1
7 M EGAPOLITAN PEMERINTAH Provinsi DKI tahun ini akan mengubah 11 eks stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) menjadi ruang terbuka hijau (RTH). Sebe- lumnya, Pemprov DKI juga telah berhasil membangun RTH berupa taman kota dari 13 be- kas SPBU yang berada di jalur hijau sepanjang 2010. “Sekarang kita akan meng- ubah areal 11 eks SPBU di jalur hijau menjadi taman kota pada tahun 2011,” kata Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman (Distamkam) DKI, Catharina Suryowaty, di Jakarta, pekan lalu. Menurut Catharina, dari 11 eks SPBU itu, enam di antara- nya akan dibangun menjadi taman kota dengan alokasi ang- garan dari APBD DKI Tahun Anggaran (TA) 2011. Sementara dua eks SPBU lainnya diba- ngun dengan dana swadaya masyarakat, dan tiga eks SPBU lagi akan menunggu pembe- basan lahan terlebih dulu. Dana pembangunan taman kota yang dibutuhkan sebesar Rp200 juta hingga Rp300 juta per SPBU. Sehingga total ang- garan yang disediakan untuk enam eks SPBU mencapai Rp1,2 miliar hingga Rp1,8 miliar. “Kita akan bangun enam eks SPBU dengan anggaran dalam APBD DKI. Kita akan mulai segera pembangunan taman kotanya,” ungkapnya. Kemudian tiga eks SPBU lain- nya baru akan dibangun setelah APBD DKI Perubahan TA 2011 rampung dan disahkan DPRD DKI. Karena itu, pihaknya akan mengusulkan anggaran pembe- basan lahan ketiga eks SPBU. “Tiga eks SPBU menunggu dulu. Ternyata, status kepemi- likannya bukan milik Pemprov DKI, melainkan Pertamina dan ada milik warga. Jadi sekarang kita lagi negosiasi harga tanah dengan Pertamina,” jelasnya. Ketiga eks SPBU itu adalah di Jl Enin Tongkol (Jakarta Utara) seluas 1.000 meter persegi milik warga yang memiliki sertikat hak pakai. Juga SPBU Jl Paku- bowono sisi barat (Jakarta Sela- tan) seluas 3.600 meter persegi, dan Jl Pakubuwono sisi timur (Jakarta Selatan) seluas 2.220 meter persegi termasuk milik Pertamina yang sudah habis masa izin usahanya sejak 23 April 2001. Sementara itu, dua eks SPBU yang bermasalah yakni SPBU di Jl Wahidin (Jakarta Pusat) seluas 1.124 meter persegi dan Jl Tanah Abang Timur seluas 786 meter persegi. (Ssr/J-2) SENIN, 25 APRIL 2011 Lahan Eks SPBU Jadi Taman Kota PIPA BOCOR: Air menyembur dari pipa PAM yang bocor di Jl Terogong Raya, Jakarta, kemarin. Kebocoran pipa yang sudah berlangsung sejak dua hari lalu tersebut terjadi karena katup penutup dicuri. SELAMAT SARAGIH B ADAN Pemeriksa Keuangan (BPK) me- nemukan adanya ke- lebihan pembayaran sebesar Rp8,44 miliar yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI atas bebera- pa proyek pembangunan ge- dung. Dalam laporan hasil peme- riksaan (LHP) BPK semester II tahun 2010 terungkap adanya sejumlah volume pekerjaan yang belum diselesaikan kon- traktor tapi sudah ada pem- bayaran. Hal itulah yang ke- mudian dianggap kelebihan pem bayaran oleh BPK dan berindikasi adanya kerugian bagi keuangan daerah. Kelebihan pembayaran itu ditemukan BPK pada empat proyek pembangunan gedung. Pertama adalah kelebihan pem- bayaran pembangunan Gedung Sarana Sosial Budaya Islamic Center Jakarta Utara sebe- sar Rp557,89 juta. Beberapa pengerjaan yang belum dila- kukan, antara lain pekerjaan arsitektur senilai Rp108,55 juta dan pekerjaan tata udara (AC), kedua, penyambungan dan plumbing, ketiga, pekerjaan panel senilai Rp449,35 juta. Dengan begitu, totalnya menca- pai sebesar Rp557,89 juta. Kelebihan pembayaran juga terjadi pada pembangunan gedung blok C dan D Kantor Wali Kota Jakarta Timur sebesar Rp1,93 miliar. Rinciannya ada- lah kelebihan pembayaran atas kekurangan volume pekerjaan arsitektur senilai Rp895,01 juta dan kelebihan pembayaran atas kekurangan volume pekerjaan persiapan dan harga biaya pe- nyambungan senilai Rp1,04 miliar. Selain itu, terjadi kelebihan pembayaran pekerjaan pem- bangunan gedung sayap bela- kang Kantor Wali Kota Jakarta Selatan sebesar Rp2,36 miliar. Adapun proyek terakhir adalah kelebihan pembayaran pembangunan fasilitas rekreasi dan olahraga Boker, Jakarta Timur, sebesar Rp3,6 miliar. Hitung ulang Dalam menanggapi temuan BPK itu, Dinas Perumahan dan Gedung Pemprov DKI mengaku keberatan. Pasalnya ada perhitungan internal yang tidak dimasukkan BPK. Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemprov DKI Agus Subardono mengatakan pihaknya meragukan temuan BPK karena adanya perbedaan cara pandang dalam menghi- tung anggaran pembangunan empat gedung tersebut. Menurut Agus, pihaknya kini meminta BPK menghitung ulang jumlah uang yang diang- gap sebagai kelebihan pemba- yaran kepada kontraktor. Se- bab dinas yang dipimpinnya merasa masih ada pemakaian anggaran yang belum dihitung BPK sehingga temuan yang di- catat jumlahnya sangat besar. “Masih ada perhitungan in- ternal yang tidak dimasukkan BPK. Kami akan komplain soal angka temuan yang dilansir BPK ini. Kami juga akan bersa- ma-sama melakukan penghi- tungan ulang,” kata Agus di Jakarta, pekan lalu. Menurut dia, dalam perhi- tungan jumlah tersebut terjadi perbedaan cara pandang da- lam menghitung. Masalah ini masih terus dikoordinasikan dengan BPK sehingga tahun ini permasalahan tersebut bisa diselesaikan. “Mudah-mudahan dalam waktu dekat konsultan sudah menyelesaikan. Tetapi me- nurut kami tidak ada kesalahan dalam penggunaan anggaran. Dalam waktu dekat bisa di- lakukan pembetulan, sehingga nilai terakhir bisa ditemukan dan dikembalikan,” tandasnya. (J-2) [email protected] DKI Kelebihan Bayar Proyek Rp8,44 Miliar Dinas Perumahan dan Gedung Pemprov DKI menilai ada perhitungan internal yang tidak dimasukkan BPK. MI/TRI HANDIYATNO SE seb dil (P pa du D rik tah sej ya tra ba mu pe be ba K dit pro Pe ba Sa Ce

