Upload
hoangxuyen
View
225
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
SEGMENTASI KONSUMEN MINYAK PELUMAS
KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT TOP-1 DI BOGOR
Oleh
JEANNETTE REGIA BEETLY
H24102096
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006
ABSTRAK
Jeannette Regia Beetly. H24102096. Segmentasi Konsumen Minyak Pelumas Kendaraan Bermotor Roda Empat Top-1 di Bogor. Di bawah bimbingan Mimin Aminah.
Era perdagangan bebas memberikan kesempatan besar kepada konsumen untuk memilih produk sesuai keinginan dan kebutuhan konsumen. Globalisasi di sektor pelumas sudah terjadi dan mau tak mau industri pelumas nasional bersaing dengan perusahaan global. Dengan diberlakukannya Surat Keputusan Presiden No. 21/2001 tentang Penyediaan dan Pelayanan Pelumas, Pertamina tidak lagi menjadi monopolis dalam menyediakan minyak pelumas ke dalam pasar domestik. Top-1 sebagai empat besar pemimpin pasar minyak pelumas di Indonesia berusaha merebut pangsa pasar yang selama ini dimiliki oleh Pertamina. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Mengidentifikasi bauran pemasaran pada oli Top-1 di Bogor saat ini, (2) Menganalisis segmentasi konsumen oli Top-1 di Bogor, (3) Menganalisis profil dari segmen konsumen oli Top-1 di Bogor.
Penelitian ini dilakukan di Guna Motor (Jl. Siliwangi, Bogor), Honda Mandiri Bogor (Jl. Raya Pajajaran, Bogor) dan Viper Motor (Jl. Raya Tajur, Bogor) pada bulan April - Mei 2006. Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder, baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Data primer diperoleh dari hasil kuesioner dan wawancara dengan manajemen PT. Topindo Atlas Asia, PT. Tridika Putra Unggul dan pengamatan langsung di lapang. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan pustaka, buku-buku dan literatur lainnya yang relevan. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, Importance Performance Analysis, analisis faktor, dan analisis cluster dengan alat pengolah data Microsoft Excel dan SPSS versi 11.5.
Sebagian besar konsumen oli Top-1 di Bogor adalah pria mapan berlatar belakang pendidikan S-1 dengan level pendapatan pada level B yaitu antara Rp 700.000 – Rp 4.000.000 per bulan. Mayoritas dari mereka tinggal di luar kotamadya Bogor. Konsumen oli Top-1 di Bogor kebanyakan memperoleh informasi iklan dan promosi oli mobil dari TV. Sedangkan pihak yang mempengaruhi dalam memilih dan membeli oli mayoritas konsumen oli Top-1 di Bogor adalah diri sendiri dan bengkel. Berdasarkan hasil Importance Performance Analysis, atribut bauran pemasaran terbagi menjadi empat kelompok yakni (1) Kuadran prioritas utama meliputi diskon; (2) Kuadran pertahankan prestasi meliputi standar API grade tertinggi, melindungi maksimal terhadap keausan metal, bahan dasar sintetik, memperpanjang umur mesin kendaraan, meningkatkan tenaga mesin, kestabilan pada berbagai temperatur, merek terkenal, kinerja sesuai dengan promosi, jaminan kualitas, daftar harga, persediaan, kemudahan memperoleh produk, public relation; (3) Kuadran prioritas rendah meliputi tingkat kekentalan, wangi asap buangan harum, warna oli cerah, kemasan menarik, ukuran kemasan sesuai dengan kapasitas oli mesin, keragaman produk, harga terjangkau, promosi penjualan, iklan yang gencar, tenaga penjualan informatif; (4) Kuadran berlebihan meliputi penggunaan untuk kilometer yang lebih panjang dan mensponsori banyak pembalap. Segmentasi konsumen oli Top-1 di Bogor yakni practical and informative segment (26,4%), quality and& stock segment (9,1%), economical segment (6,4%) dan perfectionist segment (58,1%).
SEGMENTASI KONSUMEN MINYAK PELUMAS
KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT TOP-1 DI BOGOR
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
JEANNETTE REGIA BEETLY
H24102096
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
SEGMENTASI KONSUMEN MINYAK PELUMAS KENDARAAN
BERMOTOR RODA EMPAT TOP-1 DI BOGOR
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
Jeannette Regia Beetly
H24102096
Menyetujui, Agustus 2006
Ir. Mimin Aminah, MM
Dosen Pembimbing
Mengetahui
Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc
Ketua Departemen
Tanggal Ujian : 27 Juli 2006 Tanggal Lulus :
iii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 26 Oktober 1984. Penulis
merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan Warsito dan Almh. Elly
Supriyanti.
Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Mardi Yuana 2 Bogor pada
tahun 1990, lalu melanjutkan studi ke SD Mardi Yuana 2 Bogor. Pada tahun 1996,
melanjutkan studi ke SLTP Mardi Yuana 2 Bogor, lalu ke Sekolah Menengah
Umum Negeri 1 Bogor pada tahun 1999 dan berhasil masuk ke dalam program
IPA pada tahun ketiga. Penulis diterima di Departemen Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Manajemen (FEM), Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur
USMI (Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor) pada tahun 2002.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif di dalam organisasi rohani
Katolik yakni Tim Pendamping Katolik IPB pada tahun 2003-2006 dan pada
periode 2003-2004 sebagai seksi Liturgi. Selain itu, penulis turut serta dalam
beberapa kepanitiaan acara yang diselenggarakan oleh FEM IPB. Pada tahun
2005, penulis menjadi Mahasiswa Berprestasi Juara Harapan I Tingkat
Departemen Manajemen dan Juara III dalam lomba The Marketing Game yang
diadakan oleh Universitas Trisakti.
Selama menjalani perkuliahan di IPB, penulis aktif dalam berbagai
kepanitian jurusan maupun fakultas. Selain itu penulis tergabung sebagai anggota
Centre of M@nagement (Himpunan Profesi Departemen Manajemen).
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji senantiasa dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi berjudul “Segmentasi Konsumen
Minyak Pelumas Kendaraan Bermotor Roda Empat Top-1 di Bogor” ini disusun
sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen
Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak baik secara
moril maupun material. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Ir. Mimin Aminah, MM sebagai dosen pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi dan
pengarahan kepada penulis.
2. Bapak Dr. Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc. dan Ibu Farida Ratna Dewi, SE,
MM atas kesediannya untuk meluangkan waktu menjadi dosen penguji.
3. Staf dan karyawan di PT. Topindo Atlas Asia dan PT. Tridika Putra Unggul
yang telah memberikan informasi dalam skripsi ini.
4. Staf dan mekanik Guna Motor, Honda Mandiri Bogor dan Viper Motor.
5. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati di Departemen Manajemen, FEM
IPB.
6. Ayahanda, Ibunda (atas doanya dari surga) dan kakakku tercinta, Bona yang
telah memberikan curahan kasih sayang, inspirasi hidup dan doa yang tulus.
Skripsi ini kupersembahkan untuk kalian.
7. Teman-teman di Departemen Manajemen Angkatan ’39 yang selalu “bikin
hidup lebih hidup”. I’m so glad to have friends like all of you.
8. Uthie, Ayu, Rani dan Utari sebagai teman satu bimbingan. Makasih banyak
atas dukungan dan kekompakan kita selama ini.
9. Mas Dedi, Renny, Pipit, Renova, Eko dan Arya atas bantuan dalam
pengolahan data.
10. Aphe, Nurul, Novi, dan Wira yang , so far… selalu menjadi sahabat terbaik.
v
11. Erma, Lady, Putu, Riki, Ganjar dan Hana (AGB ’39). I’ll miss Dufan with all
of you.
12. Maria, Pak Abdul Basith & Bu Illah Sailah, Pak Rozak M. Astira & Bu
Nining, Pak Sukobagyo & Bu Tuning, Pak Agus & Bu Reni Yulianto, Pak
Jeffry & Bu Efi Kusnadi. Terima kasih atas segala dukungannya yang
membuatku bangkit sekali lagi untuk berjuang. I wanna be a great leader like
all of you.
13. Aldi, Taufan, Ngana, Reswit and my brother. It’s so nice to have leaders like
all of you. Keep fighting until u get freedom! Go Diamond!
14. Wachyu, Angel, Dessy, Inna, Maya, Duvi, Dhani, Febie … thanx a lot.
Because of you i found them. Don’t let anyone steal your dreams.
15. Eka, K’Bram, K’Dyo, Mas Eko dan Woko yang selalu memberi dukungan dan
menemaniku saat down. Banyak pelajaran berharga yang kalian berikan
untukku dalam hidup ini.
16. Semua pihak yang membantu dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.
Semoga Tuhan Yesus membalas semua kebaikan dan ketulusan yang telah
diberikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan
dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran membangun sangat
penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.
Bogor, Agustus 2006
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK
RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... iii
KATA PENGANTAR................................................................................. iv
DAFTAR ISI................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xii
I. PENDAHULUAN.................................................................................. 1 1.1. Latar Belakang ............................................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah ....................................................................... 4 1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................... 7 1.4. Manfaat Penelitian ......................................................................... 7 1.5. Batasan Penelitian .......................................................................... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 8 2.1. Definisi Pemasaran dan Konsep Pemasaran .................................. 8 2.2. Bauran Pemasaran.......................................................................... 9 2.3. Segmentasi Pasar............................................................................ 10 2.4. Perilaku Konsumen ........................................................................ 13 2.5. Minyak Pelumas............................................................................. 14
2.5.1. Pengertian........................................................................... 14 2.5.2. Fungsi................................................................................. 14 2.5.3. Jenis.................................................................................... 16
2.6. Metode Purposive Sampling .......................................................... 20 2.7. Analisis Multivariat........................................................................ 21
2.7.1. Analisis Faktor ................................................................... 21 2.7.2. Analisis Cluster .................................................................. 23
2.8. Importance-Performance Analysis (IPA) ...................................... 24 2.9. Hasil Penelitian Terdahulu............................................................. 24
III. METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 26 3.1. Kerangka Pemikiran....................................................................... 26 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 27 3.3. Jenis dan Sumber Data ................................................................... 27 3.4. Metode Penarikan Contoh.............................................................. 27 3.5. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 28 3.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data .......................................... 28
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 37 4.1. Gambaran Umum Sejarah Top Oil Products Company ................. 37
4.1.1. Sejarah Singkat Top Oil Products Company ..................... 37 4.1.2. Visi dan Misi Top Oil Products Company ......................... 38 4.1.3. Struktur Organisasi PT. Topindo Atlas Asia ..................... 39 4.1.4. Produk PT. Topindo Atlas Asia ......................................... 39
vii
4.2. Profil Responden............................................................................ 43 4.2.1. Profil Responden Berdasarkan Peubah Demografis .......... 43 4.2.2. Profil Responden Berdasarkan Peubah Perilaku................ 46 4.2.3. Profil Responden Berdasarkan Informasi Khusus ............. 50
a. Profil Responden Berdasarkan Karakteristik Kendaraan .................................................................... 50
b. Profil Responden Berdasarkan Karakteristik Oli Mesin............................................................................ 53
4.3. Analisis Bauran Pemasaran............................................................ 55 4.3.1. Bauran Produk (Product).................................................... 56 4.3.2. Bauran Harga (Price).......................................................... 66 4.3.3. Bauran Promosi (Promotion) ............................................. 67 4.3.4. Bauran Distribusi (Place) ................................................... 70
4.4. Analisis Segmentasi Konsumen..................................................... 77 4.5. Profil Segmen Konsumen .............................................................. 83
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 85 1. Kesimpulan ....................................................................................... 85 2. Saran.................................................................................................. 87
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 88
LAMPIRAN ............................................................................................... 90
viii
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. Variabel segmentasi utama untuk pasar konsumen ..................................... 13
2. Klasifikasi pelumas menurut API dan JASO .............................................. 21
3. Skor tingkat kepentingan.............................................................................. 32
4. Skor tingkat pelaksanaan.............................................................................. 32
5. Jenis produk TOP Oil Products Company ................................................... 44
6. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan usia ....................... 45
7. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan domisili ................ 46
8. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan jenis kelamin ........ 46
9. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan status perkawinan.. 46
10. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan jenjang pendidikan terakhir ........................................................................................................ 47
11. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan pekerjaan .............. 47
12. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan pendapatan per bulan ............................................................................................................ 48
13. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan frekuensi perawatan kendaraan berkala ke bengkel..................................................... 49
14. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan cara penggunaan kendaraan ..................................................................................................... 49
15. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan sumber perolehan informasi iklan dan promosi (acara/event) oli mobil ................................... 50
16. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan alternatif program TV otomotif.................................................................................................. 50
17. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan alternatif majalah/ tabloid otomotif ............................................................................................ 51
18. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan alternatif stasiun radio.............................................................................................................. 51
19. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan keikutsertaan dalam klub otomotif ................................................................................................ 52
20. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan pihak yang mempengaruhi dalam memilih dan membeli oli.......................................... 52
21. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan merek kendaraan ... 53
22. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan model kendaraan ... 53
ix
23. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan kapasitas mesin kendaraan ..................................................................................................... 54
24. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan tahun pembuatan kendaraan ..................................................................................................... 54
25. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan jenis bahan bakar .. 55
26. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan jarak tempuh kendaraan per hari ........................................................................................ 55
27. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan jenis oli mesin ....... 56
28. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan lama pemakaian oli (km) .............................................................................................................. 56
29. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan lama pemakaian oli (bulan) .......................................................................................................... 56
30. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan kapasitas oli mesin. 57
31. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan tingkat kekentalan oli ................................................................................................................. 57
32. Bagan atribut komponen bauran pemasaran sebelum pengolahan data....... 58
33. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap standar API .................................................................................... 59
34. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap melindungi maksimal akan keausan metal .................................... 60
35. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap bahan dasar sintetik ....................................................................... 61
36. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap memperpanjang umur mesin kendaraan........................................ 61
37. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap meningkatkan tenaga mesin .......................................................... 62
38. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap tingkat kekentalan.......................................................................... 62
39. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap kestabilan pada berbagai temperatur ............................................. 63
40. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap penggunaan untuk kilometer yang lebih panjang ......................... 64
41. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap warna oli cerah .............................................................................. 64
42. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap warna oli cerah .............................................................................. 65
43. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap merek terkenal ............................................................................... 65
x
44. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap kemasan menarik........................................................................... 66
45. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap ukuran kemasan sesuai dengan kapasitas oli mesin ...................... 67
46. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap kinerja sesuai dengan promosi .............................................................. 67
47. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap jaminan kualitas............................................................................. 68
48. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap keragaman produk ......................................................................... 68
49. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap harga terjangkau ............................................................................ 69
50. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap diskon ............................................................................................ 69
51. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap daftar harga ................................................................................... 70
52. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap promosi penjualan ........................................................................ 71
53. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap iklan ............................................................................................... 71
54. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap mensponsori banyak pembalap ..................................................... 72
55. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap tenaga penjualan informatif........................................................... 72
56. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap public relation ............................................................................... 73
57. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap persediaan...................................................................................... 74
58. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap kemudahan memperoleh produk ................................................... 74
59. Nilai/skor rata-rata tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap seluruh dimensi kualitas atribut ..................................................................
60. Hasil analisis faktor...................................................................................... 80
61. Hasil analisis cluster .................................................................................... 81
xi
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
1. Populasi kendaraan roda empat dan perkembangan konsumsi pelumas...... 2
2. Pangsa pasar minyak pelumas kendaraan bermotor..................................... 3
3. Brand equity kategori mobil ........................................................................ 3
4. Jumlah kendaraan bermotor untuk BPKB di Bogor .................................... 4
5. Data penjualan produk Top-1 di Bogor bulan April-Desember 2005.......... 6
6. Konsep pemasaran ....................................................................................... 9
7. Empat komponen P dalam bauran pemasaran ............................................. 10
8. Proses segmentasi pasar ............................................................................... 12
9. Model perilaku konsumen............................................................................ 15
10. Kerangka kerja analisis faktor...................................................................... 24
11. Skema kerangka pemikiran dalam penelitian .............................................. 27
12. Diagram Kartesius tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan................ 34
13. Bagan organisasi PT. Topindo Atlas Asia ................................................... 40
14. Tingkat kestabilan oksidasi Syngen 2000 ekstra tinggi ............................... 41
15. Tingkat penguapan Syngen 2000 ekstra rendah .......................................... 42
16. Indeks visikositas ekstra tinggi .................................................................... 42
17. Kestabilan visikositas ekstra tinggi.............................................................. 43
18. Hasil diagram Kartesius ............................................................................... 77
xii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
1. Kuesioner penelitian .................................................................................... 93
2. Uji validitas dan reliabilitas tingkat kepentingan konsumen ...................... 97
3. Uji validitas dan reliabilitas tingkat kinerja konsumen................................ 99
4. Hasil pengujian KMO dan Bartlett’s Test.................................................... 102
5. Hasil pengujian nilai MSA........................................................................... 103
6. Nilai komunalitas ......................................................................................... 108
7. Rotated component matrix ........................................................................... 109
8. Tabel ANOVA ............................................................................................. 110
9. Jumlah anggota segmen ............................................................................... 110
10. Tabulasi silang antara segmen konsumen dengan tempat tinggal ............... 111
11. Tabulasi silang antara segmen konsumen dengan jenis kelamin ................. 111
12. Tabulasi silang antara segmen konsumen dengan status perkawinan.......... 112
13. Tabulasi silang antara segmen konsumen dengan jenjang pendidikan........ 112
14. Tabulasi silang antara segmen konsumen dengan pekerjaan....................... 113
15. Tabulasi silang antara segmen konsumen dengan pendapatan per bulan .... 113
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Era perdagangan bebas memberikan kesempatan besar kepada
konsumen untuk memilih produk yang sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan mereka. Tentu saja konsumen cenderung memilih produk yang
berkualitas. Namun di sisi lain, perdagangan bebas menimbulkan persaingan
ketat baik antar perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Hal
ini akan mengarahkan mekanisme persaingan pasar yang akan
memposisikan produsen untuk selalu mengembangkan usahanya serta
merebut pangsa pasar. Menurut Irawan (2003), globalisasi di sektor pelumas
sudah terjadi dan mau tidak mau industri pelumas nasional bersaing dengan
perusahaan global. Perusahaan global yang masuk ke Indonesia ini didukung
oleh pengalaman dan modal yang besar. Mereka melihat Indonesia sebagai
pasar yang sangat besar, dan ingin eksis di sini terus-menerus
(http://www.sinarharapan.co.id/).
Menurut Silalahi (2003), pemberlakuan Surat Keputusan Presiden No.
21/2001 tanggal 14 Februari 2001 tentang Penyediaan dan Pelayanan
Pelumas membuat Pertamina tidak lagi menjadi monopolis dalam
menyediakan minyak pelumas ke dalam pasar domestik tetapi minyak
pelumas asing dapat masuk ke pasar domestik melalui impor. Keppres ini
memperbolehkan siapa saja mengimpor oli, baik oli mineral maupun
sintetis. Tanpa perlu minta rekomendasi ke Pertamina seperti dulu,
pengimpor hanya perlu membawa sampel dan mendaftarkannya ke Minyak
dan Gas (Migas). Setelah diperiksa dan memenuhi persyaratan kualitas,
importir akan mendapatkan Nomor Pelumas Terdaftar (NPT). Dampak
liberalisasi tata niaga ini, oli impor kian ramai membanjiri pasar dalam
negeri. Sejak hak monopoli Pertamina dihapuskan, sedikitnya ada 12 merek
saat ini yang memperebutkan pasar minyak pelumas dalam negeri yaitu
Mesran, Top-1, Shell Helix, Caltex, Castrol, Federal Oil, BP, United,
Unicorn, Capiro, Millenium, maupun BFT (http://www.sinarharapan.co.id/).
2
5,070 5,370 5,688 6,028 6,393
89,038 94,337 99,983106,020 112,477
6.00% 6.00% 6.00% 6.00%
6.10%
0
20,000
40,000
60,000
80,000
100,000
120,000
2000 2001 2002 2003 20045.94%5.96%5.98%6.00%6.02%6.04%6.06%6.08%6.10%6.12%
Vehicle 4W Population ('000)
Oli Consumption ('000 liter)
Oil ConsumptionGrowthy/year
Gambar 1. Populasi kendaraan roda empat dan perkembangan konsumsi
pelumas ( PT. Topindo Atlas Asia, 2004)
Industri minyak pelumas di Indonesia saat ini semakin diminati dan
kompetitif karena memiliki prospektif yang cenderung naik. Hal ini
didukung dengan terjadinya peningkatan populasi kendaraan terutama
kendaraan roda empat dan perkembangan konsumsi pelumas dari tahun
2000 hingga 2004 (Gambar 1). Dilihat dari segi potensinya, pasar minyak
pelumas dinilai sangat menggiurkan untuk dimasuki oleh para produsen
baru. Setiap merek minyak pelumas memiliki pangsa pasarnya masing-
masing (Gambar 2). Dari kenyataan tersebut, banyak hal yang sifatnya
menguntungkan pihak konsumen. Karena melalui persaingan akan terjadi
efisiensi, konsumen akan mempunyai pilihan dalam memilih produk dengan
kualitas yang baik dan dengan harga yang lebih murah. Konsumen memiliki
banyak pilihan merek minyak pelumas sehingga mereka dapat memilih
minyak pelumas yang sesuai dengan kriteria kebutuhan dan keinginannya.
Menurut Silalahi (2003), hal ini menimbulkan persaingan ketat di antara
produsen minyak pelumas yang terus berusaha memperebutkan pasar
pelumas di Indonesia (http://www.sinarharapan.co.id/).
3
62.3%
9.9% 9.8% 8.8%2.2% 1.2% 0.6%
5.2%
0.0%
10.0%
20.0%
30.0%
40.0%
50.0%
60.0%
70.0%
Mesran Penzoil Federal Top-1 Castrol Agip Motul Lainnya
Gambar 2. Pangsa pasar minyak pelumas kendaraan bermotor (SWA, 2001)
Top-1 sebagai empat besar pemimpin pasar minyak pelumas di
Indonesia berusaha merebut pangsa pasar yang selama ini dimiliki oleh
Pertamina. Dengan berbagai bentuk promosi yang dilakukan olehnya, Top-1
perlahan-lahan menaiki tangga peringkat pangsa pasar minyak pelumas di
Indonesia. Pada tahun 2004, Top-1 memiliki brand equity tertinggi untuk
kategori mobil dalam Indonesia Best Brand Awards 2004 Kategori Mobil
menurut survei MARS 2004 (Gambar 3). Top-1 memiliki brand equity 2,3
kali lebih besar daripada Mesran. Hal ini merupakan suatu potensi besar bagi
pihak Top-1 untuk lebih meningkatkan perannya sebagai produsen pelumas
yang cukup diperhitungkan keberadaannya di Indonesia. Top-1 berusaha
menjaga dan memperkuat posisi saat ini sebagai dasar dalam melakukan
ekspansi secara agresif ke segmen yang masih dikuasai pesaing.
301
132
15 12 7 60
70
140
210
280
350
Top One Mesran Pennzoil Prima XP Federal Castrol
Gambar 3. Brand equity kategori mobil (PT. Topindo Atlas Asia, 2004)
Kota Bogor memiliki potensi besar dalam hal distribusi minyak
pelumas kendaraan roda empat. Pada gambar 4 dapat dilihat bahwa jumlah
4
kendaraan roda empat mengimbangi jumlah kendaraan roda dua. Semakin
besar jumlah kendaraan menimbulkan kebutuhan minyak pelumas yang
semakin besar pula.
4069354309
94732
0
20000
40000
60000
80000
100000
Roda empat Sepeda motor Roda empat dan dua
Gambar 4. Jumlah kendaraan bermotor untuk BPKB di Bogor (BPS, 2005)
1.2. Perumusan Masalah
Berbagai contoh kasus menunjukkan akan pentingnya segmentasi di
masyarakat. Menurut Kasali (2005), salah satunya adalah Jonas Sari Harum
yang membuat gebrakan besar dengan meluncurkan merek shampo baru
yaitu Biuti. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memiliki awareness
tinggi sehingga mampu bersaing dengan penguasa pasar yakni Sunsilk. Pada
pertengahan tahun 1995, Biuti membelanjakan iklan mencapai Rp 20,27
miliar dengan mengalahkan belanja iklan merek top seperti Shampoerna,
Rinso, maupun Gudang Garam. Sebagai pendatang baru, Biuti tidak
mempunyai pilihan lain selain beriklan secara besar-besaran melalui iklan
TV. Hasilnya pun cukup lumayan. Dalam waktu kurang dari tiga bulan,
Biuti langsung dikenal masyarakat hingga mengalahkan produk lama
lainnya seperti Emeron, Rejoice, Pantene, Kao Feather bahkan mengancam
pemain lama yang mendominasi, Sunsilk. Biuti menetapkan harga yang
lebih murah dibandingkan dengan Sunsilk. Positioning Biuti 3 in 1 pun jelas
yakni shampo yang memberikan nilai tambah dibandingkan dengan shampo
dengan formula tunggal maupun 2 in 1. Dengan pricing dan positioning
seperti itu jelas bahwa pasar yang diarah Biuti adalah kelas menengah ke
5
bawah, wanita berusia 15 tahun ke atas dengan status pelajar hingga ibu
rumah tangga, kelas sosial ekonomi C-D-E, dan berpendidikan SMP ke atas.
Menurut Kasali (2005), keberhasilan Biuti di hari esok masih
ditentukan oleh responsnya menghadapi serangan balik yang akan dibalas
oleh para pemain yang sudah lebih dahulu berada di pasar dan
kedudukannya terusik oleh kehadiran Biuti. Selain itu, ketika lingkungan
berubah, peta segmentasi pun akan berubah. Jumlah masing-masing orang
dalam setiap segmen demografi barangkali tidak terlalu banyak berubah
namun perilakunya mungkin akan mengalami pergeseran yang signifikan.
Biuti dan industri shampo hanyalah contoh kecil dari bagaimana pentingnya
membaca segmentasi pasar dalam menghadapi persaingan. Selebihnya
konsep ini dapat digunakan dalam bidang-bidang kehidupan lainnya.
Menurut Irawan (2003), bisnis minyak pelumas di dalam negeri cukup
prospektif seiring dengan pertumbuhan industri otomotif. Permintaan akan
produk pelumas juga semakin tinggi, sehingga produsen berupaya merebut
pasar terbesar. Dampaknya, persaingan ketat bisnis pelumas tidak
terhindarkan. Masing-masing produsen mengklaim produknya yang terbaik
(http://www.sinarharapan.co.id/). Keadaan ini memaksa produsen minyak
pelumas untuk melakukan strategi pemasaran secara tepat. Salah satu upaya
mengetahui karakteristik pembeli adalah dengan segmentasi (Kasali, 2005).
Dengan proses ini, produsen dapat menetapkan segmen konsumen yang
tepat bagi produknya.
Oli Top-1 sebagai salah satu pemimpin pasar minyak pelumas di
Indonesia perlu menentukan segmentasi konsumen dengan cermat. Oli Top-
1 memposisikan dirinya sebagai ”Top-1 Oil USA, no 1 di Amrik” (Topindo
Atlas Asia, 2006). Berbagai macam promosi dan insentif dilakukan oleh
pihak Top-1 dengan gencar baik terhadap konsumen, mekanik maupun
pemilik bengkel yang membuat Top-1 menjadi merek yang terkenal.
Namun, hal ini perlu diimbangi dengan penyampaian kepada segmen
konsumen yang tepat sehingga promosi tersebut tepat pada sasaran.
Top-1 mulai merintis usahanya di Bogor selama beberapa tahun
terakhir. Top-1 menawarkan berbagai macam produk yang dapat digunakan
6
untuk penggunaan yang berbeda pula. Namun, berdasarkan data yang
diperoleh, penjualan produk Top-1 mengalami ketidakstabilan (Gambar 5).
Top-1 terus berupaya untuk tetap eksis dalam bisnis minyak pelumas di kota
Bogor mengingat prospektif yang cenderung naik. Untuk itu dibutuhkan
penentuan segmen konsumen yang tepat bagi masing-masing produk Top-1.
Oleh karena itu, segmentasi konsumen akan sangat membantu dalam
pelaksanaan promosi dari pihak Top-1 itu sendiri.
1357
1064877
1076
1753
1006 912 9141174
0
400
800
1200
1600
2000
April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des
Gambar 5. Data penjualan produk Top-1 di Bogor bulan April-Desember 2005 (PT. Tridika Putra Unggul, 2006)
Menurut Kasali (2005), segmentasi pasar merupakan suatu keputusan
yang sangat penting untuk memasuki pasar. Meski sebagai artikel ilmiah
konsep segmentasi baru diperkenalkan sejak tahun 1956, dalam praktek,
cara berpikir segmentasi sebenarnya sudah lama digunakan secara intuitif.
Menurut Myers (1966) dalam Kasali (2005), bentuk awal konsep ini dipakai
sebagai alat untuk elemen-elemen bauran pemasaran (produk, harga,
distribusi dan promosi). Dalam hal ini, produsen mengirimkan sinyal kepada
konsumen mengenai kualitas barang-barangnya melalui harga dan distribusi.
