93
MODUL PERKULIAHAN MATA KULIAH : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM OLEH ADEN WIJAYA, S.Pd.I,.M.M. SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN 2020

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

MODUL PERKULIAHAN

MATA KULIAH : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

OLEH

ADEN WIJAYA, S.Pd.I,.M.M.

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN

2020

Page 2: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

MATA KULIAH : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JUMLAH SKS : 2 SKS

PERTEMUAN KE : 2

MATERI : MANUSIA, ALAM SEMESTA DAN AGAMA

NAMA DOSEN : ADEN WIJAYA, S.Pd.I.,M.M.

NIDN : 0415099302

Dosen Mata Kuliah

ADEN WIJAYA, S.Pd.I.,M.M.

NIDN. 0415099302

Ketua Program Studi

SUARIFQI DIANTAMA, S.Pd.M.Pd.

NIDN. -0405019101

Page 3: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

PERTEMUAN 1

MANUSIA, ALAM SEMESTA DAN AGAMA

A. Tujuan Pembelajaran

Mahasiswa mampu memahami pengertian dari Manusia, Alam Semesta dan Agama

B. Isi Materi

a. Manusia dan Alam Semesta Perkembangan tentang penciptaan alam semesta banyak diutarakan oleh para

pakarasal Yunani dengan teori spekulasinya seperti Thales (625 – 546 SM) Bahwa alam

raya ini berasal dari air. Menurutnya air adalah pokok pangkal dari segala sesuatu yang

ada sesuatu yang ada dan akan berakhir kepada air pula. Anaximandros (610-547 SM)

salah satu murid Thales, mengemukakan pendapat yang berbeda dengan gurunya, ia

menyatakan alam ini berasal dari sesuatu yang bernama “ apeiron” yaitu sesuatu yang

tidak dapat dirupakan dengan apapun yang ada di alam raya ini. Anaximenes ( 585 –

528 SM) Mengembangkan pemikiran Anaximandros dengan menjelaskan bahawa asal

alam raya ini adalah satu dan tidak terhingga, yaitu udara. Sementara Heraklitos (540 –

480 SM) Mengembangkan bahwa unsur asal alam raya ini adalah api yang memiliki sifat

dinamis karenanya alam tidak tetap dan terus bergerak. Sebaliknya, maka

Permenindes (540 SM) Menyatakan alam raya ini serba tetap sedangkan yang bergerak

itu hanyalah penglihatan hasil tipuan panca indra. Sedangkan Menurut Empledokles

(490 – 430 SM) memadukan pendapat diatas bahwa asl alam raya ini terdiri dari empat

unsur yaitu unsur udara, api, air dan tanah yang masing-masing memiliki sifat dingin,

panas, basah dan kering. Makan pemikiran Empledokles ini mempengaruhi pemikiran

para filsafat sampai abah ke 18. Sampai abad ke 19 sejalan dengan perkembangan ilmu

pengetahuan maka pembuktian alam raya ini dibuktikan secara faktual. Para pakar ilmu

fisika pada abad ke 20 mengutarakan bahwa alam semesta tercipta dari ketiadaan

sebagai akibat goncangan vakum yang membuatnya mengandung energi yang sangat

tinggi dalam singularitas yang tekanannya negatif. Vakum ini menimbulkan dorongan

eksplosif keluar dari singularitas. Ketika adalam mulai mendingin karena ekspansinya

sehingga suhunya merendah melewati 1000 triliun derajat dan seluruh kosmos

Page 4: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

terdorong membesar dengan kecepatan luar biasa. Ekspansinya yang luar biasa ini

enimbulkan kesan seolah-olah alam ini di gelembungkan dengan tiupan dahsyat yang

dikenal dengan gejala inflasi. Dan proses inflasi ini kemungkinan terjadi tidak hanya

satu alam saja tetapi beberapa alam yang mempunyai hukum tersendiri.

Kehadiran manusia yang pertama tidak terlepas dari asal-usul dari kehidupan di

alam semesta ini. Menurut ilmu pengetahuan asal manusia tidak bisa dipisahkan

dengan teori spesis baru yang berasal dari spesis lain sebelumnya melalui proses

evolusi. Teori ini diutarakan oleh Darwin pada abad 19.

Adapun evolusi manusia menurut ahli paleontologi berdasarkan tingkat

evolusinya dibagi pada empat kelompok:

Pertama, Tingkat pra manusia, fosilnya ditemukan di Johanesburg Afrika Selatan

Tahun 1924 dinamai fosil Australopithecus.

Kedua, Tingkat manusia kera, posilnya ditemukan di solo pada tahun 1891 disebut

pithecantropus erectus.

Ketiga, Manusia purba, yaitu tahap yang lebih dekat dengan manusia moderen yang

sudah digolongkan kepada genus yang sama. Yaitu homo walaupun spesiesnya

dibedakan. Fosil jenis ini ditemukan di Neander, karena itu disebut neanderthalesis dan

kerabatnya ditemukan di Solo maka disebut Soloensis.

Keempat, Manusia modern atau Homo sapiens yang telah pandai berfikir

menggunakan otak dan nalarnya.

b. Pandangan Islam Tentang Alam

Tentang penciptaan asal mula alam menurut pandangan islam ialah prosesnya

bertahap sesuai dengan firman Allah SWT surat Hud ayat :7:

Artinya : Dan dialah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari,

adapun arasy-Nya telah tegak pada air untuk menguji siapa diantara kalian yang lebih

tinggi amalnya. ( Q.S. Hud 11:7).

Page 5: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

Penjelasan dalam kitab tafsir jalalain karya Iman Jalaluddin As-Suyuthi dan Imam Al-

Mahalli.

Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari) yang permulaannya

adalah hari Ahad dan berakhir pada hari Jumat (dan adalah Arasy-Nya) sebelum diciptakan langit

dan bumi (di atas air) yaitu berada di atas angin (agar Dia menguji kalian) lafal liyabluwakum

berta'alluq kepada lafal khalaqa artinya, Allah menciptakan langit dan bumi beserta isinya yaitu

berupa manfaat-manfaat dan maslahat-maslahat bagi kalian untuk menguji kalian (siapakah di

antara kalian yang lebih baik amalnya) artinya yang lebih taat kepada Allah.

Namun sebagian ulama menyatakan bahwa istilah enam hari (Sittatu ayyam)

bukanlah enam hari dalam arti sebenarnya sebagaimana perhitungan manusia melainkan

enam masa atau enam periode sebagaimana terdapat dalam kitab tafsir Ibnu Katsir. Dari

penafsiran ini maka timbulah perbedaan penafsiran dalam memahami ayat-ayat berkaitan

dengan alam ini.

Pada abad ke 20 para pakar fisika muslim mulai memahami ayat-ayat yang

berkaitan dengan alam semesta ini. Menurut mereka Al-Quran telah menjabarkan konsep

dasar tentang alam raya ini. Sebagaimana terdapat dalam firman Allah :

Artinya:” sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya malam

dan siang, terdapat tanda-tanda kebesar Allah bagi orang-orang yang berakal (Q.S. Ali

Imran:190).

Menurut Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

menyatakan:

Demikian juga keajaiban-keajaiban yang ada pada keduanya, seperti besarnya,

luasnya, teraturnya peredaran benda yang beredar dan lain sebagainya. Semua ini

menunjukkan keagungan Allah, keagungan kerajaan-Nya dan menyeluruhnya kekuasaan-

Nya. Tertib dan teraturnya ciptaan Allah, demikian juga rapi dan indahnya menunjukkan

kebijaksanaan Allah dan tepat-Nya serta luas ilmu-Nya. Terlebih dengan manfaat bagi

makhluk yang ada di dalamnya terdapat dalil yang menunjukkan keluasan rahmat-Nya,

meratanya karunia dan kebaikan-Nya, dan semua itu menghendaki untuk disyukuri. Semua

itu juga menunjukkan butuhnya makhluk kepada khaliqnya dan tidak pantas Penciptanya

Page 6: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

disekutukan. Di dalam ayat ini terdapat anjuran untuk memikirkan alam semesta,

memperhatikan ayat-ayat-Nya dan merenungkan ciptaan-Nya

Sedangkan dalam tafsir Al-Wajiz karya Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili bahwa:

menjelaskan Sesungguhnya tentang kejadian langit dan bumi dan perlisihan malam dan

siang itu, ada beberapa tanda-tanda bagi orang-orang yang mempunyai fikiran.

Kemudian dalam surat al-anbiya ayat : 30:

Artinya: Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit

dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara

keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah

mereka tiada juga beriman? ( Q.S.AL-anbiya :30).

Menurut afsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah

pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas

Islam Madinah. Menjelasksan.

Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui) Yakni tidakkah mereka

memikirkan dan mengetahui. (bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah

suatu yang padu) Terdapat pendapat mengatakan yang dimaksud adalah bahwa dahulu

langit-langit hanyalah satu kemudian dipisahkan; begitu juga bumi-bumi. Pendapat lain

mengatakan bahwa dahulu langit dan bumi merupakan benda yang satu yang saling

menempel. ( kemudian Kami pisahkan antara keduanya) Yakni Kami pisahkan keduanya.

(Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup) Yakni Kami hidupkan seluruh

makhluk hidup dengan air yang Kami turunkan dari langit atau dengan air yang di lautan.

Hal ini meliputi hewan-hewan dan tumbuh-tumbuhan. Dan maknanya adalah air

merupakan sebab kehidupan segala makhluk hidup yang ada di bumi. (Maka mengapakah

mereka tiada juga beriman?) Padahal tanda-tanda dari Allah telah cukup untuk menjadikan

mereka beriman.

Kemudian dalam surat Adz-Dzariyat: 47:

Page 7: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

Artinya: Dan langit (sama) itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami

benar-benar berkuasa ( Q.S. Adz-Dzariyat:47).

Pada masa lalu “ sama” diartikan langit, digambarkan sebagai halnya bola besar

yang berputar pada sumbunya dan pada dindingnya menempel bintang-bintang. “Ardh”

atau bumi adalah tempat datar yang dikurung bola langit itu. Namun penafsiran demikian

tidak dapat dipertahankan terus, karena sama sekali tidak didasari argumentasi dan

penalaran yang kuat. Menurut Prof. Baiquni ilmuan fisika muslim menyebutkan bahwa

“sama” tidak diartikan bola raksasa melainkan ruang alam yang didalamnya terdapat

bintang –bintang, galaksi-galaksi, dan lain-lainnya. Secara eksperimental dapat dibuktikan

bahwa ruang dan waktu adalah satu kesatuan. “ Ardh” diartikan sebagai istilah materi,

yaitu bakal bumi yang sudah ada sesaat setelah Allah menciptakan jagat raya.

Dalam surat Al-Mulk ayat 3 :

Artinya: Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? ( Q.S. AL-Mulk:3).

Dalam surat Ar-Rum ayat 22:

Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan

bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan

itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui. (Q.S. Ar-Rum:

22).

Ayat diatas menjelaskan bahwa alam semesta ini berjalan dengan kokoh, teratur,

rapi serta harmonis yang tak habis-habisnya menjadi tantangan yang menakjubkan bagi

Page 8: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

manusia yang kecil dan lemah. Alam raya merupakan manifestasi dan refleksi dari

keagungan dan kebesaran Allah yang menciptakan dan mengaturnya.

Alam dalam pandangan islam adalah makhluk Allah yang diperuntukkan bagi

manusia dan menjadikannya sebagai pendorong untuk menyelidiki fenomena yang terjadi

di dalamnya. Penyelidikan terhadap alam raya ini merupakan bagian dari tugas manusia

sebagai kholifah di muka bumi (khalifatul fil ardh), firman Allah dalam surat Al-An’am ayat

165:

Artinya: Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia

meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk

mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat

cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ( Q.S.

Al-An’am : 165).

Artinya: Katakanlah (Muhammad) "Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi.

Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi

orang-orang yang tidak beriman". ( Q.S. Yunus: 101).

dan firman Allah SWT, dalam surat Ali Imran ayat 190-191.

Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam

dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang

Page 9: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka

memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami,

tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami

dari siksa neraka. ( Q.S. Ali Imran : 190-191).

Ayat ini mendorong manusia untuk menyelidiki sifat-sifat dan kelakuan Alam

sekelilingnya yang menjadi tempat tinggal dan sumber kehidupannya. Segala sesuatu yang

diciptakan oleh Allah tidak ada yang sia-sia. Hal ini menjadi asumsi dasar untuk meneliti

dan memahami alam, dengan apapun objeknya. Dengn meperhatikan segala sesuatu yang

telah Allah ciptakan akan menambah nilai syukur dan memupuk keimanan kita kepada

Allah SWT. Dengan demikian bahwa penciptaan seluruh alam raya ini adalah merupakan

sunnatullah yang ditakdirkan oleh Allah secara pasti. Peran ilmu pengetahuan bagi manusia

adalah untuk mengungkap, menjelaskan dan menyusun proses-proses sunnatullah itu.

Sunnatullah itu sendiri adalah hukum-hukum Allah dan peraturan-peraturan yang telah

ditetapkan oleh Allah untuk diikuti dan ditaati. Seperti dalam firman Allah SWT:

Artinya: Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan

asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut

perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". Keduanya menjawab: "Kami datang dengan

suka hati". (Q.S. Fushilat:11).

Menurut Prof. Dr. Quraish Shihab dalam tafsir AL-Misbah menjelaskan” maksud

ayat diatas adalah” Kekuasaan-Nya kemudian tertuju kepada penciptaan langit yang pada

saat itu berujud asap, dan langit itu pun tercipta. Penciptaan langit dan bumi menurut

kehendak-Nya itu adalah mudah, yaitu seperti orang yang mengatakan kepada sesuatu,

"Datanglah, suka atau tidak suka!" Sesuatu itu pun kemudian menurut." Maksudya alam

selalu merespon terhadap siapapun dengan berbagai macam respon. Respon itu

bergantung kepada tindakan kita kepada alam raya ini.

Penciptaan alam raya ini adalah bentuk perwujudan dari ayat-ayat kauniyah Allah yang

gunanya bagi manusia untuk diamati, diperhatikan, dipahami dan dihayati. Sehingga akan

timbul kesadaran pada diri manusia dalam menyikapi alam raya ini.

Page 10: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

c. Manusia Menurut Agama Islam Manusia tak akan mengungkapkan secara pasti tentang hakekat dirinya. Manusia

tidak mungkin dapat berdiri ditempat netral dan memandang dirinya secara bebas dari

luar dirinya sendiri. Dengan demikian hanya dengan memahami ayat-ayat Allahlah kita

mampu memahami diri ini. Hanya pencipta manusialah yang paling tahu tentang

manusia.

1. Asal Kejadian dan Potensi Manusia

Berbicara manusia maka kita akan tahu keterkaitannya ialah dengan manusia

pertama yaitu Adam. Karena penciptaan Adam adalah penciptaan manusia pertama

dengan segala kesempurnaannya. Adam mewariskan tidak hanya dari sisi fisik semata

namun lengkap dengan kebudayaannya sehingga diakatlah sebagai khalifah di muka

bumi ini, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 30:

Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku

hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau

hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya

dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan

mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak

kamu ketahui".( Q.S. Al-Baqoroh: 30).

Page 11: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

Artinya: “Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia

perlihatkan kepada para Malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama semua

benda ini, jika kamu yang benar !.Mereka menjawab,’Mahasuci Engkau, tidak ada yang

kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sungguh, Engkaulah Yang

Maha Mengetahui, Mahabijaksana”.(Q.S. Al-Baqarah:31-32).

Pada ayat diatas Allah menciptakan Adam sebagai manusia pertama yang memiliki

kemampuan akal yang sempurna. Adam manusia pertama yang memiliki nilai-nilai

kemanusiaan dengan itu manusia membentuk kebudayaan.

Penciptaan manusia secara fisik pada kejadian selanjutnya melalui proses pencampuran

bahan dari laki-laki dan perempuan. Jika masuk kedalam rahim terjadi proses kreatif, tahap

demi tahap membentuk wujud manusia seperti firmanNya.

Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal)

dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang

kokoh (rahim).( Q.S. Al-Mukminun:12).

Nutfah adalah tetesan cairan yang mengandung gamet pria dan gamet wanita, kemudian

tersimpan di dalam rahim (qararin makin) atau uterus, yaitu suatu wadah yang ideal untuk

perkembangan embrio.

Artinya: Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami

jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang

belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang

(berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. (Q.S. Al-

Mukminun:14)

‘Alaqah adalah embrio yang berumur 24-25 hari, kemudian berubah menjadi stadium

mudghah 26-27 hari. Kemudian masuk ke stadium tulang ( Idzam), yaitu cikal tulang rangka

yang berbentuk dalam stadium mudzghah 25-40 hari berubah menjadi tulang rawan,

Page 12: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

setelah itu embrio berada dalam stadium tulang ( idzam). Dalam stadium ini berbagai organ

menumbuh berhubungan dengan tulang/rangka.

Setelah itu embrio masuk kedalam stadium dibugkus daging (fakasunal idzama lahma)

artinya setelah tulang dibentuk lalu diikuti oleh pembentukan daging yang meliputi tulang-

tulang tersebut. Pada minggu ke 8 embrio menjadi fetus membentuk otot-otot. Dalam

minggu ke 12 terjadi assifkasi pada pusat-pusat pertulangan. Anggota badan

berdifferensiasi dan terbentuk kuku pada jari kaki dan tangan.

Dalam ayat lain Allah berfirman:

Artinya: Kemudian Dia ( Allah) menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air

mani). Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan

Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali

bersyukur. ( Q.S. As Sajdah:8-9).

Selain itu Al-Qur’an juga menjelaskan penciptaan manusia dari tanah dan oleh karenanya

Iblis tidak mau disuruh Allah untuk bersujud di hadapan manusia, firman Allah:

Artinya: Iblis berkata: "Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api,

sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah".(Q.S. Shaad:76).

Tubuh memiliki daya-daya yang mengarahkan manusia untuk melakukan hal-hal

yang bersifat fisik seperti mendengar, melihat, mencium, merasakan, serta memiliki daya

gerak. Sedangkan ruh memiliki dua daya yaitu daya pikir (kepala) dan daya rasa (hati).

Daya pikir melahirkan logika dan dipertajam dengan (tafakkur), dengan akal manusia dapat

melahirkan teori-teori, dan filterisasi dari nalar yang baik dan buruk.

Page 13: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

Akal membawa manusia pada rasa keingintahuan yang besar untuk memahami alam

sehingga manusia dapat melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan rasa

dapat dipertajam dengan ibadah menghadapkan diri kepada allah dengan mensucikan diri

melalui proses ritual dalammendekatkan diri kepada Allah. Rasa pun dapat melahirkan

etika dan estetika.

2. Manusia Sebagai Kholifah

Berbicara kholifah berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan manusia menjadi khalifah memegang mandat tuhan untuk untuk mewujudkan kemakmuran di muka bumi.

Sebagai khalifah, manusia diberi kewenangan berupa kebebasan memilih dan menentukan sehingga dengan kebebasannya melahirkan kreatifitas yang dinamis. Namun diatas kebebasan yang diberikan oleh Allah ada batasan-batasan yang harus di jaga dan aka diminta pertanggung jawabannya. Sebagaimana firman Allah:

Artinya: ialah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi.

Barangsiapa yang kafir, maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. Dan

kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan

pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan

menambah kerugian mereka belaka. (Q.S. Fathir :39).

Manusiapun harus menjadi khalifah terbaik dihadapan Allah. Jika manusia lalai

maka derajat manusia akan jatuh ke tingkat paling rendah. seperti firmanNya:

Artinya: Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),

(Q.S. Ath-Thin : 5).

d. Agama: Arti dan Ruang Lingkupnya

Agama merupakan bagian penting dalam kegidupan manusia.agama berkaitan

dengan kepercayaan, keyakinan terhadap tuhan dan alam ghaib, pengaturan tentang

upacara-upacara ritual, serta aturan-aturan dan norma-norma yang mengikat para

Page 14: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

penganutnya. Ketuhanan adalah masalah pokok dalam agama, darisinilah timbul

pandangan-pandangan manusia tentang kepercayaan mereka pada agama naka

timbulah paham dinamisme, animisme, politeisme, dan monoteisme. Dinamisme

adalah kepercayaan terhadap kekuatan ghaib yang dimiliki benda-benda tertentu.

