12
ISBN 178-b0e-a1q-aq5-0 PROSIDING SEMINAR NASIONAL BAHASA DAN BUDAYA II PEMERTAHANAN KEBERAGAMAN BAHASA DAN BUDAYA SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL FAKUHAS ILMUBUDAYA UNIVERSITAS UDAYANA 2017

SEMINAR NASIONAL BAHASA DAN BUDAYA II

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

ISBN 178-b0e-a1q-aq5-0

PROSIDINGSEMINAR NASIONAL BAHASA DAN BUDAYA II

PEMERTAHANAN KEBERAGAMAN BAHASA DAN BUDAYASEBAGAI IDENTITAS NASIONAL

FAKUHAS ILMUBUDAYAUNIVERSITAS UDAYANA

2017

l

t .

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

MENANGKAL HOAX DENGAN BAHASA LOKAL:SEBUAH REFLEKSIKoeswinarno

PEMERTAHANAN BAHASA BALI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKANBAHASA: MASALAH DAN SOLUSI. . . . . . . . . . .Ni Nyoman Padmadewi

AL4,SABATAN BIU DAN PENGUATAN IDEOLOGI PATRIARKIDI DESA TENGANAN DAUH TUKADi Wayan Ardika

DOA MENYAMBUT IKAN PAUS DI PANTAI LAMALERA:KAJIAN METABAHASA.... . . . . , .I Nengah Sudipa

KEBERADAAN BAHASA BALI SEBAGAI IDENTITAS LOKALPADA TANDA LUAR RUANG DI DESA KUTA.I Wayan Mulyawan

PELESTARIAN CAGAR BUDAYA UPAYA MEWUJUDKAN DENPASARSEBAGAI KOTA PUSAKA.I Wayan Srijaya

BAGAIMANAKAH BERCERMIN DALAM BAHASATNDONESIA?.. . . . . . . . . . .I Wayan Teguh

RITUAL MAPPANRETASIQ MASYARAKAT BUGIS PAGATAN DI

KALIMANTAN SELATAN: STUDI MEDIATISASI ...........Andi Muhammad Akhmar dan A. Abd. Khaliq Syukur

PEMAHAMAN DAN PENGUASAAN SISWA SMA SURYA WISATA KEDIRI

TERHADAP KARYA SASTRA INDONESIAI Ketut Nama, I Made Suarsa, I Ketut Sudewa, I Wayan Teguh, danI G. A.A. Mas Triadnyani

lnl

t6

I)

I

t

|.

l

45

54

63

54

8l

l l l

90

METAFORA .BUA

LIPAKAKA BAGI UEKOLINGUISTIK.Ni Made Ayu Widiastuti

INVENTARISASI TINGGALAN ARKEOLOGI ISLAMDI KOTA DENPASAR

, Zwaidah. Coleta Palupi Titasari, Rochtri Agung Bawono

KERUKTINAN DAN SIKAP TOLERANSI DALAM zuTUAL SONGKA BALAPADA MASYARAKAT SELAYARDafirah

KONSEP PENEMPATAN ARCA GAJAH SEBAGAI DWARAPALAPADA BANGTINAN SUCI DI BALI...Coleta Palupi Titasari dan Zuraidah

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM PENGUATAN EKONOMIKREATIF DI KAWASAN WISATA DESA TARO KECAMATANTEGALLALANG KABUPATEN GIANYAR.Ida Ayu Putu Mahyuni, Fransiska Der.vi Setiowati Sunaryo. Anak Agung IntenAsmariati. Anak Agung Ayu Rai Wahyuni

DESKRIPSI AIR DALAM KATA PENIRU BLTNYI BAHASA BALI.NPL Wedayanti

PENINGKATAN KEMAMPUAN PRE S ENTA S I B ERBAHASA JEPANGMELALUI MATA KULIAH PUBLIC SPEAKINGNi Made Andry Anita Dewi, Ni Luh Putu Ari Sulatri,

BEST PRACTICES PEMBERDAYAAN KFLOMPOK USAHA PRODUKTIFLINTUK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI DESA TEMBOKKECAMATAN TEJAKULA KABUPATEN BULELENGNi Luh Ariani

KOMIK PRASI BALI SEBAGAI PENGEMBANGAN INDUSTRIKREATIFINOVATIF MASYARAKAT PERAJIN SENI PRASI: STUDI KASUSPERAJIN PRASI DESA SIDEMEN, KARANGASEM. BALI... .Ketut Darmana. I Wayan Suwena.

