seputar ISIS.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

seputar ISIS.docx

Citation preview

Asal Muasal ISIS dan Perkembangannyahttp://www.dakwatuna.com/2014/06/30/53863/asal-muasal-isis-dan-perkembangannya/#axzz36BiSRWeL dakwatuna.com Nama ISIS (Islamic State in Iraq and al-Syam) tiba-tiba menjadi isu yang marak dibahas dalam konflik Suriah dan Irak. Tulisan ini, akan menganalisa secara ringkas beberapa hal penting terkait asal muasal dan perkembangan organisasi tersebut.Hal pertama untuk mengkaji tema ini adalah tentang sejarah dan nama ISIS itu sendiri. Dalam bahasa Arab, ISIS atau Islamic State in Iraq and al-Syam merupakan terjemahan dari organisasi Ad-Daulah al-Islamiyah fi al-Iraq wa asy-Syam. Tapi Associated Press dan AS menyebutnya sebagai Islamic State in Iraq and The Levant (ISIL).Organisasi ini ada kaitannya dengan arus gerakan Salafiyah Jihadiyah yang menghimpun berbagai unsur berbeda untuk bertempur di Irak dan Suriah. Di medan tempur, mereka terbagi-bagi di bawah sejumlah front. Karena kondisi tersebut, dimunculkanlah nama organisasi yang menyebut istilah Ad-Daulah Al-Islamiyah (Islamic State). Nama ini sekaligus menjadi magnet yang menarik banyak pasukan dari berbagai daerah di medan perang untuk menyatakan kesetiaannya di bawah organisasi paying yang besar.Seputar Pendirian dan Kepemimpinan Organisasi Daulah Islamiyah awalnya terbagi dua. Yakni Daulah Islamiyah fil Iraq yang di media massa dikenal dengan nama Daisy yang disandarkan pada Kelompok Tauhid wal Jihad yang didirikan tokoh berkebangsaan Yordania, Abu Musa az-Zarqawi di Irak tahun 2004 paska invasi militer AS ke Irak.Zarqawi pada tahun 2006 menyatakan kesetiaannya pada mantan pemimpin al-Qaeda, Osama bin Laden, dan meminta agar organisasinya menjadi bagian dari organisasi tersebut. Selanjutnya, pada tahun yang sama, dibentuk Dewan Syuro Mujahidin di bawah kepemimpinan Abdullah Rashed al-Baghdadi.Tapi, az-Zarqawi akhirnya tewas dalam serangan AS pada pertengahan tahun 2006 dan kepemimpinan Daulah Islamiyah beralih ke Abu Hamza al-Mohajir. Hanya 4 tahun kemudian, tepatnya tanggal 19 April 2010, tentara AS di Irak berhasil membunuh Abu Hamza al-Mohajir. Dalam waktu sekitar sepuluh hari, Dewan Syuro menyelenggarakan pertemuan untuk memilih Abu Bakr al-Baghdadi sebagai pengganti kepemimpinan Daulah Iraq Islamiyah.Munculnya KonflikTanggal 9 April 2013, muncul sebuah rekaman suara yang dikaitkan dengan suara Abu Bakr al-Baghdadi. Dia menyatakan bahwa Jabhah Nushra (Front Kemenangan) di Suriah merupakan perpanjangan dari organisasi Daulah Iraq Islamiyah. Dalam rekaman itu, nama Jabhah Nushrah dan Daulah Iraq Islamiyah dihapus untuk kemudian diganti menjadi Daulah Islamiyah fil Iraq wa Asy-Syam. Inilah awal terbentuknya organisasi yang kemudian dikenal oleh media asing dengan istilah ISIS atau ISIL.Awalnya, Jabhah Nahsrah menerima bergabung dengan ISIS. Tapi kemudian terjadi perbedaan dan bahkan kontak senjata. Di Suriah, berbagai organisasi oposisi bersenjata termasuk Jabhah Nushrah bentrok dengan kelompok pasukan Daulah terkait penguasaan dan pengendalian beberapa lokasi di Suriah. Di sejumlah lokasi yang dikuasai Daulah, dikabarkan tempat-tempat itu juga pasukan ISIS menerapkan sikap keras dalam penerapan syariat Islam dengan menghukum mati sejumlah tokoh kabilah. Kelompok ini secara terbuka juga menentang permintaan Aiman Zawahiri yang merupakan ketua organisasi al-Qaeda yang meminta agar ISIS fokus di Irak dan tidak masuk ke wilayah Suriah yang merupakan wilayah tempur Jabha Nushrah.Al-Maqdisi dan Al-ZawahiriPerselisihan dan pertempuran antara ISIS dan Jabha Nushrah keduanya terinspirasi al-Qaeda di Suriah memunculkan perselisihan mendalam antar pimpinan. Sementara Aiman Zawahiri dikenal sebagai pimpinan al-Qaeda yang menjadi rujukan para pimpinan organisasi jihadi.Abu Mohammaed Adnani, juru bicara ISIS, pada bulan