7
INTERNATIONAL PEPPER COMMUNITY (IPC) 1. Pendirian International Pepper Community Dalam rangka menjalin kerjasama dalam bidang produksi, pemasaran, pengolahan dan penelitian, negara-negara produsen utama lada dunia seperti India, Indonesia, Malaysia, Brazil, Thailand dan Sri Lanka sepakat membentuk suatu organisasi yang diberinama International Pepper Community (IPC). IPC didirikan pada tahun 1971 dibawah lindungan United Nations – Economic and Social Commissions for Asia and the Pacific (UN-ESCAP), dimana pada mulanya Sekretariat IPC untuk sementara berkedudukan di Bangkok dan sejak tahun 1977 dipindahkan ke Indonesia dengan Jakarta sebagai Kantor Pusat Sekretariat IPC. Pada awalnya IPC beranggotakan tiga negara produsen yaitu India, Indonesia dan Malaysia. Kemudian pada tahun 1981, Brazil akhirnya masuk juga menjadi anggota dan disusul oleh Thailand pada tahun 1983. Organisasi International Pepper Community yang sebelumnya beranggotakan 5 (lima) negara produsen utama : Brazil, India, Malaysia dan Tahiland serta Sri Lanka mampu mensuplai kebutuhan lada dunia sekitar 80%. 1

Selayang Pandang Tentang IPC

Embed Size (px)

DESCRIPTION

IPC

Citation preview

RENCANA PERLUASAN TUGAS DAN FUNGSI

INTERNATIONAL PEPPER COMMUNITY (IPC)

1.Pendirian International Pepper Community

Dalam rangka menjalin kerjasama dalam bidang produksi, pemasaran, pengolahan dan penelitian, negara-negara produsen utama lada dunia seperti India, Indonesia, Malaysia, Brazil, Thailand dan Sri Lanka sepakat membentuk suatu organisasi yang diberinama International Pepper Community (IPC).

IPC didirikan pada tahun 1971 dibawah lindungan United Nations Economic and Social Commissions for Asia and the Pacific (UN-ESCAP), dimana pada mulanya Sekretariat IPC untuk sementara berkedudukan di Bangkok dan sejak tahun 1977 dipindahkan ke Indonesia dengan Jakarta sebagai Kantor Pusat Sekretariat IPC.

Pada awalnya IPC beranggotakan tiga negara produsen yaitu India, Indonesia dan Malaysia. Kemudian pada tahun 1981, Brazil akhirnya masuk juga menjadi anggota dan disusul oleh Thailand pada tahun 1983.

Organisasi International Pepper Community yang sebelumnya beranggotakan 5 (lima) negara produsen utama : Brazil, India, Malaysia dan Tahiland serta Sri Lanka mampu mensuplai kebutuhan lada dunia sekitar 80%.

Pada tanggal 25 Januari 2005 Sekretariat IPC telah menerima notifikasi dari Kantor Legal Affairs PBB bahwa pada tanggal 10 Januari 2005 Vietnam telah menandatangani Instrument of Accession Agreement Establishing the International Pepper Community. Dengan demikian, dalam waktu dekat Vietnam akan resmi menjadi full memberi IPC. Dengan masuknya Vietnam dala mkeanggotaan IPC, akan memperkuat posisi IPC dalammembela kepentingan Negara-negara produsen lada.

Negara-negara produsen lain yang belum menjadi anggota adalah Vietnam, Madagascar, Mexico, Tanzania dan People Republic of China, disarankan agar bergabung menjadi anggota IPC.

2.Tujuan International Pepper Community

Tujuan didirikannya International Pepper Community secara umum untuk menjalin kerjasama antar negara produsen utama lada dunia dalam bidang produksi, pemasaran, pengolahan, dan penelitian melalui pertukaran informasi, promosi, dll.

Secara lebih spesifik tujuan dari International pepper Community (IPC) ini antara lain :

1. Mengkoordinir dan meningkatkan penelitian tentang aspek-aspek teknis dan ekonomis produksi, penelitian tentang penyakit-penyakit tanaman lada, dan perkembangan daya tahan terhadap penyakit.

2. Mempermudah penukaran informasi tentang program-program dan kebijaksanaan terutama berkaitan dengan aspek-aspek produksi.

3. Mengembangkan program promosi untuk menambah konsumsi di pasaran tradisional maupun pasaran baru.

4. Meningkatkan dan memperluas penelitian atas pemakaian produk baru dari lada (pepper products).

5. Melakukan tindakan bersama untuk mengurangi hambatan tarif dan non-tarif maupun meniadakan hambatan lainnya dalam perdagangan.

6. Mengkoordinir standar-standar mutu sehingga memperlancar pemasaran internasional.

7. Mengadakan peninjauan secara kontinyu terhadap perkembangan-perkembangan supply, permintaan dan harga-harga lada.

8. Mengetahui tentang sebab-sebab dan akibat-akibat dari perubahan-perubahan harga lada dan mengusulkan pemecahan yang tepat.

9. Memperbaiki informasi statistik dan lainnya mengenai produksi, konsumsi, perdagangan dan harga-harga lada, termasuk teknik-teknik produksi dan ramalan konsumsi.

