Sejarah Lahirnya Vektor

Embed Size (px)

Citation preview

  • SEJARAH LAHIRNYA VEKTOR

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

    Analisis Vektor

    oleh

    ELDI ANDIWINATA 112151133

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SILIWANGI

    TASIKMALAYA

    2014

  • ARTIKEL

    SEJARAH LAHIRNYA VEKTOR

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

    Analisis Vektor

    telah disahkan pada hari tanggal......

    oleh

    disetujui,

    Dosen Pengampu,

    Eko Yulianto, S.Pd

  • i

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PENGESAHAN

    DAFTAR ISI ...................................................................................................... i

    A. LATAR BELAKANG ................................................................................... 1

    B. RUMUSAN MASALAH .............................................................................. 1

    C. PEMBAHASAN ........................................................................................... 1

    1. Pengertian Vektor ..................................................................................... 1

    2. Biografi Penemu Vektor ........................................................................... 3

    3. Sejarah Vektor .......................................................................................... 8

    D. KESIMPULAN ............................................................................................. 14

    DAFTAR PUSTAKA

    BIODATA PENULIS

  • 1

    SEJARAH LAHIRNYA VEKTOR

    A. Latar Belakang

    Dalam mempelajari sebuah disiplin ilmu sering kali kita melupakan

    siapa sebenarnya yang mencetuskan ilmu tersebut, bahkan kita sering

    mempertanyakan sebenarnya apa kegunaan dari ilmu tersebut bagi kehidupan

    kita. Begitu juga halnya dengan vektor kita sudah selayaknya mengetahui

    sosok sebenarnya pencetus agar kita memahami serta mengetahui kegunaan

    bagi kehidupan dari ilmu ini.

    Kita sangat berhutang kepada pengembang metoda ini, seseorang yang jarang

    kita dengar, walaupun Albert Einstein sendiri mengakuinya sebagai salah satu

    pemikir terhebat. Nama ilmuwan ini adalah Josiah Willard Gibbs (kita kenal

    melalui fenomena Gibbs, osilasi overshoot dalam Fourier series, yang kita

    sebut ringing artifact dalam sinyal digital).

    B. Rumusan Masalah

    Melalui latar belakang di atas, maka adapun yang menjadi rumusan

    masalah dalam artikel ini adalah:

    1. Siapa yang menemukan vektor?

    2. Bagaimana biografi dari penemu vektor?

    3. Bagaimana sejarah dari vektor?

    C. Pembahasan

    1. Pengertian Vektor

    Konsep mengenai vektor di dalam Fisika memiliki peranan yang

    sangat penting guna memberikan kejelasan atas fenomena yang sedang

    dibahas. Dalam mempelajari dasar-dasar fisika, terdapat beberapa macam

    kuantitas kelompok besaran yaitu besaran vektor dan besaran skalar.

    a. Besaran vektor adalah suatu besaran yang mempunyai nilai dan arah.

    Contoh : berat, gaya, kecepatan, medan listrik, medan magnet, kuat

    medan listrik, percepatan gravitasi dsb.

    b. Besaran skalar adalah suatu besaran yang mempunyai nilai tetapi tidak

    mempunyai arah.

    Contoh : masssa, panjang, waktu, suhu, energi, muatan listrik dsb.

  • 2

    Pada besaran skalar berlaku operasi-operasi aljabar, tetapi pada

    besaran vektor operasi-operasi aljabar tidak berlaku. Penulisan besaran

    vektor secara internasional disepakati dengan tanda panah di atas lambang

    atau dicetak tebal sedangkan untuk besaran skalar dicetak biasa.

    Disamping hal ini, besaran vektor digambarkan dengan anak panah.

    Panjang anak panah menyatakan nilai besar vektor, sedangkan arah mata

    panah menyatakan arah vektor. Ekor dari panah disebut titik pangkal

    vektor dan ujung panah disebut titik ujung vektor. Dalam penyajiannya

    sebuah vektor biasa digambarkan sebagai segmen atau ruas garis yang

    berarah sebagai berikut:

    Panjang vektor , menyatakan besarnya vektor atau panjangnya vektor v

    dan tanda panah pada menyatakan arah vektor.

    Dalam aplikasinya vektor selalu menempati ruang. Untuk menjelaskan

    fenomena vektor di dalam ruang dapat digunakan bantuan sistem

    koordinat untuk menjelaskan besar dan arah vektor. Ada banyak sistem

    koordinat yang dikembangkan tetapi dalam artikel ini kita tidak akan

    membahas sampai kesana dulu.

    Ada banyak objek Matematika yang digunakan dalam Fisika yang

    membolehkan kita untuk melakukan penjumlahan, dan perkalian dengan

    suatu bilangan. Menurut matematika dan fisika vektor adalah istilah

    penting yang berhubungan dengan sifat yang dimiliki oleh suatu objek.

