39
RANGKUMAN MATERI KELAS XI MATA PELAJARAN SENI BUDAYA UPTD SMKN 1 BOYOLANGU TULUNGAGUNG PENGANTAR Pada dasarnya, pelajaran seni rupa untuk kelas XI adalah lanjutan materi di kelas X. soal – soal yang akan dibuat sebenarnya adalah “percampuran” dari Pelajaran kelas X dan XI (semester 1). Berikut adalah rangkuman dari materi kelas X dan XI (Semester 1) semoga dapat membantu kalian dalam belajar Mata Pelajaran Seni Budaya. Sukses untuk kalian. Penulis A. SENI RUPA a. Apresiasi Seni Apresiasi berasal dari Bahasa Latin, Appretiatus yang artinya penilaian/penghargaan. Apresiasi dilihat dari Bahasa Inggris, Appreciate, yang artinya menentukan atau menunjukkan nilai, atau menilai, melihat bobot karya, menikmati kemudian menyadari kepekaan rasa dan menghayati. Mengapresiasi artinya berusaha mengerti tentang seni dan menjadi peka terhadap segi-segi di dalamnya, sehingga secara sadar mampu menikmati dan menilai karya dengan semestinya. Apresiasi Seni adalah suatu proses penghayatan suatu karya seni yang dihormati dan penghargaan pada karya seni itu sendiri serta penghargaan pada pembuatnya. Secara umum, Apresiasi dapat diartikan sebagai kesadaran menilai lewat penghayatan suatu karya seni. Kegiatan Apresiasi yaitu melakukan pengamatanm pemahaman, penilaian atau mengevaluasi serta mengkritik. Kegiatan seni adalah kegiatan yang berbeda dengan kegiatan manusiawi yang lain, karena mempunyai sifat yang khusus dan istimewa. Kegiatan seni merupakan kegiatan member kesan tentang dunia disekitar kita lewat sentuhan – sentuhan artistik dan estetik/seni dan keindahan pada ciptaan yang ada. Proses apresiasi terbentuk dari dua kemungkinan, yaitu Afektif dan Kreatif. Proses apresiasi afektif terjadi apabila pengamatan seni cepat mengalami empati dan rasa puas. 1 |

Seni Budaya Xi Word2003

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Seni Budaya Xi Word2003

RANGKUMAN MATERI KELAS XI MATA PELAJARAN SENI BUDAYA

UPTD SMKN 1 BOYOLANGU TULUNGAGUNG

PENGANTAR

Pada dasarnya, pelajaran seni rupa untuk kelas XI adalah lanjutan materi di kelas X. soal –

soal yang akan dibuat sebenarnya adalah “percampuran” dari Pelajaran kelas X dan XI

(semester 1). Berikut adalah rangkuman dari materi kelas X dan XI (Semester 1) semoga

dapat membantu kalian dalam belajar Mata Pelajaran Seni Budaya. Sukses untuk kalian.

Penulis

A. SENI RUPA

a. Apresiasi Seni

Apresiasi berasal dari Bahasa Latin, Appretiatus yang artinya penilaian/penghargaan.

Apresiasi dilihat dari Bahasa Inggris, Appreciate, yang artinya menentukan atau

menunjukkan nilai, atau menilai, melihat bobot karya, menikmati kemudian

menyadari kepekaan rasa dan menghayati.

Mengapresiasi artinya berusaha mengerti tentang seni dan menjadi peka terhadap

segi-segi di dalamnya, sehingga secara sadar mampu menikmati dan menilai karya

dengan semestinya.

Apresiasi Seni adalah suatu proses penghayatan suatu karya seni yang dihormati

dan penghargaan pada karya seni itu sendiri serta penghargaan pada pembuatnya.

Secara umum, Apresiasi dapat diartikan sebagai kesadaran menilai lewat

penghayatan suatu karya seni.

Kegiatan Apresiasi yaitu melakukan pengamatanm pemahaman, penilaian atau

mengevaluasi serta mengkritik.

Kegiatan seni adalah kegiatan yang berbeda dengan kegiatan manusiawi yang lain,

karena mempunyai sifat yang khusus dan istimewa.

Kegiatan seni merupakan kegiatan member kesan tentang dunia disekitar kita lewat

sentuhan – sentuhan artistik dan estetik/seni dan keindahan pada ciptaan yang ada.

Proses apresiasi terbentuk dari dua kemungkinan, yaitu Afektif dan Kreatif. Proses

apresiasi afektif terjadi apabila pengamatan seni cepat mengalami empati dan rasa

puas.

Proses apresiasi kreatif terjadi apabila pengamat seni sadar dalam melakukan

penghayatan dan penilaian serta menggunakan aspek logika dalam menentukan nilai

suatu karya seni.

Apresiasi kreatif dapat didefinisikan sebagai proses aktif dan kreatif sehingga secara

efektif pengamat dapat memahami nilai seni, yaitu untuk mengalami pengalaman

estetik.

Dalam proses apresiasi kreatif dapat melalui beberapa tahapan khusus,

antara lain :

1. Pengamatan objek karya seni

Menurut Verbeek, pengamatan bukanlah mengunakan satu indra saja,

melainkan pemberdayaan seluruh pribadi. Yang artinya: ketajaman pengamatan

seseorang tergantung pada pengetahuan pengetahuan, pengalaman, perasaan,

keinginan dan anggapan seseorang.

Pengamatan terhadap objek/hasil karya seni merupakan pengamatan terhadap

suatu objek yang terdiri atas totalitas yang penuh arti.

1 |

Page 2: Seni Budaya Xi Word2003

2. Aktivitas fisiologis

Tindakan nyata untuk melakukan sesuatu

3. Aktivitas psikologis

Terjadinya persepsi sampai dengan evaluasi kemudian timbul interpretasi

imajinatif dan dorongan berbuat kreatif

4. Aktivitas penghayatan

Terjadinya sebuah perenungan terhadap sebuah objek

5. Aktivitas penghargaan

Terjadiya sebuah evaluasi terhadap objek. Evaluasi dapat berapa saran dan

kritikan

Dalam proses penciptaan karya seni, seorang seniman atau kreator seni harus

memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Konsep/gagasan

Konsep/Ide datang dapat digolongkan menjadi 2, yaitu :

a. Ide datang lebih awal

Ketika seniman telah memiliki ide tertentu, langkah selanjutnya baru

menentukan media, teknik dan penyelesaian ide

b. Ide datang setelah melihat media

Ketika seniman menemukan ide setelah mengamati media. Bentuk

ditemukan dari media yang ada sebagai bentuk frontal (Shape)

2. Teknik

adalah cara yang digunakan dalam membuat karya, hal ini terkait dengan media

yang dihadapi dan dikerjakan

3. Corak atau gaya

setiap daerah memiliki bentuk yang berbeda dari ragam hias dan teknik

penyelesaian karya

4. Keunikan atau ciri khusus

yang dimiliki antar daerah dan bangsa berbeda-beda

b. Unsur – Unsur Seni Rupa

a. Garis adalah goresan atau batas limit dari suatu benda, ruang, bidang, warna,

texture, dan lainnya. Garis mempunyai dimensi memanjang dan mempunyai

arah tertentu, garis mempunyai berbagai sifat, seperti pendek, panjang, lurus,

tipis, vertikal, horizontal, melengkung, berombak, halus, tebal, miring, patah-

patah, dan masih banyak lagi sifat-sifat yang lain. Kesan lain dari garis ialah

dapat memberikan kesan gerak, ide, simbol, dan kode-kode tertentu, dan lain

sebagainya. Pemanfaatan garis dalam desain diterapkan guna mencapai kesan

tertentu, seperti untuk menciptakan kesan kekar, kuat simpel, megah ataupun

juga agung. Beberapa contoh symbol ekspresi garis serta kesan yang

ditimbulkannya, dan tentu saja dalam penerapannya nanti disesuaikan dengan

warna-warnanya.

b. Bidang dalam seni rupa merupakan salah satu unsur seni rupa yang terbentuk

dari hubungan beberapa garis. Bidang dibatasi kontur dan merupakan 2

dimensi, menyatakan permukaan, dan memiliki ukuran Bidang dasar dalam seni

rupa antara lain, bidang segitiga, segiempat, trapesium, lingkaran, oval, dan

segi banyak lainnya

c. Bentuk dalam pengertian bahasa, dapat berarti bangun (shape) atau bentuk

plastis (form). Bangun (shape) ialah bentuk benda yang polos, seperti yang

2 |

Page 3: Seni Budaya Xi Word2003

terlihat oleh mata, sekedar untuk menyebut sifatnya yang bulat, persegi,

ornamental, tak teratur dan sebagainya. Sedang bentuk plastis ialah bentuk

benda yang terlihat dan terasa karena adanya unsur nilai (value) dari benda

tersebut, contohnya lemari. Lemari hadir di dalam suatu ruangan bukan hanya

sekedar kotak persegi empat, akan tetapi mempunyai nilai dan peran yang

lainnya.

d. Ruang dalam arti yang luas adalah seluruh keluasan, termasuk di dalamnya

hawa udara. Dalam pengertian yang sempit ruang dibedakan menjadi dua, yaitu

ruang negatif dan ruang positif. Ruang negatif adalah ruang yang mengelilingi

wujud bentuk, sedang ruang positif adalah ruang yang diisi atau ditempati wujud

bentuk.

e. Warna merupakan unsur penting dan paling dominant dalam sebuah penciptaan

karya desain. Melalui warna orang dapat menggambarkan suatu benda

mencapai kesesuaian dengan kenyataan yang sebenarnya. Warna dapat

dikelompokkan berdasarkan jenis warna, sifat warna, dan makna warna.

1) Jenis warna

Dalam sistem Prang (The Prang System), warna dalam hal ini adalah

pigmen yang dapat dikelompokkan sebagai jenis-jenis warna sebagai

berikut :

Warna primer, yaitu tiga warnapokok yakni merah, biru, dan kuning.

Warna sekunder / biner, yaituperpaduan antara 2 warna primer

dan menghasilkan warna hijau,jingga dan ungu.

