12
Pembahasan Sectio caeseria Adalah kelahiran janin melalui insisi pada dinding abdomen (laparatomi) dan dinding perut ( histerotomi). Adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadan utuh serta berat janin diatas 500 gram. Jenis-jenis sectio caeseria 1. Sectio sesarea klasik : pembedahan secara sanger 2. Sectio sesarea transperitoneal profunda ( supra cervicalis = lower segmen caesarean section) 3. Seksio sesarea diikuti dengan histerektomi 4. Seksio sesarea esktraperitoneal 5. Sesksio sesarea vagina Indikasi sectio sesarea Indikasi ibu : 1. Panggul sempit absolut 2. Tumor-tumor jalan lahir yang menimbulkan obstruksi 3. Stenosis serviks/vagina 4. Plasenta previa 5. Disproporsi sefalopelvik 6. Ruptur uteri Indikasi janin :

Sectio Caeseria

  • Upload
    cnzlady

  • View
    20

  • Download
    3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jobs

Citation preview

PembahasanSectio caeseriaAdalah kelahiran janin melalui insisi pada dinding abdomen (laparatomi) dan dinding perut ( histerotomi).Adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadan utuh serta berat janin diatas 500 gram.Jenis-jenis sectio caeseria1. Sectio sesarea klasik : pembedahan secara sanger2. Sectio sesarea transperitoneal profunda ( supra cervicalis = lower segmen caesarean section)3. Seksio sesarea diikuti dengan histerektomi 4. Seksio sesarea esktraperitoneal5. Sesksio sesarea vaginaIndikasi sectio sesareaIndikasi ibu :1. Panggul sempit absolut 2. Tumor-tumor jalan lahir yang menimbulkan obstruksi 3. Stenosis serviks/vagina4. Plasenta previa5. Disproporsi sefalopelvik6. Ruptur uteriIndikasi janin :1. Kelainan letak 2. Gawat janin

Pada umumnya setio sesarea tidak dilakukan pada :1. Janin mati2. Syok, anemia berat3. Kelainan kongenital berat

Prosedur seksio sesareaTeknik seksio sesarea klasik1. Mula-mula dilakukan desinfeksi pada dinding perut dan lapangan operasi dipersempit dengan duk bolong.2. Pada dinding perut dibuat insisi mediana mulai dari atas simfisis sepanjang 12 cm sampai dibawah umbilikus lapis demi lapis sehingga sehingga kavum peritoneal terbuka.3. Dalam rongga perut disekitar rahim dilingkari dengan kasa laparotomi4. Dibuat insisi secara tajam dengan pisau pada segmen atas rahim, kemudian diperlebar secara sagital dengan gunting5. Setelah kavum uteri terbuka, selaput ketuban dipecahkan. Janin dilahirkan dengan meluksir kepala dan mendorong fundus uteri. Setelah janin lahir seluruhnya, tali pusat dijepit dan dipotong di antara kedua penjepit6. Plasenta dilahirkan secara manual. Disuntikan 10 U oksitosin kedalam rahim secara intramural.7. Luka insisi SAR dijahit kembali.Lapisan 1: Endometrium bersama miometrium dijahit secara jelujur dengan benang catgut khromikLapisan 2: hanya miometrium saja di jahit secara simpul ( berhubung otot SAR sangat tebal) dengan cutgut khromikLapisan 3: perimetrium saja, dijahit secara simpul dengan benang catgut biasa8. Setelah dinding rahim selesai dijahit, kedua adneksa, kedua adneksa dieksplorasi 9. Rongga perut dibersihkan dari sisa-sisa darah dan akhirnya luka dinding perut dijahit.