Mei 2014 menyerang Zawahiri dan menafikan bahwa kelompoknya merupakan cabang dari al-Qaeda, Tak pernah terjadi apa yang disebutkan itu, demikian ujar Adnani.Sedangkan Esham Barqawi atau Abu Muhammad al-Maqdisi yang disebut sebagai referensi spiritual kelompok Salafiyah Jihadiyah juga mengkritik ISIS dan menyebutkannya sebagai pihak yang bertanggungjawab atas gagalnya rekonsiliasi dengan Jabha Nushrah di Suriah.Kekuatan MiliterSejak tahun 2006, ISIS memiliki kekuatan militer besar dan menjadi organisasi militer terkuat di Irak. Mereka mulai memberi pengaruh di daerah yang luas. Tetapi, mereka harus berhadapan dengan munculnya organisasi Dewan Kebangkitan yang merupakan perhimpunan bersenjata dari klan dan kabilah Irak yang didirikan untuk melawan organisasi al-Qaeda serta mendapat dukungan pasukan AS dan pemerintahan Irak.Sedangkan di Suriah, ISIS yang menghimpun para pasukan dengan kualitas tempur yang lebih baik berhasil meraih sejumlah kemenangan di Suriah. Mereka relatif menguasai penuh wilayah Deir al-Zour di perbatasan dengan Irak. Tapi di sisi lain, mereka kehilangan pengaruh di Aleppo dan pedesaan sekitarnya. Akhirnya, seluruh pasukannya harus angkat kaki dari Aleppo.Charles Lester, peneliti Pusat Brookings Institute yang terletak di Doha menyebutkan perkiraan jumlah pasukan organisasi Daulah Islamiyah di Suriah mencapai 6000 atau 7000 personil. Sedangkan di Irak jumlahnya sekitar 5000 hingga 6000 personil.Al-Jazeera menyebutkan, secara umum, pasukan organisasi Daulah Islamiyah, mayoritas pasukannya ada di Suriah. Mereka adalah orang-orang Suriah. Akan tetapi, pemimpin organisasi Daulah mengatakan bahwa mayoritas datang dari luar Suriah yang sebelumnya memiliki pengalaman perang di Irak Chechnya, Afganistan dan berbagai medan tempur lainnya. Sedangkan di Irak, mayoritas pasukan Daulah Islamiyah adalah orang-orang Iraq sendiri. Pakar masalah Timur Tengah Roman Caillet dari French Institute mengatakan bahwa mayoritas pasukan organisasi Daulah Islamiyah adalah orang-orang Irak atau Libya.ISIS Terinfiltrasi?Benarkah ISIS terinfiltrasi? Abdullah bin Mohammaed, analis strategi Salafy Jihadi mengatakan bahwa pada awalnya ia membantah dan meragukan informasi itu. Namun, sejumlah informasi dari kelompok Anshar Islam Sunni di Irak menunjukkan ISIS di Irak sulit dikendalikan.Organisasi Anshar Islam Irak arus Sunni di Irak pada Februari 2013 berkirim surat pada pimpinan al-Qaeda, Aiman Zawahiri. Dia menegaskan konflik antara pasukan ISIS dan sejumlah kelompok di Irak disebabkan karena tidak adanya penanggung jawab resmi dari organisasi itu di Irak. Dengan tidak adanya sumber itu, muncul banyak inisiatif lapangan yang pada akhirnya berbenturan dengan kelompok mujahidin Irak seperti kelompok Anshar Islam dan lainnya. Berulangkali, pasukan ISIS dikabarkan menyerang kelompok Jamaah Anshar Islam. Sementara pihak Anshar Islam mencoba mengendalikan untuk memelihara situasi dari kondisi genting.PendanaanHingga kini masih simpang siur soal sumber pendanaan ISIS. Pihak yang membiayai, bisa kelompok intelijen yang berkepentingan secara regional, atau bisa juga ISIS di Suriah maupun Irak membiayai aktivitasnya dari sumber dana potensi daerah yang dikuasai. ISIS di Suriah menguasai sejumlah sumur minyak dan telah ada laporan terkait penjualan minyak ke para pembeli lokal. Bahkan, hingga pemerintah Suriah juga membeli dari mereka. Belakangan, mereka menguasai kota Mosul sebagai kota terbesar kedua di Irak dari sisi jumlah penduduk pada 11 Juni 2014. Mereka juga menguasai Tikrit yang merupakan basis kelompok pro Saddam Husein. Dan di dua kota itu, mereka memperoleh dana yang besar.Namun demikian, sejumlah pengamat tidak melihat bahwa jatuhnya Mosul dan Tikrit adalah karena kekuatan personil ISIS. Melainkan karena dukungan kelompok bersenjata kabilah yang dahulunya adalah loyalis mantan penguasa Irak, Saddam Husein.