    Apabila kita memindahkan dan menggeser sebuah benda yang berbentuk

    apa saja maka perpindahan benda itu akan memenuhi dua unsur yaitu

    B

    A

    = =

    A = titik pangkal (initial point)

    B = titik ujung (terminal point)

  • 3

    seberapa jauh kepindahannya dan ke arah mana benda itu berpindah.

    Kedua unsur yang mempengaruhi perpindahan benda itu disebut sebagai

    besaran vektor. Vektor atau besaran vektor didefinisikan sebagai besaran

    yang mempunyai nilai dan arah, sedangkan definisi dari besaran adalah

    sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dalam satuan.

    Jadi, vektor adalah besaran yang selain mempunyai nilai

    kuantitatif (besar) juga mempunyai arah, misalnya kecepatan, percepatan,

    medan listrik dan medan magnet serta masih banyak lagi contoh lainnya

    besaran kecepatan, gaya dan momen. Sedangkan kalkulus vektor atau

    sering disebut analisis vektor dalam matematika adalah salah satu cabang

    ilmu yang mempelajari analisis riil dari vektor dalam dua atau lebih

    dimensi. Salah satu fokus dari kalkulus vektor adalah permasalahan bidang

    skalar, dimana terdapat suatu nilai dalam setiap titik dalam ruang.

    2. Biografi Penemu Vektor

    Disamping kita memahami vektor itu

    sendiri tidak ada salahnya kita mengetahui

    siapa sebenarnya yang pertama kali

    memberikan gagasan mengenai vektor.

    Ilmuwan itu bernama Josiah Willard Gibbs.

    Pada abad 18 Josiah Willard Gibbs

    dilahirkan di New Haven, Connecticut, USA

    pada 11 Februari 1839 hingga akhirnya

    meninggal pada 28 April 1903 dikota yang sama. New Haven adalah kota

    ketiga terbesar di Connecticut, setelah Bridgeport dan Hartford. Gibbs

    merupakan anak keempat dari lima bersaudara dan satu-satunya anak laki-

    laki dari pasangan Josiah Willard Gibbs dan Mary Anna. Dari sisi

    ayahnya, ia adalah keturunan dari Samuel Willard, yang dulu pernah

    menjabat sebagai Presiden College of Harvard pada 1701-1707.

    Sedangkan dari sisi ibunya, diketahui bahwa salah satu dari nenek

    moyangnya adalah Rev Jonathan Dickinson, presiden pertama dari College

    of New Jersey (sekarang Princeton University). Nama Gibbs diturunkan

    Josiah Willard Gibbs

  • 4

    kepada ayahnya dan beberapa anggota lain dari keluarga besarnya yakni

    yang berasal dari nenek moyangnya Josiah Willard, seorang mantan

    Sekretaris Provinsi Massachusetts Bay pada abad ke 18. Ayah Josiah

    Willard Gibbs adalah seorang ahli bahasa dan teologi yang menjabat

    sebagai profesor sastra suci di Yale Divinity School dari 1824 sampai

    akhir hidupnya, dia meninggal pada tahun 1861. Ayah dari Gibs ini yang

    juga bernama Josiah Willard Gibbs begitu dikenang sampai saat ini. Ia

    merupakan aktivis abolisionisme yang menemukan seorang juru bahasa

    untuk penumpang Afrika kapal Amistad, yang memungkinkan mereka

    untuk bersaksi dalam persidangan sebagai wujud pemberontakan terhadap

    perbudakan pada masa itu. Abolisionisme sendiri merupakan sebuah

    gerakan yang ingin menyingkirkan perbudakan di Eropa dan di Amerika.

    Gerakan ini aktif selama abad ke-18.

    Josiah Willard Gibbs bersekolah di

    Hopkins School hingga sebuah pencapaian

    yang luar biasa terjadi. Pada tahun 1854

    dimana ia baru menginjak usia 15 tahun

    telah berhasil masuk ke University Of

    Yale. Prestasi mengagumkan kembali

    terulang, ia lulus lebih cepat dari kakak kelasnya pada tahun 1858 dan ia

    dianugerahi penghargaan untuk keunggulannya dalam Matematika dan

    bahasa Latin. Pada usia 19 tahun ia tetap tinggal di Yale sebagai

    mahasiswa pascasarjana di Sheffield Scientific School. Bersamaan dengan

    hal itu juga ia dilantik menjadi salah satu tenaga ahli dari Connecticut

    Academy of Arts and Sciences, sebuah lembaga ilmiah ternama yang

    didirikan oleh kampusnya terdahulu yakni University Of Yale.

    Pada tahun 1863, Gibbs menyandang gelar Ph.D dimana gelar ini

    untuk pertama kalinya di bidang teknik yang diberikan di Amerika Serikat,

    untuk tesis berjudul On The Form Of The Teeth Of Wheels In Spur

    Gearing, di mana ia menggunakan teknik geometris untuk menyelidiki

    desain optimum untuk gigi. Dimana gelar ini hanya lima orang saja yang

    Connecticut Academy of Arts and Sciences

  • 5

    menerimanya di Amerika Serikat dalam berbagai subjek. Setelah lulus ,

    Gibbs diangkat sebagai guru di College untuk jangka waktu tiga tahun .

