2
FILM YANG MENDENGARKAN “SUARA PIHAK LAIN” UNTUK MENDAPATKAN GAMBARAN UTUH TENTANG ORGANISASI TERORIS. SEBUAH FILM TENTANG ISIS 50 10 TOP STORIES GRID_10TOP8-JIHADSELFIE_10_2016 -editTH FINAL.indd 50 9/20/2016 4:30:48 JULIAN

sebuah film TENTANG ISISPembuatan film ini dilakukan selama hampir satu tahun, sejak Maret 2015 sampai Juni 2016. Noor Huda menggunakan teknik cinemaverite Jean Rouch, yaitu teknik

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: sebuah film TENTANG ISISPembuatan film ini dilakukan selama hampir satu tahun, sejak Maret 2015 sampai Juni 2016. Noor Huda menggunakan teknik cinemaverite Jean Rouch, yaitu teknik

film yang mendengarkan “suara pihak lain” untuk mendapatkan gambaran utuh tentang organisasi teroris.

sebuah filmTENTANG ISIS

50

10 top stories

GRID_10TOP8-JIHADSELFIE_10_2016 -editTH FINAL.indd 50 9/20/2016 4:30:48 JULIAN

Page 2: sebuah film TENTANG ISISPembuatan film ini dilakukan selama hampir satu tahun, sejak Maret 2015 sampai Juni 2016. Noor Huda menggunakan teknik cinemaverite Jean Rouch, yaitu teknik

edia sosial telah menjadi santapan hampir semua orang di berbagai belahan dunia. Hampir setiap orang bisa mengakses informasi

apapun yang mereka inginkan. Lalu apa yang terjadi bila informasi yang diakses adalah upaya perekrutan menjadi anggota dari kelompok Islam radikal bernama ISIS?

Teuku Akbar Maulana usianya 16 tahun saat bertemu dengan Noor Huda Ismail di sebuah warung Kebab di Kayseri, Turki. Pertemuan inilah awal dari pembuatan film “Jihad Selfie”, sebuah dokumenter yang mengangkat kisah perekrutan ISIS terhadap remaja pengguna media sosial dengan iming-iming mendapatkan gaji, makanan dan bisa berkeliling Timur Tengah.

Kisah bermula dari Teuku Akbar Maulana, seorang siswa berprestasi dari Aceh yang men-dapat beasiswa untuk bersekolah di SMA “Inter-national Anatolian Mustafa Germirli Imam Khatip” di Kayseri, Turki. Akbar lantas tergoda

untuk menjadi anggota ISIS setelah melihat Yazid, seorang siswa remaja juga dari Indonesia yang sudah lebih dulu bergabung. Melihat foto kegagahan Yazid di media sosial dengan memegang senjata AK47 menerbitkan keyakinan pada Akbar untuk ikut berlatih menjadi anggota ISIS, demi membela agamanya dengan cara mati syahid. Namun ingatannya akan ibunda di Aceh akhirnya membuatnya membatalkan niat.

Pembuatan film ini dilakukan selama hampir satu tahun, sejak Maret 2015 sampai Juni 2016. Noor Huda menggunakan teknik cinemaverite Jean Rouch, yaitu teknik membuat film dengan cara mengikuti kehidupan obyek film tanpa skenario awal dari sutradara. Hampir satu tahun pembuatan film ini membuahkan 180 jam footage, yang akhirnya menjadi film dokumenter berdurasi 49 menit yang berisi fakta mengenai perekrutan ISIS melalui media sosial. Film ini juga memakai prinsip etika consent atau persetujuan, yaitu video-video footage di dalamnya tidak akan ditayangkan jika narasumber memutuskan mundur dari film ini.

“Jihad Selfie” adalah film pesan kepada para penontonnya, terutama kalangan orangtua, bahwa ISIS mengintai dari mana saja. Pencarian anggota teroris tidak hanya dengan perekrutan langsung, tetapi juga melalui media sosial yang bisa diakses oleh siapapun. Sasaran dari perekrutan ISIS melalui media sosial ini adalah para remaja yang memang banyak menghabiskan waktu depan komputer atau gadget-nya.

Film kontroversial ini sesungguhnya adalah pengingat, bahwa keluarga berperan sangat besar dalam perkembangan jiwa, emosi dan rasa anak. Komunikasi yang intens dan terjalin baik antara anak dengan orangtuanya akan menjadi penghalang bagi anak agar tidak terpapar oleh berbagai hal negatif dan membahayakan.

Masyarakat Indonesia menyambut positif penayangan “Jihad Selfie” ini. Banyak kalangan yang mendukung Noor Huda untuk mengadakan pemutaran filmnya -yang digarap secara independen- ke berbagai wilayah. Sejumlah negara luar juga menyatakan keinginannya untuk menyaksikan film ini dan berharap dilakukannya alihbahasa atau adanya teks dalam bahasa Inggris. Pemutaran film “Jihad Selfie” di Korea Selatan dan Malaysia telah mendapat sambutan positif dengan ditonton tak hanya masyarakat umum namun juga para pejabat pemerintahan.

8M

Perekrutan banyak remaja Indonesia oleh sebuah gerakan radikal mengganggu diri dan rasa Noor

Huda Ismail yang lalu menuangkannya dalam

sebuah dokumenter.

51

ha

ri o

kta

rin

i (k

on

triB

Uto

r)

fo

to: d

ok

Um

en

tas

i pr

iBa

di,

jih

ad

se

lfie

, WW

W.l

ipU

tan

6.C

om

GRID_10TOP8-JIHADSELFIE_10_2016 -editTH FINAL.indd 51 9/20/2016 4:30:48 JULIAN