38
SENYAWA FENOLAT Lia Marliani, M.Si, Apt.

SENYAWA FENOLAT

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SENYAWA FENOLAT

SENYAWA

FENOLAT

Lia Marliani, M.Si, Apt.

Page 2: SENYAWA FENOLAT

Senyawa yang memiliki satu

atau lebih gugus hidroksil

pada suatu cincin aromatik.

Senyawa polifenol :

senyawa yang memiliki lebih

dari satu gugus hidroksil

fenolat yang terikat pada satu

atau lebih cincin benzen

O

O

Naringenin

HO

OH

OH

Page 3: SENYAWA FENOLAT

Harborne and Simmond (1964)

Page 4: SENYAWA FENOLAT

Tanin

Resorsinol

Asam galat vanilin

Chalcon

O

OH

+

Anthocyanidin

O

O

OH

Flavononols

HO

O

O

Flavons

Emodin

Page 5: SENYAWA FENOLAT

Fenil propanoid

Page 6: SENYAWA FENOLAT

Fenil propana

Bahan alam turunan asam sikimat paling

sederhana dan hanya terdiri dari cincin

aromatik dengan rantai karbon tak jenuh

C3.

Page 7: SENYAWA FENOLAT

Beberapa senyawa golongan fenil

propanoid diantaranya adalah :

Sinamaldehid Cinnamomum zeylanicum (Kayu

Manis)

Eugenol Syzygium aromaticum (Cengkeh)

Miristisin Myristica fragrans (Pala)

Safrol, Anetol Illicium verum (star anise),

Pimpinella anisum (adas wangi), Foeniculum

vulgare (adas)

Page 8: SENYAWA FENOLAT

Cinnamomum zeylanicum Cinnamomi cortex

Kulit kayu manis segar banyak mengandung ester sinamoil. Selanjutnya, melalui proses fermentasi, senyawa tersebut diubah menjadi sinamaldehid.

Kayu manis banyak digunakan sebagai rempah dan citarasa.

Cina kuno menggunakan kayu manis sebagai obat demam dan diare

Di Mesir, digunakan sebagai pewangi dalam ramuan pembalseman.

Page 9: SENYAWA FENOLAT

Syzigium aromaticum

Eugenol merupakan kandungan utama

minyak cengkeh

Digunakan sebagai anestetik dan

antiseptik gigi

Page 10: SENYAWA FENOLAT

Myristica fragrans

Miristisin dalam Myristica fragrans diduga

bersifat halusinogenik jika diingesti dalam

jumlah banyak.

Diduga secara in vivo, ikatan rangkap

pada Miristisin diaminasi, membentuk

senyawa yang mirip Amfetamin.

Dosis tinggi berakibat fatal.

Page 11: SENYAWA FENOLAT

Beberapa senyawa fenil propanoid

merupakan komponen umum dalam

rempah-rempah, memiliki aroma tajam

dan aromatik.

Banyak diantaranya yang bersifat

antimikroba

Page 12: SENYAWA FENOLAT

Lignan dan Lignin

Page 13: SENYAWA FENOLAT

Lignan

Salah satu kelompok metabolit sekunder yang banyak ditemukan di alam

Ciri khas strukturnya dibangun oleh 2 unit fenilpropanoid dengan ikatan β,β'- (Kalau ikatannya lain maka disebut neolignan

Istilah lignan diperkenalkan oleh Hawory (1936) untuk menyebutkan dimer dari fenilpropanoid

Page 14: SENYAWA FENOLAT

Podofilotoksin merupakan lignan ariltetralin yang

berasal dari Podophyllum peltatum dan Podophyllum

hexandrum

Podofilotoksin merupakan senyawa sitotoksik, diisolasi

thn 1940-an. Senyawa ini menghambat enzim tubulin

polimerase yang diperlukan untuk sintesis tubulin

(protein yg berfungsi vital dalam mitosis).

Podofilotoksin sangat toksik sehingga dibuat analog

semisintesisnya : Etoposida dan teniposida

Page 15: SENYAWA FENOLAT
Page 16: SENYAWA FENOLAT
Page 17: SENYAWA FENOLAT
Page 18: SENYAWA FENOLAT

Kumarin

Page 19: SENYAWA FENOLAT

Kumarin

Penyebaran Kumarin terbatas

Umumnya ditemukan pada famili Apiaceae, Rutaceae, Asteraceae, dan Fabaceae.

Beberapa merupakan senyawa fitoaleksin yang bersifat antimikroba. Disintesis secara de novo oleh tanaman setelah diinfeksi oleh bakteri atau fungi, seperti skopoletin yang disintesis Solanum tuberosum jika diinfeksi fungi.