10. Melakukan dan menjalankan kegiatan-kegiatan dan fungsi-fungsi lainnya yang dianggap baik bagi kepentingan perekonomian dunia lada.

3.Kegiatan-Kegiatan IPC

Berbagai kegiatan dilakukan oleh IPC yang meliputi antara lain sidang-sidang, seminar, workshop, penerbitan buku informasi, dll.

a. Sidang-sidang, workshop, dll.

1). Sidang Tahunan (Annual Session)

Sidang ini diadakan setiap tahun dan diadakan bergilir disetiap negara anggota dan terakhir telah diadakan di Kuching, Sarawak, Malaysia pada tanggal 23-27 September 2002. Dari hasil sidang di Malaysia tersebut telah disepakati bahwa untuk tahun 2003 Sidang Tahunan akan diadakan di India. Untuk tahun 2004 kemungkinan Indonesia akan menjadi tuan rumah, terakhir Indonesia menjadi tuan rumah pada tahun 1998 yang diadakan di Bali.

2). Sidang PEPPERTECH (Permanent Panel on Techno-Economic Studies)

Sidang ini merupakan pertemuan teknis yang membahas perkembangan luas lahan, produksi, produktivitas, sistim pola tanam serta kualitas lada.

3). Sidang Pepper Exporters

Sidang ini mengevaluasi dan mengkaji data produksi, ekspor, konsumsi dan stock lada dan sidang akan dihadiri oleh para eksportir lada.

4). Sidang Pepper Exportir Importir.

Sidang ini membahas masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan ekspor dan impor komoditi lada baik antar sesama negara produsen maupun ke negara konsumen.

5). Seminar/Workshop

Merupakan penyebarluasan informasi keapda unia usaha, eksportir, perguruan tinggi, peneliti, dsb berkaitan dengan kebijakan kerjasama lada.

b.Kegiatan-kegiatan lain.

Menerbitkan buku, katalog, buletin seperti Statistical Year Book, Pepper News (quarters), List of Pepper Exporters, Weekly Prices, dll.

4.Hasil yang telah dicapai

1). Dalam bidang produksi telah berhasil dilakukan program pertukaran bibit unggul tanaman lada (varietal trial programme), pemberantasan hama, penyempurnana pola tanam, dsb sebagai salah satu upaya meningkatkan produksi.

2). Dalam bidang pemasaran dilakukan forum dialog antar eksportir dan importir guna merumuskan kelancaran perdagangan lada, dibentuknya Committee Standardization, Working Group on Pepper Future Contract untuk lada hitam serta beberapa proyek bantuan teknis lainnya.

3). Berhasil dikembangkannya lada menjadi pepper oleoresin, pepper oil, green pepper, pepper powder, dsb sebagai upaya diversifikasi.

5.Manfaat Indonesia menjadi Anggota IPC

Secara umum manfaat yang diperoleh Indonesia dari keikutsertaan dalam kerjasama komoditi internasional adalah :

1). Kerjasama antar negara produsen, selain melaksanakan berbagai proyek kerjasama teknis yang berkaitan dengan pengembangan komoditi, sekaligus menjadi forum konsultasi mengenai kebijaksanaan nasional bagi kemungkinan pembentukan koordinasi kebijaksanaan nasional bagi pengembangan produksi dan ekspor komoditi sesuai dengan perkembangan/perubahan yang terjadi dalam dunia internasional. Dengan demikian senantiasa dapat dimonitor perkembangan komoditi di negara-negara produsen lainnya.

2). Salah satu fungsi penting lainnya dari lembaga kerjasama komoditi antar negara produsen adalah sebagai forum koordinasi menghadapi pihak konsumen.

3). Lembaga kerjasama negara produsen dengan negara konsumen melalui persetujuan komoditi internasional, dipandang sebagai suatu wadah dimana pihak produsen dan pihak konsumen duduk bersama-sama dalam upaya menciptakan kondisi perdagangan komoditi dunia yang lebih baik dan menguntungkan bagi semua pihak, disamping menjaga kelangsungan pengembangan komoditi untuk jangka panjang.

4). Kerjasama dalam bentuk pengaturan bilateral maupun multilateral seperti pada komoditi tekstil dan maniok yang dapat dipandang sebagai konsekuensi dari komitmen internasional sekaligus merupakan pengamanan pasar komoditi Indonesia di negara-negara pengimpor tertentu.

5). Manfaat dan keikutsertaan Indonesia dalam kerjasama komoditi internasional tersebut yang sifatnya adalah sebagai penunjang dari kebijaksanaan perdagangan luar negeri, tampaknya tidak bisa diukur secara absolut terhadap perkembangan volume dalam hal ini ditentukan oleh berbagai faktor yang terkait dengan kebijaksanaan nasional dalam berbagai sektor ekonomi, sedangkan manfaat dari kerjasama komoditi sangat tergantung dari kepekaan terhadap peluang yang tersedia melalui kerjasama tersebut.

6).Sekretariat International Pepper Community

Gedung Lina, Lt. 4

Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-7

Jakarta Selatan

Telpon : 5224903

Fax. : 5224905

Sekretariat Tim Terpadu

Perdagangan Multilateral

Bidang Kerjasama Komoditi

25