semua modul

Embed Size (px)

Citation preview

TUGAS KEGIATAN BELAJAR 1

1. Jelaskan pengertian dari manajemen (minimal 5 pengertian beserta tokoh/nara sumber yang menjelaskannya) serta jelaskan perkembangan awal munculnya teori manajemen ! Jawab : Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. (http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen) Menurut Dr. SP. Siagian dalam buku FILSAFAT ADMINISTRASI management dapat didefinisikan sebagai kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui orang lain. o dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa management merupakan inti daripada administrasi karena memang management merupakan alat pelaksana utama daripada adminsitrasi Menurut Prof. Dr. H. Arifin Abdulrachman dalam buku KERANGKA POKOKPOKOK MANAGEMENT dapat diartikan : o Kegiatan-kegiatan/aktivitas-aktivitas; o Proses, yakni kegiatan dalam rentetan urutan- urutan; o Insitut/ orang orang yang melakukan kegiatan atau proses kegiatan. Menurut Ordway Tead yang disadur oleh Drs. HE. Rosyidi dalam buku ORGANISASI DAN MANAGEMENT, definisi Manajemen adalah proses dan kegiatan pelaksanaan usaha memimpin dan menunjukan arah penyelenggaraan tugas suatu organisasi di dalam mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan . Menurut James A.F. Stonner : o Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan danpengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumbersumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan. Menurut HAROLD KOONTZ & CYRILL O'DONNEL Manajemen merupakan usaha untuk mencapai tujuan tertentu melalui kegiatan orang

lain sehingga diperlukan koordinasi terhadap kegiatan planning, staffing, directing, dan controlling Menurut SHRODE Manajemen merupakan suatu ilmu Menurut JAMES A. F Manajemen dapat dipandang sebagai seperangkat kegiatan atau proses mengkoordinasikan dan menginterpretasikan penggunaan sumber-sumber dalam mencapai tujuan organisasi (produktivitas) menggunakan orang-orang melalui teknik dan informasi dalam saluran organisasi Menurut HASIBUAN Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu Menurut OEY LIANG LEE Manajemen adalah seni perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengontrolan atas human and nation resources (terutama human resources) untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan lebih dahulu Menurut FRANS SADIKIN Manajemen adalah suatu proses untuk menciptakan, memelihara, dan mengoperasikan organisasi perusahaan dengan tujuan tertentu melalui upaya manusia yang sistematis, terkoordinasi dan kooperatif, maka proses penentuan asas-asas pokok perusahaan yang menjadi batasan, pedoman, dan penggerak bagi setiap manusia dalam perusahaan. Menurut GEORGE R. TERRY Manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan: perencanaan, pengorganisasian, penggiatan, dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya Menurut PATTERSON & PLOWMAN Manajemen merupakan tehnik, maksud dan tujuan dari sekelompok manusia tertentu yang ditetapkan, dijelaskan, dan dijalankan Menurut LAWRENCE A Manajemen adalah seni pencapaian tujuan yang dilakukan melalui usaha orang lain

Jadi dapat disimpulkan manajemen adalah proses kegiatan dengan melalui orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu serta dilaksanakan secara berurutan berjalan ke arah suatu tujuan. (http://putracenter.net/2008/11/21/definisi-manajemen-menurut-para-ahli/) Manajemen : keahlian untuk menggerakan orang untuk melakukan suatu pekerjaan (the art of getting thing done through people) (Lawrence A. Appley, American Management Association). Manajemen : seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengontrolan dari pada human and natural resources untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu.(oey Liang Gie, Guru besar manajemen UI). Manajemen sebagai proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan : perencanaan, pengorganisasian, menggerkan dan pengawasan yang dialkukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber lain. (George R. Terry, Ph.D). (http://elqorni.wordpress.com/2009/03/15/pengertian-manajemen-dan-fungsifungsinya-definition-and-functions-of-management/)

Perkembangan awal munculnya teori manajemen Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno mnagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Kata manajemen mungkin berasal dari bahasa Italia (1561) maneggiare yang berarti mengendalikan, terutamanya mengendalikan kuda yang berasal dari bahasa latin manus yang berati tangan. Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa Perancis mange yang berarti kepemilikan kuda (yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia. Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi mnagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. 2. Jelaskan yang dimaksud dengan tujuan visi, dan misi organisasi/perusahaan Jawab : Visi (Vision)

Menurut Wibisono (2006, p. 43), visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan. Atau dapat dikatakan bahwa visi merupakan pernyataan want to be dari organisasi atau perusahaan. Visi juga merupakan hal yang sangat krusial bagi perusahaan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang. Dalam visi suatu organisasi terdapat juga nilai-nilai, aspirasi serta kebutuhan organisasi di masa depan seperti yang diungkapkan oleh Kotler yang dikutip oleh Nawawi (2000:122), Visi adalah pernyataan tentang tujuan organisasi yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi, kelompok masyarakat yang dilayani, nilai-nilai yang diperoleh serta aspirasi dan cita-cita masa depan. Jadi dapat disimpulakan bahwa visi adalah cita cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang.

Misi (Mission)

Misi (mission) adalah apa sebabnya kita ada (why we exist / what we believe we can do). Menurut Prasetyo dan Benedicta (2004:8), Di dalam misi produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan, pasar yang dilayani dan teknologi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dalam pasar tersebut. Pernyataan misi harus mampu menentukan kebutuhan apa yang dipuasi oleh perusahaan, siapa yang memiliki kebutuhan tersebut, dimana mereka berada dan bagaimana pemuasan tersebut dilakukan. Menurut Drucker (2000:87), Pada dasarnya misi merupakan alasan mendasar eksistensi suatu organisasi. Pernyataan misi organisasi, terutama di tingkat unit bisnis menentukan batas dan maksud aktivitas bisnis perusahaan. Jadi perumusan misi merupakan realisasi yang akan menjadikan suatu organisasi mampu menghasilkan produk dan jasa berkualitas yang memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggannya (Prasetyo dan Benedicta, 2004:8). Menurut Wheelen sebagaimana dikutip oleh Wibisono (2006, p. 46-47) Misi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan eksistensi organisasi yang memuat apa yang disediakan oleh perusahaan kepada masyarakat, baik berupa produk ataupun jasa. Jadi dapat disimpulkan bahwa Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya mewujudkan Visi. Dalam operasionalnya orang berpedoman pada pernyataan misi yang merupakan hasil kompromi intepretasi Visi. Misi merupakan sesuatu yang nyata untuk dituju serta dapat pula memberikan petunjuk garis besar cara pencapaian Visi.

Tujuan mengorganisasi adalah sebagai berikut : Meningkatkan spesialisasi ( pengkhususan kerja ) Mempermudah dalam pelaksanaan tugas Mempermudah dalam pelaksanaan pengawasan Memperemudah pertanggungjawaban terhadap pekerjaan yang dilimpahkan kepada bawahan Dapat terkoordinir semua kegiatan pada sasaran yang telah ditetapkan Dapat diketahui berapa jumlah tenaga yang diperlukan dan persyaratan apa yang dibutuhkan Adanya kepastian tentang apa yang harus dikerjakan oleh setiap pegawai

http://slametwidodo89.blogspot.com/2011/01/manajemen-dalam-agribisnis.html 3. Sebut dan jelaskan fungsi-fungsi manajemen. Tunjukkan bagan keterkaitannya. Jawab : Berikut ini adalah fungsi-fungsi manajemen menurut para ahli : 1. Menurut George R.Terry - Perencanaan (Planning); - Pengorganisasian (Organizing);

- Penggerakan (Actuating); - Pengawasan (Controlling). 2. Menurut Luther M. Gulick yang disadur oleh Dr. BN.Silalai - Perencanaan (Planning); - Mengorganisir (Organizing); - Melengkapkan Tenaga Kerja (Staffing); - Mengarahkan (Directing); - Menyelaras/Mengkoordinir (Coordinating); - Melaporkan (Reporting); - Menyusun Anggaran (Budgeting). 3. Menurut Henry Fayol - Perencanaan (Planning); - Mengorganisir (Organizing); - Memerintah (Commanding); - Mengkoordinir (Coordinating); - Mengawasi (Controlling). 4. Menurut Koontz dan O. Donnel - Perencanaan (Planning); - Mengorganisir (Organizing); - Melengkapkan Tenaga Kerja (Staffing); - Mengarahkan (Directing); - Mengawasi (Controlling). (http://putracenter.net/2008/11/21/definisi-manajemen-menurut-para-ahli/) Jadi fungsi manajemen dapat disimpulkan secara umum yaitu terdiri dari Perencanaan ( planing ),pengorganisasian ( organizing ),pengarahan ( directing ),dan pengawasan ( controling ).

Perencanaan ( planing ) Perencanaan merupakan susunan langkah-langkah secara sistematik dan teratur untuk mencapai tujuan organisasi atau memecahkan masalah tertentu. Perencanaan juga diartikan

sebagai upaya memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia dengan memperhatikan segala keterbatasan guna mencapai tujuan secara efisien dan efektif. Perencanaan merupakan langkah awal dalam proses manajemen, karena dengan merencanakan aktivitas organisasi kedepan, maka segala sumber daya dalam organisasi difokuskan pada pencapaian tujuan organisasi. Dalam melaksanakan perencanaan ada kegiatan yang harus dilakukan, yaitu melakukan prakiraan (rencana) kegiatan organisasi dan penganggaran (budgeting). Prakiraan berfungsi untuk menentukan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan kedepan oleh organisasi sebagai upaya mencapai tujuan organisasi. Dalam melakukan prakiraan, haruslah selalu memperhatikan tujuan organisasi, sumber daya organisasi dan juga melakukan suatu analisis organisasi (bisa menggunakan SWOT) untuk mengetahui potensi internal dan eksternal. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan perencanaan, yakni harus SMART. SMART yaitu Specific artinya perencanaan harus jelas maksud maupun ruang lingkupnya. Tidak terlalu melebar dan terlalu idealis. Measurable artinya program kerja organisasi atau rencana harus dapat diukur tingkat keberhasilannya. Achievable artinya dapat dicapai. Jadi bukan hanya sekedar angan-angan dalam merencanakan dan tidak dapat dilaksanakan. Realistic artinya sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang ada. Tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Time artinya ada batas waktu yang jelas. Mingguan, bulanan, triwulan, semesteran atau tahunan. Sehingga mudah dinilai dan dievaluasi. Setelah merencanakan aktivitas organisasi secara sistematis dan terukur, maka perlu juga melakukan perencanaan penganggaran untuk pelaksanaan kegiatan. Prinsip dalam melakukan perencanaan penganggaran,adalah mengunakan segala sumber daya keuangan secara efesien dan se-efektif mungkin. Hal ini perlu direncanakan secara serius, agar organisasi tidak melakukan pemborosan, keuangan, selain itu sekaligus juga melihat sumbersumber daya keuangan yang bisa diperoleh dari luar organisasi.

