Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
40
BAB III
SETTING LOKASI PENELITIAN
3.1 Diskripsi Perusahaan
Pabrik Gula Kebon Agung Malang berdiri tahun 1905, sejak didirikan
dengan kapasitas giling terpasang 1.500 tth. Tahun 1937 kapasitas giling
dinaikkan menjadi 1.800 tth. Pada tahun 1976 s.d. 1978 diadakan
Rehabilitasi, Perluasan dan Modernisasi (RPM) kapasitas giling menjadi
3.000 tth, tahun 1998 s.d. 2001 dilakukan program penyehatan sehingga
kapasitas giling menjadi 4.700 tth. Dari tahun 2001 hingga 2004 dilakukan
perbaikan dan penggantian mesin untuk meningkatkan kemantapan kinerja
dan efisiensi pabrik dengan sasaran kapasitas giling 5.000 tth. Sejak tahun
2005, Pabrik Gula Kebon Agung Malang melakukan program pengembangan
Kebon Agung dengan sasaran kapasitas giling 5.750 tth.
3.2 Lokasi Perusahaan
Pemilihan lokasi suatu perusahaan merupakan hal yang penting,
karena akan berpengaruh pada kedudukan perusahaan dalam persaingan dan
menentukan kelangsungan hidup itu sendiri. Memilih lokasi pembangunan
perusahaan dalam segi ekonomi harus diperhitungkan, karena penempatan
suatu perusahaan pada lokasi tertentu akan berpengaruh juga terhadap
tidaknya operasi suatu perusahaan.
Pabrik Gula Kebon Agung Malang terletak di Desa Kebon Agung,
Jalan Raya Kebonagung, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, Jawa
Timur. Berjarak 6 km dari Kota Malang dengan Kode Pos 65162, Telepon
(0341) 801371-801064 dan Fax (0341) 801143. Perusahaan ini terletak di
41
jalur lalu lintas utama Malang – Blitar. Area tanah yang digunakan untuk
kegiatan pabrik seluas 70.459 m.
3.3 Visi Misi Perusahaan
Visi Pabrik Gula Kebon Agung Malang, Mewujudkan Perusahaan
yang bergerak dalam industri gula yang berdaya saing tinggi, mampu
memberi keuntungan secara optimal dan terpercaya dengan selalu mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mampu memenuhi
kepentingan petani sebagai mitra kerja, karyawan, pemegang saham dan
pemangku kepentingan lainnya.
Misi Pabrik Gula Kebon Agung Malang, Melakukan kegiatan usaha
dalam industri gula untuk meningkatkan pendapatan perusahaan dengan
menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate
Govenance) melalui pengelolaan secara professional dan selalu
memperhatikan kepentingan stakeholders termasuk petani sebagai mitra kerja
atas dasar hubungan yang saling menguntungkan.
3.4 Sejarah Perusahaan PG. Kebon Agung Kabupaten Malang
PT Kebon Agung memiliki sejarah cukup panjang. Cikal bakal
perusahaan ini diawali dari kepemilikan "Naamloze Vennootschap (NV)
Suiker Fabriek Ke-bon Agoeng" atau NV S.F. Kebon Agoeng oleh De J
avasche Bank pada 1935, kemudian disusul dengan pembelian seluruh saham
NV Cultuur Maatschap-pij Trangkil pada 1962. Sejak saat itu sampai hari ini,
PT Kebon Agung mempunyai 2 PG: Kebon Agung dan Trangkil.
42
Gambar 1. Segenap karyawan PT. Kebon Agung
Sumber Data: www.ptkebonagung.com
Pabrik Gula Kebon Agung sendiri didirikan seorang pengusaha
Tionghwa, Tan Tjwan Bie, pada 1905. Lokasi PG berada di desa Kebon
Agung, kecamatan Pakisaji, kabupaten Malang atau tepatnya kira-kira 5 km
selatan Kota Malang. Pada saat didirikan kapasitas giling PG hanya 5.000 kth
atau 500 tth (ton tebu per hari). Dalam sehari semalam PG hanya menggiling
500 ton tebu atau setara 50 truk yang masing-ma-sing mengangkut 10 ton
tebu. Betapa kecilnya kapasitas tersebut jika dibandingkan dengan PG Kebon
Agung sekarang, yang berkapasitas 6.000 tth atau 12 kali lebih banyak
dibanding saat didirikan tempo dulu. Namun untuk ukuran pabrik gula pada
waktu itu, kapasitas PG Kebon Agung tergolong besar.