Warna intermediate, yaitu percampuran antara warna primer dengan

warna sekunder, menghasilkan warna kuning hijau,hijau-biru, biru-ungu,

merah-ungu,merah-jingga, dan kuning-jingga.

Warna tertier, yaitu percampuran antara warna sekunder dan warna

intermediate dan menghasilkan sebanyak 12 warna.

Warna quarterner, yaitu pencampuran warna intermediate dengan

warna tertier dan menghasilkan sebanyak 24 warna.

Lingkaran Warna

2) Sifat warna

Sifat warna dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : hue, value, dan

intensity.

Hue

Hue adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari

3 |

Page 4: Seni Budaya Xi Word2003

suatu warna, seperti merah, biru, kuning, hijau, coklat, ungu, jingga, dan

warna lainnya. Perbedaan antara merah dengan biru, atau merah

dengan kuning adalah perbedaan dalam hue.

Value

Value adalah istilah untuk menyatakan gelap terangnya warna atau

harga dari hue. Untuk mengubah value, misalnya dari merah normal ke

merah muda dapat dicapai dengan cara menambahputih atau

mempercair warna tersebut hingga memberi kesan terang. Dan untuk

memberi kesan gelap misalnya merah tua dapat dicapai dengan

menambah hitam. Value yang berada dipertengahan disebut middle

value dan yang berada di atas middle value disebut high value, sedang

yang berada dibawahnya disebut low value. Value yang lebih terang

dari warna normal disebut tint dan yang lebih gelap disebut shade.

Close value adalah value yang berdekatan atau bersamaan dan

kelihatan lembut dan terang.

Intensity

Intensity atau chroma adalah istilah untuk menyatakan cerah atau

suramnya warna, kualitas atau kekuatan warna. Warna-warna yang

intensitasnya penuh nampak sangat mencolok dan menimbulkan efek

tegas, sedang warna-warna yang intensitasnya rendah nampak lebih

lembut.

Berdasarkan paduan warna (colour scheme), warnadapat dibagi dalam

tiga tipe yakni

Warna monokromatrik adalah tingkatan warna dari gelap ke terang

dalam urutan satu warna, misalnya urutan dari merah tua sampai ke

merah yang paling muda.

Warna Complementer, yaitu dua warna yang berlawanan dalam

kedudukan berhadap-hadapan, memiliki kekuatan berimbang,

misalnya kuning kontras ungu, biru kontras jingga, dan merah

kontras hijau.

Warna analogus adalah tingkatan warna dari gelap ke terang dalam

urutan beberapa warna, misalnya urutan dari biru, biru kehijauan,

hijau, hijau kekuningan, dan kuning.

3) Makna Warna

Sebagaimana unsur desain yang lain, warna juga mempunyai makna yang

berbeda, antara lain sebagai berikut :

Merah mempunyai makna api, panas, marah, bahaya, aksi, gagah,

berani, hidup, riang dan dinamis.

Putih mempunyai makna suci, mati, bersih, tak berdosa, dan jujur.

Kuning mempunyai makna matahari, cerah, sukacita, terang, iri, dan

benci.

Kuning emas mempunyai makna masyhur, agung, luhur, dan jaya.

Coklat mempunyai makna stabil dan kukuh.

Jingga mempunyai makna masak, bahagia, senja, riang, mashur, dan

agung.

Biru mempunyai makna tenang, kenyataan, damai, kebenaran,

kesedihan dan setia.

4 |

Page 5: Seni Budaya Xi Word2003

Hijau mempunyai makna dingin, sejuk, tenang, segar, mentah,

pertumbuhan, dan harapan.

Merah muda mempunyai makna romantis, dan ringan.

Ungu mempunyai makna kekayaan, berkabung, bangsawan, mewah,

berduka cita, dan mengandung rahasia.

Hitam mempunyai makna tragedi, kematian, duka, kegelapan, gaib,

tegas, dan dalam.

Pemaknaan warna dipengaruhi oleh aspek budaya setempat. Pemaknaan

warna yang terkait dengan warna sebagai simbol, di masing-masing daerah

atau wilayah, akan berbeda, sesuai dengan pemaknaannya dalam budaya

setempat.

Contoh :

bendera tanda adanya kematian, di Indonesia berbeda sesuai daerah

setempat. Di Yogjakarta, bendera merah, di Jakarta – kuning, di Sulawesi –

putih, di Sumatera – merah, dan sebagainya.

Di negeri China, warna merah berarti Cinta, sedangkan di Indonesia berarti

marah atau berani.

4) Kombinasi Warna

Cara menyusun atau memadukan dua warna atau lebih dalam sebuah

komposisi

- Kombinasi Warna yang harmonis

Kombinasi antara warna-warna yang serumpun, letaknya berdekatan

dengan lingkaran warna. Misalnya : hijau tua dengan hijau muda.

- Kombinasi warna yang kontras

Kombinasi antara warna-warna yang berlawanan letaknya dalam

lingkaran warna. Misalnya : Hijau dengan Merah

- Kombinasi warna analog

Dua atau tiga corak warna yang berdekatan letaknya dalam

lingkaranan warna. Misalnya : Biru, Ungu, Merah

5) Penggunaan Warna

- Cara Heraldis (pengertian dan contoh sudah dijabarkan dalam

MANKNA WARNA)

- Cara Murni, penggunaan warna secara lebih bebas. Misalnya Pohon

dicat warna merah, Kuda dicat warna hijau,dll

- Cara Naturalis, penggunaan warna sesuai dengan aslinya yang

terdapat pada alam. Misalnya : warna daun adalah hijau

f. Tekstur

Tekstur adalah nilai raba pada suatu permukaan, baik itu nyata maupun semu.

Suatu permukaan mungkin kasar, mungkin juga halus, mungkin juga lunak

mungkin juga kasap atau licin dan lain-lain. Ada dua macam tekstur yakni

tekstur nyata dan tekstur semu, sebagai berikut :

1) Tekstur nyata

Tekstur nyata adalah tekstur fisik suatu benda secara nyata yang

dikarenakan adanya perbedaan permukaan suatu benda. Misalnya tekstur

wool berbeda dengan kapas, kain sutera berbeda dengan plastik, dan lain

sebagainya. Tekstur ini dapat dikelompokkan dalam tekstur alam, tekstur

buatan dan tekstur reproduksi. Tekstur alam adalah tekstur yang berasal

5 |

Page 6: Seni Budaya Xi Word2003

langsung dari alam, misalnya daun, kulit kayu, permukaan batu, dan

lainnya. Tekstur buatan adalah tekstur yang tercipta dari susunan benda-

benda alam, seperti tikar (dari daun yang disusun), goni (dari pasir dan

kertas). Sedangkan tekstur reproduksi adalah tekstur yang dibuat melalui

reproduksi benda yang sebenarnya, misalnya wallpaper.

2) Tekstur semu

Tekstur semu adalah tekstur yang terlihat saja berbeda tetapi bila diraba

ternyata sama saja. Tekstur ini hadir karena adanya unsur gelap terang

atau karena unsur perspektif.

Selain nilai raba pada suatu permukaan, tekstur juga dapat menimbulkan

kesan berat dan ringan. Sebuah kubus dari besai yang berat bila dibagian

luarnya dilapisi dengan karton maka akan memberi kesan ringan dan

kosong.

c. Karya Seni berdasarkan jenis matra (dimensi)

- Dwi Matra, karya seni rupa berbentuk datar atau dua ukuran (panjang dan lebar)

yang hanya dapat dipandang dari arah depan saja. Misalnya : gambar,lukisan,dll

- Tri Matra, karya seni yang memiliki ukuran panjang, lebar, tinggi, dan volume

yang dapat dipandang dari berbagai sisi atau arah pandang. Misalnya : patung,

keramik, seni bangunan (arsitektur)

d. Karya Seni berdasarkan teknik pembuatannya

- Handmade (buatan tangan)

- Masinal (dikerjakan oleh mesin)

- Komputer

e. Karya Seni berdasarkan tujuan pembuatannya

- Karya seni murni sebagai media berekspresi, rekreasi, terapi, dan komunikasi

- Karya seni terapan diciptakan untuk tujuan fungsional

f. Karya Seni berdasarkan Aliran – Alirannya

- Naturalisme

Aliran ini merupakan suatu aliran seni rupa yang mengutamakan kesesuaian

dengan keadaan mahluk hidup, alam, dan benda mati sebenarnya. Contoh yang

paling terlihat adalah pada lukisan potret diri, pemandangan alam, atau

landscape.

- Realisme

Aliran ini menunjukkan suatu keadaan sosial yang sesungguhnya dan biasanya

memprihatinkan dan sedang bergejolak di dunia atau suatu tempat tertentu.

Contoh aliran seni rupa ini antara lain melukiskan kemiskinan, kesedihan, atau

peristiwa yang memilukan.

- Romantisme

Aliran ini umumnya ditandai oleh tema-tema yang fantastis, penuh khayal, atau

petualangan para pahlawan purba. Juga banyak menampilkan berbagai perilaku

dan karakter manusia yang dilebih lebihkan.

Para pelukis ini antara lain Eugene delacroik (1798-1963), JeanBaptiste Camille

Corot (1796-1875) dan Rousseau (1812-1876). Gaya inijuga berkembang di

Jerman, Belanda, dan Perancis.

- Impresionisme

Aliran ini dalam dunia seni rupa berawal dari ungkapan yang mengejek pada

karya Claude Monet (1840-1926) pada saat pameran di Paris tahun

6 |

Page 7: Seni Budaya Xi Word2003

1874. Karya ini menggambarkan bunga teratai dipagi hari yang ditampilkan

dalam bentuk yang samar dan warna kabur dan olehsebagian kritikus seni

disebut sebagai “impresionistik “, suatu lukisanyang menampilakan bentuk yang

sederhana dan terlampau biasa.

- Ekspresionisme

Adalah suatu aliran dalam seni rupa yang melukiskan suasanakesedihan,

kekerasan, kebahagiaan, atau keceriaan dalam ungkapan rupa yang emosional

dan ekspresif.

