Upload
puspita-aritias-anggaeni
View
79
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Menjelaskan tentang sejarah jaringan internet
Citation preview
Kata Pengantar
Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa,maka makalah
tentang network device dapat diselesaikan. Proses
penyusunannya sempat mengalami beberapa kendala. Namun
berkat kesungguhan dan kerja keras kelompok pemakalah
kendala-kendala tersebut dapat diatasi.
Makalah ini disusun sebagai tugas dari mata kuliah
Organisasi & Arsitektur Komputer. Diharapkan dapat
memberikan manfaat yang lebih juga kepada para pembaca
pada umumnya dan para pemakalah pada khususnya.
Pemakalah telah berusaha menyajikan makalah ini dengan
sebaik-baiknya,tetapi kekurangan dan kesalahannya pasti ada.
Oleh karena itu para pemakalah mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari semua pihak yang membaca makalah ini.
Akhirnya,semoga makalah ini dapat memberi manfaat
kepada kita semuanya. Amin
Surabaya,25 September 2008
Tim Penyusun
1
Daftar Isi
KATA PENGANTAR............................................................ 1
DAFTAR ISI....................................................................... 2
BAB I : Sejarah Network Device........................................ 3
BAB II : Arsitektur Network Device................................... 5
BAB III : Tipe dan Spesifikasi Network Device.................. 12
BAB IV : Troubleshooting.................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA............................................................. 26
2
BAB I
Sejarah Network Device
Sejak memasyarakatnya Internet dan dipasarkannya
sistem operasi Windows95 oleh Microsoft, menghubungkan
beberapa komputer baik komputer pribadi (PC) maupun server
dengan sebuah jaringan dari jenis LAN (Local Area Network)
sampai WAN (Wide Area Network) menjadi sebuah hal yang
biasa. Demikian pula dengan konsep "downsizing" maupun
"lightsizing" yang bertujuan menekan anggaran belanja
khususnya peralatan komputer, maka sebuah jaringan
merupakan satu hal yang sangat diperlukan. Dalam makalah ini
akan dibahas sebagian komponen yang diperlukan untuk
membuat sebuah jaringan komputer.
Konsep jaringan komputer lahir pada tahun 1940-an di
Amerika dari sebuah proyek pengembangan komputer MODEL I
di laboratorium Bell dan group riset Harvard University yang
dipimpin profesor H. Aiken. Pada mulanya proyek tersebut
hanyalah ingin memanfaatkan sebuah perangkat komputer yang
harus dipakai bersama. Untuk mengerjakan beberapa proses
tanpa banyak membuang waktu kosong dibuatlah proses
beruntun (Batch Processing), sehingga beberapa program bisa
dijalankan dalam sebuah komputer dengan dengan kaidah
antrian.
Ditahun 1950-an ketika jenis komputer mulai membesar
sampai terciptanya super komputer, maka sebuah komputer
mesti melayani beberapa terminal. (Lihat Gambar 1.) Untuk itu
ditemukan konsep distribusi proses berdasarkan waktu yang
dikenal dengan nama TSS (Time Sharing System), maka untuk
pertama kali bentuk jaringan (network) komputer diaplikasikan.
3
Pada sistem TSS beberapa terminal terhubung secara seri ke
sebuah host komputer. Dalam proses TSS mulai nampak
perpaduan teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi
yang pada awalnya berkembang sendiri-sendiri.
Memasuki tahun 1970-an, setelah beban pekerjaan
bertambah banyak dan harga perangkat komputer besar mulai
terasa sangat mahal, maka mulailah digunakan konsep proses
distribusi (Distributed Processing). Seperti pada Gambar 2.,
dalam proses ini beberapa host komputer mengerjakan sebuah
pekerjaan besar secara paralel untuk melayani beberapa
terminal yang tersambung secara seri disetiap host komputer.
