21
SEMILOKA PENGENALAN DAN PERAWATAN KLIEN DENGAN MASALAH NARKOBA A. PENGENALAN ZAT ADIKTIF Bila kita berbicara mengenai gangguan penggunaan zat adiktif atau penyalahgunaan zat adiktif , akan ditemukan bebrapa istilah seperti : Zat adiktif Zat psikoaktif Narkotika Sebenarnya apakah perbedaan ketiga istilah di atas ? : 1. Zat adiktif : Suatu bahan atau zat yang apabila digunakan dapat menimbulkan kecanduan atau ketergantungan 2. Zat psikoaktif : Golongan zat yang bekerja secara selektif, terutama pada otak sehingga dapat menimbulkan perubahan pada : perilaku, emosi, kognitif, persepsi, kesadaran seseorang. Ada 2 jenis psikoaktif a. bersipat adiksi b. bersipat non adiksi : Obat neuroleptika untuk kasus gangguan jiwa psikotik, obat anti depresi 3. Narkotika : Istilah ini menurut Undang-Undang narkotika No. 9 tahun 1976 adalah ; Ganja, Opioida, Kokain Zat psikoaktif ada beberapa macam, dan yang sering disalah gunakan adalah jenis zat psikoaktif yang bersipat adiksi : 1. Golongan Opioida : Morfin, Heroin (Putaw), candu, Codein, Petidin 2. Golongan Kanabis : Ganja (Mariyuana), minyak hassish 3. Golongan Kokain : Serbuk kokain dan daun koka 4. Golongan Alkohol : Semua minuman yang mengandung Ethyl alkohol : Brandy, bir, Wine, Whisky, Cognac, Brem, tuak, Anggur ortu (AO), dsb. 5. Golongan Sedatif Hipnotik : BK, Rohypnol, Magadon, Dumolid, Nipam, Madrax 6. Golongan MDA (Methylene Dioxy Ampethamine) : Ampetamine benzedrine, dexedrine 7. Golongan MDMA (Methylene dioxy meth Ampetahamine) : Extacy 8. Golongan halusinogen : LSD, Meskaloin, Mushrom, Kecubung 9. Gologan Solven dan inhalansia : Aica Aibon (Glue) Saceton, Thiner, N2O 10. Nikotine : tembakau 11. Kafein: Kopi dan teh 12. Golongan lainnya. B. KLASIFIKASI MENURUT BADAN NARKOTIKA NASIONAL NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/zat/obat yang bila masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak/susunan saraf pusat, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta ketergantungan (dependensi) terhadap NAPZA. Istilah NAPZA umumnya digunakan oleh sektor pelayanan kesehatan, yang menitik beratkan pada upaya penanggulangan dari sudut kesehatan fisik, psikis, dan sosial. NAPZA sering disebut juga sebagai zat psikoaktif, yaitu zat yang bekerja pada otak, sehingga menimbulkan perubahan perilaku, perasaan, dan pikiran.

Semiloka Narkoba Dan HIV AIDS

Embed Size (px)

DESCRIPTION

semiloka narkoba dan HIV

Citation preview

  • SEMILOKA PENGENALAN DAN PERAWATAN KLIEN DENGAN MASALAH NARKOBA

    A. PENGENALAN ZAT ADIKTIF Bila kita berbicara mengenai gangguan penggunaan zat adiktif atau penyalahgunaan zat adiktif , akan ditemukan bebrapa istilah seperti : Zat adiktif Zat psikoaktif Narkotika Sebenarnya apakah perbedaan ketiga istilah di atas ? : 1. Zat adiktif : Suatu bahan atau zat yang apabila digunakan dapat menimbulkan

    kecanduan atau ketergantungan 2. Zat psikoaktif : Golongan zat yang bekerja secara selektif, terutama pada otak sehingga

    dapat menimbulkan perubahan pada : perilaku, emosi, kognitif, persepsi, kesadaran seseorang. Ada 2 jenis psikoaktif a. bersipat adiksi b. bersipat non adiksi : Obat neuroleptika untuk kasus gangguan jiwa psikotik, obat anti

    depresi 3. Narkotika : Istilah ini menurut Undang-Undang narkotika No. 9 tahun 1976 adalah ;

    Ganja, Opioida, Kokain

    Zat psikoaktif ada beberapa macam, dan yang sering disalah gunakan adalah jenis zat psikoaktif yang bersipat adiksi : 1. Golongan Opioida : Morfin, Heroin (Putaw), candu, Codein, Petidin 2. Golongan Kanabis : Ganja (Mariyuana), minyak hassish 3. Golongan Kokain : Serbuk kokain dan daun koka 4. Golongan Alkohol : Semua minuman yang mengandung Ethyl alkohol : Brandy, bir,

    Wine, Whisky, Cognac, Brem, tuak, Anggur ortu (AO), dsb. 5. Golongan Sedatif Hipnotik : BK, Rohypnol, Magadon, Dumolid, Nipam, Madrax 6. Golongan MDA (Methylene Dioxy Ampethamine) : Ampetamine benzedrine, dexedrine 7. Golongan MDMA (Methylene dioxy meth Ampetahamine) : Extacy 8. Golongan halusinogen : LSD, Meskaloin, Mushrom, Kecubung 9. Gologan Solven dan inhalansia : Aica Aibon (Glue) Saceton, Thiner, N2O 10. Nikotine : tembakau 11. Kafein: Kopi dan teh 12. Golongan lainnya.

    B. KLASIFIKASI MENURUT BADAN NARKOTIKA NASIONAL NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/zat/obat yang bila masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak/susunan saraf pusat, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta ketergantungan (dependensi) terhadap NAPZA. Istilah NAPZA umumnya digunakan oleh sektor pelayanan kesehatan, yang menitik beratkan pada upaya penanggulangan dari sudut kesehatan fisik, psikis, dan sosial. NAPZA sering disebut juga sebagai zat psikoaktif, yaitu zat yang bekerja pada otak, sehingga menimbulkan perubahan perilaku, perasaan, dan pikiran.

  • NARKOBA NARKOBA adalah singkatan Narkotika dan Obay/Bahan berbahaya. Istilah ini sangat populer di masyarakat termasuk media massa dan aparat penegak hukum yang sebetulnya mempunyai makna yang sama dengan NAPZA. Ada juga menggunakan istilah Madat untuk NAPZA Tetapi istilah Madat tidak disarankan karena hanya berkaitan dengan satu jenis Narkotika saja, yaitu turunan Opium.

