89
ABSTRAK  Alief Suciati, Pengaruh Penggunaan Media Pembelaja ran Video dengan  Windows  Movie Maker Terhadap Motivasi Belajar Matematika Siswa (Kuasi  Eksperimen di SD Negeri Kutajaya I, Tangerang). Skripsi, Jurusan Matematik a, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.  Penelitian bertujuan untuk mengetahui bagaimana motivasi belajar matematika siswa setelah menggunakan media pembelajaran video dengan windows  movie maker . Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Kutajaya I, Tangerang. Metode yang digunakan adalah eksperimen semu dengan the  post-test only control group design. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan tehnik cluster random sampling. Sampel penelitian yang pertama berjumlah 40 siswa untuk kelas eksperimen dengan menggunakan media pembelajaran video dengan windows  movie maker . Sampel yang kedua berjumlah 40 siswa untuk kelas kontrol dengan media konvensional yaitu powerpoint . Analisis data menggunakan uji-t dari kedua kelompok diperoleh nilai t hitung  sebesar 8,57, sedangkan t tabel  pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan (dk) = 78 yaitu sebesar 1,99, maka dapat dikatakan bahwa t hitung > t tabel . Hal ini menunjukkan bahwa motivasi belajar matematika siswa yang diberikan media  pembelajaran video dengan windows movie maker  lebih tinggi dibandingkan motivasi belajar matematika siswa yang diberikan media konvensional yaitu  powerpoint . Kata kunci : Media Pembelajaran Video, Windows   Movie Maker. Motivasi  Belajar. i

semoga berkah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

semangat

Citation preview

Page 1: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 1/89

ABSTRAK

 Alief Suciati, Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Video dengan 

Windows  Movie Maker Terhadap Motivasi Belajar Matematika Siswa (Kuasi

 Eksperimen di SD Negeri Kutajaya I, Tangerang). Skripsi, Jurusan Matematika,

Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 

Penelitian bertujuan untuk mengetahui bagaimana motivasi belajar matematika

siswa setelah menggunakan media pembelajaran video dengan windows  movie

maker . Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Kutajaya I, Tangerang.

Metode yang digunakan adalah eksperimen semu dengan the   post-test onlycontrol group design. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan

tehnik cluster random sampling.

Sampel penelitian yang pertama berjumlah 40 siswa untuk kelas eksperimen

dengan menggunakan media pembelajaran video dengan windows movie maker .

Sampel yang kedua berjumlah 40 siswa untuk kelas kontrol dengan media

konvensional yaitu powerpoint .

Analisis data menggunakan uji-t dari kedua kelompok diperoleh nilai thitung 

sebesar 8,57, sedangkan ttabel pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan

(dk) = 78 yaitu sebesar 1,99, maka dapat dikatakan bahwa thitung > ttabel. Hal inimenunjukkan bahwa motivasi belajar matematika siswa yang diberikan media

 pembelajaran video dengan windows  movie maker   lebih tinggi dibandingkan

motivasi belajar matematika siswa yang diberikan media konvensional yaitu

 powerpoint .

Kata kunci : Media Pembelajaran Video, Windows   Movie Maker. Motivasi

 Belajar.

i

Page 2: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 2/89

 ABSTRACT

 Alief Suciati, The Effect of Using Media of Video with Windows Movie Maker for

 Motivate Students to Learn Mathematics (Quasi Experiment in SD Negeri

Kutajaya I, Tangerang). Thesis, Mathematics Education Department, Faculty Of

Tarbiyah And Teachers Training of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

The study goal is determine how motivate students to learn mathematics after

using media of video with windows movie maker. Research conducted at “SD

Kutajaya I Tangerang”.

The method was used quasi experiment with the post-test only control group

design. Sampling was done using cluster random sampling technique.

This experiment takes two sample classes. The first sample class is 40 students

which are use media of video with windows movie maker. The second sample

amounted to 40 students for conventional media in control class with power point.

 Data analysis using t-tests of both groups obtained t test  of 8,57, while t table at 5%

significance level with degrees of freedom (dk) = 78 is equal to 1,99, we can

conclude that t test > t table. This shows that learning by media of video with windows

movie maker has significant effect to the student motivation on learning

mathematics.

Key word: Instructional Media of Video, Windows Movie Maker, Learning

 Motivation

ii

Page 3: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 3/89

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Ilahi

Rabbi, yang telah memberikan limpahan nikmat, rahmat dan kasih sayang-Nya

kepada penulis selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada nabi Muhammad saw, sang

 pembawa risalah islam, pembawa syafaat bagi umatnya dihari akhir kelak.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat akademis

untuk menyelesaikan studi S1 jurusan pendidikan matematika fakultas ilmu

tarbiyah dan keguruan, dengan judul “ pengaruh media pembelajaran video

dengan windows movie maker terhadap motivasi belajar matematika siswa”.

Disadari sepenuhnya bahwa kemampuan dan pengetahuan penulis sangat

terbatas, maka adanya bimbingan, pengarahan dan dukungan dari berbagai pihak

sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya, kepada yang terhormat : 

1.  Bapak Prof. Dr. H. Dede Rosyada, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan.

2.  Ibu Dra. Maifalinda Fatra, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Matematika.

3.  Bapak Otong Suhyanto, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan

Matematika.

4.  Ibu Tita Khalis Maryati, S.Si., M.Kom, selaku pembimbing I yang selalu

memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

5. 

Dra. Afidah Mas’ud, selaku pembimbing II yang selalu memberikan

 bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

6. 

Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Matematika.

7.  Bapak Ujang Rahmat, S.Ag, selaku kepala sekolah SDN Kutajaya I,

Kabupaten Tangerang yang telah banyak membantu penulis selama penelitian

 berlangsung.

8.  Ibu Mimin Rusmini, selaku guru pamong tempat penulis mengadakan

 penelitian.

iii

Page 4: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 4/89

9.  Ayahanda (Mujiyono) dan ibunda (Ratna Saputri) tercinta yang senantiasa

memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

10. Adik-adikku (Bayu Imannudin dan Tiara Nur Hidayati) tercinta yang

senantiasa memberikan motivasi, dukungan dan semangat kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. 

K.H. Bahrudin dan Umi Tuti selaku Pengasuh Pondok Pesantren Daar El

Hikam Ciputat, yang telah banyak memberikan ilmu dan doa kepada penulis.

12. Siswa dan siswi kelas III SDN Kutajaya I Kabupaten Tangerang, yang telah

 bersikap kooperatif selama penulis mengadakan penelitian.

13. Sahabat-sahabat terbaikku Dwi, Raswati, Achie, Elah, serta seluruh teman-

teman ku tercinta, mahasiswa dan mahasiswi jurusan pendidikan matematika

angkatan 2005, khususnya kelas B, semoga kebersamaan kita menjadi

kenangan terindah untuk menggapai kesuksesan dimasa mendatang.

14. Semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan, dorongan dan informasi

serta pendapat yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

Semoga Allah SWT dapat menerima sebagai amal kebaikan atas jasa baik

yang diberikan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan-

kekurangan karena terbatasnya kemampuan penulis. Untuk itu kritik dan saran

yang membangun sangat penulis harapkan. Mudah-mudahan skripsi ini dapat

 bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi khasanah ilmu

 pengetahuan. Amin.

Jakarta, Juli 2010

Penulis

Alief Suciati

iv

Page 5: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 5/89

DAFTAR ISI 

ABSTRAK ...................................................................................................... i

 ABSTRACT ..................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A.  Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B.  Identifikasi Masalah ............................................................. 5

C.  Pembatasan Masalah ............................................................ 6

D.  Perumusan Masalah ............................................................. 6

E. 

Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 6

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN

HIPOTESIS ................................................................................. 8

A. 

Kajian Teori ......................................................................... 8

1.  Pembelajaran Matematika .................................................... 8

a.  Pengertian Belajar dan Pembelajaran Matematika . 8

 b. 

Karakteristik Pembelajaran Matematika .................. 12c.  Pembelajaran Matematika di SD ............................ 13

2.  Motivasi Belajar .................................................................... 14

a.  Pengertian Motivasi ................................................. 14

 b. 

Pengertian Motivasi Belajar ..................................... 17

c.  Tujuan dan Fungsi Motivasi Belajar ........................ 18

d.  Macam-Macam Motivasi ......................................... 21

e.  Teknik Memotivasi dalam Pembelajaran ................. 24

v

Page 6: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 6/89

f.  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Belajar ..................................................................... 25

3.  Media pembelajaran ............................................................. 27

a.  Pengertian Media .................................................... 27

 b.  Fungsi dan Manfaat Media ..................................... 28

c.  Klasifikasi Media Pembelajaran ............................. 30

d. 

Gambaran Media Pembelajaran Video ................... 31

e.  Kelebihan dan Kekurangan dari Penggunaan Media

Pembelajaran Video ................................................ 32

f.  Teknik dan strategi pemanfaatan program video

 pembelajaran ........................................................... 33

4.  Media Berbasis Komputer ................................................... 34

a. 

Pengertian Media Ajar Berbasis Komputer ............ 34

 b.  Jenis-Jenis Media Ajar Berbasis Komputer ............ 35

c.  Keuntungan Menggunakan Komputer .................... 35

5.  Media Berbasis Multimedia ................................................. 36

a. 

Gambaran Tentang Multimedia .............................. 36

 b.  Elemen-Elemen Multimedia ................................... 37

c.  Multimedia Sebagai Media Pengajaran .................. 38 

6.   Movie Maker ........................................................................ 38 

a.  Gambaran Tentang Movie Maker   ........................... 38 

 b.  Cara Membuat Aplikasi dengan Movie Maker ....... 45 

7.  Powerpoint ........................................................................... 47 

a. 

Gambaran Tentang Powerpoint .............................. 47 

 b.  Cara Membuat Aplikasi dengan Powerpoint   .......... 49 

B.  Penelitian Yang Relevan ...................................................... 50

C.  Kerangka Berpikir ................................................................ 50

D.  Hipotesis ............................................................................... 52

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 53 

A. 

Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 53

vi

Page 7: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 7/89

1.  Tempat Penelitian .................................................... 53

2.  Waktu Penelitian ...................................................... 53

B.  Metode dan Desain Penelitian .............................................. 53

C.  Populasi dan Tehnik Pengambilan Sampel .......................... 54

D.  Tehnik Pengumpulan Data ................................................... 54

1.  Variabel Penelitian ................................................... 54

2. 

Sumber Data ............................................................ 54

3.  Instrumen Penelitian ............................................... 54

4.  Uji Validitas ............................................................ 56

5.  Uji Reabilitas .......................................................... 57

E.  Tehnik Analisa Data ............................................................. 57

1.  Uji Persyaratan Analisis .......................................... 57

2. 

Pengujian Hipotesis ................................................ 59

F.  Hipotesis Statistik ................................................................ 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 62

A. 

Deskripsi Data .................................................................... 62

1.  Skor motivasi belajar matematika siswa yang

menggunakan media pembelajaran movie maker

(kelompok eksperimen) ........................................... 62

2.  Skor motivasi belajar matematika siswa yang

menggunakan media pembelajaran powerpoint  

(kelompok kontrol) ................................................. 64

B. 

Pengujian Persyaratan Analisis ........................................... 66

1.  Uji Normalitas ......................................................... 66

2.  Uji Homogenitas ..................................................... 67

C.  Pengujian Hipotesis dan Pembahasan ................................ 68

1.  Pengujian Hipotesis ................................................ 68

2. 

Pembahasan ............................................................ 69

D.  Keterbatasan Penelitian ...................................................... 72

vii

Page 8: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 8/89

BAB V KESIMPULAN ............................................................................ 73

A.  Kesimpulan .......................................................................... 73

B.  Saran ................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 75

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 78

viii

Page 9: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 9/89

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket Penelitian Motivasi Belajar Matematika

Siswa ..................................................................................... 55

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Matematika Siswa

Kelas Eksperimen .................................................................. 63

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Matematika Siswa

Kelas Kontrol ........................................................................ 64

Tabel 4.3 Perbandingan Mottivasi Belajar Matematika Kelompok

Eksperimen dan Kelompok Kontrol ...................................... 66

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Normalitas ......................................... 67

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas ..................................... 68

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis ............................................ 69

ix

Page 10: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 10/89

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tampilan Program Windows Movie Maker  2.0 ..................... 40

Gambar 2.2 Tampilan Menu Bar dan Toolbar .......................................... 41

Gambar 2.3 Tampilan File, Edit, View, Taks, Clip, Play dan Help .......... 41

Gambar 2.4 Tampilan Movie Task Pane ................................................... 42

Gambar 2.5 Letak Collections Pane dan Contents Pane .......................... 42

Gambar 2.6 Tampilan Video Effects dan Contents Pane .......................... 43

Gambar 2.7 Tampilan Video Transitions dan Contents Pane ................... 43

Gambar 2.8 Tampilan Area Monitor ......................................................... 43

Gambar 2.9 Tampilan Storyboard ............................................................ 44

Gambar 2.10 Tampilan Timeline ................................................................ 44

Gambar 2.11 Tampilan Capture Video ....................................................... 45

Gambar 2.12 Tampilan Import File ............................................................ 45

Gambar 2.13 Tampilan Program Powerpoint   ............................................. 48

Gambar 3.1 Desain Penelitian ................................................................... 53

Gambar 4.1 Garfik Histogram dan Poligon Kelompok Eksperimen ........ 63

Gambar 4.2 Garfik Histogram dan Poligon Kelompok Kontrol ............... 65

x

Page 11: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 11/89

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Wawancara Kepada Guru ............................................. 78

Lampiran 2 Angket Penelitian Sebelum Uji Validitas ............................. 80

Lampiran 3 Angket Penelitian Sebelum Uji Validitas ............................. 82

Lampiran 4 Perhitungan Validitas Instrumen Motivasi Belajar

Matematika ............................................................................. 84

Lampiran 5 Perhitungan Reabilitas Instrumen Motivasi Belajar

Matematika ............................................................................. 86

Lampiran 6 Perhitungan Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar

Matematika Siswa Kelas Eksperimen ................................... 88

Lampiran 7 Perhitungan Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar

Matematika Siswa Kelas Kontrol .......................................... 91

Lampiran 8 Perhitungan Uji Normalitas Kelas Ekperimen ...................... 94

Lampiran 9 Perhitungan Uji Normalitas Kelas Kontrol ........................... 96

Lampiran 10 Langkah-Langkah Uji Homogenitas Dengan

Menggunakan Uji Fisher ....................................................... 98

Lampiran 11 Uji Hipotesis Statistik ........................................................... 99

Lampiran 12 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas

Eksperimen ............................................................................ 101

Lampiran 13 Tabel Nilai-Nilai r Product Moment ..................................... 142

Lampiran 14 Tabel Luas Dibawah Lengkungan Kurva Normal dari

0 S/D Z .................................................................................. 143

Lampiran 15 Nilai-Nilai Distribusi F ......................................................... 145

Lampiran 16 Nilai-Nilai Dalam Distribusi t ............................................... 147

Lampiran 17 Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors ............................................. 148

Page 12: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 12/89

0

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO

DENGAN WINDOWS MOVIE MAKER TERHADAP

MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

SKRIPSI

Diajukan Dalam Rangka Menyelesaikan Program Studi Strata 1

Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh:

ALIEF SUCIATI (105017000451)

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURURAN

UNIVERSITAS SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010 

Page 13: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 13/89

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki

 peranan penting dalam pendidikan. Melalui pelajaran matematika, siswa

mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis, kritis,

analitis, kreatif, produktif  yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan

 praktis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini

sejalan dengan tujuan umum diberikannya matematika pada jenjang

 pendidikan dasar dan menengah menurut Suherman adalah

Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan didalam

kehidupan dan dunia yang selalu berkembang, melalui latihan

 bertindak, atau dasar pemikiran yang logis, rasional, kritis, cermat,

 jujur, efektif dan efesien. Mempersiapkan siswa agar dapat

menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan

sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. 1 

Matematika juga dipandang sebagai ilmu universal yang mendasari

 perkembangan ilmu modern dan memiliki berbagai peranan penting dalam

 berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Peranan matematika

 juga sebagai dasar dalam menguasai mata pelajaran lainnya dan menunjang

keberhasilan belajar dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Pada

kenyataannya, pada setiap kegiatan pendidikan formal, “matematika

merupakan bidang studi yang dipelajari oleh siswa dari SD hingga SMA dan

 bahkan juga diperguruan tinggi”.2 

Banyak mitos menyesatkan mengenai matematika. Salah satu mitos

tersebut diungkapkan oleh Wildaiman Firdaus bahwa “matematika

merupakan ilmu yang membosankan, kaku, dan tidak rekreatif.”3 Mitos yang

salah ini memberi andil besar dalam membuat sebagian masyarakat merasa

1Erman Suherman dkk., Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer , (Bandung: JICA-UPI, 2001), h. 56

2Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar , (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2003), h. 2533http://himatika.mipa.ugm.ac.id/index.php?op=berita&id=130  1 Desember 2009, 17:00 wib

1

Page 14: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 14/89

2

alergi bahkan tidak menyukai matematika. Akibatnya, mayoritas siswa kita

mendapat nilai buruk untuk bidang studi ini, bukan lantaran tidak mampu,

melainkan karena sejak awal sudah merasa alergi dan takut sehingga tidak

 pernah atau malas untuk mempelajari matematika. Jika mitos sesat tersebut

sudah mengakar kemungkinan besar akan mengakibatkan siswa tidak

memiliki minat dan motivasi untuk mempelajari matematika.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru matematika pada

saat prapenelitian di SDN Kutajaya I didapat informasi bahwa motivasi

 belajar siswa-siswi di sekolah ini cukup rendah. Hal itu dibuktikan dengan

 banyaknya siswa yang sering tidak mengerjakan PR, menyotek pada saat

ulangan, sering keluar masuk kelas pada saat pembelajaran matematika

 berlangsung, melamun, tidak memperhatikan ketika proses pembelajaran

 berlangsung, lambat dalam melaksanakan tugas-tugas kegiatan belajar

matematika dan sikap siswa yang menunjukkan kurang semangat dalam

mengikuti proses pembelajaran matematika. Tidak hanya itu, nilai rata-rata

matematika siswa juga masih dibawah rata-rata.