Dala proses distribusi sudah mutlak diperlukan perpaduan yang
mendalam antara teknologi komputer dan telekomunikasi,
karena selain proses yang harus didistribusikan, semua host
komputer wajib melayani terminal-terminalnya dalam satu
perintah dari komputer pusat.
Selanjutnya ketika harga-harga komputer kecil sudah mulai
menurun dan konsep proses distribusi sudah matang, maka
penggunaan komputer dan jaringannya sudah mulai beragam
dari mulai menangani proses bersama maupun komunikasi antar
komputer (Peer to Peer System) saja tanpa melalui komputer
pusat. Untuk itu mulailah berkembang teknologi jaringan lokal
yang dikenal dengan sebutan LAN. Demikian pula ketika Internet
mulai diperkenalkan, maka sebagian besar LAN yang berdiri
sendiri mulai berhubungan dan terbentuklah jaringan raksasa
WAN. Terdapat sejumlah perangkat yang melewatkan aliran
informasi data dalam sebuah LAN. Penggabungan perangkat
tersebut akan menciptakan infrastruktur LAN. Perangkat-
perangkat tersebut adalah :
Repeater
4
Bridge
Hub
Switche
Router
5
BAB II
Arsitektur Network Device
1. Repeater/Penguat
Repeater, bekerja pada layer fisik jaringan, menguatkan
sinyal dan mengirimkan dari satu repeater ke repeater lain.
Repeater tidak merubah informasi yang ditransmisikan dan
repeater tidak dapat memfilter informasi. Repeater hanya
berfungsi membantu menguatkan sinyal yang melemah akibat
jarak, sehingga sinyal dapat ditransmisikan ke jarak yang lebih
jauh.
6
2. Hub
Hub dan repeater dapat di katakan hampir sama, hanya
meneruskan data tanpa memiliki kecerdasan mengenai alamat-
alamat yang dituju. Hub tidak memiliki kemampuan untuk
meneruskan data ke komputer lain yang berbeda network ID.
Hub hanya memiliki satu domain collision, sehingga walaupun
komputer dihubungkan ke port yang berlainan, tetapi tetap
berada pada satu domain collision yang sama. Dengan demikian,
jika salah satu port sibuk, port yang lain harus menunggu. Hub
dapat dihubungkan dengan hub lainnya secara berantai (disy
chain) untuk memperluas jaringan LAN. Pada jaringan Ethernet
10BaseT, u ntuk menghubungkan beberapa hub didalam suatu
domain collison, berlaku peraturan sebagai berikut :
Antara 2 komputer hanya di perbolehkan 4 hub dan 5
segmen kabel
Panjang kabel antara komputer ke hub atau hub ke hub
maksimum 100 meter
Diameter jaringan adalah panjang kabel maksimum
antar 2 komputer misalnya antar komputer A dan
komputer B , adalah 500 meter.
Panjang kabel antara hub dan komputer minimum 1
meter.
7
3. Bridge
Bridge adalah peralatan jaringan yang digunakan untuk
memperluas atau memecah jaringan. Bridge berfungsi untuk
menghubungkan dan menggabungkan media jaringan yang tidak
sama seperti kabel unshielded twisted pair (UTP) dan kabel fiber-
optic, dan untuk menggabungkan arsitektur jaringan yang
berbeda seperti Token Ring dan Ethernet. Bridge meregenerate
sinyal tetapi tidak melakukan konversi protocol, jadi protocol
jaringan yang sama (seperti TCP/IP) harus berjalan kepada kedua
segemen jaringan yang terkoneksi ke bridge. Bridge dapat juga
8
mendukung Simple Network Management Protocol (SNMP), serta
memiliki kemampuan diagnosa jaringan.
Bridge hadir dalam tiga tipe dasar yaitu Local, Remote, dan
Wireless. Bridge local secara langsung menghubungkan Local
Area Network (LAN). Bridge remote yang dapat digunakan untuk
membuat sebuah Wide Area Network (WAN) menghubungkan
dua atau lebih LAN. Sedangkan wireless bridge dapat digunakan
untuk menggabungkan LAN atau menghubungkan mesin-mesin
yang jauh ke suatu LAN.