    JENIS NAPZA YANG DISALAHGUNAKAN 1. NARKOTIKA (Menurut Undang-Undang RI Nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika). NARKOTIKA : adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. NARKOTIKA dibedakan kedalam golongan-golongan : - Narkotika Golongan I : Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan, dan tidak ditujukan untuk terapi serta mempunyai potensi sangat tinggi menimbulkan ketergantungan, (Contoh : heroin/putauw, kokain, ganja). - Narkotika Golongan II : Narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan (Contoh : morfin, petidin). - Narkotika Golongan III : Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan (Contoh : kodein). Narkotika yang sering disalahgunakan adalah Narkotika Golongan I : - Opiat : morfin, herion (putauw), petidin, candu, dan lain-lain - Ganja atau kanabis, marihuana, hashis - Kokain, yaitu serbuk kokain, pasta kokain, daun koka.

    2. PSIKOTROPIKA (Menurut Undang-undang RI No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika). Yang dimaksud dengan :PSIKOTROPIKA adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan Narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. PSIKOTROPIKA dibedakan dalam golongan-golongan sebagai berikut. - PSIKOTROPIKA GOLONGAN I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. (Contoh : ekstasi, shabu, LSD) - PSIKOTROPIKA GOLONGAN II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi, dan/atau tujuan ilmu pengetahuan serta menpunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan . ( Contoh amfetamin, metilfenidat atau ritalin) - PSIKOTROPIKA GOLONGAN III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan (Contoh : pentobarbital, Flunitrazepam). - PSIKOTROPIKA GOLONGAN IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan (Contoh : diazepam, bromazepam, Fenobarbital, klonazepam, klordiazepoxide, nitrazepam, seperti pil BK, pil Koplo, Rohip, Dum, MG). Psikotropika yang sering disalahgunakan antara lain :

  • - Psikostimulansia : amfetamin, ekstasi, shabu - Sedatif & Hipnotika (obat penenang, obat tidur): MG, BK, DUM, Pil koplo dan lain-lain - Halusinogenika : Iysergic acid dyethylamide (LSD), mushroom.

    3. ZAT ADIKTIF LAIN Yang dimaksud disini adalah bahan/zat yang berpengaruh psikoaktif diluar yang disebut Narkotika dan Psikotropika, meliputi : - Minuman berakohol, Mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan susunan syaraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari-hari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan sebagai campuran dengan narkotika atau psikotropika, memperkuat pengaruh obat/zat itu dalam tubuh manusia.

    Ada 3 golongan minumanberakohol, yaitu : - Golongan A: kadar etanol 1-5%, (Bir) - Golongan B : kadar etanol 5-20%, (Berbagai jenis minuman anggur) - Golongan C : kadar etanol 20-45 %, (Whiskey, Vodca, TKW, Manson House, Johny Walker, Kamput.)

    - Inhalansia (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut) mudah menguap berupa senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor dan sebagai pelumas mesin. Yang sering disalah gunakan, antara lain : Lem, thinner, penghapus cat kuku, bensin.

    - Tembakau : Pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di masyarakat. Pada upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat, pemakaian rokok dan alkohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya pencegahan, karena rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan NAPZA lain yang lebih berbahaya. Bahan/ obat/zat yang disalahgunakan dapat juga diklasifikasikan sebagai berikut : - Sama sekali dilarang : Narkotoka golongan I dan Psikotropika Golongan I. - Penggunaan dengan resep dokter: amfetamin, sedatif hipnotika. - Diperjual belikan secara bebas : lem, thinner dan lain-lain. - Ada batas umur dalam penggunannya : alkohol, rokok.

    Berdasarkan efeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan NAPZA dapat digolongkan menjadi tiga golongan : 1. Golongan Depresan (Downer) Adalah jenis NAPZA yang berfungsi mengurangi aktifitas fungsional tubuh. Jenis ini menbuat pemakaiannya merasa tenang, pendiam dan bahkan membuatnya tertidur dan tidak sadarkan diri. Golongan ini termasuk Opioida (morfin, heroin/putauw, kodein), Sedatif (penenang), hipnotik (otot tidur), dan tranquilizer (anti cemas) dan lain-lain.

    2. Golongan Stimulan(Upper) Adalah jenis NAPZA yang dapat merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja. Jenis ini membuat pemakainya menjadi aktif, segar dan bersemangat. Zat yang termasuk golongan ini adalah : Amfetamin (shabu, esktasi), Kafein, Kokain

  • 3. Golongan Halusinogen Adalah jenis NAPZA yang dapat menimbulkan efek halusinasi yang bersifat merubah perasaan dan pikiran dan seringkali menciptakan daya pandang yang berbeda sehingga seluruh perasaan dapat terganggu. Golongan ini tidak digunakan dalam terapi medis. Golongan ini termasuk : Kanabis (ganja), LSD, Mescalin Macam-macam bahan Narkotika dan Psikotropika yang terdapat di masyarakat serta akibat pemakaiannya : 1. OPIOIDA - Opioida dibagi dalam tiga golongan besar yaitu :

    - Opioida alamiah (opiat): morfin, cpium, kodein - Opioida semi sintetik : heroin/putauw, hidromorfin - Opioida sintetik : meperidin, propoksipen, metadon

    - Nama jalannya putauw, ptw, black heroin, brown sugar - Heroin yang murni berbentuk bubuk putih, sedangkan heroin yang tidak murni berwarna putih keabuan - Dihasilkan dari cairan getah opium poppy yang diolah menjadi morfin kemudian dengan proses tertentu menghasil putauw, dimana putauw mempunyai kekuatan 10 kali melebihi morfin. Opioid sintetik yang mempunyai kekuatan 400 kali lebih kuat dari morfin. - Opiat atau opioid biasanya digunakan dokter untuk menghilangkan rasa sakit yang sangat (analgetika kuat). Berupa pethidin, methadon, Talwin, kodein dan lain-lain - Reaksi dari pemakaian ini sangat cepat yang kemudian timbul rasa ingin menyendiri untuk menikmati efek rasanya dan pada taraf kecanduan sipemakai akan kehilangan rasa percaya diri hingga tak mempunyai keinginan untuk bersosialisasi. Mereka mulai membentuk dunia mereka sendiri. Mereka merasa bahwa lingkungannya adalah musuh. Mulai sering melakukan manipulasi dan akhirnya menderita kesulitan keuangan yang mengakibatkan mereka melakukan pencurian atau tindak kriminal lainnya. 2. KOKAIN - Kokain mempunyai dua bentuk yaitu : kokain hidroklorid dan free base. Kokain berupa kristal pitih. Rasa sedikit pahit dan lebih mudah larut dari free base. Free base tidak berwarna/putih, tidak berbau dan rasanya pahit - Nama jalanan dari kokain adalah koka,coke, happy dust, charlie, srepet, snow salju, putih. Biasanya dalam bentuk bubuk putih - Cara pemakaiannya : dengan membagi setumpuk kokain menjadi beberapa bagian berbaris lurus diatas permukaan kaca atau benda-benda yang mempunyai permukaan datar kemudian dihirup dengan menggunakan penyedot seperti sedotan. Atau dengan cara dibakar bersama tembakau yang sering disebut cocopuff. Ada juga yang melalui suatu proses menjadi bentuk padat untuk dihirup asapnya yang populer disebut freebasing. Penggunaan dengan cara dihirup akan berisiko kering dan luka pada sekitar lubang hidung bagian dalam. - Efek rasa dari pemakaian kokain ini membuat pemakai merasa segar, kehilangan nafsu makan, menambah rasa percaya diri, juga dapat menghilangkan rasa sakit dan lelah. 3. KANABIS - Nama jalanan yang sering digunakan ialah : grass. Cimeng,ganja dan gelek,hasish,marijuana,bhang - Gamja berasal dari tanaman kanabis sativa dan kanabis indica. Pada tanaman ganja terkandung tiga zat utama yaitu tetrehidro kanabinol,kanabinol dan kanabidiol - Cara penggunaannya adalah dihisap dengan cara dipadatkan mempunyai rokok atau dengan menggunakan pipa rokok. - Efek rasa dari kanabis tergolong cepat,sipemakai : cenderung merasa lebih santai,rasa gembira berlebih (euforia), sering berfantasi. Aktif berkomonikasi,selera makan tinggi,sensitif,kering pada mulut dan tenggorokan