    Selama dua tahun pertama ia mengajar bahasa Latin dan filsafat alam.

    Untuk tahun ketiga ia mengajar fisika. Setelah masa jabatannya sebagai

    tutor berakhir, lalu Gibbs yang tidak pernah menikah ini melakukan

    perjalanan ke Eropa dengan saudara-saudara perempuannya. Mereka

    menghabiskan musim dingin tahun 1866-1867 di Paris, di mana Gibbs

    menghadiri kuliah di Sorbonne dan College de France, yang diberikan oleh

    ilmuwan matematika Joseph Liouville dan Michel Chasles. Tidak lama

    setelah itu, Gibbs kedapatan dengan suhu tubuh yang begitu dingin dan

    dokter mengkhawatirkan bahwa ini TBC (tuberculosis) lalu menyarankan

    dia untuk beristirahat di Riviera, di mana ia dan saudara-saudara

    perempuannya menghabiskan beberapa bulan untuk mendapatkan

    pemulihan penuh.

    Setelah kematian ayahnya pada tahun 1861, Gibbs mewarisi cukup

    uang untuk membuatnya mandiri secara finansial namun masalah baru

    muncul. Gibbs dan dokter pribadinya khawatir bahwa ia mungkin rentan

    terhadap TBC, yang juga telah merenggut nyawa ibunya. Dia juga

    menderita astigmatisme, dimana pengobatannya pada saat itu masih sangat

    asing bagi sebagian besar orang. Gibbs begitu tertekan sehingga

    mendiagnosis dirinya sendiri dan menginjak lensa miliknya. Meskipun

    dalam tahun kemudian ia menggunakan kacamata hanya untuk membaca

    atau bekerja yang membutuhkan jarak pandang dekat, penyakit dalam

    yang diderita Gibbs dan penglihatan yang tidak sempurna menjelaskan

    mengapa ia tidak menjadi relawan untuk berperang di perang sipil pada

    1861-1865. Dia tidak mengikuti wajib militer dan dia tetap tinggal di Yale

    selama perang.

    Gibbs kembali ke Yale pada bulan Juni tahun 1869 dan pada tahun

    1871 ia diangkat sebagai Profesor Fisika Matematika di Yale, dimana

    sebagai guru pertama yang diangkat sebagai profesor di Amerika Serikat.

    Gibbs yang memiliki sarana independent dan belum mempublikasikan

  • 6

    apapun lalu ia ditugaskan untuk mengajar mahasiswa pascasarjana

    eksklusif dan dipekerjakan tanpa gaji. Dimana sistem pengajaran ilmiah

    pascasarjana di Yale yang kemudian ia terapkan.

    Gibbs lebih banyak bekerja

    sendirian mengutak atik dasar teoritis

    sambil mengajar, dan baru serius

    mempublikasikan karyanya pada umur

    34 tahun. Kemudian perhatian Gibbs

    mulai fokus di bidang termodinamika

    dan apa yang dia sebut statistical

    mechanics. Dari pekerjaannya inilah

    dia mempublikasikan apa yang sekarang kita pelajari sebagai kalkulus

    vektor modern. Selain itu Gibbs adalah fisikawan dan matematikawan

    yang banyak menyumbangkan gagasan teoretis termodinamika kimia

    sedangkan dalam matematika, ia menyumbangkan gagasan analisis vektor.

    Wisudawan University Of Yale ini juga pernah menuntut ilmu di

    Paris, Berlin, dan Heidelberg hingga akhirnya ia ditawari jabatan sebagai

    guru besar di Universitas tempat dulu ia pernah menimba

    ilmu. Ia memang mengeyam bangku kuliah di Univeritas

    Yale, Universitas swasta yang berada di tanah

    kelahirannya sendiri yakni New Haven, Connecticut,

    USA. Pada 1880, lalu ia mengembangkan perlambangan

    dan aljabar vektor-vektor. Pada 1901, gagasannya ini

    disajikan oleh salah satu mahasiswanya yakni Edwin Bidwell Wilson,

    dalam sebuah buku yang berjudul Vector Analysis.

