15
Tugas MR SMF THT Penyusun : Guntur Firnandus 08700274 SERUMEN OBTURAN Serumen (Serumen Obsturan) umumnya dapat ditemukan di kanalis akustikus eksternus. Serumen merupakan campuran dari material sebaseus dan hasil sekresi apokrin dari glandula seruminosa yang berkombinasi dengan epitel deskuamasi dan rambut. (5) Bila lama tidak dibersihkan serumen akan menimbulkan sumbatan pada kanalis akustikus eksternus. Keadaan ini disebut serumen obturans (serumen yang menutupi kanalis akustikus eksternus). Sumbatan serumen kemudian dapat menimbulkan gangguan pendengaran yang timbul akibat penumpukan serumen di liang telinga dan menyebabkan rasa tertekan yang mengganggu. Sumbatan serumen ini dipengaruhi oleh beberapa faktor predisposisi antara lain dermatitis kronik liang telinga luar, liang telinga sempit, produksi serumen yang banyak dan kental, adanya benda asing di liang telinga, eksostosis di liang telinga, terdorongnya serumen oleh jari tangan atau ujung handuk setelah mandi, dan kebiasaan mengorek telinga. Bila terjadi pada kedua telinga maka serumen obturans ini menjadi salah satu penyebab ketulian pada penderita.

Serumen Obsturan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

THT

Citation preview

Page 1: Serumen Obsturan

Tugas MR SMF THT

Penyusun : Guntur Firnandus 08700274

SERUMEN OBTURAN

Serumen (Serumen Obsturan) umumnya dapat ditemukan di kanalis akustikus

eksternus. Serumen merupakan campuran dari material sebaseus dan hasil sekresi

apokrin dari glandula seruminosa yang berkombinasi dengan epitel deskuamasi dan

rambut. (5)

Bila lama tidak dibersihkan serumen akan menimbulkan sumbatan pada kanalis

akustikus eksternus. Keadaan ini disebut serumen obturans (serumen yang menutupi

kanalis akustikus eksternus). Sumbatan serumen kemudian dapat menimbulkan

gangguan pendengaran yang timbul akibat penumpukan serumen di liang telinga dan

menyebabkan rasa tertekan yang mengganggu.

Sumbatan serumen ini dipengaruhi oleh beberapa faktor predisposisi antara lain

dermatitis kronik liang telinga luar, liang telinga sempit, produksi serumen yang

banyak dan kental, adanya benda asing di liang telinga, eksostosis di liang telinga,

terdorongnya serumen oleh jari tangan atau ujung handuk setelah mandi, dan

kebiasaan mengorek telinga.

Bila terjadi pada kedua telinga maka serumen obturans ini menjadi salah satu

penyebab ketulian pada penderita. Suara dari luar tak dapat masuk ke dalam telinga

dan dengan demikian suara tidak dapat menggetarkan oleh membran timpani.

Kata serumen umumnya disinonimkan dengan earwax (lilin telinga), namun ada

pendapat yang mengatakan bahwa secara teknis kedua kata ini berbeda. Serumen

ditujukan hanya pada hasil sekresi dari kelenjar seruminosa pada kanalis akustikus

eksternus, dan ini merupakan salah satu unsur yang membentuk earwax. Komponen

lainnya berupa lapisan besar hasil deskuamasi keratin skuamosa (sel-sel mati,

penumpukan sel pada lapisan luar kulit), keringat, sebum dan bermacam-macam

substansi asing. Subtansi asing ini dapat berupa zat-zat eksogen yang dapat masuk ke

kanalis akustikus eksternus, contohnya spray rambut (hair spray) sampo, krim untuk

mencukur janggut, bath oil, kosmetik, kotoran dan sejenisnya. Komponen utama

earwax adalah keratin. Namun, karena perbedaan serumen dan keratin tidak

Page 2: Serumen Obsturan

merupakan suatu hal yang mendasar maka keduanya akan disebut sebagai serumen. (13)

