Sejarah Kerajaan MAJAPAHIT

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sejarah

Citation preview

  • 5/22/2018 Sejarah Kerajaan MAJAPAHIT

    1/17

    Sejarah Kerajaan Singosari Lengkap

    Sejarah Kerajaan Singosari

    TendaSejarah - Kerajaan Singosari (1222-1293) adalah salah satu kerajaan besar di Nusantara

    vang didirikan oleh Ken Arok pada 1222. Sejarah Kerajaan Singasari berawal dari Kerajaan

    Tumapel, yang dikuasai oleh seorang akuwu (bupati). Letaknya di daerah pegunungan yang

    subur di wilayah Malang dengan pelabuhannya bernama Pasuruan. Dari daerah inilah Kerajaan

    Singosari berkembang dan bahkan menjadi sebuah kerajaan besar di Jawa Timur, terutama

    setelah berhasil mengalahkan Kerajaan Kediri dalam pertempuran di dekat Ganter tahun 1222

    M. Kerajaan Singosarimencapai puncak kejayaan ketika dipimpin oleh Raja Kertanegara (1268-

    1292) yang bergelar Maharajadhiraja Kertanegara Wikrama Dharmottunggadewa.

    Ken Arok merebut daerah Tumapel, salah satu wilayah Kerajaan Kediri yang dipimpin oleh

    Tunggul Ametung, pada 1222. Ken Arok pada mulanya adalah anak buah Tunggul Ametung,

    namun ia membunuh Tunggul Ametung karena jatuh cinta pada istrinya, Ken Dedes. Ken Arok

    kemudian mengawini Ken Dedes. Pada saat dikawini Ken Arok, Ken Dedes telah mempunyai anak

    bernama Anusapati yang kemudian menjadi raja Singosari (1227-1248). Raja terakhir Kerajaan

    Singosari adalah Kertanegara.Ken Arok

    Sumber Sejarah

    Sumber-sumber sejarah Kerajaan Singosari berasal dari:

    Kitab Pararaton, menceritakan tentang raja-raja Singasari.

    Kitab Negarakertagama, berisi silsilah raja-raja Majapahit yang memiliki hubungan erat

    dengan raja-raja Singasari.

    Prasasti-prasasti sesudah tahun 1248 M.

    Kehidupan Politik

    Kerajaan Singosari yang pemah mengalami kejayaan dalam perkembangan sejarah Hindu di

    Indonesia pernah diperintah oleh raja-raja sebagai berikut.

    Raja Ken Arok Setelah kemenangannya dalam pertempuran melawan Kerajaan Kediri, Ken Arok

    http://tendasejarah.blogspot.com/2013/09/sejarah-kerajaan-singosari-lengkap.htmlhttp://2.bp.blogspot.com/-v4hC8owloPQ/URKHnCnrMTI/AAAAAAAAEek/QlXIN-u8Iqc/s1600/Kumpulan+Sejarah-Sejarah+Kerajaan+Singosari.jpeghttp://tendasejarah.blogspot.com/2013/09/sejarah-kerajaan-singosari-lengkap.html
  • 5/22/2018 Sejarah Kerajaan MAJAPAHIT

    2/17

    memutuskan untuk membuat dinasti Bhattara serta membangun kerajaan baru dengan nama

    Kerajaan Singasari.

    Ken Arok sebagai raja pertama Kerajaan Singasari bergelar Sri Ranggah Rajasa Bhatara Sang

    Amurwabhumi dan dinastinya bernama Dinasti Girindrawangsa (Dinasti Keturunan Siwa).

    Pendirian dinasti ini bertujuan menghilangkan jejak tentang siapa sebenarnya Ken Arok dan

    mengapa ia berhasil mendirikan kerajaan. Di samping itu, agar keturunan-keturunan Ken Arok

    (bila suatu saat menjadi raja besar) tidak ternoda oleh perilaku dan tindakan kejahatan yang

    pemah dilakukan oleh Ken Arok. Raja Ken Arok memerintah pada tahun 1222-1227 M. Masa

    pemerintahan Ken Arok diakhiri secara tragis, saat ia dibunuh oleh kaki tangan Anusapati, yang

    merupakan anak tirinya (anak Ken Dedes dengan suami pertamanya Tunggul Ametung).

    Raja Anusapati Dengan meninggalnya Ken Arok, tahta Kerajaan Singasari langsung dipegang

    oleh Anusapati. Dalam jangka waktu pemerintahan yang cukup lama itu (1227-1248 M),

    Anusapati tidak melakukan pembaruan-pembaruan, karena Anusapati larut dengan

    kegemarannya sendiri, yaitu menyabung ayam.

    Peristiwa kematian Ken Arok akhirnya terbongkar dan sampai kepada putra Ken Arok dengan

    Ken Umang yang bernama Tohjaya. Tohjaya mengetahui bahwa Anusapati suka menyabung

    ayam, karena itu Anusapati diundang untuk menyabung ayam di Gedong Jiwa (tempat kediaman

    Tohjaya). Saat Anusapati sedang asyik melihat aduan ayamnya, secara tiba-tiba Tohjaya

    mencabut keris Empu Gandring yang dibawa Anusapati dan langsung menusukkan ke punggung

    Anusapati hingga ia meninggal.

    Raja Tohjaya Dengan meninggalnya Anusapati, tahta kerajaan dipegang oleh Tohjaya. Tohjaya

    memerintah Kerajaan Singasari hanya beberapa bulan saja (1248 M), karena putra Anusapati

    yang bernama Ranggawuni mengetahui perihal kematian Anusapati. Ranggawuni yang dibantu

    oleh Mahesa Cempaka menuntut hak atas tahta kerajaan kepada Tohjaya. Tetapi Tohjaya

    mengirim pasukannya untuk menangkap Ranggawuni dan Mahesa Cempaka. Rencana Tohjaya

    telah diketahui oleh Ranggawuni dan Mahesa Cempaka, sehingga keduanya melarikan diri

    sebelum pasukan Tohjaya menangkap mereka.