Pabrik Gula Kebon Agung semula dikelola secara per-orangan,
kemudian pada 1917 pengelolaan PG di-serahkan kepada Biro Management
Naamloze Ven-nootschap ( NV ) Handel - Landbouw Maatschappij
Tiedeman & van Kerchem (TvK). Setahun berikutnya atau tepatnya 20 Maret
1918 dibentuk "Naam-loze Vennootschap (NV) Suiker Fabriek Kebon
Agoeng" atau NV S.F. Kebon Agoeng, dengan akte Notaris Hendrik Willem
43
Hazenberg (No. 155). Seiring dengan kemerosotan harga di pasar dunia,
industri gula Jawa yang saat itu menjadi jawara eksportir kedua setelah Cuba,
mengalami guncangan hebat. Kesepakatan antar produsen gula dunia atau
yang dikenal dengan "Chardbourne Agrement" pada 1931 mewajibkan
produksi gula Jawa dikurangi dari sekitar 3 ton menjadi maksimal 1,4 juta ton
per tahun. Dampaknya sangat dirasakan pabrik gula di Jawa, termasuk NV
S.F. Kebon Agoeng. Kelesuan usaha menyebabkan pada 1932 seluruh
saham NV S.F. Kebon Agoeng tergadaikan kepada De Javasche Bank
Malang dan 3 tahun berikutnya atau pada 1935 NV S.F. Kebon Agoeng
sepenuhnya menjadi milik De Javasche Bank.
Dalam RUPS Perseroan tahun 1954 ditetapkan ber-bagai keputusan
yang membawa impilkasi penting hingga sekarang :
1. Mengubah nama Perusahaan yang semula NV S.F. Kebon Agoeng menjadi
Perseroan Terbatas Pabrik Gula (PT PG) Kebon Agung
2. Memberhentikan Tuan Tan Tjwan Bie sebagai Direktur
3. Menetapkan Yayasan Dana Tabungan Pegawai-Pegawai Bank Indonesia
dan Dana Pensiun dan Tunjangan bank Indonesia sebagai Pemegang Saham.
Meskipun RUPS tersebut mengubah Direksi dan pemegang saham
perusahaan, namun pengelolaan PT PG Kebon Agung masih tetap
dilaksanakan secara profesional oleh NV Handel - Landbouws Maatschappij
Tiedeman & van Kerchem (TvK). Sementara itu, PG Trangkil berdiri lebih
dulu dibanding PG Kebon Agung. PG ini didirikan pada 2 Desember 1835 di
desa Suwaduk, kecamatan Wedarijaksa, kabupaten Pati. Pada awalnya PG ini
dimiliki H. Muller, seorang pengusaha penggilingan tebu. Setelah Tuan
44
Muller meninggal dunia kepemilikan perusahaan diteruskan oleh Tuan P.A.O.
Waveren Pancras Clifford. Pada 24 Oktober 1838 lokasi pabrik dipindahkan
ke desa Trangkil, kecamatan Wedarijaksa, dengan kapasitas giling sebesar
3.000 kth atau 300 tth. Lokasi PG di desa Trangkil tersebut kini menjadi
bagian kecamatan Trangkil, yang terletak +11 km sebelah utara kota Pati arah
ke Jepara.
Pada 1841 kepemilikan PG Trangkil kembali ber-pindah tangan
kepada Tuan P. Andreas. Perusahaan ini selanjutnya berpindah tangan secara
perorangan beberapa kali, dan tercatat sebagai pemilik terakhir adalah Ny.
Janda Ade Donariere EMSDA E. Janies van Herment.
Pada 1917 kepemilikan PG Trangkil berubah ben-tuk menjadi
Perseroan dengan nama Naamloze Vennootschap (NV) "Cultuur Maatchappy
Trang-kil" dan sebagai pengelolanya diserahkan pada Kantor Perwakilan Biro
Management NV Handel - Landbouw Maatchappy "Tiedeman & van
Kerchem (TvK)" di Jakarta.
Sebelum pendudukan Jepang, seluruh saham NV Cultuur Maatchappy
Trangkil dimiliki oleh "De Indiche Pensioenfonds van de Javasche Bank".
Sementara pengelolaan pabriknya sendiri tetap dipegang NV Tiedeman & van
Kerchem (TvK). Setelah Indonesia merdeka, sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No. 3 tahun 1946, seluruh perusahaan gula harus dikelola oleh
Badan Penyelenggara Perusahaan Gula Negara (BPPGN) yang berkeduduk-
an di Surakarta.
Pada saat Agresi Belanda, banyak PG tidak berop-erasi dan dikuasai
tentara Belanda termasuk PG Kebon Agung, sehingga BPPGN tidak dapat
45
ber-fungsi dengan baik. Pada 21 Desember 1949 sesuai Peraturan Pemerintah
tanggal 25 Agustus 1949 BPPGN dibubarkan.
Pada 8 Maret 1950 keluar Pengumuman Pemerintah No. 2 tahun 1950
yang dikeluarkan oleh 3 Menteri, yaitu Menteri Dalam Negeri, Menteri
Perkebunan dan Menteri Pertanian tentang pembentukan Pani-tia
Pengembalian Perkebunan kepada pemiliknya.