    Pada akhir tahun 1800-an Gibbs yang juga dimana secara

    terpisah Oliver Heaviside muncul sebagai ilmuwan terkemuka dalam

    analisis vektor. Lalu Gibbs mempublikasikan papernya yang menjadi

    kunci kalkulus vektor modern saat ini pada tahun 1881 yang berjudul

    Element of Vector Analysis. Konsep vektor Gibbs-Heaviside ini

    menyajikan secara lebih gamblang dalam operasi geometrinya. Di awal

    Buku Vector Analysis

    Yale University

  • 7

    papernya Gibbs mengakui bahwa sistem Quarternion dan Grassmann

    berbeda dengan sistem vektor miliknya. Didalam papernya dijelaskan pada

    masing-masing bab sebagai berikut:

    a. Bab 1 mengenai operasi aljabar vektor termasuk penggunaan dot (.) dan

    product () yang kita gunakan saat ini.

    b. Bab 2 menjelaskan dasar turunan dan kalkulus integral dari vektor, fungsi

    posisi ruang geometri atau tensor geometri, di sini juga diulangi notasi

    tensor field grad yang disebut dalam penjelasan quarternion oleh

    penerus Hamilton, Peter Guthri Taits.

    c. Bab 3 menjelaskan fungsi linier vektor yang menjelaskan lebih banyak

    menjelaskan ekspresi notasi dyadic dalam aplikasi fungsi ruang,

    terutama fungsi rotasi.

    d. Bab 4 merupakan tambahan penjelasan dari Bab 2 tentang turunan dan

    integral.

    e. Bab 5 menjelaskan lebih jauh mengenai operasi fungsi dyadic.

    f. Bab 6 menjelaskan analisis bivektor dan operasi bilangan imajiner.

    Tidak cukup sampai disana saja, dalam kimia ia banyak

    memberikan gagasan pada termokimia. Pada 1873, Gibbs menerbitkan

    makalah mengenai perwakilan geometris jumlah termodinamika dalam 2

    seri. Beberapa topik penting yang termasuk dalam makalah lainnya pada

    persamaan yang heterogen termasuk konsep potensial kimia dan energi

    bebas, gagasan Ansambel Gibbs (sebuah pendirian mekanika statistik)

    dan aturan fase Gibbs. Makalah ini mengilhami James Maxwell ini untuk

    menciptakan acuan gips yang mengilustrasikan gagasan Gibbs yang

    kemudian dikirimkannya kepada Gibbs. Sebuah kebanggaan yang sangat

    luar biasa bagi University Of Yale bisa memiliki seorang Josiah Willard

    Gibbs hingga kini. Antara 1876 dan 1878 Gibbs menulis serial makalah

    berjudul On the Equilibrium of Heterogeneous Substances yang

    dianggap sebagai makalah pembuka dalam fisika kimia dan salah satu

    prestasi ilmiah terbesar pada abad ke-19. Dalam makalah ini Gibbs

    menerapkan termodinamika untuk menafsirkan fenomena, hingga akhirnya

  • 8

    ia berhasil menjelaskan dan membuktikan apa yang dahulu pernah banyak

    ilmuwan meragukan dan tidak memberikan tanggapan yang begitu positif.

    Lalu sejak saat itu banyak ilmuwan mengapresiasi hasil pemikiran Gibbs

    mengenai termodinamika ini.

    Josiah Willard Gibbs merupakan

    ilmuwan Amerika Serikat yang sangat kasual

    dalam keilmuannya, sederhana dalam cara,

    ramah dan baik hati dalam pergaulan dengan

    sesama anak buahnya, tidak pernah

    menunjukkan ketidaksabaran, tanpa ambisi

    pribadi atau keinginan sedikit pun untuk

    meninggikan diri, ia pergi jauh untuk mewujudkan cita-cita yang tidak

    egois dari seorang umat Kristiani. Dalam benak orang-orang yang

    mengenalnya, kebesaran prestasi intelektualnya tidak akan menaungi

    keindahan dan martabat hidupnya. Di New Haven ia tinggal di rumah

    masa kecilnya dengan adiknya Julia dan suaminya Addison Van Name,

    yang merupakan pustakawan di University Of Yale. Hingga akhirnya pada

    tanggal 28 April 1903 Gibbs meninggal dunia di New Haven pada usia 64

    dengan obstruksi usus akut. Acara Penghormatan terakhir dilakukan dua

    hari kemudian dirumahnya pada 121 High Street dan jasadnya

    dimakamkan di Cemetery Grove Street.

    3. Sejarah Vektor

    Sebenarnya Gibbs bukanlah satu-satunya ilmuwan yang berjasa

    dalam pengembangan ilmu ini. Vektor sendiri mengalami perjalanan

    panjang sebelumnya akhirnya kita mengenal konsep keilmuan ini. Konsep

    mengenai vektor sendiri begitu sangat tertutup bahkan asal-usulnya pun

    tidak banyak diketahui. Ini sama halnya dengan salah satu karya dari

    Aristoteles yang sekarang hilang, yakni mengenai Mekanika Heron pada

    abad pertama Masehi. Hal ini menjadi penyebab utama Isaac Newton

    menciptakan sebuah karya yang berjudul Principia Mathematica. Dalam

    Principia, Newton mengemukakan vektor secara luas dengan apa yang

  • 9

    sekarang dianggap benar adanya (misalnya, kecepatan, kekuatan), tetapi

    hal ini bukanlah konsep dari sebuah vektor.

