Sectio Caesarea Et.c Riwayat SC Sebelumnya

Embed Size (px)

DESCRIPTION

SC

Citation preview

LAPORAN STUDI KASUS STASE OBGYNRUMAH SAKIT ISLAM MALANG

UPAYA PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA TERHADAP Ny. FDALAM MENANGANI EVALUASI POST OPERASI SECTIO CAESAREA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Clerkship

Oleh:Rizki Dunniroh Kaukaba(209.121.0029)

Pembimbing:dr. V. H. Pratomo

KEPANITERAAN KLINIK MADYAFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG20142

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, serta inayah-nya kepada penyusun sehingga laporan studi kasus stase obgyn ini dapat diselesaikan sesuai dengan rencana yang diharapkan.Tujuan penyusunan laporan ini adalah sebagai ujian kasus guna memenuhi tugas Clerkship serta melatih keterampilan klinis dan komunikasi dalam menangani kasus kedokteran keluarga secara holistik dan komprehensif.Penyusun menyadari bahwa laporan makalah ini belum sempurna. Untuk itu, saran dan kritik dari para dosen dan pembaca sangat diharapkan demi perbaikan laporan ini. Atas saran dan kritik dosen dan pembaca, penyusun ucapkan terima kasih.Semoga Laporan Studi Kasus ini bermanfaat bagi dosen, penyusun, pembaca serta rekan-rekan lain yang membutuhkan demi kemajuan ilmu pengetahuan khususnya di bidang kedokteran.

Penyusun

DAFTAR ISI HalamanKATA PENGANTAR 2DAFTAR ISI 3BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang41.2 Tujuan51.3 Manfaat5BAB II LAPORAN KASUS2.1 Identitas62.2 Anamnesa 72.3 Pemeriksaan fisik92.4 Pemeriksaan penunjang112.5 Flow sheet122.6 Diagnosa Holistik132.7 Penatalaksanaan Holistik15BAB III IDENTIKASI FUNGSI KELUARGABAB IV TINJAUAN PUSTAKA4.1 Sectio Caesarea264.2 Patofisiologi33BAB V PEMBAHASAN4.1 Dasar Penegakan Diagnosa344.3 Dasar Rencana Penatalaksanaan34BAB VI PENUTUP6.1 Kesimpulan holistik366.2 Saran komprehensif36DAFTAR PUSTAKA37

LAPORAN STUDI KASUS STASE OBGYN

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANGSectio Caesaria merupakan proses melahirkan janin, plasenta dan selaput ketuban melalui dinding perut dengan cara membuat irisan pada dinding perut dan rahim. Sectio Caesaria dapat dilaksanakan bila ibu sudah tidak dapat melahirkan melalui proses alami. Dewasa ini sectio caesaria jauh lebih aman daripada dulu berkat kemajuan dalam antibiotika, transfusi darah, anestesi dan tehnik operasi yang lebih sempurna. Karena itu saat ini ada kecenderungan untuk melakukan operasi ini tanpa dasar indikasi yang cukup kuat. Namun perlu diingat, bahwa seorang wanita yang telah mengalami operasi pasti akan menimbulkan cacat dan parut pada rahim yang dapat membahayakan kehamilan dan persalinan berikutnya, walaupun bahaya tersebut relatif kecil. Selain itu post operasi sectio caesaria juga dapat menyebabkan nyeri di daerah jahitan atau tempat sayatan operasi dilakukan.Beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan angka persalinan dengan cara operasi sectio caesaria. Menurut WHO (World Health Organization), standar rata-rata Sectio Caesaria di sebuah negara adalah sekitar 515%. Di Indonesia angka sectio caesaria di rumah sakit Pemerintah sekitar 20-25% sedangkan di rumah sakit swasta sekitar 30-80% dari total persalinan. Hasil penelitian kelompok mahasiswa Unika di Kabupaten Wonosobo yang dilakukan pada tahun 2007 2008 menyatakan bahwa sekitar 80 persen proses persalinan dilakukan secara sectio caesaria, sedangkan proses persalinan yang benar-benar dilakukan secara alami hanya sekitar 20 persen.Berdasarkan latar belakang tingginya insiden nyeri di daerah jahitan atau tempat sayatan operasi sectio caesaria dan penanganan yang cepat, penulis mengangkat kasus ini sebagai pembelajaran dalam upaya pendekatan kedokteran keluarga terhadap penanganan nyeri post operasi sectio caesarea.

