16
I. Pengertian dan sejarah aromaterapi Aromaterapi adalah sebuah istilah yang mengacu pada penggunaan volatile oil hasil ekstrak dari tanaman sebagai salah satu bentuk terapi. Cara kerja aromaterapi adalah dengan menstimulus otak (apabila di inhalasi) sehingga menimbulkan efek emosi tertentu. Biasanya efek yang dicari adalah menenangkan, menyemangati, merilekskan. Sedangkan kegunaan minyak atsiri secara topikal memiliki banyak manfaat farmakologis seperti melancarkan peredaran darah, menghangatkan, anti-inflamasi, anti-konvulsan, dll. Menurut Buchbauer Minyak atsiri merupakan zat yang memberikan aroma pada tumbuhan. Minyak atsiri memiliki komponen volatil pada beberapa tumbuhan dengan karakteristik tertentu. Saat ini, minyak atsiri telah digunakan sebagai parfum, kosmetik, bahan tambahan makanan dan obat. Minyak atsiri telah digunakan secara komersial selama beberapa ratus tahun dan secara teratur digunakan untuk memanajemen stres dan terapi bagi penyakit-penyakit ringan (Sastrohamidjojo, 2004). Banyak penelitian telah menemukan bahwa rangsangan penciuman menghasilkan perubahan drastis dalam parameter fisiologis seperti tekanan darah (BP), ketegangan otot, dilatasi pupil, intensitas berkedip, suhu kulit, aliran darah kulit, aktivitas electrodermal, denyut nadi, dan kegiatan otak. Gambar 1. Essential oil Syarat syarat minyak atsiri: Harus jernih, tidak berwarna, kalau perlu setelah pemanasan.Kejernihan dapat dibuktikan dengan carameneteskan 1 tetes minyak atsiri keatas permukaan air, permukaan air tidak keruh.Minyak menguap umumnya tidak berwarna, hanya beberapa yang sesui dengan warna aslinya.Oleum bergamottae berwarna hijau karena klorofilnya terlarutkedalamnya. Oleum kajuputi berwarna hijau karena senyawatembaga dari alat penyulingnya

Sejarah aromaterapi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Sejarah aromaterapi

I. Pengertian dan sejarah aromaterapi

Aromaterapi adalah sebuah istilah yang mengacu pada penggunaan

volatile oil hasil ekstrak dari tanaman sebagai salah satu bentuk terapi. Cara kerja

aromaterapi adalah dengan menstimulus otak (apabila di inhalasi) sehingga

menimbulkan efek emosi tertentu. Biasanya efek yang dicari adalah

menenangkan, menyemangati, merilekskan. Sedangkan kegunaan minyak atsiri

secara topikal memiliki banyak manfaat farmakologis seperti melancarkan

peredaran darah, menghangatkan, anti- inflamasi, anti-konvulsan, dll.

Menurut Buchbauer Minyak atsiri merupakan zat yang memberikan

aroma pada tumbuhan. Minyak atsiri memiliki komponen volatil pada beberapa

tumbuhan dengan karakteristik tertentu. Saat ini, minyak atsiri telah digunakan

sebagai parfum, kosmetik, bahan tambahan makanan dan obat.

Minyak atsiri telah digunakan secara komersial selama beberapa ratus

tahun dan secara teratur digunakan untuk memanajemen stres dan terapi bagi

penyakit-penyakit ringan (Sastrohamidjojo,

2004). Banyak penelitian telah menemukan

bahwa rangsangan penciuman menghasilkan

perubahan drastis dalam parameter fisiologis

seperti tekanan darah (BP), ketegangan otot,

dilatasi pupil, intensitas berkedip, suhu kulit,

aliran darah kulit, aktivitas electrodermal,

denyut nadi, dan kegiatan otak. Gambar 1. Essential oil

Syarat – syarat minyak atsiri:

Harus jernih, tidak berwarna, kalau perlu setelah pemanasan.Kejernihan

dapat dibuktikan dengan carameneteskan 1 tetes minyak atsiri keatas

permukaan air, permukaan air tidak keruh.Minyak menguap umumnya

tidak berwarna, hanya beberapa yang sesui dengan warna aslinya.Oleum

bergamottae berwarna hijau karena klorofilnya terlarutkedalamnya. Oleum

kajuputi berwarna hijau karena senyawatembaga dari alat penyulingnya

Page 2: Sejarah aromaterapi

Aromaterapi Page 2

terlarut kedalamnya. Minyak atsiri akan berwarna kuning atau kuning

kecoklatan karenasudah terurai atau teroksidasi.

