk tim inti penyusun RKPD yang anggotanya berasal dari unsur

    BappedaLangkah-2 : Mempelajari peraturan perundangan yang terkait dengan penyusunan RKPDLangkah-3 : Menyusun jadwal/agenda, bahan presentasi dan narasumber untuk kegiatan

    orientasi RKPD (dari unsur Bappeda, atau bila dipandang perlu dapatmengundang narasumber dari luar daerah yang memahami betul tentangRKPD).

    Langkah-4 : Melakukan lokakarya/workshop orientasi dengan mengundang seluruh SKPD,DPRD, Perguruan Tinggi dan unsur LSM yang relevan untuk mengikutiorientasi.

    Langkah 5 : Menyusun kesepakatan bersama mengenai pokok-pokok yang perludilakukan dalam penyusunan RKPD, baik yang menyangkut prosespenyusunan, substansi utama, pendekatan RKPD, maupun rancangansementara agenda penyusunan dokumen RKPD.

    1.2. Identifikasi Pemangku Kepentingan

    Identifikasi para pemangku kepentingan dimaksudkan untuk mencari siapa dan dari unsurmana yang memiliki kompetensi untuk dilibatkan secara aktif dalam proses penyusunanRKPD. Untuk itu, langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:

    Langkah-1 : Menyusun inventarisasi daftar perguruan tinggi, asosiasi-asosiasi, LSM danindividu yang memiliki kompetensi dalam perencanaan pembangunan. Datadapat bersumber dari Bappeda sendiri, Kesatuan Bangsa, atau sumberlainnya.

    BAGIAN B: PROSES PENYUSUNAN RKPD

  • 16

    Langkah-2 : Melakukan kajian pengalaman dari institusi atau individu yang terdaftar danselanjutnya menentukan siapa individu atau institusi yang cocok untukdilibatkan sebagai tim penyusun, fasilitator, narasumber, advisor atau sebagaimitra diskusi, dan juga menentukan keterlibatan masing-masing dalamkeseluruhan proses penyusunan RKPD.

    Langkah-3 : Menyiapkan surat permintaan resmi dari Bappeda atau Kepala Daerah untukpelibatan para pemangku kepentingan dalam proses penyusunan RKPDsesuai peran yang dikehendaki.

    Langkah-4 : Mengundang para pemangku kepentingan yang relevan dan sesuai perannyadalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka penyusunandokumen RKPD.

    1.3. Pembentukan Tim dan Rekrutmen Fasilitator

    Mengingat RKPD merupakan rencana tahunan daerah yang mencakup seluruh bidangpembangunan di daerah, maka tim penyusun sebaiknya juga melibatkan unsur parapemangku kepentingan di luar Bappeda, misalnya unsur perguruan tinggi, unsur asosiasi/LSM, dan unsur SKPD lain yang sangat terkait dengan kepentingan RKPD. Untuk lebihefektifnya kerja tim, maka tim penyusun dibagi dalam kelompok-kelompok kerja (POKJA).

    Dengan demikian, tim penyusun akan terdiri atas Tim Inti dan Kelompok Kerja. Tim Intisendiri terbagi habis di dalam POKJA. Pembagian pokja perlu diatur berdasarkan fungsipemerintahan daerah atau gabungan beberapa fungsi yang mempunyai keterterkaitan erat,serta sesuai dengan kebutuhan daerah, sehingga setiap pokja-dalam proses pematangankonsepnya-dapat melakukan diskusi masing-masing secara terpisah.

    Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:Langkah-1 : Menentukan pilihan calon-calon anggota kelompok kerja/tim penyusun RKPD

    dan calon individu/kelompok mitra diskusi yang dinilai potensial berdasarkanhasil kajian identifikasi para pemangku kepentingan.

    Langkah-2 : Menyusun surat permintaan kesediaan kepada calon terpilih anggotakelompok kerja tim penyusun RKPD melalui atasan calon tersebut, untukbergabung menjadi anggota kelompok kerja tim penyusun RKPD.

    Langkah-3 : Untuk hal yang sama, menyusun surat permintaan kesediaan pada calonindividu/kelompok untuk dapat berperanserta dalam diskusi-diskusi terfokusyang akan dilaksanakan selama proses penyusunan dokumen RKPD.

    Langkah-4: Merekrut fasilitator yang kompeten dari unsur pemerintah/non pemerintah,guna memastikan terdapatnya kualitas hasil kesepakatan dan pengambilankeputusan dalam diskusi kelompok terfokus, konsultasi publik, danmusrenbang.

    Tabel 1 memperlihatkan contoh pengorganisasian dan susunan Tim Penyusun RKPD.

  • 17

    1.4. Penyusunan Agenda Kerja Penyiapan Dokumen

    Penyusunan rencana kerja perlu dilakukan sebagai acuan bagi tim penyusun dalam prosespenyiapannya. Rencana kerja mengatur rincian kegiatan apa yang perlu dilakukan (termasukseluruh kegiatan musrenbang dan forum SKPD), siapa yang melakukan, metodapelaksanaannya bagaimana, serta kapan kegiatan tersebut akan dilakukan.