Dengan ketentuan tersebut, mulai 1950 PG Kebon Agung dan
Trangkil kembali dikelola oleh Tiede-man & van Kerchem (TvK).
Pengelolaan ini ber-akhir pada proses pengambilalihan (nasionalisasi) semua
perusahaan - perusahaan yang dimiliki atau dikelola perusahaan asing oleh
Pemerintah Indo-nesia pada 1958. Sejak saat itu kedua PG dikelola oleh
Badan Pimpinan Umum Perusahaan Perke-bunan Gula atau BPU-PPN Gula.
Pada 1962 PT PG Kebon Agung membeli seluruh saham NV Cultuur
Maatschappij Trangkil dan mulai saat itu PG Trangkil menjadi milik PT PG
Kebon Agung disamping PG Kebon Agung.
Pada 1967 Pemerintah melikuidasi BPUPPN Gula dan pada tahun
1968 mengeluarkan Peraturan untuk meninjau kembali perusahaan-
perusahaan yang telah dinasionalisasi dan selanjutnya berdasarkan PP No.
3/1968 PT PG Kebon Agung dikembalikan kepada Pemilik semula.
Pada 17 Juni 1968 dengan Surat Penetapan Direksi Bank Negara
Indonesia Unit I (yang kemudian kembali bernama Bank Indonesia ) dalam
kedudukannya sebagai Pengurus dari Dana Pensiun dan Tunjangan Bank
Negara Indonesia Unit I serta Yayasan Dana Tabungan Pegawai-Pegawai
Bank Negara Indonesia Unit I selaku Pemegang Saham dan Pemilik PT PG
46
Kebon Agung menunjuk PT Biro Management Tri Gunabina sebagai Direksi
Pengelola PT PG Kebon Agung.
Serah Terima pengelolaan PT PG Kebon Agung dari bekas Inspeksi
BPU PPN Gula ke PT Tri Gunabina dilakukan melalui Panitya Likuidasi
BPU PPN Gula dan Karung Goni. Panitia ini bertindak berda-sarkan Surat
Kuasa No. XX-SURKU/68.000/L dan No. XX-SURKU/68.002/L untuk PG
Kebon Agung serta No. XX - SURKU/68.001/L dan No. No. XX –
SURKU/68.003/L untuk PG Trangkil, masing-ma-sing tertanggal 25 Juni
1968, serta berdasarkan Surat Kuasa Pemegang Saham No. 02/GB/68 tanggal
24 Juni 1968.
Pelaksanaan serah terima dilakukan di dua tempat, yaitu masing-
masing untuk :
1. PG Kebon Agung di Surabaya dari bekas Ins-peksi BPU-PPN Gula Daerah
VII di Surabaya.
2. PG Trangkil di Semarang dari bekas Inspeksi BPU-PPN Gula Daerah II di
Semarang.
Dengan demikian sejak 1 Juli 1968 PT Tri Gunabina bertindak penuh
selaku Direksi PT PG Kebon Agung yang memiliki PG Kebon Agung dan PG
Trangkil.
Berdasarkan Akta No. 19 tanggal 8 Maret 1972 yang dibuat oleh
Abdul Latif telah dibentuk Yayasan Dana Pensiun dan Tunjangan Hari Tua
Bank Indo-nesia (YDPTHT-BI) dan menetapkan yayasan ini mulai beroperasi
25 Pebruari 1972 sesuai dengan surat kuasa dari Bank Indonesia. Semenjak
47
saat itu, YDPTHT-BI menjadi Pemegang Saham tunggal dari PT PG Kebon
Agung, menggantikan 2 (dua) Pemegang Saham sebelumnya.
Dengan adanya Undang-Undang No. 11 tahun 1992 tentang Dana
Pensiun maka Bank Indonesia membentuk DAPENBI yang khusus
memberikan manfaat Pensiun bagi Pensiunan BI dan juga mem-bentuk
Yayasan Kesejahteraan Karyawan Bank Indonesia (YKK-BI) yang berfungsi
memberikan pembayaran bantuan (onderstand) dan tunjangan hari tua.
Dengan akte Notaris Abdul Latif No. 29 tanggal 23 Februari 1992
didirikan Yayasan Kesejahteraan Karyawan Bank Indonesia (YKK-BI) oleh
Direksi Bank Indonesia. Dalam RUPS-LB tanggal 22 Maret 1993 diputuskan
bahwa YKK-BI menjadi Peme-gang Saham Tunggal PT Kebon Agung.
Masa pengoperasian PT PG Kebon Agung yang ber-akhir pada 20
Maret 1993 selanjutnya diperpanjang hingga 75 tahun mendatang dengan
Akte Notaris Achmad Bajumi, S.H. No. 120 tanggal 27 Februari 1993.
