Upload
cesar-wahid
View
223
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
1
Citation preview
Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Pesisir Selatan Tahun
2013 sebanyak 71.549 rumah tangga
Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Pesisir Selatan
Tahun 2013 sebanyak 34 Perusahaan
Jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian di Pesisir
Selatan Tahun 2013 sebanyak 1 Unit
Jumlah sapi/kerbau di Pesisir Selatan pada 1 Mei 2013 sebanyak
82.356 ekor
BADAN PUSAT STATISTIK PESISIR SELATAN
Kabupaten Pesisir Selatan
Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 Tentang Statistik dan mengacu pada sejumlah rekomendasi dari FAO yang menetapkan The World Programme for the 2010 Around Agricultural Censuses Covering Periode 2006-2015.
Pelaksanaan ST2013 dilakukan secara bertahap, yaitu pencacahan lengkap usaha pertanian pada bulan Mei 2013, dilanjutkan dengan pendataan rinci melalui Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian pada bulan November 2013 dan Survei Struktur Ongkos Komoditas Pertanian Strategis dalam setiap subsektor pertanian pada bulan Mei-Oktober 2014.
Buku ini disusun untuk memberi gambaran awal hasil ST2013 mengenai jumlah rumah tangga usaha pertanian, jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum, dan jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Pesisir Selatan. Di samping itu, publikasi ini juga menyajikan jumlah sapi dan kerbau dari hasil Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah, dan Kerbau (PSPK) 2011 dan hasil ST2013. Informasi lebih lanjut dapat dilihat pada website http:\\st2013.bps.go.id.
Publikasi ini merupakan persembahan perdana dari berbagai publikasi yang akan diterbitkan BPS terkait dengan pelaksanaan ST2013. Kami mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya atas bantuan semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah ikut berpartisipasi dalam menyukseskan Sensus Pertanian 2013.
Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penerbitan publikasi ini, kami juga mengucapkan terima kasih.
Painan, 17 Agustus 2013 Plt. Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesisir Selatan Hanif Yahya, S.Si, M.Si
Seuntai Kata
Dukungan
Bupati
Pesisir Selatan
Pesisir Selatan merupakan salah satu dari sekian Kabupaten di Provinsi Sumatera Barat yang struktur perekonomiannya banyak ditopang oleh sektor pertanian. Sehingga tidak heran kalau kabupaten berpenduduk lebih dari 400 ribu jiwa ini mampu menjadi salah satu produsen utama komoditas pertanian di Provinsi Sumatera Barat, terutama padi dan palawija. Segala kegiatan yang bertujuan untuk pembangunan harus kita dukung dan kita sukseskan secara bersama. Sensus Pertanian 2013 ini merupakan bagian terpadu dari upaya kita bersama, untuk mewujudkan visi besar pembangunan Kabupaten Pesisir Selatan. Keberhasilan kita mencapai pembangunan pertanian yang handal, ikut ditentukan oleh kemampuan kita dalam mengelola manajemen data dan informasi pertanian yang memadai, akurat, lengkap, dan mutakhir.
Bupati Kabupaten Pesisir Selatan H. Nasrul Abit
Rangkaian
Kegiatan
ST2013
Workshop Internal BPS dan Rapat Interkementerian/Lembaga
Pembahasan Konsep dan Definisi ST2013
Pelatihan Instruktur Nasional (INNAS)
Pelatihan Instruktur Daerah (INDA)
Pelatihan Petugas Pencacah Lengkap (PCL)
Pengolahan ST2013-P di Kabupaten
Diseminasi Angka Sementara ST2013
Pengolahan ST2013-L di Provinsi
Diseminasi Angka Tetap ST2013
Pelaksanaan Sensus Pertanian 1-31 Mei 2013
Pemutakhiran
ST2013-P
Pencacahan ST2013-L
1. Pelatihan Petugas Pengolah 2. Monitoring Kualitas 3. Evaluasi Pasca Survey 4. Editing/Coding
(Coaching)
Rangkaian
Kegiatan
ST2013
1963 Sensus pertanian pertama.
Cakupan wilayah: daerah perdesaan di seluruh Indonesia, kecuali Irian Jaya (Papua).
Satuan wilayah sensus terkecil adalah lingkungan.
Tujuan utama: mendapatkan data statistik di sektor pertanian yang dapat menggambarkan struktur pertanian di Indonesia.
Data yang dikumpulkan: penggunaan lahan, irigasi, penggunaan pupuk, ternak, rumah tangga pertanian, tenaga kerja pertanian, fasilitas transportasi untuk menjual hasil pertanian, alat-alat pertanian.