    Vektor lahir dalam dua dasawarsa pada abad ke-19 dengan

    gambaran geometris dari bilangan kompleks. Caspar Wessel (1745-1818),

    Jean Robert Argand (1768-1822), Carl Friedrich Gauss (1777-1855), dan

    setidaknya satu atau dua orang lainnya menyatakan bahwa bilangan

    kompleks berfungsi sebagai titik dalam bidang dua dimensi yaitu sebagai

    vektor dua dimensi. Matematikawan dan ilmuwan bekerja sama lalu

    menerapkan bilangan-bilangan baru dalam berbagai cara. Misalnya, pada

    1799 Carl Friedrich Gauss mengungkapkan pentingnya dari bilangan

    kompleks untuk membuktikan teorema dasar aljabar. Pada 1837, William

    Rowan Hamilton (1805-1865) menunjukkan bahwa bilangan kompleks

    dapat dianggap abstrak sebagai pasangan terurut (, ) bilangan real. Ide

    ini merupakan bagian dari langkah matematikawan, termasuk Hamilton

    sendiri. Mereka mencari cara untuk memperluas "bilangan" dua dimensi

    atau tiga dimensi, tetapi dengan tetap mempertahankan sifat-sifat aljabar

    dasar dan bilangan kompleks pada kenyataanya tidak ada yang mampu

    mencapai hal ini.

    Pada 1827, August Ferdinand Mbius menerbitkan sebuah buku

    pendek dengan judul The Barycentric Calculus, dimana ia

    memperkenalkan segmen garis yang diarahkan dan dilambangkan dengan

    huruf abjad. Dalam studinya mengenai pusat gravitasi dan geometri

    proyektif, Mbius mengembangkan aritmatika segmen garis ini dengan

    mengarahkan, menambahkan dan menunjukkan bagaimana untuk

    melipatgandakan segmen garis aritmatika dengan bilangan real. Karena

    pada kenyataannya tidak ada orang lain yang peduli untuk memperhatikan

    betapa pentingnya perhitungan ini.

    Hingga akhirnya Hamilton menyerah untuk mencari sistem

    "bilangan" tiga dimensi tersebut dan sebagai gantinya ia menciptakan

    sebuah sistem empat dimensi yang ia sebut dengan quaternions. Dalam

    catatan pribadinya yang tertulis pada 16 Oktober 1843 ia mengatakan

  • 10

    Alexander Hamilton

    Hari Senin ini adalah hari Dewan Akademi Royal Irlandia. Ketika sedang

    berjalan disepanjang Kanal Royal dan Saya berniat untuk menghadiri

    perayaan hari jadi Dewan Akademi Royal Irlandia. Berawal dari rasa

    putus asa pada akhirnya memberikan saya hasil dengan tidak mengatakan

    secara berlebihan bahwa saya merasakan betapa pentingnya hal ini.

    Sebuah rangkaian listrik tertutup lalu percikan api melintas diatasnya. Saya

    tidak bisa menahan dorongan untuk memotongnya dengan pisau, kita telah

    melewatkan hal itu sebagai sebuah rumus dasar.

    Dalam quaternions Hamilton menulis, = + + + ,

    dimana , , , dan adalah bilangan real. Hamilton menyadari bahwa

    quaternions miliknya terdiri dari dua bagian yang berbeda. Istilah

    pertama, ia disebut skalar dan x, y, z untuk tiga komponen persegi panjang,

    ia merasa dirinya telah terdorong untuk menyatakan lambang trinomial

    serta baris yang mewakili sebuah vektor. Untuk mengembangkan

    quaternions miliknya Hamilton menggunakan rumus dasarnya dimana

    2 = 2 = 2 = = 1, ia pun mengetahui bahwa produk

    miliknya, 12 = 2 1 tidak komutatif.

    Quaternions (1866), secara terperinci

    bukan hanya aljabar quaternions tetapi juga

    bagaimana formula ini dapat digunakan dalam

    geometri. Pada suatu kesempatan, Hamilton

    menulis, Saya harus menegaskan bahwa

    penemuan ini tampaknya menjadi sama

    pentingnya pada pertengahan abad kesembilan

    belas serta sebagai penutupan pada abad ketujuh belas ini juga merupakan

    penemuan yang akan mengalami perubahan secara terus menerus. Dia

    juga memiliki seorang murid yang bernama Peter Guthrie Tait (1831-

    1901) yang pada tahun 1850-an mulai menerapkan quaternions untuk

    masalah listrik dan magnet dan masalah lain dalam fisika. Sampai

    akhirnya pada pertengahan abad ke-19, quaternions mendapatkan reaksi

    keras baik positif maupun negatif dari komunitas ilmiah lain.