Animisme adalah kepercayaan pada masyarakat primitif beanggapan benda mati atau

hidup semua memiliki roh yang tersusun dari suatu zat atau materi yang halus. Dari

animisme berkembang menjadi paham politeisme yang percaya dengan roh-roh dan

para dewa. Dalam politeisme sesuatu yang misterius maka akan otomatis dianggap

sebagai tuhan dan kepercayaan. Dan pengaruh politeisme ini dapat muncul kapanpun

termasuk dizaman modern ini.

Agama dalam ruang lngkupnya memiliki pera dan fungsi yakni fungsi maknawi dan

fungsi identitas. Fungsi maknawi adalah dasar bagi semua agama yang menyajikan

wawasan dunia atau cosmos karenanya segala ketidak adilan, penderitaan, dan

kematian dapat dipandang sebagai suatu yang penuh makna. Fungsi identitas dari

agama berhubungan dengan perasaan dan mendorong perilaku tertentu sesuai

identitas yang berada dalam diri sehingga melahirkan kesadaran, kebanggaan dan

tanggung jawab.

Adapun ruang lingkup agama adalah:

Pertama, tata keyakinan atau credial, yaitu bagian diri agama yang paling mendasar

berupa keyakinan akan adanya suatu kekuatan supranatural. Dzat yang maha mutlak

diluar manusia.

Kedua, tata peribadatan atau ritual, yaitu tingkah laku manusia yang berhubungan

dengan dzat yang diyakini.

Ketiga, tata aturan kaidah-kaidah atau norma-norma yang mengatur hubungan dengan

manusia atau manusia dengan alam lainnya sesuai keyakinan dan peribadatan tersebut.

e. Hubungan Manusia dan Agama

Agama memasuki pikiran manusia dalam bidang mistis yaitu kebutuhan

manusia dalam hubungannya dengan hal-hal yang bersifat yang dikaitakan

dengan kehidupan sehari-hari.

Manusia dengan kemampuan akalnya dapat melahirkan ilmu teknologi

tetapi akal saja tidak mampu menyelesaikan seluruh persoalan yang dihadapi

Page 15: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

manusia. Atas dasar itu kebutuhan manusia akan agama mendorongnya untuk

mencari agama yang sesuai dengan harapan-harapan rohaninya.

Kebenaran tentang tuhan yang datang dari tuhan sendiri merupakan

kebenaran yang bersifat mutlak. Persoalannya tidak semua manuisa mampu

mendapatkan itu langsung dari tuhan. Denga tuhan tuhan memberikan informasi

tentang dirinya melalui orang yang dipilhnya sendiri, yaitu para Rasul seperti

firmanNya:

Artinya: Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan

dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus seorang

utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki.

Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana. (Q.S. As-Syura :51).

Informasi yang benar tentang tuhan harus melalui rasul yang dipercaya dan dipilih

tuhan untuk menerangkan tentang dirinya. Disinilah Allah menunjuk nabi Muhammad

sebagai rasul terakhir yang nerima informasi dan ditunjuk untuk menyampaika pada yang

lainnya. Firman Allah dala surat An-Najm ayat 2-4, yang intinya nabi ditunjuk dan dipilih

untuk menyampaikan wahyu dari Allah yang jauh dari kekeliruan dan hawa nafsu.

Page 16: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

PERTEMUAN 2

PENGERTIAN AGAMA ISLAM

A. Tujuan Pembelajaran

Mahasiswa mampu memahami pengertian Agama Islam

B. Isi Materi

a. Pengertian dan Ruang Lingkup Agama Islam

Kata islam menurut bahasa berasal dari kata “aslama” yang berarti tunduk,

patuh dan berserah diri. Islam adalah nama dari agama wahyu yang diturunkan Allah

SWT, kepada rasul-rasulnya untuk disampaikan kepada manusia.

Agama islam yang diturunkan kepada nabi Muhammad adalah wahyu Allah

terakhir untuk manusia. Oleh karena itu agama ini telah sempurna dan senantiasa

sesuai dengan tingkat perkembangan manusia sejak masa diturunkannya, kurang lebih

empat belas abad yang lalu hingga akhirperadaban manusia hingga hari kiamat kelak.

Agama islam yang diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya tidak selengkap

wahyu yang diturunkan kepada nabi Muhammad. Wahyu yang turun pada saat itu

bersifat lokal untuk atau dua suku bangsa saja. Misalkan wahyu yang turun kepada nabi

Isa untuk bani israil dan sebagainya. Al-Quran sangatlah gamblang menjelaskan bahwa

para nabi terdahulu membawa agama islam bagi umatnya.

: (٦٣١)البقرة

Artinya: Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang

diturunkan kepada Kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub

dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan

Page 17: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara

mereka dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya". (Q.S. Al-Baqoroh:136).

Demikian juga wahyu Allah yang diturunkan kepada nabi Isa AS. Nabi yang paling dekat

urutannya dengan nabi Muhammad, dinyatakan Allah sebagai agama Islam, dalam Firman

Allah.

. : (٢٥)ال عمران

Artinya: Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia:

"Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?"

Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: "Kamilah penolong-penolong (agama)

Allah, Kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa Sesungguhnya Kami adalah

orang-orang yang berserah diri. (Q.S. Ali Imran : 52).

Wahyu Allah yang diturunkan kepada nabi sebelum nabi Muhammad, tidak dijamin

orisinilnya oleh Allah. Sebagaiman dijelaskan oleh Allah dalam AL-Quran:

: (٦١)الساء

Artinya: Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah Perkataan dari tempat-tempatnya.

mereka berkata : "Kami mendengar", tetapi Kami tidak mau menurutinya[303]. dan

(mereka mengatakan pula) : "Dengarlah" sedang kamu sebenarnya tidak mendengar apa-

apa[304]. dan (mereka mengatakan) : "Raa'ina", dengan memutar-mutar lidahnya dan

mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan : "Kami mendengar dan menurut, dan

dengarlah, dan perhatikanlah kami", tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat,

akan tetapi Allah mengutuk mereka, karena kekafiran mereka. mereka tidak beriman

kecuali iman yang sangat tipis. (Q.S. An-Nisa:46)

Page 18: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

Pada ayat lain juga dijelaskan penyimpangan kaum Nasrani:

.

(. ٦٦) المائدة:

Artinya: dan diantara orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya Kami ini orang-orang

Nasrani", ada yang telah Kami ambil Perjanjian mereka, tetapi mereka (sengaja)

melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diberi peringatan dengannya; Maka Kami

timbulkan di antara mereka permusuhan dan kebencian sampai hari kiamat. dan kelak

Allah akan memberitakan kepada mereka apa yang mereka kerjakan. (Q.S. Al-Maidah ; 14).

Berdasarkan ayat-ayat diatas bahwa dapat diambil kesimpulan bahwa agama yang

diturunkan Allah kepada Rasul sebelum nabi Muhammad telah diintervensi. Dengan

demikian Agama Islam menjadi satu-satunya nama bagi wahyu Allah yang diturunkan

kepada Nabi Muhammad Saw. Yang terkumpul dalam kitab suci Al-Quran. Dengan

demikian wahyu yang diturunkan kepada nabi dahulu tidak berlaku lagi, telah dikoreksi dan

disempurnakan oleh wahyu yang turun kepada Nabi Muhammad, yaitu Al-Quran. Firman

Allah bahwa Allah mengoreksi aqidah trinitas kaum nasrani, antara lain:

. :(٣٣)المائدة

Artinya: Sesungguhnya kafirlah orang0orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah

seorang dari yang tiga", Padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan yang Esa.

jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir

diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih. (Q.S. Al-Maidah:73)

Kemudian perintah Allah untuk kembali kepada wahyu Allah yang murni. Dalam firman

Allah:

:(٦٣)المائدة

Page 19: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

Artinya: dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut

apa yang diturunkan Allah didalamnya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut

apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik (Q.S. Al-

Maidah:47)

Dengan demikian islam adalah agama yang terakhir diturunkan dengan sempurna.

Dan tidak ada lagi wahyu yang dating setelah agama ini, firman Allah:

:(٣)المائدة

Artinya: Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan

kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu. (Q.S. Al-Maidah:3).

Ayat diatas mengisyaratkan bahwa Agama Islam mampu menjadi landasan hidup

dan menyediakan jawaban terhadap segala permasalahan dan perkembangan budaya

manusia sampai akhir sejarahnya.

Relevansi ajaran islam dengan perkembangan budaya manusia itu diisyaratkan dalam

firman Allah:

.:(٩)الحجر

Artinya: Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami

benar-benar memeliharanya. (Q.S.Al-Hijr ;9).

Ayat ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al Quran selama-lamanya.

Hakikat manusia diciptakan oleh sang pencipta yaitu Allah, dan Al-Quran dengan

didalamnya agama islam berasal dari Allah. Maka tentu akan sesuai karena hakikatnya

berasal dari sumber yang sama yaitu Allah SWT. Hal tentang fitrah manusia sebagai

makhluk yang beraga sejak dilahirkan sebagaimana tercantum dalam firman Allah:

:(٦٣١)الاعراف

Artinya: dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam

dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya

berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami),

Page 20: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak

mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap

ini (keesaan Tuhan)", (Q.S. Al-A’raf:72)

b. Klasifikasi Agama dan Agama Islam

Dilihat dari sumber, sifat, dan tempatnya, agama dapat diklasifikasikan atas tiga

kategori, yaitu:

1. Agama wahyu dan bukan wahyu,

2. Agama misionari dan bukan misionari, dan

3. Agama ras geografis dan agama universal.

Pertama Agama Wahyu adalah agama yang menghendaki iman kepada tuhan

pemberi wahyu, kepada rasul-rasul penerima wahyu dan kepada kitab-kitab kumpulan

wahyu serta pesannya disebarkan kepada seluruh umat manusia. Sedangkan agama

bukan wahyu tidak memandang penyerahan kepada tuhan. Adapun perbedaannya

adalah:

1. Agama wahyu berpokok pada konsep keesaan Tuhan sedangkan agama bukan

wahyu tidak demikian

2. Agama wahyu beriman kepada nabi sedangkan agama bukan wahyu tidak.

3. Dalam agama wahyu sumber utama tuntunan baik dan buruk adalah kitab suci yang

diwahyukan sedangkan agama bukan wahyu kitab suci dianggap tidak penting

4. Semua agama wahyu lahir di timur tengah, sedangkan agama bukan wahyu lahir

diluar itu

5. Agama wahyu lahir di daerah-daerah yang berada di bawah pengaruh ras semitik.

6. Agama wahyu dengan ajarannya adalah agama misionari, sedangkan agama bukan

wahyu bukan agama misionari

7. Ajaran agama wahyu jelas dan tegas, sedangkan agama bukan wahyu kabur dan

elastis.

8. Agama wahyu memberikan arah yang jelas dan lengkap baik aspek spritual maupun

material, sedangkan agama bukan wahyu lebih menitikberatkan kepada aspek

spritual saja, seperti pada paham teoisme, atau pada aspek material saja seperti

pada Confusianisme.

Page 21: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

c. Agama Islam dan IPTEKS

Agama islam bersumber dari wahyu Allah, sedangkan ilmu pengetahuan

bersumber dari pikiran manusia yang disusun berdasarkan hasil penyelidikan alam.

Tujuan ilmu pengetahuan untuk mencari kebenaran ilmiah yaitu kebenaran yang sesuai

dengan kaidah-kaidah ilmiah. IPTEK dalam islam dipandang sebagai kebutuhan manusia

dalam rangka mencapai kesejahteraan hidup di dunia dan memberikan kemudahan

pada peningkatan ubudiyah kepada Allah. Kerena itu islam memandang IPTEK adalah

bagian yang wajib bagi manusia sebagai makhluk yang berakal. IPTEK adalah bentuk

penetapan Allah kepada manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini agar dapat

menjalankan kehidupan dengan baik. Firman Allah:

): ٦١٢الهعام)

Artinya: dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan

Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat,

untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya

Tuhanmu Amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi

Maha Penyayang. (Q.S. Al-An’am: 165).

Dari ayat diatas menjelaskan manusia ditunjuk sebagai khalifah dan

hendaknya harus bertanggungjawab dengan segala yang telah Allah titipkan yaitu

alam raya ini. Maka dengan ilmu pengetahuanlah manusia dapat menjalankan

tanggungjawab tersebut dengan baik dan benar. Firman Allah SWT, tentang

perintah kepada manusia agar mau menyelidiki gejala-gejala dari seluruh ciptaan

Allah:

( ٦٠٦)يو وس:

Page 22: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

Artinya: Katakanlah: "Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi. tidaklah

bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan Rasul-rasul yang memberi peringatan bagi

orang-orang yang tidak beriman".(Q.S. Yunus : 101)

Seorang khalifatullah harus membuktikan dirinya sebagai penguasa dan

pengelola alam melalui penguasaan IPTEK yang dipersembahkan bagi peningkatan

kualitas ibadah kepada Allah dan kesejahteraan manusia secara keseluruhan. Allah

sangan mengapresiasikan kepada para ilmuan, tentunya degan tidak

mengenyampingkan keimanan kepada Allah SWT. Sebagaimana tertera dalam Al-

Quran surat Al-Mujadilah :11.

:(٦٦. )المجادلة

Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah

dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan

apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan

orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan

beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-

Mujadilah:11).

Islam menetapkan bahwa IPTEK adalah alat untuk kesejahteraan manusia yang

didasari nilai-nilai ilahiyah serta diarahkan bagi tujuan-tujuan kemanusiaan. Namun

semuanya haruslah dibarengi dengan keimanan dan ketakwaan agar ilmu pengetahuan

dapat digunakan dengan baik.

Page 23: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

PERTEMUAN 3

SUMBER AJARAN ISLAM

A. Tujuan Pembelajaran

Mahasiswa mampu memahami pengertian Sumber ajaran Islam

B. Isi Materi

A. AL-QURAN SEBAGAI SUMBER NILAI

1. Pengertian dan Nama Al-Quran

a. Pengertian

Al-Quran berasal dari kata “qaraa” yang berarti bacaan atau suatu yang

dibaca. Secara terminologis Al-Quran adalah kalamullah yang diturunkan kepada

nabi Muhammad Saw, melalui perantara malaikat Jibril. Al-quran tertulis dalam

mushaf dan sampai kepada manusia secara mutawatir. Membacanya bernilai

ibadah, diawali dengan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An-Nas.

b. Nama-nama Al-Quran

1) Al-quran, kata al-quran sebagai nama kitab ini disebutkan dalam firman Allah

SWT:

)١٢: الحشر)

Artinya: kalau Sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung,

pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya

kepada Allah. dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia

supaya mereka berfikir. (Q.S. Al-Hasyr:21).

2) Al-Furqon, artinya pembeda atau pemisah, yaitu kitab yang membedakan antara

yang hak dan yang bathil. Dalam firman Allah SWT:

)٢: الفرقان)

Page 24: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

Artinya: Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada

hamba-Nya, agar Dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam (Q.S. Al-

Furqan:1)

3) Azzikra artinya peringatan, yaitu kitab yang berisi peringatan Allah kepada

Manusia. Penamaan ini sesuai dalam firman Allah SWT:

)٩: الحجر)

Artinya: Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan

Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya (Q.S. Al-Hijr :9).

4) Al-Kitab artinya tulisan atau yang ditulis, yaitu kitab yang ditulis dalam mushaf.

)٢: الكهف )

Artinya: segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya

Al kitab (Al-Quran) dan Dia tidak Mengadakan kebengkokan di dalamnya, (Q.S. Al-

Kahfi:1).

2. Fungsi dan Peran Al-Quran

a. Al-quran diturunkan sebagai petunjuk bagi manusia

Adanya Al-quran memberikan petunjuk kearah pencapaian kebahagiaan

yang hakiki, yaitu kebahagiaan di dunia dan akhirat. Kebahagian yang hendak

dicapai bukanlah kebahagiaan berdasarkan perkiraan pikiran manusia saja,

melainkan kebahagiaan yang abadi. Untuk mencapai kebahagiaan itu tentunya Al-

quran telah memberikan petunjuk yang jelas, yaitu meletakkan seluruh aspek

kehidupan dalam kerangka ibadah kepada Allah firman Allah SWT:

)٦٥: الذاريات )

Artinya: dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya

mereka mengabdi kepada-Ku. (Q.S. Az-Zariyat:56).

Dari ayat diatas jika hidup kita telah diletakkan dalam penghambaan yang

mutlak kepada Allah, maka kebahagiaan yang hakiki akan didapati.

Page 25: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

b. Al-quran memberikan penjelasan terhadap segala sesuatu

Al-quran diturunkan Allah ke bumi untuk memberikan penjelasan tentang

segala sesuatu, sehingga manusia memiliki pedoman dan arahan yang jelas

dalam melaksanakan tugas hidupnya sebagai makhluk Allah. Firman Allah:

Artinya: Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab[472], kemudian

kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan. (Q.S. Al-An’am:38)

ayat 89Nahl -Firman Allah dalam Surat An

Artinya:’ dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan

segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang

yang berserah diri. (Q.S. An-Nahl:89).

c. Al-Quran sebagai penawar jiwa yang haus (Syifa)

Al-quran juga berfungsi sebagai obat ( penawar) bagi manusia, sebagaimana

firman Allah:

Artinya: dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan

rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah

kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (Q.S. Al-Israa:82).

3. Kodifkasi Al-Quran

a. Kodifikasi pada masa rasulullah

Periode pertama penghimpunan al-Qur’an terjadi pada masa Rasulullah

SAW. Pada periode setiap kali sebuah ayat turun langsung dihafal dalam dada dan

ditempatkan dalam hati karena Nabi Muhammad SAW dan umatnya merupakan

orang yang ummi.

Masa itu para sahabat dikenal memiliki daya ingat yang kuat dan hafalan

yang cepat. Sehingga pada masa itu banyak sahabat yang hafal Al-Qur’an

diantaranya keempat Khulafaur Rasyidin, Abdullah bin Mas’ud, Salim Maula Abi

Page 26: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

Hudzaifah, Ubay bin Ka’ab, Muadz bin Jabal, Zaid bin Tsabit, Abu Darda’, dan

lainnya.

Ayat-ayat Al-Qur’an ketika itu tidak dihimpun dalam satu mushaf, tetapi

ditulis pada sarana yang mudah didapat seperti pelepah korma, bata-bata tipis,

lembaran dari kulit, pecahan batu dan sebagainya. Tulisan-tulisan tersebut disimpan

dirumah Nabi Muhammad SAW. Rasulullah mengangkat beberapa sahabat untuk

menulis, agar setiap wahyu turun langsung dapat ditulis dan bisa dijadikan

dokumentasi. Mereka adalah Abu Bakar, Usman, Umar, Ali, Muawiyah, Abban ibn

Sa’id, Khalid ibn al-Walid, Ubay ibn Ka’ab, Zaid bin Tsabit, Tsabit ibn Qais dan lain

lain.

Faktor-faktor yang menyebabkan Al-Qur’an belum dihimpun pada masa Nabi SAW

yaitu:

a. Faktor-faktor yang mendukung penulisan belum muncul.

b. Nabi SAW masih menunggu kemungkinan penaskhan beberapa ayat dari Allah

SWT.

c. Al-Qur’an turunya bertahap.

d. Urutan ayat Ayat Al-Qur’an tidak sesuai dengan urutan turunnya.