Misalnya dengan menetapkan harga yang tinggi, jauh di atas harga rata-rata
pasar yang bersedia dibeli rata-rata konsumen atau dengan menjajakan
produknya di galeri-galeri hotel mewah maka produsen mengirimkan sinyal
bahwa pasarnya adalah kelas menengah ke atas.
7
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka permasalahan dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah bauran pemasaran pada oli Top-1 di Bogor ?
2. Bagaimanakah segmentasi konsumen oli Top-1 di Bogor ?
3. Bagaimanakah profil dari segmen konsumen oli Top-1 di Bogor ?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi bauran pemasaran pada oli Top-1 di Bogor.
2. Menganalisis segmentasi konsumen oli Top-1 di Bogor.
3. Menganalisis profil dari segmen konsumen oli Top-1 di Bogor.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat bagi
pihak yang terkait, yakni :
1. Bagi pihak PT. Topindo Atlas Asia
Penulis berharap dengan adanya penelitian ini dapat memberikan
masukan positif bagi pihak PT. Topindo Atlas Asia dalam melakukan
segmentasi konsumen minyak pelumas Top-1 pada kendaraan roda
empat.
2. Bagi Peneliti
Bagi Peneliti, penelitian ini merupakan salah satu sarana yang dapat
digunakan untuk mengaplikasikan berbagai teori yang telah didapat
selama masa perkuliahan khususnya dalam bidang ilmu pemasaran
sehingga dapat memberi manfaat penting bagi pihak yang berkaitan.
1.5. Batasan Penelitian
Penelitian ini dibatasi pada konsumen oli Top-1 yang sedang
melakukan kegiatan service di tiga bengkel di Bogor, yaitu (1) Guna Motor
Jl. Siliwangi, (2) Viper Motor Jl. Raya Tajur, dan (3) Honda Mandiri Bogor
Jl. Raya Pajajaran.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Pemasaran dan Konsep Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang di dalamnya
individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2002).
Konsep pemasaran menurut Kotler dan Amstrong (1995) adalah suatu
daur proses yang tercipta ketika ada kebutuhan-kebutuhan yang berwujud
pada suatu keinginan dengan didukung daya beli yang memungkinkan maka
menimbulkan permintaan terhadap suatu produk. Produk yang dikonsumsi
tersebut akan memiliki nilai tertentu dan diyakini akan memberikan
kepuasan tersendiri pada konsumen, sehingga dengan sumber daya yang
dimiliki konsumen tidak akan ragu melakukan pertukaran sumber daya yang
dimilikinya dengan yang diinginkannya. Pertukaran tersebut akhirnya
menciptakan sebuah komunikasi antar konsumen dan pedagang lewat
sebuah transaksi jual beli. Hubungan dan transaksi yang tercipta
mewujudkan suatu bentuk pasar, yaitu sebagai sarana berlangsungnya
transaksi jual beli.
Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai
tujuan operasional yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus
menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan,
menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar
sasaran yang terpilih (Kotler, 2002).
Konsep pemasaran berdiri di atas empat pilar : (1) Pasar Sasaran, (2)
Kebutuhan Pelanggan, (3) Pemasaran Terintegrasi, (4) Laba Melalui
Kepuasan Pelanggan (Kotler, 2002). Konsep pemasaran ditunjukkan dalam
Gambar 6.
Gambar 6. Konsep pemasaran (Kotler, 2002)
Kebutuhan Pelanggan
Pemasaran Terintegrasi
Laba Melalui Kepuasan Pelanggan
Pasar Sasaran
9
2.2. Bauran Pemasaran
Para pemasar menggunakan sejumlah alat untuk mendapatkan
tanggapan yang diinginkan dari pasar sasaran mereka. Alat-alat itu
membentuk suatu bauran pemasaran. Bauran pemasaran adalah seperangkat
alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai
tujuan pemasarannya di pasar sasaran (Kotler, 2002).
Menurut Kotler (1997), produk adalah segala sesuatu yang dapat
dipasarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan. Harga
adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat memiliki
atau menggunakan produk yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan
penjual melalui tawar menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu
barang yang sama terhadap semua pembeli (Umar, 2003). Menurut Kotler
(1997), saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling
tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau
jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi. Promosi merupakan kegiatan
yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat produknya
dan untuk meyakinkan pelanggan agar membeli produk tersebut. Variabel
pemasaran tertentu dari masing-masing P ditunjukkan dalam Gambar 7.
Gambar 7. Empat komponen P dalam bauran pemasaran (Kotler, 2002)
Bauran pemasaran
Produk • Keragaman
produk • Kualitas • Desain • Ciri • Nama merek • Kemasan • Ukuran • Pelayanan • Garansi • Imbalan
Harga • Daftar harga • Rabat/diskon • Potongan harga
khusus • Periode
pembayaran • Syarat kredit
Promosi • Promosi
penjualan • Periklanan • Tenaga
penjualan • Kehumasan/
public relation • Pemasaran
langsung
Tempat • Saluran
pemasaran • Cakupan pasar • Pengelompokkan • Lokasi • Persediaan • Transportasi
Pasar sasaran
10
2.3. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah suatu konsep yang sangat penting dalam
kehidupan ini. Dalam kegiatan bisnis segmentasi pasar digunakan untuk
memilih pasar sasaran, mencari peluang, menggerogoti segmen pemimpin
pasar, merumuskan pesan-pesan komunikasi, melayani lebih baik,
menganalisis perilaku konsumen, dan mendesain produk (Kasali, 2005).
Riggs dalam Boyd, et al (2000) menggambarkan tiga konsep
pemasaran yang saling berkaitan, yakni segmentasi pasar (market
segmentation), penetapan pasar sasaran (market targeting), dan penentuan
posisi produk (product positioning).
Segmentasi pasar menurut Kotler (2002) adalah proses
mengidentifikasi dan membedakan kelompok-kelompok pembeli yang
mungkin lebih menyukai atau memerlukan berbagai produk dan bauran
pemasaran.
Menurut Kotler (2002), segmentasi menjadi semakin penting dalam
pengembangan strategi pemasaran karena beberapa alasan yakni :
1. Pertumbuhan populasi kian menurun dan semakin banyak produk pasar
yang mencapai tahap kedewasaan.
2. Kekuatan sosial dan ekonomi mendorong meningkatnya pendapatan
perseorangan, tingkat pendapatan yang lebih tinggi, dan kesadaran yang
lebih banyak tentang dunia yang memproduksi pelanggan dengan
kebutuhan, selera, gaya hidup yang lebih bervariasi dan canggih
dibanding sebelumnya.
3. Teknologi baru seperti desain yang dibantu komputer telah
memungkinkan perusahaan membuat produk-produk berdasarkan
pesanan.
4. Banyak organisasi pemasaran telah mendukung implementasi program
pemasaran terspesialisasi dengan memperluas dan melakukan
segmentasi layanan mereka sendiri.
Menurut Boyd, et al (2000), selain untuk memperkuat perusahaan
dalam menghadapi kenyataan yang ada di pasar, segmentasi menawarkan
manfaat-manfaat berikut :
11
a. Segmentasi mengidentifikasi pengembangan produk baru.
b. Segmentasi membantu dalam mendesain program-program pemasaran
yang paling efektif untuk mencapai kelompok-kelompok pelanggan yang
homogen.
c. Segmentasi memperbaiki alokasi strategis sumber daya pemasaran.
Segmen pasar dapat diidentifikasi dengan memeriksa perbedaan-
perbedaaan demografis, psikografis, dan perilaku di kalangan para pembeli.
Selanjutnya perusahaan memutuskan segmen mana yang menyajikan
peluang yang lebih besar-mereka yang kebutuhannya dapat dipenuhi oleh
perusahaan dengan cara yang unggul (Kotler, 2002).
Menurut Arnould, et al (2002), pemasar perlu melakukan tahap-tahap
dalam proses segmentasi pasar (Gambar 8), yakni :
Gambar 8. Proses segmentasi pasar (Arnould, et al, 2002)
1. Menganalisa hubungan antara produk dengan konsumen
Pemasar perlu mengetahui beberapa hal berikut ini : (a) Lingkungan
yang dapat mempengaruhi proses pembelian dan konsumsi, (b) Kategori
produk bagi konsumen dan keterlibatan konsumen dalam
mengkonsumsinya, dan (c) Perilaku yang terlibat dalam proses
pembelian serta konsumsi produk.
Menganalisa hubungan antara produk dengan
konsumen
Membangun positioning produk
Merancang bauran pemasaran untuk
pasar sasaran
Memilih segmen pasar sasaran
Menginvestasi alternatif pendekatan
segmentasi
12
2. Menginvestigasi alternatif pendekatan dalam segmentasi
Segmentasi konsumen dilakukan berdasar pada satu atau lebih empat
kriteria, yakni : (a) geografis, pasar dibagi menjadi unit-unit geografis
yang berbeda seperti negara, wilayah, propinsi, kota, maupun
lingkungan; (b) demografis, pasar dibagi menjadi kelompok berdasarkan
peubah-peubah demografis seperti usia, ukuran keluarga, siklus hidup
keluarga, jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras,
generasi, kewarganegaraan dan kelas sosial; (c) psikografis, pembeli
dibagi menjadi kelompok berdasarkan kelas sosial, gaya hidup dan
kepribadian; dan (d) perilaku, pembeli dibagi menjadi kelompok
berdasarkan pengetahuan, sikap, pemakaian, maupun tanggapannya
terhadap sesuatu (Kotler, 2002).
Tabel 1. Variabel segmentasi utama untuk pasar konsumen (Kotler, 2002)
Geografis Demografis Psikografis Perilaku Wilayah Ukuran kota Kepadatan Iklim
Usia Ukuran keluarga Siklus hidup keluarga Jenis kelamin Penghasilan Pekerjaan Pendidikan Agama Ras Generasi Kewarganegaraan Kelas sosial
Gaya hidup Kepribadian
Kejadian Manfaat Status pemakai Tingkat pemakaian Status kesetiaan Tahap kesiapan pembeli Sikap terhadap produk
3. Memilih segmen pasar sasaran (targeting)
Menurut Kasali (2005), produk dari targeting adalah target market
(pasar sasaran), yaitu satu atau beberapa segmen pasar yang akan
menjadi fokus kegiatan-kegiatan pemasaran. Clancy dan Shulman (1991)
dalam Kasali (2005) menyatakan empat kriteria yang harus dipenuhi
untuk mendapatkan pasar sasaran yang optimal, yakni :
a. Pasar sasaran harus responsif terhadap produk.
b. Potensi penjualan harus cukup luas.
c. Pertumbuhan yang memadai.
d. Jangkauan media yang tepat bagi pasar sasaran.
13
4. Membangun positioning produk
Positioning menggambarkan bagaimana suatu pihak mampu dengan
tepat memposisikan produk, merek dan perusahaan di benak pelanggan
(Boyd, et al, 2000).
5. Menyusun bauran pemasaran yang sesuai bagi pasar sasaran
Bauran pemasaran meliputi penentuan produk, harga, tempat penjualan
(distribusi) dan bentuk promosi (Kotler, 2002).
Menurut Kotler (2002) tidak semua segmentasi bermanfaat. Agar
segmentasi dapat berguna, segmen-segmen pasar haruslah :
a. Dapat diukur : Ukuran, daya beli, dan profil segmen dapat diukur.
b. Besar : Segmen cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani. Suatu
segmen harus merupakan kelompok homogen terbesar yang paling
mungkin, yang berharga untuk diraih dengan program pemasaran yang
dirancang khusus.
c. Dapat diakses : Segmen dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
d. Dapat dibedakan : Segmen-segmen secara konseptual dapat dipisah-
pisahkan dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen
yang berbeda dan program bauran pemasaran yang berbeda.
e. Dapat diambil tindakan : Program-program yang efektif dapat
dirumuskan untuk menarik dan melayani segmen-segmen tersebut.
2.4. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan dan proses
psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli,
ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah
melakukan hal-hal yang dikemukakan atau disebut dengan kegiatan
mengevaluasi (Sumarwan, 2003).
14
Gambar 9. Model perilaku konsumen (Kotler, 2002)
Titik tolak untuk memahami perilaku pembeli adalah model
rangsangan tanggapan yang diperlihatkan dalam Gambar 9. Rangsangan
pemasaran dan lingkungan mulai memasuki kesadaran pembeli.
Karakteristik pembeli dan proses pengambilan keputusan menimbulkan
keputusan pembelian tertentu. Tugas pemasar adalah memahami apa yang
terjadi dalam kesadaran pembeli mulai dari adanya rangsangan dari luar
hingga munculnya keputusan pembelian pembeli (Kotler, 2002).
2.5. Minyak Pelumas
2.5.1. Pengertian
Minyak pelumas adalah campuran dari base oil dan aditif yang
berfungsi untuk melindungi mesin dari karat, pembersih, pendingin
juga sebagai seal pada mesin kendaraan (PT. Topindo Oil Indonesia,
2004). Fungsi di atas akan membuat gesekan antar komponen di
dalam mesin bergerak lebih halus dan mesin akan mencapai tingkat
temperatur yang ideal.
2.5.2. Fungsi
Menurut PT. Topindo Oil Indonesia (2004), ada empat fungsi
utama minyak pelumas untuk kendaraan bermotor, yakni :
1. Melumasi
Apabila kita menggerakkan suatu obyek terhadap permukaan
maka akan menimbulkan gesekan. Gesekan ini akan
menyebabkan kerusakan tetapi jika ada lapisan antar permukaan
maka kerusakan bisa diminimalisasi dan pergerakan menjadi
Rangsangan Rangsangan pemasaran lainnya Produk Ekonomi Harga Teknologi Tempat Politik Promosi Budaya
Kotak Hitam Pembeli
Karakateristik Proses Pembeli Keputusan Pembeli
Respon Pembeli
Pilihan produk Pilihan merek Pilihan dealer Waktu belanja Jumlah belanja
15
lebih mudah. Dalam hal ini, pelumas dapat mengurangi keausan.
Gesekan yang harus dikontrol ialah saat start up, conrods,
crankshaft antara silinder dan ring.
2. Mendinginkan
Pelumas harus dapat mengalir dengan bebas ke seluruh bagian
yang dilumaskan karena dapat menyerap panas dari bagian mesin
dan mensirkulasikannya. Suhu piston saat operasi pada mesin
bensin berkisar antara 77-1210c dan pada mesin diesel 650-8200c.
Bagian mesin yang diserap panasnya : bearing, piston, valve dan
chamshaft.
3. Membersihkan
Selama operasi mesin banyak kontaminasi yang dihasilkan
sehingga pelumas harus dapat menjaga kebersihan mesin dengan
cara merawat suspensi hingga oli diganti. Di sinilah peran fungsi
filter oli dan drain interval. Pada mesin diesel, operasinya lebih
kotor karena suhu yang tinggi.
4. Mencegah karat
Dari hasil pembakaran terdapat asam yang dapat mempercepat
korosi sehingga harus dinetralisir. Panas tinggi (steam) akan
terkondensasi jadi air. Bagian mesin yang rawan karat : valve dan
cam follower. Lapisan film pada piston mempengaruhi
kemampuan dalam mencegah karat tersebut.
5. Melindungi mesin
Piston bergerak naik dan turun dalam silinder. Ring piston
dirancang untuk menghalangi gas hasil bakar yang masuk ke
silinder dan membuat lapisan film pada dinding silinder tetap
rata.
Menurut Evalube (2005), mengingat fungsi tersebut, setelah
pemakaian pelumas mencapai jumlah kilometer tertentu, minyak
pelumas itu harus diganti. Setiap pelumas mengandung berbagai
jenis zat aditif yang meningkatkan efisiensi fungsi pelumas. Dengan
beban kerja mesin yang dipengaruhi oleh berbagai macam faktor
16
(lingkungan, cuaca dan pemakaian), mesin akan membakar zat aditif
tersebut dan mengurangi efisiensi tersebut sehingga menjauhkan
mesin dari performa yang optimal. Pelumas menjadi semakin kental
dan mengandung kotoran, di antaranya bubuk logam sebagai akibat
dari gesekan bagian-bagian yang bergerak di dalam mesin
(www.evalube.com).
Menurut PT. Topindo Atlas Asia (2004), ada beberapa
kemampuan yang harus dimiliki oli mesin yakni :
a. Meningkatkan nilai ekonomi dari bahan bakar sehingga
penggunaan lebih irit.
b. Mereduksi kadar emisi untuk pembakaran lebih sempurna.
c. Umur mesin lebih lama agar mesin terlindungi.
d. Waktu penggantian oli yang lebih lama sehingga biaya perawatan
lebih rendah.
2.5.2. Jenis
Menurut Fajar (Motor Plus, 2005), ada berbagai jenis pelumas
mesin yang dapat ditinjau dari bahan dasar, warna kekentalannya
maupun kualitasnya. Berdasarkan bahan dasarnya, pelumas dapat
dibedakan menjadi dua kategori, yakni : 1) Oli mineral memiliki
bahan dasar minyak bumi. Oli ini terbuat dari beberapa komponen
seperti parafin dan sikol parafin yang kemudian diolah dan dicampur
dengan zat aditif supaya mutunya lebih baik. Namun, pada pelumas
modern biasanya bahan aditifnya cukup lengkap sehingga beberapa
merek tidak menganjurkan penambahan zat aditif (oil treatment); 2)
Oli sintetik merupakan pelumas berbahan dasar campuran berbagai
macam bahan kimia seperti polyalpha olefin (PAO) yang dibuat di
laboratorium. Umumnya, oli sintetis mempunyai tingkat mutu yang
lebih tinggi daripada oli mineral, meskipun harganya relatif lebih
mahal. Menurut Evalube (2005), ada beberapa keunggulan oli
sintetik dibandingkan dengan oli mineral, yakni : 1) Lebih stabil
pada temperatur tinggi; 2) Mengontrol dan mencegah terjadinya
endapan karbon mesin; 3) Sirkulasi lebih lancar pada waktu starter
17
pagi hari atau cuaca dingin; 4) Melumasi dan melapisi metal lebih
baik dan mencegah terjadinya gesekan antar logam; 5) Tahan
terhadap perubahan atau oksidasi sehingga lebih tahan lama sehingga
lebih ekonomis dan efisien; dan 6) Mengurangi terjadinya gesekan
sehingga meningkatkan tenaga dan mesin menjadi lebih dingin
(www.evalube.com).
Menurut Kaliki (2004), berdasarkan warnanya, pelumas mesin
yang tersedia saat ini di pasaran cukup beragam. Ada pelumas yang
berwarna kuning, hijau tua, merah dan ungu. Keberagaman warna
tersebut tergantung pada merek pelumas (http://www.kompas.co.id/).
Menurut Kaliki (2004), berdasarkan tingkat visikositas atau
kekentalannya, pelumas dibedakan menurut kode yang tersedia.
Visikositas atau tingkat kekentalan pelumas merupakan sesuatu yang
sangat penting dalam pemilihan pelumas. Tingkat kekentalan
berhubungan dengan kemampuan pelumas dalam menjalankan
fungsi pelumas, mendinginkan dan memindahkan kotoran. Standar
kekentalan pelumas mesin ditentukan oleh Society of Automotive
Engineers (SAE) dan ditentukan pada suhu 100 derajat celcius. SAE
merupakan lembaga standarisasi seperti ISO, DIN, atau JIS, yang
mengkhususkan diri di bidang otomotif. Ada dua macam SAE yakni:
(1) monograde seperti SAE 30 dan SAE 40. Angka di belakang huruf
menunjukkan tingkat kekentalannya. Contohnya, kode SAE 50
menunjukkan oli tersebut mempunyai tingkat kekentalan 50 menurut
standar SAE ; (2) multigrade seperti SAE 20W-50 dan SAE 10W-40.
Pelumas multigrade dapat digunakan untuk cuaca dingin, W berarti
winter. Contohnya, kode SAE 10W-50 menunjukkan oli tersebut
mempunyai tingkat kekentalan sama dengan SAE 10 pada saat suhu
udara dingin dan SAE 50 ketika suhu udara panas
(http://www.kompas.co.id/).
Menurut Kaliki (2004), berdasarkan kualitasnya, tingkat mutu
pelumas mempunyai satuan tersendiri dan umumnya standar kualitas
pelumas yang beredar di pasar mengacu pada standar yang
18
ditetapkan American Petroleum Institute (API) dan Japanese
Automobile Standards Organization (JASO). Pelumas-pelumas yang
dirancang untuk mobil-mobil kendaraan berbahan bakar bensin
diberi kode awal dengan huruf S (kependekan dari kata Spark yang
berarti percikan api), kemudian diikuti huruf-huruf menurut abjad.
Huruf abjad ini menujukkan peruntukkan masing-masing pelumas.
Semakin besar abjadnya semakin tinggi spesifikasi minyak
pelumasnya (http://www.kompas.co.id/).
Menurut Kaliki (2004), sekarang ini klasifikasi tertinggi adalah
SL yang mulai diberlakukan mulai pertengahan 2001. Untuk mobil
berbahan bakar diesel, API mengklasifikasikan pelumasnya dengan
kode awal huruf C (kependekan dari kata Compression yang berarti
tekanan), dan kemudian diikuti huruf menurut abjad seperti halnya
untuk mobil bensin. Klasifikasi tertinggi adalah CH-4 yang
merupakan minyak pelumas mesin diesel kecepatan tinggi untuk
mobil buatan tahun 1998 ke atas. Hingga saat ini, tingkat kualitas
pelumas yang beredar sudah sampai pada tingkat SL dan CI-4.
Grade mutu SL, yang diperkenalkan sejak Juli 2001, diperuntukkan
untuk semua jenis mesin baru seperti Multi-Valve, VTEC, VVT,
Turbo, karena komponen yang harus dilumasi sangat banyak.
Sedangkan grade CI-4 diperkenalkan pada tanggal 5 September 2002
dan direkomendasikan untuk semua mesin diesel high speed 4
langkah (http://www.kompas.co.id/).
Menurut Kaliki (2004), ada juga penulisan kode yang dibalik
dengan huruf C di depan, misalnya CD/SF. Maksud dari kode ini
adalah pelumas dikhususkan untuk mesin diesel , meskipun bisa pula
digunakan pada mesin bensin. Jika diperhatikan, meskipun
pelumasnya sama bila digunakan pada mesin diesel, mutunya dinilai
lebih rendah daripada jika pelumas tersebut digunakan pada mesin
bensin. Memang umumnya pelumas mesin mempunyai tingkat mutu
seperti ini. Mesin diesel mempunyai tekanan atau kompresi dua kali
lipat lebih besar daripada mesin bensin. Akibatnya, getaran mesin
19
dan momen puntir yang dihasilkan lebih besar. Tugas pelumas pada
mesin diesel pun lebih berat dibandingkan dengan pada mesin
bensin. Karena itu, standar kualitasnya lebih tinggi dibandingkan
dengan standar kualitas pelumas mesin bensin. Hal yang menjadi
patokan mutu pelumas adalah kekuatan lapisan film pelumas yang
berfungsi melekatkan pelumas tersebut pada logam. Semakin tinggi
kualitasnya, semakin kuat lapisan film mengikat pelumas pada
permukaan logam mesin. Dikatakan semakin tinggi kualitasnya
karena logam semakin terlindung dari proses keausan. API juga
mengklasifikasikan minyak pelumas untuk mesin-mesin dua langkah
atau lebih dikenal dengan mesin 2-tak yang banyak digunakan untuk
sepeda motor dan juga pelumas untuk roda gigi transmisi. Untuk
pelumas mesin 2-tak, API mengklasifikasikan pelumasnya menjadi
tiga, yakni TA, TB, dan TC. Sedangkan JASO mengklasifikasikan
juga menjadi tiga macam, yakni FA, FB, dan FC. Sementara itu
untuk pelumas roda gigi transmisi, API mengklasifikasikan
pelumasnya dengan kode huruf awal GL dan kemudian diikuti
dengan angka secara berurutan. Semakin tinggi menunjukkan
pelumas untuk kondisi operasi sedang atau berat
(http://www.kompas.co.id/). Klasifikasi pelumas menurut API dan
JASO dapat dilihat pada Tabel 2.
20
Tabel 2. Klasifikasi pelumas menurut API dan JASO (PT. Topindo Atlas Asia, 2004)
Klasifikasi Pelumas Mesin Bensin. Diawali dengan huruf S dan diikuti secara alpabetis
SA Spesifikasi kuno yang sudah jarang digunakan SB Untuk mesin bensin tugas ringan (sudah jarang digunakan) SC Untuk kendaraan buatan tahun 1964-1967 SD Untuk kendaraan buatan tahun 1968-1970 SE Untuk kendaraan buatan tahun 1970 ke atas SF Untuk kendaraan buatan tahun 1980 ke atas SG Untuk kendaraan buatan tahun 1989 ke atas SH Untuk kendaraan buatan tahun 1993 ke atas SJ Untuk kendaraan buatan tahun 1997 ke atas SL Spesifikasi ini diberlakukan pertengahan tahun 2001
Klasifikasi Pelumas Mesin Diesel. Diawali dengan huruf C dan diikuti secara alpabetis
CA Untuk mesin diesel tugas ringan CB Untuk mesin diesel tugas sedang CC Untuk mesin diesel tugas sedang sampai berat CD Untuk mesin diesel tugas berat yang dilengkapi dengan supercharger
CD-II Untuk mesin diesel dua langkah CE Untuk mesin diesel tugas berat dengan turbo/supercharger CF Untuk mesin diesel buatan tahun 1994 ke atas
CF-2 Untuk mesin diesel dua langkah
CF-4 Untuk mesin diesel empat langkah tugas berat buatan tahun 1990 dan beroperasi dengan kecepatan tinggi
CG-4 Untuk mesin diesel empat langkah tugas berat buatan tahun 1990 dan beroperasi dengan kecepatan tinggi dan dengan beban berat
CH-4 Untuk mesin diesel empat langkah tugas berat buatan tahun 1990 dan beroperasi dengan kecepatan tinggi dan dengan beban berat
Oli Samping untuk Mesin Bensin 2-tak API-TA Untuk mesin 2-tak ukuran kecil, kapasitas sampai 50 cc API-TB Untuk mesin 2-tak ukuran sedang atau kapasitas sampai 200 cc API-TC Untuk mesin 2-tak ukuran sedang atau kapasitas sampai 500 cc
JASO-FA Untuk mesin 2-tak ukuran kecil sampai lebih besar JASO-FB Untuk mesin 2-tak dengan kemampuan lebih baik dari FA JASO-FC Untuk mesin 2-tak dengan kemampuan lebih baik dari FB
Pelumas Roda Gigi Transmisi, Manual atau Gardan. Diawali dengan huruf GL dan diikuti dengan angka
GL-1 Untuk kondisi operasi ringan GL-2 Untuk kondisi operasi ringan tapi di atas GL-1 GL-3 Untuk kondisi operasi sedang
GL-4 Untuk kondisi operasi sedang dengan jenis roda gigi spiral bevel/hypoid
GL-5 Untuk kondisi operasi sedang dengan jenis roda gigi spiral/bevel
2.6. Metode Purposive Sampling
Metode penarikan contoh dilakukan dengan penarikan contoh
purposive sampling. Menurut Wibisono (2003), purposive sampling
merupakan teknik penarikan contoh tidak berpeluang yang memilih orang-
orang yang terseleksi oleh peneliti berpengalaman, berdasarkan ciri-ciri
21
khusus yang dimiliki contoh tersebut yang dipandang mempunyai sangkut
paut erat dengan ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
2.7. Analisis Multivariat
Analisis multivariat adalah metode analisis yang digunakan untuk
menganalisa peubah yang banyak dan saling interdependen. Analisis
multivariat memiliki kemampuan untuk mengakomodasi peubah yang
banyak (multivarible) dan dapat membantu memahami hubungan yang
kompleks antar peubah. Analisis multivariat merujuk pada metode statistika
yang menganalisis perlakuan ganda untuk setiap individu atau objek
berdasarkan hasil investigasi secara simultan (Hair, 1998).
2.7.1. Analisis Faktor
Analisis faktor merupakan serangkaian prosedur yang
digunakan untuk mereduksi dan menyimpulkan suatu data (Maholtra,
1996). Menurut Santoso (2003), proses analisis faktor mencoba
menemukan hubungan (interrelationship) antar sejumlah variabel-
variabel yang saling independen satu dengan yang lain sehingga bisa
dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari
jumlah variabel awal.
Menurut Santoso (2003), ada beberapa tujuan analisis faktor,
yaitu :
1. Data summarization, yakni mengidentifikasi adanya hubungan
antar variabel dengan melakukan uji korelasi. Jika korelasi
dilakukan antar variabel, analisis tersebut dinamakan R Factor
Analysis. Namun, jika korelasi dilakukan antar responden atau
sampel, analisis disebut Q Factor Analysis, yang juga populer
disebut Cluster Analysis.
2. Data Reduction, yakni setelah melakukan korelasi, dilakukan
proses membuat sebuah variabel set baru yang dinamakan faktor
untuk menggantikan sejumlah variabel tertentu.
22
Menurut Maholtra (1996), ada beberapa aplikasi analisis faktor
di bidang pemasaran, yakni :
a. Membantu kegiatan segmentasi pasar, yakni untuk
mengidentifikasi peubah yang dapat digunakan untuk
mengelompokkan konsumen;
b. Melakukan penelitian mengenai produk, analisis faktor
digunakan untuk menentukan atribut merek yang mempengaruhi
pilihan konsumen;
c. Dalam dunia periklanan, analisis faktor dapat digunakan untuk
memahami pola konsumsi media dari pasar sasaran;
d. Dalam studi penetapan harga, analisis faktor dapat digunakan
untuk mengidentifikasi karakteristik dari konsumen yang peka
terhadap harga.