  • 11

    Pada waktu yang bersamaan saat dimana Hamilton menemukan

    Quaternions, Hermann Grassmann (1809-1877) juga telah menyusun The

    Calculus of Extension (1844) yang sekarang dikenal dengan judul

    Jermannya yakni Ausdehnungslehre. Pada 1832, Grassmann mulai

    mengembangkan Kalkulus Geometris Baru" sebagai bagian dari studi

    tentang teori pasang surut, dan ia kemudian menggunakan alat ini untuk

    menyederhanakan bagian dari dua karya

    klasik yakni Mekanika Analitik dari Joseph

    Louis Lagrange (1736-1813) dan Mekanika

    Celestial dari Pierre Simon Laplace (1749-

    1827). Dalam Ausdehnungslehre, pertama,

    Grassmann memperluas dari konsep vektor

    yang telah dikenal yaitu dua atau tiga dimensi,

    n, dimensi, ini sangat memperluas ruang daya

    pikir. Kedua bahkan lebih umum, Grassmann mengembangkan banyak

    matriks modern, linear aljabar, vektor dan analisis tensor.

    Sayangnya, Ausdehnungslehre memiliki dua kelemahan akan hal

    itu. Pertama, teorinya sangat abstrak, kurang jelas dalam contoh dan ditulis

    dalam gaya notasi yang terlalu rumit. Bahkan setelah ia memberikan studi

    yang serius, Mbius tidak dapat memahami sepenuhnya. Kedua,

    Grassmann adalah seorang guru sekolah menengah tanpa reputasi ilmiah

    besar (dibandingkan dengan Hamilton). Meskipun karyanya diabaikan,

    Grassmann mempromosikan karyanya pada 1840-an dan 1850-an dengan

    aplikasi untuk elektrodinamika dan geometri kurva dan permukaan, tetapi

    tanpa banyak mendapatkan pengakuan dari publik. Pada tahun 1862,

    Grassmann menerbitkan edisi revisi kedua dari Ausdehnungslehre, tapi itu

    terlalu samar-samar tertulis dan terlalu abstrak untuk matematika pada

    waktu itu, hingga mengalami nasib yang serupa seperti edisi pertama.

    Dalam tahun-tahun terakhir hidupnya, Grassmann berpaling dari

    matematika dan meluncurkan karier penelitian kedua hingga meraih sukses

    dalam ilmu fonetik dan linguistik komparatif. Akhirnya, pada akhir 1860-

    Catatan Quaternions milik Hamilton

  • 12

    an dan 1870-an, Ausdehnungslehre perlahan mulai dipahami dan dihargai,

    sehingga Grassmann mulai menerima beberapa pengakuan yang

    menguntungkan untuk matematika visioner. Edisi ketiga dari

    Ausdehnungslehre diterbitkan pada tahun 1878, setahun setelah itu

    Grassmann pun meninggal dunia.

    Selama pertengahan abad kesembilan belas, Benjamin Peirce

    (1809-1880), seorang matematikawan yang paling menonjol di Amerika

    Serikat, bahkan ia disebut sebagai titisan Hamilton. Peirce adalah seorang

    guru besar matematika dan astronomi di Harvard pada 1833-1880, dan ia

    menulis sebuah sistem besar Mekanika Analitik pada 1855 hingga edisi

    kedua ditulis pada 1872, secara mengejutkan temuannya ini tidak termasuk

    dalam quaternions. Sebaliknya, Peirce memperluas pada apa yang ia sebut

    "keindahan ruang aljabar" dalam menyusun Linear Associative Algebra

    (1870), karya aljabarnya benar-benar abstrak. Padahal kabarnya,

    quaternions telah menjadi subjek favorit Peirce dan ia memiliki beberapa

    siswa yang kemudian menjadi ahli matematika dan yang menulis baik

    pada sejumlah buku maupun catatan subjek lainnya.

    James Clerk Maxwell (1831-1879) adalah pendukung cerdas dan

    kritis pada quaternions. Maxwell dan Peter Guthri Taits adalah warga

    Negara Skotlandia dan pernah belajar bersama di Edinburgh dan di

    Cambridge University, mereka berbagi pengetahuan dalam fisika

    matematika. Dalam apa yang disebut "klasifikasi matematika dari

    kuantitas fisik", Maxwell membagi variabel fisika ke dalam dua kategori,

    skalar dan vektor. Kemudian, dalam hal stratifikasi ini, ia menunjukkan

    bahwa menggunakan quaternions dibuat transparan analogi matematika

    dalam fisika yang telah ditemukan oleh Lord Kelvin (William Thomson

    Sir, 1824-1907) antara aliran panas dan distribusi gaya elektrostatik.

    Namun dalam catatan-catatannya dan terutama dalam Treatise on

    Electricity and Magnetism (1873) Maxwell menekankan pentingnya apa

    yang ia sebut sebagai "ide quaternions atau doktrin vektor" sebagai metode

    matematika sebuah metode berpikir. Pada saat yang sama, dia

  • 13

    menunjukkan sifat homogen dari produk quaternions, dan ia mengingatkan

    para ilmuwan dari menggunakan "metode quaternions" dengan rincian

    yang melibatkan tiga komponen vektor. Pada dasarnya, Maxwell

    menunjukkan analisis murni vektor.