KOMPOSISI DAN PRODUKSI SERUMEN

Kelenjar seruminosa terdapat di dinding superior dan bagian kartilaginosa kanalis

akustikus eksternus. Sekresinya bercampur dengan sekret berminyak kelenjar sebasea

dari bagian atas folikel rambut membentuk serumen. Serumen membentuk lapisan pada

kulit kanalis akustikus eksternus bergabung dengan lapisan keratin yang bermigrasi untuk

membuat lapisan pelindung pada permukaan yang mempunyai sifat antibakteri.terdapat

perbedaan besar dalam jumlah dan kecepatan migrasi serumen. Pada beberapa orang

mempunyai jumlah serumen sedikit sedangkan lainnya cenderung terbentuk massa

serumen yang secara periodik menyumbat liang telinga. (3) Serumen dibagi menjadi tipe

basah dan tipe kering. Serumen tipe kering dapat dibagi lagi menjadi tipe lunak dan tipe

keras. (13)

FISIOLOGI SERUMEN

Serumen memiliki banyak manfaat untuk telinga. Serumen menjaga kanalis

akustikus eksternus dengan barier proteksi yang akan melapisi dan mambasahi kanalis.

Sifat lengketnya yang alami dapat menangkap benda asing, menjaga secara langsung

kontak dengan bermacam-macam organisme, polutan, dan serangga. Serumen juga

mepunyai pH asam (sekitar 4-5). pH ini tidak dapat ditumbuhi oleh organisme sehingga

dapat membantu menurunkan resiko infeksi pada kanalis akustikus eksternus. (12)

Proses fisiologis meliputi kulit kanalis akustikus eksternus yang berbeda dari kulit

pada tempat lain. Pada tempat lain, sel epitel yang sudah mati dan keratin dilepaskan

dengan gesekan. Karena hal ini tidak mugkin terjadi dalam kanalis akustikus eksternus

migrasi epitel squamosa merupakan cara utama untuk kulit mati dan debris dilepaskan

dari dalam. Sel stratum korneum dalam membran timpani bergerak secara radial dari arah

area anular membran timpani secara lateral sepanjang permukaan dalam kanalis akustikus

eksternus. Sel berpindah terus ke lateral sampai mereka berhubungan dengan bagian

kartilaginosa dan akhirnya dilepaskan, ketiadaan rete pegs dan kelenjar sub epitelial serta

Page 3: Serumen Obsturan

keberadaan membran basal halus memfasilitasi pergerakan epidermis dari meatus ke

lubang lateral pergerakan pengeluaran epitel dari dalam kanal memberikan mekanisme

pembersihan alami dalam kanalis akustikus eksternus, dan bila terjadi disfungsi akan

menyebabkan infeksi. (5)

Sejumlah kecil serumen ditemukan pada kanalis akustikus eksternus, bila tidak

ditemukan maka menjadi tanda patologis terjadinya otitis eksterna kronis. Serumen dapat

dikeluarkan dengan suction, kuret, dan dengan membersihkan seluruh canal profunda dan

seluruh membran timpani. (5)

Beberapa pasien mungkin mengeluh tidak nyaman pada telinganya ketika ada

sejumlah serumen dan mungkin dibutuhkan pembersihan. Pembersihan dengan

penyemprotan sebaiknya dihindari pada pasien perforasi membran timpani, pasien

dengan riwayat perforasi yang sudah lama sembuh, karena akan menyebabkan daerah

perforasi menjadi lebih lemah dan mudah rusak.(5)

Serumen dapat membantu menurunkan resiko otitis eksterna akut difusa. Pada

keadaan ini pasien mengalami kerusakan epidermis pada kanalis akustikus eksternus,

sering disebabkan oleh cara pembersihan telinga yang tidak tepat seperti menggunakan

tusuk gigi, pensil, dan sebagainya. Bila tidak ada serumen yang menjaga dan melapisi

robeknya epidermis organisme dapat menginfeksi daerah tersebut. Organisme yang

sering menginfeksi antara lain Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococci. Bila suhu

dan kondisi tubuh kondusif untuk pertumbuhan, kerusakan epidermis ini akan

berkembang menjadi otitis eksterna akut, yang juga disebut “swimmwer’s ear”. (ms)

bakteri lain yang dapat menginfeksi antara Candida albicans, Tturicella otitidis, dan

Alloiococcus otitis namun jumlahnya tidak banyak. (10)