23
Menurut Hair (1998), kerangka kerja analisis faktor terdiri dari
enam langkah seperti yang ditunjukkan pada Gambar 10 sebagai
berikut :
Gambar 10. Kerangka kerja analisis faktor (Hair, 1998)
2.7.2. Analisis Cluster
Menurut Maholtra (1996), analisis cluster (gerombol)
merupakan serangkaian teknik yang digunakan untuk
mengklasifikasikan obyek atau kasus menjadi grup relatif lebih
homogen yang dikenal dengan istilah kelompok.
Menurut Santoso (2003), tujuan utama analisis cluster adalah
mengelompokkan obyek-obyek berdasarkan kesamaan karakteristik
di antara obyek-obyek tersebut. Obyek bisa berupa produk (barang
Masalah Penelitian Variabel mana yang dilibatkan?
Berapa banyak variabel ? Bagaiamana variabel diukur ?
Ukuran sampel ?
Matriks Korelasi
Ekstraksi Faktor Jumlah faktor ?
Metode ?
Matriks faktor sebelum rotasi Jumlah faktor
Matriks faktor setelah rotasi Jumlah faktor
Skor faktor Untuk analisis lebih lanjut :
Analisis regresi Analisis determinan
Analisis cluster
24
dan jasa), benda (tumbuhan dan lainnya) serta orang (responden,
konsumen, atau yang lain). Obyek tersebut akan diklasifikasikan ke
dalam satu atau lebih cluster (kelompok) sehingga obyek-obyek yang
berada dalam satu cluster akan mempunyai kemiripan satu dengan
yang lain.
Menurut Santoso (2003), cluster yang baik adalah yang
mempunyai ciri sebagai berikut :
a. Homogenitas (kesamaan) yang tinggi antar anggota dalam satu
cluster (within- cluster)
b. Heterogenitas (perbedaan) yang tinggi antar cluster yang satu
dengan cluster lainnya (between cluster)
2.8. Importance-Performance Analysis (IPA)
Metode Importance-Performance Analysis (IPA) digunakan untuk
menganalisis tingkat kepuasan pelanggan. IPA merupakan suatu teknik
penerapan yang mudah untuk mengukur atribut dari tingkat kepentingan
(importance) dan tingkat pelaksanaan/kinerja (performance) yang berguna
untuk pengembangan program pemasaran efektif (Martila dan James dalam
Supranto, 2001).
2.9. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai “Analisa Positioning Minyak Pelumas Kendaraan
Bermotor Roda Dua Mesin 4-tak Caltex Revtex“ telah dilakukan oleh
Rindawati (2003). Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui hal-hal
sebagai berikut :
a. Perilaku konsumen dalam menggunakan motor dan mengkonsumsi
media.
b. Atribut-atribut yang diperhatikan konsumen yang menjadi dasar
diferensiasi produk dan mempengaruhi proses pemilihan merek yang
akan dikonsumsi.
c. Persepsi konsumen terhadap atribut-atribut untuk merek minyak pelumas
sepeda motor mesin 4-tak.
d. Positioning merek Caltex Revtex di benak konsumen.
25
Peneliti menyarankan anggaran belanja untuk advertising dan
promotion ditingkatkan, serta bekerjasama dengan advertising agency untuk
mengkomunikasikan Revtex. Pembenahan di jalur ditribusi perlu dilakukan.
Selain itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui alasan
responden yang pernah menggunakan Revtex beralih ke merek lain.
Penelitian mengenai ”Deskripsi Pemakaian Minyak Pelumas
Kendaraan Bermotor Roda Empat (Studi Kasus : Kota Bogor) telah
dilakukan oleh Nengsih (2004). Penelitian tersebut bertujuan untuk
mengetahui beberapa hal ini :
1. Sisi demand, yaitu kendaraan bermotor roda empat dengan tujuan untuk
melihat perilaku konsumsi oli mesin di kota Bogor.
2. Sisi supplier, yaitu toko atau bengkel yang menjual oli mesin ke
konsumen dengan tujuan untuk mendeskripsikan keragaman merek oli
mesin dan mengetahui pangsa pasar oli mesin kendaraan bermotor roda
empat di kota Bogor.
Dari sisi supplier terdapat 42 merek oli mesin yang beredar di pasaran
kota Bogor pada tahun 2004 dengan 35.58 % masih dikuasai oleh
Pertamina. Rata-rata penjualan oli mesin per tahun di kota Bogor dengan
asumsi perilaku konsumsi oli mesin tidak berbeda tiap bulannya sebesar
1.527.825,36 liter. Produk Pertamina yang banyak terjual oleh supplier
adalah Mesran Prima XP dan Mesran Super yang disusul oleh Top-1, Shell
Helix, Repsol, Penzoil dan Castrol. Sedangkan dari sisi konsumen produk
Pertamina juga menempati tingkat teratas dengan Mesran Prima XP sebagai
merek yang banyak digunakan bagi kendaraannya. Selanjutnya diikuti oleh
Top-1 dan Mesran Super. Sebagian konsumen cenderung tetap atau tidak
pernah berganti merek oli mesin. Perpindahan terjadi dari merek oli mesin
Mesran Super menjadi Top-1 dengan alasan mutu dan kualitasnya lebih
terjamin. Berdasarkan persepsi responden menunjukkan bahwa Top-1
cenderung dinilai responden sebagai oli yang jika digunakan akan membuat
oli mesin lebih dingin atau ringan. Tingkat kekentalannya lebih bagus jika
dibandingkan dengan oli lainnya, ukuran kemasan yang sesuai, dan iklan
yang menarik.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Gambar 11. Skema kerangka pemikiran dalam penelitian
Tahap penelitian dalam analisis segmentasi konsumen kendaraan
bermotor roda empat minyak pelumas Top-1 di Bogor dijabarkan pada
Gambar 11. Dari kerangka pemikiran tersebut akan ditelaah mengenai
segmentasi konsumen berdasarkan tiga faktor utama, yaitu bauran
pemasaran, atribut produk dan demografi. Penelitian ini dilakukan dalam
upaya untuk memenuhi kebutuhan akan pemahaman pasar. Hal ini dapat
membantu para pemasar dalam mengidentifikasi dan memprediksi perilaku
konsumen dan selanjutnya akan memudahkan dalam penerapan strategi
Bisnis minyak pelumas kendaraan roda empat di Bogor
Kebutuhan minyak pelumas
Pangsa pasar Persaingan
Kebutuhan akan pemahaman pasar oli Top-1
Strategi pemasaran
Segmen dan profil konsumen
Bauran pemasaran Demografi dan Perilaku konsumen
Analisis Cluster : mengelompokkan
konsumen
Analisis deskriptif Importance Performance
Analysis
Informasi Khusus
Analisis Faktor : mereduksi peubah
27
pemasaran perusahaan itu sendiri. Pasar yang menjadi pilihan penelitian
adalah beberapa bengkel besar di Bogor yang menjadi lokasi utama
distribusi minyak pelumas Top-1.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian mengenai segmentasi konsumen minyak pelumas kendaraan
roda empat Top-1 di Bogor dilakukan di tiga bengkel terpilih yakni Guna
Motor (Jl. Siliwangi, Bogor), Honda Mandiri Bogor (Jl. Raya Pajajaran,
Bogor) dan Viper Motor (Jl. Raya Tajur, Bogor). Pemilihan lokasi dilakukan
secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan bahwa bengkel tersebut
merupakan bengkel yang direkomendasikan oleh PT. Tridika Putra Unggul
dan merupakan pelanggannya. Penelitian dilaksanakan pada bulan April
2006 sampai dengan bulan Mei 2006.
3.3. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan
data sekunder, baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Data primer
diperoleh dari hasil kuesioner dan wawancara dengan pihak-pihak terkait
seperti manajemen PT. Topindo Atlas Asia, PT. Tridika Putra Unggul dan
pengamatan langsung di lapang. Data sekunder adalah data yang diperoleh
dari bahan pustaka, buku-buku dan literatur lainnya yang relevan dan terkait
dengan penelitian ini serta data dari pihak perusahaan.
3.4. Metode Penarikan Contoh
Populasi yang dimaksud di dalam penelitian ini adalah pengunjung
bengkel di tiga bengkel terpilih yang menggunakan minyak pelumas Top-1
bagi kendaraannya. Aturan umum dalam menentukan jumlah contoh yang
digunakan adalah jumlah observasi empat hingga lima kali jumlah peubah
(Hair, 1998). Peubah yang digunakan dalam analisis berjumlah 26 sehingga
jumlah contoh ideal yang diperlukan sebanyak 104 (4 x 26 = 104)
responden. Namun jumlah riil responden adalah sebanyak 110 responden.
Sementara pemilihan bengkel dilakukan secara sengaja dengan
mempertimbangkan jenis oli yang dijual, yakni berbagai bengkel umum
terpilih yang juga menjual oli Top-1.
28
3.5. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan beberapa metode pengumpulan data,
antara lain sebagai berikut :
1. Observasi, yaitu mengumpulkan data primer dengan cara melakukan
pengamatan secara langsung terhadap lokasi dan melihat aktivitas-aktivitas
yang dilakukan di bengkel tersebut.
2. Wawancara, yaitu dengan melakukan wawancara secara lisan kepada
pihak PT. Topindo Atlas Asia dan PT. Tridika Putra Unggul untuk
mendapatkan data yang lebih lengkap.
3. Penyebaran kuesioner, yaitu dengan memberikan pertanyaan kepada
responden dalam bentuk kuesioner.
4. Studi literatur, digunakan untuk memperoleh data-data sekunder yang
berhubungan dengan oli Top-1 dan tentang segmentasi konsumen serta
data-data lain yang dibutuhkan dalam penelitian.
Data mengenai segmentasi konsumen oli Top-1 adalah skor faktor dari
analisis bauran pemasaran konsumen. Sementara data yang digunakan dalam
pembuatan profil tiap segmen adalah data segmen konsumen yang telah
terbentuk serta profil demografi.
3.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan analisis data yang diperoleh dilakukan secara kualitatif
dan kuantitatif. Pengolahan data kualitatif didasarkan pada informasi yang
didapatkan dari hasil wawancara. Alat analisis yang digunakan untuk
mengidentifikasi peubah pengambilan keputusan pembelian konsumen
adalah analisis faktor.
Berikut ini merupakan dimensi bauran pemasaran yang digunakan
sebagai peubah :
29
Peubah Independen (X) Peubah Dependen (Y)
Tingkat visikositas (kekentalan) tinggi
Meningkatkan tenaga mesin
Stabil pada temperatur tinggi maupun rendah
Wanginya lebih harum
Warnanya menarik
Melindungi maksimal terhadap keausan metal
Bahan baku sintetik
Memperpanjang umur mesin kendaraan
Kemasan menarik
Merek terkenal
Ukuran kemasan sesuai dengan kapasitas oli mesin
Layanan oli sesuai promosi
Jaminan yang pasti
Produk
Tahan lama untuk penggantian oli berikutnya
Standar API dengan grade tertinggi
Layanan purna jual
Harga yang lebih murah
Daftar harga yang pasti
Diskon saat event tertentu
Harga
30
Peubah Independen (X) Peubah Dependen (Y)
Uji validitas menggunakan teknik korelasi product moment Pearson
sebagai berikut :
[ ][ ]2222 )()()()(
YYnXXnYXXYnr
Σ−ΣΣ−Σ
ΣΣ−Σ= , ........................................... (1)
di mana : n = jumlah responden
X = skor masing-masing pertanyaan
Y = skor total
Uji keandalan untuk instrumen berupa rentangan antara 1-5
menggunakan rumus Cronbach’s Alpha (α ) (Umar, 2003).
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡ ∑−⎥⎦
⎤⎢⎣⎡
−= 2
2
11 11 t
b
kkr
σσ
, ............................................................... (2)
di mana : 11r = keandalan instrumen
k = banyak butir pertanyaan
2tσ = ragam total
2bσ∑ = jumlah ragam butir
Berikut merupakan rumus ragam yang digunakan (Umar, 2003):
nnxx
22
2
)(Σ∑
=σ , ......................................................................... (3)
Mudah didapat
Persediaan yang memadaiTempat
Mensponsori para pembalap
Promosi penjualan
Tenaga penjualan yang membantu konsumen
Periklanan yang gencar dan menarik
Public relation yang tepat
Promosi
31
di mana : 11r = keandalan instrumen 2σ = ragam
n = jumlah contoh
x = nilai skor yang dipillih
Dalam penelitian ini, untuk mengidentifikasi bauran pemasaran
digunakan Importance Performance Analysis (IPA).
Data yang digunakan adalah data skala Likert, yang digunakan untuk
mengetahui tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan secara nyata dari
suatu produk atau jasa oleh pelanggan. Skala ini digunakan karena memberi
peluang kepada konsumen untuk mengekspresikan perasaan mereka
terhadap suatu pernyataan. Data skala Likert diberi skor kuantitatif untuk
dipakai dalam perhitungan-perhitungan. Untuk tingkat kepentingan diberi
skor yang tampak pada Tabel 3.
Tabel 3. Skor tingkat kepentingan Kriteria Jawaban Skor (Nilai)
Sangat Tidak Penting 1 Tidak Penting 2 Biasa 3 Penting 4 Sangat Penting 5
Tingkat pelaksanaan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana
pelaksanaan dari peubah oli Top-1 berdasarkan penilaian konsumen.
Adapun skor untuk tingkat pelaksanaan dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Skor tingkat pelaksanaan Kriteria Jawaban Skor (Nilai)
Sangat Tidak Setuju 1 Tidak Setuju 2 Biasa 3 Setuju 4 Sangat Setuju 5
Dari penilaian konsumen, akan dihitung nilai atau skor rata-rata yang
menunjukkan peringkat dari tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan
atribut, mulai dari yang dianggap paling penting sampai dengan tidak
penting. Nilai atau skor rata-rata kepentingan atribut dihitung dengan
menggunakan rumus :
32
nY
Y 1Σ= , ...................................................................................... (4)
di mana : Y = skor rata-rata tingkat kepentingan per responden
n = responden
Sedangkan untuk mengetahui apakah atribut-atribut yang menjadi
preferensi konsumen tersebut sudah dilaksanakan dengan baik atau tidak
oleh Top-1, dihitung dengan menggunakan rumus tingkat pelaksanaan :
nXX 1Σ
= , ..................................................................................... (5)
di mana : X = skor rata-rata tingkat pelaksanaan per responden
n = responden
Adapun hasil dari penghitungan tersebut akan dimasukkan ke dalam
diagram Kartesius, dengan menggunakan rumus :
%100xYX
Tki
ii = , .......................................................................... (6)
di mana : TKi = tingkat kesesuaian responden
Xi = bobot penilaian tingkat pelaksanaan peubah oli Top-1
Yi = bobot penilaian tingkat kepentingan peubah oli Top-1
Diagram Kartesius merupakan suatu bangun yang dibagi menjadi
empat bagian yang dibatasi oleh dua baris yang saling berpotongan tegak
lurus di titik (A,B) dimana A merupakan hasil dari rata-rata skor rata-rata
tingkat pelaksanaan, dan B merupakan hasil dari rata-rata skor rata-rata
tingkat kepentingan seluruh atribut jasa yang mempengaruhi konsumen.
Nilai A dan B diukur dengan rumus :
kxA Σ
= dan kyB Σ
= , ................................................................ (7)
di mana : A = batas sumbu X (tingkat pelaksanaan)
B = batas sumbu Y (tingkat kepentingan)
K = jumlah atribut
33
Adapun diagram Kartesius ditunjukkan pada Gambar 10 di bawah ini :
Y (tingkat kepentingan)
Prioritas Utama Pertahankan Prestasi
I II
B
Prioritas Rendah Berlebihan
III IV
A X (Tingkat Pelaksanaan) Gambar 12. Diagram Kartesius tingkat kepentingan dan tingkat
pelaksanaan (Rangkuti, 2002)
Keterangan :
Kuadran A (prioritas utama)
Wilayah yang menunjukkan atribut-atribut kualitas pelayanan yang
memiliki tingkat kepentingan yang tinggi atau di atas nilai-rata-rata
sedangkan nilai kinerjanya dinilai rendah. Atribut-atribut kualitas pelayanan
yang termasuk ke dalam kuadran ini kinerja perusahaannya harus lebih
ditingkatkan, karena atribut kepentingan utama pelanggan tercermin di
wilayah ini.
Kuadran B (pertahankan prestasi)
Wilayah yang menunjukkan atribut-atribut kualitas pelayanan yang
memiliki tingkat kepentingan dan nilai kinerja yang tinggi atau di atas nilai
rata-rata. Atribut-atribut kualitas pelayanan yang termasuk ke dalam kuadran
ini kinerja perusahaannya harus dipertahankan dengan baik, karena memiliki
keunggulan di mata pelanggan.
Kuadran C (prioritas rendah)
Wilayah yang menunjukkan atribut-atribut kualitas pelayanan yang
memiliki tingkat kepentingan dan nilai kinerja yang rendah atau di bawah
nilai rata-rata. Atribut-atribut kualitas pelayanan yang termasuk ke dalam
kuadran ini dirasakan tidak terlalu penting oleh pelanggan dan pihak
perusahaan hanya melaksanakannya biasa-biasa saja. Sehingga pihak
34
perusahaan tidak perlu melakukan kinerja yang berlebihan untuk atribut
kualitas pelayanan yang termasuk kuadran ini.
Kuadran D (berlebihan)
Wilayah yang menunjukkan atribut-atribut kualitas pelayanan yang
memiliki tingkat kepentingan rendah sedangkan nilai kinerja yang tinggi.
Atribut-atribut kualitas pelayanan yang termasuk ke dalam kuadran ini
dalam pelaksanaannya dianggap melebihi kepentingan pelanggan.
Selain dengan diagram Kartesius, untuk memudahkan melihat kriteria
atribut-atribut mana yang mendapatkan nilai tertinggi dan terendah
digunakan urutan terhadap nilai rata-rata. Urutan tersebut meliputi urutan
nilai rata-rata masing-masing atribut berdasarkan tingkat kepentingan dan
urutan nilai rata-rata.
Menurut Santoso (2003), proses dasar analisis faktor adalah sebagai
berikut :
1. Menentukan variabel yang akan dianalisis.
2. Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan dengan menggunakan
metode Bartlett Test of Sphericity serta pengukuran Measure of
Sampling Adequacy (MSA).
3. Melakukan proses inti dari analisis faktor, yakni factoring, atau
menurunkan satu atau lebih faktor dari variabel-variabel yang telah
lolos pada uji variabel sebelumya.
4. Melakukan proses rotasi faktor terhadap faktor yang telah terbentuk.
Tujuan rotasi adalah untuk memperjelas variabel yang masuk ke dalam
faktor tertentu.
5. Interpretasi atas faktor yang telah terbentuk, khususnya memberi nama
atas faktor yang terbentuk tersebut yang dianggap bisa mewakili
variabel-variabel anggota faktor.
6. Validasi atas hasil faktor untuk mengetahui apakah faktor yang
terbentuk telah valid.
Kerangka kerja analisis cluster terdiri dari enam langkah (Hair, 1998),
yakni :
1. Menentukan tujuan analisis cluster
35
Tujuan penggunaan analisis cluster adalah membuat sekat antar
konsumen minyak pelumas Top-1 di Bogor menjadi dua grup atau
lebih berdasarkan kemiripan konsumen tersebut terhadap atribut
komponen bauran pemasaran.
2. Membuat rancangan analisis cluster
Rancangan analisis cluster terdiri dari tiga tahap, yakni :
a. Mendeteksi data outliers
Data outliers adalah data yang secara nyata berbeda dengan data
yang lain. Dalam pembuatan struktur peubah, data outlier dapat
mengubah bentuk dan struktur data yang sebenarnya dan
membuat hasil gerombol menjadi tidak representatif sehingga
harus dikeluarkan dari analisis.
b. Mengukur derajat kemiripan
Pengukuran derajat kemiripan akan mengelompokkan obyek
yang serupa ke dalam sebuah cluster. Perhitungan kemiripan dari
data responden berfokus pada gabungan kemiripan antar peubah.
c. Melakukan standarisasi data
Standarisasi data dilakukan untuk mengatasi perbedaan yang
besar dalam data. Perbedaan yang besar dalam data dapat
membuat perhitungan menjadi tidak sahih.
3. Melakukan pengujian terhadap kesesuaian asumsi analisis cluster
Dua asumsi dalam analisis cluster, yaitu menggunakan contoh
yang dapat mewakili keseluruhan populasi, dan meminimalkan efek
multikolinearitas. Multikolinearitas ialah hubungan antara tiga atau
lebih peubah independen. Peubah multikolinear memiliki pembobotan
lebih besar sehingga akan mempengaruhi cluster yang terbentuk.
4. Membentuk cluster dan memperkirakan kesesuaian cluster
Pembentukan cluster dilakukan dengan metode non hirarki.
Metode ini dilakukan untuk mengetahui peubah bauran pemasaran
yang membedakan antara cluster yang satu dengan cluster yang lain
dan jumlah masing-masing cluster yang terbentuk. Pembentukan
cluster dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 11.5.
36
5. Menginterpretasikan cluster
Menginterpretasikan cluster merupakan kegiatan pemeriksaan
perbedaan tiap cluster untuk menentukan nama dan sifat masing-
masing cluster dengan tepat.
6. Menentukan validasi dan membuat profil tiap cluster
Validasi dilakukan untuk mengetahui apakah cluster yang telah
terbentuk sudah stabil dan dapat digeneralisasikan pada populasi.
Sedangkan pembuatan profil cluster dilakukan untuk membuat profil
tertentu seperti profil berdasarkan peubah demografis.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Top Oil Products Company
4.1.1. Sejarah Singkat Top Oil Products Company
Top Oil Products Company didirikan pada tahun 1979 dengan
tujuan menyediakan pelumas berkualitas untuk melindungi
kendaraan bagi konsumen di seluruh dunia. Hampir 30 tahun
kemudian, Top-1 telah berkembang menjadi organisasi yang lebih
besar dan masih dengan visi yang sama.
Saat ini, Top-1 merupakan pemimpin eksportir pelumas
berkualitas tinggi Amerika ke seluruh negara Asia dan Amerika
Latin. Organisasi yang sedang berkembang dan lini produk yang luas
ini diakui seluruh dunia akan kualitas dan kemampuannya.
Top-1 telah berkali-kali menerima penghargaan bisnis dari
pihak Amerika Serikat dan dari luar negeri. Founder Top-1 yakni
William A. Ryan menerima The State of California’s Exporter of the
Year Award pada tahun 1985, dan baru-baru ini, Top-1 mendapat
Presidential “E” Award for Excellence in Export yang bergengsi
dari Presiden Amerika Serikat dan Departemen Perdagangan.
Top-1 bersifat unik karena sebagian besar bisnisnya secara
kontinu dimiliki dan dioperasikan oleh satu keluarga. Saat ini, tiga
generasi Ryan melanjutkan prinsip organisasi yang ditanamkan oleh
founder yakni : menyediakan pelumas berkualitas dengan
membentuk dan menjalin persahabatan jangka panjang dengan para
konsumennya.
Akhirnya Top Oil Products Company secara resmi mulai
masuk ke Indonesia berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman
Republik Indonesia No. C2-12.038.HT.01.01 tahun 1997 dengan
nama PT. Topindo Atlas Asia. Melalui Surat Keputusan tersebut Top
Oil Products Company memperluas bisnisnya hingga ke Indonesia.
Saat ini, Indonesia merupakan salah satu pangsa pasar terbesar Top
Oil Products Company.
38
4.1.2. Visi dan Misi Top Oil Products Company
Visi Top Oil Products Company adalah menjadi pemimpin
pasar invisibel dalam industri pelumas di Indonesia tahun 2010 (to
become the invicible market leader in lubricant industry in Indonesia
by the year 2010).
Misi Top Oil Products Company adalah sebagai berikut :
Nilai-nilai yang terkandung :
Performance : Low profile - high profit, customer - oriented,
profesionalism and value added contribution to
company
Integrity : Loyalty - honesty, sense of belonging, flexibility,
highly motivated, self development, creative and
independent
Relationship : Employees are biggest assets of company people -
based company, family atmosphere and team work
T here dimensions of effective and efficient movement vertical-toll manufacturing, distribution and retail horizontal-coverage by customer base channels depth B2B / B2C closer relationship to achieve
O utstanding performance by :
P eople, product, and profit to be no :
1 and always achieving, shareholders and stakeholder satisfaction
39
4.1.3. Struktur Organisasi PT. Topindo Atlas Asia
Struktur organisasi PT. Topindo Atlas Asia ditunjukkan pada
gambar 13.
Gambar 13. Bagan organisasi PT. Topindo Atlas Asia
(PT. Topindo Atlas Asia, 2006)
4.1.4. Produk PT. Topindo Atlas Asia
Top Oil Products Company memiliki Syngen 2000 Technology
yang telah dipatenkan dalam memproduksi seluruh produknya.
Syngen 2000 Technology menampilkan teknologi yang paling maju
dan pelumas dengan hasil terbaik yang tersedia saat ini. Syngen 2000
Technology didesain untuk mengantisipasi persyaratan kritis di masa
yang akan datang di mana oli mineral saat ini tidak dapat
memenuhinya. Syngen 2000 Technology memiliki lima keuntungan
utama, yakni :
1. Ekstra murni dan jernih
Syngen 2000 bersifat aman terhadap lingkungan. Sifatnya tidak
beracun dan menawarkan kemurnian yang lebih tinggi dengan
Owner
Managing Director
Division Head
Manager
Supervisor
Staff
Office Boy
40
mengeliminasi komponen yang tidak diinginkan dari minyak
mentah konvensional meliputi aroma, sulfur dan nitrogen serta
gabungannya yang akan mengurangi kinerja.
2. Stabilitas ekstra tinggi terhadap oksidasi dan perubahan
temperatur
Syngen 2000 menampilkan perlawanan terhadap proses oksidasi
tiga kali lebih lama dibandingkan dengan oli mineral sehingga
mampu memperpanjang jangka waktu penggantian pelumas.
Keuntungan bagi pengguna akhir meliputi kestabilan superior,
interval saluran dan masa guna peralatan yang lebih panjang
meskipun di bawah temperatur operasi tertinggi.
Mineral Based Oil
Syngen 2000
0
5
10
15
20
25
30
35
Oxi
datio
n St
abili
ty, H
RS
Gambar 14. Tingkat kestabilan oksidasi Syngen 2000 ekstra
tinggi (PT. Topindo Atlas Asia, 2004)
3. Penguapan ekstra rendah
SR 100N
Syngen 2000
0
5
10
15
20
25
30
35
Base Stock
Noa
ck V
olat
ility
, %
Gambar 15. Tingkat penguapan Syngen 2000 ekstra rendah
(PT. Topindo Atlas Asia, 2004)
Syngen 2000 Technology menghasilkan pelumas yang secara
signifikan tingkat penguapannya lebih rendah. Sebagai hasilnya,
41
oli mesin cenderung lebih rendah penguapannya, oli industri dan
cairan tenaga transmisi lebih rendah tingkat kehilangan cairannya
dan pelumas menunjukkan pengentalan yang lebih sedikit
sehingga berakibat pengurangan konsumsi pelumas.
4. Indeks visikositas ekstra tinggi
Minyak mentah Syngen 2000 memiliki indeks visikositas sangat
tinggi yang mengukur perlawanan oli menuju perubahan tingkat
pengentalan seiring dengan perubahan temperatur. Minyak
mentah Syngen 2000 memiliki indeks visikositas dengan rentang
140 dibandingkan dengan oli mineral konvensional yang di
sekitar 95 indeks visikositas. Hasilnya adalah pelumas
menunjukkan tingkat pengentalan yang lebih rendah pada
temperatur rendah dan tingkat pengenceran yang lebih rendah
pada temperatur tinggi.
Top 1
Konvensional
0
40
80
120
160
Visi
cosi
ty in
dex
Gambar 16. Indeks visikositas ekstra tinggi
(PT. Topindo Atlas Asia, 2004)
5. Kestabilan visikositas ekstra tinggi
Top 1
Konvensional
0
30
60
90
120
150
180
Vis
icos
ity R
educ
tion
Gambar 17. Kestabilan visikositas ekstra tinggi
(PT. Topindo Atlas Asia, 2004)
42
Karena tingkat VI yang tinggi, minyak mentah Syngen 2000 tidak
membutuhkan bahan polimer tambahan seperti VI Improvers.
Polimer ini memiliki kecenderungan lemah selama proses
sehingga indeks visikositas menurun pada temperatur ekstrim.
Syngen 2000 menyediakan perlindungan yang lebih baik dengan
masa guna peralatan yang lebih panjang.