Momen ini sekaligus menetapkan nama baru PT PG Kebon Agung menjadi
PT Kebon Agung.
Sesuai kebijakan Departemen Kehakiman yang mengatur bahwa
Direksi suatu Perseroan tidak bo-leh berupa badan hukum tetapi harus oleh
orang perseorangan, maka era pengelolaan PT Kebon Agung oleh PT Tri
Gunabina usai sudah. Pada 1 April 1993 bertempat di Kantor Bank Indonesia
Cabang Surabaya dilakukan serah terima pengurusan dan pengelolaan PT
Kebon Agung dari Direksi PT Tri Gunabina kepada Tuan Sukanto
selaku Direktur PT Kebon Agung. Selanjutnya perusahaan dikelo-la sendiri
oleh pengurus perseroan sebagaimana ditetapkan oleh pemegang saham.
48
Sesuai Undang-Undang No.1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas,
yang mengharuskan pemegang saham PT lebih dari 2, maka dalam RUPS-LB
22 Juli 1996 diputuskan bahwa Pemegang Saham PT Kebon Agung masing-
masing terdiri dari YKK-BI dengan kepemilikan saham sebanyak 2.490
lembar atau sebesar 99,6 % dan Koperasi Karyawan PT Ke-bon Agung
"Rosan Agung" dengan kepemilikan saham sebanyak 10 lembar atau sebesar
0,4 %.
Selama perjalanannya, perusahaan secara berkelanjutan mengadakan
penggantian dan penambahan mesin/peralatan dalam upaya meningkatkan
kinerja dan efisiensi kedua PG dan terus mengem-bangkan diri agar mampu
bersaing dalam era pasar bebas. Berdasarkan arah kebijakan tersebut, sejak
2005 perusahaan telah melaksanakan Program Pengembangan PT Kebon
Agung (PPKA) Tahap I yang berakhir pada tahun 2007 dan diteruskan
dengan PPKA Tahap II (tahun 2008 – 2011).
PT Kebon Agung dengan 2 PG yang dimilikinya bisa dikatakan
mewakili sejarah panjang industri gula tebu di Jawa. Kedua PG bisa eksis
dalam me-ngarungi dinamika perubahan dengan berbagai kemelut, tarik ulur
kepentingan, dan kondisi sosial politik. Pengalaman nan panjang melewati
berbagai rintangan dan persoalan ini menjadi modal ke depan bagi
perusahaan untuk tetap berdiri dan beroperasi. Perusahaan bertekad sekuat
tenaga agar kedua PG akan terus menjadi bagian dari industri gula Indonesia,
yang berkontribusi kepada suplai gula nasional dan perekonomian wilayah.
49
3.5. Struktur Organisasi Perusahaan
3.5.1 Struktur Organisasi di Pabrik Gula Kebon Agung
Sebuah perusahaan dapat berjalan secara optimal apabila perusahaan
tersebut membagi sumber daya manusia yang ada ke dalam bagian yang
sesuai dengan keahlianya, sehingga masing-masing individu mempunyai
gambaran yang jelas tentang posisi, hak dan fungsinya.
Struktur organisasi perusahaan merupakan sarana kerangka bagian
dari manager dalam mengkoordinasi tugas, wewenang dan tanggung jawab
setiap bagian, sehingga komunikasi antara pimpinan dan bawahan dapat
berjalan dengan baik serta menghindari adanya kesimpang siuran dalam
menjalin hubungan kerja antar bagian dalam perusahaan.
Struktur organisasi di Pabrik Gula Kebon Agung Malang merupakan
sistem garis. Sistem ini bertujuan untuk memudahkan keseluruhan aktivitas
perusahaan, dimana antara divisi satu dengan divisi lainnya saling berkaitan.
Tanggung jawab dalam perusahaan dibagi dalam empat divisi yaitu
Divisi Tata usaha dan Keuangan (TUK), Divisi Tanaman, Divisi pabrikasi,
dan Divisi Teknik. Setiap divisi masing-masing dipimpin oleh seorang kepala
bagian dan dibantu oleh beberapa sie di bawahnya.
3.5.2 Pembagian Tugas di Pabrik Gula Kebon Agung Malang
Setiap bagian organisasi mempunyai tugas, wewenang dan tanggung
jawab masing-masing. Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab dari
masing-masing bagian dalam struktur organisasi tersebut adalah sebagai
berikut:
50
Manager Pabrikasi
Pemimpin
Kasi Pabrikasi
Pemurnian
Penguapan
Masakan
Puteran
Manager Teknik
Kasi Teknik
Gilingan
Listrik/PLTU
Ketel
Instrumen/Besali
Manager Tanaman
Biro
Tanaman
Kasi Bina
Wilayah
Kasi Tebang
Angkut
Tebang Angkut Bina Wilayah
Manager Tuk
Kasi Keuangan Kasi SDM dan
Umum
Akutansi
PDE
Logistik
Gudang
Personalia
Rumah Tangga
dan Umum
Gambar 4. Struktur Organisasi Pabrik Gula Kebon Agung Malang. Gambar 2 Struktur Organisasi Pabrik Gula Kebon Agung Malang.
