38
Sediaan Injeksi Sediaan Injeksi Volume Kecil Volume Kecil Reta Julan M (A 0111 009) Rika (A 0111 021) Riki Nugraha (A 0111 023) Hanik Rahmawati (A 0113 103) Era Novitasari (A 0123 124)

Sediaan Injeksi Volume Kecil

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sediaan injeksi

Citation preview

  • Sediaan Injeksi Volume KecilReta Julan M(A 0111 009)Rika(A 0111 021)Riki Nugraha(A 0111 023)Hanik Rahmawati(A 0113 103)Era Novitasari(A 0123 124)

  • Apa itu injeksi ?Injeksi merupakan sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi, atau serbuk yang harus dilarutkan terlebih dahulu sebelum digunakan secara parenteral, suntikan dengan cara menembus atau merobek jaringan ke dalam atau melalui kulit atau selaput lendir.

  • Cont .Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV : injeksi dikemas dalam wadah 100 mL atau kurang. Umumnya hanya larutan obat dalam air yang bisa diberikan secara intravena. Suspensi tidak bisa diberikan karena berbahaya yang dapat menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah kapiler.

  • obat memiliki onset (mulai kerja) yang cepat karena respon fisiologis dapat segera tercapaiEfek obat dapat diramalkan dengan pastiBioavaibilitas sempurna atau hampir sempurnaKerusakan obat dalam GI dapat dihindariObat diberikan kepada penderita yang sakit keras atau yang sedang dalam keadaan komaBeberapa obat tidak efektif diberikan secara oral

  • Rasa nyeri pada saat suntikMemberikan efek psikologis pada penderita yang takut disuntikKekeliruan pemberian obat atau dosis hampir tidak mungkin dapat diperbaiki sesudah pemberian intravenaPemberian obat harus mengikuti prosedur aseptikHanya dapat diberikan di rumah sakitPemberian obat secara parenteral butuh waktu lama dibandingkan oral

  • Syarat InjeksiBebas dari mikroorganisme Bahan-bahan bebas dari endotoksin bakteri dan bahan pirogenik lainnya Bahan-bahan yang bebas dari bahan asing dari luar yang tidak larut Sterilitas Bebas dari bahan partikulatBebas dari PirogenKestabilanInjeksi sedapat mungkin isotonis dengan darah

  • Bentuk Sediaan InjeksiLarutan sejati dengan pembawa airLarutan sejati dengan pembawa minyakLarutan sejati dengan pembawa campuranSuspensi steril dengan pembawa airSuspensi steril dengan pembawa minyakEmulsi sterilSerbuk kering dilarutkan dengan air

  • Merupakan bentuk yang paling sederhana dan banyak digunakan. Bentuk larutan air dapat digunakan untuk semua rute pemberian. Contoh:Injeksi Vitamin C

  • Dibuat bila zat aktif tidak larut air tetapi larut dalam minyak dan diberikan melalui i.m. Larutan minyak menimbulkan efek depo, untuk masalah iritasi dan sensitisasi, suspensi air lebih dipilih dibanding larutan minyak.Contoh: Injeksi Kamfer

  • Untuk zat yang sukar larut dalam air, maka selain digunakan dalam bentuk garam atau diformulasi dalam pH tinggi atau rendah, beberapa zat dapat pula diformulasi dalam pelarut campur. Kosolvent digunakan untuk menurunkan polaritas pembawa sehingga zat lebih larut.Contoh: injeksi phenobarbital

  • Suspensi steril pembawa minyakSuspensi steril dengan pembawa minyakInjeksi suspensi bisa juga dibuat dalam pembawa minyak, meskipun pembuatannya lebih jarang dibanding suspensi air. Suspensi minyak dapat menimbulkan efek depot/lepas lambat pada rute pemberian imContoh: Bismuthsubsalsilat

  • Ukuran partikel suspensi biasanya kecil dan distribusi ukuran partikel harus dikontrol untuk meyakinkan partikel dapat melewati jarum suntik saat pemberian Ukuran partikel tidak boleh membesar dan tidak boleh terjadi caking saat penyimpanan.Contoh: Injeksi Calciferol

