Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
SENTHONG,Vol.1,No.2,Juli2018
161
PENERAPANTEORIATMOSFERPETERZUMTHORPADAPERANCANGANGALERIKEBUDAYAANMAGELANG
DIMAGELANG
FauziahPrabarini,Hardiyati,RachmadiNugrohoProdiArsitekturFakultasTeknikUniversitasSebelasMaretSurakarta
Abstrak KebudayaanMagelangmerupakandampakpositifdarikeberadaanCandiBorobuduryangmerupakandestinasiwisatautamawisatawanketikaberkunjungkeMagelang.Faktanya,KebudayaanMagelangkurangdikenal karena kurangnya sarana dan prasarana yangmengenalkan kekayaan budaya tersebut, kurangnyawadahbagisenimanlokaluntukmengenalkanhasilkaryaseninya,dankunjunganwisatawanyanghanya1-2hari.Galerikebudayaanmerupakansuatuwadahyangberfungsiuntukmewadahihasilkaryaseniman lokalMagelangdanmengenalkanKebudayaanMagelangdalamwaktu yang singkat dengan salah satu tuntutanpentinggaleriadalahpenciptaanatmosfer(suasana).ArsitekyangmemerhatikanpenciptaanatmosferdalambangunanadalahPeterZumthor.PeterZumthordalamsetiapprosesdesainselalumenggunakanpendekatansecaratidakkasatmataterhadapsetiapobjekarsitektural rancangannyayangdijabarkanmenjadisembilanaspek.Metodepenelitianyangdigunakanadalahpenelitianterapanmelaluipendekatandeskriptifkualitatif.Penerapan Teori Atmosfer Peter Zumthor dilakukan untuk mendapatkan atmosfer yang diinginkan denganmengenallangsungtapakdanlingkungansekitarnya,merasakanruangdenganberdiamdirisejenakditapakpadawaktutertentu,danmencaridatatentangtapak.PadaGaleriKebudayaanMagelang,pemilihan lokasitapak berdasarkan persebaran Kebudayaan Magelang, pengolahan sirkulasi yang mengelilingi tapak danmemiliki alur cerita, sistem pencahayaan pendukung estetika bangunan, dan penggunaan berbagai jenismaterialpadabangunanmenjadipoinperancanganyangpentingdalampenciptaanatmosfer.
Katakunci:AtmosferPeterZumthor,galerikebudayaan,Magelang
1.PENDAHULUAN MagelangmerupakansebuahwilayahstrategisbaiksecarajalurekonomimaupungeografisdiProvinsiJawaTengah.Selainletaknyayangstrategissecaraekonomidangeografis,Magelangjugamerupakan salah satu kota/kabupaten di Jawa Tengah yang menjadi tujuan wisatawan domestikmaupunmancanegara.HalinidapatdilihatdarikunjunganwisatawankekotaMagelangpadatahun2016sebanyak1.138.544wisatawan(KotaMagelangB.,2016),dankeKabupatenMagelangsebanyak4.148.375wisatawan(KabupatenMagelang,2016).
Destinasi wisata yang menjadi tujuan utama wisatawan ketika berkunjung ke MagelangadalahCandiBorobudur,yangmerupakansalahsatuwarisanbudayaduniadengansebutanTheWorldCultural Heritage dari UNESCO (Kota Magelang B. , 2016) memberikan dampak positif terhadapeksplorasidanperkembangankebudayaandi lingkungansekitarnya.Eksplorasidanperkembangankebudayaan dapat dilihat dari jumlah kebudayaan yang tersebar di Kota/Kabupaten Magelang.Kabupaten Magelang memiliki 40 kesenian tradisional dengan 1600 seni yang tersebar di 21kecamatan (DinasPariwisatadanKebudayaanKabupatenMagelang,2015). SedangkanuntukKotaMagelang memiliki 222 kelompok seni dan 35 buah situs cagar budaya (Dinas Pariwisata danKebudayaan KotaMagelang, 2016). KebudayaanMagelang dapat dibedakanmenjadi empat jenis,yaitucandi,keseniandaerahberupatariantradisional,alatmusik,danwayang,kerajinantangan,dankuliner.