Langkah-langkah dalam membuat perencanaan : 1. Analisis situasi & identifikasi masalah

Melakukan analisa dan identifikasi terhadap situasi organisasi dengan memperhatikan tujuan organisasi. dalam melakukan analisa situasi dapat menggunakan teknik analisis SWOT 2. Menentukan skala prioritas

Setelah dianalisa dan mengidentifikasi masalah, maka perlu dilakukan penentuan skala prioritas terhadap pelaksanaan kegiatan. Hal ini agar kebutuhan organisasi yang mendesak didahulukan untuk menjamin keberlangsungan organisasi 3. Menentukan tujuan program

Agar pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi akan mengarah pada pencapaian tujuan organisasi, maka dibutuhkan penentuan tujuan program, sehingga nantinya pelaksanaan program dapat diukur capaiannya.

4. Menyusun rencana kerja operasional (termasuk didalamnya menyusun anggaran) Pengorganisasian ( organizing ) Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagian tugas-tugas pada orang yang terlibat dalam aktivitas organisasi, sesuai dengan kompetensi SDM yang dimiliki. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kegiatan ini merupakan keseluruhan proses memilih orangorang serta mengalokasikannya sarana dan prasarana untuk menunjang tugas orang-orang itu dalam organisasi, serta mengatur mekanisme kerjanya sehingga dapat menjamin pencapaian tujuan program dan tujuan organisasi. Menurut George R. Terry, tugas pengorganisasian adalah mengharmonisasikan kelompok orang yang berbeda, mempertemukan macam-macam kepentingan dan memanfaatkan seluruhkemampuan kesuatu arah tertentu. Dalam pengorganisasian kegiatan yang dilakukan yakni staffing (penempatan staf) dan pemaduan segala sumber daya organisasi. Staffing sangat penting dalam pengorganisasian. Dengan penempatan orang yang tepat pada tempat yang tepat dalam organisasi, maka kelangsungan aktivitas organisasi tersebut akan terjamin. Fungsi pemimpin disini adalah mampu menempatkan the right man in the right place. Pemimpin harus mampu melihat potensi-potensi SDM yang berkualitas dan bertanggung jawab untuk melaksanakan aktivitas roda organisasi. Setelah menempatkan orang yang tepat untuk tugas tertentu, maka perlu juga mengkoordinasikan dan memadukan seluruh potensi SDM tersebut agar bekerja secara sinergis untuk mencapai tujuan organisasi. Langkah-langkah Pengorganisasian : Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. (Menjelaskan keseluruh staff tentang tujuan organisasi yang harus dicapai) Mendistribusi pekerjaan ke staff secara jelas. (Mendudukan orang-orang yang berkompetensi pada posisi tepat. Dan jangan sampai ada posisi strategis yang kosong, karena akan berpengaruh pada keseluruan pencapaian organisasi) Menentukan prosedural staf. (Menentukan cara kerja dan evaluasi para staff, sertapunishment dan reward yang diterima. Selain itu juga menjelaskan tentang garis koordinasi dan sinergitas dalam organisasi, sehingga seluruh posisi dipadukan untuk menuju tujuan organisasi) Mendelegasikan wewenang. (Berani untuk mendelegasikan wewenang sesuai dengan tugas dan fungsi tiap-tiap staff)

Pengarahan ( directing ) Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan pengarahan kerja organisasi yang bertanggung jawab. Untuk itu maka semua Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Pengarahan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun. Setiap pelaku organisasi harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi

yang telah ditetapkan. Inti dari directing adalah menggerakkan semua anggota kelompok untuk bekerja agar mencapai tujuan organisasi. Dalam mengimplementasikan aktivitas organisasi, pelaku organisasi harus : Merasa yakin dan mampu melakukan suatu pekerjaan, Percaya bahwa pekerjaan telah menambahkan nilai untuk diri mereka sendiri, Tidak terbebani oleh masalah pribadi atau tugas lain yang lebih penting atau mendesak, Tugas yang diberikan cukup relevan, Hubungan harmonis antar rekan kerja.

Pengarahan ( directing ) meliputi memimpin, mengawasi, memotivasi, mendelegasi, dan menilai mereka anda manajemeni ( pimpin ). Kepemimpinan yakni gaya memimpin dari sang pemimpin dalam mengoptimalkan seluruh potensi dan sumber daya organisasi agar mengarah pada pencapaian tujuan program dan organisasi. Sedangkan koordinasi yakni suatu aktivitas membawa orang-orang yang terlibat organisasi ke dalam suasana kerjasama yang harmonis. Dengan adanya pengoordinasian dapat dihindari kemungkinan terjadinya persaingan yang tidak sehat dan kesimpangsiuran di dalam bertindak antara orang-orang yang terlibat dalam mencapai tujuan. Koordinasi ini mengajak semua sumber daya manusia yang tersedia untuk bekerjasama menuju ke satu arah yang telah ditentukan. Pengarahan merupakan jantung dari manajemen dan harus didasarkan pada rencana organisasi yang baik,yang menentukan tanggung jawab,wewenang dan evaluasi. Pengawasan ( controling ) Controlling bukanlah hanya sekedar mengendalikan pelaksanaan program dan aktivitas organisasi, namun juga mengawasi sehingga bila perlu dapat mengadakan koreksi. Dengan demikian apa yang dilakukan staff dapat diarahkan kejalan yang tepat dengan maksud pencapaian tujuan yang telah direncanakan. Inti dari controlling adalah proses memastikan pelaksanaan agar sesuai dengan rencana. Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan tujuan organisasi dan program kerja maka dibutuhkan pengontrolan, baik dalam bentuk pengawasan, inspeksi hingga audit. Kata-kata tersebut memang memiliki makna yang berbeda, tapi yang terpenting adalah bagaimana sejak dini dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pengorganisasian. Sehingga dengan hal tersebut dapat segera dilakukan antisipasi, koreksi dan penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan situasi, kondisi dan perkembangan lingkungan sekitar organisasi. Proses pengawasan sebagai bagian dari pengendalian akan mencatat perkembangan organisasi kearah tujuan yang diharapkan dan memungkinkan pemimpin mendeteksi penyimpangan dari perencanaan tepat pada waktunya untuk mengambil tindakan korektif sebelum terlambat. Melalui pengawasan yang efektif, terhadap aktivitas organisasi, maka upaya pengendalian mutu dapat dilaksanakan dengan lebih baik. Manfaat pengawasan : Dapat mengetahui sejauh mana program telah dilaksanakan

Dapat mengetahui adanya penyimpangan Dapat mengetahui apakah waktu & sumber daya mencukup Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan Dapat mengetahu staff yang perlu diberikan penghargaan/promosi

Proses controlling meliputi : Menentukan standar yang akan digunakan sebagai dasar pengendalian, Mengukur pelaksanaan atau hasil yang sudah dicapai dengan melaksanakan evaluasi terhadap kinerja serta kompetensi SDM yang dimiliki, Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar. Kembali membandingkan hasil pelaksanaan kegiatan dengan tujuan awal (rencana) kegiatan tersebut dilaksanakan, dan mengukur capaian keberhasilannya, Melakukan tindakan perbaikan. Jika ada kesalahan atau penyimpangan, segera melakukan perbaikan, Meninjau dan menganalisis ulang rencana. Kembali membuat rencana baru jika terjadi penyimpangan. Namun jika hasilnya sesuai dengan tujuan program, maka perlu dibuatkan rencana lanjutan untuk melanjutkan program yang berhasil tersebut, sehingga tujuan organisasi semakin dekat untuk dicapai.

Pengawasan dibedakan menurut sifat dan waktunya : Preventive control

Pengawasan yang dilakukan sebelum kegiatan dilaksanakan. Pemimpin mengawasi perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan hingga persiapan yang dilakukan, termasuk rekruitmen anggota Repressive control

Pengawasan yang dilakukan setelah kegiatan berlangsung, dengan mengawasi hasil yang dari pelaksanaan kegiatan, serta evaluasi dan laporan yang didapatkan (melakukan pengukuran capaian hasil) Pengawasan saat proses dilakukan

Pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan proses, sehingga langsung mengikuti proses dan mengadakan korkesi jika ada penyimpangan Pengawasan berkala

Pengawasan yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu berdasarkan kesepakatan (bisa 1 bulan sekali, 2 atau 3 bulan)

Pengawasan mendadak (sidak)

Pengawasan yang dilaksanakan mendadak untuk melihat kinerja staff sehari-hari dan menghindari terjadinya penyimpangan Pengawasan Melekat (waskat)

Pengawasan yang dilakukan secara dekat terhadap staff, hal ini sering dilakukan untuk tujuantujuan yang spesifik dan bersifat khusus, sehingga menghindarkan sekecil-kecilnya terjadi penyimpangan atau kesalahan. Kegiatan-kegiatan yang juga termasuk dalam kegiatan controlling termasuk adalah evaluasi dan pelaporan. Evaluasi merupakan suatu penilaian terhadap hasil pelaksanaan kegiatan atau program. Dalam melakukan evaluasi haruslah menyeluruh, mencakup capaian tujuan kegiatan, kinerja staff, pengetahuan staff, efektifitas dan efesiensi penganggaran dan proses kegiatan. Sedangkan pelaporan merupakan penyampaian perkembangan hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang berkaitan dengan tugas dan fungsifungsi kepada pemimpin yang lebih tinggi. Controlling akan mengarahkan seluruh potensi organisasi yang terlibat agar tidak melakukan penyimpangan dalam pencapaian tujuan. Untuk itu controlling haruslah dilakukan secara bertanggung jawab dan dengan standar organisasi, sehingga pelaku-pelaku organisasi tetap bekerja secara maksimal dan fokus pada pencapaian tujuan organisasi.