Daulah Islam Irak dan Syam (ISIS) Mahakarya Politik Mujahidinhttp://shoutussalam.com/2014/01/isis-karya-politik-mujahidin/ Shoutussalam.com Daulah Islam Irak dan Syam (Selanjutnya disingkat dengan kependekan versi bahasa Inggrisnya, ISIS) menjadi fenomena yang menarik di pembukaan penanggalan masehi, tahun 2014. Ratusan pendatang yang berkaitan dengan ISIS disikat habis, hingga menculik dan memperkosa wanita-wanitanya.Alasannya adalah ISIS sebagai salah satu elemen perjuangan Suriah merupakan elemen yang dituding paling brutal. Dituduh paling takfiri, keblasuk pemahaman khawarij, mujrim, suka membunuh sembarangan dan lain sebagainya. Hingga akhirnya insiden pembantaian terhadap para muhajirin yang bergabung ke ISIS, yang dianggap sebagai hukuman dari brigade-brigade lain, menjadi topik perhatian khusus.Hingga akhirnya beberapa media Islam di Indonesia mengangkat secara ramai terhadap ISIS. Pembelaan ini sangat wajar. Sebab di mata media-media ini, kejahatan brigade (yang layak diidentifikasi sebagai kelompok kriminal) yang menyerang ISIS ini sudah kelewatan. Secara khusus, mereka hanya menargetkan muhajirin dan muhajirat yang bergabung. Mereka tidak berani secara head to head mengadili kombatan lokal ISIS.Kemudian muncullah sebuah masukan, bahwa lebih baik media-media Islam fokus kembali ke perlawanan Syiah, dengan alasan kejadian semacam ini sudah di-setting. Entah si empunya masukan tidak paham, atau menganut paham yang lain, masukan ini akhirnya membuahkan inspirasi bagi penulis memberikan sedikti opininya untuk menunjukkan bahwa pembelaan kepada ISIS (pembelaan yang bagi sebagian orang terlihat lebay), adalah pembelaan yang sewajarnya.Hasil Obrolan Politik Para Pakar JihadLahirnya Daulah Islam Irak, berikut ISIS, merupakan keputusan taktis yang sifatnya politik. Politik semacam ini merupakan politik yang halal dan terang benderang kehalalannya. Tidak ada perdebatan bahwa mendirikan daulah dengan jalan musyawarah ini adalah sah, meskipun masalah wajib atau tidaknya baiat kepada amirnya bisa dibicarakan nati dan tidak akan dibahas disini.Mujahidin dari zaman ke zaman di berbagai front telah merasakan getahnya. Setelah berjuang di front tertentu, mereka dicap sebagai teroris. Dikejar-kejar di sana-sini oleh aparat lokal maupun internasional merupakan cerita yang lumrah dari front internasional semacam Bosnia, Afganistan, Moro, hingga front lokal semacam Poso dan Ambon.Kegagalan masa lalu rupanya membuat mujahidin era masa kini menyimpulkan ijtihad politiknya. Dan hal ini sejalan dengan semacam pembahasan yang dipopulerkan dengan embel-embel teori jihad dan politik jihad yang banyak didengungkan beberapa waktu lalu hingga akhir-akhir ini di Indonesia, serta banyak dilakukan bedah buku untuknya.Urgensi ungkapan politik dalam jihad ini secara gambling disebutkan oleh Hazim Al-Madani, yang tulisannya tentang politik dalam jihad sudah banyak diterjemahkan di Indonesia. Berikut pernyataan tersebut:Kita asyik dengan pertarungan militer, sukses menempa jiwa ikhlas, dan berhasil menghidupkan kecintaan mati syahid. Tapi kita llai memikirkan kekuasaan (politik), sebab kita tak sepenuh hati menggelutinya. Kita masih memandang bahwa politik adalah barang najis. Hasilnya, kita sukses mengubah arah angin kemenagan dengan membawa pengorbanan yang mahal, hingga menjelang babak