Upload
mariani-simanjuntak
View
126
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
PENGAJARAN REMEDIAL
DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
MAKALAH
SEMINAR PENDIDIKAN MATEMATIKA
DISAJIKAN JUMAT, 08 JULI 2010
Oleh :
NAMA : JUNIARTI SINAGA
NPM : 06150136
JURUSAN : PMIPA
PRODI : Pend. MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS HKBP NOMENSEN
PEMATANGSIANTAR
2010
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan anugerah-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. Malau, M.Pd atas bimbingan dan
masukan-masukan yang diberikan demi kesempurnaan makalah ini.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah ”Pengajaran Remedial
dalam Pembelajaran Matematika”
untuk melengkapi tugas mata kuliah Seminar Pendidikan Matematika. Kiranya
tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam mempersiapkan diri sebagai
pengajar.
Apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini, penulis mengharapkan
masukan berupa kritik dan saran. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.
Pematangsiantar, 08 Juli 2010
Penulis
JUNIARTI SINAGA(06150136)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2 C. Batasan Masalah ................................................................................ 2 D. Tujuan Penulisan ............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3
A. Pengertian Pengajaran Remedial ...................................................... 3B. Pengertian Pembelajaran Matematika .............................................. 3C. Kriteria - Kriteria Keberhasilan Pengajaran Remedial .................... 4D. Tujuan Pengajaran Remedial ........................................................... 6E. Fungsi Pengajaran Remedial ............................................................ 6F. Perbandingan Pengajaran Remedial dengan
Pengajaran Biasa .............................................................................. 7 G. Macam – Macam Metode Pengajaran Remedial ................................. 8 H. Prinsip Pengajaran Matematika dan Aktivitas Untuk Pengajaran Remedial ............................................................... 17
I. Asumsi-asumsi Yang Mendasari Prosedur Pengajaran Remedial ....................................................................... 21
BAB III KESIMPULAN ............................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 28
Lampiran I ....................................................................................................... 29
Lampiran II ...................................................................................................... 39
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tidak dapat dipungkiri bahwa tujuan umum dari kegiatan belajar mengajar
di dalam kelas adalah agar siswa dapat menguasai bahan-bahan pelajaran sesuai
dengan tujuan-tujuan yang diharapkan. Pada saat proses belajar mengajar dikelas
selesai, guru mengharapkan agar siswa menguasai materi pelajaran yang telah
disampaikan dengan baik. Namun masih ada sebagian siswa yang hasil belajarnya
tidak sesuai dengan apa yang diharapkan sebagaimana tercermin dalam hasil
belajar yang mereka peroleh.
Menurut pakar Matematika,
(http://zainurie.wordpress.com/2007/05/14/pakar-matematika-bicara-tentang-
prestasi-pendidikan-matematika-indonesia/) banyak faktor yang mempengaruhi
dalam rendahnya prestasi belajar matematika. Salah satunya siswa di Indonesia
lebih banyak mengerjakan soal yang diekspresikan dalam bahasa dan simbol
matematika yang diatur dalam konteks yang jauh dari realitas kehidupan sehari-
hari. Akibatnya, siswa sering kali merasa bosan dan menganggap matematika
sebagai pelajaran yang tidak menyenangkan. Mereka pun tidak mampu
menerapkan teori di sekolah untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-
hari. Untuk itu diharapkan guru harus mampu memperhatikan tingkat kemampuan
siswa, hal ini karena setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda dalam
menyerap materi pelajaran. Ada yang cenderung cepat dan ada yang lambat. Maka
harus dipertimbangkan apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki hasil belajar
siswa.
Salah satu bantuan yang diberikan adalah melalui pengajaran remedial.
Dengan diberikannya pengajaran remedial diharapkan siswa mendapat
peningkatan baik dari segi pemahaman maupun dari hasil belajar siswa itu sendiri.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik mengkaji suatu upaya untuk
memperbaiki hasil belajar siswa khususnya dalam pelajaran matematika yang
berjudul “Pengajaran Remedial dalam Pembelajaran Matematika”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah dari
makalah ini yaitu “Bagaimana Pengajaran Remedial dalam Pembelajaran
Matematika?”.
C. Batasan Masalah
Adapun yang menjadi batasan makalah ini adalah pengajaran remedial
dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan operasi hitung penjumlahan
dan pengurangan pecahan di kelas V SD.
D. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, yang menjadi tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk menambah wawasan penulis dan peserta seminar
tentang pengajaran remedial dalam pembelajaran matematika.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengajaran Remedial
Zainal Aqib dan Elman Rohmanto (2007:15) mengatakan bahwa
pengajaran remedial adalah pemberian ilmu pengetahuan, teknologi dan
keterampilan agar anak memiliki kecerdasan serta intelektualitas dan penguasaan
emosi supaya hidupnya kelak dapat sejahtera.
Ahmadi (2003:153) mengatakan pengajaran remedial adalah suatu bentuk
pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan atau dengan singkat
pengajaran yang membuat jadi baik.
Maka pengajaran remedial adalah bentuk khusus pengajaran yang bersifat
untuk menyembuhkan, membetulkan atau membuat menjadi baik. Seperti telah
kita ketahui bahwa dalam proses belajar mengajar siswa diharapkan dapat
mencapai hasil sebaik-baiknya sehingga bila ternyata ada siswa yang belum
berhasil sesuai dengan harapan maka diperlukan suatu proses pengajaran yang
membantu agar tercapainya hasil belajar yang diharapkan.
B. Pengertian Pembelajaran Matematika
Sagala (2003:61) mengatakan bahwa pembelajaran merupakan
membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar
merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.
Dimyanti dan Mudjiono (Sagala, 2003:62) mengatakan bahwa
pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional,
untuk membuat siswa belajar aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber
belajar.
James dan James (Karso dkk, 1993:2) mengatakan bahwa matematika
adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep
yang berhubungan lainnya dengan jumlah banyak.
Lerner (MulyonoAbdurrahman 2003:252) mengemukakan bahwa
matematika disamping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal
yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat dan mengkomunikasikan ide
mengenai elemen dan kuantitas.