51
1. Pemimpin
Pemimpin adalah pejabat umum yang bertanggung jawab terhadap
perusahaan sebagai pemanage karyawan pimpinan dan pelaksana.
Adapun wewenang dan tanggung jawab adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan keputusan dan kebijakan perusahaan dalam mengelola Pabrik
Gula Kebon Agung sesuai dengan ketetapan Direksi.
b. Mengkoordinasikan dan memimpin seluruh kegiatan produksi dan
bertanggung jawab pada Direksi.
c. Mengevaluasi hasil kerja pabrik setiap tahun dan mengambil keputusan
untuk meningkatkan atau mencapai efisiensi pada tahun berikutnya.
2. Manajer Bagian Tata Usaha dan Keuangan (TUK)
Manajer TUK (Tata Usaha dan Keuangan) merupakan pimpinan bagian
tata usaha dimana penangannya dalam arti luas, karena disamping sebagai
administrator keuangan, manajer bagian ini juga mengatasi administrasi
keuangan, manajer bagian ini juga mengatasi bagian lainnya, seperti
kepegawaian dan administrasi logistic.
Adapun wewenang dan tanggung jawab adalah sebagai berikut:
a. Dibawah bimbingan dan keuangan dan kekuasaan dengan persetujuan
Pimpinan Pabrik dan Direksi dapat melaksanakan perencanaan, pengadaan
dan pembinaan sisa modal, bahan dan barang serta melaporkan dan
melaksanakan administrasi secara cepat dan tepat.
b. Merencanakan dan mengkoordinir anggaran belanja baik untuk Tata Usaha
dan Keuangan (TUK) maupun keseluruhan.
c. Memeriksa kebetulan modal kerja dan rencana bulanan.
52
d. Menerima, memeriksa, mendatangani surat-surat yang masuk.
e. Membawahi beberapa seksi yang dikoordinasi yaitu,
Seksi-seksi Tata Usaha dan Keuangan :
1. Kepala Seksi Umum dan Personalia
a. Bertugas menyelesaikan teknik kerja yang menyangkut ketenagakerjaan
dan umum, mengkoordinasi kinerja bagian administrasian dan
kepegawaian, perhitungan upah serta keamanan.
b. Bertanggung jawab kepala bagian TUK
c. Seksi umum dan personalia terdiri dari dari Sub Sie Rumah Tangga
Umum dan Sub Sie Personalia. Adapun tugas dan wewenangnya
adalah:
1. Sub Sie Rumah Tangga Umum
a. Melaksanakan koordinasi program rumah tangga meliputi
pelayanan angkutan dan perwatan kendaraan dinas.
b. Melaksanakan urusan Tata Usaha Pimpinan dan Tata Usaha
Umum.
2. Sub Sie Personalia
a. Memeriksa kelengkapan syarat administrasi calon pekerja
b. Membantu Manajer bagian Tata Usaha dan Keuangan dalam
melaksanakan kebijakan Direksi dan ketentuan administrasi dalam
pencarian karyawan pelaksanaan sesuai dengan kebutuhan formasi
perusahaan.
53
2. Kepala Seksi Keuangan dan Logistik
a. Bertugas menyelenggarakan pengawasan terhadap keluar masuknya
keuangan, penyelesaian persoalan keuangan pabrik atau perusahaan
keseluruhan
b. Bertanggung jawab kepada Kepala Bagian TUK
c. Kepala Seksi Keuangan dan Logistik dalam bekerja dibantu oleh:
1. Sie Akuntansi
a. Menyelesaikan penerimaan-penerimaan atau penyetoran uang ke
Bank
b. Menyelesaikan hasil kegiatan operasi dengan menganalisa biaya
selisih yang timbul dan membuat laporan keuangan
c. Mebukukan penerimaan dan pengeluaran serta membuat laporan
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan
d. Menyelesaikan laporan keuangan perusahaan secara keseluruhan
dan mempertanggung jawabkan kepada bagian TUK
e. Menyelenggarakan pengawasan terhadap keluar masuknya uang.
2. Sie Logistik
a. Mengawasi penerimaan dan pengeluaran hasil produksi, bahan atau
perlengkapan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
b. Membuat laporan tentang hasil produksi, catatan bahan atau
perlengkapan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
54
3. Sie PDE (Processing Data Electronic)
a. Menyelenggarakan penyediaan data secara terperinci yang
berhubungan dengan rencana kerja maupun kepentingan
perusahaan secara keseluruhan
b. Bertanggung jawab kepada kepala bagian TUK.