akhir saat kemenangan siap dipetik, musuh-musuh melepaskan tembakan rahmat kepada kita demikian kosa kata yang biasa mereka gunakan untuk menjinakkan kita. (Dikutip dari Refleksi Jihad Aceh, elhakimi.wordpress.com)*** Proses terjadinya kegagalan politik dalam jihad ini dapat dimodelkan sebagai berikut:Aktivitas Jihadis Lokas >> Beraktivitas Jihadi di Front >> Pulang Kampung Jadi BuronModel seperti diatas tentunya hanya berlaku bagi mereka-mereka aktivis Islam yang digelari sebagai teroris. Atau lebih sopannya lagi, mereka dalam sudut pandangan barokah disebut sebagai jihadis.Ansyad Mbai (dengan BNPT) sebagai salah satu contoh eksistensi proyek de-jihadisasi telah membuktikan hal ini. Menurut pensiunan petinggi kepolisian ini, mereka yang cinta berjihad dan membela muslimin di Suriah, untuk kemudian pulang lagi ke Indonesia, layak diwaspadai.Bahayanya mereka di sana ikut pelatihan. Persis seperti situasi di Afganistan, kata Kepada BNPT Ansyad Mbai di Jakarta, Kamis (19/12/2013). Kita harus antisipasi, mereka pulang dengan kemampuan perang, mereka bisa tingkatkan aksi terornya di kita, ujarna.Sedangkan seorang mujahid sejatinya tentunya memiliki sikap seperti yang diibaratkan oleh Syaikh Jihad Modern, DR. Abdullah Azzam. Sungguh teramat sulit bagi hatinku untuk meninggalkan manusia-manusia yang menuliskan sejarah dengan darah, tinggal bersama mereka mampu untuk memperbaharui hidupku, dan jauh dari mereka seakan akan aku mati, saya dan jihad adalah bagaikan ikan dengan laut atau bagaikan ikan dengan air, sesungguhnya ikan tidak akan bisa hidup di luar air, begitu juga jiwaku dan ruhku tidak akan bisa merasakan nikmatnya kehidupan kecuali di dalam medan pertempuran. Begitu mujahid Afganistan ini mengumpamakan.***Bisa dipastikan bahwa pembahasan politik dalam jihad yang banyak dimaksud akhir-akhir ini salah satunya terkait dengan nasib mujahidin yang (maaf) seperti luntang-lantung dan pengangguran. Aktivitas mereka dalam masa pengangguran yang berbahaya bagi penguasa (yang kebanyakan merupakan perpanjangan tangan dari kekuatan kafir internasional), akhirnya membawa mereka dalam kegagalan.Tidak jarang kegagalan ini berlarut-larut dan membuahkan cibiran serta isolasi dari sesama aktivis, atau bahkan sesama pengaku jihadis. Maka keberadaan ijtihad politk yang kini berada di pusaran konflik Syam merupakan sesuatu hal yang legitimate dan perlu didukung. Sebab terbukti sistem yang diterapkan ISIS ini menetapkan ketiadaan batas-batas nasionalisme. Secara garis besar hanya Islam!Amaliyat dalam bentuk sekecil mungkin, dalam bentuk yang paling sederhana seperti lonely wolf, sebenarnya merupakan tindakan politis dari setiap pelakunya. Tentunya bekal pengetahuan yang dimiliki setiap komponen berbeda-beda. Namun tindakan sekecil ini tetap saja merupakan sebuah ekspresi politik. Sebab sudah mafhum dalam dunia politik, bahwa sikap untuk tidak berpolitik pada hakikatnya adalah sebuah sikap politik juga.Oleh sebab itu, dari latar belakang pendirinya, keadaan mujahidin yang perlu melakukan tindakan politik, dan faktor-faktor lainnya, maka eksistensi ISIS adalah sangat legal dan patut didukung. Mereka yang mengaku bagian dari jihadis, atau yang mengaku seperjuangan dari gerakan jihad internasional, seharusnya tak ada udzur untuk tidak mendukung sepenuhnya eksistensi ISIS.Wallahu alam.