Hasil sensus belum sempura, disebabkan antara lain presisi sampling design rendah, response rate belum optimal, dan Landreform yang dilancarkan pemerintah dengan Undang-Undang No.5 Tahun 1960 yang berpengaruh terhadap jawaban responden.
1973 Sensus Pertanian yang kedua
Cakupan wilayah: daerah perdesaan dan perkotaan di seluruh Indonesia, kecuali Irian Jaya.
Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus.
Pengumpulan data pada pertanian rakyat, perkebunan rakyat dan perkebunan besar, perikanan laut dan perikanan tambak dilakukan secara terpisah dan dalam waktu yang berbeda.
Pencacahan perkebunan besar dilakukan secara lengkap, sedangkan untuk perikanan laut dan tambak hanya dilakukan pada blok sensus terpilih di Sumatera, Jawa, dan Bali.
Data yang dikumpulkan: (a) struktur pertanian rakyat yang meliputi data penguasaan dan penggunaan lahan pertanian; struktur tanaman musiman dan tahunan; peternakan; perikanan laut dan darat; peralatan pertanian; pengairan; pemupukan; dsb. (b) Potensi pertanian masing-masing desa yang meliputi luas dan penggunaan tanah; keadaan pengairan dan potensi pengairan; fasilitas pengolahan; pemasaran; pengangkutan dan penggudangan; mekanisme pertanian; perikanan; koperasi; dsb. (c) Data perkebunan besar seperti struktur perkebunan; jenis tanaman; luas dan produksi; pengolahan hasil perkebunan dan pemasarannya; dsb. (d) Data perikanan laut yang meliputi rumah tangga perikanan; alat-alat penangkap ikan; perahu/kapal perikanan; penanaman modal; dan jumlah nelayan.
1983 Sensus pertanian yang ketiga.
Cakupan: semua kegiatan di sektor pertanian (kecuali kehutanan dan perburuan) di seluruh Indonesia, termasuk Irian Jaya dan Timor Timur, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan.
Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus.
Data yang dikumpulkan: sama dengan Sensus Pertanian 1973.
Konsep pertanian 1983 rumah tangga pertanian mencakup: - Rumah tangga pertanian pengguna lahan:
Tanaman padi/palawija, tanaman hortilkultura, tanaman perkebunan, peternakan, budidaya ikan/biota lain di kolam air tawar/sawah, dan budidaya ikan/biota lain di tambak air payau.
- Rumah tangga pertanian yang tidak menggunakan lahan: Budidaya ikan/biota lain di laut, budidaya ikan/biota lain di perairan umum, Penangkapan ikan/biota lain di laut, dan penangkapan ikan/biota lain di perairan umum
Pengumpulan data pokok di sektor pertanian, baik di daerah perkotaan maupun perdesaan, dilakukan melalui pendaftaran rumah tangga pertanian pada blok sensus terpilih.
Pengumpulan data dilakukan melalui dua cara, yaitu pencacahan lengkap untuk perusahaan pertanian, KUD, Podes dan pencacahan sampel untuk rumah tangga pertanian.
1993 Sensus pertanian yang keempat.
Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan di seluruh Indonesia, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan.
Pencacahan sampel untuk rumah tangga pertanian hanya dilakukan di wilayah kabupaten daerah perdesaan.
Satuan wilayah sensus terkecil adalah wilayah pencacahan (wilcah).
Sebagai persiapan pencacahan, setahun sebelumnya dilakukan pemutakhiran wilcah.
Konsep rumah tangga pertanian mengalami perluasan dibanding Sensus Pertanian 1983, yaitu untuk konsep rumah tangga pertanian pengguna lahan ditambah dengan usaha budidaya kayu-kayuan kehutanan, dan setiap komoditas yang diusahakan harus memenuhi Batas Minimal Usaha |(BMU) sedangkan untuk rumah tangga pertanian tidak menggunakan lahan ditambah dengan usaha pemungutan hasil hutan dan atau penangkapan satwa liar serta usaha di bidang jasa pertanian.
2003 Sensus pertanian yang kelima.
Pendaftaran bangunan dan rumah tangga, baik di daerah perdesaan dan perkotaan, dilakukan di seluruh Indonesia pada bulan Agustus 2003, kecuali di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang dilaksanakan pada bulan Mei 2004.
Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan secara lengkap di daerah perdesaan dan perkotaaan kecuali daerah perkotaan bukan pantai dan non konsentrasi pertanian dilakukan secara sampel.
Pedaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan diseluruh Indonesia pada bulan Agustus 2003, kecuali Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dilaksanakan pada bulan Mei 2004.
Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus.
Setahun sebelumnya dilakukan pemutakhiran blok sensus sebagai persiapan pencacahan.
Beberapa perubahan mendasar dibanding Sensus Pertanian 1993: (a) perusahaan pertanian dan KUD tidak dicacah yang dilakukan dalam Sensus Pertanian hanya up dating direktori perusahaan pertanian, (b) kegiatan listing dilakukan secara lengkap di daerah perdesaan dan sampel di daerah perkotaan, (c) penarikan sampel untuk subsektor palawija, hortikultura, perkebunan, peternakan dilakukan per komoditas sedangkan perikanan menurut jenis budidaya atau sarana penangkapan, (d) jumlah komoditas yang dicakup diperluas.
Konsep rumah tangga pertanian sama dengan 1993.
Pengolahan data dilakukan dengan scanner.
2013 Sensus Pertanian keenam.
Pelaksanaan di seluruh wilayah Indonesia pada bulan Mei 2013.
Satuan wilayah sensus terkecil adalah Blok Sensus.
Dalam pelaksanaan pencacahan lengkap, dilakukan dua kali kunjungan yaitu pertama melakukan pemutakhiran rumah tangga dan identifikasi rumah tangga pertanian pada kunjungan kedua melakukan pencacahan lengkap usaha pertanian.
Dalam pelaksanaan pemutakhiran wilayah administrasi dikelompokkan berdasarkan konsentrasi pertaniannya. Untuk daerah konsentrasi usaha pertanian, dilakukan secara door to door, dan untuk daerah nonkonsentrasi secara snowball.
Cakupan: usaha pertanian rumah tangga, perusahaan pertanian berbadan hukum, dan lainnya yaitu usaha pertanian yang dikelola bukan oleh perusahaan pertanian berbadan hukum dan bukan oleh rumah tangga.
Konsep rumah tangga pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya melakukan dan bertanggungjawab dalam kegiatan pembudidayaan, pemeliharaan, pengembangbiakan, pembesaran/penggemukan komoditas pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dan termasuk jasa pertanian.
Pengolahan data dilakukan dengan scanner.
Usaha Pertanian adalah kegiatan yang menghasilkan produk pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasil produksi dijual/ditukar atas risiko usaha (bukan buruh tani atau pekerja keluarga). Usaha pertanian meliputi usaha tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan, termasuk jasa pertanian. Khusus tanaman pangan (padi dan palawija) meskipun tidak untuk dijual (dikonsumsi sendiri) tetap dicakup sebagai usaha.
Rumah Tangga Usaha Pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya mengelola usaha pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dalam hal ini termasuk jasa pertanian.
Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan jenis usaha di sektor pertanian yang bersifat tetap, terus menerus yang didirikan dengan tujuan memperoleh laba yang pendirian perusahaan dilindungi hukum atau izin dari instansi yang berwenang minimal pada tingkat kabupaten/kota, untuk setiap tahapan kegiatan budidaya pertanian seperti penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan pemanenan. Contoh bentuk badan hukum: PT, CV, Koperasi, Yayasan, SIP Pemda.
Perusahaan Tidak Berbadan Hukum atau Bukan Usaha Rumah Tangga Usaha Pertanian adalah usaha pertanian yang dikelola oleh bukan perusahaan pertanian berbadan hukum dan bukan oleh rumah tangga seperti, pesantren, seminari, kelompok usaha bersama, tanksi militer, lembaga pemasyarakatan, lembaga pendidikan, dan lain-lain yang mengusahakana pertanian.
Jumlah Sapi dan Kerbau adalah jumlah sapi dan kerbau yang dipelihara pada tanggal 1 Mei 2013 baik untuk usaha (pengembangbiakan/ penggemukan/pembibitan/pemacekan) maupun bukan untuk usaha (konsumsi/hobi/angkutan/perdagangan/ lainnya).
Catatan: 1. Dalam publikasi hasil Sensus Pertanian 2003 yang diterbitkan BPS, rumah tangga pertanian adalah rumah tangga yang
mengusahakan komoditas dimana setiap komoditas harus memenuhi batas minimal usaha (BMU). 2. Dalam tabel-tabel di booklet ini data rumah tangga pertanian 2003 menggunakan konsep ST2013 dan master wilayah 2013
untuk rumah tangga usaha pertanian.
