12
BAB I Radio Republik Indonesia Radio Republik Indonesia merupakan Lembaga Penyiaran Publik milik bangsa Indonesia didirikan pada tanggal 11 September 1945. Radio Republik Indonesia sampai tahun 2009 memiliki 59 stasiun penyiaran tersebar di seluruh Indonesia serta ditambah 1 stasiun penyiaran Siaran Luar Negeri yang dikenal dengan Voice Of Indonesia. Pada sebuah stasiun penyiaran RRI di kota besar biasanya terdapat 4 programa antara lain PRO1, PRO2, PRO3 dan PRO4. Segmentasi PRO1 Ragam Musik dan Informasi, PRO2 Gaya Hidup, PRO3 Jaringan Berita Nasional, PRO4 Pendidikan dan Budaya, sedangkan Voice Of Indonesia siaran luar negeri yang coverage areanya mencakup Eropa, Timur Tengah, Afrika, Asia Pasifik, Australia, dan Amerika. SEKILAS SEJARAH RADIO REPUBLIK INDONESIA BANDUNG Radio komunikasi pertama di Nusantra bermula dari Bandung pada 2 Mei 1923. J.G. Prins seorang ahli teknik berkebangsaan Belanda dan kawan-kawannya memprakarsai pembuatan Studio Pemancar Radio. Siaran perdananya mulai dapat didengar oleh warga Bandung pada 8 Agustus 1926.

sejarah RRI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: sejarah RRI

BAB I

Radio Republik Indonesia

Radio Republik Indonesia merupakan Lembaga Penyiaran Publik milik bangsa

Indonesia didirikan pada tanggal 11 September 1945. Radio Republik Indonesia sampai

tahun 2009 memiliki 59 stasiun penyiaran tersebar di seluruh Indonesia serta ditambah 1

stasiun penyiaran Siaran Luar Negeri yang dikenal dengan Voice Of Indonesia. Pada

sebuah stasiun penyiaran RRI di kota besar biasanya terdapat 4 programa antara lain

PRO1, PRO2, PRO3 dan PRO4. Segmentasi PRO1 Ragam Musik dan Informasi, PRO2

Gaya Hidup, PRO3 Jaringan Berita Nasional, PRO4 Pendidikan dan Budaya, sedangkan

Voice Of Indonesia siaran luar negeri yang coverage areanya mencakup Eropa, Timur

Tengah, Afrika, Asia Pasifik, Australia, dan Amerika.

SEKILAS SEJARAH RADIO REPUBLIK INDONESIA BANDUNG

Radio komunikasi pertama di Nusantra bermula dari Bandung pada 2 Mei

1923. J.G. Prins seorang ahli teknik berkebangsaan Belanda dan kawan-kawannya

memprakarsai pembuatan Studio Pemancar Radio. Siaran perdananya mulai dapat

didengar oleh warga Bandung pada 8 Agustus 1926. Studio Pemancar Radio

tersebut diberi nama De Bandoengsche Radio Vereniging yang dibangun oleh

Percetakan Corking. Siaran Radio ini dapat didengar di seluruh wilayah Priangan.

Pemerintah Hindia Belanda mendirikan Radio Siaran pertama pada 16 Juni

1925 dengan nama Bataviase Radio Vereniging (BRV) di Batavia. Tahun-tahun

selanjutnya bermunculan radio-radio siaran seperti Nederlandsch Indische Radio

Omroep Mij (NIROM) di Batavia, Bandung dan Medan. Solosche Radio Vereniging

(SRV) di Surakarta. Matamase Vereniging Voor Radio Omroep (MAVRO) di

Yogyakarta. Vereniging Oosterse Radio Luistaraars (VORL) di Bandung dan

Page 2: sejarah RRI

masih banyak lagi Radio Saiaran lainnya baik yang dikelola oleh warga pribumi

maupun Pemerintah Hindia belanda di berbagai kota besar di Indonesia.

Diantara sekian banyak satasiun penyiaran radio tersebut, NIROM adalah

yang terbesar dan terlengkap, hal tersebut disebabkan mendapat bantuan penuh

dari Pemerintah Hindia Belanda. Dalam perkembangannya NIROM maju dengan

pesat karena mendapat keuntungan besar dalam bidang keungan yang diambil dari

pajak radio. Keberadaan NIROM pada dasarnya adalah untuk memperkukuh

penjajahan Hindia Belanda di Indonesia, karenanya lahirlah radio-radio siaran

yang dikelola oleh kaum probumi untuk melawan hegemoni siaran NIROM.