Salah seorang pelukis yang beraliran Ekspresionisme adalah Vincent

van Gogh (1853-1890). Lukisan lukisannya penuh dengan ekpresi gejolak jiwa

yang diakibatkan oleh penderitaan dan kegagalan dalam hidup.salah satu

lukisannya yang terkenal adalah “Malam Penuh Bintang“(1889), yang

mengekpresikan gairah yuang tinggi sekaligus perasaan kesepian.

- Kubisme

Kubisme adalah suatu aliran dalam seni rupa yang bertitik tolak dari

penyederhanaan bentuk-bentuk alam secara geometris (berkotak-kotak).

Pada tahun 1909 berkembang aliran kubisme Analistis yang mengembangkan

konsep dimensi empat dalam seni lukis. Dan dimengerti sebagai konsep

dimensi ruang dan waktu dalam lukisan. Pada setiap sudut lukisan terlihat objek

yang dipecah-pecah dengan posisi waktu yang berbeda. Sedangkan Kubisme

Sintetis, pelukisannya disusun dengan bidang yang berlainan yang saling

tumpang dan tembus.

- Konstruksifisme

Aliran seni ini awalnya berkembang di Rusia penggagasnya antara lain

Vladimir Tattin, Antoine Pevsner, dan Naum Gabo. Gaya ini mengetengahkan

berbagai karya seni berbentuk tiga dimensional namun

wujudnya abstrak. Bahan-bahan yang dipergunakan adalah bahan modern

seperti besi beton, kawat, bahkan plastik.

- Abstrakisme

Seni ini menampilkan unsur-unsur seni rupa yang disusun tidak terbatas

pada bentuk-bentuk yang ada di alam. Garis, bentuk, dan warna ditampilkan

tanpa mengindahkan bentuk asli di alam.

Kadinsky dan PietMondrian marupakan sebagian perupa beraliran abstrak ini.

Seni Abstrak ini pada dasarnya berusaha memurnikan karya seni, tanpa terikat

dengan wujud di alam.

- Dadaisme

Adalah gerakan seni rupa modern yang memiliki kecendrungan menihilkan

hukum–hukum keindahan yang ada.Ciri utama gaya ini adalah paduan dari

berbagai karya lukisan, patung atau barang tertentu dengan menambahkan

unsur rupa yang tak lazim sebagai protes pada keadaan sekitarnya, seperti

lukisan reproduksi lukisan “Monalisa “ karya

Leonardo da Vinci tetapi diberi kumis, atau petusan laki-laki diberi dudukan dan

tandatangan, kemudian dipamerkan di suatu galeri.

- Surealisme

7 |

Page 8: Seni Budaya Xi Word2003

Adalah penggambaran dunia fantasi psikologis yang diekspresikan secara

verbal, tertulis maupun visual. Bentuk-bentuk alam dideformasi, sehingga penuh

fantasi dan di luar kewajaran.

- Elektisisme

Yaitu gerakan seni awal abad ke- 20 yang mengkombinasikan berbagai

sumbergaya yang ada di dunia menjadi wujud seni modern. Banyak yang

menjadi sumber inspirasi dari gaya seni ini. Antara lain, gaya seni primitive

sejumlah suku bangsa di Afrika, karya seni pra-sejarah, seni Amerika Latin,

gaya esetik Mesir Purba, dan Yunani Kuno.

Tokoh-tokoh seni yang menerapkan gaya ini antasra lain Picasso (disamping

sebagai tokoh Kubisme), Paul Gaugguin, Georges Braque, Jean Arp, Henry

Moore, dan Gabo.

- Posmodernisme

Istilah seni ini umumnya disebut seni kontemporer yaitu mengelompokan

gaya-gaya seni rupa yang sezaman dengan pengamat atau yang menjadi

kecenderungan popular dan dipilih oleh para seniman dalam rentang lima puluh

tahun terakhir hingga sekarang.

Gaya ini sering diartikan sebagai aliran yang berkembang setelah seni modern.

Jika dalam seni modern lebih memusatkan kepada ekspresi pribadi dan

penggalian gaya baru, dalam seni Posmodern ungkapan seni

lebih ditekankan kepada semantika (makna rupa) dan semiotika (permainan

tanda rupa).

g. Tokoh Seni Rupa (Pelukis)

Golongan pelukis yang menggambarkan bentuk – bentuk alamiah dan kepersisan

visual yang mewakili kelompok naturalism dan realisme. Pelukisnya terdiri dari:

S.Sudjono, Sudarso, Dullah, Wardoyo, Wahdi, Basuki Abdullah,dll

Golongan pelukis yang menampilkan kesadaran subyektif (ekspesionisme)

pelukisnya antara lain : Krisna Mutajab, Zaini, Popo Iskandar, dll

Golongan pelukis yang menampilkan bentuk – bentuk abstrak non figuratif.

Pelukisnya adalah : Fajar Sidik, Aming Prayitno, Umi Dakhlan, dll

Golongan pelukis yang menampilkan bentuk – bentuk dekoratif. Pelukisnya

antara lain : Suparto, Widyat, Mulyadi W, dll

h. Seni Kriya Batik

Seni kriya batik yang berkembang pada masa sekarang merupakan kelanjutan seni

kerajinan batik sebelumnya. Daerah-daerah perkembangan batik di Jawa Barat masa

sekarang terdapat di daerah Cirebon.

Dalam pembuatan batik, kita mengenal ada empat cara pembuatannya, yaitu dengan

cara ditulis dengan canting yang biasa di sebut dengan batik tulis, dengan cara di

cetak dengan cap disebut batik cap, dengan cara diikat dengan tali/benang

dinamakan batik ikat atau jumputan dan dengan cara dicetak dengan screen yang

kemudian kita namakan batik cetak atau batik printing.

Pembuatan motif pada batik tulis, dibuat dengan cara memberikan malam dengan

alat canting/kuas ke atas permukaan kain yang telah digambar sebelumnya. Sedang

pemberian motif pada batik cap dibuat dengan menggunakan cap atau stempel

logam yang permukaannya telah diberi malam lalu dicetakkan pada permukaan kain.

8 |

Page 9: Seni Budaya Xi Word2003

Pemberian motif pada batik printing dibuat dengan cara mencetakkan larutan napthol

yang telah dikentalkan ke atas permukaan kain dengan menggunakan alat rakel.

Sedangkan pemberian motif pada batik ikat, motifnya diikat-ikat dengan tali

plastic atau benang hingga menjadi motif yang diinginkan. Proses berikut adalah

pencelupan kain ke larutan naptol, garam warna dan air pembilas. Khusus untuk

batik printing langsung dicelupkan kelarutan garam warna. Untuk menghasilkan

warna batik yang baik proses pencelupannya harus diakukan berulang-ulang.

Proses selanjutnya disebut proses pelorotan malam. Caranya kain yang telah selesai

pada proses pencelupan, dicelupkan kembali ke dalam air panas yang telah diberi

bubuk soda abu atau soda ASH.

Benda-benda pakai yang dihasilkan dari kerajinan ini adalah kain, selendang, taplak

meja, sprei, sarung bantal, hiasan dinding, gorden dan lain-lain. Bahasan berikut

adalah penjelasan tentang bahan, peralatan dan tahap-tahap dalam pembuatan

karya batik tulis. Untuk lebih jelasnya silahkan Anda perhatikan dengan saksama.

Tahap pembuatan gambar motif

Bahan dan peralatan yang digunakan pada tahap ini adalah kain katun, pola

gambar atau mall, pensil 4B-5B, dan meja kaca. Pembuatan gambar

motif pada kain, dapat dicapai dengan menjiplak pola / mall yang telah disiapkan

atau bias juga dengan cara menuliskan langsung di atas kain.

Untuk menghasilkan gambar motif yang baik penulisannya dilakukan di atas

meja kaca. Bila kain yang hendak digambari banyak lilin / kotor maka kain harus

dicuci terlebih dahulu dengan sabun. Hal ini dimaksud agar dalam proses

pencelupan nanti warna mudah menyerap.

Tahap pemberian malam

Dalam tahap ini bahan dan peralatan yang digunakan, yaitu :

Kain, jenis kain yang digunakan untuk membatik adalah jenis kain yang

bahan bakunya terbuat dari kapas (katun) atau sutera, misalnya kain blacu,

poplin, birkolin, santung, prima, premisima, vealisima, linen, dan sutera.

Malam, malam untuk membatik terdiri atas malam lowong (warnanya

kuning dan lebih liat), malam cetak (warnanya coklat, sifatnya kurang

kuning dan lebih liat), malam cetak (warnanya coklat, sifatnya kurang

liat),dan malam putih / paraffin (sifatnya rapuh, dan mudah retak).

Canting, canting yang digunakan untuk membatik terdiri dari canting cecek

(lubangnya kecil), canting klowong (lubangnya sedang) dan canting nembok

(lubangnya besar).

Peralatan penunjang, alat penunjang yang digunakan dalam tahap ini adalah

kompor kecil, kenceng, panci, dan lainnya.

Tahapan pemberian warna pada batik tulis

Pemberian warna rapid

Pemberian warna rapid dilakukan dengan cara menyapukan warna rapid ke

bagian-bagian gambar yang diinginkan. Fungsi warna ini hanya sebagai

variasi agar batik lebih menarik. Larutan rapid dibuat dengan cara mengaduk

rapid dengan minyak TRO hingga kental, kemudian diberi air dingin dan

diaduk kembali hingga merata. Perbandingannya adalah 1 sendok makan

rapid : 2 sendok minyak TRO : 1 gelas besar air dingin.

Proses pencelupan

9 |

Page 10: Seni Budaya Xi Word2003

Proses pencelupan dalam membuat batik dilakukan dalam tiga

langkah.Pertama pencelupan pada larutan naptol (bak I), kedua pencelupan

pada larutan garam warna (bak II), dan ketiga pencelupan pada air pembilas

(bakIII). Untuk menghasilkan warna yang memuaskan, proses pencelupan

dilakukan berulang-ulang.