    Langkah-langkah penyusunan rencana kerja secara umum adalah sebagai berikut:Langkah-1 : Menyusun rincian agenda kegiatan yang harus dilakukan dalam proses

    penyusunan dokumen RKPD dan memberi catatan batas waktu (deadline)pada kegiatan-kegiatan yang telah ditentukan berdasarkan peraturanperundangan. Lihat Lampiran 1 Contoh Kalender Penyusunan RKPD danRenja SKPD

    Langkah-2 : Merumuskan keluaran/output serta metoda pelaksanaan dari setiap rinciankegiatan tersebut.

    Langkah-3 : Menyusun matrik rencana kerja yang berisikan rincian kegiatan, keluaran,metoda dan jadwal pelaksanaan

    Langkah-4 : Menjabarkan rencana kerja penyusunan RKPD tersebut oleh masing-masingPokja

    Tabel 2 memperlihatkan contoh Kalender Penyusunan RKPD dan Renja SKPD.

    1.5. Pengumpulan Data dan Informasi

    Setiap usulan program dan kegiatan perlu didukung dengan data dan informasi yang memadaidan akurat dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Data/informasi yangdikumpulkan sedemikian rupa sehingga memperlihatkan secara jelas status, kedudukan,capaian kinerja penyelenggaraan urusan wajib/pilihan pemerintahan daerah.

    Langkah-1: Menyusun daftar data/informasi yang dibutuhkan bagi penyusunan RKPDdan menuangkannya dalam bentuk matrik (check list) untuk memudahkanpemantauan.

    Langkah-2: Melakukan pengumpulan data/informasi dari sumber-sumber yang dapatdipertanggungjawabkan

    Langkah-3: Menyiapkan tabel-tabel/matrik kompilasi data yang sesuai dengan kebutuhananalisis.

    Tabel 3 memperlihatkan contoh check list untuk inventarisasi sumber dan jenis data/informasi yang diperlukan dalam penyusunan RKPD.

  • 18

    1.6. Penyiapan Daftar Isi

    Dokumen RKPD merupakan dokumen yang menjabarkan rencana jangka menengah daerahke dalam rencana tahunan dan mengimplementasikannya dalam program dan kegiatantahunan, sehingga akan dijadikan acuan bagi proses penyusunan RAPBD, mulai dariperumusan Kebijakan Umum APBD, penetapan Prioritas dan Plafon Anggaran hinggapenyusunan RKA-SKPD dan RAPBD. Oleh karena itu substansi RKPD seyogyanya mampumenjawab kebutuhan materi bagi proses perencanaan dan penganggaran selanjutnya.

    2. PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD

    Rancangan Awal RKPD merupakan kunci penting dalam menentukan kualitas seluruh prosespenyusunan RKPD. Rancangan Awal menginformasikan rancangan kerangka ekonomidaerah, arah kebijakan keuangan daerah, arah prioritas pembangunan daerah dan rencanakeja program dan kegiatan yang dilengkapi dengan rancangan pagu indikatif untuk setiapSKPD untuk tahun yang direncanakan sebagai acuan bagi setiap SKPD dalam menyiapkanrancangan Renja SKPD. Rancangan Awal RKPD berfungsi sebagai koridor perencanaanpembangunan indikatif untuk tahun yang direncanakan.

    Arah kebijakan keuangan daerah di dalam Rancangan Awal RKPD Provinsi memuat indikasibelanja bagi hasil pemerintah provinsi kepada pemerintah kabupaten/kota, indikasi belanjadana dekonsentrasi, indikasi belanja dana sektoral, serta indikasi belanja tugas pembantuanpemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan kepada pemerintahan desa, sedangkanarah kebijakan keuangan daerah dalam Rancangan Awal RKPD Kabupaten/Kota memuatindikasi belanja bagi hasil pemerintah kabupaten/kota kepada pemerintah desa serta indikasibantuan keuangan pemerintah kabupaten/kota kepada pemerintah desa. Informasi ini sangatberguna sebagai acuan desa dalam menyusun rancangan RKT (Rencana Kerja Tahunan)desa.

    Di dalam penyusunan rancangan awal RKPD dilakukan review RPJMD, review usulanprogram dan kegiatan SKPD dari usulan tahun lalu dan prioritas pembangunan untuk tahunrencana, kajian terhadap RKP, analisis isu strategis dan prioritas pembangunan daerahuntuk tahun yang direncanakan bersama para pemangku kepentingan yang terkait,merumuskan rancangan awal RKPD, dan pembahasan rancangan awal RKPD denganSKPD.

    Penyusunan Rancangan Awal RKPD merupakan tanggung jawab Kepala Bappeda, untukitu Bappeda membentuk tim penyusun RKPD yang bertugas melaksanakan seluruh prosespenyusunan dokumen RKPD.

    2.1. Prinsip-prinsip Penyusunan Rancangan Awal RKPD

    Hal prinsip yang harus diperhatikan dalam penyusunan rancangan awal RKPD adalah:1. Penyusunan Rancangan Awal RKPD berpedoman pada hasil review RPJMD dan capaian

    kinerja penyelenggaraan urusan wajib/pilihan pemerintahan daerah, hasil reviewterhadap usulan-usulan SKPD yang tertuang dalam prakiraan maju yang diajukan tahunsebelumnya, serta memperhatikan perkiraan kemampuan keuangan daerah .

