Upload
theo-suprafto
View
34
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nata de coco merupakan makanan hasil fermentasi air kelapa dengan bantuan
bakteri acetobacter xylinum. Makanan ini sering kali dijumpai sebagai hidangan
penutup dalam sebuah jamuan makan. Bentuknya kenyal seperti jelli berwarna putih.
Di dalamnya mengandung kadar serat tinggi dan bermanfaat bagi kesehatan.
Kandungan nutrisinya juga dipercaya dapat menurunkan tekanan darah tinggi dan
kolesterol. Selain banyak diminati karena rasanya yang enak dan kaya serat,
pembuatan nata de coco tidak sulit dan biaya yang dibut uhkan tidak banyak
sehingga dapat dijadikan sebagai alternatif usaha yang dapat memberikan keuntungan.
Kandungan kalorinya rendah (kadar serat kasar 2,5%) memiliki kandungan air 98% dengan tekstur agak kenyal, dan transparan. Terdapat zat yang dapat dipakai sebagai sumber makanan rendah energi untuk keperluan diet. Mengandung serat (dietary fiber) yang sangat dibutuhkan tubuh dalam proses fisiologi. Selain itu produk ini juga dapat membantu penderita diabetes dan membantu proses pencernaan dalam tubuh. (http://miftahulive.wordpress.com/2011/11/14/makalah-membuat-nata-de-coco)
Fermentasi nata de coco diproses dengan bantuan bakteri acetobacter
xylinum. Bakteri acetobacter xylinum termasuk dalam kelompok genus Acetobacter,
yakni genus bakteri yang memiliki kemampuan mengubah etanol (alkohol) menjadi
asam cuka. Untuk memperoleh bakteri acetobacter xylinum salah satunya yaitu
1
dengan menggunakan ampas nanas, atau juga bisa langsung membelinya di
laboratorium pertanian. Jika mengalami kesulitan dalam membuatnya bakteri ini
dapat juga diperoleh melalui pemesanan online.
Bahan yang utama dalam proses pembuatan nata de coco ini adalah air kelapa.
Air kelapa yang digunakan dianjurkan menggunakan air kelapa yang berasal dari
kelapa yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda.
Proses pembuatan nata de coco membutuhkan waktu fermentasi sekitar
beberapa minggu. Pembuatannya melibatkan bakteri acetobacter xylinum, bakteri ini
dapat tumbuh pada pH 3,5-7,5 namun akan tumbuh optimal bila pH nya 4,3. Suhu
ideal bagi pertumbuhan bakteri acetobacter xylinum pada 28-31 C.
Bakteri ini dapat membentuk asam dari glukosa, etil alcohol, dan propel alcohol,
tidak membentuk indol dan mempunyai kemampuan mengoksidasi asam asetat menjadi CO2
dan H2O. Sifat yang paling menonjol dari bakteri itu adalah memiliki kemampuan untuk
mempolimerisasi glukosa sehingga menjadi selulosa. Selanjutnya selulosa tersebut
membentuk matrik yang dikenal sebagai nata. Nata inilah yang dihasilkan melalui proses
fermentasi dari bakteri acetobacter xylinum dengan air kelapa. Maka dari itu, penulis
membuat karya tulis yang berkaitan dengan mata kuliah seminar fisika dengan judul
“Pembuatan Nata De Coco dari Air Kelapa Menggunakan Bakteri Acetobacter
Xylinum”.
2
1.2 Perumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dari tugas seminar ini adalah “Bagaimana proses
pembuatan nata de coco dari air kelapa menggunakan bakteri acetobacter xylinum”?
Rincian masalah yang akan dibahas antara lain :
1. Bagaimana langkah-langkah dalam proses pembuatan nata de coco dari air kelapa
menggunakan bakteri acetobacter xylinum ?
2. Bagaimana peranan bakteri acetobacter xylinum dalam pembuatan nata de coco ?
1.3 Batasan Masalah
Agar masalah dalam penelitian ini tidak terlalu luas dan tidak menyimpang
maka peneliti membatasi permasalahan sebagai berikut:
1.3.1 Nata de coco
Nata de coco merupakan makanan hasil fermentasi air kelapa. Dalam hal ini
nata de coco diproses menggunakan bakteri acetobacter acetobacter xylinum. Nata de
coco bertekstur agak kenyal, berwarna putih dan transparan.