Page 20: SENYAWA FENOLAT

Penggolongan

1. Kumarin sederhana : kumarin dengan struktur

benzo-2-piron dan turunannya dari hasil

hidroksilasi, alkoksilasi, alkilasi dan glikosida

2. Furanokumarin : tipe linier (psoralen) atau angular

(anglicin) dengan substitusi satu atau dua pada

posisi benzen termasuk dihidroksi furanokumarin

Page 21: SENYAWA FENOLAT

Penggolongan

3. Piranokumarin : analog dengan

umbeliferon

4. Kumarin dengan substitusi pada cincin

piron : 4 hidroksi kumarin, 3-fenil kumarin,

3,4-benzokumarin

O O O

Page 22: SENYAWA FENOLAT

Biosintesis kumarin

Page 23: SENYAWA FENOLAT
Page 24: SENYAWA FENOLAT

Karena memiliki banyak gugus kromofor,

senyawa ini mudah megabsorbsi cahaya dan

berfluoresensi biru/ kuning dibawah UV-A( 320-

380 nm).

Kemungkinan diproduksi tanaman sebagai

mekanisme perlindungan terhadap intensitas

tinggi cahaya matahari dapat dibuat sediaan

kosmetik tabir surya.

Page 25: SENYAWA FENOLAT

Beberapa penggunaan senyawa kumarin :

Umbeliferon dari Hieracium pilosella (Asteraceae)

antibakteri

Dikumarol, dari Melilotus officinalis (Fabaceae)

menyebabkan defisiensi vit K sehingga sintesis

protrombin abnormal dan koagulasi darah terganggu

antikoagulan

Page 26: SENYAWA FENOLAT

Beberapa penggunaan senyawa kumarin :

Psoralen, senyawa khas family Rutaceae dan Apiaceae menyebabkan fototoksisitas digunakan untuk meningkatkan pigmentasi kulit pada penyakit vitiligo (bagian kulit kekurangan pigmen melanin ).

Xantotoksin murni digunakan untuk vitiligo parah dan psoriasis, dengan kombinasu UV-A. Terapi ini disebut PUVA (Psoralen + UV A) atau terapi fotodinamik yaitu suatu obat diaktivasi dengan bantuan sinar UV. Perbaikan kulit psoriasis dengan mengurangi proliferasi sel.

Page 27: SENYAWA FENOLAT

TANIN

Page 28: SENYAWA FENOLAT

Tanin Astringent

Polifenol dari tanaman dengan rasa pahit (sepat)

Mengendapkan protein, alkaloid dan polisakarida tertentu

Mengandung gugus hidroksi dan gugus lain seperti karboksilat sehingga membentuj komplek yang kuat dengan protein dan makromolekul lain

Senyawa polifenol larut air dengan berat molekul dari 500- sekitar 20.000.

Istilah tanin berasal dari bahasa Celtic untuyk tanaman penghasil tanin pembuat kulit (penyamak kulit)

Page 29: SENYAWA FENOLAT

Penggolongan

Tanin terhidrolisis

• Terbentuk dari esterifikasi gula dengan asam fenolat sederhana, seperti galat

Tanin terkondensasi

•Berasal dari reaksi polimerisasi (kondensasi antar flavonoid)

Page 30: SENYAWA FENOLAT

Tanin Terhidrolisis

Tanin Galat

Dapat dihidolisis oleh basa membentuk asam sederhana dan gula.

Kopling oksidatif dari gugus galoil dapat merubah tanin galat menjadi tanin elagat

Tanin elagat sederhana adalah ester dari asam heksahisroksidifenat (HHDP). HHDP secara spontan akan terlaktonisasi menjadi asam elagat pada larutan air

Page 31: SENYAWA FENOLAT

Pembentukan tanin galat

Page 32: SENYAWA FENOLAT

Kopling oksidatif

Page 33: SENYAWA FENOLAT
Page 34: SENYAWA FENOLAT

Tanin terkondensasi Tanin terkondensasi (proantosianidin) adalah polimer

dari flavonoid, senyawa flavan-3-ols(-)-epikatekin dan (+)-katekin

Tannin terkondensasi dicirikan dengan adanya ikatan karbon-karbon (C-C) antara atom C8 pada dan C4 pada cincin A, tapi juga ada yang telah ditemukan dengan ikatan rangkap antara C6-C4

Empat jenis pasangan (coupling) ditunjukkan oleh dimer yang berupa:

1. Epikatekin-(4β-8)-katekin

2. Epikatekin-(4β-8)-Epikatekin

3. Katekin-(4β-8)-katekin

4. Katekin -(4β-8)-Epikatekin

Page 35: SENYAWA FENOLAT
Page 36: SENYAWA FENOLAT

Polimer dari katekin dan epikatekin

menghasilkan sianidin sehingga dinamakan

dengan prosianidin

Polimer dari galokatekin dan epigalokatekin

menghasilkan delfinidin

Polimer dari flavan-3-ol yang mempunyai

monosubtitusi yang biasanya jarang

menghasilkan pelargonidin

Page 37: SENYAWA FENOLAT

Farmakologi Tanin

Yang berperan dalam efek tanin terhadap

sistem biologi adalah karena sifatnya :

1. Mengkelat ion logam

2. Presipitasi protein

3. Antioksidan biologis

Page 38: SENYAWA FENOLAT

FLAVONOID Next…….