23
KEMAMPUAN PEMDA DALAM MENGELOLA BUMD STUDI KASUS PERUSAHAAN DAERAH RUMAH POTONG HEWAN KOTA MALANG Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Seminar Masalah Isu-Isu Pemerintahan Dosen: Bu Niken V.A, S.AP, M.AP DISUSUN OLEH : AYU DWI WAHYU P 125030100111095 JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA 1

SEMINAR PEMERINTAHAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Administrasi Publik

Citation preview

Page 1: SEMINAR PEMERINTAHAN

KEMAMPUAN PEMDA DALAM MENGELOLA BUMD

STUDI KASUS PERUSAHAAN DAERAH RUMAH POTONG HEWAN

KOTA MALANG

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Seminar Masalah Isu-Isu Pemerintahan

Dosen: Bu Niken V.A, S.AP, M.AP

DISUSUN OLEH :

AYU DWI WAHYU P 125030100111095

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

1

Page 2: SEMINAR PEMERINTAHAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Otonomi berasal dari 2 kata yaitu ,  auto berarti sendiri,nomosberarti rumah

tangga atau urusan pemerintahan. Otonomi dengan demikian berarti mengurus rumah tangga

sendiri.Dengan mendampingkan kata ekonomi dengan kata daerah,maka istilah “mengurus

rumah tangga sendiri” mengandung makna memperoleh kekuasaan dari pusat dan mengatur atau

menyelenggarakan rumah tangga pemerintahan daerah sendiri. Pada dasarnya Otonomi daerah

adalah memberikan kewenangan yang  lebih besar kepada daerah untuk mengatur dan mengurus

rumah tangganya sendiri (azas desentralisasi). Tujuannya antara lain adalah untuk lebih

mendekatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat, memudahkan masyarakat untuk

memantau dan mengontrol penggunaan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD) dan untuk menciptakan persaingan yang sehat antar daerah dan

mendorong timbulnya inovasi.

Dalam konsep otonomi daerah Pemerintah Daerah dituntut untuk melakukan pengelolaan

keuangan daerah secara efektif, efesien dan akuntabel. Pemerintah Daerah harus berusaha

melakukan pengelolaan penerimaan daerah secara cermat, tepat dan hati-hati. Pemerintah Daerah

harus menjamin bahwa semua potensi penerimaan telah terkumpul dan dicatat ke dalam sistem

akuntansi pemerintahan daerah. Aspek utama dalam manajemen penerimaan daerah yang perlu

mendapat perhatiaan serius adalah pengelolaan Pendapatan Asli Daerah (PAD). PAD harus

menjadi bagian sumber keuangan terbesar bagi pelaksanaan otonomi daerah. Hal ini

menunjukkan bahwa PAD merupakan tolak ukur terpenting bagi kemampuan daerah dalam

menyelenggarakan dan mewujudkan otonomi daerah, sehingga PAD mencerminkan kemandirian

suatu daerah. PAD dapat berasal dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan

daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah.

PAD yang berasal dari hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan merupakan

pendapatan yang berasal dari Perusahaan Daerah (PD) atau Badan Usaha Milik Daerah

(BUMD). BUMD memiliki peran dalam mewujudkan kemakmuran daerah dengan memberikan

2

Page 3: SEMINAR PEMERINTAHAN

kontribusi terhadap Penerimaan PAD baik dalam bentuk deviden atau pajak. Tantangan

meningkatkan PAD salah satunya dapat dijawab dengan meningkatkan peran/kontribusi BUMD.

Pilihannya adalah apakah BUMD tersebut harus tetap dengan kondisinya saat ini atau

mengikuti persaingan itu dengan melakukan perubahan pada visi, misi, dan strategi bisnisnya.

Melihat dari fungsinya, BUMD didirikan bertujuan untuk menuju pelayanan agar masyarakat

bisa terpenuhi dengan baik dalam semua bidang, baik kesehatan, pendidikan dan juga sarana dan

prasarana. Melihat fungsi tersebut Pemerintah mendirikan Perusahaan Daerah Rumah Potong

Hewan atau disingkat PDRPH.

