Click here to load reader

Semua agama mengenal musik sebagai ekspresi ibadahnya

Embed Size (px)

Citation preview

Semua agama mengenal musik sebagai ekspresi ibadahnya, baik musik instrumen maupun musik dalam nyanyian yang menggunakan suara manusia. Latar Belakang

Berdasarkan data yang kita jumpai dalam Alkitab, suatu bentuk ibadah yang sangat rinci dengan segala aturannya baru kita jumpai pada zaman Musa, sebagaimana yang tertulis dalam Kitab Keluaran 25-40, seluruh Kitab Imamat dan sebagian Kitab Bilangan. Memang dalam kitab-kitab ini hanya kitatemukan ritus-ritus upacara korban dan hal-hal yang terkait dengannya, dan belum kita temukan ketentuan-ketentuan cara mengucapkan doa-doa apalagi kidungan-kidungan. Hanya ketika zaman Daud (I Tawarikh 25) sajalah pembagian tugas-tugas penyanyi di Bait Allah mulai diadakan. Mereka menyanyi dengan alat-alat musik di Bait Allah itu, dan dari mereka ini kita jumpai banyak dari para pengarang kidungan ibadah yaitu Mazmur-Mazmur sebagaimana yang kita dapati dalam Alkitab. Ketika zaman Ezra suatu bentuk ibadah tanpa musik yang berpusat pada pembacaan Kitab Suci dan kotbah berkembang ( Nehemia 8: 1-7), dengan gerakan-gerakan ibadah dengan mengangkat tangan, berlutut dan bersujud berkembang. Inilah yang menjadi ciri ibadah di rumah ibadah ( synagoga ) dalam abad-abad sesudah Ezra sampai dengan zaman Perjanjian Baru. Sehingga ketika zaman Perjanjian Baru kita jumpai adanya dua bentuk ibadah Yahudi yang dikenal oleh Yesus Kristus, para muridNya, dan orang-orang Kristen perdana yaitu Ibadah Bait Allah dengan Korban, Imam, Ritus, dan Kidungan-kidungan yang diiringi musik, serta ibadah di rumah ibadah (synagoga)yang ditandai dengan doa-doa dan kidungan tanpa musik, pembacaan Kitab Suci yang ditilawatkan, serta kotbah-kotbah. Ibadah Gereja Kristen Perdana diambil dari Ibadah Synagoga ini, sehingga musik tidak digunakan, namun pembacaan Mazmur dan tilawat dilakukan. Yesus dan para murid menggunakan kidungan tanpa musik ini pada saat hidup mereka (Markus 14: 26). Dan sesudah Gereja berkembang merekapunmembaca dan mentilawatkan Mazmur,kidung puji-pujian, serta nyanyian rohani ( I Kor. 14:26), dan dalam Kitab Wahyu disebutkan tentang semaraknya puji-pujian di Sorga, yang simbolismenya diambil dari ibadah di Bait Allah, dan bukan di Synagoga ( Wahyu 4,5,7, 15, dll.). Karena orang-orang Kristen perdana itu pada mulanya merupakan kelompok kecil yang mengadakan ibadah rumahan, maka otomatis bentuk ibadah synagoga itulah yang menjadi pola ibadah Kekristenan Perdana itu. Dan ciri ibadah synagoga yang tanpa musik ini pula yang akhirnya berkembang dalam ibadah Gereja Purba lebih lanjut. Hanya sekarang mereka menyadari Synagoga mereka itu memang sudah bersifat Mesianik, yaitu bahwa Perjanjian tentang datangnya Mesias dalam Perjanjian Lama itu sudah digenapi di dalam Yesus Kristus. Sehingga ibadah mereka yang bertumpu dari ibadah Synagoga Yahudi itu, akhirnya mempunyai pusat Perjamuan Mesianik ( Perjamuan Tuhan, Perjamuan Kudus) sebagai cirinya yang membedakannya dengan Synagoga Yahudi non-Kristen yang lain. Demikianlah Kristus menjadi ciri ibadah synagoga Kristen itu, sehingga kidung-kidung Gereja Purba itu isinya adalah menceritakan dogma dan ajaran Kristen mengenai Mysteri Kristus ini. Beberapa diantara Kidung-Kidung Kristen Purba yang disinyalir oleh para sarjana PB sebagai yangsempat tercatat dalam Perjanjian Baru adalah: Ia adalah Gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan ( Kolose 1:16) walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan.dst ( Filipi 2:6-11) Dia yang telah menyatakan diriNya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh;dst ( I Tim. 3:16), dan lain-lain. Dari permulaan Perjanjian Baru inilah terus berkembang dalam ibadah Gereja Purba.

Perkembangan Musik Ibadah dalam Gereja Orthodox

Perkembangan ibadah Gereja Perdana yang bertumpu pada ibadah Synagoga ini berlanjut terus sampai abad kedua,ketiga dan keempat ketika Konsili Nikea diadakan pada tahun 325 Masehi. Liturgi yang mula-mula adalah yang ditulis oleh Yakobus Episkop pertama di Yerusalem yang sampai sekarang masih tetap digunakan oleh gereja Orthodox. Dari sini berkembang ke Antiokhia di Syria, dan dari Syria ini berkembang ke beberapa bagian dunia Kristen Purba pada saat itu. Liturgia Antiokhia ini akhirnya mengalami kompilasi dan revisi pada zaman Yohanes Krisostomos dan Basileus Agung, dan yang sampai sekarang menjadi Liturgi utama dalam Gereja Orthodox. Demikian juga kidung-kidung Gereja itu berkembang secara perlahan-lahan merentang berjalannya sejarah Gereja Orthodox sejak zaman purba itu.Demikian pula dengan tradisi musiknyapun mengalami perkembangan melalui interaksinya dengan tradisi musik Yahudi, Syria, Koptik, Arab dan Yunani membentuk suatu synthesis yangberkembang pada zaman Kerajaan Byzantium, yang akhirnya membentuk suatu musik khas Kristen Orthodox Timuryang merupakansynthesis dari beberapa Tradisi Musikdi daerah Laut Tengah dan Timur Tengah disebut sebagai Musik Byzantin . Hubungan antara Dogma, Liturgi dan Musik dalam Gereja Orthodox

Musik dalam Gereja Orthodox adalah bagian integral yang tak terpisahkan dengan seluruh ethos dan kehidupan imannya, jadi bukan hanya sebagai pemerindah suasana yang dapat menyentuh perasaan dan emosi seseorang saja, namun memiliki makna theologis yang amat terkait dengan seluruh sistoim kehidupannya sebagai Gereja. Gereja Orthodox meyakini bahwa Injil itu pertama-tama bukanlah suatu kitab atau buku, namun Pribadi YesusKristus dan Berita Keselamatan Melalui Karya Penyaliban, Kematian dan KebangkitanNya. Alasan keberadaan Gereja di dalam dunia itu adalah untuk menghadirkan Kristus dalam dunia denganmewartakan Injil itu.Ciri khas dari musik Gereja Orthodox adalah bersifat homofoni berbeda dengan musik barat yang bersifat polyfoni. Musik Gereja Orthodox ini memiliki skala natural : 12 10 8 12 12 10 8 , dengan simbol notasi bukan : do- re-mi- fa- sol la- si do , namun : ni pa - bou gha di ke zoo ni. Simbol dasar dari nada musik Orthodox ini meskipun sangat kompleks, akan kita beri contoh secara sangat kasar dan sederhana saja:(______ : ison fungsinya menandai nada yang tetap tidak naik dan tidakturun, ______ : oligon fungsinya adalah untuk menandai bahwa skala nada naik satuketuk. Misalnya :(_____ ,(______ ,(______ , = Ni,Ni,Ni atau(______________

_____ _____ ________________ = Ni,Pa,Bou,Gha,Di,Ke,Zoo. Untuk menandai turun berapa skala atau naik berapa skalapun mempunyai simbol yang khas, misalnya: \\ = kendimata adalah simbol untuk naik satu skala dari nada dasar sebelumnya \ = kendima adalah untuk naik dua skala dari nada dasar sebelumnya., dan masih banyak lagi. Contoh perbandingan simbol musik Gereja Orthodox dengan paralelnya dengan simbol musik baratdiberikan dibawah ini untuk sekedar perbandingan kasar:

(_____=(_____=(____ =(____ =

(______(_____ = (____(____ (____=

(_____ (____(____(____=

(____________=(____ ____=(__________ = \\\\ \\

Demikianlah sekedar contoh untuk dapat dibandingkan. Untuk dapat melihat lebih rinci bagaimana simbol-simbol musik Gereja Orthodox ini digunakan, dalam makalah ini juga dilampirkan fotokopi dari suatu Kidung Orthodox lengkap dengan notasinya.

Daftar Pustaka

1. A Monk of St. Tikhons Monastery, These Truths We HoldSt. Tikhons Seminary Pess, South Canaan, Pensylvania 18459,1986.

2. Hopko, Thomas Father, The Orthodox Faith, Volume II, Worship The Department of Religious Education, The Orthodox Church in America, 1976.

3. Marghaziootee, IooannouD. Theooreetikon Byzantinees Ekklesiastikees MousikeesEkdosis Mousikou Oikou, Kharil.Stasinou, Atheenai, 1958