Bridge beroperasi mengenali alamat MAC address node
asal yang mentransmisi data ke jaringan dan secara automatis
membangun sebuah table routing internal. Table ini digunakan
untuk menentukan ke segmen mana paket akan di route dan
menyediakan kemampuan penyaringan (filtering). Setelah
mengetahui ke segmen mana suatu paket hendak disampaikan,
bridge akan melanjutkan pengiriman paket secara langsung ke
segmen tersebut. Jika bride tidak mengenali alamat tujuan paket,
maka paket akan di forward ke semua segmen yang terkoneksi
kecuali segmen alamat asalanya. Dan jika alamat tujuan berada
dalam segmen yang sama dengan alamat asal, bridge akan
menolak paket. Bridge juga melanjutkan paket-paket broadcast
ke semua segmen kecuali segmen asalnya.
9
4. Switch
Switch adalah sejenis bridge yang juga bekerja pada
lapisan data link tetapi memiliki keungulan karena memiliki
sejumlah port yang masing -masing memiliki domain collision
sendiri-sendiri. Switch menciptakan virtual private network (VPN)
dari port pengirim dan port penerima. Jika 2 host (komputer)
sedang berkomunikasi lewat VPN tersebut, dan tidak
mengganggu segmen lainnya. Jadi, jika satu port sedang sibuk,
port lain tetap dapat berfungsi. Dengan switch memungkinkan
transmisi full duplex untuk hubungan port ke port. Pengiriman
dan penerimaan dapat dilakukan bersamaan mengunakan VPN.
Persyaratan untuk mengadakan hubungan full duplex adalah
hanya satu host (komputer) yang dapat dihubungkan ke satu
port dari switch (satu segment per node). Komputer tersebut
harus memiliki NIC yang mendukung (support) Ful duplex, serta
collision detection dan loopback harus disable (dimatikan).
10
5. Router
Router adalah peralatan jaringan yang digunakan untuk
memperluas atau memecah jaringan dengan melanjutkan paket-
paket dari satu jaringan logika ke jaringan yang lain. Router
banyak digunakan di dalam internetwork yang besar
menggunakan keluarga protocol TCP/IP dan untuk
menghubungkan semua host TCP/IP dan Local Area Network
(LAN) ke internet menggunakan dedicated leased line. Saat ini,
masih banyak perusahaan menggunakan router Cisco 2500
series untuk mengkoneksikan dua buah LAN (WAN dengan
anggota dua LAN), LAN ke ISP (Internet Service Provider).
Koneksi seperti ini menyebabkan semua workstation dapat
terkoneksi ke internet selama 24 jam.
Router berisi table-tabel informasi internal yang disebut
label routering yang melakukan pencatatan terhadap semua
alamat jaringan yang diketahui dan lintasan yang mungkin
dilalui. Router membuat jalur paket-paket berdasarkan lintasan
yang tersedia dan waktu tempuhnya. Karena menggunakan
alamat paket jaringan tujuan, router bekerja hanya jika protocol
yang dikonfigurasi adalah protocol yang routetable seperti TCP/IP
11
atau atau IPX/SPX. Ini berbeda dengan bridge yang bersifat
protocol independent.
12
BAB II
Tipe dan Speifikasi Network Device
1. Kabel dan Peralatannya.
Ada 3 bagian besar standard jaringan Unshielded Twisted
Pair (UTP) yaitu, Eth ernet 10 Mhz (10 Mbs) 10BASE-T, Ethernet
100 Mhz (100 Mbs) 100BASE -TX Fast Ethernet. dan Gigabits
Ethernet 1000 Mhz (1000 Mbs). Jaringan yang sederhana bisa
dibuat hanya dengan 2 komputer. Masing -masing komputer
mempunyai NIC (Network Interface Card) dan menjalankan
Software Jaringan dan antara keduanya di hubungkan dengan
Cross Over kabel.