Pelayanan umum di Kota Malang perlu ditingkatkan lagi mengingat kebutuhan

masyarakat yang bermacam-macam. Selain untuk menerima pendapatan yang lebih, Pemda

menyediakan sarana kesehatan untuk masyarakat lewat PDRPH ini. PDRPH ini mewujudkan

pelayanan umum di bidang kesehatan. Untuk itu Pemda kota Malang mempunyai beberapa

inovasi untuk meningkatkan pelayanan agar Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan di Kota

Malang ini bisa terlaksana dengan baik. Oleh karena itu penulis ingin membahas lebih dalam

tentang “kemampuan PEMDA dalam mengelola BUMD studi kasus di Perusahaan Daerah

Rumah Potong Hewan (PDRPH) kota Malang”

1.2 RUMUSAN MASALAH

a. Bagaimana peran pemerintah daerah kota Malang dalam mengelola PDRPH di Kota

Malang?

b. Bagaimana struktur, tujuan, visi serta misi PDRPH di Kota Malang?

c. Bagaimana peran PDRPH dalam meningkatkan pelayanan di Kota Malang?

1.3 TUJUAN PENULISAN

a. Mengetahui peran pemerintah daerah kota Malang dalam mengelola PDRPH di Kota

Malang.

b. Mengetahui struktur, tujuan, visi serta misi PDRPH di Kota Malang.

c. Mengetahui peran PDRPH dalam meningkatkan pelayanan di Kota Malang.

3

Page 4: SEMINAR PEMERINTAHAN

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PERAN PEMERINTAH DAERAH

Fungsi pemerintah dalam kaitannya dengan pemberdayaan yaitu mengarahkan

masyarakat kemandirian dan pembangunan demi terciptanya kemakmuran, tidak serta merta

dibebankan oleh masyarakat. Perlu adanya peran pemerintah yang secara optimal dan mendalam

untuk membangun masyarakat, maka peran pemerintah yang dimaksud antara lain :

1.     Pemerintah sebagai regulator

Peran pemerintah sebagai regulator adalah menyiapkan arah untuk menyeimbangkan

penyelenggaraan pembangunan melalui penerbitan peraturan-peraturan. Sebagai regulator,

pemerintah memberikan acuan dasar kepada masyarakat sebagai instrumen untuk mengatur

segala kegiatan pelaksanaan pemberdayaan.

2.     Pemerintah sebagai dinamisator

Peran pemerintah sebagai dinamisator adalah menggerakkan partisipasi masyarakat jika

terjadi kendala-kendala dalam proses pembangunan untuk mendorong dan memelihara dinamika

pembangunan daerah. Pemerintah berperan melalui pemberian bimbingan dan pengarahan secara

intensif  dan efektif kepada masyarakat. Biasanya pemberian bimbingan diwujudkan melalui tim

penyuluh maupun badan tertentu untuk memberikan pelatihan.

3.    Pemerintah sebagai fasilitator

Peran pemerintah sebagai fasilitator adalah menciptakan kondisi yang kondusif bagi

pelaksanaan pembangunan untuk menjembatani berbagai kepentingan masyarakat dalam

mengoptimalkan pembangunan daerah. Sebagai fasiitator, pemerintah bergerak di bidang

pendampingan melalui pelatihan, pendidikan, dan peningkatan keterampilan, serta di bidang

pendanaan atau permodalan melalui pemberian bantuan modal kepada masyarakat yang

diberdayakan.

  

4

Page 5: SEMINAR PEMERINTAHAN

2.2 BUMD (BADAN USAHA MILIK DAERAH)

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah perusahaan yang didirikan dan dimiliki oleh

pemerintah daerah. Kewenangan pemerintah daerah membentuk dan mengelola BUMD

ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan

kewenangan provinsi sebagai daerah otonom.

Ciri-Ciri BUMD

Didirikan berdasarkan peraturan daerah (perda).

Dipimpin oleh direksi yang diangkat dan diberhentikan oleh kepala daerah atas

pertimbangan DPRD.

Masa jabatan direksi selama empat tahun.

Bertujuan memupuk pendapatan asli daerah guna membiayai pembangunan daerah.

Contoh BUMD adalah:

Bank Pembangunan Daerah (BPD)

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

Perusahaan Daerah Angkutan Kota (bus kota)

Tujuan Pendirian BUMD

Memberikan sumbangsih pada perekonomian nasional dan penerimaan kas negara

Mengejar dan mencari keuntungan

Pemenuhan hajat hidup orang banyak

Perintis kegiatan-kegiatan usaha

Memberikan bantuan dan perlindungan pada usaha kecil dan lemah.