Tahap melunturkan malam

Untuk melunturkan atau melorotkan malam pada kain batik yang telah

selesai pada proses pencelupan, dilakukan dengan cara memasukkan kain

ke dalam bak yang berisi air panas yang telah dicampur soda abu (Soda

ASH) dan soda api (costik soda). Proses melunturkannya kain dimasukkan

ke dalam bak, diangkat-angkat dengan menggunakan jepitan hingga

malamnya lepas dan selanjutnya dibilas dengan air bersih, diperas, dan

dianginanginkan.

Peralatan Membatik

Canting

Canting merupakan alat utama yang dipergunakan untuk membatik.

Penggunaan canting adalah untuk menorehkan (melukiskan) cairan

malam agar terbentuk motif batik. Canting memiliki beberapa bagian

yaitu:

Gagang merupakan bagian canting yang berfungsi sebagai

pegangan pembatik pada saat menggunakan canting untuk

mengambil cairan malam dari wajan, dan menorehkan (melukiskan)

cairan malam pada kain. Gagang biasanya terbuat dari kayu ringan.

Nyamplung (tangki kecil) merupakan bgian canting yang berfungsi

sebagai wadah cairan malam pada saat proses membatik.

Nyamplung terbuat dari tembaga.

Cucuk atau carat merupakan bagian ujung canting dan memiliki

lubang sebagai saluran cairan malam dari nyamplung. Ukuran

beragam tergantung jenisnya. Cucuk tersebut terbuat dari

tembaga.Kondisi cucuk harus senantiasa berlubang, kalau tersumbat

oleh cairan malam yang sudah mengeras, cucuk dapat dilubangi lagi

dengan cara mencelupkan di cairan panas malam, sumbatan keras

tersebut akan turut mencair kembali. Sedangkan bila sumbatan

belum mengeras maka pelubangannya dapat dipakai dengan bulu

sapu lantai.

Kuas

Pada umumnya kuas dipergunakan untuk melukis, dalam proses membatik

kuas juga dapat dipergunakan untuk Nonyoki yaitu mengisi bidang motif luas

dengan malam secara penuh. Kuas dapat juga untuk menggores secara

10 |

Page 11: Seni Budaya Xi Word2003

ekspresif dalam mewarnai kain. Anda dapat mempergunakan kuas cat

minyak, kuas cat air, atau bahkan kuas cat tembok untuk bidang sangat luas.

Kompor Minyak Tanah dipergunakan untuk memanasi malam agar cair.

Pilihlah kompor yang ukurannya kecil saja, tidak perlu yang besar. Pembatik

tradisional biasanya menggunakan anglo atau keren. Anglo merupakan

arang katu sebagai bahan bakar. Kelemahan anglo/keren adalah asap yang

ditimbulkannya berbeda dengan kompor yang tidak seberapa menimbulkan

asap.

Pilihlah kompor yang ukuran kecil saja, dengan diameter sekitar 13

cm,sesuai dengan besaran wajan yang digunakan. Pemanasan malam tidak

membutuhkan api yang cukup besar seperti kalau kita memasak di dapur.

Wajan

Wadah untuk mencairkan malam menggunakan wajan, terbuat dari bahan

logam. Pilihlah wajan yang memiliki tangkai lengkap kanan dan kiri agar

memudahkan kita mengangkatnya dari dan ke atas kompor.

Wajan yang dipakai tidak perlu berukuran besar, wajan dengan diameter

kurang lebih 15 cm sudah cukup memadai untuk tempat pencairan malam.

Gawangan

Pada waktu membatik kain panjang, tidak mungkin tangan kiri pembatik

memegangi kain tersebut. Untuk itu membutuhkan media untuk

membentangkan kain tersebut, yang disebut gawangan. Disebut demikian

karena bentuknya seperti gawang sepakbola, terbuat dari kayu, agar ringan

dan mudah diangkat dan dipindahkan.

Peralatan tersebut di atas sudah cukup memadai untuk kegiatan membatik

Anda. Memang di masa lalu ada beberapa peralatan pendukung lainnya

seperti saringan, kursi kecil (dingklik) dan lipas/tepas. Tepas diperlukan

untuk membantuk menyalakan api arang kayu di anglo/keren.

Sekarang ini dengan adanya kompor, maka tepas tidak diperlukan dalam

kegiatan membatik.

Nampan

Nampan plastik diperlukan untuk tempat cairan campuran pewarna dan

mencelup kain dalam proses pewarnaan. Pilihlah ukuran nampan yang

sesuai dengan ukuran kain yang dibatik agar kain benar-benar tercelup

semuanya.

Panci

Panci aluminium diperlukan untuk memanaskan air di atas kompor atau

tungku dan untuk melorot kain setelah diwarnai agar malam bisa bersih.

Pilihlah ukuran panci sesuai dengan ukuran kain yang dibatik

Sarung tangan

Sarung tangan diperlukan sebagai pelindung tangan pada saat mencampur

bahan pewarna dan mencelupkan kain ke dalam cairan pewarna.

Selama penyiapan warna dan pewarnaan kain, pergunakanlah selalu sarung

tangan karena bahan pewarna batik terbuat dari bahan kimia yang

berbahaya bagi kesehatan kulit dan pernafasan, kecuali pewarna alami

(natural).

Sendok & Mangkuk

11 |

Page 12: Seni Budaya Xi Word2003

Sendok makan dibutuhkan untuk menakar zat pewarna dan mangkuk plastik

untuk mencampur zat pewarna tersebut sebelum dimasukkan ke

dalam air. Selain itu juga diperlukan gelas untuk menakar air.

i. Seni Kriya Ikat Celup (Tie Dye)

Tie Dye atau ikat celup pada dasarnya mempunyai pengertian yang sama yaitu

menghias kain dengan cara diikat atau dalam bahasa Jawa dijumput sedikit, dengan

tali atau karet, dijelujur, dilipat, sampai kedap air, lalu dicelup dengan pewarna batik.

Setiap daerah mempunyai nama teknik dan corak yang berbeda. Di Palembang

dikenal sebagai pelangi dan cinde, di Jawa sebagai tritik atau jumputan, di

Banjarmasin sebagai sasarengan. Di Jawa dan Bali teknik celup ikat ini sering

dipadukan dengan teknik batik Dalam celup ikat, penggunaan kain-kain dari serat

yang berbeda dapat memberikan hasil yang berbeda pula. Kain yang tipis dapat

diikat dengan simpul-simpul kecil, sehingga ragam hias yang terbentuk juga lebih

padat dan banyak. Makin tebal kain yang digunakan, makan sedikit pula jumlah

ikatan yang bisa dibuat, karena simpul akan menjadi terlalu besar dan sulit untuk

dikencangkan rapat-rapat. Akibatnya zat pewarna dapat dengan mudah merembes

masuk dan menghilangkan corak yang ingin ditampilkan. Oleh karenanya kain-kain

yang tebal biasanya menampilkan corak yang besar pula.

Ada berbagai jenis kain yang baik dan banyak digunakan dalam teknik celup ikat,

yaitu kain katun dan sutera. Kedua jenis kain ini dengan kemampuan daya serapnya,

memudahkan proses pengikatan dan pencelupan. Sementara beberapa jenis kain

lainnya, seperti dari bahan rayon atau kain sintetis lainnya, proses celup ikat agak

sulit dilakukan karena sifat kain yang terlalu licin, atau keras atau kurang memiliki

daya serap.

Banyaknya celupan dan lamanya setiap perendaman tergantung pada hasil warna

yang diinginkan. Setelah pencelupan selesai, kain digantung atau ditiskan sebentar

agar tetesan cairan pewarna habis. Kemudian ikatan dibuka

dan kain dibentang, maka akan terlihat corak-corak yang terbentuk akibat ikatan

yang merintanginya dari pewarnaan. Warna dari corak-corak ini memiliki gradasi

warna sesuai dengan rembesan cairan pewarna saat pencelupan.

j. Seni Rupa Murni

Seni rupa murni dalam bahasa Inggris pure art atau fine art adalah cabang seni rupa

yang terlepas dari unsur – unsur praktis yang lebih mengkhususkan diri pada

penciptaan karya seni berdasarkan kreativitas dan ekspresi yang sangat pribadi.

Seni lukis salah satu jenis seni murni berwujud dua dimensi pada umumnya

dibuat di atas kain kanvas berpigura dengan bahan cat minyak, cat akrilik, atau

bahan lainnya.

Seni patung salah satu jenis seni murni berwujud tiga dimensi. Patung dapat

dibuat dari bahan batu alam, atau bahan-bahan industri seperti logam,serat gelas,

dan lain-lain.

Seni Grafis merupakan seni murni dua dimensi dikerjakan dengan teknik cetak

baik yang bersifat konvensional maupun melalui penggunaan teknologi canggih.

Teknik cetak konvensional antara lain :

Cetak Tinggi ( Relief Print )

wood cut print, wood engraving print, lino cut print, kolase print

Cetak Dalam ( Intaglio )

dry point, etsa, mizotint,sugartint

12 |

Page 13: Seni Budaya Xi Word2003

sablon ( silk screen )

Teknik Cetak dengan teknologi modern, misalnya offset dan digital print.

Seni keramik termasuk seni murni tiga dimensi sebagai karya bebas yang tidak

terikat pada bentuk fungsional

k. Sejarah Seni Rupa Indonesia

Zaman prasejarah juga disebut sebagai zaman sebelum ditemukannya kegiatan tulis

menulis yang digunakan untuk mencatat peristiwa – peristiwa penting dalam

peradaban manusia.

Suku – suku bangsa di Nusantara pada zaman Prasejarah dikenal sebagai penganut

animisme dan dinamisme. Pada awalnya, bentuk - bentuk persemayaman roh nenek

moyang tersebut diwujudkan dalam bentuk sederna seperti lingga dan menhir, yaitu

tugu batu yang menjulang tinggi berbentuk hingga (tonggak batu berbentuk silinder

dengan ujung tumpul).