FauziahPrabarini,Hardiyati,RachmadiNugroho/JurnalSENTHONG2018
162
Kebudayaan Magelang yang ada tidak dikenal oleh masyarakat lokal maupun wisatawandomestik dan mancanegara karena kurangnya sarana dan prasarana yang mengenalkan danmemperlihatkankekayaanbudayatersebut,kurangnyawadahbagisenimanlokaluntukmengenalkanhasil karya seninya, dan kunjungan wisatawan yang hanya 1-2 hari (KabupatenMagelang, 2016).Kunjunganwisatawanyanghanya1-2haritidakmemungkinkanuntukmengenalseluruhKebudayaanMagelang.
Olehkarenaitu,MagelangmembutuhkansuatuwadahyangberfungsiuntukmewadahihasilkaryasenimanlokalMagelangdanmengenalkanKebudayaanMagelangdalamwaktuyangsingkat,sertadapatmenjadisaranarekreasidanedukasibagimasyarakatlokalmaupunwisatawandomestikdan mancanegara. Beberapa fungsi tersebut dapat dicapai dengan kegiatan pameran hasil karyaseniman lokal, pertunjukan kesenian, atau dengan kegiatan seminar, diskusi, danworkshop agarmasyarakat dan wisatawan tidak hanya sekedar mengenal tetapi juga lebih memahami tentangKebudayaan Magelang, dan dapat berkomunikasi langsung dengan pakar Kebudayaan Magelang.KegiatantersebutdapatdiwadahidalamsebuahgaleridenganobjekutamapamerandankegiatanadalahKebudayaanMagelang.
MenurutWebster’s CollegiateDictionary, galeri adalah bangunan tetap dan tertutup yangberfungsi untukmewadahi kegiatan visual antara kolektor/seniman denganmasyarakat umum didalamruangan,selasar,ataulorongyangpanjang,melaluikegiatanpamerandankegiatansenilain,sepertisenipertunjukan,konsermusik,dansebagainya.Halyangmenjadipentingdalamsebuahgaleriadalahtujuangaleritersebut(untukmemamerkan,mengkomunikasikan,danmempromosikankaryaseni),menyediakanruangpamertemporer,adanyapemisahanfungsibangunan,kegiatandidalamgaleri,danpenciptaanatmosferdalamgaleri.
Galeri Kebudayaan adalah sebuah bangunan tetap yang berfungsi untuk memamerkan,mengkomunikasikan, dan mempromosikan kebudayaan melalui kegiatan pameran, dan kegiatanpendukung seperti seminar, workshop¸ pertunjukan seni, dan lain sebagainya. Dalam hal ini,kebudayaanyangakandiangkatadalahKebudayaanMagelang.
LingkupkegiatandidalamGaleriKebudayaanMagelangdibagimenjadidua,yaitu;(1)Kegiatanrekreasional,yangmerupakankegiatanutamapadagaleri,berupapameran,yangbertujuanuntukmemperkenalkanhasilkaryasenisebagaialternatiftujuanrekreasiedukatifbagimasyarakat;dan(2)Kegiatanpendidikan,berupa;kursuspendalamanseni,seminar,acaradiskusi,danworkshopdistudioyangtelahdisediakandigaleri.