(http://id.wikipedia.org/BUMD)

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adl perusahaan milik pemerintah daerah yg

didirikan dgn Peraturan Daerah berdasarkan Undang-Undang No. 5 tahun 1962 dgn modal

seluruh atau sebagian merupakan kekayaan daerah yg dipisahkan (BPS 2003:1).

Berikut adalah fungsi dan peran BUMD dalam menunjang penyelenggaraan pemerintah  daerah :

Melaksanakan kebijakan pemerintah daerah di bidang ekonomi dan pembangunan.

Pemupukan dana bagi pembiayaan pembangunan.

Mendorong peran serta masyarakat dalam bidang usaha.

Memenuhi barang dan jasa bagi kepentingan masyarakat.

5

Page 6: SEMINAR PEMERINTAHAN

Menjadi perintis kegiatan yg tak diminati masyarakat.

Tujuan utama sektor publik adalah pemberian pelayanan publik namun tak berarti

organisasi sektor publik sama sekali tak memiliki tujuan yg bersifat finansial. Organisasi sektor

publik juga memiliki tujuan finansial akan tetapi hal tersebut berbeda baik secara filosofis

konseptual dan operasional dgn tujuan profitabilitas pada sektor swasta. Tujuan finansial pada

sektor swasta diorientasikan pada maksimasi laba utk memaksimumkan kesejahteraan pemegang

saham sedangkan pada sektor publik tujuan finansial lbh pada maksimasi pelayanan publik krn

utk memberikan pelayanan publik diperlukan dana.

Contoh BUMD : Bank DKI, PDAM, PD-RPH

6

Page 7: SEMINAR PEMERINTAHAN

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 PERAN PEMERINTAH DAERAH KOTA MALANG DALAM MENGELOLA

PDRPH DI KOTA MALANG

Pada tahun 1937, RPH terletak di sebelah selatan Stasiun Kereta Api Kota Baru yang

pada saat itu masih memakai sebutan atau istilah Abattoir, pemotongan per hari  mencapai 20

ekor sapi. Kota Malang sebagai ibukota karesidenan masih terus berkembang dengan pesat, oleh

sebab itu dipandang perlu untuk mendirikan Abattoir baru yang lebih besar, lengkap dan

memenuhi syarat.

Adapun dasar dan alasan pendirian Abattoir adalah untuk memenuhi salah satu segi  yang

penting dari tugas pokok Dinas Kehewanan, (saat ini Dinas Peternakan) yaitu kesehatan

masyarakat veteriner dengan melayani masyarakat untuk keperluan pemotongan hewan yang

sehat serta untuk meningkatkan keuangan daerah dengan berstatus sebagai Perusahaan

Pembantaian. Pendirian Abattoir tidak terlepas dari kondisi dan situasi pada waktu itu, tetapi

juga dengan memperhitungkan perkembangan pada tahun–tahun mendatang baik mengenai

pertumbuhan penduduk, peningkatan jumlah pemotongan hewan, arah perkembangan kota dan

segi lainnya. Pendirian Abattoir yang baru selain untuk pemotongan sapi juga dibangun Abattoir

khusus untuk babi yang pembangunannya dimulai pertengahan tahun 1937 terletak di daerah

Desa Gadang atau tepatnya di Kelurahan Ciptomulyo Kecamatan Kedungkandang yang saat ini

masuk wilayah Kecamatan Sukun. Pembangunan selesai pada bulan Maret 1938 dan mulai

dipergunakan pada tanggal 16 Maret 1938.

Waktu berjalan terus dan sampailah pada tahun 1947 dengan adanya agresi pertama

Belanda, Abattoir juga tidak luput dari usaha bumi hangus. Dengan bertambahnya usia Kota

Malang, pertambahan jumlah penduduk berpengaruh pula pada peningkatan jumlah pemotongan

hewan. Pada tahun 1966 jumlah pemotongan sapi sudah mencapai antara 50–70 ekor per hari

dan secara insidentil pernah mencapai 120 ekor, pada tahun 1963 diadakan Jubelium, peringatan

