Sejarah Bengkulu

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG

    Sejarah Bengkulu di wilayah Bengkulu sekarang pernah berdiri

    kerajaan-kerajaan yang berdasarkan etnis seperti Kerajaan Sungai Serut,

    Kerajaan Selebar, Kerajaan Pat Petulai, Kerajaan Balai Buntar, Kerajaan

    Sungai Lemau, Kerajaan Sekiris, Kerajaan Gedung Agung, dan Kerajaan

    Marau Riang. Di bawah Kesultanan Banten, mereka menjadi vazal.

    Sebagian wilayah Bengkulu, juga pernah berada dibawah

    kekuasaan Kerajaan Inderapura semenjak abad ke-17.British East India

    Company (EIC) sejak 1685 mendirikan pusat perdagangan lada

    Bencoolen/Coolen yang berasal dari bahasa inggris "Cut Land" yang berarti

    tanah patah wilayah ini adalah wilayah patahan gempa bumi yang paling

    aktif di dunia dan kemudian gudang penyimpanan di tempat yang sekarang

    menjadi Kota Bengkulu. Saat itu, ekspedisi EIC dipimpin oleh Ralph Ord

    dan William Cowley untuk mencari pengganti pusat perdagangan lada

    setelah Pelabuhan Banten jatuh ke tangan VOC, dan EIC dilarang

    berdagang di sana. Traktat dengan Kerajaan Selebar pada tanggal 12 Juli

    1685 mengizinkan Inggris untuk mendirikan benteng dan berbagai gedung

    perdagangan. Benteng York didirikan tahun 1685 di sekitar muara Sungai

    Serut.

    Sejak 1713, dibangun benteng Marlborough (selesai 1719) yang

    hingga sekarang masih tegak berdiri. Namun demikian, perusahaan ini lama

    kelamaan menyadari tempat itu tidak menguntungkan karena tidak bisa

    menghasilkan lada dalam jumlah mencukupi.

    Sejak dilaksanakannya Perjanjian London pada tahun 1824,

    Bengkulu diserahkan ke Belanda, dengan imbalan Malaka sekaligus

    penegasan atas kepemilikan Tumasik/Singapura dan Pulau Belitung). Sejak

    perjanjian itu Bengkulu menjadi bagian dari Hindia Belanda.Penemuan

  • 2

    deposit emas di daerah Rejang Lebong pada paruh kedua abad ke-19

    menjadikan tempat itu sebagai pusat penambangan emas hingga abad ke-20.

    Saat ini, kegiatan penambangan komersial telah dihentikan semenjak

    habisnya deposit.Pada tahun 1930-an, Bengkulu menjadi tempat

    pembuangan sejumlah aktivis pendukung kemerdekaan, termasuk Sukarno.

    Di masa inilah Sukarno berkenalan dengan Fatmawati yang kelak

    menjadi isterinya.Setelah kemerdekaan Indonesia, Bengkulu menjadi

    keresidenan dalam provinsi Sumatera Selatan. Baru sejak tanggal 18

    November 1968 ditingkatkan statusnya menjadi provinsi ke-26 (termuda

    sebelum Timor Timur).Bemacam-macam versi yang dapat kita temukan

    mengenai asal muasal nama Bengkulu. Ada yang mengambil dari cerita dan

    legenda, dan adapula yang mengambilnya lewat kronologis waktu.

    Bengkulu yang ditetapkan sebagai propinsi pada 18 November

    1968 itu, kini memiliki sepuluh kabupaten/kota, yakni Kota Bengkulu,

    Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Lebong, Kabupaten Kepahiang,

    Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Bengkulu

    Tengah, Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Kaur dan Kabupaten

    Seluma.

    Di wilayah Bengkulu sekarang pernah berdiri kerajaan-kerajaan

    yang berdasarkan etnis seperti Kerajaan Sungai Serut, Kerajaan Selebar,

    Kerajaan Pat Petulai, Kerajaan Balai Buntar, Kerajaan Sungai Lemau,

    Kerajaan Sekiris, Kerajaan Gedung Agung, dan Kerajaan Marau Riang. Di

    bawah Kesultanan Banten, mereka menjadi vazal.