1.2 TUJUAN Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk melatih keterampilan berkomunikasi mahasiswa dalam berhadapan langsung dengan pasien, guna mencari informasi sebanyak-banyaknya yang berhubungan dengan penyakit pasien untuk menunjang diagnosis kasus obgyn, khususnya keluhan nyeri post operasi sectio caesarea yang terjadi pada Ny. F, dengan upaya pendekatan kedokteran keluarga yang bersifat holistik dan komprehensif.

1.3 MANFAAT1. Manfaat Keilmuan Diharapkan makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan tentang keluhan nyeri post operasi sectio caesarea yang terjadi pada Ny. F antara lain etiologi, patofisiologi, gejala dan tanda, komplikasi, prognosis, serta penanganannya. 2. Manfaat Praktis Diharapkan dapat memberikan tambahan literatur dalam menghadapi keluhan nyeri post operasi sectio caesarea yang terjadi pada Ny. F Sebagai media pembelajaran dan evaluasi terhadap aspek kedokteran keluarga dalam penanganan serta pencegahan keluhan nyeri post operasi sectio caesarea

LAPORAN STUDI KASUS STASE OBGYN

BAB IILAPORAN KASUS

2.1 IDENTITAS 1. Identitas PasienNama: Ny. FUmur: 31 tahunJenis kelamin: PerempuanAlamat: jl.Sempil 2 barat pondok kav A.5 blimbing MalangAgama: IslamPekerjaan: PNSPendidikan: S.1Tanggal MRS: 1 Februari 2014No. RM: 155402. Identitas SuamiNama : Tn.AUmur: 35 TahunJenis kelamin: Laki-lakiPekerjaan: PNSPendidikan: S.1Agama: IslamAlamat: jl.Sempil 2 barat pondok kav A.5 blimbing Malang3. Identitas AnakNama : An. DUmur: 3 HariJenis kelamin: PerempuanBerat Badan: 3300 GramLingkar Kepala: 34 CmLingkar Dada: 33 CmPanjang Badan: 49 Cm

2.2 ANAMNESA1. Keluhan Utama: Nyeri perut di tempat bekas operasi sectio caesareaHarapan: Cepat sembuh seperti sebelum sakitKekhawatiran: Semakin berat sakit yang diderita2. Riwayat Penyakit SekarangNy. F, 31 tahun datang dengan keluhan kenceng-kenceng sejak dini hari pasien didiagnosa dengan G3 P2002 AB00 dengan usia kehamilan 40 minggu. Tanggal 1 Februari 2014 masuk Kaber RSI dengan tanda persalinan (+), dan diagnosa G3 P2002 AB00 Inpartu Kala 1 Fase Laten dengan Bekas Caesar sebelumnya 3 tahun yang lalu. Pasien direncanakan Operasi sectio caesarea pukul 19.00 dan masuk ke ruang OK pukul 18.30. pukul 19.35 pasien melahirkan bayi dengan BB : 3300 gram, PB : 49 cm, LK : 34 cm, LD : 33 cm dan Apgar scor 9-10. Pasien dirawat di Kaber RSI selama 3 hari post operasi. Pasien mengeluh nyeri perut di tempat bekas operasi sectio caesarea sejak selesai operasi sampai dengan sekarang (4 Februari 2014).3. Riwayat Persalinan Sebelumnya Anak Pertama persalinan normal (sekarang Usia 7 tahun) Anak Kedua Operasi sectio caesarea karena letak lintang (sekarang Usia 3 tahun)4. Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat alergi obat: disangkal Riwayat sakit jantung: disangkal Riwayat alergi makanan: disangkal Hiperkolesterol: disangkal Diabetes mellitus : disangkal Hipertensi: disangkal5. Riwayat Pengobatan Riwayat MRS: disangkal Riwayat operasi: Operasi sectio caesarea Riwayat konsumsi obat: multivitamin dan obat anti mual Riwayat Konsumsi Jamu: disangkal 6. Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat keluarga dengan penyakit serupa : (-) Riwayat Penyakit Jantung : Ayah Pasien (+) Riwayat Alergi: disangkal Riwayat DM: Ayah Pasien (+) Riwayat hipertensi : Ayah Pasien (+)7. Riwayat GiziSehari-hari pasien makan 3 kali sehari, memasak sendiri di rumah. Jenis makanan bervariasi tergantung keinginan suami dan anak-anaknya. Dalam satu bulan kurang lebih 1-2 kali membeli makanan cepat saji. Satu keluarga suka sayur dan buah.8. Riwayat Kebiasaan Pasien dan Keluarga Riwayat merokok : disangkal Riwayat minum alkohol : disangkal Riwayat pengisian waktu luang : digunakan untuk beristirahat Olahraga : jarang dan hampir tidak pernah9. Riwayat Sosial Ekonomi Suami pasien bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di salah satu kantor Lelang di Malang. Penghasilan suami setiap bulannya sekitar Rp. 2.500.000 sampai Rp. 3.000.000. Saat ini pasien sebagai Pegawai Negeri Sipil guru di SDN Blimbing pasien juga sebagai ibu rumah tangga, mengurusi suami dan ketiga anaknya.