Sedangkan faktor yang mendorong penulisan Al-Quran pada masa Nabi adalah :

a. Mem-back up hafalan yang telah dilakukan oleh Nabi dan para sahabatnya.

b. Mempresentasikan wahyu dengan cara yang paling sempurna, karena bertolak

dari hafalan para sahabat saja tidak cukup karena terkadang mereka lupa atau

sebagian dari mereka sudah wafat. Adapun penulisan akan tetap

terpelihara walaupun pada masa Nabi, Al-Quran tidak ditulis di tempat tertentu.

b. Kodifikasi pada masa para khalifah

Pasca wafatnya Nabi Muhammad Shallahu alaihi wasallam yang kemudian

diganti dengan terpilihnya secara aklamasi Sahabat Abu Bakar menjadi khalifah

pertama, muncul berbagai persoalan yang sangat mendasar di dalam tubuh agama

Islam, yakni banyaknya orang yang murtad dengan kembali ke agama nenek

moyang mereka, dan banyaknya orang yang membangkang tidak mau membayar

zakat, dan yang paling mengenaskan adalah adanya Musaylamah sebagai tokoh

Page 27: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

yang mengaku sebagai nabi dengan menggubah surat al-fiil untuk menandingi al-

Qur’an.

Namun persoalan-persoalan tersebut berhasil diselesaikan oleh sahabat Abu

Bakar dengan cara memerangi para pembangkang tersebut dan berhasil

mengembalikan mereka ke jalan Islam dalam waktu yang sangat singkat, mengingat

sahabat Abu Bakar hanya menjadi Khalifah hanya dalam kurun waktu tidak lebih

dari dua tahun saja (632-634 M.). Terkait dengan nabi palsu, konon pengikut

Musaylamah mencapai 40.000 orang yang terdiri dari suku Thayyi, Asad, Thulayhah

dan Banu Hanifah, sehingga Abu Bakar mengutus Khalid bin Walid untuk berangkat

memerangi mereka tepatnya di Yamamah (kemudian masyhur dengan istilah

perang Yamamah). Dalam peperangan inilah, teramat banyak para penghafal al-

Qur’an yang berguguran syahid. Cerita yang lebih panjang bisa dibaca buku the

History of The Arab karya Philip K. Hitti, h. 175-177. Disebabkan peristiwa Yamamah

tersebut, sahabat Umar merasa khawatir tentang kondisi dan nasib al-Qur’an di

masa yang akan datang, sehingga ia mengusulkan kepada Abu Bakar untuk

mengumpulkan al-Qur’an, sebelum pada akhirnya para sahabat yang hafal al-

Qur’an berguguran di medan perang yang lain. Diriwayatkan oleh Imam Bukhari.

Zaid bin Tsabit )w. 45 H.) mengatakan: “Saya diutus oleh Abu Bakar untuk ikut

memerangi penduduk Yamamah, lalu tiba-tiba Umar datang dan berkata ‘Sungguh,

perang Yamamah begitu berat bagi para penghafal al-Qur’an, saya khawatir nanti

korban berjatuhan hingga menyebabkan al-Qur’an hilang dengan wafatnya para

penghafal al-Qur’an, saya punya inisiatif agar engkau berkenan mengumpulkan al-

Qur’an.’ “Bagaimana saya bisa melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh

Rasulullah?.” Jawab Abu Bakar merasa keberatan. “Demi Allah, ini adalah suatu

keniscayaan yang baik.” Umar mencoba meyakinkan Abu Bakar. “Berkali-kali Umar

mencoba meyakinkan hal itu, lalu allah telah melapangkan dadaku dengan

menerima inisiatif Umar untuk mengumpulkan al-Qur’an.” Jelas Abu Bakar. Abu

Bakar menyampaikan hal itu kepada Zaid dengan mengatakan “Sungguh engkau

adalah lelaki yang luar biasa, sebab engkau pernah menulis al-Qur’an untuk baginda

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam (HR. Bukhari. Bab kitabu fadhaili al-Qur’an).

Sang Penulis Mushaf Zaid bin Tsabit

Page 28: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

Sahabat Zaid bin Tsabit terkenal dengan kepiawaiannya dalam hal menulis

sehingga di masa Abu Bakar dan Usman kelak, ia tetap ditugaskan untuk menulis

mushaf. Di antara kecakapannya dalam hal ini adalah ia merupakan seorang yang

hafal al-Qur’an, ia juga masih muda yang prigel, hafalannya sangat kuat, logikanya

dan kekreatifitasnya berjalan, tenang dan tidak suka tergesa-gesa sekaligus banyak

kerjanya. Semua sifat-sifat tersebut dimiliki oleh pribadi seorang Zaid bin Tsabit.

Karena kecakapannya tersebut, ia membuat metode dalam pengumpulan mushaf

dengan memberikan syarat sebuah ayat al-Qur’an harus disaksikan minimal dua

orang sahabat, sekaligus tidak hanya mengandalkan hafalan para sahabat saja,

melainkan terdapat bukti tertulis yang ditulis di masa Nabi Muhammad shallallahu

alaihi wasallam. Ketika dua syarat tersebut tidak terpenuhi maka ia tidak akan

menulis dan memasukkan ayat tersebut ke dalam bagian dari al-Qur’an. Sehingga

pada ujungnya, ia menemukan ayat terakhir surat at-taubah. Kedua ayat tersebut

hanya disaksikan oleh Abu Khuzaimah al-Anshari seorang, tidak ada sahabat lain

yang memberikan kesaksian. Dua ayat tersebut tak kunjung dimasukkan oleh Zaid

ke dalam mushaf. Sampai pada akhirnya, terdapat dua sahabat lagi yang datang

memberikan kesaksian, yakni Abdullah bin Zubair dan Umar bin Khattab.

Pengumpulan mushaf ini tidak memakan waktu lama, yakni sekitar satu tahun saja

di era khalifah Abu Bakar, kira-kira di akhir tahun 11 Hijriyah atau awal tahun 12

Hijriyah, pengumpulan mushaf ini selesai dilaksanakan. Pada bulan Jumadil akhir

tahun 13 Hijriyah, sahabat Abu Bakar wafat, kumpulan mushaf tersebut kemudian

pindah tangan ke pangkuan Sahabat Umar bin Khattab, lalu sayyidatina Khafsah,

istri Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Dari mushaf yang dibawa oleh Khafsah

itulah yang kelak dijadikan sumber primer oleh Usman dalam menggandakan

mushaf al-Qur’an.

4. Kandungan Al-Quran

Al-Qur’an merupakan kitab suci ummat islam yang diturunkan Allah SWT

kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan Malaikat Jibril, yang dipegang

teguh oleh ummat islam untuk dijadikan pedoman dan pegangan hidup ummat

manusia. Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur, karena untuk meneguhkan

hati Rasulullah SAW. Al-Qur’an turun dalam kurun waktu selama 22 tahun, 2 bulan

Page 29: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

dan 22 hari. Didalamnya banyak sekali isi kandungan Al-Quran yang dapat dijadikan

pedoman dan pegangan hidup ummat manusia. Diantaranya berisi tentang aqidah

atau tauhid, ibadah, akhlak, hukum, sejarah atau kisah-kisah para ambia, peringatan

dan ilmu pengetahuan teknologi dan sains.

Antara lain :

a. Akidah

Akidah adalah keyakinan, yaitu keyakinan seseorang terhadap Allah, rasul,

para malaikat, kitab-kitab Allah, hari kiamat dan takdir. Didalam Al-Qur’an semua

dijelaskan bagaimana cara kita beriman kepada Allah SWT, beriman kepada rasul,

malaikat, kitab-kitab, hari kiamat dan takdir. Oleh karena itu sudah sepantasnya bagi

kita ummat islam untuk mengetahui isi kandungan Al-Qur’an. Supaya dapat kita

jadikan pedoman hidup kita.

b. Ibadah

Ibadah artinya tunduk dan taat kepada Allah SWT. yaitu suatu kegiatan yang

dapat dikerjakan manusia untuk menggapai ridha-Nya Allah SWT. didalam Al-Qur’an

dijelaskan tentang bagaimana cara beribadah kepada Allah SWT, didalam nya berisi

perintah sholat, puasa, zakat, haji, kurban dan sebagainya.

c. Akhlak

Akhlak merupakan prilaku atau tingkah laku manusia, baik akhlak terpuji

maupun akhlak tercela. Diadalam Al-Qur’an menjelaskan tentang bagaimana prilaku

akhlak yang baik, seperti akhlaknya Rasulullah SAW yang disebut dengan “uswatun

hasanah” yang dapat kita jadikan contoh dan pedoman dalam kehidupan kita.

Sebaliknya didalam Al-Qur’an juga dijelaskan contoh akhlak yang buruk. Seperti

akhlak istri Nabi Luth AS, akhlak istri Nabi Nuh AS, dan akhlak fir’un yang durhaka

kepada Allah SWT. maka akhlak buruk inilah yang wajib kita jauhi, sekaligus dibuang

jauh-jauh agar kita selamat didunia dan diakhirat

d. Hukum

Hukum merupakan salah satu isi pokok ajaran al-Qur’an yang berisi kaidah-

kaidah dan ketentuan-ketentuan dasar dan menyeluruh bagi umat manusia. Didalam

Al-Qur’an dijelaskan berbagai hukum-hukum, diantaranya adalah: hukum jinayat,

hukum mu’amalat, hukum munakahat, hukum faraidh, dan jihad. Yang tujuannya

Page 30: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

adalah untuk memberikan pedoman kepada manusia agar kehidupannya menjadi

adil, damai, aman, tentram, sejahtera, dan selamat didunia dan diakhirat.

e. Peringatan

Peringatan yaitu sesuatu yang memberi peringatan kepada manusia akan

ancaman Allah SWT berupa siksa neraka. Dan peringatan ini juga bisa berupa kabar

gembira bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dengan balasan berupa surga-

Nya Allah SWT. Didalam Al-Qur’an banyak sekali berisi peringatan-peringatan kepada

kita agar kita tidak melanggar perintah Allah, seperti peringatan larangan khamar,

peringatan tentang agar kita tidak mendurhakai orang tua, dan peringatan agar kita

tidak menyukutukan Allah. Ini semua bertujuan untuk mengingatkan kita akan

adanya azab Allah dan hari akhir.

f. Kisah

Didalam Al-Qur’an juga berisi banyak kisah-kisah diantaranya adalah kisah

para nabi dan rasul, kisah hari kiamat, dan kisah kisah orang-orang yang terdahulu,

seperti kisah orang-orang yang mengalami kehinaan akibat durhaka kepada Allah

SWT, dan kisah orang-orang yang mendapatkan kejayaan dan kemuliaan disisi Allah

karena keta’atan dan keimanannya kepada Allah SWT

g. Dasar ilmu pengetahuan sains dan teknologi

Didalam Al-Qur’an juga berisi tentang ilmu pengetahuan sains dan teknologi

yang bersifat potensial agar dapat dikembangkan guna untuk kemaslahatan dan

kesejahteraan hidup manusia.

5. Keistimewaan Al-Quran

Cara mengamalkan dari isi Al Qur'an itu sendiri ialah dengan mempelajari

cara belajar membacanya (mengaji) baik itu memulainya dari iqra', qiraati, atau

bahkan yang lain. Kemudian, mencoba untuk mempelajari artinya, menganalisis

dari segi arti, serta bisa langsung untuk mengamalkannya di kehidupan sehari-hari.

Keistimewaan dari kitab suci Al Qur'an ialah, sebagai berikut :

Page 31: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

1. Sebagai salah satu petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman serta

bertakwa.

2. Sebagai bentuk informasi kepada setiap umat jika Nabi dan Rasul terdahulu

memiliki syariat (aturan) dan caranya masing-masing dalam menyembah kepada

Allah SWT.

3. Al Qur'an menjadi kitab suci yang terakhir dan terjamin akan keasliannya.

4. Al Qur'an tidak bisa tertandingi oleh ide-ide manusia yang ingin

menyimpangkannya.

5. Membaca dan mempelajari isi dari kitab suci Al Qur'an, merupakan suatu ibadah

dan dihitung sebagai pahala.

6. Al Qur'an diturunkan oleh Allah SWT dan langsung dipelihara olehNya.

7. Pembenar dari kitab-kitab sebelumnya (kitab-kitab yang terdahulu).

6. Penafsiran Al-Quran

a. Pengertian tafsir

istilah tafsir merujuk kepada Al-Qur’an surat Al-Furqan ayat 33 ( Tidaklah

orang-orang kafir itu datang kepadamu membawa sesuatu yang ganjil melainkan

kami datangkan kepadamu suatu yang benar, dan penjelasan yang terbaik ).

Secara etimologi, tafsir berarti menjelaskan (الايضاح), menerangkan (التبيين),

menampakan (الاظهار), menyibak (الكشف) dan merinci (التفصيل). Tafsir berasal dari isim

masdar dari wajan (تفعيل). Kata tafsir diambil dari bahasa arab yaituيفسر تفسيرا فسر

yang artinya menjelaskan. Pengertian inilah yang dimaksud di dalam lisan al arab

dengan كشف المغطلى ( membuka sesuatu yang tertutup ). Pengertian tafsir secara

bahasa ditulis oleh Ibnu Mahdzur ialah membuka dan menjelaskan maksud yang

sukar dari suatu lafaz. Pengertian ini pulalah yang diistilahkan oleh para ulama tafsir

dengan ايضاح و التبيين ( menjelaskan dan menerangkan ). Di dalam kamus bahasa

indonesia kata “ tafsir” diartikan dengan keterangan atau penjelasan tentang ayat-

ayat Al-Qur’an.

Sedangkan tafsir secara istilah terdapat beberapa pendapat para ulama

tafsir, antara lain :

Page 32: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

1. Pendapat Abd al-Azhim al-Zarqani dalam Manahil al-'Irfan fi 'Ulum al-Qur`an

mengatakan:

علم يبحث عن القران الكريم من حيث دلالته على مراد الله تعالى بقدر الطاقة البشرية

"ilmu yang membahas tentang al-Qur`an dari segi dilalah-nya berdasarkan maksud

yang dikehendaki oleh Allah sebatas kemampuan manusia"

2. Menurut Khalid bin Utsman al-Tsabt dalam Qowa'id al-Tafsir, tafsir adalah:

علم يبحث فيه عن أحوال القران العزيز من حيث دلالته على مراد الله تعالى بقدر الطاقة البشرية

"Ilmu yang membahas tentang keadaan al-Qur`an dari segi dilalah-nya

berdasarkan maksud yang dikehendaki oleh Allah sebatas kemampuan

manusia"

b. Sejarah Tafsir

Alquran merupakan salah satu sumber utama hukum Islam, ia adalah wahyu

Allah SWT yang diturunkan melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad Saw.

Dengan posisinya sebagai sumber utama hukum Islam, maka Alquran harus

dipahami oeh seluruh umat Islam. Tetapi, tidak semua orang mampu

memahaminya dengan benar, karena keterbatasan dari segi akal ataupun ilmu

pengetahuan yang dimiliki.

Tafsir merupakan sebuah penjelasan terhadap ayat-ayat Alquran,

merincinya dan mengambil hukumnya. Secara bahasa, para pakar ilmu tafsir

mendifinisikan tafsir adalah menjelaskan dan menyingkap yang tertutup. Dalam

kamus lisan al-Arab, tafsir berarti menyingkap maksud kata yang samar.

Sedangkan dalam kitab Mabahits fi Ulumil Qur’an karya Manna Khalil al-

Qathan, tafsir adalah ilmu yang membahas cara pengucapan lafaz Alquran,

petunjuk-petunjuknya, hukum-hukumnya baik ketika berdiri sendiri maupun

tersusun dan makna yang dimungkinkan baginya ketika tersusun, serta hal lain yang

melengkapinya.

Page 33: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

Bagi para sahabat waktu itu, untuk mengetahui makna Alquran tidaklah

terlalu sulit. Karena mereka langsung berhadapan dengan Nabi Muhammad Saw

sebagai penyampai wahyu, atau kepada sahabat lainnya yang lebih mengetahui.

Sehingga ciri penafsiran yang ada di kalangan sahabat adalah periwayatan

yang dinukil dari Nabi Muhammad Saw. Pada masa sahabat, sedikit sekali sahabat

yang menggunakan akal dalam menafsirkan Alquran, bahkan Abu Bakar dan Umar

bin Khatab dengan tegas menolak penggunaan akal dalam menafsirkan Al-quran.

Tetapi ada juga beberapa sahabat, yang menafsirkan Alquran dengan ijtihad akal (bi

al-ra’yi), yaitu Ibnu Mas’ud dan Ibnu Abbas.

Secara garis besar, di masa sahabat penafsiran Alquran berpegang pada tigal

hal yaitu Alquran, Hadis Nabi sebagai penjelas Alquran, dan ijtihad. Dan pada era

ini, kajian tafsir belum dibukukan sama sekali dan masih bagian dari salah satu

cabang hadis. Kondisinya belum tersusun secara sistematis, dan masih diriwayatkan

secara acak untuk ayat-ayat yang berbeda.

Namun setelah generasi sahabat berlalu, muncul para ahli tafsir setelah

generasi sahabat yang disebut dengan tabi’in. Tafsir yang berkembang dimasa

tabi’in berbeda dengan yang berkembang pada masa sahabat, dimana pada masa

sahabat penafsiran Alquran hanya bersandar kepada Nabi Saw dan sahabat sendiri.

Namun penafsiran yang berkembang di masa tabi’in, mulai bersandar pada berita-

berita Israiliyyat dan Nasraniyyat.

selain itu, tafsir di era tabi’in banyak terkontaminasi unsur sektarian

berdasarkan kawasan atau madzhab, yang pada perkembangan berikutnya banyak

muncul berbagai corak dalam penafsiran Al-qur’an sebagaimana yang kita lihat

sekarang ini. Hal itu dikarenakan, para tabi’in yang pernah belajar kepada para

sahabat menyebar ke berbagai daerah.

Di era tabi’in juga terdapat tiga aliran besar dalam tafsir, pertama yaitu

aliran Makkah yang diwakili oleh Sa’id ibn Jubayr )w 712/713M), Ikrimah )w 723 M),

dan Mujahid ibn Jabr (w 722 ). Mereka semua berguru kepada Ibnu Abbas. Kedua,

aliran Madinah yang diwakili oleh Muhammad ibn Ka’ab )w 735 M), Zayd ibn Aslam

Page 34: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

al-Qurashy (w. 735 M), dan Abu Aliyah (w. 708 M). Mereka semua berguru kepada

Ubay ibn Ka’ab. Ketiga, aliran Irak yang diwakili oleh Al-Qamah ibn Qays (w 720 M),

Amir al-Sha’by )w 723 M), Hasan al-Bashry (w 738 M), dan Qatadah ibn Daimah al-

Sadsy )w 735 M). Mereka berguru kepada Abdullah ibn Mas’ud.1

Tafsir pada periode tabi’in memiliki beberapa ciri sebagai berikut, yaitu tafsir

mengandung banyak kisah-kisah israiliyyat, dan tafsir pada masa tersebut telah

menunjukkan benih-benih perbedaan madzhab. Yang mana kemudian tafsir seperti

ini diwarisi oleh generasi selanjutnya yaitu tabi’i tabi’in. Mustafa al-Maragi

menyebut periode tabi’i tabi’in sebagai periode penghimpunan tafsir sahabat dan

tabi’in.

Ciri tafsir yang berkembang di masa tabi’i tabi’in, tidak jauh berbeda dengan

dengan generasi sebelumnya, hanya saja pada periode ini telah mengarah

penghimpunan tafsir secara khusus. Di antara para ahli tafsir yang terkenal pada

masa tabi’i tabi’in adalah Syu’bah bin Hajjaj, Waki’ bin Jarrah, Sufyan bin Uyainah,

Ishaq al-Naisaburi, Yazid bin Harun al-Sulami, Abdullah bin Hamid al-Juhni.

c. Metode-metode dalam Penafsiran Al-Quran

Kata metode berasal dari bahasa yunani “methodos” yang berarti “cara

atau jalan”. Dalam bahasa Inggris kata ini ditulis “method” dan bahasa Arab

menerjemahkannya dengan “tariqat” dan “manhaj”. Dalam pemakaian Bahasa

Indonesia kata tersebut mengandung arti: “cara yang teratur dan berpikir baik-

baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya); cara

kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna

mencapai tujuan yang ditentukan”.