13
Untuk menghubungkan jaringan komputer yang lebih
banyak di perlukan HUB atau SWITCH dan di gunakan kabel
Straight-Thru.
Kabel yang biasa digunakan untuk jaringan twisted -pair
adalah category 5 (CAT 5) untuk 10 Mbs dan 100 Mbs. Untuk
Gigabit Ethernet gunakan Kabel CAT 5e atau CAT 6.
Ujung dari kabel yang di buat baik Straight mau pun Cross
harus di pasang konektor sebagai terminal dari kabel. Konektor
ini di sebut RJ -45 (Registered Jack 45).
Tang Crimp digunakan untuk meng -crimp kabel dan konektor RJ
-45.
14
Setelah mengetahui peralatan yang di butuhkan untuk
membuat kabel jaringan mari kita coba membuat kabel tersebut.
Pada dasarnya kabel yang di pakai hanya 4 sisa nya sebagai
ground dan pin-pin yang di pakai (hubungkan) adalah pin 1,2,3
dan 6 dan untuk kabel cross pin 1 di hubungkan ke pin 3, 2 ke 6,
Pin TX (transmitter) berhubungan dengan pin RX (receiver).
Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut.
Ada dua standard kode warna yang dapat di gunakan yaitu
EIA/TIA 568A dan EIA/TIA 568B. Kedua standar tersebut
dihubungkan dengan konektor RJ -45 seperti berikut.
Contoh pemakian kabel yang menggunakan standard
EIA/TIA 568A dengan memakai ke 8 kabel.
15
Gambar yang lebih lengkap tentang urutan warna
pemakaian kabel sesuai standar adalah sebagai berikut.
Gambar Tampak kabel dan konektor RJ -45 yang sudah jadi
Catatan. Panjang kabel yang dapat d igunakan untuk
menghubungkan antara PC dengan HUB atau pun PC dengan PC
tidak dapat lebih dari 100 meter.
2. Repeater
Repeter digunakan untuk menghubungkan segmen kabel
agar dapat menjangkau jarak yang lebih jauh. Repeter berfungsi
hanya untuk memperkuat sinyal.
3. Bridge
Fungsi utama bridge adalah untuk memisahkan jaringan
yang luas menjadi subjaringan yang lebih kecil. Pada dasarnya
bridge akan mengisolasi sebuah subjaringan dengan subjaringan
lain. Bridge akan sangat selektif dalam melewatkan data untuk
dikirimkan antar subjaringan. Bridge di gunakan untuk membagi
LAN menjadi 2 domain collision untuk mengurangi jumlah
tabrakan (collision) dan metode ini di sebut segmentasi. Bridge
bekerja pada lapisan data link dan menggunakan MAC address
untuk meneruskan frame-frame data ke tujuannya. Salah satu
kelemahan bridge adalah jika alamat yang di terima tidak di
16
kenal oleh bridge, maka akan di siarkan berita ke jaringan
segmen lain dan hal ini dapat menyebabkan terjadinya broadcast
strom (badai siaran) yang efeknya dapat membuat jaringan
macet total. Walaupun dapat memiliki domain collision yang
berbeda, tetapi peralatan bridge hanya memiliki satu broadcat
domain.
Terdapat tiga jenis bridge jaringan yang umum dijumpai:
Bridge Lokal: sebuah bridge yang dapat menghubungkan
segmen-segmen jaringan lokal.
Bridge Remote: dapat digunakan untuk membuat sebuah
sambungan (link) antara LAN untuk membuat sebuah Wide
Area Network.
Bridge Nirkabel: sebuah bridge yang dapat
menggabungkan jaringan LAN berkabel dan jaringan LAN
nirkabel.
