Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ISBN 178-b0e-a1q-aq5-0
PROSIDINGSEMINAR NASIONAL BAHASA DAN BUDAYA II
PEMERTAHANAN KEBERAGAMAN BAHASA DAN BUDAYASEBAGAI IDENTITAS NASIONAL
FAKUHAS ILMUBUDAYAUNIVERSITAS UDAYANA
2017
l
t .
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
MENANGKAL HOAX DENGAN BAHASA LOKAL:SEBUAH REFLEKSIKoeswinarno
PEMERTAHANAN BAHASA BALI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKANBAHASA: MASALAH DAN SOLUSI. . . . . . . . . . .Ni Nyoman Padmadewi
AL4,SABATAN BIU DAN PENGUATAN IDEOLOGI PATRIARKIDI DESA TENGANAN DAUH TUKADi Wayan Ardika
DOA MENYAMBUT IKAN PAUS DI PANTAI LAMALERA:KAJIAN METABAHASA.... . . . . , .I Nengah Sudipa
KEBERADAAN BAHASA BALI SEBAGAI IDENTITAS LOKALPADA TANDA LUAR RUANG DI DESA KUTA.I Wayan Mulyawan
PELESTARIAN CAGAR BUDAYA UPAYA MEWUJUDKAN DENPASARSEBAGAI KOTA PUSAKA.I Wayan Srijaya
BAGAIMANAKAH BERCERMIN DALAM BAHASATNDONESIA?.. . . . . . . . . . .I Wayan Teguh
RITUAL MAPPANRETASIQ MASYARAKAT BUGIS PAGATAN DI
KALIMANTAN SELATAN: STUDI MEDIATISASI ...........Andi Muhammad Akhmar dan A. Abd. Khaliq Syukur
PEMAHAMAN DAN PENGUASAAN SISWA SMA SURYA WISATA KEDIRI
TERHADAP KARYA SASTRA INDONESIAI Ketut Nama, I Made Suarsa, I Ketut Sudewa, I Wayan Teguh, danI G. A.A. Mas Triadnyani
lnl
t6
I)
I
t
|.
l
45
54
63
54
8l
l l l
90
METAFORA .BUA
LIPAKAKA BAGI UEKOLINGUISTIK.Ni Made Ayu Widiastuti
INVENTARISASI TINGGALAN ARKEOLOGI ISLAMDI KOTA DENPASAR
, Zwaidah. Coleta Palupi Titasari, Rochtri Agung Bawono
KERUKTINAN DAN SIKAP TOLERANSI DALAM zuTUAL SONGKA BALAPADA MASYARAKAT SELAYARDafirah
KONSEP PENEMPATAN ARCA GAJAH SEBAGAI DWARAPALAPADA BANGTINAN SUCI DI BALI...Coleta Palupi Titasari dan Zuraidah
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM PENGUATAN EKONOMIKREATIF DI KAWASAN WISATA DESA TARO KECAMATANTEGALLALANG KABUPATEN GIANYAR.Ida Ayu Putu Mahyuni, Fransiska Der.vi Setiowati Sunaryo. Anak Agung IntenAsmariati. Anak Agung Ayu Rai Wahyuni
DESKRIPSI AIR DALAM KATA PENIRU BLTNYI BAHASA BALI.NPL Wedayanti
PENINGKATAN KEMAMPUAN PRE S ENTA S I B ERBAHASA JEPANGMELALUI MATA KULIAH PUBLIC SPEAKINGNi Made Andry Anita Dewi, Ni Luh Putu Ari Sulatri,
BEST PRACTICES PEMBERDAYAAN KFLOMPOK USAHA PRODUKTIFLINTUK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI DESA TEMBOKKECAMATAN TEJAKULA KABUPATEN BULELENGNi Luh Ariani
KOMIK PRASI BALI SEBAGAI PENGEMBANGAN INDUSTRIKREATIFINOVATIF MASYARAKAT PERAJIN SENI PRASI: STUDI KASUSPERAJIN PRASI DESA SIDEMEN, KARANGASEM. BALI... .Ketut Darmana. I Wayan Suwena.