Dibeberapa tempat ditemukan guratan garis – garis pada menhir yang menyerupai

mata, hidung, mulut, tangan, lengan dan kaki. Menhir menurut dugaan para ahli

adalah bersemayamnya roh-roh nenek moyang masyarakat purba.

l. Periode Seni Rupa Hindu-Budda

Sejarah peradaban masyarakat Nusantara kemudian dicatat semenjak datangnya

agama Hindu melalui pendirian kerajaan – kerajaan Hindu. Pendiri kerajaan –

kerajaan bercorak Hindu yang pertama berdiri di Nusantara ini diyakini berasal dari

India. Mereka adalah kerabat kerajaan yang enggan tunduk kepada Raja Ashoka

pada masa dinasti Chandragupta.

Motif ukuran, selain menggambarkan bentuk, kadang – kadang juga berisi kisah.

Antara lain kehidupan para dewa, mitos kepahlawan,dll. Bukti sejarah

peninggalannya dapat dilihat pada relief candi Penataran (Blitar), Mendut,

Prambanan,dll. relief candi Prambanan menggambarkan cerita kijang mas jelmaan

yang terkena panah Sri Rama. Relief candi mendut mengisahkan Dewi Hartiti

sewaktu mengasuh anak-anaknya.

Terlepas dari fungsinya, sebagai media penyembahan, patung-patung, relief,dll oleh

masa kejayaan Hindu dan Budha memiliki nilai seni yang tinggi dan menjadi bahan

kajian hingga sekarang.

m. Periode Seni Rupa Islam

Agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 14 telah membawa peradaban Arab

dan Persia yang sesuai dengan ajaran Islam. Dalam bidang seni rupa, berbagai

corak seni yang dibawa oleh penyebar Agama Islam juga mulai masuk dan

mengakar dalam kehidupan masyarakat pemeluknya. Seni kaligrafi yang pada awal

perkembangannya merupakan bagian dari seni grafis telah berkembang sebagai

karya seni yang digunakan dalam berbagai medium.

Pada seni arsitektur,pengaruh Islam sangat jelas terlihat pada bangunan masjid dan

makam – makam para tokoh/ulama besar yang tersebar di berbagai tempat seluruh

Nusantara. Karateristik arsitektur Islam ini tampak pada bentuk – bentuk lengkungan

setengah lingkaran yang terdapat pada pintu – pintu masjid, tiang – tiang penyangga

bangunan serta kubah.

n. Periode Seni Rupa Mutakhir Indonesia

13 |

Page 14: Seni Budaya Xi Word2003

Seni rupa mutakhir masih menjadi bahan perbedaan/perdebatan. Hal ini disebabkan

eksistensi/keberadaan seni rupa ini masih dianggap bersifat eksperimental dan

belum mapan. Seni mutakhir ini adalah seni murni yang lebih banyak mengacu pada

konsep dan akibatnya daripada hasil karya secara keseluruhan.

Aliran Happening Art sebagai bentuk proses aktivitas seni yang mampu melibatkan

banyak orang dalam proses perwujudannya. Ada pula yang disebut Performance Art

dan Intallation Art (seni instalasi). Seni Instalasi kerap dipahami tak lebih dari

sekedar pemandangan benda-benda yang dipajang dengan cara yang ganjil

o. Pameran Karya Seni Rupa

Kegunaan Pameran Seni Rupa di Kelas atau di Sekolah

Pameran merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam bidang

kesenirupaan, karena kegiatan pameran baik sekali kegunaannya baik bagi

siswa, seniman, pengamat seni rupa, maupun bagi perkembangan seni rupa

pada umumnya. Melalui pameran, seorang siswa bisa memperkenalkan karya-

karyanya kepada masyarakat baik dilingkungan sekolah ataupun masyarakat

umum untuk dilihat, dinilai, dikagumi, atau dikritik.

Jenis-Jenis Pameran

Pameran karya seni rupa berdasarkan pada ragam jenis karya yang ditampilkan,

dibedakan menjadi dua, yaitu pameran homogen dan pameran

heterogen. Pameran homogen, artinya pameran yang hanya menampilkan

satu karya seni rupa saja, misalnya pameran lukisan, pameran patung, pameran

keramik dan lain sebagainya.

Pameran heterogen, artinya pameran yang sekaligus menampilkan berbagai jenis

karya seni rupa, misalnya pameran seni kriya, pameran lukisan, pameran patung,

pameran keramik dan karya seni rupa lainnya dilakukan dalam satu ruang

pameran dan dilakukan dalam waktu bersamaan.

Pameran seni rupa yang diselenggarakan dalam kaitannya dengan pendidikan

seni rupa di sekolah, biasanya merupakan pameran heterogen,

karena menampilkan jenis karya seni rupa yang beragam mulai dari lukisan,

patung, ukiran, keramik, karya kerajinan, dan karya seni rupa lainnya. Pameran

berdasarkan pada jumlah seniman yang tampil, pameran

dapat dibedakan ke dalam :

Pameran perorangan atau pameran tunggal

Pameran kelompok, baik kelompok seniman dalam satu sanggar atau

satu almamater, kelompok seniman dalam satu aliran dan kelompok

lainnya.

Manfaat pameran seni rupa di lingkungan sekolah

Meningkatkan kemampuan berkarya

Dengan adanya pameran, karya-karya para siswa akan dilihat oleh

masyarakat sehingga para siswa dituntut untuk menghasilkan karyanya yang

terbaik. Di sini akan terjadi persaingan yang sehat dan terarah, dan hal ini

menjadi pendorong bagi siswa untuk meningkatkan kemampuannya dalam

berkarya.

Dapat melakukan penilaian / evaluasi

Pameran merupakan kesempatan bagi guru untuk melihat sejauh mana

kemajuan yang dicapai oleh siswanya. Pameran dapat dikatakan menjadi

sarana untuk melakukan penilaian atau evaluasi terhadap kemajuan dan

14 |

Page 15: Seni Budaya Xi Word2003

perkembangan yang terjadi pada diri siswa. Sehingga penilaian atau evaluasi

ini dapat dimasukan dalam perhitungan nilai rapor.

Penilaian juga dilakukan oleh pihak luar sekolah seperti orang tua siswa atau

masyarakat umum yang mengunjungi pameran tersebut. Dari kesan pesan

yang mereka sampaikan tentunya dapat memberi gambaran sampai sejauh

mana keberhasilan pendidikan seni rupa di sekolah tersebut.

Sebagai sarana apresiasi dan hiburan

Di samping sebagai sarana untuk melakukan penilaian atau evaluasi,

kegiatan pameran dapat dijadikan sebagai sarana apresiasi. Apresiasi di sini

dapat diartikan sebagai penikmatan, pengamatan, penghargaan, atau bisa

juga penilaian terhadap karya-karya yang ditampilkan.

Penilaian yang dimaksud bukan menilai dengan angka, melainkan suatu

proses pencarian nilai-nilai seni, pemahaman isi dan pesan dari karya seni,

dan melakukan juga perbandingan-perbandingan terhadap karya seni

sehingga nantinya akan didapat sebuah penilaian yang utuh dan

komprehensif.

Dalam arti yang luas, kegiatan pameran dapat juga diartikan sebagai sarana

untuk mendapatkan hiburan. Di sini masyarakat dapat merasakan

kesenangan atau empati, merasakan suka duka seperti layaknya menonton

film atau menyaksikan pertunjukkan musik dan seni lainnya.

Melatih siswa untuk bermasyarakat

Melaksanakan kegiatan pameran bukanlah kerja perorangan, melainkan

kerja kelompok yang melibatkan banyak orang. Jadi, dengan mengadakan

pameran seni rupa di sekolah, mendidik para siswa untuk bermasyarakat. Di

sini para siswa dapat bekerja sama satu sama lain, melatih untuk

menghargai pendapat orang lain, dan dapat pula memberi pendpat terhadap

tim kerjanya.

B. SENI MUSIK

a. Pengertian Musik

1. Jamalus (1988)

Musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi

musik yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-

unsur musik yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk dan struktur lagu dan ekspresi

sebagai satu kesatuan.

2. Rina (2003)

Musik merupakan salah satu cabang kesenian yang pengungkapannya

dilakukan melalui suara atau bunyi-bunyian.

3. Prier (1991) setuju dengan pendapat Aristoteles bahwa musik merupakan

curahan kekuatan tenaga penggambaran yang berasal dari gerakan rasa dalam

suatu rentetan suara (melodi) yang berirama.

4. Menurut ahli perkamusan (lexicographer)

Musik ialah: ”Ilmu dan seni dari kombinasi ritmis nada-nada,vokal maupun

instrumental, yang melibatkan melodi dan harmoni untuk mengekspresikan apa

saja yang memungkinkan, namun khususnya bersifat emosional”

15 |

Page 16: Seni Budaya Xi Word2003

5. Musik adalah bagian dari seni yang menggunakan bunyi sebagai media

penciptaannya

b. Vocal adalah musik yang dibunyikan oleh suara manusia, didalamnya termasuk

bersiul dan bersenandung. Vocal dibagi menjadi 3 jenis suara, antara lain :

Jenis suara wanita

Terbagi atas jenis suara wanita tinggi (sopran), suara wanita sedang (mezzo

sopran), dan jenis suara wanita renda (alto).

Jenis suara pria

Terbagi atas suara pria tinggi (tenor), suara pria sedang (bariton) dan suara pria

rendah (bass)

Jenis suara anak – anak

Terbagi atas suara anak – anak tinggi dan suara anak – anak rendah

c. Sejarah Musik Klasik

1. Era Kuno (Antiquity) (- 500)

Lahir tidak hanya dari bangsa Eropa, namun dari Timur Tengah dan Mesir Kuno

yang meninggalkan gaya menyanyi silabis dan melismatis hingga kini tetap

digunakan di seluruh dunia. Di Era Kuno, Yunani Kuno juga masuk Negara yang

ikut mengukir sejarah musik ini. Di Yunani Kuno sudah mengenal penalaan

nada, memilih instrumen musik, mencipta modus dan ritme-ritme, Ahli

matematik Pythagoras orang pertama yang meneliti perbandingan-

perbandingan getaran dawai dan menetapkan urutan nada-nada yang hingga

kini menjadi dasar sistem musik diatonik. Romawi Kuno memberikan

sumbangan sejarah berupa Tangga nada diatonik (tujuh nada) dijadikan standar

menggantikan struktur-struktur kromatik dan enharmonik dari sistem musik

Yunani.

