Click here to load reader
Upload
ngokhue
View
295
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
SEMIOTIKA DALAM LIRIK LAGU ARAB KUN ANTA YANG DIPOPULERKAN
OLEH HUMOOD ALKHUDER
Skripsi:
Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora
untuk Memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Humaniora
OLEH:
M IMRON
NIM: 1111024000022
PROGRAM STUDI TARJAMAH
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/ 2018 M
PEDOMAN TRANSLITERASI
Skripsi ini menggunakan pedoman transliterasi berdasarkan pada pedoman
transliterasi Arab-Indonesia yang merupakan hasil keputusan bersama (SKB) Menteri
Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor: 158 Tahun 1987 dan
Nomor: 0543 b/U/1987, sebagai berikut:
1. Konsonan
No. Huruf Arab Nama Huruf
Latin
Keterangan
Alif Tidak dilambangkan ا .1
Ba B Be ب .2
Ta T Te ت .3
Tsa Ts Te dan es ث .4
Jim J Je ج .5
Ha H H dengan garis bawah ح .6
Kha Kh Ka dan ha خ .7
Dal D De د .8
Dzal Dz De dan zet ذ .9
Ra R Er ر .10
Zai Z Zet ز .11
iv
Sin S Es س .12
Syin Sy Es dan ye ش .13
Sad S Es dengan garis bawah ص .14
Dad D De dengan garis bawah ض .15
Ta T Te dengan garis bawah ط .16
Za Z Zet dengan garis bawah ظ .17
Ain ‘ Koma terbalik di atas hadap kanan‘ ع .18
Gain Gh Ge dan ha غ .19
Fa F Ef ف .20
Qaf Q Ki ق .21
Kaf K Ka ك .22
Lam L El ل .23
Mim M Em م .24
Nun N En ن .25
Wau W We و .26
Ha H Ha ه .27
Hamzah , Apostrof ء .28
Ya Y Ye ي .29
Hamzah (ء) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda apa pun.
Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda (’).
2. Vokal
v
Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal tunggal atau
monoftong dan vokal rangkap atau diftong.Vokal tunggal bahasa Arab yang
lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya sebagai berikut:
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
A Fathah ا َ
I Kasrah ا َ
U Dammah ا َ
Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat dan
huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu:
Tanda Nama Huruf Latin Keterangan
Fathah dan ya Ai A dan I ى يَ
Fathah dan wau Au A dan U ى وَ
3. Maddah atau Vokal Panjang
Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harkat dan huruf,
transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:
Harakat dan Huruf Nama Huruf dan Tanda Keterangan
اَ|َ...َ ى َ … Fathah dan alif
atau ya
Ā a dengan garis
di atas
ى َ Kasrah dan ya Ī I dengan garis
di atas
vi
و َ Dammah dan
wau
Ū U dengan garis
di atas
1. Ta Marbūtah
Transliterasi untuk ta marbūtah ada dua, yaitu: ta marbūtah yang hidup atau
mendapat harakat fathah, kasrah, dan dammah, transliterasinya adalah [t].
sedangkan ta marbūtah yang mati atau mendapat harakat sukun, transliterasinya
adalah [h].
Kalau pada kata yang berakhir dengan ta marbūtah diikuti oleh kata yang
menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta
marbūtah itu ditransliterasikan dengan ha (h). contohnya:
األط ف ال ةَ ض و raudah al-atfāl : ر
ل ة ال ف اض ي ن ةَ د al-madĪnah al-fādilah : ا ل م
ة م ك al-hikmah : ا ل ح
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tidak lupa disanjungkan kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW, dan turut serta kepada para sahabat dan keluarganya.
Saya selaku penulis skripsi ini mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dan turut berkontribusi dalam penyelesaian
skripsi ini. Adapun khususnya ucapan terima kasih saya haturkan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, MA selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Moch. Syarif Hidayatullah, M.Hum selaku Ketua Jurusan Tarjamah
beserta Ibu Rizqi Handayani, MA selaku Sekretaris Jurusan Tarjamah yang telah
memberikan saran serta motivasi pada saya untuk percepatan penyelesaian kuliah
saya ini.
3. Bapak Dr. Abdullah, MA selaku Dosen Pembimbing skripsi ini yang telah
memberikan bimbingan, masukan, dan sarannya dalam proses penyelesaian skripsi
ini.
4. Seluruh Dosen Prodi Tarjamah yang telah memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat
serta perhatian dan dukungannya di dalam maupun di luar perkuliahan.
5. Kedua orang tua yang saya sayangi, yang banyak memberikan dorongan, kritik dan
saran, serta dukungan baik berupa materi maupun non materi.
6. Seluruh teman-teman seperjuangan khususnya di jurusan Tarjamah.
ix
Demikianlah beberapa patah kata yang saya dapat sampaikan, semoga segala hal
diberikan untuk saya dapat bermanfaat hingga dikemudian hari dan menjadi amal
jariyah. Amin.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Ciputat, 27 Juli 2018
M. Imron
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : M. Imron
NIM : 1111024000022
Jurusan : Tarjamah
Fakultas : Adab dan Humaniora
Dengan ini menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar strata I UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti karya ini bukan hasil karya saya, atau merupakan
jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang
berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 27 Juni 2018
M. Imron
vii
ABSTRAK
M. Imron
Semiotika Dalam Lirik Lagu Arab Kun Anta Yang Dipopulerkan Humood
Alkhuder.
Penulisan skripsi ini memfokuskan pada analisis semiotik dalam lirik lagu
Arab berjudul Kun Anta yang dipopulerkan oleh Humood al-Khuder. Adapun dalam
penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode kualitatif, dengan korpus lirik
lagu Arab Kun Anta. Tujuan dari penulisan ini di antaranya untuk mengetahui bentuk
frasa atau kalimat yang mengandung makna semiotik dalam lirik lagu tersebut, serta
untuk mengetahui makna-makna yang lebih dalam yang terkandung di dalamnya.
Penulisan skripsi ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif. Yaitu dengan
melakukan pengamatan melalui data-data yang telah ada, mencari pola-pola antar
hubungan dengan berbagai konsep-konsep yang sebelumnya belum pernah ditentukan
Dalam skripsi ini, peneliti menyimpulkan bahwa lirik lagu kun anta
mempunyai makna yang dalam dari aspek semiotik sehingga dapat diambil hikmah
serta pelajaran dari lirik lagu tersebut.
Kata Kunci: Semiotik, Lirik Lagu, Kun Anta, Humood.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi
ini. Shalawat serta salam tidak lupa disanjungkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, dan
turut serta kepada para sahabat dan keluarganya.
Saya selaku penulis skripsi ini mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dan turut berkontribusi dalam penyelesaian skripsi ini. Adapun
khususnya ucapan terima kasih saya haturkan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, MA selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Moch. Syarif Hidayatullah, M.Hum selaku Ketua Jurusan Tarjamah beserta Ibu
Rizqi Handayani, MA selaku Sekretaris Jurusan Tarjamah yang telah memberikan saran serta
motivasi pada saya untuk percepatan penyelesaian kuliah saya ini.
3. Bapak Dr. Abdullah, MA selaku Dosen Pembimbing skripsi ini yang telah memberikan
bimbingan, masukan, dan sarannya dalam proses penyelesaian skripsi ini.
4. Seluruh Dosen Prodi Tarjamah yang telah memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat serta
perhatian dan dukungannya di dalam maupun di luar perkuliahan.
5. Kedua orang tua yang saya sayangi, yang banyak memberikan dorongan, kritik dan saran,
serta dukungan baik berupa materi maupun non materi.
6. Seluruh teman-teman seperjuangan khususnya di jurusan Tarjamah.
Demikianlah beberapa patah kata yang saya dapat sampaikan, semoga segala hal diberikan untuk
saya dapat bermanfaat hingga dikemudian hari dan menjadi amal jariyah. Amin.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Ciputat, Mei 2018
M. Imron
x
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PERNYATAAN ....................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii
PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................................... iii
ABSTRAK .................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ................................................................................ viii
DAFTAR ISI............................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 7
D. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 7
E. Metodologi Penelitian ...................................................................... 10
F. Sistematika Penulisan ....................................................................... 11
BAB II KERANGKA TEORI ................................................................... 12
A. Semiotik ........................................................................................... 12
B. Penerjemahan Arab-Indonesia ......................................................... 14
C. Sastra Musik Arab ............................................................................ 17
D. Lirik Lagu Arab ............................................................................... 19
E. Penerjemahan Sastra......................................................................... 22
BAB III HUMOOD ALKHUDER DAN LAGU KUN ANTA ............... 28
xi
A. Biografi Humood Alkhuder ............................................................. 28
B. Lagu Kun Anta ................................................................................. 31
BAB IV ANALISIS DATA ........................................................................ 33
A. Analisis Lirik Lagu Kun Anta .......................................................... 33
B. Analisis Data .................................................................................... 34
BAB V PENUTUP...................................................................................... 41
A. Kesimpulan ...................................................................................... 41
B. Saran ................................................................................................. 41
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 42
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penerjemahan selalu melibatkan dua bahasa yaitu bahasa sumber dan bahasa sasaran
yang memiliki sistem kebahasaan yang berbeda. Perbedaan sistem kebahasaan dari bahasa
sumber ke bahasa sasaran merupakan salah satu penyebab kesulitan yang dihadapi oleh
penerjemah. Kesulitan tersebut muncul karena adanya pengaruh negatif unsur bahasa sumber
(bahasa ibu) yang masuk ke dalam bahasa sasaran sehingga menimbulkan kesalahan dalam
penerjemahan, misalnya kesalahan dalam tata kalimat atau tata makna1.
Bahasa merupakan suatu sistem lambang berupa bunyi, bersifat arbitrer, digunakam suatu
masyarakat tutur untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. Sebagai sebuah
sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam
bidang bunyi, tata bentuk kata, maupun tata kalimat2. Oleh sebab itu keterkaitan bahasa amat
berpengaruh dalam ruang lingkup masyarakat dan bahasa Arab termasuk bahasa yang banyak
diserap dalam bahasa Indonesia.
Pada dasarnya kedudukan Bahasa Arab di Indonesia cukup besar, karena sebagian
masyarakat di Indonesia beragama Islam, yang di dalam kehidupannya selalu identik dengan
ritual keagamaan yang menggunakan bahasa Arab, misalnya shalat, mengaji, serta bershalawat,
yang pastinya menggunakan lafal bahasa Arab. Dalam kamus Bahasa Indonesia musik adalah
1 Syamsyuri, Analisis Bahasa Memahami Bahasa Secara Ilmiah,(Jakarta: Erlangga, 1987) H. 26
2 Abdul Chaer, Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta) H.1
2
paduan bunyi dari beberapa alat atau instrumen musik yang bernada secara teratur dan
berkesesuaian.3
Bebicara tentang bahasa Arab, dimana akhir-akhir ini tidak sedikit masyarakat Indonesia
yang mulai menyukai lagu-lagu Arab, sehingga dengan terjemahan bahasa Arab yang muncul
kini menjadi tidak asing lagi karena generasi millenial pun sudah mulai tertarik akan lagu-lagu
Arab yang saat ini viral di berbagai sosial media, akan tetapi tidak menutup kemungkinan masih
banyak ditemukan kekeliruan dalam penerjemahan lirik lagunya. Apalagi terkait dengan
penyampaian pesan dari TSU kepada TSA.