Fungsi Serumen (11)

Membersihkan

Pembersihan kanalis akustikus eksternus terjadi sebagai hasil dari proses yang

disebut “conveyor belt” process, hasil dari migrasi epitel ditambah dengan gerakan

seperti rahang (jaw movement). Sel-sel terbentuk ditengah membran timpani yang

bermigrasi kearah luar dari umbo ke dinding kanalis akustikus eksternus dan bergerak

keluar dari kanalis akustikus eksternus. Serumen pada kanalis akustikus eksternus juga

membawa kotoran, debu, dan partikel-pertikel yang dapat ikut keluar. Jaw movement

Page 4: Serumen Obsturan

membantu proses ini dengan menempatkan kotoran yang menempel pada dinding

kanalis akustikus eksternus dan meningkatkan harapan pengeluaran kotoran.

Lubrikasi

Lubrikasi mensegah terjadinya desikasi, gatal, dan terbakarnya kulit kanalis

akustikus eksternus yang disebut asteatosis. Zat lubrikasi diperoleh dari kandungan

lipid yang tinggi dari produksi sebum oleh kelenjar sebasea. Pada serumen tipe basah,

lipid ini juga mengandung kolesterol, skualan, dan asam lemak rantai panjang dalam

jumlah yang banyak, dan alcohol.

Fungsi sebagai Antibakteri dan Antifungal

Fungsi antibacterial telah dipelajari sejak tahun 1960-an, dan banyak studi yang

menemukan bahwa serumen bersifat bakterisidal terhadap beberapa strain bakteri.

Serumen ditemukan efektif menurunkan kemampuan hidup bakteri antara lain

haemophilus influenzae, staphylococcus aureus dan escherichia colli. Pertumbuhan

jamur yang biasa menyebabkan otomikosis juga dapat dihambat dengan signifikan

oleh serumen manusia. Kemampuan anti mikroba ini dikarenakan adanya asam lemak

tersaturasi lisosim dan khususnya pH yang relatif rendah pada serumen (biasanya 6

pada manusia normal).

Dulu dikatakan bahwa serumen juga melindungi telinga tengah dari infeksi

bakteri dan fungi. Beberapa penulis mengatakan bahwa serumen yang tertahan dapat

menjadi barier untuk membantu pertahanan tubuh melawan infeksi telinga namun

secara klinik dan biologi fungsi ini tampak cukup lemah. (10)

Diduga serumen memainkan peranan penting dalam meningkatkan sistem

pertahanan tubuh dalam merespon infeksi. Mungkin paparan bakteri dapat

menginduksi peningkatan regulasi komponen anti bacterial pada serumen. Meskipun

demikian serumen pasien dengan otitis eksterna tampak tidak memiliki asam lemak

poli unsaturated anti bacterial. Namun alasan dari pernyataan ini tidak jelas. Secara

empiris serumen hanya berfungsi mengeluarkan keratin.

Ketika serumen terperangkap dalam kanalis akustikus eksternus dengan keadaan

hampa udara dapat melalui membran timpani dan pasien merasa telinganya tersumbat

dan terjadi tuli ringan. Jika serumen menekan membran timpani pergerakan serumen

atau membran timpani dapat menimbulkan nyeri. Serumen harus dikeluarkan dengan

Page 5: Serumen Obsturan

hati-hati sehingga tidak menyebabkan trauma pada kanalis akustikus eksternus atau

membran timpani. Jika itu memungkinkan maka sebaiknya serumen dikeluarkan

dengan suction atau kuret. Irigasi dengan air harus dihindari karena dapat

memperburuk situasi jika ada perforasi membran timpani. (4)

PENANGANAN SERUMEN

Mengeluarkan serumen dapat dilakukan dengan irigasi atau dengan alat-alat.

Irigasi yang merupakan cara yang halus untuk membersihkan kanalis akustikus eksternus

tetapi hanya boleh dilakukan bila membran timpani pernah diperiksa sebelumnya.

