Click here to load reader
View
339
Download
8
Embed Size (px)
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Penelitian yang dilakukan dalam mempelajari selektivitas suatu alat tangkap
pada umumnya melalui eksperimental fishing. Sebuah metode yang
dikembangkan oleh Kawawura (1972) yang kemudian diperbaiki oleh Matsuoka
(1995), penelitian selektivitas dapat dilakukan tanpa melalui suatu percobaan
besar/eksperimental fishing yang menghabiskan banyak waktu dan biaya. Metode
tersebut mempertimbangkan, bahwa untuk menilai ukuran selektivitas suatu jenis
alat tangkap didasarkan pada variasi bentuk tubuh ikan, dan salah satu alat
tangkap yang banyak dipelajari sebagai ukuran selektivitas adalah jaring insang.
Selektivitas jaring insang oleh Matsuoka (1995) didefinisikan sebagai
suatu probabilitas atau peluang tertangkapnya ikan terjadi apabila keliling anterior
(sekitar operculum) lebih kecil dan keliling maksimum tubuh ikan lebih besar
daripada mesh perimeter, sedangkan kurva selektivitas merupakan distribusi
probabilitas pada panjang ikan mendekati distribusi normal dari standar deviasi
keliling tubuh ikan yang terkorelasi secara linear dengan panjang ikan. Dari
estimasi kurva selektivitas akan diperoleh alat tangkap yang selektif.
Martasuganda (2008) mengemukakan tentang alat tangkap selektif positif dan
negatif dalam penentuan suatu ukuran mata jaring. Berdasarkan pada pemikiran
tersebut penelitian selektivitas pada jaring insang hanyut cakalang dilakukan,
melalui pengukuran hasil tangkapan ikan cakalang yang didaratkan di TPI,
sehingga diperoleh ukuran panjang selektif terhadap distribusi frekuensi panjang
ikan guna menentukan ukuran mesh size yang paling optimum dari jumlah
tangkapan ikan terbanyak pada ukuran panjang selektif tertentu.
1.2 Perumusan masalah
Salah satu faktor utama dalam menentukan selektivitas jaring insang
hanyut adalah mesh size. Ukuran mata jaring umumnya didefinisikan sebagai
2
panjang dari seluruh mata jaring yang direntangkan (stretched.) Pada umumnya
nelayan menggunakan ukuran mesh size dengan ukuran berbeda untuk
menangkap jenis-jenis ikan ekonomis penting dalam wilayah yang sama. Ukuran
mata jaring insang hanyut yang digunakan oleh nelayan di Palabuhanratu
berukuran antara 4 inchi 4.5 inchi. Wahyono, M. M dan Susilowati.T (2008)
menyatakan bahwa jaring insang hanyut yang digunakan untuk menangkap tuna
dan cakalang digunakan untuk menangkap cucut.Berdasarkan survei lapangan
yang dilakukan sebelum melakukan penelitian bahwa hasil tangkapan ikan
cakalang dengan jaring insang hanyut mengalami penurunan sejak penggunaan
rumpon mulai berkembang pesat.
Untuk menentukan mesh size optimum pada jaring insang hanyut cakalang
dilakukan kajian dari tiga jenis ukuran mesh size yang berbeda yaitu 4 inchi, 4.5
inchi dan 5.5 inchi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan penjelasan
bahwa dari pengukuran terhadap ikan cakalang akan diperoleh distribusi frekuensi
panjang cagak ikan cakalang dan hubungan antar keliling dan panjang ikan dapat
menentukan peluang tertangkapnyan ikan terbanyak pada ukuran panjang selektif
(ikan-ikan layak tangkap) sehingga dihasilkan suatu mesh size optimum.
1.3 Tujuan
Penelitian ini bertujuan
Mengestimasi kurva selektivitas Matsuoka untuk memperoleh panjang selektif
pada distribusi frekuensi panjang cagak ikan cakalang, berdasarkan pada jumlah
hasil tangkapan terbanyak pada kisaran panjang selektif dari ikan-ikan yang
layak tangkap guna menentukan mesh size optimum.
1.4 Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam menentukan
kurva selektifitas drift gillnet tanpa experimental fishing untuk mendapatkan ikan
yang layak tangkap sehingga diperoleh mesh size optimum pada drift gillnet
sebagai alat penangkapan ikan yang selektif untuk keberlanjutan sumberdaya ikan
cakalang.
3
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang Lingkup dari penelitian ini adalah pengukuran pada ikan cakalang dari
hasil tangkapan menggunakan jaring insang hanyut dengan tiga ukuran mesh size
yang berbeda, meliputi panjang cagak, berat ikan dan body girth (opercullum,
maximum body girth dan net mark)
1. 6 Kerangka pemikiran
Keranagka pemikiran penelitian ini adalah membandingkan tiga jenis
ukuran mesh size yaitu 4 inchi, 4.5 inchi dan 5.5 inchi). Perhitungan jumlah dan
panjang ikan cakalang yang layak tangkap dilakukan melalui pengukuran antara
standar deviasi keliling ikan terhadap panjang cagak membentuk regresi linear,
dan selanjutnya dianalisis menggunakan metode Matsuoka sehingga membentuk
sebuah kurva selektifitas drift gillnet. Hasil analisis penelitian ini merupakan
informasi awal dalam menentukan mesh size optimum pada drift gillnet .Kerangka
pemikiran dapat dilihat pada gambar dibawah (Gambar 1)
4
negatif
Positif
Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian
Ikan Tujuan Penangkapan
Skipjack Tuna
SumberdayaIkan
Cakalang
3 ukuram Mesh
size 4 inchi
4.5 inchi
5.5 inchi
Layak/tidak layak sesuai
dengan panjang dan
keliling
Pemanfaatan SDI
Analisis Data Analisis Selektivitas
Analisis Statistika
Uji Selektivitas
Selektif
Ukuran mesh size
optimum
Drift Gillnet
Ukuran
Mesh size
lain
5
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Alat Tangkap Jaring Insang Hanyut
Jaring insang hanyut adalah salah satu bentuk umum dari jenis jaring insang
dan merupakan metode penangkapan ikan tertua dan sederhana. Ikan tertangkap
dengan cara terjerat. Bagian atas jaring dilengkapi dengan pelampung dan bagian
bawahnya diikat dengan pemberat. Jaring ini dapat dioperasikan dengan ataupun
tanpa menggunakan armada alat tangkap (Northridge, S.P.FAO. 1991). Menurut
Martasuganda (2008), dikatakan bahwa jaring insang hanyut adalah jaring insang
yang cara pengoperasiaannya dibiarkan hanyut di perairan, baik itu dihanyutkan
di permukaan perairan, kolom perairan atau dihanyutkan didasar perairan. Jaring
insang yang dihanyutkan diperairan disebut dengan jaring hanyut permukaan
(surface drift gillnet), yang dihanyutkan di kolom perairan disebut dengan jaring
insang hanyut kolom perairan (midwater/submerged drift gillnet), yang
dihanyutkan di dasar perairan disebut dengan jaring insang dasar perairan (bottom
drift gillnet)
2.1.1 Konstruksi Jaring Insang Hanyut
Bagian-bagian jaring insang hanyut adalah pelampung tanda (bouy), tali
pelampung tanda, pelampung (float), tali selambar, tali ris atas, badan jaring,
pemberat, tali ris bawah, jangkar dan tali jangkar. Pelampung tanda terbuat dari
bahan poly vinil clorida (PVC) dan berfungsi sebagai penanda letak alat tangkap.
Pelampung (float) biasanya terbuat dari karet sandal jepit dan berfungsi menjaga
agar alat tetap mengapung. Tali pelampung tanda, tali ris atas, tali ris bawah, tali
jangkar dan tali selambar terbuat dari bahan poly ethilene (PE). Badan jaring
terbuat dari bahan poly amide (PA) dan berfungsi sebagai penjerat mangsa.
Pemberat terbuat dari timah dan berfungsi agar alat tetap terbentang. jangkar
terbuat dari logam atau timah. Konstruksi jaring insang hanyut dapat dilihat pada
gambar di bawah ini (Gambar 2)
6
Float line
Gambar 2 Konstruksi alat Penangkapan Ikan Jaring Insang Hanyut
2.1.2. Jaring Insang Hanyut di Palabuhanratu
Di Teluk Palabuhanratu jaring insang hanyut terbuat dari bahan nylon
multifilament poliamida (PA) 210 D21 yang mempunyai lebar mata jaring
sepanjang 12.5-15 cm, sedangkan panjangnya 1 piece 60 m (40 depa), dan lebar
jaring sepanjang 15-20 m, namun umumnya yang dipakai di PPN Palabuanratu
lebar jaringnya adalah sepanjang 15.5 m. Pelampung jaring insang terbuat dari
bahan Styrofoam, yang berjumlah 40 buah sedangkan jarak antara pelampung
adalah antara 2-6 meter, Pemberat jaring insang terbuat dari bahan batu yang
mempunyai berat 1.5 kg, dan berjumlah sebanyak 40 buah. (Sudrajat, 2007)
Parameter utama yang menjadi penentu keberhasilan penggunaan alat ini
adalah ukuran mata jaring. Ukuran alat tangkap atau proporsional konstruksi alat
Pelampung
Lead line Pemberat
Nilon multifilament d 210/21
Mesh Size 4 inchi 5.5 inchi
4 7 m
30 m/pcs
7
tangkap juga memperngaruhi. Keberhasilan penggunaan alat juga dipengaruhi
ketepatan penggunaan bahan dan alat tangkap. Hal- hal yang harus diperhatikan
pada jaring insang hanyut terutama terhadap materialnya agar ikan mudah
tertangkap atau terbelit pada jaring adalah; kekuatan dari twine yang digunakan
hendaknya lembut atau tidak kaku, ketegangan rentangan tubuh jaring harus
disesuaikan dengan fleksibilitas, artinya apabila jaring terlalu tegang akan
mengurangi jumlah ikan yang tertangkap, shortening atau shrinkage adalah beda
panjang tubuh jaring dalam keadaan terenggang sempurna dengan panjang jaring
telah dilekatkan pada float line. Hal ini supaya ikan mudah terjerat pada mata
jaring dan tidak mudah lepas, maka pada jaring memerlukan pengerutan
(shortening) yang cukup, tinggi jaring merupakan jarak an