Sebagai pelopor berdirinya Radio Siaran Pribumi yang disebut Radio

Ketimuran tercatat adalah Solosche Radio Vereniging (SRV) yang didirikan 1 April

1933 oleh Ir. Sarsito Mengunkusumo dengan dukungan penuh dari Mengkunegoro

ke 7 . Setelah berdirinya SRV berdirilah radio-radio lainnya yang dikelola oleh

kaum pribumi di beberapa kota besar di Hindia Belanda termasuk di Bandung.

Pada tahun 1936 ada kabar bahwa Radio Pemerintah Hindia Belanda

(NIROM) akan menguasai seluruh Radio Ketimuran yang tujuannya adalah untuk

melemahkan radio yang dikelola kaum pribumi dan untuk mematikan Radio

Siaran Ketimuran.

Memanggapi hal tersebut di atas, maka pada 29 Maret 1937 di Bandung

diselenggarakan pertemuan antar wakil penyelenggara Radio Siaran Ketimuran,

pertemuan itu terselengara atas usaha anggota Volksraad, Mr. Soetardjo

Kartohadikoesoemo dan Ir. Sarsito Mangunkusumo yang dihadiri pula oleh utusan

dari Batavia, Solo, Yogyakarta, Surabaya dan utusan dari Bandung. Pertemuan

tersebut menghasilkan kesepakatan untuk mendirikan Perserikatan Perkumpulan

Radio Ketimuran (PPRK) yang berkedudukan di Batavia dengan ketua terpilih

Mr. Soetardjo Kartohadikoesoemo.

Page 3: sejarah RRI

PPRK yang bertujuan untuk memajukan kesenian dan kebudayan pribumi

baru disyahkan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada 30 Juli 1940. Pemerintah

Hindia Belanda menyerahkan segala urusan Radio Ketimuran dari NIROM kepada

PPRK walaupun secara teknis masih tetap diatur oleh Pemerintah Hindia

Belanda.. Ketika Jerman menduduki negeri Belanda dalam perang dunia ke 2

tahun 1940, sikap Pemerintah Hindia Belanda menjadi lunak yang pada akhirnya

PPRK bisa menyelenggarakan siaran perdananya secara mandiri pada 1 November

1940. Perkembangan siaran radio selama penjajahan Belanda berakhir pada 1

Maret 1942.

Pemerintah Hindia Belanda sebelum menyerah kepada Jepang pada

8 Maret 1942, terlebih dahulu menghancurkan seluruh peralatan radio yang

dimiliknya agar tidak bisa digunakan oleh Jepang. Selama kurun waktu

penjajahan Jepang semua siaran yang berstatus swasta dimatikan, kemudian

muncul radio radio pendudukan Pemerintah Jepang yang berkedudukan di

Batavia dengan nama HOSO KANRI KYOKU dengan cabang-cabangnya yang

berada di Bandung, Purwokerto, Yogyakarta, Semarang, Surakarta, Malang dan

Surabaya yang diberi nama HOSO KYOKU. Radi-radio ini digunakan sebagai alat

propaganda kepentingan militer Jepang.

Ketika Jepang menduduki Indonesia , semua pesawat radio penerima

disegel dengan maksud rakyat Indonesia tidak bisa nedengarkan siaran radio dari

luar negeri. Namun dengan sembunyi-sembunyi dan berkat usaha para pemuda

Indoensia yang bekerja di HOSO KYOKU sebagian rakyat tetap masih bisa

mendengarkan siaran-siaran dari luar negeri. Ketika bom atom dijatuhkan di

Hirosima dan Nagasaki yang disusul dengan Jepang menyerah kepada sekutu,

kabar itu pun sampai kepada rakyat Indonesia melalui siaran radio Inggris di

London pada tanggal 14 Agustus 1945.

Mengetahui Jepang telah bertekuklutut pada Sekutu, bangkitlah semangat

pemuda pejuang dan rakyat Bandung untuk merebut radio siaran Jepang agar

Page 4: sejarah RRI

dapat digunakan atau dijadikan alat siaran dalam rangka melanjutkan perjuangan

menuju Indonesia Merdeka. Mereka menganggap ini adalah sauatu kesempatan

untuk mempengaruhi khalayak pendengar agar bangkit bersatu-padu melepaskan

diri dari belenggu penjajahan Jepang.

Tokoh politik pada waktu itu Otto Iskandardinata yang selalu mengisi acara

dan sering berpidato di Bandung HOSO KYOKU terus membina semangat juang

para pemuda yang bekerja di bidang komunikasi dan sekali gus memberikan

informasi tentang situasi politik dalam dan luar negeri pada saat itu, hal ini telah

melahirkan antusiasme para pemuda Bandung yang kemudian membentuk Badan

Kerja Sama dengan karyawan SEDENDU (Jawatan Penerangan pada saat itu),

termasuk dengan media cetak antara lain Surat Kabar Tjahaja dan Domei., badan

kerjasama ini disebut dengan SENDORA. Organisasi inilah yang secara matang

merencanakan perebutan dan pengambilalihan Bandung HOSO KYOKU dari

Pemerintah Jepang dan menjadikannya sebagai alat perjuangan bagi Bangsa

Indonesia..

Terhitung 11 Agustus 1945 penguasa Jepang memerintahkan agar seluruh

radio menghentikan operasional siarannya, namun Bandung HOSO KYOKU baru

menghentikan siaranya pada 15 Agustus 1945 Dalam rangka pengambilalihan .

Bandung HOSO KYOKU, dibentuklah suatu organisasi penyiaran yang secara

musyawarah disetujui Sam Kawengkeh sebagai Pimpinan Umum, R.A. Darya

sebagai Pimpinan Siaran, R. Herman Gandasomantri sebagai Pimpinan Tata Usaha

dan Bambang Sumiskun sebagap Pimpinan Teknik.. Organisasi ini pula yang

bertugas untuk meningkatkan koordinasi dengan para pejuang radio di Jakarta

untuk mempersiapkan Call Sign, Tune Pembuka dan lain-lain yang berkaitan

dengan radio siaran.

Sealama masa persiapan para pimpinan SENDORA meningkatkan

koordinasi dengan para pejuang radio di Jakarta terutama dalam kaitannya

Page 5: sejarah RRI

rencana penyiaran proklamasi kemerdekaan yang sudah menjadi issue yang hangat

pada saat itu. Dari kontak dengan para pejuang di Jakarta dadapat informasi

bahwa Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia akan dikumandangkan oleh

Bung Karno dan Bung Hatta pada 17 Agustus 1945 dari halaman depan gedung di

Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta. Rencana penyiaran peristiwa

bersejarah itu akan dilakukan oleh para pejuang radio melalui radio siaran bekas

HOSO KYOKU Jakarta dan akan direlay oleh Radio Bandung dengan

menggunakan saluran modulasi milik jawatan PTT dengan pemancar berkekuatan

100 kilo watt.

Menjelang saat pembacaan Proklamasi pada 16 Agustus 1945 Radio HOSO

KYOKU di jakarta dijaga ketat oleh tentara Jepang sehingga tidak meungkin

dilakukan penyiaran secara langsung pembacaan teks Proklamasi oleh Bung

Karno. Sedangkan di Bandung pada saat yang sama terjadi peristiwa heroik yang

dilakukan oleh para pemuda pejuang radio yang berhasil merebut dan mengambil

alih studio dan pemancar radio Bandung HOSO KYOKU dari tangan tentara

Jepang.

Dalam mengantisipasi keadaan pada saat itu agar teks proklamasi dapat

disiarkan langsung dari Bandung, para pejuang radio Bandung berusaha

mengirimkan utusan yang terdiri dari Sukiyun dan Mislan ke Pengangsaan Timur

guna mnyadap suara Bung Karno dengan menggunakan telephone yang akan

diteruskan ke Radio Bandung di Jln. Tegallega No. 14 untuk dipancarluaskan oleh

Radio Bandung, namun usaha itu mengalami kegagalan karena ketatnya penjagaan

tentara Jepang dan diputusnya saluran telephone oleh tentanra Jepang.

Radio Siaran Jakarta dijaga ketat oleh tentara Jepang sehingga tidak

memungkinkan siaran pembacaan teks proklamasi disiarkan langsung, maka

Kepala Siaran Radio Jakarta, Muin yang memiliki teks naskah proklamasi

mengambil inisiatif mengirimkan teks proklamsi tersebut ke Radio Siaran Bandung

Page 6: sejarah RRI

melalui kurir untuk dipancarluaskan melalui Siaran Radio Bandung. Pukul 17.00

sore teks tersebut di terima oleh R.A. Darja pimpinan Siaran Radio Bandung.

Pada sore hari, 17 Agustus 1945 Radio Jakarta berhasil menyiarkan teks

proklamasi kemerdekaan RI hanya dengan kekuatan pemancar 1 kilo watt, tentu

saja tidak mampu menjangkau wilayah yang luas apa lagi untuk pendengar di luar

negeri.

Dunia mendengar Indonesia Merdeka dari Radio Bandung, ini adalah

kejadian paling bersejarah berlangsung pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 19.00

pada hari Jumat. Dunia digemparkan oleh pekik kemerdekaan yang

berkumandang dari Radio Bandung” Disini Bandung, Siaran Radio Republik

Indonesia”begitulah suara penuh keyakinan dan keberanian dari R.A.Darya

dengan kalimat tersebut mengawali siaran Radio Bandung. Kalimat ini diilhami

oleh BBC London, yang disesuaikan dengan kemungkinan bentuk Negara

Indonesia yang mengarah kepada republik pada saat itu, dan dengan demikian

Radio Bandunglah yang pertama menyatakan diri sebagai Radio Republik

Indonesia.

Tepat pukul 19.00 Waktu Jawa, berkumandanglah lagu kebangsaan

Indonesia raya, disusul suara penyiar R.A.Darya yang penuh wibawa mengucapkan

”Disini Bandung, Radio Republik Indonesia” dilanjutkan oleh Sakti Alamsjah

yang membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

” Proklamasi, kami bangsa Indonesia , dengan ini menyatakan kemerdekaan

Indonesia. Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain,

diselenggarakan dengan seksama dan dalam waktu sesingkat-singkatnya. Jakarta

tujuh belas bulan delapan tahun 1945. Atas nama bangsa Indonesia; Soekarno-

Hatta ”

Suara Sakti Alamsjah tersebut terpancar oleh siaran Radio Bandung melalui

dua pemancar bekas Hoso Kyoku dan empat pemancar lainnya milik Jawatan Pos,

Page 7: sejarah RRI

Telephon dan Telegraf (PTT) pada gelombang pendek 124 meter, 109 meter, 19

meter dan 31 meter dengan kekuatan pemancar 10 kilo watt dan 100 kilo watt.

(Bahan diambil dari berbagai sumber)

GAPURA

RADIO REPUBLIK INDONESIA

BANDUNG

Wilujeng Sumping………..

Dengan bangga kami datang ke ruang anda melalui web ini

Inilah komitmen kami sebagai sebuah Lembaga Penyiaran Publik

Kami akan menjadi bagian dari hari-hari anda

Karena anda adalah roh kehidupan kami

Memenuhi hasrat bermedia

Page 8: sejarah RRI

Kami hadirkan 4 Programa Siaran yang berbeda

Pro 1 Jujur dan Menghibur

Pro 2 Smart & Cheerful

Pro 3 Jaringan Berita Nasional

Pro 4 Bingkai Budaya Nusantara

Baca dan dengar beritanya

Nikmati alunan musiknya

Berpadu dalam sebunah harmoni

Radio Republik Indonesia Bandung

Jabat salam dari Kota Kembang Bandung

VISI dan MISI

MISI

Menjadikan RRI Sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang Independen, Netral, Mandiri

dan Profesional

MISI

Melaksanakan kontrol sosial

1. Mengembangkan jati diri & budaya bangsa

2. Memberikan pelayanan informasi pendidikan, & hiburan kepada semua lapisan

masyarakat di seluruh Indonesia

3. Mendukung terwujudnya kerjasama & saling pengertian dengan negara – negara

sahabat khususnya & dunia internasional pada umumnya

4. Ikut mencerdaskan bangsa & mendorong terwujudnya masyarakat informasi

5. Meningkatkan kesadaran bermasyarakat, berbangsa, & bernegara yang demokratis &

berkeadilan serta menjunjung tinggi supremasi hukum & HAM

6. Merekatkan persatuan & kesatuan bangsa

Page 9: sejarah RRI