56
HTTP://MY.OPERA.COM/ALLFAISHALL 1993 2008 SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA ‗M‘ Frustasi dan Sajak-sajak Cinta Emha Ainun Nadjib J LN . W ISANGGENI 332 P URWOREJO P ILANGKENCENG M ADIUN 63154 I NDONESIA

SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

  • Upload
    lethuy

  • View
    234

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

HTTP://MY.OPERA.COM/ALLFAISHALL

1993 2008

SESOBEK BUKU HARIAN

INDONESIA ‗M‘ Frustasi dan Sajak-sajak Cinta

Emha Ainun Nadjib

J L N . W I S A N G G E N I 3 3 2 P U R W O R E J O P I L A N G K E N C E N G M A D I U N 6 3 1 5 4 I N D O N E S I A

Page 2: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty

SESOBEK BUKU HARIAN

INDONESIA

‘M’ Frustasi dan Sajak-sajak Cinta

6/1/2008

Emha Ainun Nadjib

Page 3: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

Allfaishall

SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA ‘M’ Frustasi dan Sajak-sajak Cinta

Faishal Himawan MKI 6/1/2008

Page 4: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

S E S O B E K

B U K U H A R I A N

I N D O N E S I A (BAGIAN PERTAMA DARI EMPAT BAGIAN)

Page 5: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

„M‟ Frustasi

Dan

Sajak-sajak Cinta

Page 6: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

Lenyap

kalau bisa aku ingin

lenyap

letih berkisar mengikuti jejak angin

dan akhirnya takut, Takut

memandang warna warni

kalau bisa aku ingin

lenyap

hidupku sudah jelas:

tak bisa mencontoh gerak burung

yang polos

dan jernih kicaunya

kenapa bisa los

76

Ainun Nadjib, Emha. 1993 (Cet. Ke-2). Sesobek Buku Harian Indonesia.

Yogyakarta: Bentang Intervisi Utama. Hal. 3.

Page 7: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

“M” Frustasi! (1)

Saudara-saudara!

Aku mau tidur

Tolong bantu doa

Agar tak bangun lagi

Gelora, gelora

Meleset dari dada

Gelora, gelora

Kau ke mana

Sejak Kaukucilkan

aku dari sejuta gemuruh

Dari sejuta kepala

Yang bangkit

Dari sejuta tangan

Yang menuding ke langit!

O, saudara-saudara!

Aku mau tidur

Tolong bantu doa

Agar kekal lelap mendengkur ……

75

Ainun Nadjib, Emha. 1993 (Cet. Ke-2). Sesobek Buku Harian Indonesia.

Yogyakarta: Bentang Intervisi Utama. Hal. 4.

Page 8: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

“M” Frustasi Haihaata!

―Dan bagi tiap-tiap jiwa

Kukalungkan nasib

Sendiri-sendiri……..‖

(Q.S. 17: 13)

Sehingga Mohamad menggigil kedinginan

Mohamad pun sepi, dalam kesepian yang layaknya salju: kamar es

yang menggenggamnya sampai beku

Mohamad basah kuyup oleh rakhmat dan puji

Begitu besar cinta Tuhan kepadanya, sehingga tak seorang pun

di sini yang berani tidak mencintainya

Maka siapa pun maklum, dengan demikian Mohamad dicintai tidak

secara spiritual, dan kepatuhanmu sekadar merupakan

kerangka fisik, yang kurang hidup dalam sukma dan tidak

berwibawa atas batin

Mohamad sejak mula kelahirannya di bumi telah bergelepotan

aunah, kasih dan keselamatan

Limpahan mahabbah tiada henti mengguyurnya dari langit

Tapi toh akhirnya ia curiga dan segera merasa terkucil

Mohamad akhirnya tersinggung kepergok oleh nasibnya sendiri dan

menganganggap hari-harinya sangat monoton dan tanpa variasi

―Cinta model beginian adalah jebakan politis!

Cinta yang terbingkai dalam kesopanan sepihak

Cinta tanpa keleluasaan proses untuk sampai pada

ketegangan

dialog yang memungkinkan cinta itu sendiri berdarah

dan mengandung Nur

Cinta model beginian adalah kuman yang menggerogotimu

perlahan-lahan dengan watak halus dan berdarah

Page 9: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

dingin

Itu pseudo, itu semu, itu pemanjaan berisi tindak subversi

yang dilangsungkan secara gerilya

Cinta yang demikian sangat murah, tapi tidak populer

Cinta yang demikian tidak kontemporer, tidak pula antik

tapi langka dan pucat!‖

Maka keluarlah dari biliknya hari ini, ia dengan laku

mengherankan

Dibantingnya daun pintu hingga seluruh Negeri Surga

berderak-derak

Haihaata! Wajahnya yang kusut masai dan tangannya

yang mengepal!

Para penghuni surga terbelalak matanya!

―Haihaata!

Lelaki yang lembut

Yang kelembutannya seolah kekal

Lelaki yang molek bagai rembulan

Yang wajahnya sareh, yang pandangan meripatnya rindang

Gerangan bakal apa yang kejadian!

Haihaata!

Pemimpin kita berjalan ke barat, tentu akan menemui

Pemelihara kita di rumah keramat

Tapi pemimpin kita nampak seperti orang yang sangat marah

Di wajahnya tidak kita jumpai kelembutan seperti adanya dan

cahaya kedua matanya tidak kita kenal sebelumnya

Haihaata adakah sesuatu yag bakal menimpa!‖

―Tidak -sahut yang lain- tidak akan terjadi apa-apa!

Di surga tidak ada gema, tidak ada badai, tidak ada bencana

Di surga hanya ada peristiwa kasih sayang

dan bukti pahala-pahala!‖

Page 10: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

Para penghuni surga saling bepandangan

Para penghuni surga kena tradisi mereka hidup dalam

ketenteraman

yang ilusif, karena itu lantas saling ketakutan

Para ahli surga berlari-lari melaporkan perihal Pemimpin

mereka kepada sanak keluarga, kepada tetangga

dan siapa saja yang dijumpainya

―Kenapa sih dengan gembala kita yang bijaksana?

Hari Hisab telah kita lewati

Shiratal Mustaqim telah kita lampaui

Perhitungan, peradilan, timbang dosa timbang pahala

telah kita bereskan

Bumi telah berguncang

Bintang-bintang telah bertabrakan

Topan yang kejam

Telah Kauhembuskan dan isi perut bumi telah termuntahkan

Juga gunung-gunung dalam jiwa manusia!