  • Digunakan jika zat aktif tidak larut dalam pembawaDapat digunakan sebagai depoKadar partikel padat < 5%Diameter partikel 5-10 mikrometerPembuatan dilakukan mensterilkan masing-masing komponen sendiri-sendiri dan dibuat secara aseptik

    *

  • Sterilisasi bahan padat dapat menggunakan sterilisasi panas kering atau gasPerlu diperhatikan laju sedimentasi partikel tersuspensiLaju endap partikel dapat dikurangi dengan meningkatkan viskositas medium suspensi

    *

  • Zat yang bersifat lipofilik juga dapat dibuat dalam bentuk emulsi o/w. Zat dapat dilarutkan dalam larutan minyak atau zatnya sendiri sudah benbentuk minyak. Droplet minyak harus dikontrol dengan hati-hati dan pada saat penyimpanan agar emulsi tidak pecah. Ukuran droplet ideal 3 m. Biasanya dalam bentuk nutrisi parenteral.

    Contoh: Infus Ivelip 20 %

  • Beberapa zat yang tidak stabil dalam air, sehingga dibuat dalam bentuk serbuk untuk injeksi. Sediaan ini bisa berupa serbuk dry filled atau serbuk liofilisasi (freeze dried).Contoh: Injeksi Solumedrol 500 mg dengan wadah yang dikemas sedemikian rupa sehingga penggunaannya dengan menekan tutup vial agar pelarut turun ke bawah dan melarutkan zat aktif yang tersedianya di dalamnya

  • Bahan bakuPembawa dan pelarut

    (air, minyak dan non minyak (PEG, Alkohol) campuranBahan tambahan

    (antimikroba, antioksidan, buffer, chelating agent, surfactan, tonisitas)Sediaan injeksi volume kecil terdiri dari:

  • Harus memiliki spesifikasi: Derajat farmakopeDerajat tambahan: pro-injectioneous dengan asumsi bahan tersebut bersifat steril dan atau dengan bioburden seminimal mungkin

  • Eksipien (zat tambahan)

  • Beberapa contoh bahan tambahan produk parenteral

    FungsiBahan tambahanKadar(%)AntimikrobialBenzyl alkoholBenzalkonium chloride1-2 0.01AntioksidanBHABHT0.020.02BufferAcetatCitrate1-21-5Zat tambahanLaktoseManitol1-81-10Chelating agentEthylenediaminetetraacetic acid dan garamnya0.01-0.05SurfactanSorbitan monooleat0.05-0.25TonisitasDextroseSodium ChlorideNatrium sulfat4-50.5-0.91.6

  • Menjaga stabilitas (mempertahankan ) kelarutan obatMenjaga sterilitas larutan, bila larutan injeksi merupakan dosis gandaMemudahkan pemberian obat secara parenteral dengan cara mengurangi rasa nyeri atau iritasi pada saat penyuntikan

  • Faktor yang Mempengaruhi Obat SuntikPelarut dan pembawa air untuk obat suntikPelarut dan pembawa bukan airCara pemberianPartikel zat aktif dan bentuk polimorfismeZat pengawetBentuk sediaan

  • Cont .7. Tonisitasa. Isotonis : Jika suatu larutan konsentrasinya sama besar dengan konsentrasi dalam sel darah merah.b. Isoosmotik : Jika suatu larutan memiliki tekanan osmose sama dengan tekanan osmose serum darah.c. Hipotonis : Turunnya titik beku kecil, yaitu tekanan osmosenya lebih rendah dari serum darah.d. Hipertonis : Turunnya titik beku besar, yaitu tekanan osmosenya lebih tinggi dari serum darah.

  • Cont 8. pH Isohidris : Kondisi suatu larutan zat yang pH nya sesuai dengan pH fisiologis tubuh sekitar 7,4Euhidris : Usaha pendekatan pH larutan suatu zat secara teknis kearah pH fisiologis tubuh dilakukan pada zat yang tidak stabil pada pH fisiologis seperti garam alkaloid, vitamin C.