Indikasi seksio sesarea klasik1. Bila terjadi kesukaran dalam memisahkan kandung kencing untuk mencapai segmen bawah rahim, misalnya karena adanya perlekatan-perlekatan akibat pembedahan seksio sesarea yang lalu, atau adanya tumor-tumor didaerah segmen bawah rahim2. Janin besar dalam letak lintang3. Plasenta previa dengan insersiplasenta di dinding depan segmen bawah rahim.Teknik seksio sesarea transperitoneal profunda1. Mula-mula dilakukan desinfeksi pada dinding perut dan lapangan operasi dipersempit dengan duk bolong2. Pada dinding perut di buat insisi mediana mulai dari atas simfisis sampai di bawah umbilikus lapis demi lapis sehingga kavum peritonei terbuka3. Dalam rongga perut diskeitar rahim dilingkari dengan kasa laparotomi4. Dibuat bladder-flap, yaitu dengan menggunting peritoneum kandung kencing ( plika vesikouterina) didepan segmen bawah rahim ( SBR) secara melintang . plika vesikouterina ini disisihkan secara tumpul kearah samping dan bawah, dan kandung kencing yang telah disisihkan kearah bawah dan samping dilindungi dengan spekulum kandung kencing.5. Dibuat insisi pada segmen bawah rahim 1 cm di bawah irisan plika vesikouterina tadi secara tajam dengan pisau bedah 2 cm, kemudian diperlebar melintang secara tumpul dengan kedua jari telunjuk operator. Arah insisi pada segmen bawah rahim dapat melintang ( transversal) sesuai kerr; atau membujur ( sagital) sesuai kronig6. Setelah kavum uteri terbuka, selaput ketuban dipecahkan , janin dilahirkan dengan meluksir kepalanya. Badan janin dilahirkan dengan mengait kedua ketiaknya. Tali pusat dijepit dan dipotong, plasenta dilahirkan secara manual. Kedalam otot rahim intramurl disutikan 10 U oksitosin.7. Setelah dinding rahim selesai dijahit, kedua adneksa dieksplorasi8. Rongga perut dibersihkan dari sisa-sisa darah dan akhirnya luka dinding perut dijahit.

Lapisan abdomen :1. Lapisan EpidermisEpidermis, lapisan luar, terutama terdiri dari epitel skuamosabertingkat. Sel-sel yang menyusunya secara berkesinambungandibentuk oleh lapisan germinal dalam epitel silindris dan mendatarketika didorong oleh sel-sel baru kearah permukaan, tempat kulitterkikis oleh gesekan. Lapisan luar terdiri dari keratin, proteinbertanduk, Jaringan ini tidak memiliki pembuluh darah dan sel-selnyasangat rapat.