Bagan Keterkaitan Fungsi Manajemen

Keempat fungsi manajemen tersebut dalam manajemen modern tidak berjalan linear, namun spiral. Hal ini memungkinkan organisasi akan bergerak terus menerus dan tidak berhenti pada satu tahap.Secara sederhana dapat dikatakan bahwa siklus manajemen yang dilakukan oleh suatu organisasi adalah merencanakan, mengorganisasi staf dan sumber daya yang ada, melaksanakan program kerja, dan mengendalikan (pengawasan) jalannya pekerjaan. Di dalam tahapan pengendalian dilakukan evaluasi untuk memperoleh umpan balik (feed back) untuk dasar perencanaan selanjutnya, atau untuk perencanaan kembali (replanning). Demikian seterusnya sehingga kegiatan fungsi-fungsi manajemen tersebut merupakan suatu siklus spiral.

(Bentuk jalan proses fungsi manajerial) (http://rickyanggili.blogspot.com/2011_11_01_archive.html) 4. Seorang manager dapat diklasifikasikan dalam dua cara, yaitu : berdasarkan tingkatan manajemen dalam suatu organisasi dan berdasarkan kegiatankegiatan organisasi dimana mereka bertanggung jawab. Jelaskan beserta bagan/gambar. Jawab :

Klasifikasi Manager First- Line Manager disebut juga dengan manajer lini pertama dan berada di tingkatan manajer paling bawah. Manajer lini pertama ini bertugas untuk mengelola pekerjaan non-managerial employee. Kalau berdasarkan pendekatan kecakapannya, manajer kelas ini memiliki pendekatan kecakapan teknis, dimana manajer tipe ini memiliki pengetahuan dan keahlian dalam bidang tertentu. Middle Manager Manajer tipe ini berada di tingkat menengah. Tugasnya adalah mengelola pekerjaan manajer lini pertama. Berdasarkan pendekatan kecakapannya, manajer tipe ini memiliki pendekatan kecakapan humanis, yaitu memiliki kemampuan bekerja-sama dengan orang lain. Top Manager Manajer tipe ini berada di tingkat atas dan bertanggung jawab membuat keputusan organisasi secara luas dan menetapkan rencana dan tujuan yang mempengaruhi seluruh organisasi. Berdasarkan pendekatan kecakapannya, manajer ini memiliki

pendekatan kecakapan konsepsi, yaitu memiliki kemampuan berpikir dan membuat konsep.(http://fruktosa.wordpress.com/2011/08/20/klasifikasi-manajer/)

Gambar ini menunjukan keterampilan yang dibutuhkan manajer pada setiap tingkatannya. Robert L. Katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar. Ketiga keterampilan tersebut adalah: Keterampilan konseptual (conceptional skill) Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja. Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill) Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.

Keterampilan teknis (technical skill)

Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain. Action-Centred Leadership model yang digambarkan oleh Adair dengan diagram 'tiga lingkaran', megilustrasikan 3 inti tanggung jawab manajemen, yakni: Menyelesaikan tugas, Mengelola Team atau Kelompok, dan Mengelola Individu. The circles overlap because they are interrelated. Teams are comprised of individuals, teams and individuals complete tasks, and without a task there is no need for teams or individuals. If one element is missing or weak then the other elements will suffer. For example, if one individual is underperforming the team suffers; if the team is weak then task completion suffers. 1. Tanggungjawab seorang manager dalam menyelesaikan tugas

Menentukan tujuan dan visi dari kelompok, menentukan maksud dan arahan, serta identifikasi aktivitas (Tugas) Identifikasi sumberdaya, manusia, proses, sistem dan peralatan (termasuk finasial, komunikasi, IT) Membuat rencana untuk menyelesaikan tugas, termasuk pengiriman, pengukuran, jadwal waktu, strategi dan tatik. Menetapkan tanggungjawab, saaran, akuntabilitas, dan delegasi wewenang. Menetapkan standar, kualitas, parameter laporan dan waktunya. Mengawasi dan menjaga aktivitas sesuai parameter yang ditetapkan. Memonitor dan menjaga kinerja secara keseluruhan sesuai rencana. Melaporkan perkembangan pencapaian kelompok.

Mereview, evaluasi, menyesuaikan rencana, metoda dan target bila diperlukan.

2. Tanggungjawab seorang manager dalam mengelola team Menetapkan, menyetujui dan mengkomunikasikan standar kinerja. Menetapkan gaya, pendekatan budya, atau elemen soft skill Memonitor dan menjaga disiplin, etika, integritas dan fokus pada tujuan Mengantisipasi dan menyelesaikan konflik, perdebatan atau ketidak-kompakan. Menkaji dan merubah, bila perlu, keseimbangan dan komposisi kelompok. Membangun team kerja, kerjasama, moral dan semangat team.

Mengembangkan kapabilitas dan maturitas klektif kelompok, yang secara progresif meningkatkan kebebasan dan otoritas kelompok. Merangsang team menuju sasaran dan tujuan, atau memotivasi kelompokserta mewadahi sadar akan tujuan secara bersama. Identikasi, mengembangkan dan menyetujui peran team serta peran pimpinan proyek dalam kelompok. Memampukan, mefasiltasi, dan menjamin komunikasi efektif baik internal maupun eksternal kelopok. Identifikasi, dan memenuhi kebutuhan trainig kelompok.

Memberi umpan balik (feedback) kepada kelompok tentang kemajua secara keseluruhan, berkonsultasi dan mencari masukan dari kelompok. 3. Tanggungjawab seorang manager dalam mengelola Individu Memahami anggota team sebagi sebuah individu - kepribadian, keterampilan, kekuatan, tujuan, dan kekuatiran mereka. Membantu dan menduukng idividu - rencana, masalah, tantangan, naik dan turunnya kinerja merka. Identifikasi dan menyetujui tujuan dan tanggungjawab individu sepantasnya. Memberikan pengakuan dan memuji individu - menghargai usaha dan kerja yang baik.

Jika memungkinkan, beri imbalan dengan tanggungjawab yang lebih besar atau kenaikan status. Identifikasi, mengembangkan dan menggunakan kekuatan dan kapabilitas anak buah. Latih dan kembangkan individu anggota kelompok. Mengembangkan otoritas dan kebebasan anak buah.

4.

Mengapa perencanaan penting untuk dilakukan dan jelaskan jenis-jenis perencanaan.

Pentingnya sebuah perencanaan : Pada dasarnya perencanaan selalu dilaksanakan perusahaan karena perencanaan yang dibuat tersebut biasanya menjadi penentu arah dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Dengan berpedoman pada perencanaan perusahaan dapat dilakukan penghematan pengeluaran yang kurang penting tanpa mengabaikan kedinamisan organisasi yang selalu berkembang. Jadi, dengan perencanaan bisa dijadikan sebagai sarana untuk melakukan kontrol terhadap penyimpangan maupun perubahan dalam perusahaan sehingga kelanjutannya bisa lebih baik,terarah,dan hemat. Jenis-jenis perencanaan: Perencanaan telah diterapkan pada semua jenis kegiatan dan sesungguhnya terdapat berbagai jenis perencanaan. Beberapa rencana meliputi: kegiatan yang sangat luas, sedangkan ada juga yang meliputi kegiatan terbatas saja, ada yang semata-mata meliputi pertimbangan operasional, sedangkan yang lain menitikberatkan pada pelaksanaan, biaya, kualitas atau unsur-unsur penting lainnya. Menurut G.R. Terry bahwa jenis rencana dapat di klasifikasikan menjadi: a. Rencana Pengembangan b. Rencana Pemakai c. Rencana Anggota-Anggota Manajemen Klasifikasi dari rencana-rencana tersebut adalah sesuai dengan waktu yang di liput oleh rencana-rencana yang bersangkutan. Dengan demikian terdapat rencana-rencana dilihat dari segi waktu jangka panjang (meliputi waktu lima tahun atau lebih) dan rencana jangka pendek (meliputi waktu dua tahun atau kurang). Rencana-rencana yang meliputi waktu tiga hingga lima tahun kadang-kadang dianggap berjangka pendek atau juga dianggap jangka panjang, tergantung dari organisasi yang bersangkutan, ada juga menyatakan rencana-rencana seperti adalah berjangka sedang, tetapi tidak begitu umum disebut demikian. G.R. Terry lebih condong memakai periode waktu membenarkan pengeluaranpengeluaran seperti ditetapkan di dalam rencana yang bersangkutan. Artinya, mereka menginginkan agar rencana mencakup waktu yang diperlukan untuk menutup komitmen pengeluaran mereka. Hal tersebut sering dinyatakan sebagai Recovery Cost. Menerima konsepsi komitmen tersebut berarti bahwa yang direncanakan itu selalu berbeda,tergantung dari hal-hal tersebut di atas dan keyakinan dari para top manajer. Jenis-jenis rencana lainnya ialah rencana orientasi dan rencana operasional. Rencanarencana tersebut dapat berupa rencana jangka pendek dan rencana jangka panjang. Rencana orientasi berusaha untuk memperjelas sasaran-sasaran perusahaan yang masih aktuil, kegiatannya, kemampuan, personil dan hubungannya dengan para langganan. Dengan latar belakang rencana-rencana seperti itu, dapat dibuat proyeksi tentang hal-hal yang diharapkan akan terjadi. Sebaliknya, rencana-rencana tersebut dapat memberi evaluasi kepada para manajer tentang situasi, rencana.