Salah satu hal yangmenjadi penting dalam sebuah galeri adalah atmosfer (suasana) yangdiciptakandaritiapgaleri.Atmosferdaritiapgaleritersebutyangmenjadikansetiapgaleriselaludapatmemberikan kesan yang berbedapadapengunjungnya. Atmosfer adalah suatu keadaan arsitekturketikabangunandapat ‘menggerakkan’penggunadidalamnya (Zumthor,2006). Salah satuarsitekyangselalumemerhatikanpenciptaanatmosferdalambangunanadalahPeterZumthor.Dalambukuyangberjudul“Atmospheres–ArchitecturalEnvironmentandSurroundingObjects”diceritakanbahwaatmosfer lahir dari kegelisahan Peter Zumthor terhadap kualitas karya arsitektur. Kualitas karyaarsitektur bagi Zumthor bukan tentang aturan-aturan arsitektural tetapi tentang bagaimanamenghadirkanunsuralampadadesain.Dalamprosesmendesain,PeterZumthormemilikikonteksyang hakiki yaitu terlebih dahulu mempertimbangkan serta meninjau ‘hal-hal yang tidak terlihat’(pengalaman sensori) untuk bisamenciptakan ‘hal yang terlihat’ (bangunan) yang berkualitas danmemilikidaya tarik tersendiri.ApayangmenjadipemahamanZumthordalamberarsitekturadalaharsitekturtidakterbataspadasesuatuyangkasatmata,tetapi jugapadasensedanpresence,yaitubagaimana kehadiran dari suatu bangunan arsitektural mempengaruhi siapa saja yang melihat,menikmati,atauterlibatdenganbangunan,sederhanadalambentuknamunmemilikisubstansiyangkuat.
FauziahPrabarini,Hardiyati,RachmadiNugroho/JurnalSENTHONG2018
163
PeterZumthordalamsetiapprosesdesainselalumenggunakanpendekatansecaratidakkasatmata, yakni ‘pengalaman sensori’ terhadap setiap objek arsitektural rancangannya. Pendekatantersebutdijabarkanmenjadisembilanaspekyangharusdiperhatikandalammenciptakanatmosferdalamsuatubangunan,yaitu;(1)Thebodyofarchitecture;(2)Materialcompatibility;(3)Thesoundofa space; (4) The temperature of a space; (5) Between composure and seduction; (6) Surroundingobjects; (7) Tension between interior and exterior; (8) Levels of intimacy; (9) The light on things(Zumthor, 2006). BagaimanaPeter Zumthormenerapkan kesembilan aspek tersebutdalamdesaindapat dilihat dari karya arsitektural Zumthor, seperti: Thermal Bath Vals di Swiss, Art MuseumKolumbadiCologne,SaintBruderKlausFieldChapeldiJerman,dansebagainya.
Teori Atmosfer Peter Zumthor tersebut akan coba diterapkan pada perancangan GaleriKebudayaanMagelangagarpengunjungdapatmerasakansuasana/atmosferMagelangdidalamgaleriini serta diharapkan dapat merepresentasikan kegiatan yang berlangsung di Galeri KebudayaanMagelang.TeoriAtmosferPeterZumthorsebenarnyadapatditerapkandisetiappoinperancanganbangunan,sepertiperancangantapak,ruang,bentuk,maupuntampilanbangunan.PadaperancanganGaleriKebudayaanMagelang,TeoriAtmosferPeterZumthorjugadapatditerapkanpadasetiapaspekperancangan, namun terdapat empat poin perancangan yangmenjadi prioritas dalam penciptaansuasana/atmosfer, yaitu pemilihan lokasi tapak, pengolahan sirkulasi, sistem pencahayaan, danpenggunaanmaterialpadabangunan.Keempatpoinperancangantersebutmenjadipentingkarenapenciptaan atmosfer dimulai dari tapak yang akan digunakan, kemudian sirkulasi dan sistempencahayaanmerupakanduahalpentingdalamperancangansebuahsebuahgaleriterutamadiareapameran. Sedangkanmaterialmerupakan salah satu hal utama dalam penciptaan atmosfer PeterZumthor.
2.METODEPENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian terapan (applied research) melaluipendekatan deskriptif kualitatif. Pemahaman tentang Kebudayaan Magelang diawali denganwawancaradanmelihatfenomenayangadadiKota/KabupatenMagelangsertamelakukantinjauandata.PemahamantentanggaleridanTeoriAtmosferPeterZumthordidapatmelaluitinjauanpustaka,jurnal, maupun artikel terkait. Penerapan Teori Atmosfer Peter Zumthor dilakukan untukmendapatkanatmosfer/suasanayangdiinginkandenganmengenal langsung tapakdan lingkungansekitar,merasakanruangdenganberdiamdirisejenakditapakpadawaktutertentuuntukmengetahuiaktivitas lingkungan sekitar dan potensi yang bisa dimanfaatkan dalam desain, danmencari datatentangtapak.