4. Milgram, Abraham,Jewish Worship The Jewish Publication Society of America, Yale University Press, 1971.

5. Slobodsky, Seraphim Archpriest, The Law of God, Holy Trinity Monastery, Jordanville, New York, 1993.

< Prev Next > Seni menurut AlkitabBarangsiapamencaridukunganAlkitabuntuksikapantipatinyaterhadapseni,akankecewa.Sebaliknya orangyangmencaridukunganAlkitabatassikapprosenitanpapandangbulu,jugaakandikecewakan. Kedua sikap pro dan kontra dapat kita temui dengan jelas diajarkan dalam Alkitab.Alkitabbukansajamendukungpengembangankesenian,tetapibahkanmemerintahkankitauntuk mengembangkannya.Senisebagaibagiandaripanggilandankaruniabudaya,jelasmerupakansuatu karuniayangharusdikembangkanolehmanusia.Bukankahkreativitasmanusiamerupakansalahsatu aspekdarikeberadaanmanusiasebagaigambarAllah,SangPenciptayangMahakreatifitu?Maka mengembangkandayaseniyangTuhantelahtanamkandalamdirikitaadalahbentukketaatankita terhadap panggilan-Nya untuk mencerminkan Dia melalui hidup dan karya kita.SepanjangPerjanjianLamadanPerjanjianBarukitamenjumpaiperkenanAllahatasberbagaiupayadan karyaseni:BezaleeldanAholiab(Kel31:1-11),desainerseniKemahSembahyang;mazmur-mazmur; hymnologi yang diungkapkan Paulus dalam surat-suratnya (Fil 2:6-11; Kol 1:15- 23); sampai ke doxologi di Kitab Wahyu, semuanya menyaksikan fakta ini dengan jelas.BilakitatelusurikisahBezaleeldenganlebihteliti,kitadapatmenarikbeberapakesimpulantentangseni. Pertama,seniadadalamcakupankehendakAllah,sebabAllahsendiriyangmemerintahkanpembuatan KemahSembahyangsecaraberseni.AllahmenginginkantempatibadahumatNyaitumemilikipenampilan bercita-rasasenitinggi(Kel25-28).Kedua,kemampuanseniadalahkaruniaAllah."LaluMusamemanggil Bezaleel dan Aholiab dan setiap orang yang ahli, yang dalam hatinya telah ditanam TUHAN keahlian..." (Kel 36:2).Dalamtafsirannyatentangbagianini,Calvinmenandaskanbahwasetiapkemampuanseniatau ilmiah, bahkan juga yang dimiliki mereka yang tidak beriman, adalah karunia Roh Kudus. "The knowledge of allthatismostexcellentinhumanlifeissaidtobecommunicatedtousthroughtheSpiritofGod" (Institutes2.2.16).MaksudCalvinbukanlanbahwasenimanyangtakberimanmemilikiRohKudus,tetapi bahwa semua kemampuan dalam diri manusia adalah akibat pekerjaan Roh Kudus dalam anugerah umum.Lebihjauh,Keluaran31mengembalikanseluruhdetilkemampuanseniyangdibutuhkanuntukmerancang interiormaupuneksteriorKemahSembahyangitusebagaikaruniaRohKudus.(Perhatikankata-kata "Kutunjuk", "Kupenuhi", "Kuperintahkan" 31:2-6).Seniselainmerupakankarunia,jugamerupakanpanggilanhidupdariAllah.Banyakkauminjilimasakini mengkategorikanhanyapelayanangerejawisebagaipanggilanhidupdariTuhan.Tetapimelaluigerakan ReformasikitadisadarkanbahwaseluruhkehidupankitaadalahpelayanandanibadahuntukTuhan,dan karenaitu,adalahpanggilanTuhanuntukkita.Bezaleelmenerimapanggilanitu.Panggilandibidangseni, sepertihalnyapanggilandibidangpelayananFirman,ataudibidangilmu,tidakberlakuumumtetapi berlakukhusus.Tuhanmemanggilsecarapribadi.SeseorangbisadipanggilTuhanmenjadipendetaatau missionaris atau guru atau ilmuwan, bisa pula dipanggil-Nya menjadi seniman!Walaupunterhadapseniman-senimanbukanKristentidakdapatkitakatakanbahwa"ilham"yangmereka terima adalah bukti mereka dipimpinolehRoh Kudus,namun dalam kasus seniman Kristen (seperti halnya Bezaleel dalam Kel 35:30) dapat disimpulkanadanya hubungan erat antaramutu kerohanian dengan mutu seninya. Urutannya jelas: "memenuhinya dengan Roh Allah, dengan keahlian, pengertian dan pengetahuan dalamsegalamacampekerjaan..."(Kel.35:31).Jugakepandaianuntukmengajar(ayat34).Melaluikisah BezaleelinikitamenarikpelajaranindahbahwaseniadalahkaruniayangTuhanberikankepadamanusia danmerupakanpanggilankhususuntukorangtertentuyangdipanggil-Nyamenjadiseniman.Pelayanan dalambidangseniinimeliputiprinsippimpinanRoh,pemberiankemampuan,penggunaanakaldan pengetahuan serta pengembangannya melalui jalur ajar-mengajar.Dipihaklain,Alkitabjugamengungkapkanpenyalahgunaanseniolehmanusia.FirmanTuhanmelarang pembuatanpatungdanberbagaisimbollainnyauntukdisembah(Kel20:4,5).Harundenganlembu emasnya,Nebukadnezardenganpatungraksasanya,dankitab-kitabpetenungzamanKisahParaRasul, cukupmenjadibuktibetapamudahnyadayasenimanusiaitudipakaiuntukmenghasilkanhal-halyang jahat,burukdanmelawanTuhan.TeologiReformedmengingatkankitabahwakejatuhanmanusiadalam dosa mencemarkan seluruh aspek kemanusiaan kita, termasuk kepekaan dan daya seni manusia.BilaAlkitabbersikapsepertiitu,kitapunseharusnyabersikapdemikian.Kitapatutbersikappositif, menerimadengansyukurdanmengembangkanpotensiseniyangTuhantitipkanpadakita.Dilainpihak kitawajibsadarakanpengaruhdosayangmungkinmembelokkanarahsenidarimemuliakanTuhandan membangunkemanusiaanmenjadisesuatuyangmemberontakmelawanAllahdanmenghancurkan kemanusiaan.Peran Kristen terhadap kesenianTerhadapkesenian,orangKristendangerejawajibmenjalankanperannyasebagaiimam,nabidanraja. Sebagaiimam,kitadipanggiluntuk"menyelamatkan"keseniandalamartimenyaksikanprinsip-prinsip Kristenkedalampergumulandanpengungkapanseniduniadisekitarkita.Sebagainabikitadipanggil untukmenyuarakankebenarandanmenilaikeseniandalamterangkebenaranFirmanTuhan.Sebagairaja kita dipanggil untuk memerintah, menguasai, mempengaruhi kesenian, terutama dengan jalan menciptakan ungkapan-ungkapankesenianyangdinafasiolehkekristenandalamketerlibatanpenuhkitadidalam kesenian.Bila semua peran itu kita jalankan, maka timbullah beberapa konsekuensi praktis dalam sikap kita terhadap kesenian.Adakemungkinankitaharusmembuangnya,sebabkaryasenibersangkutansudahsedemikian dirusak oleh ketidakbenaran dan kejahatan (misalnya: berhala-berhala, kitab primbon, film porno, dsb). Ada pulasaatketikakitabolehmenerimakaryasenibersangkutankarenaprinsipisidanbentuknyatidak menyimpang dari kekristenan. Lebih dari itu, orang Kristen terpanggil untuk mengembangkan daya seninya sedemikian rupa sampai mampu mencetuskan karya-karya seni yang berprinsip Kristen dan mempengaruhi dunia.Kesenian gerejawiDalamsejarahterbuktibahwakesenianyangdikembangkandalamkonteksgerejasempatmenjadiratu yangberpengaruhdanditirukesenianduniaini.Arsitekturgerejadanmusikgerejaadalahduacontoh palingjelastentanghalini.Tetapiapayangdulumerupakankebanggaangerejarupanyakinisudah berbalik.Dalambanyakhal,gerejapalingketinggalandalamkeseniandizamanini.Kenyataanini merupakancambuk yangmelecut kitauntuk mawas diri dan bangun dari ketiduran kita dalam bidang seni gerejawi.Dimanakahdramawan,musikus,pelukis,arsitek,pemahat,novelisKristenabadiniyangmau menggeluti ulang panggilan Tuhan untuk bidang seni dan menghasilkan karya-karya berkaliber?SeniKristen/gerejawibukansajayangsematamerupakanungkapankisah-kisahAlkitab.Karya-karya Dostoevsky(TheBrother'sKaramazov)yangsaratdenganmasalahfilsafat,religius,dansosiologisjuga dapat dipakai Tuhan untuk mentobatkan orang. Karya Tolkien mungkin lebih mampu berkomunikasi dengan banyakorangtentangkebenaranKristen.KarenaitukitaperlulebihbanyaksenimanKristenyang menempatkan ulang Kekristenan di panggung pergelaran seni dunia.Namundemikian,sisilainnyatidakbolehkitalupakan.SepertiyangTuhanYesusingatkan,semuaorang yang ingin taat kepada-Nya pasti akan menerima salibnya sendiri. Dalam bentuk penghinaan, dipandang tak berarti,dianggaptidaksesuaitrend,dansebagainya.DemikianpulatidakselamanyaTuhanmengijinkan kesenian gerejawi diterima di panggung kesenian dunia ini. Selama penolakan dunia atas kesenian gerejawi danorangKristenbukandisebabkanolehkelalaian,kebodohanataukemalasankitasendiridalam mengembangkan seni, maka jelas bahwa itu adalah konsekuensi kemuridan kita mengiring Kristus.KonklusiOrangKristendangerejatidakdapatmengelakdarikeharusanterlibatdalamkesenian,palingtidak menikmatinya.Kitadisadarkanbahwadayasenimanusiaadalahsuatukaruniayangsangatmuliayang menunjukkan aspek kemanusiaan kita sebagai gambar Allah. Dalam Alkitab sendiri, kesenian bisa dikatakan sebagaipuncakibadahyangdimulaidariiman(doktrin),dilanjutkanolehkasih(dalametika)dandiakhiri dengandoxology(estetika).Itusebabnya,Kristenharusterlibatdalamkeseniandanmengupayakan kesenian yang bermutu tinggi.Dipihaklain,kitadisadarkanbahwadosadanpengaruhiblismerembesmasukkesemuakapasitas kemanusiaankita,tidakterkecualidayasenikita.Karenakaryaseniadalahkaryamanusiaberdosa,seni pun besar kemungkinan tercemar oleh dosa.Karenaitu,Kristenterpanggilmenjalankanperannyasebagaiimam,nabidanraja.Kesenianharus dikembalikankepadatempatnyasemula,yaitusebagaialatuntukmemuliakanTuhan,mengungkapkan keindahanNya dan ciptaanNya dalam ungkapan-ungkapan artistik dan menunjukkan kebenaran. Seni bukan tujuanakhiryangdiberhalakandanmemperbudakmanusia.SenidapatmemuliakanAllah,mencerminkan kebenarandankeindahansertamembangunkemanusiaan,bisapulasebaliknya.Karenaitu,kitaharus berperan aktif: memperbaiki, menilai dan mencetuskan yang baru. Sumber Artikel: Sumber: Nama Majalah :MomentumEdisi :02/Juli 1987Judul Artikel :Seni dalam Perspektif Kekristenan Penulis :Paul Hidayat STh. Halaman :4,11-13 Cukupbunyukcurumenyunylkunnyunylun|emuuthlnggulugu-lugutldukhunyudlnyunylkunbersumu-sumu. Akhlr-ukhlrlnlmuncultrendyungmembuutkuntorlumenyunylsetlupuyutpertumudurlhumplrsemuulugu yung dlnyunylkun dulum lbuduh. Ingutluh,|emuutdutungkegere|udl sumplnguntukberlbuduh,|uguuntukmenyunyl. Jungunluhkesemputun untuk menyunyl tersebut dlkurungl kurenu kuntorlu hurus menyunyl |ugu...! Hul-hul yung hurus dlperhutlkun: 1.Nyunylun pembukuun dun nyunylun penutup utuu pengutusun hurus dlnyunylkun bersumu-sumu bulk uyut pertumu muupun uyut terukhlr.2.Leblh bulk |lku nyunylun pembukuun dun penutup hunyu dlnyunylkun bersumu. Jlku udu bunyuk uyut, tentu blsu berglllr-guntl tetupl tetup pudu uyut pertumu dun uyut yung terukhlr dlnyunylkun, dllugukun bersumu.Efekpslkologlsnyuuduluhkltusebugulsutuumut,merusubenur-benursebugulsutu persekutuun.3.Refreln selulu dlnyunylkun bersumu-sumu. Kecuull |lku lugu tersebut lugu yung muslh uslng dun uyut pertumudlbuwukunolehkuntorlu.Jlkuluguuslngdunuyutpertumudlbuwukunolehkuntorlu,muku refreln dlnyunylkun hunyu oleh kuntorlu.4.Nyunylun yung suduh dlkenul sebulknyu dl uyut yung pertumu lungsung dlnyunylkun bersumu-sumu, tldukperlukuntorlumenyunylkunbultpertumu.Kurenufungslkuntorluuduluhuntukmenuntun |emuut. Jlku |emuut suduh tuhu, urtlnyu |emuut duput lungsung menyunylkun lugu tersebut.5.Nyunylunuklumuslyungdlulungdlunturudouutuuhulluln,hunyumemlllkllntrodluwulsu|u,kull berlkut, |emuut duput lungsung menyunyl dengun tuntunun kuntorlu..Apusuluhnyu|lkuseluruhlugudlnyunylkun?Apuluglpudusuutpersembuhun,serlngkullluguyung memlllkl uyut bunyuk, hunyu dlnyunylkun duu-tlgu uyut su|u. Jemuut duput menyunylkun nyunylun |emuut dengun berbugul curu: 1.Alternutlm:berglllr-guntl.Anturu|emuut,puduunsuuru,prlu,wunltu,unuk-unuk,sololsdun|ugu permulnunlnstrumentul.Jungunluhdlbuutterlulurumltdunterlulubunyukpemerun.Mlsulnyuburls pertumu wunltu, burls keduu prlu, burls ketlgu bersumu, burls keemput puduun suuru dst. Buutluh per bultutuumungkln|lkusutubultltupun|ung,sesekullblsudlpecuhmen|udlsetenguhbult.Tetupl |ungunsumpulperburls.Adu|uguyungmemungluguyungmemlllklunsurdlulog.Jlkudemlklun, unsur dlulog tersebut sebulknyu dllkutl.2.Menyunyl securu untlfonul (unturu duu kelompok) utuu responsorlul (unturu sololstdun |emuut/orung bunyuk).3.Menyunylkun dlscuntus yung melengkupl nyunylun |emuut pudu bult terukhlr sebugul puncuk.4.Menyunylkuncuntusflrmus(melodl)dlsuurutenor(prlu)dunsuuru-suurululn(durlpuduunsuuru) menyunylkun lrlngunnyu. Cocok untuk menyunylkun Muzmur.5.Jlku udu refreln, bult duput dlnyunylkun oleh solols utuu puduun suuru dun dl|uwub oleh |emuut pudu suut refreln..Menyunylkunkunon.Suutlnlcukupbunyukluguyungduputdlnyunylkunsecuruberke|ur-ke|urun (cunon).7.Menglrlngl nyunylun |emuut dengun lrlngun ulternutlf.8.Menglrlngl nyunylun |emuut etnls dengun lrlngun yung sesuul dengun kurukter lugu.9.Menyunylkun lugu prosesl utuu persembuhun dengun utuu tunpu gerukun/turlun.10.Menyunyl dengun menggunukun gerukun sederhunu.11.Menyunylkun lugu-lugu llturgls (mlsulnyu Tuhun kuslhunl, Kemulluun, Dusu Flrmun, Pengukuun Imun Rusull, Dou Bupu Kuml, Amln, Huleluyu, dsb). Ituuduluhsebuglunkecllkemungklnununtukmembuwukunnyunylun|emuutsupuyutldukselulusumudun membosunkun. Llturgl utuu lbuduh uduluh buktl umut kepudu Tuhun. Dl dulum llturgl, umutluh yung berperun uktlf, bukun hunyu sekedur one mun show su|u. Nyunylun |emuut merupukun wu|ud kelkutsertuun |emuut yung pullngnyutudulumlbuduh.Olehsebubltu,nyunylun|emuuthurusmenduputperhutlun|ugu,bukunsekedur sebugul pelengkup su|u. Kantika dan Nyanyian Alkitab Lainnya Sep 2, '07 11:19 AM for everyone Kantika dan Nyanyian Alkitab Lainnya

Tradisi Awal dan Abad Pertengahan

Ada beberapa kantika dan nyanyian Alkitab lainnya yang kita temukan dalam koleksi nyanyian jemaat kita. Yang paling sering kita temui adalah tentu saja Nyanyian Pujian Maria (Lukas 1:46-55), Nyanyian Pujian Zakharia (Lukas 1:68-70) dan Nyanyian Pujian Simeon (Lukas 2:29-32). Namun kita juga mengenal Nyanyian Tiga Orang Muda (ada di kumpulan lagu Taiz).