Review of Sistem1. Kulit: kulit gatal (-), bintik merah di kulit (-)1. Kepala: pusing (-), rambut rontok (-), luka (-), benjolan (-)1. Mata: merah (-/-), katarak (-/-)1. Hidung: tersumbat (-/-), mimisan (-/-), sekret/rhinorrea (-/-)1. Telinga : Cairan (-/-), nyeri (-/-)1. Mulut: Sariawan (-), mulut hiperemis (-)1. Tenggorokan: Sakit menelan (-), serak (-), ada rasa tersendat (-)1. Pernafasan: Sesak nafas (-), batuk (-), mengi (-)1. Kardiovaskuler: Berdebar-debar (-), nyeri dada (-)1. Abdomen: Nyeri pada daerah bekas operasi sectio caesarea (+)1. Gastrointestinal: Mual (-), muntah (-), diare (-), kembung (-)1. Genitourinaria: BAK dan BAB normal, BU (+)1. Neurologic: Kejang (-), lumpuh (-), kaki kesemutan (-)1. Muskuluskeletal: Kaku sendi (-), nyeri sendi (-), nyeri otot (-)1. Ekstremitas:14. Atas kanan: bengkak (-), hangat (-), pucat (-), luka (-), dingin (-)14. Atas kiri: bengkak (-), hangat (-), pucat (-), luka (-), dingin (-)14. Bawah kanan: bengkak (-),hangat (-), pucat (-), luka (-), dingin (-)14. Bawah kiri: bengkak (-),hangat (-), pucat (-), luka (-), dingin (-)

2.3 PEMERIKSAAN FISIK1. Keadaan UmumTampak sakit sedang, kesadaran compos mentis (GCS 456), status gizi kesan cukup.2. Tanda Vital dan Status Gizi Tanda VitalTensi: 106/69 mmHgNadi: 80 x/menit, reguler, isi cukupPernafasan : tidak dilakukan pemeriksaanSuhu : 36o C Berat badan: 85 kgTinggi Badan: 156 cmBMI: 34,93. Kulit: Ikterik (-), sianosis (-)4. Kepala:DBN5. Mata:Conjunctiva hiperemi (+/+), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (+/+). Mata cowong (-/-)6. Hidung:Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis(-), deformitas hidung (-)7. Mulut:Bibir pucat (-), bibir kering (-), gusi berdarah (-) 8. Telinga:DBN9. Tenggorokan:Tonsil membesar (-), pharing hiperemis (-)10. Leher:Trakea ditengah, pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran kelenjar limfe (-)11. ThoraksSimetris, retraksi interkostal (-), retraksi subkostal (-)-Cor:I:Tidak dilakukanP:Tidak dilakukanP:Tidak dilakukanA:Tidak dilakukan-Pulmo:I:Tidak dilakukanP:Tidak dilakukanP:Tidak dilakukanA:Tidak dilakukan AbdomenI: Bekas luka operasi sectio caesareaA: Tidak dilakukanPal: Tidak dilakukanPer: Tidak dilakukan12. Sistem Collumna Vertebralis: Tidak dilakukan13. Ektremitas: Tidak dilakukan14. Pemeriksaan NeurologikFungsi Luhur: Tidak dilakukanFungsi Vegetatif: Tidak dilakukanFungsi Sensorik: Tidak dilakukanFungsi motorik: Tidak dilakukan

