31
SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEMBANGUNAN DI INDONESIA Disusun oleh: Kelompok 2 1. Ratna Mustika Sari H0813149 2. Ria Farikhah Al Khurmain H0813153 3. Ricco Gerdana Sbroong H0813154 4. Yunita Khusnul Khotimah H0813180 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014

Sektor Pertanian Terhadap Pembangunan Di Indonesiaaa

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Sektor Pertanian Terhadap Pembangunan Di Indonesiaaa

SEKTOR PERTANIAN TERHADAP

PEMBANGUNAN DI INDONESIA

Disusun oleh:

Kelompok 2

1. Ratna Mustika Sari H0813149

2. Ria Farikhah Al Khurmain H0813153

3. Ricco Gerdana Sbroong H0813154

4. Yunita Khusnul Khotimah H0813180

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2014

Page 2: Sektor Pertanian Terhadap Pembangunan Di Indonesiaaa

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 DEFINISI PERTANIAN

Pengertian pertanian dalam arti sempit hanya mencakup pertanian sebagai

budidaya penghasil tanaman pangan padahal kalau kita tinjau lebih jauh kegiatan

pertanian dapat menghasilkan tanaman maupun hewan ternak demi pemenuhan

kebutuhan hidup manusia.

Semua usaha pertanian pada dasarnya adalah kegiatan ekonomi sehingga

memerlukan dasar-dasar pengetahuan yang sama akan pengelolaan tempat usaha,

pemilihan benih/bibit, metode budidaya, pengumpulan hasil, distribusi produk,

pengolahan dan pengemasan produk, dan pemasaran. Apabila seorang petani

memandang semua aspek ini dengan pertimbangan efisiensi untuk mencapai

keuntungan maksimal maka ia melakukan pertanian intensif (intensive farming).

Usaha pertanian yang dipandang dengan cara ini dikenal sebagai agribisnis. Program

dan kebijakan yang mengarahkan usaha pertanian ke cara pandang demikian dikenal

sebagai intensifikasi. Karena pertanian industrial selalu menerapkan pertanian

intensif, keduanya sering kali disamakan.

Sedangkan pengertian pertanian yang dalam arti luas tidak hanya mencakup

pembudidayaan tanaman saja. Melainkan membudidayakan serta mengelola

dibidang yang lain sub sektor perternakan, sub sektor perikanan, dan sub sektor

kehutanan. Sub sektor peternakan seperti merawat dan membudidayakan hewan

ternak yang bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat banyak seperti:

ayam, bebek, angsa. Serta pemanfaatan hewan yang dapat membantu tugas para

petani kegiatan ini merupakan suatu cakupan dalam bidang pertanian.

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH

Dalam penyajian makalah ini membahas mengenai apa itu sektor pertanian,

serta manfaatnya bagi pembangunan didalam negara.

Perlu kita pelajari bahwa sektor pertanian merupakan bagian pokok didalam

kehidupan dimana dalam kehidupan sehari-hari manusia membutuhkan pemenuhan

sandang, pangan, maupun papan yang harus dipenuhi dan menjadi bagian pokok

dalam kehidupan. Sektor pertanian mampu menjangkau kebutuhan utama manusia

yaitu dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Hal ini tidak boleh dianggap mudah

Page 3: Sektor Pertanian Terhadap Pembangunan Di Indonesiaaa

karena pada dasarnya dalam sektor pertanian ini  bergantung pemenuhan kebutuhan

hidup orang banyak dan berpengaruh sekitar 17,3% penyumbang pemasukan negara

pada PDB (Produk Domestik Bruto). Namun pada kenyataanya seperti yang tidak

jarang kita lihat bahwa kehidupan para petani memang sangat memprihatinkan mulai

dari pendanaannya didalam pertanian hingga kehidupanya yang kurang sejahtera.

Disini kita bisa melihat suatu ketimpangan bahwa orang yang berjasa terkadang

dipandang sebelah mata.

Point kedua dalam pengidentifikasian masalah ini adalah mengetahui apa

yang menjadi permasalahan-permaslahan di dalam sector pertanian yang ada di

Indonesia sehingga kita mengetahui apa yang menjadi kendala utama penghambat

sektor pertanian agar menemukan secara bersama-sama pemecahan masalahnya.

1.3 TUJUAN

Tujuan dari pembelajaran makalah ini adalah agar setiap individu mampu

mengembangkan pendapatnya dalam penemuan solusi yang tepat mengenai kendala

yang terjadi pada sektor  pertanian dinegara kita. Serta mampu menciptakan inovasi-

inovasi terbaru dalam pengembangan sarana dalam pertanian sehingga berdaya guna

bagi peningkatan hasil pertanian mulai dari inovasi penciptaan peralatan pertanian

maupun bibit unggul yang dapat bermanfaat terutama disektor pertanian.

Namun yang menjadi point penting dalam makalah ini adalah berusaha untuk

mencari titik temu dalam pemecahan kendala dibidang pertanian terutama yang

memiliki kaitan erat dengan bidang-bidang lainya sehingga dapat di aplikasikan

dalam pemecahan kasusnya sehingga setiap individu mampu mengembangkan pola

pikirnya dalam membantu pemerintah serta dibutuhkannya partisipasi masyarakat

dalam setiap problema yang ada secara bersama-sama dalam menangani kasus yang

ada. Baik pemikiran tersebut yang berguna pada saat sekarang maupun dimasa depan

sehingga menjadikan negara kita mampu bersaing dalam berbagai bidang terutama

bidang pertanian yang memberi sumbangsih terhadap PDB maupun mengurangi

angka pengangguran yang cukup besar.