Menurut Suherman bahwa siswa mempunyai masalah dalam motivasi

 belajar matematikanya diantaranya “siswa membolos untuk menghindari

mengikuti pelajaran matematika, siswa gagal dalam melakukan tugas-tugas

matematika dan siswa menolak untuk mengikuti kegiatan-kegiatan

matematika, baik di dalam maupun di luar kelas.” 4  Hal ini sejalan dengan

hasil wawancara sehingga dapat diindikasikan bahwa SDN Kutajaya I

memiliki motivasi belajar yang rendah.

“Rendahnya motivasi untuk belajar matematika yang dimiliki oleh

siswa menurut Erman Suherman dikarenakan oleh pengalaman yang tidak

nyaman dalam belajar matematika”.5  Salah satu faktor yang membuat

 pengalaman tidak nyaman adalah guru. Hal ini bisa terjadi karena guru

menggunakan metode pembelajaran yang kurang tepat. Faktor lainnya adalah

4

Erman Suherman dkk., Strategi Pembelajaran ..., h. 1975Erman Suherman dkk., Strategi Pembelajaran ..., h. 187

Page 15: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 15/89

3

materi pelajaran yang terlalu sulit bagi siswa sehingga anak kurang

termotivasi untuk belajar matematika.

Dalam menghadapi pelajaran matematika diperlukan suasana belajar

yang menyenangkan agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar serta

dapat menghilangkan kesan negatif terhadap pelajaran matematika. Sehingga,

 perlu merubah pembelajaran dengan cara mengubah cara penyampaian, baik

metode maupun media pembelajarannya. Tidak hanya itu, guru juga

 bertanggung jawab dalam proses pembelajaran karena memiliki andil yang

sangat besar.

Menurut Sardiman “pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah

 proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan

melalui saluran atau media tertentu ke penerima pesan.”6  Kegiatan

 pembelajaran di kelas juga merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri

dimana guru dan siswa saling bertukar pikiran untuk mengembangkan ide

dan pengertian.

Proses komunikasi ini tidak selamanya berjalan lancar sesuai dengan

yang diinginkan. Tetapi dalam komunikasi juga sering terjadi penyimpangan-

 penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan efesien, yang

 biasanya disebabkan oleh adanya kecenderungan verbalisme, ketidaksiapan

siswa dalam belajar dan sebagainya. Komunikasi memegang peranan yang

 penting dalam pembelajaran. Agar komunikasi antara guru dan siswa

 berlangsung baik dan informasi yang disampaikan guru dapat diterima oleh

siswa, maka dalam kegiatan pembelajaran perlu menggunakan media

 pembelajaran.7 

Media yang efektif adalah media yang mampu mengkomunikasikan

sesuatu yang ingin disampaikan oleh pemberi kepada penerima. Oleh karena

itu, dalam merancang pembelajaran hendaknya dipilih pula media yang

 benar-benar efektif dan efisien atau media yang dirancang sendiri (media by

6Maifalinda Fatra, “Penggunaan KOMAT (Komik Matematika) Pada Pembelajaran

Matematika di MI” dalam  ALGORITMA Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, No. 1,

Juni 2008, h. 60-617Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 13

Page 16: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 16/89

4

design) sehingga dapat menyampaikan pesan pembelajaran siswa dengan

 baik. Penggunaan media pembelajaran akan sangat membantu efektifitas

 proses pembelajaran serta penyampaian pesan dan isi pelajaran sehingga

dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman karena menyajikan

informasi secara menarik dan terpercaya. Selain itu, media pembelajaran juga

dapat memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi. Hal ini

sejalan dengan Hamalik yang mengemukakan bahwa “pemakaian media

 pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan

dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan

 pembelajaran dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap

siswa”.8  Akibat tercapainya tujuan pembelajaran yang pada akhirnya dapat

meningkatkan proses dan hasil belajar.

Perkembangan media pengajaran (instructional media) telah mampu

mengintegrasi berbagi jenis media kedalam satu model pembelajaran, yang

disebut dengan computer aided instructional (CAI). Berbagai model

 pembelajaran berbasis komputer berkembang seiring dengan perjalanan

 perkembangan teknologi komputer itu sendiri, seperti CAL (computer aided  

learning), CBT/L (computer-based training/learning), MBL ( Multimedia-

based learning), WBT/L (web-based training/learning), dan kajian tentang

online learning  dan e-learning. Dari berbagai pembelajaran berbasis

komputer, pada dasarnya mempunyai satu konsep dasar yang sama yaitu

memanfaatkan teknologi komputer sebagai dasar teknologi multimedia dalam

 pengembangan media pembelajaran.

Multimedia merupakan salah satu bentuk teknologi komputer yang

saat ini banyak digunakan dalam bidang pendidikan. Multimedia mencakup

 berbagai media dalam satu perangkat lunak (software). Pemanfaatan

multimedia dalam presentasi ini biasanya menggunakan perangkat lunak,

yakni PowerPoint, Macromedia  Flash,  Movie  Maker   dan perangkat lunak

lainnnya.

8Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), Cet-6, h. 15

Page 17: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 17/89

5

Salah satu multimedia yang bisa dijadikan alternatif sebagai media

 pengajaran adalah media pembelajaran video dengan windows movie maker. 

Kelebihan windows movie maker dibandingkan dengan perangkat lunak lain

adalah mampu menggabungkan semua unsur media seperti teks, video,

animasi, gambar dan sound menjadi satu kesatuan penyajian yang terintegrasi

dalam bentuk video. Sehingga, informasi atau pesan mudah dimengerti

karena ketika proses pembelajaran berlangsung dapat melibatkan banyak

indera dan organ tubuh.

Berdasarkan pemikiran yang telah diungkapkan diatas, penelitian ini

 bermaksud mencari tahu pengaruh penggunaan media pembelajaran video

dengan windows movie maker  dan peranannya dalam meningkatkan motivasi

 belajar siswa terhadap pelajaran matematika. Sehingga, dapat diperoleh

sebuah judul yaitu: “PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO

DENGAN WINDOWS    MOVIE MAKER  TERHADAP MOTIVASI

BELAJAR MATEMATIKA SISWA”.

B. 

Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas, maka masalah-masalah yang dapat

diidentifikasikan adalah :

1.  Siswa kurang semangat dan gairah dalam mengikuti proses pembelajaran

matematika.

2.  Perhatian siswa kurang terfokus ketika pembelajaran matematika

 berlangsung.

3. 

Siswa lambat dalam melaksanakan tugas-tugas kegiatan belajar

matematika.

4.  Siswa kurang antusias dalam mengerjakan tugas-tugas kegiatan belajar

matematika.

5.  Siswa sering menyontek ketika ulangan atau ujian berlangsung.

6.  Kurangnya minat siswa dalam belajar matematika.

7.  Guru kurang menguasai pemanfaatan media pembelajaran yang tersedia.

Page 18: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 18/89

6

C. 

Pembatasan MasalahAgar memudahkan dalam penyusunan skripsi ini dan tidak

menimbulkan penafsiran yang berbeda, maka penulis membatasi

 permasalahan skripsi ini sebagai berikut:

1. 

Media pembelajaran yang digunakan adalah media pembelajaran video

dengan windows movie maker dalam kegiatan pembelajaran matematika.

2.  Pengaruh pembelajaran mengacu pada motivasi belajar matematika yang

diukur melalui angket dan diberikan setelah pembelajaran pada materi

 pecahan sederhana selesai.

D.  Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan

masalah sebagai berikut: “Apakah motivasi belajar matematika siswa yang

menggunakan media pembelajaran video dengan windows movie maker  lebih

tinggi dibandingkan dengan siswa yang menggunakan media konvensional

yaitu  powerpoint ?”.

E.  Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serta menggambarkan

 bagaimana motivasi belajar matematika siswa setelah menggunakan media

 pembelajaran video dengan windows movie maker .

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1.  Bagi sekolah, dengan penelitian ini, diharapkan dapat menjadi bahan

 pertimbangan dalam membuat suatu kebijakan untuk memperbaiki dan

meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di sekolah

2. 

Bagi Guru, hasil penelitian memberikan manfaat untuk mengetahui media

 pembelajaran yang tepat dalam meningkatkan motivasi belajar siswa serta

dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran di

kelas.

Page 19: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 19/89

7

3.  Bagi siswa, dengan penggunaan media pembelajaran movie maker, sebagai

informasi dan bahan pengembangan diri untuk meningkatkan motivasi

 belajar siswa, khususnya belajar matematika.

4.  Bagi peneliti, sebagai umpan balik bagi peneliti dalam proses belajar

mengajar bidang studi matematika dan untuk menambah pengetahuan

serta pengalaman.

5. 

Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian dan

 bahan referensi untuk diadakan penelitian lebih lanjut.

Page 20: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 20/89

8

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DANHIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran Matemátika

a.  Pengertian Belajar dan Pembelajaran Matematika

Banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar

adalah mencari ilmu atau menuntut ilmu. Ada lagi yang secara lebih

khusus mengartikan belajar adalah menyerap pengetahuan.

“Belajar adalah kata kunci (key term) yang paling vital dalam

setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak

 pernah ada pendidikan”.1  Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu

mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan

dengan upaya pendidikan.

Menurut pendapat tradisional, belajar adalah menambah dan

mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Sedangkan menurut para ahli

 pendidikan modern, belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau

 perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara

 bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.2 

Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup

manusia. Oleh karena itu, dengan belajar manusia dapat melakukan

 perubahan-perubahan kualitas individu sehingga tingkah lakunya

 berkembang. Allah berfirman dalam surat An-Nahl Ayat 78:

⌧☺

 

1Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung:Rosdakarya,2008), Cet. Ke-14, h. 94.

2

Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, (Jakarta:Kencana, 2008), Cet. Ke-3, h. 207

8

Page 21: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 21/89

9

 Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak

mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran,

 penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”.3 

Manusia terlahir sebagai makhluk yang tidak mampu berbuat apa-

apa serta tidak mengetahui apa-apa. Akan tetapi melalui proses belajar

dalam fase perkembangannya, manusia bisa menguasai berbagai skiil 

(keterampilan) maupun pengetahuan.

Dengan demikian dapat disimpulkan, belajar merupakan suatu

 proses yang dilakukan setiap individu yang berusaha mencapai tujuan

dengan interaksi aktif dalam lingkungannya yang mengakibatkan

 perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku itu dapat berupa

 pengetahuan, keterampilan dan sikap yang lebih baik intinya bahwa

 belajar itu adalah proses perubahan.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar, secara global

faktor-faktor tersebut dibagi menjadi:

1) Faktor Internal

Faktor internal berasal dari diri siswa sendiri meliputi dua

aspek yaitu aspek fisiologis (bersifat jasmaniah) dan aspek

 psikologis (bersifat rohaniah)

a)  Aspek fisiologis

 b)  Aspek psikologis

Faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi belajar

siswa antara lain adalah:

(a) 

Tingkat kecerdasan atau intelegensi.

(b) Perhatian siswa

(c) Minat dan bakat siswa

(d) Motif dan motivasi siswa

(e) Kognitif dan daya nalar siswa

3

Departemen Agama RI,  Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: PT. Syaamil Cipta Media,2005), h. 275

Page 22: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 22/89

10

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal terdiri dari 2 macam yaitu:

a)  Faktor lingkungan

 b)  Faktor Instrumental4 

Proses yang membantu peserta didik agar dapat  belajar   dengan

 baik disebut pembelajaran. Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata

 pembelajaran adalah kata benda yang diartikan “sebagai proses, cara,

menjadikan orang atau makhluk hidup belajar”.5 Kata ini berasal dari

kata kerja belajar yang berarti “berusaha untuk memperoleh kepandaian

atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh

 pengalaman”.6 

Menurut Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional pada Bab I Pasal 1 ayat 20 bahwa pembelajaran

adalah “proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber

 belajar pada suatu lingkungan belajar”.7  Sedangkan menurut Yudhi

Munandi pembelajaran adalah “usaha-usaha yang terencana dalam

memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam

diri siswa”.8 

Dari pengertian-pengertian yang telah dikemukakan dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran pada hakekatnya merupakan suatu

 proses interaksi antara guru dengan murid, baik interaksi secara

langsung seperti tatap muka maupun kegiatan tidak langsung yaitu

dengan cara menggunakan berbagai media. Tidak hanya itu,

 pembelajaran adalah suatu proses yang disengaja atau upaya yang

dirancang oleh pendidikan dengan tujuan untuk menciptakan suasana

lingkungan (kelas/sekolah) yang memungkinkan siswa melakukan

4Yudhi Munadi,  Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada

Press, 2008), h. 24-355Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2002), Cet. Ke-2, h. 176Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar ..., h. 177Hasbullah,  Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan: (Umum dan Agama Islam), (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2005), Cet. Ke-4, h. 3098 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran…, h. 4

Page 23: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 23/89

11

kegiatan belajar serta terjadinya interaksi optimal antara guru dengan

siswa serta antara siswa dengan siswa.

Mengenai definisi matematika, para ahli belum memiliki

kesepakatan bersama mengenai hal tersebut. Salah satunya menurut

“Lerner mengemukakan bahwa matematika disamping sebagai bahasa

simbolis juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan

manusia memikirkan, mencatat dan mengkomunikasikan ide mengenai

elemen dan kualitas.”9 Berbeda dengan Lener, menurut John dan Rising

dalam bukunya mengatakan bahwa “matematika adalah bahasa yang

menggunakan istilah yang didefinikan dengan cermat, jelas dan akurat,

representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol

ide daripada mengenai bunyi.”10 Sedangkan menurut Kline matematika

merupakan “bahasa simbolis dan ciri utamanya adalah bernalar

deduktif, tetapi juga tidak melupakan cara bernalar induktif.”11 

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa

“matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antara

 bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian

masalah bilangan”.12  Sedangkan James berpendapat bahwa

“matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan,

 besaran dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan lainnya

dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam 3 bidang, yaitu:

aljabar, analisis dan geometri.”13 

Dari beberapa pengetian matematika yang dikemukakan di atas

dapat disimpulkan bahwa matematika adalah cara berpikir dengan

 bahasa simbolis yang bernalar deduktif dan tidak melupakan cara

 bernalar induktif yang terdiri dari pengetahuan tentang bilangan,

9Mulyono Abdurahman, Pendidikan Bagi Anak ..., h. 25210Erman Suherman, dkkl., Strategi Pembelajaran Matematika..., h. 1911Mulyono Abdurahman, Pendidikan Bagi …, h. 25212

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar ..., h. 63713Erman Suherman, dkk., Strategi Pembelajaran Matematika..., h. 16

Page 24: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 24/89

12

 bentuk, susunan besaran, konsep-konsep yang berhubungan dan terbagi

ke dalam 3 bagian, yaitu: aljabar, analisis dan geometri.