  • 4. AMPHETAMINES - Nama generik amfetamin adalah D-pseudo epinefrin berhasil disintesa tahun 1887, dan dipasarkan tahun 1932 sebagai obat - Nama jalannya : seed,meth,crystal,uppers,whizz dan sulphate - Bentuknya ada yang berbentuk bubuk warna putih dan keabuan,digunakan dengan cara dihirup. Sedangkan yang berbentuk tablet biasanya diminum dengan air.

    Ada dua jenis amfetamin : - MDMA (methylene dioxy methamphetamin), mulai dikenal sekitar tahun 1980 dengan nama Ekstasi atau Ecstacy. Nama lain : xtc, fantacy pils, inex, cece, cein, Terdiri dari berbagai macam jenis antara lain : white doft, pink heart, snow white, petir yang dikemas dalam bentuk pil atau kapsul - Methamfetamin ice, dikenal sebagai SHABU. Nama lainnya shabu-shabu. SS, ice, crystal, crank. Cara penggunaan : dibakar dengan menggunakan kertas alumunium foil dan asapnya dihisap, atau dibakar dengan menggunakan botol kaca yang dirancang khusus (bong)

    5. LSD (Lysergic acid) Termasuk dalam golongan halusinogen,dengan nama jalanan : acid, trips, tabs, kertas. - Bentuk yang bisa didapatkan seperti kertas berukuran kotak kecil sebesar seperempat perangko dalam banyak warna dan gambar, ada juga yang berbentuk pil, kapsul. - Cara menggunakannya dengan meletakkan LSD pada permukaan lidah dan bereaksi setelah 30-60 menit sejak pemakaian dan hilang setelah 8-12 jam. - Efek rasa ini bisa disebut tripping. Yang bisa digambarkan seperti halusinasi terhadap tempat. Warna dan waktu. Biasanya halusinasi ini digabung menjadi satu. Hingga timbul obsesi terhadap halusinasi yang ia rasakan dan keinginan untuk hanyut didalamnya, menjadi sangat indah atau bahkan menyeramkan dan lama-lama membuat paranoid.

    6. SEDATIF-HIPNOTIK (BENZODIAZEPIN) - Digolongkan zat sedatif (obat penenang) dan hipnotika (obat tidur) - Nama jalanan dari Benzodiazepin : BK, Dum, Lexo, MG, Rohyp. - Pemakaian benzodiazepin dapat melalui : oral,intra vena dan rectal - Penggunaan dibidang medis untuk pengobatan kecemasan dan stres serta sebagai hipnotik (obat tidur).

    7. SOLVENT / INHALANSIA - Adalah uap gas yang digunakan dengan cara dihirup.Contohnya :Aerosol, aica aibon, isi korek api gas, cairan untuk dry cleaning, tiner,uap bensin. - Biasanya digunakan secara coba-coba oleh anak dibawah umur golongan kurang mampu/ anak jalanan - Efek yang ditimbulkan : pusing, kepala terasa berputar, halusinasi ringan, mual, muntah, gangguan fungsi paru, liver dan jantung.

    8. ALKOHOL - Merupakan salah satu zat psikoaktif yang sering digunakan manusia. Diperoleh dari proses fermentasi madu, gula, sari buah dan umbi-umbian. Dari proses fermentasi diperoleh alkohol dengan kadar tidak lebih dari 15%, dengan proses penyulingan di pabrik dapat dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi bahkan mencapai 100%. - Nama jalanan alkohol : booze, drink

  • - Konsentrasi maksimum alkohol dicapai 30-90 menit setelah tegukan terakhir. Sekali diabsorbsi, etanol didistribisikan keseluruh jaringan tubuh dan cairan tubuh. Sering dengan peningkatan kadar alkohol dalam darah maka orang akan menjadi euforia, mamun sering dengan penurunannya pula orang menjadi depresi.

    C. TAHAPAN PENYALAHGUNAAN NAPZA Eksperimental : Kondisi pengguna taraf awal, yang disebabkan rasa ingin tahu dari remaja.

    Sesuai kebutuhan pada masa tumbuh kembangnya, ia biasanya ingin mencari pengalaman yang baru atau sering pula dikatakan taraf coba-coba.

    Rekreasional : Penggunaan zat adiktif pada waktu berkumpul dengan dengan teman sebaya. misalnya pada waktu pertemuan malam mingguan, acara ulang tahun, Penggunaan ini mempunyai tujuan rekreasi bersama teman-temannya.

    Situasional : Mempunyai tujuan secara individual, sudah merupakan kebutuhan bagi dirinya sendiri. Seringkali penggunaan ini merupakan cara untuk melarikan diri atau mengatasi masalah yang dihadapi. Misalnya individu menggunakan zat pada saat sedang konflik stress dan frustasi.

    Penyalahgunaan : Penggunaan zat yang sudah cukup patologis, sudah mulai digunakan secara rutin, minimal selama 1 bulan, sudah terjadi penyimpangan perilaku mengganggu fungsi dalam peran di lingkungan sosial : pendidikan dan pekerjaan.

    Ketergantungan : Penggunaan zat yang sudah cukup berat, telah terjadi ketergantungan fisik dan psikologis. Ketergantungan fisik ditandai dengan adanya Toleransi dan Syndroma putus zat ; Suatu kondisi dimana individu yang yang biasa menggunakan zat adiktif secara rutin, pada dosis tertentu menurunkan jumlah zat yang digunakan atau berhenti memakai, sehingga menimbulkan kumpulan gejala sesuai dengan macam zat yang digunakan, Sedangkan Toleransi ; suatu kondisi dari individu yang mengalami peningkatan dosis (jumlah zat), untuk mencapai tujuan yang biasa diinginkannya.