  • 3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 KULTUR BUDAYA BENGKULU

    Agama yang dianut Masyarakat Bengkulu mayoritas adalah Agama

    Islam yang memang di Indonesia sendiri umumnya adalah menganut

    Agama Islam dan juga terdapat agama lain seperti Kristen, Hindu, Budha,

    bahkan ada yang menganut Animisme.Suku-suku bangsa yang mendiami

    Provinsi Bengkulu dapat dikelompokkan menjadi suku asli dan pendatang,

    meskipun sekarang kedua kelompok ini mulai bercampur baur.Bahasa yang

    dominan dipakai adalah bahasa Rejang,yang banyak dipahami oleh sebagian

    besar penduduk, selain bahasa Melayu (bahasa Indonesia)dan bahasa

    Serawai.Di Pulau Enggano dipakai bahasa Enggano.Suku-suku pribumi

    mencakup suku-suku berikut:

    1. Mukomuko, mendiami wilayah Kabupaten Mukomuko;

    2. Pekal, mendiami wilayah Kabupaten Mukomuko dan Kabupaten

    Bengkulu Utara;

    3. Rejang,mediami wilayah Kabupaten Bengkulu Utara, Kepahiang, Rejang

    Lebong dan Lebong;

    4. Lembak, mendiami wilayah Kota Bengkulu dan Kabupaten Rejang

    Lebong;

    5. Serawai, mendiami wilayah Kabupaten Seluma dan Bengkulu Selatan;

    6. Pasemah, mendiami wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kaur;

    7. Kaur, mendiami wilayah Kabupaten Kaur;

    8. suku-suku pribumi Enggano (ada enam puak), mendiami Pulau Enggano.

    9. Suku bangsa pendatang meliputi Melayu , Jawa (dari Banten),Bugis,

    Madura, minangkabau, Batak, Sunda,dan lain-lain.

  • 4

    Penduduk asli pendukung kebudayaan tertua di Bengkulu terdiri dari 4 suku

    bangsa besar, yakni:

    1. Suku Melayu, sebagian besar bermukim di di Kotamadya Bengkulu.

    2. Suku Rejang, tersebar di Kabupaten Lebong, Rejang Lebong dan

    sebagian Bengkulu Utara.

    3. Suku Serawai, yang mendiami Kabupaten Bengkulu Selatan

    4. Suku Engano, yang bermukim di Pulau Enggano.

    Orang Melayu merupakan kelompok etnik yang terbesar jumlahnya diantara

    penduduk yang bermukim di wilayah propinsi Bengkulu. Alkisah, orang

    Melayu Bengkulu ini merupakan percampuran antara suku bangsa asli

    Bengkulu dengan orang-orang Melayu pendatang dari Jambi, Riau,

    Palembang, Minangkabau, dan daerah-daerah lainnya di sebelah selatan.

    Asimilasi antar suku bangsa tersebut berlangsung dalam jangka

    waktu sangat panjang, sehingga memberi ciri tersendiri bagi orang Melayu

    Bengkulu. Sebagai suku bangsa mayoritas di Bengkulu, maka kebudayaan

    Melayu-lah yang dirasa paling menonjol.Pada umumnya kelompok-

    kelompok etnis di Bengkulu terbagi atas beberapa klen (sukau) yang

    dikepalai oleh ketua sukau. Dalam satu dusun biasanya ada 2-4 sukau.

    Klen ini merupakan himpunan keluarga besar yang masih seketurunan dari

    satu nenek moyang. Ketua sukau bersama-sama dengan kepala dusun dan

    para orang tua yang berhak memutuskan perkara pelanggaran adat setelah

    mengadakan mufakat dengan seluruh warga dusun.

    Rumpunan bahasa yang terdapat dan digunakan di Provinsi

    Bengkulu antara lain sebagai berikut:

    1. Bahasa Ra-Hyang atau Re-Hyang (Rejang).

    2. Bahasa Enggano (Pulau Perempuan).

    3. Bahasa Lampung.

    4. Bahasa Malayu Ippoh (Muko-muko, Lubuk Pinang, Bantal, Lima Koto,

    Ketahun, Pasar Bengkulu, dsb).

    5. Bahasa Malayu Lembak (Tanjung Agung, Dusun Besar, Pada Dewa,

    dsb).

  • 5

    6. Bahasa Malayu Kotamadya Bengkulu.

    7. Bahasa Malayu Serawai dan Pasemah (Pha-semah) yang penyebarannya

    meliputi Manna, Tais, Kepalak Bengkerung, Tanjung Sakti, Padang

    Guci, Kedurang, Kaur, dsb.