    Untuk menyelidiki persembunyian Ranggawuni dan Mahesa Cempaka, Tohjaya mengirim

    pasukan di bawah pimpinan Lembu Ampal. Namun, Lembu Ampal akhirnya menyadari bahwa

    yang berhak atas tahta kerajaan ternyata Ranggawuni, maka ia berbalik memihak Ranggawuni

    dan Mahesa Cempaka. Ranggawuni yang dibantu Mahesa Cempaka dan Lembu Ampal berhasilmerebut tahta kerajaan dari tangan Tohjaya. Selanjutnya Ranggawuni menduduki tahta Kerajaan

    Singasari.

    Raja Wisnuwardhana Ranggawuni naik tahta atas Kerajaan Singasari dengan gelar Sri

    JayaWisnuwardhana dibantu oleh Mahesa Cempaka dengan gelar Narasinghamurti. Mereka

    memerintah bersama Kerajaan Singasari (1248-1268 M). Wisnuwardhana sebagai raja,

    Narasinghamurti sebagai Ratu Angabhaya. Pemerintahan kedua penguasa tersebut membawa

    keamanan dan kesejahteraan. Pada tahun 1254 M, Wisnuwardhana mengangkat putranya

    sebagai Yuvaraja (raja muda) dengan maksud untuk mempersiapkan putranya yang bernama

    Kertanegara menjadi seorang raja besar di Kerajaan Singasari. Setelah Wisnuwardhana meninggaldunia (dialah satu-satunya raja yang meninggal tidak terbunuh di Kerajaan Singasari), tahta

  • 5/22/2018 Sejarah Kerajaan MAJAPAHIT

    3/17

    Kerajaan Singasari beralih kepada Kertanegara.

    Raja Kertanegara Raja Kertanegara (1268-1292 M) merupakan raja terkemuka dan raja terakhir

    dari Kerajaan Singasari. Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Singasari mencapai masa

    kejayaannya. Stabilitas kerajaan yang diwujudkan pada masa pemerintahan Raja Wisnuwardhana

    disempurnakan lagi dengan tindakan-tindakan yang tegas dan berani. Setelah keadaaan Jawa

    Timur dianggap baik, Raja Kertanegara melangkah ke luar Jawa Timur untuk mewujudkan cita-

    cita persatuan seluruh Nusantara di bawah panji Kerajaan Singasari.

    Upaya yang ditempuh Raja Kertanegara dapat dilihat dari pelaksanaan politik dalam dan luar

    negeri. Dalam rangka mewujudkan Stabilitas politik Kerajaan Singasari, Raja Kertanegara

    menempuh jalan sebagai berikut.

    a.Kebijakan dalam negeri

    1.

    Pergantian pejabat kerajaan, bertujuan menggalang pemerintahan yang kompak.

    2. Memelihara keamanan dan melakukan politik perkawinan. Tujuannya menciptakan

    kerukunan dan politik yang stabil.

    b.Kebijakan Luar Negeri

    1. Menggalang persatuan 'Nusantara' dengan mengutus ekspedisi tentara Pamalayu ke

    Kerajaan Melayu (Jambi). Mengutus pasukan ke Sunda, Bali, Pahang.

    2. Menggalang kerjasama dengan kerajaan lain. Contohnya menjalin persekutuan dengan

    kerajaan Campa.

    Dari tindakan-tindakan politik Kertanegara tersebut, di satu sisi Kertanegara berhasil mencapai

    cita-citanya memperluas dan memperkuat Singasari, tetapi dari sisi yang lain muncul beberapa

    ancaman yang justru berakibat hancurnya Singasari. Ancaman yang muncul dari luar yaitu dari

    tentara Kubilai-Khan dari Cina Mongol karena Kertanegara tidak mau mengakui kekuasaannya

    bahkan menghina utusan Kubilai-khan yaitu Meng-chi. Dari dalam adanya serangan dari

    Jayakatwang (Kadiri) tahun 1292 yang bekerja sama dengan Arya Wiraraja Bupati Sumenep yang

    tidak diduga sebelumnya. Kertanegara terbunuh, maka jatuhlah Singasari di bawah kekuasaan

    Jayakatwang dari Kediri. Setelah Kertanegara meninggal maka didharmakan/diberi penghargaan

    di candi Jawi sebagai Syiwa Budha, di candi Singasari sebagai Bhairawa. Di Sagala sebagai Jina

    (Wairocana) bersama permaisurinya Bajradewi. Untuk memperjelas pemahaman Anda, tentangcandi Singosari tempat Kertanegari di muliakan,

    KEHIDUPAN EKONOMI

    Dalam kehidupan ekonomi, walaupun tidak ditemukan sumber secara jelas. Ada kemungkinan

    perekonomian ditekankan pada pertanian dan perdagangan karena Singosari merupakan daerah

    yang subur dan dapat memanfaatkan sungai Brantas dan Bengawan Solo sebagai sarana lalu

    lintas perdagangan dan pelayaran.

  • 5/22/2018 Sejarah Kerajaan MAJAPAHIT

    4/17

    Berkas:Rajasa-Dynasty

  • 5/22/2018 Sejarah Kerajaan MAJAPAHIT

    5/17

    Kerajaan MAJAPAHIT

    Letak Geografis Kerajaan Majapahit

    Secara geografis letak kerajaan Majapahit sangat strategis karena adanya di daerah lembah sungai yang luas,

    yaitu Sungai Brantas dan Bengawan Solo, serta anak sungainya yang dapat dilayari sampai ke hulu.