286
293
328
335
H DELIMA' DAN FUNGSINYA SEBAGAI SARANAMAT HINDU DI BALI: SUATU PENDEKATAN
301
309
316
aa t) ' l
341
"vi
L---
I ' rosid ingSeminar Nasional Sastra dan Budaya IIDenpasar, 26-27 Mei 2017
KOMIK PRASI BALI SEBAGAI PENGEMBANGAN INDUSTRIKREATIF-INOVATIF MASYARAKAT PERAJIN SENI PRASI: STUDI
KASUS PERAJIN PRASIDESA SIDEMEN, KARANGASEM. BALI
Ketut Darmana, I Wayan Suwena.Industri Ginting Suka, I Nyoman Suarsana
Program Studi Antopologi, Fakultas Ilmu Budaya. Unuddarmanak e tuI9 9 3 @y ahoo. c om
ABSTRAK
Prasi merupakan ilustrasi yang dibuat di atas daun lontar (palm_leafl.Ilustrasi dalam konteks ini berupa gambar atau lukisan yang berfungsi menyertaiteks atau naskah dengan maksud dan tujuan menjelaskan teks atau naskah yangmenyertai tersebut. Khususnya, seni prasi yang berkembang di Bali lebih dikenaldengan seni prasi bali karena tergolong sebuah aliran (genre) kesenirupaan duadimensi yang memiliki ciri-ciri dan karakterisik tersendiri. Hal ini dapat dilihatdari satu sisi pihak seniman pemrasi dan di sisi lain dapat dilihat dari hasil produkkarya seni dibuat di atas lembaran daun lontar Qtalm-leafl. Di daerah p.n.litiun.masyarakat menyebut seni prasi dengan nama kontik prasi tradisional untukmembedakan dengan komik modern dalam ilustrasi ..ritu bergambar (cergam).yang membedakan itu hanya pada media yang digunakannl,a.
Pada era perkembangan dewasa ini kerajinan seni prasi sudah masuk ranahekonomi karena dijadikan sebagai produk komoditas 1,ang diperdagangkan untukmemenuhi kebutuhan pangsa pasar. Semenjak drjadikan komoditas ekonomi.maka di kalangan pemrasi secara terus menerus mengasah dan mengolah inspirasiimajinatifnya melalui bakat atau talenta seninya (inner beauty) untuk menelurkandan sekaligus mengejawantahkan karya seni prasi sebagai suatu industri kreaif-inonatif. Dalam makalah ini pembahasan difokuskan pada dua aspek. vaitusebagai beikut. Pertama, mengapa komik prasi Bali sebagii pengejawantahan dariindustri kreatif inovatif? Kedua, bagaimana (siapa) pungru pasar dan strategiterobosan yang dilakukan oleh perajin dalam menjual produk kerajinan ini kepadakonsumen? Pembahasan makalah ini dari perspektif etnosains sebagai kerangkalandasan teoretis yang mengintegrasikan sudut pandang masyarakat yung aitetiti(native's point of view) dan sudut pandang peneliti sehingga melahirkan sebuahanalisis deskripsi mendalam (thick description). Analisis ini ditunjang dengan datakualitatif, baik bersumber dari data lapangan (primer) maupun studi pustaka(sekunder).
Kata kunci: industri lcreatif inovatif perajin, dan seni prasi.
293
ProsidingSeminar Nasional Sastra dan Buda;-a l l
Denpasar, 26-27 Mei 2017
[. Pendahuluan
Bila ditelusuri lebih jauh, industri kreatif ini di Bali sudah berkembang
sejak dahulu. Kehadiran perajin itu dibutuhkan agar dapat memproduki benda-
benda kerajinan yang diperuntukan secara khusus sebagai sarana upakara dan
upacara agama bagi umat beragama Hindu di u'ilayah ini. Untuk kelengkapan
sarana upakaralupacara dapat dilihat pada sebuah bangunan tempat suci Qtttra)
di Bali. Di sana dapat diilustrasikan mulai dilihat dari fisik bangunan tempat
suci (pura) sudah dihiasi dengan berbagai jenis ukiran. seperti karang boma,
karang sae, dan patra u,ulanda/ntesir/cina. Berikutnya, patung yang dibuat dari
batu padas, kayu. uang kepeng (pis bolong). berwujud arca, baik sebagai
simbolisasi manifestasi lda Sanghyang Widhi Wasa (Tuhan) maupun
perwujudan roh leluhur yang telah disucikan dan lain-lainnya. Aksesoris yang
digunakan dr pura juga beraneka ragam jenis. di antaranya emas, perak. umbul-
umbul, kain perada, dan sebagainya.