    8. Bahasa Malayu Bintuhan.

    Tiga komunitas bahasa, yaitu Rejang, Enggano dan Lampung tidaklah

    termasuk dalam kelompok rumpunan Bahasa Malayu yang dikemukakan

    sebelumnya. Tiga etnik ini memiliki kelompok rumpunan bahasa tersendiri,

    dan etnik inilah yang merupakan penduduk asli negeri Bengkulu.

    3.1 KERAJINAN TRADISIONAL

    Kerajinan tradisional yang ada di Bengkulu adalah kerajinan Batik.

    Batik yang ada di Bengkulu ini sama seperti batik-batik yang ada di Jawa

    dan sekitarnya yang mana menghasilkan beragam batik dan menjadi ciri

    khas dari Indonesia.Tetapi tetap berbeda dengan batik jawa, batik jawa

    identik dengan warna coklat, kuning, merah, hijau, dan biru. sedangkan

    batik besurek memiliki warna yang lebih cerah dan beragam.

    Batik yang di maksud adalah Batik Besurek. Batik Besurek adalah

    kain batik asli Bengkulu yang merupakan element Budaya Bengkulu, motif

    utama batik Besurek adalah huruf kaligraf atau kain batik yang dihiasi

    dengan huruf-huruf Arab Gundhul.

    Di beberapa kain, terutama untuk upacara adat, kain ini memang

    bertuliskan huruf Arab yang bisa dibaca. Tetapi, sebagian besar hanya

    berupa hiasan mirip huruf Arab atau yang di sebut tadi dengan Arab

    Gundhul.

    Berbagai motif dasar batik kain Besurek antara lain :

    motif kaligrafi > merupakan motif yang diambil dari huruf-huruf kaligrafi.

    Untuk batik besurek modern, biasanya kaligrafinya tidak memiliki makna.

    motif bunga rafflesia > bergambar bunga rafflesia arnoldi yang merupakan

    bunga raksasa khas bengkulu.. motif bunga rafflesia bisa dibilang sebagai

    motif utama kain besurek setelah kaligrafi.

  • 6

    motif burung kuau > bergambar seperti burung, tetapi terbuat dari

    rangkaian huruf-guruf kaligrafi.

    motif relung paku > bentuknya meliuk-liuk, persis seperti tanaman relung

    paku.

    motif rembulan > merupakn motif yang digambar seperti rembulan yang

    bulat. Biasanya dipadukan dengan motif kaligrafi. Contoh Batik Besurek.

    4.1 TARIAN ADAT

    1. Tari Andun

    Tari Andun merupakan salah satu tarian rakyat yang dilakukan

    pada saat pesta perkawinan. Biasanya dilakukan oleh para bujang dan

    gadis secara berpasangan pada malam hari dengan diringi musik

    kolintang.

    Pada zaman dahulu, tari andun biasanya digunakan sebagai sarana

    mencari jodoh setelah selesai panen padi. Sebagai bentuk pelestariannya,

    saat ini dilakukan sebagai salah satu sarana hiburan bagi masyarakat

    khususnya bujang gadis.

    2. Tari Ganau

    Tari Ganau dari bengkulu, merupakan tarian yang diiringi

    dengan musik. Didominasi olrh iringan mandolin, rebab dan kendang

    serta lagu dengan irama melayu. Tarian ini dimainkan oleh sekelompok

    penari wanita dan laki-laki.

    Dimulai dengan tempo gerakan yang lambat diakhiri dengan gerakan

    yang cepat dan menghentak-hentak. Gerakan tangan, serta melompat dan

    dan formasi yang harmonis dengan iringan musik merupakan ciri khas

    yang dari tarian ini.

    3. Tari Kejei

    Tari Kejei merupakan kesenian rakyat Rejang yang dilakukan

    pada setiap musim panen raya datang. Tarian tersebut dimainkan oleh

  • 7

    para muda-mudi di pusat-pusat desa pada malam hari di tengah-tengah

    penerangan lampion.

    Kekhasan tari ini adalah alat-alat musik pengiringnya terbuat dari bambu,

    seperti kulintang, seruling dan gong. Tarian dimainkan sekelompok

    orang yang membentuk lingkaran dengan berhadap-hadapan searah

    menyerupai jarum jam.

    Tarian ini pertama kali dilaporkan oleh seorang pedagang Pasee,

    bernama Hassanuddin Al-Pasee yang berniaga ke Bengkulu pada tahun

    1468. Tapi, ada pula keterangan dari Fhathahillah Al Pasee, yang pada

    tahun 1532 berkunjung ke Bengkulu.