    William Kingdon Clifford (1845-1879) menyatakan kekaguman

    yang mendalam pada Ausdehnungslehre milik Grassmann yang ia sebut

    sebgai langkah lebih dari quaternions. Dalam Elements of Dinamis

    (1878), Clifford membagi produk dari dua quaternions menjadi dua produk

    vektor yang sangat berbeda, yang disebut produk skalar (sekarang dikenal

    sebagai dot product) dan produk vektor (hari ini kita menyebutnya cross

    product). Untuk analisis vektor, ia menegaskan "keyakinan prinsip-prinsip

    yang akan memberikan pengaruh besar terhadap masa depan ilmu

    matematika. Meskipun elemen dinamis berada pada urutan pertama dari

    catatan-catatannya, Clifford tidak pernah memiliki kesempatan untuk

    mengejar ide-ide ini karena ia meninggal pada usia muda.

    Perkembangan aljabar vektor dan

    analisis vektor seperti yang kita kenal

    sekarang ini pertama kali terungkap pada

    sebuah catatan luar biasa yang ditulis

    oleh J. Willard Gibbs. Gibbs

    mendapatkan prestasi ilmiah utamanya

    berada dalam fisika, yaitu termodinamika. Maxwell sangat mendukung

    pekerjaan Gibbs dalam termodinamika, terutama presentasi geometris hasil

    Gibbs itu. Gibbs diperkenalkan ke quaternions ketika ia membaca risalah

    Maxwell tentang Listrik dan Magnet, dan Gibbs juga belajar Grassmann

    Ausdehnungslehre. Dia menyimpulkan bahwa vektor akan memberikan

    alat yang lebih efisien untuk karyanya dalam fisika. Jadi, mulai tahun

    1881, Gibbs mencetak catatan pribadinya mengenai analisis vektor untuk

    murid-muridnya, yang didistribusikan secara luas bagi para sarjana di

    Amerika Serikat, Inggris, dan Eropa. Buku pertama pada analisis vektor

    modern di Inggris adalah Analisis Vektor (1901), catatan Gibbs disusun

  • 14

    kembali oleh salah satu mahasiswa pascasarjana terakhirnya, Edwin B.

    Wilson (1879-1964). Ironisnya, Wilson menerima pendidikan sarjananya

    di Harvard tempat ia belajar tentang quaternions dari dosennya, James

    Mills Peirce (1834-1906), salah satu putra dari Benjamin Peirce. Buku

    Gibbs dan Wilson ini dicetak ulang dalam edisi singkat pada tahun 1960.

    Kontribusi lain dengan pemahaman modern dan penggunaan vektor dibuat

    oleh Jean Frenet (1816-1990). Frenet memasuki cole Normale Superieure

    pada tahun 1840, kemudian belajar di Toulouse dimana ia menulis tesis

    doktornya pada tahun 1847. Tesis Frenet mengandung teori kurva ruang

    dan berisi rumus yang dikenal sebagai formula Frenet-Serret. Frenet hanya

    memberikan enam formula sementara Serret memberikan sembilan. Frenet

    menerbitkan informasi ini dalam Journal De Mathmatique Pures Et

    Appliques pada tahun 1852. Pada 1890-an dan dekade pertama abad

    kedua puluh, Tait dan beberapa orang lainnya mencemooh vektor dan

    membela quaternions sementara banyak ilmuwan lain dan matematikawan

    merancang metode vektor mereka sendiri. Oliver Heaviside (1850-1925),

    seorang ahli fisika otodidak yang sangat dipengaruhi oleh Maxwell. Dalam

    makalah dan teori elektromagnetik (tiga jilid, 1893, 1899, 1912) ia

    menyerang quaternions dan mengembangkan analisis vektor sendiri.

    Heaviside telah menerima salinan catatan Gibbs dan ia berbicara sangat

    berlebihan dalam memperkenalkan teori Maxwell tentang listrik dan

    magnet ke Jerman (1894), metode vektor dan beberapa buku tentang

    analisis vektor dalam bahasa Jerman yang menganjurkan untuk diikuti.

    Hingga pada akhirnya metode vektor ini mulai disebarluaskan pada

    beberapa negara misalnya diperkenalkan ke Italia pada 1887, 1888, 1897,

    Rusia pada 1907, dan Belanda (1903).