Pada hakekatnya pembelajaran matematika adalah proses yang

sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana

lingkungan memungkinkan seseorang (pelajar) melaksanakan kegiatan

 belajar matematika dan proses tersebut berpusat pada guru yang

mengajar matematika. Pembelajaran matematika harus memberikan

 peluang kepada siswa untuk berusaha dan mencari pengalaman tentang

matematika.

b. Karakteristik Pembelajaran Matematika

Pembelajaran matematika di sekolah tidak bisa terlepas dari sifat-

sifat matematika yang abstrak dan sifat perkembangan intelektual siswa

yang kita ajar. Oleh karena itu, kita perlu memperhatikan beberapa sifat

atau karakteristik pembelajaran matematika di sekolah sebagai berikut:

1) Pembelajaran matematika adalah berjenjang (bertahap)

Bahan kajian matematika diajarkan secara berjenjang atau

 bertahap, yaitu dimulai dari hal yang kongkrit dilanjutkan ke halyang abstrak, dari hal yang sederhana ke hal yang kompleks.

Atau bisa dikatakan dari konsep yang mudah menuju konsep

yang lebih sukar.

2) 

Pembelajaran matematika mengikuti metode spiral

Setiap memperkenalkan konsep atau bahan yang baru perlu

memperhatikan konsep atau bahan yang telah dipelajari siswa

sebelumnya. Bahan yang baru selalu dikaitkan dengan bahan

yang telah dipelajari dan sekaligus untuk meningkatkannya

kembali pengulangan konsep dalam bahan ajar dengan cara

memperluas dan memperdalam adalah perlu dalam

 pembelajaran matematika.3) Pembelajaran matematika menekankan pola berpikir deduktif

Matematika adalah ilmu deduktif. Matematika tersusun

secara aksiomatif. Namun demikian kita harus dapat memilih

 pendekatan yang cocok dengan kondisi anak didik yang kita

ajar.

4) Pembelajran matematika menganut kebenaran konsisten

Kebenaran dalam matematika sesuai dengan struktur

deduktif aksiomatiknya. Kebenaran-kebenaran dalam

matematika pada dasarnya merupakan kebenaran konsistensi,

tidak ada pertentangan antara kebenaran suatu konsep satu

dengan yang lainnya. Suatu pernyataan dianggap bila didasarkan

Page 25: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 25/89

13

atas pernyataan-pernyataan terdahulu yang telah diterima

kebenarannya. 14 

Berdasarkan hal tersebut di atas dalam pembelajaran matematika

 perlu disesuaikan dengan perkembangan kognitif siswa, dimulai dari

yang konkrit menuju abstrak. Namun demikian meskipun obyek

 pembelajaran matematika adalah abstark, tetapi mengingat kemampuan

 berpikir siswa Sekolah Dasar yang masih dalam tahap operasional

konkrit, maka untuk memahami konsep dan prinsip masih diperlukan

 pengalaman melalui obyek konkrit.

c. 

Pembelajaran Matematika di SD

Pembelajaran matematika di SD merupakan salah satu kajian

yang selalu menarik untuk dikemukakan karena adanya perbedaan

karakteristik khususnya hakekat anak dan hakekat matematika. Untuk

itu diperlukan adanya jembatan yang dapat menetralisis perbedaan atau

 pertentangan tersebut.

Siswa Sekolah Dasar mempunyai tahap perkembangan kognitif

yang berbeda dengan siswa sekolah pada jenjang berikutnya. Ini karena

tahap berpikir mereka masih belum formal, malahan para siswa SD di

kelas-kelas rendah mungkin sebagian dari mereka berpikirnya masih

 berada pada tahapan (prakonkret). Hal ini sejalan dengan yang

dikemukakan oleh Piaget “siswa Sekolah Dasar berada pada tahap

operasi konkrit, maka bila diberikan konsep matematika tanpa contoh

konkrit siswa akan merasa kesulitan dalam mempelajarinya”.15 

Pada tingkatan inilah mulai diberikan dasar pengetahuan

matematika yang memegang peranan penting dalam mempersiapkan

siswa untuk mengikuti jenjang pendidikan selanjutnya. Sehingga siswa

tidak kesulitan menerima pengetahuan matematika baru yang lebih luas

dan mendalam pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Oleh karena

itu, dalam pembelajaran matematika tidak dapat dilakukan secara

14Erman Suherman, et al., Strategi Pembelajaran Matematika..., h. 64-6615

Maifalinda Fatra, “Penggunaan KOMAT (Komik Matematika) Pada PembelajaranMatematika di MI” dalam ALGORITMA …, h. 60

Page 26: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 26/89

14

melompat-lompat, tetapi harus tahap demi tahap. Dimulai dengan

 pemahaman ide dan konsep yang sederhana sampai kejenjang yang

lebih kompleks.

Berdasarkan hal tersebut mengakibatkan pembelajaran

 berkembang dari yang mudah ke yang sukar. Sehingga, dalam

memberikan contoh guru juga harus memperhatikan tentang tingkat

kesukaran dari materi yang disampaikan, dengan demikian dalam

 pembelajaran matematika contoh-contoh yang diberikan harus

 bervariasi dan tidak cukup hanya satu contoh. Dari pengertian tersebut

 jelas kiranya bahwa unsur pokok dalam pembelajaran matematika SD

adalah guru sebagai salah satu perancang proses pembelajaran, siswa

sebagai pelaksana kegiatan belajar dan matematika sekolah sebagai

obyek yang dipelajari dalam hal ini sebagai salah satu bidang studi

dalam pelajaran.

2. Motivasi Belajar

a. 

Pengertian Motivasi

Istilah “motif ” berasal dari kata bahasa Inggris “motive” yang

 berasal dari kata “motion” yang berarti “gerakan atau sesuatu yang

 bergerak”.16  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “motif ” diartikan

sebagai ”alasan (sebab) seseorang melakukan sesuatu”.17 

Menurut Ngalim, “motif adalah menunjukkan suatu dorongan

yang timbul dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang

tersebut mau bertindak melakukan sesuatu”.18 

Sementara menurutSarlito Wirawan Sarwono, “motif berarti rangsangan, dorongan atau

 pembangkit tenaga bagi terjadinya tingkah laku”.19  Pengertian tersebut

menggambarkan bahwa motif tidak sebatas pada pelaksanaan prilaku,

16Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 2000), Cet.8, h. 56-57

17Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar ..., h. 75618 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakaryah, 2007), Cet.

22, h. 6019Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi,..., h. 57

Page 27: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 27/89

15

tetapi juga berkenaan dengan keadaan organisme yang menerangkan

mengapa tingkah laku terarah kepada suatu tujuan tertentu. Jadi, motif

merupakan latar belakang atau alasan mengapa seseorang melakukan

suatu kegiatan tertentu.

“Istilah motivasi berasal dari bahasa latin “movere” yang

 bermakna bergerak, mendorong, mengarahkan tingkah laku manusia.”20 

Suatu pengertian yang hampir sama dikemukakan  oleh John W.

Santrock, “motivation is the processes that energize, direct and sustain

behavior ”.21 

Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk

menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan

ingin melakukuan sesuatu dan jika ia tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu. Jadi,

motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor diluar dan motivasi juga

tumbuh didalam diri seseorang.

Menurut Mc.Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri

seseorang yang ditandai dengan munculnya “ feeling” dan didahului

dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang

dikemukakan Mc.Donald ini mengandung tiga elemen penting, yaitu:

1) Bahwa motivasi itu mengalami perubahan energi pada diri setiap

individu manusia.

2) Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau “ feeling”, afeksi

seseorang.

3) 

Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi, motivasi

dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi yakni

tujuan.22 

20Iskandar, Psikologi Pendidikan (SebuahOrientasi Baru), (Ciputat: Gaung Persada Press,2009),h. 180

21John W. Santrock, Educational Psychology, (Amerika, The MGraw Hill Companies, 2004),h. 414

22

Akyas Azhar, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: PT. Mizan Publika, 2004), h.66-67

Page 28: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 28/89

16

Dengan ketiga elemen yang dikemukakan Mc.Donald dapat

dikatakan bahwa motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi

akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada

diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan,

 perasaan dan juga emosi untuk kemudian bertindak atau melakukan

sesuatu. Semua ini dorongan karena adanya tujuan, kebutuhan atau

keinginan.

Dari pendapat para ahli di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa

motivasi adalah suatu reaksi berantai yang mulai dari adanya suatu

 penggerak atau pendorong pada diri seseorang sampai dengan

 perubahan tingkah laku. Sehingga, menimbulkan pernyataan batin yang

 berwujud daya kekuatan dan perubahan energi untuk melakukan suatu

usaha atau tindakan yang ditandai dengan munculnya perasaan atau

keinginan untuk bertindak melakukan sesuatu yang didasari oleh

 pengaruh dari dalam atau luar dirinya diarahkan bagi tercapainya tujuan

yang berakhir pada pemuasan kebutuhan.

Setiap orang memiliki motivasi yang berbeda-beda untuk berbuat

sesuatu. Menurut Sardiman motivasi yang ada pada diri setiap orang

memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1)  Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam

waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

2)  Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).

3) 

Menunjukkan minat.

4) 

Lebih senang bekerja mandiri.

5)  Cepat bosan.

6)  Dapat mempertahankan pendapatnya

7)  Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini.

8)  Senang mencari dan memecahkan soal-soal.23 

23

Sardiman A.M.,  Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar , (Jakarta: Raja GrafindoPersada.2008), h. 83

Page 29: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 29/89

17

Sedangkan menurut Iskandar dan Hamzah B. Uno, indikator atau

 petunjuk yaang dapat dijadikan sebagai acuan bagi motivasi belajar

siswa adalah sebagai berikut:

1)  Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam belajar.

2)  Adanya keinginan, semangat dan kebutuhan dalam belajar.

3)  Memiliki harapan dan cita-cita masa depan.

4) 

Adanya pemberian penghargaan dalam proses belajar.

5)  Adanya lingkungan yang kondusif untuk belajar dengan baik.24 

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa indikator motivasi

 belajar yang saya gunakan sebagai berikut:

1)  Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam

waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

2) 

Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).

3)  Menunjukkan minat.

4)  Lebih senang bekerja mandiri.

5)  Senang mencari dan memecahkan soal-soal (menyukai tantangan).

6) 

Berkeinginan untuk berhasil dalam belajar (berusaha unggul).

b. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi dan belajar adalah dua hal yang saling mempengaruhi.

Motivasi adalah salah satu alat untuk mendorong siswa agar giat

 belajar. Sedangkan belajar adalah kegiatan yang mengubah tingkah laku

melalui latihan dan pengalaman sehingga menjadi lebih baik sebagai

hasil dari penguatan yang dilandasi untuk mencapai tujuan.

”Motivasi belajar adalah daya penggerak dari dalam diri individu

untuk melakukan kegiatan belajar untuk menambah pengetahuan dan

keterampilan serta pengalaman”.25  Sedikit berbeda dengan Agus

Suprijono mengatakan bahwa “motivasi belajar adalah dorongan

internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk

24

Iskandar, Psikologi Pendidikan…, h. 18425Iskandar, Psikologi Pendidikan..., h. 181

Page 30: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 30/89

18

mengadakan perubahan perilaku.26  Jadi, motivasi ini tumbuh karena

adanya keinginan untuk bisa mengetahui dan memahami sesuatu dan

dorongan serta mengarahkan minat belajar siswa sehingga sungguh-

sungguh untuk belajar dan termotivasi untuk mencapai prestasi.

Peran motivasi bagi siswa sangat penting dalam pencapaian hasil

 belajar yang maksimal. Seorang yang memiliki motivasi belajar yang

tinggi akan memiliki kekuatan untuk melakukan perilaku belajar.

Walaupun misalnya ia tidak menyukai matematika, ia akan berusaha

untuk mempelajari dan untuk mengetahui apa isi pelajaran tersebut.

Sebaliknya orang yang tidak memiliki motivasi belajar tentang suatu

hal, maka ia tidak akan mau berusaha untuk mempelajari tentang hal

tersebut. Dan terkadang orang yang memiliki intelengensi tinggi bisa

gagal dalam pencapaian hasil belajar maksimal dikarenakan ia tidak

mempunyai motivasi belajar.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah suatu

dorongan pada diri seseorang sehingga menimbulkan pernyataan batin

yang berwujud daya kekuatan dan perubahan energi untuk melakukan

suatu usaha yaitu belajar yang dipengaruhi dari luar dan dalam dirinya,

diarahkan bagi tercapai tujuan yang berakhir pada pemuasan kebutuhan.

Siswa yang memiliki motivasi yang kuat, akan mempunyai banyak

energi untuk melakukan kegiatan belajar. Didalam kegiatan belajar,

seorang siswa harus mendapatkan motivasi yaitu dengan cara

memberikan jawaban kepada siswa bahwa dirinya adalah seseorang

yang harus berhasil dan mendapatkan prestasi yang baik.

c.  Tujuan dan Fungsi Motivasi Belajar

Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan memotivasi adalah

untuk menggerakan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan

dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh

hasil atau tujuan tertentu. Bagi seorang guru, tujuan memotivasi adalah

26

Agus Suprijono,  Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi PAIKEM), (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2009), h. 163

Page 31: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 31/89

19

untuk menggerakan atau memacu para siswanya agar timbul keinginan

dan kemauan untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai

tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan

didalam kurikulum sekolah.27 

Dari uraian di atas jelaslah bahwa motivasi itu bertalian erat

dengan suatu tujuan, suatu cita-cita. Makin berharga tujuan itu bagi

yang bersangkutan makin kuat pula motivasinya. Jadi, motivasi itu

sangat berguna bagi tindakan atau perbuatan seseorang.

Sedangkan tujuan belajar ada 3 jenis, yaitu:

1)  Untuk mendapatka pengetahuan

Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Pemilikan

 pengetahuan dan kemampuan berpikir sebagai sesuatu yang tidak

dapat dipisahkan. Dengan kata lain, tidak dapat mengembangkan

kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya

kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan. Tujuan inilah

yang memiliki kecenderungan lebih besar perkembangannya

didalam kegiatan belajar. Dalam hal ini peran guru sebagai

 pengajar lebih menonjol.

2)  Penanaman konsep dan keterampilan

Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga

memerlukan suatu keterampilan. Keterampilan itu akan menuruti

kaidah-kaidah tertentu dan bukan semata-mata hanya menghafal

atau meniru.

3) 

Pembentukan sikap

Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi

anak didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam

 pendekatanya. Untuk ini dibutuhkan kecakapan dalam

mengarahkan motivasi berpikir dengan tidak lupa menggunakan

 pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model. 28 

27

 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan…, h. 7328Sardiman, A. M. Interaksi dan Motivasi…, h. 26-28

Page 32: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 32/89

20

Dari penjelasan diatas jelas bahwa setiap motivasi mempunyai

tujuan. Makin jelas tujuan yang diharapkan atau yang akan dicapai,

makin jelas pula bagaimana tindakan memotivasi itu dilakukan.

Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil jika tujuannya jelas dan

didasari oleh yang dimotivasi serta sesuai dengan kebutuhan orang yang

dimotivasi. Oleh karena itu, setiap orang yang akan memberikan

motivasi harus mengenal dan memahami benar-benar latar belakang

kehidupan, kebutuhan dan kepribadian orang yang akan dimotivasi.

Jadi, tujuan memotivasi belajar adalah untuk menggerakkan siswa

dalam usaha meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan

 pendidikan sesuai dengan yang diharapkan.

Motivasi belajar bertalian erat dengan tujuan belajar. Terkait

dengan hal tesebut motivasi mempunyai fungsi:

1)  Mendorong peserta didik untuk berbuat. Motivasi sebagai

 pendorong atau motor dari setiap kegiatan belajar.

2)  Menentukan arah kegiatan pembelajaran yakni ke arah tujuan

 belajar yang hendak dicapai. Motivasi belajar memberikan arah

dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan

 pembelajaran.