Page 4: Sektor Pertanian Terhadap Pembangunan Di Indonesiaaa

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 MANFAAT SEKTOR PERTANIAN

Kegiatan pertanian merupakan mata pencaharian terbesar penduduk didunia

termasuk di Indonesia. Sejarah Indonesia pun tidak terlepas dari sektor pertanian

(menghasilkan bahan baku seperti padi, jagung, sagu, dll) dan perkebunan

(menghasilkan buah-buahan) terutama pada masa kolonial penjajahan Belanda

kegiatan pertanian dan perkebunan menjadi penentu tingkat sosial dan perekonomian

seseorang. Meskipun kegiatan pertanian hanya menyumbang rata-rata 4% dari PDB

(Produk Domestik Bruto) suatu negara namun kegiatan pertanian ini menjadi

penyedia lapangan pekerjaan terbesar bagi setiap negara. Berdasarkan data BPS

tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja sekitar

44,3% bagi penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total

pendapatan domestik bruto.

Kegiatan pertanian ini sangat besar pengaruhnya dalam mengurangi angka

pengangguran di Indonesia sehingga kegiatan pertanian ini tidak dapat diabaikan dan

berpengaruh juga terhadap tumbuh kembangnya setiap negara. Mengingat negara

Indonesia merupakan negara yang subur akan tanah, kaya akan sumber daya alam,

sehingga berpotensi tinggi dalam mengembangkan usaha pertanian. Sudah

seharusnya kita mengolah setiap limpahan sumber daya yang ada dengan

semaksimal mungkin dengan memanfaatkan sektor pertanian dinegara kita yang

turut meningkatkan pula sektor pertanian baik secara langsung maupun tidak

langsung membangkitkan sektor-sektor lainya dalam memajukan bangsa. Perlu kita

ketahui mengapa sektor pertanian ini perlu dikembangkan dan dimajukan dinegara

kita. Disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:

a. Potensi Sumber Daya Yang Sangat Besar dan Beragam

Yang artinya negara Indonesia merupakan wilayah yang terdiri atas

beribu-ribu pulau yang amat subur memiliki letak astronomis 6° LU – 11°LS dan

94°BT – 141°BT menandakan bahwa wilayah Indonesia merupakan wilayah yang

subur dan beriklim tropis. Potensi wilayah yang demikian sangat baik kaitannya

dalam pengembangan sektor pertanian. Ini menandakan faktor iklim yang sangat

mempengaruhi faktor terbentuk dan tumbuh suburnya setiap tanaman. Iklim di

Indonesia yang cukup dalam memperoleh sinar matahari sepanjang tahun,

Page 5: Sektor Pertanian Terhadap Pembangunan Di Indonesiaaa

mempengaruhi tumbuh suburnya setiap tanaman dengan mudah. Potensi yang

demikian membuat wilayah Indonesia mendapat julukan sebagai “Kolam Susu”

dimana setiap tangkai maupun bibit yang ditanam diwilayah Indonesia selalu

tumbuh subur dan menghasilkan uang.

Potensi yang demikianlah yang harusnya kita perhatikan dan dimanfaatkan

sebaik-baiknya. Meskipun sektor pertanian kelihatannya mudah dan berpengaruh

kecil terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) namun disinilah kekayaan yang

berlimpah yang dianugerahi oleh alam kepada negara kita yang perlu

dikembangkan dan diolah demi peningkatan pendapatan perekonomian negara,

serta mampu berdaya saing dengan negara-negara lain sebagai pengekspor bahan

baku alam dan menjadi pemenuhan kebutuhan bagi setiap masyarakatnya.

Bila ditinjau dari segi letak geografis wilayah Indonesia berada pada posisi

dua samudra yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Dan terletak diantara

dua benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia. Hal ini menandakan bahwa

letak wilayah negara kita berada di sebuah jalur internasional yaitu sebuah jalur

yang strategis dalam menjalankan berbagai sektor yang seharusnya mampu

menjadi daya ikat bagi negara-negara luar terutama dalam bidang pemasaran

barang-barang produksi dalam negeri salah satunya produksi hasil pertanian.

Untuk itu pentingnya bagi kita untuk mengetahui situs-situs opportunity

yang tepat dalam memanfaatkan segala ketersediaan kesempatan yang didepan

mata terutama dalam memasarkan produk-produk pertanian dari dalam negeri

sehingga dapat menimbulkan suatu istilah yang disebut demand yaitu permintaan

barang dari negara luar sebagai hasil pendemonstrasian jenis maupun kualitas

barang yang bermutu baik sehingga dipercaya oleh setiap negara dalam kegiatan

bilateral maupun multilateral yang dimulai dari sektor yang dianggap kecil yaitu

pertanian tetapi memberi dampak serta keuntungan yang besar bagi negara kita.

b. Pangsa Pasar Terhadap Pendapatan Nasional Cukup Besar

Bisa dikatakan tidak banyak orang yang tahu dan paham bahwa sektor

pertanian menaruh keuntungan yang cukup besar pada PDB negara dan banyak

yang beranggapan bahwa sektor pertanian hanya sektor sampingan yang tidak

perlu terlalu diperhatikan. Meskipun hanya memberi 17,3% bagi PDB tiap

tahunnya, sektor ini menjadi barang komoditi yang paling dicari oleh masyarakat

karena menjadi kebutuhan primer dalam pemenuhan kebutuhan pangan yaitu

menjadi kebutuhan sehari-hari dan tidak boleh habis stoknya karena bisa

Page 6: Sektor Pertanian Terhadap Pembangunan Di Indonesiaaa

berdampak fatal bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat. Karena bila terjadi suatu

kesalahan yang tidak terencana penyediaannya atau habis didalam negeri sendiri

kita bisa kerepotan untuk mengimpor dari negara luar. Oleh sebab itu sektor

pertanian harus diperhatikan lebih baik karena menjadi faktor primer dalam

pemenuhan kebutuhan dan seharusnya sebagai negara yang terletak diwilayah

tropis kita harus bisa memanfaatkan keadaan alam yang ada dengan

meningkatkan hasil produksi dari sektor pertanian ini karena selain bermanfaat

sebagai pemenuh kebutuhan setiap keluarga bisa menjadi sektor yang amat

menguntungkan apabila dibawa kepangsa pasar dan dilihat pada pangsa pasar

yang lebih luas.