GunamenganalisapenerapanpadaGaleriKebudayaanMagelang,makadiambilkesimpulanbahwa Teori Atmosfer Peter Zumthor digunakan pada poin perancangan yang berdasarkankeberadaanmateri koleksi pameran (persebaranKebudayaanMagelang)danpenciptaanatmosferpadaGaleriKebudayaanMagelang.Poinperancanganyangdimaksuddibagimenjadiempat,yaitu;(a)Pemilihan lokasi tapak; (b) Pengolahan sirkulasi pada bangunan, (c) Sistem pencahayaan padabangunan;dan(d)Penggunaanmaterialpadabangunan.
3.HASILDANPEMBAHASAN
PenerapanTeoriAtmosferPeter ZumthorpadaperancanganGaleri KebudayaanMagelangdigunakan pada pemilihan lokasi, pengolahan sirkulasi, sistem pencahayaan, dan penggunaanmaterialpadabangunansehinggamampumenciptakanatmosferMagelangpadaGaleriKebudayaanMagelangdanmerepresentasikankegiatandidalamgaleri.PenerapanTeoriAtmosferPeterZumthorselanjutnya dijabarkan dalam empat poin perancangan, yaitu pemilihan lokasi tapak, pengolahansirkulasi,sistempencahayaan,danpenggunaanmaterialpadabangunan.
FauziahPrabarini,Hardiyati,RachmadiNugroho/JurnalSENTHONG2018
164
PemilihanlokasiuntukGaleriKebudayaanMagelangmenerapkansalahsatuaspekatmosferPeter Zumthor, yaitu surrounding objects. Surrounding objects merupakan aspek yang berkaitandengansegalahaldisekelilingbangunanyangdapatmembangkitkansuasana,imajinasi,keindahan,dan ketertarikan, serta mendukung fungsi bangunan. Penerapan aspek surrounding objectsditunjukkanpadapemilihan lokasi tapak galeri yang berdasarkanpotensi kebudayaan yang adadiKota/KabupatenMagelang.
Lokasi terpilih berada di KecamatanMungkid yangmerupakan kecamatandenganpotensikebudayaantertinggidiKabupatenMagelangsetelahKecamatanBorobudur.PemilihanKecamatanMungkidmenjadilokasiGaleriKebudayaanMagelangberdasarkanpemetaanpersebarankebudayaanyangsudahdilakukan(lihatGambar1).
Gambar1.
PemetaankebudayaandiKabupatendanKotaMagelang
Lokasi tapak berada di persimpangan jalan antara JalanNasional Rute 14 dan JalanMayor KusensehinggamemudahkanaksesmenujuGaleriKebudayaanMagelang(lihatGambar2).
Gambar2.
TapakterpilihdiKecamatanMungkidSumber:googlemaps.com
Lokasi berada di Jalan Mayor Kusen No.8 Paremono, Magelang. Luas lahan : ± 15.678,8m2
FauziahPrabarini,Hardiyati,RachmadiNugroho/JurnalSENTHONG2018
165
SirkulasipadaGaleriKebudayaanMagelangdibedakanmenjadidua,yaitusirkulasiluar(untukkendaraan)dansirkulasidalam(untukpenggunaGaleriKebudayaanMagelang).AspekatmosferPeterZumthorpadapengolahansirkulasimenerapkanaspek surrounding objects, tension between interior and exterior, dan levels of intimacy.
Surrounding objects merupakan aspek yang berkaitan dengan segala hal di sekelilingbangunan, berupa benda apapun yang dapat membangkitkan suasana, imajinasi, keindahan, danketertarikan.Aspeksurroundingobjectsditerapkanpadasirkulasikendaraanuntukpengunjungdanpengelola Galeri Kebudayaan Magelang. Sirkulasi kendaraan untuk pengunjung dan pengeloladirancangmengelilingitapak(lihatGambar3)agarpenggunadapatmenikmativiewdisekelilingtapak.
Gambar3.