3)  Menyeleksi kegiatan pembelajaran, yakni menentukan kegiatan-

kegiatan apa yang harus dikerjakan yang sesuai guna mencapai

tujuan pembelajaran dengan menyeleksi kegiatan-kegiatan yang

tidak menunjang bagi pencapaian tujuan tersebut.29 

Sedangkan menurut Nana Syaodih, fungsi motivasi antara lain:

1)  Mengarahkan kegiatan, artinya motivasi berperan mendekatkan

atau menjauhkan individu dari sasaran yang akan dicapai.

29Agus Suprijono, Cooperative Learning …, h. 163-164

Page 33: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 33/89

21

2)  Mengaktifkan dan meningkatkan kegiatan, artinya kegiatan yang

motifnya sangat lemah akan dapat diaktifkan dan ditingkatkan

kembali.30 

Dengan demikian, jelaslah bahwa motivasi mempengaruhi tingkah

laku seseorang agar tergerak hatinya untuk bertindak melakukan

sesuatu sampai mencapai hasil atau tujuan tertentu. Bagi seorang siswa

motivasi sangat berperan dalam belajar. Dengan motivasi inilah siswa

menjadi tekun dan bersemangat dalam belajar. Dengan ketekuan dan

semangatnya siswa dapat terus berusaha untuk berhasil dalam

 belajarnya. Dengan demikian, motivasi seorang siswa akan sangat

menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.

d. Macam-macam Motivasi

Menurut Sardiman dalam bukunya Interaksi dan Motivasi Belajar

Mengajar mengatakan bahwa macam atau jenis motivasi dapat dilihat

dari berbagai sudut pandang. Dengan demikian motivasi atau motif-

motif yang aktif itu sangat bervariasi, diantaranya:1)  Motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis

a)  Motif atau kebutuhan organis, yaitu motivasi yang berkaitan

dengan dalam, seperti: makan, minum, bernafas, seksual,

 berbuat dan kebutuhan untuk istirahat.

 b)  Motif-motif darurat, yaitu: motivasi yang mencakup dorongan

untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas,

dorongan untuk berusaha, dorongan untuk mengejar, dan

sebagainya. Dalam hal ini, motivasi timbul bukan atas

keinginan seseorang tetapi karena perangsang dari luar.

c) 

Motif-motif objektif, yaitu motivasi yang diarahkan kepada

objek atau tujuan tertentu disekitar kita, motif ini mencakup:

kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, untuk menaruh minat.

30

 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2004), Cet. Ke-2, h. 62-63

Page 34: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 34/89

22

Motivasi ini timbul karena dorongan untuk menghadapi dunia

secara efektif.31 

2) 

Sartain membagi motif itu menjadi dua golongan sebagai berikut:

a)  Physiological drive

Yang dimaksud dengan  physiological drive  ialah

dorongan-dorongan yang bersifat fisiologis/jasmaniah, seperti

lapar, haus, lapar seks dan sebagainya.

 b)  Social motives 

Social motives  adalah dorongan-dorongan yang adahubungannya dengan manusia lain dalam masyarakat seperti

dorongan estetis, dorongan ingin selalu berbuat baik (etika)

dan sebagainya. Tidak dapat kita ingkari bahwa yang kedua ini

adalah timbul dan berkembang karena adanya yang pertama.

Jadi, kedua golongan motif tersebut berhubungan satu sama

lain.32 

3) 

Motivasi intrinsik dan ekstrinsik

a)  Motivasi instrinsik

Motivasi intrinsik adalah motif yang berasal dari diri

seseorang itu sendiri tidak perlu dirangsang dari luar.

Misalnya orang yang gemar membaca, tidak perlu ada yang

mendorongnya atau menyuruhnya, ia telah mencari sendiri

 buku-buku untuk dibacanya. Hal yang sama dikemukakakan

oleh Alisuf Sabri bahwa “motivasi intrinsik adalah motivasiyang timbul dari dalam diri seseorang yang erat hubunganna

dengan tujuan belajar”.33  Motivasi intrinsik dapat juga

dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas

 belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan

31Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar..., h. 19332 Ngalim, Psikologi Pendidikan,..., h. 6233

M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional IAIN FakultasTarbiyah, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), Cet. 3, h. 85

Page 35: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 35/89

23

dari dalam diri dan secara mutlak berkaitan dengan aktivitas

 belajarnya.

Motivasi ini sering disebut ”motivasi murni” atau

motivasi yang sebenarnya yang timbul dari dalam diri peserta

didik, misalnya keinginan untuk mendapat keterampilan

tertentu, memperoleh informasi dan pemahaman,

mengembangkan sikap untuk berhasil, menikmati kehidupan,

secara sadar memberikan sumbangan kepada, keinginan untuk

diterima orang lain dan sebagainya. Dalam hal ini, pujian atau

hadiah atau yang sejenisnya tidak diperlukan, karena tidak

akan menyebabkan peserta didik bekerja atau belajar untuk

mendapatkan pujian atas hadiah itu.

Siswa yang memiliki motivasi intriknsik akan memiliki

tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan,

yang ahli dalam bidang studi tertentu. Salah satu jalan untuk

mencapai tujuan tersebut adalah dengan cara belajar, tanpa

 belajar tidak mungkin akan mendapat pengetahuan, tidak

mungkin menjadi ahli.

 b) 

Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan

 berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh

seseorang itu belajar, karena tahu besok akan ada ujian dengan

harapan mendapatkan nilai baik, sehingga akan dipuji oleh

temannya. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang

dilakukannya, tidak secara langsung berkaitan dengan aktivitas

 belajar.34 

Sedangkan menurut Oemar Hamalik dalam bukunya

Proses Belajar Mengajar bahwa motivasi ekstrinsik adalah

motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi

 belajar, seperti angka kredit, ijazah, tingkatan hadiah,

34Sardiman A. M, Intreraksi dan Motivasi…, h. 90-91

Page 36: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 36/89

24

 persaingan yang bersifat negatif ialah sarcaum  (sindiran),

ridicule (ejekan) dan hukuman. Motivasi ekstrinsik ini tetap

diperlukan di sekolah, sebab pengajaran di sekolah tidak

semuanya menarik minat siswa atau sesuai dengan kebutuhan

siswa. Karena itu motivasi terhadap pelajaran perlu

dibangkitkan oleh guru sehingga para siswa mau dan ingin

 belajar.35 

Jadi, secara umum motivasi bertujuan mengarahkan atau

menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauan

untuk melakukan sesuatu sehigga dapat memperoleh hasil atau

mencapai tujuan.

e.  Teknik Memotivasi Dalam Pembelajaran

Di dalam kegiatan belajar belajar mengajar peranan motivasi baik

intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Motivasi bagi pelajar

dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarah dan

memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.Ada beberapa teknik memotivasi yang dapat dilakukan dalam

 pembelajaran, antara lain:

1)  Pernyataan penghargaan secara verbal.

2)  Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan.

3)  Menimbulkan rasa ingin tahu.

4) 

Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa.

5)  Menjadikan tahapan dini dalam belajar mudah bagi siswa.

6)  Menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam

 belajar.

7)  Gunakan kaitan yang unik dan tak terduga untuk menerapkan suatu

konsep dan prinsip yang telah dipahami.

8)  Menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari

sebelumnya.

35Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar , (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 163

Page 37: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 37/89

25

9)  Menggunakan simulasi dan permainan. Mengemas pembelajaran

dengan menciptakan suasana yang menarik sehingga proses

 pembelajaran menjadi menyenangkan dan dapat melibatkan afektif

dan psikomotorik siswa. Disinilah diperlukannya peran media

 pembelajaran.

10)  Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan

kemahirannya didepan umum.

11)  Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan

siswa dalam kegiatan belajar.

12)  Memahami iklim sosial dalam sekolah.

13)  Memanfaatkan kewibawaan guru secara tepat.

14)  Memperpadukan motif-motif yang kuat.

15) 

Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai.

16)  Merumuskan tujuan-tujuan sementara.

17)  Memberitahukan hasil kerja yang telah dicapai.

18)  Membuat suasana persaingan yang sehat di antara para siswa.

19) 

Mengembangkan persaingan dengan diri sendiri.

20)  Memberikan contoh yang positif.36 

f.  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Menurut Nur Huda menyatakan bahwa faktor yang

mempengaruhi motivasi belajar adalah sebagai berikut:

1) 

Cita-cita atau Aspirasi

Cita-cita disebut juga aspirasi adalah suatu target yang ingin

dicapai. Yang dimaksud dengan cita-cita atau aspirasi di sini ialah

tujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung

makna bagi seseorang. Taraf aspirasi atau taraf keberhasilan ini

dapat dipakai sebagai ukuran untuk menentukaan apakah siswa

mencapai sukses atau tidak.

36

Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannnya: Analisis di Bidang Pendidikan ,(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), Cet. Ke-4, h.34-37

Page 38: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 38/89

26

2)  Kamampuan Belajar

Dalam belajar dibutuhkan berbagai kemampuan.

Kemampuan ini meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat

dalam diri siswa, misalnya pengamatan, ingatan, daya pikir, fantasi.

Jadi, siswa yang mempunyai kemampuan belajar tinggi, biasanya

lebih bermotivasi dalam belajar, karena siswa seperti itu lebih

sering memperoleh sukses, sehingga kesuksesan ini memperkuat

motivasinya.

3)  Kondisi Siswa

Siswa adalah makhluk hidup yang terdiri dari kesatuan

 psikofisik. Jadi, kondisi siswa yang mempengaruhi motivasi belajar

disini berkaitan dengan kondisi fisik, dan kondisi psikologis. Tetapi

 biasanya guru lebih cepat melihat kondisi fisik, karena lebih jelas

menunjukkan gejalanya dari pada kondisi psikologisnya.

4)  Kondisi Lingkungan

Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur yang datang dari

luar diri siswa. Lingkungan siswa, sebagaimana juga lingkungan

individu pada umumnya, ada tiga, yaitu lingkungan keluarga,

sekolah dan masyarakat. Guru harus berusaha mengelola kelas,

menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan menarik,

dalam membantu siswa agar dapat termotivasi dalam belajar.

Media pembelajaran merupakan salah satu upaya yang dapat

dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana belajar yang

menarik dan menyenangkan.

5)  Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar

Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang

keberadaannya dalam proses belajar tidak stabil, kadang-kadang

kuat, kadang-kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali.

Khususnya kondisi-kondisi yang sifatnya kondisional. Misalnya

keadaan emosional siswa, gairah belajar, situasi dalam keluarga.

Page 39: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 39/89

27

6)  Upaya Guru Membelajarkan Siswa

Upaya yang dimaksud disini adalah bagaimana guru

mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai dari

 penguasaan materi, cara menyampaikannya, menarik perhatian

siswa, mengevaluasi belajar siswa. Bila upaya-upaya tersebut

dilaksanakan dengan berorientasi pada kepentingan siswa, maka

diharapkan upaya tersebut dapat menimbulkan motivasi belajar

siswa. Bila upaya guru hanya sekedar mengajar, artinya

keberhasilan guru yang menjadi titik tolak, besar kemungkinan

siswa tidak tertarik untuk belajar. Dengan kata lain motivasi belajar

siswa melemah atau hilang. 37 

3. Media Pembelajaran

a.  Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak

dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.

Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.38 

Asosiasi Teknologi Komunikasi Pendidikan ( Association for

 Education and Communication Tecnology/AECT) di Amerika

mendefinisikan media sebagai segala bentuk yang digunakan untuk

suatu proses penyaluran informasi.39  Sedangkan Asosiasi Pendidikan

 Nasional ( National Education Association/  NEA) mendefinisikan

sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, didengar, dibaca atau

dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam

37 Nur Huda, “Survei Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Siswa Kelas XI dalam

Mengikuti Pelajaran Pendidikan Jasmani di SMA Muhammadiyah 1 Semarang Tahun Pelajaran2006/2007”, Skripsi, (Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2007) darihttp://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/hashb23e/d0234642.dir/doc.pdf   1 Juli2010, 19:46 wib

38Arief S. Sardiman,  Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya,

(Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2007), Cet. Ke-16, h. 639Yudhi Munadi, Media Pembelajaran..., h. 8

Page 40: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 40/89

28

kegiatan belajar mengajar dapat mempengaruhi efektivitas program

instruksional.40 

Menurut Yudhi Munadi, media dalam aktivitas pembelajaran dapat

didefinisikan sebagai “segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan

menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta

lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat

melakukan proses belajar secara efektif”.41  Sedangkan menurut

Sardiman, “media pengajaran sebagai salah satu sumber belajar yang

dapat menyalurkan pesan sehingga membantu mengatasi perbedaan

gaya belajar, minat, intelijensi, keterbatasan daya indera dan lain-

lain”.42 

Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli diatas

dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat

digunakan untuk mengalirkan pesan dari pengirim ke penerima.

Sedangkan media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi

untuk menampaikan pesan pembelajaran. Sehingga dapat merangsang

 pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian

rupa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.

b. Fungsi dan Manfaat Media

Fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu

mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan

 belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.43  Sedangkan menurut

Sardiman secara umum media pembelajaran mempunyai kegunaan-

kegunaan sebagai berikut:

1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik

2) 

Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.

40H. Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran,…, h. 1441Yudhi Munadi, Media Pembelajaran..., h. 7-842

Arief S. Sardiman, Media Pendidikan..., h. 1443Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, …, h. 15-16

Page 41: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 41/89

29

3) Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat

mengatasi sikap positif anak didik.44 

Dan secara khusus media pembelajaran memiliki fungsi sebagai

 berikut:

1) Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu.

2) Memanipulasi keadaan, peristiwa atau objek tertentu.

3) 

Menambah gairah dan motivasi belajar siswa.

4) Media Pembelajaran memiliki nilai praktis, sebagai berikut:

(a)  Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang

dimiliki siswa.

(b)  Media dapat mengatasi ruang kelas.

(c)  Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa

dengan lingkungan.

(d)  Media menghasilkan keseragaman pengamatan.

(e)  Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit dan

realistis.

(f) 

Media dapat membangkitkan motivasi dan rangsangan siswa

untuk belajar.

(g)  Media dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru.

(h)  Media dapat mengontrol kecepatan belajar siswa.

(i)  Media dapat memberikan pengalamna yang menyeluruh dari

suatu yang konkret sampai kepada yang abstrak. 45 

Dari uraian dan pendapat diatas, dapatlah disimpulkan beberapa

manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran didalam proses

 pembelajaran, yaitu:

1) Media pengajaran dapat membantu memudahkan belajar bagi siswa

dan membantu memudahkan mengajar bagi guru.

2) Media pengajaran dapat memperjelas pesan dan informasi sehingga

dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

44Arief S. Sardiman, Media Pendidikan..., h. 17-1845

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008),Cet.Ke-1, h. 207-209

Page 42: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 42/89

30

3) Media belajar dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswa

sehingga termotivasi dalam belajar sesuai dengan kemampuan dan

minatnya.

4) Media pengajaran dapat memberikan pengalaman yang nyata kepada

siswa dari suatu yang konkrit sampai kepada yang abstrak.

5) Media pengajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan

waktu.

6) Semua indra siswa dapat diaktifkan. Kelemahan satu indra dapat

diimbangi oleh kekuatan indra lainnya.

c.  Klasifikasi Media Pembelajaran

Menurut Seels dan Glasgow seperti yang dikutip oleh Azhar

Arsyad, pengelompokkan media dibagi kedalam dua kategori luas, yaitu

 pilihan media tradisional dan pilihan media mutakhir.

1)  Pilihan media tradisional

a) 

Media visual diam yang diproyeksikan, contohnya antara lain:

 proyeksi opaque, proyeksi overhad  dan slide film trips. b) Media visual yang tidak diproyeksikan, contohnya antara lain:

realia, model, gambar, poster, foto, chart, grafis, diagram,

 pameran, papan info dan display.

c) Media audio, contohnya antara lain: rekaman piringan, pita

chalet, reel dan cartridge.

d) 

Penyajian visual dinamis yang diproyeksikan, contohnya antara

lain: film, televisi dan video

e) Media cetak, contohnya antara lain: buku teks, modul, teks

terprogram, work multimedia, contohnya antara lain: slide plus

suara (tape) dan  multi-image.

f)  Media book, majalah ilmiah dan handout.

g) Media permainan, contohnya antara lain: specimen (contoh) dan

manipulatif (peta dan boneka).