Kesaksian Langsung dari Suriah Mengenai FSA dan ISIShttp://shoutussalam.com/2014/01/kesaksian-langsung-dari-suriah-mengenai-fsa-dan-isis/ Shoutussalam.com Berikut ini adalah sebuah kesaksian muhajirin yang sudah umum beredar di laman jejaring sosial, tentang sepak terjang yang berkaitan dengan FSA dan ISIS:1. Sudah berlangsung beberapa hari ini pertempuran antara Jaysul Hurr atau FSA dengan Daulah Islam Irak dan Syam. Hampir merata di semua Syria. Kantong-kantong kekuatan ISIS tetap kuat, tapi jalan-jalan yang menghubungkan kantong tersebut banyak yang terputus karena banyak checkpoint dari pihak FSA, yang merazia muhajirin. Karena merazia muhajirin? Nanti dibahas2. Sebab pertempuran-pertempuran ini adalah adanya fitnah dari Paris, Al-Jazeera dan Al-Arabiya Al-Hadats serta televisi lokal Arab lain, menayangkan foto dua agen intelijen Suriah yang bergabung bersama ISIS, benar kah mereka bergabung atau tidak. Tidak ada kejelasan. Yang jelas bahwa itu dijadikan amunisi fitnah tuduhan bahkan di running text Al-Arabiya diberitakan ada beberapa orang Iran yang bergabung ke ISIS.Sehingga pihak FSA menuntut kejelasan komitmen dari ISIS bahwa ISIS adalah di pihak revolusi melawan Basar Assad. Omongan retorika belaka. Saya katakana ya.. saya melihat orang Iran, tapi saya mengenal sebagian muslim bukan penganut Syiah. Ini adalah salah satu black campaign, pembunuhan karakter terhadap ISIS. Fitnah ini bersamaan dengan pertemuan para sekularis Suriah di Paris, sehingga dimulailah pertempuran. Di beberapa tempat pihak ISIS mundur. Ada agenda besar di belakang ini semua.3. Di Syria banyak laskar pejuang yang berperang, dengan beragam motif dan kepentingan, tapi melawan satu musuh, rezim Nusairiyah. Bukan hal yang aneh ketika motif itu adalah uang dan materi duniawi lainnya. Ada beberapa laskar yang berwarnakan Islam, personel-personelnya ada yang sholeh secara individu dan ingin syariat Islam. Tapi yang secara jamaah menginginkan syariat Islam tegak hanya ISIS, bisa dicek. Yang lain malu-malu. Bahkan lebih banyak menyepakati hokum madani alias demokrasi ala barat.Mereka yang menginginkan demokrasi ini mendapat banyak dukungan,baik dari barat bahkan Saudi dan mengatakan ISIS adalah khawarij.4. Aqidah ISIS langsung saya dengar dari Syeikh Ali Al-Anbari, bahwa hukum asal sukkaan atau madaniyin di sini adalah muslim, maka kita memperlakukannya sebagai muslim, kecuali ada petunjuk jelas soal kemurtadannya. Lalu soal baiat. Beliau juga menerangkan, bahwa baiat kepada ISIS adalah baiat imaroh bukan baiat khilafah bukan pula baiat qital.Dalam baiat imaroh, orang dengan sukarela, mau silahkan gak mau ya tidak apa-apa. bukan baiat khilafah yang mewajibkan. Bukan juga baiat qital yang kalau qital selesai, selesai pula baiatnya.5. Salah satu pertempuran yang paling awal adalah di mantiqoh al-atarib, sorenya saya masih ke sana mengantar seorang ikhwah ke dokter gigi, pagi besoknya mendengar kabar FSA memblokade jalan dan merazia muhajirin, dengan tulisan di jalan, muhajirin dilarang masuk. Banyak akhwat mujairoot yang mereka tawan, tidak berselang lama, pihak ISIS maju dan menggempur, tapi Alhamdulillah sampai hari ini untuk mantiqoh al-atarib, pihak ISIS baru bisa membuka mantiqoh ouroum. Dan pertempuran di banyak tempat, di Raqqa, Ladzakiya (lattakiya), Idlib, Halab dll.6. Kenapa muhajirin? Intinya lebih tepat sekuler Suriah tidak menginginkan diatur Islam apalagi yang membawa Islam itu orang luar Suriah. Jadi ingat Abdullah bin Ubay bin Salul kan..? sama.Saya