4. Switch
Switch dapat dikatakan sebagai multi-port bridge karena
mempunyai collosion domain dan broadcast domain tersendiri,
dapat mengatur lalu lintas paket yang melalui switch jaringan.
Cara menghubungkan komputer ke switch sangat mirip dengan
cara menghubungkan komputer atau router ke hub. Switch dapat
digunakan langsung untuk menggantikan hub yang sudah
terpasang pada jaringan.
Ada beberapa jenis Switch yang beredar di pasaran, yang
bekerja di Layer 2 dan Layer 3 pada lapisan OSI.
17
ATM Switch
ISDN Switch : ISDN (Integrated Service Digital Network).
Pada dasarnya ISDN merupakan jalan untuk melayani
transfer data dengan kecepatan lebih tinggi melalui
saluran telepon regular. ISDN memungkinkan kecepatan
transfer data hingga 128.000 bps (bit per detik). Tidak
seperti DSL, ISDN dapat dikoneksikan dengan lokasi lain
seperti halnya saluran telepon.
DSLAM Switch
Ethernet Switch : Sebuah spesifikasi LAN baseband yang
dibuat oleh Perusahaan Xerox Corporation dan kemudian
ditingkatkan melalui usaha gabungan antara Xerox, Digital
Equipment Corporation, dan Intel. Ethernet sama dengan
standar seri IEEE 802.3 dan, menggunakan CSMA/CD,
beroperasi pada beberapa jenis kabel pada 10 Mbps. Juga
disebut: Ethernet DIX (Digital/Intel/Xerox). Lihat juga:
10BaseT, Fast Ethernet, dan IEEE.
5. Router
Router berfungsi sebagai penghubung antar dua atau lebih
jaringan untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan
lainnya. Router berbeda dengan switch. Switch merupakan
penghubung beberapa alat untuk membentuk suatu Local Area
Network (LAN).
18
Analogi Router dan Switch
Sebagai ilustrasi perbedaan fungsi dari router dan switch
adalah switch merupakan suatu jalanan, dan router merupakan
penghubung antar jalan. Masing-masing rumah berada pada
jalan yang memiliki alamat dalam suatu urutan tertentu. Dengan
cara yang sama, switch menghubungkan berbagai macam alat,
dimana masing-masing alat memiliki alamat IP sendiri pada
sebuah LAN.
Router sangat banyak digunakan dalam jaringan berbasis
teknologi protokol TCP/IP, dan router jenis itu disebut juga
dengan IP Router. Selain IP Router, ada lagi AppleTalk Router,
dan masih ada beberapa jenis router lainnya. Internet
merupakan contoh utama dari sebuah jaringan yang memiliki
banyak router IP. Router dapat digunakan untuk menghubungkan
banyak jaringan kecil ke sebuah jaringan yang lebih besar, yang
disebut dengan internetwork, atau untuk membagi sebuah
jaringan besar ke dalam beberapa subnetwork untuk
meningkatkan kinerja dan juga mempermudah manajemennya.
Router juga kadang digunakan untuk mengoneksikan dua buah
jaringan yang menggunakan media yang berbeda (seperti halnya
router wireless yang pada umumnya selain ia dapat
19
menghubungkan komputer dengan menggunakan radio, ia juga
mendukung penghubungan komputer dengan kabel UTP), atau
berbeda arsitektur jaringan, seperti halnya dari Ethernet ke
Token Ring.
Router juga dapat digunakan untuk menghubungkan LAN
ke sebuah layanan telekomunikasi seperti halnya telekomunikasi
leased line atau Digital Subscriber Line (DSL). Router yang
digunakan untuk menghubungkan LAN ke sebuah koneksi leased
line seperti T1, atau T3, sering disebut sebagai access server.