Page 43: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 43/89

31

2)  Pilihan media teknologi mutakhir

a) Media berbasis telekomunikasi, contohnya antara lain:

telekonteren, kuliah jarak jauh atau menggunakan media

internet dalam pengiriman pesan yang bersifat edukatif maupun

intruksional.

 b) Media berbasis mikroprosesor , contohnya antara lain: Computer

 Assisted Intruction (CAI), permainan komputer, sistem tutor

intelijen, hypermedia dan compact  (video) disc.46 

Klasifikasi jenis-jenis media yang lazim dipakai dalam kegiatan

 pembelajaran khususnya di Indonesia, antara lain:

1)  Media grafis, contohnya adalah gambar atau foto, sketsa, diagram,

 bagan atau chart, grafik, kartun, poster, peta dan globe, papan

flanes dan papan buletin.

2)  Media audio, contohnya adalah radio, alat perekam pita magnetik

dan laboratorium bahasa.

3)  Media proyeksi diam, contohnya adalah film bingkai, film rangkai,

media transparansi, proyektor tak tembus pandang, mikrofis, film,

film gelang, televisi, video, permainana dan stimulasi. 

4)  Media komputer, contohnya adalah penggunaan multimedia

 presentasi, CD interaktif dan pemanfaatan internet.47 

d. Gambaran Media Pembelajaran Video 

Video sebagai media audio visual yang menampilkan gerak,

semakin lama semakin popular dalam penyajian pesan kepada penerima

 pesan. Karena pesan yang disajikan bisa bersifat fakta

(kejadian/peristiwa penting, berita) maupun fiktif bila bersifat

informatif, edukatif maupun instruksional.

Video dapat menggambarkan suatu objek yang bergerak bersama-

sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai. Kemampuan video

melukiskan gambar hidup dan suara memberinya daya tarik sendiri.

46

 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,…, h. 33-3547 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain..., h. 217-223

Page 44: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 44/89

32

Umumnya media video digunakan untuk tujuan-tujuan hiburan,

dokumentasi dan pendidikan. Media video dapat menyajikan informasi,

memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit,

mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu dan

mempengaruhi sikap.

e.  Kelebihan dan Kekurangan dari Penggunaan Media Video

Kelebihan dari penggunaan media video, antara lain:

1) Dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari siswa ketika

mereka membaca, berdiskusi dan berpraktik video merupakan pengganti alam sekitar dan bahkan dapat menunjukkan objek yang

secara normal tidak dapat dilihat.

2) Video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat disaksikan

secara berulang-ulang jika dipandang perlu.

3) Disamping mendorong dan meningkatkan motivasi, video

menanamkan sikap dan dapat mengundang pemikiran dan

 pembahasan dalam kelompok siswa serta menanamkan segi-segi

efektif lainnya.

4) Video dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya bila dilihat secara

langsung.

5) 

Video dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau kelompok

kecil, kelompok yang heterogen maupun perorangan.48 

Keterbatasan dari pemakian media video, antara lain:

1) Perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi mereka jarang

diperhatikan.

2) Sifat komunikasinya bersifat satu arah dan harus diimbangi dengan

 pencarian bentuk umpan balik yang lain.

3) Kurang mampu menampilkan detail dari objek yang disajikan secara

sempurna.

4) Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks.49 

48

 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,…, h. 49-5049 Arif S. Sadirman,dkk., Media Pendidikan…, h. 75

Page 45: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 45/89

33

f.  Teknik dan strategi pemanfaatan program video pembelajaran

Video pembelajaran adalah suatu media yang dirancang secara

sistematis dengan berpedoman kepada kurikulum yang berlaku dan

dalam pengembangannya mengaplikasikan prinsip-prinsip

 pembelajaran sehingga program tersebut memungkinkan peserta didik

mencerna materi pelajaran secara lebih mudah dan menarik.50  Media

 pembelajaran dapat digunakan jika media tersebut mendukung

tercapainya tujuan instruksional yang telah dirumuskan serta sesuai

dengan sifat materi instruksionalnya telah dirumuskan.51 

Selama memanfaatkan program video pembelajaran, guru

hendaknya melakukan hal-hal sebagai berikut:

1)  Sebelum menghidupkan atau memulai program video pembelajaran

mengajak siswa agar memperhatikan materi yang akan dipelajari

dengan baik.

2)  Menjelaskan tujuan dan materi pokok dari program yang akan

dimanfaatkan.

3) 

Memberikan penjelasan terhadap materi yang diajarkan.

4)  Memberikan prasyarat atau apresiasi pengetahuan/pelajaran

sebelumnya.

5)  Mengoperasikan program sesuai dengan petunjuk pemanfaatan atau

 petunjuk teknis dan bahan penyerta.

6)  Mengamati/memantau kegiatan siswa selama mengikuti program.

Selama program diputar, guru tidak perlu maju ke depan menunjuk

gambar dilayer atau mondar-mandir berkeliling kelas lebih baik

guru mengerjakan hal

  Menjaga agar suasana kelas tetap tertib.

  Usahakan agar volume suara (narasi) jelas terdengar oleh

seluruh siswa yang ada diruangan.

50

 Putekom, Pedoman Pemanfaatan Program Video/VCD Pembelajaran, Pustekom, h. 651 Arif S. Sadirman, dkk., Media Pendidikan…, h. 197

Page 46: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 46/89

34

  Mengatur kekontrasan dan kecerahan gambar pada pesawat

televise. Sehingga gambar terlihat jelas oleh siswa.

7)  Memberi penguatan/penegasan/pengayaan terhadap tayangan

 program.

8)  Memutar ulang program video pembelajaran bila diperlukan.

9)  Membuat kesimpulan materi/isi program sesudah memberikan

evaluasi kepada siswa.

4. Media Berbasis Komputer

Komputer akan sangat membantu sekali bila dijadikan media

 pembelajaran. Komputer bisa dikatakan sebagai sumber belajar yang

menyediakan berbagai macam bentuk media yang memungkinkan peserta

didik membuat desain dan merekayasa suatu konsep dan ilmu

 pengetahuan, tidak hanya sebagai sarana komputerisasi dan pengolahan

data (word processor ) saja.

Istilah yang digunakan untuk menyatakan penggunaan komputer

sebagai media belajar mengajar adalah Computer Assisted Instruction atauComputer Aided Instruction  (CAI), Computer Assisted Learning (CAL),

Computer Based Training (CBT) dan Computer Based Education (CBE).

CAI mendukung pengajaran dan pelatihan akan tetapi ini bukanlah

 penyampai utama materi pelajaran.52 

a.  Pengertian Media Pembelajaran Berbasis Komputer

Pembelajaran dengan bantuan komputer atau CAI adalah suatu

sistem penyampaian materi pelajaran yang berbasis mikro-prosessor

yang pelajarannya dirancang dan diprogram kedalam sistem tersebut. 53 

Pembelajaran dengan menggunakan perangkat lunak komputer

dirancang untuk menciptakan lingkungan pengajaran yang dapat

mempermudah proses belajar.

52

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,…, h. 9653Azhar Arsyad, Media…, h. 35

Page 47: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 47/89

35

b. Jenis-jenis Media Pembelajaran Berbasis Komputer

Penyajian pesan dan informasi dalam CAI menurut AzharArsyad dikelompokkan menjadi 4 jenis, yaitu:54 

1)  Tutorial terprogram, terdiri dari seperangkat tayangan baik statis

maupun dinamis yang telah lebih dahulu diprogramkan. Segala

kemungkinan yang terjadi dalam interaksi antara user   (siswa) dan

komputer telah dipersiapkan dengan baik oleh pemogram.

2)  Tutorial intelijensi,   berbeda dari tutorial terprogram karena

seperangkat tayangan tidak begitu statis dan dinamis dalam

 pemogramannya. Dengan demikian, ada dialog dari waktu ke

waktu antara siswa dan komputer.

3)   Drill dan practice,  digunakan dengan asumsi bahwa satu konsep

aturan atau kaidah, atau prosedur diajarkan kepada siswa.

Komputer dengan sabar memberi latihan sampai suatu konsep

 benar-benar dikuasai sebelum pindah kepada konsep yang lainnya.

4)  Simulasi, pada komputer memberikan kesempatan untuk belajar

secara dinamis, interaktif dan perorangan.

c.  Keuntungan Penggunaan Komputer[[[ 

1) 

Meningkatkan motivasi siswa karena komputer selalu dikaitkan

dengan kesenangan, permainan dan kreativitas.

2)  Video, gambar dan suara yang disajikan komputer menstimulasi

 penglihatan dan pendengaran secara bersama-sama.

3)  Mengaktifkan siswa dalam memberi tanggapan dan umpan balik.

4)  Merangsang siswa mengingat apa yang sudah dipelajari selain

memberikan rangsangan belajar baru.

5) 

Memberikan kesempatan untuk mendapatkan materi pembelajaran

yang otentik dan berinteraksi lebih luas.

6)  Dapat memenuhi kebutuhan strategi pembelajaran yang berbeda-

 beda.

54Azhar Arsyad, Media…, h. 97-98

Page 48: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 48/89

36

7)  Siswa dapat membahas bahan ajar pada tingkat kemampuan

masing-masing.

8)  Tidak ada batas waktu dan jarak.55 

5. Media Berbasis Multimedia

Multimedia tercipta karena adanya keinginan untuk membuat

komputer dengan segala aplikasinya menjadi lebih menarik sehingga

 pemakai merasa nyaman di depan komputer dan mudah memperoleh

informasi melalui komputer. Tidak hanya itu, komputer juga dapat

dirancang dan digunakan sebagai media yang efektif untuk mempelajari

dan mengajarkan materi pembelajaran yang relevan dengan tampilan yang

dapat mengkombinasikan berbagai unsur penyampaian informasi dan

 pesan.

a.  Gambaran Multimedia

Menurut Stephen “multimedia is the presentation of a (usually

interactive) computer application, incorporating media elements such

as text graphics, video, animation and sound, on a computer ”.56 Hal ini

sejalan dengan Robin dan Linda bahwa “multimedia merupakan alat

yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang

mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio dan gambar video”.57 

Dapat disimpulkan bahwa sajian multimedia berbasis

komputer dapat diartikan sebagai teknologi yang mengoptimalkan

 peran komputer sebagai sarana untuk menampilkan dan

menggabungkan teks, image, grafik, animasi, video dan suara secarainteraktif, maka menghasilkan suatu pembelajaran yang efektif. Tidak

hanya itu, multimedia juga dapat mengakomodasi siswa yang memiliki

tipe visual, auditif maupun kinestetis.

55Sasanti T. Soegiarto, “Penggunaan Komputer dan Alat Multimedia dalam Mengembangkan

Pengajaran Bahasa Inggris” dalam  Jurnal Multimedia: Teknik Informatika dan Teknik

 Elektro/Telekomunikasi, No. 1, April 2006, h. 5056Stephen Mcgloughlin,  Multimedia Concepts and Practice, (Amerika, Prentice-Hall, 2001),

h. 257

M. Suyanto,  Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, (Yogyakarta:Andi Offset, 2003), Ed. I, h. 21

Page 49: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 49/89

37

b. Elemen-Elemen Multimedia

Multimedia terdiri dari beberapa elemen, yaitu teks, suara,

image atau grafik, animasi dan video. Peran elemen-elemen tersebut

adalah sebagai berikut:

1) Teks

Teks merupakan dasar dari pengolahan kata dan informasi

 berbasis multimedia. Kebanyakan sistem multimedia menggunakan

teks sebab teks sangat efektif untuk menyampaikan ide serta

memberikan panduan kepada pengguna, meskipun mungkin saja ada

multimedia tanpa teks.

2) Image

Secara umum image atau grafik seperti foto dan gambar.

Gambar merupakan sarana yang sangat baik untuk menyajikan

informasi. Karena gambar lebih menarik perhatian dan dapat

mengurangi kebosanan dibandingkan teks serta dapat meringkas dan

menyajikan data kompleks dengan cara yang baru dan lebih berguna.

3) 

Animasi

Animasi merupakan penggunaan komputer untuk menciptakan

gerak image atau video pada layar.

4) Suara

Multimedia melalui suara, musik dan efek-efek suara

merupakan elemen multimedia yang paling inderawi. Sehingga dapat

memberikan kenikmatan saat mendengarkan suara.

5) 

Video

Video menyediakan sumber daya yang kaya dan hidup bagi

aplikasi multimedia. Sehingga menjadi bagian penting dalam

multimedia yang paling memikat dan merupakan piranti powerful

yang membawa pengguna komputer lebih dekat ke dunia nyata.58 

58M. Suyanto, Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan …, h. 272-287

Page 50: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 50/89

38

c.  Multimedia Sebagai Media Pengajaran

Multimedia berbasis komputer dapat pula dimanfaatkan

sebagai sarana dalam melakukan simulasi untuk melatih keterampilan

dan kompetensi tertentu.59  Karena teknologi multimedia mampu

mengintegrasikan teks, grafik, animasi, audio dan video. Sehingga

multimedia mampu mengembangkan proses pengajaran dan

 pembelajaran ke arah yang lebih dinamis.

Kelebihan penggunaan multimedia dalam pendidikan, yaitu:

1) Sistem pembelajaran lebih inovatif dan interaktif. Pengajar akan

selalu dituntut untuk kreatif inovatif dalam mencari terobosan

 pembelajaran.

2) Mampu mengabungkan antara text, gambar, audio, musik, animasi

gambar atau video dalam satu kesatuan yang saling mendukung guna

tercapainya tujuan pembelajaran.

3) Mampu menimbulkan rasa senang selama proses pembelajaran

 berlangsung.

4) 

Mampu menambah motivasi siswa selama proses pembelajaran

hingga didapatkan tujuan pembelajaran yang maksimal.

5) Mampu menvisualisasikan materi yang selama ini sulit untuk

diterangkan hanya sekedar dengan penjelasan atau alat peraga yang

konvensional.

6) Media penyimpanan yang relatif gampang dan fleksibel.60 

6. 

Movie Maker

a.  Gambaran Movie Maker 

Windows movie maker   adalah software  video editing  yang

umumnya mudah ditemukan disetiap computer Indonesia. Program ini

telah terintegrasi dengan operating system windows.

59Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain..., h. 21860

Siswo Saroso, “Upaya Pengembangan Pendidikan Melalui Pembelajaran Berbasis Multimedia”, dari http://media.diknas.go.id/media/document/5650.pdf , 1 Desember 2009

Page 51: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 51/89

39

Windows movie maker merupakan software yang digunakan untuk

mengcapture audio dan video dari kamera video, web kamera atau

sumber video lainnya, lalu kemudian mengedit hasil capture tersebut

menjadi sebuah movie. Selain itu, windows movie maker dapat

digunakan untuk mengimport audio, video, foto maupun gambar/image 

untuk dipakai bersama movie  yang dibuat. Proses import yang

dilakukan windows movie maker   jauh lebih sederhana, sehingga bagi

siapapun tidak akan mengalami kesulitan untuk proses ini.

Fasilitas yang disediakan didalam program ini bisa dibilang

lengkap, tersedianya fasilitas capture, import , timeline, storyboard ,

 beraneka transisi  dan efek video, serta fasilitas render. Dalam proses

edit audio dan video menggunakan windows movie maker dapat pula

menambahkan title, transisi  dan efek visual  sesuai dengan keinginan,

untuk kemudian menyimpan hasil akhir berupa movie  ke dalam

 berbagai format video.

1) Memahami Collections, Projects dan Movies.

Berikut ini merupakan pengertian dari collections,  projects dan

movies:

a)  Collections, berisikan clip audio, video clip atau gambar

yang diimport atau dicapture dalam windows movie maker .

Collections  membantu mengorganisir hasil import dan

capture. Collections  berada dalam collections pane  dalam

windows movie maker .

 b) 

Projects, berisi susunan dan informasi waktu dari audio dan

video clip, transisi video, efek video dan title  yang telah

ditambahkan ke dalam storyboard   maupun timeline.

c)  Movie adalah   project    final  yang disimpan menggunakan save

movie wizzard .  Movie  dapat disimpan ke dalam komputer

atau recordable CD, atau mengirimkan sebagai attachment email,

 bahkan menyimpannya ke dalam web.  Movie  yang telah

Page 52: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 52/89

40

tersimpan dapat dimainkan dalam windows media player  

serta browser web.

2) Perangkat Capture Video dan Audio 

Dalam windows movie maker  anda dapat menggunakan berbagai

 perangkat capture untuk memindahkan rekaman audio dan video ke

dalam komputer. Terdapat dua kategori dasar perangkat capture 

yaitu perangkat capture video dan perangkat capture audio.