2. Era Abad Pertengahan (Medieval Era) 600-1450

Seni untuk pelayanan gereja, musik untuk keperluan ibadat, sebagai alat utama

untuk memahami karya-karya Tuhan (menurut ajaran Kristen)

mengembangkan modus-modus gereja sebagai sistem tangga nada yang

hingga kini masih digunakan dalam berbagai peribadatan Kristen

Standarisasi dalam berbagai lapangan pengetahuan juga terjadi dalam musik,

diantaranya sistem menyanyi SOLMISASI (rancangan Guido d’Arezzo seorang

biarawan dan teoretikus musik). Pemimpin gereja Paus Gregorius I mengatur

penggunaan lagu-lagu pujian untuk peribadatan gereja yang dikenal dengan

Gregorian chant. Gaya polifoni sebagai teknologi komposisi yang

menggabungkan dua alur melodi atau lebih memperkaya rasa keindahan

musikal dibandingkan gaya monofon sebelumnya dan cikal-bakal harmoni.

3. Era Renaisans (1450-1600)

Berkembang di Italia dan Eropa Utara. Berwatak klasik, pengekangan, menahan

diri, dan kalem. Renaisans dapat diartikan sebagai periode dalam Sejarah Eropa

Barat dimana manusia mulai melakukan eksplorasi terhadap dunia, baik melalui

perjalanan atau penjelajahan ke Timur maupun ke Selatan belahan bumi, tetapi

mereka juga gemar mengembangkan ilmu pengetahuan dan kesenian. Oleh

karena pikiran manusia menjadi semakin bebas, maka musik sekuler mulai

muncul dan berkembang pula musik-musik instrumental yang semula kurang

mendapatkan tempat di lingkungan tradisi gereja. Tetapi musik gereja tetap

16 |

Page 17: Seni Budaya Xi Word2003

sangat penting dan gaya polifonik vokal sangat berkembang pada periode ini.

Komposer-komposer terpenting ialah Josquin des Prés, Orlandus Lassus,

William Byrd, dan Giovanni Pierluigi da Palestrina.

4. Era Barok & Rokoko (1600-1750) : Musik Terbatas

Ciri – cirinya :

Melodi cenderung lincah

Banyak menggunakan ornament

Ada dinamika keras (forte), lunak (piano)

Harmoni dua nada atau lebih berbunyi bergantian (polifonik/kontrapunk)

Bentuk vocalnya disebut Seriosa

Tokoh :

Johann Sebastian Bach

5. Era Klasik (1750-1820)

Ornament di batasi

Ada beberapa peralihan tempo accelerando dan ritardando

Ada peralihan dinamik crescendo dan decrescendo

Harmoni tiga nada atau lebih bunyi bersamaan (homofonik)

Tokoh :

Wolfgang Amadeus Mozart

6. Era Romantik (1820-1900)

Bersifat ekspresif untuk mengungkapkan perasaan yang subjektif, bukan

sekedar untuk keindahan

Ciri – cirinya :

Tidak ada ornament

Melodi seakan berkomunikasi

Harmoni bervariasi

Penggunaan dinamik dan tempo bervariasi

Tokoh :

Johannes Brahms, Frederic Chopin, Franz Schubert

7. Kontemporer Klasik (Akhir Abad ke 19)

Disebut kontemporer klasik hanya untuk membedakan dengan musik

kontemporer. Istilah ini tidak sesuai dengan pengertian sebenarnya.

Kontemporer berarti sesuai dengan jamannya. Namun, kenyataannya justru

merupakan sesuatu yang unik dan berbeda dengan popularitas zamannya.

Sifat musik :

Impresionis/tidak dibatasi oleh aturan untuk keindahan, atau

mengekspresikan perasaan. Namun, lebih sering mengalun sekehendak

mood komposernya

Banyak menggunakan modulasi (perubahan nada dasar)

Ada perubahan komposisi instrument

Dinamik dan tempo dengan variasi tak lazim

Harmoni lepas diri dari system tonal (pengelompokan tingkat akor)

Tokohnya :

Claude Debussy, George Gershwin

d. Jenis-Jenis Musik Populer :

1. Rock

17 |

Page 18: Seni Budaya Xi Word2003

Ciri – cirinya :

Wilayah nada luas dari nada rendah hingga tinggi

Kekuatan musik pada dinamika aransemen

Lagu kadang sulit disenandungkan

Lirik lagu cenderung ekspresif

Tempo bisa lambat bisa cepat

Harmoni bisa sangat rumit

Beat cenderung keras

2. Jazz

Ciri – cirinya :

Vocal dan lirik cenderung dianggap bagian dari bunyi instrument, sehingga

kesan dukungan melodi dan harmoni terhadap ekspresi sangat kuat

Harmoni rumit, memiliki tonalitas yang luas, sehingga kadang berkesan

sumbang sering terjadi modulasi

Ritme melodi cenderung improvisasi

3. Dance

Ciri – cirinya :

Ritme, Melodi, Harmoni Cenderung Sederhana

Beat Keras, Konstan Dan Bertempo Sedang, Sesuai Untuk Senam Atau Tari

Lirik Tidak Terlalu Penting Karena Cenderung Untuk Mengekspresikan

Gerak, Bukan Perasaan

4. Latin

Ciri – cirinya :

Beat konstan, dengan berbagai variasi bunyi perkusi, sesuai untuk tari

Memiliki ciri khas yang bervariasi pada setiap stylenya

Melodi dan harmoni cenderung sederhana

e. Musik Kontemporer :

Ciri – ciri

Tekstur warna bunyi bisa heterogen ataupun homogeny

Notasi musik berupa symbol/tanda yang hanya dimengerti oleh pemusik

Musik memiliki kecenderungan improvisasi mengikuti mood pemusik

Bunyi yang dikomposisikan tidak terlalu berasal dari instrument musik

Musik bisa memiliki melodi atau hanya komposisi ritmis

Melodi dan harmoni tidak selalu mengikuti system tonal

Tidak dibatasi pada satu jenis tangga nada

Tidak terikat pada satu jenis birama

Dinamik dan tempo bervariasi

Contoh :

Kua Etnika (Djaduk Ferianto) Jogjakarta, Sinten Remen (Djaduk Ferianto) Jogjakarta,

Herry Roesly (Jakarta)

f. Klasifikasi Alat Musik Menurut Curt Suchs Dan Hornbostel :

1. Aerophone : Udara atau satuan udara yang berada dalam alat

musik itu sebagai penyebab bunyi

Contoh : recorder, seruling, saxsophone

2. Membranophone : Kulit atau selaput tipis yang ditegangkan sebagai

penyebab bunyi

Contoh : gendang, conga, drum

18 |

Page 19: Seni Budaya Xi Word2003

3. Idiophone : Badan alat musik itu sendiri yang menghasilkan

bunyi

Contoh : triangle, cabaza, marakas

4. Chordophone : Senar (dawai) yang ditegangkan sebagai penyebab

bunyi

Contoh : piano, gitar, mandolin

5. Electrophone : Alat musik yang ragam bunyi atau bunyinya dibantu

atau disebabkan adanya daya listrik

Contoh : Keyboard

f. Pengertian Karawitan

Karawitan berasal dari kata : ka – rawit – an, rawit artinya halus

1. Karawitan menurut arti katanya adalah Kehalusan

2. Karawitan menurut arti luas adalah Musik

3. Karawitan menurut arti khusus adalah seni suara gamelan yang berlaraskan

pelog slendro

g. Pengertian Suara, Desah, dan Nada

1. Suara (Swabawa) : Sesuatu yang kita ketahui sumber bunyinya

2. Desah : Sesuatu yang tidak kita ketahui sumber bunyinya

3. Nada : Suara yang tertentu dan mempunyai jumlah getaran

tiap detik

h. Laras

1. Menurut arti khususnya, Laras adalah : Enak didengar/indah

2. Menurut arti luasnya, Laras adalah : Urut-urutan nada dalam satu gembyangan

yang tertentu tinggi rendahnya dan tertentu banyaknya.

Menggembyang adalah bila kita menabuh dengan dua kanan kiri bersama

dengan atara 4 nada (mengapit)

Contoh : 123561

Laras Gamelan Jawa memiliki 5 Nada

Satu Gembyangan (1 Oktav) adalah 1200/Centi suara

Tiap satu nada yang satu dengan yang lain mempunyai nada antara atau yang biasa

disebut Sruti/Interval

Untuk mencatat suatu seni suara dalam karawitan, digunakan Titi Laras atau Titi

Nada

i. Titi Latas/Titi Nada

Dibagi menjadi 2

1. Titi Laras berdasarkan laras:

Adalah titi laras tidak ditentukan oleh frekwensi (banyaknya getaran tiap detik)

tetapi ditentukan oleh unda usuk atau perbandingan

Menurut Ki Hajar Dewantara, tonika yang dipergunakan sebagai dasar adalah : 1

2 3 4 5 1 untuk laras Pelog dan Slendro, beliau menamakan titi laras “Sari

Swara”

Menurut Bpk. Mahyar Kusumadinata (Bandung) cara membaca titi laras adalah :

do ; mi ; na ; ti ; la.