25 tahun berdirinya Abattoir Kota Malang. Keadaan Abattoir saat itu (tahun 1966) dalam hal

perawatan bangunan, pemeliharaan  dan penggantian alat–alat kurang mendapat perhatian yang

serius karena kekurangan dana, sehingga pelayanan kebersihan, kesehatan kurang dapat dipenuhi

7

Page 8: SEMINAR PEMERINTAHAN

secara maksimal. Untuk mengatasi hal tersebut diatas perlu penanganan yang lebih profesional,

maka pada tanggal 1 April 1966 dibentuklah Perusahaan Daerah Pembantaian yang bertepatan

dengan HUT Kodya Malang yang ke 52 tahun. Kemudian secara resmi pada tanggal 17 Oktober

1966 diresmikan sebagai tanggal berdirinya PD. Pembantaian Kodya Malang dengan Surat

Keputusan Walikota tanggal 18 Oktober 1966 Nomor 90 a/U.

Selain pemotongan hewan sebagai usaha utama, juga bidang distribusi dan produksi dari

ternak  serta hasil–hasil dari ternak. Setelah berubah status dari Abattoir yang dikelola oleh

Dinas Kehewanan menjadi PD. Pembantaian, kesempatan ini digunakan sebaik–baiknya untuk

merehabilitasi gedung, halaman, jalan–jalan, peralatan maupun bangunan bangunan yang

dipandang perlu untuk diperbaiki. Luas komplek Abattoir yang dulu seluas 10.000 m2, setelah

menjadi PD. Pembantaian luas komplek ditambah 1.843 m2 sehingga menjadi 11.843 m2.

Pejabat awal berdirinya Abattoir adalah Drh. Slamet yang pensiun pada tahun 1958.

Pejabat penggantinya adalah Drh. Pratomo dari tahun 1958 sampai dengan 1976. Terhitung

mulai tanggal 2 Pebruari 1976 PD. Pembantaian dipimpin oleh Letkol. Poernomo. Sejalan

dengan perkembangan PD. Pembantaian dan perkembangan usaha yang diharapkan harus

meningkat, maka Perda tahun 1966 diganti dengan Perda Nomor 8 tahun 1969. Kemudian Perda

Nomor 8 tahun 1969 diganti dengan Perda Nomor 17 tahun 2002 menjadi PD. Rumah

Pemotongan Hewan (PD.RPH) Kota Malang. Dengan Perda Nomor 17 tahun 2002 ini PD.RPH

Kota Malang diharapkan lebih maju dan lebih potensial dimasa–masa mendatang sehingga

keberhasilan dan kemakmuranlah yang akan dicapai.

Pemerintah Daerah sendiri telah memberikan kewenangan dan kebebasan kepada masing-

masing BUMD untuk mengelola dan mengendalikan aset daerah yang mereka miliki. Aset

daerah yang mereka miliki digunakan untuk melakukan pelayanan yang lebih maksimal.

Peningkatan pelayanan yang ada dapat berupa inovasi-inovasi yang dikembangkan di dalam

PDPRH itu sendiri.

8

Page 9: SEMINAR PEMERINTAHAN

3.2 STRUKTUR, TUJUAN, VISI SERTA MISI PDRPH DI KOTA MALANG

A. STRUKTUR ORGANISASI

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Malang No. 17 Tahun 2002 bahwa, susunan

organisasi  Perusahaan Daerah Rumah Pemotongan Hewan (PD.RPH) Kota Malang terdiri dari:

1. Direktur; tugas pokok memimpin, mengawasi dan mengendalikan semua kegiatan

operasional Perusahaan Daerah. Untuk meningkatkan usaha Perusahaan, Direktur dapat

mengadakan kerjasama denga Pihak Ke Tiga dan dilaporkan kepada DPRD oleh Kepala

Daerah

2. Badan Pengawas; menetapkan kebijakan umum, melaksanakan pembinaan, pengawasan

dan pengendalian terhadap Perusahaan Daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Satuan Pengawas Intern; melaksanakan sebagian tugas Direktur dalam bidang

pengawasan, penelitian, pengembangan dan pengawasan Perusahaan Daerah

4. Bagian Umum dan Keuangan; mempunyai tugas membantu Direktur dalam bidang

administrasi umum, keuangan, kepegawaian, perlengkapan, teknik dan sanitasi

5. Bagian Pemotongan Hewan; melaksanakan pengendalian dalam pelayanan pemotongan

hewan.