Berikut merupakan produk dari Top Oil Products Company :
Tabel 5. Produk Top Oil Products Co. (PT. Topindo Atlas Asia, 2004)
No. Jenis Produk
1. Pelumas Sintetik Mobil Penumpang- Passenger Car Motor Oils (PCMO) with Syngen 2000 Technology • Top 8000 Synthetic Motor Oils • Top Synthetic Blend Motor Oils
2. Pelumas Mobil Penumpang - Passenger Car Motor Oils (PCMO) • Top High 20W/50 Motor Oils • Top Super Motor Oils
3. Oli Sintetik Mesin Tugas Berat - Heavy Duty Motor Oils (HDMO) Synthetic Lubricants • Top Transport XLR 15W/40 Motor Oil“Extra Long Range” • Top Synthetic Diesel Oil (SDO)
4. Oli Mesin Tugas Berat - Heavy Duty Motor Oils (HDMO) • Top XLR 15W/40 Motor Oil“Extra Long Range” • Top Heavy Duty Motor Oils
5. Pelumas Motor (Motorcycle Lubricants) • Top Synthetic 2T Motorcycle Oil • Top Synthetic MotorOil For Motorcycle Engines • Top 2T Motor Oils • Typhoon 2T
6. Perlindungan Mobil (Car Care) Rumah Mesin (Crankcase)
• Top Super Green Oil Treatment • Engine Oil Treatment - Gold • Engine Oil Treatment –Silver • Diesel Oil Treatment • F-85 • Motor Flush • Heavy Duty Brake Fluid
Aditif Sistem Bahan Bakar (Fuel System Additives) • Fuel Injector Cleaner • Gas Treatment • Diesel Fuel Conditioner • Carburetor Cleaner
Produk Radiator (Radiator Products) • Super Coolant • Long Life Anti-Freeze Radiator Coolant W/T.F.A • Power Flush
7. Industri (Industry) Oli Gir (Gear Oil)
• Top Synthetic Gear Oils (SGO) • Top MPGear Oils “Multi-Purpose Gear Lubricants” • Top Heavy Duty Gear Oils “Extreme Pressure” Gear Lubricants
Hidrolik (Hydraulics) • Top Hytec Hydraulic Oils
43
• Top AW Hydraulic Oils • RG-80
Transmisi (Transmissions) • Synthetic ATF • Top Super ATF
Grease (Greases) • Top Synthetic High-Temp Grease • Top Green Grease • Red Rider Grease
4.2. Profil Responden
Bagian ini membahas mengenai profil responden yang telah diteliti.
Pengolahan data untuk mendapatkan profil responden menggunakan
program pada Microsoft Excel. Pembahasan profil responden dibagi menjadi
tiga bagian, yaitu profil responden berdasarkan peubah demografis, peubah
perilaku dan informasi khusus. Informasi khusus yang dimaksud meliputi
karakteristik kendaraan dan karakteristik oli mesin.
4.2.1. Profil Responden Berdasarkan Peubah Demografis
Profil responden berdasarkan peubah demografis terdiri dari
tujuh bagian yaitu (1) usia, (2) tempat tinggal, (3) jenis kelamin, (4)
status perkawinan, (5) jenjang pendidikan terakhir, (6) pekerjaan,
dan (7) pendapatan per bulan.
Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan usia
dapat dilihat pada Tabel 6. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa
komposisi usia konsumen oli Top-1 di Bogor didominasi oleh
kelompok usia di atas 40 tahun.
Tabel 6. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan usia
Usia Frekuensi Persentase (%)
Persentase kumulatif
< 20 tahun 10 9,1 9,1 21 – 29 tahun 30 27,3 36,4 31 – 39 tahun 28 25,5 61,9 > 40 tahun 42 38,1 100,0 Jumlah 110 100,0
Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan domisili
dapat dilihat pada Tabel 7. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa
komposisi domisili konsumen oli Top-1 di Bogor cukup merata.
44
Sebagian besar dari mereka tinggal di luar kotamadya Bogor (18,2%)
yang meliputi kabupaten Bogor, Bukit Sentul Selatan, dan Puncak.
Tabel 7. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan domisili
Domisili Frekuensi Persentase (%)
Persentase kumulatif
Bogor Barat 19 17,3 17,3 Bogor Timur 16 14,5 31,8 Bogor Tengah 9 8,2 40 Bogor Selatan 15 13,6 53,6 Bogor Utara 17 15,5 69,1 Tanah Sareal 14 12,7 81,8 Lainnya 20 18,2 100,0 Jumlah 110 100,0
Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan jenis
kelamin dapat dilihat pada Tabel 8. Dari data tersebut, secara jelas
dinyatakan bahwa komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor
berdasarkan jenis kelaminnya didominasi oleh konsumen laki-laki
(82,7%). Hal ini dimungkinkan karena bidang otomotif sangat
identik dengan kaum pria.
Tabel 8. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
Persentase kumulatif
Laki-laki 91 82,7 82,7 Perempuan 19 17,3 100,0 Jumlah 110 100,0
Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan status
perkawinan dapat dilihat pada Tabel 9. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa mayoritas konsumen oli Top-1 di Bogor
memiliki status menikah.
Tabel 9. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan status perkawinan
Status Perkawinan Frekuensi Persentase
(%) Persentase kumulatif
Menikah 71 64,5 64,5
45
Belum menikah 39 35,5 100,0 Jumlah 110 100,0
Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan jenjang
pendidikan terakhir dapat dilihat pada Tabel 10. Dari data tersebut
dapat dilihat bahwa komposisi jenjang pendidikan terakhir
konsumen oli Top-1 di Bogor didominasi oleh konsumen dengan
jenjang pendidikan terakhir S1 (40,9%) dan ≤ SMU (39,1%).
Konsumen dengan jenjang pendidikan ≤ SMU mewakili konsumen
yang merupakan anak pemilik kendaraan dan mereka yang bekerja
sebagai sopir pribadi.
Tabel 10. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan jenjang pendidikan terakhir
Jenjang Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase
(%) Persentase kumulatif
≤ SMU 19 39,1 39,1 Diploma 16 6,4 45,5 S1 9 40,9 86,4 S2 15 11,8 98,2 S-3 17 1,8 100,0 Jumlah 110 100,0
Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan
pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel tersebut menunjukkan
bahwa sebagian besar konsumen oli Top-1 di Bogor bekerja sebagai
pegawai swasta (49,1%) dan pengusaha (20,0%).
Tabel 11. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan pekerjaan
Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)
Persentase kumulatif
Pelajar 17 15,5 15,5 Pengusaha 22 20,0 35,5 Peg. negeri 13 11,8 47,3 IRT 4 3,6 50,9 Peg. swasta 54 49,1 100,0 Jumlah 110 100,0
Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan
pendapatan per bulan dapat dilihat pada Tabel 12. Pendapatan
46
responden tiap bulan dibagi menjadi enam level berdasarkan kelas
sosial dan penghasilan di kota metropolitan dengan pandangan
mewah (Kasali, 1999). Kelima level tersebut adalah C, C+, B, B+, A
dan A+. Dari data komposisi konsumen oli Top 1 di Bogor
berdasarkan pendapatan per bulan diketahui bahwa sebagian besar
konsumen oli Top 1 di Bogor berada di kategori B (45,5%), B+
(18,2%) dan A+ (12,7%).
Tabel 12. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan pendapatan per bulan
Pendapatan per Bulan (rupiah) Frekuensi Persentase
(%) Persentase kumulatif
< 300rb 2 1,8 1,8 300rb-700rb 17 15,5 17,3 700rb-4 juta 50 45,5 62.8 4 juta-6 juta 20 18,2 81 6 juta-8 juta 7 6,3 87,3 > 8 juta 14 12,7 100,0 Jumlah 110 100,0
4.2.2. Profil Responden Berdasarkan Peubah Perilaku
Profil responden berdasarkan peubah perilaku terdiri dari
delapan bagian yakni (1) frekuensi perawatan kendaraan berkala ke
bengkel, (2) cara penggunaan kendaraan, (3) sumber perolehan
informasi iklan dan promosi (acara/event) oli mobil, (4) alternatif
program TV otomotif, (5) alternatif majalah/tabloid otomotif, (6)
alternatif stasiun radio, (7) keikutsertaan dalam klub otomotif, dan
(8) pihak yang mempengaruhi dalam memilih dan membeli oli.
Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan frekuensi
perawatan kendaraan berkala ke bengkel dapat dilihat pada Tabel 13.
Dari data komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan
frekuensi perawatan kendaraan berkala ke bengkel dapat diketahui
bahwa mayoritas konsumen oli Top-1 di Bogor melakukan
perawatan berkala ke bengkel dalam jangka waktu 1-2 bulan
(44,5%).
Tabel 13. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan frekuensi perawatan kendaraan berkala ke bengkel
47
Frekuensi Perawatan Kendaraan Berkala ke
Bengkel Frekuensi Persentase
(%) Persentase kumulatif
<1 bulan 11 10,0 10,0 1-2 bulan 49 44,5 54,5 2-3 bulan 42 38,2 92,7 >3 bulan 8 7,3 100,0 Jumlah 110 100,0
Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan cara
penggunaan kendaraan dapat dilihat pada Tabel 14. Dari data
komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan cara
penggunaan kendaraan dapat diketahui bahwa sebagian besar
konsumen oli Top-1 di Bogor menggunakan mobilnya untuk dirinya
sendiri (77,0%).
Tabel 14. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan cara penggunaan kendaraan
Cara Penggunaan Kendaraan Frekuensi Persentase
(%) Persentase kumulatif
Digunakan sendiri 77 70,0 70,0 Digunakan bersama 33 30,0 100,0 Jumlah 110 100,0
Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan sumber
perolehan informasi iklan dan promosi (acara/event) oli mobil dapat
dilihat pada Tabel 15. Dari data komposisi konsumen oli Top-1 di
Bogor berdasarkan sumber perolehan informasi iklan dan promosi oli
mobil dapat diketahui bahwa mayoritas konsumen oli Top-1 di
Bogor memperoleh informasi iklan dan promosi oli mobil dari TV
(75,5%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa TV merupakan media
yang paling berpengaruh dalam penyampaian iklan dan promosi oli
mobil di kalangan konsumen oli Top-1 di Bogor.
Tabel 15. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan sumber perolehan informasi iklan dan promosi (acara/event) oli mobil
Sumber Informasi Iklan dan Promosi
Oli Mobil Frekuensi Persentase
(%) Persentase kumulatif
TV 83 75,5 75,5
48
Spanduk 5 4,5 80,0 Papan reklame 7 6,4 86,4 Tabloid 11 10,0 96,4 Lainnya 4 3,6 100,0 Jumlah 110 100,0
Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan alternatif
program TV otomotif dapat dilihat pada Tabel 16. Dari data
komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan alternatif
program TV otomotif dapat diketahui bahwa program TV otomotif
yang paling diminati oleh konsumen oli Top-1 di Bogor adalah
Otoblitz (33,6%).
Tabel 16. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan alternatif program TV otomotif
Alternatif Program TV Otomotif Frekuensi Persentase
(%) Persentase kumulatif
Otomotif TV 14 12,7 12,7 Roda Gila 12 10,9 23,6 Ototrend 10 9,1 32,7 Otoblitz 37 33,6 66,4 Lainnya 10 9,1 75,5 Tidak 27 24,5 100,0 Jumlah 110 100,0
Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan alternatif
majalah/tabloid otomotif dapat dilihat pada Tabel 17. Dari data
komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan alternatif
majalah/tabloid otomotif dapat diketahui bahwa mayoritas konsumen
oli Top-1 di Bogor tidak membaca majalah/tabloid otomotif (34,5%).
Tabel 17. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan alternatif majalah/tabloid otomotif
Alternatif Majalah/ Tabloid Otomotif Frekuensi Persentase
(%) Persentase kumulatif
Otomotif 33 30,0 30,0 Mobil Motor 11 10,0 40,0 Motor 6 5,5 45,5 Autocar 9 8,2 53,7 Top Gear 4 3,6 57,3 Autobild 6 5,5 62,8 Lainnya 3 2,7 65,5 Tidak 38 34,5 100,0 Jumlah 110 100,0
49
Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan alternatif
stasiun radio dapat dilihat pada Tabel 18. Komposisi konsumen oli
Top-1 di Bogor berdasarkan alternatif stasiun radio menunjukkan
bahwa mayoritas konsumen oli Top-1 di Bogor memilih Prambors
(30,0%) dan El Shinta (28%) sebagai stasiun radio favorit.
Tabel 18. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan alternatif stasiun radio
Alternatif Stasiun Radio Frekuensi Persentase
(%) Persentase kumulatif
Prambors 33 30,0 30,0 Trijaya 3 2,7 32,7 Kisi 13 11,8 44,5 Lesmana 10 9,1 53,6 El Shinta 28 25,5 79,1 Lainnya 10 9,1 88,2 Tidak 13 11,8 100,0 Jumlah 110 100,0
Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan
keikutsertaan dalam klub otomotif dapat dilihat pada Tabel 19.
Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan keikutsertaan
dalam klub otomotif menunjukkan bahwa mayoritas konsumen oli
Top-1 di Bogor tidak tergabung dalam klub otomotif (90,9%).
Tabel 19. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan keikutsertaan dalam klub otomotif
Keikutsertaan dalam Klub Otomotif Frekuensi Persentase
(%) Persentase kumulatif
Ya 10 9,1 9,1 Tidak 100 90,9 100,0 Jumlah 110 100,0
Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan pihak
yang mempengaruhi dalam memilih dan membeli oli dapat dilihat
pada Tabel 20. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan
pihak yang mempengaruhi dalam memilih dan membeli oli
menunjukkan bahwa pihak yang mempengaruhi dalam memilih dan
membeli oli mayoritas konsumen oli Top-1 di Bogor adalah diri
50
sendiri (32,7%) dan bengkel (32,7%). Sehingga dapat disimpulkan
bahwa dibutuhkan kombinasi yang tepat antara pengaruh diri sendiri
dan bengkel dalam keputusan pemilihan dan pembelian oli.
Tabel 20. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan pihak yang mempengaruhi dalam memilih dan membeli oli
Pihak yang Mempengaruhi dalam Memilih dan
Membeli Oli Frekuensi Persentase
(%) Persentase kumulatif
Diri sendiri 36 32,7 32,7 Tmn/keluarga 15 13,6 46,3 Pabrik mobil 1 0,9 47,2 Mekanik 18 16,4 63,6 Bengkel 36 32,7 96,4 Lainnya 4 3,6 100,0 Jumlah 110 100,0
4.2.3. Profil Responden Berdasarkan Informasi Khusus
Informasi khusus yang dimaksud meliputi karakteristik
kendaraan dan karakteristik oli mesin.
a. Profil Responden Berdasarkan Karakteristik Kendaraan
Profil responden berdasarkan karakteristik kendaraan
terdiri dari tujuh bagian yaitu (1) merek kendaraan, (2) model
kendaraan, (3) kapasitas mesin, (4) tahun pembuatan kendaraan,
(5) jenis bahan bakar, dan (6) jarak tempuh kendaraan per hari.
Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan
merek kendaraan dapat dilihat pada Tabel 21. Berdasarkan tabel
tersebut, dapat diketahui bahwa merek kendaraan mayoritas
konsumen oli Top-1 di Bogor adalah Honda (51,8%). Sehingga
dapat disimpulkan bahwa bahwa Honda memegang peranan
penting dalam pendistribusian oli Top-1 di Bogor.
Tabel 21. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan merek kendaraan
Merek Kendaraan Frekuensi Persentase
(%) Persentase kumulatif
BMW 1 0,9 0,9 Daihatsu 5 4,5 5,4
51
Honda 57 51,8 57,2 KIA 2 1,8 59,0 Mitsubishi 11 2,7 61,7 Suzuki 3 10,0 71,7 Toyota 31 28,3 100,0 Jumlah 110 100,0
Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan
model kendaraan dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel tersebut
menunjukkan bahwa mayoritas konsumen oli Top-1 di Bogor
adalah konsumen dengan model kendaraan sedan (40,9%).
Tabel 22. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan model kendaraan
Model Kendaraan Frekuensi Persentase
(%) Persentase kumulatif
Mini MPV 19 17,3 17,3 MPV 20 18,2 35,5 SUV 10 9,1 44.6 Sedan 45 40,9 85,5 Minibus 14 12,7 98,2 City Car 2 1,8 100,0 Jumlah 110 100,0
Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan
kapasitas mesin dapat dilihat pada Tabel 23. Dari tabel tersebut
dapat disimpulkan bahwa mayoritas konsumen oli Top-1 di
Bogor adalah konsumen dengan kapasitas kendaraan 1500 cc
(42,7%).
Tabel 23. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan kapasitas mesin kendaraan
Kapasitas Mesin (cc) Frekuensi Persentase
(%) Persentase kumulatif
1000 2 1,8 1,8 1000-1500 17 15,5 17,3 1500 47 42,7 60,0 1500-2000 23 20,9 80,9 2000 9 8,2 89,1 >2000 12 10,9 100,0 Jumlah 110 100,0
Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan tahun
pembuatan kendaraan dapat dilihat pada Tabel 24. Tabel tersebut
52
menunjukkan bahwa mayoritas konsumen oli Top-1 di Bogor
adalah konsumen dengan kendaraan di bawah tahun 2000 (30,9
%) dan tahun 2004 (27,3%).
Tabel 24. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan tahun pembuatan kendaraan
Tahun Pembuatan Frekuensi Persentase
(%) Persentase kumulatif
< tahun 2000 34 30,9 30,9 tahun 2000 11 10,0 40,9 tahun 2001 7 6,4 47,3 tahun 2002 3 2,7 50,0 tahun 2003 3 2,7 52,7 tahun 2004 30 27,3 80,0 tahun 2005 13 11,8 91,8 tahun 2006 9 8,2 100,0 Jumlah 110 100,0
Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan jenis
bahan bakar dapat dilihat pada Tabel 25. Dari tabel tersebut dapat
diketahui bahwa mayoritas konsumen oli Top-1 di Bogor adalah
konsumen dengan kendaraan berbahan bakar premium (68,2%)
dan pertamax (20,9%).
Tabel 25. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan jenis bahan bakar
Bahan Bakar Frekuensi Persentase (%)
Persentase kumulatif
Premium 75 68,2 68,2 Pertamax 23 20,9 89,1 Pertamax Plus 10 9,1 98,2 Solar 2 1,8 100,0 Jumlah 110 100,0
Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan jarak
tempuh kendaraan per hari dapat dilihat pada Tabel 26. Tabel
tesebut menyimpulkan bahwa mayoritas konsumen oli Top-1 di
Bogor menggunakan kendaraan untuk jarah tempuh >100 km
(27,3%), 50-75 km (25,5%) dan <25 km (24,5%).
53
Tabel 26. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan jarak tempuh kendaraan per hari
Jarak Tempuh Kendaraan per Hari Frekuensi Persentase
(%) Persentase kumulatif
< 25 km 27 24,5 24,5 25 - 50 km 9 8,2 32,7 50 - 75 km 28 25,5 58,2 75 - 100 km 16 14,5 72,7 > 100 km 30 27,3 100,0 Jumlah 110 100,0
b. Profil Responden Berdasarkan Karakteristik Oli Mesin
Profil responden berdasarkan karakteristik oli mesin terdiri
dari tujuh bagian yaitu (1) jenis oli mesin, (2) lama pemakaian
oli (km), (3) lama pemakaian oli (bulan), (4) kapasitas oli mesin,
dan (5) tingkat kekentalan oli.
Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan jenis
oli mesin dapat dilihat pada Tabel 27. Tabel tersebut
menunjukkan bahwa mayoritas konsumen oli Top-1 di Bogor
menggunakan produk Top-1 Evolution (52,7%).
Tabel 27. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan jenis oli mesin
Jenis Oli Mesin Frekuensi Persentase (%)
Persentase kumulatif
10w-40 26 23,6 23,6 20w-50 23 20,9 44,5 Evolution 58 52,7 97,3 Diesel 3 2,7 100,0 Jumlah 110 100,0
Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan lama
pemakaian oli (km) dapat dilihat pada Tabel 28. Berdasarkan
tabel tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas konsumen oli
54
Top-1 di Bogor melakukan penggantian oli setiap 5000 km
(70,9%).
Tabel 28. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan lama pemakaian oli (km)
Lama Pemakaian Oli (km) Frekuensi Persentase
(%) Persentase kumulatif
2000 km 1 0,9 0,9 3000 km 4 3,6 4,5 4000 km 18 16,4 20,9 5000 km 78 70,9 91,8 Lainnya 9 8,2 100,0 Jumlah 110 100,0
Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan lama
pemakaian oli (bulan)dapat dilihat pada Tabel 29. Dari tabel
tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas konsumen oli Top-1 di
Bogor menggunakan oli Top-1 untuk dalam jangka waktu 2
bulan (39,1%) dan 3 bulan (27,3%).
Tabel 29. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan lama pemakaian oli (bulan)
Lama Pemakaian Oli (bulan) Frekuensi Persentase
(%) Persentase kumulatif
1 bulan 9 8,2 8,2 2 bulan 43 39,1 47,3 3 bulan 30 27,3 74,6 3,5 bulan 4 3,6 78,2 Lainnya 24 21,8 100,0 Jumlah 110 100,0
Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan
kapasitas oli mesin dapat dilihat pada Tabel 30. Dari tabel
tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas konsumen oli Top-1
di Bogor menggunakan oli Top-1 untuk kapasitas oli mesin 3,5
liter (53,6%).
Tabel 30. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan kapasitas oli mesin
55
Kapasitas Oli Mesin (liter) Frekuensi Persentase
(%) Persentase kumulatif
3 liter 6 5,5 5,5 3,5 liter 59 53,6 59,1 4 liter 30 27,2 86,3 4,5 liter 9 8,2 94,5 Lainnya 6 5,5 100,0 Jumlah 110 100,0
Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan
tingkat kekentalan oli dapat dilihat pada Tabel 31. Tabel tersebut
dapat menyimpulkan bahwa tingkat kekentalan oli yang
digunakan oleh mayoritas konsumen oli Top-1 di Bogor adalah
5w-50 (41,8%).
Tabel 31. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan tingkat kekentalan oli
Tingkat Kekentalan Oli Frekuensi Persentase
(%) Persentase kumulatif
SAE 5w-50 46 41,9 41,9 SAE 10w-40 22 20,0 61,9 SAE 10w-60 12 10,9 72,8 SAE 15w-40 4 3,6 76,4 SAE 20w-50 26 23,6 100,0 Jumlah 110 100,0
4.3. Analisis Bauran Pemasaran
Analisis bauran pemasaran konsumen oli Top-1 di Bogor merupakan
kegiatan pengelompokkan peubah-peubah yang mempengaruhi konsumen
dalam pembelian minyak pelumas kendaraan roda empat Top-1 di Bogor.
Selain itu analisis ini juga menyimpulkan bahwa peubah-peubah tersebut
menyangkut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaannya dari sudut
pandang konsumen. Peubah yang digunakan dalam analisis bauran
pemasaran ini didasarkan pada empat komponen P dalam bauran pemasaran
yakni produk, harga, promosi, tempat (Kotler, 2002). Selain itu, peubah
bersifat lebih variatif sehingga memungkinkan responden lebih memahami
komponen bauran pemasaran. Proses ini berdasar pada peubah yang telah
diterapkan dalam dunia otomotif khususnya minyak pelumas dan diperoleh
56
dari berbagai sumber seperti PT. Topindo Oil Indonesia, PT. Tridika Putra
Unggul, majalah Otomotif, majalah Otoblitz dan majalah Motor Plus.
Pada awal penyebaran kuesioner terdapat 27 peubah yang tergabung
dalam empat komponen bauran pemasaran yakni :
Tabel 32. Bagan atribut komponen bauran pemasaran sebelum pengolahan data
No. Komponen Peubah 1. Produk
a. Keragaman produk b. Kualitas c. Ciri d. Nama merek e. Kemasan f. Ukuran g. Pelayanan h. Garansi i. Imbalan
Keragaman produk a. Standar American Petroleum Institute (API)
dengan grade tertinggi b. Melindungi maksimal terhadap keausan metal c. Memperpanjang umur mesin kendaraan d. Meningkatkan tenaga mesin e. Tingkat kekentalan f. Kestabilan pada berbagai temperatur g. Penggunaan untuk kilometer yang lebih panjang h. Wangi asap buangan harum. i. Warna oli cerah Bahan dasar sintetik Merek terkenal Kemasan menarik Ukuran kemasan sesuai dengan kapasitas oli mesin Layanan purna jual Jaminan kualitas Kinerja sesuai dengan promosi
2. Harga a. Daftar harga b. Rabat/diskon c. Potongan harga
khusus
Daftar harga Diskon (potongan harga khusus) Harga terjangkau
3. Promosi a. Promosi penjualan b. Periklanan c. Tenaga penjualan d. Kehumasan
Promosi penjualan (sampel gratis, kupon undian) a. Iklan yang gencar b. Mensponsori banyak pembalap Tenaga penjualan informatif (sales promotion girl) Public relation
4. Tempat a. Persediaan b. Saluran pemasaran
Persediaan Kemudahan memperoleh produk
Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap 110 responden,
peubah layanan purna jual dihapus karena bersifat tidak valid dan tidak
reliabel untuk dilakukan proses selanjutnya. Sehingga tersisa 26 peubah
yang tergabung dalam empat komponen bauran pemasaran yakni produk,
harga, promosi dan tempat.
4.3.1. Bauran Produk (Product)
57
Pada komponen produk, terdapat 16 peubah yang terkandung di
dalamnya yakni :
1. Standar American Petroleum Institute (API) grade tertinggi
American Petroleum Institute (API) merupakan salah satu
badan yang menetapkan standar untuk menentukan tingkat mutu
pelumas yang beredar di pasar. Penilaian konsumen menurut
tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap standar
API dengan grade tertinggi disajikan pada Tabel 33. Berdasarkan
tabel tersebut, dapat dilihat bahwa 65,5% konsumen menyatakan
bahwa peubah ini penting. Konsumen pun menyatakan bahwa
atribut ini telah dilaksanakan dengan baik oleh Top-1 (67,3%).
Tabel 33. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap standar API
Tingkat Kepentingan Tingkat Pelaksanaan Bobot Jumlah (orang) Persentase (%) Jumlah (orang) Persentase (%) 1 2 3 4 5
3 0 9
72 26
2,7 0,0 8,2 65,5 23,6
2 1 12 74 21
1,8 0,9
10,9 67,3 19,1
Total 110 100,0 110 100,0
2. Melindungi maksimal terhadap keausan metal
Salah satu fungsi minyak pelumas adalah memberikan
perlindungan terhadap keausan metal yang diakibatkan oleh
gesekan. Gesekan ini akan menyebabkan kerusakan tetapi jika
ada lapisan antar permukaan maka kerusakan bisa diminimalisasi
dan pergerakan menjadi lebih mudah. Gesekan yang harus
dikontrol ialah saat start up, conrods, dan crankshaft antara
silinder dan ring. Penilaian konsumen menurut tingkat
kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap perlindungan
maksimal akan keausan metal disajikan pada Tabel 34. Terlihat
pada tabel itu bahwa sebagian konsumen menganggap atribut
tersebut penting (50,0%). Sedemikian pentingnya atribut ini
menurut konsumen sehingga tidak ada satu orang konsumen pun
yang menyatakan bahwa perlindungan terhadap keausan metal
58
ini sangat tidak penting dan tidak penting (0%). Selain itu,
konsumen menyatakan bahwa tingkat pelaksanaan Top-1 akan
atribut ini baik (51,8%).
Tabel 34. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap melindungi maksimal akan keausan metal
Tingkat Kepentingan Tingkat Pelaksanaan Bobot Jumlah (orang) Persentase (%) Jumlah (orang) Persentase (%) 1 2 3 4 5
0 0 4
51 55
0,0 0,0 3,6 46,4 50,0
0 1 15 57 37
0,0 0,9
13,6 51,8 33,6
Total 110 100,0 110 100,0
3. Bahan dasar sintetik
Oli sintetik merupakan pelumas berbahan dasar campuran
berbagai macam bahan kimia seperti polyalpha olefin (PAO)
yang dibuat di laboratorium. Umumnya, oli sintetis mempunyai
tingkat mutu yang lebih tinggi daripada oli mineral, meskipun
harganya relatif lebih mahal. Penilaian konsumen menurut
tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap bahan
dasar sintetik disajikan pada Tabel 35. Berdasarkan bahan dasar
sintetik, 69,1% konsumen menyatakan bahwa atribut ini penting
dan 67,3% konsumen menyatakan bahwa oli Top-1 tingkat
pelaksanaannya baik.
Tabel 35. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap bahan dasar sintetik
Tingkat Kepentingan Tingkat Pelaksanaan Bobot Jumlah (orang) Persentase (%) Jumlah (orang) Persentase (%) 1 2 3 4 5
0 1
16 76 17
0,0 0,9 14,5 69,1 15,5
0 2 14 74 20
0,0 1,8
12,7 67,3 18,2
Total 110 100,0 110 100,0
4. Memperpanjang umur mesin kendaraan
59
Pelumas yang baik diharapkan dapat memperpanjang umur
mesin kendaraan karena salah satu fungsi pelumas adalah untuk
melindungi mesin. Hal ini dapat meningkatkan nilai ekonomis
dari perawatan mesin kendaraan. Penilaian konsumen menurut
tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap
memperpanjang umur mesin kendaraan disajikan pada Tabel 36.
Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa mayoritas konsumen
(49,1%) menganggap bahwa atribut ini sangat penting dan
sebagian konsumen (50,0%) menyatakan bahwa pelaksanaan
Top-1 baik. Begitu pentingnya atribut ini menurut konsumen
sehingga tidak ada satu orang konsumen pun yang menyatakan
bahwa atribut ini sangat tidak penting dan tidak penting (0%).
Tabel 36. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap memperpanjang umur mesin kendaraan
Tingkat Kepentingan Tingkat Pelaksanaan Bobot Jumlah (orang) Persentase (%) Jumlah (orang) Persentase (%) 1 2 3 4 5
0 0 4
52 54
0,0 0,0 3,6 47,3 49,1
0 2 11 55 42
0,0 1,8
10,0 50,0 38,2
Total 110 100,0 110 100,0
5. Meningkatkan tenaga mesin
Selama operasi mesin banyak kontaminasi yang dihasilkan
sehingga pelumas harus dapat menjaga kebersihan mesin dengan
cara merawat suspensi hingga penggantian oli. Bagian internal
mesin yang bersih memberikan tenaga mesin yang optimal.
Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat
pelaksanaan terhadap meningkatkan tenaga mesin disajikan pada
Tabel 37. Berdasarkan tabel tersebut, sebagian besar konsumen
menyatakan bahwa atribut ini sangat penting (51,8%) dan mereka
menilai bahwa pelaksanaan Top-1 terhadap atribut ini sangat baik
(42,7%).
60
Tabel 37. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap meningkatkan tenaga mesin
Tingkat Kepentingan Tingkat Pelaksanaan Bobot Jumlah (orang) Persentase (%) Jumlah (orang) Persentase (%) 1 2 3 4 5
0 2
15 36 57
0,0 1,8 13,6 32,7 51,8
1 2 19 41 47
0,9 1,8
17,3 37,3 42,7
Total 110 100,0 110 100,0
6. Tingkat kekentalan
Tingkat kekentalan berhubungan dengan kemampuan
pelumas dalam menjalankan fungsi pelumas, mendinginkan dan
memindahkan kotoran. Standar kekentalan pelumas mesin
ditentukan oleh Society of Automotive Engineers (SAE).
Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat
pelaksanaan terhadap tingkat kekentalan disajikan pada Tabel 38.
Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa mayoritas
konsumen menyatakan bahwa atribut ini penting (58,2%) dan
pelaksanaan Top-1 terhadap atribut ini baik (57,3%).
Tabel 38. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap tingkat kekentalan
Tingkat Kepentingan Tingkat Pelaksanaan Bobot Jumlah (orang) Persentase (%) Jumlah (orang) Persentase (%) 1 2 3 4 5
0 9
24 64 13
0,0 8,2 21,8 58,2 11,8
0 7 27 63 13
0,0 6,4
24,5 57,3 11,8
Total 110 100, 0 110 100,0
7. Kestabilan pada berbagai temperatur
Perubahan temperatur yang fluktuatif menuntut kinerja
pelumas yang stabil sehingga mesin mudah beradaptasi pada
berbagai temperatur. Penilaian konsumen menurut tingkat
kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap kestabilan pada
berbagai temperatur disajikan pada Tabel 39. Pada tabel dapat
dilihat bahwa mayoritas konsumen menyatakan bahwa atribut ini
61
penting (56,4%) dan pelaksanaan Top-1 terhadap atribut ini baik
(59,1%).
Tabel 39. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap kestabilan pada berbagai temperatur
Tingkat Kepentingan Tingkat Pelaksanaan Bobot Jumlah (orang) Persentase (%) Jumlah (orang) Persentase (%) 1 2 3 4 5
0 3 6
62 39
0,0 2,7 5,5 56,4 35,5
1 2 12 65 30
0,9 1,8
10,9 59,1 27,3
Total 110 100,0 110 100,0 8. Penggunaan untuk kilometer yang lebih panjang
Saat ini konsumen memiliki pilihan untuk menggunakan oli
untuk berbagai jenis kilometer seperti 5000 km, 7500 km hingga
10.000 km. Waktu penggantian oli yang lebih lama menimbulkan
biaya dan waktu perawatan lebih rendah sehingga memiliki nilai
ekonomis. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan
tingkat pelaksanaan terhadap penggunaan untuk kilometer yang
lebih panjang disajikan pada Tabel 40. Pada tabel tersebut dapat
disimpulkan bahwa mayoritas konsumen (49,1%) menganggap
atribut ini penting. Konsumen saat ini cenderung menganggap
bahwa nilai ekonomis dari penggunaan pelumas adalah penting.
Mayoritas konsumen menyatakan bahwa tingkat pelaksanaan
Top-1 terhadap atribut ini baik (55,5%).
Tabel 40. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap penggunaan untuk kilometer yang lebih panjang
Tingkat Kepentingan Tingkat Pelaksanaan Bobot Jumlah (orang) Persentase (%) Jumlah (orang) Persentase (%) 1 2 3 4 5
0 11 22 54 23
0,0 10,0 20,0 49,1 20,9
0 6 22 61 21
0,0 5,5
20,0 55,5 19,1
Total 110 100,0 110 100,0
9. Wangi asap buangan harum
Berbagai pelumas menawarkan kelebihannya masing-
masing. Salah satunya adalah asap buangan yang harum.
62
Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat
pelaksanaan terhadap penggunaan untuk wangi asap buangan
harum disajikan pada Tabel 41. Berdasarkan hasil survei,
sebanyak 35 orang (31,8%) konsumen menyatakan wangi asap
buangan biasa saja. Mereka tidak terlalu memperhitungkan
atribut ini dalam pemilihan suatu merek oli. Selain itu, sebanyak
54 orang (49,1%) konsumen menyatakan bahwa pelaksanaan
Top-1 terhadap atribut ini biasa saja.
Tabel 41. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap wangi asap buangan harum
Tingkat Kepentingan Tingkat Pelaksanaan Bobot Jumlah (orang) Persentase (%) Jumlah (orang) Persentase (%) 1 2 3 4 5
11 23 35 31 10
10,0 20,9 31,8 28,2 9,1
3 19 54 27 7
2,7 17,3 49,1 24,5 6,4
Total 110 100,0 110 100,0
10. Warna oli cerah
Warna pelumas mesin yang saat ini tersedia di pasaran
cukup beragam. Ada pelumas yang berwarna kuning, hijau tua,
merah dan ungu. Oli yang telah digunakan akan berubah warna
menjadi lebih gelap setelah berbagai proses pelumasan terhadap
mesin. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan
tingkat pelaksanaan terhadap warna oli yang cerah disajikan pada
Tabel 42. Berdasarkan atribut ini, terdapat keseimbangan antara
konsumen yang menganggap atribut ini biasa saja (30,0%) dan
penting (34,5%). Bahkan, berdasarkan tingkat pelaksanaannya,
konsumen menganggap pelaksanaan Top-1 biasa saja sebanyak
41 orang (37,3%) dan baik sebanyak 42 orang (38,2%).
Tabel 42. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap warna oli cerah
Tingkat Kepentingan Tingkat Pelaksanaan Bobot Jumlah (orang) Persentase (%) Jumlah (orang) Persentase (%) 1 2
15 15
13,6 13,6
7 11
6,4 10,0
63
3 4 5
33 38 9
30,0 34,5 8,2
41 42 9
37,3 38,2 8,2
Total 110 100,0 110 100,0
11. Merek terkenal
Setiap perusahaan berupaya untuk menjadikan merek
produknya terkenal secara positif karena akan berdampak baik
terhadap penjualan. Penilaian konsumen menurut tingkat
kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap merek terkenal
disajikan pada Tabel 43. Sebagian besar konsumen menganggap
bahwa atribut ini penting (50,0%) dan sangat penting (46,4%).
Konsumen merasa nyaman dengan merek terkenal karena adanya
kejelasan dan kepastian akan produk yang digunakan. Mayoritas
konsumen menyatakan bahwa merek Top-1 terkenal melalui
tingkat pelaksanaannya yang baik (65,5%).
Tabel 43. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap merek terkenal
Tingkat Kepentingan Tingkat Pelaksanaan Bobot Jumlah (orang) Persentase (%) Jumlah (orang) Persentase (%) 1 2 3 4 5
0 0 4
55 51
0,0 0,0 3,6 50,0 46,4
0 2 14 72 22
0,0 1,8
12,7 65,5 20,0
Total 110 100,0 110 100,0
12. Kemasan menarik
Bentuk pengemasan akan menarik perhatian lebih bagi
sebagian konsumen dalam pemilihan suatu produk tertentu.
Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat
pelaksanaan terhadap kemasan menarik disajikan pada Tabel 44.
Pada tabel itu dapat dilihat bahwa hampir sebagian konsumen
menganggap bahwa kemasan menarik adalah suatu hal yang
penting (45,5%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemasan
menarik dapat memberikan nilai lebih terhadap produk oli.
Sebagian besar konsumen menyatakan bahwa pelaksanaan Top-1
terhadap atribut kemasan adalah biasa saja (40,9%) dan baik
64
(40,0%). Berdasarkan survei, konsumen menganggap bahwa ada
suatu pembeda antara kemasan Top-1 dengan kemasan oli
lainnya yakni bahan dasar kemasan yang terbuat dari kaleng.
Padahal sebagian besar kemasan oli di pasaran terbuat dari
plastik.
Tabel 44. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap kemasan menarik
Tingkat Kepentingan Tingkat Pelaksanaan Bobot Jumlah (orang) Persentase (%) Jumlah (orang) Persentase (%) 1 2 3 4 5
4 17 33 50 6
3,6 15,5 30,0 45,5 5,5
3 11 45 44 7
2,7 10,0 40,9 40,0 6,4
Total 110 100,0 110 100,0
13. Ukuran kemasan sesuai dengan kapasitas oli mesin
Dalam proses penggantian oli seringkali timbul kerepotan
yang dialami oleh konsumen. Untuk kendaraan dengan kapasitas
oli mesin yang lebih kecil dibandingkan dengan ukuran kemasan
oli terpaksa perlu menyimpan sisa kelebihan oli tersebut. Bahkan,
ada beberapa bengkel yang tidak memberikan sisa kelebihan oli
tersebut pada konsumen. Rata-rata sisa kelebihan oli tersebut
adalah sekitar 0,5 liter. Penilaian konsumen menurut tingkat
kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap ukuran kemasan
sesuai dengan kapasitas oli mesin disajikan pada Tabel 45. Pada
tabel dapat dilihat bahwa mayoritas konsumen menyatakan
bahwa atribut ini penting (58,2%) dan pelaksanaan Top-1
terhadap atribut ini baik (55,5%).
Tabel 45. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap ukuran kemasan sesuai dengan kapasitas oli mesin
Tingkat Kepentingan Tingkat Pelaksanaan Bobot Jumlah (orang) Persentase (%) Jumlah (orang) Persentase (%)
65
1 2 3 4 5
1 6
22 64 17
0,9 5,5 20,0 58,2 15,5
1 3 33 61 12
0,9 2,7
30,0 55,5 10,9
Total 110 100,0 110 100,0
14. Kinerja sesuai dengan promosi
Seringkali konsumen mempertanyakan kesesuaian kinerja
oli terutama pada oli dengan tingkat promosi yang tinggi.
Konsumen sering merasa takut apabila kinerjanya tidak sesuai
dengan promosi yang disampaikan. Penilaian konsumen menurut
tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap kinerja
sesuai dengan promosi disajikan pada Tabel 46. Sebagian besar
konsumen menganggap bahwa atribut ini penting (57,3%) dan
pelaksanaan Top-1 terhadap atribut ini baik (58,2%).
Tabel 46. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap kinerja sesuai dengan promosi
Tingkat Kepentingan Tingkat Pelaksanaan Bobot Jumlah (orang) Persentase (%) Jumlah (orang) Persentase (%) 1 2 3 4 5
2 7 6
63 32
1,8 6,4 5,5 57,3 29,1
3 6 14 64 23
2,7 5,5
12,7 58,2 20,9
Total 110 100,0 110 100,0
15. Jaminan kualitas
Jaminan kualitas merupakan hal yang wajib bagi produk
yang beredar di pasaran. Begitu juga pada penggunaan produk oli
yang sangat berpengaruh pada kinerja mesin. Penilaian
konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan
terhadap jaminan kualitas disajikan pada Tabel 47. Mayoritas
konsumen menganggap bahwa atribut ini penting (50,9%) dan
pelaksanaan Top-1 terhadap atribut ini baik (54,5%). Sedemikian
pentingnya atribut ini hingga tidak ada konsumen yang
mengatakan bahwa atribut ini tidak penting maupun kurang
penting (0%).
66
Tabel 47. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap jaminan kualitas
Tingkat Kepentingan Tingkat Pelaksanaan Bobot Jumlah (orang) Persentase (%) Jumlah (orang) Persentase (%) 1 2 3 4 5
0 0 3
56 51
0,0 0,0 2,7 50,9 46,4
1 2 11 60 36
0,9 1,8
10,0 54,5 32,7
Total 110 100,0 110 100,0
16. Keragaman produk
Keragaman produk akan memudahkan konsumen dalam
menjembatani pemenuhan kebutuhannya dalam satu merek
tertentu. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan
tingkat pelaksanaan terhadap keragaman produk disajikan pada
Tabel 48. Berdasarkan tabel dapat dinyatakan bahwa mayoritas
konsumen menganggap keragaman produk dari suatu merek
adalah penting (56,4%) dan pelaksanaan Top-1 dianggap baik
oleh sebagian besar konsumen (52,7%).
Tabel 48. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap keragaman produk
Tingkat Kepentingan Tingkat Pelaksanaan Bobot Jumlah (orang) Persentase (%) Jumlah (orang) Persentase (%) 1 2 3 4 5
6 6
14 62 22
5,5 5,5 12,7 56,4 20,0
7 9 18 58 18
6,4 8,2
16,4 52,7 16,4
Total 110 100,0 110 100,0
4.3.2. Bauran Harga (Price)
Pada komponen harga, terdapat tiga peubah yang terkandung di
dalamnya, yakni :
1. Harga terjangkau
Harga merupakan bentuk atribut yang relatif bagi
konsumen. Untuk beberapa jenis produk, harga merupakan
atribut yang dianggap tidak terlalu penting oleh konsumennya.
Namun, untuk beberapa produk lainnya dianggap bahwa atribut
ini perlu diperhitungkan. Penilaian konsumen menurut tingkat
kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap harga terjangkau
67
disajikan pada Tabel 49. Pada tabel terlihat bahwa sebagian besar
konsumen menyatakan atribut harga adalah penting (59,1%) dan
harga produk Top-1 dianggap sudah baik (56,4%).
Tabel 49. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap harga terjangkau
Tingkat Kepentingan Tingkat Pelaksanaan Bobot Jumlah (orang) Persentase (%) Jumlah (orang) Persentase (%) 1 2 3 4 5
1 14 7
65 23
0,9 12,7 6,4 59,1 20,9
1 7 22 62 18
0,9 6,4
20,0 56,4 16,4
Total 110 100,0 110 100,0
2. Diskon (potongan harga khusus)
Diskon (potongan harga khusus) dapat dilakukan
perusahaan dalam upaya memenuhi kepuasan konsumen yang
sangat memperhatikan bauran harga. Diskon biasanya dilakukan
dengan cara memanfaatkan event yang sedang berlangsung.
Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat
pelaksanaan terhadap diskon disajikan pada Tabel 50. Sebagian
besar konsumen (59,1%) menyatakan bahwa diskon adalah
penting dan pelaksanaan Top-1 terhadap diskon baik (46,4%).
Tabel 50. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap diskon
Tingkat Kepentingan Tingkat Pelaksanaan Bobot Jumlah (orang) Persentase (%) Jumlah (orang) Persentase (%) 1 2 3 4 5
0 5
16 65 24
0,0 4,5 14,5 59,1 21,8
1 13 29 51 16
0,9 11,8 26,4 46,4 14,5
Total 110 100,0 110 100,0
3. Daftar harga
Perbedaan harga oli antar toko maupun bengkel terkadang
membuat ragu para konsumen. Penilaian konsumen menurut
tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap daftar
harga disajikan pada Tabel 51. Seperti dapat kita lihat pada tabel
tersebut bahwa 52,7% konsumen menyatakan daftar harga itu
penting karena mereka membutuhkan kepastian harga produk.
68
Sejauh ini, konsumen menyatakan bahwa daftar harga Top-1
adalah baik (52,7%) sehingga mereka tidak meragukan hal
tersebut.
Tabel 51. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap daftar harga
Tingkat Kepentingan Tingkat Pelaksanaan Bobot Jumlah (orang) Persentase (%) Jumlah (orang) Persentase (%) 1 2 3 4 5
0 1
10 58 41
0,0 0,9 9,1 52,7 37,3
1 0 18 58 33
0,9 0,0
16,4 52,7 30,0
Total 110 100,0 110 100,0
4.3.3. Bauran Promosi (Promotion)
Pada komponen promosi, terdapat lima peubah yang
terkandung di dalamnya, yakni :
1. Promosi penjualan (sampel gratis, kupon undian)
Promosi penjualan merupakan suatu bentuk promosi yang
sifatnya sementara. Penilaian konsumen menurut tingkat
kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap promosi penjualan
disajikan pada Tabel 52. Dari tabel tersebut dapat disimpulkan
bahwa atribut ini penting (49,1%) di mata konsumen. Konsumen
pun menganggap bahwa pelaksanaan Top-1 terhadap promosi
penjualan adalah baik (49,1%). Top-1 memang seringkali
melakukan promosi penjualan melalui berbagai kupon undian
yang terdapat pada dalam kaleng oli.
Tabel 52. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap promosi penjualan
Tingkat Kepentingan Tingkat Pelaksanaan Bobot Jumlah (orang) Persentase (%) Jumlah (orang) Persentase (%) 1 2 3 4 5
5 15 21 54 15
4,5 13,6 19,1 49,1 13,6
3 14 21 54 18
2,7 12,7 19,1 49,1 16,4
Total 110 100,0 110 100,0
2. Iklan yang gencar
Iklan dan hadiah menimbulkan daya tarik tertentu bagi
konsumen akan suatu produk. Iklan merupakan bentuk upaya
69
produsen untuk tetap mengingatkan konsumen akan produk yang
ditawarkan. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan
dan tingkat pelaksanaan terhadap iklan yang gencar disajikan
pada Tabel 53. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa
mayoritas konsumen menyatakan bahwa iklan merupakan suatu
hal yang penting (48,2%). Selain itu, tingkat pelaksanaan Top-1
terhadap atribut ini baik (49,1%).
Tabel 53. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap iklan
Tingkat Kepentingan Tingkat Pelaksanaan Bobot Jumlah (orang) Persentase (%) Jumlah (orang) Persentase (%) 1 2 3 4 5
5 15 23 53 14
4,5 13,6 20,9 48,2 12,7
4 10 23 54 19
3,6 9,1
20,9 49,1 17,3
Total 110 100,0 110 100,0
3. Mensponsori banyak pembalap
Oli memiliki kaitan erat dengan arena balap. Oleh karena
itu, oli yang mensponsori banyak pemabalap memiliki peluang
besar untuk lebih dikenal oleh konsumen. Penilaian konsumen
menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap
mensponsori banyak pembalap disajikan pada Tabel 54. Dapat
dilihat bahwa sebanyak 42 orang (38,2%) menganggap bahwa
atribut tersebut penting. Sedangkan berdasarkan tingkat
pelaksanaannya, Top-1 dianggap oleh 55,5% konsumen baik
dalam mensponsori banyak pembalap.
Tabel 54. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap mensponsori banyak pembalap
Tingkat Kepentingan Tingkat Pelaksanaan Bobot Jumlah (orang) Persentase (%) Jumlah (orang) Persentase (%) 1 2 3 4 5
10 14 22 42 22
9,1 12,7 20,0 38,2 20,0
1 0 19 61 29
0,9 0,0
17,3 55,5 26,4
70
Total 110 100,0 110 100,0
4. Tenaga penjualan informatif (sales promotion girl)
Setiap konsumen memiliki informasi yang berbeda
mengenai suatu produk. Dalam upaya mendapatkan fungsi yang
optimal, seorang konsumen perlu mendapatkan informasi yang
jelas akan suatu produk. Salah satu hal yang dapat dilakukan
adalah dengan adanya tenaga penjualan informatif yang biasanya
terdapat di bengkel dan toko otomotif. Penilaian konsumen
menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap
tenaga penjualan informatif disajikan pada Tabel 55. Seperti pada
tabel, sebanyak 63,6% menyatakan bahwa atribut tersebut
penting. Sedangkan, tingkat pelaksanaan Top-1 dianggap baik
oleh sebanyak 66 orang (60,0%).
Tabel 55. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap tenaga penjualan informatif
Tingkat Kepentingan Tingkat Pelaksanaan Bobot Jumlah (orang) Persentase (%) Jumlah (orang) Persentase (%) 1 2 3 4 5
1 8
13 70 18
0,9 7,3 11,8 63,6 16,4
2 9 20 66 13
1,8 8,2
18,2 60,0 11,8
Total 110 100,0 110 100,0
5. Public relation
Public relation merupakan penghubung antara produsen
dengan konsumen. Hubungan yang baik antara produsen dengan
konsumen akan menimbulkan loyalitas konsumen. Penilaian
konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan
terhadap public relation disajikan pada Tabel 56. Berdasarkan
tabel dapat dilihat bahwa mayoritas konsumen menganggap
atribut ini penting (60,9%). Selain itu, konsumen menilai bahwa
pelaksanaan Top-1 dinyatakan baik oleh 57,3% konsumen.
Tabel 56. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap public relation
Bobot Tingkat Kepentingan Tingkat Pelaksanaan
71
Jumlah (orang) Persentase (%) Jumlah (orang) Persentase (%) 1 2 3 4 5
1 3 5
67 34
0,9 2,7 4,5 60,9 30,9
1 4 21 63 21
0,9 3,6
19,1 57,3 19,1
Total 110 100,0 110 100,0
4.3.4. Bauran Tempat (Place)
Pada komponen tempat, terdapat lima peubah yang terkandung
di dalamnya yakni :
1. Persediaan
Konsumen menginginkan hal yang terbaik akan suatu
produk. Salah satunya adalah atribut persediaan yang merupakan
bagian dari bauran tempat. Penilaian konsumen menurut tingkat
kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap persediaan
disajikan pada Tabel 57. Pada tabel tersebut, dapat dinyatakan
bahwa mayoritas konsumen (65,5%) menganggap atribut ini
penting. Hal ini dikarenakan konsumen oli cenderung
mempercayakan kendaraannya pada satu jenis merek oli tertentu.
Konsumen tidak ingin oli yang digunakan mengalami kelangkaan
produk. Sebagian besar konsumen menyatakan bahwa
pelaksanaan Top-1 terhadap atribut persediaan adalah baik
(61,8%). Sejauh ini, Top-1 selalu berupaya untuk
mendistribusikan produknya dengan jalur yang terbaik untuk
mencegah timbulnya kelangkaan produk.
Tabel 57. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap persediaan
Tingkat Kepentingan Tingkat Pelaksanaan Bobot Jumlah (orang) Persentase (%) Jumlah (orang) Persentase (%) 1 2 3
0 0 7
0,0 0,0 6,4
1 0 6
0,9 0,0 5,5
72
4 5
72 31
65,5 28,2
68 35
61,8 31,8
Total 110 100,0 110 100,0
2. Kemudahan memperoleh produk
Atribut kemudahan memperoleh produk diupayakan untuk
menjembatani berbagai kendala konsumen yang berkaitan
dengan distribusi seperti domisili konsumen yang sulit dijangkau
produsen maupun kebutuhan akan oli yang mendadak di waktu
tertentu. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan
tingkat pelaksanaan terhadap kemudahan memperoleh produk
disajikan pada Tabel 58. Pada tabel tersebut dapat disimpulkan
bahwa mayoritas konsumen menganggap bahwa atribut ini
penting (63,6%). Pelaksanaan Top-1 terhadap atribut ini
dianggap oleh sebanyak 65 orang (59,1%) sudah baik.
Tabel 58. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap kemudahan memperoleh produk
Tingkat Kepentingan Tingkat Pelaksanaan Bobot Jumlah (orang) Persentase (%) Jumlah (orang) Persentase (%) 1 2 3 4 5
0 0 2
70 38
0,0 0,0 1,8 63,6 34,5
1 0 4 65 40
0,9 0,0 3,6
59,1 36,4
Total 110 100,0 110 100,0
Berdasarkan data di atas, langkah selanjutnya adalah memasukkan
setiap nilai/skor rata-rata tersebut ke dalam masing-masing kuadran dalam
diagram Kartesius. Diagram Kartesius dibuat untuk mengetahui posisi
atribut saat ini dalam diagram pencar pada sumbu Kartesius. Hasil dari
diagram ini berguna untuk mengetahui atribut mana yang harus diberi
prioritas lebih dibandingkan dengan atribut lainnya dalam menentukan
kebijakan strategi Top-1 selanjutnya. Dengan mengetahui atribut-atribut
yang menjadi prioritas dalam melakukan perbaikan maka perusahaan akan
mampu membuat kebijakan yang efektif dan efisien.
Nilai/skor rata tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap
seluruh dimensi kualitas atribut dapat dilihat pada Tabel 59. Nilai/skor
73
tingkat kepentingan atribut digunakan sebagai sumbu x. Sedangkan
nilai/skor tingkat pelaksanaan atribut digunakan sebagai sumbu y.
Proses pemetaan atribut pada diagram Kartesius ini membutuhkan
garis pembagi berdasar nilai total rata-rata tingkat kepentingan yaitu sebesar
3,94 dan total rata-rata tingkat pelaksanaan yaitu sebesar 3,87. Untuk lebih
jelasnya, posisi masing-masing dimensi bauran pemasaran dapat dilihat pada
gambar 18.
Tabel 59. Nilai/skor rata-rata tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap seluruh dimensi kualitas atribut
Diagram Kartesius Kode Dimensi Bauran Pemasaran Tingkat
Pelaksanaan (X) Tingkat
Kepentingan (Y)
A Standar API* grade tertinggi 4.01 4.07
B Melindungi maksimal terhadap keausan metal 4.18 4.46
C Bahan dasar sintetik 4.02 3.99
D Memperpanjang umur mesin kendaraan 4.25 4.45
E Meningkatkan tenaga mesin 4.19 4.35 F Tingkat kekentalan 3.75 3.74 G Kestabilan pada berbagai temperatur 4.10 4.25
H Penggunaan untuk kilometer yang lebih panjang 3.88 3.81
I Wangi asap buangan harum 3.15 3.05 J Warna oli cerah 3.32 3.10 K Merek terkenal 4.04 4.43 L Kemasan menarik 3.37 3.34
M Ukuran kemasan sesuai dengan kapasitas oli mesin 3.73 3.82
N Kinerja sesuai dengan promosi 3.89 4.05 O Jaminan kualitas 4.16 4.44 P Keragaman produk 3.65 3.80 Q Harga terjangkau 3.81 3.86 R Diskon 3.62 3.98
74
S Daftar harga 4.11 4.26 T Persediaan 4.24 4.22 U Kemudahan memperoleh produk 4.30 4.33 V Promosi penjualan 3.64 3.54 W Iklan dan hadiah gencar 3.67 3.51 X Mensponsori banyak pembalap 4.06 3.47 Y Tenaga penjualan informatif 3.72 3.87 Z Public relation 3.90 4.18
TOTAL 100.74 102.37 RATA-RATA 3.87 3.94
a. Kuadran I (Prioritas Utama)
Pada kuadran prioritas utama, tingkat pelaksanaan suatu atribut
adalah lebih rendah dari kepentingan konsumen. Hal ini menimbulkan
kekecewaan pada konsumen sehingga pihak Top-1 harus meningkatkan
kinerjanya secara optimal. Caranya adalah perusahaan melakukan
perbaikan secara terus-menerus sehingga performance atribut yang ada
dalam kuadran ini meningkat. Atribut yang termasuk dalam kuadran ini
adalah R (Diskon (potongan harga khusus)). Sejauh ini Top-1 belum
memberikan diskon bagi konsumennya karena Top-1 melakukan
alternatif lainnya dalam berpromosi.
b. Kuadran II (Pertahankan Prestasi)
Pada kuadran pertahankan prestasi, tingkat pelaksanaan dan
kepentingan konsumen terhadap suatu atribut berada pada tingkat tinggi.
Atribut yang termasuk dalam kuadran ini adalah : standar API grade
tertinggi (A), melindungi maksimal terhadap keausan metal (B), bahan
dasar sintetik (C), memperpanjang umur mesin kendaraan (D),
meningkatkan tenaga mesin (E), kestabilan pada berbagai temperatur
(G), merek terkenal (K), kinerja sesuai dengan promosi (N), jaminan
kualitas (O), daftar harga (S), persediaan (T), kemudahan memperoleh
produk (U) dan public relation (Z). Perusahaan dianggap telah
memuaskan konsumen akan atribut-atribut tersebut. Oleh karena itu,
75
perusahaan perlu mempertahankan prestasi ini agar tidak mengalami
penurunan di masa yang akan datang.
c. Kuadran III (Prioritas Rendah)
Kuadran prioritas rendah menunjukkan atribut yang tidak terlalu
penting bagi konsumen dengan tingkat pelaksanaan biasa saja. Atribut
yang termasuk dalam kuadran ini adalah : tingkat kekentalan (F), wangi
asap buangan harum (I), warna oli cerah (J), kemasan menarik (L),
ukuran kemasan sesuai dengan kapasitas oli mesin (M), keragaman
produk (P), harga terjangkau (Q), promosi penjualan (sampel gratis,
kupon undian) (V), iklan yang gencar (W), tenaga penjualan informatif
(sales promotion girl) (Y). Meskipun atribut tersebut tidak terlalu
dianggap penting oleh konsumen, perusahaan dapat memberi perhatian
lebih pada atribut tersebut untuk memberikan nilai lebih pada produk
Top-1.
d. Kuadran IV (Berlebihan)
Kuadran berlebihan menunjukkan atribut yang tidak terlalu penting
bagi konsumen namun tingkat pelaksanaannya berlebihan. Atribut yang
termasuk dalam kuadran ini adalah : penggunaan untuk kilometer yang
lebih panjang (H) dan mensponsori banyak pembalap (X).
76
Diagram Kartesius
A
B
C
D
E
F
G
H
IJ
K
L
M
N
O
PQ
R
ST
U
VWX
Y
Z
3.0
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
4.0
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
3.0 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 3.9 4.0 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5
Performance
Impo
rtan
ce
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXY
Kuadaran IVBerlebihan
Kuadaran IIIPrioritas Rendah
3.87
Kuadaran IIPertahankan Prestasi
Kuadaran IPrioritas Utama
3.94
Gambar 18. Hasil diagram Kartesius
Keterangan :
77
4.4. Analisis Segmentasi Konsumen
Menurut Kasali (2005), karena pasar sifatnya sangat heterogen, maka
sulit bagi produsen untuk melayaninya. Oleh karenanya pemasar harus
memilih segmen-segmen tertentu saja dan meninggalkan bagian pasar
lainnya. Bagian atau segmen yang dipilih itu adalah bagian homogen yang
memiliki ciri-ciri yang sama dan cocok dengan kemampuan perusahaan
untuk memenuhi tuntutan-tuntutannya.
Pada bagian ini akan dibahas mengenai segmentasi konsumen
berdasarkan komponen bauran pemasaran. Input dari analisis cluster ini
adalah tingkat kepentingan dari 26 atribut yang tergabung dalam empat
komponen bauran pemasaran. Alat analisis yang digunakan adalah analisis
faktor dan analisis cluster.
Analisis faktor ini dilakukan dengan dua tujuan, yakni
mengidentifikasi adanya hubungan antar variabel dengan melakukan uji
korelasi dan membuat sebuah variabel set baru (faktor) untuk menggantikan
sejumlah variabel tertentu.
Pengujian hubungan antar atribut komponen bauran pemasaran
dilakukan berdasarkan Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) dan Measure of
Sampling Adequancy (MSA). KMO merupakan indeks pembanding
besarnya koefisien korelasi parsial. Angka KMO yang mendekati satu
menunjukkan kesesuaian penggunaan analisis faktor. Hasil pengujian
menghasilkan nilai KMO sebesar 0,694 dengan nilai signifikansi sebesar
A. Standar API grade tertinggi B. Melindungi maksimal terhadap keausan
metal C. Bahan dasar sintetik D. Memperpanjang umur mesin kendaraan E. Meningkatkan tenaga mesin F. Tingkat kekentalan G. Kestabilan pada berbagai temperatur H. Penggunaan untuk kilometer yang lebih
panjang I. Wangi asap buangan harum. J. Warna oli cerah K. Merek terkenal L. Kemasan menarik M. Ukuran kemasan sesuai dengan
kapasitas oli mesin
N. Kinerja sesuai dengan promosi O. Jaminan kualitas P. Keragaman produk Q. Harga terjangkau R. Diskon (potongan harga khusus) S. Daftar harga T. Persediaan U. Kemudahan memperoleh produk V. Promosi penjualan (sampel gratis,
kupon undian) W. Iklan yang gencar X. Mensponsori banyak pembalap Y. Tenaga penjualan informatif (sales
promotion girl) Z. Public relation
78
0,000 (Lampiran 5). Angka KMO di atas 0,5 dan signifikansi jauh di bawah
0,05 (0,000 < 0,05) menyatakan bahwa variabel dan sampel yang ada sudah
bisa dianalisis lebih lanjut.
Angka MSA berkisar antara nol sampai satu, dengan kriteria :
- MSA=1, variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel
yang lain.
- MSA>0,5, variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut.
- MSA<0,5, variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisis lebih
lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya.
Dasar MSA ini akan digunakan untuk menganalisis setiap variabel yang
dapat dilihat pada tabel anti image matrices, khususnya pada angka anti
image corelation yang bertanda a (arah diagonal dari kiri atas ke kanan
bawah). Peubah yang memiliki nilai MSA kurang dari 0,5 akan dikeluarkan
dan dilakukan pengujian ulang. Pengeluaran peubah tersebut dilakukan dari
peubah yang memiliki nilai MSA terkecil. Kegiatan pengujian ini dilakukan
sebanyak 5 kali sehingga ada empat peubah yang dikeluarkan dari pengujian
yakni mensponsori banyak pembalap, keragaman produk, warna oli cerah
dan iklan yang gencar. Akhir dari pengujian ini ialah setiap peubah memiliki
nilai lebih dari 0,5 yakni memenuhi syarat untuk dianalisis (Lampiran 5).
Nilai komunalitas peubah dapat digunakan untuk menjelaskan
seberapa besar masing-masing peubah dapat menjelaskan faktor yang
terbentuk. Komunalitas adalah jumlah ragam dari suatu peubah mula-mula
yang dapat dijelaskan oleh faktor yang ada. Semakin besar komunalitas
suatu peubah berarti semakin erat hubungannya dengan faktor yang
terbentuk. Nilai komunalitas masing-masng peubah dapat dilihat pada
Lampiran 6.
Setelah dilakukan penyaringan terhadap sejumlah peubah, selanjutnya
dilakukan proses inti dari analisis faktor yakni melakukan ekstraksi terhadap
sekumpulan variabel yang ada sehingga terbentuk satu atau lebih faktor.
Metode yang digunakan adalah Principal Component Analysis. Principal
Component Analysis adalah teknik reduksi data yang bertujuan untuk
membentuk kombinasi liniar dari peubah awal dengan memperhitungkan
79
sebanyak mungkin jumlah ragam peubah awal yang mungkin. Faktor yang
terbentuk dirotasi dengan metode varimax untuk mengantisipasi kesulitan
dalam menentukan masuknya peubah ke dalam faktor. Distribusi peubah
dalam masing-masing faktor dinyatakan pada tabel rotated component
matrix (Lampiran 7). Angka yang tertera pada tabel merupakan loading
factor yang menunjukkan besarnya hubungan antara peubah dengan faktor-
faktor yang terbentuk. Hasil pemfaktoran pada Tabel 60 menunjukkan
pengelompokkan menjadi tujuh faktor.
Setelah analisis faktor, proses pengolahan data dilakukan dengan
analisis cluster. Input dari analisis cluster adalah tujuh faktor hasil analisis
faktor. Agar sebuah peubah dapat secara nyata termasuk sebuah faktor
diperlukan adanya angka pembatas yang disebut dengan cut off point senilai
0,55. Sehingga terdapat dua peubah yang tidak disertakan dalam proses
analisis cluster yakni jaminan kualitas dan daftar harga. Proses cluster
dilakukan dengan metode non hirarki (K-Means Cluster). Jumlah cluster
yang digunakan adalah empat cluster. Hal ini didasarkan pada empat
komponen bauran pemasaran (Kotler, 2002).
Tabel 60. Hasil analisis faktor
Faktor Peubah Penyusun Faktor Loading Factor
1 a. Melindungi maksimal terhadap keausan metal b. Memperpanjang umur mesin kendaraan c. Meningkatkan tenaga mesin d. Merek terkenal
0,958 0,928 0,652 0,936
2 a. Kinerja sesuai dengan promosi b. Jaminan kualitas c. Tenaga penjualan informatif (sales promotion
girl) d. Public relation
0,865 0,521 0,684
0,849
3 a. Wangi asap buangan harum. b. Promosi penjualan (sampel gratis, kupon undian)
0,819 0,783
4 a. Ukuran kemasan sesuai dengan kapasitas oli mesin
b. Harga terjangkau c. Diskon (potongan harga khusus) d. Daftar harga
0,621
0,741 0,603 0,503
5 a. Kestabilan pada berbagai temperatur b. Persediaan c. Kemudahan memperoleh produk
0,696 0,717 0,840
80
6 a. Bahan dasar sintetik b. Tingkat kekentalan c. Penggunaan untuk kilometer yang lebih panjang
0,719 0,736 0,658
7 a. Standar API* grade tertinggi b. Kemasan menarik
0,766 0,658
Pada tabel ANOVA (Lampiran 8) ditunjukkan mengenai pengujian
peubah dalam analisis cluster. Pada prinsipnya, semakin besar angka F suatu
peubah dan angka signifikannya di bawah 0,05, maka semakin besar pula
perbedaan peubah tersebut pada ketiga cluster yang terbentuk. Berdasarkan
tabel ANOVA, dapat diketahui bahwa sembilan peubah memiliki nilai
signifikan di atas 0,05 yakni : (1) Melindungi maksimal terhadap keausan
metal; (2) Bahan dasar sintetik; (3) Memperpanjang umur mesin kendaraan;
(4) Kestabilan pada berbagai temperatur; (5) Penggunaan untuk kilometer
yang lebih panjang; (6) Merek terkenal; (7) Ukuran kemasan sesuai dengan
kapasitas oli mesin; (8) Persediaan (9) Kemudahan memperoleh produk.
Setiap konsumen dari setiap segmen memiliki respon yang sama terhadap
kesembilan peubah tersebut.
Tabel 61. Hasil analisis cluster Cluster Peubah Bauran Pemasaran 1 2 3 4
Standar API grade tertinggi 3.97 4.40 2.86 4.19 Melindungi maksimal terhadap keausan metal 4.34 4.50 3.86 4.57 Bahan dasar sintetik 3.79 3.80 3.71 4.13 Memperpanjang umur mesin kendaraan 4.31 4.50 3.86 4.57 Meningkatkan tenaga mesin 4.03 4.70 3.71 4.49 Tingkat kekentalan 3.45 3.50 3.29 3.94 Kestabilan pada berbagai temperatur 4.14 4.50 3.57 4.32 Penggunaan untuk kilometer yang lebih panjang 3.48 3.40 4.00 3.98 Wangi asap buangan harum. 2.21 1.90 1.86 3.73 Merek terkenal 4.31 4.50 3.86 4.52 Kemasan menarik 3.45 3.00 1.86 3.48 Ukuran kemasan sesuai dengan kapasitas oli mesin 4.07 3.30 3.29 3.84 Kinerja sesuai dengan promosi 4.24 3.40 2.71 4.27 Harga terjangkau 3.55 2.10 4.00 4.25 Diskon (potongan harga khusus) 3.79 2.70 4.00 4.25 Persediaan 4.28 4.40 3.86 4.19 Kemudahan memperoleh produk 4.34 4.20 4.00 4.37 Promosi penjualan (sampel gratis, kupon undian) 2.76 2.20 3.71 4.06 Tenaga penjualan informatif (sales promotion girl) 4.17 2.20 3.71 4.06 Public relation 4.31 3.80 3.57 4.30
81
Konsumen segmen satu disebut sebagai practical & informative
segment. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mereka
memperhatikan beberapa peubah bauran pemasaran dalam menggunakan oli
yakni : (1) ukuran kemasan sesuai dengan kapasitas oli mesin, (2) tenaga
penjualan informatif dan (3) public relation.
Segmen ini menggambarkan jenis konsumen yang mementingkan nilai
praktis dan informasi dari produk oli. Strategi yang dapat dilakukan untuk
menghadapi segmen konsumen ini adalah pemenuhan kebutuhan akan nilai
praktis dan informasi. Nilai praktis yang dimaksud adalah konsumen jenis
ini merasa repot apabila harus menyimpan sisa kelebihan oli untuk
digunakan lagi pada waktu penggantian oli berikutnya. Berdasarkan data
karakteristik oli mesin, sebagian besar dari konsumen oli Top-1
menggunakan oli Top-1 untuk kapasitas 3,5 liter. Top-1 dapat menyediakan
produk oli dengan kapasitas tersebut bagi konsumen jenis ini. Namun perlu
dilakukan penyesuaian dengan nilai efisiensi perusahaan apabila penyediaan
produk ini dirasakan tidak terlalu efektif bagi sasaran konsumen tersebut.
Informasi yang perlu disampaikan secara jelas adalah jenis produk, manfaat
produk dan harga. Sebagian besar konsumen memperoleh informasi produk
hanya dari iklan TV. Hal ini dirasakan tidak cukup bagi konsumen untuk
mengambil keputusan pembelian oli. Luasnya pengetahuan konsumen
mengenai ragam produk Top-1 dapat menjadi peluang besar bagi PT.
Topindo Atlas Asia. Konsumen berharap tidak perlu mencari informasi
secara aktif mengenai produk pelumas bagi komponen-komponen mesin
kendaraannya. Informasi dapat disampaikan melalui tenaga penjualan
informasi seperti sales promotion girl yang siap memberikan informasi di
bengkel-bengkel terpilih. Selain itu, hubungan baik melalui public relation
dianggap penting antara produsen dan konsumen. Hal ini bermanfaat
terutama apabila hal-hal yang tidak diinginkan seperti timbulnya isu yang
memberitakan keburukan produk. Public relation akan dengan mudah
mengklarifikasi masalah tersebut sehingga tidak mengurangi kepercayaan
konsumen terhadap produk.
82
Konsumen segmen dua disebut sebagai quality and stock segment.
Berdasarkan tabel di atas, konsumen segmen dua memperhatikan beberapa
peubah bauran pemasaran, yakni : (1) standar API dengan grade tertinggi,
(2) meningkatkan tenaga mesin, (3) kestabilan pada berbagai temperatur dan
(4) persediaan.
Segmen kedua ini menggambarkan jenis konsumen yang
mementingkan kualitas dan persediaan produk. Khusus pada segmen ini,
kualitas yang dimaksud adalah standarisasi kualitas oli. Selain itu mereka
menyukai jenis oli yang mampu meningkatkan tenaga mesin serta
memberikan kestabilan pada berbagai temperatur. Kemungkinan terjadinya
kelangkaan produk akan sangat mengecewakan konsumen ini. Hal ini dapat
terjadi karena konsumen sudah loyal terhadap satu merek oli tertentu. Jadi
mereka tidak ingin mengganti oli tersebut dengan oli merek lainnya.
Konsumen segmen tiga disebut sebagai economical segment. Segmen
ini menggambarkan jenis konsumen yang mementingkan atribut penggunaan
untuk kilometer yang lebih panjang. Konsumen seperti ini dapat timbul
karena kemungkinan adanya keterbatasan waktu maupun biaya. Dengan
penggunaan oli dengan kilometer yang lebih panjang seperti 10.000 km
mengakibatkan konsumen tidak perlu sering ke bengkel untuk mengganti
oli. Hal ini menimbulkan penghematan waktu dan biaya. Jenis konsumen ini
sudah merebak di negara-negara besar.
Konsumen segmen empat disebut sebagai perfectionist segment.
Segmen ini menggambarkan jenis konsumen yang mementingkan beberapa
atribut, yakni : (1) melindungi maksimal terhadap keausan metal, (2) bahan
dasar sintetik, (3) memperpanjang umur mesin kendaraan,(4) tingkat
kekentalan, (5) wangi asap buangan harum, (6) merek terkenal, (7) ukuran
kemasan sesuai dengan kapasitas oli mesin, (8) kinerja sesuai dengan
promosi, (9) harga terjangkau, (10) diskon, (11) kemudahan memperoleh
produk dan (12) promosi penjualan.
Segmen keempat ini menggambarkan jenis konsumen yang
membutuhkan paduan sempurna dari atribut yang terkandung dalam empat
komponen bauran pemasaran. Dalam pemenuhan kepuasan segmen
83
konsumen ini, perusahaan perlu memanfaatkan setiap sumber daya yang
dimiliki secara lebih efektif dan efisien. Hal ini diperlukan karena mereka
menginginkan produk berkualitas, harga terjangkau, promosi yang gencar
dan distribusi produk yang jelas.
Data mengenai jumlah anggota masing-masing segmen terdapat pada
Lampiran 9. Dari 110 responden konsumen oli Top-1 di Bogor, terdapat 29
orang (26,4%) termasuk dalam practical and informative segment, 10 orang
(9,1%) merupakan quality and stock segment, 7 orang (6,4%) adalah
economical segment, 64 orang (58,1%) termasuk dalam perfectionist
segment.
Dari keempat segmen tersebut, perusahaan berhak menentukan pilihan
untuk mengarahkan pada segmen tertentu maupun semua segmen. Hal ini
tergantung pada kebijakan serta sumber daya yang dimiliki perusahaan.
Berdasarkan data yang terdapat pada Lampiran 9, jumlah anggota
perfectionist segment paling banyak di antara anggota segmen lainnya. Oleh
karena itu, dengan pemenuhan kepuasan Top-1 terhadap konsumen segmen
ini maka dapat memenuhi keinginan sebagian besar konsumen Top-1.
4.5. Profil Segmen Konsumen
Analisis profil segmen konsumen didasarkan pada peubah demografis
yaitu (1) tempat tinggal, (2) jenis kelamin, (3) status perkawinan, (4) jenjang
pendidikan, (5) pekerjaan, dan (6) pendapatan per bulan.
Hasil analisis antara segmen konsumen dengan tempat tinggal
menyatakan bahwa konsumen practical and informative segment didominasi
oleh konsumen yang tinggal di Tanah Sareal (42,9%). Pada konsumen
quality and stock segment mayoritas adalah konsumen yang berdomisili di
Bogor Timur (18,8%). Sementara konsumen economical segment
didominasi konsumen berdomisili di Bogor Utara (17,6%) dan konsumen
perfectionist segment didominasi konsumen berdomisili di Bogor Barat
(73,7%). Data hasil analisis antara segmen konsumen dengan tempat tinggal
dapat dilihat pada Lampiran 10.
Hasil analisis antara segmen konsumen dengan jenis kelamin
menunjukkan bahwa mayoritas konsumen dari tiap segmen berjenis kelamin
84
laki-laki. Sebagian besar konsumen practical and informative segment
(25,3%), quality and stock segment (8,8%), economical segment (6,6%) dan
konsumen perfectionist segment (59,3%) berjenis kelamin laki-laki. Data
hasil analisis antara segmen konsumen dengan jenis kelamin dapat dilihat
pada Lampiran 11.
Berdasarkan tabel hasil analisis tabulasi antara segmen konsumen
dengan status perkawinan pada Lampiran 12 dapat dijelaskan bahwa
sebagian besar konsumen practical and informative segment (32,0%)
berstatus menikah. Sementara konsumen quality and stock segment
seimbang antara mereka yang berstatus menikah (8,30%) dan belum
menikah (10,0%). Sedangkan mayoritas konsumen economical segment
(6,7%) dan konsumen perfectionist segment (63,3%) berstatus belum
menikah.
Berdasarkan tabel hasil analisis tabulasi antara segmen konsumen
dengan jenjang pendidikan pada Lampiran 13 dapat ditunjukkan bahwa
mayoritas konsumen practical and informative segment (30,2%) dan
konsumen economical segment (11,6%) adalah lulusan SMU. Sementara itu,
sebagian besar konsumen quality and stock segment (13,3%) dan konsumen
perfectionist segment (57,8%) adalah lulusan S1.
Hasil analisis antara segmen konsumen dengan pekerjaan menyatakan
bahwa mayoritas konsumen practical and informative segment (31,5%),
konsumen economical segment (5,6%) dan konsumen perfectionist segment
(57,4%) memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta. Sedangkan mayoritas
konsumen quality and stock segment (22,7%) merupakan pengusaha. Hasil
analisis tabulasi silang antara segmen konsumen dengan pekerjaan dapat
dilihat pada Lampiran 14.
Berdasarkan tabel hasil analisis tabulasi antara segmen konsumen
dengan pendapatan pada Lampiran 15 dapat ditunjukkan bahwa mayoritas
konsumen practical and informative segment (30,0%) dan konsumen
perfectionist segment (62,0%) merupakan konsumen yang berada pada level
B dengan pendapatan Rp 700.000 – Rp 4.000.000 per bulan. Pada konsumen
quality and stock segment sebagian besar adalah konsumen level B+
85
(20,0%) yang berpendapatan Rp 4.000.0000 – Rp 6.000.000 per bulan.
Sedangkan mayoritas konsumen economical segment merupakan konsumen
level B (4,0%) dan B+ (10,0%).
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Konsumen oli Top-1 di Bogor sebagian besar berusia di atas 40 tahun
(38,1%). Mayoritas dari mereka tinggal di luar kotamadya Bogor (18,2%).
Konsumen oli Top-1 jelas didominasi oleh konsumen pria (82,7%) dengan
status telah menikah (64,5%). Konsumen oli Top-1 di Bogor didominasi oleh
konsumen dengan pekerjaan sebagai pegawai swasta (49,1%) dan pengusaha
(20%) yang memiliki jenjang pendidikan terakhir S-1 (40,9%) dan level
pendapatan pada level B (45,5%) yaitu antara Rp 700.000 – Rp 4.000.000 per
bulan.
Sebagian besar konsumen oli Top-1 di Bogor melakukan perawatan
berkala ke bengkel dalam jangka waktu 1-2 bulan (44,5%). Mereka biasa
menggunakan mobilnya untuk dirinya sendiri (77,0%). Konsumen oli Top-1 di
Bogor kebanyakan memperoleh informasi iklan dan promosi oli mobil dari
TV (75,5%). Program TV otomotif yang paling diminati oleh konsumen oli
Top-1 di Bogor adalah Otoblitz (33,6%) dengan Prambors (30,0%) dan El
Shinta (28%) sebagai stasiun radio favorit. Namun, mayoritas konsumen oli
Top-1 di Bogor tidak membaca majalah/tabloid otomotif (34,5%) dan tidak
bergabung dalam klub otomotif (90,9%). Sedangkan pihak yang
mempengaruhi dalam memilih dan membeli oli mayoritas konsumen oli Top-1
di Bogor adalah diri sendiri (32,7%) dan bengkel (32,7%).
Merek kendaraan mayoritas konsumen oli Top-1 di Bogor adalah
Honda (51,8%) dengan model kendaraan sedan (40,9%) dan kapasitas mesin
1500 cc (42,7%). Sebagian besar kendaraan konsumen oli Top-1 di Bogor
adalah keluaran di bawah tahun 2000 (30,9%) dan tahun 2004 (27,3%) dengan
bahan bakar premium (68,2%) dan pertamax (20,9%) serta mayoritas
digunakan untuk jarah tempuh >100 km (27,3%) dan 50-75 km (25,5%).
Konsumen oli Top-1 di Bogor sebagian besar menggunakan produk
Top-1 Evolution (52,7%). Mereka biasanya melakukan penggantian oli setiap
5000 km (70,9%) untuk jangka waktu 2 bulan (39,1%) bagi kapasitas oli
86
mesin 3,5 liter (53,6%) dengan tingkat kekentalan oli yang digunakan oleh
mayoritas konsumen oli Top-1 di Bogor adalah 5w-50 (41,9%).
Atribut bauran pemasaran terbagi menjadi empat kelompok, yakni (1)
Kuadran prioritas utama meliputi diskon (potongan harga khusus); (2)
Kuadran pertahankan prestasi meliputi standar API grade tertinggi,
melindungi maksimal terhadap keausan metal, bahan dasar sintetik,
memperpanjang umur mesin kendaraan, meningkatkan tenaga mesin,
kestabilan pada berbagai temperatur, merek terkenal, kinerja sesuai dengan
promosi, jaminan kualitas, daftar harga, persediaan, kemudahan memperoleh
produk, public relation; (3) Kuadran prioritas rendah meliputi tingkat
kekentalan, wangi asap buangan harum, warna oli cerah, kemasan menarik,
ukuran kemasan sesuai dengan kapasitas oli mesin, keragaman produk, harga
terjangkau, promosi penjualan (sampel gratis, kupon undian), iklan yang
gencar, tenaga penjualan informatif (sales promotion girl); (4) Kuadran
berlebihan meliputi penggunaan untuk kilometer yang lebih panjang dan
mensponsori banyak pembalap.
Segmentasi konsumen oli Top-1 di Bogor menghasilkan empat segmen
yakni practical and informative segment (26,4%), quality and stock segment
(9,1%), economical segment (6,4%) and perfectionist segment (58,1%).
Practical and informative segment didominasi oleh konsumen pria
menikah berdomisili di Tanah Sareal yang merupakan lulusan SMU atau
sederajat dan bekerja sebagai pegawai swasta dengan pendapatan Rp 700.000
– Rp 4.000.000 per bulan. Sebagian besar dari konsumen quality and stock
segment adalah pengusaha pria berstatus menikah maupun belum menikah
yang bertempat tinggal di Bogor Timur yang merupakan lulusan S1 dengan
pendapatan Rp 4.000.000 – Rp 6.000.000 per bulan. Pada economical
segment, sebagian besar didominasi oleh pegawai swasta pria lulusan SMU
sederajat yang belum menikah dan tinggal di Bogor Utara dengan penghasilan
Rp 700.000 – Rp 4.000.000 dan Rp 4.000.000 – Rp 6.000.000 per bulan.
Sedangkan perfectionist segment didominasi oleh pegawai swasta pria yang
belum menikah, lulusan S1 yang berdomisili di Bogor Barat dengan
pendapatan Rp 700.000 – Rp 4.000.000 per bulan.
87
2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang dapat diberikan bagi
peningkatan dan pengembangan PT. Topindo Atlas Asia di masa mendatang
adalah :
1. Untuk mempertahankan konsumen saat ini, PT. Topindo Atlas Asia perlu
mempertahankan prestasi atas atribut yang sudah dianggap penting dan
dilaksanakan dengan baik oleh perusahaan seperti standar API grade
tertinggi, melindungi maksimal terhadap keausan metal, bahan dasar
sintetik, memperpanjang umur mesin kendaraan, meningkatkan tenaga
mesin, kestabilan pada berbagai temperatur, merek terkenal, kinerja sesuai
dengan promosi, jaminan kualitas, daftar harga, persediaan, kemudahan
memperoleh produk, dan public relation. Namun, untuk memperluas
pasar, Top-1 perlu memenuhi atribut yang dianggap penting oleh
konsumen namun belum dapat dipenuhi Top-1 yaitu diskon.
2. Keputusan menentukan segmen pasar yang ingin dituju tergantung pada
kebijakan yang berlaku serta sumber daya yang dimiliki perusahaan.
Seperti diketahui, jumlah konsumen perfectionist segment paling banyak
di antara anggota segmen lainnya. Oleh karena itu, dengan pemenuhan
kepuasan Top-1 terhadap atribut konsumen pada segmen ini maka dapat
memenuhi keinginan sebagian besar konsumen Top-1. Apabila perusahaan
ingin membidik perfectionist segment tidak dibutuhkan banyak perubahan
drastis. Hal ini disebabkan oleh banyaknya atribut yang telah dipenuhi
Top-1 bagi perfectionist segment. Top-1 hanya perlu meningkatkan
perhatian terhadap atribut diskon. Namun bukan berarti diskon harus
dilakukan dengan sering. Hal ini dapat berakibat buruk terhadap
keberlangsungan perusahaan di masa yang akan datang. Adanya kerjasama
dalam sponsorisasi suatu acara dapat membantu kegiatan promosi.
3. Top-1 perlu mengadakan negosiasi dengan bengkel karena sebagian besar
keputusan pembelian oli dipengaruhi oleh bengkel. Hal ini dapat dilakukan
dalam bentuk mengadakan kerjasama profit sharing dengan bengkel
melalui perjanjian tertulis. Selain itu penempatan sales promotion girl
Top-1 di bengkel akan memberikan informasi lebih bagi konsumennya.
LAMPIRAN
91
Lampiran 1. Kuesioner penelitian
Kuesioner Penelitian
Salam Sejahtera, Semoga Saudara/i selalu dalam berkat-Nya dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Di tengah-tengah kesibukan Saudara/i, sekiranya Saudara/i berkenan mengisi kuesioner penelitian ini. Kuesioner ini dibuat sebagai alat penelitian bagi skripsi saya yang berjudul “Segmentasi Konsumen Kendaraan Roda Empat Minyak Pelumas Top-1 di Bogor” oleh Jeannette R. B. (H24102096). Terima kasih atas partisipasinya.
SCREENING Berapa kali Anda mengkonsumsi oli Top-1 ?
PROFIL RESPONDEN 1. Di manakah tempat tinggal Anda :
2. Jenis kelamin Anda : 3. Status perkawinan : 4. Pendidikan terakhir Anda :
5. Pekerjaan Anda saat ini : 6. Pendapatan keluarga Anda per bulan ? (Bila belum berkeluarga, maka yang dimaksud
adalah pendapatan pribadi Anda per bulan)
Bogor Barat Bogor Timur Bogor Tengah
Bogor Selatan Bogor Utara Tanah Sareal
< 2 kali/tahun 2 – 3 kali/tahun
3 – 4 kali/tahun > 4 kali/tahun
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN IPB
S-2 S-3
Lainnya ………
< Rp 300.000 Rp 300.000 - Rp 700.000 Rp 700.000 – Rp 4.000.000
Rp 4.000.000 - Rp 6.000.000 Rp 6.000.000 – Rp 8.000.000 > Rp 8.000.000
Nama Responden : Alamat : No Telp./HP : Usia :
Ibu Rumah Tangga Pegawai Swasta
Lainnya .........
Pelajar/Mahasiswa Pengusaha Pegawai Negeri
Laki-laki Perempuan
≤ SMU sederajat Diploma S1
No : _______
Menikah Belum menikah
92
Lanjutan Lampiran 1. Kuesioner penelitian KARAKTERISTIK KENDARAAN 1. Merek kendaraan Anda :
2. Model kendaraan Anda :
3. Kapasitas mesin kendaraan Anda : …….
4. Tahun pembuatan kendaraan Anda : …….
5. Bahan bakar kendaraan Anda :
6. Jarak tempuh kendaraan Anda per hari :
KARAKTERISTIK OLI MESIN 1. Jenis produk Top 1 yang digunakan : ..............
2. Lama pemakaian oli : ........... km
3. Lama pemakaian oli : ........... bulan
4. Volume pemakaian oli : ........ liter
5. Tingkat kekentalan oli :
SAE 40 SAE 10W-50 SAE 15W-50
SAE 20W-50 Lainnya ……
75 – 100 km > 100 km
Premium Premix Pertamax
Super TT Solar Lainnya ……
Sedan Minibus Pick-up
Jeep MPV Lainnya ……..
Audi Bimantara BMW Cherokee Daihatsu Fiat Ford
Honda Hyundai KIA Mazda Mercedes Mitsubishi Nissan
Opel Peugeot Suzuki Timor Toyota Volvo VW Lainnya ……..
< 25 km 25 – 50 km 50 – 75 km
No : _______
93
Lanjutan Lampiran 1. Kuesioner penelitian
BAGIAN I Petunjuk : Seberapa penting dan seberapa baik setiap atribut menjadi pertimbangan Anda dalam
menggunakan minyak pelumas Top-1. Beri tanda (X) pada tabel sesuai dengan pilihan Anda
Tingkat Kepentingan: Tingkat Pelaksanaan : 1 = Tidak Penting 1 = Tidak Baik 2 = Kurang Penting 2 = Kurang Baik 3 = Biasa saja 3 = Biasa saja 4 = Penting 4 = Baik
5 = Sangat Penting 5 = Sangat baik
No. Dimensi Bauran Pemasaran Tingkat
Kepentingan Tingkat Kinerja
Produk (Product) 1. Memiliki standar API* grade tertinggi 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
2. Perlindungan maksimal terhadap keausan metal
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
3. Berasal dari bahan sintetik 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 4. Memperpanjang umur mesin kendaraan 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 5. Meningkatkan tenaga mesin 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6. Tingkat kekentalan tinggi 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 7. Stabil pada berbagai temperatur 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
8. Tahan lama untuk jangka waktu penggantian oli berikutnya
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
9. Wangi asap buangan lebih harum 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 10. Warna oli menarik/cerah 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 11. Merek terkenal 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 12. Kemasan menarik 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
13. Ukuran kemasan sesuai dengan kapasitas oli mesin
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
14. Kinerja oli sesuai dengan promosinya 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 15. Jaminan kualitas 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 16. Keragaman produk dari suatu merek 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Harga (Price) 1. Harga terjangkau 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
2. Potongan harga khusus di waktu tertentu
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
3. Daftar harga jelas 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Tempat (Place)
1. Persediaan banyak di pasaran 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 2. Mudah didapat 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Promosi (Promotion)
1. Promosi penjualan (sampel gratis, kupon undian, …)
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
2. Iklan yang gencar 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 3. Mensponsori banyak pembalap 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 4. Tenaga penjualan informatif 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
5. Public relation menjalin hubungan baik dengan konsumen
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Layanan Pelanggan 1. Layanan purna jual 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
No : _______
94
Lanjutan Lampiran 1. Kuesioner penelitian
BAGIAN II Petunjuk : Mohon diisi dengan memberi tanda (√) pada lingkaran yang telah tersedia atau
mengisi pada tempat yang telah disediakan. 1. Berapa kali Anda melakukan perawatan berkala ke bengkel ?
2. Apakah kendaraan Anda hanya digunakan oleh Anda sendiri ?
3. Di manakah Anda melihat iklan dan promosi (acara/event) dari merek-merek minyak pelumas
mobil ?
4. Apakah Anda menonton program TV yang menyajikan acara otomotif ? Kalau Ya:
5. Apakah Anda membaca majalah / tabloid yang mengulas informasi otomotif ? Kalau Ya
6. Stasiun radio favorit Anda :
7. Apakah Anda bergabung dengan klub otomotif ?
8. Siapakah yang mempengaruhi Anda dalam memilih dan membeli oli ? (jawaban boleh lebih
dari satu)
Saran: ________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________
Prambors Trijaya Kisi
Lesmana Lainnya,….….
TV Spanduk Papan reklame
Tabloid Lainnya ……..
Diri sendiri Teman/keluarga Pabrik mobil Mekanik
Bengkel Klub otomotif Lainnya, ….….
Otomotif TV Roda Gila Ototrend
Otoblitz Lainnya, ….….
Otomotif Mobil Motor Motor Autocar
Top Gear Autobild Lainnya,….…
Ya, …… Tidak
Ya Tidak
< 1 bulan 1 – 2 bulan
2 – 3 bulan > 3 bulan
No : _______
Lampiran 2. Uji validitas dan reliabilitas tingkat kepentingan konsumen
API
MET
AL
SIN
TETI
K
UM
UR
TEN
AG
A
KEN
TAL
STA
BIL
TAH
AN
WA
NG
I
WA
RN
A
MER
EK
KEM
ASA
N
UK
UR
AN
KIN
ERJA
JAM
INA
N
RA
GA
M
HA
RG
A
DIS
KO
N
DA
FTA
R
STO
K
MU
DA
HD
PT
PRO
MO
SI
IKLA
N
PEM
BA
LAP
SPG
PR
TOTA
L
Pearson Correlation 1 .178 .127 .180 .207
(*) .081 .270(**)
-.145
.202(*)
.306(**) .164 .280
(**) .146 .133 .211(*)
.251(**) .160 .134 .313
(**) .318(**) .033 .079 .070 .204
(*) -
.106 .094 .450(**)
Sig. (2-tailed) . .063 .185 .060 .030 .402 .004 .131 .034 .001 .087 .003 .128 .165 .027 .008 .095 .162 .001 .001 .731 .412 .465 .032 .269 .327 .000
API
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110
Pearson Correlation .178 1 .123 .929
(**) .584(**)
.196(*) .059 .232
(*) .161 .012 .945(**)
.188(*)
.209(*) .169 .402
(**) .019 .139 .107 .331(**)
.290(**)
.200(*) .041 -
.093 -
.095 -
.050 .263(**)
.498(**)
Sig. (2-tailed) .063 . .199 .000 .000 .040 .542 .015 .093 .897 .000 .050 .028 .077 .000 .842 .148 .266 .000 .002 .036 .670 .332 .325 .601 .006 .000
METAL
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110
Pearson Correlation .127 .123 1 .151 .047 .361
(**) .098 .371(**) .113 .204
(*) .095 .124 .116 -.035 .098 .060 .288
(**) .276(**) .030 .150 .010 .054 .069 -
.033 -
.159 -
.127 .314(**)
Sig. (2-tailed) .185 .199 . .115 .625 .000 .307 .000 .240 .032 .322 .197 .229 .717 .307 .536 .002 .004 .754 .118 .916 .578 .474 .733 .096 .185 .001
SINTETIK
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110
Pearson Correlation .180 .929
(**) .151 1 .550(**)
.191(*) .017 .211
(*) .176 .028 .873(**)
.211(*)
.205(*) .152 .357
(**) .016 .154 .128 .289(**)
.267(**) .147 .003 -
.117 -
.115 -
.073 .222
(*) .468(**)
Sig. (2-tailed) .060 .000 .115 . .000 .045 .858 .027 .066 .774 .000 .027 .031 .112 .000 .868 .108 .181 .002 .005 .126 .977 .224 .231 .448 .020 .000
UMUR
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110
Pearson Correlation
.207(*)
.584(**) .047 .550
(**) 1 .363(**) .149 .216
(*) .135 .012 .533(**) .166 .102 .253
(**) .328(**)
-.005 .040 .090 .302
(**) .272(**)
.197(*) .052 -
.004 -
.126 -
.119 .230
(*) .442(**)
Sig. (2-tailed) .030 .000 .625 .000 . .000 .119 .024 .161 .900 .000 .083 .288 .008 .000 .961 .676 .350 .001 .004 .039 .589 .967 .191 .215 .016 .000
TENAGA
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 Pearson Correlation .081 .196
(*) .361(**)
.191(*)
.363(**) 1 .159 .355
(**) .238
(*) .314(**) .176 .391
(**) .205
(*) .103 .079 -.033
.232(*)
.279(**) .119 .266
(**) .268(**)
.269(**) .020 -
.013 -
.025 .037 .512(**)
Sig. (2-tailed) .402 .040 .000 .045 .000 . .097 .000 .012 .001 .066 .000 .031 .286 .414 .732 .015 .003 .214 .005 .005 .004 .833 .896 .796 .698 .000
KENTAL
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110
Pearson Correlation
.270(**) .059 .098 .017 .149 .159 1 .170 .222
(*) .061 .106 .202(*) .152 .070 .275
(**) -
.008 .010 .154 .161 .273(**)
.429(**) .085 .161 -
.075 -
.026 .020 .351(**)
Sig. (2-tailed) .004 .542 .307 .858 .119 .097 . .075 .019 .524 .268 .035 .113 .469 .004 .933 .918 .107 .092 .004 .000 .379 .094 .433 .785 .832 .000
STABIL
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110
Pearson Correlation
-.145
.232(*)
.371(**)
.211(*)
.216(*)
.355(**) .170 1 .232
(*) .081 .220(*) .068 .239
(*) -
.010 .060 -
.220(*)
.317(**) .149 .072 .030 .161 .093 .027
-.293(**)
-.099
-.060
.294(**)
Sig. (2-tailed) .131 .015 .000 .027 .024 .000 .075 . .015 .399 .021 .483 .012 .916 .536 .021 .001 .121 .458 .756 .093 .335 .778 .002 .302 .531 .002
TAHAN
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110
Pearson Correlation
.202(*) .161 .113 .176 .135 .238
(*) .222
(*) .232
(*) 1 .430(**) .122 .166 .156 .118 -
.054 -
.007 .405(**)
.331(**) .117 -
.094 .129 .470(**) .134 .048 .191
(*) -
.069 .534(**)
Sig. (2-tailed) .034 .093 .240 .066 .161 .012 .019 .015 . .000 .205 .082 .105 .219 .578 .946 .000 .000 .225 .329 .179 .000 .162 .616 .046 .473 .000
WANGI
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 Pearson Correlation
.306(**) .012 .204
(*) .028 .012 .314(**) .061 .081 .430
(**) 1 .018 .341(**)
.288(**)
-.158
-.011
-.124
.294(**)
.289(**)
-.023 .066 -
.009 .175 .072 .129 -.075
-.131
.399(**)
Sig. (2-tailed) .001 .897 .032 .774 .900 .001 .524 .399 .000 . .851 .000 .002 .099 .906 .196 .002 .002 .814 .493 .923 .067 .455 .179 .439 .171 .000
WARNA
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 Pearson Correlation .164 .945
(**) .095 .873(**)
.533(**) .176 .106 .220
(*) .122 .018 1 .230(*) .154 .101 .368
(**) -
.042 .112 .062 .310(**)
.229(*) .179 .012 -
.109 -
.043 -
.081 .213
(*) .447(**)
Sig. (2-tailed) .087 .000 .322 .000 .000 .066 .268 .021 .205 .851 . .016 .107 .296 .000 .663 .242 .517 .001 .016 .061 .898 .257 .655 .399 .025 .000
MEREK
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 Pearson Correlation
.280(**)
.188(*) .124 .211
(*) .166 .391(**)
.202(*) .068 .166 .341
(**) .230
(*) 1 .283(**) .101 .176 -
.084 .224
(*) .261(**)
.318(**) .106 -
.021 .115 .049 -.151
-.016 .059 .440
(**) Sig. (2-tailed) .003 .050 .197 .027 .083 .000 .035 .483 .082 .000 .016 . .003 .294 .065 .380 .018 .006 .001 .268 .824 .230 .608 .116 .870 .544 .000
KEMASAN
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 Pearson Correlation .146 .209
(*) .116 .205(*) .102 .205
(*) .152 .239(*) .156 .288
(**) .154 .283(**) 1 .252
(**) .205
(*) -
.092 .355(**)
.275(**)
.268(**)
.198(*)
.286(**) .142 -
.043 -
.082 .281(**) .171 .485
(**) Sig. (2-tailed) .128 .028 .229 .031 .288 .031 .113 .012 .105 .002 .107 .003 . .008 .032 .337 .000 .004 .005 .038 .002 .139 .656 .395 .003 .073 .000
UKURAN
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 Pearson Correlation .133 .169 -
.035 .152 .253(**) .103 .070 -
.010 .118 -.158 .101 .101 .252
(**) 1 .426(**) .044 .168 .143 .134 .070 .227
(*) .190
(*) .142 -.068
.493(**)
.698(**)
.429(**)
Sig. (2-tailed) .165 .077 .717 .112 .008 .286 .469 .916 .219 .099 .296 .294 .008 . .000 .649 .079 .137 .164 .464 .017 .047 .139 .481 .000 .000 .000
KINERJA
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110
Pearson Correlation
.211(*)
.402(**) .098 .357
(**) .328(**) .079 .275
(**) .060 -.054
-.011
.368(**) .176 .205
(*) .426(**) 1
-.189
(*) .064 .109 .287
(**) .168 .271(**)
-.028
-.007
-.230
(*)
.251(**)
.377(**)
.362(**)
Sig. (2-tailed) .027 .000 .307 .000 .000 .414 .004 .536 .578 .906 .000 .065 .032 .000 . .048 .507 .255 .002 .079 .004 .771 .942 .016 .008 .000 .000
JAMINAN
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110
Pearson Correlation
.251(**) .019 .060 .016 -
.005 -
.033 -
.008
-.220
(*)
-.007
-.124
-.042
-.084
-.092 .044
-.189
(*) 1 -
.139 -
.030 -
.017 .063 .004 .280(**)
.268(**)
.434(**)
-.009 .127 .195
(*)
Sig. (2-tailed) .008 .842 .536 .868 .961 .732 .933 .021 .946 .196 .663 .380 .337 .649 .048 . .148 .759 .863 .510 .970 .003 .005 .000 .925 .185 .041
RAGAM
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 Pearson Correlation .160 .139 .288
(**) .154 .040 .232(*) .010 .317
(**) .405(**)
.294(**) .112 .224
(*) .355(**) .168 .064 -
.139 1 .653(**)
.391(**) .005 .115 .508
(**) .064 -.057
.273(**) .038 .563
(**) Sig. (2-tailed) .095 .148 .002 .108 .676 .015 .918 .001 .000 .002 .242 .018 .000 .079 .507 .148 . .000 .000 .959 .230 .000 .506 .556 .004 .696 .000
HARGA
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 Pearson Correlation .134 .107 .276
(**) .128 .090 .279(**) .154 .149 .331
(**) .289(**) .062 .261
(**) .275(**) .143 .109 -
.030 .653(**) 1 .273
(**) .145 .113 .525(**)
.205(*) .010 .273
(**) .075 .579(**)
Sig. (2-tailed) .162 .266 .004 .181 .350 .003 .107 .121 .000 .002 .517 .006 .004 .137 .255 .759 .000 . .004 .130 .239 .000 .032 .920 .004 .436 .000
DISKON
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 DAFTAR Pearson
Correlation .313(**)
.331(**) .030 .289
(**) .302(**) .119 .161 .072 .117 -
.023 .310(**)
.318(**)
.268(**) .134 .287
(**) -
.017 .391(**)
.273(**) 1 .144 .205
(*) .194
(*)
-.227
(*)
-.135
-.005 .092 .398
(**)
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Reliability Coefficients N of Cases = 110.0 N of Items = 26 Alpha = .7916
Sig. (2-tailed) .001 .000 .754 .002 .001 .214 .092 .458 .225 .814 .001 .001 .005 .164 .002 .863 .000 .004 . .133 .031 .043 .017 .160 .956 .342 .000
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 Pearson Correlation
.318(**)
.290(**) .150 .267
(**) .272(**)
.266(**)
.273(**) .030 -
.094 .066 .229(*) .106 .198
(*) .070 .168 .063 .005 .145 .144 1 .564(**)
-.143 .110 .120 -
.082 .154 .354(**)
Sig. (2-tailed) .001 .002 .118 .005 .004 .005 .004 .756 .329 .493 .016 .268 .038 .464 .079 .510 .959 .130 .133 . .000 .136 .252 .213 .393 .107 .000
STOK
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 Pearson Correlation .033 .200
(*) .010 .147 .197(*)
.268(**)
.429(**) .161 .129 -
.009 .179 -.021
.286(**)
.227(*)
.271(**) .004 .115 .113 .205
(*) .564(**) 1 .116 .117 .149 .260
(**) .287(**)
.441(**)
Sig. (2-tailed) .731 .036 .916 .126 .039 .005 .000 .093 .179 .923 .061 .824 .002 .017 .004 .970 .230 .239 .031 .000 . .226 .224 .121 .006 .002 .000
MUDAHDPT
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 Pearson Correlation .079 .041 .054 .003 .052 .269
(**) .085 .093 .470(**) .175 .012 .115 .142 .190
(*) -
.028 .280(**)
.508(**)
.525(**)
.194(*)
-.143 .116 1 .343
(**) .308(**)
.358(**)
.188(*)
.587(**)
Sig. (2-tailed) .412 .670 .578 .977 .589 .004 .379 .335 .000 .067 .898 .230 .139 .047 .771 .003 .000 .000 .043 .136 .226 . .000 .001 .000 .049 .000
PROMOSI
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110
Pearson Correlation .070 -
.093 .069 -.117
-.004 .020 .161 .027 .134 .072 -
.109 .049 -.043 .142 -
.007 .268(**) .064 .205
(*)
-.227
(*) .110 .117 .343
(**) 1 .512(**)
.190(*) .159 .366
(**)
Sig. (2-tailed) .465 .332 .474 .224 .967 .833 .094 .778 .162 .455 .257 .608 .656 .139 .942 .005 .506 .032 .017 .252 .224 .000 . .000 .047 .097 .000
IKLAN
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110
Pearson Correlation
.204(*)
-.095
-.033
-.115
-.126
-.013
-.075
-.293(**)
.048 .129 -.043
-.151
-.082
-.068
-.230
(*)
.434(**)
-.057 .010 -
.135 .120 .149 .308(**)
.512(**) 1 .015 -
.005 .220
(*)
Sig. (2-tailed) .032 .325 .733 .231 .191 .896 .433 .002 .616 .179 .655 .116 .395 .481 .016 .000 .556 .920 .160 .213 .121 .001 .000 . .874 .960 .021
PEMBALAP
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 Pearson Correlation
-.106
-.050
-.159
-.073
-.119
-.025
-.026
-.099
.191(*)
-.075
-.081
-.016
.281(**)
.493(**)
.251(**)
-.009
.273(**)
.273(**)
-.005
-.082
.260(**)
.358(**)
.190(*) .015 1 .470
(**) .309(**)
Sig. (2-tailed) .269 .601 .096 .448 .215 .796 .785 .302 .046 .439 .399 .870 .003 .000 .008 .925 .004 .004 .956 .393 .006 .000 .047 .874 . .000 .001
SPG
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 Pearson Correlation .094 .263
(**) -
.127 .222
(*) .230
(*) .037 .020 -.060
-.069
-.131
.213(*) .059 .171 .698
(**) .377(**) .127 .038 .075 .092 .154 .287
(**) .188
(*) .159 -.005
.470(**) 1 .383
(**) Sig. (2-tailed) .327 .006 .185 .020 .016 .698 .832 .531 .473 .171 .025 .544 .073 .000 .000 .185 .696 .436 .342 .107 .002 .049 .097 .960 .000 . .000
PR
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 Pearson Correlation
.450(**)
.498(**)
.314(**)
.468(**)
.442(**)
.512(**)
.351(**)
.294(**)
.534(**)
.399(**)
.447(**)
.440(**)
.485(**)
.429(**)
.362(**)
.195(*)
.563(**)
.579(**)
.398(**)
.354(**)
.441(**)
.587(**)
.366(**)
.220(*)
.309(**)
.383(**) 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .002 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .041 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .021 .001 .000 .
TOTAL
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110
Lampiran 3. Uji validitas dan reliabilitas tingkat kinerja konsumen
API
MET
AL
SIN
TETI
K
UM
UR
TEN
AG
A
KEN
TAL
STA
BIL
TAH
AN
WA
NG
I
WA
RN
A
MER
EK
KEM
ASA
N
UK
UR
AN
KIN
ERJA
JJA
MIN
AN
RA
GA
M
HA
RG
A
DIS
KO
N
DA
FTA
R
STO
K
MU
DA
HD
PT
PRO
MO
SI
IKLA
N
PEM
BA
LAP
SPG
PR
TOTA
L
Pearson Correlation 1 .258
(**) .458(**)
.380(**)
.437(**)
.316(**)
.512(**)
.252(**)
.278(**)
.245(**)
.427(**)
.296(**)
.235(*)
.465(**)
.325(**)
.274(**)
.240(*) .176 .350
(**) .260(**) .179 .122 .057 .357
(**) -
.011 .201
(*) .616(**)
Sig. (2-tailed) . .007 .000 .000 .000 .001 .000 .008 .003 .010 .000 .002 .013 .000 .001 .004 .012 .066 .000 .006 .062 .205 .557 .000 .910 .035 .000
API
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110
Pearson Correlation
.258(**) 1 .270
(**) .451(**)
.407(**)
.285(**)
.418(**)
.314(**) .122 .062 .235
(*) .039 .245(*)
.329(**)
.490(**)
-.062
.337(**)
.374(**)
.231(*) .089 .147 .057 -
.167 .271(**) .182 .221
(*) .490(**)
Sig. (2-tailed) .007 . .004 .000 .000 .003 .000 .001 .203 .518 .013 .683 .010 .000 .000 .522 .000 .000 .015 .354 .125 .554 .081 .004 .057 .020 .000
METAL
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110
Pearson Correlation
.458(**)
.270(**) 1 .283
(**) .289(**)
.366(**)
.361(**)
.291(**) .096 .246
(**) .954(**) .091 .031 .203
(*) .290(**)
.290(**)
.296(**) .175 .197
(*) .222
(*) .150 .175 .115 .223(*)
-.077 .080 .525
(**)
Sig. (2-tailed) .000 .004 . .003 .002 .000 .000 .002 .317 .010 .000 .345 .745 .034 .002 .002 .002 .067 .039 .020 .117 .068 .233 .019 .421 .407 .000
SINTETIK
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110
Pearson Correlation
.380(**)
.451(**)
.283(**) 1 .654
(**) .345(**)
.362(**)
.405(**)
.327(**) .164 .267
(**) .196
(*) .363(**)
.392(**)
.496(**)
-.042
.241(*)
.305(**)
.355(**)
.217(*)
.246(**) .050 -
.068 .348(**) .040 .229
(*) .600(**)
Sig. (2-tailed) .000 .000 .003 . .000 .000 .000 .000 .000 .088 .005 .040 .000 .000 .000 .661 .011 .001 .000 .022 .010 .604 .481 .000 .678 .016 .000
UMUR
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110
Pearson Correlation
.437(**)
.407(**)
.289(**)
.654(**) 1 .452
(**) .339(**)
.368(**)
.270(**) .113 .259
(**) .216
(*) .144 .281(**)
.253(**)
-.057
.198(*) .178 .289
(**) .188
(*) .252(**) .126 -
.012 .294(**)
-.014
.195(*)
.537(**)
Sig. (2-tailed) .000 .000 .002 .000 . .000 .000 .000 .004 .241 .006 .023 .134 .003 .008 .556 .038 .063 .002 .050 .008 .189 .898 .002 .887 .041 .000
TENAGA
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 Pearson Correlation
.316(**)
.285(**)
.366(**)
.345(**)
.452(**) 1 .418
(**) .344(**)
.211(*)
.310(**)
.387(**)
.322(**) .141 .192
(*) .321(**) .036 .385
(**) .342(**)
.218(*)
.360(**)
.340(**)
.282(**) .110 .252
(**) .045 .145 .605(**)
Sig. (2-tailed) .001 .003 .000 .000 .000 . .000 .000 .027 .001 .000 .001 .142 .045 .001 .711 .000 .000 .022 .000 .000 .003 .253 .008 .640 .130 .000
KENTAL
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110
Pearson Correlation
.512(**)
.418(**)
.361(**)
.362(**)
.339(**)
.418(**) 1 .427
(**) .322(**) .134 .329
(**) .102 .259(**)
.370(**)
.491(**)
.190(*)
.309(**)
.405(**)
.374(**)
.226(*)
.294(**)
.241(*) .161 .407
(**) .135 .180 .670(**)
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 . .000 .001 .162 .000 .291 .006 .000 .000 .047 .001 .000 .000 .017 .002 .011 .094 .000 .159 .060 .000
STABIL
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 Pearson Correlation
.252(**)
.314(**)
.291(**)
.405(**)
.368(**)
.344(**)
.427(**) 1 .350
(**) .206
(*) .326(**) .136 .137 .167 .223
(*) -
.029 .340(**) .053 .216
(*) .132 .186 .146 .045 .194(*)
-.065 .026 .468
(**) Sig. (2-tailed) .008 .001 .002 .000 .000 .000 .000 . .000 .031 .001 .156 .152 .081 .019 .761 .000 .585 .023 .169 .051 .127 .641 .042 .499 .788 .000
TAHAN
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 WANGI Pearson
Correlation .278(**) .122 .096 .327
(**) .270(**)
.211(*)
.322(**)
.350(**) 1 .254
(**) .155 .209(*)
.278(**)
.197(*)
.201(*) .126 .397
(**) .370(**)
.260(**)
-.062 .120 .314
(**) .034 .276(**) .142 .075 .510
(**)
Sig. (2-tailed) .003 .203 .317 .000 .004 .027 .001 .000 . .007 .105 .029 .003 .040 .035 .190 .000 .000 .006 .517 .212 .001 .722 .004 .138 .434 .000 N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 Pearson Correlation
.245(**) .062 .246
(**) .164 .113 .310(**) .134 .206
(*) .254(**) 1 .275
(**) .478(**)
.301(**)
-.054 .066 -
.041 .122 .188(*) .091 .143 .037 .054 -
.033 .075 -.144
-.078
.335(**)
Sig. (2-tailed) .010 .518 .010 .088 .241 .001 .162 .031 .007 . .004 .000 .001 .575 .496 .674 .206 .049 .344 .137 .701 .577 .729 .439 .133 .419 .000
WARNA
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 Pearson Correlation
.427(**)
.235(*)
.954(**)
.267(**)
.259(**)
.387(**)
.329(**)
.326(**) .155 .275
(**) 1 .127 .022 .202(*)
.277(**)
.294(**)
.296(**) .184 .169 .184 .110 .196
(*) .136 .196(*)
-.066 .063 .525
(**) Sig. (2-tailed) .000 .013 .000 .005 .006 .000 .000 .001 .105 .004 . .186 .822 .035 .003 .002 .002 .055 .078 .055 .251 .040 .155 .040 .493 .512 .000
MEREK
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 Pearson Correlation
.296(**) .039 .091 .196
(*) .216
(*) .322(**) .102 .136 .209
(*) .478(**) .127 1 .386
(**) .114 .119 -.106
.194(*) .138 .285
(**) .073 .063 -.023 .015 .259
(**) .096 -.040
.376(**)
Sig. (2-tailed) .002 .683 .345 .040 .023 .001 .291 .156 .029 .000 .186 . .000 .236 .216 .268 .042 .152 .003 .449 .512 .815 .873 .006 .320 .678 .000
KEMASAN
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 Pearson Correlation
.235(*)
.245(*) .031 .363
(**) .144 .141 .259(**) .137 .278
(**) .301(**) .022 .386
(**) 1 .279(**)
.352(**)
-.020
.358(**)
.285(**)
.365(**)
.200(*)
.240(*) .052 -
.176 .366(**)
.291(**)
.227(*)
.486(**)
Sig. (2-tailed) .013 .010 .745 .000 .134 .142 .006 .152 .003 .001 .822 .000 . .003 .000 .839 .000 .003 .000 .036 .011 .590 .065 .000 .002 .017 .000
UKURAN
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 Pearson Correlation
.465(**)
.329(**)
.203(*)
.392(**)
.281(**)
.192(*)
.370(**) .167 .197
(*) -
.054 .202
(*) .114 .279(**) 1 .673
(**) .105 .248(**)
.220(*)
.327(**) .127 .206
(*) .038 .095 .339(**)
.335(**)
.566(**)
.570(**)
Sig. (2-tailed) .000 .000 .034 .000 .003 .045 .000 .081 .040 .575 .035 .236 .003 . .000 .276 .009 .021 .000 .186 .031 .696 .326 .000 .000 .000 .000
KINERJA
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 Pearson Correlation
.325(**)
.490(**)
.290(**)
.496(**)
.253(**)
.321(**)
.491(**)
.223(*)
.201(*) .066 .277
(**) .119 .352(**)
.673(**) 1 -
.030 .336(**)
.403(**)
.435(**) .111 .226
(*) .068 -.101
.474(**)
.233(*)
.391(**)
.611(**)
Sig. (2-tailed) .001 .000 .002 .000 .008 .001 .000 .019 .035 .496 .003 .216 .000 .000 . .752 .000 .000 .000 .248 .018 .477 .295 .000 .015 .000 .000
JAMINAN
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 Pearson Correlation
.274(**)
-.062
.290(**)
-.042
-.057 .036 .190
(*) -
.029 .126 -.041
.294(**)
-.106
-.020 .105 -
.030 1 .070 .068 -.009 .072 .065 .419
(**) .275(**)
-.006 .093 .124 .270
(**) Sig. (2-tailed) .004 .522 .002 .661 .556 .711 .047 .761 .190 .674 .002 .268 .839 .276 .752 . .469 .480 .927 .457 .500 .000 .004 .948 .336 .196 .004
RAGAM
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 Pearson Correlation
.240(*)
.337(**)
.296(**)
.241(*)
.198(*)
.385(**)
.309(**)
.340(**)
.397(**) .122 .296
(**) .194
(*) .358(**)
.248(**)
.336(**) .070 1 .530
(**) .432(**) .141 .201
(*) .354(**)
-.033
.503(**)
.292(**)
.273(**)
.625(**)
Sig. (2-tailed) .012 .000 .002 .011 .038 .000 .001 .000 .000 .206 .002 .042 .000 .009 .000 .469 . .000 .000 .142 .035 .000 .735 .000 .002 .004 .000
HARGA
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 Pearson Correlation .176 .374
(**) .175 .305(**) .178 .342
(**) .405(**) .053 .370
(**) .188
(*) .184 .138 .285(**)
.220(*)
.403(**) .068 .530
(**) 1 .352(**) .015 .074 .302
(**) .003 .402(**) .181 .270
(**) .553(**)
Sig. (2-tailed) .066 .000 .067 .001 .063 .000 .000 .585 .000 .049 .055 .152 .003 .021 .000 .480 .000 . .000 .878 .443 .001 .978 .000 .059 .004 .000
DISKON
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 Pearson Correlation
.350(**)
.231(*)
.197(*)
.355(**)
.289(**)
.218(*)
.374(**)
.216(*)
.260(**) .091 .169 .285
(**) .365(**)
.327(**)
.435(**)
-.009
.432(**)
.352(**) 1 .200
(*) .266(**)
.256(**)
-.052
.941(**) .094 .228
(*) .596(**)
Sig. (2-tailed) .000 .015 .039 .000 .002 .022 .000 .023 .006 .344 .078 .003 .000 .000 .000 .927 .000 .000 . .036 .005 .007 .593 .000 .328 .016 .000
DAFTAR
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 STOK Pearson
Correlation .260(**) .089 .222
(*) .217
(*) .188
(*) .360(**)
.226(*) .132 -
.062 .143 .184 .073 .200(*) .127 .111 .072 .141 .015 .200
(*) 1 .764(**) .167 .242
(*) .147 .023 .104 .388(**)
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Reliability Coefficients N of Cases = 110.0 N of Items = 26 Alpha = .8686
Sig. (2-tailed) .006 .354 .020 .022 .050 .000 .017 .169 .517 .137 .055 .449 .036 .186 .248 .457 .142 .878 .036 . .000 .081 .011 .124 .814 .279 .000 N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 Pearson Correlation .179 .147 .150 .246
(**) .252(**)
.340(**)
.294(**) .186 .120 .037 .110 .063 .240
(*) .206
(*) .226
(*) .065 .201(*) .074 .266
(**) .764(**) 1 .250
(**) .189
(*) .221
(*) .229
(*) .268(**)
.468(**)
Sig. (2-tailed) .062 .125 .117 .010 .008 .000 .002 .051 .212 .701 .251 .512 .011 .031 .018 .500 .035 .443 .005 .000 . .008 .048 .020 .016 .005 .000
MUDAHDPT
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 Pearson Correlation .122 .057 .175 .050 .126 .282
(**) .241
(*) .146 .314(**) .054 .196
(*) -
.023 .052 .038 .068 .419(**)
.354(**)
.302(**)
.256(**) .167 .250
(**) 1 .420(**)
.238(*)
.313(**)
.273(**)
.490(**)
Sig. (2-tailed) .205 .554 .068 .604 .189 .003 .011 .127 .001 .577 .040 .815 .590 .696 .477 .000 .000 .001 .007 .081 .008 . .000 .012 .001 .004 .000
PROMOSI
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 Pearson Correlation .057 -
.167 .115 -.068
-.012 .110 .161 .045 .034 -
.033 .136 .015 -.176 .095 -
.101 .275(**)
-.033 .003 -
.052 .242
(*) .189
(*) .420(**) 1 -
.087 .086 .196(*)
.220(*)
Sig. (2-tailed) .557 .081 .233 .481 .898 .253 .094 .641 .722 .729 .155 .873 .065 .326 .295 .004 .735 .978 .593 .011 .048 .000 . .369 .371 .040 .021
IKLAN
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 Pearson Correlation
.357(**)
.271(**)
.223(*)
.348(**)
.294(**)
.252(**)
.407(**)
.194(*)
.276(**) .075 .196
(*) .259(**)
.366(**)
.339(**)
.474(**)
-.006
.503(**)
.402(**)
.941(**) .147 .221
(*) .238
(*) -
.087 1 .105 .257(**)
.609(**)
Sig. (2-tailed) .000 .004 .019 .000 .002 .008 .000 .042 .004 .439 .040 .006 .000 .000 .000 .948 .000 .000 .000 .124 .020 .012 .369 . .276 .007 .000
PEMBALAP
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 Pearson Correlation
-.011 .182 -
.077 .040 -.014 .045 .135 -
.065 .142 -.144
-.066 .096 .291
(**) .335(**)
.233(*) .093 .292
(**) .181 .094 .023 .229(*)
.313(**) .086 .105 1 .444
(**) .324(**)
Sig. (2-tailed) .910 .057 .421 .678 .887 .640 .159 .499 .138 .133 .493 .320 .002 .000 .015 .336 .002 .059 .328 .814 .016 .001 .371 .276 . .000 .001
SPG
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 Pearson Correlation
.201(*)
.221(*) .080 .229
(*) .195
(*) .145 .180 .026 .075 -.078 .063 -
.040 .227
(*) .566(**)
.391(**) .124 .273
(**) .270(**)
.228(*) .104 .268
(**) .273(**)
.196(*)
.257(**)
.444(**) 1 .465
(**) Sig. (2-tailed) .035 .020 .407 .016 .041 .130 .060 .788 .434 .419 .512 .678 .017 .000 .000 .196 .004 .004 .016 .279 .005 .004 .040 .007 .000 . .000
PR
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 Pearson Correlation
.616(**)
.490(**)
.525(**)
.600(**)
.537(**)
.605(**)
.670(**)
.468(**)
.510(**)
.335(**)
.525(**)
.376(**)
.486(**)
.570(**)
.611(**)
.270(**)
.625(**)
.553(**)
.596(**)
.388(**)
.468(**)
.490(**)
.220(*)
.609(**)
.324(**)
.465(**) 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .004 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .021 .000 .001 .000 .
TOTAL
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110
99
Lampiran 4. Hasil pengujian KMO dan Bartlett’s Test KMO and Bartlett's Test pengujian pertama Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .618
Approx. Chi-Square 1561.511df 325
Bartlett's Test of Sphericity
Sig. .000 KMO and Bartlett's Test pengujian kedua Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .642
Approx. Chi-Square 1447.885df 300
Bartlett's Test of Sphericity
Sig. .000 KMO and Bartlett's Test pengujian ketiga Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .651
Approx. Chi-Square 1387.727df 276
Bartlett's Test of Sphericity
Sig. .000 KMO and Bartlett's Test pengujian keempat Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .682
Approx. Chi-Square 1306.639df 253
Bartlett's Test of Sphericity
Sig. .000 KMO and Bartlett's Test pengujian kelima Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .694
Approx. Chi-Square 1266.150df 231
Bartlett's Test of Sphericity
Sig. .000
Anti-image Matrices API METAL SINTETIK UMUR TENAGA KENTAL STABIL TAHAN WANGI MEREK KEMASAN UKURAN KINERJA JAMINAN HARGA DISKON DAFTAR STOK MUDAHDPT PROMOSI SPG PRAnti-image API 0,546 0,013 -0,065 0,000 -0,031 0,033 -0,106 0,167 -0,150 -0,013 -0,027 -0,063 -0,004 -0,085 -0,067 0,084 -0,095 -0,174 0,137 -0,035 0,081 -0,056
METAL 0,013 0,047 -0,004 -0,044 -0,017 0,004 0,025 -0,011 -0,024 -0,048 0,033 -0,024 -0,003 -0,027 0,013 0,002 -0,024 -0,032 0,014 -0,020 0,004 -0,010SINTETIK -0,065 -0,004 0,637 -0,016 0,108 -0,158 -0,013 -0,135 0,022 0,011 0,056 0,017 -0,020 -0,084 -0,063 -0,071 0,067 -0,024 0,040 0,036 0,075 0,031UMUR 0,000 -0,044 -0,016 0,123 -0,014 0,006 0,026 0,018 -0,028 0,002 -0,023 -0,010 -0,001 0,002 -0,012 -0,021 0,024 0,005 0,000 0,039 0,016 -0,005TENAGA -0,031 -0,017 0,108 -0,014 0,484 -0,153 -0,014 -0,056 -0,020 0,005 0,060 0,044 -0,079 -0,043 0,047 -0,029 -0,078 -0,017 0,018 0,003 0,075 -0,006KENTAL 0,033 0,004 -0,158 0,006 -0,153 0,497 0,071 -0,095 -0,013 0,000 -0,221 -0,001 -0,020 0,021 0,031 -0,006 0,062 -0,049 -0,081 -0,115 0,016 0,036STABIL -0,106 0,025 -0,013 0,026 -0,014 0,071 0,536 -0,102 -0,104 -0,044 -0,079 -0,023 -0,011 -0,126 0,115 -0,092 0,006 -0,007 -0,152 -0,030 0,072 0,030TAHAN 0,167 -0,011 -0,135 0,018 -0,056 -0,095 -0,102 0,560 -0,067 0,000 0,056 -0,116 0,027 -0,009 -0,135 0,058 0,046 0,037 -0,005 0,049 0,084 -0,033WANGI -0,150 -0,024 0,022 -0,028 -0,020 -0,013 -0,104 -0,067 0,489 0,038 -0,052 0,060 -0,068 0,137 -0,042 -0,009 0,077 0,118 -0,077 -0,104 -0,088 0,132MEREK -0,013 -0,048 0,011 0,002 0,005 0,000 -0,044 0,000 0,038 0,084 -0,050 0,038 0,020 0,019 -0,018 0,014 0,016 0,040 -0,020 0,011 -0,008 0,003KEMASAN -0,027 0,033 0,056 -0,023 0,060 -0,221 -0,079 0,056 -0,052 -0,050 0,580 -0,131 0,003 -0,045 -0,005 -0,038 -0,126 -0,029 0,127 0,046 0,019 -0,041UKURAN -0,063 -0,024 0,017 -0,010 0,044 -0,001 -0,023 -0,116 0,060 0,038 -0,131 0,659 -0,044 0,041 -0,051 -0,009 -0,041 0,003 -0,061 0,041 -0,115 0,041KINERJA -0,004 -0,003 -0,020 -0,001 -0,079 -0,020 -0,011 0,027 -0,068 0,020 0,003 -0,044 0,391 -0,090 -0,040 0,028 -0,002 0,013 0,021 0,039 -0,068 -0,217JAMINAN -0,085 -0,027 -0,084 0,002 -0,043 0,021 -0,126 -0,009 0,137 0,019 -0,045 0,041 -0,090 0,512 0,025 -0,030 -0,058 0,085 -0,054 0,074 -0,121 0,016HARGA -0,067 0,013 -0,063 -0,012 0,047 0,031 0,115 -0,135 -0,042 -0,018 -0,005 -0,051 -0,040 0,025 0,349 -0,168 -0,133 0,015 -0,028 -0,070 -0,044 0,044DISKON 0,084 0,002 -0,071 -0,021 -0,029 -0,006 -0,092 0,058 -0,009 0,014 -0,038 -0,009 0,028 -0,030 -0,168 0,413 -0,015 -0,108 0,084 -0,130 -0,057 0,001DAFTAR -0,095 -0,024 0,067 0,024 -0,078 0,062 0,006 0,046 0,077 0,016 -0,126 -0,041 -0,002 -0,058 -0,133 -0,015 0,577 0,066 -0,099 -0,028 0,080 0,035STOK -0,174 -0,032 -0,024 0,005 -0,017 -0,049 -0,007 0,037 0,118 0,040 -0,029 0,003 0,013 0,085 0,015 -0,108 0,066 0,371 -0,216 0,108 0,032 -0,004MUDAHDP 0,137 0,014 0,040 0,000 0,018 -0,081 -0,152 -0,005 -0,077 -0,020 0,127 -0,061 0,021 -0,054 -0,028 0,084 -0,099 -0,216 0,355 -0,028 -0,069 -0,054PROMOSI -0,035 -0,020 0,036 0,039 0,003 -0,115 -0,030 0,049 -0,104 0,011 0,046 0,041 0,039 0,074 -0,070 -0,130 -0,028 0,108 -0,028 0,446 -0,044 -0,087SPG 0,081 0,004 0,075 0,016 0,075 0,016 0,072 0,084 -0,088 -0,008 0,019 -0,115 -0,068 -0,121 -0,044 -0,057 0,080 0,032 -0,069 -0,044 0,412 -0,089PR -0,056 -0,010 0,031 -0,005 -0,006 0,036 0,030 -0,033 0,132 0,003 -0,041 0,041 -0,217 0,016 0,044 0,001 0,035 -0,004 -0,054 -0,087 -0,089 0,370
Anti-image API 0,521 0,079 -0,111 -0,001 -0,061 0,063 -0,196 0,303 -0,290 -0,060 -0,048 -0,105 -0,009 -0,161 -0,154 0,176 -0,169 -0,388 0,312 -0,071 0,171 -0,125METAL 0,079 0,703 -0,025 -0,579 -0,116 0,026 0,159 -0,066 -0,158 -0,765 0,199 -0,135 -0,020 -0,172 0,104 0,017 -0,143 -0,244 0,105 -0,141 0,032 -0,075SINTETIK -0,111 -0,025 0,667 -0,057 0,195 -0,280 -0,023 -0,226 0,039 0,049 0,093 0,026 -0,040 -0,147 -0,134 -0,138 0,111 -0,050 0,085 0,067 0,147 0,065UMUR -0,001 -0,579 -0,057 0,858 -0,055 0,023 0,101 0,069 -0,113 0,023 -0,087 -0,035 -0,003 0,008 -0,056 -0,092 0,091 0,023 -0,002 0,166 0,072 -0,022TENAGA -0,061 -0,116 0,195 -0,055 0,848 -0,312 -0,027 -0,108 -0,042 0,024 0,114 0,078 -0,182 -0,087 0,115 -0,065 -0,148 -0,039 0,045 0,007 0,167 -0,014KENTAL 0,063 0,026 -0,280 0,023 -0,312 0,680 0,138 -0,180 -0,026 0,001 -0,411 -0,001 -0,046 0,042 0,076 -0,014 0,116 -0,113 -0,192 -0,245 0,035 0,083STABIL -0,196 0,159 -0,023 0,101 -0,027 0,138 0,552 -0,186 -0,204 -0,209 -0,142 -0,039 -0,023 -0,240 0,266 -0,196 0,010 -0,015 -0,348 -0,062 0,154 0,066TAHAN 0,303 -0,066 -0,226 0,069 -0,108 -0,180 -0,186 0,634 -0,129 -0,002 0,098 -0,192 0,059 -0,017 -0,306 0,121 0,080 0,081 -0,011 0,098 0,174 -0,071WANGI -0,290 -0,158 0,039 -0,113 -0,042 -0,026 -0,204 -0,129 0,588 0,186 -0,098 0,105 -0,155 0,273 -0,101 -0,019 0,145 0,276 -0,186 -0,223 -0,196 0,311MEREK -0,060 -0,765 0,049 0,023 0,024 0,001 -0,209 -0,002 0,186 0,748 -0,224 0,161 0,112 0,092 -0,105 0,074 0,072 0,223 -0,116 0,057 -0,045 0,015KEMASAN -0,048 0,199 0,093 -0,087 0,114 -0,411 -0,142 0,098 -0,098 -0,224 0,613 -0,212 0,007 -0,083 -0,011 -0,078 -0,217 -0,062 0,280 0,091 0,039 -0,090UKURAN -0,105 -0,135 0,026 -0,035 0,078 -0,001 -0,039 -0,192 0,105 0,161 -0,212 0,793 -0,086 0,071 -0,107 -0,018 -0,066 0,006 -0,127 0,076 -0,221 0,083KINERJA -0,009 -0,020 -0,040 -0,003 -0,182 -0,046 -0,023 0,059 -0,155 0,112 0,007 -0,086 0,721 -0,201 -0,108 0,071 -0,004 0,035 0,056 0,093 -0,169 -0,572JAMINAN -0,161 -0,172 -0,147 0,008 -0,087 0,042 -0,240 -0,017 0,273 0,092 -0,083 0,071 -0,201 0,749 0,058 -0,066 -0,107 0,195 -0,126 0,154 -0,264 0,036HARGA -0,154 0,104 -0,134 -0,056 0,115 0,076 0,266 -0,306 -0,101 -0,105 -0,011 -0,107 -0,108 0,058 0,717 -0,443 -0,296 0,042 -0,079 -0,177 -0,116 0,121DISKON 0,176 0,017 -0,138 -0,092 -0,065 -0,014 -0,196 0,121 -0,019 0,074 -0,078 -0,018 0,071 -0,066 -0,443 0,716 -0,030 -0,275 0,221 -0,303 -0,139 0,003DAFTAR -0,169 -0,143 0,111 0,091 -0,148 0,116 0,010 0,080 0,145 0,072 -0,217 -0,066 -0,004 -0,107 -0,296 -0,030 0,745 0,142 -0,220 -0,054 0,164 0,075STOK -0,388 -0,244 -0,050 0,023 -0,039 -0,113 -0,015 0,081 0,276 0,223 -0,062 0,006 0,035 0,195 0,042 -0,275 0,142 0,531 -0,595 0,266 0,082 -0,009MUDAHDP 0,312 0,105 0,085 -0,002 0,045 -0,192 -0,348 -0,011 -0,186 -0,116 0,280 -0,127 0,056 -0,126 -0,079 0,221 -0,220 -0,595 0,555 -0,069 -0,182 -0,149PROMOSI -0,071 -0,141 0,067 0,166 0,007 -0,245 -0,062 0,098 -0,223 0,057 0,091 0,076 0,093 0,154 -0,177 -0,303 -0,054 0,266 -0,069 0,704 -0,103 -0,215SPG 0,171 0,032 0,147 0,072 0,167 0,035 0,154 0,174 -0,196 -0,045 0,039 -0,221 -0,169 -0,264 -0,116 -0,139 0,164 0,082 -0,182 -0,103 0,685 -0,229PR -0,125 -0,075 0,065 -0,022 -0,014 0,083 0,066 -0,071 0,311 0,015 -0,090 0,083 -0,572 0,036 0,121 0,003 0,075 -0,009 -0,149 -0,215 -0,229 0,674
a Measures of Sampling Adequacy(MSA)
Lampiran 5. H
asil Pengujian nilai M
SA
5-iklan104
105
Lampiran 6. Nilai komunalitas Initial Extraction API 1.000 .672METAL 1.000 .952SINTETIK 1.000 .606UMUR 1.000 .892TENAGA 1.000 .631KENTAL 1.000 .699STABIL 1.000 .626TAHAN 1.000 .654WANGI 1.000 .720MEREK 1.000 .893KEMASAN 1.000 .593UKURAN 1.000 .530KINERJA 1.000 .779JAMINAN 1.000 .536HARGA 1.000 .798DISKON 1.000 .635DAFTAR 1.000 .578STOK 1.000 .677MUDAHDPT 1.000 .850PROMOSI 1.000 .726SPG 1.000 .761PR 1.000 .766
Extraction Method: Principal Component Analysis.
106
Lampiran 7. Rotated component matrix Component
1 2 3 4 5 6 7 API .120 -.003 .077 .082 .216 -.107 .766 METAL .958 .097 .018 .116 .074 .064 .039 SINTETIK .029 -.130 -.074 .238 -.007 .719 .097 UMUR .928 .067 .006 .127 .019 .088 .058 TENAGA .652 .185 .119 -.194 .172 .218 .206 KENTAL .115 .102 .245 -.032 .197 .736 .184 STABIL -.018 -.009 .213 -.077 .696 .102 .281 TAHAN .232 -.107 .143 .168 .111 .658 -.307 WANGI .130 -.056 .819 .067 .088 .104 .078 MEREK .936 .042 .011 .076 .063 .047 .058 KEMASAN .108 .097 .064 .172 -.064 .317 .658 UKURAN .086 .236 -.048 .621 .212 .178 .052 KINERJA .081 .865 .096 .044 .032 .040 .104 JAMINAN .344 .521 -.191 .131 .195 .047 .229 HARGA .056 .034 .438 .741 -.076 .205 .067 DISKON -.013 .083 .436 .603 .038 .214 .164 DAFTAR .328 -.007 .077 .503 .131 -.134 .420 STOK .197 .017 -.261 .134 .717 .114 .156 MUDAHDPT .114 .244 .079 .164 .840 .037 -.193 PROMOSI -.043 .193 .783 .262 -.049 .047 .032 SPG -.169 .684 .280 .319 .022 -.179 -.230 PR .183 .849 -.009 .002 .079 -.080 .005
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a Rotation converged in 7 iterations.
107
Lampiran 8. Tabel ANOVA Cluster Error F Sig.
Mean Square df Mean Square df API 3.370 4 .457 105 7.382 .000METAL 1.004 4 .298 105 3.365 .012SINTETIK 1.055 4 .312 105 3.380 .012UMUR 1.070 4 .295 105 3.625 .008TENAGA 2.158 4 .555 105 3.891 .005KENTAL 2.127 4 .541 105 3.928 .005STABIL 1.265 4 .432 105 2.931 .024TAHAN 2.091 4 .730 105 2.866 .027WANGI 19.186 4 .580 105 33.064 .000MEREK .910 4 .298 105 3.055 .020KEMASAN 5.203 4 .702 105 7.408 .000UKURAN 1.640 4 .589 105 2.786 .030KINERJA 7.530 4 .510 105 14.765 .000HARGA 11.236 4 .457 105 24.575 .000DISKON 5.792 4 .350 105 16.529 .000STOK .500 4 .293 105 1.706 .154MUDAHDPT .366 4 .255 105 1.436 .227PROMOSI 13.817 4 .591 105 23.368 .000SPG 10.326 4 .275 105 37.502 .000PR 3.893 4 .388 105 10.021 .000
The F tests should be used only for descriptive purposes because the Clusters have been chosen to maximize the differences among cases in different Clusters. The observed significance levels are not corrected for this and thus cannot be interpreted as tests of the hypothesis that the Cluster means are equal. Lampiran 9. Jumlah anggota segmen
Cluster 1 29.000 2 10.000 3 7.000 4 64.000Valid 110.000Missing .000
108
Lampiran 10. Tabulasi silang antara segmen konsumen dengan tempat tinggal TEMPAT TINGGAL* Cluster Number Case of Crosstabulations
Cluster Number of Case
1 2 3 4
Total
Count 3 2 0 14 19 Bogor Barat % within
DOMISILI 15.8% 10.5% 0.0% 73.7% 100.0% Count 4 1 1 9 15 Bogor
Selatan % within DOMISILI 26.7% 6.7% 6.7% 60.0% 100.0% Count 4 0 0 5 9 Bogor
Tengah % within DOMISILI 44.4% 0.0% 0.0% 55.6% 100.0% Count 3 3 1 9 16 Bogor
Timur % within DOMISILI 18.8% 18.8% 6.3% 52.9% 100.0% Count 4 1 3 9 17 Bogor
Utara % within DOMISILI 23.5% 5.9% 17.6% 52.9% 100.0% Count 5 2 1 12 20
Lainnya % within DOMISILI 25.0% 10.0% 5.0% 60.0% 100.0% Count 6 1 1 6 14
DOMISILI
Tanah Sareal % within
DOMISILI 42.9% 7.1% 7.1% 42.9% 100.0% Count 29 10 7 64 110
Total % within DOMISILI 26.4% 9.1% 6.4% 58.1% 100.0%
Lampiran 11. Tabulasi silang antara segmen konsumen dengan jenis kelamin JENIS KELAMIN* Cluster Number Case of Crosstabulations
Cluster Number of Case
1 2 3 4 Total
Count 23 8 6 54 91 Laki-laki % within
KELAMIN 25.30% 8.80% 6.60% 59.30% 100.00% Count 6 2 1 10 19
JENIS KELAMIN
Perempuan % within KELAMIN 31.6% 10.5% 5.3% 52.6% 100.0% Count 29 10 7 64 110
Total % within KELAMIN 26.4% 9.1% 6.4% 58.1% 100.0%
109
Lampiran 12. Tabulasi silang antara segmen konsumen dengan status perkawinan STATUS PERKAWINAN* Cluster Number Case of Crosstabulations
Cluster Number of Case
1 2 3 4 Total
Count 13 5 4 38 60 Belum Menikah % within
PERKAWINAN 21.7% 8.3% 6.7% 63.3% 100.0% Count 16 5 3 26 50
STATUS PERKAWINAN
Menikah % within PERKAWINAN 32.0% 10.0% 6.0% 52.0% 100.0% Count 29 10 7 64 110
Total % within PERKAWINAN 26.4% 9.1% 6.4% 58.1% 100.0%
Lampiran 13. Tabulasi silang antara segmen konsumen dengan jenjang
pendidikan JENJANG PENDIDIKAN* Cluster Number Case of Crosstabulations
Cluster Number of Case
1 2 3 4 Total
Count 13 3 5 22 43 SMU % within
PENDIDIKAN 30.2% 7.0% 11.6% 51.2% 100.0% Count 0 0 0 7 7
Diploma % within PENDIDIKAN 0.0% 0.0% 0.0% 100.0% 100.0% Count 12 6 1 26 45
S1 % within PENDIDIKAN 26.7% 13.3% 2.2% 57.8% 100.0% Count 4 1 1 7 13
S2 % within PENDIDIKAN 30.8% 7.7% 7.7% 53.8% 100.0% Count 0 0 0 2 2
JENJANG PENDIDIKAN
S3 % within PENDIDIKAN 0.0% 0.0% 0.0% 100.0% 100.0% Count 29 10 7 64 110
Total % within PENDIDIKAN 26.4% 9.1% 6.4% 58.1% 100.0%
110
Lampiran 14. Tabulasi silang antara segmen konsumen dengan pekerjaan PEKERJAAN* Cluster Number Case of Crosstabulations
Cluster Number of Case
1 2 3 4 Total
Count 1 1 1 1 4 Ibu Rumah Tangga % within
PEKERJAAN 25.0% 25.0% 25.0% 25.0% 100.0% Count 3 0 0 10 13 Pegawai
Negeri % within PEKERJAAN 23.1% 0.0% 0.0% 76.9% 100.0% Count 17 3 3 31 54 Pegawai
Swasta % within PEKERJAAN 31.5% 5.6% 5.6% 57.4% 100.0% Count 5 1 2 9 17
Pelajar % within PEKERJAAN 29.4% 5.9% 11.8% 52.9% 100.0% Count 3 5 1 13 22
PEKERJAAN
Pengusaha % within PEKERJAAN 13.6% 22.7% 4.5% 59.2% 100.0% Count 29 10 7 64 110
Total % within PEKERJAAN 26.4% 9.1% 6.4% 58.1% 100.0%
Lampiran 15. Tabulasi silang antara segmen konsumen dengan pendapatan per
bulan PENDAPATAN* Cluster Number Case of Crosstabulations
Cluster Number of Case
1 2 3 4 Total
Count 1 0 1 0 2<300 rb % within
PENDAPATAN 50.0% 0.0% 50.0% 0.0% 100.0%Count 4 2 0 11 17300 rb -
700 rb % within PENDAPATAN 23.5% 11.8% 0.0% 64.7% 100.0%Count 15 2 2 31 50700 rb-
4 jt % within PENDAPATAN 30.0% 4.0% 4.0% 62.0% 100.0%Count 5 4 2 9 20
4 jt - 6 jt % within PENDAPATAN 25.0% 20.0% 10.0% 45.0% 100.0%Count 0 1 1 5 7
6 jt - 8jt % within PENDAPATAN 0.0% 14.3% 14.3% 71.4% 100.0%Count 4 1 1 8 14
PENDAPATAN PER BULAN
>8 jt % within PENDAPATAN 28.6% 7.1% 7.1% 57.2% 100.0%Count 29 10 7 64 110
Total % within PENDAPATAN 26.4% 9.1% 6.4% 58.1% 100.0%
04