Adapun metode tafsir adalah cara yang ditempuh untuk melakukan manafsirkan

ayat-ayat al-Qur’an.

1. Tafsir bil al ma’tsur/tafsir bil ma’tsur/tafsir naql/tafsir bil manqul 1 Nur Hasanah, Sejarah Perkembangan Tafsir dari masa ke masa, Islamic Studies

International University of Africa, Republic Sudan, 2017.

Page 35: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

Adapun defenisi tafsir bil al ma’tsur menurut istilah adalah ibarat

menafsirkan suatu ayat dari ayat-ayat al-Qur’an dengan al-Qur’an itu sendiri

atau dengan hadis Nabi atau nukilan dari para sahabat dan tabi’in. karena tafsir

bil al ma’tsur merupakan penafsiran al-Qur’an dengan al-Qur’an dan hanya Allah

yang mengetahui maksudnya, atau penafsiran al-Qur’an dengan hadis Nabi Saw

sebagai penjelasan terhadap Kalam Allah, atau penafsiran al-Qur’an dengan

perkataan sahabat, dimana mereka adalah orang-orang yang menyaksikan al-

Qur’an ketika diturunkan dengan syarat sanadnya sahih dari rasulullah Saw atau

dari sahabat.

Contoh, seperti firman Allah :

ارق ماء والط )٦:الطارق( (والس

Artinya : “Demi langit dan yang datang dimalam hari”. (QS. Ath-Thariq : 1)

Ditafsirkan dengan ayat:

. اقب )٥الطارق: (اليجم الث

Artinya : “Ialah bintang yang bercahaya”. (QS. Ath-Thariq : 3)

Contohnya:

Artinya: Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan

isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya[1232] ke

seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk

dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi

Maha Penyayang. (Q.S. Al-Ahzab:59)

Page 36: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

Kemudian di jelaskan dalam QS an-Nur : 31, pada ayat ini jilbab dijelaskan

tidak harus memakai jilbab yang menutupi seluruh tubuh.

Artinya: Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan

pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya,

kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain

kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami

mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau

putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera

saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-

wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang

tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti

tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui

perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai

orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (Q.S. An-Nur:31)

Kemudian dalam hadis Nabi juga di terangkan tentang batasan jilbab yang diulurkan

dari atas hingga bawah harus bisa menutupi dua telapak kaki wanita

Hal ini didasarkan pada Hadis Nabi saw :

“Siapa saja yang menyeret bajunya lantaran angkuh, Allah tidak akan melihatnya

pada Hari Kiamat.” Ummu Salamah bertanya, “Lalu bagaimana dengan ujung-ujung

pakaian kami?” Beliau menjawab, “Turunkanlah satu jengkal.” Ummu Salamah bertanya

Page 37: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

lagi, “Kalau begitu, telapak kakinya tersingkap.” Lalu Rasulullah saw. bersabda lagi,

“Turunkanlah satu hasta dan jangan lebih dari itu.” )HR at-Tirmidzi).

2. Tafsir bil ma’qul/Tafsir bir-ra’yi/tafsir bil ma’qul/bil-ijtihad

Tafsir bil ma’qul adalah tafsir Al-Qur’an yang didasarkan pada pendapat dan ijtihad

ulama yang didasarkan pada dalil-dalil yang shahih, kaidah yang murni dan tepat, bisa

diikuti dan sewajarnya, bukan didasarkan atas kata hati atau kehendaknya.

Contohnya

Perintah berjilbab dalam ayat itu tampak kepada kita tidak secara tegas dan mutlak,

melainkan tergantung kondisi kaum wanita itu. Diminta untuk memakai jilbab, manakala

mereka diganggu oleh orang-orang usil dan nakal. Dengan demikian dimanapun di dunia ini

baik dulu maupun sekarang, bila dijumpai kasus yang sama kreterianya dengan peristiwa

yang melatarbelakangi turunya ayat ini, maka hukumnya adalah sama sesuai dengan

kaidah ushul fiqih, yaitu hokum-hukum syara’ didasarkan pada ‘ilat penyebabnya ada atau

tidak ‘ilat tersebut. Jika ‘ilat ada, maka ada pula hukumnya. Sebaliknya, jika tidak ada ‘ilat,

maka taka da hukumnyaberdasarkan kaidah itu. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

kewajiban memakai jilbab pada ayat itu bersifat kondisional.

3. Tafsir bil Izdiwaji

Tafsir Bil Izdiwaj disebut juga dengan metode campuran antara tafsir bil Ma’tsur

dan Tafsir bil Ra’yi yaitu menafsirkan Al-qur’an yang didasarkan atas perpaduan antara

sumber tafsir riwayat yang kuat dan shahih, dengan sumber hasil ijtihad akan pikiran yang

sehat. Tafsir macam ini banyak ditulis pada tafsir modern yang muncul sesudah

kebangkitan kembali umat islam, dengan tujuan untuk membersihkan tafsir-tafsir Al-qur’an

dari ikatan kaidah bahasa dan teori-teori ilmu yang kurang erat hubungannya dengan

maksud ayat.

Page 38: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

Contoh kitab-kitab tafsir yang termasuk kategori jenis ini antara lain:

1. Tafsir Al-Manar, karya Syaikh Rasyid Rida (wafat 1354 H/1935 M).

2. Al-Jawahiru fi Tafsiril Quran, karya Syaikh Tanthawi Jauhari (wafat 1358

H/1940 M).

3. Tafsirul Maraghi, karya Syaikh Ahmad Mustafa Al-Maraghi (wafat 1371

H/1952 M) dan lain sebagainya

4. Tafsir Muqranin

Secara etimologis kata muqarin adalah merupakan bentuk isim al-fa’il dari

kata qarana, maknannya adalah membandingkan antara dua hal. Jadi dapa dikatakan

tafsir muqarin adalah tafsir perbandingan.

Secara terminologis adalah menafsirkan sekelompok ayat Al Qur’an atau suatu

surat tertentu dengan cara membandingkan antara ayat dengan ayat, atau atara ayat

dengan hadits, atau antara pendapat ulama tafsir dengan menonjolkan aspek-aspek

perbedaan tertentu dari obyek yang dibandingkan

5. Tafsir Tahlili

Secara bahasa (al lughah), kata Tahliliy berasal dari akar kata bahasa

arab, hallala-yuhallilu-tahlilan. Artinya, analisa atau menguraikan.

Secara istilah, menurut M. Quraish Shihab, Metode Tafsir Tahlili merupakan

suatu bentuk tafsir yang berusaha menjelaskan kandungan ayat-ayat al-Quran dari

berbagai sisi dengan memperhatikan runtutan ayat-ayat al-Quran sebagaimana

tercantum dalam mushaf.

Contoh tafsir tahlili:

1. Tafsir al-Qur’an al-‘azhim karya Ibn Katsir.

2. Tafsir al-Munir karya Syaikh Nawawy al-Bantany.

3. Tafsir al-Fakh al-Razy yang terdiri dari tafsir al- Kabir (Mafatih al-

Ghaib) yang terdiri dari 30 jilid dan Tafsir al-Saghir (Asrar al-Tanzil

Page 39: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

wa Anwar al-Ta’wil).

4. Jami’ al-Bayan fi Tafsir al-Qur’an, karangan Imam Ibn Jarir Al-

Thabary

5. Ma’alim al-Tanzil yang dikenal dengan Al-Tafsir al-

Manqul, karangan Imam Al-Baghawy

6. Tafsir Maudhu’i

Secara bahasa kata maudhu’i berasal dari kata موضوع yang merupakan isim

maf’ul dari kata وضع yang artinya masalan atau pokok pembicaraan, yang berkaitan

dengan aspek-aspek kehidupan manusia yang dibentangkan ayat-ayat al-Quran.

Berdasarkan pengertian bahasa, secara sederhana metode tafsir maudhu’I ini adalah

menafsirkan ayat-ayat al-Quran berdasarkan tema atau topik pemasalahan.

Bentuk defenisi operasional tafsir maudhu’i atau tematik ini, lebih rinci

tergambar dalam rumusan yang dikemukakan oleh Abd al-Hayy al-Farmawi, yaitu:

جمع اليات القرآهية ذات الهدف الواحد التي اشتركت في موضوع ما وترثيبها حسب النزول

ما امكن ذلك مع الوقوف على آس باب ىزولها ثم ثياولها بالشرح والتعليق والستــــــــباط

)Tafsir maudhu’I adalah mengumpulkan ayat-ayat al-Quran yang mempunyai

maksud yang sama, dalam arti sama-sama membahas satu topik masalah dan

manyusunnya berdasarkan kronologis dan sebab turunnya ayta-ayat tersebut,

selanjutnya mufassir mulai memberikan keterangan dan penjelasan serta

mengambil kesimpulan).

7. Tafsir Bil Ilmi

Tafsir ‘ilmi adalah menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an berdasarkan pendekatan

ilmiah atau menggali kandungan al-Qur’an berdasarkan teori-teori ilmu

pengetahuan. Ayat-ayat al-Qur’an yang di tafsirkan dalam corak tafsir ini adalah

ayat-ayat kauniyah (kealaman).2

Contoh tafsir bil Ilmi Penciptaan Alam Semesta

Asal mula alam semesta diuraikan al-Quran dalam beberapa ayat berikut:

2 Supiana dan M.Karman, Ulumul Qur’an dan Pengenalan Metodologi Tafsir. (Bandung: Pustaka Islamika, 2002), hlm. 314

Page 40: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

1. QS. al-An’am : 101

ء يكون ل ول ولم تكن ل صاحبة وخلق ك ش ماوات والرض آن ء علي بديع الس وهو بك ش

Artinya :“Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak

Padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia

mengetahui segala sesuatu.”

Meluasnya Alam Semesta

Di dalam al-Quran, ketika ilmu astronomi masih primitif, perluasan alam

telah digambarkan pada QS. Az-Zariyat : 47:

ن لموسعون ماء بيياها بأيد وا والس

Artinya: “Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan

sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa”

B. AL-SUNNAH

1. Pengertian

Para muhadditsun (ulama pakar hadis) mendefinisikan sunnah sebagai

segala hal yang disandarkan kepada Nabi, baik itu berupa perkataan,

perbuatan, taqrir (ketetapan), maupun sifat perangai atau sifat fisik. Baik sebelum

diutus menjadi nabi ataupun setelahnya.

2. Hubungan Antara Al-Quran dan As-Sunah

Dalam hubungan dengan al-Qur’an , maka as-Sunnah berfungsi sebagai

penafsir, pensyarah, penjelas atas ayat-ayat tertentu. Apabila disimpulkan tentang

fungsi as-Sunnah dalam hubungan dengan al-Qur’an itu adalah sebagai berikut:

a. Bayan Tafsiri, yaitu menerangkan ayat-ayat yang sangat umum mujmal dan

musytarak. Seperti hadits: “Shallukama ra’aitumuni ushalli” )shalatlah kamu

sebagaimana kamu melihatku shalat) adalah merupakan tafsiran dari ayat

al-Qur’an yang umum, yaitu: “Aqimush-shalah” )kerjakan shalat). Demikian

pula dengan hadits: “khudzu ‘annimanasikakum” )ambilah dariku perbuatan

Page 41: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

hajiku) adalah tafsiran ayat al-Qur’an “Waatimmulhajja” )dan sempurnakan

hajimu).

b. Bayan Taqriri, yaitu as-Sunnah yang berfungsi untuk memperkokoh dan

memperkuat pernyataan al-Qur’an, seperti hadits yang berbunyi: “Shaumul

liru’yatihi wafthiruliru’yatihi” )berpuasalah karena melihat bulan dan

berbukalah karena melihatnya) adalah memperkokoh ayat al-Qur’an

dalamsurat al-Baqarah:185.

c. Bayan Taudhihi, yaitu menerangkan maksud dan tujuan sesuatu ayat al-Qu

r’an, seperti pernyataan Nabi: “Allah tidak mewajibkan zakat melainkan

supaya menjadi baik harta-hartamu yang sudah dizakati” adalah taudhih

(penjelasan) terhadap ayat al-Qur’an dalam surat at-Taubah:34 yang

berbunyi sebagai berikut: “Dan orang-orang yang menyimpan mas dan

perak yang kemudian tidak membelanjakannya di jalan Allah maka

gembirakanlah mereka dengan azab yang sangat pedih”. Pada waktu ayat ini

turun banyak para sahabat yang merasa berat untuk melaksanakan perintah

ini, maka mereka bertanya kepada Nabi yang kemudian dijawab dengan

hadits tersebut.

3. Perbedaan Al-Quran dan As-Sunah

Para ulama sepakat bahwa kekuatan hukum Hadis sama dengan Al Qur’an

sehingga keduanya merupakan sumber syariat Islam yang utama. Meskipun begitu,

di antara keduanya terdapat beberapa perbedaan mendasar, di antaranya adalah

sebagai berikut.

1. Kebenaran Al-Quran bersifat mutlak )qath’i) dan Hadis bersifat dzanni

2. Semua ayat Al-Quran dijadikan pedoman hidup, sedangkan hadis tidak

demikian

3. Al-quran bersifat autentik sedangkan hadis tidak

4. Macam-macam hadis

Dalam disiplin Ilmu Hadis, para Ulama ahli hadis telah membagi hadis dari segi

jumlah rawi atau kuantitas periwayat menjadi dua macam yaitu

Hadis Mutawatir dan Hadis Ahad. Pembagian keduanya berdasarkan batasan

jumlah rawi pada setiap thobaqoh. Jika jumlah rawi pada setiap thobaqoh tak

Page 42: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

terbatasi, maka disebut hadis Mutawwatir. Sedangkan hadis Ahad, yaitu apabila

jumlah rawi yang pada setiap thobaqoh (tingkatan) terbatas. Dalam hadis ahad

terdapat pembagiannya (Hadis Masyhur: Hadis Aziz, Hadis Gharib).

Dari segi kualitasnya:

Para ulama hadits membagi hadits berdasarkan kualitasnya dalam tiga kategori,

yaitu hadits shahih, hadits hasan, hadits dhaif. Urainnya sebagai berikut:

1. Hadits Shahih ialah hadits yang sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh

perawi yang berkualitas dan tidak lemah hafalannya, di dalam sanad dan

matannya tidak ada syadz dan illat. Mahmud Thahan dalam Taisir Musthalahil

Hadits menjelaskan hadits shahih adalah

ما اتصل سنده بنقل العدل الظابط عن مثله إلى منتهاه من غير شذوذ ولا علة

Artinya, “Setiap hadits yang rangkaian sanadnya bersambung, diriwayatkan

oleh perawi yang adil dan dhabit dari awal sampai akhir sanad, tidak

terdapat di dalamnya syadz dan ‘illah.”

2. Hadits Hasan

Hadits hasan hampir sama dengan hadits shahih, yaitu hadits yang rangkaian

sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh perawi yang adil dan dhabit, tidak

terdapat syadz dan ‘illah. Namun perbedaannya adalah kualitas hafalan

perawi hadits hasan tidak sekuat hadits shahih. Ulama hadits sebenarnya

berbeda-beda dalam mendefenisikan hadits hasan. Menurut Mahmud

Thahhan, defenisi yang mendekati kebenaran adalah defenisi yang dibuat

Ibnu Hajar. Menurut beliau hadits hasan ialah:

هو ما اتصل سنده بنقل العدل الذي خف ضبطه عن مثله إلى منتهاه من غير شذوذ ولا علة

Artinya“Hadits yang sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh perawi adil,

namun kualitas hafalannya tidak seperti hadits shahih, tidak terdapat syadz

dan ‘illah.”

Hadits Dhaif Hadits dhaif ialah hadits yang tidak memenuhi

persyaratan hadits shahih dan hadits hasan. Dalam Mandzumah Bayquni

disebutkan hadits hasan adalah:

وكل ما عن رتبة الحسن قصر # فهو الضعيف وهو اقسام كثر

Artinya, “Setiap hadits yang kualitasnya lebih rendah dari hadits hasan

adalah dhaif dan hadits dhaif memiliki banyak ragam.”

Page 43: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

Dilihat dari defenisinya, dapat dipahami bahwa hadits shahih adalah

hadits yang kualitasnya lebih tinggi. Kemudian di bawahnya adalah hadits

hasan. Para ulama sepakat bahwa hadits shahih dan hasan dapat dijadikan

sebagai sumber hukum.

C. IJTIHAD

1. Pengertian

Arti "ijtihad" menurut bahasa adalah mengeluarkan tenaga atau kemampuan.

Ijtihad adalah mengeluarkan segala tenaga dan kemampuan untuk mendapatkan

kesimpulan hukum dari Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Syarat-syarat untuk

menjadi seorang Mujtahid: pertama, menguasai bahasa Arab, tentu termasuk

nahwu, sharaf dan balaghahnya karena Al-Qur’an dan Hadits berbahasa Arab. Tidak

mungkin orang akan memahami Al-Qur’an dan Hadits tanpa menguasai bahasa

Arab. Kedua, menguasai dan memahami Al-Qur’an seluruhnya, kalau tidak ia akan

menarik suatu hukum dari satu ayat yang bertentangan dengan ayat lain.

Contohnya, do’a terhadap orang mati. Ada golongan-golongan yang menyatakan

bahwa berdo’a kepada orang mati, bersedekah dan membaca Al-Qur’an tidak

berguna dengan dalil. Ketiga, menguasai Hadits Rasulullah SAW baik dari segi

riwayat hadits untuk dapat membedakan antara hadits yang shahih dan yang dlaif.

Mengapa harus menguasai hadits? Karena yang berhak pertama kali untuk

menjelaskan Al-Qur’an adalah Rasulullah SAW, maka apabila tidak menguasai

hadits, dikhawatirkan menarik kesimpulan suatu hukum bertentangan dengan

hadits yang shahih tentu ijtihad tersebut tidak dapat dibenarkan artinya bathil.

Adapun dalil tentang ijtihad adalah:

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri

di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka

kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-

benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama

(bagimu) dan lebih baik akibatnya”. (QS.An-nisa:59)

2. Masalah yang diijtihadkan

Secara sederhana dapat diketahui bahwa lapangan ijtihad adalah masalah-

masalah yang ketentuan hukumnya tidak dijelaskan al-Quran dan Sunnah. Masalah-

masalah yang dapat diijtihadkan adalah sebagai berikut:

Page 44: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

1. Masalah-masalah yang ditunjukan oleh nash yang zhanniy (tak pasti), baik

dari segi keberadaannya (wurud) maupun dari segi penunjukannya

terhadap hukum (dalalah). Masalah-masalah yang ditunjuk

oleh nash yang zhanniy itulah yang menjadi lapangan ijtihad. Sedang

masalah-masalah yang ditunjuk oleh nash yang qath'iy tidak boleh

dijadikan lapangan ijtihad.

2. Masalah-masalah baru yang belum ditegaskan hukumnya dalam nash.

3. Masalah-masalah baru yang belum di-ijma-kan.

4. Masalah-masalah yang diketahui illat (alasan)hukumnya seperti dalam

masalah

muamalah. Masalah-masalah yang tidak diketahui illat hukmnya tidak boleh

dijadikan sasaran ijtihad, seperti ketentuan-ketentuan dalam beribadah.

3. Macam-macam dan cara-cara Ijtihad

Secara garis besar ijtihad dibagi kedalam dua bagian, yaitu ijtihad Fardhi dan

Jami’i.

