Upload
trantuyen
View
212
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta i
Kata Pengantar Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP), dan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan memberikan amanah kepada BPKP
untuk melaksanakan pengawasan intern atas akuntabilitas keuangan negara dan
pembinaan penyelenggaraan SPIP dalam rangka mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik dan bersih.
Kegiatan pengawasan BPKP dilakukan dalam rangka mendukung tugas-tugas
pemerintahan melalui penyediaan jasa pemberian jaminan (assurance) dan konsultasi
(consulting) kepada kementerian/lembaga dan pemerintah daerah yang berorientasi
pada peningkatan akuntabilitas keuangan negara/daerah, pencapaian program
prioritas nasional dengan menekankan pada pencapaian kehematan, efisiensi, dan
efektivitas serta peningkatan tata kelola pemerintahan. Kegiatan pengawasan intern
meliputi kegiatan audit, evaluasi, reviu, bimbingan teknis, dan asistensi kepada
kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. Hasil pengawasan tersebut diharapkan
dapat memberikan informasi yang berharga kepada para pemangku kepentingan
(stakeholders) serta memberikan keyakinan yang memadai atas kualitas akuntabilitas
keuangan negara/daerah dan penyelenggaraan SPIP pada kementerian/lembaga dan
pemerintah daerah.
Laporan hasil pengawasan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
semester I tahun 2018 berisi rangkuman informasi atas hasil pengawasan sebagai
media pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pengawasan intern akuntabilitas
keuangan negara/daerah terhadap satuan kerja kementerian/lembaga dan unit kerja
di lingkungan pemerintah daerah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Laporan disajikan dalam empat fokus pengawasan, yaitu pengawalan
pembangunan nasional, peningkatan ruang fiskal, pengamanan aset negara/daerah,
dan perbaikan sistem tata kelola (governance system).
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta iii
Ringkasan Eksekutif Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta pada semester I tahun 2018
melaksanakan kegiatan pengawasan yang terbagi ke dalam empat fokus, pengawalan
akuntabilitas program pembangunan nasional, peningkatan kontribusi ruang fiskal,
pengamanan aset negara, dan peningkatan governance system, dengan ringkasan
sebagai berikut:
1. Pengawalan Akuntabilitas Program Pembangunan Nasional
a. Bidang Pendidikan
Hasil pengawasan menyimpulkan bahwa kegiatan pemberian bantuan
pendidikan bagi anak usia sekolah melalui Program Indonesia Pintar (PIP)
baik untuk siswa yang dibawah pembinaan Kementerian Pendidikan Dan
Kebudayaan dan Kementerian Agama telah dirasakan cukup membantu
meringankan beban masyarakat kurang mampu terkait biaya pendidikan
namun belum sepenuhnya tepat sasaran karena pengelolaan Data Pokok
Pendidikan (DAPODIK) sebagai dasar penetapan siswa penerima PIP belum
sepenuhnya diselenggarakan secara akurat/update karena masih dijumpai
beberapa siswa hasil uji petik yang tidak memenuhi kriteria sebagai penerima
bantuan PIP.
Sedangkan untuk kegiatan revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di
Daerah Istimewa Yogyakarta, telah mampu memberikan kemudahan layanan
pendidikan SMK bagi masyarakat khususnya masyarakat miskin dan
berkebutuhan khusus. Melalui APBD DIY telah disediakan anggaran untuk
penyediaan pendidik, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana yang
memadai dan berkualitas. Pemerintah D.I. Yogyakarta telah melaksanakan
penataan kelembagaan SMK dan mengembangkan SMK unggulan sesuai
dengan potensi wilayah. Atas pelaksanaan kegiatan tersebut masih dijumpai
beberapa kelemahan yaitu Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga belum
menyusun mekanisme terkait lulusan SMK dan keberlanjutannya, belum
melaporkan data siswa SMK yang lulus dan kelanjutannya ke Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan/Kementerian terkait lainnya dan belum memiliki
data kerjasama MoU antara SMK dengan DU/DI beserta ruang lingkupnya.
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta iv
b. Bidang Ketahanan Pangan dan Pertanian
Hasil pengawasan menyimpulkan bahwa rencana aksi rehabilitasi jaringan
irigasi tersier telah terlaksana yaitu berupa terlaksananya transfer bantuan
pemerintah kepada kelompok tani/P3A dan terlaksananya rehabilitasi
jaringan irigasi tersier di Kabupaten Kulon Progo seluas 400 hektar dan
Kabupaten Sleman seluas 400 hektar. Untuk rencana aksi berupa tervalidasi
dan ditetapkannya penerima bantuan premi asuransi nelayan di 3 kabupaten
yaitu Bantul, Gunungkidul dan Kulon Progo sebanyak 1.750 orang telah
terealisir sebanyak 1.247 orang atau 71,26%.
Sedangkan reviu tatakelola beras, reviu atas tata kelola produksi beras
menunjukkan adanya perbedaan data antara Dinas Pertanian DIY dengan hasil
pengujian di lapangan untuk data luas lahan pertanian, realisasi luas tanam,
prediksi luas panen, realisasi luas lahan panen dan prediksi luas panen. Reviu
atas tatakelola distribusi beras menunjukkan bahwa pemenuhan kebutuhan
beras hanya dari hasil produksi beras masyarakat petani, yaitu sebesar
197.372,64 ton. Sedangkan reviu atas tata kelola konsumsi beras
menunjukkan pemenuhan kebutuhan beras selain berasal produksi beras
petani juga melalui distribusi. Beras tersebut digunakan untuk konsumsi
masyarakat, industri makanan dan pakan ternak.
c. Program Pengentasan Infrastruktur
Hasil pengawasan terhadap tata kelola lima proyek strategis nasional
menyimpulkan bahwa pembangunan infrastruktur sarana dan prasarana
kereta api double track lintas selatan jawa (Kroya-Kutoarjo) mencapai
47,8906% dari target 51,4510%, pembangunan infrastruktur jalan bebas
hambatan Yogyakarta-Solo menunjukkan bahwa penanggungjawab dan
pemegang ijin program strategis nasional, lokasi, jangka waktu, pelaksana
maupun konsultan perencana belum ditentukan, pembangunan infrastruktur
jalan bebas hambatan Yogyakarta-Bawen juga menunjukkan bahwa
penanggungjawab dan pemegang ijin program strategis nasional, jangka
waktu, pelaksana maupun konsultan perencana belum ditentukan,
pembangunan bendungan Bener masih dalam tahap perencanaan dan proses
lelang pengadaan barang/jasa masih berjalan, dan pembangunan infrastruktur
sarana dan prasarana kereta api akses bandara baru Yogyakarta-Kulon Progo
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta v
masih dalam tahap perencanaan. Proses lelang pengadaan barang/jasa masih
berjalan.
d. Program Pengentasan Kemiskinan
Hasil pengawasan terhadap Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)
menyimpulkan telah tepat jumlah dan kualitas namun mash terindikasi tidak
seluruhnya tepat sasaran, belum dapat diketahui secara tepat kapan diterima
direkening KPM dan belum sepenuhnya tepat administrasi. Sedangkan
verifikasi pencapaian Disbursment Link Indicator (DLI) Program Keluarga
Harapan (PKH) yang dilaksanakan di Kabupaten Sleman menyimpulkan
penerima PKH telah beralih ke pembayaran non tunai, belum seluruh KPM
PKH menerima program bantuan sosial komplementer utama.
e. Reviu terhadap kondisi aset, kewajiban, SDM dan keuangan Lembaga
Pengembangan Jasa Konstruksi DIY
Hasil pengawasan menyimpulkan Laporan keuangan Lembaga Pengembangan
Jasa Konstruksi Daerah Istimewa Yogyakarta untuk tahun 2015 dan 2016 telah
diaudit oleh akuntan publik dan mendapat predikat Wajar Dengan
Pengecualian (WDP). Pengelolaan keuangan LPJK Daerah Istimewa Yogyakarta
kurang memadai, pencatatan jumlah pelayanan di Badan Pelaksana dan Unit
Sertifikasi tidak dipisahkan sesuai klasifikasi pelayanan yang mengacu pada
klasifikasi tarif pelayanan, sehingga sulit membandingkan data pelayanan di
Badan Pelaksana dengan pencatatan pelayanan di Unit Sertifikasi, capaian
program kerja LPJK Daerah Istimewa Yogyakarta belum dapat diukur, SDM
masih terdapat rangkap jabatan. Meskipun demikian secara umum
pengelolaan aset telah dilaksanakan secara optimal.
f. Monitoring Pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta
Hasil monitoring menyimpulkan bahwa Penyediaan lahan untuk Proyek
Pembangunan Bandar Udara Baru Internasional Yogyakarta seluas 587,30 ha
telah selesai dibayarkan dan yang melalui proses konsinyasi sudah mendapat
penetapan pengadilan, proses pengosongan lahan atas nama 29 warga yang
menempati 33 rumah yang pembebasannya melalui konsinyasi belum dapat
dilaksanakan, belum selesainya pertanggungjawaban BOP yang dianggarkan
sebesar Rp7.758.152.850,00, perubahan status harta benda wakaf dalam
bentuk pertukaran belum mendapat izin dari Menteri Agama.
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta vi
g. EvaIuasi Penggunaan Dana Desa dan SILPA Dana Desa
Pengawasan pada empat desa di Kabupaten Gunungkidul dan Kulon Progo
menemukan adanya beberapa kendala berupa kegiatan tahun 2017 yang
hingga awal Februari 2018 belum selesai dikerjakan, pelaporan pelaksanaan
kegiatan dana desa belum dibuat secara berjenjang, terdapat kegiatan yang
tidak sesuai dengan perencanaan dan tanpa melalui perubahan APBDesa dan
RKPDesa, masih lemahnya pengendalian dalam pengelolaan keuangan,
realisasi pelaksanaan program padat karya tunai dengan dana desa belum
sesuai dengan ketentuan yaitu minimal 30%.
h. Reviu atas Tata Kelola PSN Proyek Transmisi Pedan-Wonosari
Hasil reviu menyimpulkan bahwa realisasi pekerjaan fisik sampai dengan 31
Maret 2018 adalah 94,24% dengan realisasi pembayaran sebesar 72,36% dari
total nilai kontrak. Pelaksanaan pekerjaan rekonduktoring pada jalur Pedan-
Wonosari seharusnya ada dua line, namun baru selesai satu line karena agar
pekerjaan dapat direalisasikan harus dilakukan pemadaman atas jaringan
yang mau diganti. Pemadaman belum dapat dilakukan karena kondisi PLTU
Pacitan belum mampu menyalurkan listrik dengan stabil untuk men-supply
wilayah yang padam akibat pengerjaan jalur Pedan-Wonosari.
2. PENINGKATAN KONTRIBUSI RUANG FISKAL
Kegiatan peningkatan kontribusi ruang fiskal dilaksanakan hanya berupa
monitoring tindak lanjut hasil evaluasi atas optimalisasi pendapatan asli daerah
(OPAD) tahun 2015 dan 2016 pada enam pemerintah daerah di wilayah Daerah
Istimewa Yogyakarta dan seluruhnya telah menindaklanjuti saran/rekomendasi
yang diberikan oleh BPKP.
3. PENGAMANAN ASET NEGARA
Pengawasan dilakukan bersama dengan Aparat Penegak Hukum (APH), yaitu
Kepolisian dan Kejaksaan dengan tujuan memberikan kontribusi dalam upaya
represif pemberantasan KKN dengan mengungkap kasus/pelanggaran yang diduga
merugikan keuangan negara melalui audit investigatif, audit dalam rangka
penghitungan kerugian keuangan negara, dan pemberian keterangan ahli.
Penyelamatan aset negara/daerah dalam semester satu tahun 2018 sebesar
Rp15,9 Milyar dilakukan melalui strategi represif atas permintaan penyidik berupa
bantuan penghitungan kerugian keuangan negara terhadap satu kasus.
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta vii
4. PENINGKATAN GOVERNANCE SYSTEM
Peningkatan kualitas governance system dilakukan untuk meningkatkan kualitas
pelaporan keuangan dan kinerja, penguatan kapabilitas aparat pengawasan intern
pemerintah (APIP) dan penguatan proses tata kelola, manajemen risiko dan sistem
pengendalian intern pemerintah dan korporasi yang dilakukan melalui beberapa
kegiatan, yaitu bimbingan dan konsultasi reviu laporan keuangan pemerintah
daerah, asistensi pengelolaan keuangan, dan implementasi aplikasi sistem
informasi keuangan desa (Siskeudes).
Selain itu juga dilakukan kegiatan audit, reviu, dan pendampingan terhadap
penyusunan laporan keuangan pada instansi vertikal, proyek berbantuan/hibah
luar negeri dan BUMN/D/BLUD.
Penguatan kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah dilakukan melalui
kegiatan bimbingan teknis, workshop, dan narasumber di berbagai pelatihan untuk
menyusun infrastruktur yang mendorong peningkatan kapabilitas APIP.
Penguatan tata kelola instansi pemerintah maupun korporasi dalam rangka
mengimplementasikan Peraturan Pemerintah No 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dilakukan melalui penilaian tingkat
kematangan maturitas SPIP, mendorong perbaikan SAKIP, reviu penyerapan
anggaran, pendampingan dalam rangka perbaikan tata kelola BLUD, reviu kinerja
PDAM, serta melakukan evaluasi terhadap Good Corporate Governance bagi
BUMN/D.
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta viii
Kata Pengantar.................................................................................................................................... i
Ringkasan Eksekutif.......................................................................................................................... iii
Daftar Isi................................................................................................................................................. viii
Daftar Tabel........................................................................................................................................... x
Bab I Gambaran Umum Pengawasan
A. Peran BPKP............................................................................................................... 1
B. Arah Kebijakan dan Strategi Pengawasan................................................... 2
C. Pelaksanaan Kegiatan Pengawasan............................................................... 3
D. Dukungan Sumber Daya..................................................................................... 3
Bab II Hasil Pengawasan terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan
Pembangunan Nasional
1. Pengawalan Akuntabilitas Program Pembangunan Nasional............... 4
1.1 Program dan Kegiatan Prioritas Nasional Bidang
Pendidikan...................................................................................................
4
Monev Program dan Kegiatan Prioritas Nasional...................... 4
1.1.1. Monev Program dan Kegiatan Prioritas Nasional
pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan........
4
1.1.2. Monev Program dan Kegiatan Prioritas Nasional
pada Kementerian Agama.....................................................
9
1.2 Program dan Kegiatan Prioritas Nasional Bidang Ketahanan
Pangan dan Peningkatan Produksi Pertanian................................
10
1.2.1. Monev KSP-B12 pada Dinas Pertanian DIY.................... 10
1.2.2. Monev KSP-B12 pada Dinas Kelautan dan Perikanan
DIY..................................................................................................
10
1.2.3. Reviu Tata Kelola Beras........................................................... 10
1.3 Program Pengentasan Kemiskinan..................................................... 14
1.4 Program Pengentasan Kemiskinan..................................................... 15
1.5 Reviu terhadap kondisi aset, kewajiban, SDM dan keuangan
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi DIY..............................
17
1.6 Monitoring Pembangunan Bandara Internasional
Yogyakarta.....................................................................................................
19
1.7 EvaIuasi Penggunaan Dana Desa dan SILPA Dana Desa............ 21
1.8 Reviu atas Tata Kelola PSN Proyek Transmisi Pedan-
Wonosari........................................................................................................
22
2. Peningkatan Kontribusi Ruang Fiskal.......................................................... 23
Daftar Isi
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta ix
3. Pengamanan Aset Negara................................................................................... 24
3.1 Audit Investigatif........................................................................................ 24
3.2 Audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara......................... 25
3.3 Pemberian Keterangan Ahli (PKA)..................................................... 25
4. Peningkatan Governance System..................................................................... 25
4.1. Peningkatan Kualitas Pelaporan Keuangan dan Kinerja........... 26
4.1.1 Bimbingan dan Konsultasi Reviu Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah........................................................................
26
4.1.2 Asistensi Pengelolaan Keuangan pada Pemda.................... 27
4.1.3 Bimbingan dan Konsultasi Reviu Laporan Keuangan
Instansi Vertikal..............................................................................
28
4.1.4 Audit Keuangan Proyek Pinjaman dan Hibah Luar
Negeri...................................................................................................
31
4.1.5 Implementasi Aplikasi Sistem Informasi Keuangan
Desa (Siskeudes).............................................................................
35
4.1.6 Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan
BUMN/BUMD/BLUD.....................................................................
37
4.1.7 Penguatan Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah Daerah........................................................................
38
4.2. Penguatan Tata Kelola Pemerintah dan Korporasi...................... 40
4.2.1. Peningkatan Kematangan/Maturitas
Penyelenggaraan SPIP..................................................................
40
4.2.2. Perbaikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP)......................................................................
41
4.2.3. Peningkatan Tata Kelola BLUD................................................. 42
4.2.4. Evaluasi Kinerja PDAM................................................................ 42
4.2.5. Reviu Penyerapan Anggaran..................................................... 44
4.2.6. Assessment Good Corporate Governance (GCG).................. 44
4.2.7. Peningkatan Efektivitas sistem Pengendalian Intern..... 47
4.2.8. Pemantauan Pelaksanaan Permasalahan Hasil Reviu
atas Inventarisasi dan Clearance Aset Tetap Perum
BULOG Tahun 2016....................................................................
51
Rencana Tindak Perbaikan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara.... 52
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta x
Daftar Tabel Tabel 1 Konsumsi Beras di D.I. Yogyakarta............................................................................. 14
Tabel 2 Monitoring Tindak Lanjut Hasil Evaluasi atas Optimalisasi Pendapatan
Daerah (OPAD) tahun 2015 dan 2016 pada Pemda D.I. Yogyakarta...........
24
Tabel 3 Kegiatan Pemberian Keterangan Ahli ...................................................................... 25
Tabel 4 Perkembangan Opini BPK atas LKPD Tahun 2014-2017................................. 26
Tabel 5 Rekapitulasi Data Monitoring Pemkab yang Menggunakan Aplikasi
Siskeudes dalam Pengelolaan Keuangan Desa.....................................................
36
Tabel 6 Leveling Kapabilitas APIP s.d semester I tahun 2018........................................ 39
Tabel 7 Skor Maturitas SPIP s.d semester I tahun 2018.................................................... 41
Tabel 8 Capaian Nilai SAKIP Pemda di Wilayah Daerah Istimewa Yoyakarta......... 42
Tabel 9 Hasil Evaluasi Kinerja PDAM Tahun 2015-2017.................................................. 43
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 1
BAB I GAMBARAN UMUM PENGAWASAN
A. PERAN BPKP
Dalam rangka melaksanakan amanah Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2008
tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), Peraturan Presiden
Nomor 192 tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan,
Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2014 tentang Peningkatan Kualitas Sistem
Pengendalian Intern dan Keandalan Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan Intern
Dalam Rangka Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat dan Instruksi Presiden Nomor
1 tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional, Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) mengarahkan kebijakan dan
strategi pengawasan BPKP dalam mendukung terwujudnya sasaran
pembangunan nasional, yaitu pembangunan tata kelola pemerintahan yang
bersih, efektif dan terpercaya.
Keberadaan Perwakilan BPKP di daerah dimaksudkan untuk membantu
pemerintah daerah dalam upaya mewujudkan visi dan misinya melalui
pelaksanaan kebijakan pengawasan dan pembinaan terhadap satuan kerja
Kementrian/Lembaga dan pemerintah daerah di wilayah tugasnya. Disamping itu
juga berperan melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan
dan pembinaan penyelenggaraan SPIP pada satuan kerja
Kementrian/Lembaga/Pemerintah Daerah di wilayah kerja Perwakilan BPKP
Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik
dan bersih.
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta melaksanakan peran pengawasan
dan pembinaan pada:
1. Satuan Kerja pada Pemerintah Daerah
2. Satuan Kerja Kementrian/Lembaga
3. Perguruan Tinggi Negeri
4. BUMN/BUMD
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 2
B. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGAWASAN BPKP
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta melaksanakan kegiatan
pengawasan dan pembinaan berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh BPKP
Pusat. Penetapan kebijakan pengawasan dan pembinaan didasarkan pada ruang
lingkup peran BPKP sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor
60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
mencakup:
1. Pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan
tertentu yang meliputi kegiatan yang bersifat lintas sektoral, kegiatan
kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri
Keuangan selaku Bendahara Umum Negara, dan kegiatan lain berdasarkan
penugasan dari presiden.
2. Pembinaan penyelenggaraan SPIP meliputi penyusunan pedoman teknis
penyelenggaraan SPIP, sosialisasi, pendidikan dan pelatihan, pembimbingan
dan konsultasi, serta peningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan
intern pemerintah (APIP).
Selain itu, untuk dapat memberikan kontribusi pada penyelenggaraan tugas
pemerintah, penyusunan kebijakan pengawasan dan pembinaan, BPKP juga
memperhatikan amanah yang diberikan kepada BPKP melalui berbagai
peraturan perundang-undangan sebagai berikut:
1. Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan.
2. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan Kualitas Sistem
Pengendalian Intern dan Keandalan Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan
Intern Dalam Rangka Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat.
3. Instruksi Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka panjang Tahun 2012 – 2025.
4. Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2011 tentang Percepatan Peningkatan
Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara.
5. Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 2016 tentang Aksi Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi Tahun 2016 dan 2017.
Kegiatan pengawasan BPKP diarahkan untuk mencapai terwujudnya pengawasan
intern pemerintah, penguatan pengawasan terhadap kinerja pembangunan
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 3
nasional, kebijakan dalam penerapan pengawasan intern yang independen,
profesional dan sinergis, serta kebijakan penerapan sistem manajemen kinerja
pembangunan nasional yang efisien dan efektif.
C. PELAKSANAAN KEGIATAN PENGAWASAN
Pelaksanaan kegiatan dikelompokan ke dalam empat fokus pengawasan yaitu:
Pengawalan Akuntabilitas Program Pembangunan Nasional, Peningkatan
Kontribusi Ruang Fiskal, Pengamanan Aset Negara, dan Peningkatan Governance
System. Realisasi kegiatan pengawasan pada semester I tahun 2018 sesuai
dengan perjanjian kinerja yang telah ditetapkan sebanyak 78 penugasan
pengawasan (pp) atau 40,21% dari target output (PKPT) tahun 2018 sebanyak
194 penugasan pengawasan (pp).
D. DUKUNGAN SUMBER DAYA
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta didukung oleh sumber daya
manusia sebanyak 130 orang, dengan komposisi jabatan fungsional auditor
sebanyak 93 orang (71,54%), struktural 5 orang (3,85%), pejabat fungsional
umum 28 orang (21,54%), pranata komputer 2 orang (1,54%) dan analis
kepegawaian 2 orang (1,54%).
Dalam pelaksanaan tugas pengawasan, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa
Yogyakarta juga didukung dengan dana yang cukup memadai. Sampai dengan
semester I tahun 2018 jumlah penyerapan dana sebesar Rp893.918.956,00 atau
22,18% dari anggaran sebesar Rp4.029.752.000,00.
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 4
BAB II HASIL PENGAWASAN TERHADAP
AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Pelaporan kegiatan pengawasan disajikan dalam 4 fokus pengawasan, yaitu
pengawalan akuntabilitas program pembangunan nasional, peningkatan kontribusi
ruang fiskal, pengamanan aset negara, dan peningkatan governance system, dengan
rincian sebagai berikut:
1. PENGAWALAN AKUNTABILITAS PROGRAM PEMBANGUNAN NASIONAL
Tujuan pengawasan dalam rangka mengawal akuntabilitas program
pembangunan nasional adalah untuk memastikan pencapaian tujuan program
strategis secara efisien, efektif, dan ekonomis, dengan tetap berpegang pada tata
kelola pemerintahan yang baik. Pengawasan juga dimaksudkan untuk memberikan
sistem peringatan dini dan deteksi hambatan dalam pelaksanaan program
strategis beserta rekomendasi solusinya.
1.1. Program dan Kegiatan Prioritas Nasional Bidang Pendidikan
Kegiatan pengawalan terhadap bidang pendidikan dilakukan untuk
memperoleh keyakinan yang memadai bahwa capaian program dan kegiatan
sesuai dengan target dan dilaksanakan secara ekonomis, efisien dan efektif.
Monev Program dan Kegiatan Prioritas Nasional
1.1.1. Monev Program dan Kegiatan Prioritas Nasional pada Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
Kegiatan monitoring dan evaluasi atas program dan kegiatan pada Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga D.I. Yogyakarta merupakan penugasan
dari Kantor Staf kePresidenan (KSP).
Hasil evaluasi terhadap program dan kegiatan dapat disampaikan sebagai
berikut:
a. Kegiatan prioritas pemberian bantuan pendidikan bagi anak usia sekolah
untuk tahun anggaran 2017 dengan tujuan menguji akurasi basis data
yang digunakan sebagai dasar penyaluran bantuan PIP (Program
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 5
Indonesia Pintar), menguji ketepatan sasaran penerima bantuan sesuai
kriteria serta menilai efektifitas penyelenggaraan bantuan PIP.
Hasil uji petik 38 siswa di 8 sekolah di Kabupaten Kulon Progo dan 57
siswa di 8 sekolah di Kabupaten Sleman disimpulkan sebagai berikut:
- Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) belum sepenuhnya akurat/update
karena masih masih dijumpai beberapa siswa hasil uji petik yang tidak
memenuhi kriteria sebagai penerima bantuan PIP.
- Penyelenggaraan bantuan PIP cukup membantu meringankan beban
masyarakat kurang mampu terkait biaya pendidikan.
b. Kegiatan Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan dengan tujuan menguji
ketaatan terhadap Inpres Nomor 9 tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK
dalam rangka peningkatan kualitas dan daya saing meliputi pemberian
kemudahan layanan pendidikan, penyediaan pendidik dan tenaga
kependidikan serta sarpras yang memadai dan berkualitas, penataan
kelembagaan SMK, pengembangan SMK unggulan sesuai dengan potensi
wilayah, keselarasan perda terkait revitalisasi SMK, akurasi data SMK dan
pemberian bantuan untuk pengembangan SMK berbasis industri, SMK
teaching factory, SMK kemaritiman, SMK pertanian, dan pengembangan
SMK pariwisata.
Kesimpulan pengujian ketaatan terhadap Inpres Nomor 9 tahun 2016
tentang Revitalisasi SMK dalam rangka peningkatan kualitas dan daya
saing SDM Indonesia sebagai berikut:
1) Pemberian Kemudahan Layanan Pendidikan SMK
Kebijakan pemberian kemudahan layanan pendidikan SMK pada
Daerah Istimewa Yogyakarta telah dilaksanakan. Berdasarkan
Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Menengah, kemudahan layanan berupa:
a) Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta telah melaksanakan
pemberian kemudahan kepada masyarakat untuk mendapatkan
layanan pendidikan SMK yang bermutu sesuai dengan potensi
wilayah dalam bentuk kebijakan/program/kegiatan penerimaan
peserta didik baru (PPDB) Online.
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 6
Kebijakan ini diatur melalui Peraturan Gubernur Daerah Istimewa
Yogyakarta Nomor 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Penerimaan
Peserta Didik Baru di Sekolah dan Juknis PPDB online nomor
872/PERKA 2017 tanggal 8 Mei 2017 tentang PPDB online SMA
dan SMKN D.I. Yogyakarta Tahun pelajaran 2017/2018;
b) Menyediakan akses pendaftar dari keluarga ekonomi tidak
mampu;
c) Menyediakan akses pendaftaran bagi anak berkebutuhan khusus;
d) Pelaksanaan PPDB Online sekolah dilarang memungut biaya,
kecuali pada PPDB Jalur Kelas Khusus Olahraga dan Jalur Sekolah
Seni untuk biaya tes bakat olahraga atau tes bakat seni;
e) Kegiatan pemberian jaminan kepada peserta didik SMK untuk
mengikuti sertifikasi profesi sesuai dengan kompetensinya telah
dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah D.I. Yogyakarta.
2) Penyediaan pendidik, tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana SMK yang memadai dan berkualitas
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta telah memiliki kebijakan
terkait penyediaan pendidik, tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana SMK yang memadai dan berkualitas.
a) Penyediaan pendidik dan tenaga kependidikan
Pemerintah D.I. Yogyakarta telah mempunyai kebijakan
peningkatkan kompetensi tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan sesuai dengan kebutuhan melalui Peraturan Daerah
Nomor 15 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pendidikan
Menengah. Pemerintah D.I. Yogyakarta telah menyediakan dana
APBD Provinsi untuk penyediaan pendidik dan tenaga
kependidikan SMK berupa pemberian honor pada guru
honorarium yang sebelumnya menjadi beban APBD
kabupaten/kota.
b) Penyediaan sarana dan prasarana
Pemerintah D.I. Yogyakarta telah menetapkan standar sarana dan
prasarana SMK sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Daerah
Nomor 15 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pendidikan
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 7
Menengah. Namun demikian Pemerintah Daerah Istimewa
Yogyakarta belum memiliki anggaran terkait penyediaan sarana
dan prasarana yang didistribusikan kepada SMK.
3) Penataan kelembagaan SMK
Pemerintah D.I. Yogyakarta telah mempunyai kebijakan penataan
kelembagaan SMK yang berupa Peraturan Gubernur D.I. Yogyakarta
Nomor 9 Tahun 2016 tanggal 3 Februari 2016 tentang Pedoman
Pendirian, Perubahan, dan Penutupan Satuan Pendidikan Menengah di
D.I. Yogyakarta, dan Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Menengah, Pemerintah D.I. Yogyakarta
juga telah mengatur pendirian, penerbitan izin, pengembangan,
penggabungan, pembubaran dan penutupan SMK. Selama tahun 2017
telah memberikan pelayanan kepada 19 SMK yang mengajukan
pengembangan/pembukaan kompetensi baru.
4) Pengembangan SMK unggulan sesuai dengan potensi wilayah
Kebijakan pengembangan SMK unggulan berbasis potensi wilayah
dituangkan dalam Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2016, namun
belum dilaksanakan. Hal tersebut disebabkan Disdikpora belum
memiliki peta jalan pengembangan SMK, belum membentuk kelompok
kerja pengembangan SMK tahun 2017, dan proses perubahan
kewenangan provinsi mengelola masih dilakukan secara bertahap.
Kesimpulan pengujian keselarasan peraturan daerah terkait revitalisasi
SMK bahwa peraturan daerah telah selaras dengan Inpres Nomor 9 Tahun
2016.
Sedangkan kesimpulan reviu atas akurasi data SMK sebagai berikut :
- Disdikpora belum menyusun mekanisme terkait lulusan SMK dan
keberlanjutannya melalui pelaporan formal yang secara periodik
dilaporkan oleh SMK.
- Disdikpora belum melaporkan data siswa SMK yang lulus dan
kelanjutannya untuk periode Tahun Ajaran 2015/2016 dan Tahun
Ajaran 2016/2017 ke Kemendikbud/Kementerian terkait lainnya.
- Disdikpora D.I. Yogyakarta belum memiliki data kerjasama MoU antara
SMK dengan DU/DI beserta ruang lingkupnya. Tidak dimilikinya data
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 8
tersebut, disebabkan belum ada ketentuan dan mekanisme yang
mewajibkan SMK untuk melaporkan secara periodik terkait
kerjasamanya dengan DU/DI, serta masa transisi proses perubahan
kewenangan provinsi mengelola masih dilakukan secara bertahap.
Bantuan untuk kegiatan Revitalisasi SMK tahun anggaran 2017 pada
Daerah Istimewa Yogyakarta sebanyak 21 paket bantuan pada 18 sekolah
dengan jumlah bantuan sebesar Rp10.140.850.000,00 dilakukan uji petik
kepada 10 SMK dengan kesimpulan sebagai berikut:
a) Pengembangan SMK berbasis industri
SMK Negeri 5 Yogyakarta dan SMK Muhammadiyah Bambanglipuro
Bantul telah menerima bantuan sesuai SK alokasi masing-masing
sebesar Rp250.000.000,00 dan telah terealisasi 100% sesuai rencana
penggunaan dana (RPD) antara lain berupa menyusun rencana
kegiatan bersama DU/DI, pengadaan peralatan praktik antara lain
kamera, printer dan komputer, pengadaan bahan baku pembuatan
kriya dan tepung pisang dan penyusunan laporan hasil pelaksanaan
program.
b) Pengembangan SMK teaching factory
SMK telah menerima bantuan sesuai SK alokasi sebesar
Rp207.000.000,00 untuk SMK Negeri 5 Yogyakarta dan SMK
Muhammadiyah 2 Yogyakarta, sedangkan SMK Muhammadiyah
Wonosari dan SMK Negeri 1 Cangkringan Sleman masing-masing,
sebesar Rp250.000.000,00. Dana bantuan telah terealisasi 100%
sesuai rencana penggunaan dana (RPD) antara lain berupa workshop,
perbaikan ruang teaching factory (TeFa), magang guru dan siswa, dan
pengadaan bahan dan peralatan praktek produk TeFa.
c) Pengembangan SMK Kemaritiman
SMK Negeri 1 Sanden Bantul telah menerima bantuan sesuai SK
alokasi sebesar Rp1.606.000.000,00. Bantuan telah terealisasi 100%
dan digunakan sesuai ketentuan Direktorat Pembinaan SMK yaitu
pembangunan gedung untuk ruang kantor, ruang teori, ruang praktik,
ruang perpustakaan, ruang asrama, selasar penghubung, pengadaan
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 9
perabot, pengadaan peralatan praktik, biaya perencanaan,
pengawasan dan pengelolaan administrasi.
d) Pengembangan SMK Pertanian
SMK Negeri 1 Nanggulan Kulonprogo dan SMK Negeri 1 Cangkringan
Sleman telah menerima bantuan sesuai SK alokasi masing-masing
sebesar Rp802.950.000,00. Dana bantuan telah terealisir 100% untuk
membangun gedung kantor dan UKS secara swakelola dan
membangun ruang kelas baru secara swakelola.
e) Pengembangan SMK Pariwisata
SMK Negeri 1 Sewon Bantul telah menerima bantuan sesuai SK alokasi
masing-masing sebesar Rp803.000.000,00. Realisasi dana bantuan
telah sesuai Rencana Penggunaan Dana (RPD) yaitu untuk pengadaan
peralatan praktik dan pembangunan edutel beserta perabotannya.
1.1.2. Monev Program dan Kegiatan Prioritas Nasional pada Kementrian
Agama
Hasil monitoring dan evaluasi terhadap program dan kegiatan prioritas
nasional berupa pemberian bantuan pendidikan bagi anak usia sekolah untuk
tahun anggaran 2017 dengan tujuan menguji akurasi basis data yang
digunakan sebagai dasar penyaluran bantuan PIP (Program Indonesia
Pintar), menguji ketepatan sasaran penerima bantuan sesuai kriteria serta
menilai efektifitas penyelenggaraan bantuan PIP.
Uji petik dilaksanakan kepada 28 siswa di 6 madrasah di Kabupaten Kulon
Progo dan 49 siswa di 6 madrasah di Kabupaten Sleman dengan kesimpulan
sebagai berikut:
- Data Education Management System (EMIS) belum sepenuhnya
akurat/update karena masih masih dijumpai beberapa siswa hasil uji petik
yang tidak memenuhi kriteria sebagai penerima bantuan PIP.
- Penyelenggaraan bantuan PIP cukup membantu meringankan beban
masyarakat kurang mampu terkait biaya pendidikan.
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 10
1.2. Program dan Kegiatan Prioritas Nasional Bidang Ketahanan Pangan
dan Peningkatan Produksi Pertanian
Kegiatan pengawasan yang dilaksanakan dalam rangka mengawal program
dan kegiatan prioritas nasional bidang pertanian berupa monitoring dan
evaluasi atas pelaksanaan program dan kegiatan prioritas nasional pada
Dinas Pertanian D.I. Yogyakarta dan Dinas Kelautan dan Perikanan D.I.
Yogyakarta semester II Tahun 2017 (KSP-B12) serta reviu tatakelola beras di
wilayah D.I. Yogyakarta.
1.2.1. Monev KSP-B12 pada Dinas Pertanian DIY
Hasil monitoring dan evaluasi KSP-B12 pada Dinas Pertanian DIY dapat
disampaikan sebagai berikut:
a. Target rencana aksi rehabilitasi jaringan irigasi tersier berupa
terlaksananya transfer bantuan pemerintah kepada kelompok tani/P3A
dan terlaksananya jaringan irigasi tersier seluas 400 hektar di Kabupaten
Kulon Progo dan 400 hektar di Kabupaten Sleman telah terealisasi 100%.
b. Target rencana aksi pengembangan embung pertanian berupa
terlaksananya transfer bantuan pemerintah kepada kelompok tani/P3A
dan terlaksananya fisik pembangunan embung pertanian sebanyak 4 unit
di Kabupaten Sleman telah terealisir 100%.
1.2.2. Monev KSP-B12 pada Dinas Kelautan dan Perikanan DIY
Hasil monitoring dan evaluasi KSP-B12 pada Dinas Kelautan dan Perikanan
DIY dengan target rencana aksi berupa tervalidasi dan ditetapkannya
penerima bantuan premi asuransi nelayan di 3 kabupaten yaitu Bantul,
Gunungkidul dan Kulon Progo sebanyak 1.750 orang telah terealisir
sebanyak 1.247 orang atau 71,26%. Selain itu sebanyak 214 lembar kartu
asuransi nelayan di Kabupaten Kulon Progo belum diserahkan kepada yang
berhak. Kondisi tersebut disebabkan: yang bersangkutan telah alih profesi
sehingga tidak aktif lagi sebagai nelayan; usia melebihi 65 tahun; yang
bersangkutan sudah pernah mendapat bantuan asuransi di tahun 2016;
pindah alamat; maupun telah meninggal dunia.
1.2.3. Reviu Tata Kelola Beras
Reviu tata kelola beras dilakukan pada 2 kabupaten di wilayah D.I.
Yogyakarta yaitu Kabupaten Sleman (21 desa, 223.790 penduduk) dan
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 11
Kabupaten Gunungkidul (20 desa, 105.435 penduduk). Ruang lingkup reviu
meliputi reviu atas tata kelola produksi beras, reviu atas tata kelola distribusi
beras dan reviu atas tata kelola konsumsi beras.
a. Hasil Reviu atas Tata Kelola Produksi Beras
Hasil reviu atas tata kelola produksi beras menunjukkan adanya
perbedaan data-data antara Dinas Pertanian DIY dengan hasil pengujian
pada 41 desa di 6 kecamatan di 2 kabupaten tersebut di atas, sebagai
berikut:
1) Luas lahan pertanian Oktober 2017 s.d Februari 2018
Menurut data Dinas Pertanian DIY, luas lahan pertanian di 5
kabupaten/kota seluas 55.292 hektar. Hasil pengujian menunjukkan
adanya perbedaan data luas lahan panen antara 2 s.d 66 hektar.
2) Realisasi Luas Tanam Oktober 2017 s.d Februari 2018
Menurut data Dinas Pertanian DIY, realisasi luas tanam yang tersebar
di 5 kabupaten/kota seluas 4.483,54 hektar. Hasil pengujian
menunjukkan adanya perbedaan data luas lahan tanam antara 1 s.d 60
hektar.
3) Prediksi Luas Panen Maret s.d Mei 2018
Menurut data Dinas Pertanian DIY, prediksi luas panen di 5
kabupaten/kota seluas 43.185 hektar. Hasil pengujian menunjukkan
adanya perbedaan data prediksi luas panen sejumlah 79 hektar.
4) Realisasi Luas Lahan Panen Oktober 2017 s.d Februari 2018
Menurut data Dinas Pertanian DIY, realisasi luas lahan panen di 5
kabupaten/kota seluas 64.234,85 hektar. Hasil pengujian
menunjukkan adanya perbedaan data luas lahan panen antara 2 s.d
40 hektar.
5) Prediksi Luas Panen Maret 2018 s.d Mei 2018
Data menurut Dinas Pertanian DIY, prediksi luas panen di 5
kabupaten/kota periode Maret 2018 s.d Mei 2018, seluas 43.185
hektar, hasil pengujian menunjukkan adanya perbedaan data prediksi
luas panen antara 1 s.d 59 hektar.
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 12
Penyebab perbedaan tersebut adalah belum dilakukannya update atas luas
lahan sawah dan lahan kering untuk padi gogo serta perbedaan metodologi
penghitungan luas lahan antara petani dengan pihak Dinas Pertanian, yaitu:
1) Realisasi luas lahan puso Oktober 2017 s.d Februari 2018 dan prediksi
luas lahan puso Maret 2018 s.d Mei 2018
Luas lahan puso Oktober 2017 s.d Februari 2018 menurut data Dinas
Pertanian DIY seluas 662 hektar yang terjadi pada November dan
Desember 2017, disebabkan adanya badai cempaka yang melanda
wilayah DIY, khususnya di Gunungkidul dan Bantul, dan sebagian kecil
lagi (3,1 ha dari 662 ha) karena hama pengganggu tanaman. Hasil
pengujian terdapat perbedaan data luas lahan puso seluas 1 hektar yang
terjadi di Desa Sidomulyo, Godean, Sleman yang tidak tercatat di BPP
Godean.
Untuk periode Maret 2018 s.d Mei 2018, Dinas Pertanian DIY membuat
prediksi tidak ada lahan puso. Hasil pengujian tidak ada perbedaan dari
prediksi.
2) Realisasi produksi gabah kering panen (GKP) Okt 2017 s.d Feb 2018
GKP menurut data Dinas Pertanian DIY sejumlah 392.030 ton. Hasil
pengujian menunjukkan adanya perbedaan sejumlah 1.745 ton
disebabkan perbedaan luasan panen yang dihitung oleh pihak BPP dan
pihak Gapoktan.
3) Prediksi Produksi Gabah Kering Panen Maret s.d Mei 2018
Data menurut Dinas Pertanian DIY sejumlah 300.111 ton. Hasil pengujian
menunjukkan adanya perbedaan sejumlah 436 ton dikarenakan
perbedaan luasan panen yang dihitung oleh pihak BPP dan pihak
Gapoktan.
4) Realisasi Produksi Gabah Kering Giling (GKG) Okt 2017 s.d Feb 2018
GKG menurut data Dinas Pertanian DIY sejumlah 337.223,69 ton. Hasil
pengujian terdapat perbedaan data 1.456 ton dikarenakan perbedaan
luasan panen yang dihitung oleh pihak BPP dan pihak Gapoktan.
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 13
5) Prediksi Produksi Gabah Kering Giling (GKG) Maret s.d Mei 2018
Menurut Dinas Pertanian DIY sebanyak 258.155 ton. Hasil pengujian
terdapat perbedaan 343 ton yang disebabkan perbedaan luasan panen
yang dihitung oleh pihak BPP dan pihak Gapoktan.
6) Penggunaan GKG Oktober 2017 s.d Februari 2018
Menurut data Dinas Pertanian DIY, dari total produksi 337.224 ton,
sebanyak 313.872,61 ton untuk stok rumah tangga petani, sisanya dijual,
untuk pakan ternak dan lainnya. Hasil pengujian di 2 kabupaten
menunjukkan dari dari total produksi sebanyak 57.605,40 ton, dijual
19.852,55 ton, dijadikan benih 256,91 ton, disimpan 37.302,56 ton, lain-
lain sebanyak 193,38 ton.
7) Stok awal GKG Oktober 2017 s.d Februari 2018
Tidak diperoleh data stok awal GKG dari Dinas Pertanian DIY, Badan
Usaha mitra Bulog maupun masyarakat petani.
b. Hasil Reviu atas Tata Kelola Distribusi Beras
Hasil reviu atas tata kelola distribusi beras dapat disampaikan sebagai
berikut:
1) Stok Awal Beras per Awal Oktober 2017 s.d. per Februari 2018
Tidak diperoleh data stok awal GKG menurut data Dinas Pertanian D.I.
Yogyakarta, Dinas Perdagangan D.I. Yogyakarta, Bulog, badan usaha
mitra Bulog, maupun masyarakat petani.
2) Produksi Beras periode Oktober 2017 s.d. Februari 2018
Produksi beras menurut data Dinas Pertanian D.I. Yogyakarta hanya
berasal dari hasil produksi beras masyarakat petani, yaitu sebesar
197.372,64 ton.
3) Impor Beras periode Oktober 2017 s.d. Februari 2018
Selama periode 1 Oktober 2017 sampai dengan 28 Oktober 2018
tidak terdapat impor beras yang dilakukan pada D.I. Yogyakarta.
4) Ekspor Beras periode Oktober 2017 s.d. Februari 2018
Selama periode 1 Oktober 2017 sampai dengan 28 Oktober 2018
tidak terdapat ekspor beras yang dilakukan pada D.I. Yogyakarta.
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 14
c. Hasil Reviu atas Tata Kelola Konsumsi Beras
1) Konsumsi Langsung Oktober 2017 s.d. Februari 2018
Berdasarkan data jumlah penduduk dan tingkat konsumsi masyarakat
pada D.I. Yogyakarta, jumlah konsumsi beras pada D.I. Yogyakarta
sebagai berikut:
Tabel 1 Konsumsi Beras di D.I. Yogyakarta
No Bulan Jumlah
Penduduk (Jiwa)
Konsumsi Langsung
(Ton)
Konsumsi Langsung per Kapita (kg/orang)
Ket
1 Okt 17 3.779.697 29.482 7,8 Tingkat Konsumsi Langsung per Kapita (kg/orang) per tahun sebesar 93,60
2 Nov 17 3.783.402 29.511 7,8 3 Des 17 3.787.110 37.773 7,8 4 Jan 18 3.790.823 29.568 7,8 5 Febr 18 3.794.538 29.597 7,8
2) Pakan Ternak/Unggas periode Oktober 2017 s.d. Februari 2018
Jumlah konsumsi beras untuk pakan ternak/unggas pada D.I.
Yogyakarta sebanyak 335,54 ton.
3) Industri periode Oktober 2017 s.d. Februari 2018
Jumlah konsumsi beras untuk industri makanan pada D.I. Yogyakarta
sebanyak 1.302,64 ton.
4) Susut/Tercecer periode Oktober 2017 s.d. Februari 2018
Jumlah beras yang susut/tercecer pada D.I. Yogyakarta sebanyak
4.934,29 ton.
1.3. Program dan Kegiatan Prioritas Nasional Bidang Infrastruktur
Kegiatan Pengawalan Program dan Kegiatan Prioritas Nasional dilaksanakan
berupa monitoring dan evaluasi untuk triwulan I 2018 atas tata kelola lima
proyek strategis nasional yaitu pembangunan infrastruktur sarana dan
prasarana kereta api double track lintas selatan jawa (Kroya-Kutoarjo),
pembangunan infrastruktur jalan bebas hambatan Yogyakarta-Solo,
pembangunan infrastruktur jalan bebas hambatan Yogyakarta-Bawen,
pembangunan bendungan Bener, dan pembangunan infrastruktur sarana
dan prasarana kereta api akses bandara baru Yogyakarta-Kulon Progo.
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 15
Rata-rata realisasi fisik s.d 29 Maret 2018 atas 24 paket pekerjaan pada
pembangunan infrastruktur sarana dan prasarana kereta api double track
lintas selatan jawa (Kroya-Kutoarjo) mencapai 47,8906% dari target
51,4510%. Keterlambatan pekerjaan disebabkan utilitas di sekitar jalur
kereta api dan faktor cuaca (hujan) yang tidak memungkinkan untuk
melaksanakan pekerjaan fisik berupa timbunan dan pemadatan tanah untuk
tubuh ban.
Sampai dengan triwulan I tahun 2018, belum terdapat progres fisik atas
pembangunan infrastruktur jalan bebas hambatan Yogyakarta-Solo.
Berdasarkan hasil pengumpulan data-data menunjukkan bahwa
penanggungjawab dan pemegang ijin program strategis nasional, lokasi,
jangka waktu, pelaksana maupun konsultan perencana belum ditentukan.
Sampai dengan triwulan I tahun 2018, belum terdapat progres fisik atas
pembangunan infrastruktur jalan bebas hambatan Yogyakarta-Bawen,
Berdasarkan hasil pengumpulan data-data menunjukkan bahwa
penanggungjawab dan pemegang ijin program strategis nasional, jangka
waktu, pelaksana maupun konsultan perencana belum ditentukan.
Sampai dengan triwulan I tahun 2018, belum terdapat progres fisik
pembangunan bendungan Bener, karena masih dalam tahap perencanaan.
Proses lelang pengadaan barang/jasa masih berjalan.
Sampai dengan triwulan I tahun 2018, belum terdapat progres fisik
pembangunan infrastruktur sarana dan prasarana kereta api akses bandara
baru Yogyakarta-Kulon Progo karena masih dalam tahap persiapan berupa
penetapan trase oleh Kementerian Perhubungan Nomor KP-1052 Tahun
2017 tanggal 11 Desember 2017 tentang Penetapan Trase Jalur Kereta Api
Akses Bandara Baru Yogyakarta-Kulon Progo.
1.4. Program Pengentasan Kemiskinan
Kegiatan pengawasan program pengentasan kemiskinan dilakukan untuk
memperoleh keyakinan yang memadai bahwa capaian program dan kegiatan
nasional sesuai target yang ditetapkan telah dilaksanakan dengan 5 T, yaitu
tepat sasaran, tepat waktu, tepat jumlah, tepat kualitas dan tepat
administrasi, serta memastikan bahwa pihak-pihak (stakeholder) yang
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 16
terlibat dalam proses bisnis bertanggungjawab atas risiko terkait
pengelolaan dan pelaksasnaan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Kegiatan pengawasan yang dilakukan berupa verifikasi dan evaluasi atas
pelaksanaan program dan kegiatan prioritas nasional berupa dua rencana
aksi pada Dinas Sosial di Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta.
Hasil verifikasi dan evaluasi terhadap dua rencana aksi dapat disimpulkan
sebagai berikut:
a. Verifikasi pencapaian Disbursment Link Indicator (DLI) Program Keluarga
Harapan (PKH) dilaksanakan di Kabupaten Sleman. Dari sembilan
indikator DLI dilakukan evaluasi sebanyak lima DLI. Hasil verifikasi dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1) DLI 2, proporsi kecamatan dengan keluaraga penerima manfaat PKH
yang beralih kepembayaran non tunai sebanyak 17 kecamatan. Namun
masih terdapat PKH lansia yang menerima dana lebih kecil yang
ditetapkan, peserta PKH yang menerima dana kurang dari empat tahap.
2) DLI 4, proporsi keluarga penerima manfaat PKH yang telah dilakukan
verifikasi pemenuhan persyaratan telah dilakukan pada tahap 3 dan
tahap 4, namun masih terdapat KPM PKH yang yang seharusnya
ditunda tapi dapat mencairkan dana.
3) DLI 5, proporsi keluarga penerima manfaat PKH yang menerima
program program bantuan sosial komplementer utama (Rastra, PBI,
dan PIP), belum seluruh KPM PKH menerima program bantuan sosial
komplementer utama.
4) DLI 6, proporsi penerima manfaat PKH yang nomer NIK-nya telah
diverifikasi, dari 195.457 peserta PKH, 187.056 peserta NIKnya telah
diverifikasi.
5) DLI 7, jumlah kelompok ibu peserta PKH yang telah menerima
pertemuan peningkatan kemampuan keluarga (P2K2/FDS) oleh
fasilitator terlatih sebanyak 882 kelompok ibu-ibu PKH telah menerima
materi P2K2, namun belum seluruh fasilitator melakukan FDS untuk
seluruh kelompok dampingan, karena belum lengkapnya modul materi
yang diterima.
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 17
b. Evaluasi BPNT pada Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, dengan
simpulan hasil sebagai berikut:
1) Ketepatan sasaran BPNT
Penyaluran BPNT terindikasi tidak seluruhnya tepat sasaran yang
tercermin pada proses penyaluran dimana jumlah KPM belum stabil.
2) Ketepatan waktu penyaluran BPNT
Penyaluran BPNT tidak dapat diketahui secara tepat kapan diterima
direkening KPM. Hal ini disebabkan karena tidak diperoleh data yang
valid berkaitan dengan realisasi penyaluran dana ke rekening masing-
masing KPM.
3) Ketepatan jumlah penyaluran BPNT
Penyaluran BPNT tahun 2017, telah tepat jumlah yaitu sebesar
Rp220.000,00/dua bulan dan tidak ada potongan biaya administrasi
bank ataupun biaya transaksi e-warong.
4) Ketepatan kualitas penyaluran BPNT
Secara umum ada perbaikan kualitas penyaluran bahan pangan yang
disediakan dengan harga yang wajar.
5) Ketepatan administrasi penyaluran BPNT
Berdasarkan dokumen dan data yang harus dibuat pada proses
pengelolaan dan penyaluran BPNT belum sepenuhnya tepat
administrasi.
6) Evektifitas BPNT
Penyaluran BPNT telah bermanfaat antara lain mengurangi beban
pengeluaran KPM, menambah nutrisi KPM. Namun masih ada risiko
dalam penyaluran yaitu risiko tidak tepat sasaran, tidak tepat waktu
dan tidak tertib administrasi.
Atas permasalahan-permasalahan tersebut di atas telah diberikan
rekomendasi perbaikan kepada masing masing pemangku kepentingan.
1.5. Reviu terhadap Kondisi Aset, Kewajiban, SDM dan Keuangan Lembaga
Pengembangan Jasa Konstruksi DIY
Tujuan reviu adalah untuk mendapat gambaran kondisi LPJK dalam rangka
proses peralihan LPJK Nasional dan LPJK Provinsi kepada lembaga baru yang
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 18
akan dibentuk sesuai Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi.
Kesimpulan hasil reviu adalah sebagai berikut:
a. Pengelolaan keuangan
1) Laporan keuangan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Daerah
Istimewa Yogyakarta untuk tahun 2015 dan 2016 telah diaudit oleh
akuntan publik dan mendapat predikat Wajar Dengan Pengecualian
(WDP). Sedangkan laporan keuangan tahun 2017 sampai dengan saat
reviu selesai dilaksanakan masih dalam proses audit.
2) Pengelolaan keuangan LPJK Daerah Istimewa Yogyakarta kurang
memadai yaitu pada pengelolaan pengeluaran dimana antara catatan
laporan keuangan dengan realisasi pertanggungjawabannya selisih
sebesar Rp 53.293.850,00.
3) LPJK Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2017 masih memiliki
kewajiban kepada pihak ke-3 sebesar Rp2.285.000,00.
4) Jumlah penerimaan LPJK D.I.Yogyakarta tahun 2015, 2016 dan 2017
masing-masing adalah Rp2.406.788.712,00; Rp1.478.499.580,00 dan
Rp2.699.180.078,00.
b. Pengelolaan Aset Tetap dan Sarana Prasarana
Aset yang dikuasai oleh LPJK Daerah Istimewa Yogyakarta sebanyak 66
unit dengan nilai Rp213.848.500,00 berupa peralatan kantor dan
inventaris kantor, sedangkan tanah dan bangunan yang digunakan oleh
LPJK D.I.Yogyakarta adalah sewa dari Balai Latihan Pendidikan Teknik
Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta.
Berdasarkan hasil reviu, pembayaran sewa bangunan selama dua tahun
(periode 1 September 2017 sampai dengan 30 Agustus 2019) sebesar
Rp70.000.000,00 seluruhnya dibebankan pada tahun 2017. Seharusnya
atas pembayaran tersebut beban tahun 2017 hanya sebesar
Rp14.583.333,33 (4/12xRp35.000.000,00) karena baru digunakan tahun
2017 selama 4 bulan, sehingga atas biaya sewa terjadi kelebihan
pembebanan sebesar Rp55.416.666,67.
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 19
c. Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Jumlah sumber daya manusia yang ada sebanyak 18 orang yang memiliki
pendidikan S3 sebanyak 2 orang, S2 sebanyak 3 orang, S1 sebanyak 10
orang dan SMA sebanyak 3 orang.
Berdasarkan hasil reviu terdapat jabatan yang dirangkap oleh satu orang
yaitu Jabatan pada Penanggung Jawab Bidang (PJB) Mutu dan Penanggung
Jawab Bidang (PJB) Usaha di Unit Sertifikasi Badan Usaha yang dijabat
oleh Admin SIKI.
d. Pelaksanaan layanan dan program LPJK
Pelaksanaan pelayanan di LPJK Daerah Istimewa Yogyakarta berupa
pemberian pelayanan Sertifikasi dan Registrasi Usaha Jasa Pelaksana, Jasa
Perencana dan Pengawas, Tenaga Ahli, dan Tenaga Trampil.
Berdasarkan hasil reviu masih terdapat kelemahan sebagai berikut:
1) Pencatatan jumlah pelayanan di Badan Pelaksana dan Unit Sertifikasi
tidak dipisahkan sesuai klasifikasi pelayanan yang mengacu pada
klasifikasi tarif pelayanan, sehingga sulit membandingkan data
pelayanan di Badan Pelaksana dengan pencatatan pelayanan di Unit
Sertifikasi.
2) Capaian program kerja LPJK Daerah Istimewa Yogyakarta belum dapat
diukur dan umpan balik perbaikan pelayanan kepada masyarakat jasa
konstruksi belum dapat dilakukan.
Rekomendasi atas permasalahan telah disampaikan kepada pihak yang
berwenang.
1.6. Monitoring Pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta
Kegiatan monitoring
pembangunan Bandara
Internasional
Yogyakarta dilakukan
setiap akhir triwulan
untuk mengidentifikasi
permasalahan dan
menyarankan solusi
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 20
untuk kelancaran, akuntabilitas, dan efektivitas pelaksanaan pembangunan
Bandar Udara Internasional Yogyakarta.
Hasil monitoring pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta dapat
disampaikan sebagai berikut:
a. Penyediaan lahan untuk Proyek Pembangunan Bandar Udara Baru
Internasional Yogyakarta seluas 587,30 ha telah selesai dibayarkan dan
yang melalui proses konsinyasi sudah mendapat penetapan pengadilan.
b. Proses pengosongan lahan atas nama 29 warga yang menempati 33 rumah
yang pembebasannya melalui konsinyasi belum dapat dilaksanakan
karena mereka masih menolak meninggalkan rumah yang masih
ditempati.
c. Belum selesainya pertanggungjawaban BOP yang dianggarkan sebesar
Rp7.758.152.850,00
d. Perubahan status harta benda wakaf dalam bentuk pertukaran belum
mendapat izin dari Menteri Agama.
e. Terdapat risiko kerusakan lahan setelah selesainya kegiatan Pekerjaan
Persiapan Pembangunan Infrastruktur Bandar Udara Baru tanggal 30
April 2018 karena menunggu dimulainya pekerjaan konstruksi oleh
pemenang pelelangan terbatas.
f. Surat perjanjian kontrak yang diterbitkan PT. Angkasa Pura I (Persero)
belum diterima oleh Project Manager Proyek Pembangunan Bandara
Internasional Yogyakarta.
Atas permasalahan tersebut telah kami sarankan kepada Project Manager
Proyek Pembangunan Bandar Udara Internasional Yogyakarta agar:
a. Melaksanakan pengosongan lahan secara paralel, yaitu selain memproses
melalui Pengadilan Negeri juga secara mandiri sebagaimana arahan
Gubernur D.I. Yogyakarta pada tanggal 3 April 2018.
b. Melakukan rekonsiliasi pertanggungjawaban BOP bersama Panitia
Pengadaan Tanah pada Kanwil BPN D.I. Yogyakarta.
c. Memfasilitasi para nazhir memproses izin dari Menteri Agama atas
penukaran benda wakaf sesuai pasal 51 Peraturan Pemerintah Nomor 42
Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004
tentang Wakaf.
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 21
d. Mengusulkan kepada Kantor Pusat (Project Management Office Group
Head) agar mempercepat proses pengadaan pekerjaan infrastruktur
bandar udara baru untuk menghindari risiko kerusakan akibat kevakuman
kegiatan di lokasi
e. Meminta/menyurati Kantor Pusat untuk mengirimkan dokumen kontrak
yang sudah diterbitkan, sebagai bahan pengendalian proyek.
1.7. EvaIuasi Penggunaan Dana Desa dan SILPA Dana Desa
Evaluasi penggunaan dana desa dan SILPA dana desa dilakukan untuk
menilai kesesuaian penggunaan dana desa dengan prioritas yang ditetapkan
dalam Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 4 Tahun 2017, menilai
ketepatan penggunaan dana desa bagi pembangunan infrastruktur yang
produktif dengan pola padat karya dan pemberdayaan masyarakat desa,
serta mengidentifikasi SILPA dana desa dan penyebab tidak terealisasinya
anggaran belanja yang bersumber dari dana desa.
Evaluasi yang dilakukan mencakup realisasi penggunaan dana desa tahun
2017 dan SILPA dana desa tahun 2016 sampai dengan tanggal 31 Desember
2017 serta evaluasi dana desa triwulan I Tahun 2018.
Kegiatan evaluasi penggunaan dana desa dan SILPA dana desa dilaksanakan
pada empat desa di dua kabupaten di wilayah D.I. Yogyakarta, yaitu
Kabupaten Gunungkidul (Desa Karangrejek, Kecamatan Wonosari dan Desa
Karangmojo, Kecamatan Karangmojo) dan Kabupaten Kulon Progo (Desa
Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo dan Desa Hargomulyo, Kecamatan Kokap).
Hasil evaluasi penggunaan dana desa tahun 2017 dan SILPA dana desa
tahun 2016 serta dana desa triwulan I Tahun 2018 dapat disimpulkan
sebagai berikut:
- Terdapat beberapa kegiatan tahun 2017 yang hingga awal Februari 2018
belum selesai dikerjakan, belum dilaksanakan pemeriksaan, dan belum
diserahkan kepada desa.
- Pelaporan pelaksanaan kegiatan yang bersumber dari dana desa secara
berjenjang kepada Camat/Bupati berupa laporan semester kedua/akhir
tahun penggunaan dana desa tahun 2017 belum dibuat, karena belum
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 22
semua pelaksana kegiatan di desa menyampaikan laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan.
- Terdapat kegiatan yang tidak sesuai dengan perencanaan dan tanpa
melalui perubahan APBDesa dan RKPDesa.
- Lemahnya pengendalian dalam pengelolaan keuangan seperti Surat
Permintaan Pembayaran (SPP) yang tidak dilengkapi bukti-bukti
transaksi, tidak bernomor urut, dan beberapa SPP tidak bertanggal,
sehingga menimbulkan risiko terjadinya pencairan ganda.
- Terdapat bukti pertanggungjawaban pengeluaran ganda pada penggunaan
dana desa di Desa Karangrejek Kecamatan Wonosari, Kabupaten
Gunungkidul.
- Terdapat kelebihan pembayaran nilai pengadaan bahan material bahan
bangunan senilai Rp10.264.560 pada Desa Karangmojo Kecamatan
Karangmojo Kabupaten Gunungkidul.
- Realisasi pelaksanaan program padat karya tunai dengan dana desa belum
sesuai dengan ketentuan yaitu minimal 30%.
Terhadap permasalahan-permasalahan yang dijumpai pada evaluasi
penggunaan dana desa dan SILPA dana desa, telah diberikan saran-saran
perbaikan kepada tiap-tiap kepala desa sebagaimana termuat dalam laporan
hasil evaluasi penggunaan dana desa tahun 2017 dan SILPA dana desa tahun
2016 serta evaluasi dana desa triwulan I Tahun 2018.
1.8. Reviu atas Tata Kelola PSN Proyek Transmisi Pedan-Wonosari
Reviu atas Tata Kelola PSN Proyek pada Proyek Rekonduktoring SUTT 150
kV Pedan-Wonosari dilakukan setiap akhir triwulan untuk mengidentifikasi
permasalahan serta solusi untuk kelancaran, akuntabilitas, dan efektivitas
pelaksanaan pembangunan PSN pada proyek Rekonduktoring SUTT150 kV Pedan-
Wonosari.
Hasil reviu atas Tata Kelola PSN Proyek pada Proyek Rekonduktoring SUTT
150 kV Pedan-Wonosari dapat disampaikan sebagai berikut:
a. Realisasi pekerjaan fisik sampai dengan 31 Maret 2018 adalah 94,24%,
sedangkan realisasi pembayaran yang telah dilakukan adalah 72,36% dari total
nilai kontrak.
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 23
b. Pelaksanaan pekerjaan rekonduktoring pada jalur Pedan-Wonosari seharusnya
ada dua line, namun baru selesai satu line. Penyelesaian pekerjaan dapat
direalisasikan apabila dilakukan pemadaman atas jaringan yang mau diganti.
Namun saat ini masih terkendala oleh kondisi PLTU Pacitan yang belum mampu
menyalurkan listrik dengan stabil untuk men-supply wilayah yang padam akibat
pengerjaan jalur Pedan-Wonosari.
Atas permasalahan tersebut telah kami sarankan kepada Project Manager Pekerjaan
Rekonduktoring SUTT 150 kV Pedan-Wonosari agar melaksanakan dan memonitor
/mengevaluasi hasil keputusan rapat koordinasi tanggal 28 Maret 2018 tentang
jadwal pemadaman terkait pekerjaan rekonduktoring SUTT 150 kV Pedan-Wonosari
yang dihadiri para pihak terkait sesuai komitmen yang telah disepakati.
2. PENINGKATAN KONTRIBUSI RUANG FISKAL
Kontribusi peningkatan ruang fiskal di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
dilaksanakan melalui kegiatan pengawasan yang bertujuan untuk meningkatkan
kontribusi penerimaan negara/daerah, atau menjadikan pengeluaran
negara/daerah lebih efisien beserta solusi permasalahan yang menghambat
penerimaan negara/daerah.
Periode semester I tahun 2018 tidak terdapat kegiatan untuk meningkatkan
kontribusi ruang fiskal di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, namun difokuskan
pada satuan kerja di wilayah Provinsi Jawa Tengah bagian selatan yang menjadi
wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dalam periode pelaporan, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
melaksanakan kegiatan monitoring tindak lanjut hasil evaluasi atas optimalisasi
pendapatan asli daerah (OPAD) tahun 2015 dan 2016 pada Pemerintah Daerah
Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten Kulon Progo, Pemerintah
Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunungkidul, dengan
ringkasan sebagai berikut:
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 24
Tabel 2 Monitoring Tindak Lanjut Hasil Evaluasi atas Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah
(OPAD) tahun 2015 dan 2016 pada Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta
No Pemerintah Daerah Temuan
(kejadian) Tindak lanjut
(kejadian) (%)
1 D.I. Yogyakarta 1 1 100,00 2 Kab. Sleman 7 6 85,71 3 Kab. Kulon Progo 10 7 70,00 4 Kota Yogyakarta 5 5 100,00 5 Kab. Bantul 2 2 100,00 6 Kab. Gunungkidul 4 4 100,00
Rata-rata 29 25 86,21
Berdasarkan hasil monitoring tindak lanjut hasil evaluasi atas optimalisasi
pendapatan asli daerah (OPAD) tahun 2015 dan 2016 pada umumnya pemerintah
daerah telah menindaklanjuti saran/rekomendasi yang diberikan oleh BPKP yang
termuat dalam laporan hasil pengawasan Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah
pada masing-masing pemerintah daerah. Secara rata-rata prosentase tindak lanjut
atas saran/rekomendasi yang diberikan oleh BPKP adalah sebesar 86,21% dari
29 saran/rekomendasi telah ditindaklanjuti, yaitu sebanyak 25
saran/rekomendasi.
3. PENGAMANAN ASET NEGARA
Pengawasan atas pengamanan aset negara/daerah dilakukan bersama dengan
Aparat Penegak Hukum (APH), yaitu Kepolisian dan Kejaksaan dengan tujuan
memberikan kontribusi dalam upaya represif pemberantasan KKN yang
dilaksanakan dengan mengungkap kasus/pelanggaran yang diduga merugikan
keuangan negara melalui audit investigatif, audit dalam rangka penghitungan
kerugian keuangan negara (PKKN), dan pemberian keterangan ahli (PKA).
Penyelamatan aset negara/daerah dalam semester I tahun 2018 sebesar
Rp15,9Milyar dilakukan melalui strategi represif atas permintaan penyidik berupa
bantuan penghitungan kerugian keuangan negara terhadap satu kasus.
3.1. Audit Investigatif
Pada semester I tahun 2018, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
tidak melakukan audit investigatif. Dugaan kasus/pelanggaran yang diduga
merugikan keuangan negara sebagian besar telah mampu dilakukan oleh
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 25
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Daerah (Inspektorat Wilayah Provinsi
dan Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta).
3.2. Audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah melakukan audit dalam
rangka penghitungan kerugian keuangan negara atas satu kasus untuk
menyatakan pendapat mengenai jumlah kerugian keuangan negara yang
timbul dari kasus penyimpangan guna mendukung tindakan litigasi atas
permintaan aparat penegak hukum guna mendukung tindakan litigasi.
Proses audit penghitungan kerugian keuangan negara atas kasus tersebut
telah selesai, dengan simpulan telah terjadi kerugian keuangan negara
sebesar Rp15,9 Milyar. Hasil audit tersebut masih dalam proses untuk
disampaikan kepada pihak aparat penegak hukum.
3.3. Pemberian Keterangan Ahli
Pemberian keterangan ahli bertujuan untuk memberikan pendapat
berdasarkan keahlian di bidang akuntansi dan auditing dalam suatu kasus
TPK dan/atau perdata untuk membuat jelas suatu kasus bagi penyidik
dan/atau hakim.
Dalam semester I tahun 2018, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
melakukan kegiatan pemberian keterangan ahli pada instansi penyidik
kepolisian dan kejaksaan serta Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
Yogyakarta sebanyak lima kali dari lima kasus sebagaimana tampak pada
Tabel 3 berikut:
Tabel 3 Kegiatan Pemberian Keterangan Ahli
No Instansi Penyidik Jumlah
Kasus PKA 1 Pengadilan Tipikor Yogyakarta 4 4 2 Polda D.I. Yogyakarta 1 1 Jumlah 5 5
Pemberian keterangan ahli di depan Penyidik Polda Daerah Istimewa
Yogyakarta dilakukan untuk melengkapi berkas perkara yang akan
diserahkan kepada Jaksa Penuntut Umum, sebanyak satu kasus.
4. PENINGKATAN GOVERNANCE SYSTEM
Peningkatan kualitas governance system dilakukan melalui kegiatan assurance dan
consulting di lingkungan instansi pemerintah, baik pusat maupun daerah,
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 26
termasuk pada korporasi/badan usaha milik daerah dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas pelaporan keuangan dan kinerja, penguatan kapabilitas
aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) dan penguatan proses tata kelola,
manajemen risiko dan sistem pengendalian intern pemerintah dan korporasi.
4.1 Peningkatan Kualitas Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Kualitas akuntabilitas keuangan pemerintah daerah pada tahun anggaran
2017 secara umum sudah semakin membaik dan perlu dipertahankan. Hal
tersebut ditunjukkan dari perolehan opini laporan keuangan pemerintah
daerah (LKPD) di wilayah D.I. Yogyakarta tahun anggaran 2017 yang
seluruhnya telah memperoleh opini WTP (wajar tanpa pengecualian) dari
BPK. Perkembangan opini LKPD selama empat tahun terakhir dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 4 Perkembangan Opini BPK atas LKPD
di Wilayah D.I. Yogyakarta Tahun 2014-2017
No Pemerintah Daerah Opini LKPD
2014 2015 2016 2017 1. Daerah Istimewa
Yogyakarta WTP WTP WTP WTP
2. Kota Yogyakarta WTP WTP WTP WTP 3. Kabupaten Bantul WTP WTP WTP WTP 4. Kabupaten Sleman WTP WTP WTP WTP 5. Kabupaten Kulon Progo WTP WTP WTP WTP 6. Kabupaten Gunungkidul WDP WTP WTP WTP
Sumber: website BPK RI (www.bpk.go.id)
Dalam upaya mempertahankan kualitas pelaporan keuangan dan kinerja
pada pemerintah daerah di wilayah D.I. Yogyakarta, Perwakilan BPKP D.I.
Yogyakarta telah melakukan beberapa kegiatan dan upaya sebagai berikut:
4.1.1. Bimbingan dan Konsultasi Reviu Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah
Kegiatan bimbingan dan konsultasi reviu laporan keuangan
pemerintah daerah dilakukan untuk memberikan pemahaman dan
transfer pengetahuan (transfer of knowledge) tentang reviu laporan
keuangan pemerintah daerah berbasis akrual kepada tim reviu
Inspektorat Daerah, serta memberikan pemecahan permasalahan
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 27
yang dijumpai dalam pelaksanaan reviu laporan keuangan pemerintah
daerah. Diharapkan dengan peningkatan pemahaman mengenai reviu
LKPD, Inspektorat dapat mengimplementasikan teknik dan prosedur
reviu secara memadai dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya
selaku internal auditor dalam rangka peningkatan kualitas laporan
keuangan pemerintah daerah. Selama semester I tahun 2018 telah
dilaksanakan bimbingan dan konsultansi reviu LKPD tahun anggaran
2017 dan LKJiP tahun anggaran 2018.
Dari enam pemerintah daerah di wilayah D.I. Yogyakarta, dua
pemerintah daerah menggunakan program aplikasi Sistem Informasi
Manajemen Daerah (SIMDA) yang dikembangkan secara mandiri oleh
BPKP yaitu Kabupaten Bantul dan Kulon Progo. Aplikasi SIMDA
digunakan untuk mengelola keuangan pemda secara komprehensif
meliputi sistem keuangan (perencanaan, penganggaran,
pentausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban), aset daerah dan
pendapatan daerah.
4.1.2. Asistensi Pengelolaan Keuangan pada Pemda
Kegiatan asistensi pengelolaan keuangan dilakukan untuk
memberikan pemahaman, meningkatkan kompetensi personil
pengelola keuangan dan memberikan alternatif solusi atas
permasalahan yang dijumpai dalam pelaksanaan pengelolaan
keuangan pemerintah daerah. Asistensi pengelolaan keuangan pada
pemerintah daerah dilaksanakan dalam bentuk bimbingan teknis
aplikasi SIMDA Perencanaan, SIMDA Keuangan, SIMDA BMD dan
SIMDA Pendapatan, bimbingan teknis penyusunan laporan keuangan,
narasumber penyusunan laporan keuangan, pendampingan
penyusunan laporan keuangan satker/OPD, narasumber pada
kegiatan pelatihan/diklat, studi komparasi pengelolaan keuangan
pemda dengan pemda lainnya.
Dalam semester I tahun 2018 Perwakilan BPKP D.I. Yogyakarta telah
melakukan berbagai kegiatan asistensi pengelolaan keuangan
pemerintah daerah sebagai berikut:
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 28
a. Coaching Clinic Pengelolaan Aplikasi SIMDA Pendapatan pada
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo sebanyak dua kegiatan;
b. Coaching Clinic Kegiatan Analisa Laporan Keuangan SKPD di
Lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta;
c. Coaching Clinic Kegiatan Reviu Penyusunan Laporan Keuangan
pada Pemerintah Kabupaten Bantul;
d. Bimbingan Teknis SIMDA Perencanaan pada Pemerintah
Kabupaten Kulon Progo.
Meskipun seluruh pemda di wilayah D.I. Yogyakarta sudah
memperoleh opini WTP dari BPK, namun masih dijumpai beberapa
hal yang perlu ditingkatkan dalam pengelolaan keuangan, sebagai
berikut:
a. Penatausahaan aset tetap dalam penerapan akuntansi basis akrual.
b. Penatausahaan OPD dan unit OPD yang menerapkan pola
pengelelolaan keuangan BLUD dalam pelaporan keuangan
konsolidasi.
Untuk mempertahankan opini WTP, pemerintah daerah perlu
melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menetapkan SOP pelaksanaan penghapusan aset tetap sebagian
dan SOP atribusi biaya perolehan aset tetap.
b. Mendorong OPD secara berkala melakukan rekonsiliasi aset tetap
antara bendahara pengeluaran dengan pengurus barang, dan
terhadap perbedaan yang timbul agar diberikan penjelasan yang
memadai serta dituangkan dalam berita acara rekonsiliasi.
4.1.3. Bimbingan dan Konsultasi Reviu Laporan Keuangan Instansi
Vertikal
Kegiatan Pendampingan Penyusunan dan Pendampingan Reviu
laporan keuangan dilakukan untuk memberikan pemahaman,
meningkatkan kompetensi pengelola keuangan dan memberikan
pemecahan permasalahan yang dijumpai dalam pelaksanaan
penyusunan dan reviu laporan keuangan instansi vertikal yang berada
di wilayah D.I. Yogyakarta. Kegiatan yang dilaksanakan berupa
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 29
Pendampingan Penyusunan Dan Pendampingan Reviu Laporan
Keuangan pada 28 Satker di lingkungan Kepolisian Daerah DIY.
1) Hasil pendampingan penyusunan laporan keuangan adalah seluruh
satker di lingkungan Polda DIY telah menyusun LK Tahun 2017,
namun atas laporan keuangan tersebut masih memerlukan
perbaikan pada CaLK, khususnya pada penyajian angka-angka atau
saldo yang tercantum dalam LRA, LO, dan LPE.
2) Hasil pendampingan reviu laporan keuangan satker di lingkungan
Polda DIY oleh auditor Itwasda, sebanyak 28 laporan keuangan,
dengan hasil sebagai berikut:
a. Sebagian PNBP pada satker Biddokkes dan RS Bhayangkara
tidak tercatat pada LRA.
(1) Satker Biddokes
Pada LRA satker Biddokes TA 2017 hanya tercatat realisasi
PNBP senilai Rp2.887.559.640,00 dari yang seharusnya
sebesar Rp2.925.986.293,00 atau masih terdapat PNBP
senilai Rp38.426.653,00 yang tidak tercatat dalam LRA
karena langsung digunakan oleh satker Biddokes untuk
pembelian alat medis dan bahan habis pakai dalam rangka
pelayanan kepada pasien umum non BPJS.
PNBP senilai Rp38.426.653,00 tersebut merupakan realisasi
penerimaan selama bulan Juli s/d Desember 2017dan telah
diungkapkan dalam CaLK Tahun 2017 pada butir
pengungkapan lainnya. Namun atas nilai sebesar
Rp38.426.653,00 belum dicatat dalam LRA satker tersebut.
(2) Satker RS Bhayangkara
Pada LRA satker RS Bhayangkara TA 2017 hanya mencatat
realisasi PNBP senilai Rp407.413.716,00 yang terdiri dari
penerimaan BPJS sebesar Rp405.818.400,00 dan
pendapatan sewa tanah, gedung dan bangunan sebesar
Rp1.595.316,00.
Hasil reviu ternyata PNBP yang seharusnya dicatat adalah
sebesar Rp7.570.713.240 atau masih terdapat PNBP dari
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 30
pelayanan kepada pasien yang tidak tercatat di LRA senilai
Rp7.163.299.524,00.
b. Terdapat aset-aset yang belum dicatat dalam SIMAK BMN
karena administrasi dan fisik barang belum lengkap, yaitu:
(1) Rumah Sakit Bhayangkara
Hibah aset dari pihak ketiga (Universitas Islam Indonesia
dan PT Sumatera Cahaya Mandiri) senilai
Rp1.100.000.000,00 belum dapat di catat di SIMAK BMN,
karena admiinistrasi berupa perjanjian hibah antara pihak
ketiga dengan RS Bhayangkara Polda DIY masih dalam
proses penyelesaian oleh kedua belah pihak.
(2) Satker Polres Bantul
Transfer masuk aset dari Mabes Polri yang tidak dilengkapi
dengan ADK (Arsip Data Komputer) berupa HT Motorola
sejumlah 76 unit (pengadaan tahun 2015) sehingga belum
dapat dicatat dalam SIMAK BMN.
(3) Satker Ditlantas
Terdapat kiriman ADK dari Mabes Polri berupa mobil
penerangan keliling, namun fisik barang belum diterima
satker. Sampai dengan pendampingan selesai tanggal 31
Januari 2018, rekonsiliasi aset BMN dengan KPKNL belum
selesai. Dari hasil monitoring e-rekon BMN masih terdapat
selisih antara transfer keluar (dari Korlantas Mabes Polri)
dengan transfer masuk (Ditlantas Polda DIY) senilai
Rp2.449.159.230,00.
(4) Satker Polres Sleman
Aset dari Mabes Polri yang belum tercatat dalam SIMAK
BMN karena tidak dilengkapi dengan ADK (Arsip Data
Komputer). Pengadaan tahun 2017 berupa IP Phone merk
Avaya sebanyak 3 unit, Hand Phone merk Lenovo sebanyak
24 unit, Headset merk Jabra sebanyak 3 unit, UPS merk APC
sebanyak 3 unit, Monitor merk DELL sebanyak 3 unit,
Printer merk HP sebanyak 1 unit, dan Personal Desktop
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 31
merk DELL sebanyak 3 unit, serta pengadaan Tahun 2016
berupa 1 unit kendaraan roda empat patroli Pamobvit dan
kelengkapannya senilai Rp466.176.428,00.
Kami telah menyampaikan rekomendasi kepada Kepala Kepolisian
Daerah DIY sebagai berikut :
a. Menginstruksikan kepada Bidang Keuangan untuk memantau
penyelesaian penyusunan/perbaikan Catatan atas Laporan
Keuangan (CaLK) pada satker Bidpropam, RS Bhayangkara, Yanma,
Ditlantas, SPN.
b. Menginstruksikan kepada Satker Biddokes dan RS Bhayangkara
agar berkoordinasi dengan KPPN terkait PNBP tersebut.
(1) Menginstruksikan kepada Rumah Sakit Bhayangkara agar
segera menyelesaikan administrasi aset hibah dari pihak ketiga
sehingga dapat di catat dalam SIMAK BMN.
(2) Menginstruksikan Satker Polres Bantul, Ditlantas dan Polres
Sleman berkoordinasi dengan Mabes Polri terkait aset yang
belum lengkap secara administrasi maupun fisik barangnya.
4.1.4. Audit Keuangan Proyek Pinjaman dan Hibah Luar Negeri
Audit Laporan Keuangan Dana Bantuan Luar Negeri yang
dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP D.I. Yogyakarta adalah Audit atas
Laporan Keuangan kegiatan yang dananya bersumber dari Bantuan
Luar Negeri (Loan) sebagai audit dukungan dalam rangka pemberian
opini, menilai kecukupan dan efektivitas pengendalian intern, serta
menilai ketaatan terhadap ketentuan Loan/Grant Agreement, melalui
kegiatan audit sebagai berikut:
1) Audit atas laporan keuangan Program Penyediaan Air Minum dan
Sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas) III Loan IBRD Nomor
8578-ID pada Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan
Pemukiman Kabupaten Sleman, Dinas Pekerjaan Umum,
Perumahan dan Energi Sumber Daya Manusia D.I. Yogyakarta,
Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Pemukiman
Kabupaten Bantul dan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 32
Kawasan Pemukiman Kabupaten Gunungkidul. Berdasarkan hasil
audit diperoleh simpulan sebagai berikut:
a. Kabupaten Bantul
(1) Pemasangan pipa, wastavel dan water meter belum
dilaksanakan sesuai dengan RKM. Hal ini disebabkan
kurangnya supervisi dari fasilitator teknik selama proses
pengerjaan pemasangan pipa sarana air bersih dan
sanitasi, pembatalan SR dari calon pelanggan dan
pemasok tidak dapat menyediakan water meter karena
tidak tersedia di pasaran.
(2) Pengambilan kas tunai (cash back) dari pembelian pipa
sebesar 5% atau Rp4.200.550,00 yang tidak dibukukan
dan digunakan sebagai BOP satlak (Kabupaten Bantul).
Hal ini disebabkan kelalaian tim fasilitator masyarakat
dalam mendampingi pelaksanaan penugasan
pembangunan sarana air minum, terutama tahapan
tahapan yang harus dilakukan apabila terjadi perubahan
RKM dan memonitor laporan keuangan tingket desa.
(temuan ini telah ditindaklanjuti sesuai dengan surat
Kepala Satker Pamsimas nomor 700/1023 tanggal 12
Maret 2018 dan bukti penyetoran ke kas KKM tanggal 14
Maret 2018.
(3) Kelebihan pembayaran pekerjaan lantai rabat sebesar
Rp846.625,00, hal ini disebabkan kurang cermat dan
ketidaktaatan koordinator KKM, fasilitator senior,
maupun fasilitator masyarakat terhadap pedoman dalam
petunjuk teknis pamsimas.
(4) Kelebihan pembayaran biaya pemasangan listrik sebesar
Rp500.000,00 serta pembelian kabel senilai
Rp3.575.000,00 yang tidak menunjang kegiatan
Pamsimas, hal ini disebabkan kelalaian bendahara Satlak
dalam melakukan pembayaran serta koordinator KKM
yang tidak cermat dalam merencanakan pekerjaan.
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 33
(5) Pembuatan bak pelindung sumur di dusun Jali, desa
Gayamharjo belum dilaksanakan, hal ini disebabkan
kurang cermatnya pihak KKM, fasilitator senior maupun
fasilitator masyarakat dalam melaksanakan
pendampingan kegiatan pembangunan instalasi
penyediaan air minum.
(6) Pemasangan tiga unit air valve ukuran 1,5” senilai
Rp750.000,00 belum dilaksanakan, hal ini disebabkan
kurang cermatnya pihak KKM, fasilitator senior dan
fasilitator pemberdayaan dalam melaksanakan kegiatan
maupun pendampingan pembuatan jaringan pipa
distribusi
(7) Jaringan perpipaan baik pipa transmisi maupun pipa
distribusi serta kabel otomasi disebagian besar desa
pelaksana program masih terbuka, hal ini disebabkan
kurang cermatnya KKM dalam membuat RKM dan dalam
pelaksanaan pekerjaan pemasangan pipa serta kurang
aktifnya fasilitator dalam mendampingi masyarakat saat
pelaksanaan pemasangan jaringan pipa dan pompa.
(8) Terdapat perhitungan ganda pekerjaan galian dan
timbunan pipa, hal ini disebabkan kurang cermatnya
pihak KKM, fasilitator senior maupun fasilitator
masyarakat, dalam membuat perhitungan perencanaan
dan realisasi.
(9) Terdapat perubahan opsi rencana kerja masyarakat
(RKM) desa Gayamharjo, hal ini disebabkan lemahnya
perencanaan oleh KKM serta kurang efektifnya
pendampingan oleh TFM.
b. Kabupaten Gunungkidul
(1) Pengadaan dan Penyerahan barang terlambat namun
belum dikenakan denda kepada rekanan sebesar
Rp548.400,00, hal ini disebabkan kelalaian panitia
pengadaan barang di Desa Tancep.
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 34
(2) Terdapat beberapa titik kebocoran pada pekerjaan
renovasi bangunan reservoar, hal ini disebabkan
lemahnya pengawasan dari KKM dan fasilitator teknik
dalam melaksanakan tugas
2) Audit atas laporan keuangan Water Resources and Irrigation
Sector Management Program (WISMP) Phase II Loan IBRD Nomor
8027-ID TA 2016 pada Pemda D.I. Yogyakarta, Pemkab Sleman
dan Pemkab Bantul, yang diantaranya menyimpulkan terdapat:
a. D.I. Yogyakarta
(1) Kelebihan Pembayaran Kegiatan Pelatihan Tenaga
Pendamping Masyarakat Sebesar Rp4.250.000,00, hal ini
disebabkan pengelola kegiatan tidak teliti dalam
memverifikasi bukti pendukung sebagai dasar
pembayaran. Permasalahan tersebut telah ditindaklanjuti
dengan melakukan penyetoran ke Kas Negara senilai
Rp4.250.000,00 pada tanggal 4 Mei 2018.
(2) Pasangan Batu Saluran Sekunder DI Pijenan Ditumpangi
Tembok Pasangan Batako SMKN 1 Sanden, hal ini
disebabkan ketidaktahuan pihak SMKN1 Sanden atas
ketentuan.
(3) Rekanan tidak merealisasikan perjanjian subkontrak
dengan IP3A pada DI Pijenan, hal ini disebabkan PPK,
PPTK dan Direksi Pekerjaan/Pengawas Lapangan serta
CV Candi Sari dan IP3A kurang memahami standar etika
yang ditetapkan oleh Bank Dunia.
3) Audit atas laporan keuangan Program Kota Tanpa Kumuh
(Kotaku) National Slum Upgrading Program (NUSP) Loan IBRD
8213-ID, Loan IBRD Nomor 8636-ID dan AIIB–LN 0004-IND pada
Satuan Kerja Pengembangan Pengembangan Kawasan
Permukiman D.I. Yogyakarta dan Satuan Kerja Pengembangan
Pengembangan Kawasan Permukiman Kota Yogyakarta. Hasil
audit menyimpulkan adanya kelebihan pembayaran atas
pembayaran paving block sebesar Rp2.548.000,00, hal ini
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 35
disebabkan kurangnya penyawalan dari Unit Pengelola Lapangan
dan Faskel teknik terhadap pelaksanaan pekerjaan (kota
Yogyakarta).
4) Audit atas Laporan keuangan Village Inovation Project (VIP) /
Program Inovasi Desa (PID) IBRD nomor 8217 ID D.I. Yogyakarta
TA 2017, permasalahan yang dijumpai adalah pencapaian tujuan
program tidak optimal, hal ini disebabkan waktu pelaksanaan
program inovesi desa sangat singkat dan sebagai program baru
pemahaman pemangku program sangat beragam.
Atas permasalahan-permasalahan tersebut di atas yang belum
ditindaklanjuti, telah diberikan rekomendasi kepada masing-masing
penanggung jawab kegiatan.
4.1.5. Implementasi Aplikasi Sistem Informasi Keuangan Desa
(Siskeudes)
Untuk meningkatkan kualitas tata kelola keuangan desa, Kementerian
Dalam Negeri dengan dukungan BPKP telah mengembangkan aplikasi
Sistem Informasi Keuangan Desa (Siskeudes). Penerapan aplikasi
Siskeudes pada seluruh pemerintah desa diharapkan akan
mempercepat proses perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan,
penatausahaan, serta pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan
desa. Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa Kementerian Dalam
Negeri telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 143/8350/BPD
tanggal 27 November 2015 tentang Aplikasi Pengelolaan Keuangan
Desa yang meminta seluruh gubernur dan bupati/walikota untuk
mengkoordinasikan dan memfasilitasi penerapan/pemanfaatan
aplikasi Siskeudes dalam pengelolaan keuangan desa sebagai upaya
untuk meningkatkan transparansi, efektivitas dan akuntabilitas
pengelolaan keuangan desa.
Sampai dengan semester I tahun 2018, empat kabupaten di
lingkungan Pemerintah D.I. Yogyakarta secara bertahap telah
menggunakan aplikasi Siskeudes dalam pengelolaan keuangan desa.
Tahapan yang telah dilakukan oleh masing-masing kabupaten sampai
dengan 30 Juni 2018 dapat dilihat pada tabel berikut:
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 36
Tabel 5
Rekapitulasi Data Monitoring Pemkab yang Menggunakan Aplikasi Siskeudes dalam Pengelolaan Keuangan Desa
No
Nama Kabupaten
∑ Desa
Rekapitulasi Data Monitoring
Sosialisasi Pelatihan/Bi
mtek/Workshop
Implementasi Secara Penuh
Sdh/ Blm
∑ Desa
Sdh/ Blm
∑ Desa
Sdh/ Blm
∑ Desa
%
1 Sleman 86 Sdh 86 Sdh 86 Sdh 86 100 2 Bantul 75 Sdh 75 Sdh 75 Sdh 75 100 3 Kulon Progo 87 Sdh 87 Sdh 87 Sdh 87 100 4 Gunungkidul 144 Sdh 144 Sdh 144 Sdh 144 100
Jumlah 392 392 392 392 100
Guna mempercepat penerapan aplikasi Siskeudes, Perwakilan BPKP
D.I. Yogyakarta telah melaksanakan beberapa kegiatan bimbingan
teknis, sebagai narasumber pelatihan aplikasi Siskeudes, dan
konsultasi pengelolaan keuangan desa. Kegiatan-kegiatan tersebut
bertujuan memberikan pemahaman tentang pengelolaan keuangan
desa berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku dengan
melatih aparat desa, pendamping desa, dan staf kecamatan mengenai
tata cara penatausahaan dan pembukuan serta pelaporan keuangan
desa dengan menggunakan aplikasi Siskeudes serta memecahkan
permasalahan penatausahaan yang dihadapi oleh desa.
Selama semester I tahun 2018, kegiatan bimbingan teknis, pelatihan
dan konsultasi yang dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas tata
kelola keuangan desa adalah:
a. Pendampingan Siskeudes pada Pemerintah Kabupaten Kulon
Progo, yang diikuti oleh pendamping desa dan perwakilan dari
Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana (PMDP2KB).
b. Pendampingan Siskeudes lanjutan pada Pemerintah Kabupaten
Kulon Progo, yang diikuti oleh pendamping desa dan perwakilan
dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana (PMDP2KB).
c. Bimbingan teknis pengelolaan keuangan desa pada pemerintah
Kabupaten Bantul.
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 37
d. Evaluasi Implementasi Aplikasi Siskeudes pada Pemerintah
Kabupaten Bantul, Sleman, Kulon Progo dan Gunungkidul.
Selain melakukan bimbingan teknis, pelatihan dan konsultasi,
Perwakilan BPKP D.I. Yogyakarta juga membuat video tutorial dan
infografis aplikasi Siskuedes yang memberikan panduan praktis
tentang tata cara penerapan aplikasi Siskeudes dan pengelolaan dana
desa.
Beberapa hal yang menjadi hambatan dalam penerapan aplikasi
Siskeudes antara lain:
a. Kurangnya komitmen pihak pemerintah kabupaten yang lambat
dalam menyediakan infrastruktur peraturan tentang pengelolaan
dana desa secara memadai,
b. Pimpinan daerah kurang optimal dalam mengkoordinasikan dan
memfasilitasi penerapan/pemanfaatan aplikasi Siskeudes dalam
pengelolaan keuangan desa sebagai upaya untuk meningkatkan
transparansi, efektivitas dan akuntabilitas pengelolaan keuangan
desa,
c. Kurangnya pelatihan pengelolaan keuangan desa yang
diselenggarakan oleh pemerintah kabupaten bagi aparat desa dan
pengelola keuangan di desa,
d. Kurangnya SDM aparat desa dan pengelola keuangan di desa yang
memiliki keahlian di bidang pengelolaan keuangan.
4.1.6. Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan BUMN/BUMD/BLUD
Untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan BLUD/BUMD,
Perwakilan BPKP DIY telah melaksanakan kegiatan bimbingan dan
konsultansi peningkatan kualitas pelaporan keuangan BLUD
menggunakan aplikasi Sistem Informasi Akuntansi (SIA) BLUD yang
dikembangkan oleh BPKP. Bimbingan dan konsultasi dilaksanakan
pada pemerintah Kota Yogyakarta dengan materi reviu penyusunan
laporan keuangan BLUD melalui aplikasi SIA BLUD pada UPT Dinas
Kesehatan dan UPT lainnya di lingkungan Pemerintah Kota
Yogyakarta.
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 38
Beberapa kelemahan yang masih dijumpai dalam upaya peningkatan
kualitas laporan keuangan antara lain:
a. Kegagalan menu posting pada aplikasi yang menyebabkan
perbedaan nilai piutang pada laporan mutasi piutang dengan
neraca.
b. Kesalahan posting pada Belanja Modal sehingga aset tetap tidak
sama dengan Belanja Modalnya.
c. Kesalahan memasukkan saldo awal sehingga surplus/defisit tahun
berjalan pada neraca tidak sama dengan laporan operasional.
d. Kelemahan/keterbatasan personil dalam melakukan input
transaksi keuangan BLUD.
e. Lambatnya perolehan data aset karena masih dalam proses
rekonsiliasi.
f. Lambatnya perolehan data persediaan pada beberapa UPT Dinas
Kesehatan Kota Yogyakarta.
4.1.7. Penguatan Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
Daerah
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang mampu berperan
secara efektif akan mendorong terwujudnya pemerintahan yang baik
dan bersih. Agar berperan efektif, APIP sekurang-kurangnya harus
mampu:
a. memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan,
efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas
dan fungsi instansi pemerintah;
b. memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas
manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi
pemerintah;
c. memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola
penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah.
Peran efektif tersebut dapat diwujudkan apabila APIP sekurang-
kurangnya berada pada level 3 (integrated). Enam APIP di Daerah
Istimewa Yogyakarta sudah berada pada level 3 dengan catatan
perbaikan sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah.
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 39
Tabel 6 Leveling Kapabilitas APIP
di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta s.d. Semester I Tahun 2018
No Inspektorat Level 2016 Level 2017 Level 2018
1. Daerah Istimewa Yogyakarta 2 3* 3*
2. Kota Yogyakarta 2* 2 3*
3. Kabupaten Bantul 2 3* 3*
4. Kabupaten Sleman 2* 3* 3*
5. Kabupaten Kulon Progo 2* 2* 3*
6. Kabupaten Gunungkidul 2* 3* 3*
*dengan catatan perbaikan Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP DIY
Secara umum, permasalahan yang dihadapi Inspektorat yang berada
pada level 3 dengan catatan perbaikan adalah :
a. Kebutuhan jumlah dan kualitas SDM Inspektorat belum
sepenuhnya dapat terpenuhi, sementara jumlah target kegiatan
pengawasan cukup banyak sehingga Inspektorat mengalami
kendala dalam mencapai hasil pengawasan yang berkualitas;
b. Kebutuhan jumlah anggaran untuk kegiatan pengawasan dan
kegiatan peningkatan kompetensi SDM Inspektorat belum
sepenuhnya dapat terpenuhi;
c. Perencanaan kegiatan pengawasan tahunan (PKPT) belum disusun
secara memadai;
d. Perencanaan, pelaksanaan, penyusunan laporan dan pengendalian
mutu kegiatan pengawasan belum dilaksanakan secara memadai;
e. Pelaksanaan kegiatan pengawasan belum sepenuhnya sesuai
dengan pedoman/standar yang berlaku;
f. Inspektorat belum memiliki dan melaksanakan program
peningkatan penjaminan kualitas kegiatan pengawasan.
Dalam rangka mendorong peningkatan kapabilitas APIP, Perwakilan
BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dalam semester I tahun 2018 telah
melaksanakan kegiatan berupa:
a. Bimbingan teknis pelaksanaan audit kinerja pada Inspektorat
Kabupaten Sleman.
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 40
b. Bimbingan teknis peningkatan kapabilitas APIP pada Inspektorat
Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul dan Kabupaten
Gunungkidul.
c. Evaluasi peningkatan kapabilitas APIP pada Inspektorat Kota
Yogyakarta dan Kabupaten Kulon Progo.
d. Bimbingan Teknis pengelolaan SDM dalam rangka peningkatan
kapabilitas APIP pada Inspektorat Kabupaten Gunungkidul.
4.2 Penguatan Tata Kelola Pemerintah dan Korporasi
Penguatan tata kelola dilaksanakan dalam rangka mengimplementasikan
Peraturan Pemerintah No 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP). Sebagai pembina penyelenggaraan SPIP, BPKP
mendorong penerapan SPIP di lingkungan kementerian/lembaga dan
pemerintah daerah melalui berbagai kegiatan di bawah ini.
4.2.1. Peningkatan Kematangan/Maturitas Penyelenggaraan SPIP
Kualitas penyelenggaraan SPIP pada pemerintah daerah diukur
dengan menggunakan tingkat kematangan/maturitas
penyelenggaraan SPIP yang penilaiannya berdasarkan pada
keberadaan sistem pengendalian intern yang telah dibangun oleh
instansi pemerintah.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun
2015-2019 telah menetapkan target indikator pembangunan bidang
aparatur negara dan pengarusutamaan tata kelola pemerintahan yang
baik, yang salah satu diantaranya adalah “implementasi
penyelenggaraan SPIP berupa Tingkat Maturitas SPIP berada pada
Level 3 dalam tahun 2019 sebesar 85%”.
Sampai dengan akhir semester I tahun 2018, dari enam pemerintah
daerah di wilayah DIY telah berada pada level 3 menuju 4 (terdefinisi)
sebagaimana tabel berikut:
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 41
Tabel 7
Skor Maturitas SPIP s.d semester I tahun 2018
No Pemerintah Daerah Skor
Maturitas SPIP
Kategori
1 Daerah Istimewa Yogyakarta 3,39 Terdefinisi 2 Kota Yogyakarta 3,33 Terdefinisi 3 Kabupaten Bantul 3,17 Terdefinisi 4 Kabupaten Sleman 3,28 Terdefinisi 5 Kabupaten Kulon Progo 3,20 Terdefinisi 6 Pemerintah Kabupaten Gunungkidul 3,08 Terdefinisi
Sumber: Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP DIY
Kegiatan dalam rangka peningkatan kualitas penyelenggaraan SPIP
pada pemerintah daerah yang telah terlaksana selama semester I
tahun 2018 adalah:
a. Asistensi implementasi dan maturitas SPIP pada pemerintah
Kabupaten Sleman;
b. Narasumber workshop penguatan manajemen risiko sebagai upaya
peningkatan maturitas SPIP pada Kabupaten Bantul.
Permasalahan-permasalahan yang dijumpai dalam pembinaan
penyelenggaraan SPIP dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Konsep SPIP belum sepenuhnya dipahami dan diinternalisasikan
oleh seluruh stakeholder pemerintah daerah;
b. Respon alih pengetahuan dan peningkatan kompetensi pegawai
terkait SPIP belum optimal;
c. Reviu atas penilaian risiko secara periodik dan terstruktur untuk
perbaikan pengendalian belum dilaksanakan;
d. Keterbatasan jumlah SDM dan infrastruktur pemantauan otomatis
yang terintegrasi.
4.2.2. Perbaikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP)
Capaian nilai SAKIP pemerintah daerah di wilayah D.I. Yogyakarta
tahun 2013-2016 berdasarkan hasil penilaian Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tampak
pada tabel di bawah ini.
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 42
Tabel 8 Capaian Nilai SAKIP Pemda di wilayah Daerah istimewa Yogyakarta No Pemerintah
Daerah 2013 2014 2015 2016
1. Daerah Istimewa Yogyakarta
B A A A
2. Kota Yogyakarta CC B BB BB 3. Kab. Bantul B B BB BB 4. Kab. Sleman C B BB BB 5. Kab. Kulon Progo C B BB BB 6. Kab. Gunungkidul CC CC B B
(Hasil evaluasi SAKIP tahun 2017 dari Kementerian PAN-RB belum ada)
Tabel di atas menunjukkan bahwa perkembangan nilai SAKIP sangat
baik selama empat tahun terakhir. Capaian nilai SAKIP pada enam
pemerintah daerah di wilayah D.I. Yogyakarta masuk kategori baik,
yaitu satu pemda memperoleh nilai A, empat pemda memperoleh nilai
BB dan satu pemda memperoleh nilai B.
Masalah yang menghambat kualitas SAKIP pada pemerintah daerah
terutama terkait penjelasan sasaran dan indikator sasaran yang perlu
diperbaiki/ditingkatkan keandalan validitas datanya, sehingga dapat
ditelusuri ke sumber datanya dan data diperoleh dari sumber yang
kompeten serta konsisten.
Untuk mempertahankan dan meningkatkan capaian nilai SAKIP,
pemerintah daerah perlu melakukan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Cascading/penjabaran kinerja dilakukan sampai dengan eselon III,
eselon IV dan individu pada organisasi perangkat daerah;
b. Hasil evaluasi SAKIP yang dilaksanakan oleh Inspektorat untuk
seluruh OPD dimanfaatkan untuk memberikan reward and
punishment bagi OPD sebagai upaya peningkatan budaya kerja.
4.2.3. Peningkatan Tata Kelola BLUD
Semester I tahun 2018 tidak terdapat kegiatan yang mendukung
peningkatan tata kelola BLUD
4.2.4. Evaluasi Kinerja PDAM
Perwakilan BPKP DIY telah melaksanakan evaluasi kinerja pada lima
PDAM di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari lima PDAM yang
dievaluasi seluruhnya atau 100% dalam kategori sehat, namun satu
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 43
PDAM skornya menurun dari tahun sebelumnya dengan hasil
sebagaimana terlihat pada tabel di bawah.
PDAM telah menunjukkan kinerja baik, dan seluruh PDAM kinerjanya
meningkat dari tahun sebelumnya dengan hasil sebagaimana terlihat
pada tabel 9 di bawah.
Tabel 9 Hasil Evaluasi Kinerja PDAM
Tahun 2015-2017
No
PDAM
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017
Nilai Kinerja
Tingkat Kesehat
an
Nilai Kinerj
a
Tingkat Keseha
tan
Nilai Kinerj
a
Tingkat Kesehat
an 1 Kota Yogyakarta 63,22 3,35 62,49 3,170 62,72 3,405
2 Kab Sleman 61,62 3,03 61,93 3,210 73,07 3,260
3 Kab Bantul 62,74 3,24 62,79 3,310 63,76 3,570
4 Kab Kulon Progo 63,80 3,38 62,51 3,315 62,93 3,300
5 Kab Gunungkidul 65,85 3,08 63,90 2,855 64,98 2,935
Beberapa kelemahan yang dijumpai pada beberapa PDAM antara lain:
a. RKAP yang disusun belum sepenuhnya mengacu kepada rencana
strategis jangka menengah (corporate plan) dan Rencana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM);
b. PDAM belum siap mendukung target 100% akses air minum
nasional di tahun 2019;
c. Kualitas air yang diproduksi dan didistribusikan PDAM belum
memenuhi kualitas air sebagaimana ditetapkan dalam Permenkes
492 tanggal 19 April 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum;
d. PDAM belum sepenuhnya melakukan kegiatan pengawasan secara
internal atas kualitas air minum sesuai dengan Permenkes
736/MENKES/PER/VI/2010 tentang Tata Laksana Pengawasan
Kualitas Air Minum;
e. Tingkat kehilangan air di unit produksi dan non revenue water
(NRW) tahun 2017 masih tinggi yaitu lebih dari 20% dari jumlah
air yang produksi dan distribusi;
f. Masih terdapat kapasitas terpasang yang tidak dimanfaatkan oleh
PDAM;
g. Pengenaan tarif kepada pelanggan tidak sesuai ketentuan;
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 44
h. Pelaksanaan pemasangan sambungan baru/ penyegelan/
pencabutan/ pembongkaran meter air pelanggan belum
dilaksanakan sesuai SOP.
4.2.5. Reviu Penyerapan Anggaran
Dalam rangka percepatan pelaporan tentang penyerapan anggaran
pemerintah daerah, setiap triwulan, Pewakilan BPKP D.I. Yogyakarta
melaksanakan pendampingan dan fasilitasi Reviu dan Inputting
Penyerapan Anggaran, Pengadaan Barang/Jasa, Penyaluran dan
Penggunaan Dana Desa serta Reviu Tender Pra-DPA yang
dilaksanakan oleh Inspektorat Daerah di wilayah kerja Perwakilan
BPKP D.I. Yogyakarta. Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka
merespon arahan Presiden menyangkut permasalahan penyerapan
anggaran. Perwakilan BPKP D.I. Yogyakarta melaksanaan kegiatan
koordinasi dan fasilitasi pengisian aplikasi reviu penyerapan
anggaran, pengadaan barang/jasa, penyaluran dan penggunaan dana
desa dan reviu tender pra-DPA dengan menggunakan aplikasi
berbasis web yang disediakan oleh BPKP.
4.2.6. Assessment Good Corporate Governance (GCG)
Sebagai upaya perbaikan dan peningkatan kualitas penerapan GCG, PT
Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko telah
melaksanakan self assessment penerapan GCG. Atas permintaan PT
Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko,
Perwakilan BPKP D.I. Yogyakarta melaksanakan reviu hasil self
assessment penerapan GCG tahun buku 2017 untuk memberikan
keyakinan memadai bahwa pelaksanaan self assessment tersebut telah
sesuai dengan ketentuan. Penerapan GCG pada PT. Taman Wisata
Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko mencapai skor 83,385
dari skor maksimal 100 dengan kategori predikat “baik”.
Kelemahan yang dijumpai dalam pelaksanaan self assessment tersebut
yaitu:
a. Tidak terdokumentasinya wawancara tim self assessment kepada
pemegang saham dan Dewan Komisaris.
b. Kompetensi tim self assessment belum merata.
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 45
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelaksanaan self assessment
tersebut, kami telah merekomendasikan kepada Direksi sebagai
berikut:
a. Mendokumentasikan seluruh proses kegiatan yang terkait dengan
unsur pemenuhan GCG.
b. Meningkatkan kompetensi tim self assessment GCG.
Due Diligence atas Rencana Penghapusbukuan Aset Tidak
Produktif PT Primissima (Persero)
Sesuai Keputusan Rapat Direksi dan Dewan Komisaris tanggal 30
Oktober 2017 Departemen Spinning pada PT Primissima (Persero)
telah dihapus, sehingga pada Surat Keputusan Direksi PT Primissima
(Persero) Nomor 530B/SK/2017 tanggal 1 November 2017 tentang
Susunan Organisasi PT Primissima (Persero), Departemen Spinning
juga telah dihapuskan. PT Primissima (Persero) mengajukan
penghapusbukuan atas aset tidak produktif berupa peralatan
Spinning. RUPS telah memberikan persetujuan atas rencana penjualan
aset perusahaan berupa mesin dan peralatan produksi yang sudah
tidak produktif, yang dituangkan dalam risalah rapat RUPS tertanggal
23 Januari 2018.
Terkait hal tersebut Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
telah melakukan due diligence atas rencana penghapusbukuan aset
tidak produktif tersebut untuk meyakinkan bahwa aset yang akan
dihapusbukukan benar-benar sudah tidak produktif.
Hasil due diligence sebagai berikut:
a. Aset PT Primissima sejumlah 586 unit berupa peralatan Spinning
di Pabrik I dan II, serta peralatan Twisting di Pabrik III dengan
nilai perolehan sebesar Rp7.335.127.881,77. Secara teknis dan/
atau ekonomis sudah tidak menguntungkan PT Primissima
(Persero) jika tetap dipertahankan keberadaannya, sehingga telah
memenuhi persyaratan untuk dipindahtangankan dengan cara
penjualan sesuai Peraturan Menteri BUMN No. PER-
02/MBU/2010 jo. Per-06/MBU/2010 tentang Tata Cara
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 46
Penghapusbukuan dan Pemindahtanganan Aktiva Tetap BUMN
pasal 5 ayat (1) huruf a dan b.
b. Prosedur pemindahtanganan dan penghapusbukuan sudah
dilaksanakan, namun belum sepenuhnya sesuai dengan ketentuan
karena dokumen pendukung belum dilampirkan dalam proses
pengajuannya dan belum diarsipkan secara tertib.
c. Dari 29 jenis mesin yang akan dihapuskan, hanya 7 diantaranya
yang dapat diketahui dengan jelas informasi harga perolehannya
(muncul/tercatat dalam catatan aset tetap sebagai aset
tersendiri), sedangkan 22 lainnya tidak tercatat secara eksplisit
pada daftar aset dan masih tergabung dengan aset yang lain
d. Pada catatan aset tetap, ditemukan banyak spare part mesin yang
dicatat sebagai aset tetap (peralatan) tersendiri, tidak menambah
mesin utama sehingga mempunyai masa manfaat dan beban
penyusutan sendiri. Setelah dilakukan penelusuran atas dokumen
pendukungnya, PT Primissima dapat menyajikan nilai masing-
masing aset yang akan dihapusbukukan dengan menambahkan
nilai spare part ke dalam peralatan/mesin utamanya, sehingga
masih mempunyai nilai buku sebesar Rp1.100.757.529,40.
Untuk memperbaiki penatausahaa aset yang dihapuskan
PT Primissima (Persero), kepada Direksi kami sarankan agar:
a. Melengkapi dokumen-dokumen yang dipersyaratkan dalam
proses penghapusan sesuai Peraturan Menteri BUMN Nomor
02/MBU/2010 jo. 06/MBU/2010 tentang tata cara
penghapusbukuan dan pemindahtanganan aset BUMN.
b. Mendokumentasikan seluruh kelengkapan dokumen
penghapusbukuan aset-aset tidak produktif secara memadai
c. Melakukan penelusuran lebih lanjut atas pencatatan aset tetap,
untuk meyakinkan bahwa seluruh spare part yang tercatat dalam
daftar aset tetap sudah digabungkan dengan peralatan/mesin
utamanya, sehingga jika nantinya mesin utama dihapuskan sudah
tidak ada spare part yang masih tercatat dalam daftar aset tetap.
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 47
d. Dalam kelanjutan pelaksanaan proses pemindahtanganan berupa
penjualan dan penghapusbukuan dari catatan neraca perusahaan,
agar tetap berpedoman pada Peraturan Menteri BUMN Nomor
02/MBU/2010 jo. 06/MBU/2010 tentang tata cara
penghapusbukuan dan pemindahtanganan aset BUMN.
4.2.7. Peningkatan Efektivitas Sistem Pengendalian Intern
Sebagai pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 2016
tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2016
dan 2017, pada semester I tahun 2018 Perwakilan BPKP Daerah
Istimewa Yogyakarta melakukan evaluasi aksi pencegahan dan
pemberantasan korupsi pada Pemerintah Daerah D.I. Yogyakarta,
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dan Pemerintah Kabupaten
Gunungkidul.
Sasaran evaluasi adalah seluruh program kegiatan yang berkaitan
dengan aksi pencegahan dan pemberantasan korupsi tahun 2016 dan
tahun 2017, meliputi:
a. Aksi pelimpahan seluruh kewenangan penerbitan izin dan non izin
di daerah serta pengintegrasian layanan perizinan di PTSP;
b. Aksi pembentukan dan penguatan tugas dan fungsi Pejabat
Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Utama dan
Pembantu;
c. Aksi transparansi dan akuntabilitas dalam mekanisme pengadaan
barang dan jasa;
d. Aksi transparansi dan akuntabilitas penyaluran serta penggunaan
dana hibah dan bantuan sosial.
Hasil evaluasi atas pelaksanaan aksi PPK secara umum, diuraikan
sebagai berikut:
a. Aksi pelimpahan seluruh kewenangan penerbitan izin dan non izin
di daerah serta pengintegrasian layanan perizinan di PTSP
- Pelayanan perizinan dan non perizinan sudah dilaksanakan
melalui PTSP namun demikian masih terdapat layanan yang
belum dilimpahkan dan masih diterbitkan oleh instansi teknis
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 48
yaitu, di D.I. Yogyakarta sebanyak 1 jenis izin, di Kabupaten Kulon
Progo sebanyak 21 jenis perizinan dan di Kabupaten Gunungkidul
beberapa jenis perizinan sedang dalam proses pelimpahan
kewenangan;
- Seluruh layanan perizinan dan non perizinan telah didukung SOP;
- Syarat pemenuhan kewajiban perpajakan kepada pemohon
perizinan sebagai salah satu indikator keberhasilan aksi PPK
belum diberlakukan dan sistem yang ada belum didisain untuk
secara otomatis melakukan validasi NPWP dan pemenuhan
kewajiban perpajakan;
- Tracking system proses pelayanan perizinan telah dikembangkan
di KP2TSP Pemerintah D.I. Yogyakarta dan di DPMPT Kabupaten
Gunungkidul, sedangkan di DPMPT Kabupaten Kulon Progo belum
dikembangkan;
- Waktu proses pelayanan masih melebihi SOP di KP2TSP
Pemerintah D.I. Yogyakarta dan DPMPT Kabupaten Kulon Progo;
- Tidak dijumpai biaya perizinan di luar ketentuan yang ditetapkan.
b. Evaluasi atas Aksi Pembentukan dan Penguatan Tugas dan Fungsi
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Utama dan
Pembantu:
- PPID telah terbentuk dengan struktur organisasi yang menunjuk
Dinas Kominfo sebagai PPID Utama dan PPID Pembantu di masing
masing OPD Daerah;
- SOP Layanan informasi publik telah diterbitkan oleh Kepala
Daerah kecuali Kabupaten Gunungkidul diterbitkan oleh Kepala
Dinas Kominfo;
- Publikasi daftar informasi publik di website Pemerintah D.I.
Yogyakarta dan Kabupaten Kulon Progo belum akurat dan update,
sedangkan di Kabupaten Gunungkidul belum dipublikasikan
dalam website;
- Monitoring dan evaluasi PPID telah dilakukan oleh Pemerintah
D.I. Yogyakarta dan Kabupaten Kulon Progo, sedangkan
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 49
Kabupaten Gunungkidul belum menetapkan dan menjalankan
sistem monitoring dan evaluasi PPID;
- Pemerintah D.I. Yogyakarta telah memanfaatkan hasil monitoring
dan evaluasi dalam memberikan pelayanan informasi dan
dokumentasi, sedangkan Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten
Gunungkidul belum efektif memanfaatkan monitoring dan
evaluasi dalam peningkatan kinerja PPID.
c. Evaluasi atas Aksi Transparansi dan Akuntabilitas dalam
Mekanisme Pengadaan Barang dan Jasa:
- Pemerintah D.I. Yogyakarta, Kabupaten Kulon Progo dan
Kabupaten Gunungkidul telah melaksanakan pengembangan
kelembagaan, sumber daya manusia dan tata kelola unit layanan
pengadaan;
- Penayangan RUP dalam SIRUP belum mencakup seluruh
pengadaan sesuai dengan pagu anggaran;
- Pengadaan barang dan jasa telah dilaksanakan melalui SPSE dan
telah menggunakan e-catalogue;
- Berdasarkan hasil audit APIP dan BPK masih dijumpai adanya
temuan terkait pengadaan barang dan jasa pada Pemerintah D.I.
Yogyakarta dan Kabupaten Kulon Progo, dan kasus penyimpangan
yang ditangani oleh aparat penegak hukum di Pemerintah D.I.
Yogyakarta;
- Kasus penyimpangan pengadaan barang dan jasa terjadi pada
proses pelaksanaan pengadaan barang dan jasa sehingga tujuan
dari aksi agar Pemerintah dapat memperoleh barang/jasa dengan
harga yang efisien, terbuka dan kompetitif belum sepenuhnya
tercapai;
- Terdapat tren penurunan jumlah kasus penyimpangan pengadaan
barang dan jasa antara sebelum dan sesudah pelaksanaan Inpres
Nomor 10 Tahun 2016 pada Pemerintah D.I. Yogyakarta,
sedangkan di Kabupaten Kulon Progo di tahun 2016 mengalami
tren kenaikan, namun di tahun 2017 kembali menurun. Pada
Kabupaten Gunungkidul antara sebelum dan sesudah pelaksanaan
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 50
Inpres Nomor 10 Tahun 2016 tidak terdapat kasus penyimpangan
pengadaan barang dan jasa.
d. Evaluasi atas Aksi Transparansi dan Akuntabilitas Penyaluran serta
Penggunaan Dana Hibah dan Bantuan Sosial:
- Terdapat temuan hasil audit dari APIP dan BPK terkait dana hibah
dan bansos yang besifat administratif pada Pemerintah D.I.
Yogyakarta pada tahun 2015 dan 2016 dan Kabupaten Kulon
Progo tahun 2015. Terdapat dua kasus penyimpangan dana hibah
dan bansos yang ditangani APH sejak tahun 2015 sampai dengan
2017 pada Pemerintah D.I. Yogyakarta.
- Publikasi hanya sebatas realisasi penerima dan nilai hibah dan
bantuan sosial tahun 2017, sedangkan tahun sebelumnya belum
dilakukan publikasi. Proses penentuan/syarat penerima hibah
bantuan sosial maupun laporan pertanggungjawaban belum
dipublikasikan di website Pemerintah D.I. Yogyakarta, sedangkan
di Kabupaten Gunungkidul belum dipublikasi karena belum
adanya petugas yang ditunjuk.
- Penerima dana hibah dan bansos tahun 2017 sebagian belum
melaporkan penggunaan dana di Kabupaten Kulon Progo karena
tidak optimalnya OPD pengampu dalam memantau pelaporan dari
penerima hibah.
- Temuan hasil audit APIP dan BPK menunjukkan adanya
penurunan penyimpangan dalam penyaluran dana hibah dan
bantuan sosial pada Pemerintah D.I. Yogyakarta dan Kabupaten
Kulon Progo, sedangkan kasus penyimpangan yang ditangani
APH di Pemerintah D.I. Yogyakarta relatif sama pada tahun 2015
dan 2016.
e. Untuk mendukung aksi pencegahan dan pemberantasan korupsi
telah dibentuk Satuan Tugas Saber Pungli di wilayah Pemerintah
D.I. Yogyakarta, Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten
Gunungkidul, serta dibentuk Unit Pengendali Gratifikasi di
lingkungan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul.
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 51
4.2.8. Pemantauan Pelaksanaan Permasalahan Hasil Reviu atas
Inventarisasi dan Clearance Aset Tetap Perum BULOG Tahun
2016
Aset tetap sangat berperan penting dalam menunjang pelaksanaan
tugas sehari-hari Perum BULOG. Untuk itu, pengelolaan aset tetap
harus dilakukan dengan baik, agar keberadaannya dapat selalu
dipantau dan dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang fungsi
pelayanan Perum BULOG. Pemantauan pelaksanaan permasalahan
hasil reviu atas Inventarisasi dan Clearance Aset Tetap Perum BULOG
tahun 2016 ini dilaksanakan untuk memantau kemajuan penyelesaian
permasalahan, mengidentifikasi kendala dan memberikan masukan
dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sehingga
terciptanya tertib administrasi dan pelaporan kewajaran aset tetap
pada Laporan Keuangan Perum BULOG serta mendorong optimalisasi
pendayagunaan aset tetap BUMN.
Hasil pemantauan pelaksanaan permasalahan hasil reviu atas
Inventarisasi dan Clearance Aset Tetap Perum BULOG tahun 2016
masih terdapat permasalahan yang belum selesai sebagai berikut:
a. Pencatatan bangunan gudang tergabung dengan bangunan lainnya
yaitu Gudang Bulog Baru (GBB) Purwomartani 5.760 M2,
Logandeng 1.250 M2, Triharjo 1875 M2, dan Sendang sari 1.250 M2
yang terdiri dari gudang, jalan, pagar keliling, bangunan petugas
pemeriksa kualitas, kantor, rumah dinas, kamar mandi buruh, pos
jaga satpam, dan mushola.
b. Pencatatan bangunan kantor yang tergabung dengan bangunan lain
yaitu Kantor UPGB Bantul dan Kantor UPGB Wates terdiri dari
bangunan kantor UPGB, jalan, lantai jemur, dan mushola yang tidak
dirinci tiap jenis bangunan.
c. Bangunan kios yang dibangun oleh Koperasi Pegawai Bulog di
tanah Bulog yang telah habis masa sewanya.
d. Aset yang belum dicatat di neraca yaitu:
1) Bangunan lantai jemur seluas 480,55 M2 perolehan tahun 2009
senilai Rp71.349.000,00.
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 52
2) Bangunan Pojok Bulog dan Toko BULOG Mart seluas 6 M2 senilai
Rp9.999.400,00 di Triharjo, Wates, Kulon Progo, di kantor divre
seluas 31,50 M2 senilai Rp9.973.300,00, dan di GBB Kalasan
Sleman seluas 70 M2 senilai Rp114.336.450,00.
e. Terdapat 16 gudang yang belum diurus tanda daftar gudangnya.
Atas permasalahan tersebut, kepada Kepala Perum Bulog Divre D.I.
Yogyakarta telah disarankan agar:
1) Berkoordinasi dengan kantor pusat untuk merinci nilai tiap
bangunan yang ada di Gudang Bulog Baru (GBB) dan bangunan
kantor serta mencatat setiap jenis bangunan.
2) Berkoordinasi dengan Koperasi Pegawai Bulog untuk
menyelesaikan bangunan kios yang ada di tanah Bulog.
3) Berkoordinasi dengan kantor pusat untuk mencatat bangunan
lantai jemur, bangunan pojok Bulog, dan Bulog Mart sebagai aset.
4) Melakukan konsultasi ke kantor pusat untuk pengurusan tanda
daftar gudang pada 16 gudang yang dimiliki.
Rencana Tindak Perbaikan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara
Beberapa hal yang diharapkan menjadi fokus rencana tindak ke depan adalah sebagai
berikut:
1. Mendorong percepatan penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada
seluruh Pemerintah Daerah sampai tingkat SKPD dan unit kerja instansi vertikal
dengan meningkatkan pemahaman atas konsep SPIP melalui alih pengetahuan,
meningkatkan jumlah SDM penggerak SPIP, membangun komitmen yang
ditunjukkan dalam penetapan target maturitas SPIP di RPJMD, roadmap
penyelenggaraan SPIP, penganggaran dan pemantauan untuk membangun dan
mengimplementasikan SPIP.
2. Memeliharan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah di wilayah Daerah
Istimewa Yogyakarta dengan melakukan revisi/perbaikan peraturan kepala
daerah tentang SAPD dengan mengakomodir peraturan yang lebih tinggi yang
mendasari, menetapkan Standar Operating Procedure (SOP) yang diperlukan,
mendorong SKPD agar secara berkala melakukan rekonsiliasi asset tetap,
memperbanyak pelatihan dalam rangka peningkatan kompetensi para pengelola
Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah semester I tahun 2018
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 53
keuangan dalam penatausahaan dan pelaporan keuangan berbasis akrual, dan
melakukan penyesuaian aplikasi pengelolaan keuangan yang digunakan dengan
peraturan yang diberlakukan.
3. Mendorong peningkatkan kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
(APIP) di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dengan mengusahakan pemenuhan
kebutuhan jumlah dan kualitas SDM, kebutuhan anggaran kegiatan pengawasan
dan peningkatan kompetensi SDM, dan peningkatan peran serta fungsi Inspektorat
dalam rangka perbaikan tata kelola pemerintahan.
4. Mendorong peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan desa melalui
peningkatan kapasitas manajemen pemerintah desa, penggunaan aplikasi dan
pengawasan pengelolaan keuangan desa.