    D. Kesimpulan

    Besaran dalam fisika dibedakan menjadi besaran vektor dan

    besaran skalar. Besaran vektor adalah suatu besaran yang mempunyai nilai

    dan arah, contoh: gaya, tekanan, kecepatan, percepatan, momentum dan

    sebagainya. Besaran skalar adalah suatu besaran yang mempunyai nilai

  • 15

    tetapi tidak mempunyai arah, contoh: suhu, volume, massa, dan

    sebagainya. Pada besaran skalar berlaku operasi-operasi aljabar, tetapi

    pada besaran vektor operasi-operasi aljabar tidak berlaku. Penulisan

    besaran vektor secara internasional disepakati dengan tanda panah di atas

    lambang atau dicetak tebal sedangkan untuk besaran skalar dicetak biasa.

    Disamping hal ini, besaran vektor digambarkan dengan anak panah.

    Panjang anak panah menyatakan nilai besar vektor, sedangkan arah mata

    panah menyatakan arah vektor. Ekor dari panah disebut titik pangkal

    vektor dan ujung panah disebut titik ujung vektor.

    Ilmuwan yang pertama kali mengemukakan konsep vektor adalah

    Josiah Willard Gibbs. Pada abad 18 Josiah Willard Gibbs dilahirkan di

    New Haven, Connecticut, USA pada 11 Februari 1839 hingga akhirnya

    meninggal pada 28 April 1903 dikota yang sama. Josiah Willard

    Gibbs adalah ilmuwan Amerika Serikat yang sangat kasual dalam

    keilmuannya. Gibbs banyak bekerja sendirian mengutak atik dasar teoritis

    sambil mengajar, dan baru serius mempublikasikan karyanya pada umur

    34 tahun. Kemudian perhatian Gibbs mulai fokus di bidang termodinamik

    dan apa yang dia sebut statistical mechanics. Dari pekerjaannya inilah dia

    mempublikasikan apa yang sekarang kita pelajari sebagai kalkulus vektor

    modern. Selain itu Gibbs adalah fisikawan dan matematikawan yang

    banyak menymbangkan gagasan teoretis termodinamika kimia sedangkan

    dalam matematika, ia menyumbangkan gagasan analisis vektor.

    Disamping sebagai matematikawan ia penemu analisis vektor, Gibbs

    adalah orang pertama di Amerika Serikat yang menerima gelar Ph.D

    dalam teknik mesin di University of Yale. Wisudawan University of Yale

    ini juga pernah menuntut ilmu di Paris, Berlin, dan Heidelberg hingga

    akhirnya ia ditawari jabatan guru besar di Universitas tempat ia menuntut

    ilmu dulu. Pada 1880, ia mengembangkan perlambangan dan

    aljabar vektor-vektor. Pada 1901, gagasannya disajikan oleh salah

    satu mahasiswanya yakni EB. Wilson, dalam sebuah buku yang

    berjudul Vector Analysis.

  • 16

    Terlepas dari berbagai macam polemik yang terjadi dalam

    pengembangan metode vektor ini di masa lalu, kita tetap harus menghargai

    apa yang telah menjadi sebuah temuan atau karya yang luar biasa ini.

    Tidak ada hal yang lebih bijak rasanya untuk sebuah ilmu yakni dengan

    mempelajari serta memahaminya dengan baik karena pada dasarnya tidak

    ada satu pun orang yang berhak mencegah untuk seseorang mempelajari

    sebuah displin ilmu begitu juga halnya dengan vektor ini.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Alatas, Husin. Fisika Matematika Edisi I. Bogor: Bagian Fisika Teori Departemen

    Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut

    Pertanian Bogor.

    IPA 3 Sanmar. (2013). Aplikasi Vektor Satuan dalam Kehidupan Sehari-hari.

    [online]. Tersedia: http://ipa3sanmar.blogspot.com/2013/09/aplikasi-

    vektor-satuan-dalam-kehidupan.html. [8 Januari 2013]

    Karyono. (2009). Fisika Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: CV. Sahabat

    Mahmudah, Siti. (2012). Sejarah Matematika. [online]. Tersedia:

    http://sitimahmudah01.blogspot.com/2012/11/sejarah-

    matematika.html. [8 Januari 2013]

    Pratama, Verziey Yudha. (2010). Kisah Sejarawan Matematika. [online].

    Tersedia: http://verzieyudha.blogspot.com/2010/01/kisah-sejarawan-

    matematika.html. [8 Januari 2013]

    Tim Matematika Teknik Mesin Universitas Brawijaya. (2003). Diktat Analisis

    Vektor. Malang: Fakultas Teknik Mesin Universitas Brawijaya

  • BIODATA PENULIS

    Nama Lengkap : Eldi Andiwinata

    NPM : 112151133

    Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Jurusan / Program Studi : Pendidikan Matematika

    Tempat Lahir : Ciamis

    Tanggal Lahir : 05 Januari 1993

    Agama : Islam

    Jenis Kelamin : Pria

    Tempat Tinggal Asal : Desa Sukaresik Kec. Sidamulih Kab. Pangandaran

    Alamat Lengkap Sekarang : Gunung Roay 2 Kel. Kahuripan Kec.Tawang

    Kota Tasikmalaya