Bila dilihat dari segi ekonomi sektor pertanian ini mampu menaikan PDB

kita dan membawa keuntungan tentu saja apabila ditingkatkan hasil produksinya

dan mencari wilayah yang dianggap memiliki pangsa pasar yang luas. Tidak perlu

melihat secara jauh atau mencari pangsa pasar kenegara luar. Melihat dari segi

kuantitas wilayah Indonesia yang terdiri dari ±250 juta jiwa saja sudah menjadi

target utama pangsa pasar yang cukup ekonomis dan menguntungkan bagi kita.

Apalagi ditambah bila kita mampu menembus kepasar luar yang membutuhkan

barang-barang hasil pertanian negara kita. Ini merupakan suatu perencaan yang

cukup bagus dalam menembus pasar dunia bahkan bisa meningkatkan pendapatan

negara dari sektor pertanian berkali-kali lipat dari biasanya. Dari pembelajaran

inilah kita bisa menentukan setiap target yang akan ditempuh kedepanya dengan

melirik kepada sector yang dianggap kecil sebenarnya bisa memberi keuntungan

yang besar.

Namun bukan semudah membalikan telapak tangan dalam melakukan

sutau proses pencapaian target ini. Di setiap titiknya dibutuhkan suatu perjuangan

yang tidak gampang bisa dikatakan demikian mengapa, karena bila kita melihat

kebelakang kita akan mengetahui seberapa besar kendala-kendala yang menjadi

penghambat dalam memajukan sektor pertanian yang memang membutuhkan

kepedulian dari seluruh pihak. Agar pencapaian akan tujuan tersebut dapat

terlaksana.

c. Peranan Petani Dalam Penyediaan Pangan Masyarakat

Peranan petani tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan masyarakat.

Mengapa demikian karena petani menjadi pemasok setiap kebutuhan pangan dari

setiap anggota keluarga dalam pemenuhan kebutuhan pokoknya sehari-hari.

Page 7: Sektor Pertanian Terhadap Pembangunan Di Indonesiaaa

Tanpa adanya petani manusia tentu tidak dapat memenuhi kebutuhannya bahkan

harus mengimpor barang-barang pangan dari luar. Namun dibeberapa negara

besar seperti Arab yang sering mengimpor hasil tani kedalam negaranya, kurang

memanfaatkan peranan dari petaninya bukan dikarenakan faktor ketidaksediaan

modal melainkan faktor  ketidakmampuann dari segi tanah dan iklim mereka

untuk bercocoktanam, sehingga sektor pertanian kurang berkembang dinegara

timur tersebut.

Untuk wilayah Indonesia profesi sebagai petani mampu mengurangi angka

pengangguran yang cukup besar dimana sektor pertanian terbuka secara luas

asalkan memiliki modal dan pengetahuan yang cukup dalam pengelolaaan usaha

tani tersebut. Keterkaitan peran para petani dengan masyarakat bisa disamakan

sebagai keterkaitan antara produsen dengan konsumen. Dimana produsen harus

selalu menyediakan setiap saat barang-barang kebutuhan dari konsumennya. Oleh

karena itu terdapat saling ketergantungan antara peran petani dengan masyarakat

dalam pemenuhan setiap kebutuhan masyarakat.

d. Menjadi Basis Pertumbuhan Ekonomi

Sektor pertanian menjadi salah satu dari unsur-unsur yang mengisi

pertumbuhan perekonomian disetiap negara . Di negara arab sekalipun meskipun

wilayahnya lahannya tidak memungkinkan untuk melakukan kegiatan bercocok

tanam namun sektor pertanian menjadi salah satu unsur pengisi basis

pertumbuhan perekonomian dinegaranya misalnya dengan membudidayakan

tanaman kurma yang nilai komoditinya cukup besar dalam pengeksporan

keseluruh negara termasuk ke Indonesia yang ikut mengimpor komoditi

pertanaian dari Arab. Dengan kata lain sektor pertanian meski hanya

menyumbang tidak sampai dari ¼ pendapatan negara tetapi menjadi penopang

terhadap pendapatan dari setiap negara terutama di Indonesia yang tiap tahunya

mengekspor biji mete, beras, dan berbagai bahan pokok lainya dalam pangan

menjadi pemasukan devisa negara tiap tahunya.

Menurut laporan BPS, sektor ekonomi yang menunjukkan nilai tambah

bruto terbesar dalam PDB berdasarkan harga berlaku triwulan I-2010 adalah

sektor industri pengolahan sebesar Rp380,9 triliun, kemudian sektor pertanian

Rp239,4 triliun, disusul oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar

Rp208,0 triliun. Sementara sektor pertambangan dan penggalian sebesar Rp168,1

triliun, sektor konstruksi sebesar Rp150,4 triliun, sektor jasa-jasa sebesar Rp139,2

Page 8: Sektor Pertanian Terhadap Pembangunan Di Indonesiaaa

triliun, sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan sebesar Rp107,6 triliun

dan sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar Rp93,4 triliun, serta terakhir

sektor listrik, gas dan air bersih sebesar Rp11,7 triliun.

Dari data BPS tersebut bisa kita definisikan bahwa sektor pertanian

menempati peringkat ke-3 setelah sektor industri dalam pendapatan negara tiap

tahunya. Melihat dari data BPS tersebut dapat dikemukakan bahwa sektor

pertanian merupakan sektor yang cukup menguntungkan dan akan lebih

meningkatkan devisa negara apabila ditingkatkan dan disebarluaskan pangsa

pasarnya khususnya dalam pemasaran produk-produk local negara kita sehingga

tidak kalah saing dengan produk-produk luar yang bermunculan saat ini.