4. Sie Gudang
a. Menjaga dan memelihara barang dan stok barang
b. Mengatur karyawan gudang
c. Memberikan laporan administrasi barang
d. Mengendalikan stok barang bekas.
3. Manajer Tanaman
Manajer Tanaman adalah seorang karyawan atau staf yang memimpin
bagian tanaman. Adapun tugas dan wewenangnya adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab kepada pimpinan atas semua hal yang menyangkut
masalah tanaman
b. Mengkoordinasikan dan memimpin semua kegiatan bagian tanaman
c. Menyiapkan bahan baku utama yaitu tebu setiap tahun sesuai dengan
kapasitas giling pabrik
d. Menyusun kegiatan tanaman, tebang dan angkut dengan memperhatikan
data-data yang diterima dari sie tanaman, angkut dari sinder-diner kebun
wilayah
e. Membuat rencana kebutuhan saran produksi
f. Menyediakan dan mengkoordinasikan pemakaian alat pertanian
55
g. Mengawasi dan mengadakan evaluasi pembiayaan di Bidang Tanaman,
Tebang dan Angkut
h. Membawahi Biro tanaman dan sie-sie lain yang ada di bagian tanaman
yaitu:
1. Seksi Bina Tanaman Wilayah
a. Menyusun komposisi tanaman di wilayah masing-masing mengenai
luas letak jenis dan masa tanam sehingga bahan baku selama mas
gilingan dapat terjamin
b. Merumuskan rencana dan strategi peningkatan kualitas dan kuantitas
dan melaksanakannya
c. Membuat dan menyusun RAPB (Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja) dan RAUT (Rencana Anggaran Uang Tunai)
d. Membimbing, mengarahkan dan melakukan fungsi pengawasan serta
tanggung jawab terhadap Pimpinan dan semua tugas bawahannya
kearah pembinaan.
2. Seksi Tebang Angkut Tebu
a. Merencanakan dengan mengkoordinir pengangkatan tebu, baik
dengan truk maupun dengan lori
b. Bertanggung jawab atas tebangan dan angkutan sampai tebu siap
digiling
c. Biro tanaman, bertugas membimbing mengarahkan dan membina serta
melakukan fungsi pengawasan terhadap petugas bawahannya
d. Biro tanaman, bertugas membuat perencanaan, pengaturan kerja dan
pengawasan pengelolaan administrasi dengan tertib yang diarahkan
56
kepada pamantapan dan kebenaran informasi data bidang tanaman
unit produksi yang tepat waktunya kepada atasan dan pihak yang
memerlukan
e. Biro tanaman, bertugas meneliti permintaan modal kerja dan
mengajukan kepada kepala bagian tanaman unit produksi, selanjutnya
dengan mendapatkan persetujuan dari pemimpin pabrik dikirim
kepada Kantor Direksi. Menyusun dan mengatur arsip bidang
Tanaman unit produksi dengan tertib sehingga mudah dicari apabila
diperlukan kembali.
4. Manajer Teknik
Manajer merupakan karyawan yang memimpin bagian teknik. Adapun
tugas dan wewenangnya adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan kebijakan perusahaan dalam bidang teknik
b. Mengkoordinasikan rencana kerja dari masing-masing kegiatan di bidang
instansi
c. Mengawasi pelaksanaan kerja
d. Membuat evaluasi atas pelaksanaan perusahaan dalam tahun yang sedang
berjalan dan menggnakan tahun lalu sebagai pedoman dalam penyusunan
rencana atau pelaksanaan yang akan datang
e. Membuat laporan insidental dan laporan rutin
f. Membawahi Sie-Sie yang berada dalam bagian teknik, yaitu:
1. Seksi Stasiun Gilingan
a. Bertanggung jawab atas kelancaran pekerjaan di Stasiun gilingan
57
b. Membuat laporan kepada Manajer bagian teknik tentang kegiatan
yang telah dilaksanakan dan rencana-rencana yang akan dilaksanakan
2. Stasiun Pabrik Tengah
a. Bertanggung jawab atas kelancaran pekerjaan di Stasiun Pabrik
Tengah yang meliputi Stasiun Nira, Stasiun Penguapan dan Stasiun
Masakan.
b. Melaporkan semua kegiatan di Stasiun Pabrik Tengah kepada Manajer
Teknik.
3. Stasiun Ketel dan Listrik
a. Bertanggung jawab atas kelancaran pekerjaan di Stasiun Ketel dan
Listrik
b. Melaporkan semua kegiatan yang dilaksanakan di Stasiun Ketel dan
Listrik kepada Manajer bagian Teknik
c. Mengawsi secara langsung semua pekerjaan yang dilaksanakan di
stasiun ketel dan listrik.