Mudah larut dalam Chloroform atau Eter.

Minyak atsiri yang diperoleh dari penyulingan uap harus bebas minyak

lemak. Hal ini dibuktikan dengan cara meneteskan keatas kertas perkamen

tidak meninggalkan noda transparan.

Harus kering, karena air akan mempercepat reaksi oksidasisehingga minyak

akan berwarna. Kekeringan dibuktikandengan cara mengocok sejumlah

minyak atsiri dengan larutan Natrium Klorida jenuh volume sama, biarkan

memisah,volume air tidak boleh bertambah. Bau dan rasa seperti simplisia.

Bau diperiksa dengan cara mencampurkan satu tetes minyak atsiri dengan

10 ml air. Rasa diperiksa dengan mencampur satu tetes minyak atsiri dengan

2 gram gula.

Mekanisme kerja aromaterapi

Para peneliti tidak sepenuhnya mengetahui bagaimana aromaterapi

bekerja. Beberapa ahli percaya bahwa indra penciuman memilliki peran, reseptor

bau dihidung berkomunikasi dengan bagian-bagian di otak (amigdala da

hipokampus) yang berfungsi sebagai penyimpan untuk emosi dan kenangan.

Ketika bernafas molekul minyak atsiri akan terhirup, beberapa peneliti percaya

bahwa mereka merangsang bagian-bagian otak dan mempengaruhi fisik,

emosional dan mental. Sebagai contoh Lavender diyakini untuk merangsang

aktivitas sel-sel otak di amigdala mirip dengan cara beberapa aktivitas obat

penenang. Beberapa peneliti lain juga berkeyakinan bahwa aromaterapi dapat

berikatan dengan darah melalui stimulasi hormon atau enzim.

Page 3: Sejarah aromaterapi

Aromaterapi Page 3

Gambar 2. Mekanisme kerja aromaterapi

II. Tujuan dan Manfaat

Aromaterapi digunakan secara luas sebagai suatu pendekatan untuk

meredakan stres, dan banyak minyak atsiri diklaim sebagai perelaksasi. Banyak

sifat dan indikasi yang berbeda sering dicantumkan untuk masing-masing minyak

atsiri, dan rentang kondisinya mulai dari yang cukup ringan sampai yang dianggap

serius. Sebagai contoh, indikasi untuk minyak daun peppermint (Menta piperita)

yang dicantumkan dalam salah satu teks meliputi kembung, kurap, tinea, sistisis,

gangguan pencernaan, mual, gastritis, dan skiatika, juga migrain, hepatitis,

Page 4: Sejarah aromaterapi

Aromaterapi Page 4

ikterus, sirosis, asma bronkial, dan impotensi. Minyak atsiri juga banyak

digunakan untuk perawatan kecantikan, membantu relaksasi, atau mengobatai

penyakit ringan tertentu. Ada beberapa aspek penting penggunaan minyak atsiri

dalam aromaterapi yaitu sebagai berikut :

Aromaterapis meyakini bahwa minyak atsiri dapat digunakan tidak hanya

untuk pengobatan dan pencegahan penyakit, tetapi juga efeknya terhadap mood,

emosi, dan rasa sehat.

Aromaterapi diklaim sebagai suatu terapi holistik, dalam hal ini,

aromaterapis memilih suatu minyak atsiri, atau kombinasi minyak atsiri,

disesuaikan dengan gejala, kepribadian, dan keadaan emosi masing-masing klien.

Pengobatan dapat berubah pada kunjungan pasien berikutnya.

Aromaterapis meyakini bahwa kandungan minyak atsiri, atau kombinas i

minyak, bekerja secara sinergis untuk meningkatkan efikasi atau mengurangi

terjadinya efek-efek merugikan yang terkait dengan kandungan kimia tertentu

(Heinrich et al., 2010).