Adanya pasar bebas harusnya menjadi tolak ukur bagi pemasaran produk

hasil pertanian di negara kita dengan produk luar yang artinya kita tidak boleh

kalah saing terhadap segala bentuk pola-pola pemasaran yang datangnya dari luar

tetapi lebih meningkatkan semangat dan kinerja dalam dunia persaingan bisnis,

politik, dan berbagai bidang lainya karena kemajuan zaman yang begitu pesat.

Kita tidak boleh semakin melemah namun harus tetap menjaga eksistensi dengan

memanfaatkan modal yang kita miliki sebaik-baiknya dan terencana sehingga

memiliki nilai jual dan mampu bersaing terhadap negara manapun.

e. Kontribusi Terhadap Kesempatan Kerja

Kalau dilihat pola perubahan kesempatan kerja di pertanian dan industri

manufaktur, pangsa kesempatan kerja dari sektor pertama menunjukkan suatu

pertumbuhan tren yang menurun, sedangkan di sektor kedua meningkat.

Perubahan struktur kesempatan kerja ini sesuai dengan yang di prediksi oleh teori

mengenai perubahan struktur ekonomi yang terjadi dari suatu proses

pembangunan ekonomi jangka panjang, yaitu bahwa semakin tinggi pendapatan

per kapita, semakin kecil peran dari sektor primer, yakni pertambangan dan

pertanian, dan semakin besar peran dari sektor sekunder, seperti manufaktur dan

sektor-sektor tersier di bidang ekonomi. Namun semakin besar peran tidak

langsung dari sektor pertanian, yakni sebagai pemasok bahan baku bagi sektor

industri manufaktur dan sektor-sektor ekonomi lainnya.

Struktur tenaga kerja kita sekarang masih didominasi oleh sektor

pertanian sekitar 42,76 persen (BPS 2009), selanjutnya sektor perdagangan, hotel,

dan restoran sebesar 20.05 persen, dan industri pengolahan 12,29 persen.

Pertumbuhan tenaga kerja dari 1998 sampai 2008 untuk sektor pertanian 0.29

Page 9: Sektor Pertanian Terhadap Pembangunan Di Indonesiaaa

persen, perdagangan, hotel dan restoran sebesar 1,36 persen, dan industri

pengolahan 1,6 persen.

Sedangkan pertumbuhan besar untuk tenaga kerja ada di sektor keuangan,

asuransi, perumahan dan jasa sebesar 3,62 persen, sektor kemasyarakatan, sosial

dan jasa pribadi 2,88 persen dan konstruksi 2,74 persen. Berdasarkan data ini,

sektor pertanian memang hanya memiliki pertumbuhan yang kecil, namun jumlah

orang yang bekerja di sektor itu masih jauh lebih banyak dibandingkan dengan

sektor keuangan, asuransi, perumahan dan jasa yang pertumbuhannya paling

tinggi.

f. Kontribusi Pertanian Terhadap Devisa

Pertanian juga mempunyai kontribusi yang besar terhadap peningkatan

devisa, yaitu lewat peningkatan ekspor dan atau pengurangan tingkat

ketergantungan Negara tersebut terhadap impor atas komoditi pertanian.

Komoditas ekspor pertanian Indonesia cukup bervariasi mulai dari getah karet,

kopi, udang, rempah-rempah, mutiara, hingga berbagai macam sayur dan buah.

Peran pertanian dalam peningkatan devisa bisa kontradiksi dengan

perannya dalam bentuk kontribusi produk. Kontribusi produk dari sektor

pertanian terhadap pasar dan industri domestik bisa tidak besar karena sebagian

besar produk pertanian di ekspor atau sebagian besar kebutuhan pasar dan industri

domestic disuplai oleh produk-produk impor. Artinya peningkatan ekspor

pertanian bisa berakibat negatif terhadap pasokan pasar dalam negeri, atau

sebaliknya usaha memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri bisa menjadi suatu

faktor penghambat bagi pertumbuhan ekspor pertanian. Untuk mengatasinya ada

dua hal yang perlu dilakukan yaitu menambah kapasitas produksi dan

meningkatkan daya saing produknya. Namun bagi banyak Negara agraris,

termasuk Indonesia melaksanakan dua pekerjaan ini tidak mudah terutama karena

keterbatasan teknologi, SDM, dan modal.

2.2 KENDALA SEKTOR PERTANIAN YANG SEDANG TERJADI Di

INDONESIA

Dalam pengembangan sektor pertanian di negara kita, kita tidak bisa begitu

saja menutup mata dan mengabaikan setiap kendala yang terjadi karena dalam setiap

usaha pasti menemui batu kerikil yang menjadi penghambat dalam kemajuan. Begitu

pula yang kita lihat pada sektor pertanian di Indonesia banyak sekali kendala atau

Page 10: Sektor Pertanian Terhadap Pembangunan Di Indonesiaaa

faktor yang menjadi penghambat dalam pengembangan sektor pertanian misalnya

seperti ketersediaan lahan, keterbatasan modal, kondisi iklim yang kurang

mendukung dan lain-lain. Perlu kita kaji demi penemuan solusinya dalam

penuntasan masalah tersebut. Berikut beberapa penjelasan umum mengenai

problema yang menghampiri para petani di Indonesia yang terperinci sebagai

berikut:

a. Kondisi Lahan Pertanian di Indonesia

Luas kepemilikan lahan yang dimiliki oleh petani di Indonesia rata-rata

kecil mengingat harga tanah yang semakin mahal sedangkan kemampuan para

petani untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja sudah minim ditambah harus

membeli lahan yang harganya semakin melonjak. Yang memungkinkan hanya

bisa menggarap lahan milik orang lain sehingga hasilnya pun harus dibagi dua.