1. Ijtihad Fardhi

Ijtihad fardhi adalah : ”Setiap ijtihad yang dilakukan oleh perseorangan atau

beberapa orang, namun tidak ada keterangan bahwa semua mujtahid lain

menyetujuinya dalam suatu perkara.

Ijtihad yang semacam inilah yang pernah dibenarkan oleh Rasul kepada

Mu’adz ketika Rasul mengutus beliau untuk menjadi qodhi di Yaman.

2. Ijtihad Jami’i

Ijtihad Jami’i adalah : ”Semua ijtihad dalam suatu perkara yang disepakati

oleh semua mujtahidin.” ) Ushulu Tasyri’ :116 )

Ijtihad semacam ini yang dimaksud oleh hadits Ali bin Abi Thalib pada waktu

beliau menanyakan kepada Rasul tentang suatu urusan yang menimpa masyarakat

yang tidak diketemukan hukumnya dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Page 45: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

Ketika itu Nabi bersabda : ”Kumpulkanlah orang-orang yang berilmu dari

orang-orang mukmin untuk memecahkan masalah itu dan jadikanlah hal itu

masalah yang dimusyawarahkan diantara kamu dan janganlah kamu memutuskan

hal itu dengan pendapat orang seorang.” ( H.R. Ibnu Abdil Barr )

Disamping itu, Umar bin Khatab juga pernah berkata kepada Syuraikh : ”Dan

bermusyawarahlah (bertukar pikiran) dengan orang-orang yang saleh.”

4. Syarat-syarat Mujtahid

Adapun syarat-syarat Mujtahid adalah:

1. Mengetahui isi Al-Qur’an dan hadits yang bersangkutan denagn hokum

itu, meskipun tidak hapal diluar kepala.

2. Mesti mengetahui bahasa arab dengan alat-alat yang berhubungan

dengan itu seperti Nahwu, Shorof, Ma’ani, Bayan, Bad’i, agar dengan ini

mentafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an atau As-Sunnah dengan cara berfikir

dengan benar.

3. Mesti mengetahui ilmu usul fiqh dan qoidah-qoidah fiqh yang seluas-

luasnya, karena ilmu sebagai dasar berijtihad.

4. Mesti mengetahui soal-soal ijma’, hingga tiada timbul pendapat yang

bertentangan dengan ijma’ itu.

5. Mesti mengetahui nasikh mansukh dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.

6. Mengetahui ilmu riwayat dan dapat membedakan: mana hadits yang

sahih dan hasan, mana yang dhoif, mana yang maqbul dan mardud.

7. Mengetahui rahasia-rahasia tasyri’i ) asrarusy syari’ah) yaitu qoidah-

qoidah yang menerangkan tujuan syara’ dalam meletakan beban taklif

kepada mukallaf.

Page 46: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

PERTEMUAN 4

KERANGKA DASAR AGAMA ISLAM

A. Tujuan Pembelajaran

Mahasiswa mampu memahami pengertian Kerangka dasar Agama Islam

B. Isi Materi

a. Kerangka dasar agama islam

Banyak berpendapat yang dikemukakan oleh para ahli tentang struktur

agama islam, antara lain, syaikh muhammad syaltout menyebutkan bahwa ajaran

islam itu terdiri atas aqidah dan syariah.sementara Hasbi As-Shidiqi menyebutkan

i’tikad, Akhlak dan amal shaleh.

Secara harfiah, (segi bahasa) Aqidah berarti sesuatu yang mengikat, atau

terikat, tersimpul. Secara istilah (terminologi), berarti sistem kepercayaan/

keimanan dalam Islam. Secara harfiah, syari`ah berarti jalan yang harus diikuti, bisa

juga berarti menjelaskan dan menyatakan sesuatu (dari kata dasar syara’), atau dari

kata Asy-Syir’ dan Asy-Syari’atu yang berarti berarti jalan ke sumber air atau jalan

yang harus diikuti, yakni jalan ke arah sumber pokok bagi kehidupan. Secara istilah,

syari`ah adalah aturan atau undang-undang yang diturunkan Allah untuk mengatur

hubungan manusia dengan Tuhannya, mengatur hubungan sesama manusia, dan

hubungan manusia dengan alam semesta. Atau dengan kata lain mengandung

dimensi hukum atau peraturan dari ajaran Islam.

Secara etimologis, kata akhlak berasal dari bahasa Arab al akhlaq yang

merupakan bentuk jamak dari kata khuluq yang berarti budi pekerti, perangai,

tingkah laku, atau tabiat.

Secara terminologi, akhlak adalah keadaan batin yang menjadi sumber lahirnya

perbuatan dimana perbuatan itu lahir secara spontan tanpa berfikir untung atau

rugi.

b. Agama Islam dan Ilmu-Ilmu Keislaman

Secara etimologi Istilah agama merujuk dari bahasa Sanskreta yang

bermakna suatu tradisi atau tidak kacau karena berasal dari kata “a” dan “gama”.

Page 47: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

Agama juga dapat diartikan sebagai sebuah kumpulan aturan yang dapat

mengarahkan manusia dalam arah dan tujuan tertentu yang baik dan benar.

Agama mempunyai tujuan untuk menjadi tatanan kehidupan (aturan) yang

berasal dari Tuhan dimana hal tersebut nantinya mampu membimbing manusia

menjadi seseorang yang berakal dan berusaha mencari kebahagiaan hidup baik itu

di dunia ataupun di akhirat sebagai bekal dalam kehidupan di tahap yang

selanjutnya di alam fana.

Sedangkan (asal-usul kata) kata “Islam” berasal dari bahasa

Arab: salima (سلم ) yang artinya “selamat”.

Dari kata itu terbentuk aslama (أسلم) yang artinya menyerahkan diri atau tunduk dan

patuh. Sebagaimana firman Allah SWT:

“Bahkan, barangsiapa aslama (menyerahkan diri) kepada Allah, sedang ia berbuat

kebaikan, maka baginya pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran

terhadap mereka dan tidak pula bersedih hati” (Q.S. 2:112).

Dari kata aslama itulah terbentuk kata Islam (إسلم ). Pemeluknya

disebut Muslim (مسلم).

A. Tasauf, Filsafat, Pembaharuan

1. Tasauf

Tasawuf adalah salah satu upaya atau usaha yang dilakukan oleh seseorang

untuk menyucikan jiwa dengan cara menjauhi pengaruh kehidupan yang bersifat

kesenangan duniawi dengan cara mendekatkan diri kepada Allah sehingga

kehadiran Allah senantiasa dirasakan secara sadar dalam kehidupan.

Tasawuf merupakan cabang imu yang menekankan dimensi rohani daripada

materi, akhirat daripada dunia fana, dan bathin daripada lahir. Nilai spiritual seperti

keikhlasan ibadah dan kerinduan kepada Allah merupakan tujuan pokok tasawuf.

Para sufi berzuhud, menerima kepurusan Allah SWT dengan hati lapang dan

berdzikir hingga mencapai kesatuan wujud (Armando, 2005)..

Berikut pengertian tasawuf berdasarkan etimologi atau asal bahasanya:

Page 48: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

o Ahlu suffah, yaitu sekelompok orang pada masa Rasulullah yang hidupnya

diisi dengan banyak berdiam di serambi-serambi masjid, dan mereka

mengabdikan hidupnya untuk beribadah kepada Allah.

o Shafa, yaitu nama bagi orang-orang yang bersih atau suci. Makna tersebut

sebagai nama dari mereka yang memiliki hati yang bersih atau suci,

maksudnya adalah bahwa mereka menyucikan dirinya di hadapan Allah

SWT.

o Shaf, yaitu orang-orang yang ketika salat berada di barisan yang paling

depan. Makna shaff ini dinisbahkan kepada para jemaah yang selalu berada

pada barisan terdepan ketika solat, sebagaimana solat yang berada di

barisan pertama maka akan mendapat kemuliaan dan pahala.

o Sufi, istilah ini berasal dari bahasa Yunani yang disamakan artinya dengan

hikmah, yang berarti kebijaksanaan.

o Shaufanah, yaitu sebangsa buah-buahan kecil yang berbulu-bulu, yang

banyak sekali tumbuh di padang pasir di tanah Arab, dan pakaian kaum sufi

itu berbulu-bulu seperti buah itu pula, dalam kesederhanaannya.

o Shuf, yang berarti bulu domba atau wol. Mereka disebut sufi karena

memakai kain yang terbuat dari bulu domba. Pakaian yang terbuat dari bulu

domba menjadi pakaian khas kaum sufi, bulu domba atau wol saat itu

bukanlah wol lembut seperti sekarang melainkan wol yang sangat kasar,

itulah lambang dari kesederhanaan pada saat itu. Berbeda dengan orang

kaya saat itu yang memakai kain sutra.

o Shuffah, yaitu serambi Masjid Nabawi yang ditempati sebagian sahabat

Rasulullah. Makna tersebut dilatarbelakangi oleh sekelompok sahabat yang

hidup zuhud dan konsentrasi beribadah kepada Allah SWT serta menimba

ilmu bersama Rasulullah yang menghuni serambi Masjid Nabawi.

Sedangkan pengertian tasawuf berdasarkan pendapat para ahli sufi

antara lain sebagai berikut:

1. Menurut Al-Junaid Al-Bagdadi (Pemadi, 2004), tasawuf adalah

membersihkan hati dari sifat yang menyamai binatang dan melepaskan

Page 49: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

akhlak yang fitri, menekan sifat basyariah (kemanusiaan), menjauhi hawa

nafsu, memberikan tempat bagi kerohanian, berpegang pada ilmu

kebenaran, mengamalkan sesuatu yang lebih utama atas dasar

keabadianNya, memberi nasihat kepada umat, benar-benar menepati

janji terhadap Allah SWT, dan mengikuti syariat Rasulullah SAW.

2. Menurut Abu Qasim Abdul Karim Al-Qusyairi (Pemadi, 2004), tasawuf

adalah menjabarkan ajaran-ajaran Al Quran dan Sunnah, berjuang

mengendalikan nafsu, menjauhi perbuatan bidah. mengendalikan

syahwat, dan menghindari sikap meringankan ibadah.

3. Menurut Abu Yazid al-Bustami (Pemadi, 2004), tasawuf mencakup tiga

aspek yaitu takhalli (melepaskan diri dari perangai yang tercela), tahalli

(menghiasi diri dengan akhlak yang terpuji), dan tajalli (mendekatkan diri

kepada Tuhan).

4. Menurut Syekh Abdul Qadir al-Jailani (Alba, 2012), tasawuf adalah

menyucikan hati dan melepaskan nafsu dari pangkalnya dengan khalawt,

riyadloh, taubah dan ikhlas.

5. Menurut Syaikh Ibnu Ajibah (Alba, 2012), tasawuf merupakan ilmu yang

membawa seseorang agar bisa bersama dengan Allah SWT melalui

penyucian jiwa batin dan mempermanisnya dengan amal saleh dan jalan

tasawuf tersebut diawali dengan ilmu, tengahnya amal dan akhirnya

adalah karunia Ilahi.

6. Menurut H. M. Amin Syukur (Alba, 2012), tasawuf adalah latihan dengan

kesungguhan (riya-dloh, mujahadah) untuk membersihkan hati,

mempertinggi iman dan memperdalam aspek kerohanian dalam rangka

mendekatkan diri manusia kepada Allah sehingga segala perhatiannya

hanya tertuju kepada Allah.

a. Asal Usul Tasauf

Asal usul tasauf yang dikemukakan oleh para ahli dalam beberapa macam

teori antara lain:

Page 50: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

1. Ma’ruf al-Karakhi mengatakan; tasawuf ialah mengambil hakikat dan

putus asa terhadap apa yang ada ditangan mahluk, maka barang siapa

yang tidak benar-benar fakir, dia juga tidak benar-benar bertasawuf.

2. Abu Turab al-Nakhsabi berpendapat; sufi ialah orang yang tidak ada

sesuatupun yang mengotori jiwa dan dapat membersihkan segala

sesuatu.

3. Zun Nun al Misri mengatakan; sufi ialah orang yang tidak suka meminta-

minta dan tidak merasa susah karena ketiadaan.

4. Sahl bin Abdullah al-Tusturi menjelaskan; Sufi ialah orang yang bersih

dari kekeruhan dan penuh dengan cara fikir yang terpusat kepada Tuhan

dan memutuskan hubungan dengan manusia dan baginya antara emas

dan perak itu sama.

5. Abu al Husain al-Nuri berpendapat; tasawuf bukanlah wawasan atau

ilmu, tetapi akhlak. Karena jika seandainya tasawuf itu wawasan, maka ia

dapat diperoleh atau dicapai hanya dengan kesungguhan dan jika ia

hanya ilmu, ia akan dapat diperoleh melalui belajar. Akan tetapi tasawuf

hanya dapat dicapai dengan akhlak Allah dan seseorang tidak akan bisa

menerima akhlak ketuhanan kalau hanya dengan wawasan dan ilmu.

6. Al Jurairi ; Memasuki segala budi atau akhlak yang bersifat sunni dan

keluar dari akhlak yang rendah.

7. Abu Muhammad Ruwaim menyebutkan; tasawuf ialah membiarkan diri

dengan Allah menurut kehendak-Nya.

8. Amir bin Usman al-Makki menegaskan; tasawuf adalah seorang hamba

yang setiap waktunya mengambil waktu yang utama.

9. Abu Bakr al-Syibli mengatakan; sufi ialah anak-anak kecil dalam

pangkuan Tuhan.

10. Junaidi al-Baghdadi berpendapat; tasawuf ialah keluar dari akhlak tercela

dan masuk kepada akhlak terpuji. (Takhalli-Tahalli dan tajalli).

Namun di kalangan masyarakat muslim asal usul tasawuf dapat disimpulkan:

Page 51: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

1. Lahirnya tasawuf merupakan pengaruh kristen yang berpaham

menjauhi dunia dan mengasingkan diri dalam biara-biara. Maka

akan timbul sifat zuhud dan meninggalkan dunia.

2. Filsafat mistik Pytagoras yang berpendapat bahwa roh manusia

bersifat kekal dan berada di dunia sebagai orang asing. Badan

merupakan penjara dari roh, kesenangan roh adalah letaknya dialam

samawi, manusia harus membersihkan roh dengan meninggalkan

hidup materi.

3. Filsafat Emanasi Plotinus yang mengatakan bahwa wujud ini

memancar dari zat Tuhan Yang Maha Esa. Roh berasal dari tuhan

dan akan kembali ke tuhan>

4. Ajaran Budha dengan paham nirwananya, dimana untuk mencapai

nirwana orang harus meninggalkan dunia dan memasuki hidup

kontemplasi. Paham fana yang terdapat dalam tasawuf hampir sama

dengan paham nirwana.

5. Ajaran Hindu yang mendorong manusia untuk meninggalkan dunia

dan mendekati Tuhan untuk mencapai persatuan Atman dengan

brahman.

b. Tasawuf dalam Al-Quran dan Hadis

Dalam hal ini, tasawuf termaktub dalam Surat Al A’la ayat 14-15,

Artinya: Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri

(dengan beriman), dan Dia ingat nama Tuhannya, lalu Dia sembahyang. (Q.S. Al-A’la

:14-15).

Sementara hati yang bening akan senantiasa terwujud pada diri

manusia itu sendiri ketika memperbaiki hubungannya dengan Sang Ilahi.

Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat ar-Rad ayat 28 sebagai

berikut:

نوا الذين ئن آم طم ت بذكر قلوبهم و بذكر أ لا الل ئن الل القلوب ت طم

Page 52: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi

tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati

Allah-lah hati menjadi tenteram.( Q.S. Ar-Rad : 28 ).

Sedangkan implikasi terhadap kata tasawuf itu sendiri dalam ayat-

ayat Al Qur’an, dari akar kata yang paling tepat untuk kata tasawuf diatas

maka hanya ada satu ayat yang menyinggung tentang itu, yaitu dalam QS.

An Nahl ayat 80.

Artinya: “Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat

tinggal dan Dia menjadikan bagi kamu rumah-rumah (kemah-kemah) dari kulit

binatang ternak yang kamu merasa ringan (membawa nya) diwaktu kamu berjalan

dan waktu kami bermukim dan (dijadikan Nya pula) dari bulu domba, bulu onta dan

bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan perhiasan (yang kamu pakai) sampai

waktu (tertentu)”. (QS. An Nahl:80)

Dinyatakan dalam hadits nabi:

ما وا ما ث مسكت ب تركت فيك امرين لن ثضل عن اوس ابن مالك قال اليب صلى الله عليه وسل

ية رسول كتاب الله و س

Artinya:“Dari Anas bin Malik berkata: Bersabda Nabi SAW: telah ku

tinggalkan atas kamu sekalian dua perkara yang apabila kamu berpegang pada

keduanya maka tidak akan tersesat yaitu kitab Allah dan sunnah RosulNya”.

Page 53: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

2. Filsafat

a. Pengertian Filsafat

Istilah ini mungkin sering sekali terdengar di telinga Anda, apalagi bagi yang

sudah memasuki perguruan tinggi. Lantas sebenarnya apa pengertian filsafat? Jika

dibahas secara etimologi kata filsafat berasal dari istilah philosophia atau pilosophos

yang diambil dari bahasa Yunani. Philo sendiri memiliki arti cinta, lalu shopia

memiliki arti pengetahuan, hikmah dan kebijaksanaan.

Jika definisikan maka filsafat dapat diartikan sebagai gagasan yang penuh

pengetahuan, hikmah dan kebijaksanaan. Sedangkan secara umum filsafat adalah

ilmu yang membahas segala fenomena yang ada dalam kehidupan serta pemikiran

manusia secara skeptis dan bersifat kritis. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam

filsafat tidak ada percobaan atau eksperimen apapun, melainkan mengungkapkan

masalah secara jelas, mencari pemecahannya, dan memberikan argumen terhadap

solusi yang telah dikemukakan. Untuk mengenal filsafat secara lebih jelas, maka

dibawah ini terdapat pendapat para ahli tentang filsafat:

1. John Dewey

Filsafat menurut John Dewey adalah pengungkapan akan usaha dan

perjuangan manusia secara terus-menerus, Menurutnya hal tersebut merupakan

upaya yang dilakukan manusia untuk melakukan penyesuaian terhadap berbagai

tradisi. Sehingga hasilnya dapat membentuk budi pekerti yang memiliki cita-cita

politik serta kecenderungan ilmiah baru yang tidak sejalan dengan wewenang yang

telah diakui.

2. Plato

Sedangkan filsafat menurut plato ialah ilmu yang berusaha untuk

mendapatkan pencapaian akan kebenaran pengetahuan yang sebenarnya.

3. Aristoteles

Filsafat menurut Aristoteles merupakan suatu ilmu pengetahuan yang berisi

kebenaran. Unsur-unsur dalam kebenaran tersebut meliputi ekonomi, metafisika,

estetika, retorika, politik dan juga logika. Filsafat yang dikemukakan Aristoteles

sering disebut sebagai filsafat keindahan.

Page 54: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

4. Johann Gotlich Fickte

Pengertian filsafat berdasarkan pendapat Johann Gotlich Fickte adalah ilmu

yang menjadi dasar dari segala jenis bidang dan pengetahuan yang digunakan untuk

mencari kebenaran.

5. Cicero

Kemudian Cierco menyebutkan bahwa filsafat adalah seni kehidupan yang

merupakan ibu dari semua seni.

6. Imanuel Kant

Imanuel Kant mengartikan filsafat sebagai ilmu yang menjadi akar dari

segala pengetahuan di dalamnya. Filsafat sendiri menurutnya terbagi ke dalam

empat golongan yaitu antropologi, metafisika, agama, dan etika.

b. Filsafat Islam

Filsafat Islam merupakan hasil pemikiran seseorang pemikir mengenai

ketuhanan, kenabian, kemanusiaan, alam, realitas ontologi, pandangan tentang

hakikat ruang, waktu, dan materi. Selain itu berkembang juga dalam ilmu kalam,

ul fiqh, dan tasawuf yang berasaskan ajaran Islam sebagai bentuk alur pemikiran

yang logis dan sistematis. Filsafat Islam berupaya memadukan antara wahyu

dengan akal, serta untuk menjelaskan bahwa wahyu tidak bertentangan dengan

akal manusia. Beberapa pendapat mengatakan bahwa filsafat Islam adalah

pemikiran yang lahir dari dunia Islam untuk menjawab tantangan zaman yang

berkaitan dengan Allah dan alam semesta, wahyu dan akal, agama dan filsafat.

Selain itu juga dianggap sebagai pembahasan tentang alam dan manusia yang

tersinari ajaran Islam.

Filsafat Islam (bahasa Arab: الإسلامية الفلسفة ) adalah ilmu yang mengkaji

tentang masalah-masalah universal eksistensi, pengetahuan, jiwa, Tuhan dan

agama. Ilmu ini bermula dari Yunani kuno. Al-Kindi tercatat sebagai filosof muslim

pertama sedangkan al-Farabi sebagai perintis atau pendiri filsafat Islam. Di dalam

filsafat Islam terdapat tiga aliran (maktab) penting yaitu; aliran parepatetik

(Massya' ), Iluminasi (Isyraq) serta teosofi transenden (Hikmah muta'aliyah).

Page 55: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

Al-Farabi, Ibnu Sina, Suhrawardi, Ibnu Rusyd, Mir Damad dan Mulla

Sadra merupakan deretan filosof-filosof muslim terpenting. Kitab al-Isyarat wa al-

Tanbihat, al-Syifa, Hikmatul Isyraq, al-Qabasat, al-Asfar al-Arba'ah, al-Syawahid

al-Rububiyah serta Nihayatul Hikmah adalah di antara teks-teks filsafat Islam

paling menonjol.

Filsafat dalam dunia Islam menemui berbagai penentangan. Sebagian

penentang filsafat Islam menyebutnya sebagai sekumpulan gagasan-gagasan

kufur; sebagian lagi menyebutnya bermanfaat seperti halnya ilmu-ilmu yang lain

tetapi dengan keyakinan ini bahwa filsafat tidak mempengaruhi pengetahuan

keagamaan kita dan teks-teks suci keagamaan tidak boleh ditafsirkan dengan

postulat-postulat yang menjadi pegangan para filosof. Maktab Tafkik (aliran

pemilahan atau pemisahan) merupakan aliran pemikiran Syiah paling terkenal

yang menentang filsafat.

c. Objek Kajian Filsafat Islam

Adapun objek filsafat islam ialah kajian islam dalam tema besar adalah

Tuhan,alam, manusia dan kebudayaan. Tema besar itu hendaknya dapat dijabarkan

lebih spesifik sesuai dengan perkembangan zaman, sehingga dapat ditarik benang

merah dari perkembangan sejarah pemikiran kefilsafatan yang hingga sekarang,

setiap zaman mempunyai semangat sendiri-sendiri.

3. Pembaharuan ( Tajdid)

Pembaharuan dalam bahasa Indonesia seringkali disebut dengan

modernisasi atau modernisme. Pembaharuan sendiri bermakna menyesuaikan dan

mengubah aliran, pikiran, gerakan paham, adat istiadat, institusi lama dan lain

sebagainya dengan suasana baru yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi modern. Pembaharuan Islam adalah upaya-upaya untuk

menyesuaikan paham keagamaan Islam dengan perkembangan baru yang

ditimbulkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Dalam bahasa

Arab, gerakan pembaharuan Islam disebut tajdid, secara harfiah tajdid berarti

pembaharuan dan pelakunya disebut mujaddid. Dalam pengertian itu, sejak awal

Page 56: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

sejarahnya, Islam sebenarnya telah memiliki tradisi pembaharuan karena ketika

menemukan masalah baru, kaum muslim segera memberikan jawaban yang

didasarkan atas doktrin-doktrin dasar kitab dan sunnah. Rasulullah pernah

mengisyaratkan bahwa “Sesungguhnya Allah akan mengutus kepada umat ini

(Islam) pada permulaan setiap abad orang-orang yang akan memperbaiki,

memperbaharui, agamanya” )HR. Abu Daud).

Pemikiran pembaharuan atau modernisasi dalam Islam timbul setelah

mereka sadar mengalami kemunduran dibandingkan dengan barat. Sebelum

periode modern, kontak dengan barat sebenarnya sudah ada, terlebih antara

Kerajaan Usmani yang mempunyai daerah kekuasaan di daratan Eropa dengan

beberapa negara barat. Tapi, pembaharuan yang diusahakan pemuka-pemuka

Usmani abad kedelapan belas mendapat penolakan, bahkan dari para ulamanya.

Usaha tersebut dilanjutkan di abad kesembilan belas dan inilah kemudian yang

membawa kepada perubahan besar di Turki.

Kontak dengan kebudayaan barat tersebut ditambah semakin meningkat

ketika kekuatan Mesir dapat dipatahkan oleh Napoleon. Hal itu membuka mata

pemukapemuka Islam Mesir untuk mengadakan pembaharuan. Dimana usaha

pembaharuan dimulai oleh Muhammad Ali Pasya (1765-1848 M) seorang perwira

Turki. Pembaharuan ini menegaskan bahwa paham-paham yang dihasilkan para

ulama di masa lalu memiliki kekurangan. Mungkin kekurangan itu dipengaruhi oleh

kecenderungan subjektif, pengetahuan, situasi sosial, dan lain sebagainya.

Sehingga, sebagian paham tidak lagi relevan, dan diperlukan pembaharuan di

dalamnya. Selain itu pembaharuan dalam Islam dapat pula berarti mengubah

keadaan umat agar mengikuti ajaran yang terdapat di dalam Al-Qur’an dan Al-

Sunnah. Hal ini perlu dilakukan karena terjadi kesenjangan antara yang dikehendaki

Al-Qur’an dengan kenyataan yang terjadi di masyarakat. Dengan demikian, maka

pembaharuan Islam mengandung maksud mengembalikan sikap dan pandangan

hidup umat agar sejalan dengan petunjuk Al-Qur’an dan Al-Sunnah.

Page 57: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

PERTEMUAN 5

AQIDAH ISLAM

A. Tujuan Pembelajaran

Mahasiswa mampu memahami pengertian Aqidah Islam

B. Isi Materi

a. Pengertian Akidah

Akidah berasal dari bahasa arab ة قيد al-aqidah yang berarti iman, maskdunya ا لع

semua sistem kepercayaan atau keyakinan bisa di anggap sebagai salah satu aqidah.

aqidah islam sendiri di dasarkan pada hadist jibril yang mengandung definisi islam,

rukun islam, rukun iman, ihsan dan peristiwa hari akhir.

Dari segi bahasa etimologi aqidah berasal dari bahsa arab "aqad" yang memiliki

makna atau ikatan yang mampu menyimpulkan sesuatu.

Menurut istilah, aqidah berarti sebuah kepercayaan, keyakinan atau keimanan

yang tidak mudah terurai oleh segala bentuk pengaruh apapun, karena aqidah itu ada

di diri seseorang dan dialah yang mengaturnya.

Dalam Al-Quran dijelaskan:

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam

keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan

itu musuh yang nyata bagimu. (Q.S. Al-Baqarh:208).

Aqidah Menurut para ulama:

1. Pengertian Aqidah Menurut Imam Al-Ghazali

Beliau menerangkan bahwa aqidah telah tumbuh dalam jiwa seseorang, maka

orang tersebut akan merasa bahwa hanya allah swt lah yang penguasa seluruh alam

semesta, dan semua yang ada di dalamnya hanyalah makhluk belaka.

2. Pengertian Aqidah Menurut Abdullah Azzam

Page 58: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

Menurut beliau, aqidah merupakan iman dengan semua rukun-rukunnya, yang

di maksud adalah rukun iman yang berjumlah 6 rukun, yaitu kepercayaan akan adanya

allah swt, malaikat-malaikat allah, kitab-kitab allah, nabi-nabi allah, hari akhir, serta

qadha dan qadar.

3. Pengertian Aqidah Menurut Ibnu Taimiyah

Dalam bukunya yang berjudul "aqidah al-wasithiyah" beliau menerangkan

bahwa aqidah adalah suatu perkara dalam hati dan jiwa yang harus di benarkan dan di

luruskan agar menjadi tenang, tentram tanpa ada keraguan apapun di dalamnya.

4. Pengertian Aqidah Menurut Abu Bakar Jabir Al-Jazairy

Menurut beliau, aqidah merupakan kebenaran yang dapat di terima oleh

manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. semua kebenaran tersebut terpatri dalam

hati manusia dan di yakini kesahihannya secara pasti.

b. Fungsi dan Peranan Aqidah

Fungsi dan Peran Akidah dalam Kehidupan

Berikut ini beberapa fungsi dan peran akidah dalam kehidupan.

1. Sebagai petunjuk hidup yang tepat sehingga dapat membedakan mana yang

baik dan mana yang buruk

2. Melindungi diri agar tidak terjerumus pada jalan yang sesat.

3. Menumbuhkan semangat beribadah kepada Allah subhanahu wa

ta’ala.

4. Menentramkan dan sebagai penenang jiwa.

5. Memahami dan mengikuti sunah-sunah rasul-Nya.

6. Memurnikan niat ibadah hanya untuk mencari ridha Allah subhanahu wa ta’ala.

7. Mengokohkan keimanan terhadap Islam.

8. Mencari kebahagiaan di dunia dan akhirat.

c. Tingkatan Aqidah

Tingkatan aqidah tersebut adalah :

1. Tingkat taqlid, yakni tingkat di mana keyakinan didasarkan atas pendapat orang

yang diikutinya tanpa difikirkan lagi.

Page 59: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

2. Tingkat yakin, yakni tingkat keykakinan yang didasarkan atas bukti, dan dalil

yang jelas, tetapi belum sampai menemukan hubungan yang kuat antara obyek

keyakinan dengan dalil yang diperolehnya, sehingga memungkinkan orang terkecoh

oleh sanggahan-sanggahan atau dalil-dalil lain yang lebih rasional dan mendalam.

3. Tingkat Ainul yakin, yakni tingkt keyakinan yang didasarkan atas dalil-dalil

rasional, ilmiah dan mendalam, sehingga mampu membuktikan hubungan antara

obyek keyakinan dengan dalil-dalil serta mampu memberikan argumentasi yang

rasional terhadap sanggahan-sanggahan yang datang, sehingga tidak mungklin

terkecoh oleh argumentasi lain yang dihadapkan kepadanya.

4. Tingkatan haqul yakin, yakni tingkat keyakinan yang di samping didasarkan atas

dalil-dalil rasional, ilmiah dan mendalam, dan mampu membuktikan hubungan

antara obyek keyakinan dengan dalil-dalil serta mampu memberikan argumentasi

yang rasional dan selanjutnya dapat menemukan dan merasakan keyakinan

tersebut melalui pengalaman agamanya.

d. Keesaan Allah

Berbicara tentang keesaan Allah, Sebagian ahli tafsir menyampaikan suatu

riwayat yang menerangkan bahwa surat ini diturunkan untuk menjawab pertanyaan

kaum musyrikin kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam perihal sifat

dan nasab Tuhan yang beliau dakwahkan untuk disembah. Untuk tujuan tersebut,

surat ini diturunkan kepada beliau. Dalam surat ini, pada ayat pertama,

disampaikan bahwa Tuhan yang mereka tanyakan itu adalah Allah al-Ahad, yang

Maha Esa. Terkait makna al-Ahad, Ibnu Katsir memaparkan bahwa “Dia-lah al-

Wahid al-Ahad, tidak ada yang setara dengan-Nya, tidak memiliki pembantu, tanpa

sekutu, serta tidak ada yang serupa dan sepadan dengan-Nya [Tafsir Ibn Katsir :

8/527]. Pada ayat berikutnya ditegaskan bahwa Allah adalah ash-Shamad, yaitu

Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Mengingat Allah senantiasa

berada dalam kesibukan sebagaimana dinyatakan dalam surat ar-Rahmaan ayat 29,

adalah tepat jika Allah memiliki nama ash-Shamad , nama yang memiliki cakupan

makna yang sangat luas karena memiliki arti as-Sayyid, yang dijadikan tujuan atau

sandaran, dan tidak ada seorang pun yang berada di atas-Nya [Jaami’ al-Bayaan fii

Takwiil al-Quraan 24/692]. Lebih lanjut pada ayat ketiga Allah berfirman (yang

artinya), “Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan”. Ayat ini menjelaskan

Page 60: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

bahwa tidak ada anak yang dilahirkan dari-Nya. Demikian pula Allah tidaklah lahir

dari sesuatu apa pun. Kemudian surat ini diakhiri dengan firman-Nya (yang artinya),

“Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia” untuk memperkuat karena

Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa tentu menuntut penafian (peniadaan)

keberadaan sesuatu yang setara dengan-Nya.

e. Malaikat dan Makhluk Ghaib Lainnya

Menurut Hafizh Ibn Hajar al-‘Aqsalani dalam bukunya yang

berjudul Fathul Bahri bahwa kata malaikat itu merupakan bentuk jamak, bentuk

(dari kata) tuggalnya adalah malak yang berarti kekuatan. Sedangkan sebagian

ulama mempunyai pendapat yang berbeda dalam menerangkan arti malaikat

secara bahasa, diantaranya adalah: Pertama, Kata Malaikat adalah berasal dari

kata malik yang berarti “si empunya )yang memiliki). Kedua, Kata Malaikat berasal

dari kata malkun yang berarti “yang bertindak dengan kekerasan”. Adapun

mayoritas ahli kalam dari kaum muslim mengatakan bahwa para malaikat itu adalah

jisim-jisim halus yang dianugerahi kemampuan untuk mengubah bentuknya oleh

Allah dengan rupa yang bermacam-macam, dan tempat mereka adalah di langit.

Orang-orang yang mengatakan, bahwa para malaikat itu adalah bintang-bintang

atau jiwa-jiwa pilihan (utama dan mulia) yang telah terpisah dari jasadnya

merupakan perkataan-perkataan yang tidak ada dasarnya dalam dalil-dalil syari’at.

Menurut Ibnu Sina, malaikat (malak) itu adalah substansi yang sangat sederhana,

hidup, berbicara dan berakal, menjadi perantara antara makhluk dengan Tuhan.

Selain malaikat, Allah juga menciptakan makhluk ghaib lainnya seperti yang

sering kita dengar atau kita ketahui yaitu Jin, Iblis dan Setan.

Jin, iblis dan setan masih menyisakan kontroversi hingga kini. Namun yang

jelas, eksistensi mereka diakui dalam syariat. Sehingga, jika masih ada dari kalangan

muslim yang meragukan keberadaan mereka, teramat pantas jika diragukan

keimanannya. Dengan adanya berbagai pendapat tentang Jin, iblis dan setan maka

kami pemakalah berusaha untuk mejelaskan tentang makhluk ghaib ini sesuai

dengan apa yang kami ketahui.

Page 61: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

Firman Allah swt:

Artinya: dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para Malaikat:

“Sujudlah kamu kepada Adam, Maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari

golongan jin, Maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil

Dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka

adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi

orang-orang yang zalim. (QS. Al-kahfi : 50)

f. AL-Quran dan Kitab Suci Lainnya

Syeh Sha’rawi pernah menjelaskan dalam salah satu pengajiannya tentang

perbedaan antara Al Quran dan Kitab-kitab sebelumnya.

Secara jelas dan tegas beliau menjawab, Al Quran berbeda dengan kitab-

kitab sebelumnya. Diantara perbedaan-perbedaannya sebagai berikut:

Kitab-kitab sebelumnya telah hilang keutuhan atau keotentikannya. Sementara

itu, Al Quran hingga saat ini dan bahkan yang akan datang sekalipun, masih

utuh. Hal ini ditegaskan sendiri dalam Al Quran, yakni surat Al Hijr ayat 9:

(Sungguh, Kamilah yang telah menurunkan Al Quran dan Kamilah yang

menjaganya dari pemalsuan).

Bahwa Al Quran ditujukan untuk seluruh alam/umat manusia. Sementara, kitab

terdahulu hanya diperuntukkan untuk satu golongan tertentu. Inilah letak

perbedaan selanjutnya. Banyak ayat yang menjelaskan tentang hal ini; seperti Al

Baqarah ayat 185. Dan juga Ali Imran ayat 183: (… Itulah keterangan yang jelas

untuk semua manusia, sebuah petunjuk dan pelajaran bagi orang yang

bertakwa).

Bahwa kitab-kitab terdahulu menggunakan bahasa kaum yang kini telah hilang

sejak beberapa waktu silam. Berbeda dengan halnya Al Quran, Al Quran

berbahasa Arab yang kini digunakan oleh berjuta-juta manusia. Dan Al Quran

diturunkan dalam bahasa Arab bukan berarti Al Quran untuk bangsa Arab saja,

melainkan untuk semua manusia.

Page 62: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

Al Quran memuat ringkasan ajaran-ajaran ketuhanan dalam kitab-kitab dan

mengukuhkan kebenaran ajaran ajaran yang terdapat di dalam kitab-kitab

terdahulu; yakni Taurat, Zabur, dan Injil.

g. Tugas Rasul dan Muhammad

Sebagai mana yang sudah kita ketahui bersama Rasul adalah salah satu

rukun iman dan harus kita yakini akan kebenarannya. Ada banyak sekali Nabi dan

Rasul yang diutus oleh Allah SWT untuk membina dan menyempurnakan tingkah

laku kita sebagai seorang Kholifah yang ada di Bumi.

Berikut ini adalah Tugas Para Rasul Allah SWT:

1. Menyampaikan ajaran agama kepada manusia dan mengajak nya untuk

beribadah kepada Allah.

2. Menjelaskan semua permasalahan agama yang diturunkan oleh Allah.

3. Membimbing manusia kepada kebaikan dan menjauh dari kejahatan.

4. Membawa kabar gembira (surga) dan peringatan (neraka)

5. Memperbaiki kondisi umat manusia

6. Memberikan teladan yang baik (perkataan dan perbuatan)

7. Menegakkan syari’at Allah dan mempraktekan nya di tengah-tengah umat

manusia

8. Memperbaiki kesaksian atas umat mereka pada hari kiawat, bahwa rasul telah

menyampaikan misi yang diterima dengan jelas.

h. Hukum Alam dan Hari Kiamat

Banyak yang mengatakan, itulah awal tanda-tanda datangnya kiamat atau

akhir dunia. Bagaimana sebenarnya kiamat terjadi?

Allah SWT berfirman," Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup. Dan diangkatlah

bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur. Maka pada hari

itu terjadilah hari kiamat, Dan terbelahlah langit, kerena pada hari itu langit menjadi

lemah. Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu

delapan orang malaikat menjunjung arasy Tuhanmu di atas (kepala) mereka. Pada

hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatupun dari keadaanmu

Page 63: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

yang tersembunyi (bagi Allah). Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya

kitabnya dari sebelah kanannya, Maka dia berkata: "Ambillah, Bacalah kitabku (ini)".

Sesungguhnya Aku yakin, bahwa Sesungguhnya Aku akan menemui hisab terhadap

diriku. Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai. Dalam syurga yang

tinggi. Buah-buahannya dekat. (kepada mereka dikatakan): "Makan dan minumlah

dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah

lalu". (al-Haqqah:13-24)

Firman Allah SWT: Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup. Dan

diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dilenturkan keduanya sekali lentur.

Ibn Jauzi berkata: Berkenaan dengan tiupan ini ada dua pendapat:

-Itu adalah sangkakala pertama. Inilah pendapat Ata.

-Itulah sangkakala yang terakhir. Ini pendapat Ibn al-Saib.

Ibn Kathir berkata: "Allah menguatkan dengan tiupan ini sekali saja karena

perintah Allah tidak mungkin dapat disanggah dan dihalangi. Ia tidak perlu

pengulangan dan penguat."