Berdasarkan anamnesis dan data pemeriksaan fisik didapatkan:Differential diagnosis/Diagnosis banding pada Ny. F adalah:1. Nyeri Abdomen Post Operasi sectio caesarea G3 P2002 Ab00

2.4 PEMERIKSAAN PENUNJANGHematologi Awal Masuk Rumah Sakit (A+)Pemeriksaan2 februari 2014

Jumlah sel darah

- Hemoglobin (G/Dl)9,8 (12-16)

-Hematokrit (%)29,9 (35-47)

-Leukosit (Ribu/Ul)20rb (3,8-10)

-Trombosit (Ribu/Ul)-

-Eritrosit (Juta/Ul)3,4 jta (3,6-5,8)

-PDW (fL)-12,8 9-13

-MPV (fL)-7,9 7,2-11

-PCT (%)-0,2

Index

-MCV (%)86,7 (80-100)

-MCH (pg)28,3 (26-34)

-MCHC (%)32,6 (32-36)

Differential

-Basofil (%)0 (0-1)

-Eosinofil (%)1,2 (1-6)

-Limfosit (%)6,5 (30-45)

-Monosit (%)5,5 (3-8)

-Netrofil (%)87 (50-70)

RESUMENy. F, 31 tahun datang dengan keluhan kenceng-kenceng sejak dini hari pasien didiagnosa dengan G3 P2002 AB00 dengan usia kehamilan 40 minggu. Tanggal 1 Februari 2014 masuk Kaber RSI dengan tanda persalinan (+), dan diagnosa G3 P2002 AB00 Inpartu Kala 1 Fase Laten dengan Bekas Caesar sebelumnya 3 tahun yang lalu. Pasien direncanakan Operasi sectio caesarea pukul 19.00 dan masuk ke ruang OK pukul 18.30. pukul 19.35 pasien melahirkan bayi dengan BB : 3300 gram, PB : 49 cm, LK : 34 cm, LD : 33 cm dan Apgar scor 9-10. Pasien dirawat di Kaber RSI selama 3 hari post operasi. Pasien mengeluh nyeri perut di tempat bekas operasi sectio caesarea sejak selesai operasi sampai dengan sekarang (4 Februari 2014). Pada review of system didapatkan nyeri pada daerah bekas operasi sectio caesarea (+) Pemeriksaan fisik Ny. F didapatkan bekas luka pada abdomen / tempat operasi sectio caesarea Pemeriksaan laboratorium didapatkan penurunan Hb dan Jumlah eritrosit dan peningkatan kadar leukosit hingga dua kali lipat pada pemeriksaan awal masuk rumah sakit.*data rekam medik 4 Februari 2014 RSI UNISMA

2.4 2.5 FLOW SHEETNama: Ny. F

SDiagnosis: Nyeri Abdomen Post Operasi sectio caesarea G3 P2002 Ab00NOTanggalOAP

11/02/2014 Perut kenceng-kenceng dari semalam Hpht : 21/4/2013 Kontrol terahir 2/01/2014Anak 1normal ,2 SC TD: 90/60 Tafsiran lahir 28/01/2014 Tafsiran BJ 2900 gram L1 TFU pertengahan LII : Puka Djj : 136