Semakin sempitnya lahan untuk bertani karena penyebaran pembangunan

gedung-gedung industri yang bertambah jumlahnya disetiap lokasi. Hal ini

tentunya dapat mengurangi wilayah para petani untuk bercocok tanam.

Sedangkan kebutuhan manusia akan pangan semakin meningkat tidak diimbangi

oleh ketersediaan lahan dan pembangunan gedung-gedung industry yang tidak

terencana tanpa memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan. Sedangkan

pada daerah-daerah pedalaman masih banyaknya “Lahan Tidur” yang artinya

lahan tersebut belum tergarap maupun tersentuh oleh tangan-tangan manusia

sementara lahan disuatu wilayah strategis cenderung menjadi rebutan dengan

harga yang mahal. Ini mencerminkan bahwa penyebaran penduduk diwilayah

Indonesia yang belum merata.

Banyaknya lahan para petani yang belum bersertifikat menambah dampak

buruk bagi masa depan para petani yang menyebabkan terjadinya persengketaan

antara pihak petani dan pihak yang mencoba merampas hak milik petani dimana

posisinya memanfaatkan kesempatan pada lahan yang belum berlabel pemilik.

Bahkan kerap terjadi persengketaan antara petani dengan pihak pemerintah dalam

kepemilikan lahan.

b. Masalah Dari Petani Sendiri dan Mentalitasnya

Pendidikan formal petani yang masih rendah menyebabkan

pengetahuannya dalam pengembangan sektor pertanian tidak berkembang dan

cenderung monoton hanya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian

tanpa menciptakan inovasi-inovasi terbaru demi peningkatan hasil pangan yang

Page 11: Sektor Pertanian Terhadap Pembangunan Di Indonesiaaa

berlimpah. Hasil panen yang tidak seberapa menyebabkan petani tidak memiliki

modal dalam pengembangan usahanya ini menjadi salah satu faktor yang

menyebabkan kehidupan para petani kurang sejahtera di wilayah Indonesia. Serta

menyebabkan tingginya tingkat kemiskinan di Indonesia, sementara 50 juta

penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai petani.

Kaum petani cenderung menggantungkan hidupnya pada pemerintah dan

lebih bersikap pasrah pada kondisi kehidupannya pada saat ini. Seharusnya

mereka lebih meningkatkan jiwa kewirausahaanya dalam pengembangan sector

usaha diberbagai bidang dan jangan hanya terpacu pada sector pertanian yang

hasilnya diperoleh pada periode dan musim-musim tertentu.

c. Masalah Teknologi

Sistem pengalihan teknologi dari tradisional menjadi modern dalam

pengelolaan pangan, belum mampu diterima secara luas oleh para petani yang

lebih banyak menggunakan peralatan tradisional seperti : cangkul, sabit dan lain

sebagainya. Pada kenyataannya lebih banyak memakan waktu dan tenaga.

Dibanding menggunakan peralatan dan teknologi modern yang telah diterapkan

dinegara-negara luar. Penerapan teknologi di negara kita terkadang kurang tepat

pada sasaran dimana disatu sisi peralatan teknologi tersebut mampu membantu

dan meningkatkan kualitas pangan tetapi disisi lain peralatan tersebut merusak

ekosistem yang ada tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan.

Disini perlu adanya sebuah penyuluhan besar-besaran dalam penyampaian

informasi serta pendidikan bagi para petani dalam pengambangan buduaya

pertaniannya serta peragaan alat pertanian yang berteknologi modern sehingga

mampu meningkatkan hasil panen para petani demi pemenuhan kebutuhan hidup

masyarakat banyak serta pensejahteraan kehidupan para kaum petani di wilayah

Indonesia. Perlu pula adanya pengkajian ulang terhadap kebijakan para

pemerintah disektor pertanian guna penggalangan dana dalam peningkatan sektor

pertanian di Indonesia agar memberikan fasilitas yang layak dan tepat bagi para

petani dalam pengeloaan lahannya.

Page 12: Sektor Pertanian Terhadap Pembangunan Di Indonesiaaa

2.3 SISTEM PERTANIAN DI INDONESIA

a. Sistem Persawahan

Sawah merupakan sebidang tanah dengan batas kepemilikan berupa

pematang lurus membujur. Masing-masing petak dibagi dengan pematang juga.

Sistem sawah, merupakan teknik budidaya yang tinggi, terutama dalam

pengolahan tanah dan pengelolaan air, sehingga tercapai stabilitas biologi yang

tinggi, sehingga kesuburan tanah dapat dipertahankan. Ini dicapai dengan sistem

pengairan yang sinambung dan drainase yang baik. Sistem sawah merupakan

potensi besar untuk produksi pangan, baik padi maupun palawija. Di beberapa

daerah, pertanian tebu dan tembakau menggunakan sistem sawah.

Pada sistem sawah, petani menggunakan sistem pengolahan tanah yang

monokultur, karena sawah ini menggunakan irigasi teknis dan bukan merupakan

sawah tadah hujan. Untuk pengairan, airnya cukup dengan sedikit tergenang, atau

macak-macak. Hal ini untuk menanggulangi gulma. Jarak antar tanaman pun juga

diatur.

Lahan sawah biasanya identik dengan sistem pengairan. Sistem pengairan

di sini merupakan sesuatu yang sangat vital bagi kelangsungan sistem pertanian

ini sendiri. Kebanyakan lahan sawah di sini menggunakan saluran irigasi teknis,

sehingga keberadaan air masih sangat melimpah, dan air akan tetap ada meskipun

pada musim kemarau. Berbeda halnya apabila dibandingkan dengan sawah yang

menggunakan hujan sebagai sumber airnya. Sawah dengan saluran irigasi, baik

teknis maupun setengah teknis biasanya terbentang dan tergolong sangat luas

karena saluran irigasi dapat digunakan tidak hanya di satu tempat saja, sehingga

dapat pula mengairi lahan lain yang masih termasuk dalam satu wilayah. Ini

berarti, untuk pengelolaan sistem sawah ini memerlukan input dari luar, berupa

air irigasi tadi. Selain itu, sawah seperti ini masih menggunakan pupuk kimia

serta pestisida yang juga didatangkan dari luar. Hal ini menunjukkan bahwa

sistem pertanian sawah ini belum merupakan sistem pertanian yang terpadu, juga

belum dapat dikatakan sebagai pertanian yang berkelanjutan. Hal ini dikarenakan

proses produksi untuk menghasilkan output masih berorientasi pada hasil yang

maksimum, bukan optimum.