  • 19

    2. Substansi utama yang termuat dalam rancangan awal RKPD, meliputia. Evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalub. Rancangan kerangka ekonomi daerahc. Arah kebijakan keuangan daerah, termasuk indikasi belanja bagi hasil dan belanja

    bantuan keuangan.d. Prioritas dan sasaran pembangunan daerahe. Rencana program dan kegiatan prioritas serta pagu indikatif SKPD

    3. Informasi pagu indikatif bagi setiap SKPD dan indikasi belanja bagi hasil serta belanjabantuan keuangan merupakan informasi yang harus disampaikan dalam rancanganawal RKPD. Ketersediaan informasi ini akan sangat dibutuhkan oleh setiap SKPD (dandesa untuk RKPD kabupaten/kota) sebagai acuan dalam merumuskan rancanganrencana kerja SKPD (dan rencana kerja tahunan desa). Pagu indikatif SKPD dan indikasibelanja hibah dan belanja bantuan keuangan tersebut juga berfungsi sebagai koridorpendanaan dalam pembahasan forum SKPD maupun dalam pelaksanaan musrenbangdesa dan musrenbang kecamatan, sehingga proses pelaksanaan musrenbang menjadilebih efektif dan efisien.

    4. Pengalokasian besaran pagu indikatif berorientasi pada asas pemenuhan kebutuhan,efisiensi, keadilan, dan penilaian kinerja, serta sinergi sumber-sumber pendanaan.

    5. Perhitungan pagu indikatif anggaran program dan kegiatan yang dialokasikan bagi setiapSKPD didasarkan pada kebutuhan SKPD untuk melaksanakan urusan wajib/pilihanpemerintah daerah prioritas sesuai tingkat dan sasaran pelayanan program dan kegiatan.

    6. Penyusunan rancangan awal RKPD dilakukan oleh Tim Inti Penyusunan RKPD dibawahtanggung jawab Bappeda, yang prosesnya dilakukan secara partisipatif.

    7. Penyusunan rancangan awal RKPD dapat dimulai segera setelah dicapainya persetujuanbersama DPRD dan Kepala Daerah terhadap Ranperda APBD untuk pelaksanaan tahunsebelumnya (sekitar bulan Desember). Selanjutnya, paling lambat pada Minggu ke-3bulan Januari Rancangan Awal RKPD sudah selesai disusun dan disebarkan kepadasetiap SKPD dan unit kegiatan.

    2.2. Tata Cara Penyusunan

    Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan rancangan awal RKPD adalah sebagaiberikut:1. Bappeda melakukan review RPJMD untuk melihat seberapa jauh pencapaian target

    kinerja program; isu dan permasalahan yang dihadapi; dan indikasi prioritas programpada tahun rencana

    2. Bappeda melakukan kompilasi rancangan program/kegiatan setiap SKPD untuk tahunrencana. Kompilasi rancangan program/kegiatan setiap SKPD ini diambil dari prakiraanmaju RKA-SKPD tahun (n+1) dari usulan tahun sebelumnya untuk dikonfirmasi kembalikepada setiap SKPD.

    3. Bappeda menyiapkan konsep Surat Edaran Kepala Daerah yang ditujukan kepadaseluruh SKPD, berisikan permintaan agar setiap SKPD mengkonfirmasi, mereview ataumemperbaiki usulan atas rencana program dan kegiatan tahun rencana yang diajukanpada tahun sebelumnya, dengan memperhatikan prioritas daerah.

    4. Kepala Daerah mengeluarkan Surat Edaran untuk seluruh SKPD dengan dilengkapidengan formulir-formulir isian/matriks rencana program dan kegiatan SKPD yang telah

  • 20

    disiapkan Bappeda, disertai batas waktu pengembalian formulir isian tersebut kepadaBappeda.

    5. Bappeda menerima pengembalian formulir isian rencana program dan kegiatan yangtelah dikonfirmasi/ direview/ dievaluasi atau usulan perubahan dari masing-masing SKPD.

    6. Bappeda melakukan pengecekan dan perbaikan terhadap matriks-matriks program setiapSKPD berdasarkan pengembalian formulir isian dari SKPD yang disesuaikan denganhasil review RPJMD, serta hasil monitoring dan evaluasi kinerja pencapaian tahun lalu.

    7. Dalam melaksanakan langkah (1), (2), (3), (4) dan (5), secara simultan Bappeda melaluiTim Intinya menyiapkan dokumen Rancangan Awal RKPD secara lengkap denganmenggunakan pedoman sebagaimana dijelaskan dalam Bagian-C.

    8. Bappeda bersama Sekda mengundang seluruh Kepala SKPD untuk pembahasanrancangan awal RKPD, guna disepakati sebagai pedoman penyusunan rancanganRenja-SKPD.