    Sejarah Terbentuknya Kerajaan Majapahit

    Pada saat terjadi serangan Jayakatwang, Raden Wijaya bertugas menghadang bagian utara, ternyata serangan

    yang lebih besar justru dilancarkan dari selatan. Maka ketika Raden Wijaya kembali ke Istana, ia melihat Istana

    Kerajaan Singasari hampir habis dilalap api dan mendengar Kertanegara telah terbunuh bersama pembesar-

    pembesar lainnya. Akhirnya ia melarikan diri bersama sisa-sisa tentaranya yang masih setia dan dibantu

    penduduk desa Kugagu. Setelah merasa aman ia pergi ke Madura meminta perlindungan dari Aryawiraraja.

    Berkat bantuannya ia berhasil menduduki tahta, dengan menghadiahkan daerah tarik kepada Raden Wijaya

    sebagai daerah kekuasaannya. Ketika tentara Mongol datang ke Jawa dengan dipimpin Shih-Pi, Ike-Mise, dan

    Kau Hsing dengan tujuan menghukum Kertanegara, maka Raden Wijaya memanfaatkan situasi itu untuk

    bekerja sama menyerang Jayakatwang. Setelah Jayakatwang terbunuh, tentara Mongol berpesta pora merayakankemenanganya. Kesempatan itu pula dimanfaatkan oleh Raden Wijaya untuk berbalik melawan tentara Mongol,

    sehingga tentara Mongol terusir dari Jawa dan pulang ke negrinya. Maka tahun 1293 Raden Wijaya naik tahta

    dan bergelar Sri Kertajasa Jayawardhana.

    Raja-raja Majapahit

    Kertajasa Jawardhana (1293 1309)

    Merupakan pendiri kerajaan Majapahit, pada masa pemerintahannya, Raden Wijaya dibantu oleh mereka yang

    turut berjasa dalam merintis berdirinya Kerajaan Majapahit, Aryawiraraja yang sangat besar jasanya diberi

    kekuasaan atas sebelah Timur meliputi daerah Lumajang, Blambangan. Raden Wijaya memerintah dengan

    sangat baik dan bijaksana. Susunan pemerintahannya tidak berbeda dengan susunan pemerintahan Kerajaan

    Singasari.

    Raja Jayanegara (1309-1328)

    Kala Gemet naik tahta menggantikan ayahnya dengan gelar Sri Jayanegara. Pada Masa pemerintahannnya

    ditandai dengan pemberontakan-pemberontakan. Misalnya pemberontakan Ranggalawe 1231 saka,

    pemberontakan Lembu Sora 1233 saka, pemberontakan Juru Demung 1235 saka, pemberontakan Gajah Biru

    1236 saka, Pemberontakan Nambi, Lasem, Semi, Kuti dengan peristiwa Bandaderga. Pemberontakan Kuti

    adalah pemberontakan yang berbahaya, hampir meruntuhkan Kerajaan Majapahit. Namun semua itu dapat

    diatasi. Raja Jayanegara dibunuh oleh tabibnya sendiri yang bernama Tanca. Tanca akhirnya dibunuh pula oleh

    Gajah Mada.

    Tribuwana Tunggadewi (1328 1350)

    Raja Jayanegara meninggal tanpa meninggalkan seorang putrapun, oleh karena itu yang seharusnya menjadi raja

    adalah Gayatri, tetapi karena ia telah menjadi seorang Bhiksu maka digantikan oleh putrinya Bhre Kahuripan

    dengan gelar Tribuwana Tunggadewi, yang dibantu oleh suaminya yang bernama Kartawardhana. Pada tahun

    1331 timbul pemberontakan yang dilakukan oleh daerah Sadeng dan Keta (Besuki). Pemberontakan ini berhasil

    ditumpas oleh Gajah Mada yang pada saat itu menjabat Patih Daha. Atas jasanya ini Gajah Mada diangkatsebagai Mahapatih Kerajaan Majapahit menggantikan Pu Naga. Gajah Mada kemudian berusaha menunjukkan

  • 5/22/2018 Sejarah Kerajaan MAJAPAHIT

    6/17

    kesetiaannya, ia bercita-cita menyatukan wilayah Nusantara yang dibantu oleh Mpu Nala dan Adityawarman.

    Pada tahun 1339, Gajah Mada bersumpah tidak makan Palapa sebelum wilayah Nusantara bersatu. Sumpahnya

    itu dikenal dengan Sumpah Palapa, adapun isi dari amukti palapa adalah sebagai berikut :Lamun luwas kalah

    nusantara isum amakti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, ring Sunda, ring Palembang, ring Tumasik,

    samana sun amukti palapa. Kemudian Gajah Mada melakukan penaklukan-penaklukan.

    Hayam Wuruk

    Hayam Wuruk naik tahta pada usia yang sangat muda yaitu 16 tahun dan bergelar Rajasanegara. Di masa

    pemerintahan Hayam Wuruk yang didampingi oleh Mahapatih Gajah Mada, Majapahit mencapai keemasannya.

    Dari Kitab Negerakertagama dapat diketahui bahwa daerah kekuasaan pada masa pemerintahan Hayam Wuruk,

    hampir sama luasnya dengan wilayah Indonesia yang sekarang, bahkan pengaruh kerajaan Majapahit sampai ke

    negara-negara tettangga. Satu-satunya daerah yang tidak tunduk kepada kekuasaaan Majapahit adalah kerajaan

    Sunda yang saat itu dibawah kekuasaan Sri baduga Maharaja. Hayam Wuruk bermaksud mengambil putri Sunda

    untuk dijadikan permaisurinya. Setelah putri Sunda (Diah Pitaloka) serta ayahnya Sri Baduga Maharaja bersama

    para pembesar Sunda berada di Bubat, Gajah Mada melakukan tipu muslihat, Gajah Mada tidak mau

    perkawinan Hayam Wuruk dengan putri Sunda dilangsungkan begitu saja. Ia menghendaki agar putri Sunda

    dipersembahkan kepada Majapahit (sebagai upeti). Maka terjadilah perselisihan paham dan akhirnya terjadinyaperang Bubat. Banyak korban dikedua belah pihak, Sri Baduga gugur, putri Sunda bunuh diri.