Macam-macam sistem pertanian sawah:

1) Sawah irigasi teknis

Page 13: Sektor Pertanian Terhadap Pembangunan Di Indonesiaaa

Sawah yang pengairannya sejak dari sumber air sampai petak sawah

terdapat jaringan irigasi dari bangunan permanen. Sehingga kehilangan air

karena rembesan atau penguapan dapat diminimalkan.

2) Sawah irigasi setengah teknis

Sawah yang jaringan irigasinya tidak seluruhnya permanen, sehingga

kehilangan air akibat rembesan dan penguapan masih banyak terjadi.

3) Sawah irigasi sederhana

Sawah dengan bangunan jaringan irigasi menggunakan peralatan

seadanya, sehingga kurang hemat air.

4) Sawah irigasi pompa

Sawah dengan memanfaatkan pompa untuk menaikkan air tanah atau air

sungai yang permanen dalam untuk mengairi lahan pertanian yang ada di

sekitarnya.

5) Sawah irigasi tadah hujan

Sawah yang semata-mata hanya tergantung curah hujan daerah setempat,

atau hanya dengan memanfaatkan musim penghujan.

6) Sawah irigasi pasang surut

Sawah yang tergantung dengan pasang surutnya air rawa, sehingga dapat

disebut pula irigasi dengan memanfaatkan air alami.

b. Sistem Ladang

Sistem ladang merupakan sistem pertanian yang paling primitif. Suatu

sistem peralihan dari tahap budaya pengumpul ke tahap budaya penanam.

Pengolahan tanahnya sangat minimum, produktivitas bergantung kepada

ketersediaan lapisan humus yang ada, yang terjadi karena sistem hutan. Sistem ini

pada umumnya terdapat di daerah yang berpenduduk sedikit dengan ketersediaan

lahan tak terbatas. Tanaman yang diusahakan umumnya tanaman pangan, seperti

padi darat, jagung, atau umbi-umbian. Sistem ladang berpindah ini dapat

mengakibatkan dampak negatif, diantaranya : Mengurangi luas hutan, Kerusakan

hutan, Tanah menjadi tandus / lahan kritis, Tanah mudah tererosi, Kebakaran

hutan, Pencemaran udara, Banjir dan lainnya.

Sistem pertanian ladang berkembang di lahan-lahan kering, yang jauh dari

sumber-sumber air yang cukup. Sistem ini diusahakan orang setelah mereka

menetap lama di wilayah itu, walupun demikian tingkatan pengusahaannya

rendah. Pengelolaan tegal pada umumnya jarang menggunakan tenaga yang

Page 14: Sektor Pertanian Terhadap Pembangunan Di Indonesiaaa

intensif, jarang ada yang menggunakan tenaga hewan. Tanaman-tanaman yang

diusahakan terutama tanaman tanaman yang tahan kekeringan dan pohon-

pohonan.

Fungsi ekologi talun antara lain adalah memberikan perlindungan

terhadap plasma nutfah, sebagai habitat satwa liar seperti jenis burung dan

serangga penyerbuk, memberi perlindungan terhadap tanah dari bahaya erosi, dan

sebagai penghasil seresah dan humus. Sedangkan fungsi sosial ekonominya

antara lain adalah memberikan manfaat ekonomi dari hasil produksinya yang

dapat dijual atau yang dapat dimanfaatkan secara langsung seperti kayu bakar,

bahan bangunan, dan buah-buahan.

Pengolahan tanah menggunakan sistem tanam campuran. Karena petani

hanya menanam dan membiarkan lahannya dan tidak ada perawatan yang intensif

seperti pada tegal. Jenis-jenis tanaman yang ada di talun ini antara lain: Kacang

tanah, jagung, jati, mangga, singkong, angsana, johar, tanaman obat, dan lain-

lain.

c. Sistem Tegal

Sistem ini berkembang di tanah-tanah kering, yang jauh dari sumber-

sumber air, yang sinambung. Sistem ini diusahakan setelah menetap lama, tetapi

tingkatan pengusahaan juga rendah; untuk tegal umumnya tenaga kurang intensif

dan pada keduanya tenaga hewan jarang digunakan. Tanaman-tanaman yang

diusahakan terutama tanaman –tanaman yang tahan kekeringan dan pohon-

pohonan.

Input atau masukan yang diberikan antara lain pupuk. Tanaman di tegal

ini diusahakan dan hasilnya digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup

petaninya. Oleh karena itu, agar hasilnya juga maksimal, maka tanah perlu

dipupuk agar tanah tersebut terjaga kesuburannya. Jenis pupuk yang diperlukan

adalah pupuk yang mengandung unsur N, P, dan K. Akan tetapi, kebutuhan

tanaman tidak hanya N, P, ataupun K, namun juga unsur mikro. Jika unsur

mikronya diambil lama-lama akan habis, maka tanah itu tidak akan produktif lagi.