    9. Bappeda mengirimkan rancangan awal RKPD yang disertai dengan jadwal kalenderperencanaan daerah untuk tahun yang direncanakan kepada seluruh SKPD sebagaibahan bagi SKPD untuk menyusun Rancangan Renja SKPD. Rancangan awal RKPDKabupaten/Kota juga merupakan bahan acuan bagi desa/kelurahan dan kecamatanuntuk melakukan Musrenbang desa/kelurahan dan musrenbang kecamatan.

    10. Pengiriman rancangan awal RKPD tersebut disertai dengan catatan agar setiap SKPDmenyerahkan rancangan Renja SKPD kepada Bappeda sesuai dengan kalenderperencanaan yang disampaikan.

    .

    Secara diagramatis dapat digambarkan sebagai berikut :

    Bagan 3. Proses Penyusunan Rancangan Awal RKPD

    Perkiraan KemampuanKeuangan Daerah

    Penyiapan RumusanRancangan Awal

    RKPD

    Rumusan KebijakanKeuangan Daerah;Prioritas Program danKegiatan; serta PaguIndikatif

    Abalisis Kondisi danPermasalahan DaerhaMutakhir

    Review RPJMD- Prioritas dan Target

    Program- Perkiraaan Capaian

    Review UsulanProgram dan Kegiatandari RKA-SKPD TahunSebelumnya

    Tabel 4 memperlihatkan contoh format yang dapat digunakan untuk mereviewrealisasi target capaian kinerja RPJMD. Format ini dapat digunakan untuk mengana-lisis kesenjangan pencapaian program/kegiatan, faktor-faktor penyebabnya, danmengidentifikasi kebutuhan prioritas program dan kegiatan tahun rencana.

    Tabel 5 kolom 5, 6 dan 7 memperlihatkan contoh format yang dapat digunakanuntuk mereview usulan program dan kegiatan SKPD serta prioritas tahun rencanaberdasarkan prakiraan maju (n+1) RKPD tahun berjalan.

  • 21

    3. PENYUSUNAN RANCANGAN RENJA SKPD

    Rancangan Renja SKPD merupakan rancangan program dan kegiatan yang akandilaksanakan oleh masing-masing SKPD pada tahun yang direncanakan sesuai dengantugas pokok dan fungsinya dalam rangka menunjang pencapaian visi dan misi kepala daerahterpilih. Program dan kegiatan dalam rancangan Renja SKPD masih bersifat indikatif yangdiselaraskan dengan program dan kegiatan prioritas daerah. Pada tahap ini dilakukan kegiatanpersiapan penyusunan, kegiatan analisis dan pengkajian dokumen terkait, dan kegiatanpenyusunan Rancangan Renja SKPD.

    Penyusunan rancangan Renja SKPD merupakan tanggung jawab masing-masing kepalaSKPD yang proses penyusunannya mengacu pada rancangan awal RKPD, untuk itu masing-masing SKPD perlu membentuk tim penyusun Renja SKPD yang bertugas melaksanakanseluruh proses penyusunan dokumen Renja SKPD sampai dengan penyusunan RKA-SKPD.

    3.1. Prinsip-prinsip Penyusunan Rancangan Renja SKPD

    Prinsip-prinsip di dalam penyusunan rancangan Renja SKPD, adalah sebagai berikut:1. Berpedoman pada Renstra SKPD dan mengacu pada rancangan awal RKPD.2. Penyusunan Renja SKPD bukan kegiatan yang berdiri sendiri, melainkan merupakan

    rangkaian kegiatan yang simultan dengan penyusunan RKPD, serta merupakan bagiandari rangkaian kegiatan penyusunan APBD.

    3. Substansi rancangan Renja SKPD memuat evaluasi status, kedudukan kinerjapenyelenggaraan urusan wajib/pilihan SKPD terhadap Renstra SKPD; evaluasipelaksanaan Renja SKPD tahun lalu; rumusan tujuan, sasaran, program dan kegiatan;dana indikatif serta sumber dananya dan prakiraan maju.

    4. Penyusunan program dan kegiatan SKPD untuk tahun yang direncanakan mengacupada ketentuan SPM (Standar Pelayanan Minimal) dan mempertimbangkan capaiankinerja SPM yang ada (jika SPM untuk kegiatan dimaksud tersedia).

    5. Rumusan program/kegiatan di dalam renja SKPD didasarkan atas pertimbangan urutanurusan pelayanan wajib/pilihan pemerintahan daerah yang memerlukan prioritaspenanganan dan mempertimbangkan pagu indikatif masing-masing SKPD.

    6. Progam/kegiatan dalam RKPD Provinsi dirinci menurut sumber pendanaan yangdiusulkan untuk didanai APBD Provinsi, APBN dan sumber lainnya, sedangkan untukRKPD Kabupaten/Kota dirinci menurut sumber dana APBD Kabupaten/Kota, APBDProvinsi, APBN dan sumber dana lainnya.

    7. Program dan kegiatan yang direncanakan memuat tolok ukur dan target capaian kinerja,keluaran, biaya satuan per keluaran, total kebutuhan dana, baik untuk tahun n dantahun n+1.