4. Stasiun Putaran
a. Bertanggung jawab atas kelancaran di Stasiun Putaran
b. Melaporkan seluruh kegiatan yang dilaksanakan di Stasiun Puteran
kepada Manajer bagian Teknik
c. Mengawasi secara langsung semua pekerjaan yang dilaksanakan di
Stasiun Putaran.
5. Stasiun Besali
a. Bertanggung jawab atas kelancaran di Stasiun Besali
58
b. Melaporkan seluruh kegiatan yang dilaksanakan di Stasiun Besali
kepada Manajer bagian Teknik
c. Mengawasi secara langsung semua pekerjaan yang dilaksanakan di
Stasiun Besali.
6. Resime
a. Menerima laporan kerusakan dan mengadukan pemeriksaan pada lori
b. Menerima laporan pekerjaan perbaikan pada lori yang telah diperbaiki
c. Mengadakan pemeriksaan kembali pada lori yang telah diperbaiki.
7. B.U. Kendaraan
a. Menerima permohonan pemakaian kendaraan yang telah disetujui
oleh Pemimpin Pabrik dan Manajer bagian yang membutuhkan
b. Mengatur bekerjanya bengkel kendaraan dan fasilitas lain untuk
menjamin kelancaran.
5. Manajer Pabrikasi
Manajer Pabrikasi bertanggung jawab melalui pengawasan terhadap proses
produksi dari bahan baku tebu menjadi gula. Adapun tugas dan wewenangnya
adalah sebagai berikut:
a. Memimpin, mengatur dan mengawasi semua kegiatan pekerjaan pabrikasi
secara keseluruhan
b. Mengkoordinir dan mengawasi karyawan laboratorium karyawan bagian
timbangan agar kelancaran dan efisien pembuatan gula tercapai sesuai
rencana
c. Mengadakan perhitungan 15 harian dan bertanggung jawab atas hasilnya
59
d. Bertanggung jawab atas ketelitian alat-alat penimbang dan ketepatan angka-
angka penimbangan
e. Mengajukan promosi dan mutasi karyawan kepada Pimpinan
f. Menyusun laporan giling setelah giling berakhir
g. Menyusun laporan produksi secara terperinci
h. Membuat rencana kerja dan rencana perbaikan, peningkatan untuk masa
giling berikutnya
i. Memelihara alat-alat laboratorium
j. Membawahi beberapa sie, yaitu:
1. Sie Pemurnian
a. Memurnikan nira dari perahan stasiun Gilingan
b. Pemisahan zat-zat padat dari gula secara fisis (dengan cara
penyaringan dan kimiawi)
2. Sie Penguapan
a. Proses pemurnian nira masih banyak mengandung air, sehingga
dilakukan proses penguapan air agar diperoleh nira kental dengan
kekentalan tertentu.
3. Sie Masakan
a. Proses kristalisasi yang dimaksudkan untuk mengambil gula dalam
nira kental sebanyak-banyaknya untuk dijadikan kristal dengan ukuran
tertentu yang dikehendaki. Didalam proses kristalisasi ini diperoleh
larutan Kristal gula yang disebut masecuite serta diperoleh hasil
samping yang berupa air kondesat yang dimanfaatkan sebagai umpan
di Stasiun Ketel.
60
4. Sie Puteran
a. Proses putaran masecuite, yang bertujuan memisahkan kristal gula
dari larutan (sirupnya). Pada proses ini akan diperoleh gula produk
SHS dan hasil samping tetes.
Jam kerja yang ditetapkan oleh Pabrik Gula Kebon Agung Malang adalah sebagai
berikut:
Senin s/d Kamis Pagi :07.00 s/d 11.30 WIB
Istirahat :11.30 s/d 12.30 WIB
Siang :12.30 s/d 15.00 WIB
Jum’at Pagi :07.00 s/d 11.00 WIB
Istirahat :11.00 s/d 13.00 WIB
Siang :13.00 s/d 15.30 WIB
Sabtu Pagi :07.00 s/d 12.30 WIB.