Perforasi membran timpani memungkinan masuknya larutan yang terkontaminasi ke

telinga tengah dan dapat menyebabkan otitis media. Semprotan air yang terlalu keras

kearah membran timpani yang atrofi dapat menyebakan perforasi. Liang telinga dapat

diirigasi dengan alat suntik atau yang lebih mudah dengan botol irigasi yang diberi

tekanan. Liang telinga diluruskan dengan menarik daun telinga keatas dan belakang

dengan pandangan langsung arus air diarahkan sepanjang dinding superior kanalis

akustikus ekstenus sehingga arus yang kembali mendorong serumen dari belakang. Air

yang keluar ditampung dalam wadah yang dipegang erat dibawah telinga dengan bantuan

seorang asisten sangat membantu dalam mengerjakan prosedur ini. (3)

Gambar 3.2 Cara Membersihkan Kanalis Akustikus Eksternus (3)

Alat-alat yang membantu dalam membersihkan kanalis akustikus eksternus adalah

jerat kawat, kuret cincin yang tumpul, cunam Hartmann yang halus. Yang penting

pemeriksaan harus dilakukan dengan sentuhan lembut karena liang telinga sangat sensitif

Page 6: Serumen Obsturan

terhadap alat-alat. Dinding posterior dan superior kanalis akustikus eksternus kurang

sensitif sehingga pelepasan paling baik dilakukan disini. Kemudian serumen yang lepas

dipegang dengan cunam dan ditarik keluar. (3)

Gambar 3.3 Memasang kapas pada ujung aplikator dengan memutar aplikator (1)

Pemeriksaan gendang telinga mungkin pembersihan lebih lanjut dengan irigasi.

Penghisapan digunakan untuk mengeluarkan serumen yang basah dan untuk

mengeringkan liang ini. Dapat juga digunakan aplikator logam berujung kapas. Massa

serumen yang keras harus lebih dahulu dilunakkan sebelum pengangkatan untuk

menghindari trauma. Zat yang dapat digunakan adalah gliserit peroksida dan dipakai 2-3

hari sebelum dibersihkan. Obat pengencer serumen harus digunakan dengan hati-hati,

karena enzim atau bahan kimianya sering dapat mengiritasi liang telinga dan

menyebabkan otitis eksterna. (3)

Membersihkan serumen dari lubang telinga tergantung pada konsistensi serumen

itu. Bila serumen cair, maka dibersihkan dengan mempergunakan kapas yang dililitkan

pada peilit kapas. Serumen yang keras dikeluarkan dengan pengait atau kuret, sedangkan

apabila dengan cara in sukar dikeluarkan, dapat diberikan karbon gliserin 10% dulu

selam 3 hari untuk melunakkannya. Atau dengan melakukan irigasi teinga dengan air

yang suhunya sesuai dengan suhu tubuh. Perlu diperhatikan sebelum melakukan irigasi

telinga, riwayat tentang adanya perforasi membran timpani, oleh karena pada keadaan

demikian irigasi telinga tidak diperbolehkan. Sumbatan lubang telinga oleh pelepasan

kulit sebaiknya dibersihkan secara manual dengan kapas yang dililitkan pada pelilit kapas

daripada dengan irigasi.

Page 7: Serumen Obsturan

Zat serumenolisis

Adakalanya pasien dipulangkan dan diinstruksikan memakai tetes telinga waktu

singkat. Tetes telinga yang dapat digunakan antara lain minyak mineral, hydrogen

peroksida, debrox, dan cerumenex. Pemakaian preparat komersial untuk jangkan panjang

atau tidak tepat dapat menimbulkan iritasi kulit atau bahkan dermatitis kontak.

Pada serumen tipe basah biasanya diperlukan untk melembutkan serumen sebelum

dikeluarkan. Proses ini digantikan oleh zat serumenolisis dan keadaan ini tercapai dengan

mengunakan lautan yang bersifat serumenolytik agen yang digunakan pada kanalis

telinga biasanya dipakai untuk pengobatan di rumah. (11)

Terdapat 2 tipe seruminolitik yaitu aqueos dan organic. (13)

Solutio aqueos tersusun atas air yang dapa dengan baik memperbaiki masalah sumbatan

serumen dengan melunakkannya, diantaranya :

- 10% Sodium bicarbonate B.P.C (sodium bicarbonate dan glycerine)

- 3% hidrogen peroksida

- 2% asam asetat

- Kombinasi 0,5% aluminium asetat dan 0,03% benzetonium chloride.