    D. PENGARUH PEMAKAIAN ZAT ADIKTIF Apa yang terjadi bila seseorang menggunakan zat adiktif ? Bila seseorang

    menggunkan zat adiktif akan dijumpai gejala atau kondisi yang dinamakan Intoksikasi, dimana zat adiktif tersebut bekerja dalam susunan syaraf pusat (teler) yang menyebabkan perubahan memori. Perilaku, kognitif, alam perasaan, kesadaran,

    Apabila seseorang menggunakan berulang kali atau sering secara berkesinambungan akan tercapai suatu kondisi yang dinamakan toleransi. Kondisi tesebut adalah peningkatan jumlah penggunkaan zat adiktif untuk mencapai tujuan dari pemakai. Kondisi toleransi ini akan terus berlangsung sampai mencapai dosis yang optimal (over dosis).

    Pada pemakaian yang terus-menerus maka individu akan sampai pada tahap toleransi yang cukup tinggi, si pengguna zat adiktif ini bila ia menghentikan atau tidak menggunakan zat adiktif akan menimbulkan gejala-gejala yang dinamakan klien dalam kondisi with drawl atau syndroma putus zat. Gejala atau syndroma putus zat berbeda untuk tiap jenis zat adikif pada kondisi intoksikasi gejala akan berbeda sesuai dengan jenis zat yang disalah gunakan.

  • GEJALA YANG TIMBUL DARI PEMAKAIAN ZAT ADIKTIF ALKOHOL GANJA OPIOIDA ECTASY HALUSINOGEN

    INTOKSIKASI

    Bicara cadel, Gerakan tidak terkoordinir, Nistagmus, Kesadaran menurun, Apatis, Somnolen, Sopor, koma Vertigo, Dilatasi pupil, Jalan sempoyongan,

    Konjungtiva merah, Nafsu makan bertambah, Mulut kering, Denyut jantung cepat, Gerakan tidak terkoordinir, Eufhoria, Cemas, Waham Daya nilai terganggu, Relaksasi mengantuk, Dipersonalisasi, Gangguan proses kognitif, Hipotensi orthostatik

    Pupil menyempit, Bicara cadel, Euphoria, Apatis, Gerakan lambat, Mengantuk, Gangguan mengingat, Gangguan perhatian, Miosis, Konstipasi, Tingkat kesadaran menurun, Hipotensi orthostatik.

    Perilaku diulang, Panik, paranoid (curiga) Denyut jantung cepat, Pupil melebar, Tekanan darah naik, Banyak keringat, Mulut kering, Menggigil, Mual muntah, Agresif bingung, tegang, Eufhoria, Cemas, Marah-marah, BB menurun, Kejang Diskinesia, Distonia, Tahan tidak tidur

    Pusing, Gangguan persefsi, Dipersonalisasi, Derealisasi, Halusinasi,Illusi, Sinestesi, Depresi, Kecemasan, Takut gila, Mengantuk, merasa menjadi pusat perhatian, Muntah mual, Ataksia,daya nilai terganggu,

    PUTUS ZAT

    Gelisah, berkeringat, Denyut jantung cepat, Termor di tangan, Mual muntah Kejang otot Cemas, Agresif, halusinasi, Ilusi, tinitus Delirium, insomnia, Sakit kepala lemah,

    Kejag perut Rasa tak enak Mual munah Nyero oto sendi dan tulang, Lakrimasi, Rhinorhoes Pupil melebar Berkeringat, Diarhoea, Menguap, Demam, Insomnia, gelisah

    Lelah, Mimpi buruk, Insomnia Nafsu makan bertambah, Gerakan lambat, Agitatif Murung, Tindakan bunuh diri, Iritabilitas, Depresi berat, Cemas,

  • Kapan seseorang dikatakan menyalahgunakan dan ketergantungan . ? Kedua terminologi ini sangat penting untuk diketahui terutama untuk tindakan terapi dan perawatan pasein dengan penyalah gunaan zat adiktif. Seseorang yang menggunakan zat bersipat patologis, relatif digunakan lebih sering dari biasanya walaupun klien menderita cukup serius akibat penggunaannya tetapi tidak mampu untuk menghentikan, pemakaian telah berlangsung lebih kurang 1 bulan. Sehingga terjadi penyimpangan perilaku dan menggangu fungsi sosial, pekerjaan, pendidikan.

    Ketergantungan zat adiktif adalah : kondisi penyalahgunaan yang lebih berat , telah terjadi ketergantungan fisik dan psikologis . ketergantunga fisik ditandai dengan toleransi dan sindroma poutus zat.

    E. FAKTOR PENDUKUNG TERJADINYA GANGUAN PENGGUNAAN NAPZA 1. Faktor Biologis Genetik (tendensi keturunan) Metabolik : Etil alkohol bila dimetabolisme lebih lama lebih efisien untuk mengurangi

    individu menjadi ketergantungan Infeksi pada organ otak : intelegensi menjadi rendah (retardasi mental, misalnya

    ensefhalitis, meningitis) Penyakit khronis : kanker, Asthma bronchiale, penyakit menahun lainnya

    2. Faktor psikologis : Tipe kepribadian (dependen, ansietas, depresi, anti social) Harga diri yang rendah : depresi terutama karena kondisi sosial ekonomi, pada

    penyalah gunaan alkohol, sedatif hipnotik yang mencapai ingkat ketergantungan diikuti rasa bersalah

    Disfungsi keluarga : kondisi keluarga yang tidak stabil , role model (ketauladanan) yang negatif, tidak terbina saling percaya antar anggota keluarga, keluarga yang tidak mampu memberikan pendidikan yang sehat pada anggota , orang tua dengan gangguan penggunaan zat adiktif, perceraian.

    Individu yang mempunyai perasaan tidak aman Cara pemecahan masalah individu yang menyimpang Individu yang mengalami krisis identitas dan kecederungan untuk mempraktekan

    homoseksual, krisis identitas. Rasa bermusuhan dengan keluarga atau dengan orang tua.

    3. Faktor Sosial Kultural masyarakat yang ambivalensi tentang penggunaan zat seperti : tembakau, nikotine,

    ganja dan alkohol norma kebudayaan ; pada suku bangsa tertentu ; menggunakan halusinogen, alkohol

    untuk upacara adat dan keagamaan Lingkungan tempat tinggal , sekolah , teman sebaya banyak mengedarkan dan

    menggunakan zat adiktif Persefsi dan penerimaan masyarakat terhadap penggunaan zat adiktif Remaja yang lari dari rumah Penyimpangan seksual pada usia dini Perilaku tindak kriminal pada usia dini, misalnya mencuri, merampok dalam

    komunitas Kehidupan beragama yang kurang

  • G. STRESSOR PENCETUS GANGGUAN PENGGUNAAN ZAT Stressor dalam kehidupan merupakan kondisi pencetus terjadinya gangguan penggunaan zat adiktif bagi seseorang atau remaja, menggunakan zat merupakan cara untuk mengatasi stress yang dialami dalam kehidupannya . Beberapa stressor pencetus adalah : Pernyataan dan tuntutan untuk mandiri dan membutuhkan teman sebaya sebagai

    pengakuan Reaksi sebagai cara untuk mencari kesenangan, Individu berupaya untuk menghindari rasa

    sakit dan mencari kesenangan, relaks agar lebih menimati hubungan interpersonal. Kehilangan orang atau sesuatu yang berarati ; pacar, orang tua, sauadara, drop out dari

    sekolah, pekerjaan. Diasingkan oleh lingkungan, rumah, sekolah, kelompok teman sebaya, sehingga tidak

    mempunyai teman Kompleksitas dan ketegangan dari kehidupan modern Tersedianya zat adiktif di lingkungan dimana seseorang berada khususnya pada individu

    yang mengalami pengalaman kecanduan zat adiktif Pengaruh dan tekanan teman sebaya (diajak, dibujuk, diancam) Kemudahan mendapatkan zat adiktif dan harganya terjangkau Pengaruh film dan iklan tentang zat adiktif seperti : alkohol, nikotine Pesan dari masyarakat bahwa penggunaan zart adiktif dapat menyelesaikan masalah

    H. PENYAKIT FISIK AKIBAT PENGGUNAAN ZAT ADIKTIF Cellulitis, Phlebitis Septicemia, bacteroal endicarditis HIV infeksi Hepatitis B atau C Erosi dan iritasi pada hidung Chirosis hepatis Bronchitis Gastritis Penyakit kulit kelamin

    I. MASALAH KESEHATAN YANG TIMBUL AKIBAT PENGGUNAAN ZAT ADIKTIF Depresi sistem pernafasan Depresi pusat pengatur kesadaran ; pre coma, coma, amuk, akibat intoksikasi Gangguan keseimbanagan cairan dan elektrolit akibat dellirium tremens Kecemasan yang berat sampai panik Potensial mencedarai diri, merusak diri dan lingkungan Perilaku agresif Depresi pusat pengatur komunikasi verbal Gangguan kognitif ; daya ingat, daya nilai, proses pikiran (waham), gangguan konsentrasi Gangguan pencernaan nausea, vomitus Gangguan sistem neurologis; kejang, Gangguan persefsi , halusinasi Gangguan pola tidur dan istirahat Gangguan sistem muskuloskeletal; nyeri sendi, otot dan tulang Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan Gangguan ADL Gangguan konsep diri harga diri rendah akibat pemecahan masalah yng tidak efektif

  • ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GANGGUAN PENGGUNAAN ZAT PSIKOAKTIF I. PENGKAJIAN

    a. Fisik : Data fisik yang mungkin ditemukan pada klien dengan penggunaaan NAPZA pada saat pengkajian adalah sebagai berikut : Nyeri, gangguan pola tidur, menurunnya selera makan, konstipasi, diarhe, perilaku sek melanggar norma, kemunduran dalam kebersihan diri, potensial komplikasi , jantung, hati dsb. infeksi pada parus-paru . sedangkan sasaran yang inigin dicapai adalah agar klien mampu untuk teratur dalam pola hidupnya.

    b. Emosional Persaan gelisah (takut kalau diketahui), tidak percaya diri, curiga dan tidak berdaya. Sasaran yang ingin dicapai adalah agar klien mampu untuk mengontrol dan mengendalikan diri sendiri.

    c. Sosial Lingkungan sosial yang biasa akrab dengan klien biasanya adalah teman pengguna zat, anggota keluarga lain pengguna zat lingkungan sekolah atau kampus yang digunakan oleh para pengedar,

    d. Intelektual Pikiran yang selalu ingin menggunakan zat adikitif, perasaan ragu untuk berhenti, aktivitas sekolah atau kuliah menurun sampai berhenti, pekerjaan terhenti. Sasaran yang ingin dicapai adalah agar klien mampu untuk konsentrasi dan meningkatkan daya pikir ke hal-hal yang posistif.

    e. Spiritual Kegiatan keagamaan tidak ada, nilai-nilai kebaikan ditinggalkan karena perubahan perilaku (tidak jujur, mencuri, mengancam dan lain-lain). Sasaran yang ingin dicapai adalah mampu meningkatkan ibadah , pelaksanaan nilai-nilai kebaikan.

    f. Keluarga ketakutan akan perilaku klien, malu pada masyarakat, penghamburan dan pengurasan secara ekonomi oleh klien, komunikasi dan pola asuh tidak efektif, dukungan moril terhadap klien tidak terpenuhi. Sasaran yang hendak dicapai adalah keluarga mampu merawat klien yang pada akhirnya mencapai tujuan utama yaitu mengantisipasi terjadinya kekambuhan (relaps)

  • 2. POHON MASALAH

    3. DIAGNOSA PERAWATAN

    Diagnosa Keperawatan menurut NANDA (The American Nursing Diagnosis Association) : 1. Gangguan persefsi sensori pada penggunaan halusinogen sehubungan denga

    tekanan teman sebaya, dimanifestasikan dengan berteriak dan menutup telinga bila ditinggal sendiri di kamar

    2. Gangguan proses berfikir pada penggunaan alkohol sehubungan dengan tekanan dari hukum dan tutntutan dari keluarga dimanifestasikan dengan bingung dan kurang sadar

    3. Gangguan persefsi sensori visual pada penggunaan alkohol sehubungan dengan hilangnya pekerjaan dan ditolak keluarga

    4. Gangguan hubungan sosial ; manipulatif sehubungan dengan kondisi putus zat adiktif

    5. Tidak efektifnya koping individu sehubungan dengan terus-menerus menggunakan zat adiktif

    6. Gangguan konsep diri ; harga diri yang rendah sehubungan dengan ketidakmampuan mengatasi masalahanya

    7. Gangguan konsep diri sehubungan dengan menggunakan mekanisme pertahanan diri ; denial agar tetap menggunakan obat

    8. Gangguan konsep diri harga diri rendah sehubungan dengan tidak mampu mengenal kualitas yang positif dari diri sendiri

    Potensial Komplikasi

    Resiko mencederai diri

    Koping individu tidak efektif : Tidak mampu mengatasi keinginan

    menggunakan zat

    INTERNAL Berhubungan

    dengan gejala putus zat

    Kurang aktivitas Distress spiritual Perubahan

    pemeliharaan kesehatan

    EKSTERNAL Kerusakan

    interaksi sosial (maladaptif)

    Koping keluarga tidak efektif

    Penatalaksanaan yang tidak efektif

  • 9. Ganguan pemusatan perhatian sehubungan dengan dampak penggunaan zat adiktif

    10. Gangguan aktifitas pemenuhan kebutuhan sehari-hari sehubungan dengan dampak penggunaan zat adiktif

    11. Partisipasi keluarga yang kurang dalam pengobatan klien sehubungan dengan kurangnya pengeahuan

    12. Menolak mengikuti aktivitas program sehubungan dengan kurangnya motivasi untuk sembuh

    13. Potensial untuk melarikan diri sehubungan dengan ketergantungan psikologis terhadap zat adiktif

    14. Potesial mengancam keamanan diri sehubungan dengan kondisi kondisi pemutusan zat sedatif hipnotik

    15. Potensial memburuknya kesadaran ; koma sehubungan dengan overdosis penggunaan sedatif hipnotik

    16. Potensial gangguan kardiovaskuler ; postural hipotensi sehubungan dengan intoksikasi sedatif hipnotik

    17. Gangguan gastrointestinal ; mual , muntah, diarhe, sehubungan dengan kondisi pemutusan zat adiktif

    18. Mekanisme koping destruktif ; mengamuk sehubungan dengan perasaan ditolak keluaraga

    4. PRINSIP PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN a. Prinsip Biopsikososiospiritual (Stuart Sundeen) : Biologis : Tindakan biologis dikenal dengan detoksifikasi yang bertujuan untuk : Memberikan asuhan yang aman dalam withdrawl (proses penghentian) bagi klien pengguna NAPZA Memberikan asuhan yang humanistik dan memelihara martabat klien Memberikan terapi yang sesuai. Setelah detoksifikasi tercapai, mempertahankan kondisi bebas dari zat adiktif , dimana terapi farmakologis harus diunjang oleh terapi yang lainnya. Psikologis : Bersama klien mengevaluasi pengalaman yang lalu dan mengidentifikasi aspek positifnya untuk diapakai mengatasi kegagalan. Sosial :

    Konseling keluarga : Keluarga sering frustasi menghadapi klien dan tidak mengerti sipat dan proses adiksi sehingga seringkali melakukan hal yang tidak terapeutik terhadap klien. Keluaraga sering melindungi klien dari dampak adiksi, meminta anggota keluarga lain untuk memaafkan klien. Menyalahkan diri sendiri, menghindari konfrontasi yang semuanya menyebabkan klien meneruskan pemakaian zat adiktif. Masalah yang dihadapi klien menimbulkan dampak bagi keluaraga seperti rasa tidak aman, malu, rasa bersalah, masalah keuangan, takut, dan merasa diisolasi. Oleh karena itu perawat perlu mendorong keluarga untuk mengikuti pendidikan kesehatan tentang proses penggunaan dan ketergantungan, gejala putus zar, gejala relapse, tindakan keperawatan, lingkungan terapeutik, dan semua hal yang terkait dengan pencegahan relapse di rumah

  • Terapi Kelompok : Terdiri dari 7-10 orang yang difasilitasi oleh terapist, kegiatan yang dilakukan adalah tiap anggota bebas menyampaikan riwayat sampai terjadinya adiksi, upaya yang dilakukan untuk berhenti memakai zat ,kesulitan yang dihadapi dalam melakukan program perawatan, terapist dan naggota kelompok memberikan umpan balik dengan jujur dan dapat menambah pengalaman masing-masing.

    Self help group : Selp help group adalah kelompok yang anggotanya terdiri dari klien yag berkeinginan bebas dari zat adiktif , dukungan antar anggota akan memebri kekuatan dan motivasi untuk bebas dari zat adiktif .

    2. Prinsip Community Therapeutik (Ana Keliat) Pada tempat ini klien dilatih untuk merubah perilaku kearah yang positif, sehingga mampu menyesuaikan dengan kehidupan di masyarakat. Hal ini dapat dilakukan bila klien diberi kesempatan mengungkapkan masalah pribadi dan lingkungan. Community terapeutik melakukan intervensi untuk mengatasinya. Beberapa metoda yang dilakukan : Slogan yang berisi norma atau nilaii ke arah positif Pertemuan pagi (Moorning Meeting) yang diikuti oleh seluruh staf dan klien untuk

    membahas masalah individu , interaksi antar klien dan kelompok Talking to: metoda yang digunakan untuk saling memperingatkan dengan cara

    yang ramah sampai yang keras Learning experience yaitu pemberian tugas yang bersipat membangun untuk

    merubah perilaku negatif Pertemuan kelompok Pertemuan umum (general meeting)

    4. Prinsip Prestasi ( Yosep) : P Prayer

    (religious) Pemberian ceramah agama Menyediakan bacaan-bacaan buku agama yang memotivasi

    hidup Kolaborasi dalam Psychoreligius terapy Menjelaskan prinsip-prinsip kesuksesan hidup menurut

    konsep agama yang diyakini Menjelaskan tanggung jawab yag harus dipikul apabila

    melanggar norma agama Menjelaskan kisah-kisah orang saleh yang diridloi Tuhan

    sebagai suri tauladan Diskusi keagamaan, pengajian, seminar keagamaan dsb.

    R Reconciliation of Family

    Diskusi dengan keluarga Mengajarkan komunikasi assertif pada keluarga Melibatkan anggota keluarga dalam terapi Penyuluhan tentang proses, dampak dan penatalaksanaan

    adiksi Motivasi keluarga untuk membantu klien mampu jujur bila

    sugestinya datang Diskusikan upaya keluarga membantu klien mengurangi

    sugesti Bantu suasana mendukung keakraban di rumah Idetifikasi penerimaan keluarga terhadap masalah

  • Bantu menerima masalah Identifikasi harapan untuk sembuh total Diskusikan arti kesembuhan Idetifikasai pola asuh dalam keluaraga Bantu keluarga latihan mengucapkan kata-kata yang

    mengharagai dan mendukung klien utnuk berhenti Bantu menyembunyikan klien dari pengguna zat Bantu memutuskan hubungan dengan pengguna zat Diskusikan untuk menghargai usaha klien tidak

    berhubungan lagi dengan pengguna zat dsb.

    E Environment Condusif

    Menghindari orang yang adiksi Menjauhi tempat-tempat yang berkaitan dengan adiksi Mencari lingkungan pergaulan baru Mencari teman dekat dengan kemampuan prestasi yang

    tinggi Hijrah menuju tempat tinggal yang lebih kondusif untuk

    maju Bergaul dengan orang-orang yang berprestasi Bantu mengidentifikasi teman bukan pengguna zat Beri dukungan akan harapan bergaul lebih banyak dengan

    dengan bukan penggua zat Dsb.

    S Say No ! (dont try)

    Tidak pernah mencoba (bagi yang belum terkena) Belajar mengucapkan kata-kata tidak Belajar berfikir positif dan bersikap optimis Bantu klien menilai faktor negatif bila kontak dengan

    sesama pengguna zat Bantu klien mengakhiri hubungan dengan teman pengedar Bantu klien menghindari pengguna zat lain Dsb.

    T Time Management

    Membuat jadwal kegiatan harian Mencatat kegiatan harian Melakukan evaluasi kegaiatan harian setiap menjelang

    tidur Memberikan kegiatan secara bertahap sesuai dengan

    kebutuhan pasien Memberikan reinforcement prestasi yang dicapai pasien Mengikutsertakan klien dalam kegiatan pertemuan

    kelompok setiap pagi ; diberi tugas membaca berita yang aktual, serta dibahas bersama klien lain

    Mengikutsertakan dan membuat jadwal pada jam-jam tertentu

    Mengikutsertakan klien pada seminar dengan topik-topik tertentu seperti AIDS, dampak zat adiktif., cara hidup sehat.

    Dsb. A Activity of

    Dynamic Membuat target prestasi harian Meniru orang-orang sukses dalam menghabiskan waktu

    setiap hari

  • Menjelaskan kiat-kiat mengusir kemalasan Diskusikan cara mengalihkan pikiran dari sugesti ingin

    menggunakan zat dengan menciptakan sugesti yang lebih positif

    Identifikasi potensi /hobi/aktivitas yang menyenangkan Diskusikan manfaat aktivitas Bantu merencanakan aktivitas (susun jadwal) Motivasi untuk melakukan aktivitas secra teratur Motivasi untuk mengatasai masalah dengan memulai

    segera Motivasi untuk mengatasi bosan dengan selingan istirahat

    saat beraktivitas Dsb.

    S Subject for Future

    Membuat perencanaan tahunan Mencari, mengidentifikasi tokoh idola yang dikagumi klien Mempelajari riwayat hidup orang-orang sukses Latihan menggunakan kata-kata ingin hidup sehat:, masa

    depan penting, masih ada harapan Dsb.

    I Information of Impact drug abuse

    Menunjukan angka-angka statistik korban NAPZA Menunjukan hasil-hasil penelitian pengaruh NAPZA

    terhadap timbulnya penyakit kronis Menjelaskan hubungan antara prestasi, kekayaan,

    kedudukan, kebahagian dengan perilaku masa lalu Menjelaskan bahwa banyak prestasi yang dicapai orang

    lain yang tidak menggunakan NAPZA Dsb.

    5. IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN MASALAH KEPERAWATAN IMPLEMENTASI

    Koping individu tidak efektif sehubungan dengan tidak mampu mengatasi keinginan menggunaan zat Data : Klien sakau Memaksa petugas untuk pemakaian zat Nyeri, gangguan pola tidur , gelisah, tak berdaya,sugestinya kuat

    Tujuan; Klien mampu untuk mengatasi keinginan menggunakan zat adiktif Individu : Indentifikasi situasi yang menyebabakan timbulnya

    sugesti Identifikasi perilaku ketika sugesti datang Diskusikan cara mengalihkan pikiran dari sugesti

    ingin menggunakan zat dengan menciptakan sugesti yang lebih positif

    Latihan menggunakan kata-kata ingin hidup sehat:, masa depan penting, masih ada harapan

    Bantu klien untuk mengekspresikan perasannya Kelompok : Diskusikan pengalaman mengucapkan kata-kata

    yang mengandung semangat menghindari zat

  • Keluarga : Motivasi keluarga untuk membantu klien mampu

    jujur bila sugestinya datang Diskusikan upaya keluarga membantu klien

    mengurangi sugesti Bantu suasana mendukung keakraban di rumah

    Intoleransi aktivitas (kurang aktivitas) sehubungan dengan kurangnya motivasi untuk sembuh Data : Bosan Tidak bekerja dan tidak sekolah Tidak terlibat pekerjaan di rumah

    Tujuan : Klien mampu meningkatkan aktivitas terutama

    mengisi waktu luang Klien : Identifikasi potensi /hobi/aktivitas yang

    menyenangkan Diskusikan manfaat aktivitas Bantu merencanakan aktivitas (susun jadwal) Motivasi untuk melakukan akativitas secara teratur Motivasi untuk mengatasai malas dengan memulai

    segera Motivasi untuk mengatasi bosan dengan selingan

    istirahat saat beraktivitas Kompensasikan dengan membaca Kelompok ; Lakukan olah raga / permaianan/ aktivitas bersama Keluarga : Dusikusikan menyediakan fasilitas bagi klien Identifikasi cara keluarga memotivasi klien

    beraktifitas Lakukan aktifitas bersama-sama

    Kerusakan interaksi sosial (maladaptif0 Data ; Teman pergaualan cenederung pengguna zat Dikucilkan dari masyarakat, potensi hobi tidak aktif

    Tujuan ; Klien mengambil keputusan untuk bergaul dengan

    teman bukan pengguna zat Klien ; Identifikasi pengaruh teman terhadap sugesti Bantu klien menilai faktor negatif bila kontak

    dengan sesama pengguna zat Bantu klien mengakhiri hubungan Bantu klien menghindari pengguna zat lain Bantu mengidentifikasi eman bukan pengguna zat Beri dukungan akan harapan kebaikan bila bergaul

    lebih banyak dengan bukan pengguna zat Kelompok : Latihan dalam 10 detik mampu mengatakan tidak

    bila ditawari menggunakan zat Diskusikan cara menghindar bila bertemu pengguna

    zat /pengedar

    Keluarga ; Diskusikan mengidentifikasi pengguna zat Bantu menyembunyikan klien dari pengguna zat Bantu memutuskan hubungan dengan pengguna zat

  • Duskusikan untuk menghargai usaha klien tidak berhubungan lagi dengan pengguna zat

    Disteress spiritual sehubungan dengan kurangnya pengetahuan Data ; Tidak melakauakan ibadah yang biasa dilakuakan, mengancam Ragu terhadap keyakinan, Merasa kosong spiritual perilaku berbohong Perilaku mencuri

    Tujuan : Klie meningkatakan kegiatan spiritual Klien : Bantu mengidentifikasi kebutuhan spiritual Identifikasi arti keyakinan keagamaan Motivasi menjalanakan agama Bantu menguatakan dengan prtolongan Tuhan Bantu mengatur kegiatan keagamaan Kelompok : Diskusikan nilai-nilai kebaikan Lakukan kegiatan ibadah bersama Keluaraga ; Diskusikan pentingnya kegiatan keagamaan Bantu menyiapkan kegiatan keagamaan di rumah Motivasi orang tua sebagai contoh untuk kegiaan

    keagamaan (doa bersama) Perubahan pemeliharaan kesehatan dan ADL

    Data ; Malam begadang Tidur tidak teratur Mandi jarang Tidak rapi Suka berkelahi Perialaku seks bebas Penyalahagunaan zat, perokok berat

    Tujuan : Klien mampu mengambil keputusan merubah dan memperbaiki gaya hidupnya Klien ; Identifikasi gaya hidup selama menggunakan zat Diskusikan kerugian gaya hidup pengguna zat Bantu kebiasaan mengontrol penggunaan zat

    /merokok Bantu latihan gaya hidup sehat : makan, mandi,

    tidur secara teratur Kelompok ; Diskusikan gaya hidup sehat dan manfaatnya Keluarga : Identifikasi gaya hidup keluarga Diskusikan keluarga sebagai model dan tempat

    berlatih untuk hidup sehat.