2. Menurut R T Wreksodiningrat membuat system titi laras berdasarkan bilahan

gamelan, yaitu : 1 2 3 4 5 6 7

Cara ini dinamakan Sistim KEPATIHAN. Cara ini masih dipergunakan sampai

sekarang

19 |

Page 20: Seni Budaya Xi Word2003

Sistim Kepatihan, meliputi :

a) Menabuh Gamelan, meliputi :

- Cara menabuh

- Pembagian tugas tiap ricikan

- Koposisi gending/lagu

- Catatan titi laras gending

b) Seni Suara

- Lagu dolanan

- Tembang/sekar

- Gerong/bawa

j. Gamelan

Ricikan Gamelan adalah satuan dari alat-alat gamelan yang ditabuh

Ricikan Kendang adalah Sebuah Kendang

Nama-Nama Ricikan Gamelan :

1. Rebab

Hanya satu jenis saja. Untuk keperluan dua perangkat gamelan pelog dan

slendro dibutuhkan dua buah rebab (satu untuk slendro dan satunya untuk

pelog)

2. Kendang

Ada 4 macam, yaitu :

a. Kendang Ageng/Kendang Gendhing dengan diameter 45 cm

b. Kendang Wayangan dengan diameter 40 cm

c. Kendang Batangan (Kendang Ciblon) dengan diameter 33 cm

d. Kendang Ketipung dengan diameter 25 cm

3. Gender Barung

Tiap gamelan slendro dan pelog, mempunyai tiga buah gender, yaitu :

- Satu untuk gender Slendro

- Satu untuk gender Pelog Nem

- Satu untuk gender Pelog Barang

4. Gender Penerus

Tiap gamelan slendro dan pelog, mempunyai tiga buah gender, yaitu :

- Satu untuk gender Slendro

- Satu untuk gender Pelog Nem

- Satu untuk gender Pelog Barang

5. Bonang Barung

Tiap gamelan slendro dan pelog mempunyai 2 buah bonang barung :

- Satu ricikan bonang barung Slendro

- Satu ricikan bonang barung Pelog

6. Bonang Penerus

Tiap gamelan slendro dan pelog mempunyai 2 buah bonang barung :

- Satu ricikan bonang barung Slendro

- Satu ricikan bonang barung Pelog

7. Saron Barung

Tiap gamelan slendro dan pelog, mempunyai dua ricikan,

20 |

Page 21: Seni Budaya Xi Word2003

- Satu untuk laras slendro

- Satu untuk laras pelog

8. Saron Penerus

Tiap gamelan slendro dan pelog, mempunyai dua ricikan,

- Satu untuk laras slendro

- Satu untuk laras pelog

9. Demung

Tiap gamelan slendro dan pelog, mempunyai dua ricikan,

- Satu untuk laras slendro

- Satu untuk laras pelog

10. Slentem

Tiap gamelan slendro dan pelog, mempunyai dua ricikan,

- Satu untuk laras slendro

- Satu untuk laras pelog

11. Kenong

Tiap gamelan slendro dan pelog mempunyai 10 pencon kenong

- 5 Pencon kenong slendro, yaitu bernada : 2 3 5 6 1

- 5 Pencon kenong pelog, yaitu bernada : 2 3 5 6 7

12. Kempul

Tiap gamelan mempunyai kempul komplit slendro/pelog 10 buah

- 5 buah laras slendro

- 5 buah laras pelog

13. Ketuk dan Kempyang

Tiap gamelan slendro dan pelog, mempunyai 2 buah ketuk dan 2 buah

kempyang. Untuk ketuk slendro larasnya 2, untuk ketuk pelog larasya 6

14. Clempung

Tiap gamelan slendro dan pelog, mempunyai 2 buah clempung, yaitu :

1 untuk laras slendro dan 1 untuk laras pelog

15. Siter

untuk gamelan slendro dan pelog, jumlah siter ada 2

bentuknya seperti clempung, namun bentuknya lebih kecil

16. Siter Penerus

untuk gamelan slendro dan pelog, jumlah siter ada 2, Bentuknya lebih kecil

lagi. Nadanya 1 oktav lebih kecil dari siter

17. Gambang

Tiap gamelan slendro dan pelog mempunyai 2 buah gambang, yaitu gambang

slendro dan gambang pelog

18. Suling

Tiap gamelan slendro dan pelog mempunyai 2 buah suling, yaitu suling

slendro dan suling pelog

19. Gong

Gamelan Slendro dan Pelog mempunyai 3 buah gong

k. Pengertian Dalam Gamelan

1. Gamelan Seperangkat

Gamelan laras slendro atau pelog yang komplit ricikannya

2. Gamelan Sepangkon

21 |

Page 22: Seni Budaya Xi Word2003

2 Perangkat gamelan Slendro dan Pelog

3. Gangsa

Gamelan yang dibuat dari bahan tembaga dicampur dengan timah

4. Sengganen

Gamelan yang dibuat dari bahan plat-plat besi atau kuningan

5. Wilahan

Bagian dari ricikan gamelan yang dibuat dari logam atau kayu yang berbentuk

bilah

6. Plangkan

Bagian dari ricikan gamelan yang dibuat dari pada kayu yang dapat diperinci

sebagai berikut

a. Rancakan :

Plangkan pada bonang dan kenong

b. Pangkon :

Plangkan pada demung, saron barung dan penerus

c. Grobokan :

Plangkan pada gender dan slentem

d. Gayor :

Plangkan untuk menggantungkan kempul dan gong

7. Pluntur

Tali – tali pada gender, bonang, slentem, dan lain-lain

8. Klante

Tali-tali pada kenong, kempul dan gong

C. SENI TARI

a. Pengertian Tari

Haukin menyatakan bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh

imajinasi dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak

yang simbolis dan sebagai ungkapan si pencipta

Soedarsono menyatakan bahwa tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang

diubah melalui gerak ritmis yang indah

Soeryodiningrat menyatakan bahwa tari merupakan gerak anggota tubuh yang

selaras dengan bunyi musik atau gamelan diatur oleh irama sesuai dengan

maksud tujuan tari

Tari merupakan salah satu cabang seni, dimana media ungkap yang digunakan

adalah tubuh

b. Unsur Pokok Tari

1. Gerak

Elemen pokok tari adalah gerak. Rudolf Laban pakar tari kreatif menyatakan

bahwa gerak merupakan fungsional dari Body ( gerak bagian

kepala, kaki, tangan, badan), space (ruang gerak yang terdiri dari level, jarak,

atau tingkatan gerak), time (berhubungan dengan durasi gerak, perubahan

sikap, posisi, dan kedudukan), dinamyc (kualitas gerak menyangkut kuat,lemah,

elastis dan penekanan gerakan).

Berpijak kepada pendapat di atas, tari terdiri dari unsur gerak sebagai

unsur utama, ruang, waktu, dan tenaga. Fungsi gerak yang dihasilkan oleh

tubuh manusia pada dasarnya dapat dibedakan menjadi gerak keseharian,

olah raga, gerak bermain, bekerja, dan gerak sehari-hari. Pada khususnya,

22 |

Page 23: Seni Budaya Xi Word2003

tari lebih menekankan kepada gerak untuk berkesenian, di mana gerak dalam

tari merupakan gerak yang sudah distilisasi atau distorsi.

2. Motif Gerak Tari

3. Motif Gerak Tari Berpasangan Atau Kelompok

4. Ruang

Ruang adalah sesuatu yang harus diisi, ruang dalam tari mencakup semua

gerak yang diungkapkan oleh seorang penari terbentuk melalui perpindahan

gerak tubuh, posisi yang tepat dan ruang gerak penari itu sendiri.

Ruang bersentuhan langsung dengan penari. Ruang gerak penari merupakan

batas paling jauh yang dapat dijangkau penari. Di sisi lain,

ruang menjadi salah satu bentuk dari imajinasi penari dalam mengolah ruang

gerak menjadi bagian yang berpindah tempat, posisi dan kedudukan.

5. Tenaga

Ruang gerak penari tercipta melalui desain. Disain adalah gambaran yang jelas

dan masuk akal tentang bentuk/wujud ruang secara utuh. Bentuk ruang gerak

penari digambarkan secara bermakna ke dalam; desain atas dan disain lantai

(La Meri: 1979: 12). Ruang gerak tari diberi makna melalui garis lintasan penari

dalam ruang yang dilewati penari. Gerak tari yang diperagakan menunjukan

intensitas gerak yang dapat menjadi salah satu indikasi. Tenaga yang

diwujudkan oleh gerakan berhubungan dengan kualitas gerak. Hal ini dapat

tercermin pada tenaga yang disalurkan oleh penghasil gerak dalam mengisi

gerak menjadi dinamis, berkekuatan, berisi, dan menjadi anti klimak dari tensi

dan relaksasi gerak secara keseluruhan.

6. Ekspresi

Ekspresi dalam tari lebih merupakan daya ungkap melalui tubuh ke dalam

aktivitas pengalaman seseorang, selanjutnya dikomunikasikan pada

penonton/pengamat menjadi bentuk gerakan jiwa, kehendak, emosi atas

penghayatan peran yang dilakukan. Dengan demikian daya penggerak diri

penari ikut menentukan penghayatan jiwa ke dalam greget (dorongan perasaan,

desakan jiwa, ekspresi jiwa dalam bentuk tari yang terkendali).