Viralnya lagu-lagu Arab sebetulnya disebabkan beberapa faktor, di antaranya: genre
musik dan aransemen yang eazy listening,4 lirik berbahasa Arab yang sudah tak asing namun
menimbulkan daya tarik tersendiri dibanding lagu-lagu berbahasa Indonesia atau bahasa Inggris
yang bisa dianggap terlalu sering didengar sehingga cukup membosankan. Karena generasi
millenial kini lebih condong pada hal-hal baru yang sedang viral di sosial media seperti; 1.
Instagram, 2. Tik tok, 3. Facebook, 4. Line, dan sebagainya.
Oleh karenanya, banyak para pendengar dan penikmat musik Arab yang ingin
mengetahui apa arti atau terjemahan yang dikandung dalam lirik lagu Arab yang mereka dengar.
Ditambah pula semakin tingginya daya saing para musisi di dunia maya, ingin mencari
pembaruan-pembaruan yang menarik seperti mengaransemen dan menerjemahkan lagu Arab
menjadi lagu versi Indonesia sehingga bisa menarik banyak viewers dalam postingannya di
berbagai sosial media. Maka dari itu, penerjemahan lagu Arab kini menduduki posisi penting
dalam dunia musik dan dunia maya pada umumnya.
3 Susilo Riwayadi & Suci Nur Anisyah, Kamus Populer Ilmiah Lengkap, (Surabaya: Sinar Terang), H. 320
4 Istilah Eazy Listening Pertama Kali Digunakan Oleh Claude Hall Pada Tahun 1965. Wikipedia
3
Selanjutnya, dalam proses penerjemahan tak lepas dari makna karena makna merupakan
pusat perhatian penerjemah. Segala metode, prosedur, dan teknik dikerahkan dan diabadikan
sepenuhnya untuk mengunkap makna yang terdapat dalam teks yang diterjemahkan5. Oleh sebab
itu hasil terjemahan agar menjadi lebih baik maka harus memperhatikan berbagaimacam aspek,
agar pesan yang terkandung di dalam TSU tersampaikan di TSA, sehingga sasaran pembaca
terjemahan lagu yang mereka lihat dapat dengan mudah mereka pahami dan hayati.
Banyak orang berpendapat bahwa menerjemah berarti kegiatan satu arah, artinya kita
hanya dapat menerjemahkan ke dalam bahasa ibu, dan tidak dapat menerjemahkan ke dalam
selain bahasa ibu, termasuk bahasa asing. Alasan utama bagi mereka yang sependapat dengan ini
adalah bahwa seseorang tidak dapat menilai apakah penyampaiannya dalam selain bahasa ibu
tersebut terasa wajar dan alamiah bagi pembaca bahasa sasaran atau tidak.6 Hal ini disebabkan
karena perbedaan budaya berpengaruh terhadap bahasa. Oleh sebab itu seorang penerjemah
harus memahami karakteristik bahasa yang akan diterjemahkan agar tidak terjadi
ketidaktersampaian pesan terjemahan.
Translation atau penerjemahan selama ini didefinisikan melalui berbagai cara dengan
latar belakang teori dan pendekatan yang berbeda. Meskipun sangat tidak mewakili keseluruhan
definisi yang ada dalam dunia penerjemahan dewasa ini, di sini akan disoroti dua definisi saja
sebagai pijakan memasuki pembahasan. Newmark memberikan definisi penerjemahan adalah
“rending the meaning of a text in to another language in the way that the author intenden the
text” menerjemahkan makna suatu teks atau lirik ke dalam bahasa lain sesuai dengan yang
dimaksud pengarang7. Dengan kata lain, menerjemahkan adalah upaya menggantikan TSU
5Syihabuddin, Penerjemahan Arab Indonesia (Teori Dan Praktek), (Bandung: Humaniora, 2005), H. 3
6 Rochayah Machali, Pedoman Bagi Penerjemah, (Bandung:Mizan Pustaka, 2009), H. 35
7Rochayan Machali, Pedoman Bagi Penerjemah. H. 25
4
dengan teks yang sepadan dalam TSA, kemudian yang diterjemahkan adalah makna yang
dimaksudkan pengarang.
Terkait dengan makna maka dalam linguistik kajian yang membahas makna adalah
kajian pendekatan semantik. Hal ini dikarenakan seorang penerjemah tidak akan lepas dari
makna, karena makna merupakan pusat perhatian penerjemah. Segala metode, prosedur, dan
teknik dikerahkan untuk di ungkapkan dalam TSU ke TSA8. Oleh sebab itu, menjadi sesuatu
yang wajib bagi seorang penerjemah mempelajari semantik, agar terjemahan yang dihasilkan
tidak lepas dari konteks yang diinginkan oleh penelitinya dalam bahasa sumber.
Selanjutnya, berlanjut ke sejarah musik Islam yang sudah pernah ditelusuri dengan
menyertakan musik Arab pada masa sebelum Islam, dimana berawal dari seni sastra Arab
seperti puisi Arab pra-Islam yang memiliki nilai-nilai estetika yang sangat tinggi, dengan
struktur bahasa yang cukup rumit serta kosa kata yang begitu kaya, melahirkan musik-musik
Arab.9
Berbicara soal sastra Arab, tentu hal yang tidak asing adalah tentang syair. Sebagaimana
Cahya Buana mengutip dalam buku Tarikh al-Naqd al-Adabi wa al-Balaghah tentang definisi
syair yang merupakan sebuah seni yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya, sebagaimana
musik dengan iramanya, gambar dengan aneka warnanya, tarian dengan gerakannya, dan lain-
lain.10
Seiring perjalanan waktu, sastra Arab klasik beralih menjadi sastra Arab kontemporer
yang bebas dari kaidah sajak dan badi‟.11
8Henry Guntur Tarigan, Pengajar Kosakata,(Bandung:Angkasa, 1993), H.3
9 Andre Irawan, “Musik Di Dunia Islam Sebuah Penelusuran Historikal Musikologis,” Jurnal Tsaqafa, Vol. 1,
No. 1, (Juni 2012) 10
Cahya Buana, Simbol-Simbol Keagamaan Dalam Syair Jahiliyah, (Yogyakarta: Mocopat Offset, 2011)
Hal. 26 11
Moch. Muizzuddin, “Perkembangan Sastra Arab Kontemporer,” Jurnal Al-Ittijah, Vol. 01, No. 02, (Juli-
Desember 2009)
5
Selain itu, menurut Fadlil Munawwar Manshur dalam Jurnal Tajdid menyatakan bahwa,
“musik Islam, seperti yang hidup di negara-negara Arab, adalah musik yang hidup dan
berkembang di dalam kebudayaan keseluruhan masyarakat yang memeluk agama Islam. Musik
ini hidup dan berkembang menurut konsep dan tata cara agama Islam.”12
Berangkat dari sejarah sastra Arab, dewasa ini banyak lagu berbahasa Arab yang
digemari oleh orang Indonesia. Seperti lagu kun anta yang diciptakan sekaligus dinyanyikan
Humood Alkhuder penyanyi asal Kwait. Lagu yang dikemas dengan nuasa pop ini berbeda
dengan lagu-lagu bahasa Arab sebelumnya yang beredar di Indonesia, seperti lagu gambus. Oleh
sebab itu, lagu ini mudah diterima banyak kalangan serta bahasa yang digunakan juga
menggunakan bahasa fushah. Akibat fenomena ini peneliti merasa penting mengkaji dan
menerjemahkan lagu ini agar makna yang terkandung di dalamnya dapat juga dinikmati oleh
orang banyak. Dalam hal ini peneliti juga akan memperhatikan dalam pemilihan kata atau diksi
yang tepat.
Kemahiran mengolah kata sangat berkaitan dengan pemilihan kata atau diksi, arti kata
dan perolehan makna. Berbicara tentang makna bahasa dalam penerjemahan tidak dapat
dipisahkan dalam penerjemahan. Hal ini menjadi penting karena mempelajari makna berarti
mempelajari bagaimana sikap pemakai bahasa memiliki caranya sendiri dalam membentuk
makna setiap katanya. Oleh sebab itu, agar hasil terjemahan dapat dipahami maka harus
diperhatikan bentuk bahasa sasarannya (BSa).
Ada empat unsur yang terlibat dalam proses penerjemahan, yaitu berupa (1) unsur isi, (2)
unsur pembaca, (3) situasi dan kondisi saat terjemah itu dibuat, dan (4) situasi dan kondisi pada
12
Fadlil Munawwar Manshur, “Kasidah Burdah Di Antara Sastra Musik Arab,” Jurnal Tajdid, Vol. 14. No. 1,
(Maret 2007)
6
saat berita itu diterima13
. Agar penilaian pembaca juga akan tetap baik terhadap terjemahan maka
kiranya seorang penerjemah memiliki kemampuan tentang 2 hal: (1) ragam terjemahan, (2) cara
menerjemahkan. Dengan kelengkapan itu praktis penerjemah mudah menjatuhkan pilihannya
terhadap ragam terjemahan dan mengetahui cara menggarap naskah atau teks lewat ragam itu
dengan tepat14
.
Oleh sebab itu, tidak semua terjemahan dapat diterima apa adanya. Berangkat dari
permasalahan tersebut, peneliti akan menerjemahkan dan meneliti terjemahan yang akan peneliti
uraikan melihat dari ketersampaian pesan, keberterimaan, dan padanan terjemahan yang terdapat
dalam lagu kun anta yang dipopulerkan oleh Humood Alkhuder. Sebab ternyata banyak juga
selain lagu kun anta Humood yang digemari orang Indonesia.
Semiotik adalah ilmu tentang tanda (sign) dan segala yang berhubungan dengan tanda
baik itu cara berfungsinya, hubungan dengan kata lain, pengirimannya, dan penerimaan oleh
mereka yang mempergunakannya.15
Dengan demikian semiotika merupakan salah satu studi
yang mengkaji tanda yang terdapat dalam kehidupan sosial, misalnya tentang bagaimana tanda
bekerja, diproduksi dan digunakan dalam masyarakat.
Dalam perpektif semiotik, penerjemahan adalah kegiatan pengalihan tanda. Ada dua hal
penting yang perlu diperhatikan dalam konsep penerjemahan, yaitu bahasa sebagai media untuk
menyampaikan makna (pesan, gagasan, dll) dan makna atau pesan itu sendiri yang menjadi inti
dalam penerjemahan. Dari aspek bahasa, pada umumnya terdapat dua bahasa yang terlibat.
Pertama adalah bahasa sumber, kedua adalah bahasa sasaran atau tujuan, misalnya bahasa
Indonesia. Makna adalah sesuatu yang tekandung dalam bahasa. Secara semiotis, bahasa adalah
tanda (verbal).