AlursirkulasipadatapakGaleriKebudayaanMagelang
AspekatmosferPeterZumthortensionbetweeninteriorandexteriordan levelsof intimacyditerapkan pada pola sirkulasi dalam, terutama untuk pengunjung Galeri Kebudayaan Magelang.Tensionbetweeninteriorandexteriormerupakanaspekmengenairuangdalamdanluarbangunanyangwalaupundarisegibentuk,sifat,danfungsiberbeda,tetapisalingmengikat.Perlakuanterhadapkedua ruang tersebutmenentukan karakter bangunan. Sedangkan levels of intimacy adalah aspekyangberkaitandenganskala,ukuran,dandimensidaribentuk,ruang,danbukaanpadabangunan.Haltersebutmenjadikanbangunan seolah-olahmemiliki ‘alur cerita’.Alur ceritadiGelari KebudayaanMagelangdibuatagarpengunjungpenasarandenganapayangdisajikandidalamgaleri.
Berawal dari lobi utama, pengunjung dibuat bertanya-tanya dengan koleksi pameran danceritayangakandisajikandidalamGaleriKebudayaanMagelang,merekahanyaakandiperlihatkancuplikantentangKebudayaanMagelangmelaluivideodanbrosur.Pengunjungakanmenunggutourguidesebelummasukkeareautamagaleri.Setelahmenunggutourguide,pengunjungakandibuatkecewa karena ternyata tidak langsungmenuju ke area pameran, tetapi ke area transisi terlebihdahulu.Menujukeareapameranlantai2,pengunjungakandibuatpenasarandengansuasanaareapameranlantai1melaluikacadisepanjangtanggamenujulantai2(lihatGambar4).
Gambar4.
Kacadisepanjangtanggamenujuareapameranlantai
Kaca sepanjang tangga yang dapat melihat suasana area pameran lantai 1
FauziahPrabarini,Hardiyati,RachmadiNugroho/JurnalSENTHONG2018
166
Setelah dari area pameran lantai 2, pengunjung diberi kebebasan untuk memilih danmengunjungiarea laindidalamgaleri, sepertiareapameran lantai1,areapameranoutdoor, areaseminardanworkshop,areakomersil,areapengelola,amphiteater,danmushola.LevelsofintimacytertinggipengunjungadalahketikasemuarasapenasaranterbayarkansetelahmenikmatisemuaareadiGaleriKebudayaanMagelangdanpulang(keluardarigaleri).Secaragarisbesar,alurkegiatandanmoodpengunjungsertaalurpengunjungdalamtapakselamadiGaleriKebudayaanMagelangadalahsebagaiberikut(lihatBagan1danGambar6).
Bagan1.
AlurpengunjungdiGaleriKebudayaanMagelang
Gambar5.
Alurpengunjungdidalamtapakgaleri
AspekatmosferPeterZumthoryangditerapkanpadaperancangansistempencahayaangaleriadalah light on things. Light on thingsmerupakan aspek yangmembahasmengenai pencahayaanbangunan.Cahayabangunandibedakanmenjadidua,yaitucahayaalamiyangakandirefleksikandaripenggunaanmaterialdanbukaanpadabangunan,dancahayabuatanyangmemerhatikanbagaimanajatuhnya cahaya, serta posisi dan bentuk bayangan yang akanmenimbulkan efek tersendiri padabangunan. Penerapan aspek tersebut padaGaleri KebudayaanMagelang ditunjukkan pada sistempencahayaanyangdibagimenjadiduajenis,yaitupencahayaanalamidanbuatan.Pencahayaanalamidimanfaatkan secaramaksimal melalui jendela pada setiap area di Galeri KebudayaanMagelang,kecualiareapamerandanareaseminar.Pencahayaanalamiyangdigunakanadalahcahayamataharipadasianghari.Untukpencahayaanbuatanmenggunakan jenis lampuspotlight, lampudownlight,dan lampu sorot pada area pameran, serta lampu downlight pada area lainnya. Kedua jenispencahayaantersebuttidakhanyasebagaisumberpencahayaan,tetapijugasebagaifungsiestetika(lihatGambar6).
Main entrance
Side entrance
Pintu keluar
FauziahPrabarini,Hardiyati,RachmadiNugroho/JurnalSENTHONG2018
167
Gambar6.