mengalami sendiri kebencian itu. Tempat tinggal kami ditembaki dari jarak dua kilometer oleh elemen FSA, maka kami merangsek maju ke daerah mereka. Ketika ribath di garis depan, jarak kami dengan mereka hanya dua ratusan meter, kami mendengar dengan jelas teriakan mereka, laknatullah alal muhajiri. Di Suriah itu hening, mirip suasana nyepi di Bali, tidak bising oleh kendaraan. Kami ngepos di rumah penduduk, subhanallah mereka menjamu dengan makanan yang sejujurnya makanan kami di markas lebih baik kualitasnya. Akhirnya kami boyong roti-roti di markas kami bagikan ke rumah-rumah penduduk yang ada di sekitar situ.Kenapa Muhajirin?Tapi tidak semua penduduk lokal benci terhadap muhajirin, kebanyakan malah suka. Kita adalah teladan bagi mereka, menolong mereka. Dan tentu sumber ekonomi juga bagi mereka, muhajirin datang dari berbagai penjuru dunia, membawa uang tentu, mereka perlu belanja memenuhi kebutuhan mereka, koneksi internet misalnya. Dan rakyat Suriah pada umumnya mengetahui bahwa muhajirin membantu mereka mengusir rezim nusairiyah.Bicara soal ekonomi, jadi ingat denga Turki. Turki mendapatkan keuntungan ekonomi mendapat keuntungan ekonomi yang tidak sedikit dari konflik Suriah, makanan, pakaian yang kami beli rata-rata made in turkey, bahkan sampai blanket yang kami pakai di musin dingin ini, made in Turkey.Secara politik Turki juga diuntungkan, selama ini Turki kewalahan melawan pemberontak komunis kurdi. Hari ini, pihak ISIS juga melawan PKK. Karena PKK juga menyerang muhajirin dan elemennya. Banyak front ribath berseberangan dengan pihak PKK.makanan, pakaian yang kami beli rata-rata made in turkey, bahkan sampai blanket yang kami pakai di musin dingin ini, made in Turkey.Secara politik Turki juga diuntungkan, selama ini Turki kewalahan melawan pemberontak komunis kurdi. Hari ini, pihak ISIS juga melawan PKK. Karena PKK juga menyerang muhajirin dan elemennya. Banyak front ribath berseberangan dengan pihak PKK.7. Soal Jabhah Nusrah, banyak yang hari-hari ini menyebrang ke pihak ISIS, dengan berbagai alasan, begitu pun kemarin ada sekitar 6 ikhwah Perancis yang nyebrang ke Jabhah dari ISIS karena konflik dengan amir markas mereka. Wallahu alam secara umum saya tidak punya kapasitas mengomentari jabhah nusrah, saya hanya bisa menceritakan kisah, bahwa hari ini yang tidak memerangi ISIS hanya dua pihak yaitu jabhah nusrah dan harokah ahrar Syam al-Islamiyah. Cuma kemarin, salah satu elemen Jabhah Nusarah menyerahkan hajiz atau batasnya ke FSA di mantiqoh Syeikh Ali dan Jamia Muhandisin dari Hajiz itulah FSA menembaki markas kami. Tentu itu bukan tindakan yang baik.Kisah yang lain, ketika mantiqoh yang di sana terdapat markas kami, bersebelahan juga dengan markas jabhah nusrah, kami biasa saling menyapa, ketika FSA menghujani peluru ke mantiqoh itu, mereka mengungsikan barang-barangnya alias mau kabur, ketika dicegat oleh ikhwan dan ditanya, ada seorang anak kecil sekira umum 11 tahunan, biasa lah anak ikhwan, ikut bertanya.. sambil marah-marah mengatakan kafir kamu.. Syeikh Ali al-Anbari langsung menampar anak muda itu di kedua pipi dan menasihati dengan keras, kenapa kamu mengatakan dia kafir.Subhanallah sebetulnya saya tidak bisa menyalahkan logika anak kecil itu, dia mengatakan apa orang muslim gitu kelakuannya, ketika saudaranya diserang dia malah kabur, kayak orang kafir aja, orang muslim kan saling bantu benar bahwa perang mendewasakan orang. Tapi, tudingan kafirnya tentu bukan lah benar secara syari.Wallaohu alam.