6. Bagian Budidaya Hewan Potong; melaksanakan pengembangan budidaya hewan

potong dan usaha pemasaran

7. Urusan Pengawasan Produksi, Keuangan dan Materiil; melaksanakan pengawasan

dan pemeriksaan di bidang produksi, keuangan dan materiil

8. Urusan Pengawasan Umum, Penelitian dan Pengembangan Usaha; Pelaksanaan

pengawasan dan pemeriksaan atas segala sesutu yang berhubungan dengan

penyelenggaraan administrasi

9. Sub Bagian Umum dan Sumber Daya Manusia; mempunyai tugas melaksanakan

administrasi umum dan kepegawaian

10. Sub Bagian Keuangan; melaksanakan administrasi keuangan Perusahaan Daerah

(http://rphmalang.blogspot.com)

9

Page 10: SEMINAR PEMERINTAHAN

B. TUJUAN & FUNGSI PDPRH DI KOTA MALANG ADALAH:

1. Mewujudkan dan meningkatkan pelayanan umum kepada masyarakat dalam bidang

pemotongan hewan, pengadaan dan penyaluran daging yang sehat dan bermutu.

2. Membantu dan menunjang kebijaksanaan umum Pemerintah Daerah dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya dalam penyediaan protein hewani

(daging) yang sehat dan bermutu serta penyediaan ternak potong.

3. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

4. Menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan pemotongan hewan termasuk

pembangunan, pemeliharaan dan pengawasan;

5. menyediakan dan menampung hewan / ternak potong;

6. Mengelola Rumah Potong Hewan dan pemotongan hewan

7. Menyediakan tempat-tempat penyimpanan daging (cold storage);

8. Memeriksa kesehatan hewan sebelum dipotong (ante morten) dan sesudah dipotong (post

morten);

9. Mengangkut, mendistribusikan dan memasarkan daging;

10. Melaksanakan usaha lain yang ditetapkan Direksi setelah mendapat persetujuaan Kepala

Daerah. (http://rphmalang.blogspot.com)

C. VISI DAN MISI PDRPH DI KOTA MALANG

Sesuai tugas pokok Rumah Pemotongan Hewan sebagai sarana pelayanan masyarakat

dalam penyediaan daging sehat, serta fungsi sebagai unit penghasil sumber pendapatan murni

daerah, maka dalam melaksanakan tugas dan fungsinya tersebut Perusahaan Daerah Rumah

Pemotongan Hewan mempunyai visi ke depan sebagai berikut:

VISI

Mewujudkan PD.RPH sebagai tempat  pemotongan yang terkemuka dan ramah

lingkungan.

Untuk mewujudkan visi tersebut Perusahaan Daerah Rumah Pemotongan Hewan

Kota Malang melakukan upaya-upaya kegiatan operasional dengan misi sebagai

berikut:

10

Page 11: SEMINAR PEMERINTAHAN

MISI

Meningkatkan sarana dan prasarana tempat pemotongan hewan potong sebagai

pelayanan prima dalam penyediaan daging.

Meningkatkan profesionalisme karyawan dan kinerja manajemen menuju  

Perusahaan Daerah yang mandiri.

Melakukan diversifikasi usaha guna meningkatkan pendapatan Perusahaan dan

karyawan.

Menjaga kelestarian lingkungan agar tetap bersih dan sehat.

(http://rphmalang.blogspot.com)

3.3 PERAN PDRPH DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN DI KOTA MALANG

Pemerintah daerah kota Malang memberikan tugas kepada masing masing BUMD untuk

meningkatkan pelayanan di kota Malang. Karena kita tahu Pemerintah Daerah tidak selalu bisa

mengendalikan pelayanan untuk masyarakat. Maka dari itu Pemerintah daerah menyerahkan

kewenangan kepada BUMD untuk melayani masyarakat. PD-RPH di Kota Malang mempunyai

tugas untuk melayani kebutuhan masyarakat di bidang kesehatan.