Metode penggunaan aromaterapi antara lain :

Pemijatan seluruh tubuh atau pemijatan bagian tubuh tertentu

Penambahan dalam air mandidan air untuk mencuci kaki

Dihirup

Kompres

Digunakan dalam peralatan aromaterapi (misalnya alat pembakar

dan penguap)

III. Cara memperoleh

a. Cara pemerasan

yaitu cara yang termudah dan masih dapatdikatakan primitif. Cara ini

hanya dapat dipakai untuk minyak atsiri yang mempunyai kadar tinggi dan

untuk minyak atsiri yang mempunyai kadar tinggi dan minyak atsiriyang tidak

tahan pemanasan. Contoh : minyak jeruk

Page 5: Sejarah aromaterapi

Aromaterapi Page 5

b. Cara penyulingan ( destilasi)

1. Cara langsung ( menggunakan api langsung)

Bahan yang akan diolah di

masukkan ke dalam sebuah bejana di atas

pelat yang berlubang dan bejana berisi air.

Uap air yang naik melalui lubang dan

melalui sebuah pendingin, kemudian

minyak yang keluar dengan uap air

ditampung. Cara ini hanya dapat

digunakan untuk jumlah bahan bakal yang

sedikit, karena jumlah air yang akan

menjadi uap dan membawa serta minyak

terbatas jumlahnya. Gambar 3. Destilasi Minyak atsiri

2. Cara tidak langsung

Bahan yang akan di olah di masukkan ke dalam sebuah bejana dan di

tambah dengan air. Alirkan ke dalamnya uapair yang berasal dari bejana lain.

Cara ini dapat digunakanuntuk bahan bakal dalam jumlah yang besar terutama

bahan bakal yang mempunyai kadar minyak atsiri yang rendah.

Dari ke dua cara di atas pada bejana penampungan akan terdapat dua

lapisan, yaitu air dan minyak atsiri.Letak minyak atsiri dan air tergantung pada

berat jenisnya. Jika Bj minyak atsiri > Bj air maka minyak atsiri berada di

bawahdan sebaliknya.Ke dua lapisan ini dapat dipisahkan dan setelah dipisahkan

sisa air dapat di keringkan dengan menggunakan zat - zat pengering, contoh:

Na2SO4 exicatus.Pengeringan sisa air ini perlu di lakukan sebab dengan

adanyasisa air tersebut minyak atsiri cepat rusak / menjadi tengik.Bila lapisan

minyak atsiri dan air sukar dipisahkan dapat ditambahkan NaCl jenuh untuk

menarik airnya

c. Cara Enfleurage

Biasanya untuk minyak atsiri yang berasal dari daun bunga yang

digunakan untuk kosmetik. Daun bungadisebarkan diatas keping gelas yang lebih

dulu dilapisidengan lemak atau gemuk. Dibiarkan beberapa lama,tergantung dari

Page 6: Sejarah aromaterapi

Aromaterapi Page 6

jenis daun yang diolah, contoh:bungamelati 24 jam. Kemudian daun bunga

diangkat, digantidengan yang segar sampai beberapa kali, sampai lemak itu benar-

benar jenuh dengan minyak atsiri. Biasanyalemak itu dapat digunakan untuk 30

kali.

Kemudian lapisan lemak dikerok, dilarutkan dalamalkohol absolut,

minyak atsiri akan larut, sedangkan lemaknya tidak larut, sehingga lemaknya

dapat dipisahkan dari minyak atsiri. Minyak atsiri yang ada dalam alkohol

disuling secara vacum (dengan alat

evaporator vacum ). Alkohol yang

digunakan bukan alkohol fortior

sebab waktu diuapkan, uap air

akan membawa minyak atsiri.Cara

ini dapat digunakan untuk bahan

bakal dengan kandungan minyak

atsiri yang rendah dan tidak tahan

pemanasan.

Gambar 4. Pabrik Enflurage abad ke-20

IV. Sumber minyak atsiri

Beberapa sumber minyak atsiri yang berasal dari bahan baku bunga:

Jasmine berasal dari bunga. Bermanfaat untuk mengurangi depresi dan

rasa cemas. Menyejukkan, meningkatkan kepekaan , kejernihan pikiran,

ketenangan, menghatkan emosi, membantu keteraturan sistem pernafasan dan

mengyurangi iritasi karena batuk. Bersifat sebagai afrodisiak dan dapat dipakai

untuk perawat kulit kering dan kulit sensitif.

Mawar . menyeimbangkan fungsi tubuh, membangkitkan semangat,

memperbaiki suasana hati, menenangkan, antidepresan. Bersifat sebagai

antioksidan dan penguat jantung. Dapatb dipakai sebagai inhaler pada penderita

asma dan sebagai perawatan pada kulit sensitif, kering dan alergi

Lavender, populer sebagai antiseptik dan penyembuhan luka.

Mempunyai efek relaksasi maupun perangsang, menenangkan kecemasan dan

depresi. Minyak ini untuk mengatasi pencernaan, gangguan menstruasi, sumbatan

Page 7: Sejarah aromaterapi

Aromaterapi Page 7

hidung sakit tenggorokan karna influenza dan nyeri sendi, nyeri lainnya. Untuk

radang kulit karna gigitan serangga, bisul, bercak, ruam dan luka bakar. Jamur di

kulit juga dapat disembuhkan dengan dioleskan minyak aromaterapi.

V. Aspek Kimia Fisika

a. Sifat Fisika Minyak Atsiri

Seperti bahan-bahan lain yang memiliki sifat fisik, minyak atsiri juga

memiliki sifat fisik yang bisa di ketahui melalui beberapa pengujian. Sifat fisik

dari setiap minyak atsiri berbeda satu sama lain. Sifat fisik terpenting dari minyak

atsiri adalah dapat menguap pada suhu kamar sehingga sangat berpengaruh dalam

menentukan metode analisis yang dapat digunakan untuk menentukan komponen

kimia dan komposisinya dalam minyak asal.

Sifat-sifat fisika minyak atsiri, yaitu : bau yang karakteristik, bobot jenis, indeks

bias yang tinggi, bersifat optis aktif.

- Bau yang karakteristik

Minyak atsiri adalah minyak yang dihasilkan dari jaringan tanaman tertentu,

seperti akar, batang, kulit, bunga, daun, biji dan rimpang. Minyak ini bersifat

mudah menguap pada suhu kamar (250C) tanpa mengalami dekomposisi dan

berbau wangi sesuai dengan tanaman penghasilnya, serta umumnya larut dalam

pelarut organik tetapi tidak larut dalam air (Mulyani, 2009).

- Bobot Jenis

Bobot jenis adalah perbandingan bobot zat di udara pada suhu 250C

terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Penentuan bobot jenis

menggunakan alat piknometer. Berat jenis minyak atsiri umumnya berkisar antara

0,800-1,180. Bobot jenis merupakan salah satu kriteria penting dalam penentuan

mutu dan kemurnian minyak atsiri (Gunther, 1987).

Besar bobot jenis pada berbagai minyak atsiri sangat di pengaruhi dari

ukuran bahan dan lama penyulingan yang di lakukan. berikut adalah grafik yang

di peroleh dari pengujian bobot jenis pada minyak atsiri kayu manis.

Uji BNJ menunjukkan bahwa perlakuan Bo dan B1 tidak berbeda nyata

terhadap bobot jenis, tapi keduanya berbeda dengan perlakuan B2. Nilai bobot

Page 8: Sejarah aromaterapi

Aromaterapi Page 8

jenis minyak ditentukan oleh komponen kimia yang terkandung di dalamnya.

Semakin tinggi kadar fraksi berat maka bobot jenis semakin tinggi.

Pada waktu penyulingan, penetrasi uap pada bahan berukuran kecil

berlangsung lebih mudah karena jaringannya lebih terbuka sehingga jumlah uap

air panas yang kontak dengan minyak lebih banyak. Kondisi tersebut

mengakibatkan komponen fraksi berat minyaknya lebih mudah dan cepat

diuapkan. Dari segi ukuran bahan, bobot jenis tertinggi (0,9935) diperoleh dari

bahan ukuran kecil, sedangkan dari segi lama penyulingan, bobot jenis tertinggi

(0,9911) diperoleh pada penyulingan 4 jam. Kombinasi perlakuan yang

menghasilkan bobot jenis paling tinggi (0,9979) adalah A1B1C0, yaitu susunan

bahan bertingkat, ukuran bahan sedang dan lama penyulingan 4 jam. Nilai bobot

jenis semua perlakuan berkisar antara 0,9722 sampai 0,9979.