Syaikh Asy-Syinqithi: ISIS Adalah Tsunami Bagi Musuh Khilafah Abad 21http://www.kiblat.net/2014/01/05/syaikh-asy-syinqithi-isis-adalah-tsunami-bagi-musuh-khilafah-abad-21/ KIBLAT.NET Salju musin dingin Suriah seolah-olah terasa panas oleh kabar pertempuran antara beberapa kelompok dan Daulah Islam Irak dan Syam (ISIS), akhir-akhir ini. Beberapa kelompok oposisi menginginkan ISIS meninggalkan bumi Suriah.Kesalahan-kesalahan ISIS di lapangan selalu diekspos untuk memprovokasi perlawanan terhadap ISIS. Tidak bisa dielakkan ISIS menjadi buruk di mata banyak pihak. Meksipun pihak luar pun ada yang menyangkal itu. Kolonel Abdul Jabbar, misalnya, dalam wawancara dengan Orient News bersaksi bahwa ISIS tidaklah seperti yang disebutkan media dan telah banyak distorsi.Di luar perselisihan di lapangan tersebut, Barat yang selama ini memerangi segala bentuk upaya penegakkan syariat Islam, melihat pengumuman Daulah Islam Irak dan Syam (ISIS) sebagai ancaman besar. Kehadirannya ditakutkan akan mengembalikan Imarah Islam yang menjadi superpower seperti masa lalu kejayaan Islam.Satu hal yang perlu dicatat bahwa wacana penerapan syariat, penegakkan khilafah Islam dan hal-hal yang mengarah kepada itu memang belum bisa diterima oleh banyak kalangan muslim. Maka tidak aneh bila musuh-musuh syariat Islam berupaya dengan segala sarana untuk memusnahkannya. Dalam kasus penolakan terhadap ISIS, upaya itu sangat kuat, bahkan mempengaruhi sebagian aktifis muslim. Gambaran kekuatan itu sangat nyat dijelaskan oleh Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Asy-Synqiti, salah seorang ulama ISIS. Kiblat.net menerjemahkannya berikut ini:Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi yang mulia beserta keluarganya, dan para sahabat beliau semuanya.Wacara Daulah Islam selama ini dianggap hanyalah lelucon! Setiap seseorang berbicara tentang itu, semua orang menatapnya aneh dan asing. Atau bahkan diikuti dengan tertawa mengejek.Imarah Islam Abad 21!!Tetapi, dengan kehadiran Daulah Islam Irak dan Syam (ISIS), utopia itu berubah menjadi gunung berapi yang meledak. Semua takut bisa jangkauan ISIS sampai kepada mereka. Kelahiran ISIS mungkin akan menjadi titik balik dalam sejarah modern. Dan mungkin dapat menyebabkan perubahan peta negara-negara dunia. Termasuk perubahan politik, ekonomi, keseimbangan interaksi antar agama dan ideologi, dan kekuatan global. Semua hasil yang telah dicapai kolonisasi bisa hancur. Dengan kata lain, hasil dari Perang Dunia II hanya tinggal kenangan!Parag Khanna (penulis dan pakar hubungan internasional berdarah India-Amerika; red) dalam artikelnya berjudul Pemisahan (Teritorial) mungkin berguna, mengatakan, Dalam beberapa dekade yang akan datang ini tidak dipungkiri bahwa jumlah negara di dunia bisa mencapai 300 negara. Namun, kami mengatakan, dengan munculnya Daulah Islam (ISIS) dan lahirnya kerajaan terbesar di era modern, hasilnya bisa saja terbalik. Jumlah negara bisa saja mengecil hingga mencapai 100 negara saja.Itulah mengapa Barat menganggap pembicaraan tentang ISIS, adalah pembicaraan tentang Tsunami besar yang menghancurkan segalanya.Sejarawan Inggris, Niall Ferguson, meramalkan khilafah Islam pada 2021 dan berkata, Jika kita sampai hidup bertetangga dengan sebuah kekhalifahan Islam yang dilandasi ideologi dan pemikira Islam radikal, maka saat itulah dunia akan berubah menjadi ancaman yang sangat serius bagi keamanan Eropa.Barat tidaklah sendirian; yang takut atas pengumuman Daulah Islam (ISIS). Bahkan, deklarasi Daulah dianggap sebagai petir yang menyambar semua orang.Barat takut terhadap pengumuman Daulah karena itu bearti langkah pertama untuk mengembalikan khilafah dan kembalinya umat Islam untuk membentuk superpower di dunia ini (seperti masa-masa kejayaannya dulu).Para penguasa [di negara-negara muslim] juga takut keran Daulah akan menjadi ancaman bagi singgasana mereka.Orang-orang sekuler dan penyembah demokrasi juga takut