Rencana-rencana operasional meliputi kegiatan-kegiatan yang segera akan dilaksanakan. Ia dapat menjawab siapa yang akan melaksanakan apa mengaktifkan sumber-sumber fisik. yakni fasilitas, bahan dan personil, merupakan hal-hal yang dicakup oleh rencana tersebut (http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2179899-jenis-jenisperencanaan/#ixzz1nhAiBe49) 5. Jelaskan pentingnya manajemen dalam usaha agribisnis. Jelaskan beserta contoh produk agribisnisnya. Jawab : Pentingnya manajemen agribisnis : Kekhususan Managemen Agribisnis Keanekaragaman jenis bisnis yg besar Besarnya jumlah Agribisnis Kanekaragaman ukuran usaha Agribisnis skala kecil hrs bersaing dgn yg skala besar Falsafah hidup tradisional Cenderung berorientasi pd keluarga & masyarakat Keanekaragaman jenis bisnis yg besar Besarnya jumlah Agribisnis Kanekaragaman ukuran usaha Agribisnis skala kecil hrs bersaing dgn yg skala besar Falsafah hidup tradisional Cenderung berorientasi pd keluarga & masyarakat Contoh produk agribisnis : Macam-macam olahan sari buah (apel,nanas,jambu biji,dll) Macam-macam keripik buah (apel,buah naga,salak,nangka,dll) Coklat Mie Kopi bubuk Sari tebu Teh dll

Sumber lain : Asas-asas Manajemen, George R. Terry, terj. Dr. Winardi, SE, Alumni, Bandung, 2010. Manajemen integrative, Bennet Silalahi, Prof. Dr., LPMI, Jakarta, 2001 Wikipedia

TUGAS KEGIATAN BELAJAR 2

1. Pertanian adalah sebuah sector dan agribisnis adalah sebuah sistem! Jelaskan perbedaan itu! Jawab : Pertanian adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak, serta produk-produk agroindustri dengan cara memanfaatkan sumber daya tumbuhan dan hewan. Proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi. Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Beberapa bentuk pertanian modern (misalnya budidaya alga, hidroponika) telah dapat mengurangkan ciri-ciri ini tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap demikian. (Anonymousa,2011) Agribisnis adalah seluruh kegiatan bisnis yang ada hubungannya dengan komoditi pertanian, dimana dalam suatu sistem mulai dari bisnis yang berkaitan dengan: pra produksi, berproduksi, pasca produksi termasuk pengolahan dan industri hasil, serta bisnis yang berkaitan dengan komoditi lainnya yang berasal dari kegiatan pengolahan dan industri hasil sampai ke konsumen. (Anonymousb,2011) Jadi perbedaan antara agribisnis dan pertanian setidaknya ada dua, yaitu ditinjau dari segi wawasan usaha dan dari bidang yang tercakup : Jika agribisnis wawasan usahanya adalah komersial, maka pertanian wawasannya ada yang subsisten, hobi, di samping ada yang komersial, serta campuran antara dua wawasan tersebut dari segi bidang, agribisnis lebih luas daripada pertanian, karena mencakup subsistem pertanian di samping subsistem yang lain. (Anonymousc, 2010) 2. Carilah referensi tentang sistem agribisnis, jelaskan beserta bagannya. Serta jelaskan hubungan antara Agribisnis dan agroindustri, beserta bagan keterkaitannya. Jawab :

Sistem Agribisnis Secara konspsional Sistem Agribisnis adalah semua aktivitas mulai dari pengadaan dan penyaluran sarana produksi sampai kepada pemasaran produk-produk yang dihasilkan oleh usaha tani dan agroindustri yang saling terkait satu sama lain. Sistem agribisnis merupakan suatu konsep yang menempatkan kegiatan pertanian sebagai suatu kegiatan yang utuh dan komprehensif sekaligus sebagai suatu konsep yang dapat menelaah dan menjawab berbagai masalah dan tantangan. Sistem Agribisnis merupakan suatu system yang terdiri dari beberapa subsistem diantaranya : a. Subsistem Hulu Adalah industri yang menghasilkan barang-barang sebagai modal bagi kegiatan pertanian. Contoh: Industri pembibitan tumbuhan dan hewan Industri agrokimia (pupuk,pestisida,obatobatan) Industri agro otomotif (mesin dan peralatan pertanian) seta industri pendukungnya. b. Subsistem Usahatani Adalah kegiatan yang menggunakan barang-barang modal dan sumberdaya alam untuk menghasilkan komoditas pertanian primer. Contoh : Usaha tanaman pangan dan holtikultura Perkebunan Tanaman Obat Peternakan Perikanan Kehutanan c. Subsistem Pengolahan Adalah industri yang mengolah komoditas pertanian primer menjadi produk olahan berupa produk antara dan produk akhir. Contoh: Produk makanan dan minuman Industri serat alam Industri biofarmaka Industri agro-wisata dan estetika

SISTEM AGRIBISNIS Subsistem Hulu Subsistem Usahatani Subsistem Pengolahan Subsistem Pemasaran Subsistem Jasa Pendukung

d. Subsistem Pemasaran Adalah kegiatan untuk memperlancar pemasaran komoditas pertanian baik segar maupun olahan untuk nasional dan ekspor ke luar negeri. Contoh : Distribusi Konsumsi Promosi Informasi pasar e. Subsistem Jasa Pendukung Adalah menyediakan jasa bagi subsistem agribisnis hulu,subsistem usaha tani,dan subsistem agribisnis hilir. Contoh : Penelitian Perkreditan Transportasi Penyuluhan (Anonymousd,2011)

3. Jelaskan fungsi dan peranan lembaga penunjang dalam bagan sistem agribisnis! Jawab : Konsumen

Domestik

Luar Negeri

Pedagang Pengecer

Eksportir

Pedagang Besar

Perusahaan Agroindustri

Pedagang Pengumpul

Produsen Primer (Usaha Tani)

Distributor Input/Sarana Produksi

Produsen/Penyedia Input/Sarana Produksi

Fasilitator Mekanisme Sistem Pemerintah : Pengatur, pembina, perencana dan pengawas mekanisme/operasi sistem : Pembiayaan, pengadaan barang dan jasa : Pendidik, penyuluh dan pembimbing para pelaku sistem

Swasta Edukator

Peneliti : Peneliti dan perencana pengembangan sistem Masyarakat : Melakukan pengawasan sosial terhadap pelaksanaan dan operasi sistem

Gambar 1. Model Integrasi Vertikal Sistem Agribisnis (diolah) (Intan dalam Gumbira-Said dan Intan, 2004) Arah panah ke atas menunjukkan aliran produk/barang, sedangkan arah panah ke bawah menunjukkan aliran uang atau nilai produk/barang. Pada luar sistem aliran produk dan uang terdapat fasilitator sebagai subsistem jasa penunjang dan pendukung bekerjanya mekanisme komoditas secara vertikal yang terpadu dan terintegrasi. Lembaga-lembaga pendukung tersebut adalah pemerintah, swasta, edukator, peneliti dan masyarakat. Pemerintah sebagai regulator merupakan dasar dari berjalannya program pemberdayaan pertanian. Pemerintah menetapkan berbagai peraturan dan ketetapan untuk mengatur, membina, merencanakan dan mengawasi program. Hal tersebut bertujuan agar program berjalan dengan baik sesuai dengan aturan yang ditetapkan. Edukator dan peneliti merupakan satu kesatuan dalam pengembangan sistem. Peneliti berperan untuk merancang dan mengembangkan sistem termasuk dalam memperbaiki dan membuat inovasi unsur-unsur sistem. Rancangan sistem kemudian disosialisasikan oleh edukator sebagai tenaga pendidik, penyuluh dan pembimbing dalam mengembangkan komoditas dan memberdayakan pelaku-pelaku sektor pertanian terutama para petani. Pihak swasta berperan sebagai fungsi penunjang permodalan dan pengadaan barang dan jasa. Pembiayaan permodalan dilakukan oleh bank, lembaga keuangan bukan bank maupun perusahaan pembiayaan. Pengadaan barang berfungsi untuk memfasilitasi sektor pertanian dengan pengadaan sarana produksi pertanian (saprotan) seperti alat atau mesin pertanian, industri penghasil pupuk, pestisida, bibit unggul, industri pengolah pertanian dan lain-lain. Pengadaan jasa berfungsi menjembatani pemasaran dan distribusi aliran produk/barang yang sudah diolah dengan bantuan teknis manajemen usaha hingga ke pasar. Peran masyarakat sangat penting untuk mengawasi jalannya program yang dilakukan oleh pemerintah, swasta, edukator dan peneliti. Masyarakat melakukan pengawasan sosial (publik) atau sebagai watch-dog (pengawasan masyarakat. (Anonymouse,2004) 4. Carilah referensi tentang peranan sistem agribisnis dalam perekonomian nasional Jawab : Peranan agribisnis dalam perekonomian nasional dapat diukur dengan berbagai indikator yang terdiri dari Kontribusi dalam pembentukan GDP Kontribusi dalam penyerapan tenaga kerja Kontribusi dalam perdagangan internasional Kontribusi dalam pembangunan ekonomi daerah Kontribusi dalam ketahanan pangan nasional Kontribusi dalam pelestarian lingkungan hidup Kontribusi dalam pemerataan hasil pembangunan Kontribusi dalam pembangunan ekonomi makro secara nasional Kontribusi dalam Pembentukan GDP Sebagai penyumbang nilai tambah terbesar dalam perekonomian nasional dimana 45 persen nilai tambah perekonomian nasional tercipta dari sektor agribisnis (Tahun 1990), peranan

tersebut meningkat menjadi 47 persen pada tahun 1995. Dengan demikian, cara yang paling efektif untuk meningkatkan GDP nasional adalah melalui pembangunan agribisnis. Struktur pendapatan rumah tangga pada tahun 1999 menunjukkan bahwa peranan kegiatan usahatani (on farm ) adalah 54,35% sedangkan off farm hanya 6,10 persen. Informasi ini menunjukkan peran dominan agribisnis dalam struktur ekonomi rumah tangga pedesaan dan pertumbuhan perekonomian nasional Peranan agribisnis dalam Penyerapan Tenaga Kerja Penyerapan tenaga kerja di sektor agribisnis mengalami peningkatan dari 74 persen pada tahun 1990 menjadi 77 persen pada tahun 1995. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya pengembangan agribisnis mampu untuk meningkatkan kesempatan kerja dan berusaha. Peranan agribisnis dalam Perdagangan Internasional Peningkatan ekspor sebesar 6 persen pada periode tahun 1990-1995 menunjukkan bahwa agribisnis merupakan penyumbang terbesar dalam devisa negara dan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pembangunan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, peningkatan kesempatan kerja dan berusaha, serta devisa negara dapat dicapai melalui pembangunan agribisnis Peranan agribisnis dalam pembangunan ekonomi daerah Pendayagunaan berbagai sumber daya merupakan cara yang paling efektif dan efisien dalam pelaksanaan otonomi daerah. Sumber daya ekonomi yang dapat digunakan dalam pembangunan ekonomi daerah adalah sumber daya agribisnis seperti sumber daya alam , sumberdaya manusia di bidang agribisnis, teknologi di bidang agribisnis, dan lain-lain. Melalui percepatan modernisasi agribisnis di setiap daerah akan secara langsung memodernisasi perekonomian daerah dan dapat memecahkan sebagian besar persoalan ekonomi di daerah. Peranan agribisnis dalam Ketahanan Pangan Nasional Tanpa dukungan pangan yang bermutu dan cukup maka akan sulit untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang bermutu sehingga diperlukan ketahanan pangan dalam arti keterjangkauan pangan Perlu dibangun suatu sistem ketahanan pangan yang berakar kokoh pada keragaman sumberdaya bahan pangan, kelembagaan dan budaya lokal Terjadinya defisit pada beberapa komoditas pangan seperti gula dan kedelai sedangankan beras dan jagung telah mencukupi kebutuhan masyarakat. Pembanguan agribisnis akan menunjang sistem ketahanan pangan yang kokoh melalui penganekaragaman Peranan agribisnis dalam Pelestarian Lingkungan Hidup Terjadinya kemerosotan lingkungan yang mengancam keberlangsungan hidup manusia. Peranan agribisnis dalam pelestarian lingkungan hidup: Membuka kesempatan ekonomi yang luas di setiap daerah sehingga akan menatik penyebaran penduduk beserta aktiviasnya Pengembangan agribisnis dengan mendayagunakan keanekaragaman hayati dapat mempertahankan keberlangsungan keanekaragaman hayati tersebut. Adanya perkebunan karbon yang efektif dalam mengurangi emisi gas karbon atmosfir