3.6. Data Petani Tebu Pabrik Gula Kebon Agung Malang
A. Di Kabupaten Malang
1. KUD DEWI SRI - LAWANG
Tabel 1. KUD DEWI SRI - LAWANG
NO. STATUS JUMLAH
1. PEMILIK 6
2. PEMILIK & PENGARAP 23
TOTAL 29
2. KUD DENGKOL – SINGOSARI I
Tabel 2. KUD DENGKOL – SINGOSARI I
NO. STATUS JUMLAH
1. PEMILIK 9
2. PEMILIK & PENGARAP 30
TOTAL 39
1. KUD KARANGP - KARANGPLOSO
Tabel 3. KUD KARANGP - KARANGPLOSO
NO. STATUS JUMLAH
1. PEMILIK 12
61
2. PEMILIK & PENGARAP 29
TOTAL 41
2. KUD J.A.U - JABUNG
Tabel 4. KUD J.A.U - JABUNG
NO. STATUS JUMLAH
1. PEMILIK 14
2. PEMILIK & PENGARAP 37
TOTAL 51
3. KUD MODEL - PAKIS
Tabel 5. KUD MODEL - PAKIS
NO. STATUS JUMLAH
1. PEMILIK 4
2. PEMILIK & PENGARAP 37
TOTAL 41
4. KUD AGUNG – TUMPANG
Tabel 6. KUD AGUNG – TUMPANG
NO. STATUS JUMLAH
1. PEMILIK 7
2. PEMILIK & PENGARAP 39
TOTAL 46
5. KUD MENARA - PONCOKUSUMO
Tabel 7. KUD MENARA - PONCOKUSUMO
NO. STATUS JUMLAH
1. PEMILIK 10
2. PEMILIK & PENGARAP 30
TOTAL 40
6. KUD KATU - WAGIR
Tabel 8. KUD KATU - WAGIR
NO. STATUS JUMLAH
1. PEMILIK 6
2. PEMILIK & PENGARAP 22
TOTAL 28
62
7. KUD BARU – KUD TAJINAN
Tabel 9. KUD BARU – KUD TAJINAN
NO. STATUS JUMLAH
1. PEMILIK 6
2. PEMILIK & PENGARAP 19
TOTAL 25
8. KUD SARIBUMI - BULULAWANG
Tabel 10. KUD SARIBUMI - BULULAWANG
NO. STATUS JUMLAH
1. PEMILIK 7
2. PEMILIK & PENGARAP 20
TOTAL 27
9. KUD BERINGIN - PAKISAJI
Tabel 11. KUD BERINGIN - PAKISAJI
NO. STATUS JUMLAH
1. PEMILIK 10
2. PEMILIK & PENGARAP 15
TOTAL 25
10. KUD SBR.PUCUN - KROMENGAN
Tabel 12. KUD SBR.PUCUN - KROMENGAN
NO. STATUS JUMLAH
1. PEMILIK 10
2. PEMILIK & PENGARAP 20
TOTAL 30
11. KUD WONOSARI - WONOSARI
Tabel 13. KUD WONOSARI - WONOSARI
NO. STATUS JUMLAH
1. PEMILIK 8
2. PEMILIK & PENGARAP 13
TOTAL 21
12. KUD SBR.PU - SUMBERPUCUNG
Tabel 14. KUD SBR.PU - SUMBERPUCUNG
NO. STATUS JUMLAH
63
1. PEMILIK 4
2. PEMILIK & PENGARAP 16
TOTAL 20
13. KUD NGAJUM - NGAJUM
Tabel 15. KUD NGAJUM - NGAJUM
NO. STATUS JUMLAH
1. PEMILIK 7
2. PEMILIK & PENGARAP 13
TOTAL 20
14. KUD PAGAK - PAGAK
Tabel 16. KUD PAGAK - PAGAK
NO. STATUS JUMLAH
1. PEMILIK 6
2. PEMILIK & PENGARAP 12
TOTAL 18
15. KUD KALIPARE - KALIPARE
Tabel 17. KUD KALIPARE - KALIPARE
NO. STATUS JUMLAH
1. PEMILIK 9
2. PEMILIK & PENGARAP 14
TOTAL 23
16. KUD SRI SEDON – SINGOSARI II
Tabel 18. KUD SRI SEDON – SINGOSARI II
NO. STATUS JUMLAH
1. PEMILIK 5
2. PEMILIK & PENGARAP 8
TOTAL 13
17. KUD SUBUR - KEDUNGKANDANG
Tabel 19. KUD SUBUR - KEDUNGKANDANG
NO. STATUS JUMLAH
1. PEMILIK 8
2. PEMILIK & PENGARAP 15
64
TOTAL 23
18. KUD KEPANJEN - KEPANJEN
Tabel 20. KUD KEPANJEN - KEPANJEN
NO. STATUS JUMLAH
1. PEMILIK 6
2. PEMILIK & PENGARAP 12
TOTAL 18
19. KUD PADITA - TUMPANG
Tabel 21. KUD PADITA - TUMPANG
NO. STATUS JUMLAH
1. PEMILIK 8
2. PEMILIK & PENGARAP 11
TOTAL 17
20. KUD SARI MADU – KEBON AGUNG
Tabel 22. KUD SARI MADU – KEBON AGUNG
NO. STATUS JUMLAH
1. PEMILIK 10
2. PEMILIK & PENGARAP 9
TOTAL 19
3.4.1.1.1 DI LUAR MALANG
1. KUD KAR – KESAMBEN BLITAR
NO. STATUS JUMLAH
1. PEMILIK 8
2. PEMILIK & PENGARAP 18
TOTAL 26