1.3.2 Acetobacter Xylinum
Acetobacter xylinum merupakan bakteri berbentuk batang pendek, yang
mempunyai panjang 2 mikron, dengan permukaan dinding yang berlendir. Bakteri ini
3
bisa membentuk rantai pendek dengan satuan 6-8 sel. Acetobacter xylinum
merupakan bakteri yang membantu proses fermentasi pada pembuatan nata de coco.
Bakteri acetobacter xylinum termasuk dalam kelompok genus Acetobacter, yakni
genus bakteri yang memiliki kemampuan mengubah etanol (alkohol) menjadi asam
cuka.
1.3.3 Kelapa
Kelapa (Cocos nucifera) adalah anggota tunggal dalam marga . Cocos dari
suku aren-arenan atau Arecaceae . Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua
bagiannya oleh manusia dimanfaatkan sehingga dianggap sebagai tumbuhan
serbaguna.
Air buah kelapa dapat dimanfaatkan untuk membuat minuman berbentuk jelli
yang disebut nata de coco. Membuat nata de coco dapat dibuat dari semua jenis
kelapa yang menghasilkan air atau santan, misalnya kelapa gading, kelapa hijau dan
sebagainya. Kelapa yang tidak menghasilkan air atau santan tidak dapat digunakan
untuk membuat nata de coco, contohnya kelapa sawit.
4
1.4 Tujuan
Tujuan yang diharapkan dari penulisan ini adalah :
1.4.1 Memperoleh pengetahuan tentang manfaat nata de coco.
1.4.2 Untuk mengetahui pembuatan nata de coco.
1.4.3 Mengetahui peran bakteri acetobacter xylinum pada nata de coco.
1.5 Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari seminar ini adalah :
1.5.1 Sebagai sarana pengetahuan bagi mahasiswa tentang manfaat nata de coco
bagi kesehatan.
1.5.2 Mengetahui cara dalam proses pembuatan nata de coco.
1.5.3 Menambah pengetahuan penulis dalam pembuatan karya ilmiah dan ilmu
pengetahuan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Nata de Coco
Nata de coco merupakan makanan hasil fermentasi dari air kelapa. Dalam hal
ini nata de coco diproses menggunakan bakteri acetobacter acetobacter xylinum.
Makanan ini bertekstur agak kenyal, berwarna putih dan transparan. Produk ini
merupakan jenis komponen minuman yang terdiri dari senyawa selulosa (dietary
fiber), yang dihasilkan dari air kelapa melalui proses fermentasi, yang melibatkan
jasad renik (mikroba), yang selanjutnya dikenal sebagai bibit nata. Untuk
menghasilkan nata de coco yang bermutu baik, maka perlu disediakan media yang
dapat mendukung aktivitas Acetobacter Xylinum untuk memproduksi selulosa ekstra-
seluler atau yang kemudian di sebut nata de coco.
Gambar 1. Nata de Coco
Sumber : http://miftahulive.files.wordpres.com/2011/11/nata-de-coco1.jpg
6
Di dalamnya mengandung kadar serat tinggi dan bermanfaat bagi kesehatan.
Kandungan nutrisinya juga dipercaya dapat menurunkan tekanan darah tinggi dan
kolesterol. Digunakan sebagai produk diet karena kandungan seratnya yang tinggi.
Mempunyai cita rasa dan yang enak dan kaya serat sehingga makanan ini banyak
diminati para konsumen. pembuatan nata de coco pun tidak sulit dan biaya yang
dibutuhkan tidak banyak sehingga dapat sebagai alternatif usaha yang dapat
memberikan keuntungan. Produk ini banyak digunakan sebagai pencampur es krim,
coktail buah, sirup, dan makanan ringan lainnya.
2.1.1 Manfaat Nata de Coco
Manfaat yang diperoleh dari nata de coco antara lain :
1. Dapat dipakai sebagai sumber bahan makanan rendah energi untuk keperluan
diet.
2. Mengandung serat (dietary fiber) yang sangat dibutuhkan tubuh dalam proses
fisiologi.
3. Dapat membantu penderita diabetes dan memperlancar proses pencernaan
dalam tubuh.