Partus secara SC Rencana Operasi SC R/ inj. Primperan 2x1 amp IM R/ inj. Ranitidin 2x1 amp IV R/inj. Ceftriaxone 2x1 amp Pemasangan kateter

22/02/2014

Nyeri (+) Agak pusing Belum kentut

Pos SC hari 1 T : 100/70 N : 80x/m S : 36oC TFU 2 Jari diatas pusat

Nyeri Post SC

R/ inj. Primperan 2x1 amp IM R/ inj. Ranitidin 2x1 amp IV R/ inj. Ceftriaxone 2x1 amp R/. Inj. Ketorolac 3 x 30 mg R/ PO. Disflatyl 40 Mg Tablet Evaluasi bekas/luka operasi

3

3/02/2014 Nyeri (+) Sudah kentut Pos SC hari 2 T : 106/70 N : 80x/m S : 36oC Flatus (+)

Nyeri post SC R/ inj. Primperan 2x1 amp IM R/ inj. Ranitidin 2x1 amp IV R/ inj. Ceftriaxone 2x1 amp R/. Inj. Ketorolac 3 x 30 mg Evaluasi bekas/luka operasi

4

4/02/2014 Nyeri (+)

Pos SC hari 3 T : 106/69 N : 63x/m S : 36oC Mamae lunak Laktasi (+)Nyeri Post SC Rawat Luka bekas operasi Boleh Pulang Kontrol 3 hari lagi

2.6 DIAGNOSIS HOLISTIKDiagnosis Holistik UI1. Diagnosis dari segi biologisWorking diagnosis: Nyeri Abdomen Post Operasi sectio caesarea G3 P2002 Ab00Differential diagnosis: Peritonitis Post Operasi sectio caesarea

2. Diagnosis dari segi psikososialHubungan Ny. F dengan keluarganya harmonis, saling mendukung dan perhatian.

3. Diagnosa dari segi sosialNy.F dan Suami pasien bekerja sebagai PNS. Suami maupun pasien sendiri merupakan anggota masyarakat biasa, tidak memiliki jabatan khusus di masyarakat.

Diagnosis Holistik 1. Aspek PersonalKeluhan Utama: Nyeri Abdomen Post Operasi sectio caesarea G3 P2002 Ab00Harapan:Nyeri perut menghilang dan segera sembuhKekhawatiran: Penyakitnya semakin parah.2. Aspek KlinisNyeri Abdomen Post Operasi sectio caesarea G3 P2002 3. Aspek Resiko Internal Riwayat kehamilan sebelumnya dengan sungsang dilakukan operasi sectio caesarea BMI pasien 34,9 termasuk Obesitas4. Aspek Resiko EksternalPasien hanya mengetahui sedikit tentang kondisi yang dialami5. Aspek FungsionalDerajat 2 Pasien mampu melakukan aktivitas ringan sehari-hari seperti sebelum sakit.

2.7 PENATALAKSANAAN HOLISTIK2.7.1 Non farmakoterapi Memberikan pengertian dan pemahaman kepada pasien dan keluarga pasien mengenai sakit yang dialami Ny. F (definisi, etiologi, gejala dan tanda, pengobatan, komplikasi, prognosis, serta pencegahan agar tidak semakin berat). Memberikan masukan dan pengertian bahwa dukungan dan peran aktif dari keluarga dan orang sekitar sangat diperlukan untuk membantu pemulihan keadaan Ny. F Analisa dan Pola Pengaturan Gizi :Jenis dietDiet TKTPBentuk diet makananLunakTujuan dietMemberikan makanan yang adekuat untuk :a. Memenuhi kebutuhan protein untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh.b. Membantu mempertahankan kondisi tubuh.Syarat dieta. Memberikan Energi sesuai dengan kebutuhan.b. Protein sebesar 20 % dari kebutuhan energi.c. Lemak sebesar 15 % dari total kebutuhan energi.d. Karbohidrat sebesar 65 % dari total kebutuhan energi.e. Vitamin dan mineral diberikan cukup sesuai kebutuhan.f. Bentuk makanan sesuai dengan keadaan pasien.g. Buah dan sayuran yang bergas tidak diberikan.h. Porsi kecil dan sering