    8. Dibentuknya forum SKPD sebagai forum diskusi, tidak hanya ditujukan untukpembahasan program dan kegiatan tahunan saja, melainkan juga sebagai sarana diskusidalam pembahasan berbagai persoalan pembangunan yang terkait dengan bidang SKPDmasing-masing. Untuk itu pemilihan peserta forum SKPD harus yang betul-betul memilikikomitmen, serta sesuai dengan kapasitas dan kompetensi menurut bidangnya.

    9. Rancangan Renja SKPD Kabupaten/Kota selesai disusun dan disampaikan kepadaKepala Daerah melalui Bappeda paling lambat pada minggu ke-4 bulan Februari,sedangkan untuk Renja SKPD Provinsi paling lambat pada minggu pertama bulan Maret.

  • 22

    10. Program dan kegiatan di dalam Renja SKPD Kabupaten/Kota yang diusulkan untukdidanai melalui APBD Provinsi dan APBN, dan/atau usulan program/kegiatandekonsentrasi, tugas pembantuan dan DAK. Tembusannya disampaikan oleh SKPDKabupaten/Kota kepada SKPD Provinsi dan Kementerian/Lembaga yang sesuai.

    11. SKPD Provinsi melakukan pengkajian terhadap usulan program/kegiatan yangdisampaikan SKPD terkait dari kabupaten/kota yang ada di provinsi, selanjutnya dibahasbersama SKPD-SKPD kabupaten/kota tersebut dalam forum SKPD Provinsi untukmenentukan kesepakatan prioritas terhadap program/kegiatan yang diusulkan untukdidanai APBD Provinsi dan/atau APBN.

    Tabel 5 kolom 1, 2, 3, 4, 8 sampai dengan 14 memperlihatkan contoh format yangdapat digunakan untuk menyusun rancangan program dan kegiatan RKPD/Renja SKPD

    3.2. Tata Cara Penyusunan

    3.2.1. Kegiatan Persiapan:

    Kegiatan penyusunan rancangan Renja SKPD dapat dilakukan sebelum Rancangan AwalRKPD diterima SKPD, atau segera setelah RAPBD tahun sebelumnya disahkan menjadiAPBD (awal Desember).

    Langkah-langkah pada Kegiatan Persiapan mencakup:1. Melakukan identifikasi para pemangku kepentingan

    Identifikasi dan seleksi para pemangku kepentingan yang akan dilibatkan sebagai pesertaforum SKPD, dan/atau yang akan dipilih sebagai anggota Tim Penyusun Renja SKPD,mencakup individu ataupun lembaga yang dinilai kompeten, relevan, dan representa-tive. Jika kegiatan ini telah dilakukan pada waktu penyusunan Renja tahun sebelumnya,maka pada langkah ini cukup mereview dan melakukan perubahan yang diperlukanberdasarkan masukan tahun sebelumnya.

    2. Pembentukan Tim Penyusun Renja SKPDPada langkah ini selain membentuk Tim Penyusun Renja SKPD disarankan pula untukmenetapkan fasilitator untuk membantu proses pelaksanaan perencanaan partisipatifyang efektif dan efisien. Tim yang dibentuk diusahakan melibatkan anggota dari unsurLSM yang memiliki kompetensi dan komitmen. Tim penyusun Renja SKPD, dapatdibentuk untuk masa waktu beberapa tahun, dan dapat juga sekaligus dirangkap/merangkap Tim penyusun Renstra SKPD. Jika tim telah terbentuk pada tahunsebelumnya, maka jika diperlukan dapat direview kembali.

    3. Penyiapan Kelembagaan Forum SKPDPada langkah ini dilakukan penyiapan kelembagaan forum SKPD yang pesertanyamerupakan perwakilan para para pemangku kepentingan yang memiliki relevansi dankompetensi khusus serta punya komitmen dengan SKPD yang bersangkutan. Jikakelembagaan forum SKPD ini sudah terbentuk, maka tinggal dilanjutkan.

    4. Pengisian Formulir (Isian)Pada langkah ini Tim Penyusun Renja SKPD melakukan konfirmasi terhadap formulir

  • 23

    isian/matrik yang disampaikan oleh Kepala Daerah tentang usulan program dan kegiatanyang diajukan SKPD tahun sebelumnya dalam rangka prakiraan maju serta menyerahkanformulir isian yang telah dilengkapi dan telah direview kepada Bappeda.

    5. Penyusunan Rencana Kerja Tim untuk Penyusunan Renja SKPDTim Penyusun Renja SKPD menyusun rencana kerja untuk penyusunan Renja SKPDserta menyiapkan outline atau daftar isi Renja SKPD dengan lampiran berupa formatkegiatan yang akan dianggarkan. Format kegiatan yang akan dianggarkan tersebutmenggunakan format sesuai ketentuan yang diatur dalam PERMENDAGRI No 59/2007tentang Perubahan atas Permendagri Nomor 13/2006.

    6. Kompilasi Informasi/Konsultasi dengan Kementrian/Lembaga (K/L) TerkaitTim Penyusun Renja SKPD meminta/mengumpulkan informasi atau berkonsultasidengan K/L sehubungan dengan rancangan Renja K/L untuk bidang/sektor terkait diprovinsi dan kabupaten/kota.