munculnya Daulah karena itu akan membersihkan langit yang tercemar.Orang biasa (tidak paham) juga takut pengumuman Daulah karena dalam opini mereka, itu dapat menjadi awal huru-hara dan tersebarnya perang. Kami ini adalah orang-orang yang mencintai kehidupan dan kami cinta damai!Para Syaikh dari kelompok Salafi dan Sururi juga takut pengumuman Daulah karena itu bearti mereka gagal membangun kredibilitas di mata manusia. Dan tentu saja mereka tidak akan mengakui negara dipegang oleh militant. Bahkan mereka tidak akan setuju seandainya di bumi ini tidak ada negara selain ISIS.Jika Anda ingin membuat marah musuh-musuh Allah dan membuat mereka mati kemarahan dan kesedihan dan patah hati, Anda hanya perlu untuk mengumumkan baiat kepada ISIS.Setiap ada kemajuan di Daulah, maka rasa takut dan cemas musuh-musuh Allah pun semakin bertambah. Anda dapat membuktikannya dengan membaca kutipan-kutipan berita ini:1. Salah seorang pemimpin gerakan rakyat dalam sebuah wawancara dengan televisi Al-Arabiya, mengatakan, Sekarang, setelah apa yang telah dan sedang terjadi, setiap rumah di Ramadi dan Anbar (Irak) akan bergabung ke ISIS. Pembawa acara mengomentari, Ini ungkapan yang mengkhawatirka.2. Televisi Al-Jazeera menunjukkan kekagetan yang nyata ketika menampilkan laporan tentang peta cabang-cabang Al-Qaeda di seluruh dunia.3. Al-Quds Al-Arabi menerbitkan, Pejabat AS di bidang intelijen dan antiterorisme mengkhawatirkan kemungkinan kelompok-kelompok yang terkait dengan Al-Qaeda membangun basis di Suriah dan berada dalam posisi yang kuat. Sehingga mengancam Israel. Mereka mengambil keuntungan dari peluang baru yang terbuka bagi gerakan jihad di Timur Tengah.4. Senator AS, Danny Vistin, mengatakan, Al-Qaeda hari ini energik dan termotivasi. Sebab utama kemajuan ini ialah akidah yang tertanam kuat pada diri orang-orang radikal ini, bahwa mereka akan mencapai khalifahan Islam. Daulah tersebut, yang mengimplementasikan syariat Islam dalam semua aspeknya, adalah sesuatu yang patut diperangi.5. CNN pernah melansir, Adalah sesuatu yang membahayakan dan menakutkan bila bendera hitam dari Daulah Islam telah bercokol di perbatasan Turki, Yordania, Irak, Lebanon. Arus yang merangkak cepat ini harus dihentikan.6. Koran Washington Post dalam sebuah laporang yang disiapka oleh Van Hevelin, mengatakan, Negara Islam Irak dan Syam, bertujuan untuk menciptakan sebuah negara baru berdasarkan interpretasi hukum Islam radikal. Itu adalah kampanye besar untuk memperluas kontrol atas wilayah di sejumlah provinsi Irak.Surat kabar itu mengatakan dalam laporannya, Sekarang tampak bahwa kelompok ini (ISIS) ingin memasuki fase baru perkembangannya di beberapa bagian Suriah. ISIS telah menyiapkan unsur-unsur pembentukan awal dari pemerintah, termasuk pengadilan, sekolah, dan birokrasi sipil. Dan mereka terus menampakkan kemajuan yang sama dengan di Irak.7. Penulis Amerika, David Ignatius, dalam sebuah artikel di The New York Times menunjukkan bahwa penyelesaian politik antara oposisi rezim di Suriah akan menjadi awal dari sebuah perang baru melawan apa yang ia sebut sebagai teroris.Ignatius mengutip ungkapan Jenderal Salim Idris bahwa FSA mencoba untuk bertempur di dua front: pejuang Al-Qaeda di 24 lokasi selama setengah tahun lalu, selain untuk memerangi tentara Assad.Salim Idris, menurut laporan Ignatius dalam artikelnya, Negara Islam di Irak dan Syam yang berafisilasi dengan Al-Qaeda adalah ancaman besar. Ia mengutip Salim Idris, Kelompok ini merupakan ancaman besar bagi masa depan Suriah, dan FSA siap untuk bergabung dengan reguler untuk melawan mereka setelah kepergian Assad.Sekretaris FSA yang moderat, mengatakan, jelas bahwa bahkan jika Assad tumbang, perang Suriah lainnya terhadap Al-Qaeda akan berkobar.Ignatius mengacu pada laporan intelijen bahwa ISIS mengontrol area utama di sepanjang perbatasan Suriah-Turki.8. Dalam sebuah laporang suara kabar-surat kabar Financial Times, disebutkan: Al-