Seiring dengan dinamika kehidupan masyarakat. terjadi proses perubahan
dari waktu ke w'aktu. Pertama, sebagai akibat dari pengaruh industri pariwisata
yang sudah dipromosikan semenjak pemerintah penjajah Belanda menguasai
Bali ke beberapa negara Eropah layak dikunjungi sebagai objek wisata. Oleh
karena itu, industri tanpa cerobong asap yang dikembangkan di Bali adalah
parirvisata budaya karena semua atraksi pariwisaia ini bertumpu pada
naturalistik pesona alam dan budaya eksotik dari kehidupan masyarakat Bali.
Ternyata dampak industri pariwisata ini sangat signifikan terhadap
pertumbuhan dan peningkatan pereknomian bagi kehidupan masyarakat di
daerah ini. Kedua, kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK). yang berkaitan dengan transportasi dan informasi teknologi (lT)
mendorong perubahan yang dramatis dalam tatanan nilai-nilai kehidupan
masyarakat hampir dialami pada semua lapisan masyarakat di seluruh belahan
dunia. Mobilitas penduduk dan ekonomi pasar bebas tunggal yang dikemas
oleh kapitalisme neoliberal sebagai spirit ideologi. Impiikasinya
294
fI
2
ProsidingSeminar Nasional Sastra dan Budaya' I lDenpasar, 26-27 Mei 2017
menghilangkan batas-batas antar negara (boderless) sehingga pergerakan
manusia dan pergerakan modal asing dalam bentuk penanaman modal
(investasi ekonomi perdagangan) dapat masuk rnelalui proses perjanjian
kesepakatan kerja sama saling menguntungkan pada era pasar global ini tidak
mungkin terhindarkan lagi.
Dalarn perkembangan selanjutn-va terjadi perubahan pada segmen pasar.
artinya pangsa pasar produk kerajinan ini untuk kebutuhan konsumen lokal
lewat pamasaran sederhana dan pasar tradisional. Begitu pula. terkait dengan
perajin dan produk kerajinan secara kuantitas masih sangat terbatas. Dengan
demikian, bisa diserap oleh pasar walaupun keanekaragaman jenis produk
kerajinan tersebut tidak jauh berbeda dengan produk-produk kerajinan yang
ada sekarang ini. Kemudian jumlah penduduk -vang menekuni pekerjaan
sebagai perajin semakin banyak, maka konsekuensinya ada penyerapan tenaga
kerja. Di samping itu, produk kerajinan juga berlimpah (over produksi)
sehingga pasar tradisional tidak mampu menyerap produk kerajinan itu. oleh
karena itu. dibutuhkan segmen pasar baru dan modern agar mampu menverap
hasil kerajinan masvarakat. Sehubungan itu. Pulau Bali sebagai daerah tujuan
wisata (DTw), kemudian tumbuh pasar modern, bahkan ada beberapa jenis
kerajinan menjadi komoditas ekspor untuk mendatangkan devisa bagi negara.
Situasi ini mendorong masyarakat sebagai pengusaha (interpreneurship).
selain itu, juga muncul pasar modern, seperti pasar seni (art market). gallery
(balai seni), artshop, dan lainnya untuk menyerap produk kerajinan masyarakat
ini. wisatawan domestik dan wisatawan luar negeri dengan mudah
memperoleh berbagai jenis barang kerajinan tersebut saat berwisata di Bali.
Dalam makalah ini dibahas Komik Prasi Bali sebagai pengembangan
Industri Kreatif dan Inovatif: Studi Kaus Perajin prasi di Desa Sidemen,
Karangasem, Bali. Kemudian, pokok masalah mencakup sebagai berikut.
Pertama, bagaimanakah profil bentuk komik prasi Bali sebagai
pengejawantahan industri kreatif inovatif? Kedua, bagaimanakah dampaknya
terhadap pengembangan ekonomi kreatif bagi kemaslatan ekonomi
masyarakat? Dua aspek pertanyaan itu ingin dijawab lewat pembahasan
295
I
l-'::-il
I
ProsidingSeminar Nasional Sastra dan Buday'a II
Denpasar, 26-27 Mei 2017
makalah ini. Selanjutnya, kasus diangkat pada perajin prasi di Desa Sidemen,
Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem. Pembahasan makalah ini dari
perspektif etnosains sebagai kerangka landasan teoretis yang mengintegrasikan
sudut pandang masyarakat yang diteliti (natitte's point of viev') dan sudut
pandang peneliti sehingga melahirkan sebuah analisis deskripsi rnendalam
(thick description) (Ahimsa-Putra, 1985; Spradley, 1997; Geertz. 1992).