2. Lapisan DermisDermis adalah lapisan yang terdiri dari kolagen jaringan fibrosa dan elastin. Lapisan superfasial menonjol ke dalam epidermisberupa sejumlah papilla kecil. Lapisan yang lebih dalam terletak padajaringan subkutan dan fasia, lapisan ini mengandung pembuluh darah,pembuluh limfe dan saraf.3. Lapisan subkutanLapisan ini mengandung sejumlah sel lemak, berisi banyak pembuluh darah dan ujung syaraf. Lapisan ini mengikat kulit secara longgar dengan organ-organ yang terdapat dibawahnya. Dalam hubungannya dengan tindakan SC, lapisan ini adalah pengikat organorgan yang ada di abdomen, khususnya uterus. Organ-organ di abdomen dilindungi oleh selaput tipis yang disebut peritonium. Dalam tindakan SC, sayatan dilakukan dari kulit lapisan terluar (epidermis) sampai dinding uterus.4. FasiaDi bawah kulit fasia superfisialis dibagi menjadi lapisan lemak yang dangkal, Camper's fasia, dan yang lebih dalam lapisan fibrosa,. Fasia profunda terletak pada otot-otot perut. menyatu dengan fasiaprofunda paha. Susunan ini membentuk pesawat antara Scarpa's fasiadan perut dalam fasia membentang dari bagian atas paha bagian atas perut. Di bawah lapisan terdalam otot, maka otot abdoministransverses, terletak fasia transversalis. Para fasia transversalisdipisahkan dari peritoneum parietalis oleh variabel lapisan lemak.. Fascias adalah lembar jaringan ikat atau mengikat bersama-sama meliputi struktur tubuh.5. Otot perut6. Otot dinding perut anterior dan lateralRectus abdominis meluas dari bagian depan margo costalis di atas dan pubis di bagian bawah. Otot itu disilang olehbeberapa pita fibrosa dan berada didalam selubung. Linea alba adalahpita jaringan yang membentang pada garis tengah dari procecuss xiphodius sternum ke simpisis pubis, memisahkan kedua musculus rectus abdominis. Obliquus externus, obliquus internus dan transverses adalah otot pipih yang membentuk dinding abdomen pada bagiansamping dan depan. Serat externus berjalan kea rah bawah dan atas ;serat obliquus internus berjalan keatas dan kedepan ; serat transverses (otot terdalam dari otot ketiga dinding perut) berjalan transversal dibagian depan ketiga otot terakhir otot berakhir dalam satu selubungbersama yang menutupi rectus abdominis.7. Otot dinding perut posteriorQuadrates lumbolus adalah otot pendek persegi pada bagian belakang abdomen, dari costa keduabelas diatas ke crista iliaca,(Gibson, J. 2002).Prinsip Perawatan Pasca Operatif1.Perawatan awal Letakan pasien dalam posisi pemulihan Tidur miring dengan kepala agak ekstensi untuk membebaskan jalan napas Letakkan lengan atas di muka tubuh agar mudah melakukan pemeriksaan tekanan darah Tungkai bawah agak tertekuk, bagian atas lebih tertekuk dari bagian bawah untuk menjaga keseimbangan Segera setelah selesai pembedahan periksan kondisi pasien : cek tanda vital tiap 15 menit selama 1 jam pertama, kemudian tiap 30 menit jam berikutnya. Periksa tingkat kesadaran tiap 15 menit sampai sadar Cek kontraksi uterus jangan sampai lembek Yakinkan jalan nafas bersih dan cukup ventilasi Transfusi jika diperlukan Jika tanda vital dan hematokrit turun walau diberikan transfusi, segera kembalikan ke kamar bedah kemungkinan terjadi perdarahan pasca bedah

1. Analgesia Pemberian analgesia pascabedah sangat penting Pemberian sedasi yang berlebihan akan menghambat mobilitas yang diperlukan pascabedah. Analgesia yang diberikan: supositoria ketoprofen 2 kali/12 jam atau tramadol; oral: tramadol tiap 6 jam atau parasetamol; injeksi: petidin 50-75 mg diberikan tiap 6 jam jika perlu Bila pasien sudah sadar, perdarahan minimal, tekanan darah baik stabil, urin > 30 cc/jam, pasien bisa kembali ke ruangan.

2. Perawatan lanjutan Lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital tiap 4 jam, kontraksi uterus dan perdarahan3. Mobilisasipasien telah dapat menggerakkan kaki dan tangan serta tubuhnya sedikit, kemudian dapat duduk pada jam 8-12 (bila tidak ada kontraindikasi dari anstesi). Ia dapat berjalan bila mampu pada 24 jam pasca bedah bahkan mandi sendiri pada hari kedua

4. Fungsi gastrointestinalFungsi gastrointestinal pada pasien obstetri yang tindakannya tidak terlalu berat akan kembali normal dalam waktu 12 jam. Jika tindakan bedah tidak berat, berikan pasien diet cair misalnya 6-8 jam pascabedah dengan anastesi spinal, infuse dan kateter dapat dilepas Jika ada tanda infeksi atau jika seksio sesarea karna partus macet atau rupture uteri tunggu sampai bising usus timbul Jika peristaltic baik dan pasien bisa flatus mulai berikan makanan padat Pemberian infuse diberikan sampai pasien bisa minum dengan baik Berikan pada 24 jam 1 sekitar 2 liter cairan, dengan monitor produksi urin tidak kurang dari 30 ml/jam. Bila kurang kemungkinan ada kehilangan darah yang tidak kelihatan atau efek antidiuretik dari oksitosin Jika pemberian infuse melebihi 48 jam berikan cairan elektrolit untuk balance misalnya (kalium clorida 40meq dalam 1/cairan infuse Sebelum keluar dari rumah sakit pasien sudah harus bisa makan makanan biasa