SENIN, 25 APRIL 2011 DKI Kelebihan Bayar Proyek Rp8,44 Miliar · hijau menjadi taman kota pada tahun 2011,” kata Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman (Distamkam) DKI, Catharina

  • Upload
    trannga

  • View
    214

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

7MEGAPOLITAN

PEMERINTAH Provinsi DKI tahun ini akan mengubah 11 eks stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) menjadi ruang terbuka hijau (RTH). Sebe-lumnya, Pemprov DKI juga telah berhasil membangun RTH berupa taman kota dari 13 be-kas SPBU yang berada di jalur hijau sepanjang 2010.

“Sekarang kita akan meng-ubah areal 11 eks SPBU di jalur hijau menjadi taman kota pada tahun 2011,” kata Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman (Distamkam) DKI, Catharina Suryowaty, di Jakarta, pekan lalu.

Menurut Catharina, dari 11 eks SPBU itu, enam di antara-nya akan dibangun menjadi taman kota dengan alokasi ang-garan dari APBD DKI Tahun Anggaran (TA) 2011. Sementara dua eks SPBU lainnya diba-ngun dengan dana swadaya masyarakat, dan tiga eks SPBU lagi akan menunggu pembe-basan lahan terlebih dulu.

Dana pembangunan taman kota yang dibutuhkan sebesar Rp200 juta hingga Rp300 juta per SPBU. Sehingga total ang-garan yang disediakan untuk enam eks SPBU mencapai Rp1,2 miliar hingga Rp1,8 miliar.

“Kita akan bangun enam eks SPBU dengan anggaran dalam APBD DKI. Kita akan mulai segera pembangunan taman kotanya,” ungkapnya.

Kemudian tiga eks SPBU lain-nya baru akan dibangun setelah APBD DKI Perubahan TA 2011 rampung dan disahkan DPRD DKI. Karena itu, pihaknya akan mengusulkan anggaran pembe-basan lahan ketiga eks SPBU.

“Tiga eks SPBU menunggu dulu. Ternyata, status kepemi-likannya bukan milik Pemprov DKI, melainkan Pertamina dan ada milik warga. Jadi sekarang kita lagi negosiasi harga tanah dengan Pertamina,” jelasnya.

Ketiga eks SPBU itu adalah di Jl Enin Tongkol (Jakarta Utara) seluas 1.000 meter persegi milik warga yang memiliki sertifi kat hak pakai. Juga SPBU Jl Paku-bowono sisi barat (Jakarta Sela-tan) seluas 3.600 meter persegi, dan Jl Pakubuwono sisi timur (Jakarta Selatan) seluas 2.220 meter persegi termasuk milik Pertamina yang sudah habis masa izin usahanya sejak 23 April 2001.