Analisis ini ditunjang dengan data kualitatif, baik bersumber dari data lapangan
(primer) maupun studi pustaka (sekunder). Data tersebut diperoleh melalui
teknik pengumpulan data. yaitu observasi dan wawancara mendalam terhadap
informan kunci (key informan) dan informan biasa, baik sebagai pemrasi.
pedagang perantara (makelar), pemerintah sebagai regulator kebijakan.
pemerhati seni prasi, toko-toko kerajinan, dan lain-lainnya. Hal ini juga
sekaligus sebagai unit analisis dalam pembahasan makalah secara keseluruhan.
II. Komik Prasi Bali sebagai Pengembangan Industri Kreatif dan Inovatif:
Studi Kaus Perajin Prasi di Desa Sidemen
1. Profil bentuk komik prasi Bali sebagai pengejawantahan industri kreatif
inovatif bagi perajin (seni) prasi
Kesusastraan Bali tradisional yang menggunakan medium daun lontar atau
daun siwalan (palm-leafl ini dapat dibedakan atas kesusastraan hsan (illiterer) dan
kesusastraan tulis (illiteracy). Selanjutnya, kesusastraan lisan ini rreliputr genre
(aliran) gegendinganyangterdiri atas nyanyian rakyat (folksong) dan cerita rakyat
(satua). Begitu pula, kesusastraan tulis diejawantahkan lewat genre (aliran)
kekawin, kidung, geguritan, gancqran, dan prasi. Khusus (seni) prasi
menggunakan daun lontar Qtaml leafl sebagai media untuk menulis dan melukis
(menggambar). Jenis daun lontar yang baik digunakan untuk melukis seni prasi
adalah jenis ental raluh karena serat daunnya lebih halus (tidak kaku) dan bila
digurat dengan pengrupak, tidak robek. Daun yang dipetik dari pohon lontar
(rontal) tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Jadi, dipilih (di tengah-tengah) di
arfiara daun tua dan daun muda disebut penyaja. Selanjutnya, daun lontar ini
296
l ) rosid ingSeminar Nasional Sastra dan Budal 'a I IDenpasar, 26-27 Mei 2017
diproses sedemikian rupa sehingga membutuhkan waktu cukup larna hingg a 4-.6
bulan. Lembaran-lernbaran daun lontar Qtaml leafl yang telah dipotong sesuai
dengan ukuran yang diinginkan ini ada tiga variasi, yaitu (1) ukuran pendek
(4,0-4.5 x 20-30 cm" ukuran sedang (4,0-4,5 x 30---40 cm. dan ukuran
panjang (4.0-4,5 x 40-60 cm). Agar lembaran daun lontar ini kekar dan lurus
dilakukan pentablagcrn Qtress). Teknik pemrosesannya masih dilakukan secara
tradisional tetmasuk bahan-bahan alami yang digunakan sebagai pengawet daun
lontar tersebut.
Prasi tergolong genre (aliran) seni rupa dua dimensi merupakan
transformasi dari teks kesusastraan tradisional yang divisualisasikan dalam
lukisan atau gambar wayang miniatur yang dibuat dalam bentuk guratan (goresan)
pada daun lontar. Oleh karena itu. tema-tema lukisan seni prasi ini bersumber.
antara lain pada: (1) kekawin seperti Ramayana, Bharata Yudha. Bomakaw-ya,
Arjunawiw'aha, Adiparwa, Parwa lainnya dan (2) kidung, seperi Ni Diah rantri
dan jenis-jenis cerita binatang. Berdasarkan teks tersebut, maka teruujud berbagai
jenis prasi yang diejawantahkan oleh pemrasi, baik sebagai pencipta karya seni
maupun masyarakat lokal. nasional, dan internasional sebasai penikmat dan
penggemar produk karya seni tersebut.