    Tahun 1364 Gajah Mada meninggal, Kerajaan Majapahit kehilangan seorang mahapatih yang tak ada duanya.

    Untuk memilih penggantinya bukan suatu pekerjaan yang mudah. Dewan Saptaprabu yang sudah beberapa kali

    mengadakan sidang untuk memilih pengganti Gajah Mada akhirnya memutuskan bahwa Patih Hamungkubhumi

    Gajah Mada tidak akan diganti untuk mengisi kekosongan dalam pelaksanaan pemerintahan diangkat Mpu

    Tandi sebagais Wridhamantri, Mpu Nala sebagai menteri Amancanegara dan patih dami sebagai Yuamentri.

    Raja Hayam Wuruk meninggal pada tahun 1389.

    Wikramawardhana

    Putri mahkota Kusumawardhani yang naik tahta menggantikan ayahnya bersuamikan Wikramawardhana.

    Dalam prakteknya Wikramawardhanalah yang menjalankan roda pemerintahan. Sedangkan Bhre Wirabhumi

    anak Hayam Wuruk dari selir, karena Bhre Wirabhumi (Putri Hayam Wuruk) dari selir maka ia tidak berhak

    menduduki tahta kerajaan walaupun demikian ia masih diberi kekuasaan untuk memerintah di Bagian Timur

    Majapahit , yaitu daerah Blambangan. Perebutan kekuasaan antara Wikramawardhana dengan Bhre Wirabhumi

    disebut perang Paregreg.

    Wikramawardhana meninggal tahun 1429, pemerintahan raja-raja berikutnya berturut-turut adalah Suhita,

    Kertawijaya, Rajasa Wardhana, Purwawisesa dan Brawijaya V, yang tidak luput ditandai perebutan kekuasaan.

    Sumber Sejarah berdirinya Kerajaan Majaahit

    Sumber sejarah mengenai berdiri dan berkembangnya kerajaan Majapahit berasal dari berbagai sumber yakni :

    Prasasti Butok (1244 tahun). Prasasti ini dikeluarkan oleh Raden Wijaya setelah ia berhasil naik tahta kerajaan.

    Prasasti ini memuat peristiwa keruntuhan kerajaan Singasari dan perjuangan Raden Wijaya untuk mendirikan

    kerajaan

    Kidung Harsawijaya dan Kidung Panji Wijayakrama, kedua kidung ini menceritakan Raden Wijaya ketika

    menghadapi musuh dari kediri dan tahun-tahun awal perkembangan Majapahit

    Kitab Pararaton, menceritakan tentang pemerintahan raja-raja Singasari dan Majapahit

    Kitab Negarakertagama, menceritakan tentang perjalanan Rajam Hayam Wuruk ke Jawa Timur.

  • 5/22/2018 Sejarah Kerajaan MAJAPAHIT

    7/17

    Kehidupan Politik

    Majapahit selalu menjalankan politik bertetangga yang baik dengan kerajaan asing, seperti Kerajaan Cina,

    Ayodya (Siam), Champa dan Kamboja. Hal itu terbukti sekitar tahun 13701381, Majapahit telah beberapa

    kali mengirim utusan persahabatan ke Cina. Hal itu diketahui dari berita kronik Cina dari Dinasti Ming.

    Raja kerajaan Majapahit sebagai negarawan ulung juga sebagai politikus-politikus yang handal. Hal ini

    dibuktikan oleh Raden Wiajaya, Hayam Wuruk, dan Maha Patih Gajahmada dalam usahanya mewujudkan

    kerajaan besar, tangguh dan berwibawa. Struktur pemerintahan di pusat pemerintahan Majapahit :

    1. Raja

    2. Yuaraja atau Kumaraja (Raja Muda)

    3. Rakryan Mahamantri Katrini

    a. Mahamantri i-hino

    b. Mahamantri ihulu

    c. Mahamantri i-sirikan

    4. Rakryan Mahamantri ri Pakirakiran

    a. Rakryan Mahapatih (Panglima/Hamangkubhumi)

    b. Rakryan Tumenggung (panglima Kerajaan)

    c. Rakryan Demung (Pengatur Rumah Tangga Kerajaan)

    d. Rakryan Kemuruhan (Penghubung dan tugas-tugas protokoler) dan

    e. Rakryan Rangga (Pembantu Panglima)

    5. Dharmadyaka yang diduduki oleh 2 orang, masing-masing dharmadyaka dibantu oleh sejumlah pejabat

    keagamaan yang disebut Upapat. Pada masa hayam Wuruk ada 7 Upapati.

    Selain pejabat-pejabat yang telah disebutkan dibawah raja ada sejumlah raja daerah (paduka bharata) yang

    masing-masing memerintah suatu daerah. Disamping raja-raja daerah adapula pejabat-pejabat sipil maupun

    militer. Dari susunan pemerintahannya kita dapat melihat bahwa sistem pemerintahan dan kehidupan politik

    kerjaan Majapahit sudah sangat teratur.

    Kehidupan Sosial Ekonomi dan Kebudayaan Kerajaan Majapahit

    Hubungan persahabatan yang dijalin dengan negara tentangga itu sangat mendukung dalam bidang

    perekonomian (pelayaran dan perdagangan). Wilayah kerajaan Majapahit terdiri atas pulau dan daerah

    kepulauan yang menghasilkan berbagai sumber barang dagangan.

    Barang dagangan yang dipasarkan antara lain beras, lada, gading, timah, besi, intan, ikan, cengkeh, pala, kapas

    dan kayu cendana.

    Dalam dunia perdagangan, kerajaan Majapahit memegang dua peranan yang sangat penting.

    Sebagai kerajaan ProdusenMajapahit mempunyai wilayah yang sangat luas dengan kondisi tanah yang sangat

    subur. Dengan daerah subur itu maka kerajaan Majapahit merupakan produsen barang dagangan.

  • 5/22/2018 Sejarah Kerajaan MAJAPAHIT

    8/17

    Sebagai Kerajaan PerantaraKerajaan Majapahit membawa hasil bumi dari daerah yang satu ke daerah yang

    lainnya. Keadaan masyarakat yang teratur mendukung terciptanya karya-karya budaya yang bermutu. bukti-

    bukti perkembangan kebudayaan di kerajaan Majapahit dapat diketahui melalui peninggalan-peninggalan

    berikut ini :

    Candi : Antara lain candi Penataran (Blitar), Candi Tegalwangi dan candi Tikus (Trowulan).

    Sastra : Hasil sastra zaman Majapahit dapat kita bedakan menjadi

    Sastra Zaman Majapahit Awal

    Kitab Negarakertagama, karangan Mpu Prapanca

    Kitab Sutasoma, karangan Mpu Tantular

    Kitab Arjunawiwaha, karangan Mpu Tantular

    Kitab Kunjarakarna

    Kitab Parhayajna

    Sastra Zaman Majapahit Akhir

    Hasil sastra zaman Majapahit akhir ditulis dalam bahasa Jawa Tengah, diantaranya ada yang ditulis dalam

    bentuk tembang (kidung) dan yang ditulis dalam bentuk gancaran (prosa). Hasil sastra terpenting antara lain :

    Kitab Prapanca, isinya menceritakan raja-raja Singasari dan Majapahit

    Kitab Sundayana, isinya tentang peristiwa Bubat

    Kitab Sarandaka, isinya tentang pemberontakan sora

    Kitab Ranggalawe, isinya tentang pemberontakan Ranggalawe

    Panjiwijayakrama, isinya menguraikan riwayat Raden Wijaya sampai menjadi raja

    Kitab Usana Jawa, isinya tentang penaklukan Pulau Bali oleh Gajah Mada dan Aryadamar, pemindahan Keraton

    Majapahit ke Gelgel dan penumpasan raja raksasa bernama Maya Denawa.

    Kitab Usana Bali, isinya tentanng kekacauan di Pulau Bali.

    Selain kitab-kitab tersebut masih ada lagi kitab sastra yang penting pada zaman Majapahit akhir seperti Kitab

    Paman Cangah, Tantu Pagelaran, Calon Arang, Korawasrama, Babhulisah, Tantri Kamandaka dan Pancatantra.

  • 5/22/2018 Sejarah Kerajaan MAJAPAHIT

    9/17

    Kerajaan Majapahit Didirikan tahun 1294 oleh Raden Wijaya yang bergelar Kertarajasa

    Jayawardana yang merupakan keturunan Ken Arok raja Singosari.

    Raja-Raja yang pernah memerintah Kerajaan Majapahit:

    1. Raden Wijaya 1273 1309

    2. Jayanegara 1309-1328

    3. Tribhuwanatunggaldewi 1328-1350

    4. Hayam Wuruk 1350-1389

    5. Wikramawardana 1389-1429

    6. Kertabhumi 1429-1478

    Kerajaan Majapahit ini mencapai puncak kejayaannya di masa pemerintahan Raja

    Hayam Wuruk (1350-1389). Kebesaran kerajaan ditunjang oleh pertanian sudah teratur,

    perdagangan lancar dan maju, memiliki armada angkutan laut yang kuat serta dipimpin

    oleh Hayam Wuruk dengan patih Gajah Mada.

    Di bawah patih Gajah Mada Majapahit banyak menaklukkan daerah lain. Dengan

    semangat persatuan yang dimilikinya, dan membuatkan Sumpah Palapa yang berbunyi

    Ia tidak akan makan buah palapa sebelum berhasil menyatukan seluruh wi layah

    Nusantara.

    Mpu Prapanca dalam bukunya Negara Kertagama menceritakan tentang zaman gemilang

    kerajaan di masa Hayam Wuruk dan juga silsilah raja sebelumnya tahun 1364 Gajah

    Mada meninggal disusun oleh Hayam Wuruk di tahun 1389 dan kerajaan Majapahit mulaimengalami kemunduran.

    Penyebab kemunduran:

    Majapahit kehilangan tokoh besar seperti Hayam Wuruk dan Gajah Mada meletusnya

    Perang Paragreg tahun 1401-1406 merupakan perang saudara memperebutkan

    kekuasaan daerah bawahan mulai melepaskan diri.

    Peninggalan kerajaan Majapahit:

  • 5/22/2018 Sejarah Kerajaan MAJAPAHIT

    10/17

    Bangunan: Candi Panataran, Sawentar, Tiga Wangi, Muara Takus

    Kitab: Negara Kertagama oleh Mpu Prapanca, Sitosoma oleh Mpu Tantular yang memuat

    slogan Bhinneka Tunggal Ika.

    Paraton Kidung Sundayana dan Sorandaka R Wijaya Mendapat Wangsit Mendirikan

    Kerajaan Majapahit.

    Dua pohon beringin di pintu masuk Pendopo Agung di Trowulan, Mojokerto. Dua pohon

    beringin itu ditanam pada 22 Desemebr 1973 oleh Pangdam Widjojo Soejono dan

    Gubernur Moehammad Noer.

    Di belakang bangunan Pendopo Agung yang memampang foto para Pangdam Brawijaya,

    terdapat bangunan mungil yang dikelilingi kuburan umum. Bangunan bernama Petilasan

    Panggung itu diyakini Petilasan Raden Wijaya dan tempat Patih Gajah Mada

    mengumandangkan Sumpah Palapa.

    Begitu memasuki bangunan Petilasan Panggung, yang memiliki pendopo mini sebagai

    latarnya, tampak beberapa bebatuan yang dibentuk layaknya kuburan, dinding di sekitar

    kuburan itu diselimuti kelambu putih transparan yang mampu menambah kesakralan

    tempat itu.

    Menurut Sajadu ( 53 ) penjaga Petilasan Panggung, disinilah dulu Raden Wijaya bertapa

    sampai akhirnya mendapat wangsit mendirikan kerajaan Majapahit. Selain itu, ditempat

    ini pula Patih Gajah Mada mengumandangkan Sumpah Palapa. Tempat ini

    dikeramatkan karena dianggap sebagai Asnya Kerajaan Majapahit katanya.

    Pada waktu tertentu khususnya bertepatan dengan malam jumat legi, banyak orangdatang untuk berdoa dan mengharapkan berkah. orang berdatangan untuk berdoa,

    agar tujuannya tercapai kata Sajadu yang menyatakan pekerjaan menjaga Petilasan

    Panggung sudah dilakukan turun-temurun sejak leluhurnya.

    Sembari menghisap rokok kreteknya, pria yang mewarisi sebagai penjaga petilasan dari

    ayahnya sejak 1985 juga menceritakan, dulunya tempat itu hanya berupa tumpukkan

    bebatuan. Sampai sekarang, batu tersebut masih ada di dalam, katanya.

    Kemudian pada 1964, dilakukan pemugaran pertama kali oleh Ibu Sudarijah atau yang

    dikenal dengan Ibu Dar Moeriar dari Surabaya. Baru pada tahun 1995 dilakukan

    pemugaran kembali oleh Pangdam Brawijaya yang saat itu dijabat oleh Utomo.

    Memasuki kawasan Petilasan Panggung, terpampang gambar Gajah Mada tepat

    disamping pintu masuk. Sedangkan dibagian depan pintu bergantung sebuah papan kecil

    dengan tulisan Lima Pedoman yang merupakan pedoman suri teladan bagi warga.

    Selengkapnya Ponco Waliko itu bertuliskan Kudutrisno Marang Sepadane Urip, Ora

    Pareng Ngilik Sing Dudu Semestine, Ora Pareng Sepatah Nyepatani dan Ora Pareng

    Eidra Hing Ubaya

    Dikisahkan Sajadu pula, Petilasan Panggung ini sempat dinyatakan tertutup bagi umumpada tahun 1985 hingga 1995. Baru setelah itu dibuka lagi untuk umum, sejak

    dinyatakan dibuka lagi, pintu depan tidak lagi tertutup dan siangpun boleh masuk.

  • 5/22/2018 Sejarah Kerajaan MAJAPAHIT

    11/17

    Sejarah Kerajaan Majapahit Beserta Pemerintahan, Kehidupan Politik dan

    Kebudayaan

    a. Berdirinya Kerajaan Majapahit

    Ketika Singasari jatuh ke tangan Jayakatwang, Raden Wijaya (menantu Kertanegara) lari keMadura. Atas bantuan Arya Wiraraja, ia diterima kembali dengan baik oleh Jayakatwang

    dan diberi sebidang tanah di Tarik (Mojokerto). Ketika tentara Kublai Khan menyerbu

    Singasari, Raden Wijaya berpura-pura membantu menyerang Jayakatwang.

    Namun, setelah Jayakatwang dibunuh, Raden Wijaya berbalik menyerang tentara Mongol

    dan berhasil mengusirnya. Setelah itu, Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit (1293)

    dan menobatkan dirinya dengan gelar Sri Kertarajasa Jayawardhana.

    b. Perkembangan politik Kerajaan Majapahit

    1) Pemerintahan Kertarajasa

    Untuk meredam kemungkinan terjadinya pemberontakan, Raden Wijaya (Kertarajasa)

    melakukan langkah-langkah sebagai berikut.

    a) Mengawini empat putri Kertanegara dengan tujuan mencegah terjadinya perebutan

    kekuasaan antar anggota keluarga raja. Putri sulung Kertanegara, Dyah Sri Tribhuaneswari,

    dijadikan permaisuri dan putra dari pernikahan tersebut Jayanegara, dijadikan putra

    mahkota.

    Putri bungsu Kertanegara, Dyah Dewi Gayatri dijadikan Rajapatni. Dari putri ini,

    Kertarajasa memiliki dua putri, Tribhuwanatunggadewi Jayawisnuwardhani diangkat

    menjadi Bhre Kahuripan dan Rajadewi Maharajasa diangkat menjadi Bhre Daha. Adapun

    kedua putri Kertanegara lainnya yang dinikahi Kertarajasa adalah Dyah Dewi

    Narendraduhita dan Dyah Dewi Prajnaparamita. Dari kedua putri ini, Kertarajasa tidak

    mempunyai putra.

    http://1.bp.blogspot.com/-4rLsvdmz4q8/UsLrGqh9OfI/AAAAAAAAB7Y/EE1_nSmEM8w/s1600/sibarasok.blogspot.com.jpg
  • 5/22/2018 Sejarah Kerajaan MAJAPAHIT

    12/17

    b) Memberikan kedudukan dan hadiah yang pantas kepada para pendukungnya, misalnya,

    Lurah Kudadu memperoleh tanah di Surabaya dan Arya Wiraraja diberi kekuasaan atas

    daerah Lumajang sampai Blambangan.

    Kepemimpinan Kertarajasa yang cukup bijaksana menyebabkan kerajaan menjadi aman dan

    tenteram. Ia wafat pada tahun 1309 dan dimakamkan di Simping (Blitar) sebagai Syiwa dan

    di Antahpura (dalam kota Majapahit) sebagai Buddha. Arca perwujudannya adalah

    Harikaya, yaitu Wisnu dan Syiwa digambarkan dalam satu arca. Penggantinya adalah

    Jayanegara.

    2) Pemerintahan Jayanegara

    Jayanegara (1309-1328) adalah raja Majapahit kedua yang naik takhta kerajaan

    menggantikan Kertarajasa Jayawardhana (Raden Wijaya) pada tahun 1309 dan memerintah

    sampai tahun 1328. Pada waktu naik takhta, Jayanegara baru berusia 15 tahun. Menurut

    kitab Negarakertagama dan Pararaton, ia adalah putra Kertarajasa dari Dara Petak atauputri Indreswari (selir). Menurut sumber lain, ia adalah putra Kertarajasa dari

    Tribuaneswari (permaisuri). Pada tahun 1269, ketika ayahnya masih memerintah,

    Jayanegara dinobatkan menjadi raja muda (yuwaraja) di Kediri dengan nama Abhiseka Sri

    Jayanegara.