4. Dapat menurunkan potensi tekanan darah tinggi dan kolesterol.
5. Membantu penderita diabetes ketika mengalami dehidrasi(kekurangan cairan).
7
2.2 Acetobacter Xylinum
Acetobacter xylinum merupakan nama bakteri yang membantu proses
fermentasi pada pembuatan nata de coco. Dalam kehidupan jasad renik, bakteri dapat
digolongkan ke dalam tiga kelompok yaitu bakteri yang membahayakan, bakteri yang
merugikan dan bekteri yang menguntungkan. Adapun yang termasuk dalam
kelompok bakteri yang membahayakan antara lain adalah bakteri yang menghasilkan
racun atau menyebabkan infeksi, sedangkan ternasuk dalam kelompok bakteri yang
merugikan adalah bakteri pembusuk makanan. Sementara yang termasuk dalam
kelompok bakteri yang menguntungkan adalah jenis bakteri yang dapat dimanfaatkan
oleh manusia hingga menghasilkan produk yang berguna. Acetobacter xylinum
merupakan salah satu contoh bakteri yang menguntungkan bagi manusia seperti
halnya bakteri asam laktat pembentuk yoghurt, asinan dan lainnya.
Bakteri ini tidak membentuk endospora maupun pigmen. Pada kultur sel yang
masih muda, individu sel berada sendiri-sendiri dan transparan. Koloni yang sudah
tua membentuk lapisan menyerupai gelatin yang kokoh menutupi sel koloninya.
Pertumbuhan koloni pada medium cair setelah 48 jam inokulasi akan membentuk
lapisan pelikel dan dapat dengan mudah diambil dengan jarum oase.
Dapat membentuk asam dari glukosa, etil alcohol, dan propel alcohol, tidak
membentuk indol dan mempunyai kemampuan mengoksidasi asam asetat menjadi
8
CO2 dan H2O. sifat yang paling menonjol dari bakteri itu adalah memiliki
kemampuan untuk mempolimerisasi glukosa sehingga menjadi selulosa. Selanjutnya
selulosa tersebut membentuk matrik yang dikenal sebagai nata. Factor lain yang
dominant mempengaruhi sifat fisiologi dalam pembentukan nata adalah ketersediaan
nutrisi, derajat keasaman, temperature, dan ketersediaan oksigen.Bakteri Acetobacter
Xylinum mengalami pertumbuhan sel. Pertumbuhan sel didefinisikan sebagai
pertumbuhan secara teratur semua komponen di dalam sel hidup. Mengalami
beberapa fase pertumbuhan sel yaitu fase adaptasi, fase pertumbuhan awal, fase
pertumbuhan eksponensial, fase pertumbuhan lambat, fase pertumbuhan tetap, fase
menuju kematian, dan fase kematian.
2.2.1 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Acetobacter Xylinum
Faktor-faktor yang mempengaruhi Acetobacter Xylinum mengalami pertumbuhan
secara optimal adalah :
1. Nutrisi
2. Sumber karbon
3. Sumber nitrogen
4. Tingkat keasaman media temperatur
5. Udara (oksigen)
9
2.3 Kelapa
Kelapa atau tumbuhan dengan nama latin Cocos nucifera merupakan
anggota tunggal dalam marga Cocos dari suku aren-arenan atau pinang-
pinangan atau Arecaceae. Hampir semua bagian tumbuhan dapat dimanfaatkan
oleh manusia, mulai dari daun, batang, hingga buahnya. Pembuatan nata de
coco menggunakan bahan dari kelapa yakni air kelapa. Air kelapa yang
digunakan disarankan masak optimal, tidak terlalu tua dan terlalu muda.
Tumbuhan ini diperkirakan berasal dari pesisir Samudera Hindia di sisi Asia,
namun kini telah menyebar luas di seluruh pantai tropika dunia.
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
(tidak termasuk)
Monocots
(tidak termasuk)
Commelinids
Ordo: Arecales
Famili: Arecaceae
Upafamili: Arecoideae
Bangsa: Cocoeae
Genus: Cocos
Spesies: C. nucifera
Nama binomial
10
Cocos nucifera
Sumber : Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kelapa merupakan pohon dengan batang tunggal, atau kadang-kadang
bercabang. Berakar serabut, tebal, dan berkayu. Batang beruas-ruas namun bila sudah
tua tidak terlalu tampak, khas tipe monokotil dengan pembuluh menyebar (tidak
konsentrik), berkayu. . Buahnya besar, berdiameter antara 10 cm sampai 20 cm atau
bahkan lebih. Berwarna kuning, hijau, atau coklat. Buah tersusun dari mesokarp
berupa serat yang berlignin, disebut sabut, melindungi bagian endokarp yang keras
(disebut batok) dan kedap air; endokarp melindungi biji yang hanya dilindungi oleh
membran yang melekat pada sisi dalam endokarp. Endospermium berupa cairan yang
mengandung banyak enzim, dan fase padatannya mengendap pada dinding endokarp
seiring dengan semakin tuanya buah; embrio kecil dan baru membesar ketika buah
siap untuk berkecambah (disebut kentos). Buah kelapa adalah bagian paling bernilai
ekonomi. Sabut, bagian mesokarp yang berupa serat-serat kasar, diperdagangkan
sebagai bahan bakar, pengisi jok kursi, anyaman tali, keset, serta media tanam bagi
anggrek. Tempurung atau batok, yang sebetulnya adalah bagian endokarp, dipakai
sebagai bahan bakar, pengganti gayung, wadah minuman, dan bahan baku berbagai
kerajinan tangan.
11
Bagian lain dari kelapa yang dimanfaatkan yaitu air dan santannya. Dapat
digunakan sebagai bahan pembuatan nata de coco. Kelapa yang dipakai yaitu kelapa
yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
3.1.1 Tempat Penelitian
Tempat yang akan dipilih peneliti untuk dijadikan tempat penelitian adalah di
rumah, tepatnya di sebuah ruangan inkubasi /kamar yang memiliki intensitas suhu
antara 26E C - 27E C.
3.1.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian yang dipilih oleh peneliti yaitu sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan. Sebelum dilaksanakannya kegiatan seminar fisika. Waktu yang
dibutuhkan dalam proses pembuatan nata de coco kurang lebih antara 1-2 minggu.
3.2 Jenis Penelitian
12
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah jenis
penelitian eksperimen. Menggunakan jenis penelitian eksperimen karena penelitian
ini membutuhkan suatu kegiatan percobaan untuk mengetahui hasil dari penelitian,
melalui berbagai langkah dalam proses pembuatan nata de coco.
3.3 Variabel Penelitian
Yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah nata de coco dari air kelapa
dan bakteri Acetobacter xylinum. Air kelapa sebagai bahan dasar pembuatan nata de
coco, sedangkan bakteri Acetobacter xylinum sebagai bakteri pembantu dalam proses
fermentasi nata de coco.
3.4 Alat dan Bahan dalam Pembuatan Nata de Coco
Alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan nata de coco terdiri
dari :
3.4.1 Alat
Peralatan yang perlu digunakan dalam proses pembuatan nata de coco terdiri
dari :
1. Baki/loyang/nampan
2. Pengaduk
13
3. Kompor/pemanas
4. Kertas/kain penutup
5. Panci
6. Tali karet
7. Gelas ukur
3.4.2 Bahan
Bahan-bahan yang perlu digunakan dalam proses pembuatan nata de coco
antara lain :
1. Air kelapa
2. Gula
3. Starter/bibit nata/bakteri acetobacter xylinum
4. Urea/ZA
5. Asam asetat
6. Asam sitrat
3.5 Proses Pembuatan Nata de Coco
Adapun langkah-langkah dalam proses pembuatan nata de coco adalah
sebagai berikut :
1. Loyang + pengaduk disterilkan caranya panaskan loyang/pengaduk diatas pemanas
14
2.Biarkan air kelapa hingga kotorannya mengendap. Selanjutnya saring menggunakan
kain kasa.
3.Rebus air kelapa di atas pemanas/kompor yang besar hingga mendidih. Selama
perebusan, air kelapa harus diaduk.
4.Setelah mendidih selama 15 menit, tambahkan ZA, gula pasir, asam cuka dan asam
sitrat. Aduk hingga larutan tercampur. Larutan harus mempunyai PH antara 3-4.
5. Dalam keadaan masih panas atau suam-suam kuku tuang larutan tersebut ke dalam
baki atau loyang menggunakan gayung. Setiap baki atau loyang di isi sekitar satu
gayung larutan (sekitar satu liter).
6. Setelah agak dingin, simpan baki atau loyang di dalam suhu kamar . Tutup baki
atau loyang dengan kertas koran yang bersih dan ikat dengan karet gelang.
Kemudian biarkan selama 24 jam.
7. Tambahkan starter (bibit nata) ke dalam baki atau loyang yang berisi larutan.
Caranya buka sedikit kertas koran di bagian sudutnya, lalu tuangkan starter
sebanyak 50-100 ml ke dalam setiap baki.
8. Tutup dan ikat kembali. Simpan di ruangan inkubasi dan biarkan selama 1 minggu.
9. Setelah satu minggu diinkubasi (diperam) akan terbentuk nata de coco dengan
ketebalan antara 2-3 cm.
10. Kemudian ambil nata de coco, cuci dengan air bersih yang mengalir beberapa
kali hingga rasa asamnya hilang.
11. Jika sudah tiga kali dicucu masih berbau dan terasa asam, rebus nata de coco
dalam air mendidih selama 15 menit.
15
12. Nata de coco siap untuk diolah jika ingin diberi rasa manis maka cukup dengan
direbuskan air gula atau sesuai selera masing-masing.
3.6 Faktor-faktor yang Menjadi Kendala dan Solusinya dalam Proses
Pembuatan Nata de Coco
3.6.1 Temperatur Ruang Inkubasi Rendah
Temperatur ruang inkubasi harus diperhatikan karena berkaitan dengan
pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum. Temperature ruang inkubasi dijaga pada
suhu 26E C-27E C karena pada suhu tersebut bakteri Acetobacter xylinum dapat tumbuh
dan berkembang secara optimal. Jika temperatur ruangan kurang dari 26E C- 27E C,
nata de coco yang dihasilkan kurang memuaskan. Mengatasi temperatur yang rendah
dapat dilakukan dengan cara menutupi semua baki dengan plastik yang lebar. Dapat
juga dengan cara menyalakan lampu.
3.6.2 Kualitas Starter Tidak Baik
Starter nata de coco sering dibuat dari rebusan tauge. Hal itu tidak praktis dan
tidak ekonomis karena harus menyediakan tauge dalam jumlah yang cukup banyak.
16
Pertumbuhan starter dari rebusan tauge relatif lebih lambat dibandingkan dengan
pertumbuhan starter dari campuran air kelapa dan beberapa bahan lainnya.
Kerugian menggunakan bahan starter dari rebusan tauge adalah waktu
pemeraman (inkubasi) lebih lama serta hasilnya relatif sedikit (30%-40%). Apabila,
pemeraman berlangsung hingga 15 hari, nata de coco yang dihasilkan akan
berlubang. Agar keadaan ini tidak terjadi, sebaiknya digunakan starter berkualitas
yang terbuat dari air kelapa.
3.6.3 Kebersihan Alat
Alat-alat kotor dapat menghambat bahkan mematikan pertumbuhan bakteri
Acetobacter xylinum. Alat-alat bersih dan steril dapat memacu pertumbuha bakteri
Acetobacter xylinum. Karena itu, semua peralatan harus disterilkan dulu. Semua
peralatan disterilkan dengan cara dikukus dalam dandang atau memakai autoklaf.
3.6.4 Angin Kencang
Angin kencang yang masuk ke dalam ruangan fermentasi(pemeraman) dapat
menyebabkan nata de coco yang terbentuk menjadi berlubang, berjamur, dan
bentuknya tidak beraturan. Mengatasinya bisa dilakukan dengan cara menutup semua
dinding secara rapat, tidak ada lubang yang menyebabkan angin masuk.
3.6.5 Kualitas Air Kelapa Kurang Baik
17
Air kelapa yang baik ditandai dengan kadar gula yang tinggi (jika diminum
akan terasa manis). Air kelapa yang bercampur dengan air akan menurunkan hasil
nata de coco. Jika air kelapa bercampur dengan garam tidak akan terbentuk mikrobial
cellulose sehingga tidak akan dihasilkan nata de coco. Air kelapa yang disimpan
lebih dari satu bulan akan menghasilkan nata de coco yang kualitasnya kurang baik.
Jika tetap menggunakan air kelapa yang sudah lama disimpan, sebelum digunakan
harus ditambah dengan gula pasir. Setiap 30 L air kelapa harus ditambahkan 1 kg
gula.
3.6.6 Derajat Keasaman (pH)
Bakteri Acetobacter xylinum tumbuh baik dalam media yang memiliki pH 3-
6. Jika pH lebih atau kurang dari pH tersebut, proses fermentasi tidak akan berjalan
sempurna. Dengan ramuan seperti di atas (air kelapa, pupuk ZA, hidrogen peroksida,
dan gula pasir) bisa diperoleh derajat kemasaman yang sesuai untuk pertumbuhan
bakteri Acetobacter xylinum.
18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah produk nata de coco.
19
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
20