    Tari Kejei dipercaya sudah ada sebelum kedatangan para biku dari

    Majapahit. Sejak para biku datang, alat musiknya diganti dengan alat dari

    logam, seperti yang digunakan sampai saat ini. Acara kejei dilakukan

    dalam masa yang panjang, bisa sampai 9 bulan, 3 bulan, 15 hari atau 3

    hari berturut-turut.

    Tari ini adalah tarian sakral yang diyakini masyarakat

    mengandung nilai-nilai mistik,sehingga hanya dilaksanakan masyarakat

    Rejang Lebong dalam acara menyambut para biku,perkawinan dan adat

    marga. Pelaksanaan tari ini disertai pemotongan kerbau atau sapi sebagai

    syaratnya.

    4. Tari Persembahan Rejang

    Penyambutan di Inspirasi Tari Kejai yang sakral dan Agung di

    Tanah Rejang Tari Penyambutan adalah Tari Kreasi Baru yang diatur

    sedekat mungkin dengan Tari Kejai. Terinspirasi oleh tari Kejai karena

    Suku Rejang sendiri jaman dahulu tidak mempunyai Tari Penyambutan,

    di jaman dahulu penyambutan tamu dilakukan dengan upacara adat.

    Tari Kejai adalah tarian sakral dan agung, sehingga sangat

    pantas untuk di persembahkan untuk Penyambutan Tamu, seperti Pejabat

    Tinggi Negara, Menteri, Bupati yang berkunjung ke Tanah Rejang, atau

    pada even-even lain yang bersifat ceremonial, seperti pada acara

    penyambutan piala Adipura yang tiba di Kota Curup tanggal 7 juni lalu.

  • 8

    Jumlah penari tidak dibatasi,sesuai dengan tempat,bisa putra bisa pula

    putri, bisa juga berpasangan. Di Rejang Lembak Tari Penyambutan

    disebut Tari Kurak, namun dalam pembahasan disepakati menggunakan

    Tari Penyambutan yang telah dibakukan.

    Musik yang mengiringi Tari Penyambutan di inspirasi oleh

    tarian sakral dari Tanah Rejang, musik dan alat musik Tari Penyambutan

    memakai alat musik khas tradisional Suku Rejang, yaitu gong dan

    kalintang, yang dari jaman dahulu kala di pakai pada musik pengiring

    tarian sakral dan agung Suku Rejang yaitu Tari Kejai. Pada umumnya

    dipakai irama lagu Lalan belek dan Tebo Kabeak.

    5. Tari Tombak Kerbau.

    6. Tari Putri Gading Cempaka.

    7. Tari Sekapur Sirih.

    8. Tari Pukek.

    9. Tari Andung

    5.1 SENI MUSIK

    1. Seni musiknya adalah:

    2. Geritan, yaitu cerita sambil berlagu.

    3. Serambeak, yang berupa patatah-petitih.

    4. Andi-andi, yaitu seni sastra yang berupa nasihat.

    6.1 RUMAH ADAT

    Dalam bahasa melayu Bengkulu, rumah tempat tinggal dinamakan

    juga Rumah. Rumah tradisional Bengkulu termasuk tipe rumah panggung.

    Rumah panggung ini dirancang untuk melindungi penghuninya dari banjir.

    Disamping itu kolong rumah panggung juga dapat dipergunakan untuk

    menyimpan gerobak, hasil panen, alat-alat pertanian, kayu api, dan juga

    berfungsi sebagai kandang hewan ternak.

    Rumah adat daerah Bengkulu dinamakan Rumah Rakyat. Rumah

    Rakyat merupakan rumah panggung yang terdiri dari 3 kamar yaitu, kamar

    orang tua, kamar gadis, dan kamar bujang. Kolong dibawahnya untuk pb

    venyimpanan kayu dapur dan barang lainnya. Pada piintu masuk ruang

  • 9

    tengah terdapat gambar Buraq, pertanda ketangguhan hati penduduknya

    menjalankan agama islam.

    Rumah Rakyat terbuat dari kayu meranti dan dilengkapi dengan

    tangga masuk dari semen. Pada tiang depan rumah disebalah kiri biasanya

    terdapat tanduk kerbau. Hal ini menunjukkan bahwa yang punya runah

    pernah mengadakan upacara atau pesta perkawinan. Jumlah tanduk sesuai

    pula dengan banyaknya upacara atau pesta yang telah diadakan.