  • Cont 9. Stabilitas Untuk mencegah reaksi oksidasi, hendaknya mengupayakan agar obat tidak kontak dengan oksigen. Jadi, pada saat menimbang, melarutkan, dan penyaringan, gas yang cocok adalah karbondioksida dan nitrogen. Bila oksidasi dikatalisis oleh logam berat, maka penawarnya dilakukan reaksi komplekson dengan penambahan garam dinatrium EDTA.Bila ada rangsangan akibat cahaya terhadap proses oksidasi, maka pembuatan dan penyimpanan larutan injeksi sebaiknya terlindung dari cahaya.

  • Cont d. Bila bahan obat tidak dapat disterilisasi dengan panas, maka tersedia penyaring bebas kuman.e. Bila bahan obat rusak karena hidrolisis, maka kita lebih baik meraciknya dalam ampul kering. f. Untuk menghindari kontaminasi bakteri kedalam preparat injeksi, memerlukan penambahan bahan pengawet (antimicrobial preservative). Umumnya, melakukan penambahan bagi preparat injeksi takaran ganda.

  • Cont 10. Volume obat suntik Volume yang disiapkan untuk obat suntik tergantung pada kelarutan zat aktif, tetapi juga dipengaruhi oleh cara pemberian

    11. Wadah dan penutup Wadah serta penutup yang digunakan mempengaruhi metode sterilisasi yang akan dilakukan

  • Tidak boleh bereakasi dengan bahan obatHarus jernih, tak berwarnaHarus memungkinkan pemeriksaan isiDengan melebur kaca, harus dapat tertutup kedapHarus memenuhi pemeriksaan wadah kacaTutup wadah dosis berganda harus memungkinkan pengambilan isi tanpa merusak tutup, mudah ditusuk jarum suntik tanpa melepaskan pecahannya dan segera menutup kembali

  • Metode Sterilisasi Injeksi1. Panas lembab (autoklaf)a. Sterilisasi panas lembab biasanya digunakan untuk mensterilkan:Sediaan injeksi dan suspensi: 121 o C selama 15 menitPlastik dan karet: disterilkan terpisah dari kontainer.

    b. Mekanisme pembunuhannya adalah perusakan mikroorganisme dengan mendenaturasi protein penting untuk pertumbuhan dan atau reproduksi, juga pelelehan membran sel.

  • Cont 2. Panas keringTemperatur yang digunakan adalah 160 C Mekanisme pembunuhan mikroorganisme dengan panas kering adalah proses oksidasi. Umumnya, kurva mikroba hidup setelah sterilisasi terhadap waktu sterilisasi panas kering tidak selalu mengikuti kinetika orde pertama. Tingkat pembunuhan mikroorganisme dan penetrasinya tergantung pada energi yang digunakan. Jika energi panasnya cukup, maka panas kering dapat berpenetrasi dengan baik dan membunuh semua mikroorganisme.

  • Cont 3. Filtrasi : Menyaring mikroba atau filtrasi. Prinsip : Filter ayakan, didasari perbedaan ukurannya dengan pori-pori. Ukuran pori-porinya seragam sebesar 0,22 m dengan ketebalan 80159 m. Filter ayakan tidak dapat membebaskan pirogen dan virus (0,02 m). Filter adsorpsi, dalam hal ini filternya terbuat dari selulosa, asbes, gelas sinter, keramik. Filter ini dapat membebaskan pirogen dan virus.

  • Evaluasi Sediaan InjeksiEvaluasi fisikaPenetapan pHBahan Partikulat dalam InjeksiPenetapan Volume Injeksi Dalam WadahUji Keseragaman Bobot dan Keseragaman VolumeUji Kejernihan Larutan)Uji Kebocoran

  • Cont 2. Evaluasi biologi

    Uji Efektivitas Pengawet AntimikrobaUji SterilitasUji Endotoksin BakteriUji PirogenUji Kandungan Zat Antimikroba

  • Cont 3. Evaluasi kimiaUji identifikasiSpektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama seperti pada Manitol BPFI.b. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi

  • *

    *