Keperkasaan sejati atau angkara murka

Segala pengabdian umat-Mu

Yang berujud kepasrahan maupun kesombongan

Telah Kauteliti dan Kaupancangkan keputusan!

Masih ada lagikah pertanda-pertanda

Pertanda-pertanda yang selamanya hanya menyodorkan

abstraksi?

Masih ada lagikah azab yag bakal menimpa punggung

kami, azab yang tak pernah kami mengerti?

Tuhan kami!

Telah beres utang-piutang antara kita

Telah selesai perhitungan dalam perdagangan ini

Tapi kenapa tak selesai teka-teki

Tuhan kami!

Page 11: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

Telah kami layani seaik-baiknya dan sebisa-bisa kami

segala ulah-Mu

Hingga sampai di negeri yang Kausuruh kami

mengidamkannya

Tapi cahaya apakah yang memancar dari mata Mohamad

Pemimpin kami?‖

Para ahli surga berlari-larian tak menentu

Para penghuni surga kebingungan dan masing-masing merasa

disergap sesuatu

Tak seorang pun berani coba menegur Mohamad yang merah

menyala

Yang terus berjalan ke barat. Yang setiap langkahnya

menimbulakan gempa di seluruh pelataran surga

Tapi sebagaimana tradisi yang terus hidup sejak di dunia,

berduyun-duyun mereka mengikutinya

Terseret bagai Muqallid yang buta

―Bodoh! Kalian semua bodoh!‖ tiba-tiba terdengar suara

Mohamad

Para penghuni surga bergetar, sendi jiwanya

Para penghuni surga serasa patah tulang-tulang sukmanya

Kalian semua bodoh

Di surga kalian semua tetap saja bodoh

Dari ujung kaki hingga pucuk rambut kalian tetap saja bodoh

Dan inilah kesalahan Tuhan yang paling besar

Dan inilah kesalahan yang paling berbahaya!

Mendidik umat-Nya tidak ke arah keseimbangan

berkembangnya kesadaran, rasa dan hati-hati

Tapi lebih pada kepasrahan, kepasrahan yang fatal

dan menjijikkan!

Page 12: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

Para penghuni surga gugur dadanya

Para penghuni surga nyinyir hatinya

―Buka telingamu lebar-lebar, hai keranjang kebodohan!

Dengarlah bahwa justru di surga ini letak inti bencana

Kecuali jika seluruhnya terbius dari masa lalu!

Haihaata!

Haihaata!‖

Para penghuni surga membeku

Para penghuni surga menangis dan berkeringat total

Tapi Mohamad terus berjalan ke barat

Mohamad tidak peduli pertanyaan-pertanyaan yang kemudian

membuat hawa surga menjadi panas dan lembap!

(Ia sangat terkenal di sini. Sejak ujian masuk surga, ketika ia

lulus pertama

Selebihnya ia memang berwajah handsome dan lagi suka berjasa

Di surga, Mohamad setiap hari sibuk memberi tanda tangan

para fans-nya

―Thola‘al badru ‗alaina! Thola‘al badru ‗alaina!

Telah terbit rembulan atas kita! Telah terbit rembulan atas kita!‖

Para penghuni surga setiap hari bernyanyi, bersorak-sorak dan

mengharubiru Pemimpinnya

Buku koleksi tanda tangan bertumpuk di depannya, di sisi dan

di belakangnya

Hingga pada suatu hari buku-buku itu hampir menimbuni

tubuhnya

Tapi memang telah menimbuni batinnya!

Belum lagi para kaum yang menyodorkan punggung, telapak

tangan bahkan pipinya untuk dibubuhi tanda tangan

Sebaiknya kubikin stempel tanda tanganku! Pikirnya, tapi ia

sadar

Page 13: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

Mental stempel itulah yang di muka bumi berhasil merapuhkan

orisinalitas cinta dan peradaban!)

Tiba-tiba ia merasa muak! Tiba-tiba Mohamad mau muntah

oleh kerumunan puji dan sanjungan demi sanjungan yang

baunya busuk!

―Kalian amat sangat bodoh!

Dari ujung kaki hingga pucuk rambut kalian semua bodoh!

Di surga yang terang benderang begini kalian masih

menyimpan kegelapan!‖

Mohamad berprihatin dan marah menyaksikan arah

kebudayaan yang mengkhawatirkan di surga

Ia terus berjalan ke barat

Demi kekekalan surga yang terus tak menjawab beban yang

disidamnya sejak ditiup ia menjadi dirinya, ia terus

berjalan ke barat

Akhirnya Mohamad sampai di tempat yang kosong

Yang tanpa wujud

Yang tanpa warna

Tanpa cuaca dan tanpa apa-apa

Yang lengkang yang kelelangan itu sendiri tak ada

Mohamad berdiri tegak

Mohamad tangannya mengepal

Mohamad tangannya teracung

Mohamad wajahnya menyala dan matanya bagai memadamkan

surya

+ ―Kaudatang Mohammad?‖

- ―Ya, aku datang menghadap-Mu, wahai Dzat di mana

tergenggam segala-galanya!‖

+ ―Haihaata! Tanpa malaikat Syakhlatus Syamsi di telapak

tangan kananmu?‖

- ―Ya Tuhanku‖

Page 14: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

+ ―Tanpa malaikat Al-Musytari di telapak tangan kirimu?‖

- ―Ya Kekasihku‖

+ ―Tanpa Ad Dzuhroh di antara kedua bahumu?‖

- ―Ya Kekasihku‖

+ ―Tanpa Az Zuhal di belakang punggungmu?‖

- ―Ya Kekasihku‖

+ ―Tanpa Al Marikh di antara kedua lenganmu?‖

- ―Ya Kekasihku‖

+ ―Tanpa Al Athorid di telapak kakimu?‖

- ―Ya Kekasihku‖

+ ―Haihaata! Kau ke manakan gerangan mereka, Mohamad?‖

- ―Demi kekekalan surga yang meleset dari lamunanku,

Kekasihku para malaikat itu seluruhnya tak mampu

menghiburku, tidak mampu melenyapkan kesepianku,

penyakit yang kuidap sejak di bumi!