Pembangunan agribisnis menghasilkan produk yang biodegradable yang dapat mengurangi produk-produk kimia Pengembangan agribisnis menghasilkan nilai tambah yang dapat mengurangi tekanan sumberdaya dan lingkungan hidup Dalam hal penerapan teknologi dalam agribisnis perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Teknologi disesuaikan dengan ciri lingkungan sehingga usahatani tidak bersifat eksploratif, destruktif, dan polutif b. Daya dukung lahan, dan keseimbangan ekosistem c. Teknologi dan sistem produksi Kedudukan Agribisnis dalam Perekonomian Nasional Ada beberapa alasan mengapa agribisnis memiliki kedudukan penting dalam perekonomian nasional: Aktivitas agribisnis untuk menghasilkan pangan akan selalu ada selama manusia masih butuh makanan Usaha ekonomi yang hemat devisa Mempunyai kaitan usaha ke depan dan ke belakang Sumber pencaharian utama masyarakat dan menyerap tenaga kerja Kultur masyarakat yang masih bersifat kultur agraris Ketersediaan lahan yang masih cukup besar dan belum optimal Pengembangan agroindustri yang cukup bersaing di pasar dunia Kontribusi terhadap PDB cukup besar Agribisnis identik dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat (Anonymousf,2011)

a. b. c. d. e. f. g. h. i.

5. Apakah manajemen agribisnis itu, jelaskan beserta ruang lingkupnya. Jawab : Agribisnis adalah semua aktivitas dalam bidang pertanian.Mulai dari industri hulu,usaha tani,indutri hilir hingga distribusinya. Sedangkan, manajemen adalah suatu proses untuk mencapai hasil-hasil yang diinginkan dengnan menggunakan sumber daya yang tersedia dengan menjalankan fungsi-fungsi manajemen yaitu fungsi perencanaan,fungsi pengorganisasian,fungsi pengarahan dan pengimplementasian dan fungsi pengawasan dan pengendalain. Dengan demikian Manajemen Agribisnis adalah suatu kegiatan dalam bidang pertanian yang menerapkan manajemen dengan melaksanakan fungsi fungsi perencanaan,fungsi pengorganisasian,fungsi pengarahan dan pengendalian dan fungsi pengawasan dan pengendalain dengan menggunakan sumber daya yang tersedia untuk menghasilkan produk pertanian dan keuntungan yang maksimal. (Anonymousg,2011)

DAFTAR PUSTAKA

Anonymousa.2011.Pengertian Pertanian(on-line),Definisi Pengertian Web. http://definisipengertian.com/2011/pengertian-pertanian/.Diakses tanggal 04 Maret 2012 Anonymousb.2011.Pengertian Agribisnis(on-line),Hprory Web. .http://www.hprory.com/pengertianagribisnis/. Diakses tanggal 04 Maret 2012 Anonymousc.2010.Ekonomi Pertanian(on-line),Faperta UGM Web. http://www.faperta.ugm.ac.id. Diakses tanggal 04 Maret 2012 Anonymousd.2011.Sistem Agribisnis(on-line),Achellheyya Wordpress Web. http://achellheyya.wordpress.com/2011/09/08/agribisnis-dan-manajemen-agribisnis/. Diakses tanggal 04 Maret 2012 Anonymouse.2004.Peran Lembaga dalam Sistem Agribisnis(on-line),Repository IPB Web. repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/.../GAGASAN.doc?. Diakses tanggal 04Maret 2012 Anonymousf.2011.Peranan dan Kedudukan Agribisnis(on-line),Fathoni0809 Wordpress Web. fathoni0809.files.wordpress.com/.../peranan-dan-kedudukan-agribisnis. Diakses tanggal 04 Maret 2012 Anonymousg.2011.Manajemen Agribisnis(on-line),Agrimaniax blogspot. http://agrimaniax.blogspot.com/2010/05/agribisnis-manajemen-agribisnis.html.Diakses tanggal 04 Maret 2012

TUGAS KEGIATAN PEMBELAJARAN 3

TUGAS PEMBELAJARAN 3 1. ? Jawab : Karena Kelembagaan termasuk di dalam sistem agrbisnis yang diharapkan dapat bekerja dengan baik di dalam sistem social masyakat, efisien dan memiliki tujuan yang mendorong kemajuan masyarakat. Selain itu, jika dilihat dari fungsi kelembagaan agribisnis sangat beragam, antara lain adalah sebagai penggerak, penghimpun, penyalur sarana produksi, pembangkit minat serta sikap, dan lain-lain. Oleh karena itu, kelembagan khususnya di bidang pertanian, sangat lekat dengan sistem aagribisnis. (Kukuh Prakoso, 2012) 2. Sebut dan jelaskan penyebab kegagalan perkoperasian di Indonesia ! Mengapa Kelembagaan menjadi sebuah hal penting dalam mengelola usaha agribisnis

Jawab : a. Para pelaku usaha yang tidak mengerti tentang manajemen. Berdasarkan berita dari Media Indonesia.com, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Ismunandar menyatakan bahwa Sebanyak 77 Koperasi di Kota Tangerang Selatan, Banten dinyatakan tidak aktif karena kegagalan pengelolaan manajemen. Tidak aktifnya koperasi tersebut dikarenakan belum ada yang melaporkan Rapat Anggota Tahunan (RAT). Adapun penyebabnya karena para pelaku usaha tersebut tidak ada yang mengerti manajemen. Akibatnya, selain belum adanya laporan RAT, koperasi tersebut dianggap telah gagal dalam pengelolaan manajemen meliputi pendataan pengurus yang sudah tidak aktif dan aktif, laporan keuangan yang tidak teratur serta pembayaran pajak yang tidak dilakukan. (Ismundar, 2010) b. Adanya permasalahan internal, seperti : Kebanyakan pengurus koperasi telah lanjut usia sehingga kapasitasnya terbatas; Pengurus koperasi juga tokoh dalam masyarakat, sehingga rangkap jabatan ini menimbulkan akibat bahwa fokus perhatiannya terhadap pengelolaan koperasi berkurang sehingga kurang menyadari adanya perubahan-perubahan lingkungan ; Bahwa ketidakpercayaan anggota koperasi menimbulkan kesulitan dalam memulihkannya;

Oleh karena terbatasnya dana maka tidak dilakukan usaha pemeliharaan fasilitas (mesin-mesin), padahal teknologi berkembang pesat; hal ini mengakibatkan harga pokok yang relatif tinggi sehingga mengurangi kekuatan bersaing koperasi;

Administrasi kegiatan-kegiatan belum memenuhi standar tertentu sehingga menyediakan data untuk pengambilan keputusan tidak lengkap; demikian pula data statistis kebanyakan kurang memenuhi kebutuhan.

Kebanyakan anggota kurang solidaritas untuk berkoperasi di lain pihak anggota banyak berhutang kepada koperasi. Dengan modal usaha yang relatif kecil maka volume usaha terbatas; akan tetapi bila ingin memperbesar volume kegiatan, keterampilan yang dimiliki tidak mampu menanggulangi usaha besar-besaran; juga karena insentif rendah sehingga orang tidak tergerak hatinya menjalankan usaha besar yang kompleks.

c.

Adanya permasalahan eksternal, antara lain : Bertambahnya persaingan dari badan usaha yang lain yang secara bebas memasuki

bidang usaha yang sedang ditangani oleh koperasi. Karena dicabutnya fasilitas-fasilitas tertentu koperasi tidak dapat lagi menjalankan

usahanya dengan baik, misalnya usaha penyaluran pupuk yang pada waktu lalu disalurkan oleh koperasi melalui koperta sekarang tidak lagi sehingga terpaksa mencari sendiri. Tanggapan masyarakat sendiri terhadap koperasi; karena kegagalan koperasi pada

waktu yang lalu tanpa adanya pertanggungjawaban kepada masyarakat yang menimbulkan ketidakpercayaan pada masyarakat tentang pengelolaan koperasi; Tingkat harga yang selalu berubah (naik) sehingga pendapatan penjualan sekarang tidak dapat dimanfaatkan untuk meneruskan usaha, justru menciutkan usaha. d. Adanya Permaslahan Makro ekonomi (ekonomi politik), antara lain : Demokrasi ekonomi yang kurang, Dalam arti kata demokrasi ekonomi yang kurang ini dapat diartikan bahwa masih ada banyak koperasi yang tidak diberikan keleluasaan dalam menjalankan setiap tindakannya. Setiap koperasi seharusnya dapat secara leluasa memberikan pelayanan terhadap masyarakat, karena koperasi sangat membantu meningkatkan tingkat kesejahteraan rakyat oleh segala jasa jasa yang diberikan, tetapi hal tersebut sangat jauh dari apa ayang kita pikirkan. Keleluasaan yang dilakukan oleh badan koperasi masih sangat minim, dapat dicontohkan bahwa KUD tidak dapat memberikan pinjaman terhadap masyarakat dalam memberikan pinjaman, untuk usaha masyarakat itu sendiri tanpa melalui persetujuan oleh tingkat kecamatan dll. Oleh karena itu seharusnya koperasi diberikan sedikit keleluasaan untuk memberikan pelayanan terhadap anggotanya secara lebih mudah, tanpa syarat yang sangat sulit.