3) Menyimpan Movie 

Ketika telah selesai melakukan editing pada project dalam

windows movie maker  maka dapat disimpan sebagai movie.

Setelah terinstal maka windows movie maker   2.0 siap untuk

dipergunakan.

Gambar 2.1. Tampilan program windows movie maker  2.0 

Penggunaan antar muka windows movie maker dibagi menjadi 3

area utama, yaitu:

1)  Menu Bar  dan Toolbar  

Pada area kerja windows movie maker   di area atas terdapat

 bagian yang bernama  Menu Bar   dan area tepat dibawahnya

dinamakan Toolbar .

Page 53: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 53/89

41

Gambar 2.2. Tampilan menu bar  dan toolbar  

Pada area  Menu Bar   terdapat beberapa pilihan menu, yaitu

File, Edit, View, Task, Clip, Play dan  Help. Dalam menu-menu

inilah terdapat berbagai perintah dalam pengoperasian windows

movie maker .

Gambar 2.3. Tampilan File, Edit, View, Task, Clip, Play dan Help 

Sedangkan toolbar  berisi tombol-tombol perintah, yang serupa

dengan pilihan perintah yang ada dalam menu bar . Dalam toolbar  

 perintah-perintah tersebut ditampilkan dalam bentuk icon-icon

sedangkan dalam main bar   tombol perintah ditampilkan dalam

 bentuk teks.

Page 54: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 54/89

42

2) Panel

a)   Movie Task Pane

Di sebelah kiri area kerja windows movie maker   terdapat

area yang dinamakan  Movie Task Pane. Sama seperti halnya

main bar   dan toolbar , area ini juga berisi tombol-tombol

 perintah, bedanya dalam movie task pane  perintah-perintah

tersebut dibagi dalam beberapa kategori sesuai dengan

urutan/tahapan pengolahan video.  Movie task pane  terdiri dari

kategori Capture Video, Edit Movie, Finish Movie dan tambahan

 Movie Making Tips.

Gambar 2.4. Movie Task Pane

b)  Collections Pane dan Content Pane

Collections pane  terletak pada area yang sama dengan

movie task pane. Dalam area collections pane  terdapat 3 buah

kategori, yaitu video effects, video transitions dan collections.

Gambar 2.5. Letak Collections Pane dan Contents Pane 

Page 55: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 55/89

43

Kategori video effects  berisi efek-efek visual yang

dimiliki windows movie maker . Berbagai macam efek visual

yang dimiliki ditampilkan dalam contents pane.

Gambar 2.6. Tampilan Video Effects dalam Collections Pane

Pilihan video transitions  berisi efek-efek transisi yang

dimiliki oleh windows movie maker .

Gambar 2.7. Tampilan Video Transitions dalam Collections Pane

c)   Monitor

Monitor berada di sebelah kanan area kerja windows

movie maker , berfungsi menampilkan preview video dan audio.

Gambar 2.8. Tampilan area Monitor

Page 56: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 56/89

44

Di bawah Monitor terdapat sekumpulan tombol playback  

yang biasa disebut dengan  playback controls, berfungsi untuk

memutar clip video dan audio.

3) Storyboard dan Timeline

a)  Storyboard

Storyboard   terletak pada area yang sama dengan

timeline. Dalam storyboard  terdapat berbagai informasi susunan

clip meliputi durasi, transisi dan efek video. Dengan

menggunakan tampilan storyboard   dapat dengan mudahmerubah susunan/urutan clip, merubah efek transisi antar clip

yang dipakai, serta merubah efek video yang dipakai. Untuk

mengatur durasi clip (audio, video dan gambar), dengan tetap

menggunakan tampilan timeline.

Gambar 2.9. Tampilan Storyboard

b)  Timeline

Di bagian bawah area kerja windows movie maker

terdapat sebuah area yang dinamakan timeline. Timeline 

 berfungsi sebagai tempat meletakkan dan menyusun koleksi filevideo, audio, transisi, title dan musik.

Gambar 2.10. Tampilan Timeline 

Page 57: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 57/89

45

b. Cara Membuat Aplikasi dengan Movie Maker

Untuk membuat video foto slide sederhana hal-hal yang

diperlukan untuk pembuatannya, hanyalah kreatifitas dan software 

tentunnya. Pembuatannya dimulai dengan cara yang tidak terlalu rumit

apalagi membutuhkan skill  yang tinggi, hanya menggunakan media

yang telah disediakan oleh windows movie maker . Langkah-langkah

 pembuatannya sebagai berikut: 

1)  Mengimpor Picture.

Gambar 2.11. Capture Video 

2)  Pilih gambar yang akan kita impor.

Gambar 2.12. Import File 

3)  Gambar yang telah diimpor akan muncul di collection.

4)  Klik drag semua picture yang telah diimport tadi ke storyboard .

5)  Tampilan picture yang telah diinsert ke dalam storyboard .

6) 

Langkah selanjutnya adalah memberikan video efek. pada task , klik

effect  untuk membuka jendela pilihan pemberian efek.

7)  Akan muncul jendela pilihan efek.

8)  Kita dapat memilih salah satu dari pilihan efek tersebut kemudian

setelah memilih kita letakkan pada storyboard dengan cara klik

drag.

Page 58: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 58/89

46

9)  Setelah memberikan video efek, langkah selanjutnya kita

memberikan efek transisi (efek yang terjadi pada saat perpindahan

dari klip satu ke klip selanjutnya). Pada task pane, klik transitions,

akan muncul jendela pilihan efek transisi

10)  Pilih salah satu efek transisi kemudian drag ke dalam storyboard .

11)  Selain memberikan video efek dan video transisi kita juga dapat

memberikan animasi teks pada klip yang kita olah. Langkah-

langkahnya sebagai berikut:

a)  Pada task pane  klik edit kemudian  titles and credits, akan

muncul jendela untuk mengedit teks. Kita bisa memberikan

animasi teks di awal klip, sebelum klip yang dipilih, setelah

klip yang dipilih maupun pada akhir klip.

 b) 

Misalkan kita memberikan animasi teks di awal klip. Kita pilih

“Title at the beginning”, akan muncul jendela pengeditan teks.

c)  Teks yang ingin kita tampilkan kita ketik pada kolom “ Enter

text for title”. Setelah kita ketik kita bisa mengubah animasi

teks tersebut dengan membuka jendela ”Change the title

animation”. Jendela ini menampilkan berbagai pilihan animasi

teks yang bisa kita pilih.

d)  Selain mengubah animasi teks kita juga dapat mengubah teks

 font  dan color  dengan cara membuka jendela “Change the text

 font and   color ”. Akan muncul tampilan pilihan untuk

mengubah  font   dan warna teks. Selain mengubah  font   dan

warna teks, kita juga dapat mengatur perataan teks, membuat

teks jadi tebal, miring dan digaris bawahi. Setelah selesai klik

add title untuk mengakiri pengeditan teks.

12)  Setelah selesai melakukan pengolahan klip, selanjutnya klip

tersebut akan kita simpan. Kita bisa menyimpan pada komputer,

dikemas dalam CD/VCD/DVD, atau bisa juga kita kirimkan lewat

e–mail maupun web. Kita akan melakukan penyimpanan pada

komputer. Langkah–langkahnya sebagai berikut:

Page 59: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 59/89

47

a)  Pada task pane klik  publish  to pilih this computer . Untuk win

movie maker bawaan XP klik pada finish movie kemudian save

to computer.

 b)  Akan muncul kotak dialog yang berisi pemberian nama  file 

dan pada drive mana film yang kita buat akan disimpan

c)  Untuk mencari drive  yang akan kita gunakan untuk

menyimpan dapat dilakukan dengan klik browse, akan muncul

tampilan jendela browse

d)  Setelah kita memberikan nama dan menempatkan film kita

 pada drive  yang kita inginkan, klik next   untuk melanjutkan.

Kita akan masuk ke jendela tampilan set quality. Jendela ini

mengatur kualitas dan ukuran file dari film yang kita buat. Klik

next  untuk melanjutkan.

e)  Proses penyimpanan sedang berlangsung.

f)  Proses penyimpanan selesai.

13)  Proses pembuatan movie maker   mulai dari mengimport gambar

sampai penyimpanan telah selesai.

Baik windows movie maker   maupun microsoft powerpoint  

keduanya umumnya mudah ditemukan ditiap komputer yang beredar di

Indonesia dengan operating system windows. Kesamaan fungsi dari

keduanya yaitu menampilkan teks, gambar, suara, animasi dan video.

Sedangkan kegunaan dari windows movie maker yang merupakan

software video editing. 

7. Power Point

a.  Gambaran PowerPoint 

 Microsoft powerpoint  merupakan salah satu perangkat lunak yang

sangat populer dalam menunjang kegiatan presentasi.  Microsoft

 powerpoint   juga merupakan software  yang dibawa oleh microsoft

office. 

Page 60: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 60/89

48

Fasilitas-fasilitas yang disediakan didalam  powerpoint   adalah

sebagai berikut:

1)   Menu bar   merupakan bagian  powerpoint   yang berisi seluruh

kumpulan menu yang dibutuhkan dalam proses perancangan dan

 penggunaan slide presentasi

2)  Tool bar   berisi sekumpulan icon (tombol simbol) yang mewakili

dari sejumlah instruksi menu bar yang sering digunakan dalam

 proses pembuatan sebuah slide.

3)  Slide design area  lebih dikenal juga dengan sebutan worksheet

area, yang merupakan area kerja yang digunakan untuk mendesain

tampilan sebuah slide presentasi

4)  Slide template  berisi sejumlah template atau desain bawaan yang

diberikan oleh microsoft .

5)  Slide bookmark merupakan jendela kerja yang berisikan infromasi

tentang desain slide yang dibuat, yang merupakan bentuk mini 

 preview dari keseluruhan halaman slide yang akan digunakan.

Tampilan slide book mark ini tersedia dalam dua bentuk yaitu slide 

dan outline.

6)  Slide viewer   merupakan fasilitias  preveiw yang disediakan bagi

seorang desainer, sehingga dapat melihat bentuk tampilan  file slide 

 presentasi yang dirancang secara langsung.

7)  Slide viewer   ini dikelompokkan menjadi tiga jenis viewer, yaitu

normal view, slided sorter view dan slide show viewer.

Gambar 2.13. Program Powerpoint  

Page 61: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 61/89

49

b. Cara Membuat Aplikasi dengan PowerPoint

Langkah-langkah untuk memulai power point adalah sebagai

 berikut :

1)  Klik Menu Start ⇒   program ⇒   microsoft office  ⇒   microsoft

 powerpoint  ⇒  enter,

2) 

Kemudian akan muncul halaman kerja powerpoint .

3)  Pilih menu  file, klik new, sehingga muncul menu pilihan untuk

mebuat presentasi baru.

4)  Jika dipilih blank presentation, akan ditampilkan halaman slide

yang masih kosong, desainer dapat melakukan pilihan penampilan

slide.

5) 

Jika dipilih  from design template, akan ditampilkan halaman slide

dengan desain yang telah ada pada template, desainer cukup

melilih salah satu template tersebut.

6)  Jika dipilih color schemes, akan ditampilkan halaman slide untuk

mengatur warna pada background, teks, shadow dan title teks.

7) 

Jika dipilih animation schemes, akan ditampilkan halaman slide

untuk mengatur efek transisition.

8) 

Jika dipilih slide layout , untuk mengaturan tata letak slide perlu

dilakukan, teutama jika dalam suatu halaman slide, terdapat

 beberapa objek yang berbeda, seperti teks, gambar/ image, chart ,

grafik, clip art , video klip dan sebagainya.

9)  Untuk menjalankan slide presentasi dapat dilakukan langkah

sebagai berikut klik menu ( slide show) yang terdapat pada

slide viewer , atau dengan menekan tombol shift + F5.

Untuk menyimpan suatu slide powerpoint   yang telah dirancang,

dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: klik menu  file

save, atau menekan tombol shortcut Ctrl + S, sehingga keluar tampilan

kotak menu Save As untuk menentukan nama file, pada kotak file name,

dan tipe file pada kotak Save As type.

 

Page 62: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 62/89

50

B.  Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian Liya Mulyawati (2009), tentang Upaya Meningkatkan

Motivasi Belajar Matematika Siswa dengan Menggunakan Media Interaktif

(PTK Pembelajaran Matematika Kelas IX SMA Negeri 2 Ciputat)

menyebutkan bahwa penelitian ini memberikan hasil berupa motivasi siswa

dalam belajar meningkat. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan nilai rata-

rata tes pada setiap akhir siklus. Pada siklus III rata-rata tes akhir siklus

sebesar 74,81 dan 65% siswa mendapat nilai lebih dari nilai rata-rata tes

keseluruhan. Dan hasil angket persepsi siswa terhadap media interaktif

91,43% setuju jika guru menggunakan media interaktif dalam belajar

matematika.

C. Kerangka Berpikir

Motivasi belajar merupakan kekuatan yang akan menggerakkan

 jasmani dan rohani seseorang untuk melakukan sesuatu demi tercapainya

tujuan yang diinginkan. Dengan demikian, semakin tinggi motivasi belajar

dalam pembelajaran akan semakin memberikan hasil belajar siswa optimal.

Pendapat di atas mengisyaratkan betapa pentinya motivasi dalam

 belajar begitu pula dengan pembelajaran matematika juga sangat memerlukan

sekali motivasi, karena dalam pembelajaran matematika perlu ada yang

mendorong supaya siswa mau tekun belajar sehingga terampil dalam

melaksanakan pekerjaan yang berkenaan dengan kehidupan sehari-hari. Oleh

karena itu, motivasi perlu ditanamkan kepada siswa yang diharapkan dapat

mempermudah siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar matematika di

sekolah.

Motivasi dalam belajar matematika siswa di sekolah sangat rendah.

Hal ini dibuktikan masih banyak siswa yang kurang gairah dan kurang

semangat dalam proses pembelajaran, sering nyontek ketika ulangan,

 perhatiannya kurang terfokus ketika pembelajaran, malas-malasan, melamun,

 bahkan lambat dalam melaksanakan tugas-tugas kegiatan belajar matematika.

Page 63: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 63/89

51

Seharusnya, pembelajaran matematika di Sekolah Dasar (SD) dapat

menyenangkan untuk dipelajari. Untuk itu pengajaran matematika harus dapat

mengaktifkan siswa untuk dapat mempelajari dan menyenangi matematika.

Proses pembelajaran matematika seharusnya diajarkan dengan gembira dan

seksama, menciptakan suasana belajar yang sehat dan kompetitif.

Dalam pembelajaran tentunya dibutuhkan suatu media pengajaran

untuk menyampaikan materi pembelajaran, agar lebih mudah diterima oleh

siswa. Media pengajaran yang digunakan sekarang ini tidak terbatas hanya

 papan tulis, alat praktikum dan buku-buku pelajaran, tetapi telah berkembang

menggunakan sarana yang lebih mudah. Kejadian-kejadian yang dilihat siswa

sehari-hari, film, ataupun permainan-permainan komputer sebenarnya banyak

mengandung aspek pembelajaran yang dapat digunakan sebagai media

 pembelajaran.

Komputer sebagai salah satu media pembelajaran telah banyak

dikembangkan oleh para pendidik untuk menjadi media pembelajaran yang

efektif. Dengan komputer dapat ditampilkan materi pelajaran dalam bentuk

tulisan, gambar, suara, gambar bergerak/film, yang dapat membantu siswa

lebih memahami materi pembelajaran tersebut.

Media pembelajaran multimedia merupakan bentuk materi pelajaran

yang dibuat dalam bentuk teks, gambar, animasi, suara, video dan simulasi

kejadian nyata dalam satu bentuk atau satu wadah program, agar lebih mudah

digunakan dan mudah dipahami. Media pembelajaran berbasis multimedia

dapat membantu siswa memahami materi pelajaran dengan lebih mudah,

menarik dan dapat membuat siswa merasakan kejadian nyata melalui simulasi.

Salah satunya dapat dibuat menggunakan perangkat lunak windows movie

maker.

Media berbasis multimedia menggunakan movie maker  dapat membuat

siswa merasa senang, nyaman dan tertarik untuk belajar matematika.

Matematika bisa menjadi pelajaran yang mudah. Serta guru lebih bervariasi

dalam penyampaian pengajarannya sehingga siswa tidak merasa bosan dan

 jenuh.