Sistempencahayaanpadaeksteriorgaleri
tidakhanyaberlakupadaeksteriorGaleriKebudayaanMagelang,tetapijugapadainteriorbangunanterutama pada area pameran. Pencahayaan pada interior pameran digunakan sebagai salah satupenunjangobjekkoleksipameran,sehinggaobjekkoleksidapatmenjadipointofinterestdidalamareapameran(LihatGambar7dan8).
Gambar7.
Pencahayaanalamidanbuatanpadatanggamenujuareapameranlantai2galeri
Gambar8.
PencahayaanbuatanpadaobjekkoleksipameranGaleriKebudayaanMagelang
Penggunaan material pada Galeri Kebudayaan Magelang menerapkan aspek materialcompatibility dan the temperature of space. Aspekmaterial compatibility merupakan aspek yangmembahastentangmaterialyangdigunakanpadabangunan,dimanakolaborasiantaraduamaterialyangberbeda,dititiktertentuakanbertolakbelakang,namundititiktertentuakansalingmenunjang.Material yang digunakan diGaleri KebudayaanMagelangmenggunakan dominan batu candi yang
Galeri pada malam hari dan lampu sebagai estetika
Lampu sebagai estetika agar tidak terkesan monoton
Lampu sebagai sumber pencahayaan pada malam hari
Lampu sebagai estetika dan dapat digunakan untuk
meletakkan koleksi pameran
dan bangku
Efek pencahayaan alami pada tangga menuju area pameran di lantai 2. Efek yang ditimbulkan dapat menjadi estetika sendiri dalam bangunan
Lampu sebagai estetika dan juga dapat digunakan sebagai tempat barang koleksi
Lampu digunakan sebagai media pendukung barang koleksi di galeri agar menjadi point of interest
Lampu digunakan sebagai media pendukung barang koleksi di galeri agar menjadi point of interest
FauziahPrabarini,Hardiyati,RachmadiNugroho/JurnalSENTHONG2018
168
merupakansalahsatumaterialyangbanyakdiproduksidiMagelang,yangdipadukandengankayu,kaca,danbajaringan(lihatGambar9).
Gambar9.
PenggunaanmaterialdiGaleriKebudayaanMagelang
Aspekthetemperatureofspaceadalahaspekyangmembahastentangtemperaturbangunanyangdibagimenjadiduajenisyaitutemperaturfisikyangdipengaruhiolehmaterialbangunan,dantemperatur psikis yang dimunculkan dari suasana ruang yang dapat mempengaruhi suasana hatipenggunabangunan.AspektemperatureofspacediterapkanpadaelemenairyangadadisetiapsudutGaleriKebudayaanMagelang(lihatGambar10).Selaindapatmereduksipanasdanmemberikankesanadem,suaraalamidariairjugadapatmemberikankesantenangdanmenyenangkan.Selain,elemenairdiGaleriKebudayaanMagelang jugadapatmenambahkesanestetikadandapat sebagaiobjekpamerdidalamareagaleri.
Gambar10.
ElemenairpadaGaleriKebudayaanMagelang
Secara keseluruhan, penggunaan material pada Galeri Kebudayaan Magelang dapatmenimbulkan suasana yangberbeda-beda, seperti; (a) Batu candi,merupakan ciri khasMagelang,diaplikasikanpadasebagianpenutupdindinginteriordaneksterior,menimbulkansuasanasederhanadanalami;(b)Kayudiaplikasikanpadakisi-kisiruangditiapareadalamgaleri,menimbulkansuasana
Contoh penggunaan batu candi dan kaca
Penggunaan kayu pada kisi-kisi di setiap bangunan
Penggunaan baja ringan pada area pameran outdoor yang dipadukan dengan paving sebagai penutup lantainya, dan kayu untuk meletakkan benda pameran
Kayu
Baja ringan
Paving
Air sebagai lansekap galeri dan pendukung bahan pameran di area pameran outdoor
Air sebagai lansekap galeri di bagian pintu keluar area pameran
Air sebagai lansekap galeri di area komersil dan sebagai pembatas dengan jalan didalam galeri
FauziahPrabarini,Hardiyati,RachmadiNugroho/JurnalSENTHONG2018
169
hangat dan alami; (c) Kaca diaplikasikan pada fasad tiap area dalam galeri sebagai bukaan,menimbulkankesanyangfleksibeldanmampumemaksimalkanpencahayaanalami;(d)Bajaringansebagai struktur atap bangunan, menimbulkan kesan kokoh pada bangunan; (e) Granit berwarnaterangsebagaipenutuplantai,menimbulkankesanluasdanlapang;(f)Airsebagaielemenlansekap,berfungsisebagaipereduksipanas,menimbulkankesandingin,tenang,danmenyenangkan;serta(g)Tanamanhijausebagaielemenlansekap,menimbulkankesanasridannatural.