Kelembagaan koperasi, Sejumlah masalah kelembagaan koperasi yang memerlukan langkah pemecahan di masa mendatang meliputi hal-hal: 1) Kelembagaan koperasi beum sepenuhnya mendukung gerak pengembangan usaha. Hal ini disebabkan adanya kekuatan, struktur dan pendekatan pengembangan kelembagaan yang kurang memadai bagi pengembangan usaha. Mekanismenya belum dapat dikembangkan secara fleksibel untuk mendukung meluas dan mendalamnya kegiatan usaha koperasi. Aspek kelembagaan yang banyak dipermasalahahkan antara lain adalah daerah kerja, model kelembagaan koperasi produksi, koperasi konsumsi dan koperasi jasa, serta pemusatan koperasi. 2) Alat perlengkapan organisasi koperasi belum sepenuhnya berfungsi dengan baik. Hal ini antara lain disebabkan oleh: a) Pengurus dan Badan Pemeriksa (BP) yang terpilih dalam rapat anggota serta pelaksana usaha pada umumnya tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai, sehingga kurang mampu untuk melaksanakan pengelolaan organisasi, manajemen dan usaha dengan baik, serta kurang tepat dalam menanggapi perkembangan nngkungan. b) Mekanisme hubungan dan pembagian kerja antara Pengurus, Badan Pemeriksa dan Pelaksana Usaha (Manajer) masih belum berjalan dengan serasi dan saling mengisi. c) Penyelenggaraan RAT koperasi masih belum dapat dilakukan secara tepat waktu dan dirasakan masih belum sepenuhnya menampung kesamaan kebutuhan, keinginan dan kepentingan dari pada anggotanya. e. Adanya Permaslahan Mikro Ekonomi, seperti : Masalah input, Dalam menjalankan kegiatan usahanya koperasi sering mengalami kesulitan untuk memperoleh bahan baku. Salah satu bahan baku pokok yang sulit diperoleh adalah modal. Yang harus dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah permodalan ini adalah dengan memberikan keleluasaan bagi koperasi dalam akses memperoleh modal. Jangan dipersuli-sulit dengan bermacam regulasi. Biarkan koperasi tumbuh dengan alami (bukan direkayasa), belajar menjadi efisien dan selanjutnya dapat bertahan dalam kompetisi. Pada sisi input sumber daya manusia, koperasi mengalami kesulitan untuk memperoleh kualitas manajer yang baik. Di sinilah campur tangan pemerintah diperlukan untuk memberikan mutu modal manusia yang baik bagi koperasi. f. Masalah Output, Distribusi dan Bisnis

# Kualitas output ; Dalam hal kualitas, output koperasi tidak distandardisasikan, sehingga secara relatif kalah dengan output industri besar. Hal ini sebenarnya sangat berkaitan dengan permasalahan input (modal dan sumberdaya manusia). # Mapping Product ;

Koperasi (dan usaha kecil serta menengah/UKM) dalam menentukan output tidak didahului riset perihal sumber daya dan permintaan potensial (potential demand) daerah tempat usahanya. Sehingga, dalam banyak kasus, output koperasi (dan UKM) tidak memiliki keunggulan komparatif sehingga sulit untuk dipasarkan. # Distribusi, Pemasaran dan Promosi (Bisnis) ; Koperasi mengalami kesulitan dalam menjalankan bisnisnya. Output yang dihasilkannya tidak memiliki jalur distribusi yang established, serta tidak memiliki kemampuan untuk memasarkan dan melakukan promosi. Sehingga, produknya tidak mampu untuk meraih pangsa pasar yang cukup untuk dapat tetap eksis menjalankan kegiatan usahanya. Peranan pemerintah sekali lagi, diperlukan untuk menyediakan sarana distribusi yang memadai. Sarana yang dibentuk pemerintah itu, sekali lagi, tetap harus dalam pemahaman koperasi sebagai gerakan rakyat, sehingga jangan melakukan upaya-upaya pengharusan bagi koperasi untuk memakan sarana bentukan pemerintah itu. Dalam aspek bisnis, koperasi (karena keterbatasan input modal) sulit untuk melakukan pemasaran (marketing) dan promosi (promotion). Karena itu, selaras dengan mapping product seperti diuraikan diatas, pemerintah melanjutkannya dengan memperkenalkan produk-produk yang menjadi unggulan dari daerah itu. Dengan demikian, output koperasi dapat dikenal dan permintaan potensial (potential demand) dapat menjadi permintaan efektif (effective demand). (Anonymous, 2010)

3.

Sebut dan jelaskan peranan koperasi pertanian dalam sistem agribisnis !

Jawab : Pengalaman di berbagai negara maju menujukkan bahwa koperasi pertanian merupakan wadah yang efektif dalam memperjuangkan kepentingan petani. Melalui koperasi diharapkan petani mampu meningkatkan kekuatan rebut tawar (bargaining power) mereka, bahkan untuk mewujudkan kekuatan penyeimbang (coutervailing power) terhadap berbagai iklim usaha yang selama ini merugikan mereka. Selain itu melalui koperasi para petani dapat mengembangkan pasar input dan output yang lebih menguntungkan, memperbaiki efisiensi produksi dan pemasaran, lebih baik dalam mengendalikan resiko, serta menjamin kelangsungan usaha dan meningkatkan pendapatan mereka.4 Dalam sistem agribisnis, peran koperasi dapat diwujudkan untuk memperkuat sub-sistem hulu (up-stream agribusiness sub-system) yang terkait dengan penyediaan input faktor yang diperlukan petani, maupun sub-sistem hilir (down-stream agribusiness sub-system) yang terkait dengan kegiatan pengolahan hasil pertanian beserta pemasarannya. Disamping itu

koperasi juga dapat berperan untuk memperkuat sub-sistem jasa penunjang (supporting service sub-system) yang terkait dengan kegiatan penyediaan jasa bagi pengembangan agribisnis seperti regulasi, keuangan, pendidikan, latihan dan penyuluhan, konsultasi, advokasi dan lain-lain. Peran koperasi ini tidak lain bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan usahatani (on-farm sub-system) yang dimiliki dan dikelola oleh para petani. Terdapat beberapa permasalahan-permasalahan yang di hadapi dalam pembangunan pertanian di Indonesia terutama masalah kelembagaan pertanian yang dapat disebabkan karena faktor intern maupun ekstern. Faktor intern misalnya kurangnya pemahaman tentang apa itu koperasi dan kinerjanya, kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap koperasi. Faktor ekstern bisa dari pemerintah misalnya kurangnya pemberdayaan yang dilakukan pemerintah terhadap koperasi-koperasi di lingkup kita. Kelembagaan atau koperasi petani di Indonesia kurang berkembang dengan baik adalah secara mendasar kegagalan ini adalah disebabkan koperasi yang berbasis kekuatan manusia, atas dasar persamaan dan kebersamaan, satu orang satu suara, dihadapkan kepada lingkungan yang didominasi oleh kekuatan materi dalam bentuk kapital, satu saham satu suara. Konsep pemberdayan masayarakat pedesaan melalui koperasi bukanlah konsep baru, banyak kendala dan hambatan yang harus diperhatikan dalam pengembangan koperasi di pedesaan, diantaranya adalah : 1. Rendahnya minat masyarakat untuk bergabung dalam kelompok tani/koperasi, hal ini disebabkan karena kegagalan-kegagalan dan stigma negatif tentang kelembagaan tani/koperasi yang terbentuk di dalam masyarakat. Kegagalan yang dimaksud diantaranya adalah ketidakmampuan kelembagaan tani/koperasi dalam memberikan kebutuhan anggotanya dan ketidakmampuan dalam memasarkan hasil produk pertanian anggotanya. 2. Adanya ketergantungan petani kepada tengkulak akibat ikatan yang ditimbulkan karena petani melakukan transaksi dengan para tengkulak (pinjaman modal, dan memasarkan hasil). 3. Rendahnya SDM petani di pedesaan menimbulkan pemahaman dan arti penting koperasi terabaikan. Pada kenyataannya kelembagaan pertanian atau koperasi pertanian di Indonesia kurang berkembang dengan baik hal ini karena dalam upaya pengembangan sistem agribisnis masih banyak terdapat kendala-kendala atau permasalahan yang sering di jumpai, yaitu salah

satunya terdapat sisi kelemahan koperasi pertanian dimana strukturisasi, reposisi dan core bisnis, lambat berkembang di bandingkan koperasi swasta dan koperasi pegawai negeri, kurangnya kualitas sumberdaya manusia pelaku lembaga agribisnis dimana tingkat pendidikan SDM masih rendah dan masih adanya SDM yang sering menyalahgunakan kewenanganya untuk kepentingan pribadi, fasilitas yang terdapat di lembaga agribisnis khususnya di pedesaaan masih rendah. Arti koperasi sesungguhnya masih banyak masyarakat yang belum memahami apa arti koperasi sebenarnya, koperasi hanyalah diartikan oleh sebagian orang hanya sebagai tempat meminjam uang kalau sudah menjadi anggota koperasi, dapat membeli barang kebutuhan dengan harga yang murah, dapat membeli pupuk dengan jarga terjangkau, hanya sampai disitu. Ironis memang kalau demikian, tapi memang kenyataan, kalau begini bukan berarti salah urus, tapi memang masih membutuhkan waktu yang sangat panjang dalam membangun jatidiri koperasi.Sebuah tantangan bagi kita semua untuk bersama-sama ikut membangun koperasi. Fungsi dan peran dari kelembagaan agribisnis bagi pembangunan pertanian dan perekonomian Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan Petani pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan Petani dan masyarakat. 2. Memperkokoh perekonomian Petani sebagai dasar kekuatan dan ketahanan bagi pembangunan pertanian dan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko-gurunya. 3. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional, yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. 4. Mengembangkan kreativitas dan membangun jiwa berorganisasi bagi para petani.

4.

Berikan contoh koperasi pertanian yang sukses di Indonesia. Paparkan dan buat

analisa tentang faktor yang mempengaruhi kesuksesan koperasi tersebut.

Salah satu contohnya adalah koperasi simpan pinjam. Pada akhir-akhir ini, koperasi simpan pinjam mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia untuk mengurangi kemiskinan. Koperasi simpan pinjam menyediakan pembinaan dan pendampingan yang diperlukan kepada anggotanya. Alhasil, anggota bisa berkembang, maju dan mencapai status kehidupan yang lebih baik.

Sebagai contoh, koperasi simpan pinjam Jasa. Koperasi tersebut mempunyai visi agar terwujudnya koperasi simpan pinjam yang mandiri dan tangguh dengan berlandaskan amanah dalam membangun ekonomi bersama dan berkeadilan di Indonesia, serta beberapa misi sebagai berikut :

Mengajak seluruh potensi yang ada dalam masyarakat dengan tanpa membedakan suku,ras,golongan dan agama, agar mereka dapat bersama -sama, bersatu padu dan beritikad baik dalam membangun ekonomi kerakyatan secara bergotong royong dalam bentuk koperasi.

Membantu para pedagang kecil dan menengah didalam mobilisasi permodalan demi kelancaran usaha sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.