Sementara itu, dua eks SPBU yang bermasalah yakni SPBU di Jl Wahidin (Jakarta Pusat) seluas 1.124 meter persegi dan Jl Tanah Abang Timur seluas 786 meter persegi. (Ssr/J-2)

SENIN, 25 APRIL 2011

Lahan Eks SPBU Jadi Taman Kota

PIPA BOCOR: Air menyembur dari pipa PAM yang bocor di Jl Terogong Raya, Jakarta, kemarin. Kebocoran pipa yang sudah berlangsung sejak dua hari lalu tersebut terjadi karena katup penutup dicuri.

SELAMAT SARAGIH

BADAN Pemeriksa Keuangan (BPK) me-nemukan adanya ke-lebihan pembayaran

sebesar Rp8,44 miliar yang di la kukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI atas bebera-pa proyek pembangunan ge-dung.

Dalam laporan hasil peme-riksaan (LHP) BPK semester II tahun 2010 terungkap adanya sejumlah volume pekerjaan yang belum diselesaikan kon-traktor tapi sudah ada pem-bayaran. Hal itulah yang ke-mudian dianggap kelebihan pem bayaran oleh BPK dan ber indikasi adanya kerugian bagi keuangan daerah.

Kelebihan pembayaran itu ditemukan BPK pada empat proyek pembangunan gedung. Pertama adalah kelebihan pem-bayaran pembangunan Gedung Sarana Sosial Budaya Islamic Center Jakarta Utara sebe-

sar Rp557,89 juta. Beberapa pengerjaan yang belum dila-kukan, antara lain pekerjaan arsitektur senilai Rp108,55 juta dan pekerjaan tata udara (AC), kedua, penyambungan dan plumbing, ketiga, pekerjaan panel senilai Rp449,35 juta. Dengan begitu, totalnya menca-pai sebesar Rp557,89 juta.

Kelebihan pembayaran juga terjadi pada pembangunan ge dung blok C dan D Kantor Wali Kota Jakarta Timur sebesar Rp1,93 miliar. Rinciannya ada-lah kelebihan pembayaran atas kekurangan volume pekerjaan arsitektur senilai Rp895,01 juta dan kelebihan pembayaran atas kekurangan volume pekerjaan persiapan dan harga biaya pe-nyambungan senilai Rp1,04 miliar.

Selain itu, terjadi kelebihan pembayaran pekerjaan pem-bangunan gedung sayap bela-kang Kantor Wali Kota Jakarta Selatan sebesar Rp2,36 miliar.

Adapun proyek terakhir

adalah kelebihan pembayaran pembangunan fasilitas rekreasi dan olahraga Boker, Jakarta Timur, sebesar Rp3,6 miliar.

Hitung ulangDalam menanggapi temuan

BPK itu, Dinas Perumahan dan Gedung Pemprov DKI mengaku keberatan. Pasalnya ada perhitungan internal yang tidak dimasukkan BPK.

Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemprov DKI Agus Subardono mengatakan pihaknya meragukan temuan BPK karena adanya perbedaan cara pandang dalam menghi-tung anggaran pembangunan empat gedung tersebut.

Menurut Agus, pihaknya kini meminta BPK menghitung ulang jumlah uang yang diang-gap sebagai kelebihan pemba-yaran kepada kontraktor. Se-bab dinas yang dipimpinnya merasa masih ada pemakaian anggaran yang belum dihitung BPK sehingga temuan yang di-

catat jumlahnya sangat besar.“Masih ada perhitungan in-

ternal yang tidak dimasukkan BPK. Kami akan komplain soal angka temuan yang dilansir BPK ini. Kami juga akan bersa-ma-sama melakukan penghi-tungan ulang,” kata Agus di Jakarta, pekan lalu.

Menurut dia, dalam perhi-tungan jumlah tersebut terjadi perbedaan cara pandang da-lam menghitung. Masalah ini masih terus dikoordinasikan dengan BPK sehingga tahun ini permasalahan tersebut bisa diselesaikan.

“Mudah-mudahan dalam waktu dekat konsultan su dah menyelesaikan. Tetapi me-nurut kami tidak ada kesa lahan dalam penggunaan anggaran. Dalam waktu dekat bisa di-lakukan pembetulan, sehingga nilai terakhir bisa ditemukan dan dikembalikan,” tandasnya. (J-2)

[email protected]

DKI Kelebihan BayarProyek Rp8,44 Miliar

Dinas Perumahan dan Gedung Pemprov DKI menilai ada perhitungan internal yang tidak dimasukkan BPK.

MI/TRI HANDIYATNO

SE

sebdi l(Ppadu

Driktahsejyatrabamupebeba

KditproPebaSaCe