Konsep dan Definisi
Sensus Pertanian 2013
Gambaran
Umum Usaha
Pertanian di
Kabupaten
Pesisir Selatan
Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah usaha pertanian di kabupaten Pesisir Selatan sebanyak 71.549 dikelola oleh rumah tangga, sebanyak 34 dikelola oleh perusahaan pertanian dan sebanyak 1 dikelola oleh selain rumah tangga dan perusahaan atau non rumah tangga. Lengayang, Linggo Sari Baganti , dan Sutera merupakan tiga kecamatan dengan urutan teratas yang mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu masing-masing 9.962 rumah tangga, 8.165 rumah tangga, dan 7.466 rumah tangga. Sedangkan kecamatan IV Nagari Bayang Utara merupakan wilayah yang paling sedikit jumlah rumah tangga usaha pertaniannya, yaitu sebanyak 1.419 ru-
mah tangga. Sementara itu jumlah perusahaan pertanian di kabupaten Pesisir Selatan sebanyak 34 unit dan usaha pertanian selain perusahaan dan rumah tangga sebanyak 1 unit. Jumlah perusahaan pertanian terbanyak berlokasi di kecamatan Pancung Soal yaitu sebanyak 7 perusahaan dan paling sedikit di kecamatan Luang Silaut, Linggo Sari Baganti dan Bayang yaitu sebanyak 1 perusahaan. Sedangkan jumlah usaha non rumah tangga yaitu di kecamatan Lengayang sebanyak 1 unit.
Perbandingan Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian dan Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum di Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2003 dan 2013
Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah rumah tangga usaha pertanian di kabupaten Pesisir Selatan mengalami penurunan sebanyak 8.191 rumah tangga dari 79.740 rumah tangga pada tahun 2003 menjadi 71.549 rumah tangga pada tahun 2013, yang berarti menurun sebesar 1.08 persen per tahun. Penurunan terbesar terjadi di kecamatan Bayang sebesar 3,42 persen dan hanya kecamatan lunang Silaut yang mengalami peningkatan yaitu sebesar 1,01 persen selama sepuluh tahun.
Komposisi jumlah rumah tangga usaha pertanian di kabupaten Pesisir Selatan antara tahun 2003 dan 2013 tidak banyak berubah. Pada tahun 2003, Jumlah rumah tangga pertanian terbesar terdapat di kecamatan Lengayang (10.982 rumah tangga) dan paling sedikit di kecamatan IV nagari Bayang Utara (1.921 rumah tangga). Pada tahun 2013 di Lengayang terdapat 9.962 rumah tangga pertanian sedangkan di IV Nagari Bayang Utara terdapat 1.419 rumah tangga pertanian. Sedangkan untuk perusahaan pertanian pada tahun 2003 hanya 1 perusahaan dan pada tahun 2013 sebanyak 34 perusahaan . Berikut diagram perbandingan jumlah rumah tangga usaha pertanian dan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum pada tahun 2003 dan tahun 2013.
79740
1
71549
34
0
20
40
60
80
Jum
lah
Usa
ha
Pert
ania
n (R
ibu
)
2003 2013
Rumah tangga Usaha Pertanian
Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum
Banyaknya Usaha Pertanian Berdasarkan Hasil Sensus Pertanian 2003 dan 2013 Menurut Kecamatan dan Cakupan Usaha
No Provinsi
2003 2013 Pertumbuhan (20032013)
RTP Perusaha
-an RTP
Perusaha-an
Lainnya RTP Perusahaan
Absolut % Absolut %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
1 Lunang Silaut 5791 0 6402 1 0 611 1,01 1 -
- Basa Ampek Balai Tapan
4299 0 3689 3 0 -610 -1,52 3 -
3 Pancung Soal 6090 1 5831 7 0 -259 -0,43 6 600%
4 Linggo Sari Baganti 8244 0 8165 1 0 -79 -0,10 1 -
5 Ranah Pesisir 7212 0 6509 3 0 -703 -1,02 3 -
6 Lengayang 10982 0 9962 2 1 -1020 -0,97 2 -
7 Sutera 7894 0 7466 3 0 -428 -0,56 3 -
8 Batang Kapas 5775 0 5229 3 0 -546 -0,99 3 -
9 IV Jurai 6333 0 4601 6 0 -1732 -3,14 6 -
10 Bayang 7438 0 5254 1 0 -2184 -3,42 1 -
11 IV Nagari Bayang Utara
1921 0 1419 0 0 -502 -2,98 0 -
12 Koto XI Tarusan 7761 0 7022 4 0 -739 -1,00 4 -
Kabupaten Pesisir
Selatan 79740 1 71549 34 1 -8191 -1,08 33 3300%
Perbandingan Jumlah Sapi dan Kerbau di Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2011 dan 2013
Pelaksanaan Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah, dan Kerbau (PSPK) 2011 yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia mulai 1-30 Juni 2011, mencatat populasi sapi dan kerbau kondisi 1 Juni 2011. Populasi sapi dan kerbau hasil PSPK di Kabupaten Pesisir Selatan mencapai 83.478 ekor. Sementara itu, dari hasil sensus pertanian 2013, populasi sapi dan kerbau mencapai 82.356 ekor.