A. SEBAGAI SUMBER PAD KOTA MALANG & MENAMBAH LAPANGAN

KERJA

Sumber penerimaan inti berasal dari retribusi pemotongan hewan dan retribusi

penggunaan kandang. Selain dari sumber penerimaan inti, penerimaan juga berasal dari

pengembangan usaha yang meliputi penjualan ternak potong, penjualan hewan qurban, penjualan

pupuk rumen, penjualan daging segar dan beku, penjualan produk olahan daging serta

pendapatan lain-lain. Sedangkan pengeluaran dari kegiatan usaha Perusahaan Daerah Rumah

Potong Hewan ini adalah pengeluaran untuk beban pegawai, beban produksi, beban pemakaian

dan pemeliharaan alat-alat produksi, serta beban umum dan administrasi.

11

Page 12: SEMINAR PEMERINTAHAN

A. USAHA POKOK

1) Jasa Pemotongan Hewan Jasa ini diperuntukkan bagi pengguna jasa yang ingin

memotong hewan seperti sapi, kambing, dan babi dengan tarif sebagai berikut: Harga

Sapi Rp. 40.000,- Kambing Rp. 5.000,- Babi Rp. 55.000,- (Sumber: Dokumen

Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan Malang)

2) Jasa Perkandangan (Holding Ground) Jasa ini diperuntukkan bagi pengguna jasa untuk

menampung ternak yang datang dari luar kota, yang nantinya akan dipotong di Rumah

Potong Hewan Kota Malang. Namun tidak menutup kemungkinan ternak yang

ditampung di tempat ini adalah ternak yang akan dikirim ke luar kota (Jakarta).

b. PENGEMBANGAN USAHA, PENGEMBANGAN USAHA ini diperuntukan untuk

meningkatkan atau menambah pendapatan selain usaha inti yang meliputi :

1) Penjualan Ternak Potong.

2) Penjualan Hewan Qurban.

3) Penjualan Pupuk Rumen.

4) Penjualan Daging Segar dan Beku.

5) Penjualan Produk Daging Olahan dan Pendapatan lain lain.

Tujuan Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan Malang adalah Suatu kegiatan dan upaya

tertentu, tentunya mempunyai suatu tujuan tertentu juga, seperti halnya Perusahaan Daerah

Rumah Potong Hewan Malang yang saat ini menjadi lokasi dalam penelitian ini juga mempunyai

tujuan tertentu. tujuan umum yang ingin dicapai oleh Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan

Malang adalah sebagai berikut :

1) Meningkatkan kepuasan pelanggan.

2) Meningkatkan standar gizi masyarakat.

3) Meningkatkan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) yang ada di Perusahaan Daerah

Rumah Potong Hewan Malang.

4) Meningkatkan kepentingan dan peran serta stakeholder.

5) Meningkatkan penjualan, pendapatan atau laba perusahaan

12

Page 13: SEMINAR PEMERINTAHAN

B. PROSEDUR YANG KETAT AGAR MASYARAKAT MEMPEROLEH

KUALITAS DAGING YANG BAIK

Fungsi PD-RPH yang sesungguhnya adalah melayani masyarakat di bidang kesehatan.

Tentunya semua itu tidak terlepas dari prosedur yang dilaksanakan oleh dinas kesehatan kota

Malang. Salah satunya adalah syarat penyembelihan daging yang sangat terpilih. Persyaratan

pelayanan adalah:

1. Syarat Pelayanan Pemotongan Hewan

Hewan yang akan dipotong harus sudah diperiksa kesehatannya ( ante morten )

Sebelum pemotongan harus membayar bea potong hewan terlebih Dahulu

2. Syarat Pelayanan perbaikan sarana dan prasarana / fasilitas

Pelanggan melaporkan perihal kerusakan fasilitas pada petugas di loket pengaduan untuk

dicatat dan didata atai melalui kotak saran /pengaduan

3. Syarat Pelayanan mahasiswa dan pelajar untuk Praktek Kerja Lapang dan Praktikum

Membuat surat dari sekolah / fakultas ditujukan kepada PD. RPH. Kota Malang

Mendapat ijin dari  Kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat

(Sumber: RPH Kota Malang)

Dengan adanya prosedur yang sangat mendetail tersebut, tentunya masyarakat akan

mendapatkan daging dengan kualitas bersih dan terhindar dari virus.

13

Page 14: SEMINAR PEMERINTAHAN

ANALISIS:

Melihat kenyataan diatas sesuai dengan peran yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah

Kota Malang dalam melayani kebutuhan masyarakat terutama di bidang kesehatan

sangatlah memuaskan. Karena disamping memenuhi PAD kota Malang, pemerintah tidak

lupa mengambil bagian untuk melayani masyarakat. Semua ini menjadikan

keseimbangan antara peran pelayanan dengan peran meningkatkan PAD.