    Masa pemerintahan Jayanegara dipenuhi pemberontakan akibat kepemimpinannya kurang

    berwibawa dan kurang bijaksana. Pemberontakan-pemberontakan itu sebagai berikut.

    a) Pemberontakan Ranggalawe pada tahun 1231. Pemberontakan ini dapat dipadamkan

    pada tahun 1309.

    b) Pemberontakan Lembu Sora pada tahun 1311.

    c) Pemberontakan Juru Demung (1313) disusul Pemberontakan Gajah Biru.

    d) Pemberontakan Nambi pada tahun 1319. Nambi adalah Rakryan Patih Majapahit sendiri.

  • 5/22/2018 Sejarah Kerajaan MAJAPAHIT

    13/17

    e) Pemberontakan Kuti pada tahun 1319. Pemberontakan ini adalah yang paling besar dan

    berbahaya. Kuti berhasil menduduki ibu kota kerajaan sehingga Jayanegara terpaksa

    melarikan diri ke daerah Bedander.

    Jayanegara kemudian dilindungi oleh pasukan Bhayangkari pimpinan Gajah Mada. Berkat

    kepemimpinan Gajah Mada, Pemberontakan Kuti dapat dipadamkan. Namun, meskipun

    berbagai pemberontakan tersebut berhasil dipadamkan, Jayanegara justru meninggal akibat

    dibunuh oleh salah seorang tabibnya yang bernama Tanca. Ia lalu dimakamkan di candi

    Singgapura di Kapopongan.

    3) Pemerintahan Tribhuwanatunggadewi

    Oleh karena Jayanegara tidak berputra, sementara Gayatri sebagai Rajapatni telah menjadi

    biksuni, takhta Kerajaan Majapahit diserahkan kepada Tribhuwanatunggadewi

    Jayawisnuwardhana (1328-1350) yang menjalankan pemerintahan dibantu suaminya,

    Kertawardhana. Masa pemerintahan Tribhuwanatunggadewi diwarnai permasalahan dalam

    negeri, yakni meletusnya Pemberontakan Sadeng. Pemberontakan ini dapat dipadamkan

    oleh Gajah Mada yang pada saat itu baru saja diangkat menjadi Patih Daha.

    4) Pemerintahan Hayam Wuruk

    Tribhuwanatunggadewi terpaksa turun takhta pada tahun 1350 sebab Rajapatni Dyah Dewi

    Gayatri wafat. Penggantinya adalah putranya yang bernama Hayam Wuruk yang lahir pada

    tahun 1334. Hayam Wuruk naik takhta pada usia 16 tahun dengan gelar Rajasanegara.

    Dalam menjalankan pemerintahan, ia didampingi oleh Mahapatih Gajah Mada.

    Gajah Mada diangkat menjadi mahapatih di Majapahit pada tahun 1331. Upacara

    pelantikannya merupakan suatu persidangan besar yang dihadiri oleh para menteri dan

    pejabat-pejabat utama. Dalam upacara pelantikan tersebut, Gajah Mada mengucapkan

    sumpahnya yang terkenal dengan nama Sumpah Palapa, berisi tekadnya untuk

    mempersatukan Nusantara di bawah naungan Majapahit.

  • 5/22/2018 Sejarah Kerajaan MAJAPAHIT

    14/17

    Dalam pelaksanaan sumpahnya tersebut, Gajah Mada dibantu oleh Adityawarman dan Pu

    Nala. Gajah Mada mengawali langkahnya dengan menaklukkan Bali dibantu Adityawarman.

    Setelah menguasai Bali, Gajah Mada memperluas langkahnya untuk menaklukkanKalimantan, Nusa Tenggara, dan beberapa wilayah di Semenanjung Malaka.

    Usaha Gajah Mada untuk mewujudkan gagasan Nusantara banyak mendapat kesulitan. Di

    antaranya adalah Peristiwa Bubat yang memaksanya menggunakan jalan kekerasan untuk

    menyelesaikannya.

    Peristiwa Bubat diawali dengan keinginan Hayam Wuruk menikahi Dyah Pitaloka, putri

    Raja Sunda. Gajah Mada menghendaki agar putri Sunda itu diserahkan kepada Hayam

    Wuruk sebagai tanda tunduk Raja Sunda kepada Majapahit. Tentu saja keinginan ini ditolak

    oleh Sri Baduga Maharaja, ayah dari Dyah Pitaloka. Terjadilah pertempuran yang

    mengakibatkan seluruh keluarga Raja Sunda berikut putrinya itu gugur.

    Dalam kitab Negarakertagama disebutkan bahwa pada zaman Hayam Wuruk, KerajaanMajapahit mengalami masa kejayaan dan memiliki wilayah yang sangat luas. Luas

    kekuasaan Majapahit pada saat itu hampir sama dengan luas negara Republik Indonesia

    sekarang.

    Namun, sepeninggal Gajah Mada yang wafat pada tahun 1364, Hayam Wuruk tidak berhasil

    mendapatkan penggantinya yang setara. Kerajaan Majapahit pun mulai mengalami

    kemunduran.

    Kondisi Majapahit berada di ambang kehancuran ketika Hayam Wuruk juga wafat pada

    tahun 1389. Sepeninggalnya, Majapahit sering dilanda perang saudara dan satu per satu

    daerah kekuasaan Majapahit pun melepaskan diri. Seiring dengan itu, muncul kerajaan-

    kerajaan Islam di pesisir. Pada tahun 1526, Kerajaan Majapahit runtuh setelah diserbu oleh

    pasukan Islam dari Demak di bawah pimpinan Raden Patah.