286

293

328

335

H DELIMA' DAN FUNGSINYA SEBAGAI SARANAMAT HINDU DI BALI: SUATU PENDEKATAN

301

309

316

aa t) ' l

341

"vi

L---

I ' rosid ingSeminar Nasional Sastra dan Budaya IIDenpasar, 26-27 Mei 2017

KOMIK PRASI BALI SEBAGAI PENGEMBANGAN INDUSTRIKREATIF-INOVATIF MASYARAKAT PERAJIN SENI PRASI: STUDI

KASUS PERAJIN PRASIDESA SIDEMEN, KARANGASEM. BALI

Ketut Darmana, I Wayan Suwena.Industri Ginting Suka, I Nyoman Suarsana

Program Studi Antopologi, Fakultas Ilmu Budaya. Unuddarmanak e tuI9 9 3 @y ahoo. c om

ABSTRAK

Prasi merupakan ilustrasi yang dibuat di atas daun lontar (palm_leafl.Ilustrasi dalam konteks ini berupa gambar atau lukisan yang berfungsi menyertaiteks atau naskah dengan maksud dan tujuan menjelaskan teks atau naskah yangmenyertai tersebut. Khususnya, seni prasi yang berkembang di Bali lebih dikenaldengan seni prasi bali karena tergolong sebuah aliran (genre) kesenirupaan duadimensi yang memiliki ciri-ciri dan karakterisik tersendiri. Hal ini dapat dilihatdari satu sisi pihak seniman pemrasi dan di sisi lain dapat dilihat dari hasil produkkarya seni dibuat di atas lembaran daun lontar Qtalm-leafl. Di daerah p.n.litiun.masyarakat menyebut seni prasi dengan nama kontik prasi tradisional untukmembedakan dengan komik modern dalam ilustrasi ..ritu bergambar (cergam).yang membedakan itu hanya pada media yang digunakannl,a.

Pada era perkembangan dewasa ini kerajinan seni prasi sudah masuk ranahekonomi karena dijadikan sebagai produk komoditas 1,ang diperdagangkan untukmemenuhi kebutuhan pangsa pasar. Semenjak drjadikan komoditas ekonomi.maka di kalangan pemrasi secara terus menerus mengasah dan mengolah inspirasiimajinatifnya melalui bakat atau talenta seninya (inner beauty) untuk menelurkandan sekaligus mengejawantahkan karya seni prasi sebagai suatu industri kreaif-inonatif. Dalam makalah ini pembahasan difokuskan pada dua aspek. vaitusebagai beikut. Pertama, mengapa komik prasi Bali sebagii pengejawantahan dariindustri kreatif inovatif? Kedua, bagaimana (siapa) pungru pasar dan strategiterobosan yang dilakukan oleh perajin dalam menjual produk kerajinan ini kepadakonsumen? Pembahasan makalah ini dari perspektif etnosains sebagai kerangkalandasan teoretis yang mengintegrasikan sudut pandang masyarakat yung aitetiti(native's point of view) dan sudut pandang peneliti sehingga melahirkan sebuahanalisis deskripsi mendalam (thick description). Analisis ini ditunjang dengan datakualitatif, baik bersumber dari data lapangan (primer) maupun studi pustaka(sekunder).

Kata kunci: industri lcreatif inovatif perajin, dan seni prasi.

293

ProsidingSeminar Nasional Sastra dan Buda;-a l l

Denpasar, 26-27 Mei 2017

[. Pendahuluan

Bila ditelusuri lebih jauh, industri kreatif ini di Bali sudah berkembang

sejak dahulu. Kehadiran perajin itu dibutuhkan agar dapat memproduki benda-

benda kerajinan yang diperuntukan secara khusus sebagai sarana upakara dan

upacara agama bagi umat beragama Hindu di u'ilayah ini. Untuk kelengkapan

sarana upakaralupacara dapat dilihat pada sebuah bangunan tempat suci Qtttra)

di Bali. Di sana dapat diilustrasikan mulai dilihat dari fisik bangunan tempat

suci (pura) sudah dihiasi dengan berbagai jenis ukiran. seperti karang boma,

karang sae, dan patra u,ulanda/ntesir/cina. Berikutnya, patung yang dibuat dari

batu padas, kayu. uang kepeng (pis bolong). berwujud arca, baik sebagai

simbolisasi manifestasi lda Sanghyang Widhi Wasa (Tuhan) maupun

perwujudan roh leluhur yang telah disucikan dan lain-lainnya. Aksesoris yang

digunakan dr pura juga beraneka ragam jenis. di antaranya emas, perak. umbul-

umbul, kain perada, dan sebagainya.