Maka dianjurkan untuk memakai pupuk organik agar kembali unsurnya, baik

biologi maupun kimiawinya. Jika hanya menggunakan pupuk anorganik hanya

menambah kesuburan kimianya saja. Keluaran atau output yang dihasilkan adalah

selain hasil pertanian itu sendiri, batang tanaman jagung maupun daun-daunan itu

diambil untuk pakan ternak. Dan tidak ada pemanfaatan sisa-sisa tanaman sebagai

Page 15: Sektor Pertanian Terhadap Pembangunan Di Indonesiaaa

pupuk, karena hasil hanya diangkut keluar lahan dan tidak ada yang ditinggal

dalam lahan itu sendiri.

Pada lahan tegal, biasanya siklus haranya adalah terbuka, semua hasilnya

diangkut keluar areal, dan tidak ada yang ditinggal. Hal ini tidak dibenarkan.

Seharusnya, masih ada sisa-sisa panen yang dibiarkan di lahan itu, agar lama-

kelamaan berubah menjadi pupuk untuk menambah unsur hara tanah. Namun

petani malah menggunakannya sebagai pakan ternak. Tetapi apabila kotoran

ternak itu dikembalikan ke lahan, maka akan ada siklus hara yang masuk.

Untuk sistem tegal sendiri, biasanya tetap mendapat masukan (input) dari

luar. Karena tanaman atau komoditas yang ditanam pada lahan ini biasanya hanya

sejenis, sehingga belum dapat dikatakan sebagai sistem pertanian yang terpadu.

Akan tetapi berbeda masalahnya apabila dalam tegal itu ditanam dua atau lebih

jenis komoditas (tumpang sari).

d. Sistem Perkebunan

Perkebunan didefenisikan sebagai segala bentuk kegiatan yang

mengusahakan tanaman tertentu pada tanah atau media tumbuh lainnya dalam

ekosistem yang sesuai; termasuk mengolah dan memasarkan barang dan jasa

hasil tanaman tersebut dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi,

permodalan dan manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pekebun dan

masyarakat.

Sistem perkebunan, baik perkebunan rakyat maupun perkebunan besar

(estate) yang dulu milik swasta asing dan sekarang kebanyakan perusahaan

negara, berkembang karena kebutuhan tanaman ekspor. Dimulai dengan bahan-

bahan ekspor seperti karet, kopi, teh dan coklat yang merupakan hasil utama,

sampai sekarang sistem perkebunan berkembang dengan manajemen yang

industri pertanian.

Untuk perkebunan teh, biasanya menggunakan lahan miring yang berada

di lereng pegunungan. Pengolahan tanah: Karena terletak di lahan miring, maka

digunakan terasering untuk mencegah terjadinya erosi. Pola tanam pada lahan

miring tidak boleh searah dengan kemiringan. Jadi harus melintang, agar tidak

terjadi longsor. Tanaman yang baik ditanam pada lahan yang miring adalah

pohon-pohon besar. Pada lahan pada kemiringan seperti itu, tanaman teh dapat

eksis dari longsor, karena menutupi permukaan tanah. Dan tanaman ini

mempunyai sistem perakaran yang hampir seperti pohon. Tapi tanaman ini sangat

Page 16: Sektor Pertanian Terhadap Pembangunan Di Indonesiaaa

melindungi permukaan tanah dari air. Sehingga sangat efektif dalam

mengendalikan air hujan. Di satu sisi, resapannya juga tinggi.

Input atau masukan yang ada adalah pupuk. Penggunaan pupuknya antara

lain NPK dan urea. Akan tetapi, penambahan pupuk tidak terlalu intensif,

biasanya sangat jarang dipupuk. Oleh karena itu, untuk menekan biaya

pengolahan, pupuk kimia tidak terlalu sering diberikan. Dan untuk output atau

keluaran adalah hanya teh saja, karena tidak diusahakan tanaman bernilai jual lain

selain teh. Begitu pula dengan macam perkebunan yang lain. Biasanya, outputnya

hanya komoditas perkebunan tersebut.

2.4 KEBIJAKAN PEMERINTAH

a. Kebijakan Harga

Kebijakan ini merupakan salah satu kebijakan yang terpenting di banyak

Negara dan biasanya digabung dengan pendapatan sehingga disebut kebijakan

harga dan pendapatan (price and income policy). Segi harga dari kebijakan itu

bertujuan untuk mengadakan stabilisasi harga, sedangkan segi pendapatannya

bertujuan agar pendapatan petani tidak terlalu berfluktuasi dari musim ke musim

dan dari tahun ke tahun. Kebijakan harga dapat mengandung pemberian suatu

penyangga untuk hasil-hasil pertanian supaya tidak merugikan petani atau

langsung sejumlah subsidi tertentu bagi petani. Di banyak Negara Eropa, Amerika

Serikat, Jepang, Australia dan lain-lain. Banyak sekali hasil-hasil pertanian seperti

gandum, kapas, padi, gula dan lain-lain yang mendapat perlindungan pemerintah

berupa penyangga dan subsidi. Indonesia baru mempraktikan kebijakan harga

untuk beberapa hasil sejak tahun 1969. Secara teoritis kebijakan harga dapat

dipakai mencapai tiga tujuan yaitu:

1) Stabilisasi harga-harga hasil pertanian terutama pada petani.

2) Meningkatkan pendapatan petani melalui perbaikan nilai tukar (term of trade).