Dari hasil penerapan Teori Atmosfer Peter Zumthor menghasilkan rancangan GaleriKebudayaanMagelang yang mempunyai suasana/atmosfer Magelang di dalam galeri serta dapatmerepresentasikankegiatanyangberlangsungdiGaleriKebudayaanMagelang,sebagaiberikut.
Lokasi :JalanMayorKusenNo.8,Paremono,MagelangLuasbangunan :±9.798m2Luaslahan :±15.678,8m2
Gambar11
Perspektifkawasan
4.KESIMPULANDANSARAN
BerdasarkanTeoriAtmosferPeterZumthoryangtelahdikaji,terdapatsembilanaspekyangharusdiperhatikandalammenciptakanatmosferdalamsuatubangunan,yaitu:bodyofarchitecture,materialcompatibility, thesoundofaspace, the temperatureofaspace,betweencomposureandseduction,surroundingobjects,tensionbetweeninteriorandexterior,levelsofintimacy,danthelighton things. Setiap aspek tersebutmempunyai caranyamasing-masinguntukmenciptakan atmosferdalamsuatubangunan.
Berdasarkanhasilanalisisyangdilakukan,terdapatempatpoinperancanganyangmenjadiprioritasutamadalammenciptakanatmosferpadaGaleriKebudayaanMagelangyangmenerapkanTeori Atmosfer Peter Zumthor, yaitu pemilihan lokasi tapak, pengolahan sirkulasi, sistempencahayaan, dan penggunaan material pada bangunan. Empat poin perancangan tersebutmenerapkan enam dari sembilan aspek yang ada. Pemilihan aspek yang akan diterapkan padaperancanganGaleriKebudayaanMagelangberdasarkansuasanayanginginditimbulkandalamgaleridari poin-poin perancangan tersebut. Teori Atmosfer Peter Zumthor mampu menimbulkansuasana/atmosfer Magelang di dalam galeri serta dapat merepresentasikan kegiatan yangberlangsung di Galeri KebudayaanMagelang. Teori Atmosfer Peter Zumthor mengajarkan bahwasetiapbangunanwalaupundenganfungsiyangsamaakanterasaberbedatidakhanyadari‘kulitluar’bangunantetapijugadarisuasana/atmosferyangingindiciptakandidalambangunan.
Keseluruhan area Galeri Kebudayaan Magelang yang menerapkan Teori Atmosfer Peter Zumthor dalam proses perancangannya
FauziahPrabarini,Hardiyati,RachmadiNugroho/JurnalSENTHONG2018
170
REFERENSI
DinasPariwisatadanKebudayaanKabupatenMagelang.(2015).KabupatenMagelang.DinasPariwisatadanKebudayaanKotaMagelang.(2016).RencanaPembangunanJangkaMenengah
DaerahKotaMagelang2016-2021.KotaMagelang.KabupatenMagelang,B.(2016).KabupatenMagelangDalamAngka2016.Magelang:BPSKabupaten
Magelang.KotaMagelang,B.(2016).StatistikKotaMagelang2016.KotaMagelang:BadanPusatStatistikKota
Magelang.KotaMagelang,D.(2016).ProfilKebudayaan2015.KotaMagelang.Zumthor,P.(2006).Atmospheres-ArchitecturalEnvironmentandSurroundingObjects.Switzerland:
BirkhauserArchitecture.