Sementara itu, router yang digunakan untuk menghubungkan
jaringan lokal ke sebuah koneksi DSL disebut juga dengan DSL
router. Router-router jenis tersebut umumnya memiliki fungsi
firewall untuk melakukan penapisan paket berdasarkan alamat
sumber dan alamat tujuan paket tersebut, meski beberapa router
tidak memilikinya. Router yang memiliki fitur penapisan paket
disebut juga dengan packet-filtering router. Router umumnya
memblokir lalu lintas data yang dipancarkan secara broadcast
sehingga dapat mencegah adanya broadcast storm yang mampu
memperlambat kinerja jaringan.
Secara umum, router dibagi menjadi dua buah jenis, yakni:
static router (router statis): adalah sebuah router yang
memiliki tabel routing statis yang diset secara manual oleh
para administrator jaringan.
dynamic router (router dinamis): adalah sebuah router
yang memiliki dab membuat tabel routing dinamis, dengan
mendengarkan lalu lintas jaringan dan juga dengan saling
berhubungan dengan router lainnya.
6. Wireless LAN
20
Prinsip dasar dari jaringan Wireless LAN sama saja dengan
jaringan pada ethernet card hanya beda pada media transmisi
yang melalui udara. Access Point (AP) pada Wireless LAN
berfungsi mirip sebagi HUB, tanpa access point peralatan
wireless ( komputer yang mempunyai wereless adapter ) hanya
dapat berkomunikasi lewat point to point (2 komputer atau
lebih).
Agar semua komputer dapat berkomunikasi dengan WLAN
yang sama, pada access point akan mengeluarkan sinyal (code)
SSID (Service Set Identification) dan pada semua komputer yang
akan terhubung dengan accsess point tersebut harus di isikan
(konfigurasi) mengunakan SSID yang di keluarkan access point
tersebut.
Gambar 2.5.8.1. Aplikasi Wireless LAN
Dengan Memakai access point jaringan dapat di
hubungkan antara jaringan yang mengunakan kabel dan jaringan
yang menggunakan perangkat wireless.
Standar yang di gunakan pada perangkat wireless yang di
pakai IEEE adalah 802.11. Untuk lebih lengkapnya :
802.11b
Digunakan mulai akhir tahun 1999 dengan menggunakan
frekuensi 2,46 Hz , maksimum bandwidth yang bisa di
capai 11 Mbps, modulasi sinyal yang di gunakan adalah
DSSS. Kanal yang tidak overlapping 3. Kompatibel dengan
type g jika type g jalan pada mode mixed.
21
802.11a
Digunakan mulai akhir tahun 2001 dengan menggunakan
frekuensi 5 Ghz, Maksimum bandwidth yang bisa di capai
54 Mbps, modulasi siny al yang di gunakan adalah OFDM.
Kanal yang tidak overlapping 12 (bisa lebih). Tidak
kompatibel dengan type b dan g.
802.11g
Digunakan pada pertengahan tahun 2003 dengan
mengunakan frekuensi 2, 4 GHz, maksimum bandwidth
yang bisa di capai 54 Mbps , modulasi sinyal yang di
gunakan adalah OFDM. Kanal yang tidak overlapping 3.
Kompatibel dengan type b namun hasilnya mengikuti type
b.
802.11a/g
Digunakan mulai pertengahan tahun 2003 dengan
menggunakan frekuensi 2,4 GHz dan 5 Ghz, maksimum
bandwidth yang bisa di capai 54 Mbs, modulasi sinyal yang
di gunakan OFDM. Kanal yang tidak overlapping 16. Bila
jalan pada modus a tidak kompatibel dengan type b dan g.
Bila jalan pada modus g kompatibel dengan type b.
Disamping itu ada juga standar type 802.11e yang
mempunyai kelebihan pada security ( keamanan), dan type
802.11n yang bisa mencapai kecepatan 100 -320 Mbps.
Jarak yang bisa di capai dengan WLAN bisanya bisa sampai
puluhan meter (indor) dan sampai ratusan meter (kilo meter)
tergantung jenis dan merek , penguat dan antena yang di
gunakan.