    7.1 PAKAIAN ADAT

    Pakaian adat yang dipakai kaum pria dari daerah Bengkulu adalah

    mahkota deangan gunjai-gunjainya (pita) serta baju model jas tertutup. Ia

    juga memakai kalung bersusun, kain songket yang melingkar di pinggang

    dan celana sebatas lutut.Sedangkan wanitanya memakai baju kurung yang

    disuji dan berkain songket. Ia juga memakai mahkota, kalung bersusun serta

    gelang pada kedua belah tangan. Pakaian ini dipakai untuk upacara

    pernikahan.

    8.1 BUDAYA MASYARAKAT BENGKULU

    1. Budaya Bunker Coa Sako

    Budaya Bunker Coa Sako adalah sebuah Cagar Budaya berbentuk

    sebuah bunker atau tempat perlindungan di bawah tanah yang dibangun

    pada jaman penjajahan Inggris di Bengkulu. Bangunan bunker berjumlah 3

    ruangan yang ruangannya tidak saling berhubungan antara satu dengan

    lainnya. Situs yang berkepemilikan adalah milik pribadi atas nama ajisul ini

    sangat memprihatinkan karena terbengkalai dan tak terurus karena tidak

    mendapatkan perhatian dari pemerintahan setempat.

    2. Upacara Tabot

    Upacara Tabot merupakan upacara tradisional masyarakat

    Bengkulu yang diadakan untuk mengenang kisah kepahlawan Hussein

    bin Ali bin Abi Thalib, cucu Nabi Muhammad SAW, yang wafat dalam

    peperangan di padang Karbala, Irak. Tradisi Tabot dibawa oleh para

    pekerja Islam Syiah dari Madras dan Bengali, India bagian selatan, yang

    dibawa oleh tentara Inggris untuk membangun Benteng Marlborough

  • 10

    (17131719). Mereka kemudian menikah dengan penduduk setempat

    dan meneruskan tradisi ini hingga ke anak-cucunya.

    Upacara Tabot sebenarnya tidak hanya berkembang di Bengkulu

    saja, namun juga sampai ke Painan, Padang, Pariaman, Maninjau, Pidie,

    Banda Aceh, Meulaboh, dan Singkil. Dalam perkembangannya, kegiatan

    Tabot kemudian menghilang di banyak tempat. Saat ini, hanya ada dua

    tempat yang melaksanakan upacara ini, yakni Bengkulu dan Pariaman,

    Sumatra Barat yang menyebutnya dengan Tabuik.

    Tabot sendiri berasal dari kata Arab, Tabut yang secara harfiah

    berarti kotak kayu atau peti. Tabot dikenal sebagai peti yang berisikan

    kitab Taurat Bani Israil, yang dipercaya jika muncul akan mendapatkan

    kebaikan, namun jika hilang akan mendapatkan malapetaka. Saat ini,

    Tabot yang digunakan dalam Upacara Tabot di Bengkulu berupa suatu

    bangunan bertingkat-tingkat seperti menara masjid, dengan ukuran yang

    beragam dan berhiaskan lapisan kertas warna warni.

    Pembuatan Tabot harus sesuai dengan ketentuan yang

    ditetapkan secara bersama-sama oleh keluarga pemilik Tabot, keturunan

    Syekh Burhanudin (Imam Senggolo) yang merupakan pelopor

    diperkenalkannya Tabot di wilayah Bengkulu. Terdapat dua kelompok

    besar keluarga pemilik Tabot, yakni kelompok Tabot Barkas dan Tabot

    Bangsal.

    Upacara yang pada awalnya digunakan oleh orang-orang Syiah untuk

    mengenang gugurnya cucu Nabi Muhammad SAW ini, sejak penduduk

    asli Bengkulu (orang Sipai) lepas dari pengaruh Syiah berubah menjadi

    sekadar kewajiban keluarga untuk memenuhi wasiat leluhur mereka.

    Belakangan, upacara ini juga dijadikan sebagai bentuk partisipasi orang-

    orang Sipai dalam pelestarian budaya tradisional Bengkulu. Sejak 1990,

    upacara ini dijadikan agenda wisata Kota Bengkulu, dan kini lebih

    dikenal sebagai Festival Tabot.

  • 11

    RANGKAIAN UPACARA RITUAL BUDAYA TABOT

    a. Upacara Pengambilan Tanah

    Upacara Pengambilan Tanah dilaksanakan pada malam hari

    sebelum tanggal 1 Muharram, sekitar pukul 20.00 WIB (setelah shalat

    Isya). Upacara Pengambilan Tanah dilakukan di dua tempat, yaitu di

    Pantai Nala dan Tapak Paderi. Upacara ini diartikan sebagai

    peringatan atau mengenang kembali manusia yang pada awalnya

    diciptakan dari tanah dan nantinya akan kembali menjadi tanah.