- Indeks Bias

Indeks bias suatu zat adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam udara

dengan kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Penentuan indeks bias menggunakan

alat Refraktometer. Prinsip penggunaan alat adalah penyinaran yang menembus

dua macam media dengan kerapatan yang berbeda, kemudian terjadi pembiasan

(perubahan arah sinar) akibat perbedaan kerapatan media. Indeks bias berguna

untuk identifikasi suatu zat dan deteksi ketidakmurnian (Guenther, 1987).

Semakin banyak kandungan airnya, maka semakin kecil nilai indek

biasnya. Ini karena sifat dari air yang mudah untuk membiaskan cahaya yang

datang. Jadi minyak atsiri dengan nilai indeks bias yang besar lebih bagus

dibandingkan dengan minyak atsiri dengan nilai indeks bias yang kecil. Selain itu,

semakin tinggi kadar patchouli alcohol maka semakin tinggi pula indeks bias

yang dihasilkan.

Hal ini disebabkan karena penguapan minyak dari bahan berukuran kecil

berlangsung lebih mudah sehingga fraksi berat minyaknya lebih banyak

terkandung dalam minyak, yang mengakibatkan kerapatan molekul minyak lebih

tinggi dan sinar yang menembus minyak sukar diteruskan. Semakin sukar sinar

diteruskan dalam suatu medium (minyak) maka nilai indeks bias medium tersebut

semakin tinggi.

Page 9: Sejarah aromaterapi

Aromaterapi Page 9

Sebagian besar komponen minyak kulit kayumanis terdiri atas kelompok

senyawa terpen-o yang mempunyai berat molekul dan kerapatan yang lebih tinggi

dibanding kelompok senyawa terpen, tetapi relatif mudah larut dalam air.

Semakin lama penyulingan, senyawa terpen-o semakin banyak terlarut dalam air

panas yang mengakibatkan kerapatan minyak menurun sehingga indeks biasnya

lebih rendah. Kombinasi perlakuan yang menghasilkan indeks bias paling tinggi

(1,5641) adalah perlakuan A1B1C0, yaitu susunan bahan bertingkat, ukuran

bahan sedang dan lama penyulingan 4 jam. Nilai indeks bias semua perlakuan

berkisar antara 1,5515 sampai 1,5641; nilai ini lebih rendah dibanding standar

mutu dari Essential Oil Association of USA (EOA) tahun 1970 yang

mensyaratkan nilai 1,5730 – 1,5910.

- Putaran Optik

Setiap jenis minyak atsiri memiliki kemampuan memutar bidang polarisasi

cahaya ke arah kiri atau kanan. Besarnya pemutaran bidang polarisasi ditentukan

oleh jenis minyak atsiri, suhu, dan panjang gelombang cahaya yang digunakan.

Penentuan putaran optik menggunakan alat Polarimeter (Ketaren, 1985).

Berikut ini adalah hasil pengujian minyak atsiri kayu manis, di mana

hanya ukuran bahan yang berpengaruh terhadap nilai putaran optik minyak. Uji

BNJ menunjukkan bahwa ukuran bahan besar menghasilkan putaran optik yang

berbeda sangat nyata dengan ukuran sedang dan kecil. Besarnya putaran optik

tergantung pada jenis dan konsentrasi senyawa, panjang jalan yang ditempuh sinar

melalui senyawa tersebut dan suhu pengukuran.