Gambar 2.5.8.2. Access Point ( AP ) Untuk Indoor
22
Gambar 2.5.8.3 WLAN PCI
Gambar 2.5.8.4. WLAN PCMCI
Gambar 2.5.8.5. USB WLAN
23
BAB IV
Toubleshooting
1. Monitoring Koneksi
Salah satu bentuk paling mendasar dari monitoring koneksi
berlangsung tiap hari pada jaringan. Proses user login ke jaringan
akan memastikan bahwa koneksi itu sedang bekerja dengan baik
atau jika tidak bagian jaringan akan segera dihubungi. Namun,
ini bukanlah cara yang paling baik atau efisien dalam
memonitoring jaringan yang ada. Tersedia program-program
sederhana yang bisa digunakan oleh administrator untuk
membuat daftar alamat IP host dan secara periodik mem-ping
alamat tersebut. Jika ada masalah koneksi, program akan
memperingati administrator melalui output ping. Ini merupakan
cara yang paling kuno dan tidak efisien, tetapi masih lebih baik
dibanding tidak melakukan apa-apa sama sekali. Aspek lain dari
cara monitoring seperti ini adalah ia hanya memberitahu bahwa
di suatu tempat antara stasiun monitoring dan perangkat target
ada gangguan komunikasi. Gangguan bisa jadi router, switch,
bagian jaringan yang tidak baik, atau memang host-nya yang
sedang down. Tes ping hanya mengatakan bahwa koneksi down,
tidak di mana itu down.
Memeriksa semua host pada WAN dengan menggunakan
monitoring semacam ini membutuhkan banyak resources. Jika
jaringan mempunyai 3000 host, mem-ping semua perangkat
jaringan dan host memakan resource sistem yang sangat besar.
Cara lebih baik adalah hanya mem-ping beberapa host, server,
router, dan switch yang penting untuk memastikan konektivitas
mereka. Tes ping tidak akan memberikan data yang sebenarnya
kecuali jika workstation selalu dalam keadaan menyala. Sekali
24
lagi, cara monitoring seperti ini sebaiknya digunakan jika tidak
ada lagi cara lain yang tersedia.
2. Monitoring Traffic
Monitoring traffic merupakan cara monitoring jaringan
yang jauh lebih canggih. Ia melihat traffic paket yang sebenarnya
dan membuat laporan berdasarkan traffic jaringan tersebut.
Program seperti Flukes Network Analyzer merupakan contoh
software jenis ini. Program tersebut tidak hanya mendeteksi
perangkat yang gagal, tetapi juga mendeteksi jika ada
komponen yang muatannya berlebihan atau konfigurasinya
kurang baik.
Kelemahan program jenis ini adalah mereka biasanya
hanya melihat satu segmen pada satu waktu dan jika
memerlukan data dari segmen lain, program harus dipindahkan
ke segmen tersebut. Ini bisa diatasi dengan menggunakan agent
pada segmen jaringan remote. Perangkat seperti switch dan
router bisa membuat dan mengirimkan statistik traffic. Jadi,
bagaimana data dikumpulkan dan diatur pada satu lokasi sentral
supaya bisa digunakan oleh administrator jaringan? Jawabannya
adalah: Simple Network Monitoring Protocol.
3. Simple Network Management Protocol
Simple Network Management Protocol (SNMP) adalah
standar manajemen jaringan pada TCP/IP. Gagasan di balik SNMP
adalah bagaimana supaya informasi yang dibutuhkan untuk
manajemen jaringan bisa dikirim menggunakan TCP/IP. Protokol
tersebut memungkinkan administrator jaringan untuk
menggunakan perangkat jaringan khusus yang berhubungan
dengan perangkat jaringan yang lain untuk mengumpulkan
25
informasi dari mereka, dan mengatur bagaimana mereka
beroperasi.