Seiring dengan dinamika kehidupan masyarakat. terjadi proses perubahan

dari waktu ke w'aktu. Pertama, sebagai akibat dari pengaruh industri pariwisata

yang sudah dipromosikan semenjak pemerintah penjajah Belanda menguasai

Bali ke beberapa negara Eropah layak dikunjungi sebagai objek wisata. Oleh

karena itu, industri tanpa cerobong asap yang dikembangkan di Bali adalah

parirvisata budaya karena semua atraksi pariwisaia ini bertumpu pada

naturalistik pesona alam dan budaya eksotik dari kehidupan masyarakat Bali.

Ternyata dampak industri pariwisata ini sangat signifikan terhadap

pertumbuhan dan peningkatan pereknomian bagi kehidupan masyarakat di

daerah ini. Kedua, kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi

(IPTEK). yang berkaitan dengan transportasi dan informasi teknologi (lT)

mendorong perubahan yang dramatis dalam tatanan nilai-nilai kehidupan

masyarakat hampir dialami pada semua lapisan masyarakat di seluruh belahan

dunia. Mobilitas penduduk dan ekonomi pasar bebas tunggal yang dikemas

oleh kapitalisme neoliberal sebagai spirit ideologi. Impiikasinya

294

fI

2

ProsidingSeminar Nasional Sastra dan Budaya' I lDenpasar, 26-27 Mei 2017

menghilangkan batas-batas antar negara (boderless) sehingga pergerakan

manusia dan pergerakan modal asing dalam bentuk penanaman modal

(investasi ekonomi perdagangan) dapat masuk rnelalui proses perjanjian

kesepakatan kerja sama saling menguntungkan pada era pasar global ini tidak

mungkin terhindarkan lagi.

Dalarn perkembangan selanjutn-va terjadi perubahan pada segmen pasar.

artinya pangsa pasar produk kerajinan ini untuk kebutuhan konsumen lokal

lewat pamasaran sederhana dan pasar tradisional. Begitu pula. terkait dengan

perajin dan produk kerajinan secara kuantitas masih sangat terbatas. Dengan

demikian, bisa diserap oleh pasar walaupun keanekaragaman jenis produk

kerajinan tersebut tidak jauh berbeda dengan produk-produk kerajinan yang

ada sekarang ini. Kemudian jumlah penduduk -vang menekuni pekerjaan

sebagai perajin semakin banyak, maka konsekuensinya ada penyerapan tenaga

kerja. Di samping itu, produk kerajinan juga berlimpah (over produksi)

sehingga pasar tradisional tidak mampu menyerap produk kerajinan itu. oleh

karena itu. dibutuhkan segmen pasar baru dan modern agar mampu menverap

hasil kerajinan masvarakat. Sehubungan itu. Pulau Bali sebagai daerah tujuan

wisata (DTw), kemudian tumbuh pasar modern, bahkan ada beberapa jenis

kerajinan menjadi komoditas ekspor untuk mendatangkan devisa bagi negara.

Situasi ini mendorong masyarakat sebagai pengusaha (interpreneurship).

selain itu, juga muncul pasar modern, seperti pasar seni (art market). gallery

(balai seni), artshop, dan lainnya untuk menyerap produk kerajinan masyarakat

ini. wisatawan domestik dan wisatawan luar negeri dengan mudah

memperoleh berbagai jenis barang kerajinan tersebut saat berwisata di Bali.

Dalam makalah ini dibahas Komik Prasi Bali sebagai pengembangan

Industri Kreatif dan Inovatif: Studi Kaus Perajin prasi di Desa Sidemen,

Karangasem, Bali. Kemudian, pokok masalah mencakup sebagai berikut.

Pertama, bagaimanakah profil bentuk komik prasi Bali sebagai

pengejawantahan industri kreatif inovatif? Kedua, bagaimanakah dampaknya

terhadap pengembangan ekonomi kreatif bagi kemaslatan ekonomi

masyarakat? Dua aspek pertanyaan itu ingin dijawab lewat pembahasan

295

I

l-'::-il

I

ProsidingSeminar Nasional Sastra dan Buday'a II

Denpasar, 26-27 Mei 2017

makalah ini. Selanjutnya, kasus diangkat pada perajin prasi di Desa Sidemen,

Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem. Pembahasan makalah ini dari

perspektif etnosains sebagai kerangka landasan teoretis yang mengintegrasikan

sudut pandang masyarakat yang diteliti (natitte's point of viev') dan sudut

pandang peneliti sehingga melahirkan sebuah analisis deskripsi rnendalam

(thick description) (Ahimsa-Putra, 1985; Spradley, 1997; Geertz. 1992).