Tradisi Bizantin mengenal penggunaan 9 kantika ada ode untuk ibadah pagi (disebut juga Orthos) pada hari Minggu dan hari raya: Keluaran 15:1-18 (Nyanyian Syukur Musa) Ulangan 32:1-43 (Nyanyian Musa menjelang ajal) I Samuel 2:1-10 (Doa Hana) Habakuk 3:2-19 (Doa Habakuk) Yesaya 26:1-21 (Doa Yesaya) Yunus 2:2-9 (Doa Yunus) Apokrif Daniel 3:24-45 (Doa Azarya), 52-56 (Pujian PertamaKetiga Pemuda) Apokrif Daniel 3:57-88 (Pujian Ketiga Pemuda) Lukas 1:46-55 (Nyanyian Pujian Maria), Lukas 1:68-79 (Nyanyian Pujian Zakharia)

Saat ini, susunan kantika Bizantin dikenal sebagai kanon (artinya peraturan). Pada abad ketujuh bangkitlah praktek paraphrase dari kantika dan membuat bentuk puitis dari kanon. Beberapa di antaranya dikenal sebagai hymne Paska

Di gereja barat, kita mengenal Peraturan dari Benedictus (540), yang menggunakan kantika dan mazmur di dalam ibadah harian, tanpa menyebutkan nama individual dari tiap kantika. Kantika yang sering dipakai untuk Lauda (di samping beberapa variasi kecil berdasarkan daerah): Minggu:Apokrif Daniel 3:57-88 (Nyanyian Ketiga Pemuda) Senin: Yesaya 12:1-6 (Nyanyian Yesaya) Selasa:Yesaya 38:10-20 (Doa Hizkia) Rabu: I Samuel 2:1-10 (Doa Hana) Kamis:Keluaran 15:1-8 (Doa Musa) Jumat: Habakuk 3:2-19 (Doa Habakuk) Sabtu: Ulangan 32:1-43 (Doa Musa)

Kantika lain dipakai untuk Matins. Misalnya Matins Hari Natal menggunakan Yesaya 9:2-7, 26:1-12, 66:10-16.

Dalam tradisi Katolik Roma, kantika dari Lukas dipakai dalam puncak ofisi: Nyanyian Zakharia (Benedictus) dipakai untuk Lauda, Nyanyian Maria (Magnificat) dipakai untuk Vespers,danNyanyian Simeon (Nunc Dimittis) dipakai untuk Compline.

Dalam tradisi Roma Katolik modern, ofisi menggunakan kantika utama dalam Lukas dan sekitar 35 kantika minor dari Alkitab. Termasuk di dalamnya Yesaya 40:10-17; 61:10-62:5; Yeremia 31:10-14, Yehezkiel 36:24-28, serta beberapa nyanyian dari kitab apokrif. Sedangkan dari Perjanjian Baru misalnya dari Filipi 2:6-11, Efesus 1:3-10, Kolose 1:12-20 dan Wahyu 5:9-12; 19:1-7.

Tradisi Reformasi dan Protestan

Luther mengadaptasikan banyak syair Abad Pertengahan untuk nyanyian jemaat. Namun Luther juga membuat nyanyian yang dipakai setiap Minggu yaitu: 10 Hukum Tuhan, Doa Bapa Kami, Pengakuan Iman Nicea dan Nyanyian Maria. Ia juga membuat lagu Jauh dari Sorga Datangku yang berdasarkan Lukas 2. Walaupun tradisi Lutheran dikenal dengan banyaknya koral, namun banyak penyair Lutheran yang membuat paraphrase nats Alkitab sebagai nyanyian jemaat.

Semasa reformasi, mazmur amat sering diparafrasekan hingga menjadi nyanyian jemaat. Contohnya antara lain Mazmur Jenewa. Mazmur Jenewa bukan hanya memuat Mazmur tapi juga termasuk Nyanyian Zakharia, Maria, dan Simeon, serta Nyanyian Musa, 10 Hukum Tuhan dan Te Deum.

Tradisi Inggris dengan bukunya Book of Common Prayer, pada awalnya menggunakan istilah canticlehanya untuk Nyanyian Pujian Ketiga Pemuda. Namun saat ini istilah itu dipakai untuk menyebutkan mazmur, hymns, dan Nyanyian Alkitab yang dipakai dalam Doa Pagi dan Doa Malam. Biasanya diberikan judul Latin. Susunannya sebagai berikut:

Doa Pagi Venita (Mazmur 95) Te Deum, atau Benedicite (Nyanyian Ketiga Pemuda) Benedictus (Nyanyian Pujian Zakharia) atau Jubilate (Mazmur 100)

Doa Malam Magnificat (Nyanyian Pujian Maria) atau Cantate Domino (Mazmur 98) Nunc Dimittis (Nyanyian Pujian Simeon atau Deus misereatur (Mazmur 67)

Tradisi Anglikan juga menggunakan Beatitudes (Matius 5:3-10), dan I Kor 29:10-13, bagian dari Yesaya 60 dan kantika khusus untuk Natal, Jumat Agung, Paska dan Pentakosta. Canticles bisa diucapkan secara responsorial atau didaraskan (chanted).

0 comments share Kritis Memilih Nyanyian Jemaat Sep 2, '07 11:18 AM for everyone Analisis Nyanyian Jemaat

Baik dalam memilih nyanyian yang tepat untuk ibadah, terutama ibadah di gereja untuk hari Minggu, maupun dalam menciptakan nyanyian jemaat, hendaknya kita memperhatikan hal-hal berikut yang harus dianalisis: Sastra Isi Karakter Musikal Evaluasi

Struktur sastra Metrum Imisalnya CM, 8.7.8.7) Poetic feet (iambic, trochaic etc) Skema rima (misalnya abab) Unsur-unsur puisi Pengelolaan kalimat

Isi syair Berdasarkan Alkitab (jika perlu, berikan referensi) Ajaran teologis (berhubung dengan ajaran tertentu dan jika perlu dengan menggunakan frase tertentu dari doktrin yang menjadi bahan) Arah isi lagu (kepada Allah, kepada manusia, untuk diri kita sendiri) Pengelolaan (misalnya pola pokok pikiran, paradoks dll)

Karakter musikal Struktur frase (pengulangan, terusan/through-composed) Gerakan melodis (melangkah, melompat, naik, turun, interval) Harmoni (akord dasar, akord pengganti, modulasi, ritme harmonis) Metrum (tunggal, jamak) Ritme (biasa, dengan titik, sinkop) Kontrapunt (relasi antara bass dan melodi) Bentuk (misalnya AAB)

Evaluasi 4.1. Syair Apakah pokok pikiran yang ada bersifat teologis? Apakah lagu tersebut berpusat pada pikiran mengenai Allah atau berpusat pada perasaan si penyanyi? Apakah pokok pikiran yang tertera dalam lagu tersebut dapat dimengerti oleh rata-rata anggota jemaat? Adakah kata-kata, istilah, nama, frase atau apapun juga, yang harus dijelaskan dari syair tersebut? Apakah syair lagu memiliki kesederhanaan dan keindahan? Apakah pokok pikiran mengekspresikan realitas spiritual? Apakah itu akan menjawab keperluan jemaat secara umum? Apakah pokok-pokok pikiran dalam lagu saling berhubungan? Apakah pokok-pokok pikiran tersebut menghindari hal-hal klise dari nyanyian jemaat? 4.2. Musik Apakah musiknya memperkaya dan memperjelas syair? Apakah musiknya dapat dinyanyikan oleh orang banyak tanpa kesukaran? (misalnya ambitus, tessitura, lompatan melodis, ritme yang kontras) 4.3. Penggunaan Untuk peristiwa apakah lagu tersebut cocok dinyanyikan? (ibadah formal, ibadah di sekolah, pertemuan evangelistis, dll) Untuk golongan umur berapakah lagu tersebut cocok dinyanyikan? Jika lagu tersebut belum dikenal, bagaimanakah cara memperkenalkannya pada jemaat? Jika sudah dikenal, bagaimanakah caranya supaya kita dapat menyanyikan lagu tersebut dengan lebih hidup dan berarti? 3 comments share Orgel Pipa May 30, '07 10:07 AM for everyone Apa sih orgel pipa itu? Orgel pipa sebenarnya alat musik tiup yang menggunakan mekanik untuk menggerakkan katup penutup udara. Prinsip cara kerja orgel pipa sama dengan prinsip cara kerja sebuah suling. Udara dialirkan ke dalam tabung dengan diameter dan panjang tertentu, akibatnya terjadilah bunyi. Ada berbagai macam bunyi pada instrumen ini. Itu sebabnya orgel pipa juga mendapat julukan Raja Alat Musik karena instrumen ini memiliki begitu banyak kemungkinan kombinasi bunyi. Pengaturan bunyi dalam orgel pipa disebut registrasi, jenis suaranya disebut register. Ada dua kelompok pipa, yaitu pipa biasa (seperti suling) dan pipa yang memiliki lidah (seperti hobo atau fagot). Masing-masing memiliki bermacam variasi. Ada yang pipanya rata, ada yang mengecil ujungnya, ada yang membesar, ada yang memiliki diameter kecil, sedang atau besar, ada juga yang ditutup. Nah, semua itu yang membuat bunyi yang dihasilkan amat kaya. Ada banyak cara menyusun registrasi karena kita mengenal banyak tradisi. Namun, musik apapun yang kita mainkan, hendaklah disesuaikan dengan instrumen yang kita miliki. Jika kita memainkan musik tertentu, maka perdengarkanlah keindahan musik tersebut dengan kombinasi registrasi yang indah. Namun, jangan sampai terlalu banyak bunyi yang dihasilkan sehingga musiknya sendiri yang dihasilkan oleh teknik permainaan, dilupakan. Apapun juga musik yang dimainkan, pergunakanlah kombinasi suara yang paling cocok. Dengan kemampuan instrumen yang seminim mungkin, kita harus menghasilkan musik yang mutunya semaksimal mungkin. Have fun! 2 comments share Aaaahhhh..... May 24, '07 2:14 PM for everyone Akhirnya kembali lagi ke Jakarta setelah seminggu lebih di daerah Minahasa. 6 hari di desa kecil Kilo 3,daerah Amurang, Minahasa Selatan, tanpa signal telepon (hanya Telkomsel yang sampai di sana signalnya tapi itu juga megap-megap, kalau telpon harus keluar rumah atau cari posisi aman), tidak ada koran Kompas (paling-paling hanya di kota Amurangnya, itu juga terlambat), nonton TV juga tidak bisa karena rumah tempat menginap tidak ada antena, wah, seru deh... Tapi menyenangkan karena acara pelatihan musik gereja tahap kedua ini telah berjalan dengan baik. Kelas dibagi dua, untuk para pengiring nyanyian jemaat dan para penyanyi dan atau dirigen. Semoga di pelatihan tahap ketiga, mereka bisa belajar lebih mendalam lagi. Setelah itu istirahat sebentar dan ke Tomohon, kota kembang di Minahasa. Enak karena udaranya sejuk. Berbeda dengan di Amurang yang berada di daerah pantai. Setelah beristirahat semalam, seusai makan siang langsung berangkat ke bandara untuk kembali ke Jakarta. Seru juga naik pesawat Boeing 737-900ER yang baru, bersih dan cukup nyaman. Namun tetap saja agak menyebalkan karena tidak mendapat konsumsi seperti kalau kita naik GIA. Dalam perjalanan ke rumah, baru mendapat berita bahwa harus langsung pergi ke Lawang. Aduh, belum 24 jam, besok siang sudah harus berangkat. Kembali Sabtu siang. Ampun deh....Aaaahhh ....belum hilang capeknya.... Tapi toch, aku menikmati itu semua. :) Menjadi saluran berkat melalui talenta yang kumiliki, supaya nama Tuhan makin dimuliakan. Menjadi garam yang tercampur benar, bukan sekedar yang menggumpal dalam makanan. Andaikata itu telah dijalankan, akhirnya akan kembali ke ibukota untuk kembali mengisi bensin supaya ilmu ini tetap dapat berguna bagi orang banyak. Jakarta, o Jakarta, my happy home here on earth. 0 comments share Cara kerja orgel pipa May 24, '07 12:31 PM for everyone Banyak orang pikir main orgel pipa itu asal pencet saja, pasti keluar bunyi. Iya sih, tapi belum tentu beres bunyinya kalau salah tekan. Lagipula karena mekaniknya yang cukup rumit, orgel pipa membuat organis harus bermain dengan hati-hati. Mekaniknya cukup panjang. Dari tuts yang ditekan, hingga ke mekanik yang menarik tuas hingga "pintu" atau katup udara dari ruang udara terbuka, tiba di tempat pipa, terbuka juga pintunya dan menghasilkan bunyi. Anggap aja suling, karena prinsipnya sama dengan suling. Nah, kalau mekaniknya ada yang nyangkut (seperti waktu konser Theresienmesse dari Haydn), berabe berat. Dan itu tidak mudah mengoreksinya dengan cepat pada saat bermain. Ini sekedar gambar supaya mereka yang hanya mendengar tanpa mengerti, bisa mengerti bahwa tidak mudah untuk menjadi seorang organis karena ia juga harus menguasai paling tidak sedikit mengenai hal teknis dari mekanik instrumennya. Nah, di bawah ini ada sekedar contoh. Itu baru satu tuts, satu pipa, satu suara. Hitung saja, satu klavir ada berapa tuts, dikali ada berapa register (bunyi). Yang berwarna biru sampai ke pipa, itu adalah udara. Yang berwarna kuning adalah mekanik yang membuka dan menutup ruang udara tersebut. Jadi mengertikah Anda mengapa jika sampai ada yang menyangkut, itu sangat mengganggu sang pemain sekaliber apapun? :) 9 comments share Practice, practice, practice May 6, '07 11:07 AM for everyone Just another Sunday evening. Time to practice with my partner, Raoul. We're going to accompany Twilite Chorus for their upcoming concert. Typical Raoul, always late for no reason. I think I should be glad if he showed up only 30 minutes late. Usually he is late for an hour or two. Credo, why is the Credo always so long and difficult? But we played through, at least, the first part since he has not finished writing his part yet. Boring.... After the Credo, we had fun playing the Sanctus, Benedictus and Agnus Dei. Thank God it was over today. And now, time to rest.... 0 comments share What a day! May 5, '07 12:35 PM for everyone What a busy day... Early in the morning, we (Pa, Ma and my dear sister) went to Bandung since I had to teach for the TOT in Griya Krida Sekesalam, in Bandung. It is an honour to serve Gods servants with my knowledge. This morning I thank God that He grant me the courage to share my knowledge and skill to fellow pastors of the GPIB synode. After the workshop, we headed back to Jakarta to catch the concert of Sukacita Children's Choir at GKI Wahid Hasyim where my students, Kelompok Musik Kreatif of the Jakarta Theological School, had to sing. It is always nice to see the children sing. Thank God, the day is almost over. I have to get up early in the morning because I must play the organ for the service at 6am. Dear God, we praise Thee for what Thou have done for us. For all the time we share with the family and friends, for all the joy Thou give us. Keep us and bless us tonite so that we can rest and do our duties tomorrow. In Jesus' Name we pray. Amen. 0 comments share TATOR May 4, '07 9:42 AM for everyone Finally, I had the opportunity to visit Tana Toraja. Thank the Theological Institute of the Torajan Church that invited me to give a workshop for the upcoming pastors of the Torajan Church. Just like any other worktrips, I did not have much spare time. Fortunately, we had a little spare time on Sunday afternoon. Rev. Yasi and three pastors accompanied me during the trip to Ke' Te and Londa. We went to see the Tongkonan (traditional Torajan Houses) and the lumbungs (the rice storage), the caves where they put the corps and we went sight seeing the nice scenery. On Sunday evening, after the last session, the participants went singing and dancing. It was fun and actually it was hard to leave. I went quite often to some (small) cities or regions in Indonesia but every place has its own charms. Toraja also has a special place in my memories. 0 comments share Apa sih Liturgi itu? Sep 14, '06 11:45 AM for everyone