7. Iringan Tari

Iringan dan tari adalah pasangan yang serasi dalam membentuk kesan sebuah

tarian. Keduanya seiring dan sejalan, sehingga hubungannya sangat erat dan

dapat membantu gerak lebih teratur dan ritmis. Musik yang dinamis dapat

menggugah suasana, sehingga mampu membuat penonton memperoleh

sentuhan rasa atau pesan tari sehingga komunikatif. Musik dalam tari memberi

keselarasan, keserasian, keseimbangan yang terpadu melalui alunan keras-

lembut, cepat-lambat

melodi lagu. Pada dasarnya tari membutuhkan iringan sebagai pengatur

gerak.

c. Tari Berdasarkan Konsep Garapan

1. Tari Tradisional adalah tari yang telah baku oleh aturan-aturan tertentu. Dalam

kurun waktu yang telah disepakati, aturan baku diwariskan secara turun

menurun melalui generasi ke generasi. Tarian jenis ini telah mengalami

perjalanan cukup panjang, bertumpu pada pola garapan tradisi yang kuat. Tari

jenis ini biasanya memiliki sifat kedaerahan yang kental dengan pola gaya tari

23 |

Page 24: Seni Budaya Xi Word2003

atau style yang dibangun melalui sifat dan karakter gerak yang sudah ada sejak

lama. Tari-tarian tradisional yang dilestarikan oleh generasi pendukung

biasanya sangat diyakini atas kemasyalakatannya. Masyarakat yang mau

terlibat di sini ikut andil dalam melestarikan tari tradisional melalui rasa tanggung

jawab dan kecintaan yang tidak bisa dinilai harganya. Masyarakat yang

bersangkutan memandang bahwa tarian jenis ini menjadi salah satu bentuk

ekspresi yang dapat menentukan watak dan karakter masyarakat yang

mencintai tarian tersebut. Dengan demikian tergambar perangai, kelakukan dan

cermin pribadinya.

a) Tari Primitif

Tari primitif merupakan tari yang berkembang di daerah yang menganut

kepercayaan animisme dan dinamisme. Tarian ini lebih menekankan tari

yang memuja roh para leluhur. Pada jaman ini jenis tarian ini sudah mulai

tidak kedengaran lagi gaungnya.

b) Tari Rakyat

Tari-tarian yang disebut pada bab ini adalah tarian yang hingá kini

berkembang di Daerah yang bersangkutan. Masalah pembagian apakah

termasuk fungsi dan peran yang dimiliki tidak diperhitungkan.

Aceh dan Sumatra Utara kental imbas pengaruh Melayu. Ciri dan

bentuk tari lebih dekat ke rumpun tari Melayu. Pengaruh agama Islam

yang kuat. Gerakan tarinya lincah dan gesit,namun tidak ekspresif.

Pakaian menutup semua anggota badan (aurat) dan iringan

menggunakan alat musik sederhana dengan tepukan tangan sebagai

pelengkap instrument.

Misalnya : Daerah Sumatra Utara (Sumut) tari Tor-tor gerak merapatkan

dan mengembangkan ke dua telapak tangan sambil bergerak di tempat

dan geser kaki, Tari Cawan dengan membawa cewan di atas kepala. Tari

Serampang Dua belas dengan gerak berpasangan muda mudi yang

sedang berdendang. Tari Manduda, Tari Kain, Tari Andungandung, Tari

Angguk, Tari Tari Mainang Pulau Kampai, Tari Baluse, Tari Tononiha,

Tari Terang Bulan, Tari Pisu Suri, Tari Baina, Tari Tari Barampek, Tari

Basiram Tari Bulang Jagar, Tari Buyut Managan Sihala, Tari Cikecur, Tari

Kapri, Tari Karambik dll.

Bali

Mempunyai sifat gerak dan iringan yang mengesankan. Gerakan tari

tegas dan ekspresif. Semua anggota badan digunakan untuk

mengekspresikan makna dan misi tari sehingga terkesan sakral.

Penari Pria menggunakan celana panjang sampai lutut yang dibalut kain

warna cerah atau kotak – kotak hitam putih, dan ikat kepala atau kuluk

bersulam benang emas. Penari wanita menggunakan kebaya panjang,

berbalut selendang sampai dada dan memakai hiasan kepala

Sulawesi

Didominasi oleh penari wanita yang memiliki perwatakan lembut. Iringan

kontras menggebu-gebu terutama instrument gendang yang dimainkan

oleh seorang penari. Pakaiannya baju kurung dan ikat pinggang

keemasan.

Jawa dan Sunda

24 |

Page 25: Seni Budaya Xi Word2003

Teknik tari Jawa dan Sunda meliputi hal-hal sebagai berikut :

Semangat bathin yang member kekuatan gerak, daya tahan dan

kemantapan ekspresi

Sadar akan harga diri,yang memancarkan keagungan, kewibawaan,

berisi,kepastian,keberhasilan dan kesempurnaan sikap

Kemanunggalan lahir bathin, pemusatan kendali ekspresi

kepribadian yang bulat

Kukuh tak bergeming dari kemantapan, tak goyah atas segala

gangguan

c) Tari Klasik adalah tari yang berkembang di kerajaan-kerajaan yang

telah ada di Indonesia. Puncak tari klasik terdapat pada kerajaan di

Indonesia khususnya di yogyakarta, Surakarta, Kasepuhan Cirebon,

kerajaanbone, Kerajaan Mataram Kuno, dan Kerajaan Klungkung di Bali.

Tari Non Tradisional adalah tari yang tidak berpijak pada aturan yang sudah

ada seperti tari tradisional. Tari jenis ini tari pembaruan. Tari nontradisional

lebih mengungkapkan gaya pribadi. Contoh tarinya adalah tari karya Didik

nini towok misalnya tari wek-wek, persembahan. Tari karya Bagong

Kussudihardjo misalnya tari yapong, wira pertiwi. Karya Wiwik Widyastuti tari

cantik, tari karya Abdul rochem tari Gitek balen, tari nandak ganjen karya

Entong sukirman dll.

d. Fungsi Tari

a) Tari Sebagai Sarana Upacara

Ciri – ciri :

1. Hidup dan berkembang dalam tradisi yang kuat, sebagai sarana untuk

persembahan

2. Sebagai sarana memuja dewa (keagamaan) yang berarti bersifat sakral,

3. Bersifat kebersamaan dan diulang-ulang.

Misalnya :

Upacara maju perang : Mandau (Kalimantan)

Upacara panen : tari Pakarena (Sulawesi Tenggara) dan tari Manimbon

(Toraja)

Upacara khitanan : tari Sisingaan (Jawa Barat), tari Jaran Buto (Blitar)

Upacara mengusir roh atau mengusir penyakit : tari Sang Hyang (Bali), tari

Mabugi (Toraja)

Upacara menjemput tamu : tari Reyog Ponorogo, tari Reyog Dodog

(Tulungagung), tari Pendet (Bali), tari Cakalele (Maluku)

b) Tari Sebagai Sarana Hiburan

Ciri – ciri :

1. Mood yang bergembira ria

2. Unsur gerak sederhana dan bebas

3. Pakaian bebas

4. Mudah melibatkan peserta lainnya

5. Relatif mudah dipelajari

Contoh :

Tayub (Jawa Tengah & Jawa Timur), Ketuk Tilu (Jawa Barat), Gandrung

(Banyuwangi), dll

c) Tari Sebagai Sarana Seni Pertunjukan

25 |

Page 26: Seni Budaya Xi Word2003

Ciri – ciri :

1. Pola garapannya merupakan penyajian yang khusus untuk dipertunjukkan

2. Adanya faktor imajinatif/kreativitas

3. Adanya Ide yang mengandung dan mengarah pada bentuk pementasan

yang professional

4. Lokasi pementasan berada ditempat yang khusus

Contoh :

Tari Gambyong (Surakarta), Golek (Yogyakarta), dll

e. Beberapa tarian daerah di Nusantara

Serampang dua belas

Menggunakan irama samba, tempo cepat, teknik tarian ini menunjukkan

kelembutan. Yang terasa dalam langkah dan penampakan kaki. Arah geraknya

vertikal.

Jaipongan

Menggunakan irama gendang, pencak sunda. Diperkuat dengan musik tanjidor.

Teknik Jaipongan menitik beratkan pada langkah kaki. Gerak pinggul

merupakan penyedap.

Ngrema (rema)

Tarian khas Jawa Timur. Kerincing pada pergelaran kaki adalah khas yang

merupakan bagian dari teknik tarian ini. Penari tidak hanya menari namun juga

harus menyanyi “blenderan Surabayan”. Tarian ini pada awalnya adalah tari

tunggal.

f. Beberapa Koreografer Tari Indonesia

1. S.D. Humardani (1923-1983) Sering dijuluki : Sang pendobrak seni tradisi, sang

gladiator, Begawan seni tradisi, budayawan.

Hasil karyanya : Pemadatan Tari Bedoyo, Srimpi Dan Gambyong. Sendratari

ronggolawe gugur. Babad Pajang. Sketsa III

2. Tjetje Soemantri (1891 – 1963), pengubah peta tari Sunda.

Hasil karyanya : tari Dewi, tari Anjasmoro, Topeng Menak Jinggo, dll

3. R.I. Sasmito Mardono, mengembangkan tari menak gaya Yogyakarta

Hasil karyanya : tari Golek Ayun-Ayun, Beksan Menak Umarmoyo Umarmadi,

dari golek tinembe

4. Bagong Kussudiardjo

Tokoh tari kreasi baru yang telah menciptakan idiom-idiom gerak baru yang

lebih mudah menembus perasaan. Selain koreografer, beliau juga sebagai

pelukis.

5. Sardono W.Kusumo

Terkenal dengan jenis – jenis tarian yang mencoba menggunakan si penari

dengan lingkungan sebagai instrument pernyataan tari. Sehingga beliau paling

jauh melangkah mencari bentuk yang baru. Beliau lebih mengutamakan gerak

daripada titik- titik henti berupa pose-pose

6. Hurijah Adam

Berasal dari Sumatra. Beliau lebih menekankan pada kreasi music – musiknya.

Terutama pada pencak Minang, dan mengolah bungo – bungo pencak menjadi

tari

DAFTAR PUSTAKA

26 |

Page 27: Seni Budaya Xi Word2003

- Seni Budaya Jilid 1 dan 2 untuk SMK

Sri Hermawati D.A., dkk

BSE (Buku Sekolah Elektronik)

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah

Departemen Pendidikan Nasional, Tahun 2008

- Modul Bahan Ajar SENI BUDAYA XI (A)

Eka Lindawati

CPM (Citra Pustaka Mandiri) Surakarta, 2009

- Modul Buku Ajar SENI BUDAYA X semester 2

Liliek Kurniawan.U.S & Titin Asistina, S.Pd.

Citra Pustaka Kartasura Surakarta, 2009

- Modul Bahan Ajar SENI BUDAYA X (A)

CPM (Citra Pustaka Mandiri) Surakarta, 2009

27 |