Analisis ini ditunjang dengan data kualitatif, baik bersumber dari data lapangan

(primer) maupun studi pustaka (sekunder). Data tersebut diperoleh melalui

teknik pengumpulan data. yaitu observasi dan wawancara mendalam terhadap

informan kunci (key informan) dan informan biasa, baik sebagai pemrasi.

pedagang perantara (makelar), pemerintah sebagai regulator kebijakan.

pemerhati seni prasi, toko-toko kerajinan, dan lain-lainnya. Hal ini juga

sekaligus sebagai unit analisis dalam pembahasan makalah secara keseluruhan.

II. Komik Prasi Bali sebagai Pengembangan Industri Kreatif dan Inovatif:

Studi Kaus Perajin Prasi di Desa Sidemen

1. Profil bentuk komik prasi Bali sebagai pengejawantahan industri kreatif

inovatif bagi perajin (seni) prasi

Kesusastraan Bali tradisional yang menggunakan medium daun lontar atau

daun siwalan (palm-leafl ini dapat dibedakan atas kesusastraan hsan (illiterer) dan

kesusastraan tulis (illiteracy). Selanjutnya, kesusastraan lisan ini rreliputr genre

(aliran) gegendinganyangterdiri atas nyanyian rakyat (folksong) dan cerita rakyat

(satua). Begitu pula, kesusastraan tulis diejawantahkan lewat genre (aliran)

kekawin, kidung, geguritan, gancqran, dan prasi. Khusus (seni) prasi

menggunakan daun lontar Qtaml leafl sebagai media untuk menulis dan melukis

(menggambar). Jenis daun lontar yang baik digunakan untuk melukis seni prasi

adalah jenis ental raluh karena serat daunnya lebih halus (tidak kaku) dan bila

digurat dengan pengrupak, tidak robek. Daun yang dipetik dari pohon lontar

(rontal) tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Jadi, dipilih (di tengah-tengah) di

arfiara daun tua dan daun muda disebut penyaja. Selanjutnya, daun lontar ini

296

l ) rosid ingSeminar Nasional Sastra dan Budal 'a I IDenpasar, 26-27 Mei 2017

diproses sedemikian rupa sehingga membutuhkan waktu cukup larna hingg a 4-.6

bulan. Lembaran-lernbaran daun lontar Qtaml leafl yang telah dipotong sesuai

dengan ukuran yang diinginkan ini ada tiga variasi, yaitu (1) ukuran pendek

(4,0-4.5 x 20-30 cm" ukuran sedang (4,0-4,5 x 30---40 cm. dan ukuran

panjang (4.0-4,5 x 40-60 cm). Agar lembaran daun lontar ini kekar dan lurus

dilakukan pentablagcrn Qtress). Teknik pemrosesannya masih dilakukan secara

tradisional tetmasuk bahan-bahan alami yang digunakan sebagai pengawet daun

lontar tersebut.

Prasi tergolong genre (aliran) seni rupa dua dimensi merupakan

transformasi dari teks kesusastraan tradisional yang divisualisasikan dalam

lukisan atau gambar wayang miniatur yang dibuat dalam bentuk guratan (goresan)

pada daun lontar. Oleh karena itu. tema-tema lukisan seni prasi ini bersumber.

antara lain pada: (1) kekawin seperti Ramayana, Bharata Yudha. Bomakaw-ya,

Arjunawiw'aha, Adiparwa, Parwa lainnya dan (2) kidung, seperi Ni Diah rantri

dan jenis-jenis cerita binatang. Berdasarkan teks tersebut, maka teruujud berbagai

jenis prasi yang diejawantahkan oleh pemrasi, baik sebagai pencipta karya seni

maupun masyarakat lokal. nasional, dan internasional sebasai penikmat dan

penggemar produk karya seni tersebut.

2. Dampaknya terhadap pengembangan ekonomi kreatif bagi kemaslahatan

ekonomi masyarakat

Dewasa ini pemerintah mendorong pertumbuhan ekonomi nasicnal melalui

aktivitas pengembangan industri kreatif dan ekonomi kreatif. Bila kedua kegiatan

ini dikolaborasikan dengan baik secara sinergitas, menjadi potensi yang amat luar

biasa untuk mengembangkan dan sekaligus meningkatkan perekonomian

masyarakat. Implikasinya dapat memberikan kontribusi yang signif,rkan bagi

pendapatan masyarakat di samping memperluas kesempatan kerja terhadap

penyerapan penduduk produktif. Sebagai suatu gambaran bahwa Inggris industri

kreatif tumbuh 9Yo per tahun jauh dari rata-rata pertumbuhan ekonomi negara itu,

hanya 2-3%. Berikut di Singapura ekonomi kreatif menyumbang 5o/o per tahun

terhadap PDB. Pada era pasar global dunia ekonomi kreatif terus tumbuh dan

ProsidingSeminar Nasional Sastra dan Budaya II

Denpasar, 26-27 Mei 2017

berkembang dari US$ 2,2 triliun pada tahun 2000 menjadi US$ 6.1 triliun pada

tahun 2020 (Sucipta, 2017). Untuk Indonesia semenjak terbentuknya Badan

Ekonomi Kreatif (BEKRAF) sebagai lernbaga pemerintah nondepartemental.

rupanya pemerintah mulai melirik bahwa industri kreatif disatukan dengan

ekonomi kreatif merupakan potensi yang berdampak luar biasa terhadap

pertumbuhan ekonomi nasional pada masa akan datang (Ami Fitri Utami dan Kitri.

201 s).

Industri kreatif inovatif pada kerajinan seni prasi dapat membuka lapangan

kerja seluas-luasnya karena industri kreatif tergolong sektor informal yang bisa

menyerap tenaga kerja sebanyak-banyaknya. Terutama penduduk yang tergolong

usia produktif (umur 15-64 tahun), sehingga industri kreatif inovatif ini bila

tumbuh dan berkembang dengan baik, berimplikasi dalam mengatasi

pengangguran. Lebih-lebih dalam menghadapi bonus demografi 2045, yaitu

kondisi antara penduduk usia produktif (15-64 tahun) dengan penduduk

nonproduktif (0-14 tahun dan 65 tahun ke atas) jumlahnya seimbang (Mantra.

2000). Oleh karena itu. salah satu vang mampu menyerap tenaga kerja adalah

sektor industri kreatif dan ekonomi kreatif.

Pada awalnya hasil-hasil produksi paru perajin terserap dalam pasar

domestik, yang sesungguhnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam

rangkaian ritualitas keagamaan bagi umat Hindu di Bali. Pola pemasaran pun

dilakukan secara sederhana karena pada waktu itu belum ada pasar untuk

mengakomodasi produk benda kerajinan. Hanya ada dua cara dalam memperoleh

benda kerajinan tersebut, yaitu melalui pesanan (order) langsung kepada perajin

dan pedagang itu keliling ke desa-desa menjual dan mempromosikan benda

kerajinan. Lebih-lebih produk benda kerajinan itu jenis model baru yang sama

sekali belum dikenal oleh masyarakat yang tinggal di pedesaan. Selain itu,

memang ada juga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, seperti kain tenun yang

digunakan sebagai pakaian sehari-hari, baik untuk di rumah, bepergian, bekerja,

maupun ke pura (tempat suci) (Geertz,1987).

298

-It'I:

l ' rosid ingSeminar Nasional Sastra dan Budal 'a I IDenpasar, 26-27 Mei 2017

Di sini pentingnya industri kreatif inovatif bagi pengembangan perajin yang

bersumber pada potensi keunggulan sumber daya manusia (sDM) sehingga

mampu menghasilkan produk kerajinan yang berkualitas. Hal ini merupakan salah

satu upaya bagi perajin agar melahirkan produk-produk unggulan sehingga

memperoleh segmen pasar tersendiri. Hal itu penting rnengingat perkembangan

jenis kerajinan ini sangat lambat dibandingkan dengan jenis-jenis kerajinan

lainnya.

Perajin juga harus mempunyai jaringan kerja sama (nefu,orking) dengan

pengusaha untuk menyerap dan memasarkan produk kerajinan itu kepada

konsumen. Lebih-lebih pengusaha yang mau menanamkan modalnya (investasi)

dalam subsektor kerajinan sehingga perajin mendapat suntikan modal dalam

menggerakkan roda usahanya. Dalam melakukan kegiatannya dalam rumah

tangga (honte industry) perajin melibatkan anggota keluarga. Namun, kelompok

perajin ini dikategorikan sebagai unit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)

karena posisinya masih menempati sektor informal. Kelemahan dan hambatan

sering dialami pada pengelolaan (manajemen) dalam menjalankan kegiatan

usahanya. Di samping itu. akses memperoleh permodalan dan pangsa pasar masih

sangat terbatas. Hal itu terjadi mengingat persaingan di antara kompetitor pasti

akan terjadi baik secara internal maupun ekstemal sesama perajin dalam

menguasai segmen pangsa pasar.

II I . Penutup

Pengembangan industri kreatif disinyalir memberikan dampak yang

signifikan bagi pertumbuhan dan peningkatan perekonomian masyarakat secara

nasional. Bila industri kreatif berkolaborasi dengan ekonomi kreatif, hal ini

juga berimplikasi terhadap minat masyarakat, sekaligus sebagai motivator

pendorong perilaku masyarakat sebagai usahawan (inpreneurship) dalam

bentuk unit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Industri kreatif dan

ekonomi kreatif mulai dilirik oleh pemerintah karena merupakan potensi bagi

pengembangan ekonomi nasional pada masa depan. Di samping itu, juga

berkaitan dengan penyerapan tenaga kerja untuk mengatasi pengangguran.

299

ProsidingSeminar Nasional Sastra dan Budal 'a II

Denpasar, 26-27 Mei 2017

Daftar Pustaka

Ahinrsa-Putra. H.S. 1985. "Etnosains dan Etnometodologi Sebuah Perbandingan" dalatnMasyarakat Indonesia Majalah Ilmu-Ilmu Sosial Indonesia, Nomor 2, TahunII , Hal 103-133. Jakarta: Lernbaga l lmu Pengetahuan Indonesia.

Arni Fitri Utami, A.F. dan Kitri. M.L. 2015. Rencana Pengembangan Penelitian danPengembangan Nasiottal 2015-2019. Jakarta: PT Republik Solusi

Comaroff , J dan Cornaroff , J.L. (eds), 2001. "Mi l lennial Capital ism: First Thoughts on aSecond corning" dalam Capitalism and the Cullure of Neoleberalism.

Durham & London: Duke University Press.

Darrnana. K. 2004. "Kajian tentang Bentuk dan Makna Simbolik Seni Prasi dalamKeh idupan Sosioku ltural Masyarakat Bal i". Iesls. Yogyakarta : Pro grartPascasarjana, Universitas Gadjah Mada.

. 20l6. "Pengembangan Ekonomi Kreatif Melalui Produk Kerajinan Prasi diBali: Studi Kasus Perajin Seni Prasi Desa Sidemen" Karangasem, Bali",Pustctka Jurnal llnru-Ilrnu Buda1,a, Vol XVI, No. 2. Denpasar: Udal'anaUniversity Press bekerja sama dengan Fakultas Sastra dan Budaya.

. 2011 . Pengembangan Industri Kreatif dan Persaingan Pasar Bebas GlobalMasyarakat Ekonomi Asia (MEA) dalam Menghadapi Bonus Demografi2045 di Indonesia". Makalah Sentinar |Vqsionol LPPM, WS Surakarta. 13-01-2-17.

Eriksen, H. (ed). 2003. Globalization Studies in Anthropologl. London-Sterling, Virginia:Pluto Press.

Geertz. C. 1987. "Keyakinan Religius dan Perilaku Ekonomi di Sebuah Desa diJawaTengah: Beberapa Pemikiran Awal", Kebudayaan dan PembangunanSebuah Pendekatan terhadap Antropologi Terapan di Indonesia(Penyunting: Colletta, Nat.J. dan Umar Kayarn). Jakarta: Yayasan OborIndonesia.

Lewellen, T.C.2002. The Anthropology of Globalization: Cultural Anthropologt EntersThe 2l St. Century. Westport, Connecticut, London: Bergin & Garvey.

Mantra,I.B. 2000. Dentografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sucipta, I N. 2017. "Model Pengembangan Industri Kreatif', Bali Post, Nomor 265,Tahun Ke 69, Hal. 6 Kolom 2-5. Denpasar: PT Bali Post.

Tsing, A.L. 2005. Friction An Ethnograplry of Global Connectlor. Princeton & Oxford:Princeton UniversiW Press.

300

Udayana UniversitYPress Jlltiiliitil$=*unjllill