5
1. Perkembangan Kekuatan Sosial Politik dan Lembaga Negara serta Fungsinya masing-masing a. Perkembangan Kekuatan Sosial Politik Dalam Periode demokrasi Terpimpin Partai Komunis Indonesia berusaha menempatkan dirinya sebagai golongan yang menerima Pancasila sebagi dasar Negara Republik Indonesia. Hal itu merupakan bagian dari strategi untuk mengambil alih kekuasaan di Indonesia dengan mengikuti alur permainan parlementer dan menunggu saat yang tepat untuk merebut kekuasaan. Dalam perkembangan berikutnya, kekuatan politik pada waktu itu terpusat pada Presiden Soekarno dan TNI-AD dan PKI disampingnya. PKI secara sistematis berusaha memperoleh ctra sebagai Pancasialis dan mendukung ajaran-ajran Soekarno, sehingga pada Demokrasi Terpimpin PKI. Soekarno membentuk Nasakom (Nasionalis Agama Komunis) yang sangat menguntungkan PKIsebagai unsur yang sah dalam pergerakan nasional dan konstelasi Politik Indonesia Sebagai tindak lanjut Dekrit Presiden adalah penataan kehidupan politik sesuai ketentuan-ketentuan demokrasi terpimpin. Selain dibentuk kabinet kerja, juga dibentuk lembaga-lembaga negara seperti MPRS, DPR-GR dan Front Nasional. Keanggotaan umum lembaga itu disusun berdasarkan komposisi gotong-royong sebagai perwujudan dari demokrasi terpimpin. TNI dan POLRI disatukan menjadi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) yang terdiri atas empat angkatan yaitu TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, TNI Angkatan Udara, dan Angkatan Kepolisian. Masing-masing angkatan dipimpin oleh seorang Menteri Panglima Angkatan yang kedudukannya langsung berada di bawah Presiden /Panglima Tertinggi ABRI. Golongan ABRI diakui sebagai salah satu golongan fungsional dan menjadi salah satu kekuatan

sejarah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kontemporer

Citation preview

Page 1: sejarah

1. Perkembangan Kekuatan Sosial Politik dan Lembaga Negara serta Fungsinya masing-

masing

a. Perkembangan Kekuatan Sosial Politik

Dalam Periode demokrasi Terpimpin Partai Komunis Indonesia berusaha menempatkan dirinya

sebagai golongan yang menerima Pancasila sebagi dasar Negara Republik Indonesia. Hal itu

merupakan bagian dari strategi untuk mengambil alih kekuasaan di Indonesia dengan mengikuti alur

permainan parlementer dan menunggu saat yang tepat untuk merebut kekuasaan.

Dalam perkembangan berikutnya, kekuatan politik pada waktu itu terpusat pada Presiden Soekarno

dan TNI-AD dan PKI disampingnya. PKI secara sistematis berusaha memperoleh ctra sebagai

Pancasialis dan mendukung ajaran-ajran Soekarno, sehingga pada Demokrasi Terpimpin PKI.

Soekarno membentuk Nasakom (Nasionalis Agama Komunis) yang sangat menguntungkan

PKIsebagai unsur yang sah dalam pergerakan nasional dan konstelasi Politik Indonesia

Sebagai tindak lanjut Dekrit Presiden adalah penataan kehidupan politik sesuai ketentuan-

ketentuan demokrasi terpimpin. Selain dibentuk kabinet kerja, juga dibentuk lembaga-lembaga negara

seperti MPRS, DPR-GR dan Front Nasional. Keanggotaan umum lembaga itu disusun berdasarkan

komposisi gotong-royong sebagai perwujudan dari demokrasi terpimpin.

TNI dan POLRI disatukan menjadi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) yang

terdiri atas empat angkatan yaitu TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, TNI Angkatan Udara, dan

Angkatan Kepolisian. Masing-masing angkatan dipimpin oleh seorang Menteri Panglima Angkatan

yang kedudukannya langsung berada di bawah Presiden /Panglima Tertinggi ABRI. Golongan ABRI

diakui sebagai salah satu golongan fungsional dan menjadi salah satu kekuatan sosial politik. Dengan

demikian, ABRI dapat memainkan peranannya sebagai salah satu kekuatan sosial politik.

Berdasarkan Penpres No. 7 Tahun 1959 tanggal 31 Desember 1959, kehidupan partai politik

ditata dengan menetapkan syarat-syarat yang hams dipenuhi oleh partai politik. Partai politik yang

tidak memenuhi syarat dihapuskan, misalnya jumlah anggotanya terlalu sedikit. Dengan

dikeluarkannya Penpres itu, partai politik yang masih dapat bertahan antara lain PNI, Partai Masyumi,

Partai NU, PKI, Partai Katolik, Parkindo, PSI, Partai Murba, Partai IPKI, PSII, dan Partai Perti.

Tindakan yang dilakukan oleh pemerintah lebih dikenal dengan tindakan penyederhanaan kepartaian.

Sementara itu, sejumlah tokoh dari Partai Masyumi dan PSI terlibat dalam gerakan PRRI-Permesta,

sehingga kedua partai ini dibubarkan oleh pemerintah.