Perhitungan kebuutuhan Energi dan Zat GiziPerhitungan Berat Badan Ideal Ny.F :Berat Badan Ideal (Kg) = [TB (cm) 100] [10 % (TB cm - 100 )]BBI = [156 cm - 100] [10 % . 56] = 56 5,6 = 50,4 KgRentang BB Ideal Hasil BBI (+/) 10 % BBIJika kerangka badan pasien besar maka BBI yang digunakan :50,4 Kg + (10 % . 50,4) = 50,4 Kg + 5,04 Kg = 55 KgJika kerangka badan pasien kecil maka BBI yang digunakan :50,4 Kg (10 % . 50,4) = 50,4 Kg 5,04 Kg = 45,4 KgJadi rentang BBI pasien dari 45,4 Kg sampai 55 Kg.

Perhitungan Harris BenedictBMR= 655 + (9,6 x BB) + (1,7 x TB) ( 4,7 x U)= 655 + (9,6 x 55) + (1,7 x 156) (4,7 x 31)= 655 + 528 + 265,2 145,7= 1303 kkalKebutuhan Total Energi (Total Energy Expenditure)TEE= BEE x FA (Faktor Aktivitas) x FS (Faktor Stress)= 1303 x 1,2 x 1,4= 2.189 kkalIbu menyusui mendapat penambahan kalori sebesar 700 kkal sehingga:Total TEE = 2.189 kkal + 700 kkal = 2889 kkalNilai konversi kalori dengan gram berat dari makronutrient yang dapat diberikan diantaranya : Karbohidrat= 3,4 Kcal/gr Protein= 4 Kcal/gr Lemak= 9,3 Kcal/grRentang normal kebutuhan Karbohidrat : Protein : Lemak pada pasien adalah bertuturt-turut sebagai berikut (65 75 %); (15 20 %) dan (15 30 %)Untuk kebutuhan makronutrisi Ny. F diantaranya adalah (65 % Karbohidrat, 20 % Protein dan 15 % Lemak). Karbohidrat: 65 % . (2889)= 1.878 KcalKoversi: 1.878 Kcal / 3,4 Kcal/gr= 552 gramIbu menyusui mendapat penambahan protein sebesar 16 gram sehingga: Protein: 20 % . (2889) = 577 KcalKonversi: 578 Kcal / 4 Kcal/gr = 145 gramTotal Protein: 145 gram + 16 gram = 161 gram Lemak: 15 % . (2889) = 433 KcalKonversi: 433 Kcal / 9,3 Kcal/gr= 46 gramRencana edukasi dan konseling gizia. MateriDiet TKTP b. Tujuan Memberi informasi/edukasi Agar pasien dan keluarganya:1) Agar pasien dan keluarga dapat menjalani diet yang dianjurkan.2) Pasien menghabiskan makanan yang diberikan.c. SasaranPasien dan keluarganyad. Waktu 10 - 20 menite. TempatRuang persalinan f. MetodePenyuluhan individu dan konsultasi gizi.g. Materi1) Pola makan yang benar.2) Menjelaskan tentang diet yang diberikan.

Rencana monitoring dan evaluasia. Monitoring1) AntropometriPenimbangan BB awal dan akhir intervensi2) BiokimiaSetiap kali ada pemeriksaan laboratorium3) Fisik/KlinisSetiap hari4) DieteryIntake per hari5) EdukasiKepatuhan pasien terhadap diet yang dianjurkanb. Evaluasi Hal-hal yang akan dievaluasi menyangkut: Menanyakan kembali isi materi yang telah diberikan Melihat kepatuhan pasien menjalankan diet. Asupan zat gizi tiap hari. Data antropometri (berat badan) tiap 3 hari. Perubahan data hasil pemeriksaan laboratorium. Perubahan data hasil pemeriksaan fisik klinis.2.7.2 Farmakoterapi R/ injeksi : Ranitidin 2x1 amp IV Ranitidin HCL 50 mgIndikasi: pengobatan jangka pendek untuk ulkus/tukak duodenum aktif, ulkus/tukak lambung aktif, ulkus gastrik ringan, ulkus yang menyertai pada pemberian AINS, hiperasiditas, ulkus pasca operasi, profilaksis ulkus karena stress pada penyakit berat, profilaksis hemorage berulang pada penderita perdarahan ulkus peptik, gejala refluks esofagitis, terapi pemeliharaan setelah penyembuhan tukak duodenum dan lambung, sindrom Zolinger-EllisonKontraindikasi: HipersensitifitasDosis: IM 50 mg tiap 6-8 jam (tanpa pengenceran), IV bolus intermitten 50 mg (2 ml) tiap 6-8 jam (larutkan dalam larutan infus). Infus IV kontinu: 150 mg diencerkan dalam 250 ml larutan infus IV kecepatan 6,25 mg/jam selama 24 jam.Sediaan: ampul 25 mg/ml x 2 x 5 (jenis ranitidin yang lain: 30 x 150 mg tablet, 30 x 300 mg tablet

Primperan 2x1 amp IVPrimperan 2ml Indikasi: Gangguan saluran cerna, mual dan muntah akibat obat, anoreksia, kembung, ulkus peptikum, stenosis piloris (ringan), dispepsia, epigastralgia, gastroduodenitis, travel sickness, morning sickness, endoskopi, dispepsia pasca gastektomi, dan intubasi.Dosis: dewasa : 2-4 ml InjeksiKontraindikasi: Merangsang motilitas GI seperti obstruksi intestinal, epilepsi, feokromositoma, waspada efek samping Mengantuk, sakit kepala, depresi, gelisah, reaksi ekstrapiramidal, pusing, lelah, hipertensi, gangguan GI.Sediaan: 2 ml dan 4 ml amp Ceftriaxone 1 gram injeksi 2x1 amp IVIndikasi : Untuk infeksi-infeksi berat dan yang disebabkan oleh kuman-kuman gram positif maupun gram negatif yang resisten terhadap antibiotika lain : Infeksi saluran pernafasan, Infeksi saluran kemih, Infeksi gonoreal, Septisemia bakteri, Infeksi tulang dan jaringan, Infeksi kulitKontraindikasi : Hipersensitif terhadap cephalosporin dan penicillin (sebagai reaksi alergi silang). Pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal, kliren creatinin tidak lebih dari 10 ml/menit, dosis tidak lebih dari 2 sehari.g Dosis: Dewasa dan anak-anak diatas 12 tahun : 1-2 g sekali sehari secara intravenaDosis lebih dari 4 g sehari harus diberikan dengan interval 12 jam. Bayi dan anak-anak di bawah 12 tahun : Bayi 14 hari : 20 50 mg/kg berat badan sekali sehari. Bayi 15 hari s/d 12 tahun : 20 80 mg/kg berat badan sekali sehari. Anak-anak dengan berat badan 50 kg atau lebih : dapat digunakan dosis dewasa melalui infus paling sedikit > 30 menit.Sediaan : Ceftriaxone 1 gram injeksi Ketorolac 3x30 mg IVKetorolac inj 10 mg atau 30 mg/mlIndikasi: ketorolac parenteral diindikasikan untuk penatalaksanaan jangka pendek (maksimal 2 hari) terhadap nyeri akut derajat sedang-berat segera setelah operasi.Dosis: Dosis awal ketorolac (untuk pasien dewasa): 10 mg diikuti dengan peningkatan dosis 10-30 mg setiap 4-6 jam bila diperlukan. Setiap pasien harus diberikan dosis efektif terendah yang sesuai dengan tingkat nyeri dan respon dari masing-masing pasien. Dosis maksimal untuk pasien dewasa 90 mg/hr. Pasien lanjut usia, dengan gagal ginjal ringan, BB160 mmol/L), kehamilan, persalinan, melahirkan atau laktasi, anak