Maka kucampakkan mereka ke bumi, untuk bekerja

sebisa-bisanya di sana

Agar berusaha memberi hiburan yang sejati. Seperti Kau ketahui

orang-orang di sana amat membutuhkan hiburan sejati,

bukan lobang-lobang onani!

+ ―Mohamad! Aku mengetahui apa yang tidak kau ketahui

Aku suluhkan api penuntun

Bagi siapa pun yang Kukehendaki

Aku gelapkan dan Kututup jalan

Bagi siapa pun yang Kumurkai!‖

- ―Itukah prinsip hidup-Mu Tuhan?‖

+ ―Aku tidak punya prinsip!‖

Aku tidak butuh prinsip-prinsip

Aku Mahahidup, berdiri sendiri, dan Kekal

Mohamad, kini mulai membenih kesombonganmu!‖

- ―Demikianlah barangkali Kekasihku!

Page 15: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

Tapi aku tak memiliki apa-apa

Selain yang Kauanugerahkan kepadaku

Juga kesombongan ini—Atau bukan sombong

Atau tidak persoalannya

Tapi penerimaan kebenaran secara wajar yang diterima

Oleh mata jiwa dengan wajar pula, tidak dipaksakan

Sebagai dogma yang gelap‖

+ ―Mohamad!

Ingatlah keluasan langit, yang terbentang,

yang tak mampu kaujangkau

Juga langit dalam hatimu, dalam jiwamu

Maka adalah kepercayaan kepada-Ku,

pada akhirnya yang kaubutuhkan!‖

- ―Tentu telah terjadi kesalahan, bila begitu, Kekasihku!

Sehingga dogma harus menjadi keharusan alami

yang melatari nilai individu setiap umat-Mu

Tapi jelas kesalahan itu tidak terletak padaku, pada kami,

yang terkejut sesudah beberapa tahun lahir dan ada

ada dalam ada yang terpencil di liar alternatif dasar

Jelas kesalahan ini bukan dari kami. Tapi ia ada,

dan mencekik kami!

+ ―Mohamad!

Segala yang ada di langit

Segala yang melata di bumi

Bersujud kepada-Ku

Tapi mereka tidak sombong!‖

- ―Kekasihku! Ciri kultur mereka adalah berjalan membuta

dan suatu keterseretan

Kepasrahan yang menjadi kerangka hidup mereka itu

sendiri tidak diterima oleh biji sukma mereka yang

sesungguhnya

Page 16: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

+ ―Mohamad! Apakah itu berarti bahwa mereka ingin

alam menjadi benderang hingga sampailah segala

penglihatan mereka

Sedang kau bukan Aku

Sedang kalian bukan Aku, bukan Aku!

Ukuran kalian adalah iman kepada-Ku, hari Gaib, para

Malaikat kepada Ruh dan segala keputusan-Ku!‖

- ―Kekasih, itulah sebabnya maka segala penciptaan ini

Sia-sia segala ini ada nonsen belaka

Kaulahirkan aku sebagai pilihanku di bumi, tanpa proses

Tanpa tawar-menawar dan perjanjian apa-apa

Sebelumnya

Di bumi – bahkan hingga kini – aku berguyur basah oleh kasih

sayang-Mu, sedang darah tertumaph di mana-mana

Darah tertumpah disusul pekikan-pekikan atau tertumpah

diam-diam dalam batin setiap umat-Mu

Darah tertumpah oleh galauan nurani yang Kausumbat

Maka aku muak terhadap cintamu yang berlebih,

yang karenanya adalah palsu

Aku muak terhadap sikap-Mu yang terlampau memanjakanku

Pemanjaan adalah laknat

Pemanjaan adalah perintang jalan menuju nuclea

Kemanusiaan dan individu

Pemanjaan adalah jalan buntu!‖

- ―Wahai umatku!

Itulah sebabnya maka penciptaan ini sia-sia

Itulah sebabnya maka segala ada ini nonsens belaka!‖

Para penghui surga nampak mulai membeku

Para penghuni surga, karena pengaruh kebodohannya,

mimik mereka membatu

Page 17: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

―Di barisan umat yang berjejal masuk pintu surga,

Aku berada paling depan

Tapi kesepianku tetap membungkus dan pandanganku

makin kabur

Surga dengan air yang kekal airnya

Surga dengan air susu yang tiada beralih rasanya

Surga dengan sungai-sungai khamar yang menggelegakkan

peminumnya

Sungai-sungai madu

Sungai buah-buahan dan ampunan

Sungai dihinggapi baksil-baksil kesepian!

Yang kalian terima dengan mati rasa mati hati dan

ketenteraman demi ketenteraman yang lebih merupakan

sikap terbodoh

Para penghuni surga, sampai di sini nampak benar-benar membeku

Para penghuni surga tidak leleh kebodohannya karena itu

Surga mejadi malam

Surga menjadi siang

Surga menjadi gelap

Surga menjadi benderang

Sesuai dengan gerak kehendakmu masing-masing

Surga menjadi malam atau siang atau gelap atau

Benderang dalam jiwamu masing-masing

Di surga kau dijaga oleh kehendakmu sendiri-sendiri

Kun! Jadilah maka ia pun jadi

Kau bisa jadi Tuhan kecil-kecilan

Di surga sagalanya selesai

Perjuangan, keperkasaan atas diri sendiri pengorbanan

Tapi di surga tak boleh ada kenangan

Tentang peperangan kita yang dulu belum selesai

Page 18: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

Tentang darah di batinmu, darah yang hingga kini

terus meleleh

Tentang berbagai kelicikan nasib, yang kemudian

kita tiru beramai-ramai

Tentang kebuasannya, tapi juga kasih sayangnya

yang terduga

Di surga tak boleh ada kenangan tentang

keseimbangan antara kelembutan dan kekejaman,

wujud dan jumlahnya, yang membingungkan kita

Di surga, wahai umatku! Jangan ada kenangan

tentang awal kejadian, kelahiran atau yang jauh

ke belakang

Seperti yang mencekikku kini!

Di surga masa lalu harus ditindas

Di surga jangan sekali-kali ada kenangan,

ke belakang maupun ke depan

Sebab kenangan itu hantu

Kenangan itu kuku, kuku-kuku yang panjang

dan tajam yang merampas ketenteraman yang kita

didik secara wajar perlahan-lahan selama ini

Karena kenangan, otot-otot perasaanmu menegang

Karena kenangan, aliran darahmu menderas,

dadamu dipukul dari luar dan dari dalam

Karena kenangan igauan jiwamu tak bisa dibendung

Sesudah itu wajahmu sendiri adalah hantu, dan kau

berteriak-teriak

Tuhanku! Tuhanku!