Dalam keadaan seperti itu, kekuatan politik yang ada pada waktu itu adalah presiden dan ABRI

serta partai-partai, terutama PKI. Presiden Soekamo dalam politiknya selalu berusaha untuk menjaga

keseimbangan (balance of power) dalam tubuh ABRI dan juga antara ABRI dengan partai politik.

Untuk menjaga keseimbangan itu, Presiden Soekarno memerlukan dukungan dari PKI. Namun, PKI

hanya mengutamakan kepentingannya sendiri agar dapat memainkan perannya yang dominan di

Page 2: sejarah

bidang politik. Dominasi PKI itu diperoleh dengan mendukung 1konsep Nasakom Presiden

Soekarno.ajaran Nasakom (Nasionalis, Sosialis, Komunis) ciptaan Presiden Soekarno dimanfaatkan

dengan baik oleh PKI karna mendapatka tempat sebagai unsur yang sah dalam konstelasi politik

Indonesia. Kedudukan PKI semakin kuat dan respektabilitasnya sebagai kekuataan politik sangat

meningkat

Politik pada masa ini diwarnai oleh tolak ukur yang sangat kuat antara ketiga kekuatan politik .

yang utama  pada waktu itu, yaitu: presiden Soekarno, Partai Komunis Indonesia, dan Angkatan

Darat. Karakteristik  yang utama dari demokrasi terpimpin adalah: menggabungkan sistem kepartaian,

dengan  terbentuknya DPR-GR peranan lembaga legislatif dalam sistem politik  nasionall menjadi

sedemikian lemah, Basic Human Right menjadi sangat lemah, masa demokrasi terpimpin adalah masa

puncak dari semangat anti kebebasan pers, sentralisasi kekuasaan semakin dominan dalam proses

hubungan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.

Pandangan A. Syafi’i Ma’arif, demokrasi terpimpin sebenarnya ingin menempatkan Soekarno

seagai “Ayah” dalam famili besar yang bernama Indonesia dengan kekuasaan terpusat berada di

tangannya. Dengan demikian, kekeliruan yang besar dalam Demokrasi Terpimpin Soekarno adalah

adanya pengingkaran terhadap nilai-nilai demokrasi yaitu absolutisme dan terpusatnya kekuasaan

hanya pada diri pemimpin. Selain itu, tidak ada ruang kontrol sosial dan check and balance dari

legislatif terhadap eksekutif. (Sunarso, dkk. 2008:132-136)

b. Lembaga Negara serta Fual terngsinya masing-masing

- Kedudukan Presiden

Berdasarkan UUD 1945, kedudukan Presiden di bawah MPR, akan tetapi bertentangan

dengan UUD 1945, sebab MPRS tunduk pada Presiden. Presiden menentukan apa yang harus

ditetapkan MPRS.

- Pembentukan MPRS

MPRS sebagai lembaga tertinggi negara harus melalui Pemilhan Umum sehingga partai-

partai yang dipiih oleh rakyat memiliki anggota di MPR. Tugas MPRS terbatas pada

menetapkan GBHN.

- Pembentukan DPR-GR

DPR yang dahulnya menola RAPBN tahun 1960 yang diajukan Presiden, selanjutnya

dibubarkan dan diganti dengan DPR-GR dimana anggotanya ditunjuk Presiden. Tugasnya

Melaksankan manifesto politik,Mewujudkan amanat penderitaan rakyat dan Melaksanakan

Demokrasi Terpimpin

1 Poesponegoro. Marwati Djoned. 2008. Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta: Balai Pustaka. Hlm 425

Page 3: sejarah

- Pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS)

Dewan Pertimbangan Agung Sementara dibentuk berdsarkan penetapan Presiden no.3

tahun 1959 lembaga ini diketuai oleh Presiden. Tugasnya adalah memberi jawaban atas

pertanaan presiden dan mengajukan usul kep

- Pembentukan Front Nasional

Front Nasional dibentuk atas penetapan Presiden no.13 tahun 1959. Tugasnya adalah

menyelesaikan Revolusi Nasional, Melaksanakan Pembangunan, mengembalikan Irian Barat.

- Pembentukan Kabinet Kerja

Pada tanggal 9 Juli 1959, Presiden membentuk kabinet kerja, sebagai wakil Presiden

diangkatlah Ir Juanda. Tugasnya adalah : mencukupi Kebutuhan sandang pangan,

menciptakan keamanan negara dan mengembalikan Irian Barat.

- Pembetukan ABRI

TNI dan Polri disatukan menjadi satu, untuk menjaga keamanan dan keutuhan NKRI.

TNI dan Polri disatukan menjadi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) yang

terdiri atas 4 angkatan yaitu TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, TNI Angkatan Udara,

dan Angkatan Kepolisian. Masing-masing angkatan dipimpin oleh Menteri Panglima

Angkatanyang kedudukannya langsung berada di bawah presiden. ABRI menjadi salah satu

golongan fungsional dan kekuatan sosial politik Indonesia.