    Upacara ini dilengkapi sesajen berupa bubur merah, gula

    merah, sirih tujuh subang, rokok tujuh batang, air kopi pahit, air

    serobat (air jahe), air susu sapi murni, air cendana dan air selasih.

    Sesudah sesajen didoakan, diambil tanah dua kepal, sekepal

    diletakkan di Gerga (di ibaratkan benteng) dan sekepal lainnya dibawa

    pulang untuk diletakkan diatas Tabot yang akan dibuat.

    b. Upacara Duduk Penja

    Upacara Sakral Duduk Penja dilaksanakan selam dua hari,

    yakni pada tanggal 4 dan 5 Muharram pada pukul 16.00 WIB. ini

    dilakukan pada tanggal 5 Muharram. Penja adalah Pending Jari-Jari

    yang berbentuk jari-jari tangan yang terbuat dari tembaga serta

    disimpan diatas rumah sekurang-kurangnya selama satu tahun.

    Didahului dengan berdoa, Penja diturunkan untuk di cuci,

    dilengkapi sesajen berupa emping, air serobat, susu murni, air kopi

    pahit, nasi kebuli, pisang emas dan tebu. Setelah dicuci, keluarga

    pembuat tabot langsung mengantarkan Penja yang dibungkus ke

    gerganya, dengan diiringi bunyi dol dan tassa, untuk disimpan

    kembali selama upacara perayaan tabot.

    c. Upacara Menjara

    Upacara Menjara dilaksanakan malam hari tanggal 5 dan 6

    Muharram mulai pukul 19.30 WIB. Menjara berarti perjalanan

    panjang di malam hari, upacara ini dimaksudkan untuk melakukan

    silahturakhmi atau konsolidasi.

  • 12

    Pada malam pertama (tanggal 5 Muharram) kelompok

    Bangsal mengunjungi kelompok Imam dan pada malam kedua

    (tanggal 6 Muharram) kelompok Imam mengunjungi kelompok

    Bangsal dengan perlengkapan Dol dan Tassa. Dalam perjalanan

    perlengkapan musik Dol dan Tassa akan melagukan lagu Semi Tsauri

    pada saat berjalan dan lagu-lagu Tsauri, Melalu dan Tamatam pada

    tempat-tempat berhenti.

    d. Malam Arak Jari-jari dan Arak Seroban

    Upacara Arak Jari-Jari dilakukan pada tanggal 7 Muharram

    pukul 19.30 malam. Malam Arak Jari-Jari dilaksanakan dengan

    menempatkan Penja yang sudah didudukkan di atas Tabot Coki,

    kemudian diarak untuk berkumpul di tanah lapang.

    Sedangkan persiapan upacara Arak Seroban diselenggarakan pada

    tanggal 8 Muharram pukul 16.00 WIB (setelah shalat Ashar), yakni

    mempersiapkan Seroban untuk diarak bersam-sama Penja (Jari-Jari)

    pada malam harinya. Upacara ini di ibaratkan sebagai pemberitahuan

    kepada masyarakat bahwa jari-jari tangan dan sorban Amir Hussain

    telah ditemukan di Padang Karbala.

    e. Hari GAM

    Hari GAM berlangsung pada tanggal 9 Muharram, dimulai

    pada pukul 06.00 WIB. Hari GAM berarti tidak boleh ada bunyi-

    bunyian sama sekali sampai Tabot Naik Pangkek.

    f. Tabot Naik Pangkek

    Pada pukul 14.00 WIB sesudah shalat Dhuhur tanggal 9

    Muharram dilakukan acara Tabot Naik Pangkek. Tabot Naik Pangkek

    adalah kegiatan menyambungkan bangunan puncak Tabot dengan

    bangunan bagian Tabot Gedang di tempat pembuatannya.

    g. Malam Arak Gedang

    Pada tanggal 9 Muharram pukul 16.00 Tabot dibawa ke

    Gerga untuk Soja dan Penja dinaikkan ke atas Tabot sebelum diarak

    menuju tanah lapang untuk bersanding. Pada pukul 19.00 malam

  • 13

    harinya Tabot sudah bersanding di tanah lapang, prosesi ini disebut

    Malam Arak Gedang.

    h. Arak-arakan Tabot Pejuang

    Pagi hari pukul 08.00 WIB tanggal 10 Muharram Tabot

    kembali diarak untuk bersanding di tanah lapang. Setelah itu Tabot

    diarak menuju Kerabela (sebutan orang Bengkulu untuk Karballa).