Mana tangan-Mu

Mana jari-jari-Mu

Atau menjelmalah jadi sesuatu

Page 19: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

Tempat aku bersandar, tempat aku berpegangan!

Sesudah itu sepi

Sesudah itu kautahu, Sesudah itu sepi

―Dan inilah persoalannya Tuhanku!

Sepi inilah persoalannya

Sepi inilah yang kaubiarkan berlarut-larut, hingga menjadi klise

dan menjadi kata-kata yang membosankan,

cengeng tapi snob!

Aku adalah roh

Kau adalah Roh

Tapi roh dan Roh

Berbeda!

Di surga semua adalah roh

Roh tidak boleh punya kenangan

Sebab Roh Kau dan roh aku adalah lain

Roh Kau adalah simpanan yang Teguh

Sedang roh aku?

Boneka yang kecewa!

Surga yang di bawahnya mengalir sungai abadi, limpahan air

susu dan pohon-pohon kuldi

Surga yang na‘im, 10 malaikat yang menjaga setiap sudut

tubuhku dan 700 bidadari yang menjilat-jilati kulitku

Semua hanya memaksaku untuk ingat pada ke-0 istriku, pada

kenabianku dan anugerah-Mu yang aneh

Yang karenanya kedudukanku pun menjadi aneh pula!

Kerasulan

Page 20: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

Jiwa pilihan

Insanul Kamil

Jiwa sempurna

Yang terjaga

Yang Kaucintai, teramat Kaucintai

Adalah otoritas yang terselubung, bayangan yang

mengucilkanku dari bainku sendiri

Maka sepi itulah persoalannya!

Dan Kau, Tuhanku, Kekasihku, mustahil bahwa Kau sama

sekali tak merasa kesepian

Tak mungkin Kau bisa terbebas dari sepi di tengah umat-Mu

yang buta

Di hadapan wajah mereka yang bengong, yang melongo

Yang melontarkan berjuta pertanyaan dan tuntutan

ke arah-Mu

Atau kalian sendiri yang tak merasa kesepian, wahai umatku?

Bagaimana kalian bisa tenang-tenang sedang Tuhan kita saja

pasti juga

merasa kesepian!

Siapakah yang membius kalian, sehingga lelap tidur

Sehingga arah peradaban kalian begitu

memprihatinkan dan kabur?

Para penghuni surga kini membeku

Para penghuni surga kini membeku total!

+ ―Mohamad!

Adakah engkau pun kini akan lahir

Ketahuilah mereka itu takwa dan pasrah kepada-Ku

Yang termulia di hadapanku adalah yang paling

takut di antara kalian

Dan oleh karenanyalah mereka lantas merasa

Page 21: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

berbahagia!

- ―Tuhanku!

Kebahagiaan mereka itu semu!

+ ―Mohamad!

Ingatlah olehmu cerita tentang kesombongan

Ingatlah olehmu cerita tentang Musa

Yang terlempar hingga pingsan

Ketika gunung Timur bergoncang

Sebagai awal pertanda ujud-Ku bagimu!‖

- ―Okeylah! Tapi apa kabar kesepianku

Dan kesepian seluruh umatku?‖

+ ―Maka sama sekali tidak merasa kesepian Mohamad!‖

- ―Mereka kesepian, tapi kesepian itu terpendam

Mohon janganlah membuat bencana dengan

membiarkannya

Karena akhirnya bakal meletus dan surga

tak bernilai lagi bagi mereka‖

+ ―Aku Maha Mengetahui apa yang kau tidak ketahui,

Mohamad!‖

―Tuhanku

Janganlah ulangi sekali lagi kata-kata-Mu itu

Sebab akan menambah kesepianku

Sebab akan mempertegas kesepianku

Kemarilah Engkau, kemari saja

Kita tak usah berbantah, sebab jawabanmu selamanya statis

Sebab Kau tak pernah mau membuka diri barang sedikit

Kemarilah Engkau wahai pelindungku yang Agung, keluarlah

Engkau dari persembunyian-Mu

Kupersilahkan dan kumohon dengan penuh hormat, keluarlah

Ingin kucium tangan-Mu, kucium lutut kaki-Mu

Page 22: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

Ingin kupandang raut-Mu, sekejap, dan kemudian tamatlah

cerita tentang cita-cita yang panjang,

yang teramat panjang!

Kita bertatapan, sekejap saja dan sesudah itu leburlah aku

Sebab tiada mungkin bertahan

Tapi itu lebih baik daripada harus mengidap dahaga yang

jelas tiada pemenuhnya, yang lebih berupa

demonstrasi kasar dari ketidakterbatasan

dan kekuasaan-Mu

Keluarlah Kekasihku

Keluarlah Engkau

Keluarlah

Keluar

Keluaaaaaar!!!

(―Ya Allah

Bisikkanlah seruling

Di ubunku

Seruling dan lagu

Yang merahasiakan ujud-Mu

Ya Allah

Abadilah seruling

Abadilah rahasia

Ya Allah

Sunyilah semua bintang

Sunyilah jiwa dan tenteram

―Atau sirnalah ruang dan waktu!

Sirna dan kembali tiada)

Atau kepribadianmu telah berkembang kini, Tuhan?

Hati nuranimu cenderung menjadi kaku dan perasaan-Mu kini

Page 23: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

Sulit disentuh?

Ah, Tuhanku! Kekasihku!

Temperamenmu aneh

Kau eksentrik dan nyleneh!‖

13 Februari 1975

Ainun Nadjib, Emha. 1993 (Cet. Ke-2). Sesobek Buku Harian Indonesia.

Yogyakarta: Bentang Intervisi Utama. Hal. 5—18.

Page 24: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

“M” Frustasi! (3)

Waktu kubuka jendela

Kulihat api berkobar

Dan para kaum yang terbakar

Kulihat seribu kekerasan

Kulihat jeritan dan seribu perlawanan

Hendak ke manakah pergi hari ini?

Segala kenikmatan telah kenyang

Kureguk bersama Tuhan

Segala pemandangan, segala perempuan

Segala doaku telah Kaukabulkan

Waktu kubuka jendela

Kulihat api berkobar

Dan para kaum yang terbakar

Kulihat seribu kekerasan

Kulihat jeritan dan seribu perlawanan

Saudara-saudaraku para nabi

Kita ini orang istimewa

Apa enaknya?

Tak inginkah bisa lolos ke sana

Dan kita tinggalkan Ia

Tak inginkah memperjelas kesepian

Page 25: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

Yang selama ini dengan bodoh kita pendam

Tenggelam dalam derita mutlak

Kawan seperti Ia, kita tolak

Saudara-saudaraku

Marilah datang ke kegelapan

Memekik!

Dan mengancamnya!

Kukira lebih manis Ia

Jika dipandang dari sana

75.

Ainun Nadjib, Emha. 1993 (Cet. Ke-2). Sesobek Buku Harian Indonesia.

Yogyakarta: Bentang Intervisi Utama. Hal. 19—21.

Page 26: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

Nocturno

Tuhan si anak kenangan berbaring di cakrawala selatan

Tuhan si anak kenangan berloncatan di atas bintang-bintang

Tuhan si anak kenangan berebut masuk keluar pernapasan

Tuhan si anak kenangan tak meleleh di pucuk dendam

Tuhan si anak kenangan terjatuh!

: dalam bayang

bayang

―Selamat malam!

O, si buah angan

Selamat malam!

O, si anak hilang!‖

75.

Ainun Nadjib, Emha. 1993 (Cet. Ke-2). Sesobek Buku Harian Indonesia.

Yogyakarta: Bentang Intervisi Utama. Hal. 21.

Page 27: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

Tangan Lelaki Itu

Ditarik-Nya

Tangan lelaki itu ditarik-Nya

Dan tubuhnya dilempar

Ke dalam rimba

Yang gelap

Yang pohon-pohonnya melintang malang

Yang tanpa arah jalan

Yang setiap sentuhan daunnya

Terasa gatal dan membuatnya terus berjalan

Dan terus menyandang kebimbangan

―Apa sih mau-Mu sebenarnya

Dengan berulangkali meledekku‖ kata lelaki itu

Sebab kemudian Ia memancingnya dengan cahaya

Dengan seberkas Cahaya

Yang mengandung isyarat

Agar berjalan keluar kegelapan

Tapi kemudian dipadamkan-Nya sendiri

Cahaya itu

Isyarat itu

Yang seakan membukakan pintu.

Sewaktu-waktu

Seekor binatang buas pasti menerkamnya

Merobek dadanya

Merebut, menyiakan proses

Dan segala bangunan imannya

Dan itu pasti!

Page 28: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

Dari arah mana pun. Sebab binatang itu

Ya – binatang itu! Tak lain Ia sendiri

Yang dengan segala kebijaksanaan tak tercerna

Menyergap setiap lelaki

Maka lelaki itu tetaplah pengkhianat

Berulangkali

Bagi perempuan-perempuan

Dan bagi segala jalan kepada-Nya

Sebab demikian diharuskan

Sebab demikian ia dirajah

Oleh kebimbangan demi kebimbangan

―Apa sih mau-Mu sebenarnya

Dengan berulangkali meledekku‖ ujar lelaki itu

(Ke seluruh hutan suaranya berkumandang

Dalam bisu kegelapan: suaranya tenggelam

Dan menjelma dalam nyanyi

Burung-burung malam

: Yang kekal menyepi).

75

Ainun Nadjib, Emha. 1993 (Cet. Ke-2). Sesobek Buku Harian Indonesia.

Yogyakarta: Bentang Intervisi Utama. Hal. 22—23.

Page 29: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

Dengan Berat

Dengan berat, akhirnya kau pun

tiba. Di garis waktu

Proses-proses ungu

Dengan berat kaulepaskan nurani

Buat merebut usirnya kembali

Di nisbi Perburuan ini

Bahwasanya di pintu terungkap arti tapi sia-sia

Dalam sepi kau menatap langit bagai kertas-kertas ujian

Berulangkali terjerembab: kau tak bisa undur diri

72

Ainun Nadjib, Emha. 1993 (Cet. Ke-2). Sesobek Buku Harian Indonesia.

Yogyakarta: Bentang Intervisi Utama. Hal. 24.

Page 30: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

Refleksi

Katamu apa yang lebih keras dari kebisuanmu? Engkau bagai

gunung-gunung setia, percaya kepada matahari yang bergerak,

percaya bahwa akan tiba sebuah dari gerakan itu yang

menghiburmu

ya! Apa yang lebih pedas dari Kebisuan ini? Burung-burung

silahkan bernyanyi memuja ufuk setiap pagi, rembulan silahkan

berseri tapi kita tidak!

Itu menipu - abad yang riuh pun sangatlah menipu! Kenapa

harus mengelakkan Kebisuan secara dungu? menunggu

di antara detak waktu, mencari di antara kebeningan semu,

semuanya sia dan tipu!

Perjalanan ini hancur-hancuran! Sebab tak bisa percaya pada

hiburan dan kealpaan, skenario harus dirusak dan segala sikap

keperawanan harus dicincang......

75

Ainun Nadjib, Emha. 1993 (Cet. Ke-2). Sesobek Buku Harian Indonesia.

Yogyakarta: Bentang Intervisi Utama. Hal. 25.

Page 31: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

Kelembutan Hati!

Kamu yang menangis pasti kutampar mukamu

Kamu yang melelehkan peluh mata di hadapan dunia yang

bengis

Awas kurobek keningmu!

Kelembutan mati kamu tahu!

Kelembutan sudah lama mati dan dunia begitu renta

Karena Engkau tak pernah peduli

Cepat terjun ke air panas dendam yang mendidih

Matamu mesti membelalak liar dan harus menyimpan

Gelombang dan kekejaman

Marah besar

Dada menggelegak hingga sukma terbakar

Sesudah itu baru kematian luhur

Burung-burung yang bernyanyi bungkam mulutnya

Batumu jangan leleh oleh terik matahari atau bisik angin

Dan bunuh suara-suara yang mengajakmu terharu

Hanya perawan boleh berharap pada keterharuan

Karena ia belum kenal gelombang lautan

Karena tak membunuh diri dengan perlawanan

Kelembutan mati - kamu tahu!

Kelembutan sudah lama mati dan dunia begitu renta

Karena Engkau tak pernah peduli

Page 32: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

Kamu yang menangis pasti kulukai mukamu

Kamu yang tak jadi batu dan menyangka bisa ketemu

Awas kukoyak kenanganmu!

Ainun Nadjib, Emha. 1993 (Cet. Ke-2). Sesobek Buku Harian Indonesia.

Yogyakarta: Bentang Intervisi Utama. Hal. 26.

Page 33: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

Upacara

1

Di depan tubuhmu telanjang

Tuhan menggoda makin dalam

Siapakah yang menggerakkan angin

di luar itu: Hingga tiupannya lain?

Hingga di segenap dinding

Menyorot mata-mata asing!

2

Demikianlah kukira, Ia

mengikut ke mana jua

Pilih mana di luar

Kuyup dalam cahaya

Atau bertekad dalam gelap ruang

Dan dari sekilat cahaya: menangkap bayang ujud-Nya?

75

Ainun Nadjib, Emha. 1993 (Cet. Ke-2). Sesobek Buku Harian Indonesia.

Yogyakarta: Bentang Intervisi Utama. Hal. 27.

Page 34: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

Sajak Jatuh Cinta

Karena ini bunga

Maka ciumlah dengan bening jiwa

Karena ini sajak

Maka terimalah dengan meripat kanak-kanak

Gugusan mendung yang ranum

Menggugurkan hujan ke bumi

Dari langit jauh Engkau bagai telah turun

Pada air, tanah, serta pada sunyi

Kemudian senyap sesaat

Tuhan melintaskan syafaat

Kemudian daun-daun bersijingkat

dalam pesona memikat

Karena ini bunga, dik

Maka ciumlah dengan bening jiwa

Karena ini sajak, dik

Maka terimalah dengan meripat kanak-kanak

75

Ainun Nadjib, Emha. 1993 (Cet. Ke-2). Sesobek Buku Harian Indonesia.

Yogyakarta: Bentang Intervisi Utama. Hal. 28.

Page 35: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

Sajak

Demi rembulan yang Engkau ciptakan

Khusus untuk memulangkan diriku

Kepada kumandang tangis bayi, yang telanjang

Yang hening lagunya bergaung

Ke ladang-ladang jiwa

Yang meripatnya bening

dan yang semua geraknya

Dibimbing

Oleh kegaiban

Demi rembulan di larut malam

Yang bagai kereta kencana

Ditarik oleh kuda siluman

Yang bangkit dari cakrawala

yang bangkit begitu saja

berderap

Perlahan

Dan menciptakan gmeuruh

Dalam kediaman

Demi rembulan yang Engkau ciptakan

Untuk mengusap kening jiwa yang berabad menangis

Jiwa Adam

Rintih kerinduan

Yang mencegatnya di ujung jalan

Dan yang mencegatku kini

Dalam derita dan keasingan

Yang terus menjelma

Yang mengawali setiap pekik kelahiran

Page 36: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

Dan yang terus berkembang dalam kenangan

Demi rembulan yang bagai pejalan sunyi

Menjelajah seluruh malam

Sehingga terciptalah dunia dan kehidupan

Dari angin, embun dan dedaunan

Yang berkilat

Karena cahayanya

Yang seakan mengisyaratkan harapan

Bagi kerinduanku nantinya

Ah, Tuhan!

Demi rembulan yang Engkau ciptakan

Buat menggoda!

Di semak-semak ini

Di hutan gelap yang tercipta

dalam gaung jiwa

Dalam gelegak samudera

Dalam gelegak darahku

Yang letih

Dan maya

:kutikamkan pisau ini

ke dadaku!

(terimalah

semangatku

reguklah

cintaku!)

75

Page 37: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

Ainun Nadjib, Emha. 1993 (Cet. Ke-2). Sesobek Buku Harian Indonesia.

Yogyakarta: Bentang Intervisi Utama. Hal. 29—30.

Page 38: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

Laut Bergelombang

laut bergelombang laut bergelombang meninggalkan

pandangku hingga sayup laut bergelombang laut terus

bergelombang! kukira sejak sebelum Adam dihijrahkan laut

bergelombang mendenyutkan sejarah mengguyur abad demi

abad kuyup dalam bimbang -

aku sendiri bimbang, Tuhanku!

termangu di pantai dan tumbuhy risau diam-diam

lautan yang rahasia

bersusun-susun ombak dari kejauhan

kemudian cakrawala

kemudian matahari tenggelam di dalamnya

-- adakah ini sindiran

bagi cintaku, yang berulangkali mejelma

kesepian

di ujungnya?

ah, matahari! - bagai engkau

aku pun berulagkali tenggelam

di dada perempuan, di dada seribu padang

tapi selalu

di puncak persenyawaan

aku kehilangan - Ia

yang tak terpegang

-- kerna bagai Engkau jua

setiap kali muncul kembali dan menciptakan

terik siang -- aku pun kepergok

oleh mimpi yang lapar dan angan yang menghauskan

Page 39: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

Tuhan, -- kapankah kiranya

Engkau berontak dari impian

turun di ranjangku

dan memecah keperawanan di batinku

yang dendam bagai setan!

75

Ainun Nadjib, Emha. 1993 (Cet. Ke-2). Sesobek Buku Harian Indonesia.

Yogyakarta: Bentang Intervisi Utama. Hal. 31—32.

Page 40: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

Kerna Janji Semesta

Kerna janji semesta

Dan agar langitku membuka

Kepunglah aku, Perempuanku!

Jika benar kau bakal ada

Muncul dari Alam

Lahir ketika sabda dibisikkan

Lirih di batinku

Yang hanya diam

Pengembaraan alangkah pajang!

Angan wajahu betapa kelam

Dan amat menghauskan

Sungguh kepunglah -

Meski harus kutempuh sehabis ini

Perjalanan demi perjalanan akhali

Petualangan tak kembali

Kerna yakin

Hausku sesudah ini akan lain.

Jika mungkin hendaklah

Tak kausindirkan ketemteraman

Atau kemerdekaan pada permukaannya yang sombong

Sebab bagiku soalnya -

Bagaimana tepat dan lebih dalam bersyukur

Kepada tangan yang kasih

Dan berusaha karib

Dengan daerah asalku

Yang dilambangkan rahim ibu.

Page 41: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

Kepunglah, agar panas jiwaku, Perempuanku!

Agar berdenyut makna rindu

Dan agar menemukan gairah dalam terbelenggu

Bisakah kiranya kuharapkan godaan

Samar wajah-Mu

Dalam selintas pandang

ketika menjelma Engkau

Dari gelombang mimpi jauhku!

Kepunglah! Kepunglah!

Agar memberkas cahaya

Dari gulita nyawa dan kegelapan ruangku

Kegelapan, dan kegelapan

Berbeda -

Kegelapan karena buta mata yang putus asa

Sungguh tiada kuinginkan

Sebab tak bisa kukobarkan

Semangat untuk menemukan kemungkinan

Memahami lintas bayan-bayang

Jadi kepunglah!

Hingga menetes perih

Darah dari luka di dalam

Luka yang membahagiakan

Kemudian menggelepar aku dalam alpa

Dan tak bisa lagi bertanya

Jijik pada masa silamku

Pada pertanyaan-pertanyaan dungu, Perempuanku!

Aku bakal mati

Page 42: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

Dengan merobek mukaku

Jika tak datang engkau

: memabukkanku!

75

Ainun Nadjib, Emha. 1993 (Cet. Ke-2). Sesobek Buku Harian Indonesia.

Yogyakarta: Bentang Intervisi Utama. Hal. 33—34.

Page 43: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

Harus Dengan Keringat

Jiwa

-- sajak perkawinan --

harus dengan keringat jiwa yang kita peras tuntas, kasihku

untuk menanam pohon yang kekal, di atas ladang

yang kita beli dengan nyawa dan seluruh usia kita

kerna itulah maka kumasuki bilik ini dan kudekap kau

agar tersiram sedikit hausku dan jika mungkin

seperti juga kau: "hendak kureguk deru isi dadamu!"

matamu memancarkan semangat bagai gelombang lautan

dari sorot mataku kaulihatkah lapar yang tiada henti

yang kemudian keduanya bertemu, dan meledak bagai

benturan dua matahari

dalam rahimmu kutumpahkan darah yang menyala

yang bertahun-tahun kutahan di batin, tubuhmu mengejang

dan berpijar sukma - nampak dari mimikmu yang pejam

maka tahulah aku apa makna kebijaksanaan kita ini

- tapi cukuplah usiamu dan usiaku, jika kita sambung

buat mengukur jarak Kau dan Aku - o, cahaya buruanku!

harus dengan keringat jiwa yang kita peras tuntas

agar terus berkumandang pergolakan ini

agar gegap gempita tetap terbungkus dalam sepi.

75

Page 44: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

Ainun Nadjib, Emha. 1993 (Cet. Ke-2). Sesobek Buku Harian Indonesia.

Yogyakarta: Bentang Intervisi Utama. Hal. 35.

Page 45: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

Sedang Tuhan pun

Memanggil Cintamu

Sedang Tuhan pun memanggil-manggil

cintamu. memanggil kita yang dungu

Ketika dari lengking muadzin yang menggigil

Berjatuhan gerimis

Dan jiwa yang teriris

Marilah sembahyang!

Marilah bersujud!

Marilah tenggelam!

Seseorang bangkit dengan sendirinya

dari ranjang. Berwudhu, mengusap muka

dengan air sumur bumi kinasihnya. Air dari tanah

yakni sang Ibu yang melahirkannya

dan mengurus hari-hari matinya

- itu bakti kepada-Nya. Karena demikianlah semangat

dan bahagia: menemukan wujudnya.

Angin subuh membelai tubuhnya

DAn bulu-bulunya pun bangkitlah

Angin subuh adalah napas Tuhan

Berhembus dari mulutnya yang wangi

Mengusap keningmu. Meniupkan kesejukan

Mengalirkan darah hawa kehidupan

seseorang itu pun sedekap dan berpejam

Tidak untuk berpikir hal semacam keyakinan

Tapi buat mengangkat hasrat kasih

Page 46: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

ke langit, ke kesertamertaan cinta

Menembuskannya ke kerlip bintang-bintang. Ke segala lambang

SSupaya terjilat gelap misteri

di belakangnya. Yakni si Mahakelam

Marilah sembahyang!

Marilah bersujud!

Marilah tenggelam!

Sedang Tuhan pun memanggil-manggil cintamu

Sedang Tuhan pun: rindu

75

Ainun Nadjib, Emha. 1993 (Cet. Ke-2). Sesobek Buku Harian Indonesia.

Yogyakarta: Bentang Intervisi Utama. Hal. 36—37.

Page 47: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

Merasuk Dalam

Asma Allah Semesta

Merasuk dalam asma Allah semesta

aku berjalan menerobos gerimis di hari senja

Aku dengan seluruh gelegak pesonaku

Menggenggam wajahmu. Agar sampai

Angan rinduku di keharibaanmu

Apakah namanya ini jika bukan taqarrub?

Membiaska semangat cinta kasih dalam wujud

Maka terimalah sembahyang kami, Semestaku

Janganlah berdiri kaku di situ. Ikutlah terlibat

Dalam pelukan ini. Agar mutlak peristiwa sujud kami

dapun jika sesat nafsu membakar

Itu adalah soal yang harus dperjuangkan

Itu dosa bagi perjanjian. Tapi bukan

Bagi kedamaian kita, bagi kerelaan dan pengorbanan

Allah sang Dewa Cinta

Tidaklh berpandangan kaku

atau cuci tangan

Terhadap gelombang jiwa yang ingin tenggelam

Allah

Dengan segala perbendaharaan-Nya yang mentakjubkan

Mengupas kening kita

Dan meniupkan permaafan

Seperti kau ketahui

Ia bagaikan cakrawala

kegaibannya sering tak kentara

Page 48: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

Tapi menjamin kelelapan tidur kita

Maka supaya terjilat bayangan-Nya

Aku berjalan menerobos gerimis di suatu hari senja

Aku menerobos gerimis yang tak habisnya turun dalam jiwa

Yang membasahi nyawa

Aku ikut irama lagunya

Merasuk dalam asma Allah semesta

75

Ainun Nadjib, Emha. 1993 (Cet. Ke-2). Sesobek Buku Harian Indonesia.

Yogyakarta: Bentang Intervisi Utama. Hal. 38—39.