Besar putaran optik minyak merupakan gabungan nilai putaran optik

senyawa penyusunnya. Penyulingan bahan berukuran kecil akan menghasilkan

minyak yang komponen senyawa penyusunnya lebih banyak (lengkap) dibanding

dengan bahan ukuran besar, sehingga putaran optik yang terukur adalah putaran

optik dari gabungan (interaksi) senyawa-senyawa yang biasanya lebih kecil

dibanding putaran optik gabungan senyawa yang kurang lengkap (sedikit) yang

dihasilkan bahan berukuran besar. Putaran optik minyak dari semua perlakuan

bersifat negatif, yang berarti memutar bidang polarisasi cahaya kekiri. Nilainya

Page 10: Sejarah aromaterapi

Aromaterapi Page 10

antara (-) 5,03 sampai (-) 6,75 derajat. Nilai ini lebih besar dibanding standar

EOA (1970) yang nilainya (-) 2 sampai 0 derajat.

- Kelarutan Dalam Alkohol

Kelarutan dalam alkohol merupakan nilai perbandingan banyaknya

minyak atsiri yang larut sempurna dengan pelarut alkohol. Setiap minyak atsiri

mempunyai nilai kelarutan dalam alkohol yang spesifik, sehingga sifat ini bisa

digunakan untuk menentukan suatu kemurnian minyak atsiri.

Minyak atsiri banyak yang mudah larut dalam etanol dan jarang yang

larutdalam air, sehingga kelarutannya mudah diketahui dengan menggunakan

etanolpada berbagai tingkat konsentrasi. Untuk menentukan kelarutan minyak

atsiri jugatergantung pada kecepatan daya larut dan kualitas minyak atsiri

tersebut. Kelarutan minyak juga dapat berubah karena lamanya penyimpanan.

Hal ini disebabkan karena proses polimerisasi menurunkan daya kelarutan,

sehinggauntuk melarutkannya diperlukan konsentrasi etanol yang tinggi.

Kondisipenyimpanan kurang baik dapat mempercepat polimerisasi diantaranya

cahaya,udara, dan adanya air bisa menimbulkan pengaruh yang tidak baik.

Minyak atsiri mempunyai sifat yang larut dalam pelarut organik dan tidak larut

dalam air. Berikut adalah hasil pengujian tingkat kelarutan minyak dalam alkohol

yang dipengaruhi oleh semua faktor perlakuan dan kombinasinya.

Uji BNJ terhadap pengaruh susunan bahan menunjukkan bahwa susunan

bahan bertingkat (A1) menghasilkan minyak minyak yang secara nyata lebih

mudah larut dalam alkohol, dibanding susunan tidak bertingkat (A0) (Gambar 8).

Tingkat kelarutan minyak dalam alkohol dipengaruhi oleh jenis dan konsentrasi

senyawa yang dikandungnya. Menurut Heath (1978), minyak atsiri yang

konsentrasi senyawa terpennya tinggi, sukar larut; sedangkan yang banyak

mengandung senyawa terpen-o mudah larut dalam etanol. Dalam penyulingan

bertingkat, uap panas lebih mudah dan cepat menembus bahan yang susunannya

tidak padat dibanding susunan tidak bertingkat, sehingga senyawa terpen-o yang

titik didihnya lebih rendah, lebih banyak terdapat dalam minyak sehingga

minyaknya mudah larut dalam alkohol.

Page 11: Sejarah aromaterapi

Aromaterapi Page 11

Uji BNJ pengaruh ukuran bahan menunjukkan bahwa minyak dari bahan

berukuran besar (B2) secara sangat nyata lebih sukar larut dalam alkohol

dibanding ukuran kecil (B0) dan sedang (B1) (Gambar 9). Bahan yang berukuran

lebih besar, lebih sukar diuapkan minyak atsirinya sehingga senyawa fraksi berat

dalam minyak seperti seskuiterpen akan terpolimerisasi akibat pengaruh panas

terus menerus dalam penyulingan dan polimer yang terbentuk tidak dapat

diuapkan. Kondisi tersebut mengakibatkan komposisi terpen-o dalam minyaknya

lebih rendah sehingga minyaknya sukar larut dalam alkohol. Uji BNJ terhadap

lama penyulingan menunjukkan bahwa minyak yang dihasilkan dari penyulingan

6 jam lebih sukar larut dibanding penyulingan 4 jam.

Semakin lama penyulingan maka senyawa fraksi- fraksi berat dalam

minyak akan lebih banyak sehingga kelarutannya dalam alkohol semakin rendah.