    Sebelum diarak, seluruh Tabot menyembah terlebih dahulu kepada

    Tabot Imam dan Tabot Bangsal. Juru Kunci menyambut arak-arakan

    Tabot di pintu gerbang Kerabela.

    Sebelum masuk dilakukan upacara untuk meluruskan mana

    yang bengkok, memberitahu mana yang keliru dan memperbaiki mana

    yang salah. Setelah itu arak-arakan Tabot menuju kompleks

    pemakaman Kerabela, dan di sini dilaksanakan upacara penyerahan

    Tabot kepada leluhur di makam Syahbedan Abdullah (ayahanda

    Syech Burhanuddin). Perayaan Tabot pada mulanya dibawa dan

    dikembangkan oleh orang-orang India asal Siphoy yang datang

    bersama datangnya tentara Inggris ke Bengkulu tahun 1685.

    Mereka datang ke Bengkulu dari Madras-Benggali India

    bagian selatan, bersama-sama bangsa Inggris semasa pendudukannya

    di Bengkulu. Salah satu pendatang tersebut adalah Ulama Syiah

    bernama Syeh Burhanuddin yang kemudian lebih dikenal dengan

    nama Imam Senggolo. Seperti telah diuraikan sebelumnya, nama

    "Tabut" berasal dari kata Arab yaitu Tabut, yang secara harfiah berarti

    Kotak Kayu atau Peti. Konon menurut kepercayaan kaum Bani Israil

    pada waktu itu bahwa bila Tabut ini muncul dan berada di tangan

    pemimpin mereka, akan mendatangkan kebaikan bagi mereka.

    Namun sebaliknya bila Tabut tersebut hilang maka akan

    dapat mendatangkan malapeta bagi mereka.

    Karena upacara ini sudah cukup lama tumbuh dan berkembang di

    sebagian masyarakat Kota Bengkulu, maka akhirnya dipandang

    sebagai upacara tradisional orang Bengkulu. Baik dari kalangan kaum

  • 14

    Sipai maupun oleh seluruh masyarakat Melayu Bengkulu. Dengan

    demikian jadilah Upacara Tabot sebagai Upacara Tradisional dari

    suku Melayu Bengkulu.

    Di Bengkulu sendiri, upacara Tabot ini merupakan upacara

    hari berkabung atas gugurnya Syaid Agung Husien bin Ali bin Abi

    Thalib, salah seorang cucu Nabi Muhammad SAW. Inti dari upacara

    tersebut adalah mengenang usaha dan upaya para pemimpin Syi'ah

    dan kaumnya yang berupaya mengumpulkan bagian-bagian dari

    jenazah Husien. Setelah semua bagian tubuhnya terkumpul kemudian

    diarak dan dimakamkan di Padang Karbala. Seluruh upacara

    berlangsung selama 10 hari, yaitu dari tanggal 01 sampai dengan 10

    Muharram. Adapun tahapan dari upacara Tabot tersebut adalah

    sebagai berikut : Mengambil Tanah, Duduk Penja, Meradai, Merajang,

    Arak Penja, Arak Serban, Gam (masa tenang/berkabung) dan Arak

    Gedang serta Tabot terbuang.

    i. Tabot Terbuang

    Tabot-tabot disandingkan yang diikuti oleh masing-masing

    personil kelompok tabot. Pada sekitar pukul 10.00 Wib arak-arakan

    Tabot dilepas oleh Gubernur Bengkulu untuk menuju komplek

    pemakaman umum Karabela. Tempat ini menjadi lokasi acara ritual

    tabot terbuang karena di sana dimakamkan Imam Senggolo (Syeh

    Burhanuddin) pelopor upacara Tabot di Bengkulu. Dengan

    berakhirnya Tabot terbuang maka berakhirlah semua prosesi ritual

    upacara Tabot.

    Upacara Tabot di Bengkulu mengandung aspek ritual dan

    non ritual. Aspek ritual hanya boleh dilakukan oleh Keluarga

    Keturunan Tabot yang dipimpin oleh sesepuh keturunannya langsung,

    serta memiliki ketentuan-ketentuan khusus dan norma-norma yang

    harus ditaati oleh mereka. Sedangkan acara yang mengandung aspek

    non ritual dapat diikuti oleh siapa saja.