Page 49: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

Rimba Gelap di Depanmu

rimba gelap di depanmu

loncat masuk! -dan bukan berpikir

kapal di belakangmu musnah terbakar dan api terus

bernyala-nyala

api terus berkobar, menjilat-jilat, meremuk masa silammu

sedang gelombang samudera terus menderu, mengguncang

setiap pertimbangan

dan akan menerkam semua pengecut yang dungu, yang

tertegun dan bimbang

terjun! - dan jangan bertanya mana jalan, berapa jauh tepian

pertanyaan mesti dibereskan dengan pertanyaan. Api yang

memerah

harus menjadi perlambang bai panas jiwa, dan suara lautan

adalah gemuruh semangat, gelegak darah yang pantang bagai

malaikat

kegelapan, Perempuaku'tidak untuk dijabarkan'

Adam tidak membiarkan matanya kosong bertanya-tanya kapan

dan di mana berada gunung kenikmatan, tapi Hawa yang

telanjang

langsung diterkam dan direguknya! - berkat tangan gelap Tuhan

dan pecahlah keperawanan bumi. Kemudian bermula riwayat

di atas ladang-ladang misteri. - Demikianlah bayangan hidup

di mana seseorang harus hadir dan berangkat begitu saja

kekhawatiran, ketakutan, keasingan yang terbungkus dalam

tiap pengamatan

itu sah milik kita dan sangatlah diperlukan, tapi kapan?

seseorang tidak boleh mati dipecundang oleh akal yang

senantiasa menipiskan harapan

Page 50: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

seseorang harus tetap hidup sementara kaku penimbangan

membuatnya terkencing-kencing

dan bersembunyi di belakang kata-kata manis yang berdesir

lunak di telinga khalayak

tapi di manakah letak Tuhan? Di dalam kegelapan itu, di manakah

Ia berjaga sambil memainkan peranannya diamdiam?

barangkali cuma bisa dilayani dengan Iman atau beberapa

tipuan yang mengasyikkan

tetapi urusan kita hanyalah perbuatan

dan berpikir sambil berjalan

Perempuanku,

hidup kita hanyalah

menembus kelam

mengetuk setiap pintu

sambil berdebar

menanti jawaban......

75

Ainun Nadjib, Emha. 1993 (Cet. Ke-2). Sesobek Buku Harian Indonesia.

Yogyakarta: Bentang Intervisi Utama. Hal. 40—41.

Page 51: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

Jika Kaucium

maka jika kaucium punggung jari tanganku, kakukira aku akan

berbusung dada bagai sesat hati si raja dungu yang lupa siapa

berdiri di belakang tabir putih nurani rakyatnya?

siapa, kautahu. Siapa?

atau kausangka aku segera berpikir hal cengeng menang kalah

perang?

dan meledakkan gemerincing belenggu serta lagu pahit

seorang budak belian?

ataukah terhalang kekhusyukanmu oleh kesombongan dungu

tentang harga

topeng manis dari rasa malu yang diam-diam, serta tentang

kemerdekaan?

kemerdekaan! betapa perkasa nyanyi kemerdekaan!

o, mimpi kisruh kemanusiaan! - ingatlah bahwa kita tak bisa

lepas terbang seperti burung-burung

sambil memiliki bening dan mutlaknya cinta, tanpa diganggu

akal yang sok dan liku nasib yang licik

dan apa sih harga? kebanggaan-kebanggaan tercecer di

pinggir jalan?

pembelaan setiap kali kepergok dan kedodoran atau pisau

yang keliru ditikamkan?

sungguh tak pantas mukanya nongol dalam tuntas keringat

kita dan jangan sekali-kali menghambat gemuruh darah yang

tegang bersenyawa

Perempuanku! - itu isyarat Tuhan

penderitaan adalah perlambang

di sisi seribu kebetulan dan hal-hal remeh yang mengisyaratkan

kukira sang penjaga di ubun

di kaki

Page 52: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

di punggung

di pundak

di kedua tangan

dan segenap ruang, menyeretku

begitu saja, sambil memberiku rasa sakit

yang sama denganmu!

kemudian tumbuh semacam dahaga

kekeringan di tenggorokan jiwaku

yang hanya basah oleh liurmu

dan apa artinya merdeka? jika ia tak bebas

mencari wujudnya!

75

Ainun Nadjib, Emha. 1993 (Cet. Ke-2). Sesobek Buku Harian Indonesia.

Yogyakarta: Bentang Intervisi Utama. Hal. 42—43.

Page 53: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

Lagu

Sangatlah nyaman

Serta penuh kekhusyukan

Bersahabat dengan angin

Dan matahari pagi

Wajah gadisku yang membayang

Mengajakku sejenak berpejam

Tunduk kepala, dan

Menggumamkan salam

Dan embun menguap

Setelah semalaman

- bagai peristiwa cinta -

Membungkus dedaunan lelap

O, biru langit!

O, bukit-bukit!

Saksikanlah bahwa merdeka

Sangatlah mengikat

Bahwa jiwa

Butuh saat-saat alpa

Di mana roh diguncang

Tercampak dari tanya dan pikiran

Gadisku! Wahai gadisku!

Sangatlah nyaman

Bersetia kasih dengan Alam

Dan di bawah Iman-Nya: kita tenggelam

Page 54: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

75

Ainun Nadjib, Emha. 1993 (Cet. Ke-2). Sesobek Buku Harian Indonesia.

Yogyakarta: Bentang Intervisi Utama. Hal. 44.

Page 55: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

Bisakah Kiranya

bisakah kiranya kuharapkan godaan

bisakah kiranya sekilas kau membayang

bisakah kiranya kurebahkan kejemuan

bisakah kiranya bangit dari kebekuan

bisakah kiranya lenyap dari kesadaran

bisakah kiranya dalam alpa aku tenggelam

bisakah kiranya dalam pelukanmu kucipta nyanyian

75

Ainun Nadjib, Emha. 1993 (Cet. Ke-2). Sesobek Buku Harian Indonesia.

Yogyakarta: Bentang Intervisi Utama. Hal. 45.

Page 56: SESOBEK BUKU HARIAN INDONESIA filekalau bisa aku ingin lenyap hidupku sudah jelas: tak bisa mencontoh gerak burung yang polos dan jernih kicaunya kenapa bisa los 76 ... Di surga tidak

Siapapun… Siapapun…!

Saya mohon didoakan. Apa saja. Pokoknya bukan doa yang bukan

berpotensi pada kecelakaan dan kesia-siaan hidup saya. Terimakasih

sebelum dan sesudahnya. Terimakasih selamanya.

Surabaya, 01 Juni 2008 – 02:07

Pengetik (bukan penulis) kumpulan puisi ini

Faishal Himawan MKI