Seringkali kita menganggap liturgi adalah sekedar tata ibadah saja. Padahal kata liturgi memiliki arti yang jauh lebih luas daripada sekedar sehelai kertas yang memuat susunan mata acara ibadah kita. Liturgi berasal dari bahasa Yunani, leitourgia. Kata leitourgia terdiri dari dua kata laos (umat) dan ergon (karya). Liturgi merupakan bakti dan karya umat sebagai ungkapan syukur bagi Tuhan atas karya keselamatan yang telah diberikan pada kita. Dengan demikian jelaslah bahwa liturgi adalah ibadah. Pada perkembangannya, istilah ini dipersempit sehingga sekarang, tidak jarang kita berpendapat bahwa liturgi adalah kertas tata ibadah saja. Dalam ibadah ada dua hal penting yang terjadi. Yang pertama adalah pemberitaan mengenai karya Tuhan melalui Putera-Nya, Yesus Kristus yang telah mati disalibkan untuk membebaskan kita umat manusia dari belenggu dosa. Atas karya keselamatan tersebut, kita, umat yang dibebaskan, mengungkapkan syukur kita bagi Tuhan. Dengan demikian, ibadah bersifat aktif dan dilakukan secara sadar. Ibadah adalah kata kerja dan bukan kata benda. Jemaat memegang peranan penting dalam penyelenggaraan ibadah tersebut karena itu adalah respons kita sebagai umat percaya kepada Tuhan. Ibadah kita adalah persembahan yang sejati, kata Rasul Paulus dalam Roma 12:1, Karena itu saudara-saudaraku, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Ibadah membawa kita datang ke hadirat Tuhan. Ibadah yang bersifat pribadi tersebut haruslah tetap dengan penuh hormat dan keagungan karena Allah kita adalah Allah yang Maha Agung dan Maha Besar.Layakkah kita datang ke hadirat-Nya begitu saja tanpapersiapan? Itu sebabnya penting sekali bagi kita semua untuk mempersiapkan diri kita datang menghadap hadirat Tuhan. Bukan para petugas ibadah (pendeta, majelis, pemusik, pemandu lagu, paduan suara) yang harus mempersiapkan diri tapi juga umat. Persiapan ibadah biasanya dilakukan pada hari Jumat bagi para majelis jemaat, pada saat latihan-latihan paduan suara dan latihan musik pribadi. Pada saat kita akan beribadah, kita mempersiapkan diri melalui saat teduh dan doa pribadi sebelum ibadah dimulai. Apa yang kita doakan? Mendoakan supaya kita ditenangkan dan dapat menjalankan ibadah dengan baik, berpartisipasi aktif dan dengan sadar beribadah, bukan sekedar rutinitas saja. Tubuh kita adalah Bait Allah dan sudah selayaknya kita mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan hidup bagi Allah. Liturgi atau ibadah amatlah luas. Dalam liturgi ada tata waktu, tata gerak, tata ruang, tata laksana, simbolik dan sebagainya. Hal-hal ini akan dibahas dalam rubrik Sekilas Liturgi yang akan datang. (CM) Artikel pendek ini diambil dari Info Komisi IAI (Iman, Ajaran dan Ibadah) GPIB Paulus Jakarta, edisi perdana September 2006. 0 comments share Menyanyi dan Memuji Tuhan dengan Roh dan Akal Budi Aug 27, '06 2:08 PM for everyone Sekedar refleksi seorang pemusik gerejaTema dari Pertemuan Raya Pemusik Gereja 2006 ini amat menggugah hati para pemusik gereja dan mengingatkan kita bahwa musik gereja merupakan hal penting dalam ibadah kita. Rasul Paulus berkata kepada jemaat di Kolose, dalam Kolose 3:16-17, Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.Di samping itu, Rasul Paulus juga berkata, dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh, dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati, (Efesus 5:18-19). Seringkali sebagai pemusik yang bermain atau menyanyi dalam ibadah di gereja, kita lupa, apa sebenarnya yang kita lakukan, apa maknanya dan mengapa kita lakukan itu? Seringkali kesombongan kita lebih berbicara daripada kerendahhatian kita. Dalam surat kepada jemaat Roma, Rasul Paulus berkata, Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah yang kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna, (Roma 12:1-2). Musik gereja adalah liturgi, liturgi berarti ibadah. Pada saat kita beribadah, pusat ibadah hanyalah Tuhan Allah Tritunggal, bukan pendeta, bukan majelis jemaat, bukan paduan suara maupun para pemusik. Perhatian jemaat hanyalah kepada Tuhan saja. Itu sebabnya mengapa ibadah kita harus dipersiapkan sebaik mungkin supaya jemaat dapat merasakan kehadiran Tuhan di tengah mereka dan juga supaya jemaat merasa nyaman untuk berkomunikasi dengan Tuhan dan juga berinteraksi dengan sesama manusia. Itu sebabnya, nasihat Rasul Paulus bagi kita untuk mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan hidup yang kudus dan berkenan bagi Tuhan, merupakan salah satu pegangan untuk mengingatkan kita betapa pentingnya penyerahan diri kita pada Tuhan. Bahwa pelayanan yang kita lakukan, benar-benar merupakan persembahan kita, demi kebesaran dan kemuliaan nama Tuhan saja. Bukan untuk kebesaran nama kita sendiri. Musik memiliki kekuatan dan daya tarik psikologis yang amat tinggi. Seringkali kita melupakan syair dari satu lagu tapi kita mengingat musiknya. Itu sebabnya, dalam penyelenggaraan musik ibadah, hendaknya para pemusik tidak terlalu menarik perhatian jemaat melalui permainannya tapi justru mendukung ibadah melalui permainannya. Bunyi yang dihasilkan hendaknya seimbang dengan keadaan jemaat. Apapun yang dimainkan, kiranya dimainkan dengan penuh kesadaran dan dengan dukungan Roh Kudus. Bahwa kita tidak membiarkan diri kita terbawa emosi melainkan tetap dengan akal budi. Permainan seorang pemusik gereja, bukanlah sekedar permainan. Ada dimensi spiritual dalam permainan tersebut. Dimensi spiritual itu hanya dapat dirasakan oleh seluruh jemaat jika sang pemusik gereja memiliki pengalaman spiritual dan hubungan spiritual yang erat dengan Tuhan Sang Pencipta. Dengan kesadaran bahwa sebagai manusia, kita adalah ciptaan-Nya yang bernoda dan tak layak untuk datang ke hadirat-Nya. Namun karena kasih karunia-Nya, kita telah diselamatkan dan menjadi murid-Nya. Kabar gembira mengenai karya keselamatan itulah yang kita bagikan kepada semua orang, sehingga sukacita tersebut dapat dirasakan oleh mereka yang belum mendapatkannya. Ibadah tidak selalu berisi puji-pujian. Ibadah juga dapat berisi ratapan, tangisan bahkan amarah. Hidup kita tidak selalu nyaman dan menapaki jalan yang lurus. Seringkali kita harus melalui jalan setapak yang berbatu dan berkelok-kelok, naik dan turun gunung. Namun melalui itu semua kita dilatih untuk menjadi kuat sebagai murid Kristus. Dalam permainan kita, kita harus juga dapat merasakan dan membagi kesedihan melalui musik kita. Hendaknya kita juga berkepala dingin dan sabar, tidak mudah terpancing dengan emosi kita. Jika perkataan Kristus diam di dalam diri kita, sebagai ciptaan baru, hendaknya kita mempergunakan hikmat karunia Tuhan dengan sebaik-baiknya, juga dalam permainan kita. Ingatlah karya keselamatan yang telah dikaruniakan bagi kita. Apa yang telah kita persembahkan sebagai ungkapan bakti dan syukur kita atas karya keselamatan tersebut? Bernyanyi dan bermazmurlah dengan Roh dan akal budi. Kita melayani Tuhan melalui musik dengan tuntunan Roh Kudus. Dan dengan akal budi, kita mempersiapkan yang terbaik dalam pelayanan kita. Selamat melayani, Tuhan beserta kita. 0 comments share Prokantor dan Kantoria Aug 27, '06 2:04 PM for everyone Akhir-akhir ini banyak gereja yang mulai mempraktekkan penggunaan kantoria untuk menuntun nyanyian jemaat. Namun sayang sekali, masih banyak orang yang masih bingung mengenai penggunaan istilah kantoria, prokantor dan pemnadu lagu.Prokantor dan kantoria merupakan satu kesatuan. Tidak ada prokantor tanpa kantoria dan tidak ada kantoria tanpa prokantor. Istilah ini diambil dari bahasa Latin. Cantare adalah bahasa Latin yang berarti menyanyi. Cantor adalah sebutan dalam bahasa Latin untuk orang yang menyanyi. Beberapa orang penyanyi yang bernyanyi bersama dalam satu kelompok dikenal dengan nama schola cantorum atau kelompok biduan. Kelompok biduan ini dipimpin oleh procantor. Procantor adalah pemimpin biduan yang berdiri di depan para biduan (pro = di depan, cantor = penyanyi). Schola cantorum ini berfungsi dalam ibadah sejak masa Abad Pertengahan. Sebetulnya sejak masa Perjanjian Lama, di masa Raja Daud telah dikenal kelompok biduan yang bertugas di dalam ibadah orang Yahudi. Kira-kira di akhir tahun 80-an, H.A. Pandopo mulai mempopulerkan penggunaan istilah schola cantorum, antara lain melalui bukunya, Menggubah Nyanyian Jemaat dan melalui pengajarannya di Kursus Musik Gereja dan pembinaan-pembinaan yang diberikannya. Di akhir tahun 90-an, istilah ini makin berkembang dan dibuat terjemahan dalam bahasa Indonesia yaitu kantoria dan prokantor (yang kadang-kadang disebut juga sebagai dirigen umat). Sejak itu makin banyak gereja yang menggunakan istilah ini. Namun seringkali istilah prokantor dipakai untuk seseorang yang menyanyi di depan tanpa memimpin paduan suara. Jika seperti ini, maka sebenarnya istilah yang lebih cocok dipakai adalah pemandu lagu atau song leader. Akhir-akhir ini juga muncul kantoria yang terdiri dari dua atau tiga orang yang menyanyi dengan mikrofon hingga suaranya menutupi suara jemaat. Sebenarnya hal itu bukan kantoria tapi lebih baik disebut sebagai kelompok pemandu lagu. Mengapa? Kantoria sebaiknya terdiri dari sekelompok orang yang menyanyi selaras dengan jemaat, bukannya menutupi suara jemaat. Berapa banyak patokan jumlah anggota kantoria untuk suatu ibadah? Minimal 10% dari jumlah jemaat. Misalnya jika ibadah tersebut biasanya dihadiri oleh 100 orang berarti jumlah penyanyi dalam kantoria minimal 10 orang. Jika lebih banyak tentu lebih enak, karena volumenya juga lebih besar. Sebaiknya kantoria tidak menyanyi dengan mikrofon. Jika memang diperlukan untuk menyanyi dengan bantuan mikrofon,maka sebaiknya volume mikrofon diatur sedemikian rupa hingga kesannya tidak artifisial namun sekedar menguatkan, bukan mendominasi. Sebaiknya kantoria terdiri dari laki-laki dan perempuan yang menyanyikan lagu jemaat 4 suara, SATB. Namun paduan suara sejenis juga dapat berfungsi sebagai kantoria, tentu saja dengan menyanyikan aransemen khusus untuk suara sejenis. Namun tidak selamanya kantoria harus menyanyikan nyanyian jemaat dalam beberapa suara. Bisa juga kantoria menyanyikan nyanyian jemaat secara unisono. Pada bagian bergilir-ganti, jika ada refrein, maka bagian refrein selalu dinyanyikan bersama-sama. Jadi bukan hanya solois, perempuan atau laki-laki saja, tapi oleh seluruh jemaat. Sebenarnya kita tidak perlu membuat kantoria secara khusus. Kantoria merupakan sebuah fungsi. Paduan suara yang ada, paduan suara yang bertugas pada ibadah, dapat berfungsi sebagai kantoria. Hingga kita tidak perlu repot mengumpulkan orang dan membuat paduan suara baru. Hendaknya makin banyak paduan suara yang menyadari bahwa fungsi utama paduan suara adalah untuk menuntun nyanyian jemaat dan bukan sekedar menyanyi dua lagu paduan suara saja. Tentu saja tanggung jawab paduan suara yang berfungsi sebagai kantoria amatlah besar. Di samping itu, kemampuan teknisnya harus cukup karena tidak mudah untuk mempersiapkan lima-enam nyanyian jemaat di samping mempersiapkan lagu paduan suara solo. Di situlah tantangan bagi paduan suara. Jangan sekali-sekali menganggap kantoria itu paduan suara ranking kedua. Justru tidak mudah untuk menjadi kantoria karena anggota paduan suara dituntut untuk dapat mempersiapkan diri dalam waktu singkat, menyanyikan beberapa lagu dalam 4 suara. Jika tugasnya hanya sebulan sekali mungkin mudah, tapi jika harus dilakukan dua minggu sekali, dengan frekwensi latihan seminggu sekali, cukup berat kalau anggota tidak mandiri dalam menyanyi. Artikel pendek ini bertujuan sekedar untuk meluruskan penggunaan istilah prokantor, kantoria dan pemandu lagu saja. Mengenai petunjuk teknis penyelenggaraan kantoria dalam ibadah, akan dibahas dalam artikel tersendiri. 