  • 5/22/2018 Sejarah Kerajaan MAJAPAHIT

    15/17

    c. Struktur pemerintahan Kerajaan Majapahit

    Dalam struktur pemerintahan di Majapahit, raja dianggap sebagai penjelmaan dewa dan

    memegang kekuasaan tertinggi dalam pemerintahan. Roda pemerintahan dijalankan raja

    dibantu oleh putra raja, kerabat raja, dan beberapa pejabat pemerintah.

    Sebelum menduduki jabatan raja, putra mahkota biasanya diberi kekuasaan sebagai raja

    muda (Rajakumara atau Yuwaraja). Contohnya, sebelum dinobatkan menjadi raja, Hayam

    Wuruk lebih dahulu diangkat sebagai Rajakumara yang berkedudukan di Jimna. Raja juga

    dibantu oleh dewan pertimbangan kerajaan atau Bhatara Saptaprabu. Tugas lembaga ini

    adalah memberikan pertimbangan-pertimbangan kepada raja.

    Anggota dewan ini adalah para sanak saudara raja. Untuk masalah-masalah keagamaan, raja

    dibantu oleh dewan yang disebut Dharmadyaksa. Dharmadyaksa ri Kasainan bertugas

    menangani urusan agama Syiwa dan Dharmadyaksa ri Kasogatan bertugas menangani

    urusan agama Buddha. Para pejabat keagamaan ini dibantu oleh tujuh Dharma Upapati,

    yaitu Sang Panget i Tirwan, i Kandamulri, i Mangkuri, i Paratan, i Jambi, i Kandangan Rase,

    dan i Kandangan Atuha. Selain sebagai pejabat keagamaan, mereka juga merupakan

    kelompok cendekiawan.

    Tiga lembaga pemerintahan tingkat atas di Majapahit sebagai berikut.

    1) Sapta Prabu, merupakan sebuah dewan kerajaan. Anggota dewan ini adalah keluarga raja

    yang bertugas mengurusi soal keluarga raja, penggantian mahkota, dan urusan-urusan

    negara yang berhubungan dengan kebijaksanaan negara.

    2) Dewan Menteri Besar, menerima perintah raja. Anggotanya berjumlah lima orang dan

    dipimpin oleh Mahapatih Gajah Mada. Dewan ini bertugas mengepalai urusan tata negara

    merangkap urusan angkatan perang dan kebijaksanaan.

    3) Dewan Menteri Kecil, melanjutkan perintah raja. Beranggotakan tiga orang dan bertugas

    sebagai pelaksana kebijaksanaan raja.

  • 5/22/2018 Sejarah Kerajaan MAJAPAHIT

    16/17

    Di tingkat tengah terdapat pemerintahan daerah yang dikepalai oleh bupati. Daerah ini

    biasanya disebut mancanegara. Adapun di tingkat bawah terdapat pemerintahan desa yang

    dikepalai seorang kepala desa. Di samping itu, masih ada jabatan raja-raja daerah ataudisebut Paduka Bhatara. Mereka memerintah negara-negara daerah jajahan dibantu

    sejumlah pejabat daerah. Raja Majapahit juga dibantu oleh tiga mahamenteri, yakni i Hino, i

    Halu, dan i Sirikan. Biasanya yang diangkat untuk menduduki jabatan ini adalah putra raja.

    Mahamenteri i Hino memiliki kedudukan paling tinggi karena di samping memiliki

    hubungan erat dengan raja, ia juga dapat mengeluarkan prasasti-prasasti. Para maha

    menteri ini dibantu oleh para Rakryan Mantri atau sekelompok pejabat tinggi kerajaan yangmerupakan badan pelaksana pemerintahan. Badan ini terdiri atas lima orang, yaitu Patih

    Amangkubumi, Rakyan Tumenggung, Rakryan Demung, Rakryan Rangga, dan Rakryan

    Kanuruhan. Kelima pejabat ini disebut Sang Panca ri Wilwatikta atau Mantri Amancanegara.

    d. Kehidupan kebudayaan Kerajaan Majapahit

    Zaman Majapahit menghasilkan banyak karya sastra. Periodisasi sastra masa Majapahit

    dibedakan menjadi dua, yaitu sastra zaman Majapahit awal dan sastra zaman Majapahit

    akhir. Karya sastra zaman Majapahit awal adalah kitab Negarakertagama karangan Mpu

    Prapanca (1365), kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular, kitab Arjuna Wiwaha karangan

    Mpu Tantular, kitab Kunjarakama (anonim), dan kitab Parthayajna (anonim).

    Karya sastra zaman Majapahit akhir ditulis dengan bahasa Jawa dalam bentuk tembang

    (kidung) dan gancaran (prosa). Karya-karya sastra pada zaman ini adalah kitab Pararaton

    yang berisi tentang riwayat raja-raja Majapahit, kitab Sundayana berisi tentang Peristiwa

    Bubat, kitab Surandaka menceritakan tentang Pemberontakan Sora di Lumajang, kitab

    Ranggalawe tentang Pemberontaan Ranggalawe dari Tuban, kitab Panji Wijayakrama berisi

    tentang riwayat Raden Wijaya, kitab Vsana Jawa menceritakan tentang penaklukkan Bali

    oleh Gajah Mada, kitab Usana Bali mengisahkan tentang kekacauan Bali akibat keganasan

    Maya Danawa, kitab Pamancangah, kitab Panggelaran, kitab Calon Arang, dan kitab

    Korawasrama.

    Jenis peninggalan kebudayaan yang lain dari Kerajaan Majapahit adalah candi. Candi-candi

    peninggalan Majapahit, antara lain, candi Sumberjati, candi Sanggapura, candi Panataran,

  • 5/22/2018 Sejarah Kerajaan MAJAPAHIT

    17/17

    dan candi Pari di dekat Porong. Candi Pari memiliki keistimewaan, yaitu arsitekturnya

    memperlihatkan adanya langgam bangunan dari Campa.