Ada dua jenis perangkat SNMP. Pertama adalah Managed
Nodes yang merupakan node biasa pada jaringan yang telah
dilengkapi dengan software supaya mereka dapat diatur
menggunakan SNMP. Mereka biasanya adalah perangkat TCP/IP
biasa; mereka juga kadang-kadang disebut managed devices.
Kedua adalah Network Management Station (NMS) yang
merupakan perangkat jaringan khusus yang menjalankan
software tertentu supaya dapat mengatur managed nodes. Pada
jaringan harus ada satu atau lebih NMS karena mereka adalah
perangkat yang sebenarnya “menjalankan” SNMP.
Managed nodes bisa berupa perangkat jaringan apa saja
yang dapat berkomunikasi menggunakan TCP/IP, sepanjang
diprogram dengan software SNMP. SNMP didesain supaya host
biasa dapat diatur, demikian juga dengan perangkat pintar
seperti router, bridge, hubs, dan switch. Perangkat yang “tidak
konvensional” juga bisa diatur sepanjang mereka terhubung ke
jaringan TCP/IP: printer, scanner, dan lain-lain.
Masing-masing perangkat dalam manajemen jaringan yang
menggunakan SNMP menjalankan suatu software yang
umumnya disebut SNMP entity. SNMP entity bertanggung jawab
untuk mengimplementasikan semua beragam fungsi SNMP.
Masing-masing entity terdiri dari dua komponen utama.
Komponen SNMP entity pada suatu perangkat bergantung
kepada apakah perangkat tersebut managed nodes atau network
management station.
SNMP entity pada managed nodes terdiri atas SNMP Agent:
yang merupakan program yang mengimplementasikan protokol
SNMP dan memungkinkan managed nodes memberikan
informasi kepada NMS dan menerima perintah darinya, dan
SNMP Management Information Base (MIB): yang menentukan
26
jenis informasi yang disimpan tentang node yang dapat
dikumpulkan dan digunakan untuk mengontrol managed nodes.
Informasi yang dikirim menggunakan SNMP merupakan objek
dari MIB.
Pada jaringan yang lebih besar, NMS bisa saja terpisah dan
merupakan komputer TCP/IP bertenaga besar yang didedikasikan
untuk manajemen jaringan. Namun, adalah software yang
sebenarnya membuat suatu perangkat menjadi NMS, sehingga
suatu NMS bisa bukan hardware terpisah. Ia bisa berfungsi
sebagai NMS dan juga melakukan fungsi lain. SNMP entity pada
NMS terdiri dari SNMP Manager: yang merupakan program yang
mengimplementasikan SNMP sehingga NMS dapat
mengumpulkan informasi dari managed nodes dan mengirim
perintah kepada mereka, dan SNMP Application: yang
merupakan satu atau lebih aplikasi yang memungkinkan
administrator jaringan untuk menggunakan SNMP dalam
mengatur jaringan.
Dengan demikian, secara keseluruhan SNMP terdiri dari
sejumlah NMS yang berhubungan dengan perangkat TCP/IP biasa
yang disebut managed nodes. SNMP manager pada NMS dan
SNMP agent pada managed nodes mengimplementasikan SNMP
dan memungkinkan informasi manajemen jaringan dikirim. SNMP
application berjalan pada NMS dan menyediakan interface untuk
administrator, dan memungkinkan informasi dikumpulkan dari
MIB pada masing-masing SNMP agent.
27
Daftar Pustaka
Id.wikipedia.org
http://mudji.net/press/
www.transbit.net
www.sobatbatam.com
http://ict.pontianak.go.id/ebook/suse/suse2.pdf
http://www.overflow.web.id/source/setup-ethernet-bridge-di-
linux.pdf
http://forum-hii.org/?page_id=106
http://student.eepis-its.edu/~izankboy/laporan/Jaringan/ccna2-
4.pdf
28