0 comments share Reuni dan memperluas jaringan Aug 26, '06 2:28 PM for everyone Pertemuan Raya Pemusik Gereja Ajang reuni dan memperluas jaringan Salah satu hal yang amat menyenangkan dari pertemuan raya ini adalah begitu banyaknya peserta. Sebagian tentu saja teman-teman yang sudah lama tidak berjumpa dan sebagian lagi adalah kenalan-kenalan baru dari berbagai daerah. Pemusik biasanya unik dan di mana pun, kapan pun, pasti berusaha sedapat mungkin untuk bermusik. Dan benar Hingga larut malam banyak orang yang masih bermusik. Entah bermain instrumen atau menyanyi. Dari kumpul iseng-iseng di pinggir kolam renang, akhirnya jadi kantoria yang bertugas di ibadah pagi. Hari kedua kami menyanyikan lagu baru, benar-benar fresh from the oven, ciptaan A. Apituley. Lagu dengan idiom musik populer ini amat sederhana tapi indah. Syair adalah salah satu kekuatan Apituley. Lagu ini dikemas dalam gaya easy listening hingga mudah dinyanyikan. Setelah ibadah pagi, banyak orang yang meminta partitur lagu tersebut. Hehehe, bisa jualan partitur tuh mustinya Di samping bertemu dengan teman-teman lama, jaringan baru mulai terbuka. Senang sekali bertemu rekan-rekan dari berbagai daerah. Tiap orang memiliki pergumulan masing-masing. Dan itu semua memperluas pengetahuan kita. Dari kenalan-kenalan baru, muncul kerja sama baru. Menyenangkan Walaupun tubuh lelah, hati amatlah gembira. Walaupun kadang kala hati kesal, pada saat kita mengingat kembali, mengapa kita bermusik dalam ibadah, hati pun terhibur. Pelayanan kita bukanlah untuk manusia tapi pelayan kita adalah ibadah sejati kita, persembahan sejati kita bagi Tuhan Allah Bapa yang Perkasa dan Ibu yang Pengasih. Manusia tak lepas dari kesalahan. Apapun juga pergumulan dan kendala kita dalam pelayanan musik, ingatlah bahwa kita melakukan pekerjaan Tuhan, bukan untuk diri kita tapi hanya untuk kebesaran dan kemuliaan nama Tuhan saja. Melalui teman dan jaringan, kita bersama-sama saling mendukung dalam pekerjaan kita untuk mewujudkan gereja yang hidup. Tidak ada yang lebih pintar atau bodoh, kita semua sama-sama sebagai rekan sekerja, sudah selayaknya saling mendukung, bukan saling menjelekkan. Kedengkian di hati memang sulit untuk dibuang, namun apakah kita ingin terus hidup dalam kedengkian? Konfrontasi mungkin menyakitkan hati namun janganlah kita menjadi batu penghalang bagi orang lain karena kekerasan hati kita. Pelayanan musik bukanlah sekedar pekerjaan untuk bermusik tapi pelayanan berarti memberikan pembebasan bagi mereka yang mendengarkan dan menyanyikan musik, hingga mereka dapat lebih tenang dan khusyuk dalam beribadah. Marilah kita bersama-sama membangun dan memperbaiki mutu penyelenggaraan ibadah dalam jemaat. Kiranya Tuhan menguatkan kita semua. (Sekedar catatan kecil Christina Mandang setelah mengikuti Pertemuan Raya Pemusik Gereja 2006). 0 comments share Mari Mengiringi Jilid 1 Aug 26, '06 2:26 PM for everyone Mari Mengiringi jilid 1 15 Lagu Pelengkap Kidung Jemaat Saat ini tidak terlalu banyak buku iringan nyanyian jemaat yang beredar di Indonesia. Oleh karena itu, akhirnya Yamuger menerbitkanlah jilid 1 dari seri Mari Mengiringi, yang berisi 15 aransemen akord dari lagu PKJ, disusun oleh Christina Mandang. Buku iringan ini ditujukan terutama untuk instrumen electone namun iringan yang ada bisa juga dimainkan dengan piano atau keyboard. Dalam buku ini tertera petunjuk tempo, registrasi dan ritme iringan. Ada lagu yang juga dilengkapi dengan intro pendek dan ada juga lagu yang memiliki dua suara. Lagu yang dipilih beragam, dari hymn konvensional hingga nyanyian jemaat bernuansa etnik baik dari Indonesia maupun luar negeri. Ada beberapa edisi yang sedang dipersiapkan, antara lain lagu-lagu pilihan untuk di awal ibadah, saat teduh dan akhir ibadah. Aransemen yang dibuat diusahakan sedapat mungkin memiliki tingkat kesulitan yang beragam dari mudah hingga agak sulit. Musik gereja menjadi lebih berarti jika para pengiring nyanyian jemaat lebih serius mempersiapkan musik ibadah yang akan dimainkan. Seorang pengiring nyanyian jemaat tugasnya bukan sekedar mengiringi jemaat menyanyi namun juga membangun suasana ibadah yang sesuai dengan tema ibadah. Itu sebabnya, di awal ibadah, pemain organ atau piano hendaknya memainkan lagu yang tenang, yang membawa jemaat dalam segala ketenangan mempersiapkan diri untuk menghadap Tuhan. Dalam saat teduh, hendaknya pengiring nyanyian jemaat memainkan lagu yang berhubungan dengan tema khotbah atau jika tidak, lagu yang membuat jemaat mengingat apa yang telah didengar dalam khotbah. Seusai ibadah, jemaat dapat melangkahkan kaki menuju dunia dengan iringan lagu-lagu pengutusan yang membakar semangat untuk berkarya sebagai murid Kristus di dalam dunia. Kiranya buku iringan ini dapat menambah khazanah repertoar iringan nyanyian jemaat. Selamat melayani. 0 comments share Pertemuan Raya Pemusik Gereja 2006 Aug 26, '06 2:20 PM for everyone Menyanyi dan Memuji Tuhan dengan Roh dan Akal Budi Wisma Kinasih, Bogor, 16-19 Agustus 2006 Pada tanggal 16-19 Agustus lalu, Komisi Musik Gereja Kristen Indonesia menyelenggarakan Pertemuan Raya Pemusik Gereja yang pertama di Wisma Kinasih, Caringin, Bogor. Tema dari pertemuan raya ini adalah Menyanyi dan Memuji Tuhan dengan Roh dan Akal Budi. Dalam kata sambutannya, Badan Pekerja Majelis Sinode GKI menyatakan bahwa pertemuan raya ini merupakan tanda kepedulian GKI terhadap perkembangan musik gereja di tanah air. Kesadaran akan pentingnya pemberdayaan tenaga-tenaga yang berkecimpung di dalam penyelenggaraan ibadah. Dengan demikian ibadah yang dilakukan dapat menjadi ibadah yang hidup dan penuh makna. Ketua Komisi Musik GKI, Ibu Anny Gosana, menyatakan bahwa acara ini diselenggarakan untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia yang berkompeten dalam urusan musik gereja. Salah satu masalah yang dihadapi oleh banyak gereja adalah kurangnya sumber daya manusia yang terdidik dalam bidang musik gereja. Para pengelola ibadah (majelis jemaat dan komisi musik gereja) juga dihadapkan juga dengan menjamurnya berbagai gaya ibadah dan gaya musik yang digunakan dalam ibadah. Itu sebabnya Komisi Musik GKI mengambil langkah lanjut untuk memperbaiki keadaan tersebut. Tentu saja pertemuan selama empat hari tersebut hanyalah salah satu cara untuk memperbaiki mutu pemusik gereja di jemaat-jemaat. Biar bagaimanapun juga, pembelajaran merupakan suatu proses yang berlangsung terus-menerus. Namun keberanian Komisi Musik GKI untuk mengambil langkah ini patut diacungkan topi. Dengan demikian, para pemusik gereja dapat saling berbagi cerita, bersama-sama belajar atau sekedar mengingat kembali hal-hal yang mungkin dulu sudah pernah dipelajari tapi telah kita lupakan. Di samping itu, acara ini juga merupakan sarana penting untuk saling menguatkan sesama pemusik gereja di dalam pergumulannya masing-masing. Acara dibuka dengan Ibadah Pembukaan yang dipimpin oleh Pdt. Agustinus Kermite dan musik ibadah dipandu oleh Kelompok Musik Kreatif Sekolah Tinggi Teologi Jakarta di bawah pimpinan Christina Mandang. Di samping itu kelompok kolintang di bawah asuhan Ibu Leony Prawiro juga turut memeriahkan acara pembukaan pertemuan raya ini. Di malam pertama, para peserta bersama-sama mendiskusikan mengenai Perkembangan Pelayanan Musik yang dipandu oleh Pdt. Ferdy Suleeman dan Pdt. Yuswantori. Sayang, karena waktu yang terbatas, diskusi panel ini dirasa kurang seru karena para peserta tidak dapat terlalu banyak mengemukakan pendapatnya. Namun paling tidak, ini adalah langkah awal untuk mengadakan diskusi yang lebih kritis mengenai masa depan musik gereja di Indonesia, khususnya dalam jemaat Gereja Kristen Indonesia. Dari tanggal 17 hingga 19 Agustus, para peserta dapat mengikuti berbagai lokakarya dan seminar. Ketua Panitia, Bapak Lucas Hilman, menyebutkan bahwa ada sekitar 30 sesi dalam 4 hari pertemuan raya ini. Di samping itu, tiap malam peserta dapat menikmati Konser Malam yang dibawakan oleh beberapa paduan suara, yaitu Paduan Suara Angelicus, Sanctus, Adoramus dan Diani Choir. Panitia mendapat bantuan dari Calvin Institute of Christian Worship yang telah mengirimkan tiga orang stafnya, seorang staf pengajar dari Calvin College dan beberapa mahasiswa dari Calvin Theological Seminary. Dr. Emily Brink adalah Senior Research Fellow dari CICW dan editor dari Reformed Worship Publications. Sedangkan Dr. Bert Polman adalah Profesor dan Ketua Jurusan Musik dari Calvin College serta Senior Research Fellow dari CICW. Anne Zaki adalah spesialis pengembangan sumber daya global di CICW. Dr. Joel Navarro, adalah Associate Professor Jurusan Musik di Calvin College. Ada begitu banyak materi yang dibawakan. Dr. Brinck memberikan sekilas hymnologi, mengatasi konflik dalam pelayanan musik serta membangun hubungan antara pendeta dan pemusik. Dr. Polman membahas mengenai pengaruh musik gereja terhadap pembangunan spiritual dan tradisi ibadah reformed. Anne Zaki membawakan topik yang menarik dan praktis mengenai ibadah, keramah-tamahan dan pelayanan pastoral. Joel Navarro cukup sibuk dalam pertemuan raya ini karena beliau memberikan beberapa sesi yaitu teknik direksi paduan suara, dasar-dasar perkembangan musik paduan suara dan penggunaan instrumen di dalam ibadah. Di samping pembicara dari luar negeri, ada juga pembicara dari dalam negeri seperti Pdt. Ferdinand Suleeman yang membahas mengenai karakter pelayan musik dan Ev. Ester Nasrani dengan topik teknik latihan. Delima Simamora dan Rubin Lukito mengajarkan peserta teknik menyanyi dalam voice building. Sedangkan para organis dan pianis dapat bersama-sama membagi pengalaman dan menambah pengetahuan dalam sesi iringan organ oleh Christina Mandang dan iringan piano oleh Priscilla Dianawati. Di hari terakhir, kelas organis dan pianis bersama-sama mempraktekkan apa yang telah dipelajari dalam dua hari pertama. Ibu Priscilla juga membahas membagi pengalamannya dalam mengembangkan ensembel dalam ibadah gereja. Di siang hari, pada saat para peserta mulai terserang kantuk, diadakan kelas paduan suara yang merupakan latihan bagi para peserta untuk mempraktekkan apa yang telah mereka pelajari. Ada beberapa kelas yang dipimpin oleh Ibu Delima, Indra Simanjuntak, Ibu Ester, Pak Rubin serta Gracia Simanjuntak (yang juga memberikan materi sehubungan dengan kantorat). Konser Malam yang diselenggarakan cukup menarik. Namun terlihat sekali bahwa titik tolak dari paduan-paduan suara tersebut adalah musik paduan suara sebagai seni pertunjukan dan bukan sebagai musik ibadah. Memang musik itu penting tapi musik gereja itu bukan pertunjukan melainkan musik gereja adalah ibadah. Pendengar kehilangan dimensi spiritual dalam musik. Dimensi spiritual itulah yang terasa dalam ibadah pembukaan dan ibadah pagi. Namun sayang dalam konser malam, panitia kelihatannya kurang berkoordinasi dengan pihak paduan suara yang diundang sehingga programa yang dibawakan ada yang rasanya kurang cocok dibawakan dalam acara pertemuan raya yang membicarakan mengenai musik ibadah. Pertemuan Raya Pemusik Gereja usai dengan diselenggarakannya Ibadah Penutup. Sayang sekali, ibadah penutup ini memberikan kesan anti klimaks dari ibadah pembukaan yang disiapkan dengan matang dan terselenggara dengan lancar. Hal itu disebabkan adanya pertunjukan musik di tengah ibadah. Mungkin jika pertunjukan tersebut dilakukan di akhir acara, maka peserta tidak akan terganggu. Tak ada gading yang tak retak. Kita semua saling belajar dan bersama-sama berusaha untuk memperbaiki keadaan kita saat ini. Selamat kepada Panitia Penyelenggara Pertemuan Raya Pemusik Gereja 2006 dan Komisi Musik GKI atas suksesnya acara ini. Biarlah puji-pujian kita menjadi dupa yang harum di hadapan Tuhan. Soli Deo Gloria! Musik Gereja Di Abad Pertengahan Chant Gereja di masa para rasul dan sesudahnya mengadaptasi nyanyian jemaat tanpa iringan dari tradisi sinagoge. Di abad keempat, ketika bahasa Latin menggantikan bahasa Yunani sebagai bahasa yang dipakai untuk ibadah di Roma, terdapat dua aliran, yaitu ritus Barat (Roma) dan ritus Timur. Musiknya dikenal sebagai chant, plainchant atau plainsong. Di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan nyanyian Gregorian. Chant menurut Willi Apel (ahli musik): Suatu bentuk dari musik religius, misalnya chant Hindu, chant Yahudi, chant Byzantine, chant Rusia dan sebagainya. Ciri khas chant: 1. Hanya melodi saja. 2. Tanpa harmoni, counterpoint atau iringan. 3. Hanya berupa musik vokal saja tapi tidak memiliki metrum yang tetap. 4. Merupakan musik monofonik (satu bunyi) karena dinyanyikan secara unisono. Tidak mudah untuk mempelajari chant Kristiani. Kendala: 1. Sumber informasi biasanya fragmentaris atau bahkan tidak ada. 2. Disampaikan turun-temurun secara lisan. Akibatnya kita tidak mengetahui tradisi apa saja yang diteruskan atau tidak, apa saja pengaruh yang diterimanya serta bagaimana perubahannya. 3. Belum ada cara penulisan notasi (baru di abad kesembilan). Namun perlu diingat, walaupun andaikata ada penulisan chant, biasanya chant yang hampir punah yang ditulis duluan. Sedangkan chant populer yang sering dinyanyikan jemaat adalah chant yang paling akhir atau jarang ditulis. Namun, kita juga cukup banyak mendapat informasi mengenai musik gereja di menjelang Abad Pertengahan ini. Di empat abad pertama, chant berkembang baik di Barat maupun Timur. Di dalam tradisi Timur kita mengenal beberapa ritus namun yang terpenting adalah Ritus Yunani dari Konstantinopel. Di abad ketigabelas, tradisi ini memiliki kumpulan chant Byzantine yang ditulis dengan notasi khusus, sama seperti nyanyian Gregorian dalam tradisi Barat di waktu yang sama. Musik lain dalam tradisi Timur: Syria, Koptik, Georgia, Armenia, Ethiopia, Slavonic dan Rusia. Musik dalam tradisi Barat: Roma, Galia, Mozarabis. Di samping itu juga ada tradisi Milan atau yang lebih kita kenal dengan hymne Ambrosian. Modus Saat ini kita mengenal ada tangga nada mayor dan minor. Namun musik dari chant memiliki tangga nada atau modus tersendiri. Itu lebih kita kenal dengan sebutan modus gerejawi atau tangga nada gereja. Baik chant Byzantine maupun Gregorian menggunakan sistem yang terdiri dari 8 modus. Dalam tradisi Byzantine disebut oktoechoes. Tiap modus memiliki finalis (re, mi, fa atau sol). Ada dua macam modus:-Autentik-PlagalChant Byzantine memiliki nomor. Modus autentik adalah modus I, III, V, VII, sedangkan modus plagal adalah II, IV, VI, VIII. Nyanyian Gregorian memiliki 8 modus dengan nama. Modus autentik adalah Doris, Frigis, Lydis,Mixolydis. Sedangkan modus plagal adalah Hypodoris, Hypofrigis, Hypolydis dan Hypomixolydis. Autentik dan plagal menunjukkan ambitus atau jangkauan suara dari modus tersebut. Autentik berarti dari nada finalis ke nada finalis berikut di oktaf atasnya. Sedangkan plagal dimulai empat nada lebih rendah dari finalis dan berakhir lima nada lebih tinggi dari finalis. Baik repertoar Barat maupun Timur menggunakan psalm tones atau pendarasan mazmur. Pusat dari pendarasan adalah not resitatif. Modus autentik memiliki not resitatif yang beda dengan modus plagal. Lebih dikenal dengan sebutan dominan karena nadanya amat dominan. Dominan autentik biasanya lima nada di atas finalis, sedangkan dominant plagal tiga nada di atas finalis. Bunyi dari modus ini mungkin agak asing bagi telinga kita yang biasanya hanya mendengar tangga nada mayor atau minor. Namun jika kita menyanyikan mazmur maka kita menyanyikan modus-modus tersebut. Ritme Musik bukan hanya terdiri dari tinggi-rendahnya nada tapi juga terdiri dari panjang pendeknya nada. Itu yang kita kenal sebagai ritme atau pulsa. Ritme dari chant amat bebas. Berbeda dengan nyanyian jemaat yang kita kenal saat ini, di mana terdapat birama dan ketukan menjadi teratur. Dalam chant, karena belum ada birama, ketukan tidak teratur. Patokannya adalah kumpulan not (kumpulan ritme) yang terdiri dari dua atau tiga ketukan. Aksen ditentukan oleh syair lagu. Menurut Solesmes, musik adalah karunia Tuhan, bahwa kita dapat mengekspresikan perasaan kita dalam hati, hingga tak dapat diterjemahkan. Hanya roh yang dapat mengerti struktur tersebut. Ritme adalah quite clearly an act of the mind, sehingga hal yang berhubungan dengan ketukan atau ritme berhubungan dengan ketenangan. Metode Solesmes selalu membawa kita dalam ketenangan, bunyi yang menghasilkan ketenangan yang sunyi senyap. Terdapat perbedaan antara tradisi katolik yang mementingkan ketenangan dalam musik ibadah dan tradisi lain seperti Luther misalnya, yang menganggap bahwa musik ibadah selalu penuh sorak-sorai. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan cara pendekatan mengenai bunyi. Waktu dan tempat yang berbeda dapat menghasilkan musik yang berbeda, berdasarkan perspektif teologis yang beranekaragam. Struktur Ada tiga macam struktur dalam chant: -silabis -melismatis -neumatis. Silabis: satu suku kata dinyanyikan dengan satu not. Melismatis: satu suku kata dinyanyikan dengan beberapa not. Neumatis: campuran. Ada tiga bentuk chant: -memiliki not resitatif, -memiliki ulangan (litany yang diulang-ulang atau bentuk strofis seperti hymne), -bentuk bebas. Hymne Tradisi Timur Jika di barat psalmody lebih berkembang dibandingkan hymnody, di tradisi Timur, hymne jauh lebih banyak dan berkembang dibandingkan psalmody. Ada sekitar 60 ribu incipit hymne (awal hymne, judul), ribuan yang tidak diterbitkan dan puluhan ribu yang hilang di antara abad ke-8 dan 9. Bentuknya silabis untuk jemaat dan juga melismatis atau lebih rumit untuk paduan suara dan solois. Nama-nama hymne itu bermacam-macam, misalnya troparion, kontakion, kanon, sticheron, hypakoe. Ambrosius dan Gregorius Kedua bapa gereja ini dikenal sebagai tokoh musik gereja. Gregorius membuat standardisasi chant yang akhirnya kita kenal dengan sebutan nyanyian Gregorian. Ia mengumpulkan lagu-lagu yang ada, membuat sistematika tertentu mengenai musiknya serta menyusunnya berdasarkan tahun liturgis. Itu sebabnya ia dikenal sebagai father of chant. Ambrosius juga melakukan hal yang sama di Milan, namun bukan chant yang ia kumpulkan melainkan hymne atau nyanyian jemaat. Itu sebabnya ia lebih dikenal sebagai father of church song. Ibadah Pengumpulan dan pembuatan sistematika oleh Gregorius dan Ambrosius menunjukkan pada kita pentingnya musik dalam ibadah kita. Musik berkembang dalam dua ibadah, yaitu dalam misa dan ofisi. Ofisi atau ibadah harian yang dapat diikuti oleh kaum awam adalah doa pagi dan doa malam, biasanya dikenal sebagai cathedral offices. Siklus monastic sendiri terdiri dari delapan ofisi: Matin Lauda Prima Ters Sext Nona Vespers compline Baik di dalam misa maupun ofisi, terdapat dua unsur yaitu ordinarium (bagian yang selalu ada di tiap ibadah) dan proprium (bagian yang hanya ada di waktu tertentu). Itu yang tertera di dalam buku-buku liturgis. Hampir semua nyanyian Gregorian memiliki latar belakang psalmodis. -Pengaruh psalmodies amat nyata dalam ofisi, di mana seluruh mazmur dinyanyikan tiap minggu. -Antifon, responsoirum, hymne dan nyanyian pujian (cantica) dari ofisi dapat berbentuk seperti mazmur namun bukan benar-benar berbentuk psalmodis. -Ordinariumberasal dari sumber psalmodis. Kyrie berasal dari sebuah litany. Gloria merupakan perkembangan dari Luk 2:14 yang mengambil bentuk dari mazmur dan cantica. Credo sebenarnya adalah formula pembaptisan. Sanctus berasala dari Yes 6:3, Agnus Dei dari Yoh 1:29. -Proprium (introitus, graduale, offertorium, communion) sebenarnya adalah mazmur yang dipadatkan menjadi beberapa ayat dengan antifon. Buku liturgis Pada masa Abad Pertengahan belum, jemaat tidak memiliki Alkitab, buku nyanyian maupun buku ibadah atau kertas tata ibadah seperti yang kita kenal saat ini. Untuk kebutuhan ibadah dibuatlah sacramentarium yang berisi bagian untuk pemimpin ibadah, graduale atau bagian musik untuk paduan suara, lectionarium atau daftar bacaan Alkitab untuk lektor. Setelah abad ke-10, ketiga buku tersebut diganti dengan missaledan ibadah menjadi peristiwa tunggal yang dilakukan oleh imam. Untuk ibadah harian, kita mengenal breviarium, yang berisi mazmur, antiphon dan hymne. Jemaat yang tidak menyanyi Jika jemaat mula-mula adalah jemaat yang bernyanyi, lama-kelamaan fungsi tersebut diambil alih oleh paduan suara karena nyanyian Gregorian semakin berkembang dan menjadi terlalu sulit untuk dinyanyikan orang awam. 1. Nyanyian Gregorian terbentuk dari beberapa lapisan. Lapisan pertama adalah nyanyian Gregorian hingga tahun 750-an, di mana banyak bentuk silabis dan lebih sederhana daripada yang kita kenal saat ini. Di abad ke-9 terjadi perkembangan pesat secara tiba-tiba di mana musiknya menjadi semakin rumit.2. Trope dan sekwens adalah dua bentuk musik yang ada di dalam nyanyian Gregorian. Trope adalah penambahan syair atas lagu yang sudah ada. Hal ini mulai berkembang di abad ke-9. Sekwens adalah penambahan tekst/syair dari jubilus Alleluia yang akhirnya menjadi komposisi mandiri. 3. Schola cantorum yang telah ada sebelum Gregorius menjadi paus, semakin memegang peranan penting.4. Bahasa yang dipakai adalah bahasa Latin, padahal tidak semua orang mengerti bahasa Latin, hanya mereka yang terpelajar saja yang mengerti.5. Musik polifonis mulai berkembang, yaitu dengan adanyaorganum. Kelima hal di atas membuat nyanyian jemaat menurun martabatnya dan paduan suara mendapat peranan penting. Pada awalnya, lapisan musik yang tua berbentuk nyanyian jemaat. Namun lapisan musik yang lebih baru, menggunakan material musik yang rumit dan juga syair yang tidak mudah dimengerti orang awam. Itu sebabnya di bagian jemaat dalam misa, diambil alih oleh paduan suara.Namun hal itu bukan berarti bahwa sejak abad ke-9 nyanyian jemaat sama sekali menghilang dalam ibadah. Masih ada bagian yang dinyanyikan oleh jemaat, misalnya Gloria Patri sesudah mazmur atau Kyrie eleison dinyanyikan berbalasan antara pria dan wanita. Jemaat masih menyanyi dalam prosesi dan perayaan-perayaan tertentu. Walaupun demikian, nyanyian jemaat tidak pernah hilang begitu saja. Tidak ada dalam sejarah musik gereja bahwa nyanyian jemaat sama sekali hilang dari peredaran. Dalam Abad Pertengahan, bukan hanya perempuan yang dikucilkan dari nyanyian, melainkan seluruh jemaat. Namun sanctus tetap merupakan nyanyian jemaat hingga abad ke-12. Refleksi Dengan demikian jelaslah bagi kita bahwa ada dua hal di Abad Pertengahan: 1. Nyanyian jemaat yang berkembang di abad-abad awal. 2. Musik paduan suara yang makin berkembang sejak abad ke-5. Graduale menjadi musik yang sangat artistik, di tengah Pelayanan Sabda. Sebagai bagian yang integral dan berhubungan dengan pembacaan Firman, graduale merupakan karya yang tinggi. Jemaat kehilangan tempat untuk berpartisipasi dalam ibadah. Ada pendapat yang berkata bahwa hal itu sama dengan menolak kemanusiaan Kristus, di mana budaya tinggi melumpuhkan budaya rakyat serta membuat keindahan menjadi berhala. Namun kita harus melihat lebih dalam lagi melalui musik gereja yang ada. CM 0 comments share Musik Gereja Tradisi Taize dan IonaNov 14, '05 9:38 PM for everyone MUSIK GEREJA TRADISI TAIZE DAN IONA Pendahuluan SetelahReformasiolehMartinLuther,perkembanganmusikgerejasangatlahpesat.Dapatkita lihat pada abad-abad