    7. Kompilasi Informasi/Konsultasi dengan Provinsi TerkaitTim Penyusun Renja SKPD kabupaten/kota meminta/mengumpulkan informasi atauberkonsultasi sehubungan dengan rancangan Renja SKPD Provinsi untuk bidang/sektorterkait.

    Tabel 6 memperlihatkan Prototype Daftar Isi Rancangan Renja SKPD

    3.2.2. Kegiatan Analisis dan Pengkajian Dokumen:

    Merupakan kegiatan pengkajian terhadap dokumen program/kegiatan yang terkait langsungdengan penyusunan Renja SKPD dalam rangka koordinasi dan sinergi program/kegiatanSKPD. Kegiatan dapat dilaksanakan sebelum rancangan awal RKPD diterima.

    Langkah-langkah pada kegiatan analisis dan pengkajian dokumen ini mencakup:1. Melakukan Kajian terhadap Rancangan Awal RKP Nasional (dan RKPD Provinsi)

    Langkah ini dimaksudkan untuk melihat arahan dan prioritas program/kegiatan yangterkait SKPD yang bersangkutan.

    2. Review RPJM Nasional dan RPJM ProvinsiMelakukan identifikasi arahan dan prioritas RPJM Nasional untuk diakomodasikan dalampenyusunan Renja SKPD Provinsi. Untuk Renja SKPD Kabupaten/Kota juga perlumengidentifikasi arahan dan prioritas RPJM Provinsi atau dari Renja SKPD Provinsitahun yang direncanakan (jika telah disusun), untuk diakomodasikan dan disinergikandalam penyusunan Renja SKPD Kabupaten/Kota. Jika belum diperoleh informasi untuktahun yang direncanakan, maka dapat diidentifikasi dari RKP/RKPD Provinsi tahun lalu.

    3. Kajian terhadap RPJM Daerah dan Renstra SKPDMelakukan evaluasi status capaian kinerja penyelenggaraan urusan wajib/pilihan SKPDterhadap RPJM Daerah dan program dan kegiatan dalam Renstra SKPD pada tahunrencana, sesuai Tupoksi SKPD dalam rangka mencapai sasaran hasil pembangunantahun rencana

    4. Kajian dan Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan SKPDMelakukan kajian dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan SKPD tahun laludan tahun berjalan, evaluasi pencapaian SPM serta review terhadap kebutuhan pro-

  • 24

    gram dan kegiatan yang diusulkan tahun sebelumnya dalam rangka prakiraan majupada program/ kegiatan (n + 1)

    5. Meminta/menerima Rancangan Awal RKPD secara resmi dari Bappeda

    3.2.3. Kegiatan Penyusunan Rancangan Renja SKPD:

    Kegiatan ini dilaksanakan setelah SKPD menerima secara resmi dokumen Rancangan AwalRKPD dari Bappeda.

    Langkah-langkah pada kegiatan penyusunan rancangan Renja SKPD mencakup:1. Mengidentifikasi realisasi target capaian kinerja program dan kegiatan SKPD tahun lalu

    dan dibandingkan terhadap sasaran dan target Renstra SKPD dan RPJMD pada tahunbersangkutan.

    2. Merumuskan program/kegiatan pelayanan wajib/pilihan SKPD sesuai skala prioritasnyauntuk pencapaian sasaran dan target Renstra SKPD maupun RPJMD.

    3. Mengkaji rancangan awal RKPD program/kegiatan apa saja yang sesuai dengankebutuhan dan lakukan pengecekan apakan program/kegiatan yang merupakan kegiatanlanjutan dan/atau prioritas SKPD sudah termuat dalam rancangan awal RKPD. Jikabelum termuat, maka perlu diberi catatan penting pada rancangan awal tersebut.

    4. Mengidentifikasi program dan kegiatan RKPD yang bersifat lintas SKPD dan memerlukankoordinasi dalam penyusunan program dan kegiatan.

    5. Memasukkan usulan kegiatan hasil Musrenbang Kecamatan yang terkait dengan SKPDke dalam rancangan Renja SKPD Kabupaten/Kota, sedangkan untuk rancangan RenjaSKPD Provinsi, dilakukan kajian atas usulan yang disampaikan dari SKPD kabupaten/kota dengan mempertimbangkan hasil kesepakatan Musrenbang Kabupaten/Kota.

    6. Merumuskan perubahan atau revisi atas program dan kegiatan SKPD yang tertulis dalamRKPD dengan merinci tambahan atau koreksi terhadap rencana kegiatan SKPD yangtercantum dalam rancangan awal RKPD.

    7. Menyiapkan Forum SKPD atau Forum Gabungan SKPD untuk mendapatkankesepakatan susunan prioritas kegiatan dan program dalam format rencana kerja RKPDbagi setiap SKPD. Dalam keadaan terdapat kegiatan usulan masyarakat yang mendesakdan tidak atau belum termasuk dalam salah satu program dan kegiatan RKPD yangsudah dirancang maka kepala SKPD menambahkan program dan kegiatan tambahanke dalam Renja SKPD yang sudah dirancang tersebut. Hal ini dilakukan denganmempertimbangkan besaran pagu indikatif setiap SKPD yang ditentukan dalamrancangan awal RKPD.