Turut membantu pembangunan ekonomi dan menunjang pelaksanaan kegiatan usaha secara aktif dengan mengajak mitra usaha lainnya baik BUMN,swasta, perbankan maupun gerakan koperasi lainnya. Sebagai koperasi, ada beberapa peraturan dan syarat yang harus diikuti oleh koperasi

masing-masing. Syarat-syarat dan peraturan tersebut merupakan formalitas yang penting dalam pelaksanaan sehari-hari. Pemerintah Indonesia berperan aktif dalam kehidupan koperasinya. Menurut pasal 37 dalam Undang-Undang no.12 tahun 1967, pemerintah berkewajiban untuk memberikan bimbingan, pengawasan, perlindungan dan fasilitas terhadap koperasi serta memampukannya untuk melaksanakan pasal 33 UUD 1945. Oleh karena pendukungan ini, perkembangan koperasi di Indonesia naik secara terus-menerus. Seperti halnya organisasi yang lain, koperasi ini membutuhkan serta telah mempunyai manajemen yang baik agar tujuan koperasi tercapai dengan efisien. Hal yang membedakan manajemen koperasi dengan manajemen umum adalah terletak pada unsur-unsur manajemen koperasi yaitu rapat anggota, pengurus, dan pengawas. Adapun tugas masing-masing dapat diperinci sebagai berikut : Rapat anggota bertugas untuk menetapkan anggaran dasar, membuat kebijaksanaan umum, mengangkat atau memberhentikan pengurus dan pengawas. Pengurus koperasi bertugas memimpin koperasi dan usaha koperasi sedangkan Pengawas tugasnya mengawasi jalannya koperasi. Kemajuan perkembangan organisasi koperasi ini dapat dilihat dari beberapa prestasinya yaitu : Koperasi Terbaik Tingkat Nasional Tahun 1981, Koperasi Teladan Tingkat Nasional Tahun

1982 1986, Koperasi Berprestasi Tahun 1999, Koperasi Teladan Utama Tingkat Nasional Tahun 1987 sampai saat ini, dan lain sebagainya. SUMBER DATA http://jazzygroup.blogspot.com/2011/10/penyebab-koperasi-di-indonesia-sulit.html

http://mahasiswasyariah.wordpress.com/2010/03/29/permasalahan-yang-dihadapikoperasi- saat-ini-dan-solusinya/

http://kukuhprakoso.wordpress.com/2012/02/29/peran-kelembagaan-agribisnis/

www.perhepi.org/images/stories/publikasi/konpernas/lukman.pdf

www.acicis.murdoch.edu.au/hi/field_topics/nhall.pd

TUGAS KEGIATAN BELAJAR 4

Pertanyaan 1. Carilah referensi tentang manfaat atau tujuan adanya kemitraan bagi para pelaku kemitraan! 2. Carilah referensi tentang pola-pola kemitraan, jelaskan beserta bagan hubungan antar pihak-pihak yang bermitra! 3. Jelaskan tahapan kemitraan, paparkan beserta bagan! 4. Sebutkan contoh riil model kemitraan petani agribisnis dan jelaskan serta buat kesimpiulan! 5. Dalam agroindustri dewasa ini semakin tumbuh berkembang kerjasama sistem waralaba. Carilah contoh usahanya dan jelaskan pola waralabanya serta buat analisa terhadap kerjasama sistem itu!

1.

Jawaban a) Manfaat Kemitraan Manfaat dari kemitraan usaha antara lain: membangun kebersamaan dan penguatan sesama pelaku bisnis, memenuhi kebutuhan dalam menjaga kinerja kompetitif perusahaan, berkesinambungan dan berkelanjutan usaha dalam sektor yang sama atau yang relted, membangun kebersamaan dan penguatan sesama pelaku bisnis. Kemitraa usaha yang produktif dan otentik menekankan stakeholder sebagai subyek dan dalam paradigma common interest. Pola ini dapat saja didukung oleh resource based partnership (kerjasama berdasarkan sumber daya) dimana stakeholders diberi kesempatan menjadi shareholders. Diciptakan hubungan kemitraan usaha antara pengusaha besar atau ekspor dan pengusaha kecil atau pribumi ini didasarkan atas saling memerlukan, saling menguntungkan dan saling mengembangkan. Dalam hal ini para pengusaha besar atau ekspor bertindak atau berfungsi sebagai pengekspor hasil usaha milik rakyat atau pengusaha kecil, baik yang digolongkan sebagai industri rakyat atau berupa barang hasil kerajinan rakyat (handicraft product) maupun hasil pertanian, terutama hortikultura dan pengusaha kecil sebagai penyedia produk usaha dengan kualitas ekspor. Dalam praktek pelaksanaanya, kemitraan usaha yang terjalin antara usaha besar atau menengah dengan usha kecil memerlukan lembaga pendukung lain yang akan mempermudah keberlangsungan kemitraan tersebut. Lembaga-lembaga tersebut memiliki peran dan fungsi masing-masing yang sangat dibutuhkan oleh kedua belah pihak. Lembaga pembiayaan memberikan prioritas pelayanan bagi uasaha kecil, yang bermitra dengan usaha besar atau usaha menengah untuk memperoleh jaminan pendanan. Lembaga pendukung lain berperan mempersiapkan dan menjembatani uasaha kecil yang akan bermitra dengan uasaha besar atau uasaha menengah. b) Tujuan Kemitraan Tujuan dari aspek ekonomi

Dalam kondisi yang ideal, tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kemitraan secara lebih konkret yaitu: (1) Menigkatkan pendapatan usaha kecil dan masyarakat, (2) Meningkatkan perolehan nilai tambah bagi pelaku kemitraan. Menurut Gregory Grossman dalam bukunya Sistem-Sistem Ekonomi, terdapat tiga jenis efisiensi diantaranya, yaitu efisiensi teknis, efisiensi statis dan efisiensi dinamis. Menurut Jafar Hafsah, M., secara umum produktivitas didefinisikan dalam model ekonomi sebagai output dibagi dengan input. Tujuan dari aspek sosial dan budaya Kemitraan uasaha dirancang sebagai bagian dari upaya pemberdayaan usaha kecil. Pengusaha besar berperan sebagai faktor percepatan pemberdayaan usaha kecil sesuai kemampuan dan kompetensinya dalam mendukung mitra usahanya menuju kemandirian usaha, atau dengan kata lain kemitraan usaha yang dilakukan oleh pengusaha besar yang telah mapan dengan pengusaha kecil sekaligus sebagai tanggung jawab sosial pengusaha besar untuk ikut memberdayakan usaha kecil agar tumbuh menjadi pengusaha yang tangguh dan mandiri. Tujuan dari aspek teknologi Secara faktual, uasaha kecil biasanya mempunyai skala usaha yang kecil dari sisi modal, penggunaan tenaga kerja, maupun orientasi pasarnya. Demikian pula dengan status uasahanya yang bersifat pribadi atau kekeluargaan; tenaga kerja berasal dari lingkungan setrempat; kemampuan mengadopsi teknologi, manajemen dan administratif sangat sederhana dan struktur permodalan sangat bergantung pada modal tetap. Tujuan dari aspek manajemen Pengusaha kecil yang umumnya tingkat manajemen usaha rendah, dengan kemitraan uasaha diharapkan ada pembenahan menejemen, peningkatan kualitas sumber daya manusia serta pemantapan organisasi. Dalam rangka merealisasikan kemitraan sebagai wujud dari keterkaitan usha, maka diselenggarakan melalui pola-pola yang sesuai dengan sifat dan tujuan usaha yang dimitrakan, yaitu: (1) Pola inti plasma (2) Pola sub-kontrak (3) Pola dagang umum (4) Pola keagenan (5) Pola waralaba

2. a) Pola Kemitraan Inti Plasma Pola ini merupakan hubungan antara petani, kelompok tani atau kelompok mitra sebagai plasma dengan perusahaan inti yang bermitra usaha. Perusahaan inti menyediakan lahan, sarana produksi, bimbingan teknis, manajemen, menampung dan mengolah serta memasarkan hasil produksi. Sementara itu kelompok mitra bertugas memenuhi kebutuhan perusahaan inti sesuai dengan persyaratan yang telah disepakati. Kelebihan dari pola inti plasma adalah: (1) Terciptanya saling ketergantungan dan saling memperoleh keuntungan (2) Terciptanya peningkatan usaha

(3)

Dapat mendorong perkembangan ekonomi

Sedangkan untuk kelemahan dari pola inti plasma adalah: (1) Pihak plasma masih kurang memahami hak dan kewajiban sehingga kesepakatan yang telah ditetapkan berjalan kurang lancar (2) Komitmen perusahaan inti masih lemah dalam memenuhi fungsi (3) Kewjibannya sesuai dengan kesepakatan yang diharapkan oleh plasma

b) Pola Kemitraan Sub-kontrak Pola kemitraan sub-kontrak merupakan pola kemitraan antara perusahaan mitra usaha dengan kelompok mitra usaha yang memproduksi komponen yang diperlukan perusahaan mitra sebagai bagian dari produksinya. Kelebihan dari pola sub-kontrak adalah: (1) Pola sub-kontrak ditandai dengan adanya kesepakatan tentang kontrak bersama yang mencangkup volume, harga, mutu dan waktu kondusif bagi terciptanya alih teknologi, modal, keterampilan, dan produktivitas serta terjaminnya pemasaran produk pada kelompok mitra. Kelemahan dari pola sub-kontrak adalah: (1) Hubungan sub-kontrak yang terjalin semakin lama cenderung mengisolasi produsen kecil dan mengarah ke monopoli atau monopsoni, terutama dalam penyediaan bahan baku serta dalam hal pemasaran (2) Berkurangnya nilai-nilai kemitraan antara kedua belah pihak. Perasan saling menguntungkan, saling memperkuat dan saling menghidupi berubah menjadi penekanan terhadap harga input yang tinggi atau pembelian produk dengan harga rendah (3) Kontrol kualitas produk ketat, tetapi tidak diimbangi dengan sistem pembayaran yang tepat. Dalam kondisi ini, pembayaran produk perusahaan inti sering terlambat bahkan cenderung dilakukan secara konsinyasi. Disamping itu, timbul gejala eksploitasi tenaga kerja untuk mengejar target produksi.