Page 64: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 64/89

52

Jika siswa merasa senang, nyaman dan tertarik untuk belajar

matematika bukan pelajaran yang sulit dan penyampaian guru tidak monoton

dan lebih bervariasi dalam penyampaian pengajarannya dapat mengakibatkan

motivasi siswa dapat menjadi lebih baik.

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir di atas dapatlah ditarik kesimpulan dan

sekaligus diputuskan untuk dijadikan hipotesis penilaian yang dirumuskan sebagai

 berikut: motivasi belajar siswa yang diajar dengan menggunakan media

 pembelajaran video dengan windows  movie maker   lebih tinggi dari motivasi

 belajar siswa yang diajar dengan menggunakan media pembelajaran konvensional

yaitu  powerpoint .

Page 65: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 65/89

  53

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1.  Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Kutajaya I, Tangerang

yang beralamat di Jl. Raya Pasar kemis Km. 12, Pasar Kemis-Tangerang.

2.  Waktu penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran

2009/2010, yaitu dimulai pada bulan April sampai dengan bulan Mei.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen. Dengan

menggunakan metode penelitian quasi eksperimen, dapat diketahui motivasi

 belajar matematika siswa yang menggunakan media pembelajaran video

dengan windows  movie maker (kelompok eksperimen) dengan siswa yang

menggunakan media konvensional yaitu  powerpoint (kelompok kontrol).

Desain penelitian yang digunakan adalah The Post-test Only Control

Group Design:1 

E X O1  

K −  O2 

R

Gambar 3.1. Desain Penelitian 

Keterangan:

E : Kelompok eksperimen

K : Kelompok kontrol

R : Random

X : Perlakuan

1Gempur Santoso, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2005), Cet. I. h. 38.

53

Page 66: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 66/89

  54

O1 : Hasil post-test kelompok eksperimen

O2 : Hasil post-test kelompok kontrol

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SDN

Kutajaya I, Tangerang yang terbagi ke dalam enam kelas. Teknik pengambilan

sampel dilakukan dengan menggunakan cluster random sampling, yaitu

 pengambilan dua kelas secara acak dari populasi. Sehingga, didapat kelas

eksperimen adalah kelas III.B dan kelas kontrol adalah kelas III.C.

D. Tehnik Pengumpulan Data

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengumpulkan data, sebagai beikut:

1.  Variabel Penelitian

Variabel yang diteliti terdiri dari:

a. 

Variabel bebas : Media pembelajaran video dengan windows 

movie maker . b.  Variabel terikat : Motivasi belajar matematika siswa SDN

Kutajaya I pada pokok bahasan Pecahan

Sederhana.

2. 

Sumber Data

Data yang diperoleh dari hasil angket motivasi belajar matematika

siswa pada kedua sampel dengan pemberian angket yang sama. Untuk

memenuhi persyaratan angket yang baik, sebelum digunakan instrumen penelitian tersebut telah diujicobakan terlebih dahulu setelah mendapat

arahan dan persetujuan pembimbing berkenaan dengan validitas dan

reabilitas angket tersebut.

3. 

Instrumen Penelitian

Intrumen penelitian yang digunakan adalah skala motivasi (skala

likert ), yaitu terdiri dari pernyataan-pernyataan yang akan diisi oleh

responden. Pernyataan yang diajukan dibagi kedalam dua katogeri, yaitu

Page 67: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 67/89

Page 68: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 68/89

  56

 pernyataan positif dan pernyataan yang negatif. Untuk jawaban

 pernyataan positif skor bergerak dari jawaban Selalu skornya adalah 4,

Sering skornya 3, Kadang-Kadang skornya 2 dan Tidak Pernah skornya

1. Untuk pernyataan negatif skor bergerak sebaliknya.

4.  Uji Validitas

Sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen ini terlebih dahulu

diujicobakan diluar kelas eksperimen dan kelas kontrol sebanyak 20

 pernyataan untuk mengetahui dan mengukur validitas dan reabilitas.

Pengujian validitas ini menggunakan rumus Product Momen Pearson 

memakai angka kasar sebagai berikut:3 

r xy

[ ][ ]2222 )()(

))((

Y Y  N  X  X  N 

Y  X  XY  N 

∑−∑∑−∑

∑∑−∑=  

Keterangan:

 N = banyaknya peserta tes

X = skor butir soal

Y = skor total

r xy = koefisien relasi antara variabel X dan Y

Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka hasil

 perhitungan dengan koefisien korelasi (r hitung) dapat dikonsultasikan ke

r tabel hasil korelasi product-moment . Butiran soal dikatakan valid apabila

r hitung > r tabel pada taraf signifikan (α  ) = 0,05 (r tabel untuk n = 40 adalah

0,312). Sehingga, dari hasil uji coba dengan menggunakan 20 butir

 pernyataan, ternyata diperoleh 16 butir pernyataan yang valid dan 4 butir

 penyataan tidak valid. Keseluruhan butir tidak valid selanjutnya dibuang.

3

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,2002), Cet-12, h.146

Page 69: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 69/89

  57

5.  Uji R eliabilitas

Reliabilitas adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat evaluasi.

Reliabilitas yang digunakan untuk mengukur motivasi belajar

matematika menggunakan rumus Alpha yaitu:4 

⎟⎟ ⎠

 ⎞⎜⎜⎝ 

⎛    ∑−⎟

 ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ 

−=

2

1

2

11 11   δ  

δ  b

k r    dengan varians

n

n

 X  X 

22

2

)(∑−∑

=δ    

Keterangan:

11r    : reliabilitas instrument

k : banyaknya pertanyaan

2

bδ  ∑   : jumlah varians butir

2

1δ     : varians total

x : skor tiap soal

n : banyaknya siswa

Selanjutnya dari 16 butir pernyataan valid dihitung koefisien

reabilitasnya dengan Alpha Cronbach, dan diperoleh koefisien = 0,746.

E. Tehnik Analisis Data

1.  Uji Persyaratan Analisis

a.  Uji Kenormalan Distribusi Populasi

Uji kenormalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah

sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan

yang digunakan adalah uji liliefors. Langkah-langkah untuk

mengadakan uji liliefors adalah

1). Urutkan data sampel dari yang terkecil hingga terbesar

2). Tentukan nilai Zi dari tiap-tiap data berikut dengan rumus

Zi =S

X-Xi 

4Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu…, h.171

Page 70: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 70/89

  58

Keterangan:

Zi = skor baku

Xi = skor data

    = nilai rata-rata

S = simpangan baku

3). Tentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Zi berdasarkan

tabel Zi dan sebut dengan F(Zi) dengan aturan:

Jika Zi > 0, maka F(Zi) = 0,5 + nilai tabel

Jika Zi < 0, maka F(Zi) = 1 – (0,5 + nilai tabel)

4). 

Selanjutnya hitung proporsi Z1,Z2,...,Zn yang lebih kecil atau sama

dengan Zi, jika proporsi dinyatakan oleh S(Zi), maka

ΖS(Zi) = i=

 n

yangZ,...,Z,Banyak Z n21

Hitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian harga mutlaknya

5). Ambil nilai terbesar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut,

nilai kita namakan Lo 

6). 

Memberikan nilai inter pretasi Lo  dengan membandingkannya

dengan Lt. Lt adalah harga yang diambil dari tabel kritis liliefors 

7). 

Mengambil kesimpulan berdasarkan harga Lo  dan Lt  yang telah

didapat. Apabila Lo  < Lt  maka sampel berasal dari distribuís

normal5 

 b.  Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui perbedaan

antara dua keadaan atau populasi uji homogenitas yang dilakukan

adalah uji Fisher . Rumus yang digunakan adalah:

F =2

2

2

1

S   dimana S2 =

( ))1(

22

− ∑∑nn

 X  X n 

5Sujana, Metode Statistik , (Bandung: Tarsito, 2005), h. 466-468

Page 71: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 71/89

  59

Dengan

F = homogenitas

2

1S  = varians terbesar

2

2S  = variansterkecil6 

Adapun kriteria pengujiannya, sebagai berikut:

Terima Ho jika harga Fhit ≤ Ftab 

Tolak Ho jika harga Fhit >Ftab 

Ho: varians populais homogen

Ha: Varians populasi tidak homogen

Untuk taraf keyakinan α   = 0,05 dan derajat kebebasan pembilang

dk = nb-1 serta derajat kebebasan penyebut dk = nk-1 dengan nb

merupakan ukuran sampel yang variansnya besar dan nk merupakan

ukuran sampel yang variansnya kecil.

2.  Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan pengujian persyaratn, maka dilakukan dengan uji

hipotesis yang menggunakan uji-t. Uji hipotesis ini digunakan untuk

menyelesaikan adanya pengaruh motivasi belajar siswa yang diajar dengan

menggunakan media pembelajaran video dengan windows  movie maker

dan siswa yang diajar dengan menggunakan media konvensional yaitu

 powerpoint. 

Langkah-langkah pengujian hipotesisnya adalah:

a.  Rumus hipotesis

Ho : μE = μK  

Ha : μE > μK

6Sujana, Metode Statistik ,..., h. 249-251

Page 72: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 72/89

  60

 b.  Uji statistik

1).  Jika varians populasi homogen

thit 

K  E 

K  E 

nnSg

 X  X 

11+

−= , dimana

Sg=  ( )

2-n+n

1)1(

K E

22

K K  E  E  S nS n   −+−  dan db = (nE + nK  – 2)

2). Jika varians populasi heterogen

thit

 E 

 E 

K  E 

n

n

 X  X 22

+

−= , dengan db ( )( ) ( )

11

22

2

22

22

−+

+=

n

 E 

n

nS 

nS 

nn

 E 

 E 

 E 

 E 

 

Keterangan:

 E  X    = rata-rata motivasi belajar matematika siswa

menggunakan media pembelajaran video dengan

windows movie maker

K  X    = rata-rata motivasi belajar matematika siswa yang

menggunakan media konvensional yaitu powerpoint

nE  = jumlah sampel pada kelompok eksperimen 

nK   = jumlah sampel pada kelompok kontrol 

2

 E S    = varians kelompok eksperimen 

2

K S    = varians kelompok kontrol 

c. 

Mencari t tabel 

Mencari t tabel dengan taraf signifikansi (α) 5% yang menggunakan

rumus t(α  :dk).

d.  Kriteria pengujian

Kriteria pengujian pada pengolahan data dilakukan denga operasi

 perhitungan, pengujiannya dengan melihat perbandingan antara thit 

dengan ttab.

e. 

Pengambilan kesimpulan

Page 73: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 73/89

  61

 

f.  Setelah didapat hasil perhitungan ternyata:

Terima Ho jika thitung ≤ ttabel 

Tolak Ho jika thitung > ttabel7

 

F.  Hipotesis Statistik

Adapun hipotesis statistik yang akan diuji adalah sebagai berikut:

Ho : μE ≤ μK  

Ha : μE > μK  

Keterangan:

μE  : Rata-rata motivasi belajar matematia siswa yang menggunakan

media pembelajaran video dengan windows movie maker

μK   : Rata-rata motivasi belajar matematika siswa yang menggunakan

media konvensional yaitu powerpoint

Dengan kriteria penerimaan untuk uji dua pihak sebagai berikut :

Terima Ho jika thitung ≤ ttabel 

Tolak Ho jika thitung > ttabel 

7

M. Subana dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia,2005),Cet.Ke 11, h. 160-166

Page 74: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 74/89

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A.  Deskripsi Data

Data tentang motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika

diperoleh dari angket berupa skala motivasi. Instrumen yang digunakan

telah diuji validitas dan reliabilitas instrumen. Validitas instrumen meliputi

validitas isi dan validitas butir. Validitas isi dilakukan dengan merancang

indikator ketercapaian yang berkaitan dengan motivasi belajar matematika

siswa. Hasil uji validitas butir terdapat 4 pernyataan yang tidak memenuhi

syarat validitas (lihat lampiran 4), jadi jumlah item pernyataan yang

digunakan untuk dianalisa data sebanyak 16 pernyataan. Setelah uji coba

validitas butir kemudian dilakukan uji reliabilitas instrumen dan didapat

nilai reliabilitasnya yaitu 0,746 (lihat lampiran 5).

Setelah nstrumen motivasi belajar matematika yang telah diuji

validitas dan reliabilitasnya diberikan kepada kedua kelompok. Instrumen

ini diberikan setelah berakhirnya eksperimen sebagai alat ukur untuk

mengetahui motivasi belajar matematika siswa. Skor motivasi belajar

matematika yang didapat dari kedua kelompok, selanjutnya dijadikan

sebagai data hasil penelitian. Adapun skor motivasi belajar matematika yang

diperoleh oleh kedua kelompok tersebut adalah sebagai berikut:

1. 

Skor motivasi belajar matematika siswa yang menggunakan media

pembelajaran video dengan windows   movie maker  (kelompok

eksperimen)

Dari hasil angket yang diberikan kepada kelompok eksperimen

diperoleh nilai terendah adalah 35 dan nilai tertinggi adalah 60.

Penyajian data kelas eksperimen dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

dan grafik histogram dan poligon dapat dilihat sebagai berikut:

62

Page 75: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 75/89

63

Tabel 4.1.

Distribusi Frukuensi Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas

Eksperimen

No.Interval

Kelas

Titik

Tengah (Xi)

Frekuensi

AbsolutRelatif

(%)Kumulatif

1 35-39 37 6 15 6

2 40-44 42 9 22,5 15

3 45-49 47 14 35 29

4 50-54 52 7 17,5 36

5 55-59 57 3 7,5 39

6 60-64 62 1 2,5 40

Jumlah 40 100

Gambar 4.1. Grafik Histogram dan Poligon 

 Nilai34,5 39,5 44,5 49,5 54,5 59,5 64,5

3

6

7

9

14

Frekuensi 

1

Page 76: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 76/89

64

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh skor motivasi belajar

matematika siswa yang menggunakan media pembelajaran video dengan

windows movie maker  diperoleh rentangan nilai 35 – 60 dengan rata-rata

(mean) sebesar 46,375, median sebesar 46,286, modus sebesar 46,583,

varians (S2) sebesar 38,702, simpangan baku sebesar 6,22, kemiringan

sebesar -0,033 (kurva model negatif atau kurva menceng ke kiri) dan

kurtosis sebesar 2,579 (kurva datar).

2.  Skor motivasi belajar matematika siswa yang menggunakan media

konvensional yaitu powerpoint (kelompok kontrol)

Dari hasil angket yang diberikan kepada kelompok kontrol

diperoleh nilai terendah adalah 25 dan nilai tertinggi adalah 50.

Penyajian data kelas eksperimen dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

dan grafik histogram dan poligon dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.2.

Distribusi Frukuensi Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas

Kontrol

No.Interval

Kelas

Titik

Tengah (Xi)

Frekuensi

Absolut Relatif (%) Kumulatif 

1 25-29 27 9 22,5 9

2 30-34 32 15 37,5 24

3 35-39 37 8 20 32

4 40-44 42 5 12,5 37

5 45-49 47 2 5 39

6 50-54 52 1 2,5 40

Jumlah 40 100

Page 77: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 77/89

65

24,5 29,5 34,5 39,5 44,5 49,5 54,5

2

5

8

9

15

Frekuensi 

1

Gambar 4.2. Grafik Histogram dan Poligon 

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh skor motivasi belajar

matematika siswa yang menggunakan media konvensional yaitu

 powerpoint   diperoleh rentangan nilai 25 – 50 dengan rata-rata (mean)

sebesar 34,375, median sebesar 33,167, modus sebesar 31,808, varians

(S2) sebesar 39,728, simpangan baku sebesar 6,303, kemiringan sebesar

2,567 (kurva model positif atau kurva menceng ke kanan) dan kurtosissebesar 3,036 (kurva runcing).

Secara garis besar perbandingan motivasi belajar matematika siswa

antara kelompok yang menggunakan media pembelajaran video dengan

windows  movie maker   dengan kelompok yang menggunakan media

konvensional yaitu  powerpoint.  Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel berikut:

Page 78: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 78/89

66

Tabel 4.3. 

Perbandingan Motivasi Belajar Matematika Kelompok Eksperimen

dan Kelompok Kontrol

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Banyak Sampel 40 40

Mean 46,375 34,375

Median 46,286 33,167

Modus 46,583 31,808

Varians 38,702 39,728

Simpangan Baku 6,22 6,303

Kemiringan -0,033 2,567

Kurtosis 2,579 3,036

B.  Pengujian Prasyarat Analisis

Berdasarkan prasyaratan analisis, maka sebelum dilakukan pengujian

hipotesis perlu dilaksanakan pemeriksaan terhadap data hasil penelitian.