Al-Magahri berkata: "Bumi dan gunung-ganang diangkat dari tempatnya.

Kita juga tidak mengetahui bagaimana keadaan bumi dan gunung-ganang itu

diangkat, karena keadaan ini dikategorikan dalam berita-berita ghaib.

i. Qadha dan Qadar

Kata qada sebenarnya merupakan sebuah kata yang tidak asing. Beberapa

kali kata ini disebutkan dalam Al quran. Arti kata qada secara bahasa adalah

ketetapan. Yaitu sesuatu kepastian yang telah dibuat sejak sebelum kelahiran, yaitu

di jaman Azali.

Ketetapan yang membawa setiap kehidupan manusia. Kesempurnaan Allah

SWT terlihat dari betapa rinci Allah SWT telah mengatur kehidupan setiap umat.

Bahkan ketetapan telah diberikan jauh sebelum kelahiran manusia-manusia ke

bumi.

Page 64: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

Istilah yang kedua dalam bahasan mengenai ketetapan yang Allah SWT

berikan adalah qadar. Dapat diartikan bahwa qadar merupakan ukuran atau

pertimbangan. Yang jika disimpulkan bahwa qadar adalah suatu ketetapan yang

telah diciptakan berdasarkan oleh ukuran Allah SWT pada setiap diri manusia. Jika

qada berarti ketetapan atau aturan, qadar adalah ukuran. Namun istilah tersebut

digunakan secara bersamaan untuk menggambarkan sebuah kepastian mengenai

hukum dari Allah SWT.

j. Keterkaitan Iman Kepada Allah dan Rasul dalam syahadat

Manusia tidak mungkin mengetahui informasi tentang Tuhan, kecuali Tuhan

sendiri mengemukakan sifat-sifat –Nya melalui wahyu. Percaya kepada rasul

merupakan awal pengenalan kepada Allah.

Kalimat syahadat yang merupakan persaksian kepada Allah dan kepada Rasulnya

merupakan rangkaian keyakinan yang tidak bisa dipisahkan. Al-Quran menjelaskan

bahwa adanya rasul harus dipercayai oleh seluruh manusia agar mereka

mengetahui dengan benar terhadap tuhannya.

Artinya: Katakanlah: "Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu,

diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha Esa,

Maka tetaplah pada jalan yang Lurus menuju kepadanya dan mohonlah ampun

kepadanya. dan kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-

Nya, (Q.S. Fushilat:6)

Dan lebih jelaslagi tentang kerasulan Muhammad SAW, yang dijelaskan dalam surat

An-Najm: 2-4.

Artinya: kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru. dan Tiadalah

yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. (Q.S. An-

Najm:2-4).

Page 65: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

Dengan demikian dapat dipahami bahwa keterkaitan antara iman kepada Allah dan

Iman kepada Rasul tidak dapat dipisahkan.

Page 66: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

PERTEMUAN 6

SYARIAH

A. Tujuan Pembelajaran

Mahasiswa mampu memahami pengertian Syariah

B. Isi Materi

a. Pengertian dan Ruang Lingkup Syariah

Syariah Menurut Bahasa berarti jalan, sedangkan menurut istilah adalah

sistem norma yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia

dengan manusia, dan hubungan manusia dengan alam.

Syariat Islam mengatur perbuatan seorang muslim di dalamnya terdapat hukum-

hukum yang terdiri atas yaitu: Wajib, Sunnat, Mubah, Makruh dan Haram.

Adapun ruang lingkup syariah islam ialah mengatur hubungan manusia dengan

tuhan yang disebut dengan ubudiyah atau ibadah khusus. Hubungan manusia

dengan manusia disebut muamalah dan disebut dengan ibadah umum.

b. Fungsi Syariah

Adapun fungsi syariah adalah sebagai berikut:

1. Menunjukkan dan mengarahkan pada pencapaian tujuan manusia sebagai

hamba Allah.

2. Menunjukkan dan mengarahkan pada pencapaian tujuan manusia sebagai

khalifah Allah.

3. Membawa manusia pada kebahagiaan hakiki dunia dan akhirat.

c. Syariat dan Fikih

Agama mengatur tata kehidupan seorang muslim dengan hukum-hukum

syariah berdasarkan Al-Quran dan Sunnah. Hukum syariah dari quran tersebut

dikodifikasi dalam bentuk-bentuk aturan yang jelas, rinci dan operasional melalui

ijtihad para ulama. Kodifkasi hukum syariah ini disebut dengan istilah fikih. Fikih

adalah ilmu yang membahas pemahaman dan tafsiran ayat-ayat Al-Quran yang

berkenaan dengan hukum.

Page 67: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

d. Ibdah

Ibadah adalah perhambaan seorang manusia kepada Allah sebagai

pelaksanaan tugas hidup selaku manusia. Ibadah meliputi ibadah khusus (ibadah

mahdhoh) dan ibadah umum (ibadah ghairu mahdhoh).

Ibadah khusus para ulama sepakat menetapkan kahidah khusus sebagai pedoman

ibadah tersebut” yaitu: semua tidak boleh dilakukan, kecuali yang diperintahkan

Allah dan dicontohkan Rasulnya”.

Ibadah umum adalah ibadah yang jenis macamnya tidak ditentukan secara rinci,

baik dalam Al-Quran maupun sunnah Rasul.

e. Ibadah Khusus

1. Thaharah dan Hikmahnya

Thaharah atau bersuci merupakan syariat dalam melaksanakan ibadah lainnya,

seperti shalat, tawaf dan sebagainya.

Hikmah Thaharah:

1. Membiasakan hidup bersih yang menjadi syarat hidup sehat

2. Wudhu yang di dalamnya terkandung kewajiban membasuh anggota wudhu

mengisyaratkan kewajiban mensucikan diri setiap saat dari dosa

3. Tayamum menggunakan tanah mengisyaratkan manusia untuk rendah hati,

tidak sombong dan takabur.

2. Salat dan Hikmahnya

Salat adalah ucapan-uacapan dan gerakan-gerakan yang dimulai dari takbiratul

ihram dan diakhiri salam dengan syarat-syarat tertentu.

Sholat yang difardukan yaitu: sholat faja (subuh), dzuhur, Asar, Magrib, isya dan

Jumat (pada hari jumat).

Adapun sholat sunah:

1. Sholat sunah yang mengiringi sholat fardu yaitu sholat rawatib

2. Salat sunah malam hari yaitu : tahajjud, istikharah dll

3. Salat sunah yang dilakukan pada hari-hari tertentu yaitu: salat dua hari raya

4. Salat sunah yang dilakukan pada bulan ramadhan saja, yaitu salat tarawih

Page 68: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

5. Salat sunah yang dilakukan pada peristiwa-peristiwa tertentu saja, seperti

salat gerhana.

Adapun hikmah salat ini ialah mengajarkan pembinaan diri, yaitu dapat

menghindari dari perbuatan dosa dan kemungkaran, dan mengajarkan kita

gar selalu tetap suci dari segala macam dosa.

3. Puasa dan Hikmahnya

Puasa adalah menahan makan dan minum serta segala yang membatalkan

sejak terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Adapun puasa terbagi dua

macam ada yang hukumnya wajib dan ada yang sunah. Tujuan puasa adalah

mencapai derajat takwa.

Hikmah Ibdah Puasa

Puasa mempunyai makna yang tinggi, yaitu merupakan suatu proses

pendidikan dan latihan yang intensif, menguji kekuatan iman, dan sekaligus

mengendalikan hawa nafsu. Puasa juga mendidik orang untuk berdisiplin dan

tepat waktu.

4. Zakat dan Hikmahnya

Zakat adalah memberikan harta apabila telah mencapai nisab dan haulnya

kepada orang yang berhak menerimanya dengan syarat tertentu. Nisab adalah

ukuran tertentu dari harta yang dimiliki yang wajib dikeluarkan zakatnya.

Sedangkan haul adalah berjalan genap satu tahun.

Jenis barang yang wajib dizakati adalah hasil pertanian, perkebunan,

peternakan, perdagangan, serta kekayaan lain yang termasuk kategori zakat

mal. Sebagaimana tertera dalam firman Allah surat At-Taubah ayat 103.

Artinya: ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu

kamu membersihkan[658] dan mensucikan[659] mereka dan mendoalah

untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa

bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.

Page 69: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

Hikmah ibadah Zakat

Zakat memiliki hikmah yang besar, baik bagi muzakki, mustahik,maupun bagi

masyarakat muslim dan umumnya. Bagi muzakki zakat mendidik untuk suka

berkorban dan membersihkan jiwa dari sifat kikir. Bagi mustahik, zakat memberikan

harapan akan adanya perubahan nasib dan sekaligus menghindari sifat iri, dengki,

dan suuzan terhadap orang kaya. Bagi masyarakat umum zakat dapat memeratakan

pendapatan dan pemilikan harta di kalangan umat islam.

5. Ibdah Haji dan Hikmahnya

Haji adalah ibadah ritual, mengunjungi baitullah pada bulan Zul Hijjah

dengan syarat-syarat tertentu. Ibadah haji adalah syariat yang diwajibkan kepada

mereka yang mampu. Ibadah haji adalah bentuk ibadah yang memiliki aspek-aspek

keimanan, ritual, dan fisik yang ditunjang oleh aspek ekonomi dan politik.

Hikmah dari pelaksanaan haji ini diaharpakan mereka yang telah berhaji

dijadikan haji yang diteri (mabrur) bukan yang ditolak (mardud), sehingga akan

berimbas dalam kehidupan setelah berhaji.

f. Muamalah

Muamalah adalah hubungan antar manusia, hubungan sosial atau hablum

minannas. Dalam islam hubungan dengan manusia tidak dirinci dengan jelasnya,

tetapi diserahkan kepada manusia mengenai bentuknya.

Adapun persoalan muamalah para ahli telah mengkodifiksikan hukum-hukumnya

terutama kaitannya dalam aturan pernikahan, pewarisan, ekonomi, pidana dan

sebagainya menyangkut tata hukum dalam hubungan sosial. Yang semuanya

termaktub dalam kitab fikih yang tertuang dalam paham empat madzhab yaitu

Hanafi, Maliki, Syafii dan Hambali.

Page 70: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

PERTEMUAN 7

MUNAKAHAT

A. Tujuan Pembelajaran

Mahasiswa mampu memahami pengertian Munakahat

B. Isi Materi

a. Pengertian, Hukum dan Tujuan Pernikahan

1. Pengertian

Nikah menurut bahasa berarti menghimpun, sedangkan menurut

terminologi adalah akad yang menghalalkan pergaulan antara laki-laki dan

perempuan yang bukan muhrim sehingga menimbulkan hak dan kewajiban

diantara keduanya.

2. Hukum Pernikahan

Asal usul hukum pernikahan adalah mubah (boleh). Kemudian hukumnya

bergantung pada kondisi atau keadaan orang yang bersangkutan, karena itu

hukum nikah, bisa wajib, sunat, mubah, makruh, atau haram.

3. Kedudukan dan Tujuan Pernikahan

Pernikahan dalam islam berada pada kedudukan yang tinggi dan mulia.

Perrnikahan memiliki arti yang luas, tinggi, dan mulia. Kedudukan pernikahan

disebutkan oleh rasulallah dalam hadisnya yang artinya:

Nikah itu sunahku, barang siapa membenci pernikahan, maka ia bukanlah

tergolong umatku.

Tujuan pernikahan adalah untuk menciptakan keluarga yang tentram, damai

dan sejahtera lahir dan batin. Firman Allah dalam surat Ar-Rum ayat 21:

Artinya: dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan

untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa

Page 71: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi

kaum yang berfikir.

b. Persiapan Nikah dan Khitbah

Keluarga sakinah tidak bisa dicapai dengan instan tanpa adanya upaya dari

kedua belah pihak, pemilihan calon yang baik menjadi faktor penentu keluarga yang

bahagia. Kriteria mencari calon pasangan yang dianjurkan oleh rasulallah

dingkapkan dalam hadisnya:

Perempuan dinikahi karena empat hal: karena cantiknya, hartanya, keturunannya,

dan agamanya. Dan pilihlah karena agamanya, niscaya engkau mendapat

keuntungan (H.R. Bukhori dan Muslim).

dari hadis diatas menjelaskan menentukan pasangan haruslah

mengutamakan segi agamanya, yaitu agama islam serta memiliki sikap

keberagamaan yang baik.

Dalam persiapan pernikahan pihak laki-laki melamar kepada pihak

perempuan yang disebut khitbah, yaitu pihak laki-laki menyatakan keinginannya

untuk menikahi seorang perempuan. Apabila seorang perempuan telah dilamar

oleh seorang laki-laki, ia diharamkan untuk menerima lamaran laki-laki lain,

sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:

Janganlah salah seorang dintaramu meminang pinangan saudaranya,

kecuali pinangan sebelumnya meninggalkan pinangan itu atau memberikan izin

kepadanya (H.R. Bukhori dan Muslim).

Perempuan yang haram dinikahi

Perempuan yang haram dinikahi adalah mahram, yang terdiri atas:

1. Diharamkan kerena keturunan

a. Ibu dan seterusnya ke atas

b. Anak perempuan dan seterusnya ke bawah

c. Saudara perempuan sekandung, seayah atau seibu

d. Bibi (saudara ibu, baik sekandung atau perantaraan ayah atau ibu)

e. Bibi (saudara ayah baik sekandung atau dengan perantaraan ayah atau ibu)

f. Anak perempuan dari saudara laki-laki terus ke bawah

g. Anak perempuan dari saudara perempuan terus ke bawah

Page 72: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

2. Diharamkan karena susuan

a. Ibu yang menyusui

b. Saudara perempuan yang mempunyai hubungan susuan

3. Diharamkan karena suatu perkawinan

a. Ibu istri (mertua) dan seterusnya ke atas, baik ibu dari keturunan maupun

susuan

b. Anak tiri (anak istri yang dikawin dengan suami lain), jika sudah campur

dengan ibunya.

c. Istri ayah dan seterusnya ke atas

d. Wanita-wanita yang pernah dikawini ayah, kake sampai ke atas

e. Istri anaknya yang laki-laki (menantu) dan seterusnya.

4. Diharamkan untuk sementara

a. Pertalian nikah, yaitu perempuan yang masih berada dalam ikatan

pernikahan, sampai dicerai dan habis masa idahnya

b. Talak bain kubra,yaitu perempuan yang ditalak dengan talak tiga, haram

dinikahi oleh bekas suaminya, kecuali telah dinikahi oleh laki-laki lain serta

telah digauli. Apabila perempuan tersebut dicerai dan abis masa idahnya

boleh dinikah oleh bekas suaminya yang pertama.

c. Menghimpun dua perempuan bersaudara, kecuali salah satu dicerai atau

meninggal

d. Menghimpun perempuan lebih dari empat

e. Berlainan agama, kecuali perempuan itu masuk islam.

Perlaksanaan Pernikahan

Pernikahan dinyatakan sah apabila terkumpul rukun-rukunnya, yaitu :

1. Adanya calon pasangan

2. Wali

3. Dua orang saksi

4. Mahar/maskawin

5. Ijab dan qobul

Pembinaan keluarga

Adapun pembinaan keluarga meliputi:

1. Pembinaan kasih sayang

Page 73: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

2. Merawat dan mendidik anak

Thalak dan ‘iddah

1. Pengertian dan hukum thalak

Talak adalah melepaskan ikatan nikah dari suami kepada istrinya dengan lafadz

tertentu. Misalkan suami mengatakan “saya talak engkau dengan ucapan

tersebut” lepaskan ikatan pernikahan” maka terjadilah perceraina. Talak adalah

jalan akhir yang ditempuh oleh suami dan istri, jika cara lain untuk mencapai

kebaikan bersama tidak ditemukan.

Talak halal hukumnya tetapi konsekuensinya sangan berat, terutama jika

pasangan itu telah memiliki keturunan. Kerena itu kendatipun halal, Allah

membencinya. Sebagaimana sabda nabi Muhammad SAW:

Dari ibnu umar r.a. ia berkata Rasulallah bersabda:” hal yang paling dibenti dari

sesuatu yang halal disanding Allah ialah talak”)H.R. Abu Daud dan Ibnu Majah).

2. Macam –macam talak

a. Talak sunni dan talak bidh’i

Talak sunni adalah talak yang dijatuhkan suami ketika istrinya sedang

suci (tidak sedang haid) atau tidak dicampuri. Talak bidh’i adalah talak yang

dijatuhkan suami ketika istrinya sedang haid atau telah dicampuri. Talak

bidh’i hukumya haram.

b. Talak Sarrih dan kinayah

Talak Sarrih adalah talak yang diucapkan sumai dengan

menggunakan kata talak “cerai”, firak )pisah) atau sarah )lepas). Talak

kinayah adalah ucapan yang tidak jelas namun mengarah kepada talak.

c. Talak raj’i dan talak ba’in

Talak raj’i adalah talak yang bisa dirujuk kembali oleh bekas

suaminya, tanpa memerlukan nikah kembali. Talak bain adalah talak

dimana suami tidak boleh merujuk kembali bekas istrinya. Kecuali dengan

persyaratan tertentu. Talak bain terbagi dua yaitu: talak bain sugro dan

talak bain kubra.

Talak bain sugra adalah talak yang dijatuhkan kepada istri yang

belum dicampuri dan talak tebus, Talak bain kubra adalah talak tiga dimana

Page 74: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

bekas suami tidak boleh merujuk atau mengawini kembali beksa istrinya,

kecuali bekas istrinya itu dikawini oleh laki-laki lain dan telah dicampuri.

3. ‘iddah

‘iddah adalah masa menunggu bagi wanita yang ditalak oleh suaminya

sampai ia dapat menikah kembali dengan laki-laki lain.

Hikmah pernikahan

1. Memelihara derajat manusia

2. Menjaga garis keturunan

3. Mengembangkan kasih sayang

Page 75: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

PERTEMUAN 8

SISTEM KEWARISAN ISLAM

A. Tujuan Pembelajaran

Mahasiswa mampu memahami pengertian Sistem Kewarisan Islam

B. Isi Materi

a. Hukum Waris

1) Pengertian dan Dasar Hukum Waris

Mewaris atau faraid adalah aturan yang berkaitan dengan pembagian harta

pusaka. Pengetahuan tentang cara perhitungan pembagian harta pusaka dan

pengetahuan tentang bagian-bagian harta peninggalan yang wajib untuk setiap

pemilik harta.

Keberlakukan hukum waris dalam islam adalah Al-Quran surat An-Nisa ayat 7.

Artinya: bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa

dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta

peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian

yang telah ditetapkan.

Hadis Rasullah SAW:

Nabi Muhammad SAW bersabda : Berikanlah harta pusaka kepada orang-

orang yang berhak. Sesudah itu,sisanya untuk orang laki-laki yang lebih utama (H.R.

Bukhori dan Muslim).

2) Berlakunya Hukum Waris

Apabila seorang muslim meninggal dunia dan meninggalkan harta benda,

maka setelah mayat dikuburkan kelurga wajib mengelola harta peninggalannya

dengan langkah-langkah berikut:

Pertama, membiayai perawatan jenazah

Page 76: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

Kedua, membayat zakatnya, jika simayit belum mengeluarkan zakat sebelum

meninggal

Ketiga, membayar utang-utangnya apabila mayat meninggalkan hutang

Keempat,membayarkan wasiatnya, jika simayat berwasiat

Kelima, setelah dbayarkan semua, tentukan sisa harta peninggalan milik mayit

sebagai harta pusaka yang dinamai tirkah atau maurust. Harta tersebut dibagikan

sesuai hukum islam.

3) Sebab Pewarisan

Adapun sebab terjadinya pewarisan adalah:

1. Perkawinan, yaitu adanya ikatatan yang sah antara laki-laki dan perempuan.

2. Kekerabatan, yaitu hubungan nasab antara orang yang mewariskan dengan

orangan yang mewarisi yang disebabkan oleh kelahiran.