Solusio organic dengan penyusun minyak hanya berfungsi sebagai lubrikan, dan

tidak berefek mengubah intergitas keratin skuamosa, antara lain :

- Carbamide peroxide (6,5%) dan glycerine

- Various organic liquids (propylene glycerol, almond oil, mineral oil, baby oil, olive

oil)

- Cerumol (arachis oil, turpentine, dan dichlobenzene)

- Cerumenex (Triethanolamine, polypeptides, dan oleate-condensate)

- Docusate, sebagai active ingredient ditentukan pada laxatives

Seruminolitik dalam hal ini khususnya solutio organic dapat menimbulkan reaksi

sensitivitas seperti dermatitis kontak. Dan pembersihan serumen yang tidak tuntas dapat

menyababkan superinfeksi jamur. Komplikasi lain yang mungkin adalah ototoksisitas

yang dapat terjadi bila terdapat perforasi. Zat serumenolitik ini biasanya digunakan 2-3

kali selama 3-5 hari sebelum pengangkatan serumen (11)

Penyemprotan telinga

Page 8: Serumen Obsturan

Beberapa serumen bisa dilunakkan, ini bisa dikeluarkan dari kanalis telinga

dengan cara irigasi. Larutan irigasi dialirkan di canalis telinga yang sejajar dengan lantai,

mengambil serumen dan debris dengan larutan irigasi mengunakan air hangat (37 oC),

larutan sodium bicarbonate atau larutan dan cuka untuk mencegah sekunder infeksi. (11)

Gambar 3. 4 Cara Penyemprotan Telinga (5)

Metode Kuretase (3,11)

Gambar 3.5 Metode Kuretase untuk mengambil Serumen (6)

Serumen biasanya diangkat dengan sebuah kuret dibawah pengamatan langsung.

Perlu ditekankan disini pentingnya pengamatan dan paparan yang memadai,. Umumnya

kedua faktor tersebut paling baik dicapai dengan penerangan cermin kepala dan suatu

speculum sederhana. Irigasi dengan air memakai spuit logam khusus juga sering

dilakukan. Akhir-akhir ini sebagian dokter lebih memilih suatu alat irigasi yang biasa

digunakan pada kedokteran gigi. Sementara aurikula ditarik ke atas belakang untuk

meluruskan lubang telinga, air dengan suhu tubuh dialirkan dengan arah posterosuperior

Page 9: Serumen Obsturan

agar dapat lewat diantara massa serumen dengan dinding belakang lubang telinga.

Namun pada sejumlah kasus, sekalipun irigasi telah beberapa kali dilakukan, pasien

masih saja mengeluhkan telinga yang tesumbat dan pada pemeriksaan masih terdapat

sumbat yang besar. Pada kasus demikian, kadang-kadang dilakukan pengisapan. Forsep

alligator tipe Hartmann juga berguna pada sumbat yag keras. Dalam melakukan irigasi

perlu berhati-hati agar tidak merusak membran timpani. Jika tidak dapat memastikan

keutuhan membran timpani, sebaiknya irigasi tidak dilakukan.

KESIMPULAN

Earwax atau serumen adalah suatu campuran dari material sebasea dan sekresi

apokrin dari kelenjar seruminosa yang bersatu dengan epitel deskuamasi dan

rambut.Terdapat (co) Serumen dibagi menjadi tipe basah dan tipe kering. Serumen tipe

kering dapat dibagi lagi menjadi tipe lunak dan tipe keras.(en)

Serumen normal ditemukan di kanalis akustikus eksternus dengan fungsi

diantaranya membersihkan, lubrikasi dan sebagai antibakteri dan antifungi.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan keluhan yang didapat dari pasien berupa

pendengaran menurun sampai tuli ringan, adanya tekanan di telinga sampai rasa nyeri

telinga dan gambaran dari serumen baik dari konsistensi maupun dari warna serumen.

Penanganan serumen dilakukan dengan menggunakan obat tetes telinga yang

bersifat seruminolisis, penyemprotan telinga, dan metode dengan instrumentasi seperti

kuretase dan penyedotan (suction).