Kombinasi perlakuan yang menghasilkan minyak yang lebih mudah larut dalam

alkohol dengan nisbah volume alkohol dan minyak 1,25:1 adalah A1B1C0, yaitu

perlakuan susunan bahan bertingkat, ukuran bahan sedang dan lama penyulingan

4 jam. Menurut standar EOA (1970), kelarutan minyak dalam etanol 70% adalah

dalam nisbah volume alkohol dengan minyak sebesar 3:1 atau lebih.

- Warna

Sesuai dengan SNI 06-2385-2006, minyak atsiri berwarna kuning muda

hingga coklat kemerahan, namun setelah dilakukan penyimpanan minyak berubah

warna menjadi kuning tua hingga coklat muda. Guenther (1990) mengatakan

bahwa minyak akan berwarna gelap oleh aging, bau dan flavornya tipikal rempah,

aromatik tinggi, kuat dan tahan lama.

b. Sifat Kimia Minyak Atsiri

- Bilangan Asam

Bilangan asam pada minyak atsiri menandakan adanya kandungan asam

organik pada minyak tersebut. Asam organik pada minyak atsiri bisa terdapat

secara alamiah. Nilai bilangan asam dapat digunakan untuk menentukan kualitas

minyak (Kataren, 1985).

Hasil analisis minyak kilemo menunjukkan bahwa minyak kilemo dari

kulit batang yang disuling dengan metode kukus secara visual mempunyai

Page 12: Sejarah aromaterapi

Aromaterapi Page 12

bilangan asam tertinggi, sedangkan minyak kilemo dari daun yang disuling

dengan metode rebus mempunyai bilangan asam terendah. Besarnya bilangan

asam minyak kilemo dari daun yang disuling dengan metode kukus adalah 1.22

dan yang disuling dengan metode rebus 0.72 sedangkan untuk minyak kilemo dari

kulit batang yang disuling dengan metode kukus besarnya 4.20, dan yang disuling

dengan metode rebus 1.72.

Adanya perbedaan nilai bilangan asam minyak kilemo hasil penyulingan

daun dan kulit batang disebabkan karena perbedaan kandungan senyawa asam

pada minyak. Sedangkan perbedaan nilai bilangan asam minyak kilemo yang

disuling dengan sistem kukus dan rebus, kemungkinan disebabkan karena terjadi

proses oksidasi pada waktu penyulingan dengan sistem kukus.

- Bilangan Ester

Bilang ester merupakan banyaknya jumlah alkali yang diperlukan untuk

penyabunan ester. Adanya bilangan ester pada minyak dapat menandakan bahwa

minyak tersebut mempunyai aroma yang baik. Dari hasil analisis diperoleh bahwa

minyak kilemo dari daun yang disuling dengan metode kukus secara visual

mempunyai bilangan ester tertinggi, sedangkan minyak kilemo dari kulit batang

yang disuling dengan metode rebus menghasilkan bilangan ester terendah.

Besarnya bilangan ester minyak kilemo dari daun yang disuling dengan

metode kukus adalah 31.66, dan yang disuling dengan metode rebus 28.55.

Sedangkan untuk minyak kilemo dari kulit batang yang disuling dengan metode

kukus besarnya 18.74 dan yang disuling dengan metode rebus besarnya 17.6.

Perbedaan nilai bilangan ester minyak kilemo hasil penyulingan daun dan kulit

batang tumbuhan kilemo kemungkinan disebabkan karena perbedaan kandungan

senyawa ester pada minyak.

Dari pengamatan diperoleh bahwa minyak kilemo dari daun mempunyai

aroma yang lebih segar bila dibandingkan aroma minyak dari kulit batang. Sifat

aroma minyak ini dapat membuat tingginya bilangan ester pada minyak tersebut.

Minyak atsiri juga dapat mengalami kerusakan yang mengakibatkan perubahan

sifat kimia minyak atsiri yaitu dengan proses oksidasi, hidrolisa, dan resinifikasi.