setelah itu, muncul aliran-aliran seperti : Pietisme, Anglikan, Wesleyan, Revival dan Karismatik.Sebagianbesarperkembanganmusikgerejadipengaruhiolehorang-orangBarat. PerkembanganituternyatamembuatsuatuperpecahanantarapenganutKristen.Olehkarenaitu muncullah beberapa komunitas yang ingin mempersatukan perpecahan yang telah terjadi. Maka dalam karya tulis ini kami akan menjelaskan beberapa jenis perkembangan musik gereja tersebut. TaizTheimagecannot bedisplaApa itu Taiz ? Taize bukanlah suatu istilah yang muncul akibat sekelompok orang yang ingin mendirikan suatu komunitastertentu.Akantetapi,TaizmerupakannamasebuahdesakecilyangterletakdiPerancis bagian Timur (dekat dengan kota Cluny). Pada tahun 1940, desa ini menjadi rumah bagi suatu komunitas spiritualyangekumenis(bersatu).SekaranginiTaizadalahsebuahtempatberziarahuntukberdoa, berefleksi, dan tempat untuk mengapresiasikan berbagai macam gaya bernyanyi.1[1] Awal Mula Taiz SepertiyangkitatahubahwaTaizdibentukolehBruderRoger.PadasaatPerangDuniaII, BruderRogermeninggalkanSwiss(negarakelahirannya)danmenetapdiBurgondia,Perancis(tempat asalibunya).Sejaksaatituiabercita-citamembentuksebuahkomunitasbiarawanyangmengabdikan diri pada perdamaian. Padasuatuhari,BruderRogersedangmencarirumahdikotaCluny,danakhirnyadia menemukan sebuah rumah yang dijual di desa Taiz. Ketika dia bertemu dengan pemilik rumah itu, yang ternyataseorangperempuantua,iamenceritakancita-citanya.Laluperempuanitumengatakan ,Tinggalah di sini, kami sangat terpencil. Bagi Bruder Roger, perkataan tersebut seperti perkataan Allah yang berbicara melalui perempuan tua itu.2[2]DesaTaizhanyaterletak2kilometerdarigarisdemarkasiyangpadawaktuitumembagi Perancismenjadi2.Dirumahyangdibelinya,iamenyembunyikanpelarian-pelarianpolitikyang kebanyakan orang Yahudi yang melarikan diri dari penjajahan Nazi, sampai tahun 1942 karena Gestapo menempati tempat itu. Komunitas Taize Awalnya,komunitasinihanyaterdiridari4orang(termasukBruderRoger).Kemudianpada tahun1949komunitasinibertambahanggotanyamenjadi7orang,danmulaisaatitumereka 1[1] www.smithcreekmusic.com/Hymnology/Historical.Periodical.html 2[2] Bruder Roger.Sumber-sumber Taize : Tiada Kasih yang Lebih Agung. h. 95-96. menyatakan untuk hidup membiara selama hidupnya : hidup selibat, penerimaan atas tugas pelayanan dari Prior, hidup sederhana, pemilikan bersama atas barang-barang jasmani dan rohani.3[3] Ketika jumlah anggota mencapai 12 anggota keluarga, pada tahun1950, beberapa dari mereka pergihidupdiluarTaiz,untukmenjadisaksiperdamaianditengah-tengahperpecahandanhidup bersamadenganparakorbankemiskinan.Sekarangini,keluarga-keluargatersebuttinggaldidaerah-daerahmiskindiAmerikaUtara,Selatan,Asia,danAfrika.Merekahidupdalamkeadaanyangsama denganorang-orangdisekelilingnya;merekamendengarkanorang-orangitudanmendukungorang-orang yang mencari pemecahan atas masalah-masalah mereka.4[4] Dari tahun ke tahun komunitas Taiz berambah besar. Pada tahun 1964, orang-orang dari Roma Katolik masuk ke komunitas ini kira-kira 90 orang keluarga. Orang-orang Roma Katolik dan dari berbagai latar belakang Protestan, berasal dari 20 negara.5[5] Tujuan Taiz SemulaBruderRogermembangunkomunitasTaizuntukmenyelamatkanorang-orangdari pengejaranNazi.Lama-kelamaaniamelihatperpecahanyangterjadi(antaraRomaKatolikdan Protestan),tidakmencerminkankasihyangdiajarkanolehInjil.BanyakpenganutRomaKatoliktidak maubersama-samadenganpenganutProtestan,danbegitujugasebaliknya.OlehkarenaituBruder Roger ingin mengatasi masalah tersebut. Sekarang komunitas Taize dibentuk sebagai karya membangun perdamaian, pendamaian, dan kepercayaan di dunia, baik antar agama, budaya dan sosial.6[6] Musik Taiz 3[3] Ibid., h. 96. 4[4] www.smithcreekmusic.com/Hymnology/Historical.Periodical.html 5[5] Bruder Roger. Op. Cit. h. 97. 6[6] J. L. G. Balado.The Story of Taize. h. 29. PemimpinmusikTaizadalahJacquesBerthier(1923-1994),diaadalahseorangkomponisdan organisdigerejaSt.Ignatius(Paris).Padatahun1975,berthierdankawan-kawannyamembuatlagu berdasarkan pola : - Berulang-ulang -Frasamusikyangpendek,secarakhusus:nyanyianrespon,kanon,rangkaiandoa-doa,dan chant (nyanyian yang mudah dan pendek), yang memiliki melodi yang mudah diingat.7[7] Liturgi Taiz LiturgiTaizadalahucapansekaligus musikpadawaktuyangbersamaanTidakada yang lebih nyamanuntukberkomunidenganorangyangtinggaldenganAllahdengancaradoayangmeditatif, bernyanyi terus-menerus tanpa akhir, dan berlangsung dengan kesunyian yang menyatukan hati.(Taiz, 1990) Elemen-elemen yang digunakan dalam pelayanan ibadah Taiz :8[8] Mazmur-mazmur : Introitus pembacaan Mazmur. Pembacaan : Perjanjian Lama; Injil; Surat-surat; bacaan pendek. Lagu : Respon; himne. Doa : Syafaat; persembahan; doa bebas; berkat. Kegiatan-kegiatan Taiz Setiap hari mereka berkumpul untuk berdoa bersama sebanyak 3 kali sehari. Pada petang hari, diadakannyanyiandandoa,setelahituparasaudaratetaptinggaldiGerejauntukmendengarkan mereka yang ingin berbicara tetang masalah pribadi atau bertanya sesuatu. Setiap Sabtu malam diadakan doa kebaktian Tuhan, sebuah pesta cahaya. 7[7] www.smithcreekmusic.com/Hymnology/Historical.Periodical.html 8[8] idem PadahariJumatmalam,Gerejaterbukauntuksiapasajayanginginberdoa,ditengahgereja terdapatpatungsalibyangbesar.Orangyangdatanguntukberdoa,dudukdisekelilingnyadalam keheningan sebagai suatu cara berserah diri kepada Tuhan.9[9] Iona Apa itu Iona? Sama halnya dengan Taiz, dahulu Iona bukanlah sebutan bagi orang-orang tertentu, melainkan sebuahnamapulaudipantaiBaratScotlandiasampaiBaratMullRosa.Pulauinikira-kira3mil panjangnyadariUtarakeSelatandankira-kira1millebarnyadarititikterluar.SekarangIona merupakansuatukomunitasuntukberibadah,musikgerejaIonamemilikicorakdankeunikannya sendiri. Musik gereja Iona bisa menjadi suatu kesan tersendiri. Sejarah Iona PulauinisudahbanyakdidatangiolehbanyakorangsejakSt.Colombiamendaratdipulauini sejaktahun563SM.Pulauinimenjaditempatbagiparapeziarah.Tahun-tahunberikutnyamenjadi tempatkeluarmasukbagiorang-orang.Dipulauiniraja-rajadatanguntukmendapatnasihatdanpara prajurit untuk beristirahat dan orang-orang muda datang untuk belajar. Sampai sekarang pulau ini masih menyimpan sisa-sisa aktivitas yang terkenal dan terbesar dari St. Johan dan St. Martin, kuburan raja-raja dan sumur-sumur tua.10[10] Pada abad ke-8 Gereja Roma Katolik menguasai Kaltik, di sana berdiam para peziarah dan orang kudus. Namun, pada masa era reformasi komunitas religius tadi hilang beserta aktivitas religius mereka, maka yang tersisa ialah sisa bangunan biara. KomunitasIonadimulaitahun1938diGovan.PadamasaSt.Colombia,selamaberabad-abad Govanadalahsuatukampungdandaerahkependetaanyangbesardenganexpansi(pengembangan) industrialisasi glasgow yang bergantung pada pembuatan kapal. Pada tahun-tahun itu pembuatan kapal 9[9] Bruder Roger, Op.Cit., h. 101. 10[10] T. Ralph Morton. The Iona Community Story. h. 7. danindustriberatlainnyaditimpaolehdepresi.80%orang-orangdiGovanadalahpenganggur-pengangguryangmiskindaniniterjadiselamabertahun-tahun.Tidakadamakananyangcukup,masa depananak-anakdanketrampilanyangdimilikitidakdiperlukanolehnegara.Gerejahanya memperhatikanpadaMarturiadantidakmemperhatikanparapenganguran.Govanmembutuhkan seseorangyangpedulidenganmereka,orangtersebutadalahGeorgeMacleod,yangakhirnya mendirikan Iona Community.11[11]George Macleod memiliki perhatian kepada fakta bahwa gereja mengacuhkan para penganggur miskin.12[12]IadatangmenjadiPendetawilayahdiGovantahun1930,padasaatdepresiterbesar terjadi.Iamenghabiskan8tahununtukmemulihkanibadah,harapandanmembawamanusia menemukandalamdoasebuahaktivitasyangnyata.Iamelayaniparapengangguran.Iamenyediakan pekerjaan bagi mereka. Ia membawa orang-orang dari pulau Iona untuk kembali membangun biara yang berusia1000tahun.Pembangunanbiarainimenjadimetaforbagipembangunankembalidarihidup yangpenuhdepresi.Sebuahpengembaliankepadakepercayaanbahwaaktivitassehari-hariadalah bahan bagi pelayanan ke-Allah-an dan ibadah. Komunitas Iona George Macleod meninggalkan semua kesuksesan dan mengarahkan diri pada komunitas Iona di Govan. Ia membawa 12 orang muda, setengah dari mereka adalah pengrajin dan seniman, dan sisanya adalahpelayan-pelayanmudadariGerejaScotlandia,yangbarusajalulusdaripelatihanTeologia. Mereka bersatu membangun sisa-sisa biara dan memulihkan kembali ibadah di Iona pada musim panas. Sekarang komunitas Iona dipimpin oleh 200 orang yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Orang yang beribadah Iona terdiri dari orang Kristen Protestan dan Roma Katolik. KomunitasIonaterdiridariparapeziarahyangadasekarangini.95%komunitasiniadalah orang-orangInggrisyangtinggaldanmelayaniditempat-tempattermiskindiGlasgow.5%lainnya 11[11] Ibid., h. 13. 12[12] Worship-Reformed Church, Learning From Iona Community. adalah orang-orang peziarah dari berbagai negara yaitu Amerika Utara sampai ke Uganda. Setiap tahun mereka datang dan tinggal untuk beberapa waktu. Kemudian pulang dan menjadi misionaris ke berbagai tempat atau orang biasa dengan misi mewartakan Kristus.13[13] Keadaan Sosial Pulau Iona pada tahun1930-an merupakan tempat bagi industri pembuatan kapal. Pada saat itu juga adalah masa-masa peperangan. Masa perang juga membawa dampak bagi industri Iona dan masa depresidiIona.14[14]Tahun-tahunselanjutnyamasyarakatIonahidupmiskin,memeliharadomba-domba,merekajugamembuatkerajinandarijeramidanmembukatoko-tokodanmasihtetapseperti itu hingga hari ini. Menjadi sebuah desa yang memiliki atmosfir religius tersendiri.15[15] Ibadah dan Teologi Tiap hari komunitas Iona secara rutin melaksanakan ibadah, dan setiap kali beribadah tema dan tujuan ibadah berbeda. Di dalam ibadah juga ditampilkan pokok-pokok dua misi, budaya salah satu etnik ataumemakaitataibadahyangbercoraketnik.16[16]IbadahkomunitasIonabersifatekumenikal. Tema-temaibadahmerekamenyatakanpandanganteologisyangmerekapegangyaitumenekankan padaberbagaitindakanpelayananyangnyata,kepadaorang-orangtertekandantertindas.Pandangan merekainimenyebabkanpola-polapelayananYesusmenjadibagiandaricirihidupkomunitasIona. TujuandariibadahkomunitasIonaadalahjugauntukmengembangkanspiritualitasdankeluaruntuk menyatakan Kristus. Musik Iona MenurutkomunitasIonaAngsaLiaratauWildGooseIonasCommunity,MingguKudus,Paska danmasaPaskaditandaiolehsuatuseriperkembangan.OlehkarenaitukomunitasIonaterus 13[13] Ibid., h. 30. 14[14] T. Ralph Morton. Op.Cit.,. h. 7. 15[15] Worship-Reformed Church, Op.Cit., h. 30-31. 16[16] Ibid., h.31. mengembangkanlagu-lagunya.SekarangkomunitasIonasudahmenghasilkan150lagudannyanyian gerejadanrespon-responyangmenggambarkanspiritualitasCeltic.Semuajudul-judullagudiciptakan oleh John Bell dan Graham Maule. Buku nyanyian komunitas Iona Angsa Liar (mereka mengambil angsa liar sebagai simbol Roh Kudus) : Heaven Shall Not Wait, Wild Goose Songs Vol. 1(1987-1989). Enemy of Apathy, Wild Goose Songs Vol. 2(1988, 1989). Love from Below (1989). Untukmembukadiri,komunitasIonamemakaiekspresi-ekspresidevisionalberbudayadari seluruh dunia. Koleksi lagu-lagu dari Amerika Latin, Afrika, Oriental dan lain-lain, misalnya : Many and great : Songs of the World Chruch Vol.1(Glasgow : Wild Goose Publications, 1990) Sent by the Lord : Songs of the Worl Church Vol. 2(1991) AdaseseorangyangbernamaTomColvin,yangmenciptakanbeberapalaguuntukkomunitas Iona. Ia seorang Pendeta dari salah satu gereja di Scotlandia dan gereja reformasi yang satu di Britania BesarsebagaimisionarisdiAfrika.Colvinmembesarkanhatiuntukmembuatlagudarisukudimanaia melayani.SebagaianggotadarikomunitasIona,iamengumpulkandanmempublikasikanhimneAfrika ini ke dalam 2 buku : Free to Serve (1968) Leap, My Soul (1976)