    Koping keluarga tidak efektif sehubungan dengan pola asuh yang salah Data ; Malu terhadap masyarakat Komunikasi dengan klien sering konflik, Tidak percaya curiga dan menuduh terhadap klien, Kehilangan barang, Sering dibohongi

    Tujuan ; Keluarga mampu memberikan kenyamanan pada klien sehingga mampu berhenti menggunakan zat Keluaraga ; Idetifikasi penerimaan keluarga terhadap masalah Bantu menerima masalah Identifikasi harapan untuk sembuh total Diskusikan arti kesembuhan Idetifikasai pola asuh dalam keluaraga Identifikasai kata atau perilaku yang meingkatkan

    sugesti klien Bantu respon keluarga bila klien menggunakan zat Bantu keluarga latihan mengucapkan kata-kata yang

    mengharagai dan mendukung klien utnuk berhenti Kelompok :

  • Beri kesempatan untuk mengeskspresikan perasan Diskusikan cara mngahadapi perilaku klien dan

    rencana sebelum pulang Bantu mencapai kesepakatan tindak lanjut

    perawatan rehabilitasi mental Gangguan kesadaran somnolent sehubungan dengan intoksikasi obat sedatif hipnotik

    Tujuan : Klien mampu melakukan interaksi dan memebrikan respon terhadap stimulus secara optimal Klien : Observasi tanda-tanda vital terutama kesadaran,

    gejala kejang terutama 25 menit pada jam 3 pertama, 30 menit pada 3 jam kedua dan setiap 1 jam pada 24 jam berikutnya

    Bekerja sama denga dokter dalam pemberian terapi medis perhatikan dosis, reaksi pasien dan lama pemberian

    Memberikan rangsangan fisik secra terus menerus misalnya menepuk-nepuk bahu, memanggil nama klien .

    Memberikan rasa nyaman dan aman dengan pengaturan posisi

    Observasi keseimbangan cairan Menjaga keselamatan diri klien selama kesadaran

    terganggu Bila gelisah sulit diatasi pertimbangkan untuk

    fiksasi. Keluarga ; Berikan penjelasan tentang pengaruh zat adiktif

    terhadap kondisi fisik, sosial dan emosional klien Gangguan pemusatan perhatian sehubungan dengan dampak penggunaan zat adiktif

    Tujuan : Klien mampu memusatkan perhatiannya Klien : Mengkaji dan mengevaluasi dengan melakukan

    psikotest tingkat intelegensi pasien Mengkaji sosial ekonomi dan tingkat pendidikan

    pasien Memberikan kegiatan secara bertahap sesuai

    kebutuhan pasien Memberikan reinforcement prestasi yang dicapai

    pasien Mengikutsertakan dan membuat jadwal pada jam-

    jam tertentu Kelompok : Mengikutsertakan klien dalam kegiatan pertemuan

    kelompok setiap pagi ; diberi tugas memebaca berita yang aktual, serta dibahas bersama klien lain

    Mengikutsertakan klien pada seminar dan diskusi kelompok dengan topik-topik tertentu seperti AIDS, dampak zat adiktif., hidup sehat.

  • Keluarga : Ajarkan pada keluarga tentang prinsif-prinsif

    komunikasi terapeutik 5. EVALUASI

    Evaluasi kemamapuan klien dalam mengatasi keinginan menggunakan zat misalnya dalam pikiran klien sudah tergambar masa depan yang lebih baik (tanpa zat), hdup yang lebih berharga dan keyakinan tidak akan lagi menggunakan zat. Perilaku klien untuk mengatakan tidak terhadap tawaran penggunaan zat dan menyuruh pergi. Evaluasi apakah hubungan klein dengan keluarga sudah terbina saling percaya dan kesempatan untuk saling mendukung melakukan komunikasai yang lebih efektif untuk sama-sama mengatasi keinginan menggunakan zat lagi oleh klien, serta masalah yang timbul akibat penggunaan zat .

    6. KESIMPULAN Asuhan keperawatan pada klien dengan pemakaian NAPZA harus dilakukan secara holistic (Biopsikososiospiritual) serta melibatkan seluruh tim kesehatan yang harus ditunjang dengan sistem dan perangkat hukum yang memadai. Masalah utama dalam merawat klien yang menggunakan NAPZA adalah kekambuhan. Upaya untuk membantu adalah dengan meningkatkan kemampuan untuk berhenti, kontrol diri dan perlu dikembangakan bantuan dari keluaraga, kelompok, masyarakat serta lingkungan yang kondusif mencegah kambuh sehigga klien dapat memperpanjang jarak waktu pakai zat lagi atau sampai dapat berhenti total.

    Referensi : Allen K.M. (1996) Nursing Care of the Addicted Client. Philadelphia: Lippincott Stuart Sundeen (1998) Principles and Practice of Psychiatric Nursing , St Louis: Mosby Year Book Smith, CM., (1995) Community Health Nursing; Theory and Practice . Philadelphia: W.B. Saunders Company The Indonesian Florence Nightingale Foundation, (1999), Kiat Penanggulangan dan Penyalahgunaan Ketergantungan NAPZA, Jakarta Tom, Kus, Tedi,, (1999) Bahaya NAPZA Bagi Pelajar , Bandung :Yayasan Al-Ghifari Morgan, (1991), Segi PraktisPsikiatri, Jakarta; Bina rupa aksara Toto Tasmara, (1999), Dajal dan Symbol Syetan, Jakarta; Mizan

  • SEMILOKA PENGENALAN DAN PERAWATAN KLIEN

    DENGAN MASALAH NARKOBA

    Oleh Iyus Yosep, SKp., MSi

    Mengetahui Kepala Bagian Keperawatan Jiwa

    Suryani, SKp., MHSc.

    Disampaikan pada :

    SEMILOKA NARKOBA DAN HIV AIDS DI DESA GUDANG KECAMATAN TANJUNGSARI SUMEDANG

    17 JANJUARI 2008