3) Memberikan arah dan petunjuk pada jumlah produksi

b. Kebijakan struktural

Dalam pertanian dimaksudkan untuk memperbaiki struktur produksi

misalnya luas pemilikan tanah, pengenalan dan penguasaan alat-alat pertanian

yang baru dan perbaikan prasarana pertanian pada umumnya baik prasarana fisik

maupun sosial ekonomi. Kebijakan struktural ini hanya dapat terlaksana dengan

kerjasama yang erat dari beberapa lembaga pemerintah. Perubahan struktur yang

Page 17: Sektor Pertanian Terhadap Pembangunan Di Indonesiaaa

dimaksud disini tidak mudah mencapinya dan biasanya memakan waktu yang

lama. Hal ini disebabkan karena sifat fisik usaha tani yang tidak saja merupakan

unit usaha ekonomi tetapi juga merupakan bagian kehidupan petani denga segala

aspeknya. Oleh sebab itu tindakan ekonomi saja tidak akan mampu mendorong

perubahan struktur dalam sektor pertanian sebagai mana dapat dilaksanakan

dengan penyuluhan-penyuluhan yang intensif adalah merupakan pula satu contoh

dari kebijakan ini.

c. Menyediakan lahan pertanian yang tepat

Menyediakan lahan pertanian yang tepat dilakukan untuk meningkatkan

hasil produksi pertanian dalam negeri. Karena seperti yang diketahui, lahan

pertanian saat ini sangatlah sempit. Ini terjadi karena banyaknya perumahan dan

gedung-gedung pembelajaan menggunakan lahan pertanian yang ada. Maka dari

itu, pemerintah sebaiknya menyediakan lahan pertanian yang sesuai dan strategis.

Dengan tujuan untuk meningkatkan hasil produksi, sehingga kedepannya dapat

mengekspor hasil pertanian ke luar negeri.

d. Melakukan penyuluhan kepada petani

Melakukan penyuluhan kepada petani dimaksudkan agar petani dapat

memahami secara jelas tentang cara bercocok tanam yang baik. Karena sebagian

petani pada umumnya kurang memahami dalam hal menggunakan pupuk

tanaman dan obat pembasmi serangga (pestisida). Bila para petani kurang

memahami hal itu, maka akan ditakutkan akan terjadi perusakan ekosistem yang

berada disekitarnya. Oleh karena, sebaiknya para petani diberikan penyuluhan

khusus dalam hal bercocok tanam. Ini bertujuan agar hasil produksi yang

dihasilkan dapat memiliki nilai yang berkualitas tinggi.

Page 18: Sektor Pertanian Terhadap Pembangunan Di Indonesiaaa

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Sektor pertanian merupakan penopang tinggi dalam pendapatan negara serta

menjadi mata pencaharian sebagian masyarakat Indonesia mengingat wilayah kita

yang kaya akan lahan, subur, dan iklim mendukung. Menghasilkan produk pertanian

yang berkualitas meruapakn komoditi terbesar Negara Indonesia yang menduduki

posisi teratas dalam BPS terhadap perhitungan PDB di Indonesia tiap tahunnya.

Untuk itu perlu adanya perhatian khusus terhadap sektor pertanian ini guna

peningakatan hasil tani ditahun-tahun kedepannya dengan melihat berbagai factor

kendala seperti masalah minimnya modal para petani, masalah kepemilikan lahan,

maupun ketidakmampuan dalam penggunaan alat yang berteknologi canggih

menjadi PR khusus dalam penanganannya mengenai sektor pertanian tersebut

sehingga perlu adanya partisipasi dan dukungan dari pihak pemerintah maupun

kepedulian segenap masyarakat dalam menangani kasus tersebut.

Dalam masalah kepemilikan lahan pemerintah beserta masyarakat harus

tururt membela hak lahan milik petani guna menjaga kelangsungan lingkungan dan

pengolaan lahan untuk kegiatan pertanian. Pembangunan yang berkelanjutan pula

harus memperhatikan segi lingkungan alam yang ada diwilayahnya jangan sampai

memakan wilayah pertanian dan merusak kondisi lingkungan kita. Masalah

kepemilikan modal pula perlu dibentuknya sejenis koperasi petani, organisasi tani,

serta modal simpan pinjam bagi rakyat kecil guna membantu kegiatan para petani

dalam pengeloaan lahan mulai dari pemberian bibit unggul, pemberiaan pupuk,

hingga memperoleh hasil akhir dari pertanian yaitu ketika tiba musim panen yang

memang membutuhkan modal yang tidak sedikit.

Perlu pula adanya penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan oleh pemerintah

dan masyarakat guna meningkatkan semangat para petani dalam pengeloaan lahan,

penyampaian informasi tani yang tepat dalam peningkatan hasil pangan, cara-cara

mengkreasikan hasil tani, serta cara-cara penggunaan alat-alat teknologi canggih

guna mendapatkan hasil yang optimal dari kegiatan bertani dengan efektif dan

efisien tanpa memakan waktu lama dan tenaga yang besar serta dengan modal yang

sekecil-kecilnya sesuai dengan prinsip ekonomi.

Page 19: Sektor Pertanian Terhadap Pembangunan Di Indonesiaaa

Jadi dalam penanganan permasalahan pertanian di negara kita perlu adanya

dukungan dari berbagai pihak seperti pemerintah sebagai pendana bagi kegiatan

pertanian, masyarakat sebagai penyampai informasi yang tepat dalam pengeloaan

lahan, serta partisipasi para petani dalam penerima dan penerap informasi serta ilmu-

ilmu pertanian yajng telah didapat dalam kegiatan pertanian.

Page 20: Sektor Pertanian Terhadap Pembangunan Di Indonesiaaa

DAFTAR PUSTAKA

NN. 2009. Tiga Problem Sektor Pertanian. Melalui:

http://www.indonesia.go.id/id/index.php?

option=com_content&task=view&id=9207&Itemid=822 [2014/02/21]

NN. 2010. Pembangunan Pertanian di Indonesia. Melalui:

http://www.docstoc.com/docs/36654781/PEMBANGUNAN-PERTANIAN-DI-

INDONESIA [2014/02/21]

NN. 2011. Pertanian. Melalui: http://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian [2014/02/21]

Reijntjes, Coen, et al.1992. Pertanian Masa Depan: Pengantar Untuk Pertanian

Berkelanjutan dengan Input Luar Rendah.Kanisius : Yogyakarta.

Sutanto, Rachman. 2002. Penerapan pertanian Organik : pemasyarakatan sdan

Pengembangannya. Kanisius : Yogyakarta.