Berdasarkan hasil sensus pertanian 2013 apabila dirinci menurut wilayah, kecamatan yang memiliki sapi dan kerbau paling banyak adalah Linggo Sari Baganti dengan jumlah populasi sebanyak 14.065 ekor, kemudian Lengayang (13.378 ekor), dan Ranah Pesisir (12.515 ekor). Sedangkan kecamatan yang memiliki sapi dan kerbau paling sedikit adalah IV Nagari Bayang Utara dengan jumlah populasi sebanyak 499 ekor.
Jumlah Sapi dan Kerbau Berdasarkan Hasil Pendataan Sapi Potong,
Sapi Perah, dan Kerbau (PSPK) 2011 dan Sensus Pertanian 2013
Menurut Kecamatan (ekor)
No Kecamatan 2011 2013
Pertumbuhan 2011-2013
Absolut %
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Lunang Silaut 2.819 3.487 668 23.70
2 Basa Ampek Balai Tapan
3.175 2.527 -648 -20,41
3 Pancung Soal 6.506 6.853 347 5,33
4 Linggo Sari Baganti 13.216 14.065 849 6,42
5 Ranah Pesisir 11.970 12.515 545 4,55
6 Lengayang 12.526 13.378 852 6,80
7 Sutera 12.947 10.718 -2.229 -17,22
8 Batang Kapas 6.399 5.943 -456 -7,13
9 IV Jurai 4.498 4.026 -472 -10,49
10 Bayang 4.333 3.788 -545 -12,58
11 IV Nagari Bayang Utara
701 499 -202 -28,82
12 Koto XI Tarusan 4.389 4.557 168 3,83
Kabupaten Pesisir Selatan
83.478 82.356 -1.123 -1,35
Penyebaran Rumah Tangga
Usaha Pertanian di Pesisir
Selatan Tahun 2013
Penyebaran Perusahaan
Pertanian Berbadan Hukum
Di Pesisir Selatan Tahun 2013
Penyebaran Non-Rumah
Tangga Usaha Pertanian di
Pesisir Selatan Tahun 2013
Penyebaran Sapi dan Kerbau
di Pesisir Selatan Tahun 2013
Setiap pembangunan, termasuk pula pembangunan di bidang pertanian, bila diharapkan berhasil baik maka memerlukan perencanaan yang matang dan teliti serta didasarkan atas angka-angka statistik khususnya di bidang pertanian yang lengkap, aktual, dan dapat dipercaya. Oleh karena itu, dengan dilaksanakannya Sensus Pertanian 2013 ini, diharapkan dapat memberi solusi dan pencerahan dari berbagai kalangan baik pemerintah maupun swasta sebagai bahan untuk membuat kebijakan dan evaluasi program pembangunan pertanian. Semoga dengan tema Menyediakan Informasi untuk Masa Depan Petani yang Lebih Baik, kiranya dapat menjadi penyemangat bagi semua kalangan pengambil kebijakan demi terwujudnya masa depan petani yang lebih baik.
Ucapan Terima Kasih
Seluruh jajaran Badan Pusat Statistik Pesisir Selatan mengucapkan ribuan terima kasih atas bantuan dan dorongan yang diberikan oleh berbagai pihak dalam
rangka menyukseskan seluruh rangkaian kegiatan Sensus Pertanian 2013.
Dalam kesempatan ini secara khusus kami sampaikan
terima kasih kepada: Bupati Pesisir Selatan
Wakil Bupati Pesisir Selatan Ketua DPRD Kabupaten Pesisir Selatan
Para Kepala SKPD di Lingkungan Pemkab Pesisir Selatan Para Camat seluruh Pesisir Selatan
Para Wali Nagari seluruh Pesisir Selatan Lembaga/Instansi yang terkait
Para Petugas Lapangan Sensus Pertanian 2013 Seluruh Warga Pesisir Selatan yang telah membantu
menyukseskan Sensus Pertanian 2013
BADAN PUSAT STATISTIK PESISIR SELATAN Jl. Setiabudi No. 1, Painan 25611 Telp/Fax. : (0756) 21004 Homepage : http://pesselkab.bps.go.id E-mail : [email protected]
Menyediakan Informasi untuk Masa Depan Petani yang Lebih Baik