Dari uraian di atas, penulis mencoba menyimpulkan bahwa pembelajaran
matematika adalah suatu kegiatan belajar mengajar yang sistematis dan
terprogram yang dilaksanakan untuk mengembangkan kemampuan berpikir dalam
menyelesaikan masalah-masalah yang berkenaan dengan bentuk, susunan dan
konsep-konsep dan dapat dikomunikasikan.
C. Kriteria – kriteria Keberhasilan Pengajaran Remedial
http://uticom.blogspot.com/2009/12/konsep-dasar-pengajaran-remedial- 4.html
Kriteria-kriteria keberhasilan pengajaran remedial yaitu:
a. Berkembangnya pemahaman baru yang diperoleh peserta didik berkaitan
dengan masalah yang dibahas;
b. Perasaan positif sebagai dampak dari proses dan materi yang dibawakan
melalui layanan, dan
c. Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh peserta didik sesudah
pelaksanaan remedial dalam rangka mewujudkan upaya lebih lanjut
pengentasan masalah belajar yang dialaminya.
Beberapa kriteria dari keberhasilan dan efektivitas remedial yang telah
diberikan, yaitu apabila:
a. Peserta didik telah menyadari (to be aware of) atas adanya masalah yang
dihadapi.
b. Peserta didik telah memahami (self insight) permasalahan yang dihadapi.
c. Peserta didik telah mulai menunjukkan kesediaan untuk menerima
kenyataan diri dan masalahnya secara obyektif (self acceptance).
d. Peserta didik telah menurun ketegangan emosinya (emotion stress release).
e. Peserta didik telah menurun penentangan terhadap lingkungannya
f. Peserta didik mulai menunjukkan kemampuannya dalam
mempertimbangkan, mengadakan pilihan dan mengambil keputusan secara
sehat dan rasional.
g. Peserta didik telah menunjukkan kemampuan melakukan usaha–usaha
perbaikan dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya, sesuai dengan
dasar pertimbangan dan keputusan yang telah diambilnya.
D. Tujuan Pengajaran Remedial
Secara khusus pengajaran remedial bertujuan agar siswa yang mengalami
kesulitan belajar dapat mencapai hasil belajar yang diinginkan pihak sekolah
melalui proses, perbaikan.
Menurut Ahmadi (2003:154) tujuan pengajaran remedial adalah sebagai
berikut:
1. Agar siswa dapat memahami dirinya khususnya prestasi belajarnya.
2. Dapat memperbaiki/mengubah cara belajar ke arah yang lebih baik.
3. Dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat.
4. Dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan yang dapat mendorong
tercapainya hasil belajar yang lebih baik.
5. Dapat melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan kepadanya dan
mampu mengatasi hambatan penyebab kesulitan belajar.
B. Fungsi Pengajaran Remedial
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono mengungkapkan pembelajaran remedial
mempunyai fungsi yang penulis sarikan sebagai berikut:
1) Fungsi Korektif:
Artinya pembelajaran remedial dapat dilakukan dalam pembetulan atau
perbaikan dalam hal penulisan tujuan, penggunaan metode, cara-cara belajar,
materi dan alat belajar, evaluasi dan sebagainya.
2) Fungsi Pemahaman:
Artinya pembelajaran remedial, guru dan siswa atau pihak lainnya dapat
memperoleh yang lebih baik mengenai pribadinya sendiri.
3) Fungsi Penyesuaian:
Artinya pembelajaran remedial dapat membentuk siswa yang mampu
beradaptasi atau menyesuaikan diri di lingkungan tempat belajarnya.
4) Fungsi Pengayaan :
Artinya pembelajaran remedial dapat memperkaya proses pembelajaran,
sehingga materi lebih luas, lebih banyak dan lebih mendalam dibandingkan
dengan pengajaran regular.
5) Fungsi Akselerasi :
Artinya pembelajaran remedial dapat mempercepat proses pembelajaran, baik
dari segi waktu maupun materi, sehingga pembelajaran dapat berlangsung
lebih efektif dan efisien.
6) Fungsi Therapeutic:
Artinya secara langsung atau tidak, pembelajaran remedial dapat membantu
atau menyembuhkan atau memperbaiki kondisi kepribadian siswa yang
menyimpang, sebaliknya pencapaian prestasi belajar dalam pembelajaran juga
mempengaruhi pribadi siswa.
C. Perbandingan Pengajaran Remedial dengan Pengajaran Biasa
Ada beberapa hal yang membedakan pengajaran biasa dengan pengajaran
remedial baik dari waktu maupun cara penggunaanya, antara lain sebagai berikut:
a. Kegiatan belajar biasa sebagai program belajar mengajar dikelas semua siswa
ikut berpatisipasi.
Pengajaran remedial diadakan setelah diketahui kesulitan belajar kemudian
diadakan pelayanan khusus.
b. Tujuan pengajaran biasa dalam rangka mencapai tujuan pengajaran yang
ditetapkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan sama untuk semua
siswa.
Pengajaran remedial tujuannya disesuaikan dengan kesulitan belajar siswa
walaupun tujuan akhirnya sama.
c. Pengajaran biasa dilakukan oleh guru sedangkan pengajaran perbaikan
oleh tim( kerja sama )
d. Pengajaran remedial lebih ditentukan pada pendekatan individual.
e. Pengajaran remedial evaluasinya disesuaikan dengan kesulitan belajar yang
dialami oleh siswa.
G. Macam – Macam Metode Pengajaran Remedial
http://ridhopsi.blogspot.com. Picture Window template oleh Josh Peterson .
Gambar template oleh fpm . Didukung oleh Blogger .
Metode mengajar dapat diartikan sebagai suatu cara yang harus dilalui untuk
menyajikan bahan pengajaran agar tercapai tujuan pengajaran. Hakekat tujuan
adalah merupakan petunjuk bagi guru untuk memilih satu atau serangkaian
metode yang efektif. Dengan demikian maka metode mengajar adalah:
merupakan salah satu komponen dari proses belajar mengajar
merupakan alat mencapai tujuan, yang didukung oleh alat-alat bantu
mengajar
merupakan kebutuhan dalam suatu sistem pendidikan.
Adapun faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan dan
penggunaan metode mengajar secara efektif adalah:
1. Tujuan pengajaran
Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan bertujuan, yang terikat dan
terarah pada tujuan serta dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan. Dalam
memilih metode hendaknya disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai
dengan metode tersebut.
2. Bahan pengajaran
Bahan pengajaran merupakan materi yang perlu diberikan atau dipelajari
siswa agar tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai. Bahan pengajaran dapat
berupa pengertian, bidang pengatahuan, bidang sosial, negara, lingkungan hidup,
dan sebagainya sesuai dengan jenis sekolah dan kematangan perkembangan
pribadi serta potensi dan bakat anak.
3. Guru/pendidik
Tugas guru paling utama adalah mengajar dan mendidik. Sebagai pengajar
guru merupakan medium atau perantara aktif antara murid dan ilmu pengetahuan.
Sedangkan sebagai pendidik guru merupakan medium aktif antara murid dan
filsafat negara dan kehidupan masyarakat dalam segala seginya dan dalam
mengembangkan kepribadian siswa serta mendekatkan mereka dengan pengaruh-
pengaruh dari luar yang baik dan menjauhkan mereka dari pengaruh-pengaruh
yang buruk.
Dalam melaksanakan tugasnya, guru harus mampu memilih dan menggunakan
metode yang tepat, maka guru perlu mempertimbangkan kemampuannya dalam
hal penguasaan terhadap berbagai metode mengajar.
4. Anak didik
Anak didik dalam proses belajar mengaja dapat sebagai obyek dan subyek
dalam proses pengajaran. Dikatakan sebagai obyek karena siswa adalah menjadi
sasaran dalam proses mengajar oleh guru, sedangkan sebagai subyek karena siswa
dalam belajar adalah pelaku dalam proses belajar membelajarkan diri agar terjadi
perubahan pada dirinya baik menyangkut ranah kognitif, afektif maupun
psikomotorik. Dalam memilih metode mengajar hendaknya guru
mempertimbangkan faktor anak didik, yaitu tingkat pengetahuan, kemampuan dan
kematangan anak didik.
5. Situasi mengajar
Maksudnya situasi atau sekitar di mana siswa sedang melaksanakan
kegiatan belajar, juga menuntut metode yang berlainan sesuai dengan yang
diperlukan.
Metode pengajaran remedial merupakan metode yang dilaksanakan dalam
keseluruhan kegiatan bimbingan kesulitan belajar mulai dari langkah-langkah
identifikasi kasus sampai dengan langkah tindak lanjut. Beberapa metode yang
dapat dilaksanakan dalam pengajaran remedial yaitu:
1. Metode Pemberian Tugas
Merupakan metode yang dilakukan guru dengan memberikan tugas-tugas
tertentu kepada murid baik secara kelompok maupun secara individual, kemudian
diminta pertanggung jawaban atas tugas-tugas tersebut. Adapun penetapan jenis
dan sifat tugas yang diberikan disesuaikan dengan jenis, sifat dan latar belakang
kesulitan belajar yang dihadapi.
Hal-hal yang harus diperhatikan guru dalam memberikan tugas kepada
murid, yaitu:
1. jika tugas yang diberikan bermaksud untuk mengenal kasus dan
mendiagnosis kesulitan belajar, hendaknya ditetapkan secara jelas cara-
cara mengerjakan tugas dan patokan penilaian tugas, sehingga dapat
dengan mudah mengenal kasus dan menetapkan jenis serta sifat kesulitan
belajar.
2. jika metode pemberian tugas digunakan sebagai bentuk bantuan, maka
perlu diperhatikan langkah-langkah:
1. menetapkan jenis tugas yang akan diberikan sesuai dengan
kesulitan yang dihadapi.
2. menetapkan sifat tugas yang akan diberikan untuk individual atau
kelompok.
3. membuat petunjuk yang jelas tentang cara pengerjaan tugas.
4. selama tugas dikerjakan perlu diadakan pengamatan secara cermat.
5. membuat patokan-patokan penilaian.
6. mengadakan penilaian secara cermat setelah tugas diselesaikan.
Keuntungan metode pemberian tugas:
1. murid lebih memahami dirinya, baik kemampuan maupun kemampuan
dirinya.
2. murid dapat memperluas dan memperdalam materi yang dipelajari.
3. murid dapat memperbaiki cara-cara belajar yang telah dilakukan.
4. terdapat kemajuan belajar pada murid baik secara individual maupun
kelompok.
2. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu proses pendekatan dari murid dalam
memecahkan berbagai masalah secara analitis ditinjau dari berbagai titik
pandangan. Tujuannya adalah memecahkan masalah, suatu pertemuan pendapat
atau suatu kompromi yang disepakati bersama sebagai gambaran dari gagasan
terbaik yang diperoleh dari pembicaraan bersama.
Dalam pengajaran remedial, metode diskusi dapat digunakan sebagai salah
satu metode dengan memanfaatkan interaksi antar individu dalam kelompok
untuk memperbaiki kesulitan belajar. Peranan guru dalam diskusi adalah
merangsang dan mengarahkan jalannya diskusi.
Langkah-langkah pelaksaan metode diskusi
1. tetapkan dengan pasti bahwa metode diskusi dapat digunakan sebagai
salah satu metode pengajaran remedial
2. menetapkan materi yang didiskusikan serta langkah-langkah yang akan
ditempuh
3. menetapkan tujuan yang akan dicapai melalui diskusi tersebut
4. tetapkan siapa yang akan dibantu dengan diskusi tersebut, apakah seorang
murid atau sekelompok murid dengan kesulitan belajar tertentu
5. membentuk kelompok diskusi dan menjelaskan kepada peserta diskusi
tentang langkah-langkah dan hasil yang akan dicapai dalam diskusi
6. tetapkan alat-alat atau sarana yang diperlukan
7. berikan arahan dan dorongan selama diskusi berlangsung
8. membuat pedoman observasi untuk menilai jalannya diskusi
9. melakukan penilaian pada akhir diskusi untuk memperoleh gambaran
keberhasilan diskusi
10. menetapkan kegiatan sebagai tindak lanjut
Keuntungan metode diskusi
1. masing-masing murid dapat mengenal dirinya dan kesulitan yang dihadapi
serta berusaha menemukan pemecahannya
2. mempererat hubungan antara kegiatan kelas dengan tingkat perhatian dan
derajat pengertian dari para anggota kelas
3. meningkatkan interaksi dalam kelompok dan dapat menumbuhkan sikap
saling mempercayai
4. menumbuhkan rasa tanggung jawab
5. dengan diskusi murid dapat mengenal dan percaya pada diri sendiri secara
lebih mendalam dan mengarahkannya secara lebih baik
3. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab merupakan bentuk interaksi langsung secara lesan
antara guru dengan murid. Dalam pengajaran remedial metode tanya jawab dapat
dilakukan dalam bentuk dialog antara guru dengan murid yang mengalami
kesulitan belajar. Dalam hubungan ini guru dapat mengetahui murid yang
mengalami kesulitan belajar dan mengenal jenis atau sifat kesulitan belajar yang
dihadapi melalui tanya jawab .Berdasarkan jenis dan sifat kesulitan yang dihadapi
murid, maka tujuan pengajaran remedial adalah:
1. untuk membantu murid mengenal dirinya secara lebih mendalam
2. membantu murid mengenali kelebihan dan kekurangannya
3. membantu murid memperbaiki cara belajarnya
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan metode
tanya jawab
1. menetapkan metode tanya jawab sebagai metode yang tepat
2. menguasai teknik-teknik bertanya sebagai cara bertanya yang bersifat
penyembuhan
3. menciptakan suasana terbuka, menyenangkan dan hubungan yang penuh
pengertian dan pemahaman
4. menetapkan tujuan sebagai patokan keberhasilan
5. melakukan penilaian selama dan akhir tanya jawab
6. membuat penilaian selama tindak lanjut tanya jawab
Keuntungan meetode tanya jawab dalam pengajaran remedial
1. dapat meningkatkan pengertian antara guru dan murid
2. memungkinkan hubungan yang lebih dekat antara guru dengan murid
3. dapat meningkatkan motivasi belajar murid
4. dapat menumbuhkan rasa harga diri kepada murid
5. dapat meningkatkan pemahaman diri pada murid
4. Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok adalah penyajian dengan cara pemberian tugas-
tugas untuk mempelajari sesuatu kepada kelompok-kelompok belajar yang sudah
ditentukan dalam rangka mencapai tujuan. Dalam kerja kelompok yang terpenting
adalah interaksi antar anggota kelompok dan dari interaksi ini diharapkan akan
terjadi perbaikan pada diri murid yang mengalami kesulitan dalam belajar.
Langkah-langkah dalam kegiatan kelompok
1. Tetapkan sekelompok murid yang mengalami kesulitan belajar, dalam hal
apa kesulitan itu terjadi dan apa latar belakangnya.
2. Tetapkan karakteristik hubungan sosial murid yang mengalami kesulitan
belajar. Misal: dengan siapa ia sering bergaul, dll
3. Tetapkan jenis kegiatan kelompok yang akan dilakukan.
4. Membentuk kelompok dengan memperhatikan besarnya kelompok, ciri-
ciri anggota kelompok dan pemimpin kelompok.
5. Penjelasan tentang tata kerja kegiatan kelompok.
6. Pelaksanaan kegiatan kelompok.
7. Evaluasi kegiatan kelompok.
8. Tindak lanjut kegiatan.
Keuntungan metode kerja kelompok
1. Dapat dicapai adanya pemahaman diri dan saling pengertian diantara
anggota kelompok
2. Adanya pengaruh anggota kelompok yang dianggap cakap dan
berpengalaman
3. Kehidupan kelompok dapat meningkatkan minta belajar
1. Kehidupan dan kerja kelompok dapat memupuk rasa tanggung jawab.
5. Metode Tutor Sebaya
Tutor sebaya adalah seorang murid atau beberapa murid yang ditunjuk dan
ditugaskan untuk membantu murid tertentu yang mengalami kesulitan belajar.
Murid yang dipilih sebagai tutor adalah murid yang tergolong dalam
prestasi belajarnya baik dan mempunyai hubungan sosial baik dengan teman-
temannya, terutama dengan murid yang mengalami kesulitan belajar.
Keuntungan metode tutor sebaya
1. Dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri
2. Adanya hubungan yang lebih dekat dan akrab antara murid yang dibantu
dengan tutor yang dibantu.
3. Bagi tutor, kegiatan remedial merupakan kesempatan untuk pengayaan
dalam belajar dan juga dapat menambah motivasi belajar.
6. Metode Pengajaran Individual
Pengajaran individual adalah suatu bentuk proses belajar mengajar yang
dilakukan secara individual, artinya dalam bentuk interaksi antara guru dengan
seorang murid secara individual. Dengan pengajaran individual ini guru
mempunyai banyak waktu untuk memonitor kemajuan belajar murid, mendorong
murid agar belajar giat dan membantu secara langsung murid menghadapi
kesulitan-kesulitannya.
Untuk melaksanakan pengajaran individual dalam pengajaran remedial, maka
guru dituntut memiliki kemampuan sebagai pembimbing (misal: ulet, sabar,
bertanggung jawab, menerima, memahami, disenangi, dsb), mampu menciptakan
suasana sedemikian rupa sehingga dalam proses pengajaran terjadi interaksi yang
bersifat membantu.
H. Prinsip Pengajaran Matematika dan Aktivitas Untuk Pengajaran
Remedial
Ada beberapa prinsip dalam pengajaran matematika. Prinsip-prinsip tersebut
tidak hanya berlaku dalam pengajaran matematika umumnya tetapi juga dalam
pengajaran remedial. Berikut ini secara ringkas dibahas berbagai prinsip yang
mencakup:
1. Perlunya menyiapkan anak untuk belajar matematika
Banyak anak berkesulitan belajar matematika yang penyebabnya adalah
kurangnya kesiapan anak untuk mempelajari bidang studi tersebut.
Diperlukan banyak waktu dan tenaga untuk membangun kesiapan belajar
agar anak tidak mengalami banyak masalah dalam bidang studi
matematika. Berikut ini dikemukakan berbagai bentuk kegiatan belajar
prasangka yang menjadi landasan bagi anak dalam belajar matematika.
Berbagai bentuk kegiatan belajar tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menyebutkan arti pecahan
2. Mengelompokkan pecahan berdasarkan jenisnya
3. Mengenal operasi-operasi pada pecahan
4. Menghitung nilai pecahan
2. Mulai dari yang konkret ke yang abstrak
Siswa dapat memahami konsep-konsep dengan baik jika pengajaran mulai
dari yang konkret ke abstrak.
Guru hendaknya merancang tiga tahapan belajar yaitu:
a. Tahap konkret
b. Tahap representasional dan
c. Tahap abstrak.
a.d.1. Tahap konkret
- Siswa memanipulasi berbagai objek nyata dalam belajar keterampilan.
- Siswa harus melihat, meraba dan memindahkan ½ batang coklat dan ½
batang coklat.
a.d.2. Tahap representasional
Suatu gambar dapat mewakili obyek nyata. Sebagai contoh (gambar
coklat).
+ =
a. d.3. Tahap abstrak
Angka akhirnya menggantikan gambar atau simbol grafis. Sebagai
contoh
½ + ½ = 1
3. Menyediakan kesempatan untuk berlatih dan mengulang
Jika siswa dituntut untuk mampu mengaplikasikan berbagai konsep secara
hampir otomatis, maka mereka memerlukan banyak latihan dan ulangan.
4. Generalisasi ke situasi baru
Siswa hendaknya memperoleh kesempatan yang cukup untuk
menggeneralisasikan keterampilan mereka ke dalam banyak situasi.
1. Menyadari kelemahan dan kekuatan siswa
Sebelum membuat keputusan tentang tehnik yang akan digunakan
untuk mengajar siswa, guru harus memahami kemampuan dan
ketidakmampuan siswa, termasuk penguasaan matematika dan
operasi-operasi yang dilakukan siswa dalam pecahan.
2. Membangun fondasi yang kokoh tentang konsep dan keterampilan
matematika.
Belajar matematika harus dibangun atas dasar fondasi yang kokoh
tentang konsep dan keterampilan.Fondasi yang kokoh tersebut dapat
diperoleh jika guru:
1. Menekankan pembelajaran matematika lebih pada
pemberian jawaban atas berbagai persoalan daripada menghafal
tanpa pemahaman.
2. Memberikan kesempatan yang cukup kepada siswa untuk melakukan
generalisasi ke berbagai macam aplikasi dan pengalaman dengan
berbagai cara memecahkan masalah dari apa saja yang dipelajari.
3. Menyajikan pembelajaran yang seksama sehingga siswa memperoleh
pelatihan yang diperlukan.
Untuk aktivitas pengajaran remedial mencakup tiga kategori yaitu:
1. Pengajaran konsep matematika
Apabila kita ingin mengetahui apakah siswa benar – benar memahami
topik penjumlahan pecahan, kita dapat memberikan contoh soal dengan
jawaban yang benar dan salah sebagai berikut.
Benar atau salahkah pernyataan di bawah ini?
Apabila siswa mengatakan salah pada contoh soal dengan jawaban salah,
serta dapat memperbaikinya maka siswa tersebut benar-benar paham.
2. Keterampilan
Pembinaan keterampilan dapat dilakukan dengan pemberian latihan soal,
termasuk soal cerita. Bentuk soal dapat diberikan secara tertulis maupun
lisan. Misalnya sebagai berikut:
a. Fadli dan Imran masing-masing mempunyai bagian kue. Berapa
banyakkah kue Fadli dan Imran?
b. Sinta telah menyelesaikan pekerjaan, sedangkan Rudy telah
menyelesaikan bagian pekerjaan. Berapa bagian pekerjaan yang
telah diselesaikan oleh mereka berdua?
3. Pemecahan Masalah
Contoh:
Yeni mempunyai sejumlah uang. Sebanyak dari uangnya digunakan
untuk membeli buku tulis. Kemudian ayahnya memberi uang yang
besarnya bagian dari uangnya semula. Berapa banyak uang Yeni
sekarang dibandingkan dengan uang semula?
Jawab:
Uang Yeni mula-mula dianggap 1 atau .
Secara perhitungan dapat diringkas sebagai:
Jadi, uang Yeni sekarang adalah 1 dari uangnya semula.
I. Asumsi - asumsi Yang Mendasari Prosedur Pengajaran Remedial
http:www.Pendekatan pembelajaran strategi, metode, dan tehknik belajar
mengajar.com/Rani.wordpress.com/2010 .
Pengembangan prosedur sistem pengajaran remedial didasari pokok-pokok
pikiran yang berlaku untuk prinsip belajar tuntas (mastery learning). Pokok-
pokok pikiran yang dimaksud adalah:
1) Terdapat keragaman indiviadual dalam kemampuan (kecepatan belajar),
2) Sampai batas normal tertentu, setiap individu dapat mencapai tingkat
penguasaan (level of mastery) prestasi belajar tertentu.
3) Proses belajar mengikuti asas keseimbangan (continuess progress).
Strategi dan Teknik Pendekatan Pengajaran Remedial
1. Strategi dan Teknik Pendekatan Pengajaran Remedial Yang Bersifat
Kuratif
Tindakan pengajaran dikatakan sifat kuratif kalau dilakukan setelah
program Proses Belajar Mengajar (PBM) utama selesai diselenggarakan.
Program PBM dapat diartikan sebagai program untuk tiap pertemuan,
untuk satuan unit bahan pelajaran atau satuan waktu (mingguan, bulanan,
triwulan, semesteran, tahunan.) tertentu. Sasaran pokok dari tindakan ini
adalah agar siswa yang prestasinya rendah diusahakan dapat suatu saat
dapat memenuhi kritetiria keberhasilan minimal. Dan sedangkan siswa
yang telah mencapai kriteria keberhasilan minimal, suatu saat dapat
diperkaya atau lebih ditingkatkan lagi.
Untuk mencapai sasaran pokok tersebut para ahli telah mengembangkan
beberapa teknik pendekatan seperti:
a. Pengulangan (repetition)
b. Pengayaan (enrichment)
c. Pengukuhan (reinforcement)
d. Percepatan (accelaration)
2. Strategi dan Pendekatan Yang Bersifat Preventif
Jika dalam pendekatan kuratif, tindakan rmedial bertolak dari hasil post
teaching diagnostic, berdasarkan data hasil pre-test / sumatif, maka
pndekatan preventif bertolak belakang dengan pre-test atau test of entering
behaviors. Maka siswa dapat diidentifikasikan dalam 3 kategori, yaitu :
Siswa normal,
Siswa cepat,
Siswa lambat.
Dari ketiga perkiraan tersebut, maka setidaknya ada tiga teknik
pembelajaran yang bersifat remedial, yaitu :
a). Layanan Kelompok Belajar Homogen
Program pembelajaran pada ketiga kelompok siswa tersebut, ruang
lingkupnya ekuivalen, tetapi diorganissasikan secara relatif berbeda. Perbedaan
tersebut terletak pada cara menenangkannya.
b). Layanan Pembelajaran Individual
Pada dasarnya konsep ini sama dengan diatas, yaitu penyesuaian dengan
kondisi objectif siswa. Pada teknik ini setiap individu mempunyai program
tersendiri. Siswa mempunyai kebebasan melakukan kegiatan-kegiatan atau
berkonsultasi dengan gurunya, tidak terikat dengan keharusan mengikuti jam
belajar seperti biasa di kelas. Siswa hanya terikat pada batas waktu akhir periode
pelajaran yang ditetapkan, seperti triwulan, semesteran. Meskipun siswa belajar
individual, tetapi harus mengikuti test sumatif tertentu yang telah diorganisasikan
secara baku. Program ini sangat ccocok untuk system pembelajaran dengan
modul.
c). Layanan Pembelajaran Secara Kelompok
Pada teknik ini siswa berada pada satu kelas yang sama dan pada program
pembelajaran yang sama pula. Namun bagi siswa yang mempunyai kesulitan
tertentu, telah disediakan tempat, waktu untuk pelayanan remedial secara khusus.
Begitu juga dengan siswa yang cepat, juga disediakan program pengayaan khusus.
Setelah selesai dengan program remedial atau pengayaan, para siswa kembali
dalam kelompok belajar utama bersama-sama dengan teman sekelasnya. Pada
akhirnya mereka juga harus menempuh post-test atau test sumatif secara
bersamaan pula.
3. Strategi dan Teknik Pendekatan Pengajaran Remedial Bersifat Pengembangan
(Development)
Sasaran utama pendekatan ini adalah agar siswa bisa menghadapi
hambatan / kesulitan yang mungkin dialaminya selama melaksanakan kegiatan
proses belajar mengajar. Mereka diberi bantuan segera(immediate treatment) dari
waktu ke waktu selama berlangsung pembelajaran. Harapan dari teknik ini adalah
siswa diharapkan akan menyelesaikan program secara tuntas sesuai dengan
kriteria keberhasilan yang telah ditentukan. Agar strategi dan teknik pendekatan
ini dapat diopersionalkan secara teknis dan sistematis, diperlukan adanya
pengorganisasian program pembelajaran / PBM yang sistematis.
Pengajaran remedial yang merupakan salah bentuk bimbingan belajar dapat
dilaksanakan sebagai berikut:
1. Pemberian layanan khusus yaitu bimbingan dan konseling
Tujuan dari layanan khusus bimbingan ini adalah mengusahakan agar
murid yang menjadi kasus itu terbatas dari hambatan mental emosional
sehingga siap menghadapi kegiatan belajar secara wajar. Hal ini dapat
dilakukan oleh petugas-petugas BP atau psikolog ataupun konselor yang ahli
di bidangnya. Tetapi ada kalanya kasus ini dapat dilakukan oleh guru sendiri.
2. Pelaksanaan Remedial.
Sasaran pokok pada langkah ini adalah peningkatan hasil belajar siswa
maupun kemampuan menyesuaikan diri sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan sebelumnya oleh guru.
3. Melakukan pengukuran kembali terhadap prestasi belajar.
Dengan diselesaikannya pelaksanaan pengajaran remedial, maka
selanjutnya dilakukan pengukuran terhadap perubahan pada diri murid yang
bersangkutan. Apakah dia sudah dapat mencapai apa yang telah direncanakan
dalam kegiatan pengajaran remedial atau belum. Untuk mengetahui hal itu
dilakukan pengukuran terhadap prestasinya kembali dengan alat test sumatif
seperti yang dipergunakan pada proses belajar mengajar yang sesungguhnya.
4. Melakukan re-evaluasi dan re-diagnostik.
Hasil pengukuran yang dilakukan pada langkah 4 kemudian ditafsirkan
dengan membandingkan dengan kriteria seperti pada proses belajar mengajar
yang sesungguhnya.
Adapun hasil penafsiran itu dapat terjadi 3 kemungkinan yaitu sebagai berikut.
1. Kasus menunjukkan kenaikan prestasi yang dihasilkan sesuai dengan
kriteria yang diharapkan.
2. Kasus menunjukkan kenaikan prestasi namun belum memenuhi kriteria
yang diharapkan.
3. Kasus belum menunjukkan perubahan yang berarti dalam hal prestasi.
Sebagai tindak lanjut dari langkah pengajaran remedial adalah adanya 3
kemungkinan yaitu:
a. Bagi kasus yang berhasil,maka selanjutnya diteruskan ke program
berikutnya.
b. Bagi kasus yang belum berhasil sepenuhnya diserahkan kepada
pembimbing.
c. Bagi kasus yang belum berhasil perlu didiagnosis lagi untuk
mengetahui letak kelemahan pengajaran remedial untuk selanjutnya
diadakan ulangan dengan alternatif yang sama.
Beberapa tipe pengajaran remedial yakni sebagai berikut:
a. Tipe ringan yaitu : Dengan menerangkan kembali dengan suasana yang
lebih serius.
b. Tipe sedang yaitu : Guru yang menangani secara khusus, dapat menerapkan
tutor sebaya.
c. Tipe berat yaitu : Karena kondisi atau kemampuan siswa tidak
memungkinkan, guruperlu kerja sama dengan pihak
lain.
BAB III
KESIMPULAN
1. Pengajaran remedial pada hakikatnya merupakan kewajiban bagi semua guru
setelah mereka melakukan evaluasi formatif dan menemukan adanya anak
yang belum mampu meraih tujuan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Tugas untuk memberikan pengajaran remedial yang hasil belajarnya rendah
merupakan tugas yang berat, sebaiknya diserahkan kepada guru yang memiliki
keahlian khusus dalam pelayanan pendidikan yang hasil belajarnya rendah.
3. Dalam langkah pelaksanaan remedial perlu menegakkan diagnosis yaitu
menentukan jenis data penyebab rendahnya hasil belajar dan alternatif
pengajaran remedial diharapkan mampu mencapai hasil belajar siswa dalam
pelajaran matematika secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman,Mulyono,2003.Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.Rineka Cipta, Jakarta.
Ahmadi Abu dan Supriyono Widodo,2003.Psikologi Belajar.Rineka Cipta, Jakarta.
Aquib Zaenal dan Rohmanto Elham,2007.Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah.Yrama Widya, Bandung.
Heruman,2007.Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar.Rosda Karya, Bandung.
Karso,dkk . 1993. Dasar – dasar Pendidikan MIPA. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sagala, Saiful. 2003.Konsep dan Makna Pembelajaran.CV.Alpabeta,Bandung.
Suyati M, Khafid. 2004. Pelajaran Matematika Penekanan Pada Berhitung di kelas V SD. Erlangga, Jakarta.
( http://zainurie.wordpress.com/2007/05/14/pakar-matematika-bicara-tentang- prestasi-pendidikan-matematika-indonesia/)
( http://uticom.blogspot.com/2009/12/konsep-dasar-pengajaran-remedial-4.html )
(http://ridhopsi.blogspot.com. Picture Window template oleh Josh Peterson . Gambar template oleh fpm . Didukung oleh Blogger ).
(http:www.Pendekatan pembelajaran strategi, metode, dan tehknik belajar mengajar.com/Rani.wordpress.com/2010 .
Lampiran1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V/Ganjil
Standar Kompetensi : Melakukan dan menentukan operasi penjumlahan
dan pengurangan pada pecahan
Kompetensi Dasar : Menghitung penjumlahan dan pengurangan pecahan
dalam pemecahan masalah
Indkator : - Menjumlahkan pecahan biasa dengan pecahan
campuran.
- Menjumlahkan tiga pecahan berpen yebut
tidak sama secara berturut – turut.
- Mengurangkan pecahan berpenyebut tidak
sama secara berturut – turut.
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran berlangsung siswa diharapkan dapat :
- Melakukan operasi hitung penjumlahan pecahan biasa dengan campuran.
- Menghitung penjumlahan tiga pecahan dengan berpenyebut tidak sama.
- Menghitung pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama.
- Menghitung pengurangan tiga pecahan dengan berpenyebut tidak sma.
B. Materi Pembelajaran
Operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan
C. Metode Pembelajaran
- Diskusi kelompok
- Tanya jawab
- Penugasan
D. Langkah-langkah Pembelajaran
Pendahuluan
- Apersepsi
Siswa diajak memahami operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan.
- Motivasi
Memotivasi akan pentingnya mengusai materi ini dengan baik,untuk
mengajarkan siswa dalam memahami operasi penjumlahan dan
pengurangan pecahan.
Kegiatan Inti
Dengan berdialog dan berdiskusi siswa diajak memahami operasi penjumlahan
dan pengurangan pemecahan. Adapun tahapan sebagai berikut.
1. Mengjarkan penjumlahan pecahan biasa dan pecahan campuran.
Contoh:
Jawab:
( Penyebut disamakan, nilai pembilang disesuaikan )
= 1 + ( Pecahan dikelompokkan )
= 1 + ( Menjumlahan pemecahan terlebih dahulu )
= 1+ ( Pecahan biasa diubah menjadi pecahan campuran )
= ( Bilangan bulat dikelompokkan )
2. Mengajarkan penjumlahan tiga pecahan berpenyut tidak sama.
Contoh:
= …..
Jawab:
( Penyebut disanakan, nilai pembilang
disesuaikan)
= ( Penjumlahan pecahan )
= ( Merubah ke bentuk pecahan campuran )
= ( Menyederhanakan pecahan campuran )
3. Mengajarkan pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama.
Pecahan dengan penyebut tidak sama tidak dapat secara langsung
dikurangkan. Sebelumnya kedua pecahan ia harus disamakan
penyebutnya terlebih dahulu baru dapat dikurangkan.
Contoh:
=
4. Mengjarkan pengurangan tiga pecahan berpenyebut tidak sama
secara berturut – turut.
Contoh:
Jawab:
( Penyebut disamakan dengan menentukan
KPK dari tiga penyebut dan nilai
pembilang disesuaikan)
= ( Pecahan dikurangkan dengan
pecahan berikutnya)
= ( Hasil pengurangan pecahan
dikurangi dengan pecahan
berikutnya)
= (Hasil akhir )
Kegiatan Penutup
- Dengan bimbingan guru, siswa diminta untuk
membuat rangkuman materi
- Guru memberikan tugas rumah (PR)
B. Sumber belajar
Buku paket Matematika SD kelas V penerbit Erlangga oleh M. Khafid dan
Suyati
C. Penilaian
Teknik : tes tertulis
Bentuk Instrumen : tes isian
Insrumen/Soal :
Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan benar!
1.
2. .
3. …
4.
5.
6.
Kunci Jawaban
1.
= 4+
2.
=
=
=
=
3.
=
=
4.
=
5.
=
6.
=
Skor maksimum per soal
Skor
Butir soal
1 2 3 4 5 6
10 10 15 20 20 25
Table 1. Daftar nilai siswa pada tes awal
No Nama
Skor Per Butir Soal Jumlah
skor1 2 3 4 5 6
1 Bintang 10 5 10 20 10 25 80
2 Citra Dea 5 5 10 15 15 5 55
3 Debby 5 10 15 20 10 20 80
4 Debora 10 10 15 10 15 20 80
5 Dewi 10 10 10 5 20 25 80
6 Diana 10 5 5 10 15 5 50
7 Elvida 10 5 10 5 15 10 55
8 Eviana 5 10 5 10 20 5 55
9 Fernando 5 10 5 10 10 10 50
10 Fitri sari 10 10 10 15 15 20 80
11 Hartati 5 10 10 5 10 10 50
12 Henny 10 5 15 20 20 10 80
13 Jogi 5 5 5 10 5 15 45
14 Lisya 5 5 5 15 5 15 50
15 Mentari 10 10 5 20 5 5 55
16 Mitra 5 10 15 20 20 10 80
17 Nicky 10 5 10 15 10 20 80
18 Nora lestari 5 10 5 5 10 10 45
19 Nora dewi 10 5 5 5 10 5 40
20 Novia 10 5 15 10 5 5 50
21 Normaida 10 5 5 15 10 10 55
22 Poida 10 5 5 20 5 15 60
Tabel 2. Hasil evaluasi siswa pada tes awal (dalam %)
No No. butir Pencapaian butir Kriteria
1 1 80,28% Tuntas
2 2 40,86% Tidak tuntas
3 3 51,42% Tidak tuntas
4 4 40,86% Tidak tuntas
5 5 57,14% Tidak tuntas
6 6 51,42% Tidak tuntas
Table 3. Daftar nilai siswa setelah diadakan remedial
No Nama
Skor Per Butir Soal Jumlah
Skor1 2 3 4 5 6
1 Bintang 10 10 15 20 20 25 100
2 Citra Dea 10 5 15 20 20 25 95
3 Debby 5 10 10 25 20 25 95
4 Debora 10 10 15 20 20 25 100
5 Dewi 5 10 10 20 20 25 90
6 Diana 10 10 15 15 20 25 95
7 Elvida 10 5 15 15 20 25 90
8 Eviana 10 10 10 20 20 20 90
9 Fernando 10 5 15 20 15 25 90
10 Fitri sari 10 10 15 20 20 25 100
11 Hartati 10 10 15 20 20 25 100
12 Henny 10 5 15 20 20 20 90
13 Jogi 10 10 15 20 20 20 95
14 Lisya 5 10 15 20 20 25 95
15 Mentari 10 10 15 20 20 25 100
16 Mitra 10 10 15 20 20 25 100
17 Nicky 10 10 15 20 20 25 100
18 Nora lestari 10 10 15 20 20 20 95
19 Nora dewi 10 10 10 20 20 25 95
20 Novia 10 10 15 20 20 25 100
21 Normaida 10 10 10 20 20 20 90
22 Poida 10 10 15 20 20 25 100
Tabel 2. Hasil evaluasi siswa setelah pengajaran remedial (dalam %)
No No. botir Pencapaian butir Kriteria
1 1 80,86% Tuntas
2 2 88,57% Tuntas
3 3 77,14% Tuntas
4 4 88,57% Tuntas
5 5 77,14% Tuntas
6 6 85,71% Tuntas
Lampiran II
NAMA PENYAJI : JUNIARTI SINAGA
MODERATOR : SORIANDI SINAGA
NOTULIS : NOVELINA SITUMEANG
DISAJIKAN PADA : KAMIS, 08 JULI 2010
SESI I :
Penanya I : Hepayani Purba
Pertanyaan : Apa keuntungan dan kekurangan dalam pengajaran remedial
Jawaban : Keuntungannya:
1. Siswa menerima tambahan waktu untuk membahas kembali dari
hanya pembelajaran yang biasa diikuti dikelas,
2. Siswa memperoleh bantu mengidenfikasikan are belajar yang sulit
dan memberikan titian untuk mengisi kesenjangan dengan cara
mengadakan informasi tambahan aga mudah memahaminya.
3. Dalam kelompok kecil pada kelas remedial, akan sangat membantu
interaksi antara guru dan siswa selama pembelajaranyang
mengakibatkan siswa belajar dengan bermakna.
Kekuranganya:
Dapat memakai waktu dalam proses belajar yang sangat lama
Misalya mengadakan remedial atau bimbingan kepada siswa tersebut.
Penanya II : Matius Sitinjak
Pertanyaan: Sanggahan pada halalaman 3. Pengertian pengajaran remedial dan
seharusnya dilanjutkan dengan kutipan pengertian pembelajaran
matematika
Jawaban : Makasih dengan saudara matius. Saya akan memperbaiki makalah
seminarku lagi dengan baik akan memberikan tipan mengenai
pengertian pembelajaran matematika
Penanya III : Intan Manhiuruk
Pertanyaan: Pada halaman 22. Untuk mencapai sasaran pokok tersebut para ahli
telah mengembangkan beberapa teknik pendekatan seperti :
a. pengulangan (repetition), b. Pengayaan (encihmen), c. Percepatan
(accelaration). Coba jelaskan setiap poin tersebut
Jawaban : Pengulangan
Pelaksanaannya dapat secara langsung yaitu:
1) Individual, kalau ternyata yang mengalami kesulitan terbatas.
2) Kelompok, kalau ternyata sejumlah siswa dalam bidang studi
tertentu mempunyai kesulitan yang sama.
Pengayaan/pengukuhan
Layanan ini dikenakan pada siswa yang kelemahannya ringan dan
secara akademik mungkin termasuk berbakat dengan cara
pemberian tugas yang dapat dikerjakan di rumah ataupun di kelas.
Percepatan (akselerasi)
Layanan ini ditujukan kepada siswa yang berbakat tetapi
menunjukkan kesulitan psikososial (ego emosional) dengan jalan
mengadakan akselerasi atau promosi yang lebih tinggi kepada
program PBM utama berikutnya. Ada dua kemungkinan
pelaksanaannya, yaitu
1) Promosi penuh status akademinya ke tingkat yang lebih tinggi
sebatas kemungkinannya,kalau memang siswa tersebut
menunjukkan keunggulan yang menyeluruh dari semua bidang
studi yang ditempuhnya dengan luar biasa.
2) Maju berkelanjutan bila siswa tersebut hanya unggul di beberapa
bidang studi.
Penanya IV : Berthon
Pertanyaan: Pada poin 5 halaman 7. fungsi akselerasi:
artinya pembelajaran remedial dapat mempercepat proses belajar,
Apa maksud mempercepat proses belajar
Jawab : Layanan yang ditunjukkan kepada siswa yang berkat tetapi
menunjukkan kesulitan psikososial (ego emosional)
Misalya bila terjadi keseluruhan bidang studi unggul dibandingkan
kelompoknya dapat dinaikkan ketinggi lebih tinggi,
SESI II : Kritik Dan Saran Dari Bapak Dosen
http://uticom.blogspot.com/2009/12/konsep-dasar-pengajaran-remedial- 4.html
1. Buat kriteria – kriteria pengajaran remedial dalam materi pembelajaran
http://ridhopsi.blogspot.com. Picture Window template oleh Josh Peterson . Gambar
template oleh fpm . Didukung oleh Blogger .
2. Membuat metode pengajaran remedial