    8. Merumuskan kembali usulan program dan kegiatan SKPD untuk tahun yangdirencanakan dalam bentuk rancangan Renja SKPD, dengan memperhatikan prioritasdaerah, kesinambungan program dan kegiatan SKPD serta pagu indikatif yang telahdicanangkan dalam rancangan awal RKPD. Format usulan memperhatikan format RKA-SKPD.

    9. Rancangan Renja SKPD Provinsi memuat hasil identifikasi program dan kegiatan, dirincimenurut kabupaten, kecamatan, dan desa/kelurahan serta perkiraan alokasi sumberpendanaan dari APBD kabupaten/kota, APBD Provinsi, APBN dan sumber pendanaanlainnya.

  • 25

    Bagan 4. Proses Penyusunan Rancangan Renja SKPD

    ReviewRancanganAwal RKPD

    Evaluasi CapaianKinerja Pelayanan

    Wajib/PilihanSKPD terhadapTarget Renstra

    SKPD

    Usulan HasilMusrenbang dan

    Forum

    Identifikasi Programdan Kegiatan yang

    ditangani Pusat

    ReviewRenstraSKPD

    Program/KegiatanSKPD Berdasarkan

    Skala Prioritas

    Identifikasi Program/Kegiatan terkait SKPD

    RumusanRancanganRenja SKPD

    10. Rancangan Renja SKPD kabupaten/kota juga memuat hasil identifikasi program dankegiatan SKPD Provinsi yang berasal dari RPJM Propinsi dan/atau dari Renja SKPDProvinsi untuk tahun rencana atau dari prakiraan maju APBD Provinsi tahun sebelumnya.

    11. Tembusan rancangan Renja SKPD kabupaten/kota disampaikan kepada SKPD Provinsidan Kementerian/Lembaga terkait, khususnya daftar program dan kegiatan prioritasyang diusulkan untuk ditangani dan/atau dibiayai provinsi dan pemerintah pusat melaluidana APBN (dana dekonsentrasi, dana tugas pembantuan, DAK dan Dana Otsus), dan/atau APBD Provinsi.

    12. Untuk Renja SKPD provinsi, tembusannya disampaikan kepada Kemeterian/Lembagaterkait, khususnya daftar program dan kegiatan prioritas yang diusulkan untuk ditanganidan/atau dibiayai pemerintah pusat melalui dana APBN (dana dekonsentrasi, dana tugaspembantuan, DAK dan Dana Otsus).

    Skematis proses penyusunan Rancangan Renja SKPD dapat digambarkan sebagaiberikut :

  • 26

    4. PENYUSUNAN RANCANGAN RKPD

    Merupakan tahap lanjutan, berupa kajian dan pembahasan atas rancangan Renja SKPDyang diintegrasikan dengan Rancangan Awal RKPD untuk disperbaiki menjadi RancanganRKPD, pembahasan dengan para pemangku kepentingan terkait untuk memperoleh masukandan pertimbangan bagi rancangan RKPD, penyiapan ringkasan Rancangan RKPD sebagaibahan pembahasan dalam Musrenbang tahunan daerah. Ringkasan rancangan RKPDProvinsi disampaikan kepada Bappenas, sedangkan ringkasan RKPD Kabupaten/Kotadisampaikan kepada Bappenas dan Bappeda Provinsi sebagai masukan dalam penyusunanRKP Nasional dan/atau RKPD Provinsi.

    Rancangan RKPD merupakan integrasi dan harmonisasi antara rancangan awal RKPDdengan rancangan Renja setiap SKPD yang telah mendapatkan konfirmasi dan review darisetiap SKPD.

    Penyusunan Rancangan RKPD merupakan tanggung jawab Kepala Bappeda, dan materiprogram/kegiatan yang termuat merupakan bahan utama dalam penyelenggaraanmusrenbang tahunan daerah.

    4.1. Prinsip-prinsip Penyusunan Rancangan RKPD

    Prinsip-prinsip penyusunan Rancangan RKPD mencakup:1. Merupakan proses tindak lanjut dan kesinambungan dari penyusunan rancangan awal

    RKPD dan penyusunan Renja SKPD.2. Substansi pokok rancangan RKPD meliputi : evaluasi pelaksanaan RKPD tahun

    sebelumnya; rancangan kerangka ekonomi daerah; arah kebijakan keuangan daerah;prioritas dan sasaran pembangunan daerah; rencana program dan kegiatan prioritasyang dilengkapi dengan pagu indikatif.

    3. Menjamin konsistensi program dan kegiatan SKPD terhadap pencapaian visi dan misiKepala Daerah dan prioritas pembangunan daerah.

    4. Setiap prioritas pembangunan daerah memiliki maksud mencapai sasaran hasilpembangunan jangka menengah daerah yang terukur dan jelas indikatornya.