  • 15

    Tabot yang terus berkembang dari tahun ke tahun itu lama-kelamaan

    sudah semakin meninggalkan arti upacara tabot itu sendiri. Tabot yang

    sekarang lebih ke acara festival dan Tabot sendiri dijadikan suatu

    objek pariwisata di Bengkulu.

    3. HURUF KA- GA-NGA

    Museum Bengkulu baru mampu menerjemahkan 10 persen

    naskah kuno "ka ga nga" ke dalam Bahasa Indonesia dari total 138

    naskah yang dikoleksi."Ka ga nga merupakan tulisan asli masyarakat

    Melayu Bengkulu yang berasal dari aksara semit kuno, proto melayu,

    selain di Bengkulu ka ga nga juga terdapat di Jambi, dan Lampung

    tulisan ini berasal dari aksara Palawa," jelas kurator museum Bengkulu

    Muhardi.

    Huruf ka ga nga untuk masyarakat Suku Serawai di Bengkulu

    dikenal dengan tulisan ulu atau serat ulu, sedangkan untuk suku rejang

    dikenal dengan tulisan rencong.Ia mengatakan, minimnya naskah kuno

    ka ga nga yang diterjemahkan ke Bahasa Indonesia di karenakan

    keterbatasan tenaga penerjemah.Dari beberapa naskah yang telah

    diterjemahkan kebanyakan tulisan membawa yang berisikan kitab

    pengobatan, penyakit, kisah atau kejadian alam semesta, cerita tentang

    sang kancil, hukum adat, pantun, tata cara hubungan kaum muda, tata

    cara bertani, pantunsertajampi dan mantra.

    Menurutnya, jika seluruh naskah ka ga nga tersebut terjemahkan

    akan sangat berguna bagi kemajuan masyarakat Bengkulu baik dari sisi

    adat, keseimbangan alam, hukum, kedokteran, dan lain-lain.Ia

    menambahkan naskah kuno banyak menggunakan kata kiasan sehingga

    dibutuhkan penerjemah bahasa yang pintar menganalisis makna yang

    tersurat tidak hanya penerjemah bahasa tulisan.Dikatakannya, beberapa

    naskah yang berhasil diterjemahkan didominasi penggunaan bahasa

    kiasan. Naskah tersebut berisi tata cara kehidupan yang ditulis secara

    terperinci dan bertanggung jawab kepada alam semesta dan

    tuhan."Tulisan kuno mengandung ilmu yang luar biasa dan seharusnya

  • 16

    menjadi warisandaya untuk membangun bangsa," tambahnya.Tulisan ka

    ga nga untuk suku Rejang Lembak terdiri atas 23 kata sedangkan Serawai

    Pasemah terdiri atas 28 katadan memiliki 13 tanda baca.Huruf ka ga

    nga lahir menjelang abad ke 12, huruf ini merupakan bagian dari tulisan

    aksara semit kuno atau lebih spesifik dari proto sumatra bahkan di

    Bandung ka ga nga juga dikenal lahir dari aksara Palawa atau naskah

    Melayu.

    4. SERAT KAYU LATUNG

    lantung adalah pohon sejenis nangka yang banyak tumbuh di

    hutan-hutan di bengkulu. Pohon ini selain memiliki kulit yang tebal dan

    kaku, juga mempunyai serat yang tidak mudah putus, sehingga bisa dapat

    diolah menjadi barang cenderamata. Dalam pengolahan, kulit latung

    dilepaskan dari pohonnya dengan cara diketok, kemudian ditaburi bubuk

    bahan kimia untuk mencegah jamur. Dalam pembuatannya kulit lantung

    yang sudah berbentuk lembaran direbus dengan campuran bahan kimia

    hingga satu jam untuk menghilangkan getah. Setelah kering, kemudian

    dipres dan dipola sesuai dengan barang yang akan dibuat.

    Kerajian kayu lantung merupakan kerajinan khas bengkulu.

    Kulit kayu yang telah dipukul-pukul, dijemur, dan direbus biasanya

    dibuat tas, kopiah, sandal, dan perhiasan interior lain termasuk juga untuk

    kanvas lukis.

    Pakaian adat dan rumah adat Setelah sebelumnya kita telah berkenalan

    dengan kebudayaandar.iPropinsi Jambi kini kita akan mengenali

    kebudayaan dari Propinsi Bengkulu. Berikut uraiannya mulai dari rumah

    adat, pakaian adat, tari-tarian daerah, senjata tradisional, suku, bahasa

    dan lagu daerah.