3. Wala atau perwalian, yaitu kekerabatan yang timbul karena membebaskan

budak dan adanya perjanjian tolong menolong atau sumpah setia antara

seseorang dengan lain.

4) Pembagian Harta Pusaka

1. Pusaka yang disebabkan perkawinan

1) Pusaka Istri,

Istri menerima bagian harta peninggalan suaminya ada dua macam yaitu:

a) Seperempat bagian jika suami tidak memiliki far’u waris, yaitu berupa anak

yang berhak menerima waris secara bagian (fard), seperti anak perempuan,

cucu perempuan dari anak laki-laki terus kebawah. Maupun yang berhak

secara ushubah seperti anak laki-laki, cucu laki-laki dari anak laki-laki terus

kebawah.

b) Seperdelapan bagian, jika suami memiliki far’u waris seperti diatas baik

yang lahir dari istri sekarang atau istri yang lain.

2) Pusaka Suami

Suami menerima dari harta peninggalan istrinya, dua macam:

a) Separuh bagian, jika istrinya tidak mempunyai far’ul warist

b) Seperempat bagian, jika istrinya meninggalkan far’ul warist, baik dari suami

sekarang maupun suami terdahulu.

Page 77: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

2. Pusaka yang disebabkan kekerabatan

1) Anak

a) Anak perempuan Shulbiyah

Anak perempuan Shulbiyah adalah anak perempuan yang dilahirkan

secara langsung dari orang yang meninggal, baik yang meninggal itu

ibunya atau bapaknya. Bagian anak perempuan ini adalah:

Setengah, jikaia hanya seorang diri, tidak mewarisi bersama-sama

dengan saudara laki-lakinya.

Duapertiga, jika anak perempuan tersebut terdiri dari dua orang atau

lebih dan tidak bersama-sama dengan anak laki-laki yang

menjadikannya ashabah bersama (ashabah bil gahir).

b) Anak laki-laki

Adapun rincian pusaka bagi anak laki-laki sebagai berikut:

Jika simayit meninggalkan seorang atau beberapa orang anak laki-laki,

maka anak laki-laki mewarisi seluruh harta.

Jika simayi meninggalkan seorang atau beberapa orang anak laki-laki

dan meninggalkan ashabul furud, anak laki-laki mendapatkan sisa

setelah diambil oleh ashabul furudnya.

Jika simayit meninggalkan anak laki-laki, anak perempuan, dan ashabul

furud, maka seluruh harta atau sisa harta peninggalan setelah diambil

oleh ashabul furud dan dibagi dua, dengan ketentuan anak laki-laki

mendapat dua kali lipat anak perempuan.

Hibah

Hibah adalah akad mengenai pemberian harta milik seseorang kepada orang

lain di waktu hidup tanpa adanya imbalan. Disyaratkan orang yang menghibahkan

adalah sebagai pemilik barang, bukan milik orang lain yang sedang digadaikan atau

diruguhkan.

Wasiat

Wasiat adalah pemberian seseorang kepada orang lain baik berupa

barang, piutang,atau manfaat untuk dimiliki oleh orang yang diberi wasiat, sesudah

orang yang bewasiat meninggal dunia. Firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat

180:

Page 78: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

Artinya: diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-

tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, Berwasiat untuk ibu-bapak

dan karib kerabatnya secara ma'ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang

bertakwa.

Wakaf

Wakaf adalah menahan harta dan memberikan manfaatnya di jalan Allah. Wakaf

merupakan perbuatan yang baik dan sangat dianjurkan. Wakaf dianggap sah ketika

tejadi ikrar wakaf berupa ucapan dari orang yang mewakafkan (wakif) kepada orang

yang menerima barang yang diwakafkan (nadir). Barang yang dapat diwakafkan adalah

barang dapat diambil manfaatnya, seperti tanah, gedung, barang yang bisa

dipindahkan.

Page 79: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

PERTEMUAN 9

TINDAK PIDANA ATAU JINAYAH

A. Tujuan Pembelajaran

Mahasiswa mampu memahami pengertian Tindak Pidana Atau Jinayah

B. Isi Materi

a. Pengertian dan Dasar Hukum

Tindak pidana dalam ajaran islam termasuk ketegori jinayat, yaitu bentuk-

bentuk perbuatan jahat yang berkaitan dengan jiwa manusia atau anggota tubuh

(pembunuhan atau perlukaan). Tindak pidana atau jinayat dibagi kedalam tiga

aspek, yaitu kejahatan yang dapat dikenai hukuman qhishash (jaraimul qhisash).

Kejahatan yang dikenai had atau hudud (jaraimul hudud), dan tindak kejahatan

yang dapat dikenaik takzir (jaraimul takjir).

Qisahash adalah balasan yang sepadan, yaitu hukuman yang dijatuhkan

kepada pelaku seperti perbuatan yang telah dilakukannya kepada korban.

Firman Allah surat Al –Baqarah ayat 178:

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash

berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang

merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka Barangsiapa

yang mendapat suatu pema'afan dari saudaranya, hendaklah (yang mema'afkan)

mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma'af) membayar

(diat) kepada yang memberi ma'af dengan cara yang baik (pula). yang demikian itu

adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang

melampaui batas sesudah itu, Maka baginya siksa yang sangat pedih.

Page 80: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

Adapun tindak pidana takzir antara lain takzir atas maksiat, kemaslahatan

umum, dan palanggaram –pelanggaran umum.

Diyat adalah ganti rugi akibat dari suatu perbuatan pidana. Firman Allah

dalam surat An-Nisa ayat 92:

Artinya: dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin

(yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja)[334], dan Barangsiapa membunuh

seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya

yang beriman serta membayar diat, yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh

itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah. jika ia (si terbunuh) dari kaum

(kafir) yang ada Perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, Maka (hendaklah si

pembunuh) membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta

memerdekakan hamba sahaya yang beriman. Barangsiapa yang tidak memperolehnya,

Maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-turut untuk penerimaan

taubat dari pada Allah. dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Page 81: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

Macam-macam tindak Pidana

1. Tindak pidana yang dikenakan Qishash

Tindak pidana yang termasuk dalam jinayat dan dapat dikenai qhisash atau

diyat adalah pembunuhan.

a. Pembunuhan yang disengaja

Pembunuhan yang disengaja adalah pembunuhan yang diniatkan atau

direncanakan dengan menggunakan alat atau cara yang dapat menyebabkan

orang lain terbunuh.

b. Pembunuhan tidak disengaja

Pembunuhan tidak disengaja adalah pembunuhan yang tidak

dimaksudkan membunuh, karena salah sasaran atau ketidaktahuan pelaku

sehingga secara tidak sengaja menghilangkan nyawa orang lain.

c. Pembunuhan seperti disengaja.

Pembunuhan seperti disengaja adalah pembunuhan yang dilakukan tidak

di sengaja dan tidak menggunakan alat dan cara yang dapat membunuh.

2. Keadilan dalam melaksanakan had

Keadilan dalam melaksanakan had telah rasulallah contohkan dalam sebuah

hadis. Dalam suatu riwayat rasulallah menangguhkan had terhadap perempuan

itu sehingga ia selesai menyusukan anaknya (H.R. Muslim).

Adapun tindakan kejahatan yang dapat dikenakan had dapat dijelaskan sebagai

berikut:

a. Zina

b. Tuduhan Zina

c. Homoseksual, lesbianisme dan bestiality

d. Permabukan

e. Pencurian

Peradilan

Peradilan adalah proses penerapan hukum dengan proses menyidang

perkara-perkara. Seorang hakim dengan kekuasaannya dapat menjatuhkan

hukuman kepada seseorang kerena itu, hakim dituntut bertindak adil dalam

memutuskan perkara.

Page 82: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

Pelaksanaan Hukuman atau Eksekusi

Apabila pengadilan telah menetapkan hukuman bagi para pelaku,

pelaksanaan hukuman dilakukan segera. Ketentuan hukuman itu dilaksanakan

secara terbuka, dilaksanakan orang banyak setelah selesai sholat jumat.

Hikmah dari Peradilan Islam

Hikmah dari pelaksanaan peradilan ini adalah agar memberikan efek jera

dan hendaknya masyarakat dapat berfikir kembali untuk melakukan kejahatan,

karena takut mendapat hukuman berat.

Page 83: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

PERTEMUAN 10

KERJASAMA UMAT BERAGAMA

A. Tujuan Pembelajaran

Mahasiswa mampu memahami pengertian Kerjasama Umat Beragama

B. Isi Materi

a. Kerjasama Umat Beragama

Manusia sebagai makhluk sosial tidak pernah dapat hidup sendiri. Ia selalu

berhubungan dengan orang lain dalam maupun antar kelompok masyarakat. Dalam

masyarakat plurarisme seperti di Indonesia hubungan –hubungan antar kelompok

masyarakat yang berada adat maupun agama tidak bisa dihindari.

b. Hubungan Intern Umat Islam

Agama islam melakukan hubungan sesama muslim berdasarkan kesamaan

iman yang pada kenyataannya jauh lebih kuat daripada hubungan darah dan etnik.

Bagaimanapun iman merupakan dasar keyakinan yang berpengaruh terhadap seluruh

perilaku seorang muslim.

Hubungan sesama muslim adalah sebagai saudara sebagaimana digambarkan

oleh Allah dalam surat Al-Hijr ayat 10:

Yang artinya: sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara”.

Dalam menerapkan ukhuwah islamiyah berkaitan dengan perbedaan

pemahaman dan pengamalan ajaran agama, para ulama menetapkan tiga konsep

yaitu:

1. Konsep tanawwu’ al ibadah )keragaman cara beribadah)

2. Konsep al-mukhti’u fil al ijtihadi lahu ajrun )kesalahan dalam berijtihad

mendapat ganjaran)

3. Konsep la hukma lillahi qobla ijtihad al mujtahid ( Allah belum menetapkan

suatu hukum sebelum upaya ijtihad dilakukan seorang mujtahid).

Page 84: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

Hubungan Antar Umat Beragama

Dalam hubungan dengan umat beragama lain hendaknya seseorang muslim

tetap menjaga keyakinan (aqidah)nya. Yaitu meyakini bahwa agama islamlah yang

diridhai Allah dan berusaha menyucikan aqidahnya. Hal ini berarti bahwa

hubungannya dengan pihak lain tidak sampai membenarkan keyakinan mereka atau

saling tukar keyakinan, tetapi tetap menghormati dan menghargai keyakinan

masing-masing.

Dengan demikian dalam hubungn umat islam dengan agama lain harus

memperhatikan :

1. Dilarang melakukan pemaksaan delam beragama baik secara halus atau

kasar. Berdasarkan firman Allah dalam surat AL-Baqarah ayat 256:

Artinya: tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan

yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut[162] dan

beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat

yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.

2. Manusia berhak memilih, memeluk agama, dan beribadat menurut

keyakinannya. Firman Allah dalam surat Kahfi ayat 29:

Page 85: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

Artinya:. dan Katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu;

Maka Barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan Barangsiapa

yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang

orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. dan jika mereka

meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi

yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk

dan tempat istirahat yang paling jelek.

3. Tidak berguna memaksa seseorang agar menjadi seorang muslim

Firman Allah dalam Surat Al-Insan ayat 3:

Artinya: Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus ada

yang bersyukur dan ada pula yang kafir.

4. Allah tidak melarang hidup bermasyarakat dengan orang yang tidak

sepaham atau tidak seagama, selama tidak memusuhi Islam, Firman Allah

dalam surat Al-Mumtahanah, ayat 8:

Artinya: Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan Berlaku adil

terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak

(pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-

orang yang Berlaku adil.

Page 86: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

PERTEMUAN 11

AKHLAK

A. Tujuan Pembelajaran

Mahasiswa mampu memahami pengertian Akhlak

B. Isi Materi

A. Akhlak, Etika dan Moral

Ahklak menurut bahasa berarti tingkah laku, perangai, atau tabiat. Sedangkan

menurut istilah adalah pengetahuan yang menjelaskan tentang baik dan buruk,

mengatur pergaulan manusia dan menentukan tujuan akhir dari usaha dan

pekerjaannya.

Etika berasal dari bahasa Yunani ethes artinya adat kebiasaan. Etika adalah llmu

yang menyelidiki baik dan buruk dengan memperhatikan perbuatan manusia sejauh

yang diketahui oleh akar pikiran. Persamaan antara akhlak dan etika adalah keduanya

membahas masalah baik dan buruk tinglah laku manusia. Perbedaannya terletak pada

dasarnya.

Moral berasal dari kata mores yang berarti adat kebiasaan. Moral adalah

tindakan manusia yang sesuai dengan ide-ide umum (masyarakat) yang baik dan wajar.

Moral dan etika memiliki kesamaan dalam hal baik dan buruk. Bedanya etika bersifat

teoritis sedangkan moral lebih bersifat praktis.

B. Akhlak Islam

1. Akhlak terhadap Allah

Adapun akhlak yang baik kepada Allah ialah berucap dan bertingkah laku yang

terpuji terhadap Allah SWT, baik melalui ibadah langung kepada Allah, maupun

melalui prilaku-perilaku tertentu yang mencerminkan hubungan atau komunikasi

dengan Allah diluar ibadah itu.

2. Akhlak terhadap manusia

a. Akhlak terhadap diri sendiri yaitu setia (amanah), benar, adil, memelihara kesucian

diri, malu, keberanian, kekuatan, sabar, kasih sayang dan hemat.

b. Akhlak terhadap keluarga

1. Akhlak terhadap orang tua

Page 87: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

2. Akhlak terhadap suami istri

3. Akhlak terhadap anak

c. Akhlak terhadap tetangga

3. Akhlak terhadap lingkungan

Berakhlak kepada lingkungan alam adalah menyikapinya dengan cara

memelihara kelangsungan hidup dan kelestarian.

Page 88: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

PERTEMUAN 12

TAKWA

A. Tujuan Pembelajaran

Mahasiswa mampu memahami pengertian Takwa

B. Isi Materi

a. Pengertian dan Ruang Lingkup Takwa

Takwa adalah melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala

larangannya. Secara umum takwa merupakan aktualisasi dari pelaksanaan aturan

Allah dalam hubungan manusia dengan Allah, sesama manusia dan alam

lingkungannya.

b. Hubungan dengan Allah

Hubungan dengan Allah dalam arti perhambaan terhadapnya merupakan

titik tolak terwujudnya ketakwaan. Hubungan dengan Allah dilakukan seorang

muslim dalam bentuk ketaan melaksanakan ibadah.

c. Hubungan dengan sesama manusia

1. Hubungan dengan keluarga

a. Berbakti kepada Orang tua

Hubungan anak dan orang tua merupakan hubungan yang istimewa yang

terkait erat dengan sesab perkawinan dan pewarisan. Sebagaimana Firman

Allah dalam surat Al-Lukman ayat 14:

Artinya: dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua

orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah

yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah

kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah

kembalimu.

Page 89: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

b. Menyayangi keluarga

Menyayangi keluarga merupakan salah satu aktualisasi ajaran islam yang

harus ditampilkan dalam perilaku seorang muslim. Menyayangi keluarga

ditampilkan dalam bentuk pemberian kasih sayang pada seluruh anggota

keluarga.

2. Hubungan dengan Masyarakat

a. Menegakkan keadilan

Menegakkan keadilan merupakan aktualisasi ajaran islam dalam hubungan

seorang muslim dengan masyarakat. Adil merupakan kebutuhan Azasi bagi

setiap orang dan setiap muslim senantiasa menjaga hak asasi ini dengan cara

berpihak kepada keadilan dan berusaha menegakkan keadilan ditengah-

tengah masyarakat.

b. Amar makruf nahi munkar

Perbuatan ini merupakan bentuk aktualisasi ajaran islam ditengah masyarakat

dengan cara menegakkan kebenaran dan membenci keburukan dan

kemungkaran yang ada ditengah masyarakat.

c. Menyebarkan rahmat dan kasih sayang

Hubungan yang baik dengan sesama manusia adalah mengembangkan

silaturahmi dan menjalin serta mengokohkan tali persaudaraan atas dasar

kasih sayang.

Hubungan dengan Diri sendiri

1. Memelihara kehormatan diri

2. Sabar

3. Syukur

4. Istiqomah

Hubungan dengan lingkungan hidup

1. Mengelola dan memelihara alam

Firman Allah dalam surat al-lukman ayat 20:

Page 90: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

Artinya: tidakkah kamu perhatikan Sesungguhnya Allah telah menundukkan

untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan

menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. dan di antara manusia ada

yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk

dan tanpa kitab yang memberi penerangan.

Dalam surat Hud ayat 61 :

Artinya: dan kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh

berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain

Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu

pemakmurnya[726], karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah

kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku Amat dekat (rahmat-Nya) lagi

memperkenankan (doa hamba-Nya)

2. Menjaga dan melestarikan Alam

Terdapat dalam surat Al-Anbiya ayat 107:

Artinya: dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi)

rahmat bagi semesta alam.

Page 91: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

PERTEMUAN 13

AKAL DAN WAHYU

A. Tujuan Pembelajaran

Mahasiswa mampu memahami pengertian Akal dan Wahyu

B. Isi Materi

a. Kedudukan Akal dan Wahyu

Menurut pemahaman para filosof islam akal mengandung arti daya untuk

meperoleh pengetahuan, membuat seseorang dapat membedakan antara dirinya dengan

benda lain dan atara benda-benda satu dari yang lain.

Akal dalam pengertian islam adalah daya berfikir yang teradapat dalam jiwa

manusia daya yang memperoleh pengetahuan dengan meperhatikan alam sekitarnya. Akal

menjadi faktor utama yang menempatkan manusia pada kedudukan yang lebih mulia

dibandingkan makhluk Allah lainnya.

Al-Quran menempatan akal pada posisi penting dengan banyaknya ayat yang

mendorong manusia menggunakan akalnya dalam berbagai ungkapan antara lain

menggunakan kata “Nazzara, tadabbara, tafakkara, faqiha, tadzakkara, fahima dan

sebagainya.

Akal membawa manusia kepada posisi subyek di tengah alam semesta dan

menempatkannya sebagai penguasa (khalifah) yang mampu mengelola dan

mendayagunakan alam.

Wahyu berasal dari bahasa arab al-wahyu artinya suara, api dan kecepatan, bisikan,

isyarat dan tulisan. Juga berarti pemberitahuan secara tersembunyi dan cepat.

Pemberitahuan dimaksud dari luar manusia yaitu Tuhan.

Page 92: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

Wahyu turun kepada nabi-nabi melalui tiga cara yaitu dimasukan langsung kedalam

hati dalam bentuk ilham, dari belakang tabir, dan melalui utusan dalam bentuk malaikat.

Sebagaimana firman Allah dalam surat As-Syuara ayat 51:

Artinya: dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata

dengan Dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir[1347] atau dengan

mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa

yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.

Klasifikasi Ilmu dalam Islam

Akal menjadi faktor utama yang melahirkan pengetahuan, baik yang dilahirkan dari

dalam diri manusia sendiri, maupun pengetahuan yang datang dari Tuhan. Berdasarkan

dua macam sumber tersebut para ahli membuat klasifikasi ilmu yang sesuai dengan

kehendak ajaran islam. Al-Ghazali mengklasifikasi ilmu dalam empat sistem sebagai

berikut:

1. Pembagian ilmu atas dasar teoritis dan praktis

Ilmu teoritis adalah ilmu yang diketahui sebagaimana adanya. Sedangkan ilmu

praktis adalah tindakan-tindakan manusia yang bertujuan mencari aktifitas

kondusif manusia untuk kesejahteraannya di dunia dan akhirat.

2. Pembagian atas dasar yang dihadirkan dan dicapai

3. Pembagian atas dasar religius dan intelektual

Page 93: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN …

4. Pembagian atas dasar kewajiban individu (fardu ain) dan kewajiban umat (fardu

kifayah).