Visi & misi yang terkandung dalam PD-RPH kota Malang adalah Meningkatkan sarana

dan prasarana tempat pemotongan hewan potong sebagai pelayanan prima dalam

penyediaan daging, Meningkatkan profesionalisme karyawan dan kinerja manajemen

menuju   Perusahaan Daerah yang mandiri, Melakukan diversifikasi usaha guna

meningkatkan pendapatan Perusahaan dan karyawan, Menjaga kelestarian lingkungan

agar tetap bersih dan sehat. Apabila dilihat dari implementasi pemerintah daerah kota

Malang, pemerintah telah menyiapkan sarana & prasarana pemotongan hewan agar

masyarakat bisa menikmati daging yang bersih. Dengan adanya perusahaan daerah rumah

potong hewan bisa menambah kinerja manajemen perusahaan daerah yang lebih mandiri,

dan yang terakhir menjaga kelestarian serta lingkungan di Kota Malang agar tetap bersih

dan sehat.

14

Page 15: SEMINAR PEMERINTAHAN

BAB IV

KESIMPULAN

PAD yang berasal dari hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan merupakan

pendapatan yang berasal dari Perusahaan Daerah (PD) atau Badan Usaha Milik Daerah

(BUMD). BUMD memiliki peran dalam mewujudkan kemakmuran daerah dengan memberikan

kontribusi terhadap Penerimaan PAD baik dalam bentuk deviden atau pajak. Tantangan

meningkatkan PAD salah satunya dapat dijawab dengan meningkatkan peran/kontribusi BUMD.

Pilihannya adalah apakah BUMD tersebut harus tetap dengan kondisinya saat ini atau

mengikuti persaingan itu dengan melakukan perubahan pada visi, misi, dan strategi bisnisnya.

Melihat dari fungsinya, BUMD didirikan bertujuan untuk menuju pelayanan agar masyarakat

bisa terpenuhi dengan baik dalam semua bidang, baik kesehatan, pendidikan dan juga sarana dan

prasarana. Melihat fungsi tersebut Pemerintah mendirikan Perusahaan Daerah Rumah Potong

Hewan atau disingkat PDRPH.

Pelayanan umum di Kota Malang perlu ditingkatkan lagi mengingat kebutuhan

masyarakat yang bermacam-macam. Selain untuk menerima pendapatan yang lebih, Pemda

menyediakan sarana kesehatan untuk masyarakat lewat PDRPH ini. PDRPH ini mewujudkan

pelayanan umum di bidang kesehatan. Untuk itu Pemda kota Malang mempunyai beberapa

inovasi untuk meningkatkan pelayanan agar Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan di Kota

Malang ini bisa terlaksana dengan baik.

SARAN:

Memaksimalkan peran pemerintah PD-RPH dalam melayani kebutuhan masyarakat

terutama kesehatan.

Para oknum yang melakukan potong hewan lebih meningkatkan efisiensi agar kualitas

daging yang didapatkan lebih maksimal.

Pemerintah membuat inovasi-inovasi seputar permasalahan Rumah Potong Hewan agar

masyarakat lebih memperhatikan kebersihan dan lebih mengandalkan Rumah Potong

Hewan dalam memotong Hewan ternaknya.

15

Page 16: SEMINAR PEMERINTAHAN

DAFTAR PUSTAKA

Lestari, P.B.B.A., 1994a. Rumah Pemotongan Hewan Ruminansia Indonesia, P.T. Bina Aneka

Lestari, Jakarta.

Lestari, P.B.B.A., 1994a. Rancang Bangun Rumah Potong Hewan di Indonesia, P.T. Bina Aneka

Lestari, Jakarta.

Manual Kesmavel, 1993. Pedoman pembinaan Kesmavel. Direktorat Bina Kesehatan Hewan

Direktoran Jenderal Peternakan, Departemen Pertanian, Jakarta.

http://rphmalang.blogspot.com/2012/05/persyaratan-pelayanan.html

Diakses pada tanggal 4 Juni 2015

http://okhasajete.blogspot.com/2013/12/laporan-prakerin-rumah-potong-hewan.html

Diakses pada tanggal 4 Juni 2015

16