5. Pembalut dan perawatan lukaPenutup atau pembalut luka berfungsi sebagai penghalang dan pelindung terhadap infeksi selama proses penyembuhan yang dikenal dengan reepitelisasi. Pertahankan penutup luka ini selama hari pertama setelah pembedahan untuk mencegah infeksi selama proses reepitelisasi berlangsung Jika pada pembalut luka terdapat perdarahan sedikit atau keluar cairan tidak terlalu banyak, jangan mengganti perban: perkuat pembalutnya pantau keluarnya cairan dan darah jika perdarahan tetap bertambah atau membasahi setengah atau lebih dari pembalutnya buka pembalut, inspeksi luka, atasi penyebabnya dan ganti dengan pembalut baru Jika pembalut agak kendor, jangan ganti pembalut tetapi diplester untuk mengencangkan. Ganti pembalut dengan cara yang steril Luka harus dijaga tetap kering dan bersih tidak boleh ada bukti infeksi atau seroma sampai ibu diperbolehkan pulang dari rumah sakit

6. Perawatan fungsi kandung kemihPemakaian kateter dibutuhkan pada prosedur bedah. Semakin cepat melepas kateter akan lebih mencegah kemungkinan infeksi dan membuat perempuan lebih cepat mobilisasi Jika urin jernih,kateter dilepas 8 jam setelah bedah atau sesudah semalam Jika urin tidak jernih biarkan kateter dipasang sampai urin jernih Kateter diapasang 48 jam pada kasus: - Bedah karna rupture uteri - Partus lama atau partus macet - Edema perineum yang luas - Sepsis puerperalis atau pelvio peritonitis

Catatan : pastikan urin jernih pada saat melepas kateter Jika terjadi perlukaan pada kandung kemih pasang kateter sampai minimal 7 hari atau urin jernih Jika sudah tidak memakai antibiotic berikan nitrofurantoin 100 mg/oral/hari sampai kateter terlepas untuk mencegah sistisis

7. AntibiotikaJika ada tanda infeksi atau pasien demam, berikan antibiotika sampai bebas demam selama 48 jam

8. Melepas jahitan Jahitan fasia merupakan hal utama pada bedah abdomen Melepas jahitan kulit 5 hari setelah hari bedah pada penjahitan dengan sutera9. Demam Suhu yang melebihi 38 derajat celcius pasca pembedahan hari kedua harus dicari penyebabnya Yakinkan pasien tidak panas minimal 24jam sebelum keluar dari rumah sakit

10. Ambulasi / mobilisasi Ambulasi menyebabkan perbaikan sirkualsi, membuat nafas dalam dan menstimulasi kembali fungsi gastrointestinal normal Dorong untuk menggerakkan kaki dan tungkai bawah sesegera mungkin, biasanya dalm waktu 24jam

11. Perawatan gabungPasien dapat dirawat gabung dengan bayi dan memberikan ASI dalam posisi tidur atau duduk.

12. Memulangkan pasien Dua hari pasca seksio sesarea tanpa komplikasi Perawatan 3-4 hari cukup untuk pasien. Berikan intruksi mengenai perawatan luka atau mengganti kasa dan keterangan tertulis mengenai tehnik pembedahan Pasien diminta datang untuk kontrol setelah 7 hari pasien pulang Pasien perlu segera datang bila terdapat perdarahan , demam , dan nyeri perut berlebihan

Daftar pustaka1. Wiknjosastro H. Ilmu bedah kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo ; h 133-1402. Prawirohardjo S. Ilmu kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo ; h 444-447