13
A. Widyamartaya, Seni Menerjemahkan, (Bandung: Kanisius, 1989), H. 20 14
A. Widyamartaya, Seni Menerjemahkan, H. 22 15
Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: Pt Remaja Rosdakarya, 2015), H. 95-96
7
Berangkat dari permasalahan tersebut, maka peneliti akan menganalisis skripsi dengan
judul, “Semiotika Dalam Terjemahan Lirik Lagu Arab (Studi Kasus Kun Anta Yang
Dipopulerkan Humood Alkhuder)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti akan menerjemahkan kemudian menganalisis
hasil terjemahan lagu Arab kun anta yang dipopulerkan oleh Humood Alkhuder, dengan
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Kata apa saja yang mengandung unsur semiotik dalam lirik lagu Arab Kun Anta?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka tujuan umum yang akan dicapai pada skripsi ini,
yaitu:
1. Dalam lirik lagu kun anta yang dipopulerkan Humood Alkhuder banyak mengandung
simbol, indeks dan ikon.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini yakni mengingat akan pentingnya bagi seorang
penerjemah memahami pesan yang ingin disampaikan dalam sebuah lagu, maka diharapkan
pesan yang disampaikan dalam lagu tersebut dapat difahami melalui hasil kajian semiotik, serta
dapat memberi inspirasi bagi para pendengarnya.
8
E. Tinjauan Pustaka
Penelitian tentang penerjemahan lagu Arab ini bukanlah permasalahan yang baru, namun
memang belum begitu banyak peneliti yang mengkajinya. Hasil dari pengamatan peneliti,
peneliti belum menemukan mahasiswa tarjamah meneliti masalah ini hanya saja ada beberpa
kemiripan seperti, “Puisi-puisi Rabi‟ah al-Adawiyah, studi penerjemahan sastra sebgai
penghianat teks” skripsi ini disusun oleh Rizki Rahmat Hakim mahasiswa tarjamah, kemudian
judul skripsi, “Penerjemah Sebagai Studi Akurasi dan Gaya Bahasa Puisi Taufik Ismail, „Debudi
atas Debu‟” skripsi ini ditulis oleh mahasiswa tarjamah Arif Azami. Selain itu, ada pula beberapa
penelitian yang sama-sama menggunakan objek lagu sebagai korpusnya di antaranya sebagai
berikut:
Amamatuz Zuhroh yang berjudul “Analisis Isi Pesan Dakwah Lirik Lagu Rindu
Muhammad” dalam bentuk skripsi dari Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam.
Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis
penelitian analisis isi (content analysis). Yang menjadi fokus dalam penelitian yaitu mengarah
pada sebuah isi pesan dakwah yang terkandung dalam lagu “Rindu Muhammadku” karya
Haddad Alwi. Sedangkan untuk makna atau pesan-pesan yang bernilai dakwah dalam lagu ini
di antaranya: sebuah lagu yang mencerminkan kecintaan umatnya terhadap Nabi Muhammad
SAW, mengajarkan nilai-nilai cinta, saling mengasihi, menyayangi, menghormati, dan kasih
sayang yang telah diberikan oleh Allah SWT, meneladani akhlak Nabi, melaksanakan
perintah dan menjauhi larangannya.
Selain itu Rokhmatin Nisa’ yang berjudul “Analisis Pesan Dakwah Dalam Lagu
Berjudul Ku Pinang Kau Dengan Bismillah” dalam bentuk skripsi dari Program Studi
Komunikasi Penyiaran Islam. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
9
jenis penelitian semiotik model Charles S. Pierce. Yang menjadi fokus dalam penelitian yaitu
mengarah pada sebuah isi pesan dakwah yang terkandung dalam lagu “Ku Pinang Kau
Dengan Bismillah” karya Enda Ungu. Dalam lagu ini mengandung tiga aspek dakwah yaitu
akidah, dalam lagu terkandung makna tentang cinta yang merupakan anugerah dari Allah
SWT. Sedangkan makna lagu dalam kategori syariah, yaitu mencintai seseorang atas nama
Allah dengan ikhtiar dalam ikatan halal yaitu pernikahan. Makna lagu dalam kategori akhlak,
yaitu tentang kesetiaan, cinta, dan kasih.
Selanjutnya Dyan Visma Yulita yang berjudulkan “Analisis Semiotik Pesan
Dakwah Lirik Lagu Religi Bidadari Surga”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif dengan jenis penelitian semiotik model Charles S. Pierce.Yang menjadi fokus dalam
penelitian yaitu mengarah pada sebuahisi pesan dakwah yang terkandung dalam lagu
“Bidadari Surga” karya Ustadz Jefri Al-Bukhori (alm). Dalam lagu ini mengandung tiga
aspek dakwah. Adapun dalam kategori akhlak meliputi kesetiaan, kasih sayang, rasa saling
menghormati dan menghargai pasangan, menerima segala baik dan buruknya kondisi
pasangan, saling memaafkan, mampu mengemban amanah yang diberikan suami ketika suami
tidak ada dirumah, serta mampu menjaga kehormatan diri dan keluarga. Kemudian yang
termasuk kategori akidah meliputi keyakinan kepada Allah swt., akan Kuasa-Nya yang telah
menganugerahi perasaan cinta kepada setiap insan manusia, serta keyakinan bahwasannya
Allah SWT menciptakan manusia secara berpasang-pasangan di muka bumi. Sedangkan
makna lagu dalam kategori syariah, meliputi sebuah kepercayaan kepada pasangan yang
memiliki peran penting dalam suatu rumah tangga untuk menuju keharmonisan dan
kebahagiaan keluarga.
10
Dalam penelitian skripsi ini, peneliti memperoleh sumber-sumber data dari studi
kepustakaan, seperti perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora dan Perpustakaan Utama
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta sumber-sumber lain seperti buku penerjemahan dan
teori semiotik yang terkait dengan tema skripsi yang peneliti ambil.
F. Metodologi Penelitian
a. Metode Penelitian
Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif. Yaitu
dengan melakukan pengamatan melalui lensa-lensa yang lebar, mencari pola-pola antar
hubungan dengan berbagai konsep-konsep yang sebelumnya belum pernah ditentukan.
Penelitian ini lebih menekankan pada suatu makna yang terkandung dalam objek
penelitian, dan menganalisis data harus menggunakan analisi yang reflektif dari berbagai
dokumen yang ditemukan selama di lapangan.
b. Sumber data
Sumber data primer yang diambil oleh peneliti adalah lirik lagu Arab Kun Anta yang
dipopulerkan oleh Humood Alkhuder, yang akhir- akhir ini banyak digemari oleh seluruh
kalangan masyarakat, akan tetapi sedikit yang ingin mengetahui akan makna yang tersirat
pada lagu tersebut. Tetapi setelah diteliti ada beberapa lirik lagu yang mengandung unsur
semiotik dari segi makna, simbol, indeks, ikon dan lain sebagainya.
Dalam penelitian ini peneliti juga merujuk pada sumber-sumber sekunder berupa buku-
buku penerjemahan, kamus bahasa Arab, Ensklopedia, dan lain-lain.
c. Teknik Pengumpulan Data
11
Dalam pengumpulan data tersebut, peneliti mengambil berupa teks lirik lagu Arab pada
chanel resmi Humood Alkhader yang dipublikasikan melalui Media Youtobe, selain itu
juga merujuk pada sumber-sumber sekunder berupa buku-buku penerjemahan, kamus
bahasa Arab dan Indonesia, dan lain-lain.
d. Analisis Data
Menganalisis objek penelitian pada terjemahan lirik lagu Arab Kun Anta dengan cara
menganalisis dari sudut pandang semiotik dengan unit dasar dari sebuah tanda, maupun
lambang-lambang yang ada.
F. Sistematika Penelitian
Penelitian ini terdiri dari 5 Bab, yaitu:
Bab I pendahuluan yang meliputi, latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan
sistematika penelitian.
Bab II Kerangka Teori: Bab ini berisikan teori-teori yaitu di antaranya: semiotik, sastra
musik Arab, lirik lagu Arab, dan penerjemahan sastra.
Bab III berisi biografi Humood Alkhuder dan lagu Kun Anta.
Bab IV berisi analisis data dan temuan penelitian.
Bab V penutup yang berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.
12
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Semiotik
Untuk mengkaji tanda dan makna yang terdapat pada lagu “Kun Anta”, penelitian ini
menggunakan model Analisis Semiotik Charles Sanders Pierce. Menurut Charles, makna
dibangun dalam teori segitiga makna atau triangel meaning. Elemen utamanya adalah sign,
object, dan interpretant. Tanda, adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh
panca indra manusia maupun dengan pikiran dan perasaan, sehingga memiliki fungsi sebagai
tanda untuk mewakili sesuatu yang lain. Salah satu bentuk tanda adalah kata. Tanda biasanya
juga disebut dengan representament.1
Objek, adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk
tanda (representament), hal ini bisa berupa sebuah materi yang tertangkap oleh panca indera.
Sedangkan interpretant (pengguna tanda) adalah konsep pemikiran orang yang menggunakan
tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu dalam benak seseorang tentang objek yang
dirujuk sebuah tanda.
Dengan kata lain bahwa interpretant merupakan X=Y, yang mana suatu hasil pemaknaan
dari produksi tanda yang ada dalam benak seseorang dan sudah dicerna dalam bentuk makna.
Dari tiga hal tersebut bisa digunakan untuk mencari makna dalam tanda yang digunakan ketika
dalam berkomunikasi maupun dalam memahami suatu materi.
Dalam perangkat semiotik Pierce membagi sebuah tanda (sign) pada tiga perangkat, yaitu:
a. icons (ikon) adalah tanda yang mewakili sumber acuan melalui sebuah bentuk
replikasi, simulasi, dan imitasi atau persamaan. Sebuah tanda dirancang untuk
1Dudi Sabil Iskandar & Rini Lestari, Mitos Dalam Jurnalisme, (Yogyakarta: Andi, 2016), Hal. 3
13
mempresentasikan sumber acuan melalui simulasi atau persamaan.2 Dalam
menggambarkan suatu ikon sebuah tanda harus sudah memiliki wujud yang nyata
seperti, contoh: gunung, sawah, pohon, dll. Untuk ikon ada dua cara dalam
penggambarannya yaitu dengan melihat wujud ilustratif (wujud nyata) atau
dengan diagramatik (bentuk penyederhanaan).
b. Indeexes (indeks) adalah sebuah tanda yang mewakili sumber acuan dengan cara
menunjuk padanya atau mengaitkannya secara eksplisit atau implisit dengan
sumber acuan lain.3 Adapun indeks terbagi menjadi 3 bagian, yaitu: indeks ruang,
indeks temporal, dan indeks persona.
1. Indeks ruang mengacu pada suatu lokasi atau ruang suatu benda, makhluk
dan peristiwa dalam hubungannya dengan pengguna tanda, contoh: adanya
asap berarti adanya api.
2. Indeks temporal, indeks ini saling menghubungkan benda-benda dari segi
waktu. Grafik waktu dengan keterangan sebelum dan sesudah merupakan
contoh dari indeks temporal.
3. Indeks persona, indeks ini saling menghubungkan pihak-pihak yang
mengambil bagian dalam situasi. Kata ganti orang adalah sebuah contoh
dari indeks persona.
c. Symbol (simbol) merupakan tanda yang mewakili hal yang paling besar dan
diakui bersama, seperti contoh logo perusahaan yang mana dalam setiap lekuk
maupun warna logo tersebut terdapat makna tersendiri.
2Danesi Marcel, Pesan Tanda dan Makna, (Yogyakarta: Jalasutra, 2004), 38-39. 3Danesi Marcel, Pesan Tanda dan Makna, h. 38.
14
B. Penerjemahan Arab-Indonesia
b. 1 Perbedaan Bahasa Arab dengan Bahasa Indonesia.
Bahasa adalah alat untuk beriteraksi atau berkomunikasi berupa lambang atau bunyi
yang dihasilkan oleh alat ucap manusia untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep
dan perasaan seseorang. Bahasa diciptakan sebagai alat komunikasi universal yang
diharapkan dapat dimengerti oleh setiap manusia untuk melakukan suatu interaksi social
dengan manusia lainnya. Bahasa adalah system lambing bunyi yang arbitrer, yang
dipergunakan oleh para anggota masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi dan
mengindifikasikan diri, percakapan yang baik, tingkah laku yang baik, sopan santun, baik
budinya, menunjukkan bangsa, budi bahasa atau perangai serta tutur kata menunjukkan
sifat dan tabiat seseorang (baik buruk kelakuan menunjukkan tinggi asal atau keturunan).4
Bahasa Arab merupakan bahasa Semit tengah yang merupakan rumpun dari bahasa
Semit, dan berkerabat dengan bahasa Ibrani dan bahasa-bahasa Neo arami. Bahasa Arab
memiliki lebih banyak penutur dari pada bahasa-bahasa lainnya dalam rumput bahasa
Semit. Ia dituturkan oleh lebih dari 280 juta orang sebagai bahasa pertama, yang mana
sebagian besar tinggal di Timur Tengah dan Afrika Utara. Bahasa ini adalah bahasa resmi
dari 25 Negara, dan merupakan bahasa peribadatan dalam agama Islam karena
merupakan bahasa yang dipakai oleh Al-Qur‟an. Jadi, peneliti dapat mengambil
kesimpulan bahwa bahasa Arab adalah tuturkata yang digunakan oleh bangsa di Jazirah
Arab dan Timur Tengah.
Adapun bahasa Arab mempunyai ciri-ciri kekhususan yang tidak terdapat pada
bahasa lainnya. Kemudian dari kekhusussan ini menjadikan bahasa Arab sebuah bahasa
yang fleksibel, mempunyai elestisitas yang tinggi, maka dalam menjalankan dan
4 Departemen pendidikan dan kebudayaan, 1997, h.77
15
mempertahankan fungsinya sebagai bahasa komunikasi, sarana dalam penyampaian
tujuan agama, pencatatan berbagai ilmu pengetahuan, telah mampu disampaikan dengan
mudah dan benar. Berikut ini adalah keistimewaan yang dimiliki bahasa Arab, seperti:
Kata Isytiqaq adalah pengambilan sighot (bentuk kata) dari sighot yang lain, karena
ada kesamaan baik dari segi bentuk, makna, maupun strukturnya. Dengan beberapa
tambahan tertentu yang telah ditetapkan.
Isytiqaq juga terbagi menjadi 2 macam, yaitu:
1. Isytiqaq Shogir
Ialah pengembangan lafadz dari lafadz asli dengan syarat adanya
kecocokan dari segi makna, huruf dan juga urutannya (tasrif).
Contohnya: مضروب -ضارب –ضرب
2. Isytiqaq Khabir
Ialah adanya persamaan antara dua kata, baik dari segi lafadz maupun
makna, akan tetapi tidak sama dalam urutan huruf.
Contohnya: جدب -مدح/ جبد -حمد
Sedangkan bahasa Indonesia adalah bahasa yang hanya digunakan oleh masyarakat
di Negara Indonesia dan sebagai bahasa persatuan antar sesama baik budaya maupun
suku bangsa yang ada di bagian Negara Indonesia. Dahulu bahasa Indonesia diambil dari
bahasa Melayu yang dipergunakan dalam komunikasi oleh kalangan kerajaan Sriwijaya,
(abad ke 7 M).
Kaidah bahasa Indonesia dengan Arab memang sangat berbeda. Begitu juga
beberapa huruf dan fonem bahasa Arab, memliki perbedaan yang sangat mencolok
16
dengan yang ada dalam bahasa Indonesia, seperti perbedaan q dan k.5 Dalam bahasa Arab
qof dan kaf memiliki makna yang berbeda, namun dalam bahasa Indonesia tidak
demikian. Begitupun dengan perbedaan fonem „a dibaca „ain dalam huruf Arab dan
diserap kedalam bahasa Indonesia menjadi a.
b. 2 Semantik Arab- Indonesia
Semantik merupakan salah satu bagian dari tiga tataran bahasa yang meliputi
fonologi, tata bahasa (morfologi-sintaksis), dan semantik. Semantik diartikan sebagai
ilmu bahasa yang mempelajari makna.6 Jadi semantik adalah makna, membicarakan
makna, bagaimana mula adanya makna sesuatu, bagaimana perkembangannya, dan
mengapa terjadi perubahan makna dalam bahasa Dalam bahasa Arab, kata semantik
diterjemahkan dengan Ilm al-Dilalah terdiri, dari dua kata: ilm yang berarti ilmu
pengetahuan, dan al-dilalah atau al-dalalah yang berarti penunjukan atau makna. Jadi, ilm
al-dilalah menurut bahasa adalah ilmu pengetahuan tentang makna. Secara
terminologis, ilm al-dilalah sebagai salah satu cabang linguistik (ilm al-lugah) yang telah
berdiri sendiri adalah ilmu yang mempelajari tentang makna suatu bahasa, baik pada
tataran mufradat (kosakata) maupun pada tataran tarakib (struktur). Ahmad Mukhtar
Umar mendefinisikan ilm al-dilalah sebagai berikut: Kajian tentang makna, atau ilmu
yang membahas tentang makna, atau cabang linguistik yang mengkaji teori makna, atau
cabang linguistik yang mengkaji syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mengungkap
lambang-lambang bunyi sehingga mempunyai makna.
5 Haryati S, Nas & Ismail, Studi Bahasa Arab dan Kata Serapan Bahasa Indonesia. (Semarang: Rumah
Indonesia 2008), h. 50-52. 6 Prof. Dr. Moh. Matsna HS, M.A, Kajian Semantik Arab Klasik dan Kontemporer. (Jakarta: Prenada Media,
2018), h. 11-13.
17
C. Sastra Musik Arab
Susunan nada dalam musik Islam disebut maqam (jamaknya maqamat). Dalam musik
Arab, maqam hanya memanfaatkan nada-nada yang dipilih dari keseluruhan nada yang ada.
Dalam hal ini, maqam menyerupai tangga nada musik Barat, tetapi, maqam lebih mampu
memberikan pengaruh pada musik yang dihasilkan. Maqam terdiri atas susunan melodi yang
didasarkan pada nada kunci tertentu dari susunan nada. Jadi, sebuah lagu yang ditulis dalam
sebuah maqam tidak hanya menggunakan nada-nada tertentu, tetapi juga harus memasukkan
susunan melodi untuk susunan nada itu.7
Sastra musik Arab diartikan sebagai lagu-Iagu nasyid dan pop yang liriknya diambil dari
puisi-puisi yang disusun oleh para penyair Arab. Di antara penyair yang menulis lirik lagu
Arab adalah Achmad Syauqy, Sayyid Quthub, Syaykh Thaha, al-Fashny, Syaykh
Muchammad al-Fayyamy, dan Syaykh Nasrud-Din Tubbar. Resepsi Kasidah Burdah dalam
rekaman adalah bait-bait Kasidah Burdah yang disambut oleh penyanyi dalam bentuk lagu-
Iagu nasyid dan pop, baik penyanyi Arab (Mesir) maupun penyanyi non-Arab.8
Pada dasarnya, sastra memang berbicara tentang keindahan dan musik termasuk bagian
dari wilayah sastra. Salah satu unsur yang membentuk musik adalah bahasa Sa'iy. Artinya,
kata-kata yang indah, sebagai unsur bahasa kehidupan berbahasa dan bersastra masyarakat
Arab. Mendengarkan musik adalah sam bentuk pengalaman yang indah dan menyenangkan.
Musik Arab adalah bagian dari tradisi klasik musik besar dunia. Dalam hal ini, nasyid
7 Fadlil Munawwar Manshur, “Kasidah Burdah Di Antara Sastra Musik Arab,” Jurnal Tajdid, Vol. 14. No. 1,
(Maret 2007) 8 Fadlil Munawwar Manshur, “Kasidah Burdah Di Antara Sastra Musik Arab,” Jurnal Tajdid, Vol. 14. No. 1,
(Maret 2007)
18
merupakan salah ekspresi penyair atau penyanyi dalam berbahasa yang indah untuk mencapai
tujuannya, yaitu mengagungkan asma Allah dan memuji Nabi.9
Musik Arab praIslam juga pernah mengalami periode musik seni yang lebih
memperhatikan aspek-aspek artistik dan hiburan dengan pencapaian teknis dan musikal yang
tinggi, daripada sekedar fungsional. Pada saat itu kompetisi puisi dan pentas-pentas musikal
yang diselenggarakan secara periodik di pasar-pasar Arab, khususnya Ukaz di Arab Barat,
telah menarik perhatian hampir semua sastrawan musisi dari wilayah Arab dan sekitarnya.
Musiknya yang lebih rumit dari musik harian para musafir, umumnya dibawakan oleh
Qaynat, gadis-gadis penyanyi istana yang juga menyanyi di rumah-rumah pembantu
bangsawan dan hotel-hotel. Saat itu seni sastra dan musik merupakan satu kesatuan
kompetensi karena pembacaan berbagai bentuk syair dilakukan dengan cara dinyanyikan dan
beberapa di antaranya diiringi oleh rebana.10
Tradisi musikal Mekah dan Madinah, terbentuklah generasi musik Islamis selanjutnya.
Proses pendidikan dimulai dari pendekatan tradisional, kemudian meningkat pada audisi
reguler dari musik-musik terbaik para virtuoso. Melalui emulasi intens dari musik mereka,
para musisi negara-negara Islam yangbaru di luar Arab telah memberikan kontribusi yang
besar terhadap perkembangan teknik-teknik, instrumen-instrumen, dan elaborasi bentuk-
bentuk musikal baru.Salah satu capaian musik Islam saat itu ialah pengembangan sistem
penalaan ‘Ûd Arab. Talaan Lute Persia diterapkan pada ‘Ûd Arab dan pengaturan sistem
modal pada berbagai melodi serta ritmenya disesuaikan dengan musik Arab serta diberi
kodifikasi baru. Talaan ‘Ûd Arab berdawai 4 yang asli dari dawai teratas hingga terbawah
ialah: agdc. Disebabkan oleh pengaruh Persia, talaan tersebut menjadi lebih teratur dengan
9 Fadlil Munawwar Manshur, “Kasidah Burdah Di Antara Sastra Musik Arab”
10 Andre Irawan, “Musik Di Dunia Islam Sebuah Penelusuran Historikal Musikologis,” Jurnal Tsaqafa, Vol.
1, No. 1, (Juni 2012)
19
mengganti talaan dawai teratas dan terbawah yang masing-masing berjarak kwint dari kedua
senar yang berurutan di antaranya. Dengan demikian dari dawai ke dawai berjarak kwint,
yaitu: ægdA (Spring, Gushee dan Hiley).11
D. Lirik Lagu Arab
Lagu merupakan jenis musik yang memiliki unsur non-musikal yang berfungsi sangat
penting dalam memberikan kesan tertentu bagi musiknya, yaitu lirik lagu. Syair atau lirik lagu
yang berupa bahasa memberikan dimensi baru dalam lagu itu sendiri.12
Lirik atau syair secara sederhana adalah kata-kata pada lagu. Lirik pada sebuah lagu
berperan tidak hanya sebagai pelengkap lagu tetapi juga sebagai bagian terpenting yang mana
akan menentukan sebuah tema dari lagu tersebut. Sebagaimana diketahui bahwa lirik lagu dapat
menciptakan rasa tertentu seperti senang, sedih, semangat, bagi para pendengarnya. Selain itu,
lirik juga dapat menggambarkan suasana serta makna yang terkandung dari lagu tersebut. Akan
tetapi, untuk mengetahui makna yang lebih dalam dari lirik lagu tersebut, maka kita harus
merasakan irama, melodi, harmoni, dan suara vokal serta isi lirik dengan cara menyanyikan atau
mendengarkan lagu tersebut.13
Selanjutnya, berbicara tentang lagu Arab dapat dikatakan bahwa mendengarkan dan
memahami lagu Arab adalah perkara yang tidak mudah. Karena di samping komposisinya yang
panjang, juga strukturnya dibangun secara bertahap, baris demi baris, frase demi frase, dan
terkadang kata demi kata. Untuk memahaminya mesti diperhatikan nuansa yang meliputinya.
Sebagaimana dinyatakan oleh Jihad Racy dan Salwa as-Shawan bahwa mendengarkan lagu Arab
mesti melibatkan diri secara aktif dalam seluruh perjalanan kesejarahannya, mengikuti detail
11
Andre Irawan, “Musik Di Dunia Islam Sebuah Penelusuran Historikal Musikologis” 12
Suharto, “Permasalahan Musikal Dan Lingual Dalam Penerjemahan Lirik Lagu,” Harmonia Jurnal
Pengetahuan Dan Pemikiran Seni, Vol. Vii, No. 2, (Mei-Agustus 2006) 13
Suharto, “Permasalahan Musikal Dan Lingual Dalam Penerjemahan Lirik Lagu,” Harmonia Jurnal
Pengetahuan Dan Pemikiran Seni”
20
melodi, teks, respon, persepsi, dan rasa. Dalam hal ini, nasyid sebagai salah satu lagu Arab, saat
ini, dipandang sebagai genre yang mewarnai dunia musik Arab modern. Keunikan nasyid,
sebagai lagu khusus yang ideal, ditujukan untuk sarana berdoa dan melantunkan lagu pujian
kepada Nabi.14
Gambaran ideal nasyid adalah lagu serius, kontemplatif, dan anggun. Oleh karena itu, bila
ada sedikit saja campuran dengan unsur-unsur di luar dirinya, misalnya musik pop, akan segera
menuai kritik. Secara kultural, nasyid menyuarakan nilai otentik yang merujukpada tradisi Arab-
Islam dan menolak kehadiran musik Barat kontemporer yang komersial. Genre nasyid berpijak
kokoh pada konsep musik otenriknya dan berusaha menghidupkan kembali lagu-Iagu rakyat
serta konsep bermusik dengan basis tilawatil-Qur'an dan tradisi lama.15
Di antara bentuk-bentuk yang telah berkembang secara musikal ialah lagu-lagu dan tarian-
tarian komunal yang mampu meningkatkan kehangatan perayaan-perayaan keluarga dan
mengiringi perjalanan haji ke Tanah Suci maupun penyambutan kepulangannya. Di samping itu
juga berkembang musik-musik fungsional untuk pertemuan-pertemuan sosial di malam hari.
Lagu-lagu tersebutdinyanyikan di pemukiman para musafir oleh para musisi penyair, baik laki-
laki maupun perempuan, dalam kelompoknya masing-masing.16
Maka dari itu, mereka menerapkan teknik pengucapan yang menghasilkan bunyi
menghidung dalam melagukan ayat-ayat sederhana secara spontan dan improvisatoris. Lagu-lagu
tersebut menggunakan bentuk-bentuk yang saling merespon, atau bersahut-sahutan, terkait
dengan fungsi sosialnya. Melalui bentuk tersebut, audiens dapat turut berpartisipasi pada saat-
14
Fadlil Munawwar Manshur, “Kasidah Burdah Di Antara Sastra Musik Arab,” Jurnal Tajdid, Vol. 14. No.
1, (Maret 2007) 15
Fadlil Munawwar Manshur, “Kasidah Burdah Di Antara Sastra Musik Arab,” Jurnal Tajdid, Vol. 14. No. 1,
(Maret 2007) 16
Andre Irawan, “Musik Di Dunia Islam Sebuah Penelusuran Historikal Musikologis,” Jurnal Tsaqafa, Vol.
1, No. 1, (Juni 2012)
21
saat tertentu, yaitu dengan menyanyi, menari, bertepuk tangan, dan bermain rebana. Jika
dibandingkan dengan teksnya yang seringkali ditambahkan, penambahan melodi atau lagu baru
sangat terbatas. Para pengamat memperkirakan bahwa bentuk-bentuk lain yang menggunakan
istilah-istilah asing, masih memiliki kaitan dengan jenis-jenis musik Arab kuno tersebut;
misalnya: Nashb, SanadThaqîl, SanadKhafîf, dan Ahzâdj.17
Lagu merupakan gubahan seni nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan
temporal (biasanya diiringi dengan alat musik) untuk menghasilkan gubahan musik yang
mempunyai kesatuan dan kesinambungan (mengandung irama). Adapun ragam nada atau suara
yangberirama disebut juga dengan lagu.18
Dalam penelitian ini, peneliti megangkat salah satu lagu hits ditahun 2015 namun hingga
sampai saat inipun lagu ini masih banyakdiputar dan dinyanyikan oleh berbagi kalangan yaitu,
Kun Anta. Apabila diartikan perkata maka “kun” adalah “jadilah” sedangkan “anta”
adalah“kamu”. Jadi bila didefinisikan Kun Anta adalah jadilah diri kamu. Lagu ini di populerkan
oleh Humood Alkhader seorang penyanyi kelahiran Kuwait, tahun 1989.19
Mensyukuri apa yang
sudah dimiliki, tidak perlu merasa iri dengankelebihan yang dimiliki orang lain seperti halnya
kecantikan, kekayaan,dan lain-lain. Menjadi diri sendiri sangatlah penting, memperbaiki diridan
menghiasi hati akan melahirkan kecantikan tersendiri yang abadikarena pada dasarnya Allah
SWT akan menilai seseorang bukan daricantik tidaknya seseorang namun yang dilihat adalah
hati. Meniru oranglain itu boleh namun akan lebih elok lagi jika kecantikan itu berasal daridalam
17
Andre Irawan, “Musik Di Dunia Islam Sebuah Penelusuran Historikal Musikologis,” Jurnal Tsaqafa, Vol.
1, No. 1, (Juni 2012) 18
Https://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Lagu, Diunggah 21 November 2016 19
Muhammad Widodo, Di Unggah Pada Minggu 19 Juli 2015,17.03,
Http://Muhwid.Blogspot.Co.Id/2015/07/Kun-Anta-Lagu-Yang-Stuck-In-My-Head.Html
22
hati masing-masing. Dalam buku Salman Bin Fahd Al-Audahmengungkapkan bahwasnnya “Jika
jiwamu tidak kau sibukkan dengankebaikan, maka ia akan menyibukkan dengan kejelekan.20
E. Penerjemahan Sastra
Pada dasarnya kegiatan penerjemahan menjadi salah satu upaya dalam rangka
memperkenalkan hasil karya suatu negara ke negara luar. Dan biasanya negara-negara yang
mempunyai perbedaan bahasalah yang dapat melakukan hal penerjemahan atau alih bahasa ini.
Sehingga istilah „jembatan antar bangsa‟ menjadi salah satu istilah yang dikenal dalam hal
penerjmahan.21
Kemudian jika dilihat secara garis besar, ada dua tahap dalamkegiatan penerjemahan
yaitu reseptif dan produktif. Pada tahap reseptif, berlangsung telaah teks bahasa sumber secara
mendalam, yang melibatkan analisis مبنى „struktur‟ dan معنى „makna‟ setiap kata atau konstituen
dalam suatu kalimat. Berkat telaahan ini, penerjemah dapat memahami pola pemikiran peneliti
teks sumber sembari memasuki tahap produktif. Pada tahap akhir ini, penerjemah berupaya
merekonstruksi pemikiran tersebut ke dalam bahasa target secara akurat, jelas dan wajar.22
Selain hal di atas, Muh. Arif Rokhman mengutip dari MacArthur, yang mengatakan
bahwa: “Tahapan penerjemahan dibagi menjadi tiga, yaitu receptive phase, code switching
phase, dan productive phase. Fase pertama merujuk pada usaha untuk menangkap ide atau
pikiran dalam bahasa asal. Kemudian, fase ini diikuti dengan usaha berikutnya, yakni mencari
padanan dalam bahasa sasaran. Hal ini dilakukan pada fase alih kode (code-switching phase).
20
Salman Bin Fahd Al-„Audah, Urgensi Amar Ma’ruf Nahi Mungkar, (Solo: Cv. Pustaka Mantiq, 1996), H.
25 21
Puji Laksono, “Analisis Metode Penerjemahan Dalam Menerjemahkan Novel Revolusi Di Nusa Damai Ke
Revolt In Paradise,” Jurnal Ppkm Unsiq I (2014) 22
M. Zaka Al Farisi, Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011) Hal. 20
23
Dan terakhir, hasil pengalihan ide tersebut diungkapkan sesuai dengan norma atau aturan dalam
bahasa sasaran yang merupakan fase terakhir.”23
Dalam hal menerjemahkan, tentu ada teks yang menjadi acuan untuk diterjemahkan. Teks
sendiri muncul begitu saja, melainkan melewati ruang dan waktu tertentu dalam suatu masa.
Oleh sebab itu, teks erat kaitannya dengan sejarah.24
Penerjemahan melibatkan dua bahasa yang berbeda. Oleh karena itu, perbedaan antara
sistem dan struktur antara Bsu dan Bsa menjadi kendala utama dalam penerjemahan. Kendala
yang dihadapi menjadi semakin besar jika Bsu dan Bsa merupakan dua bahasa yang tidak
serumpun. Bahasa Arab dan bahasa Indonesia adalah dua bahasa yang berasal dari rumpun yang
berbeda. Akan tetapi, sesulit apapun penerjemahan masih dapat dilakukan karena setiap bahasa
memiliki aspek-aspek universal meskipun bersifat sui generis (Mounin).25
Nida dan Taber menyatakan bahwa penerjemahan merupakan suatu kegiatan untuk
mencari padanan yang terdekat dan wajar (closest natural equivalence) dalam Bsa. Padanan
harus memiliki makna yang terdekat dengan makna Bsu, khususnya dalam konteks bahasa dan
budaya Bsu. Untuk mempertahankan makna, penerjemah harus melakukan penyesuaian baik
dalam bidang fonologi, morfologi, sintaksis, sintaksis dan gaya bahasa yang ada di dalam Bsa.26
Berdasarkan berbagai definisi tentang penerjemahan di atas, maka dalam penerjemahan
tentunya memiliki beberapa prinsip dasar penerjemahan, di antaranya:
1. Penterjemah harus menguasai salah satu bahasa sumber (bahasa asing) dan memiliki
Mampu mengalihkan pesan dalam bahasa sasaran. Dengan demikian, dia pun harus
23
Muh. Arif Rokhman, Penerjemahan Teks Inggris (Yogyakarta: Pyramid Publisher, 2006) Hal. 10-11 24
Muh. Arif Rokhman, Penerjemahan Teks Inggris (Yogyakarta: Pyramid Publisher, 2006) Hal. 12 25
Dewi Puspitasari, Eka Marthanty Indah Lestari, Nadya Inda Syartanti, “Kesepadanan Pada Penerjemahan
Kata Bermuatan Budaya Jepang Ke Dalam Bahasa Indonesia,” Jurnal Izumi, Volume 3, No 2, 2014. 26
Dewi Puspitasari, Eka Marthanty Indah Lestari, Nadya Inda Syartanti, “Kesepadanan Pada Penerjemahan
Kata Bermuatan Budaya Jepang Ke Dalam Bahasa Indonesia,” Jurnal Izumi, Volume 3, No. 2, 2014
24
menguasai bahasa sasaran, khususnya dalam Mampu menulis ulang dan/atau
menjelaskan ulang secara lisan pesan yang dimaksud dalam bahasa sumber.
2. Penerjemahan harus memahami isi teks atau maksud si pembicara/peneliti
3. Yang dialihkan atau diterjemahkan oleh penterjemah bukan bentuk, tetapi makna
secara kontekstual (pesan, konsep).
4. Penerjemah harus mengalihkan pesan sehingga membuat penerima menjadi paham
terhadap pesan yang telah dialihkan ke dalam bahasa saran.
5. Penerjemah hendaknya memperhatikan secara psikologis bahasa penerima, dengan
hendaklah menggunakan bentuk-bentuk bahasa yang biasa digunakan dalam bahasa
penerima, sehingga memudahkan bahasa penerima memahami pesan yang dialihkan.
6. Penerjemah sebaiknya memperhatikan aspek wacana dalam mengalihkan pesan.
Misalnya, jika suatu teks ditujukan untuk anak-anak, misalnya buku cerita anak-anak,
penerjemah sebaiknya mengalihkan bahasa yang mudah dipahami oleh anak-anak
sebagai sasaran pembaca teks terjemahan.
Berbagai karya sastra terjemahan berasal dari berbagai sumber bahasa yang ada di dunia
yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa sasaran yaitu bahasa Indonesia, saat ini semakin
diminati oleh berbagai kalangan masyarakat baik remaja hingga dewasa, dan terutama di
kalangan mahasiswa. Adapun karya sastra terjemahan yang ada terdiri dari berbagai topik
persoalan, mulai dari masalah sosial, politik, agama, pendidikan, dan sebagainya.27
Penerjemahan karya sastra merupakan kegiatan penerjemahan yang spesifik karena teks-
teks satra yang akan diterjemahkan mengandung unsur ekspresi pengarang, unsur-unsur
emosional, efek keindahan kata dan ungkapan serta efek keindahan bunyi misalnya pada teks
27
Darsita Suparno, “Nilai-Nilai Budaya Dalam Novel Terjemahan”, Prosiding Seminar Nasional
Penerjemahan, (Jakarta: Tarjamah Center), H. 180
25
puisi. Dengan demikian, seorang penerjemah untuk teks-teks sastra amat penting memiliki
pengetahuan tematis, yaitu pengetahuan sosialkultual yang melatar belakangi teks sastra sebagai
Bsu.
Selain itu, teks-teks sastra mengandung tingkat pemahaman, mulai yang mudah hingga
yang sulit, khususnya kosa-kata atau istilah yang memiliki lataran belekang budaya yang berbeda
dengan bahasa sasaran. Atas dasar itu, hal yang perlu diperhatikan bagi penerjemah dalam
melakukan kegiatan penerjemahan karya sastra adalah, yaitu:
1. Memahami Bsu secara hampir sempurna. Dalam tingkat rekognisi
kemampuannya diharapkan mendekati seratus persen.
2. Menguasai dan mampu memakai Bsa dengan baik, benar dan efektif;
3. Mengetahui dan memahami, apresiasi sastra, serta teori terjemahan;
4. Mempunyai kepekaan terhadap karya sastra;
5. Memiliki keluwesan kognitif dan keluwesan sosiokultural;
6. Memiliki keuletan dan motivasi yang kuat.
Dengan mengacu pada pernyataan di atas, seorang penerjemah tidak cukup hanyak
memiliki penguasan Bsu, dan pengetahuan teori terjemahan, tetapi seorang penerjemah harus
memiliki pengetahuan tematis tentang aspek sosial budaya yang melatarbelakangi karya sastra
tersebut. Dengan demikian, tujuan penerjemahan bukan hanya memindahkan makna dan pesan
dalam Bsu ke dalam Bsa, tetapi bagaimana mengalihkan konteks yang terkandung dalam teks-
teks karya sastra. selain itu, dalam karya sastra mengandung nilai, yang mana nilai sastra adalah
nilai keindahan dan kebijakan. Keindahannya menyentuh perasaan, sementara kebijakannya
menggugah hati dan pikiran.28
28
Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakart: Kencana, 2004), H. 329
26
Hal di atas sejalan dengan pendapat Larson yang mengatakan bahwa penerjemahan berarti
mengungakpkan kembali makna yang sama dengan menggunakan leksikon dan struktur
gramatikal yang sesuai dalam bahasa sasaran dan konteks budayanya. Defenisi yang
dikemukakan Larson menghubungkan makna dengan konteks budaya. Pengalihan makna yang
sama dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran harus dikaitkan dengan konteks budaya.
Begitu pun yang dikemukakan oleh Nida bahwa, “ Translating consist in producing in the
receptor language the closest natural equivalent to the message of the source language, first in
meaning and secondly in style”.
Defenisi ini menitik beratkan pada bagaimana menemukan padanan yang paling dekat
dengan bahasa penerima terhadap bahasa sumber, baik dalam hal makna maupun gaya
bahasanya. Mengacu pada defenisi Nida, maka hal yang perlu diperhatikan dalam penerjemahan
karya sastra selain menemukan pada yang paling dekat juga gaya bahasa yang menjadi ciri khas
kepengarang terhadap teks-teks sastra.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam penerjemahan teks sastra adalah aspek ruang dan
waktu. Savory dalam Suryawinata dan Hariyanto menyatakan bahwa suatu terjemahan bertujuan
untuk menjembatani perbedaan ruang dan waktu. Pertama, penerjemah berusaha memindahkan
makna dan pesan Bsu ke dalam Bsa. Kedua, memindahkan makna dan pesan dari suatu kurun
waktu ke waktu yang lain yang berdeda. Dengan demikian, berdasarkan uraian di atas, dapat
dikemukakan prinsip dasar penerjemahan karya sastra, yaitu:29
1. Penerjemah sebagaiknya memiliki banyak pengalaman dan pengetahuan tentang
karya-karya sastra, khususnya dari BSu.
29
Hasyim, Muhammad. Buku Ajar Mata Kuliah Teori Penerjemahan, (Fakultas Sastra Universitas
Hasanuddin, 2015) H. 39-40
27
2. Penerjemahn memiliki pengetahuan tematis (sosial budaya) yang
melatarbelakangi aspek penceritaan karya sastra.
3. Penterjemah harus menguasai salah satu bahasa sumber (bahasa asing) dan
memiliki mampu mengalihkan pesan dalam bahasa sasaran. Dengan demikian, dia
pun harus menguasai bahasa sasaran, khususnya dalam Mampu menulis ulang
dan/atau menjelaskan ulang secara lisan pesan yang dimaksud dalam bahasa
sumber.
4. Penerjemahan harus memahami isi teks atau maksud si pengarang.
5. Yang dialihkan atau diterjemahkan oleh penterjemah bukan makna (konteks)
tetapi juga bentuk, misalnya bentuk rima dalam puisi.
6. Penerjerjemah harus mengalihkan pesan sehingga membuat penerima menjadi
pahak pesan yang telah dialihkan ke dalam bahasa saran.
7. Penterjemah hendaknya memperhatikan secara psikologis bahasa penerima,
dengan hendaklah menggunakan bentuk-bentuk bahasa yang biasa digunakan
dalam bahasa penerima, sehingga memudahkan bahasa penerima memahami
pesan yang dialihkan.
8. Penerjemah sebaiknya memperhatikan aspek wacana termasuk gaya penelitian
(style) pengarang dalam mengalihkan pesan.
9. Menguasai dan mampu memakai bahasa sasaran dengan baik, bear dan efektif.
10. Mengetahui dan memahami sastra, apresiasi sastra dan teori penerjemahan.
11. Mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap karya sastra.
12. Memiliki keluwesan kognitif dn keluwesan sosiokultural.
28
BAB III
BIOGRAFI HUMOOD ALKHUDER DAN LAGU KUN ANTA
A. Biografi Humood Alkhuder
Humood Alkhuder merupakan seorang penyanyi asal Kuwait. Ia lahir pada
tanggal 24 Januari 1989 di Kuwait, dan ia dibesarkan di keluarga yang
berpendidikan. Ayah beliau merupakan seorang profesor bidang psikologi dan
bergelar PhD di Inggris. Ibunya juga merupakan seorang wanita berpendidikan
dan menjadi sosok yang selalu mendorong minat dan bakat anaknya, sebab ibunya
memiliki perhatian yang besar terhadap keindahan dan seni, yang kemudian
ditransfer kepada anaknya.
Selanjutnya, Humood telah merilis banyak single dan video selama dekade
terakhir, dan telah menyelesaikan album debutnya yang dirilis oleh Awakening
Records. Biografi Humood mulai berkecimpung di dunia seni sejak dini. Saat itu
umurnya baru sepuluh tahun ketika ia mengikuti pamannya ke studio rekaman.
Pamannya saat itu sudah menjadi penyanyi terkenal. Ia mengajak Humood
berpartisipasi dengannya dalam konser paduan suara dan merekam karya-karya
seninya di studio.
Selama periode itu Humood banyak menyadarkan para seniman, komposer,
distributor dan insinyur suara yang membantu dalam pembentukan pengalaman
artistik bagi anak seusianya. Ia mulai masuk secara resmi ke dalam dunia tarik
suara pada tahun 2002 dalam serangkaian album "Yaa Raji'iy", dan khususnya
dalam lagu "أمً فلسطين" yang ia bawakan dengan duet bersama Nasyider Mishary
29
Arada dan lagu itu pun cukup sukses dan digemari di dunia Arab Humood pun
terus-menerus merilis puluhan Hit Singles, hingga ia pun mendapatkan
penghargaan besar pada acara "Khawatir" di stasiun TV MBC, dan mendapatkan
dua juta penonton untuk "على طاري الفرح" videonya di youtube.1 Ia pun memilih
Zain Telecom (salah satu operator seluler di Arab) untuk melakukan kampanye
media, dan mensponsorinya untuk memulai ke jangkauan yang lebih luas. Album
teranyar yaitu Aseer Ahsan. Saat ini dia sudah mendapatkan 1 juta lebih fans di
Facebook.
Di samping itu, ia menyelesaikan kuliah S2 Komunikasi Massa di
Universitas Kuwait, namun kecintaannya pada musik membuatnya mengambil
keputusan untuk fokus pada bidang seni dan mendirikan perusahaan produksi.
Humood mengambil pelajaran di American Berklee College of Music di Boston,
Massachusetts di Amerika Serikat. Humood merilis banyak single yang sukses
secara komersial di Timur Tengah. Dia tampil sebagai penyanyi muda di “Ummi
Filisteen” oleh penyanyi Kuwait dan Munsheed Mashari al Aarada.
Dia merilis album debutnya Fekra oleh Salam Productions. Judul lagu
“Fekra” digunakan sebagai tema iklan TV untuk Zain Network. Ia juga
membawakan sebuah lagu untuk program televisi Khawater. “Keep Me True”
yang direkam sebagai video klip di Los Angeles, California, diikuti oleh
serangkaian konser di Kuwait dan juga Yordania, Yaman serta konser di Istanbul,
London, Chicago, Vancouver. Banyak lagunya digunakan dalam iklan promosi di
Kuwait dan Dunia Arab. Pada tahun 2013, ia merilis sebuah lagu amal
1 http://tulisanterkini.com/artikel/tip-dan-trik/11571-biografi-humood-alkhudher.html
30
“Zammilouni” yang bertema tentang korban perang sipil di Suriah. Lagu Humood
lainnya digunakan dalam kampanye bertemakan Ramadhan dan amal.
Pada 1 Januari 2015 Humood menandatangani kontrak rekaman eksklusif
dengan Awakening Records, dan kemudian pada bulan yang sama ia merilis
album Aseer Ahsan. Baru setelah dirilis, album ini telah membuat daftar
penjualan teratas di iTunes Gulf dan mendapat tempat ke 10 di Billboard for the
World Music Albums. Lagu Humood berjudul “Kun Anta” telah melebihi 70 juta
penayangan di YouTube dan merupakan penjualan terlaris di iTunes Malaysia.
Berikut deretan lagu-lagu Arab yang dinyanyikan Humood Alkhuder:
1. Sharab al-Hub, 2011
2. Tari el-Farah, 2011
3. Heya al-Jannah, 2012
4. Kun Anta, 2015
5. Ha Anatha, 2015
6. Edhak, 2015
7. Ana al-Insan, 2015
8. Lughaat al-„Aalam, 2015
9. Qissat al-„Oshaq, 2015
10. La‟alla Khair, 2015
11. Tasna‟o Almustaheel, 2017
12. Humood Kun Fudooleyan, 2018
31
B. Lagu Kun Anta
Lagu berjudul Jadilah Diri Sendiri ini dirilis tahun 2016 dan kembali populer
saat menjadi soundtrack sinetron Kun Anta yang tayang di MNCTV. Dinyanyikan
oleh penyanyi asal Kuwait bernama Humood Alkhudher2. Lagu ini aslinya merupakan
lagu berbahasa Arab yang dialih bahasakan menjadi bahasa Indonesia dan
dinyanyikan kembali oleh Humood sendiri.
Berikut lirik lagu Kun Anta: Jadi Diri Sendiri - Humood Alkhudher
Ingin diriku jadi seperti mereka
Agar aku berharga.. bisa berbangga..
Dulu ku sangka ku kan dapatkan
semuanya
Kiranya aku salah... ternyata salah...
Bukan.. kau tak perlu harta
Untuk jadi sempurna
Permata indah... hanya di dalam
jiwa..
Bukan. bukan karna harta
Kau akan jadi berharga
Hati yang mulia.. itulah kuncinya..
Oh.. Wo oh.. oh.. wo ooh.. oh.. wo
oh..
Jadilah diri sendiri..
Oh.. wo oh.. oh... wo oh.. oh.. wo
oh..
Kun anta tazdad jamala ...
La la la la ... La..la..la..la
Ku bahagia bukan menjadi dirinya
Tapi apa adanya... Hanya adanya..
Kini ku jadi. Jadi diriku sendiri..
Kurasa ini hati.. Ya itu pasti...
Bukan.. kau tak perlu harta
Untuk jadi sempurna
Permata indah... hanya di dalam
jiwa..
Bukan.. bukan karna harta
Kau akan jadi berharga..
Hati yang mulia... itulah kuncinya..
oh.. wo oh.. oh... wo oh.. oh...wo
oh..
Jadilah diri sendiri..
oh.. wo oh.. oh... wo oh.. oh...wo
oh..
2 https://www.tabloidbintang.com/lirik-lagu/read/296/lirik-lagu-sinetron-kun-anta-jadi-diri-sendiri-humood-
alkhudher
32
Jadi diriku.. semampuku..
Bukan jadi.. dirinya..
Jadi diriku.. inilah aku..
Tidak kareena.. dirinya..
Jadi diriku.. semampuku..
Bukan jadi.. dirinya..
Jadi diriku.. inilah aku..
Tidak karena.. dirinya..
Bukan.. kau tak perlu harta
Untuk jadi sempurna..
Permata indah hanya di dalam jiwa..
Bukan.. bukan karena harta
Kau akan jadi berharga
Hati yang mulia itulah kuncinya..
oh.. wo oh.. oh... wo oh.. oh.. wo oh..
Jadilah diri sendiri..
oh.. wo oh.. oh... wo oh.. oh.. wo oh..
Kun anta tazdad jamala .....
33
BAB IV
ANALISIS DATA DAN TEMUAN PENELITI
A. Analisis Lirik Lagu Kun Anta
1.Lirik Lagu Kun Anta
ألجاسيهم، قلذت ظاهش ما فيهم
فبذوُت شخصاً آخش، مي أتفاخش
غىًو ظىىُت أوا، أوّي بزلل ُحْزت
فىجذُت أوّي خاسش، فتلل مظاهش
ال ال ال وحتاج الماه
مي وزداد جماال
جىهشوا هىا
في القلب تالال
ال ال وشضي الىاس بما ال
وشضاي لىا حاال
راك جمالىا
يسمى يتعالً
مه أوت تزدد جماالً
أتقبّلهم، الىاس لست أقلّذهم
إال بما يشضيىي، مي أسضيىي
مثلي تماما هزا أواسأمىن أوا،
فقىاعتي تنفيىي، راك يقيىي
سأمىن أوا، مه أسضً أوا، له أسعً ال لشضاهم
وأمىن أوا، ما أهىي أوا، مالي وما لشضاهم
34
B. Analisis Data
Berdasarkan ketersediaan lirik lagu diatas, maka peneliti selanjutnya melakukan 2 analisis
masing-masing dari sudut pandang yang berbeda. Adapun yang pertama berkaitan dengan
analisis dari sudut pandang terjemahan. Sedangkan yang kedua adalah analisis dari sudut
pandang semiotik lirik lagu kun anta yang dipopulerkan oleh Humood al-Khuder sebagai
berikut:
1. Temuan peneliti
NO Lirik Lagu
Kun anta
Makna
Leksikal
Ikon Indeks Simbol Keterangan
مألجاسيه 1 Sombong Indeks
temporal
Tidak percaya قلذت 2
diri
Indeks
persona
Penampilan Indeks ظاهش ما فيهم 3
persona
Tidak percaya شخصاً آخش 4
diri
Indeks
temporal
Sifat pamer Simbol أتفاخش 5
Kelebihan simbol غىً 6
Penegasan ال ال 7
dalam suatu
simbol
35
kalimat
Apa adanya Indeks ال وحتاج الماه 8
temporal
Akhlak yang مي وزداد جماال 9
mulia
Indeks ruang
/Inner beauty جىهشوا هىا 10
kecantikan
sejati
Indeks
temporal
Hati yang في القلب تالال 11
bergembira
Indeks ruang
ال ال وشضي 12
الىاس بما ال
Ingin menjadi
diri sendiri
Indek
temporal
Akhlak yang راك جمالىا 13
mulia
Indek persona
Namanya يسمى يتعالً 14
selalu diingat
Indeks
temporal
Agar lebih مه أوت 15
percaya diri
Indeks
persona
Tidak أتقبّلهم 16
pandang bulu
Indeks
persona
Gaya hidup Indek أقلّذهم 17
temporal
مثلي تماما هزا 18 Apa adanya Indeks
36
persona أوا
، له أسعً ال 19
لشضاهم
percaya akan
kemampuann
ya sendiri
Indeks
persona
مالي وما 20
لشضاهم
Tidak peduli
tentang
olokan orang
lain atas
dirinya
Indek persona
Adapun hasil temuan peneliti pada lirik lagu kun anta yang ditinjau dari aspek semiotik,
dapat disimpulkan bahwa, lirik lagu tersebut banyak mengandung unsur indeks temporal dan
indeks persona, yang mana isi pesan dari terjemahan lirik lagu tersebut menceritakan tentang
seseorang yang awal mulanya tidak percaya atas apa yang ada pada dirinya sendiri, karena
beberapa alasan yang ia anggap membanggakan baginya, namun sebetulnya perasaan tersebut
hanyalah sebagian dari rasa irinya terhadap orang lain yang lebih baik darinya.
Sebagaimana diketahui bahwa semiotik menurut Saussure merupakan salah satu kajian
mengenai tanda-tanda yang ada di kehidupan sosial masyarakat, dan beliau juga yang
menyatakan tentang ilmu semiologi.1 Berikut adalah beberapa penggalan dari lagu tersebut yang
mempunyai makna tersirat didalamnya:
1 Hasyim Muhammad, “Persepektif Semiotika Atas Aspek Budaya Dalam Penerjemahan Teks Kuliner
Prancis,” Prosiding Seminar Tahunan Linguistik UPI, Juni 2015
37
“Bukan, kau tak perlu harta
Tuk jadi sempurna, bermata indah
Hanya di dalam jiwa
Bukan, bukan karena harta
Kau kan jadi berharga
Hati yang mulia, itulah kuncinya”
Walaupun kalimat tersebut merupakan kalimat memberi peringatan, namun bagi para
pembaca bisa merasakan kehangatan yang begitu dalam pada makna lagu tersebut. Adapun bagi
pendengar bisa merasakan kelembutan dan kemerduan dari nada, harmoni serta suara yang
tersaji secara sempurna dari pelantun lagu Kun Anta. Dalam pengucapan pada nada lagu Kun
Anta juga tidak menunjukkan adanya penekanan nada tinggi sebagaimana orang yang sedang
memaksakan sesuatu, namun yang ada hanyalah hasil musik dengan sajian yang easy listening
dan sangat nyaman untuk didengar.
Melakukan proses penerjemahan karya sastra sebetulnya memiliki beberapa hal yang
perlu diperhatikan, di antaranya:2
1. Pertama adalah mengumpulkan data pendukung sebelum melakukan penerjemahan karya
sastra, misalnya biografi dan ulasan-ulasan atau komentar-komentar dari beberapa pemikir
tentang karya-karya sastra pengarang. Tujuannya adalah memperoleh wawasan dan
mengenal secara psikologis pengarang yang karyanya akan menjadi objek penerjemahan.
Selain itu, perlunya penerjemah memahami pemikiran-pemikiran ideologis pengarang yang
biasa tertuang dalam karya-karyanya. Dalam hal ini misalnya, karya lagu Kun Anta yang
2 Muhammad Hasyim, Buku Ajar Mata Kuliah Teori Penerjemahan, Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin,
2015. H. 44
38
memiliki tujuan untuk memberi semangat kepada pendengarnya agar bisa menjadi diri
sendiri tanpa harus meniru atau bahkan sampai menjadi orang lain agar bisa dibanggakan.
2. Kedua adalah menyediakan kamus istilah teknis selain kamus umum. Dalam kamus istilah
teknik, pada umumnya dikemukakan defenisi istilah-istilah teknik tersebut. Sebaiknya
mengumpulkan kamus istilah teknik baik bahasa sumber maupun bahasa sasaran.
3. Ketiga membaca berulang kali teks karya sastra yang akan diterjemahkan sebagai cara untuk
menangkap makna secara kontekstual, karena di dalam teks sastra seringkali ditemukan
bahasa kiasan, misalnya metafora, idiom, dll.
4. Keempat menandai kosa kata-kosa kata yang masuk bahasa kiasan, istilah-istilah yang
bersifat kultural yang terkadang tidak ditemukan padanan dalam bahasa sasaran. Perbedaan
budaya antara Bsu dan Bsu seringkali menjadi kendala dalam penerjemahan.
Selanjutnya, pada terjemahan lirik lagu di atas mengandung makna yang mengajarkan
bahwasannya memiliki akhlak yang baik tidak hanya diterapkan para orang lain saja, namun juga
harus memperlakukan diri sendiri dengan sebaik mungkin, dengan cara menghiasi diri dengan
rasa positif dan kepercayaan pada diri sendiri. Poin ini terletak pada inti dari judul lagu tersebut
dengan terjemahan “Jadilah diri kamu sendiri, maka kamu akan menambah kecantikan yang
ada”. Sebuah inti berupa pesan yang sangat indah dan juga bermakna, membuat para penikmat
musik menjadi jatuh cinta terhadap lagu Kun Anta yang dipopulerkan oleh Humood Alkhuder.
Singkat dan padat namun sangat berarti merupakan sebuah usaha dalam memberikan
semangat dan energi yang positif bagi para pendengar maupun diri sendiri. Meskipun lagu dalam
versi asli menggunakan Bahasa Arab, bukanlah menjadi penghalang untuk tetap dinikmati
karena kata-kata yang digunakanpun tidak sulit diucapkan bahkan sangat mudah untuk dihafal.
39
Adapun lagu Kun Anta ada pula versi yang menggunakan Bahasa Indonesia dengan judul
“Jadilah Diri Sendiri”, dengan lirik sebagai berikut:
Ingin diriku jadi seperti mereka
Agar aku berharga bisa berbangga
Dulu ku sangka ku kan dapatkan semuanya
Kiranya aku salah ternyata salah
Bukan, aku tak perlu harta
Untuk jadi sempurna
Permata indah, hanya di dalam jiwa
Bukan, bukan karena harta
Kau kan jadi berharga
Hati yang mulia, itulah kuncinya
O wo o o wo o wo…… jadilah diri sendiri
La la la la la….
Ku bahagia, bukan menjadi dirinya
Tapi apa adanya, hanya adanya
Kini ku jadi, jadi diriku sendiri
Kurasa ini hati, ya itu pasti
Dari cuplikan lirik lagu Kun Anta versi yang menggunakan Bahasa Indonesia di atas,
menunjukkan perbedaan yang cukup jauh. Akan tetapi, inti atau makna yang terkandung
40
didalamnya tetaplah sama. Mengapa demikian? Hal ini jelas dikarenakan dalam menerjemahkan
itu terdapat seni, apalagi jika objek yang diterjemahkan adalah syair atau lirik lagu. Jelas
perbedaan hasil terjemahan pasti ada, karena dalam kasus di atas penerjemah berusaha untuk
menyesuaikan antara lirik terjemahan dengan aransemen musik yang ada, sehingga apabila kita
mengikuti terjemahan secara harfiah di atas, tentu akan sangat sulit untuk masuk ke dalam
alunan nada dan tempo yang ada pada lagu tersebut, karena terjemahan sebelumnya cukup
panjang per baitnya.
Oleh sebab itu, dalam menerjemahkan lirik lagu, jika ingin membuat lagu versi yang
menggunakan Bahasa Indonesia atau bahasa lain, maka harus bisa mengusahakan dengan
menyesuaikan lirik dan bait sesuai dengan nada dan tempo lagu. Meskipun tidak mudah, intinya
makna tetaplah sama, dan para penikmat musik tersebut dapat memahami dengan baik.
41
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan temuan penelitian pada bab IV di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa beberapa kata maupun kalimat pada lirik lagu Arab kun anta yang
dipopulerkan oleh Humood Alkhuder memiliki makna-makna semiotik, yang artinya kata atau
kalimat itu mengandung pesan moral yang dapat diambil dari lagu tersebut. Oleh karena itu,
peneliti menyimpulkan bahwa lagu kun anta bukan hanya sekedar nyanyian dan hiburan semata
saja, melainkan dapat dipetik hikmah dan pelajaran dari lirik lagu tersebut
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang sudah didapat, penulis sudah melakukan sebuah penelitian
mengenai analisis semiotik dalam lagu terjemahan kun anta yang dipopulerkan oleh Humood
Alkhudher. Dengan adanya hasil penelitian ini, maka diharapkan saran-saran yang dapat
dijadikan sebagai masukan dan pertimbangan dari berbagai pihak yang terkait.
1. Bagi penulis maupun pembaca. Harus lebih baik dengan memperdalam hasil dari penelitian
ini, karena penulis sadar bahwasannya apa yang sudah penulis hasilkan masih jauh dari
kesempurnaan.
2. Bagi institusi. Terutama untuk Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta diharapkan untuk mengembangkan dari berbagai penelitian-penelitian yang sudah
dihasilkan.
42
3. Bagi mahasiswa Jurusan Tarjamah khususnya, diharapkan untuk turut mengembangkan serta
menggunakan ilmu pengetahuan dari apa yang sudah didapat selama masa perkuliahan agar
bermanfaat bagi Bangsa dan Negara, sehingga tidak sia-sia, serta dapat menghasilkan produk-
produk yang lebih baik dan berkualitas serta dapat dipertanggung jawabkan dikemudian hari.
42
DAFTAR PUSTAKA
Al-Audah, Salman Bin Fahd. Urgensi Amar Ma’ruf Nahi Mungkar, (Solo: CV. Pustaka Mantiq,
1996)
Al-Farisi, M. Zaka. Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011)
Bahtiar, Wardi. Methodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta : Logos, Cet I, 1997)
Brannen, Julia. Memadu Metode Penelitian, (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari
Samarinda, 2005)
Buana, Cahya. Simbol-simbol Keagamaan dalam Syair Jahiliyah, (Yogyakarta: Mocopat Offset,
2011)
Chaer, Abdul. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta)
Dewi Puspitasari, Eka Marthanty Indah Lestari, Nadya Inda Syartanti, “Kesepadanan pada
Penerjemahan Kata Bermuatan Budaya Jepang ke dalam Bahasa Indonesia,” Jurnal Izumi,
Volume 3, No 2, 2014.
Dudi Sabil Iskandar & Rini Lestari, Mitos Dalam Jurnalisme, (Yogyakarta: Andi, 2016)
Hasyim, Muhammad. Buku Ajar Mata Kuliah Teori Penerjemahan, (Fakultas Sastra Universitas
Hasanuddin, 2015)
Hasyim Muhammad, “Persepektif Semiotika Atas Aspek Budaya Dalam Penerjemahan Teks
Kuliner Prancis,” Prosiding Seminar Tahunan Linguistik UPI, Juni 2015
Himat, Mahi M. Metode Penelitian, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011)
Https://id.wikipedia.org/wiki/Lagu, diunggah 21 November 2016
43
Irawan, Andre. “Musik di Dunia Islam Sebuah Penelusuran Historikal Musikologis,” Jurnal
Tsaqafa, Vol. 1, No. 1, (Juni 2012)
Laksono, Puji. “Analisis Metode Penerjemahan dalam Menerjemahkan Novel Revolusi di Nusa
Damai ke Revolt in Paradise,” Jurnal PPKM UNSIQ I (2014)
Machali, Rochayan. Pedoman Bagi Penerjemah, (Bandung:Mizan Pustaka, 2009)
Manshur, Fadlil Munawwar. “Kasidah Burdah di antara Sastra Musik Arab,” Jurnal Tajdid, Vol.
14. No. 1, (Maret 2007)
Muizzuddin, Moch. “Perkembangan Sastra Arab Kontemporer,” Jurnal al-Ittijah, Vol. 01, No.
02, (Juli-Desember 2009)
Rokhman, Muh. Arif. Penerjemahan Teks Inggris (Yogyakarta: Pyramid Publisher, 2006)
Sobur, Alex. Analisis teks Media, (bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015)
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, (Bandung: ALFABETA, 2015)
Suharto. “Permasalahan Musikal dan Lingual dalam Penerjemahan Lirik Lagu,” Harmonia Jurnal
Pengetahuan dan Pemikiran Seni, Vol. VII, No. 2, (Mei-Agustus 2006)
Suparno, Darsita. “Nilai-nilai Budaya dalam Novel Terjemahan”, Prosiding Seminar Nasional
Penerjemahan, (Jakarta: Tarjamah Center)
Syamsyuri. Analisis Bahasa Memahami Bahasa Secara Ilmiah,(Jakarta: Erlangga, 1987)
Syihabuddin. Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek), (Bandung: Humaniora, 2005)
Tarigan, Henry Guntur. Pengajar Kosakata,(Bandung:Angkasa, 1993)
Widodo, Muhammad. di unggah pada Minggu 19 Juli 2015,17.03,
http://muhwid.blogspot.co.id/2015/07/kun-anta-lagu-yang-stuck-in-my-head.html
Widyamartaya, A. Seni Menerjemahkan, (Bandung: Kanisius, 1989)