c) Pola Kemitraan dagang Umum Pola kemitraan dagang umum merupakan hubungan usaha dalam pemasaran hasil produksi. Pihak yang terlibat dalam pola ini adalah pihak pemasaran dengan kelompok usaha pemasok komoditas yang diperlukan oleh pihak pemasaran tersebut. Beberapa petani atau kelompok petani hortikultura bergabung dalam bentuk koperasi badan usaha lainnya kemudian bermitra dengan toko swalayan atau usaha lainnya. Koperasi tani tersebut bertugas memenuhi kebutuhan toko swalayan dengan persyratan yang telah ditentukan. Kelebihan dari pola dagang umum adalah: (1) Pada dasarnya pola kemitraan ini adalah hubungan jual beli sehingga diperlukan struktur pendanaan yang kuat dari pihak yang bermitra, baik perusahaan mitra maupun klelompok mitra. Keuntungan dalam pola kemitraan ini berasal dari margin harga dan

jaminan harga produk yang diperjual belikan serta kualitas produk sesuai dengan kesepakatan pihak yang bermitra. Kelemahan dari pola dagang umum adalah: (1) Dalam prakteknya, harga dan volume produknya sering ditentukan secara sepihak oleh pengusaha mitra sehingga merugikan pihak kelompok mitra (2) Sistem perdagangan seringkali ditemukan berubah menjadi bentuk konsinyasi. Dalam sistem ini, pembayaran barang-barang pada kelompok mitra tertunda sehingga beban modal pemasaran produk harus ditanggung oleh kelompok mitra. Kondisi seperti ini sangat merugikan perputaran uang pada kelompok mitra yang memiliki keterbatasan. d) Pola Kemitraan Keagenan Pola kemitraan keagenan merupakan bentuk kemitraan yang terdiri dari pihak perusahaan mitra dan kelompok mitra atau pengusaha kecil mita. Pihak perusahaan mitra (pengusaha besar) memberikan hak khusus kepada kelompok mitra untuk memasarkan barang atau jasa perusahaan yang dipasok oleh pengusaha besar mitra. Perusahaan besar atau menengah bertanggung jawab atas mutu dan volume produk (barang atau jasa), sedangkan usaha kecil mitranya berkewajiban memasarkan produk dan jasa. Diantara pihak-pihak yang bermitra terdapat kesepakatan tentang target-target yang harus dicapai dan besarnya fee atau komisi yang diterima oleh pihak yang memasarkan produk. Kelebihan dari pola keagenan adalah: (1) Pola ini memungkinkan dilaksanakan oleh para pengusaha kecil yang kurang kuat modalnya karena biasanya menggunakan sistem mirip konsinyasi. Berbeda dengan pola dagang umum yang justru perusahaan besarlah yang kadang-kadang lebih banyak mengeruk keuntungan dan kelompok mitra harus bermodal kuat. Kelemahan dari pola keagenan adalah: (1) Usaha kecil mitra menetapkan harga produk secara sepihak sehingga harganya menjadi tinggi di tingkat konsumen (2) Usaha kecil sering memasarkan produk dari beberapa mitra usaha saja sehingga kurang mampu membaca segmen pasar dan tisak memenuhi target.

e) Pola Kemitraan Kerjasama Operasional Agribisnis (KOA) Pola kemitraan KOA merupakan pola hubungan bisnis yang dijalankan oleh kelompok mitra dan perusahan mitra. Kelompok mitra menyediakan lahan, sarana, dan tenaga kerja, sedangkan pihak perusahaan mitra menyediakan biaya, modal, manajemen dan pengadaan sarana produksi untuk mengusahakan atau membudidayakan suatu komoditas pertanian. Di samping itu, perusahaan mitra juga sering berperan sebagai penjamin pasar produk dengan meningkatkan nilai tambah produk melalui pengolahan dan pengemasan. Kelebihan dari pola KOA adalah:

(1) Sama dengan keunggulan sistem inti plasma. Pola Koa ini paling banyak ditemukan pada masyarakat pedesaan, antara usaha kecil di desa dengan usaha rumah tangga dalam bentuk sistem bagi hasil.

Kelemahan dari pola KOA adalah: (1) Pengambilan untung oleh perusahaan mitra yang menangani aspek pemasaran dan pengolahan produk terlalu besar sehingga dirasakan kurang adil oleh kelompok usaha kecilnya (2) Perusahaan mitra cenderung monopsoni sehingga memperkecil keuntungan yang diperoleh pengusaha kecil mitranya (3) Belum ada pihak ketiga yang berperan efektif dalam memecahkan masalah.

Perusahaan Mitra Produsen/petani Antar pulau atau eksportir

Pedagang pengecer

Pabrik/Industri pengolahan

Ekspor

3. Tahapan Kemitraan

Konsumen

Agroindustri level 3 dan level 4

Lembaga Pembiayaan

Lembaga Penyandang Dana khusus

Agroindustri level 1 Dan level 2

Lembaga pendamping: Instansi terkait, Perguruan Tinggi

Petani dan kelompok tani

Dari bagan diatas dapat dipaparkan bahwa asal mula dari tahapan kemitraan berawal dari kebijakan Pemerintah Daerah yang memberi sarana dan prasarana kepada para petani dalam penanaman hingga saat panen melalui Gapoktan, seperti: penyediaan bibit, pupuk, traktor dan lain-lain. Kemudian setelah proses panen, produk akan disalurkan atau dikumpulkan di KUD oleh para petani kecil (agroindustri level 1 dan 2). Disinilah terjadi hubungan kemitraan antara agroindustri level 1 dan 2 dengan Lembaga Penyandang Dana Khusus sebagai penyedia modal dan Lembaga Pendamping seperti instansi terkait atau Perguruan Tinggi sebagai pihak yang melakukan riset terhadap hasil produk pertanian tersebut. Tahapan selanjutnya adalah pengolahan produk yang ditangani oleh perusahaan yang sudah melakukan penandatanganan perjanjian atau kontrak kerja sebagai agroindustri level 3

dan 4 dengan pihak agroindustri level 1 dan 2. Di dalam tahapan ini terjadi proses pengelolaan produk hasil pertanian sehingga menghasilkan produk baru yang bernilai ekonomis lebih tinggi. Kemudian produk tersebut dipasarkan kepada konsumen.

4.

Contoh model kemitraan agribisnis.

Kemitraan PT Pupuk Kujang dengan kelompok Tani Sri mandiri desa Majalaya Kecamatan Majalaya Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat. Pelaku dalam sektor pertanian secara garis besar dapat digolongkan kedalam dua kelompok, yaitu perusahaan pertanian besar (agribisnis besar) dan kelompok petani (agribisnis kecil). Berdasarkan analisis kondisi pelaku kerjasama, kondisi perusahaan pertanian besar cenderung menunjukan kekuatan yang terletak pada faktor permodalan, teknologi dan manajemen. Sebaliknya kondisi petani cenderung menunjukkan kekuatan pada faktor kuantitas tenaga kerja, faktor produksi (lahan) dan pengetahuan lokal. Kerjasama antara perusahaan besar dan panitia melalui kemitraan dalam mengembangkan pertanian dapat meningkatkan efisiensi sekaligus kesempatan berusaha dan pendapatan. PT Pupuk Kujang adalah salah satu perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang bergerak di sektor pertanian sebagai industri pupuk nasional. PT Pupuk Kujang melakukan kemitraan dengan petani-petani khususnya yang dekat dengan lokasi PT Pupuk Kujang, salah satunya adalah kelompok tani Sri Mandiri di Desa Majalaya Kecamatan Majalaya Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat.

Kesimpulan: Adanya model kemitraan pada bidang agribisnis sangatlah menguntungkan bagi petani maupun mitra kerjanya. Karena perusahaan dalam bentuk horizontal dengan penetapan harga psikologis adalah strategi yang baik dalam mengembangkan perusahaan agribisnis pangan. Dalam meningkatkan daya saing perusahaan harus melakukan upaya seperti: meningkatkan mutu produk, pengolahan bahan baku yang baik, peningkatan mutu pelayanan kepada konsumen secara baik, melakukan riset pasar dan benchmarking. Sehingga perusahaan agribisnis dapat mampu bersaing dengan baik secara berkelanjutan.

5.

Sistem Kerjasama Sistem waralaba dalam Agroindustri

Misalnya pada agroindustri minuman lidah buaya (nata de aloe). Penentuan Perusahaan Minuman Bagas Aji di Kabupaten Purworejo sebagai daerah penelitian dilakukan secara purposive. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara finansial, usaha agroindustri minuman lidah buaya (nata de aloe) menguntungkan karena usaha tersebut memiliki nilai R/C lebih

besar dari (1,28), jumlah produksi aktual (5000 kardus) dan penerimaan aktual (Rp 96.000.000,00) lebih besar daripada jumlah produksi saat BEP (1.383 kardus) dan penerimaan saat BEP (Rp 26.457.377,00). Nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan pelepah lidah buaya (nata de aloe) dapat dilakukan menjadi minuman lidah buaya (nata de aloe) adalah sebesar Rp 1.574.000,00 per kg lidah buaya. Strategi untuk mengembangkan agroindustri minuman lidah buaya (nata de aloe) dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas produk minuman berupa rasa dan kemasan, memperkuat permodalan, memperluas pasar melalui promosi dan melakukan efisiensi produksi. Disarankna agar agroindustri di Kabupaten Purwerejo terus dikembangkan karena secara finansial terbukti menguntungkan. Perusahaan PM Bagas Aji disarankan untuk meningkatkan kualitas produk dalam hal rasa dan kemasan yang menarik serta menjaga ketersediaan produk di pasaran. Perlu adanya dukungan dari pihak lembaga keuangan dalam upaya memperkuat permodalan dan pemerintah untuk mempromosikan minuman lidah buaya (nata de aloe) sebagai produk unggulan daerah Kabupaten Purwerejo. Pola Waralabanya adalah pihak-pihak yang terkait dalam Waralaba sifatnya berdiri sendiri. Terwaralaba berada dalam posisi independen terhadap Pewaralaba. Independen maksudnya adalah terwaralaba berhak atas laba dari usaha yang dijalankan, bertanggung jawab atas beban-beban usaha waralabanya sendiri. Di luar itu terwaralaba terikat pada peraturan dan perjanjian dengan pewaralaba sesuai dengan kontrak yang disepakati bersama dengan karyawan yang bekerja pada pabrik pembuatan minuman dari lidah buaya (nata de aloe).

TUGAS MODUL MANAJEMEN AGRIBISNIS

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4 ARIF ALAMSYAH RENATA DIO RANI IGA TYANITA DUANI NUR IZZATUL K VIKA SARI 115040100111022 115040101111087 115040101111126 115040101111139 115040101111165

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012