Negro Spiritual / Afro-America NegroSpiritual/AfroAfrikamerupakansebuahkomunitasyangmemujiTuhandengancara yangkhas,yaitudengannyanyiandantarian.AwalnyamerekaadalahparabudakdariAfrikayang dibawa ke Amerika. Mereka yang adalah orang-orang kulit Hitam memiliki karakter musik yang unik dan berbeda dari orang-orang kulit Putih. Bagi mereka musik merupakan bagian yang penting. Musik dapat menceritakan sejarah hidup mereka yang disampaikan lewat syair dari nyanyiannya.Sejarah dan Tujuan Padatahun1563orang-orangAfrikadibawaolehSirJohnHawkinsuntukdijadikanbudakdi Amerika.17[17] Dalam perjalanan orang-orang ini membuat nyanyian yang berisi ratapan dan kesedihan yangmendalam.Sepertiyangtelahkitaketahui,musikdannyanyianbagimereka(orangkulitHitam/ Afrika) merupakan sarana dalam menceritakan perjalanan hidup mereka. Di Amerika mereka melakukan ibadahdanbernyanyibersamadenganorang-orangkulitPutihdikamppertemuan.Laguyangmereka nyanyikanadalahhimneInggris.Akibatnya,banyakkata-katanyayangdiinterpretasikandalamdialek Afrikadandikombinasikandenganelemen-elemenmusikdarikebudayaanAfrika.Akibatperbedaan gayamusik,makaorang-orangAfrikamembuatlaguyanglebihenergikdibandingkandenganmusik orang-orang kulit Putih. TujuandariNegroSpiritualiniadalahmeningkatkanspiritualmerekayangdiekspresikanlewat nyanyiandantariansebagaipenyembahankepadaTuhan.MerekamemujiTuhansambilbersaksi tentang kehidupan mereka yang sebagai budak. Lagu-lagu ratapan ini berdasarkan pada Mazmur 96 : 1-4.18[18] Pencetus dan Komunitas Keberadaankomunitasinididasarkanpadakesamaanhidupmerekasebagaibudak.Budak-budak ini membuat lagu berdasarkan kenyataan hidup dan akar persoalannya karena perbedaan antara musikmerekadenganmusikorang-orangkulitPutih.Sehinggadapatdikatakan,yangmenyebabkan adanya komunitas ini karena para budak di Amerika. Orang ini terdiri dari orang-orang Afrika yang ada di Amerika. Ibadah dan teologinya Bentukibadahnyasangatberbedadenganbentukibadahorangbarat.Halinidikarenakan orang-orangkulitputihmemilikikarakteristiktersendiri.MenurutHenryMitchellada2karakteristik religi orang-orang kulit Hitam : 17[17] Robert E. Webber.Music and the arts of Christian Worship. h. 241 18[18] I-to loh. Ed. African Songs of Worship. h. i-ii. BudayaunikdaribangsakulitHitam,yaitubebasberekspresibaikdimimbar(Pendeta)maupun jemaat. Berhubungandenganbentukpenyembahan,henryMitchellmenamainyaritualyangbebas. Kebebasanditemukandalammusikpenyembahanorang-orangkulitHitam.Gerejaorang-orang kulit Hitam membuat improvisasi dalam melodi musiknya.19[19]TidaksepertibudayaBarat,budaya Afrikatidak memisahkanantaramusikduniawidanrohani. Musik yang digunakan / dibuat adalah musik yang menceritakan sejarah kehidupan mereka. Merekamenyanyidengangayatersendiri,gayamenyanyimerekakhasyaitufaselto,teriakan-teriakan/sorak-soraidangutturaltones(suaradaritenggorokan).Instrumenmusikyangmereka gunakan adalah Drum, Rhytm Stick, Banjo, Bow, Panpipe dan Balafo. Contoh lagu-lagunya adalah Uya I Mose, Rea Mole Boga, Siya Hamba, dll. TeologidanNegroSpiritualsetujudenganbagaimanamerekamelihatAllah,duniadanorang laindarisegipositif.Teologimerekayaituteologipembebasanberdasarkankeluaran.Kitab-kitabyang sering mereka baca, yaitu kitab Musa, Daniel dan Wahyu. OrangmenikmatiibadahinikarenamerekamengekspresikandiriuntukmemujiTuhan,dan lagu-lagu ini mengandung sejarah / pengalaman hidup mereka. Situasi politik dan Budaya Situasisosialyangmempengaruhi,sehinggamunculaliranini,yaitukeberadaanorangNegro sebagaibudak.MerekamenderitadanterusmenatapkepadaAllah.Satu-satunyabentukekspresi merekaadalah membuatnyanyian,sehinggaterbentuklahsebuah komunitas yang menghasilkanaliran Negro Spiritual ini. Orang-orangAfrikaberadadibawahpemerintahanAmerika.Merekaadalahbudak,namun mereka memiliki warna kulit dan budaya yang sangat berbeda dengan orang Amerika. Sehingga, mereka 19[19] Robert E. Webber.Music and the arts of Christian Worship. h. 130 mengadopsilagu-lagudarihimneInggriskedalambudayamereka.Budayayangmenempatkanmusik pada posisi yang penting.20[20] Kesimpulan Dapatdisimpulkanperkembanganmusik-musikgerejayangbarusajadijelaskan,disebabkan olehbeberapaorangyangmerasakanperpecahanyangterjadidikalanganKristen.Perpecahanitu makinlamamembuatInjiltidaknyatadalamkehidupansehari-hari.Timbulahperasaaninginbersatu dengandamaiolehbeberapakomunitastertentu.Dasarpembentukankomunitastersebutadalah teologipembebasan,maksudnyadenganperpecahanyangadakomunitasitutidakinginadayang terbelenggu oleh batas-batas yang tidak masuk akal. Musik gereja global ini merupakan ungkapan hati seseorang, semua orang bisa mengikuti ibadah ini dengan semaunya. Ibadah ini bebas berekspresi, ada yang menginginkan ketenangan datang ke Taize ataukeIona,yanginginmelampiaskankenergikannyabisamengikutiNegro-Spiritual.Tiaporangbisa bebas datang dan pergi kapan saja, sesuai kehendak hatinya. Jenismusikyangdipakaisesuaidengankebudayaanyangadapadasaatitu.Perkembangan musik-musik mereka terus berkembang. Paper Kelompok Musik Gereja Global,disusun oleh Aleta Ruimasa, Juandi Ambarita, Karmelia Tamonob, Timothy Setiawan dan Troitje Patricia Sapakoli Mata Kuliah Musik Gereja 2004/2005, Sekolah Tinggi Teologi Jakarta Daftar Pustaka Balado, J.L.G.1981.The Story of Taize.Mowbray London & Oxford. 20[20] www.smithcreekmusic.com/Hymnology/Historical.Periodical.html Bell, John dan Graham Maule.1990.Iona Community:Enemy of Apathy.U.S.A : GIA Publications, Inc.Loh, I-to.1986.African Songs of Worship.Jenewa : Sub-unit of Renewal and Congregational Life World Council of Churches. Morton, T. Ralph.1959.The Iona Community Story.London : Lutterwotrh Press. Roger, Bruder.1997.Sumber-sumber Taize : Tiada Kasih yang Lebih Agung.Jakarta : BPK Gunung Mulia dan Yogyakarta : Kanisius Webber, Robert E..Music and the arts of Christian Worship.Tennessee : Hendrickson Publishers. Worship-Reformed, No. 62, edisi Desember 2001.Learning from Iona. www.smithcreekmusic.com/Hymnology/Historical.Periodical.html 0 comments share Jaman dulu musiknya bagaimana ya? Nov 14, '05 7:51 AM for everyone Musik Jaman Kuno 1.Mesir2.Yahudi3.Yunani4.Roma Budaya Barat berakar dari kebudayaan Yunani dan Romawi. Plato dan Aristoteles adalah dua tokoh utama yang memberikan dasar filosofi barat.Seni sastra Eropa berasal dari tradisi Yunani Kuno dan tradisi Latin (Romawi). Musik barat juga memiliki akar yang sama, walaupun mungkin tidak sejelas bidang-bidang lain seperti seni rupa, seni sastra, sejarah, filosofi dan pemerintahan. Ada banyak contoh kebudayaan dari masa Yunani dan Romawi kuno seperti misalnya karya sastra, arsitektur, seni rupa dan patung-patung kuno. Namun contoh musik dari masa tersebut Theimagecannot bedisplaamatlah jarang, hanya beberapa fragmen dari musik Yunani kuno yang kita miliki saat ini. Kita sama sekali tidak memiliki petunjuk jelas mengenai musik Romawi tetapi kita tetap dapat mengetahui melalui sumber-sumber tertulis bahwa musik memegang peranan penting di dalam kehidupan bangsa Romawi. Ada begitu banyak teori musik. Akar dari teori musik ini adalah teori musik kuno. Dari teori musik kuno ini, kita mengenal teori dari masa abad pertengahan yang pada akhirnya merupakan bagian dari sistem filosofi yang berlaku. Untuk dapat mengerti musik abad pertengahan kita harus mengerti dulu mengenai perkembangan musik di jaman kuno ini. 1.Musik di masa Yunani Kuno Dari masa prasejarah hingga kini, musik dipercayai memiliki kekuatan tertentu. Dalam traidisi Yunani kuno, musik berasal dari para dewa. Merekalah yang menciptakan musik dan mereka juga yang memainkannya. Musik dianggap dapat menyembuhkan penyakit, memurnikan jiwa dan raga serta memiliki kekuatan ajaib di alam ini. Di dalam Alkitab kita juga mendapatkan informasi mengenai kekuatan musik yang dapat menenangkan hati (I Samuel 16:14-23) atau merubuhkan tembok Yerikho (Yosua 6:12-20). Musik memegang peranan penting dalam upacara keagamaan seperti misalnya dalam kultus Apolo (dengan instrument lira) atau kultus Dyonisius (dengan instrument aulos). Lira dan kithara adalah instrument petik yang memiliki 5-7 senar (versi besar kadang-kadang mencapai 11 senar). Instrumen ini bisa dimainkan secara solo maupun dipakai untuk mengiringi nyanyian atau resitatif epos. Aulos adalah alat musik tiup yang terdiri dari satu atau dua lidah (reed). Mulai abad ke-6 B.C. atau bahkan lebih awal, kedua instrumen tersebut dimainkan sebagai instrumen solo. Sejak itu mulai diadakan kontes musik dan semakin lama musik instrumental berkembang semak