2. Dampaknya terhadap pengembangan ekonomi kreatif bagi kemaslahatan
ekonomi masyarakat
Dewasa ini pemerintah mendorong pertumbuhan ekonomi nasicnal melalui
aktivitas pengembangan industri kreatif dan ekonomi kreatif. Bila kedua kegiatan
ini dikolaborasikan dengan baik secara sinergitas, menjadi potensi yang amat luar
biasa untuk mengembangkan dan sekaligus meningkatkan perekonomian
masyarakat. Implikasinya dapat memberikan kontribusi yang signif,rkan bagi
pendapatan masyarakat di samping memperluas kesempatan kerja terhadap
penyerapan penduduk produktif. Sebagai suatu gambaran bahwa Inggris industri
kreatif tumbuh 9Yo per tahun jauh dari rata-rata pertumbuhan ekonomi negara itu,
hanya 2-3%. Berikut di Singapura ekonomi kreatif menyumbang 5o/o per tahun
terhadap PDB. Pada era pasar global dunia ekonomi kreatif terus tumbuh dan
ProsidingSeminar Nasional Sastra dan Budaya II
Denpasar, 26-27 Mei 2017
berkembang dari US$ 2,2 triliun pada tahun 2000 menjadi US$ 6.1 triliun pada
tahun 2020 (Sucipta, 2017). Untuk Indonesia semenjak terbentuknya Badan
Ekonomi Kreatif (BEKRAF) sebagai lernbaga pemerintah nondepartemental.
rupanya pemerintah mulai melirik bahwa industri kreatif disatukan dengan
ekonomi kreatif merupakan potensi yang berdampak luar biasa terhadap
pertumbuhan ekonomi nasional pada masa akan datang (Ami Fitri Utami dan Kitri.
201 s).
Industri kreatif inovatif pada kerajinan seni prasi dapat membuka lapangan
kerja seluas-luasnya karena industri kreatif tergolong sektor informal yang bisa
menyerap tenaga kerja sebanyak-banyaknya. Terutama penduduk yang tergolong
usia produktif (umur 15-64 tahun), sehingga industri kreatif inovatif ini bila
tumbuh dan berkembang dengan baik, berimplikasi dalam mengatasi
pengangguran. Lebih-lebih dalam menghadapi bonus demografi 2045, yaitu
kondisi antara penduduk usia produktif (15-64 tahun) dengan penduduk
nonproduktif (0-14 tahun dan 65 tahun ke atas) jumlahnya seimbang (Mantra.
2000). Oleh karena itu. salah satu vang mampu menyerap tenaga kerja adalah
sektor industri kreatif dan ekonomi kreatif.
Pada awalnya hasil-hasil produksi paru perajin terserap dalam pasar
domestik, yang sesungguhnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam
rangkaian ritualitas keagamaan bagi umat Hindu di Bali. Pola pemasaran pun
dilakukan secara sederhana karena pada waktu itu belum ada pasar untuk
mengakomodasi produk benda kerajinan. Hanya ada dua cara dalam memperoleh
benda kerajinan tersebut, yaitu melalui pesanan (order) langsung kepada perajin
dan pedagang itu keliling ke desa-desa menjual dan mempromosikan benda
kerajinan. Lebih-lebih produk benda kerajinan itu jenis model baru yang sama
sekali belum dikenal oleh masyarakat yang tinggal di pedesaan. Selain itu,
memang ada juga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, seperti kain tenun yang
digunakan sebagai pakaian sehari-hari, baik untuk di rumah, bepergian, bekerja,
maupun ke pura (tempat suci) (Geertz,1987).
298
-It'I:
l ' rosid ingSeminar Nasional Sastra dan Budal 'a I IDenpasar, 26-27 Mei 2017
Di sini pentingnya industri kreatif inovatif bagi pengembangan perajin yang
bersumber pada potensi keunggulan sumber daya manusia (sDM) sehingga
mampu menghasilkan produk kerajinan yang berkualitas. Hal ini merupakan salah
satu upaya bagi perajin agar melahirkan produk-produk unggulan sehingga
memperoleh segmen pasar tersendiri. Hal itu penting rnengingat perkembangan
jenis kerajinan ini sangat lambat dibandingkan dengan jenis-jenis kerajinan
lainnya.
Perajin juga harus mempunyai jaringan kerja sama (nefu,orking) dengan
pengusaha untuk menyerap dan memasarkan produk kerajinan itu kepada
konsumen. Lebih-lebih pengusaha yang mau menanamkan modalnya (investasi)
dalam subsektor kerajinan sehingga perajin mendapat suntikan modal dalam
menggerakkan roda usahanya. Dalam melakukan kegiatannya dalam rumah
tangga (honte industry) perajin melibatkan anggota keluarga. Namun, kelompok
perajin ini dikategorikan sebagai unit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)
karena posisinya masih menempati sektor informal. Kelemahan dan hambatan
sering dialami pada pengelolaan (manajemen) dalam menjalankan kegiatan
usahanya. Di samping itu. akses memperoleh permodalan dan pangsa pasar masih
sangat terbatas. Hal itu terjadi mengingat persaingan di antara kompetitor pasti
akan terjadi baik secara internal maupun ekstemal sesama perajin dalam
menguasai segmen pangsa pasar.
II I . Penutup
Pengembangan industri kreatif disinyalir memberikan dampak yang
signifikan bagi pertumbuhan dan peningkatan perekonomian masyarakat secara
nasional. Bila industri kreatif berkolaborasi dengan ekonomi kreatif, hal ini
juga berimplikasi terhadap minat masyarakat, sekaligus sebagai motivator
pendorong perilaku masyarakat sebagai usahawan (inpreneurship) dalam
bentuk unit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Industri kreatif dan
ekonomi kreatif mulai dilirik oleh pemerintah karena merupakan potensi bagi
pengembangan ekonomi nasional pada masa depan. Di samping itu, juga
berkaitan dengan penyerapan tenaga kerja untuk mengatasi pengangguran.
299
ProsidingSeminar Nasional Sastra dan Budal 'a II
Denpasar, 26-27 Mei 2017
Daftar Pustaka
Ahinrsa-Putra. H.S. 1985. "Etnosains dan Etnometodologi Sebuah Perbandingan" dalatnMasyarakat Indonesia Majalah Ilmu-Ilmu Sosial Indonesia, Nomor 2, TahunII , Hal 103-133. Jakarta: Lernbaga l lmu Pengetahuan Indonesia.
Arni Fitri Utami, A.F. dan Kitri. M.L. 2015. Rencana Pengembangan Penelitian danPengembangan Nasiottal 2015-2019. Jakarta: PT Republik Solusi
Comaroff , J dan Cornaroff , J.L. (eds), 2001. "Mi l lennial Capital ism: First Thoughts on aSecond corning" dalam Capitalism and the Cullure of Neoleberalism.
Durham & London: Duke University Press.
Darrnana. K. 2004. "Kajian tentang Bentuk dan Makna Simbolik Seni Prasi dalamKeh idupan Sosioku ltural Masyarakat Bal i". Iesls. Yogyakarta : Pro grartPascasarjana, Universitas Gadjah Mada.
. 20l6. "Pengembangan Ekonomi Kreatif Melalui Produk Kerajinan Prasi diBali: Studi Kasus Perajin Seni Prasi Desa Sidemen" Karangasem, Bali",Pustctka Jurnal llnru-Ilrnu Buda1,a, Vol XVI, No. 2. Denpasar: Udal'anaUniversity Press bekerja sama dengan Fakultas Sastra dan Budaya.
. 2011 . Pengembangan Industri Kreatif dan Persaingan Pasar Bebas GlobalMasyarakat Ekonomi Asia (MEA) dalam Menghadapi Bonus Demografi2045 di Indonesia". Makalah Sentinar |Vqsionol LPPM, WS Surakarta. 13-01-2-17.
Eriksen, H. (ed). 2003. Globalization Studies in Anthropologl. London-Sterling, Virginia:Pluto Press.
Geertz. C. 1987. "Keyakinan Religius dan Perilaku Ekonomi di Sebuah Desa diJawaTengah: Beberapa Pemikiran Awal", Kebudayaan dan PembangunanSebuah Pendekatan terhadap Antropologi Terapan di Indonesia(Penyunting: Colletta, Nat.J. dan Umar Kayarn). Jakarta: Yayasan OborIndonesia.
Lewellen, T.C.2002. The Anthropology of Globalization: Cultural Anthropologt EntersThe 2l St. Century. Westport, Connecticut, London: Bergin & Garvey.
Mantra,I.B. 2000. Dentografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sucipta, I N. 2017. "Model Pengembangan Industri Kreatif', Bali Post, Nomor 265,Tahun Ke 69, Hal. 6 Kolom 2-5. Denpasar: PT Bali Post.
Tsing, A.L. 2005. Friction An Ethnograplry of Global Connectlor. Princeton & Oxford:Princeton UniversiW Press.
300