    5. Menjamin kesinambungan, efisiensi dan efektifitas program/kegiatan yang telah dibangunpada tahun-tahun sebelumnya.

    6. Penyelesaian dokumen Rancangan RKPD paling lambat pada minggu ke-2 bulanMaret.

    4.2. Tata Cara Penyusunan

    Tata cara penyusunan Rancangan RKPD adalah sebagai berikut:1. Bappeda menerima secara resmi naskah rancangan Renja-SKPD yang disampaikan

    oleh Kepala SKPD2. Menilai dan membahas konsistensi rancangan Renja-SKPD dengan SKPD yang

    bersangkutan terhadap tugas dan fungsinya, serta terhadap prioritas pembangunandaerah yang sudah dicanangkan.

    3. Mengidentifikasi program-program dan kegiatan-kegiatan yang merupakan lintas SKPD

  • 27

    dan lintas wilayah, khususnya yang terkait dengan penanganan isu strategis daerah,kemudian memberi catatan agar program/kegiatan tersebut dapat bersinergi.

    4. Mereview kembali besaran program, anggaran yang dibutuhkan, indikator kinerja, dantarget kinerja yang hendak dicapai dari setiap program dan kegiatan.

    5. Mengintegrasikan rancangan Renja-SKPD ke dalam rancangan awal RKPD menjadirancangan RKPD, dengan memperhatikan prioritas daerah maupun nasional, prioritasprogram dan kegiatan SKPD, serta perkembangan informasi ketersediaan danapembangunan.

    6. Melakukan beberapa diskusi kelompok terfokus menurut bidang bahasan denganberbagai kalangan para pemangku kepentingan yang relevan dalam rangka memperolehmasukan dan pertimbangan terhadap draft rancangan RKPD.

    7. Menyelesaikan dokumen rancangan RKPD serta menyiapkan ringkasan (summary) ataupokok-pokok materi sebagai bahan pembahasan dalam kegiatan musrenbang tahunandaerah.

    8. Menyampaikan tembusan ringkasan rancangan RKPD kepada Bappenas dan/atauBappeda Provinsi sebagai masukan dalam penyusunan RKP Nasional dan/atau RKPDProvinsi.

    5. MUSRENBANG

    Pelibatan masyarakat dalam penyusunan RKPD adalah melalui kegiatan musyawarahperencanaan pembangunan/Musrenbang, forum SKPD/Gabungan SKPD, serta kegiatanDiskusi Kelompok Terfokus (FGD).

    Musrenbang tahunan dan forum SKPD dilaksanakan pada setiap tahun perencanaan yangpenyelenggaraannya merupakan tanggung jawab daerah, dan pelaksanaannyadikoordinasikan oleh Kepala Bappeda.

    Musrenbang tahunan daerah merupakan forum konsultasi dengan para pemangkukepentingan pembangunan untuk membahas rencana pembangunan daerah danmengalokasikan kegiatan tersebut menurut prioritasnya kepada pihak yang berwenang ataubertanggungjawab pada kegiatan tersebut, maupun pihak-pihak yang berkomitmen untukmelaksanakannya, dibawah koordinasi Kepala Bappeda. Agar dalam pelaksanaanmusrenbang dapat menghasilkan keluaran yang optimal serta menjamin keterlibatanmasyarakat yang lebih intensif, maka dalam setiap tahapan musrenbang dari mulai persiapansampai dengan paska musrenbang perlu difasilitasi oleh fasilitator yang memadai.

    Musrenbang tahunan atau musrenbang RKPD dan forum SKPD juga berfungsi untukmenjembatani kepentingan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dengankepentingan masyarakat (top-down dan bottom-up approach), serta mendapatkan komitmen/kesepakatan para pemangku kepentingan untuk penyempurnaan rencana kerjapembangunan daerah untuk tahun yang direncanakan.

    Panyelenggaraan musrenbang tahunan daerah dilakukan secara berjenjang mulai darimusrenbang desa/kelurahan, musrenbang kecamatan, forum SKPD atau forum gabunganSKPD Kabupaten/Kota, Musrenbang Kabupaten/Kota, Forum SKPD atau Gabungan SKPD

  • 28

    Provinsi, dan Musrenbang Provinsi. Hasil Musrenbang Kabupaten/Kota sendiri menjadimasukan bagi provinsi dan pusat untuk bahan musrenbang provinsi, musrenbang pusatdan musrenbang nasional maupun dalam rangka penyusunan rancangan akhir RKPD.

    Penyelenggaraan musrenbang desa/kelurahan, musrenbang kecamatan, forum SKPD ataugabungan SKPD dan musrenbang kabupaten/kota dikoordinasikan dan difasilitasi olehBappeda Kabupaten/Kota yang pendanaannya dibebankan pada APBD Kabupaten /Kota,sedangkan forum SKPD/gabungan SKPD dan musrenbang provinsi dibebankan pada APBDProvinsi.

    Keseluruhan penyelenggaraan musrenbang tahunan yang berjenjang mulai dari tingkat desasampai dengan tingkat nasional, dilaksanakan dengan jadwal sebagai berikut:1) Musrenbang Desa/Kelurahan; dilaksanakan sepanjang bulan Januari, dan paling lambat

    akhir bulan Januari seluruh desa/kelurahan telah melaksanakannya.2) Musrenbang Kecamatan; dilaksanakan sekitar bulan Februari, dan paling lambat akhir

    minggu ke-3 bulan Februari seluruh kecamatan sudah selesai melaksanakanmusrenban