Untuk memenuhi persyaratan analisis data penelitian menggunakan uji

normalitas dan uji homogenitas.

1. 

Uji Normalitas

a.  Uji Normalitas Kelas Ekperimen

Uji Nomalitas yang digunakan adalah Uji Liliefors. Dari

hasil pengujian uji normalitas motivasi belajar matematika untuk

kelas eksperimen diperoleh harga hitung Lhitung  atau Lo = 0,1026

(lihat lampiran 8) sedangkan harga kritis uji liliefors pada tabel

diperoleh Lt. untuk jumlah sampel 40 pada taraf signifikan α = 0,05

adalah 0,14. Karna Lo kurang dari sama dengan Lt. (0,1026 ≤ 0,14),

maka dapat disimpulkan bahwa Ho  diterima yang artinya data

 berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Page 79: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 79/89

67

b.  Uji Normalitas Kelas Kontrol

Uji Nomalitas yang digunakan adalah Uji Liliefors. Dari

hasil pengujian uji normalitas motivasi belajar matematika untuk

kelas kontrol diperoleh harga hitung Lhitung atau Lo = 0,1359 (lihat

lampiran 9) sedangkan harga kritis uji liliefors pada tabel diperoleh

Lt. untuk jumlah sampel 40 pada taraf signifikan α  = 0,05 adalah

0,14. Karena Lo kurang dari sama dengan Lt. (0,1359 ≤ 0,14), maka

dapat disimpulkan bahwa Ho diterima yang artinya data berasal dari

 populasi yang berdistribusi normal. Untuk lebih jelasnya, hasil

 perhitungan uji normalitas antara kelompok eksperimen dengan

kelompok kontrol dapat dilaihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4. Hasil Perhitungan Uji Normalitas 

Kelompok n Lo (α = 0,05) Lt  Kesimpulan

Eksperimen 40 0,1026 0,14 Sampel berasal dari

distribusi normalKontrol 40 0,1359 0,14

 

2.  Uji Homogenitas

Dalam penelitian ini, uji homogenitas atau uji kesamaan dua

varians populasi dua kelompok menggunakan uji Fisher. Dari hasil

 perhitungan uji homogenitas diperoleh Fhitung = Fh = 1,027 (lihat lampiran

10). Sementara Ft = 1,704 pada taraf signifikan α = 0,05 untuk derajat

kebebasan penyebut 39 dan derajat kebebasan pembilang 39, karena

Fh < Ft ini artinya Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua

data memiliki varians yang homogen. Lebih jelasnya, hasil perhitungan

uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 80: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 80/89

68

Tabel 4.5. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas 

Kelompok n Fh Ft 

(α = 0,05)Kesimpulan

Eksperimen 401,027 1,704

Sampel berasal dari varians

 populasi yang homogen atau samaKontrol 40

C.  Pengujian Hipotesis dan Pembahasan

1.  Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini, uji hipotesis penelitian menggunakan uji-t.

Dari hasil pengujian diperoleh untuk sampel kelas eksperimen sebesar

40 dan sampel kelas kontrol sebesar 40 dengan rata-rata kelas

eksperimen sebesar 46,375 dan rata-rata kelas kontrol sebesar 34,375

serta varians kelas eksperimen sebesar 38,702 dan varians kelas kontrol

sebesar 39,728. Sehingga, diperoleh derajat kebebasan sebesar db = 78

(lihat lampiran 11).

Dari tabel distribusi t pada taraf signifikan yang digunakansebesar α  = 0,05 dengan derajat kebebasan sebesar db = 78 diperoleh

ttabel = 1,99. Dengan kriteria pengujian adalah terima Ho jika harga thitung 

sama dengan harga ttabel dan tolak Ho jika harga thitung mempunyai harga

lebih besar dari harga ttabel. Karena hasil perhitungan data penelitian

menunjukkan harga thitung  = 8,57 yaitu berada di luar penerimaan Ho,

maka Ho  ditolak. Hasil ini menunjukkan bahwa motivasi belajar

matematika siswa yang diajar dengan menggunakan media pembelajaran

movie maker secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan

motivasi belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan

media konvensional yaitu powerpoint . Lebih jelasnya, hasil perhitungan

uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 81: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 81/89

Page 82: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 82/89

70

dibuat masih dalam potongan-potongan video yang nantinya akan

dikumpulkan menjadi satu kesatuan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Langkah ketiga dalam pembuatan video yaitu mengumpulkan

hasil adegan. Adegan-adegan video dikumpulkan dan digabung dengan

gambar, suara, musik dan teks menjadi satu kesatuan yang sesuai dengan

skenario. Dalam proses ini dilakukan proses editing yang cukup lama.

Bila ada adegan yang masih kurang memenuhi tujuan pembelajaran dan

tidak terdapat dalam skenario, maka dilakukan proses pengambilan

adegan tambahan yang sesuai dengan skenario baru.

Siswa kelompok eksperimen terlibat langsung dalam pembuatan

media pembelajaran video dengan windows  movie maker. Pembuatan

video berlangsung sebelum pertemuan materi pecahan sederhana atau

 pada saat semester I bulan Desember 2009 sampai dengan Januari 2010.

Dalam pembuatan video tersebut, siswa melakukan adegan-adegan yang

 berkaitan dengan pembelajaran matematika khususnya menerangkan

 pecahan sederhana. Tujuan mengikut sertakan siswa diharapkan dapat

menarik perhatian siswa dalam belajar dan agar siswa lebih memahami

 pecahan sederhana karena siswa telah melakukan pembuktian secara

langsung. Sedangkan pembuatan media pembelajaran powerpoint  sudah

tersedia sesuai dengan standar yang dibuat sendiri oleh SDN Kutajaya I,

Tangerang.

Proses pengambilan adegan ini, tidak memerlukan banyak

siswa. Sehingga, hanya beberapa siswa kelompok eksperimen saja yang

dapat mengikuti proses pengambilan adegan dalam pembuatan video.

Dalam kelompok eksperimen dapat ditemukan bahwa hasil belajar siswa

yang mengikuti proses pengambilan adegan/shutting  lebih besar dari

 pada siswa yang tidak mengikuti proses pengambilan adegan/shutting.

Baik siswa yang mengikuti proses pengambilan adegan/shutting atau

 pun siswa yang tidak mengikuti proses adegan/shutting keduanya sangat

antusias dan bersemangat memperhatikan pemutaran video tersebut.

Page 83: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 83/89

71

Proses pembelajaran matematika baik di kelas eksperimen

maupun kelas kontrol dilaksanakan di ruang komputer. Namun, sempat

dilakukan di ruangan kelas. Pada saat di ruangan komputer siswa dapat

menerima materi pelajaran matematika dengan baik. Berbeda dengan

 pada saat di ruangan kelas, siswa tidak dapat menerima materi pelajaran

matematika dengan baik. Perbedaan ini disebabkan karena suasana ruang

komputer lebih redup/sedikit cahaya dibandingkan ruangan kelas yang

 banyak cahaya.

Media pembelajaran video dengan windows movie maker  yang

diterapkan pada kelompok eksperimen, membuat siswa lebih antusias

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran matematika. Selain itu, adapula

hal-hal menarik yang ditemukan berdasarkan pengalaman selama

 penelitian dilakukan, antara lain sebagai berikut:

a.  Siswa lebih antusias memperhatikan pembelajaran yang dijelaskan

karena video menampilkan materi pembelajaran dengan visualisasi

yang lebih kongkrit dan sesuai dengan konteksnya pada kehidupan

nyata.

 b.  Didapat fakta dengan adanya media pembelajaran video dengan

windows  movie maker , sebagian besar siswa dapat menjawab

 pertanyaan-pertanyaan dari guru sehingga suasana kelas terasa

lebih aktif.

c.  Sebagian besar siswa merasa senang dapat mengerjakan latihan

matematika sendiri tanpa bantuan dari orang lain.

d. 

Pada saat ulangan seluruh siswa dapat mengerjakan secara mandiri

dan tidak hanya itu sebagian besar siswa mendapat hasil yang

 bagus.

Pada kelompok kontrol, hanya beberapa siswa yang

memperhatikan penjelasan dari guru. Tidak hanya itu, dalam

 pembelajaran matematika siswa tidak dapat merespon pertanyaan yang

diberikan guru secara langsung dan tidak langsung dengan baik.

Sehingga, membuat pembelajaran menjadi tidak aktif.

Page 84: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 84/89

72

Berdasarkan hal di atas, maka telah dibuktikan bahwa

 pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran video dengan

windows  movie maker dapat membangkitkan motivasi belajar

matematika siswa serta dapat membuat pelajaran matematika menjadi

lebih menarik dan menyenangkan.

D.  Keterbatasan Penelitian

Berbagai uapaya telah dilakukan dalam pelaksanaan penelitian agar

diperoleh hasil yang optimal. Namun demikian, masih ada beberapa faktor

yang sulit dikendalikan sehingga membuat penelitian ini mempunyai

 beberapa keterbatasan, diantaranya:

1. 

Penelitian ini hanya diteliti pada pokok bahasan pecahan sederhana saja,

sehingga belum digeneralisasikan pada pokok bahasan lainnya.

2.  Kondisi siswa yang sempat kaku pada awal proses pembelajaran dengan

menggunakan media pembelajaran video dengan windows movie maker ,

karena siswa belum terbiasa.

3.  Jumlah siswa yang terlalu banyak dengan keterbatasan ruangan

menggangu konsentrasi siswa dalam proses pembelajaran.

4. 

Penggunaan media pembelajaran video dengan windows  movie maker  

memerlukan ruangan kelas yang lebih redup/sedikit cahaya agar proses

 pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

5.  Dalam pembuatan media pembelajaran video dengan windows  movie

maker,  untuk  format file  tertentu diperlukan perubahan lebih dahulu

menjadi  format file  yang dapat didukung oleh windows movie maker. 

Sehingga membutuhkan aplikasi-aplikasi software tambahan.

6.  Kontrol terhadap kemampuan subjek penelitian hanya meliputi variabel

media pembelajaran video dengan windows movie maker  dan motivasi

 belajar matematika siswa, sedangkan variabel lainnya tidak dikontrol.

Page 85: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 85/89

BAB V

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran video dengan

windows  movie maker dapat mempengaruhi motivasi belajar matematika

siswa kelas III SDN Kutajaya I dibandingkan dengan pembelajaran yang

menggunakan media pembelajaran powerpoint. Hal ini berdasarkan analisis

data yang diperoleh dengan nilai thitung = 8,57 dan ttabel = 1,99 dengan taraf

signifikan α  = 0,05, dengan diperoleh thitung  > ttabel atau 8,57 > 1,99 dapat

disimpulkan bahwa Ho ditolak. Artinya, motivasi belajar matematika siswa

yang diberikan media pembelajaran video dengan windows  movie maker  

(kelas eksperimen) lebih tinggi dibandingkan motivasi belajar matematika

siswa yang diberikan media konvensional yaitu powerpoint (kelas kontrol).

B. 

Saran 

Berdasarkan kesimpulan penelitian ini, dapat diberikan saran kepada

guru-guru dan calon guru matematika sekolah dasar (SD) dan yang

sederajatnya. Saran-sarannya adalah sebagai berikut:

1.  Dalam pembuatan media pembelajaran video dengan windows  movie

maker lebih baik video,  picture/gambar dan suara dalam bentuk  format

 file yang tersedia dalam movie maker  agar tidak membutuhkan aplikasi-

aplikasi tambahan.

2.  Dalam pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran video

dengan windows  movie maker lebih baik menggunakan ruangan kelas

yang lebih redup/sedikit cahaya agar proses pembelajaran dapat berjalan

dengan baik.

3.  Selain menggunakan media pembelajaran video dengan windows movie

maker , masih banyak aplikasi-aplikasi software  yang dapat membantu

 pembelajaran matematika salah satunya adalah ulead   dan camtasia

73

Page 86: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 86/89

 

74 

studio. Ulead   dan camtasia studio merupakan aplikasi software  dalam

membuat video pembelajaran.

4.  Kepada calon guru matematika, hal ini dapat dijadikan sebagai masukan

untuk melengkapi pengalamannya sehingga kelak dapat diterapkan

kepada siswanya.

Dengan adanya berbagai keterbatasan pada penelitian ini disarankan

adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah pembelajaran

dengan menggunakan media pembelajatran video dengan windows  movie

maker   diterapkan dan memberikan hasil lebih baik pada semua mata

 pelajaran dengan materi yang berbeda pada setiap jenjang pendidikan.

Page 87: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 87/89

75 

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar ,

Jakarta: PT Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, 

Jakarta: Rineka Cipta. Cet-12

Arsyad, Azhar. 2005.  Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Cet Ke-6

Asnawir dan Basyiruddin Usman, 2002.  Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat

Pers

Azhar, Akyas. 2004. Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta: PT. Mizan

Publika

Departemen Agama RI. 2005.  Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: PT.

Syaamil Cipta Media

Fatra, Maifalinda. 2008. “Penggunaan KOMAT (Komik Matematika) Pada

Pembelajaran Matematika di MI” dalam  ALGORITMA Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, No. 1, Juni 2008

Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar , Jakarta: Bumi Aksara

Hasbullah. 2005.  Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan: Umum dan Agama Islam,

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Cet. Ke-4

http://himatika.mipa.ugm.ac.id/index.php?op=berita&id=130  1 Desember 2009,

17:00 wib

Huda, Nur. “Survei Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Siswa Kelas XI

dalam Mengikuti Pelajaran Pendidikan Jasmani di SMA

Muhammadiyah 1 Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007”, Skripsi,

(Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2007) dari

http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASHb23e/d0

234642.dir/doc.pdf   1 Juli 2010, 19:46 wib

Iskandar. 2009. Psikologi Pendidikan (SebuahOrientasi Baru), Ciputat: Gaung

Persada Press

75

Page 88: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 88/89

76 

M., Sardiman A.  2008.  Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar , Jakarta: Raja

Grafindo Persada. Cet Ke-16

Mcgloughlin, Stephen. 2001.  Multimedia Concepts and Practice, Amerika,

Prentice-Hall

Munadi, Yudhi. 2008.  Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta:

Gaung Persada Press

Purwanto, Ngalim. 2007. Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja

Rosdakaryah. Cet. Ke-2

Sabri, M. Alisuf. 2007. Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional

 IAIN Fakultas Tarbiyah, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya. Cet. Ke- 3

Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta:

Kencana. Cet. Ke 1

Santoso, Gempur. 2005. Metodologi Penelitian, Jakarta: Prestasi Pustaka

Santrock, John W. 2004.  Educational Psychology, Amerika, The MGraw Hill

Companies

Sardiman, Arief S. 2007.  Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan

Pemanfaatannya, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Saroso, Siswo. “Upaya Pengembangan Pendidikan Melalui Pembelajaran

 Berbasis Multimedia”, dari

http://media.diknas.go.id/media/document/5650.pdf , 1 Desember 2009

Sarwono, Sarlito Wirawan. 2000. Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: Bulan

Bintang. Cet. 8

Shaleh, Abdul Rahman. 2008. Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam,

Jakarta: Kencana. Cet. Ke-3

Soegiarto, Sasanti T. 2006. “Penggunaan Komputer dan Alat Multimedia dalam

Mengembangkan Pengajaran Bahasa Inggris” dalam  Jurnal

 Multimedia: Teknik Informatika dan Teknik Elektro/Telekomunikasi,

 No. 1, April

Subana, M. dan Sudrajat. 2005.  Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, Bandung:

Pustaka Setia. Cet.Ke 2

75

Page 89: semoga berkah

7/18/2019 semoga berkah

http://slidepdf.com/reader/full/semoga-berkah 89/89

77 

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

 R&D), Bandung: Alfabeta

Suherman, Erman. dkk. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer ,

Bandung: UPI

Sujana. 2005. Metode Statistik , Bandung: Tarsito

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2004.  Landasan Psikologi Proses Pendidikan,

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Cet. Ke-2

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi PAIKEM),

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Suyanto, M. 2003.  Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing,

Yogyakarta: Andi Offset, Ed. I

Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung:

Rosdakarya. Cet. Ke-14

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta: Balai Pustaka. Cet. Ke-2

Uno, Hamzah B. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannnya: Analisis di Bidang

Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara