34
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kerangka kerja konseptual memberikan adaptasi sistematik dalam standar akuntansi bagi lingkungan bisnis yang terus berubah. FASB menggunakan kerangka kerja konseptual untuk membekali perkembangan standar akuntansi yang baru secara terorganisasi dan konsisten. Disamping itu, mempelajari kerangka kerja konseptual FASB akan memudahkan seseorang untuk mengerti dan mengantisipasi standar masa depan. Kerangka kerja konseptual menyebutkan tujuan dari pelaporan keuangan dan karakteristik dari informasi akuntansi yang baik, mendefinisikan dengan tepat istilah-istilah yang biasa digunakan seperti asset dan pendapatan serta menyediakan petunjuk untuk pengakuan, pengukuran, dan pelaporan keuangan yang tepat. Dengan adanya Standard Akuntansi Keuangan (SAK) yang baru, memberikan petunjuk-petunjuk dan aturan-aturan pelaporan keuangan yang berbeda dari sebelumnya. Sehingga diperlukan adanya publikasi kepada seluruh pelaku akuntansi di Indonesia agar menyesuaikan dengan peraturan baru yang berlaku. B. Tujuan Tujuan penulisan makalah ini selain untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Teori Akuntansi penulis juga ingin manambah wawasan tentang Kerangka Konseptual dan Laporan Keuangan khususnya, dan sebagai pengingat di kala lupa bagi pembaca

SFAC No. 1

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Kerangka kerja konseptual memberikan adaptasi sistematik dalam standar akuntansi

bagi lingkungan bisnis yang terus berubah. FASB menggunakan kerangka kerja konseptual

untuk membekali perkembangan standar akuntansi yang baru secara terorganisasi dan

konsisten. Disamping itu, mempelajari kerangka kerja konseptual FASB akan memudahkan

seseorang untuk mengerti dan mengantisipasi standar masa depan. Kerangka kerja konseptual

menyebutkan tujuan dari pelaporan keuangan dan karakteristik dari informasi akuntansi yang

baik, mendefinisikan dengan tepat istilah-istilah yang biasa digunakan seperti asset dan

pendapatan serta menyediakan petunjuk untuk pengakuan, pengukuran, dan pelaporan

keuangan yang tepat.

Dengan adanya Standard Akuntansi Keuangan (SAK) yang baru, memberikan

petunjuk-petunjuk dan aturan-aturan pelaporan keuangan yang berbeda dari sebelumnya.

Sehingga diperlukan adanya publikasi kepada seluruh pelaku akuntansi di Indonesia agar

menyesuaikan dengan peraturan baru yang berlaku.

B.     Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini selain untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Teori

Akuntansi penulis juga ingin manambah wawasan tentang Kerangka Konseptual dan Laporan

Keuangan khususnya, dan sebagai pengingat di kala lupa bagi pembaca pada umumnya ,

serta untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi disekitar kita terkait pembahasan ini .

C.    Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, kami akan merumuskan masalah sebagai berikut:

1.      Apa yang dimaksud dengan conceptual framework ?

2.      Apa sajakah isi dari conceptual framework ?

3.      Apa fungsi dari conceptual framework ?

4.      Apakah Tujuan dari Laporan Keuangan ?

5.      Bagaimanakah Konsep Pengakuan dan Pengukuran ?

BAB II

PEMBAHASAN

1.      Definisi Conceptual Framework

Conceptual Framework atau disebut dengan Kerangka Konseptual dideskripsikan

sebagai sebuah konstitusi, sistem yang koheren dari objek-objek yang saling berhubungan

dan mendasar yang menuju kepada standar yang konsisten dan menentukan sifat dasar,fungsi

batas dari akuntansi keuangan dan pelaporan keuangan. Dasar-dasar ini mendasari konsep

akuntansi, konsep yang menjadi petunjuk dan prinsip bagi transaksi-transaksi akuntansi,

pengukuran transaksi-transaksi tersebut untuk sekelompok pengguna akuntansi.

2.      Isi Conceptual Framework

a.       Penyedia informasi objektif (SFAC 1)

1.      Berguna untuk pembuatan keputusan.

Laporan keuangan harus menyediakan informasi yang berguna kepada investor dan kreditor

dan pengguna lain dalam pemutusan investasi dan kredit yang rasional dan keputusan

keuangan lainnya.

Informasi harus dapat dipahami bagi para pengguna laporan keuangan agar dapat

mempelajari laporan tersebut dengan baik untuk pembuatan keputusan kegiatan ekonomi

masing-masing bagian.

2.      Membantu memprediksi arus kas di masa datang.

Laporan keuangan harus menyediakan informasi yang berguna untuk membantu para investor

dan kreditor yang berpotensi untuk menaksir jumlah, waktu, dan penerimaan kas yang tidak

pasti.

3.      Evaluasi sumber daya ekonomi

Laporan keuangan juga harus dapat menyediakan informasi tentang asset, hutang, dan modal

pemilik perusahaan untuk dapat membantu investor, kreditor dan pihak lain dalam

mengevaluasi kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan dan likuiditas serta

kemampuannya dalam membayar utang jangka panjang. Informasi seperti ini akan membantu

pemakai dalam menentukan kondisi keuangan perusahaan, yang kemudian akan memberikan

gambaran tentang prospek arus kas di masa yang akan datang.

b.      Karakteristik kualitatif :

Kualitatif Utam a

1.    Relevansi

  Nilai umpan balik (feedback value) adalah suatu alat bantu laporan keuangan dari umpan balik

kejadian masa lalu yang membantu dalam mengkonfirmasi atau memperbaiki perkiraan

sebelumnya.

  Nilai prediksi (predictive value) adalah nilai perkiraan dari informasi-informasi sebelumnya

untuk memberikan prediksi di masa yang akan datang. Sebagai contoh, ketika perusahaan

menyajikan laporan laba rugi komparatif, seorang investor memiliki informasi untuk

membandingkan hasil operasi tahun lalu dengan tahun ini. Hal ini memberikan dasar umum

untuk mengevaluasi perkiraan sebelumnya dan untuk menfestimasi hasil yang muungkin

diperoleh tahun depan.

  Tepat waktu (timeliness) adalah aspek yang penting agar informasi dapat “membuat suatu

perbedaan” karena apabila informasi baru bisa didapat setelah keputusan diambil, tidak akan

banyak berguna. Pelaporan keuangan banyak dikritik mengenai ketepatan waktunya karena

pada masa teknologi informasi seperti sekarang, pemakai laporan keuangan semakin ingin

mendapatkan jawaban dadlam waktu singkat, bukan pada akhir suatu tahun atau suatu

kuartal.

2.      Keandalan

  Dapat diverifikasi (verifiability) adalah suatu elemen yang harus dimiliki oleh akuntan untuk

mencari dasar pengukuran laporan keuangan yang dapat diverifikasi oleh akuntan laen yang

terlatih dengan menggunakan metode yang sama.

  Penyajian yang jujur (representational faithfullness) berarti bahwa ada kesesuaian antara

pengukuran dengan aktifitas ekonomi atau unsur akuntansi yang diukur.

  Netralitas (neutrality) merupakan konsep yang serupa dengan konsep yang berkaitan dengan

“kejujuran”. Apabila laporan keuangan bertujuan untuk memuaskan sebagian besar kelompok

pemakainya, maka informasi yang disajikan tidak boleh berpihak terhadap kepentingan suatu

kelompok dari pemakainya dan mengorbankan kelompok lain. Netralitas juga mencerminkan

bahwa pembentuk standar akuntansi tidak boleh dipengaruhi oleh dampak potensial dari

peraturan baru terhadap perusahaan atau industri tertentu. Pada umumnya, netralitas

merupakan hal yang sangat sulit dicapai karena perusahaan yang mungkin dirugikan oleh

adanya peraturan baru akan melakukan lobi-lobi untuk melawan standar yang diajukan.

Kualitatif Sekunder

1.    Dapat dibandingkan (comparability) adalah bahwa informasi menjadi lebih berguna ketika

dapat dikaitkan dengan suatu tolak ukur atau standar. Perbandingan dapat dilakukan dengan

data dari perusahaan lain atau informasi yang sejenis dengan perusahaan yang sama, tetapi

pada periode yang berbeda.

2.    Konsistensi (consistency) adalah perbandingan dalam data akuntansi untuk perusahaan yang

sama selama beberapa periode. Perbandingan membutuhkan bahwa kejadian yang serupa

dicatat dengan cara yang sama dalam laporan keuangan dari perusahaan yang berbeda dan

untuk perusahaan tertentu dalam periode yang berbeda. Namun demikian, harus diakui bahwa

keseragaman bukan selalu menjadi jawaban dari perbandingan. Kondisi yang berbeda

mungkin akan membutuhkan perlakuan akuntansi yang berbeda.

Hambatan

1.    Materialitas (materiality) adalah suatu penggunaan elemen laporan keuangan dimana seorang

akuntan harus menggunakan penilaiannya dalam menentukan apakah suatu unsur material

atau tidak.

2.    Konservatisme (conservatism) adalah yang secara historis telah menjadi prinsip petunjuk di

balik banyak praktik akuntansi. Konsep konservatisme dapat disimpulkan sebagai berikut:

Apabila ragu, akui semua kerugian tetapi jangan mengakui adanya keuntungan. Dalam

merumuskan kerangka kerja konseptual, FASB tidak memasukkan konservatisme dalam

daftar karakteristik kualitatif. Namun, konservatisme merupakan konsep yang sangat penting.

Laporan keuangan cenderung bias untuk melaporkan terlalu rendah nilai aset dan keuntungan

yang kehilangan karakteristik relevansi dan keandalan.

c.       Konsep Pengakuan dan Pengukuran Laporan Keuangan

A sumsi A kuntansi D alam M odel T radisional

    Entitas Ekonomi ( Economic Entity )

Perusahaan bisnis bisa dipandang sebagai entitas ekonomi yang terpisah dan berbeda dari

pemiliknya atau unit bisnis lainnya . Mengidentifikasi luas suatu entitas ekonomi secara

pasti merupakan hal yang sangat sulit dengan semakin banyaknya jaringan anak perusahaan

yang dimiliki oleh perusahaan besar dan anak dari anak perusahaan yang dengan kaitan

bisnis yang kompleks antara anggota-anggotanya . Pada sisi lain, terkadang sulit untuk

memisahkan transaksi personal yang dilakukan oleh pemilik dengan transaksi dari bisnis

kecil.

    Kelangsungan Usaha ( Going Concern )

Asumsi kelangsungan usaha ini mendukung penyusunan neraca yang melaporkan biaya

yang dianggarkan untuk aktivitas di masa yang akan datang daripada nilai pasar dari properti

yang akan direalisasikan pada saat terjadi likuidasi sukarela atau penjualan terpaksa. Asumsi

yang sama juga diperlukan dalam penyusunan laporan laba rugi, akan tetapi hanya untuk

bagian pendapatan dan biaya yang dialokasikan.

Satuan Mata Uang Yang Stabil ( Stable Monetary Unit )

Transaksi diasumsikan dapat diukur dalam satuan mata uang yang stabil . Oleh karena

asumsi diabaikan . Bagi banyak akuntan , hal ini merupakan keterbatasan yang serius dari

model akuntansi . Pada akhir 1970-an ketika tingkat inflasi AS mencapai dua digit, FASB

mengadopsi sebuah standar (statement no.33) yang mengharuskan pengungkapan tambahan

untuk angka yang telah disesuaikan dengan inflasi. Namun , karena laju inflasi relative

rendah selama 15 tahun terakhir , minat atas statement no.33 hilang , dan standar tersebut

dibatalkan . Tentu saja beberapa negara lain yang secara historis memiliki nilai inflasi yang

cukup tinggi secara rutin mensyaratkan laporan keuangan yang disesuaikan dengan tingkat

inflasi

Periode Akuntansi ( Accounting Period )

Oleh karena laporan keuangan diperlukan secara tepat waktu, umur dari entitas bisnis dibagi

dalam periode akuntansi (accounting period) yang spesifik. Biasanya , tahun merupakan

periode normal untuk pelaporan , ditambah dengan laporan keuangan sementara setiap

kuartal. Banyak pemakai laporan keuangan menginginkan laporan yang cepat dan

menganggap periode kuartalan terlalu lama. Namun di lain pihak , banyak pemimpin usaha

AS terkadang menyatakan bahwa siklus pelaporan kuartalan ini terlalu singkat dan memaksa

manajer berfokus pada keuntungan jangka pendek dibandingkan pertumbuhan jangka

penjang . Banyak negara lain seperti Inggris mensyaratkan laporan keuangan setengah tahun.

P engukuran

Biaya Histori ( Historical Cost )

Merupakan harga setara kas untuk barang atau jasa pada tanggal perolehan .

Contoh: untuk unsur yang diukur degan menggunakan biaya historis adalah nama bangunan

peralatan dan sebagian besar persediaan.

    Biaya Pengganti Saat Ini ( Current Replacement Cost )

Adalah harga setara kas yang bisa ditukarkan pada saat ini untuk membeli atau menggantikan

Abarang atau jasa yang sejenis.

Contoh: Beberapa persediaan yang mengalami penurunan nilai sejak diperoleh.

Nilai Pasar Saat ini ( Current Market Value )

Harga kas yang setara dengan harga yang bisa didapatkan dengan menjual asset dalam

kondisi penjualan biasa.

Contoh : beberapa instrument keuangan

    Realisasi Bersih ( Realizable Value )

Sejumlah kas yang diharapkan akan diterima dari konfersi asset dalam aktivitas bisnis

normal. Contoh : piutang dagang

Nilai Sekarang atau Nilai Yang Didiskontokan ( Present or Discounted Value)

Jumlah arus masuk kas bersih dimasa yang akan datang atau arus keluar yang didiskontokan

ke nilai sekarang pada tingkat bunga yang sesuai.

Contoh: piutang jangka panjang

d.      Elemen-Elemen Laporan Keuangan

1.      Aset ( asset )

Aset merupakan kemungkinan manfaat ekonomi di mas yang akan datang yang diperoleh

atau dikendalikan oleh entitas tertentu sebagai hasil dari transaksi atau kejadian di masa lalu.

2.      Kewajiban ( liabilities )

Kewajiban merupakan kemungkinan pengorbanan manfaat ekonomi di masa yang akan

datang yang timbul dari kewajiban sekarang dari suatu entitas untuk mengalihkan aset atau

menyediakan jasa kepada entitas lain pada masa yang akan datang sebagi hasil dari transaksi

atau kejadian di masa lalu.

3.      Ekuitas (equity)

Ekuitas merupakan sisa kepemilikan atas asset dari suatu entitas setelah dikurangi kewajiban-

kewajibannya.

4.      Investasi oleh Pemilik

Investasi oleh Pemilik merupakan peningkatan modal dari perusahaan bisnis tertentu yang

dihasilkan dari pengalihan dari entitas lain atau sesuatu yang bernilai untuk mendapatkan atau

meningkatan kepemilikan (modal)-nya dalam perusahaan tersebut. Aset merupakan yang

paling banyak diterima sebagai investasi oleh pemilik,tetapi hal lain yang dapat diterima bisa

berupa jasa atau kepuasan atau konversi kewajiban perusahaan.

5.      Distribusi kepada pemilik

Distribusi kepada pemilik merupakan penurunan modal dari perusahaan bisnis tertentu yang

dihasilkan dari pengalihan asset,pemberian jasa atau timbulnya kewajiban oleh perusahaan

kepada pemilik. Distribusi kepada pemilik ini akan menurunkan kepemilikan (modal)-nya

dalam perusahaan.

6.      Laba Komprehensif

Laba Komprehensif meupakan perubahan dalam modal perusahaan bisnis selama suatu

periode dari transaksi,kejadian,dan kondisi lainnya yang berasal dari sumber-sumber selain

pemilik. Termasuk didalamnya adalah semua perubahan dalam modal selama suatu periode

kecuali yang berasal dari investasi oleh pemilik dan distribusi kepada pemilik.

7.      Pendapatan ( Revenue )

Adalah arus masuk atau penigkatan lain dari asset suatu entitas atau pelunasan kewajiban

(atau kombinasi keduanya) dari penyerahan atau produksi suatu barang , pemberian jasa,

atau aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar atau usaha utama yang sedang dilakukan

entitas tersebut.

8.      Beban ( Expense )

Adalah arus keluar atau penggunaan lain dari asset atau timbulnya kewajiban(atau kombinasi

keduanya)dari penyerahan atau produksi suatu barang , pemberian jasa , atau pelaksanaan

aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar atau usaha utama yang sedang dilakukan entitas

tersebuat.

9.      Keuntungan ( Gain )

Adalah peningkatan dalam ekuitas (asset bersih )dari transaksi sampingan atau transaksi yang

terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua transaksi , kejadian, dan kondisi lainnya

yang mempengaruhi entitas tersebut , kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi

pemilik.

10.  Kerugian ( Loss )

Adalah penurunan dalam modal (asset bersih) dari transaksi sampingan atau transaksi yang

terjadi sesekali yang terjadi dari suatu entitas dan dari semua transaksi, kejadian, dan kondisi

lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau

investasi pemilik.

e.       Bagian-bagian Laporan Keuangan

1.                Neraca saldo

2.                Laporan Laba / Rugi

3.                Laporan arus kas

4.                Laporan modal pemilik

3.      Fungsi Concepetual Framework

Conceptual framework atau kerangka konseptual berguna sebagai pengatur aturan

dalam pengembangan standar-standar akuntansi dengan menyediakan sebuah lembaga

dengan landasan yang umum dan mendasar untuk mempertimbangkan keunggulan salah satu

dari beberapa pilihan.

KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI (KONVENSIONAL)

PENGERTIAN KERANGKA KONSEPTUAL :

Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) didefinisikan oleh  FASB sebagai:

“a coherent system of interrelated objectives and fundamentals that is expected to lead to

consistent standards and that prescribes the nature, function, and limits of financial

accounting and reporting”.

Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren yang

terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan

bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari

akuntansi keuangan dan laporan keuangan

Yang dimaksud tujuan adalah tujuan pelaporan keuangan . Sedangkan fundamentals (kaidah-

kaidah pokok) adalah konsep-konsep yang mendasarai akuntansi keuangan, yakni yang

menuntun kepada pemilihan transaksi, kejadian, dan keadaan-keadaan yang harus

dipertanggungjawabkan, pengakuan dan pengukurannya, cara meringkas serta

mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Konsep-konsep yang bersifat pokok atau fundamental, artinya bahwa konsep-konsep

lainnya mengalir dari konsep-konsep pokok tersebut yang diperlukan sebagai referensi

berulang-ulang dalam menetapkan, menafsirkan, dan menetapkan standar akuntansi keuangan

dan pelaporan.

Kebutuhan akan Kerangka Kerja Konseptual

1.      Kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai laporan

keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan komparabilitas antar laporan

keuangan perusahaan.

2.      Masalah-masalah yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada kerangka

teori yang telah ada

Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual FASB (Financial Accounting Standard Board)

telah menerbitkan enam statement of financial accounting concept yang berhubungan dengan

pelaporan keuangan entitas bisnis, yaitu:

         SFAC no. 1 “objective of financial reporting by business enterprises”, yang menyajikan

tujuan dan sasaran akuntansi.

         SFAC no. 2 “qualitative caracteristics of accounting information”, yang menjelaskan

karakteristik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat.

         SFAC no. 3 “element of financial statement of business enterprises”, yang memberikan

definisi dari pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan seperti aktiva, kewajiban,

pendapatan dan beban.

         SFAC no. 5 “recognition and measurement in financial statement of business enterprises”,

yang menetapkan kriteria pengakuan dan pengukuran fundamental serta pedoman tentang

informasi.

         SFAC no. 6 “element of financial statement”, yang menggantikan SFAC no. 3 dan

memperluas SFAC no. 3 dengan memasukkan organisasi-organisasi nirlaba.

         SFAC no. 7 “using cash flow information and present value in accounting measurement”,

yang memberikan kerangka kerja bagi pemakaian arus kas masa depan yang diharapkan dan

nilai sekarang (present value) sebagai dasar pengukuran.1[1]

1

TINGKAT PERTAMA: TUJUAN DASAR

         Tujuan pelaporan keuangan (objectives of financial reporting) adalah untuk menyediakan

informasi:

1)      yang berguna bagi mereka yang memiliki pemahaman memadai tentang aktivitas bisnis

dan ekonomi untuk membuat keputusan investasi serta kredit;

2)      untuk membantu investor yang ada dan potensial, kreditor yang ada dan potensial, serta

pemakai lainnya dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan;

3)      tentang sumber daya ekonomi, klaimterhadap sumber daya tersebut, dan perubahan di

dalamnya.

         Tujuan(objectives) dimulai dengan lebih banyak berfokus pada informasi yang berguna bagi

para investor dan kreditor dalam membuat keputusan. Fokus ini lalu menyempit pada

kepentingan investor dan kreditor atas prospek penerimaan kas dari investasi mereka dalam,

atau dari pinjaman yang telah mereka berikan ke entitas bisnis. Pada akhirnya, tujuan

berfokus pada laporan keuangan yang menyediakan informasi yang berguna untuk menilai

prospek arus kas yang akan diterima entitas bisnis yaitu arus kas yang menjadi harapan

investor dan kreditor. Pendekatan ini dikenal sebagai kegunaan keputusan (decision

usefulness).

         Dalam menyediakan informasi kepada pemakai laporan keuangan, profesi akuntan

mengandalkan laporan keuangan bertujuan-umum(general-purpose financial statement), yaitu

menyediakan informasi paling bermanfaat dengan biaya minimal kepada berbagai kelompok

pemakai

Tujuan dari pelaporan keuangan menurut SFAC NO. 1 (Statement of Financial Accounting

Concepts) :

         Pelaporan keuangan memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor dan kreditor, dan

pemakai lainnya dalam mengambil keputusan investasi, kredit dan yang serupa secara

rasional. Informasi tersebut harus bersifat comprehensive bagi mereka yang memiliki

pemahaman yang rasional tentang kegiatan bisnis dan ekonomi dan memiliki kemauan untuk

memelajari informasi dengan cara yang rasional.

         Pelaporan keuangan memberikan informasi untuk membantu investor , kreditor dan pemakai

lainnya tentang penerimaan kas bersih yang berkaitan dengan perusahaan.

         Pelaporan keuangan memberikan informasi tentang sumber-sumber ekonomi  suatu

perusahaan dan klaim terhadap sumber-sumber tersebut.

         Pelaporan keuangan menyediakan informasi tentang hasil usaha (performan keuangan)

selama satu periode.

         Pelaporan keuangan menyediakan informasi tentang bagaimana perusahaan memperoleh dan

membelanjakan kas, pinjaman dan pengembaliannya, transaksi modal, dividen dan equities

lainnya dan faktor yang mempengaruhi solvenci dan likuiditas perusahan.

         Pelaporan keuangan menyediakan informasi tentang bagaimana manajemen

mempertanggung-jawabkan kepada pemilik atas pemakaian sumber ekonomi yang

dipercayakan kepadanya.

         Pelaporan keuangan memberikan informasi yang bermanfaat bagi manajer dan direktur

sesuai kepentingan pemilik.

TINGKAT KEDUA : KONSEP-KONSEP FUNDAMENTAL

Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi

Agar berguna dalam pengambilan keputusan (decision usefulness), informasi akuntansi harus

memiliki dua kualitas yaitu kualitas primer dan kualitas sekunder. Tentu saja terdapat

beberapa kendala untuk mencapai dua kualitas tersebut.

Kualitas Primer

Relevansi (relevance) dan keandalan (reliability) harus melekat pada informasi akuntansi.

1)      Relevansi. Agar relevan informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam

sebuah keputusan. Informasi itu mampu mempengaruhi pengambilan keputusan dan

berkaitan erat dengan keputusan yang akan diambil, jika tidak berarti informasi tersebut

dikatakan tidak relevan. Informasi  yang relevan harus memiliki nilai umpan balik (feed-back

value), yakni mampu membantu menjustifikasi dan mengoreksi harapan masa lalu. Informasi

juga harus memiliki nilai prediktif (predictive value) yakni dapat digunakan untuk

memprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.

Selain itu kualitas relevan juga harus mempunyai substansi tepat waktu (timeliness).

Informasi harus disajikan kepada para pemakai sebelum informasi itu kehilangan

kapasitasnya untuk mempengaruhi pengambilan keputusan.

2)      Keandalan. Informasi dianggap andal jika dapat diverifikasi,  netral, disajikan secara

tepat serta bebas dari kesalahan dan bias (penyimpangan). Keandalan sangat diperlukan bagi

individu-individu pemakai yang tidak memiliki waktu atau keahlian untuk mengevaluasi isi

faktual dari informasi.

Realibilitas sangat diperlukan oleh individu-individu yang tidak memiliki waktu atau

keahlian untuk mengevaluasi isi faktual dari informasi.

         Daya Uji (verifiability): ditunjukkan ketika pengukur-pengukur independen, dengan

menggunakan metode pengukuran yang sama, mendapatkan hasil yang serupa.

         Ketepatan penyajian (representational faithfulness): angka-angka dan penjelasan dalam

laporan keuangan mewakili apa yang benar-benar ada dan terjadi.

         Netralitas(neutrality): informasi tidak dapat dipilih untuk kepentingan sekelompok pemakai

tertentu. Info yang disajikan harus faktual, benar dan tidak bias

3)      Keberdayaujian (verifiability). Informasi harus dapat diuji kebenarannya. Dapat

diujinya kebenaran informasi akuntansi berdasar pada keobyektifan dan konsensus. Contoh,

keandalan informasi harga perolehan fixed assets harus diuji berdasar data masa lalu yang

terekam pada faktur (keobyektifan). Tetapi keandalan informasi tentang depresiasi aktiva

tetap itu adalah berdasarkan konsensusa mengenai metode depresiasi yang digunakan,

taksiran nilai residu, dan taksiran umur ekonomis.

4)      Kenetralan (neutrality). Informasi akuntansi dimaksudkan untuk memenuhi tujuan

berbagai kelompok pemakai. Oleh karena itu harus bebas dari usaha-usaha untuk

memberikan keuntungan lebih kepada kelompok tertentu.

5)      Kejujuran penyajian (representational faithfulness). Penyajian yang jujur berarti

adanya kesesuaian antara fakta dan informasi yang disampaikan.

Kualitas Sekunder

Kualitas sekunder yang harus dimiliki informasi akuntansi adalah keberdayabandingan 

(comparability) dan konsistensi (consistency).

1)      Keberdayabandingan.  Informasi akuntansi akan lebih bermanfaat jika dapat

dibandingkan antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain dalam satu industri

(perbandingan horizontal) atau membandingkan perusahaan yang sama untuk periode yang

berbeda (perbandingan vertikal). Jadi diperlukan standar dan ukuran tertentu.

2)      Konsistensi.  Sebuah entitas  dikatakan konsisten dalam menggunakan standar

akuntansi apabila  mengaplikasikan perlakuan akuntansi (metode akuntansi) yang sama untuk

kejadian-kejadian serupa, dari periode ke periode.

Kendala-kendala.

Terdapat  dua kendala yang mempengaruhi tercapainya kualitas informasi seperti yang telah

dijelaskan, yaitu pertimbangan manfaat-biaya dan tingkat materialitas. Dua kendala lainnya

yang kurang dominan tapi merupakan bagian dari lingkungan pelaporan adalah praktek

industri dan konservatisme.

1)      Pertimbangan manfaat-biaya (cost-effectiveness). Untuk menghasilkan informasi yang

relevan,andal, berdaya banding, dan konsisten dibutuhkan biaya yang mahal. Oleh karena

biaya dan terutama manfaat tidak mudah diukur, maka mempertimbangkan hubungan

manfaat-biaya menjadi masalah

2)      Materialitas (materiality) berhubungan dengan dampak suatu item terhadap operasi

keuangan perusahaan secara keseluruhan. Suatu item akan dianggap material jika

pencantuman atau pengabaian item tersebut mempengaruhi atau mengubah penilaian seorang

pemakai laporan keuangan. Baik faktor-faktor kuantitatif maupun kualitatif harus

dipertimbangkan dalam menentukan apakan suatu item material atau tidak.

3)      Praktik industri.(industry practices) Sifat unik dari sejumlah industri  dan perusahaan

terkadang memerlukan penyimpangan dari teori dasar.

4)      Konservatisme (conservatism) berarti jika ragu, maka pilihlah solusi yang sangat kecil

kemungkinannya dalam menghasilkan penetapan laba dan aktiva yang terlalu tinggi. Tujuan

dari konvensi ini, jika diaplikasikan secara tepat adalah menyediakan pedoman yang paling

rasional dalam situasi sulit : jangan menyajikan angka laba bersih dan aktiva bersih yang

terlalu tinggi.

Elemen-elemen Laporan Keuangan.

SFAC No. 6 menetapkan sepuluh elemen utama laporan keuangan. Cakupannya bukan hanya

perusahaan yang berorientasi laba, tetapi juga organisasi nirlaba. Elemen-elemen laporan

keuangan bagi organisasi yang berorientasi laba meliputi 10 macam,  yaitu : aktiva,

kewajiban, ekuitas, investasi oleh pemilik, distribusi kepada pemilik, laba komprehensif,

pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian. Adapun bagi organisasi nirlaba ada 7 macam,

yaitu : aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian.

TINGKAT KETIGA : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

Tingkat ketiga kerangka konseptual terdiri dari konsep-konsep yang dipakai untuk

mengimplementasikan tujuan dasar dari tingkat pertama. Konsep-konsep ini menjelaskan

apa, kapan, dan bagaimana unsur-unsur serta kejadian keuangan harus diakui, diukur, dan

dilaporkan oleh sistem akuntansi.

Asumsi-Asumsi Dasar.

Asumsi-asumsi  menyediakan satu landasan bagi profesi akuntansi. Jadi, asumsi dasar

akuntansi adalah anggapan-anggapan yang digunakan oleh para akuntan agar akuntansi dapat

dipraktikkan.

a. Asumsi entitas ekonomi (economic entity assumption). Akuntansi memandang bahwa

perusahaan merupakan unit yang berdiri sendiri dan terpisah dari pihak-pihak yang memiliki

kepentingan (pemilik, kreditor, karyawan, dan lainnya).

b. Kesinambungan (going concern). Sebagian besar metode akuntansi di dasarkan pada

asumsi kelangsungan hidup yaitu perusahaan bisnis akan memiliki umur yang

panjang.pengalaman mengindikasikan bahwa, meskipun banyak mengalami kegagalan bisnis,

perusahaan dapat memiliki kelangsungan hidup yang panjang

c. Asumsi unit moneter ( monetary unit assumption). Akuntansi menggunakan unit moneter

sebagai alat pengukur suatu obyek atau aktivitas perusahaan dan menganggap nilai uang

adalah stabil dari waktu ke waktu.

d. Asumsi periodisitas (periodicity assumption). Cara yang paling akurat untuk mengukur

hasil operasi perusahaan adalah dengan mengukurnya pada saat perusahaan tersebut di

likuidasi. Namun, pengambil keputusan tidak bisa menunggu selama itu untuk menerima

informasi semacam itu. Asumsi periodisitas (periodicity assumption) atau periode waktu

menyiratkan bahwa aktivitas ekonomi sebuah perusahaan dapat di pisahkan dalam periode

waktu artifisial periode waktu ini bervariasi, tetapi yang paling umum yaitu secara bulanan,

kuartalan dan tahunan

Prinsip-Prinsip Dasar Akuntansi

a.      Biaya historis (historical cost). GAAP mewajibkan sebagian besar aktiva dan

kewajiban diperlakukan dan dilaporkan berdasarkan harga akuisisi. Kos(cost) memiliki

keunggulan yang penting dibandingkan penilaian yang lainnya yaitu dapat diandalkan.

b.    Pengakuan pendapatan. Pendapatan umumnya diakui jika (1) telah direalisasi atau

dapat direalisasikan dan (2) telah dihasilkan.

c.      Prinsip Penandingan (matching principle).  Beban  untuk suatu periode ditentukan

dengan mengaitkannya dengan pendapatan tertentu atau dengan periode tertentu.. Beban

diakui :

Þ    jika terdapat hubungan langsung atau sebab akibat dengan penjualan produk atau

penyerahan jasa,

Þ    pada periode terjadinya, yakni pada saat kas dikeluarkan jika tidak terdapat hub.

Langsung atau sebab akibat dengan penjualan produk atau jasa,

Þ    dengan alokasi yang sistematis dan rasional, jika butir 1 dan 2 tidak terpenuhi. Contoh:

depresiasi.

d.     Prinsip Pengungkapan Penuh (full disclosure principle)

Mengakui sifat dan jumlah informasi yang dimasukkan dalam laporan keuangan

mencerminkan trade off penilaian, seperti :

Þ    Hal-hal yang harus diungkapkan karena mempengaruhi keputusan pemakai

Þ    Kebutuhan untuk menyajikan secara penuh agar informasi dapat dipahami.

Catatan atas laporan keuangan umumnya ditujukan untuk memperkuat atau memperjelas pos-

pos yang disajikan dalam bagian utama laporan keuangan.

MASALAH-MASALAH DALAM KERANGKA KONSEPTUAL

FASB mencoba menunjukkan masalah-masalah konseptual terpenting yang berkaitan dengan

penetapan standar, yaitu :

Masalah 1 : Pandangan mengenai laba atau penghasilan mana yang harus digunakan?

Ada tiga (3) pandangan berbeda yang diidentifikasikan dalam penentuan laba atau

penghasilan (earnings) :

         Pandangan Aktiva/ Kewajiban atau Pandangan Neraca/Pandangan Pemeliharaan

Modal

Berpendapat bahwa pendapatan dan beban hanya berasal dari perubahan dalam aktiva dan

kewajiban. Pendapatan adalah peningkatan aktiva dan penurunan kewajiban sedangkan beban

adalah penurunan aktiva dan peningkatan kewajiban.

Beberapa peningkatan dan penurunan dalam aktiva bersih dikeluarkan dari definisi

penghasilan, yaitu, kontribusi modal, penarikan modal, koreksi atas pendapatan di periode-

periode lalu, serta keuntungan dan kerugian akibat pemilik (holding gains and losses)

         Pandangan Pendapatan/Beban atau Pandangan Laporan Laba Rugi/Pandangan

Penandingan

Berpendapat bahwa adanya pendapatan dan beban dihasilkan oleh adanya kebutuhan akan

penandingan yang tepat (proper matching). Laba pada dasarnya hanyalah selisih antara

pendapatan di satu periode dengan beban yang terjadi untuk memperoleh pendapatan

tersebut.

Penandingan, yang merupakan proses pengukuran fundamental dalam akuntansi terdiri atas :

1)      Pengakuan pendapatan atau waktu pengakuan melalui prinsip realisasi

2)      Pengakuan beban dengan tiga kemungkinan cara:

         Mengasosiasikan penyebab dan dampaknya, seperti harga pokok penjualan

         Alokasi yang sistematis dan rasional, seperti depresiasi (penyusutan)

         Pengakuan langsung, seperti biaya penjualan dan administrasi.

Pandangan pendapatan/beban terutama menekankan pengukuran penghasilan perusahaan, dan

bukannya kenaikan atau penurunan modal bersih. Aktiva dan kewajiban (termasuk yang

ditangguhkan), dianggap sebagai nilai sisa (residu) yang harus dibawa ke periode-periode di

masa depan untuk memastikan terjadinya penandingan yang tepat dan menghindari terjadinya

distorsi keuntungan.

         Pandangan Non-artikulasi

Didasarkan atas adanya kepercayaan bahwa artikulasi akan diikuti oleh redundansi

(pencatatan yang berlebihan) karena seluruh peristiwa yang dilaporkan di laporan laba rugi

juga dilaporkan di neraca, meski dari sudut pandang berbeda.

Pendapatan dan beban dapat mendominasi pengukuran penghasilan. Kedua laporan keuangan

tersebut memiliki keberadaan dan arti yang saling independen. Karenanya, dapat digunakan

skema-skema pengukuran yang berbeda untuk keduanya.

Salah satu contohnya dari pandangan non artikulasi ini adalah penggunaan metode LIFO di

laporan laba rugi dan FIFO di neraca.

Jika artikulasi dapat dibuktikan sebagai suatu hal yang tidak hanya dibutuhkan namun

ternyata juga menguntungkan, maka pilihan yang ada hanyalah antara pandangan

aktiva/kewajiban atau pandangan pendapatan/beban. Pilihan diantara kedua pandangan ini

tergantung pada pandangan yang mana yang merupakan proses pengukuran yang

fundamental :

1) Pengukuran atribut-atribut aktiva dan kewajiban dan perubahan-perubahannya

à Penghasilan hanya merupakan konsekuensi dan akibat dari perubahan-perubahan tertentu

dari aktiva dan kewajiban

2) Proses penandingan

à Perubahan yang terjadi dalam aktiva dan kewajiban hanyalah konsekuensi dan akibat dari

pendapatan dan beban.

à Telah mengarah dengan diakuinya hal-hal seperti “beban yang ditangguhkan”, “kredit yang

ditangguhkan”, dan “cadangan” dalam laporan posisi keuangan yang tidak mencerminkan

sumber daya ekonomi dan kewajiban namun diperlukan untuk memastikan adanya

penandingan dan penentuan laba dengan benar.

MASALAH 2-7 : DEFINISI

AKTIVA

Definisi aktiva dari beberapa pandangan

Pandangan Aktiva/Kewajiban

Menurut pandangan in, aktiva adalah sumber daya ekonomi dari sebuah perusahaan; mereka

mencerminkan keuntungan di masa depan yang diharapkan menimbulkan  arus kas masuk

bersih secara langsung maupun tidak langsung.

Sumber daya ekonomi sendiri antara lain :

1.      Sumber daya produktif perusahaan

2.      Hak-hak kontraktual untuk sumber daya produktif

3.      Produk

4.      Uang

5.      Klaim untuk menerima uang

6.      Kepemilikan saham di perusahaan lain

7.      Pandangan Pendapatan/Beban

Aktiva didefinisikan bukan hanya menurut pandangan aktiva saja, tapi juga hal-hal yang

tidak mencerminkan sumber daya ekonomi dan diperlukan untuk penandingan yang benar

dan penentuan laba.

Aktiva sebagai bagian dari “laporan sumber dan komposisi modal perusahaan”. Menurut

pandangan ini, aktiva membentuk “komposisi saat ini dari modal yang diinvestasikan”.

Karakteristik Umum Aktiva :

1)      Menggambarkan potensi arus kas yang akan diterima

2)      Keuntungan potensial yang diperoleh perusahaan

3)      Konsep legal dari harta kekayaan (properti) dapat mempengaruhi definisi akuntansi atas

aktiva.

4)      Dapat diperoleh di masa lalu atau dari transaksi atau peristiwa saat ini.

5)      Dapat dipertukarkan.

Dari uraian di atas, definisi yang diperlukan hendaknya mampu memenuhi generalisasi

penerapan yang diminta kerangka konseptual dan  memperhitungkan karakteristik berikut

ini :

         Aktiva hanya mencerminkan sumber daya ekonomi dan tidak termasuk “beban yang

ditangguhkan”

         Aktiva mencerminkan potensi arus kas bagi perusahaan

         Aktiva mencerminkan hak legal yang mengikat kepada keuntungan tertentu, hasil-hasil dari

masa lalu atau transaksi saat ini dan meliputi seluruh komitmen, seperti dalam kontrak

pelaksanaan

         Dapat dipertukarkan bukan merupakan karakteristik yang penting dari aktiva kecuali untuk

“beban yang ditangguhkan” agar tetap memasukkan semua yang tidak berwujud sebagai

aktiva dan tidak memasukkan beban yang ditangguhkan

KEWAJIBAN

  Pandangan Aktiva/Kewajiban

Kewajiban adalah keharusan perusahaan untuk mentransfer sumber daya ekonomi kepada

entitas lain di masa depan.

  Pandangan Pendapatan/Beban

Kewajiban juga kredit-kredit yang ditangguhkan dan cadangan tertentu yang tidak

mencerminkan kewajiban untuk mentransfer sumber daya ekonomi namun dibutuhkan untuk

prinsip penandingan yang benar dan penentuan laba.

  Pandangan yang timbul dari persepsi neraca

Kewajiban terdiri atas sumber modal dan meliputi kredit yang ditangguhkan serta cadangan

tertentu yang tidak mencerminkan kewajiban untuk mentransfer sumber daya ekonomi.

Karakteristik Umum Kewajiban :

1.      Pengorbanan sumber daya ekonomi di masa depan

2.      Mencerminkan tanggung jawab bagi satu perusahaan tertentu

3.      Kewajiban dapat dibatasi hanya berupa utang-utang sah (legal)

4.      Kewajiban terjadi dari transaksi atau peristiwa masa lalu atau yang terjadi saat ini

PENGHASILAN

  Pandangan Aktiva/Kewajiban

Peningkatan dari aktiva bersih perusahaan diluar beban-beban “modal”.

  Pandangan Pendapatan/Beban

Penghasilan diperoleh dari penandingan antara pendapatan dan keuntungan serta mungkin

pula dari keuntungan dan kerugian.

Setiap komponen dari penghasilan (penndapatan, beban, keuntungan, dan kerugian) dapat

didefinisikan sebagai berikut :

1) Pendapatan dan Beban

         Menurut pandangan aktiva/kewajiban, pendapatan didefinisikan sebagai peningkatan  aktiva

dan penurunan kewajiban yang tidak mempengaruhi modal.

Begitu pula beban, yang mencakup keuntungan dan kerugian, didefinisikan sebagai

penurunan aktiva atau peningkatan kewajiban yang timbul dari penggunaan sumber daya

ekonomi dan jasa selama satu periode tertentu.

         Menurut pandangan pendapatan/beban, pendapatan, mencakup keuuntungan dan kerugian

yang timbul dari penjualan barang dan jasa dan pertukaran aktiva selain dari persediaan,

bunga, dan dividen yang diperoleh dari investasi dan peningkatan-peningkatan lain dari

ekuitas pemilik selama satu periode diluar kontribusi dan penyesuaian modal.

Beban merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan pendapatan periode

tertentu.

2) Keuntungan dan Kerugian

         Menurut pandangan aktiva/kewajiban, keuntungan merupakan meningkatnya aktiva bersih di

luar peningkatan dari pendapatan atau perubahan modal.

Kerugian merupakan menurunnya aktiva bersih di luar penurunan dari beban atau perubahan

modal.

         Menurut pandangan pendapatan/beban, keuntungan merupakan kelebihan penerimaan diatas

harga perolehan dari aktiva  yang dijual.

Kerugian didefinisikan sebagai kelebihan di atas penerimaan yang dijual, dibuang, atau hancu

sebagian karena kecelakaan.

3) Hubungan antara penghasilan dan komponen-komponen

1.      Laba = Pendapatan – Beban + Keuntungan – Kerugian

2.      Laba = Pendapatan – beban

3.      Laba = Pendapatan (termasuk keuntungan) – beban (termasuk kerugian)

4) Akuntansi Akrual

Hal-hal yang mendasari konsep akuntansi akrual :

         Akrual adalah proses akuntansi yang mengakui peristiwa dan kejadian nonkas pada saat

mereka terjadi atau dengan kata lain pengakuan pendapatan dan peningkatan aktiva yang

berkaitan dengan pengakuan beban dan peningkatan kewajiban yang berkaitan dalam jumlah

tertentu yang diharapkan akan diterima atau dibayarkan, biasanya dalam bentuk kas di masa

depan.

         Penaggguhan adalah proses akuntansi yang mengakui penerimaan kas saat ini sebagai

kewajiban dan mengakui pembayaran kas saat ini sebagai aktiva dengan harapan akan terjadi

dampak di masa yang akan datang.

         Alokasi adalah proses akuntansi yang menempatkan jumlah tertentu menurut rencana atau

rumus tertentu.

         Amortisasi adalah proses akuntansi untuk secara sistematis memperkecil jumlah tertentu

melalui pembayaran ataupun penghapusan secara berkala.

         Realisasi adalah proses pengkonversian sumber daya dan hak-hak nin kas menjadi uang.

Realisasi paling tepat digunakan dalam pelaporan akuntansi dan keuangan untuk merujuk

kepada penjualan aktiva untuk mendapatkan sejumlah uang atau klaim atas sejumlah uang.

Pengakuan adalah proses pencatatan atauu pemasukan secara formal suatu hal dalam

rekeningg dan laporan keuangan perusahaan

KRITIK TERHADAP KERANGKA KONSEPTUAL :

Di Amerika berbagai kritik ditujukan terhadap proyek kerangka konseptual bahwasanya

perkembangan berjalan agak lambat. Dua pendekatan yang digunakan dalam analisis adalah :

         Kerangka konseptual seharusnya merupakan pendekatan ilmiah yang mampu membenarkan

observasi berdasarkan logika dan bukti empiris

         Pedekatan yang dipusatkan pada pemilihan tindakan yang dianggap paling baik berdasarkan

nilai-nilai professional

BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren yang

terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan

bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari

akuntansi keuangan dan laporan keuangan

Tujuan dari pelaporan keuangan menurut SFAC NO. 1 (Statement of Financial

Accounting Concepts) :

Pelaporan keuangan memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor dan kreditor, dan

pemakai lainnya dalam mengambil keputusan investasi, kredit dan yang serupa secara

rasional. Informasi tersebut harus bersifat comprehensive bagi mereka yang memiliki

pemahaman yang rasional tentang kegiatan bisnis dan ekonomi dan memiliki kemauan untuk

memelajari informasi dengan cara yang rasional..

KARAKTERISTIK KUALITATIF DAN ELEMEN LAPORAN KEUANGAN

1)      Karakteristik Kualitatif dari Informasi

FASB dalam SFAC NO. 2,  karakteristik kualitatif dimaksudkan untuk memberikan kriteria

dasar dalam memilih :

         alternatif metode akuntansi dan pelaporan keuangan

         persyaratan peng-ungkapan (disclosure)

Kegunaan bagi pengambilan keputusan, dari dua yang terpenting, lalu sekunder dan yang

lainnya :

         Relevansi dan Reliability, berkaitan dengan : timeliness, predictive value dan feedback value

         Comparability dan Consistency, yang merupakan kualitas sekunder

         Cost – benefit dan Materiality , merupakan kriteria untuk mengakui informasi akuntansi

2)      Element laporan keuangan dalam sfac no.3, terdiri dari :

         Aktiva (assets)

         Hutang (liabilities)

         Ekuitas (equity)

         Investasi oleh pemilik (investment by owners)

         Distribusi pada pemilik (distribution to owners)

         Laba komprehensive  (comprehensive income)

         Pendapatan (revenue)

         Biaya (expenses)

         Keuntugan (gains)

         Kerugian (losses)

3)      Pengakuan dan pengukuran.   Dalam SFAC NO. 5 dibedakan antara laba periodik

(earning) dan laba komprehensif (comprehensive income).

B.     SARAN

Kerangka Konseptual dan Pelaporan Keuangan merupakan hal penting yang sangat

perlu dipelajari dalam memahami Teori Akuntansi, oleh karena itu marilah kita tingkatkan

pengetahuan dan pemahaman kita agar mampu mengaplikasikan dalam dunia praktek

nantinya.