2
Gagal ginjal menunbulkan konsekuensi yang luas. Ekskresi urin serta klirens zat-zat sisa dan kelebihan elektrolit dan plasma sangat penting untuk mempertahankan homeostasis. Jika fungsi kedua ginjal terganggu sampai pada titik ketika keduanya tidak mampu menjalankan fungsi regulatorik dan ekskretoriknya untuk mempertahankan homeostasis, dikatakan terjacli gagal ginjal (renal failure). Gagal ginjal memiliki berbagai penyebab, yang sebagian terjadi di bagian tubuh lain dan mengenai ginjal secara sekunder. Penyebab-penyebab tersebut antara lain adalah (1) organisme infeksius, balk yang bersifat hematogen atau masuk ke saluran kemih melalui uretra; (2) bahan toksik, misalnya timbal, arsen, pestisida, atau bahkan pemakaian aspirin dosis tinggi jangka panjang; (3) respons imun yang menyimpang, misalnya glomerulonefritis, yang kadang-kadang timbul setelah infeksi streptokokus di tenggorokan pada saat kompleks antigen-antibodi yang menimbulkan respons peradangan merusak mengendap di glomerulus (lihat .h. 381z); (4) hambatan aliran urin akibat adanya batu ginjal, tumor, atau pembesaran kelenjar prostat, dengan tekanan balik yang menurunkan fihrasi glomerulus dan merusak jaringan ginjal; dan (5) insufisiensi pasokan darah ginjal yang menyebabkan gangguan tekanan filtrasi. Yang terakhir mi dapat terjadi sekunder akibat gangguan sirkulasi, misalnya gagal jantung, perdarahan, syok, atau penyempitan dan pengerasan arteri-arteri ginjal akibat ateroskierosis. Walaupun kelainan-kelainan tersebut asalnya berbedabeda, hampir semuanya dapat menyebabkan kerusakan nefron. Glomerulus dan tubulus mungkin terpengaruh secara independen atau keduanya mungkin mengalami gangguan fungsi. Apapun penyebabnya, gagal ginjal dapat bermanifestasi sebagai gagal ginjal akut, yang ditandai oleh awitan mendadak dan penurunan cepat pembentukan urin sampai produksi urin kurang dan jumlah minimum per han (sekitar 500 ml), atau gagal ginjal kronik, yang ditandai oleh penurunan fungsi ginjal yang lambat, progresif, dan samar (insidious). Orang dapat meninggal akibat gagal ginjal akut, atau kelainan mi dapat reversibel dan berakhir dengan pemulihan sempurna. Sebaliknya, gagal gmnjal kronik tidak reversibel. Destruksi jaringan ginjal yang permanen dan gradual pada akhirnya menyebabkan

Sherwood

  • Upload
    dhiney

  • View
    5

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sherwood

Citation preview

Gagal ginjal menunbulkan konsekuensi yang luas

Gagal ginjal menunbulkan konsekuensi yang luas.

Ekskresi urin serta klirens zat-zat sisa dan kelebihan elektrolit dan plasma sangat penting untuk mempertahankan homeostasis. Jika fungsi kedua ginjal terganggu sampai pada titik ketika keduanya tidak mampu menjalankan fungsi regulatorik dan ekskretoriknya untuk mempertahankan homeostasis, dikatakan terjacli gagal ginjal (renal failure). Gagal ginjal memiliki berbagai penyebab, yang sebagian terjadi di bagian tubuh lain dan mengenai ginjal secara sekunder. Penyebab-penyebab tersebut antara lain adalah (1) organisme infeksius, balk yang bersifat hematogen atau masuk ke saluran kemih melalui uretra; (2) bahan toksik, misalnya timbal, arsen, pestisida, atau bahkan pemakaian aspirin dosis tinggi jangka panjang; (3) respons imun yang menyimpang, misalnya glomerulonefritis, yang kadang-kadang timbul setelah infeksi streptokokus di tenggorokan pada saat kompleks antigen-antibodi yang menimbulkan respons peradangan merusak mengendap di glomerulus (lihat .h. 381z); (4) hambatan aliran urin akibat adanya batu ginjal, tumor, atau pembesaran kelenjar prostat, dengan tekanan balik yang menurunkan fihrasi glomerulus dan merusak jaringan ginjal; dan (5) insufisiensi pasokan darah ginjal yang menyebabkan gangguan tekanan filtrasi. Yang terakhir mi dapat terjadi sekunder akibat gangguan sirkulasi, misalnya gagal jantung, perdarahan, syok, atau penyempitan dan pengerasan arteri-arteri ginjal akibat ateroskierosis.

Walaupun kelainan-kelainan tersebut asalnya berbedabeda, hampir semuanya dapat menyebabkan kerusakan nefron. Glomerulus dan tubulus mungkin terpengaruh secara independen atau keduanya mungkin mengalami gangguan fungsi. Apapun penyebabnya, gagal ginjal dapat bermanifestasi sebagai gagal ginjal akut, yang ditandai oleh awitan mendadak dan penurunan cepat pembentukan urin sampai produksi urin kurang dan jumlah minimum per han (sekitar 500 ml), atau gagal ginjal kronik, yang ditandai oleh penurunan fungsi ginjal yang lambat, progresif, dan samar (insidious). Orang dapat meninggal akibat gagal ginjal akut, atau kelainan mi dapat reversibel dan berakhir dengan pemulihan sempurna. Sebaliknya, gagal gmnjal kronik tidak reversibel. Destruksi jaringan ginjal yang permanen dan gradual pada akhirnya menyebabkan kematian. Gagal ginjal kronik bersifat samar karena hampir 75% jaringan ginjal dapat dihancurkan sebelum gangguan fungsi ginjal terdeteksi. Karena besarnya cadangan fungsi gmnjal, 25% dan jaringan ginjal sudah cukup untuk menjalankan semua fungsi regulatorik dan ekskretorik ginjal yang esensial. Namun, dengan kurang dan 25% jaringan fungsional ginjal yang tersisa, insufisiensi ginjal akan tampak. Gagal ginjal terminal timbul apabila 90% fungsi gmnjal hilang.

Kita tidak akan membahas berbagai stadium dan gejala yang disebabkan oleh bermacam-macam penyakit ginjal, tetapi Tabel 14-5, yang meningkaskan kosenkuensikonsekuensi gagal ginjal, akan memberi Anda gambaran mengenai luasnya efek yang ditimbulkan oleh gangguan gmjal. Luasnya pengaruh tersebut tentu tidak mengherankan, karena peran sentral gmnjal dalam mempertahankan homeostasis. Jika ginjal tidak mampu mempertahankan lingkungan internal normal, terjadi gangguan aktivitas sel yang luas pada akhirnya dapat menimbulkan gangguan