Page 13: Sejarah aromaterapi

Aromaterapi Page 13

- Oksidasi

Reaksi oksidasi pada minyak atsiri terutama terjadi pada ikatan rangkap

dalam terpen. Peroksida yang bersifat labil akan berisomerisasi dengan adanya air,

sehingga membentuk senyawa aldehid, asam organik, dan keton yang

menyebabkan perubahan bau yang tidak dikehendaki (Ketaren, 1985).

- Hidrolisis

Proses hidrolisis terjadi pada minyak atsiri yang mengandung ester. Proses

hidrolisis ester merupakan proses pemisahan gugus OR dalam molekul ester

sehingga terbentuk asam bebas dan alkohol. Ester akan terhidrolisis secara

sempurna dengan adanya air dan asam sebagai katalisator (Ketaren, 1985).

- Resinifikasi

Beberapa fraksi dalam minyak atsiri dapat membentuk resin, yang

merupakan senyawa polimer. Resin ini dapat terbentuk selama proses pengolahan

(ekstraksi) minyak yang mempergunakan tekanan dan suhu tinggi selama

penyimpanan (Ketaren, 1985).

VI. Aktivitas Biologi

Aksi farmakologis obat yang mengandung minyak atsiri tergantung pada

kapasitasnya untuk mengiritasi jaringan atau hanya dari bau dan rasanya.

Beberapa minyak atsiri telah diketahui memiliki aksi terhadap sistem syaraf pusat

dan otot uterus. Adapun aksi farmakologis minyak atsiri sebagai berikut :

- Antiseptik (eucalyptus, thyme) pada paru-paru dan ginjal

- Aksi anti iritasi. Aksi ini sering digunakan pada ointment (salep) dan lotion

untuk nyeri otot dan nyeri lainnya. Ketika digunakan pada kulit tertentu

dengan minyak atsiri, terutama dari champor dan arnica, mengiritasi

reseptor dikulit menyebabkan penghangatan, dengan sedikit rasa iritasiyang

cenderung mengurangi nyeri otot dibawahnya, ketika dihirup, champor

memiliki efek ekspektoran. Minyak anisi, feneel dan cinnamon secara oral

memiliki efek karminatif pada saluran pencernaan.

- Aksi terhadap susunan syaraf pusat (senyawa teroksigenasi). Champor

terlihat memiliki efek stimulasi langsung pada sistem pernafasan dan pusat

Page 14: Sejarah aromaterapi

Aromaterapi Page 14

vasomotor, aksi lain adalah stimulasi pada motor cortex (seperti

Wormwood, thuja) dan dapat menginduksi kejang.

- Aksi anthelmentik (Worm seed)

- Aksi stimulasi uterus, menginduksi aborsi pada kasus keadaan mabuk.

Contoh : rue, wormwood, savin, thuja (Supriyatna et al., 2013).

VII. Trend Pemanfaatan terbaru dimasyarakat

Dewasa ini telah banyak aromaterapi yang dijual dipasaran dengan bentuk

yang modern, bukan hanya dari segi kemasan melainkan juga bentuk sediaan dan

komposisi yang ditambahkan untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat itu

sendiri. Dibawah ini beberapa contoh aromaterapi yang beredar dipasaran :

Page 15: Sejarah aromaterapi

Aromaterapi Page 15

\

Gambar 5. Aromaterapi yang dijual dipasaran

Gambar 4. Bentuk arometerapi yang trend untuk perawatan kecantikan

Page 16: Sejarah aromaterapi

Aromaterapi Page 16

DAFTAR PUSTAKA

Gunther, E., 1987. Minyak Atsiri. Jilid I. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.

Gunther, E., 1990. Minyak Atsiri. Jilid III A. Penerbit Universitas Indonesia,

Jakarta

Heinrich, M., et al. 2009. Farmakognosi dan Fitoterapi, terj. Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta.

Ketaren, S. 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Balai Pustaka, Jakarata.

Supriyatna, et al. 2013. Mengenal Obat Herbal Pemahaman Obat Herbal Untuk

Fitoterapi. Penerbit UNPAD Press, Bandung.

Sastrohamidjojo, H. 2004. Kimia Minyak Atsiri. Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta.

Mulyani, Sri. 2009. Analisis GC-MS dan Daya Anti Bakteri Minyak Atsiri.

Majalah Farmasi Indonesia, Bandung.